(Minahasa Utara)
Nama Kelompok
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN ARSITEKTUR
Laporan Data dan Analisa pada prinsipnya merupakan gabungan dari 2 (dua) buku yaitu ; Buku
Kompilasi Data dan Buku Analisis Rencana. Laporan ini merupakan bagian dari serangkaian
Buku Laporan yang dihasilkan dari pekerjaan penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Minahasa Utara 2011 - 2031.
Laporan Fakta dan Analisis berisi data-data hasil sigi (survey) sekunder maupun primer dan
analisis yang disajikan secara sistematis analitis dalam bentuk deskripsi, tabel, gambar, peta dan
diagram. Sajian tersebut menggambarkan rona wilayah perencanaan Kabupaten Minahasa Utara
dan terbagi dalam kelompok aspek ; kebijakan pembangunan dan spasial, fisik, sosial, ekonomi,
kelembagaan dan keuangan daerah.
Kegiatan kompilasi data dan analisis merupakan tahap yang penting dalam suatu rangkaian
kegiatan perencanaan, mengingat data merupakan masukan dasar bagi kegiatan analisis.
Sedangkan analisis merupakan pertimbangan utama dalam penyusunan rencana pada tahap
selanjutnya.
Maksud dan Tujuan penyusunan Buku Laporan Fakta dan Analisis adalah untuk memilih,
mengelompokkan dan mentabulasi data sesuai dengan kebutuhan analisis dan sebagai masukan
dalam merumuskan rencana tata ruang.
Untuk lebih memudahkan kegiatan analisis, dalam buku ini, data tentang rona wilayah
perencanaan dikelompokkan ke dalam 5 (lima) bagian. Bagian-bagian tersebut adalah :
e) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Provinsi Sulawesi Utara tahun 2005 - 2010
j) Rencana Tata Ruang Kawasan Metropolitan BIMINDO ( terdiri dari Bitung – Minahasa
Utara – Tondano - Tomohon – Manado )
a) Fisik Dasar
d) Transportasi
a) Sosial Kependudukan
b) Sosial Budaya
c) Sosial Ekonomi
a) Struktur Ekonomi
b) Pertumbuhan Ekonomi
f) Investasi
b) Keuangan Daerah
Sementara untuk lebih memudahkan perumusan rencana, maka kegiatan analisis dikelompokkan
menjadi 8 (delapan) bagian yaitu :
c) Peran dan Fungsi Kabupaten Minahasa Utara dalam Konteks Perekonomian Wilayah
b) Penggunaan Lahan
c) Ketersediaan Air
d) Potensi Investasi
a) Pengembangan Kehutanan
b) Pengembangan Pertanian
Kedudukan tahapan kompilasi data dan analisis dalam rangkaian kegiatan penyusunan RTRW
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2011 - 2031 dapat dilihat pada Gambar 1.1.
Laporan Fakta dan Analisis Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Minahasa
Utara 2009 – 2029 akan terdiri dari 5 (lima) bab dengan sistematika pembahasan sebagai berikut
BAB I PENDAHULUAN
Berisi ; Latar belakang, maksud dan, ikhtisar liputan data dan analisis, sistematika pembahasan.
Berisi ; Arahan Draft Revisi RTRW Nasional untuk Sulawesi Utara, Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Provinsi Sulawesi Utara, Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang Wilayah
Provinsi Sulawesi Utara, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Minahasa Utara,
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota yang berbatasan, issues pokok Kabupaten
Minahasa Utara.
Berisi ; Rona fisik dasar, sosial kependudukan, budaya dan ekonomi, keanekaragaman hayati,
pemanfaatan ruang dan prasarana-sarana wilayah, ekonomi wilayah, dan administrasi
pemerintahan dan keuangan daerah.
Berisi ; Analisis makro wilayah, fisik wilayah, sosial budaya dan sosial ekonomi, struktur tata
ruang dan prasarana-sarana, transportasi, kecenderungan dan pengembangan ekonomi,
kebutuhan ruang pengembangan dan kemampuan administrasi dan pembiayaan pembangunan.
