Anda di halaman 1dari 35

TUGAS

PRAKTEK PERENCANAAN DI INDONESIA

(Minahasa Utara)

Dosen : Raymond D.CH. Tarore, ST., MT

Nama Kelompok

Grinaldi Dame 14021105110

Eka Pamekas 14021105035

Dryon Taluke 14021105105

Aprian Tjew 14021105090

Revel Rompas 14021105028

Mursid T Kasman 14021105099

Jordy Rybawange 14021105009

Stefandi tamon 14021105027

FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN ARSITEKTUR

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

UNIVERSITAS SAM RATULANGI


1.1 Latar Belakang

Laporan Data dan Analisa pada prinsipnya merupakan gabungan dari 2 (dua) buku yaitu ; Buku
Kompilasi Data dan Buku Analisis Rencana. Laporan ini merupakan bagian dari serangkaian
Buku Laporan yang dihasilkan dari pekerjaan penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Minahasa Utara 2011 - 2031.

Laporan Fakta dan Analisis berisi data-data hasil sigi (survey) sekunder maupun primer dan
analisis yang disajikan secara sistematis analitis dalam bentuk deskripsi, tabel, gambar, peta dan
diagram. Sajian tersebut menggambarkan rona wilayah perencanaan Kabupaten Minahasa Utara
dan terbagi dalam kelompok aspek ; kebijakan pembangunan dan spasial, fisik, sosial, ekonomi,
kelembagaan dan keuangan daerah.

Kegiatan kompilasi data dan analisis merupakan tahap yang penting dalam suatu rangkaian
kegiatan perencanaan, mengingat data merupakan masukan dasar bagi kegiatan analisis.
Sedangkan analisis merupakan pertimbangan utama dalam penyusunan rencana pada tahap
selanjutnya.

1.2 Maksud dan Tujuan

Maksud dan Tujuan penyusunan Buku Laporan Fakta dan Analisis adalah untuk memilih,
mengelompokkan dan mentabulasi data sesuai dengan kebutuhan analisis dan sebagai masukan
dalam merumuskan rencana tata ruang.

1.3 Ikhtisar Liputan Data dan Analisis

Untuk lebih memudahkan kegiatan analisis, dalam buku ini, data tentang rona wilayah
perencanaan dikelompokkan ke dalam 5 (lima) bagian. Bagian-bagian tersebut adalah :

1. Gambaran Umum Kebijakan Pembangunan yang berpengaruh terhadap Kabupaten Minahasa


Utara yang akan membahas tentang :

a) Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional

b) Rencana Tata Ruang Pulau Sulawesi

c) Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Sulawesi Utara


d) Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Sulawesi Utara tahun 2011 -
2031

e) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Provinsi Sulawesi Utara tahun 2005 - 2010

f) Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten Minahasa Utara

g) Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Minahasa Utara

h) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Minahasa Utara

i) Rencana Tata Ruang Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu (KAPET) Manado –


Bitung

j) Rencana Tata Ruang Kawasan Metropolitan BIMINDO ( terdiri dari Bitung – Minahasa
Utara – Tondano - Tomohon – Manado )

k) Rencana Tata Ruang Daerah Aliran Sungai (DAS) Tondano

l) Issues Pokok Pengembangan Kabupaten Minahasa Utara

m) Rencana tata Ruang Kabupaten/Kota Berbatasan.

2. Rona Awal Perkembangan Fisik Wilayah yang meliputi :

a) Fisik Dasar

b) Keanekaragaman Hayati dan Lingkungan Hidup

c) Pemanfaatan Ruang, Prasarana dan Sarana

d) Transportasi

3. Rona Awal dan Perkembangan Sosial Wilayah yang meliputi :

a) Sosial Kependudukan

b) Sosial Budaya

c) Sosial Ekonomi

4. Rona Awal dan Perkembangan Ekonomi Wilayah yang meliputi :

a) Struktur Ekonomi

b) Pertumbuhan Ekonomi

c) Perkembangan Kinerja Sub Sektor Ekonomi


d) Sektor dan Komoditas Unggulan

e) Pendapatan Regional Perkapita

f) Investasi

5. Rona Administrasi Pembangunan dan Keuangan Daerah yang meliputi :

a) Struktur Organisasi Kelembagaan Pemerintahan di Daerah

b) Keuangan Daerah

c) Sistem Perencanaan Pembangunan

Sementara untuk lebih memudahkan perumusan rencana, maka kegiatan analisis dikelompokkan
menjadi 8 (delapan) bagian yaitu :

1. Analisis Makro Wilayah yang meliputi :

a) Kebijakan Pembangunan Sektoral dan Spasial

b) Implikasi Spasial Kebijakan Pembangunan Daerah

c) Peran dan Fungsi Kabupaten Minahasa Utara dalam Konteks Perekonomian Wilayah

2. Analisis Fisik Wilayah yang meliputi :

a) Kesesuaian Lahan dan Perairan

b) Penggunaan Lahan

c) Ketersediaan Air

d) Kawasan Rawan Bencana Alam

3. Analisis Kecenderungan Sosial Wilayah

a) Proyeksi Jumlah Penduduk

b) Kecenderungan Dinamika Masyarakat

c) Aspirasi Masyarakat dalam Pembangunan Daerah

4. Analisis Struktur Tata Ruang dan Prasarana-Sarana Wilayah yang meliputi :

a) Hirarki, Fungsi dan Jangkauan Pusat Pelayanan


b) Identifikasi Kawasan Strategis Kabupaten

c) Kebutuhan Prasarana Dasar

d) Kebutuhan Sarana Dasar

5. Analisis Transportasi wilayah

a) Tingkat Aksesibilitas Wilayah

b) Kebutuhan Pengembangan Transportasi

6. Analisis Kecenderungan dan Pengembangan Ekonomi Wilayah yang meliputi :

a) Pergeseran Sektor Ekonomi

b) Keterkaitan dengan Perekonomian Provinsi Sulawesi Utara

c) Proyeksi Perkembangan Ekonomi

d) Potensi Investasi

7. Analisis Kebutuhan Ruang Pengembangan

a) Pengembangan Kehutanan

b) Pengembangan Pertanian

c) Pengembangan Non Pertanian

8. Analisis Administrasi Pembangunan Daerah

a) Kelembagaan Penataan Ruang

b) Kemampuan Pembiayaan Pembangunan

Kedudukan tahapan kompilasi data dan analisis dalam rangkaian kegiatan penyusunan RTRW
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2011 - 2031 dapat dilihat pada Gambar 1.1.

1.4 Sistematika Pembahasan

Laporan Fakta dan Analisis Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Minahasa
Utara 2009 – 2029 akan terdiri dari 5 (lima) bab dengan sistematika pembahasan sebagai berikut
BAB I PENDAHULUAN

Berisi ; Latar belakang, maksud dan, ikhtisar liputan data dan analisis, sistematika pembahasan.

BAB II TINJAUAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DAERAH

Berisi ; Arahan Draft Revisi RTRW Nasional untuk Sulawesi Utara, Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Provinsi Sulawesi Utara, Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang Wilayah
Provinsi Sulawesi Utara, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Minahasa Utara,
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota yang berbatasan, issues pokok Kabupaten
Minahasa Utara.