Berisi ; Rancangan visi pengembangan ekonomi wilayah dan pengembangan tata ruang wilayah
Kabupaten Minahasa Utara, serta strategi pengembangan ekonomi wilayah dan tata ruang
wilayah Kabupaten Minahasa Utara.
BAB II
Pada sub bab ini hanya akan disarikan Draft Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional yang dibuat
Badan Koordinasi Tata Ruang Nasional (BKTRN), merupakan revisi dari Rencana Tata Ruang
Wilayah Nasional sesuai dengan PP No. 47 Tahun 1997, khususnya untuk wilayah Provinsi
Sulawesi Utara, terutama yang berkaitan arahan Kawasan Lindung Nasional, Kawasan Andalan
Nasional.
Kawasan Lindung Nasional yang ditetapkan di Provinsi Sulawesi Utara terdiri atas ; Taman
Nasional (TN), Taman Nasional Laut (TNL), Cagar Alam (CA), Suaka Marga Satwa (SM),
Taman Wisata (TW), dan Taman Buru (TB) seperti Tabel 2.1 berikut :
B. Kawasan Andalan
Kawasan Andalan di Sulawesi Utara diusulkan di 2 lokasi, dengan sektor unggulan terdiri atas
pertanian tanaman pangan, perkebunan, kehutanan, perikanan, pertambangan, industri, dan
pariwisata seperti dalam Tabel 2.2 berikut.
PKN PKW
Pertamb -Pariwisata
a
ngan
Kw. Andalan
Laut. Batutoli
dsk
SEKT KAWASAN KOTA DALAM WS BAND
PROVINSI /
OR ANDALAN KAWASAN YANG PELABU AR
N KAWASAN UNGG LAUT YANG MELA HAN UDAR
O ANDALAN ULAN TERKAIT YANI A
PKN PKW
Sektor
Unggulan:
-Perikanan
-Pertambangan
-Pariwisata
Kawasan Strategis Nasional yang dikemukakan disini dicuplik dari materi presentasi Peninjauan
Kembali Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Sulawesi Utara 2008 – 2028 yang disusun
Bappeda Provinsi Sulawesi Utara.
Kawasan Strategis Nasional yang terdapat di Provinsi Sulawesi Utara terdiri atas :
o Basis militer
o DAS Tondano
o SM Manembo-nembo (Minahasa)
Kebijakan Pembangunan Provinsi Sulawesi Utara
Pada sub bab ini akan dikemukakan rencana pembangunan daerah yang dicuplik dari Dokumen
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Sulawesi Utara 2005 – 2010
(Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Utara No. 4 Tahun 2005), terutama yang berkaitan dengan
visi, misi, kebijakan pembangunan ekonomi, kebijakan terkait dengan penataan ruang.
Jaringan jalan di wilayah Kota Bitung yang bersambungan dengan jaringan jalan di wilayah
Kabupaten Minahasa Utara adalah :
o Jalan Arteri yang menghubungkan Kota Bitung dengan Kota Manado melewati Girian
dengan Watudambo – Kauditan – Airmadidi – Kolongan – Maumbi (Kabupaten Minahasa Utara)
merupakan Jalan Nasional
o Jalan Lokal yang menghubungkan Desa Tinerungan Kecamatan Bitung Utara dengan
Desa Pinenek dan Rinondoran (Kecamatan Likupang Timur Kabupaten Minahasa Utara).
Pada bagian ini akan dikemukakan tentang RTRW Kabupaten Minahasa 2004 – 2014 (Perda
Kabupaten Minahasa No. 24 Tahun 2004) yang menyangkut Rencana Pola Ruang Wilayah,
Rencana Sistem Jaringan Transportasi khususnya pada Kecamatan Tombuluan, Tondano Utara
dan Kombi yang berbatasan dengan Kecamatan Kalawat, Airmadidi, Kauditan dan Kema
Kabupaten Minahasa Utara.
Rencana Pola Ruang Wilayah
Jaringan jalan di wilayah Kabupaten Minahasa yang bersambungan dengan jaringan jalan di
wilayah Kabupaten Minahasa Utara adalah :
Jalan Arteri (rencana pengembangan) menyusur pesisir selatan Kecamatan Kombi yang
akan berhubungan dengan jalan yang menyusur pesisir selatan Kecamatan Kema
Kabupaten Minahasa Utara.
Jalan kolektor (eksisting) di Kecamatan Tondano Utara yang berhubungan dengan ruas
jalan Batas Minahasa – Airmadidi di Kecamatan Airmadidi merupakan jalan kewenangan
propinsi.
Jalan Kolektor Sekunder (eksisting) yang menghubungkan Tondano – Kombi di
kecamatan Kombi yang akan berhubungan dengan ruas jalan kabupaten di Kecamatan
Kema Kabupaten Minahasa.
Issue pokok berikut ini disajikan untuk memberikan fokus perhatian terhadap masalah-masalah
penting yang bersifat strategis yang perlu diperhatikan di dalam penyusunan RTRW Kabupaten
Minahasa Utara.
1.Pariwisata
a. Potensi pariwisata yang belum dikelola secara optimal
a. Belum optimalnya pengelolaan sumber daya wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil
a. Terdapatnya 2 jalur sesar (Sesar Manado Bitung dan Sesar Likupang) sehingga sering terjadi
gempa bumi
d. Tanah longsor
GAMBARAN UMUM
abupaten Minahasa Utara yang secara geografis terletak pada 01o 17’ 15”– 01o 53’ 18,5” LU
dan 124o 43’ 51” – 125o 10’ 37,7” BT merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Minahasa di
Propinsi Sulawesi Utara, berdasarkan UU No. 33 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten
Minahasa Utara di Provinsi Sulawesi Utara, dengan batas-batas wilayah sebagai berikut (Gambar
3.1):
Sebelah Timur : Kecamatan Bitung Utara, Bitung Barat (Kota Bitung),Laut Maluku
Administrasi
Kabupaten Minahasa Utara dengan daratan seluas 1.059,244 Km2 terbagi atas 10 wilayah
kecamatan, yang terdiri dari 118 unit desa dan 6 unit kelurahan. Berdasarkan Pasal 7 UU No. 33
Tahun 2003 Ibukota Kabupaten Minahasa Utara ditetapkan di Airmadidi (Tabel 3.1 dan Gambar
3.2).
Tabel 3.1
Hutan Lindung
Hutan Produksi Terbatas P. Bangka ( Lihat Tabel 3.29 dan Gambar 3.17)
Tabel
Tutupan lahan kawasan hutan berdasarkan citra landsat Agustus 2005 memperlihatkan bahwa
kawasan hutan di wilayah Kabupaten Minahasa Utara mengalami kerusakan akibat kegiatan
masyarakat. Luas hutan yang masih berupa tutupan lahan hutan mencapai 16.923,99 Ha atau
sekitar 57,61 %. Sedangkan sisanya telah berubah menjadi tutupan lahan non hutan yang
mencapai
Tabel
Sarana Pendidikan
Sarana pendidikan di Kabupaten Minahasa Utara sudah tersebar merata di berbagai wilayah
Kecamatan yang ada. Sarana pendidikan tersebut terdiri dari Sekolah Dasar, Sekolah Menengah
Pertama dan Sekolah Menengah Atas, baik yang berupa sekolah yang berstatus sebagai sekolah
negeri ataupun swasta.
Tabel
Tahun 2009
SD SMP Jumlah
N SMA
Kecamatan
o
Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta SD SMP SMA
1 Airmadidi 12 8 3 3 1 1 20 6 2
2 Kauditan 10 14 2 4 1 2 24 6 3
3 Dimembe 10 12 2 3 1 - 22 5 1
4 Wori 14 8 3 3 1 1 22 6 2
5 Likupang Timur 17 12 5 7 1 2 29 12 3
6 Likupang Barat 13 12 3 6 - 2 25 9 2
7 Kema 13 5 2 4 - 3 18 6 3
8 Kalawat 10 4 3 2 1 2 14 5 3
9 Talawaan 10 8 3 2 - 1 18 5 1
10 Likupang Selatan
Berdasarkan tabel 3.31 di atas dapat dilihat bahwa keberadaan dan sebaran sarana pendidikan di
Kabupaten Minahasa Utara sudah cukup merata di setiap Wilayah Kecamatan. Hampir seluruh
Kecamatan memiliki sarana pendidikan hingga tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) baik
negeri maupun swasta, kecuali di beberapa Kecamatan seperti : Likupang Barat, Kema dan
Talawaan yang masih belum memiliki SMA yang berstatus Negeri. Selain itu terdapat pula
beberapa Perguruan Tinggi di antaranya adalah Universitas Klabat, Sekolah Tinggi Alkitab dan
Akademi Keperawatan Baramuli yang semuanya terdapat di Kecamatan Airmadidi.