BAB III GAMBARAN UMUM KABUPATEN MINAHASA UTARA

Berisi ; Rona fisik dasar, sosial kependudukan, budaya dan ekonomi, keanekaragaman hayati,
pemanfaatan ruang dan prasarana-sarana wilayah, ekonomi wilayah, dan administrasi
pemerintahan dan keuangan daerah.

BAB IV ANALISIS KECENDERUNGAN DAN PENGEMBANGAN WILAYAH

Berisi ; Analisis makro wilayah, fisik wilayah, sosial budaya dan sosial ekonomi, struktur tata
ruang dan prasarana-sarana, transportasi, kecenderungan dan pengembangan ekonomi,
kebutuhan ruang pengembangan dan kemampuan administrasi dan pembiayaan pembangunan.

BAB V RANCANGAN VISI DAN STRATEGI PENGEMBANGAN WILAYAH

Berisi ; Rancangan visi pengembangan ekonomi wilayah dan pengembangan tata ruang wilayah
Kabupaten Minahasa Utara, serta strategi pengembangan ekonomi wilayah dan tata ruang
wilayah Kabupaten Minahasa Utara.
BAB II

TINJAUAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DAERAH

DAN ISSUE POKOK KABUPATEN MINAHASA UTARA

Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional

Pada sub bab ini hanya akan disarikan Draft Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional yang dibuat
Badan Koordinasi Tata Ruang Nasional (BKTRN), merupakan revisi dari Rencana Tata Ruang
Wilayah Nasional sesuai dengan PP No. 47 Tahun 1997, khususnya untuk wilayah Provinsi
Sulawesi Utara, terutama yang berkaitan arahan Kawasan Lindung Nasional, Kawasan Andalan
Nasional.

A. Kawasan Lindung Nasional

Kawasan Lindung Nasional yang ditetapkan di Provinsi Sulawesi Utara terdiri atas ; Taman
Nasional (TN), Taman Nasional Laut (TNL), Cagar Alam (CA), Suaka Marga Satwa (SM),
Taman Wisata (TW), dan Taman Buru (TB) seperti Tabel 2.1 berikut :

No Nama Kawasan Lindung Lokasi Luas (Ha)


1 TN. Bogani Nani Wartabone Sulawesi Utara 287.115

2 TNL. Bunaken Sulawesi Utara 89.065

3 CA. Gunung Ambang Sulawesi Utara 8.638

4 CA. Dua Saudara Sulawesi Utara 4.299

5 CA. Tangkoko Batuangus Sulawesi Utara 3.196

6 SM. Gunung Manembo-Nembo Sulawesi Utara 6.500

7 TW. Pulau Padamarang Sulawesi Utara 36.000


No Nama Kawasan Lindung Lokasi Luas (Ha)
8 TB. Karakelang Utara & Selatan Sulawesi Utara 24.669

B. Kawasan Andalan

Kawasan Andalan di Sulawesi Utara diusulkan di 2 lokasi, dengan sektor unggulan terdiri atas
pertanian tanaman pangan, perkebunan, kehutanan, perikanan, pertambangan, industri, dan
pariwisata seperti dalam Tabel 2.2 berikut.

SEKT KAWASAN KOTA DALAM WS BAND


PROVINSI /
OR ANDALAN KAWASAN YANG PELABU AR
N KAWASAN UNGG LAUT YANG MELA HAN UDAR
O ANDALAN ULAN TERKAIT YANI A

PKN PKW

SULAWESI Bitung Sam


UTARA

1 Kw. Manado perikan Kw. Andalan PERKO Tomoho S. Tagulanda Ratulan


dsk an laut Laut. Bunaken TAAN n Ranoja ng gi/
dsk Manado po
- Bitung

pariwis Sektor Melang S. Manad


ata Unggulan: uane Niman o
ga
(P)

industri -Perikanan Tahuna


(P)

Pertamb -Pariwisata
a

ngan

Kw. Andalan
Laut. Batutoli
dsk
SEKT KAWASAN KOTA DALAM WS BAND
PROVINSI /
OR ANDALAN KAWASAN YANG PELABU AR
N KAWASAN UNGG LAUT YANG MELA HAN UDAR
O ANDALAN ULAN TERKAIT YANI A

PKN PKW

Sektor
Unggulan:

-Perikanan

-Pertambangan

-Pariwisata

2 Kw. Dumoga- tanama Kotamob S.


Kotamobagu n agu Onggo
dsk pangan k

( Bolaang perkebu Dumog


Mongondow) nan a

C. Kawasan Strategis Nasional

Kawasan Strategis Nasional yang dikemukakan disini dicuplik dari materi presentasi Peninjauan
Kembali Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Sulawesi Utara 2008 – 2028 yang disusun
Bappeda Provinsi Sulawesi Utara.

Kawasan Strategis Nasional yang terdapat di Provinsi Sulawesi Utara terdiri atas :

Kawasan Strategis Nasional fungsi pertahanan/keamanan negara meliputi :

o Kawasan perbatasan dengan Philipina (Kabupaten Sangihe dan Kabupaten Talaud)

o Basis militer

Basis Yon Armed di Lalow, Lolak

Basis Yonif 712 di Manado


Basis Kompi Kavaleri Serbu di Ilo-ilo, Wori (Minahasa Utara)

Basis Kompi Senapan di Mokupa, Amurang, Kotamobagu (Minahasa Selatan)

Lapangan tembak di Noongan (Minahasa)

Basis Denzipur di Maumbi, Kalawat (Minahasa Utara)

Lantamal Bitung (Bitung)

Lanal Tahuna (Sangihe)

Pos AL di Pulau Perbatasan (Talaud)

Lanud Sam Ratulangi (Manado)

Kawasan Strategis Nasional fungsi pertumbuhan ekonomi

o Kapet Manado – Bitung

Kawasan Strategis Nasional fungsi pendayagunaan sumber daya alam

o Area panas bumi Lahendong – Tompaso (Minahasa, Tomohon)

o Area panas bumi Gunung Ambang (Bolaang Mongondow)

Kawasan Strategis Nasional fungsi dan daya dukung lingkungan hidup

o DAS Tondano

o TN (Laut) Bunaken (Manado, Minahasa Utara)

o TN Dumoga Bone (Bolaang Mongondow)

o CA Lokon (Minahasa, Tomohon)

o CA Tangkoko-Batu Angus (Bitung)

o CA Gunung Dua Saudara (Bitung)

o CA Gunung Ambang (Bolaang Mongondow)

o CA Pulau Mangarang (Talaud)

o SM Manembo-nembo (Minahasa)
Kebijakan Pembangunan Provinsi Sulawesi Utara

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Provinsi Sulawesi Utara 2005 – 2010

Pada sub bab ini akan dikemukakan rencana pembangunan daerah yang dicuplik dari Dokumen
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Sulawesi Utara 2005 – 2010
(Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Utara No. 4 Tahun 2005), terutama yang berkaitan dengan
visi, misi, kebijakan pembangunan ekonomi, kebijakan terkait dengan penataan ruang.