Kesehatan
Sarana pelayanan kesehatan di Kabupaten Minahasa Utara terdiri dari Rumah Sakit, 10
Puskesmas, 33 Puskesmas Pembantu (Pustu), 30 Pondok Bersalin Desa (Polindes) dan 37 Pos
Kesehatan Desa (Poskesdes). Sarana-sarana pelayanan kesehatan tersebut tersebar di berbagai
desa di 10 Kecamatan yang ada di Kabupaten Minahasa Utara. Khusus untuk Rumah Sakit baru
tersedia di Kecamatan Airmadidi saja, yaitu : RSUD Walanda Maramis, RS Hermana dan RS
GMIM.Berikut tabel mengenai jumlah sarana pelayanan kesehatan di Kabupten Minahasa Utara
sampai dengan pertengahan tahun 2009.
Tabel
Jumlah Sarana Kesehatan Kabupaten Minahasa Utara
Tahun 2009
1 Kema 1 4 3 1 9
2 Kauditan 1 1 2 1 5
3 Airmadidi 3 1 2 2 1 9
4 Kalawat 1 1 - 5 7
5 Dimembe 1 5 5 4 15
6 Talawaan 1 4 4 3 12
7 Wori 1 5 3 6 15
8 Likupang Barat 1 3 6 8 18
9 Likupang Timur 1 5 4 6 16
10 Likupang Selatan 1 4 2 2 9
JUMLAH 3 10 34 31 37 115
Perdagangan
Berdasarkan survey di lapangan sentra perdagangan di Kabupaten Minahasa Utara tersebar di
beberapa Wilayah Kecamatan yang meliputi pasar tradisional, pertokoan dan warung-warung
yang menyediakan kebutuhan sehari-hari atau mingguan bagi penduduk setempat. Salah satu
lokasi pasar tradisional yang cukup besar dan ramai terdapat di Pasar Airmadidi Kecamatan
Airmadidi. Meskipun
pasar tradisional tersebut hanya ada 3 (tiga) kali dalam seminggu, yaitu hari Selasa, Kamis dan
Sabtu namun cukup dapat menyediakan kebutuhan pokok masyarakat sehari-hari yang meliputi
kebutuhan sandang dan pangan. Sedangkan untuk lokasi pertokoan juga banyak terdapat di
sepanjang jalan Arnold Mononutu Kecamatan Airmadidi, di Kecamatan Kalawat, Jalan By Pass
Kecamatan Kauditan. Sedangkan untuk Wilayah Kecamatan yang terpencil seperti Wori,
Likupang Barat dan Timur, Talawaan, Dimembe dan Kema relatif belum terdapat pertokoan
tetapi hanya ada pasar-pasar tradisional kecil dan warung-warung yang melayani skala
lingkungan atau desa.
Karena masih terbatasnya keberadaan pasar-pasar yang menyediakan kebutuhan-kebutuhan
masyarakat, maka orientasi masyarakat di Kabupaten Minahasa Utara mengarah ke pusat-pusat
perdagangan di Kota Manado dan Bitung
Peribadatan
Sarana peribadatan di Kabupaten Minahasa Utara didominasi oleh Gereja, baik Gereja Protestan
maupun Geraja Katolik. Hal ini disebabkan karena mayoritas penduduk di Kabupaten Minahasa
Utara menganut agama Kristen. Jumlah Gereja di Kabupaten Minahasa Utara sebanyak 492 unit
Gereja Protestan dan 52 unit Gereja Katolik. Sedangkan Masjid dan Surau sebagai sarana
peribadatan umat Islam berjumlah 50 Masjid dan 9 Surau. Seluruh sarana peribadatan tersebut
tersebar di hampir semua Kecamatan di Kabupaten Minahasa Utara, kecuali di Kecamatan
Talawaan yang tidak terdapat Masjid dan Surau. Sementara itu untuk sarana peribadatan bagi
umat Hindu dan Budha yaitu berupa Pura dan Vihara masih belum terdapat di Kabupaten
Minahasa Utara ini.Berikut data mengenai jumlah dan sebaran sarana peribadatan di Kabupaten
Minahasa Utara.