Rencana Sistem Jaringan Transportasi

Jaringan jalan di wilayah Kota Bitung yang bersambungan dengan jaringan jalan di wilayah
Kabupaten Minahasa Utara adalah :

o Jalan Bebas Hambatan (Rencana Pengembangan) Manado – Bitung melewati Girian –


Danowudu – Apela – Kumersot dengan Panilih dan seterusnya di Kecamatan Dimembe
Kabupaten Minahasa Utara

o Jalan Arteri yang menghubungkan Kota Bitung dengan Kota Manado melewati Girian
dengan Watudambo – Kauditan – Airmadidi – Kolongan – Maumbi (Kabupaten Minahasa Utara)
merupakan Jalan Nasional

o Jalan Kolektor menghubungkan Girian dengan Tanjung Merah dengan Watudambo


(Kecamatan Kauditan Kabupaten Minahasa Utara)

o Jalan Lokal yang menghubungkan Danowudu – Apela – Kumersot – dengan Klabat -


Panilih (Kecamatan Dimembe Kabupaten Minahasa Utara)

o Jalan Lokal yang menghubungkan Desa Tinerungan Kecamatan Bitung Utara dengan
Desa Pinenek dan Rinondoran (Kecamatan Likupang Timur Kabupaten Minahasa Utara).

RTRW Kabupaten Minahasa

Pada bagian ini akan dikemukakan tentang RTRW Kabupaten Minahasa 2004 – 2014 (Perda
Kabupaten Minahasa No. 24 Tahun 2004) yang menyangkut Rencana Pola Ruang Wilayah,
Rencana Sistem Jaringan Transportasi khususnya pada Kecamatan Tombuluan, Tondano Utara
dan Kombi yang berbatasan dengan Kecamatan Kalawat, Airmadidi, Kauditan dan Kema
Kabupaten Minahasa Utara.
Rencana Pola Ruang Wilayah

 Wilayah Kecamatan Tombuluan yang berbatasan langsung dengan wilayah Kecamatan


Kalawat Kabupaten Minahasa Utara direncanakan ruangnya untuk pengembangan
Kawasan Budidaya pertanian intensif, Kawasan Budidaya Pertanian dengan
memperhatikan tindakan konservasi tanah & air serta pelestarian lingkungan hidup,
Kawasan Penyangga.
 Wilayah Kecamatan Tondano Utara yang berbatasan langsung dengan wilayah
Kecamatan Airmadidi Kabupaten Minahasa Utara direncanakan ruangnya untuk
pengembangan Kawasan Budidaya pertanian intensif, Kawasan penyangga dan Kawasan
proteksi hutan yang memerlukan pelindungan tingkat mutlak, serta Kawasan Budidaya
terbatas.
 Wilayah Kecamatan Kombi yang berbatasan langsung dengan wilayah Kecamatan Kema
Kabupaten Minahasa Utara direncanakan ruangnya untuk pengembangan Kawasan
Budidaya pertanian dengan memperhatikan tindakan konservasi tanah & air serta
pelestarian lingkungan hidup, Kawasan penyangga, Kawasan proteksi hutan yang
memerlukan pelindungan tingkat mutlak serta Kawasan Budidaya terbatas. (Gambar 2.5),

Rencana Sistem Jaringan Transportasi

Jaringan jalan di wilayah Kabupaten Minahasa yang bersambungan dengan jaringan jalan di
wilayah Kabupaten Minahasa Utara adalah :

 Jalan Arteri (rencana pengembangan) menyusur pesisir selatan Kecamatan Kombi yang
akan berhubungan dengan jalan yang menyusur pesisir selatan Kecamatan Kema
Kabupaten Minahasa Utara.
 Jalan kolektor (eksisting) di Kecamatan Tondano Utara yang berhubungan dengan ruas
jalan Batas Minahasa – Airmadidi di Kecamatan Airmadidi merupakan jalan kewenangan
propinsi.
 Jalan Kolektor Sekunder (eksisting) yang menghubungkan Tondano – Kombi di
kecamatan Kombi yang akan berhubungan dengan ruas jalan kabupaten di Kecamatan
Kema Kabupaten Minahasa.

6 Issue Pokok Pembangunan Kabupaten Minahasa Utara

Issue pokok berikut ini disajikan untuk memberikan fokus perhatian terhadap masalah-masalah
penting yang bersifat strategis yang perlu diperhatikan di dalam penyusunan RTRW Kabupaten
Minahasa Utara.

1.Pariwisata
a. Potensi pariwisata yang belum dikelola secara optimal

b. Peningkatan manajemen kepariwisataan

c. Peningkatan sarana dan prasarana kepariwisataan

2. Pengembangan Kawasan Strategis

a. Pengembangan kawasan pendukung KEK

b. Pengembangan pelabuhan Munte (Likupang Barat) dan Kema

3. Pertanian dan Agroindustri

a. Pengembangan kawasan Agroindustri

b. Pengembangan kawasan Agropolitan dan Minapolitan

c. Pengembangan produk-produk turunan kelapa dan perikanan

d. Kurangnya pengembangan komoditas pertanian yang dibutuhkan oleh pasar domestik


maupun pasar mancanegara

e. Kurangnya pengembangan berbagai komoditas unggul yang terdapat di daerah

f. Konversi/alih fungsi lahan pertanian produktif menjadi kawasan terbangun


mengakibatkan menurunnya luasan lahan pertanian produktif.

4. Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Pulau-pulau Kecil

a. Belum optimalnya pengelolaan sumber daya wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil

b. Pengembangan pulau terluar (Pulau Mantehage)

c. Kerusakan ekosistem pesisir laut akibat : pengambilan terumbu karang, penebangan


bakau, penangkapan ikan illegal dan pemanfaatan sumberdaya laut lainnya tanpa memperhatikan
lingkungan

5. Kerusakan dan Pencemaran Lingkungan

a. Kerusakan hutan lindung dan hutan produksi


b. Masih luasnya lahan kritis akibat peladangan liar dan pembalakan liar.

c. Menurunnya Kualitas dan Kuantitas air tanah dan air permukaan

d. Penurunan kualitas dan kuantitas air di DAS Likupang dan Tondano

e. Kerusakan lingkungan akibat penambangan liar (illegal mining)

f. Pencemaran akibat limbah pertanian, rumah tangga dan penambangan liar

g. Kurangnya pelaksanaan pengelolaan dan monitoring dampak lingkungan hidup dalam


pelaksanaan pembangunan

6. Rawan Bencana Alam

a. Terdapatnya 2 jalur sesar (Sesar Manado Bitung dan Sesar Likupang) sehingga sering terjadi
gempa bumi

b. Banjir di daerah-daerah dataran rendah

c. Air pasang di daerah pesisir dan kepulauan

d. Tanah longsor

7. Masalah Sosial dan Budaya

a. Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT)

b. Perdagangan Perempuan dan Anak (Trafficking)

c. Perjudian (Sabung ayam dan kartu)

d. Kekerasan akibat konsumsi minuman keras


BAB III

GAMBARAN UMUM

KABUPATEN MINAHASA UTARA

Letak Geografis dan Batas Wilayah

abupaten Minahasa Utara yang secara geografis terletak pada 01o 17’ 15”– 01o 53’ 18,5” LU
dan 124o 43’ 51” – 125o 10’ 37,7” BT merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Minahasa di
Propinsi Sulawesi Utara, berdasarkan UU No. 33 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten
Minahasa Utara di Provinsi Sulawesi Utara, dengan batas-batas wilayah sebagai berikut (Gambar
3.1):