Tabel
Tahun 2009
1 Kema 26 3 2 3 34
2 Kauditan 43 9 8 2 62
3 Airmadidi 67 4 4 1 76
4 Kalawat 44 7 6 1 58
5 Dimembe 53 7 5 - 65
6 Talawaan 52 5 3 - 60
7 Wori 75 5 8 - 88
8 Likupang Barat 50 4 8 1 63
9 Likupang Timur
82 8 6 1 96
10 Likupang Selatan
No Kecamatan Gereja Gereja Masjid Surau Total
Protestan Katolik
Pembangunan instalasi pembangkit listrik merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
pembangunan secara keseluruhan, karena kebutuhan akan tenaga listrik sejalan dengan
meningkatnya aktivitas dan kesejahteraan penduduk. Listrik digunakan oleh masyarakat untuk
banyak hal, baik dalam kapasitasnya sebagai kebutuhan rumah tangga, maupun untuk usaha
perekonomian, sosial, budaya dan lainnya. Tersedianya tenaga listrik secara memadai
selanjutnya diharapkan akan mendorong tumbuhnya suasana kondusif bagi berbagai aktivitas
sosial dan ekonomi masyarakat serta mendorong pertumbuhan dan perkembangan ekonomi.
Energi listrik yang terdapat di Kabupaten Minahasa Utara ini pada umumnya dihasilkan dari
pembangkit listrik tenaga air. Prasarana energi meliputi pelayanan terhadap kebutuhan energi
dan kelistrikan bagi kegiatan permukiman, produksi, jasa dan pemerintahan serta sentra kegiatan
sosial ekonomi budaya lainnya. Adapun pembangkit listrik yang ada di wilayah Kabupaten
Minahasa Utara dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel
Jumlah 88.88
Prasarana Telekomunikasi
Pelayanan prasarana telekomunikasi dan pos di Kabupaten Minahasa Utara dikelola oleh PT.
Telkom. Pelayanan telekomunikasi di wilayah ini pada umumnya sudah dapat menjangkau
seluruh Kabupaten. Jaringan tersebut terlihat di tepi jalan. Pelayanan publik dapat berupa sentra
telepon umum maupun dalam bentuk wartel (warung telekomunikasi). Lokasi telepon umum
menyebar di sepanjang tepi jalan utama, baik yang berdiri sendiri maupun yang terdapat pada
bangunan-bangunan umum. Sarana Telekomunikasi yang ada dengan kapasitas terpasang 4.296
SST dan jumlah pelanggan sebanyak 4.296 SST. Khusus untuk Kecamatan Kema dan Kauditan,
pelayanan telekomunikasinya dilayani oleh Kota Bitung. Di Kabupaten Minahasa Utara terdapat
beberapa tower telepon GSM diantaranya tower Telkomsel sebanyak 7 unit, tower Pro-xl 5 unit
dan tower Indosat 4 unit. Selain itu terdapat 2 buah stasiun radio yang masing-masing terdapat di
Kecamatan Airmadidi dan Kecamatan Kalawat. Peningkatan fungsi Kabupaten Minahasa Utara
di masa yang akan datang menuntut akan perkembangan pelayanan sektor telekomunikasi, hal
ini adalah sebuah tantangan dan peluang bagi penyedia jasa telekomunikasi untuk dapat
menyediakan dan melayani permintaan sambungan baru sesuai dengan peningkatan kebutuhan
penduduk dan kegiatan ekonomi dan sosial di Kabupaten Minahasa Utara. Selain prasarana
telekomunikasi terdapat pula prasarana Pos untuk pengiriman surat dan paket yang terdiri atas 4
unit kantor pos yang beroperasi di Kecamatan Airmadidi, Kauditan, Dimembe dan Likupang
Timur.