Sebelah Utara : Laut Sulawesi, Kabupaten Kepulauan Siau – Tagulandang – Biaro

Sebelah Timur : Kecamatan Bitung Utara, Bitung Barat (Kota Bitung),Laut Maluku

Sebelah Selatan : Kecamatan Kombi, Tondano Utara (Kabupaten Minahasa)

Sebelah Barat : Kecamatan Tomboluan, Tondano Utara (Kabupaten Minahasa),


Kecamatan Tikala, Mapanget, Bunaken (Kota Manado)

Administrasi

Kabupaten Minahasa Utara dengan daratan seluas 1.059,244 Km2 terbagi atas 10 wilayah
kecamatan, yang terdiri dari 118 unit desa dan 6 unit kelurahan. Berdasarkan Pasal 7 UU No. 33
Tahun 2003 Ibukota Kabupaten Minahasa Utara ditetapkan di Airmadidi (Tabel 3.1 dan Gambar
3.2).

Tabel 3.1

Pembagian Wilayah Administrasi

Kabupaten Minahasa Utara


Luas *
Letak Kantor
No Kecamatan Desa Kelurahan
Kecamatan
(Km2)

1 Wori 90.704 19 0 Wori

2 Likupang Barat 124,289 18 0 Serey

3 Likupang Timur 290,841 15 0 Likupang I

4 Dimembe 166,433 11 0 Dimembe

5 Talawaan 82,508 12 0 Talawaan

6 Kauditan 108,202 12 0 Kauditan I

7 Kema 78,755 10 0 Kema II

8 Airmadidi 86,660 3 6 Airmadidi Atas

9 Kalawat 39,031 12 0 Kawangkoan

10 Likupang Selatan 11,821 7 0 Kokoleh

Kab. Minahasa Utara 1.059,244 118 6 Airmadidi

Tata Guna Hutan

A. Fungsi Kawasan Hutan

Kawasan hutan di Kabupaten Minahasa Utara terdiri atas 3 fungsi yaitu :

Hutan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam

Hutan Lindung

Hutan Produksi Terbatas

Hutan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam terdiri atas :

Taman Nasional Bunaken di P. Mantehage dan P. Paniki, P. Lidah, P. Lima, P.


Pananggalan, P. Naen

Hutan Lindung terdiri atas :

Hutan Lindung Gunung Klabat

Hutan Lindung Gunung Lembean


Hutan Lindung Gunung Saoan I

Hutan Lindung Gunung Saoan II

Hutan Lindung Gunung Wiau

Hutan Lindung Gunung Tumpa

Hutan Lindung Gunung Pulisan

Hutan Lindung P. Bangka

Hutan Bakau Pantai

Hutan Produksi Terbatas terdiri atas :

Hutan Produksi Terbatas Gunung Saoan

Hutan Produksi Terbatas Gunung Wiau

Hutan Produksi Terbatas P. Talise

Hutan Produksi Terbatas P. Bangka ( Lihat Tabel 3.29 dan Gambar 3.17)

Tabel

Luas Kawasan Hutan

Kabupaten Minahasa Utara

No Fungsi Hutan Luas (Ha) Prosentase (%)

1 Hutan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam 2.470,95 8,62

2 Hutan Lindung 16.493,77 57,57

3 Hutan Produksi Terbatas 9.684,62 33,80

Jumlah 28.649,34 100,00

Kondisi Kawasan Hutan

Tutupan lahan kawasan hutan berdasarkan citra landsat Agustus 2005 memperlihatkan bahwa
kawasan hutan di wilayah Kabupaten Minahasa Utara mengalami kerusakan akibat kegiatan
masyarakat. Luas hutan yang masih berupa tutupan lahan hutan mencapai 16.923,99 Ha atau
sekitar 57,61 %. Sedangkan sisanya telah berubah menjadi tutupan lahan non hutan yang
mencapai

Tabel

Komposisi Sebaran Hutan dan Tutupan Lahan

di Kabupaten Minahasa Utara

No Fungsi Hutan Total (Ha) Prosentase (%)


1 Hutan 16.923,99 57,61
2 Non Hutan 12.452,49 42,39
Jumlah 29.376,48 100

Sarana Sosial Ekonomi Wilayah

 Sarana Pendidikan

Sarana pendidikan di Kabupaten Minahasa Utara sudah tersebar merata di berbagai wilayah
Kecamatan yang ada. Sarana pendidikan tersebut terdiri dari Sekolah Dasar, Sekolah Menengah
Pertama dan Sekolah Menengah Atas, baik yang berupa sekolah yang berstatus sebagai sekolah
negeri ataupun swasta.

Berikut data-data mengenai keberadaan sarana pendidikan dan sebarannya di Kabupaten


Minahasa Utara ( tabel 3.31)

Tabel

Jumlah Sarana Pendidikan Kabupaten Minahasa Utara

Tahun 2009

SD SMP Jumlah
N SMA
Kecamatan
o
Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta SD SMP SMA

1 Airmadidi 12 8 3 3 1 1 20 6 2

2 Kauditan 10 14 2 4 1 2 24 6 3
3 Dimembe 10 12 2 3 1 - 22 5 1

4 Wori 14 8 3 3 1 1 22 6 2

5 Likupang Timur 17 12 5 7 1 2 29 12 3

6 Likupang Barat 13 12 3 6 - 2 25 9 2

7 Kema 13 5 2 4 - 3 18 6 3

8 Kalawat 10 4 3 2 1 2 14 5 3

9 Talawaan 10 8 3 2 - 1 18 5 1

10 Likupang Selatan

JUMLAH 109 83 26 34 6 14 192 60 20

Berdasarkan tabel 3.31 di atas dapat dilihat bahwa keberadaan dan sebaran sarana pendidikan di
Kabupaten Minahasa Utara sudah cukup merata di setiap Wilayah Kecamatan. Hampir seluruh
Kecamatan memiliki sarana pendidikan hingga tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) baik
negeri maupun swasta, kecuali di beberapa Kecamatan seperti : Likupang Barat, Kema dan
Talawaan yang masih belum memiliki SMA yang berstatus Negeri. Selain itu terdapat pula
beberapa Perguruan Tinggi di antaranya adalah Universitas Klabat, Sekolah Tinggi Alkitab dan
Akademi Keperawatan Baramuli yang semuanya terdapat di Kecamatan Airmadidi.

 Kesehatan

Sarana pelayanan kesehatan di Kabupaten Minahasa Utara terdiri dari Rumah Sakit, 10
Puskesmas, 33 Puskesmas Pembantu (Pustu), 30 Pondok Bersalin Desa (Polindes) dan 37 Pos
Kesehatan Desa (Poskesdes). Sarana-sarana pelayanan kesehatan tersebut tersebar di berbagai
desa di 10 Kecamatan yang ada di Kabupaten Minahasa Utara. Khusus untuk Rumah Sakit baru
tersedia di Kecamatan Airmadidi saja, yaitu : RSUD Walanda Maramis, RS Hermana dan RS
GMIM.Berikut tabel mengenai jumlah sarana pelayanan kesehatan di Kabupten Minahasa Utara
sampai dengan pertengahan tahun 2009.

Tabel
Jumlah Sarana Kesehatan Kabupaten Minahasa Utara

Tahun 2009

No Kecamatan RS Puskesmas Pustu Polindes Puskesdes Jumlah

1 Kema 1 4 3 1 9

2 Kauditan 1 1 2 1 5

3 Airmadidi 3 1 2 2 1 9

4 Kalawat 1 1 - 5 7

5 Dimembe 1 5 5 4 15

6 Talawaan 1 4 4 3 12

7 Wori 1 5 3 6 15

8 Likupang Barat 1 3 6 8 18

9 Likupang Timur 1 5 4 6 16

10 Likupang Selatan 1 4 2 2 9

JUMLAH 3 10 34 31 37 115

 Perdagangan
Berdasarkan survey di lapangan sentra perdagangan di Kabupaten Minahasa Utara tersebar di
beberapa Wilayah Kecamatan yang meliputi pasar tradisional, pertokoan dan warung-warung
yang menyediakan kebutuhan sehari-hari atau mingguan bagi penduduk setempat. Salah satu
lokasi pasar tradisional yang cukup besar dan ramai terdapat di Pasar Airmadidi Kecamatan
Airmadidi. Meskipun

pasar tradisional tersebut hanya ada 3 (tiga) kali dalam seminggu, yaitu hari Selasa, Kamis dan
Sabtu namun cukup dapat menyediakan kebutuhan pokok masyarakat sehari-hari yang meliputi
kebutuhan sandang dan pangan. Sedangkan untuk lokasi pertokoan juga banyak terdapat di
sepanjang jalan Arnold Mononutu Kecamatan Airmadidi, di Kecamatan Kalawat, Jalan By Pass
Kecamatan Kauditan. Sedangkan untuk Wilayah Kecamatan yang terpencil seperti Wori,
Likupang Barat dan Timur, Talawaan, Dimembe dan Kema relatif belum terdapat pertokoan
tetapi hanya ada pasar-pasar tradisional kecil dan warung-warung yang melayani skala
lingkungan atau desa.
Karena masih terbatasnya keberadaan pasar-pasar yang menyediakan kebutuhan-kebutuhan
masyarakat, maka orientasi masyarakat di Kabupaten Minahasa Utara mengarah ke pusat-pusat
perdagangan di Kota Manado dan Bitung

 Peribadatan

Sarana peribadatan di Kabupaten Minahasa Utara didominasi oleh Gereja, baik Gereja Protestan
maupun Geraja Katolik. Hal ini disebabkan karena mayoritas penduduk di Kabupaten Minahasa
Utara menganut agama Kristen. Jumlah Gereja di Kabupaten Minahasa Utara sebanyak 492 unit
Gereja Protestan dan 52 unit Gereja Katolik. Sedangkan Masjid dan Surau sebagai sarana
peribadatan umat Islam berjumlah 50 Masjid dan 9 Surau. Seluruh sarana peribadatan tersebut
tersebar di hampir semua Kecamatan di Kabupaten Minahasa Utara, kecuali di Kecamatan
Talawaan yang tidak terdapat Masjid dan Surau. Sementara itu untuk sarana peribadatan bagi
umat Hindu dan Budha yaitu berupa Pura dan Vihara masih belum terdapat di Kabupaten
Minahasa Utara ini.Berikut data mengenai jumlah dan sebaran sarana peribadatan di Kabupaten
Minahasa Utara.

Tabel

Jumlah Sarana Peribadatan Kabupaten Minahasa Utara

Tahun 2009

No Kecamatan Gereja Gereja Masjid Surau Total


Protestan Katolik

1 Kema 26 3 2 3 34

2 Kauditan 43 9 8 2 62

3 Airmadidi 67 4 4 1 76

4 Kalawat 44 7 6 1 58

5 Dimembe 53 7 5 - 65

6 Talawaan 52 5 3 - 60

7 Wori 75 5 8 - 88

8 Likupang Barat 50 4 8 1 63

9 Likupang Timur
82 8 6 1 96
10 Likupang Selatan
No Kecamatan Gereja Gereja Masjid Surau Total
Protestan Katolik

Jumlah 492 52 50 9 594

Prasarana Energi dan Kelistrikan

Pembangunan instalasi pembangkit listrik merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
pembangunan secara keseluruhan, karena kebutuhan akan tenaga listrik sejalan dengan
meningkatnya aktivitas dan kesejahteraan penduduk. Listrik digunakan oleh masyarakat untuk
banyak hal, baik dalam kapasitasnya sebagai kebutuhan rumah tangga, maupun untuk usaha
perekonomian, sosial, budaya dan lainnya. Tersedianya tenaga listrik secara memadai
selanjutnya diharapkan akan mendorong tumbuhnya suasana kondusif bagi berbagai aktivitas
sosial dan ekonomi masyarakat serta mendorong pertumbuhan dan perkembangan ekonomi.

Energi listrik yang terdapat di Kabupaten Minahasa Utara ini pada umumnya dihasilkan dari
pembangkit listrik tenaga air. Prasarana energi meliputi pelayanan terhadap kebutuhan energi
dan kelistrikan bagi kegiatan permukiman, produksi, jasa dan pemerintahan serta sentra kegiatan
sosial ekonomi budaya lainnya. Adapun pembangkit listrik yang ada di wilayah Kabupaten
Minahasa Utara dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel

Pembangkit Listrik di Kabupaten Minahasa Utara

No Pembangkit Kapasitas (Mw) Lokasi

1 PLTA Tonsea Lama 14.38 Desa Tanggari

2 PLTA Tanggari I 18 Desa Tanggari

3 PLTA Tanggari II 19 Desa Tanggari

4 PLTA Sawangan 17.5 Desa Sawangan

5 PLTA Airmadidi – Sukur 10 Desa Sukur

6 PLTD Likupang 10 Kec. Likupang

Jumlah 88.88
Prasarana Telekomunikasi

Pelayanan prasarana telekomunikasi dan pos di Kabupaten Minahasa Utara dikelola oleh PT.
Telkom. Pelayanan telekomunikasi di wilayah ini pada umumnya sudah dapat menjangkau
seluruh Kabupaten. Jaringan tersebut terlihat di tepi jalan. Pelayanan publik dapat berupa sentra
telepon umum maupun dalam bentuk wartel (warung telekomunikasi). Lokasi telepon umum
menyebar di sepanjang tepi jalan utama, baik yang berdiri sendiri maupun yang terdapat pada
bangunan-bangunan umum. Sarana Telekomunikasi yang ada dengan kapasitas terpasang 4.296
SST dan jumlah pelanggan sebanyak 4.296 SST. Khusus untuk Kecamatan Kema dan Kauditan,
pelayanan telekomunikasinya dilayani oleh Kota Bitung. Di Kabupaten Minahasa Utara terdapat
beberapa tower telepon GSM diantaranya tower Telkomsel sebanyak 7 unit, tower Pro-xl 5 unit
dan tower Indosat 4 unit. Selain itu terdapat 2 buah stasiun radio yang masing-masing terdapat di
Kecamatan Airmadidi dan Kecamatan Kalawat. Peningkatan fungsi Kabupaten Minahasa Utara
di masa yang akan datang menuntut akan perkembangan pelayanan sektor telekomunikasi, hal
ini adalah sebuah tantangan dan peluang bagi penyedia jasa telekomunikasi untuk dapat
menyediakan dan melayani permintaan sambungan baru sesuai dengan peningkatan kebutuhan
penduduk dan kegiatan ekonomi dan sosial di Kabupaten Minahasa Utara. Selain prasarana
telekomunikasi terdapat pula prasarana Pos untuk pengiriman surat dan paket yang terdiri atas 4
unit kantor pos yang beroperasi di Kecamatan Airmadidi, Kauditan, Dimembe dan Likupang
Timur.

Prasarana Sumber Daya Air

Air Bersih

Masyarakat di Kabupaten Minahasa Utara masih mengandalkan pada penyediaan mandiri


dengan memanfaatkan sumur gali / sumur pantek. Air baku dari sumber tersebut relatif mudah
didapat, mengingat kondisi vegetasi tutupan lahan masih terjaga. Minahasa Utara sangat kaya
dengan kawasan lindung maupun konservasi sehingga pasokan terhadap air baku relatif masih
baik dan kondisinya masih terjaga.

Untuk tetap menjaga keberlangsungan pasokan air baku dari kedua sumber tersebut, perlu
diupayakan kelestarian lingkungan dari kerusakan akibat pemanfaatan yang tidak terkontrol.
Untuk beberapa lokasi yang merupakan konsentrasi permukiman seperti di Kalawat, Likupang
dan Ibukota Airmadidi diupayakan untuk dipenuhi penyediaan air bersih dengan sistem terpusat
dengan menggunakan sistem perpipaan PDAM. Pengguanaan sistem terpusat dengan jaringan
pipa dapat mengurangi eksploitasi penggunaan air tanah secara tidak terkontrol.

Sumber air baku yang ada di wilayah Kabupaten Minahasa utara dapat dilihat pada tabel berikut
:
Tabel 3.35

Sumber Air Baku

Kabupaten Minahasa Utara

No Sumber Air Baku Potensi (m3/det)

1 Sungai Tondano 300

2 Sungai Sawangan 200

3 Sungai Talawaan 150

4 Sungai Likupang 80

5 Mata Air Airmadidi 50

6 Mata Air Tatelu – Klabat 20

7 Mata Air Wori 10

8 Mata Air Minawerot 10

Prasarana Transportasi

Penyediaan prasarana transportasi secara garis besar bisa digambarkan pada tabel prasarana
transportasi sebagai berikut :

Tabel 3.42

Prasarana Transportasi

Moda Kategori Prasarana

Jalan Nasional Manado – Airmadidi – Bitung


Moda Kategori Prasarana

Propinsi Manado – Likupang – Bitung – Airport –


Penyeberangan Utama Pelabuhan laut Munte (Likupang Timur)
Dimembe – Sukur – Airmadidi – Tondano
Laut Diusahakan Likupang

Utama Bandara Sam Ratulangi yang letaknya diperbatasan

Militer Kabupaten
Bandara Minahasa/Utara
Sam Ratulangi Manado
Udara
Perintis Bandara Sam Ratulangi / Manado

Khusus Bandara Sam Ratulangi / Manado


 Jaringan Jalan

Sistem transportasi akan mampu memperlancar kegiatan pembangunan di suatu daerah. Sektor
trasportasi dalam proses pembangunan ekonomi, memiliki nilai foreward linkage yang tinggi,
yang mampu memacu perkembangan sektor-sektor Iainnya. Salah satu bagian dari pembangunan
sektor transportasi adalah penyediaan jalan

Prasarana jalan dan jembatan di Kabupaten Minahasa Utara terdiri dari jalan negara, jalan
provinsi dan jalan kabupaten. Panjang jalan negara adalah 143,59 km di jalur pantai utara dan
pantai selatan serta jalan utama Manado – Bitung. Jalan provinsi sepanjang 174.98 km,
sedangkan jalan kabupaten sepanjang 289 km. Kondisi jalan kabupaten belum semuanya diaspal.
Jalan kabupaten yang kondisinya baik baru sekitar 35 prosen sehingga perlu penanganan
peningkatan jalan.

Tabel 3.44

Prasarana Jalan Kabupaten Minahasa Utara

No Prasarana Jalan Panjang Jalan (Km)

1 Jalan Negara 143.59

2 Jalan Provinsi 174.98

3 Jalan Kabupaten 400

Gambaran jaringan prasarana transportasi Kabupaten Minahasa Utara disampaikan dalam bentuk
peta pada gambar peta ruas jalan Kabupaten Minahasa utara berikut ini.
Fungsi, Kelas dan Kondisi Jalan

Fungsi, kelas dan kondisi jalan di Kabupaten Minahasa Utara dapat diperlihatkan pada tabel
klasifikasi prasarana jalan berikut ini :

Tabel 3.45

Data Kelas Jalan Kabupaten Minahasa Utara

No Ruas Status Kelas

1 Maumbi – Airmadidi - Watudambo Nasional III

2 Tondano – Airmadidi – Likupang – Wori - Airport Propinsi III

3 Wori – Likupang – Bitung Propinsi III

4 Antar Kecamatan Kabupaten IV

Tabel 3.46

Kondisi Jalan

Kabupaten Minahasa Utara

No. Panjang Baik

No. Ruas Nama Ruas Ruas (Km)