Air Bersih
Untuk tetap menjaga keberlangsungan pasokan air baku dari kedua sumber tersebut, perlu
diupayakan kelestarian lingkungan dari kerusakan akibat pemanfaatan yang tidak terkontrol.
Untuk beberapa lokasi yang merupakan konsentrasi permukiman seperti di Kalawat, Likupang
dan Ibukota Airmadidi diupayakan untuk dipenuhi penyediaan air bersih dengan sistem terpusat
dengan menggunakan sistem perpipaan PDAM. Pengguanaan sistem terpusat dengan jaringan
pipa dapat mengurangi eksploitasi penggunaan air tanah secara tidak terkontrol.
Sumber air baku yang ada di wilayah Kabupaten Minahasa utara dapat dilihat pada tabel berikut
:
Tabel 3.35
4 Sungai Likupang 80
Prasarana Transportasi
Penyediaan prasarana transportasi secara garis besar bisa digambarkan pada tabel prasarana
transportasi sebagai berikut :
Tabel 3.42
Prasarana Transportasi
Militer Kabupaten
Bandara Minahasa/Utara
Sam Ratulangi Manado
Udara
Perintis Bandara Sam Ratulangi / Manado
Sistem transportasi akan mampu memperlancar kegiatan pembangunan di suatu daerah. Sektor
trasportasi dalam proses pembangunan ekonomi, memiliki nilai foreward linkage yang tinggi,
yang mampu memacu perkembangan sektor-sektor Iainnya. Salah satu bagian dari pembangunan
sektor transportasi adalah penyediaan jalan
Prasarana jalan dan jembatan di Kabupaten Minahasa Utara terdiri dari jalan negara, jalan
provinsi dan jalan kabupaten. Panjang jalan negara adalah 143,59 km di jalur pantai utara dan
pantai selatan serta jalan utama Manado – Bitung. Jalan provinsi sepanjang 174.98 km,
sedangkan jalan kabupaten sepanjang 289 km. Kondisi jalan kabupaten belum semuanya diaspal.
Jalan kabupaten yang kondisinya baik baru sekitar 35 prosen sehingga perlu penanganan
peningkatan jalan.
Tabel 3.44
Gambaran jaringan prasarana transportasi Kabupaten Minahasa Utara disampaikan dalam bentuk
peta pada gambar peta ruas jalan Kabupaten Minahasa utara berikut ini.
Fungsi, Kelas dan Kondisi Jalan
Fungsi, kelas dan kondisi jalan di Kabupaten Minahasa Utara dapat diperlihatkan pada tabel
klasifikasi prasarana jalan berikut ini :
Tabel 3.45
Tabel 3.46
Kondisi Jalan
400.00 120.50
Lokasi dan Kondisi Pelabuhan Laut / Pelabuhan Rakyat
Kondisi pelabuhan tersebut statusnya pada saat ini masih dalam status diusahakan. Pengelola
pelabuhan Likupang dikelola oleh UPT sedangkan Pelabuhan Perikanan Kema dikelola oleh
Kabupaten. Pembangunan Regional / Nusantara penumpang dan penyeberangan yang berlokasi
di Munte Kecamatan Likupang Barat akan menggantikan Pelabuhan Bitung sebagai pelabuhan
penumpang.
PENGEMBANGAN WILAYAH
b. Terselenggaranya pengaturan pemanfaatan ruang kawasan lindung dan kawasan budidaya dan
kawasan strategis
c. Terwujudnya keterpaduan dalam penggunaan sumber daya alam dan sumber daya buatan
dengan memperhatikan sumber daya manusia
Konsep pengembangan wilayah Kabupaten Minahasa Utara hingga akhir tahun perencanaan
pada dasarnya terdiri atas konsep pengembangan ekonomi wilayah, serta konsep pengembangan
tata ruang wilayah. Pengembangan ekonomi wilayah pada dasarnya adalah inti dari perencanaan
wilayah. Sedangkan pengembangan tata ruang wilayah pada hakekatnya adalah menempatkan
kegiatan ekonomi pada ruang-ruang kawasan dalam wilayah, sesuai potensi dan kendala
pengembangannya.