1 04 Paniki Atas - Maumbi 3.90 3.90


2 05 Paniki Bawah - Kolongan 3.50 3.50

3 07 Lapangan - Mapanget 2.20 2.20

4 08 Batu - Kuala Batu 4.00 4.00

5 09 Kolongan - ST. Laikit 3.60 3.60

6 10 Tatelu – Klabat 9.80 5.00

7 12 Kokole – Werot 9.50 6.50

8 13 Warisa – Ponto 5.10 0.50

9 15 Wusa – Patokaan 3.80 3.50

10 26 Kolongan - Kawangkoan - Sampiri 10.00 7.50

11 27 Sawangan - Sampiri 5.00 2.50

12 75 Sawangan - Lembean 9.90 -

13 78 Maen - Spt. Rondor 8.20 -

14 103 Sonsilo – Ehe 2.70 -

15 104 Tanah Putih - Paputungan 2.40 -

16 116 Dalam Kota Kauditan 6.00 2.00

17 122 Dalam Kota Airmadidi 25.00 13.00

18 124 Dalam Kota Tatelu 4.00 4.00

19 125 Dalam Kota Likupang 4.00 3.00

20 126 Dalam Kota Wori 2.00 2.00

21 137 Tatelu - Kolongan 4.80 1.50

22 138 Kema I - Manembo Nembo 6.20 -

23 148 Talawaan - Warisa 10.80 9.50

24 183 Talawaan Bantik- Talawaan Atas 2.00 2.00

25 204 Spt. Pinilih - Spt. Klabat 3.00 1.00

26 213 Spt. Kabima - Kabima 2.70 -

27 216 Spt. Kauditan - Tontalete 2.00 2.00


28 217 Spt. Watudambo - Kema I 3.00 3.00

29 224 Wusa - Winetin - Tumbohon 5.00 1.50

30 227 Warisa – Teep 5.00 4.00

31 241 Teep – Lumpias 11.00 -

32 242 Teep – Palaes 6.00 -

33 243 Ponto – Pantai 1.50 -

34 244 Kokole - Pinenek 20.00 -

35 245 SPT. Paputungan-Kualamati-Termaal 3.00 -

36 246 Sonsilo – Pantai 1.00 -

37 247 Maen – Paradise 0.60 -

38 248 Marinsow - Tanjung Pulisan 5.00 2.00

39 249 Kawangkoan - Sampiri 6.00 -

40 250 Matungkas - ASABRI 7.00 7.00

41 251 SPT. ASABRI - Paniki Atas 3.00 3.00

42 252 Laikit - Paniki Atas 6.50 1.50

43 253 Maumbi-Perum Maumbi-Watutumou 2.50 2.50

44 254 Maumbi Indah - Watutumou 2.00 -

45 255 Airmadidi Atas - Matungkas 8.00 -

46 256 Lembean - Marawas 15.00 -

47 257 Kema - Batu Nona 1.50 -

48 258 Kuwil – Perkamil 4.50 -

49 259 Keleosan - Kembes 5.00 -

50 260 Dalam Kota Kema 6.00 5.00

51 261 Dalam Kota Kawangkoan 5.00 2.00

52 262 Dalam Kota Serei 2.00 -

53 263 Wori - Kima Bajo 2.30 2.30


54 264 Lansa – Teep 4.50 -

55 265 Mapanget - Winetin 4.00 -

56 266 Paniki Atas - Kolongan 4.00 -

57 267 Kolongan - Winetin 4.00 -

58 268 Kolongan-Spt. Kolongan Tetempangan 3.00 -

59 269 Watutumou - Kawangkoan 3.00 -

60 270 By Pass - Minawerot 5.80 1.00

61 271 Kaima – Lansot 15.00 -

62 272 Warukapas - Kelutai 3.80 0.40

63 273 Dimembe – Tetei 2.80 -

64 274 Dalam Kota Talawaan 6.50 -

65 275 Dalam Kota Kokole 3.00 -

66 276 Pinenek - Kuala Kabur 1.50 -

67 277 Watudambo - Tendeki 4.50 0.25

68 278 Watudambo - Spt. Tanjung Merah 1.00 -

69 279 Suwaan - Matungkas 3.75 1.00

70 280 Matungkas - Spt. Matungkas 4.60 0.60

71 281 Matungkas - Pinilih 12.00 -

72 282 Maen - Pantai Surabaya 0.75 0.75

Likupang I-Likupang Kampung


73 283 Ambong 2.00 -

74 284 Kokole I – Winuri 1.00 -

75 285 Rinondoran - Winuri 8.00 -

76 286 Wori - Kampung Menara 5.00 -

77 287 Talawaan Atas - Wusa 3.00 -

400.00 120.50
Lokasi dan Kondisi Pelabuhan Laut / Pelabuhan Rakyat

Lokasi pelabuhan yang ada di Kabupaten Minahasa Utara


terdapat di Kecamatan Likupang Timur dan Kecamatan Kema.
Untuk pelabuhan-pelabuhan lokal tersebut telah ditempatkan
armada perintis secara tetap di samping armada lokal yang
menghubungkan pesisir pantai daerah ini. Pelabuhan rakyat di
Likupang digunakan untuk melayani penyeberangan ke Pulau
Gangga, Pulau Bangka dan Pulau Talise.

Kondisi pelabuhan tersebut statusnya pada saat ini masih dalam status diusahakan. Pengelola
pelabuhan Likupang dikelola oleh UPT sedangkan Pelabuhan Perikanan Kema dikelola oleh
Kabupaten. Pembangunan Regional / Nusantara penumpang dan penyeberangan yang berlokasi
di Munte Kecamatan Likupang Barat akan menggantikan Pelabuhan Bitung sebagai pelabuhan
penumpang.

Rencana Pengembangan Pelabuhan

No Lokasi Jenis Pelabuhan Keterangan


1. Likupang Pelabuhan Laut Peningkatan
2. Munte Pelabuahan Ferry Penyelesaian Akhir
3. P. Mantehage Dermaga Tambat (Pelengsengan) Dalam Rencana
4. P. Naen Dermaga Tambat (Pelengsengan) Dalam Rencana
5. P. Gangga Dermaga Tambat (Pelengsengan) Dalam Rencana
6. P. Bangka Dermaga Tambat (Pelengsengan) Dalam Rencana
7. P. Talise Dermaga Tambat (Pelengsengan) Dalam Rencana
BAB V

RANCANGAN KONSEP DAN STRATEGI

PENGEMBANGAN WILAYAH

Tujuan Penataan Ruang Wilayah

ujuan penataan ruang wilayah Kabupaten Minahasa Utara adalah :

a. Terselenggaranya pemanfaatan ruang yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan sesuai


dengan kemampuan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup serta kebijakan
pembangunan nasional dan daerah

b. Terselenggaranya pengaturan pemanfaatan ruang kawasan lindung dan kawasan budidaya dan
kawasan strategis

c. Terwujudnya keterpaduan dalam penggunaan sumber daya alam dan sumber daya buatan
dengan memperhatikan sumber daya manusia

d. Terwujudnya kehidupan masyarakat yang sejahtera

Rancangan Konsep Pengembangan Wilayah

Konsep pengembangan wilayah Kabupaten Minahasa Utara hingga akhir tahun perencanaan
pada dasarnya terdiri atas konsep pengembangan ekonomi wilayah, serta konsep pengembangan
tata ruang wilayah. Pengembangan ekonomi wilayah pada dasarnya adalah inti dari perencanaan
wilayah. Sedangkan pengembangan tata ruang wilayah pada hakekatnya adalah menempatkan
kegiatan ekonomi pada ruang-ruang kawasan dalam wilayah, sesuai potensi dan kendala
pengembangannya.