Konsep pengembangan ekonomi wilayah Kabupaten Minahasa Utara yang diusulkan hingga
jangka waktu 20 tahun mendatang adalah :
Pengembangan agroindustri dan komoditas pertanian unggulan dan andalan sebagai leading
sector dan sektor perdagangan dan jasa sektor sebagai supporting sector sebagai penggerak
pembangunan daerah dalam rangka pelaksanaan KAPET Manado – Bitung maupun kerjasama
ekonomi regional BIMP-EAGA, maupun AFT
Konsep pengembangan struktur ruang dan dan pola ruang wilayah Kabupaten Minahasa Utara
yang diusulkan hingga jangka waktu 20 tahun mendatang adalah (Gambar 5.1) :
Strategi pengembangan wilayah pada hakekatnya adalah cara atau upaya untuk yang harus
dilakukan dalam rangka mewujudkan konsep pengembangan wilayah. Strategi pengembangan
wilayah di sini akan dititik beratkan pada 2 hal utama sesuai dengan konsep pengembangan
wilayah, yaitu, strategi pengembangan ekonomi wilayah dan strategi pengembangan tata ruang
wilayah.
• Pengembangan sub sektor tanaman pangan dengan komoditas unggulan jagung dan komoditas
andalan padi sawah, tanaman horltikultura dengan komoditas unggulan pisang dan komoditas
andalan rambutan, mangga dan tanaman hias.
• Pengembangan sub sektor perkebunan dengan komoditas unggulan kelapa serta komoditas
andalan cengkeh dan pala serta industri pengolahannya (agro-industri) sebagai sektor prioritas.
• Pengembangan sub sektor peternakan dengan komoditas unggulan sapi dan komoditas andalan
babi.
• Pengembangan sub sektor perikanan tangkap (ikan pelagis besar, ikan palagis kecil, ikan
demersal, ikan karang, udang, lobster dan cumi-cumi) dan perikanan budidaya (rumput laut,
kerang mutiara, teripang, kerang hijau)
• Memberikan insentif bagi pengusaha yang melakukan kerjasama kemitraan dengan koperasi/
kelompok masyarakat.
• Menyiapkan paket regulasi yang cukup akomodatif dan atraktif untuk mengundang investor.
• Mempersingkat waktu proses perijinan investasi
• Kerjasama dengan pihak Kadinda/BKPMD Sulawesi Utara maupun Badan Pengelola KAPET
Manado - Bitung dalam mempromosikan peluang investasi di Kabupaten Minahasa Utara.
• Membuat jaringan kerjasama pemasaran dengan Kamar Dagang dan Industri (Trade and
Industrial Chamber) dari negara-negara BIMP-EAGA
• Menggali PADS berupa pajak daerah dan retribusi daerah sebagai sumber pembiayaan
pembangunan daerah sebagai penjabaran Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004.
Strategi yang dirumuskan untuk mewujudkan dan menjabarkan konsep pengembangan struktur
dan pola ruang wilayah Kabupaten Minahasa Utara di atas adalah :
Peningkatan fungsi Kota ; Airmadidi, sebagai pusat pelayanan kegiatan sub regional
serta Likupang sebagai pusat pelayanan kegiatan lokal (PKL) untuk mendukung pengembangan
potensi ekonomi sosial wilayah belakang.
Mendukung pembangunan jalan tol Manado – Bitung untuk mengurangi tekanan lalu
lintas regional pada jalan dalam kota dan mendukung pengembangan KAPET Manado - Bitung.
Pelestarian kawasan berfungsi lindung khususnya Hutan Lindung Klabat, Hutan Lindung
Gunung Tumpa, Hutan Lindung Gunung Saoan Hutan Lindung Gunung Wiau untuk menjaga
keseimbangan ekologi wilayah