Konsep Pengembangan Ekonomi Wilayah

Konsep pengembangan ekonomi wilayah Kabupaten Minahasa Utara yang diusulkan hingga
jangka waktu 20 tahun mendatang adalah :

Pengembangan agroindustri dan komoditas pertanian unggulan dan andalan sebagai leading
sector dan sektor perdagangan dan jasa sektor sebagai supporting sector sebagai penggerak
pembangunan daerah dalam rangka pelaksanaan KAPET Manado – Bitung maupun kerjasama
ekonomi regional BIMP-EAGA, maupun AFT

Konsep Pengembangan Tata Ruang Wilayah

Konsep pengembangan struktur ruang dan dan pola ruang wilayah Kabupaten Minahasa Utara
yang diusulkan hingga jangka waktu 20 tahun mendatang adalah (Gambar 5.1) :

Pelestarian kawasan lindung untuk mempertahankan fungsi keseimbangan ekologi wilayah,


pemanfaatan dan pengendalian kawasan budidaya secara optimal, serasi, selaras, seimbang dan
berkelanjutan bagi kegiatan ekonomi dan sosial budaya para pemangku kepentingan,
pengembangan kota kecamatan sebagai pusat pelayanan kegiatan sub-regional dan lokal dengan
memperhatikan jangkauan pelayanan dan potensi serta kendala wilayah belakangnya, yang
didukung oleh sistem jaringan prasarana wilayah (transportasi, energi dan kelistrikan,
telekomunikasi, sumber daya air) yang handal, serta dilengkapi dengan kawasan-kawasan
strategis untuk pengembangan fungsi tertentu.

Rancangan Strategi Pengembangan Wilayah

Strategi pengembangan wilayah pada hakekatnya adalah cara atau upaya untuk yang harus
dilakukan dalam rangka mewujudkan konsep pengembangan wilayah. Strategi pengembangan
wilayah di sini akan dititik beratkan pada 2 hal utama sesuai dengan konsep pengembangan
wilayah, yaitu, strategi pengembangan ekonomi wilayah dan strategi pengembangan tata ruang
wilayah.

Strategi Pengembangan Ekonomi Wilayah


Strategi pengembangan yang dirumuskan untuk lebih mewujudkan konsep pengembangan
ekonomi wilayah Kabupaten Minahasa Utara adalah sebagai berikut :

• Optimalisasi keunggulan fungsi dan peran geo-ekonomi Kabupaten Minahasa Utara di


Provinsi Sulawesi Utara sebagai wilayah pendukung utama dalam konteks menunjang
pengembangan Kawasan Strategis Nasional KAPET Manado – Bitung.

• Pengembangan sub sektor tanaman pangan dengan komoditas unggulan jagung dan komoditas
andalan padi sawah, tanaman horltikultura dengan komoditas unggulan pisang dan komoditas
andalan rambutan, mangga dan tanaman hias.

• Pengembangan sub sektor perkebunan dengan komoditas unggulan kelapa serta komoditas
andalan cengkeh dan pala serta industri pengolahannya (agro-industri) sebagai sektor prioritas.

• Pengembangan sub sektor peternakan dengan komoditas unggulan sapi dan komoditas andalan
babi.

• Pengembangan sub sektor perikanan tangkap (ikan pelagis besar, ikan palagis kecil, ikan
demersal, ikan karang, udang, lobster dan cumi-cumi) dan perikanan budidaya (rumput laut,
kerang mutiara, teripang, kerang hijau)

• Pengembangan industri pengolahan berdasarkan pohon industri berbahan baku komoditas


unggulan dan komoditas andalan.

• Memperkuat struktur ekonomi wilayah yang berbasis ekonomi kerakyatan dengan


memanfaatkan seoptimal mungkin potensi sumber daya alam yang dimiliki.

• Peremajaan tanaman kelapa rakyat yang sudah tidak produktif.

• Menumbuh-kembangkan usaha kecil menengah dan koperasi sebagai bagian pengembangan


agroindustri.

• Mengembangkan industri rakyat / rumah tangga dalam pengolahan hasil kelapa,

• Pengembangan kegiatan-kegiatan ekonomi yang telah ada beserta kegiatan-kegiatan ekonomi


ikutannya (forward linkage).-

• Meningkatkan peran KUD sebagai lembaga ekonomi mikro di tingkat desa.

• Memberikan insentif bagi pengusaha yang melakukan kerjasama kemitraan dengan koperasi/
kelompok masyarakat.

• Menyiapkan profil peluang investasi di bidang agroindustri bagi investor

• Menyiapkan paket regulasi yang cukup akomodatif dan atraktif untuk mengundang investor.
• Mempersingkat waktu proses perijinan investasi

• Menyiapkan perangkat insentif bagi investor di bidang agroindustri.

• Kerjasama dengan pihak Kadinda/BKPMD Sulawesi Utara maupun Badan Pengelola KAPET
Manado - Bitung dalam mempromosikan peluang investasi di Kabupaten Minahasa Utara.

• Membuat jaringan kerjasama pemasaran dengan Kamar Dagang dan Industri (Trade and
Industrial Chamber) dari negara-negara BIMP-EAGA

• Menggali PADS berupa pajak daerah dan retribusi daerah sebagai sumber pembiayaan
pembangunan daerah sebagai penjabaran Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004.

Strategi Pengembangan Tata Ruang Ruang Wilayah

Strategi yang dirumuskan untuk mewujudkan dan menjabarkan konsep pengembangan struktur
dan pola ruang wilayah Kabupaten Minahasa Utara di atas adalah :

Memantapkan kawasan lindung sebagai penjabaran dari alokasi kawasan lindung


berdasarkan arahan dalam rencana tata ruang yang lebih tinggi (RTRW Provinsi Sulawesi
Utara).

Peningkatan nilai ekonomi ruang kawasan budidaya dengan pengembangan kegiatan


ekonomi berdasarkan kesesuaian potensi, permintaan (demand) investasi dan kendala serta
limitasi pengembangannya.

Peningkatan fungsi Kota ; Airmadidi, sebagai pusat pelayanan kegiatan sub regional
serta Likupang sebagai pusat pelayanan kegiatan lokal (PKL) untuk mendukung pengembangan
potensi ekonomi sosial wilayah belakang.

Penataan dan pengembangan kawasan-kawasan strategis kabupaten kepentingan


pertumbuhan ekonomi untuk memacu perkembangan wilayah sekitarnya.

Meningkatkan aksesibilitas (transportasi dan komunikasi) baik antar wilayah maupun


intra wilayah.

Pembagian perwilayahan pengembangan yang berorientasi pada pemanfatan potensi


sumberdaya pertanian dalam arti luas di wilayah belakang (hinterland).
Peningkatan fungsi Ibukota kecamatan sebagai pusat orientasi kegiatan sosial ekonomi
dalam konteks sub regional dan lokal.

Peningkatan kabupaten untuk meningkatkan aksesibilitas pada intra dan antar


Kecamatan.

Mendukung pembangunan jalan tol Manado – Bitung untuk mengurangi tekanan lalu
lintas regional pada jalan dalam kota dan mendukung pengembangan KAPET Manado - Bitung.

Pembukaan permukiman transmigrasi lokal pada lokasi yang berpotensi pengembangan


pertanian tanaman pangan lahan basah.

Pelestarian kawasan berfungsi lindung khususnya Hutan Lindung Klabat, Hutan Lindung
Gunung Tumpa, Hutan Lindung Gunung Saoan Hutan Lindung Gunung Wiau untuk menjaga
keseimbangan ekologi wilayah

Identifikasi kegiatan agroindustri yang dapat menimbulkan dampak penting terhadap


lingkungan hidup.

Penguatan kelembagaan dan peraturan daerah yang berkaitan dengan pencegahan


pencemaran lingkungan hidup.

Anda mungkin juga menyukai