Mewujudkan
Pertumbuhan Ekonomi Hijau
untuk Indonesia yang Sejahtera
Sebuah Peta Jalan untuk Kebijakan, Perencanaan dan Investasi
Peta jalan ini membantu para pembuat
kebijakan dan pihak lain memahami
kemajuan pembangunan ekonomi hijau
Indonesia yang sangat potensial dan
mengesankan. Saya percaya, dokumen
ini akan sangat membantu untuk lebih
menguatkan lagi komitmen Indonesia
terhadap pembangunan ekonomi hijau.
Yvo de Boer
Direktur Jenderal
Global Green Growth Institute
Diterbitkan:
2015
Dipersiapkan oleh:
Program Pertumbuhan Ekonomi Hijau Pemerintah Indonesia - GGGI
Kata Pengantar
Sejak satu generasi yang lalu, Indonesia telah membuat sejumlah kemajuan dalam
pembangunan ekonomi. Selama 25 tahun terakhir, tingkat pertumbuhan kita termasuk
yang tertinggi di dunia. Kita telah menjadi negara berpendapatan menengah dan masuk
ke dalam kelompok negara-negara ekonomi utama, atau G20. Tapi keberhasilan ekonomi
ini memiliki dampak ekonomi dan sosial. Banyak sumber-sumber alam kita yang,
menjadi tumpuan pertumbuhan ekonomi, telah hilang. Masyarakat di wilayah perkotaan
dan pedesaan terkena dampak negatif dari polusi air dan udara. Dan kesempatan-
kesempatan untuk kemajuan ekonomi dan sosial terbagi tidak merata.
Contoh-contoh perubahan ada di sekitar kita. Di banyak sektor ekonomi dan banyak
wilayah negara ini, orang-orang bereksperimen dengan model-model bisnis baru yang
portdevco.com
menghargai, bukannya menghancurkan, modal alam dan jasa-jasa yang diberikan oleh
ekosistem yang sehat. Bentuk-bentuk energi yang lebih baru, efisien dan sehat mulai
Sofyan A. Djalil dihadirkan oleh sektor swasta dan pemerintah. Bentuk-bentuk produksi dan konsumsi
Menteri Perencanaan yang lebih bersih juga mulai diperkenalkan. Makin banyak orang yang sadar bahwa
Pembangunan pertumbuhan ekonomi dapat terjadi tanpa praktik-praktik penuh limbah dan destruktif
Nasional/Kepala yang menyebabkan begitu banyak kerusakan di masa lalu. Dengan pertumbuhan
Badan Perencanaan ekonomi hijau, kita dapat meraih kemakmuran serta kemajuan sosial dan lingkungan
Pembangunan Nasional hidup yang bersih dan sehat.
Indonesia
Yang kita butuhkan saat ini adalah pendekatan sistematis dalam hal pembuatan
kebijakan, perencanaan, investasi dan aksi yang mampu menggerakkan Indonesia
menuju visi ekonomi hijau. Peta jalan ini adalah panduan untuk pendekatan tersebut.
Dokumen ini memberi contoh mengapa pertumbuhan ekonomi hijau tidak hanya
dinginkan, tapi juga diperlukan. Peta jalan ini memberikan banyak bukti dan contoh
bagaimana pertumbuhan ekonomi hijau dapat bekerja dan di banyak kasus telah
berjalan dengan baik di sektor-sektor utama ekonomi. Peta jalan ini menjelaskan
bagaimana kebijakan, perencanaan dan investasi dapat terhubung secara lebih
sistematis untuk mendapatkan hasil-hasil pertumbuhan ekonomi hijau dan bagaimana
kita dapat mengukur kinerja proyek dan program hijau. Akhirnya, peta jalan ini
menawarkan rencana aksi dari 50 aksi utama yang dapat membantu Indonesia mencapai
visi pertumbuhan ekonomi hijau untuk jangka pendek, menengah dan panjang.
Rumah-rumah di antara persawahan di area Taman Nasional Gunung Halimun, Jawa Barat CIFOR (CC BY-NC 2)
Pembangunan di area pantai di Papua membawa banyak perubahan pada bentang alam dan bentang laut Martin Hardiono
Ringkasan Eksekutif
K
esejahteraan manusia untuk mempertahankan hidup Mewujudkan Pertumbuhan Ekonomi Hijau di Indonesia
pada akhirnya bergantung pada kemampuan alam mencakup peta jalan yang menguraikan pendekatan yang
untuk menyediakan beberapa sumber daya dasar. ambisius untuk mencapai perubahan transformasional selama
Manusia mengandalkan air dan udara bersih serta iklim 35 tahun ke depan. Peta jalan ini menjelaskan kebijakan-
yang cukup baik untuk mendukung kehidupan; tanah, sungai kebijakan, perangkat dan metode-metode yang dirancang
dan laut yang subur dan produktif untuk sumber makanan; untuk memastikan tidak hanya pertumbuhan ekonomi yang
sumber mineral dan energi untuk mendorong perekonomian. cepat, namun pertumbuhan ekonomi yang berpusat pada
Dalam dunia di mana sumber daya alam semakin langka, biaya rakyat dan yang menyediakan kemakmuran jangka panjang
sosial dari polusi dan perubahan iklim semakin meningkat, untuk semua warga di seluruh negeri, berkontribusi pada
dan ekosistem yang mendukung kehidupan terancam, sembilan aksi utama dalam kerangka kerja Nawa Cita.
keberlanjutan kesejahteraan manusia secara fundamental ikut
terancam. Peta jalan ini bukanlah cetak biru atau sebuah rencana yang
terperinci. Namun, peta jalan ini ditujukan untuk melengkapi
Tak ada satu negara pun yang dapat mempertimbangkan dan membantu memandu penggunaan dokumen-dokumen
pertumbuhan ekonomi sebagai tujuan yang terpisah sendiri. dan prosedur-prosedur perencanaan yang ada, dengan
Sebaliknya, negara perlu mengakui saling ketergantungan menunjukkan cara untuk para perencana dan pengambil
yang tak terbantahkan antara pertumbuhan ekonomi, kebijakan untuk menggunakan pendekatan, metode, dan
keberlanjutan lingkungan hidup dan kemajuan sosial. Para perangkat yang lebih ramah lingkungan. Peta jalan ini
pemimpin harus mengambil tindakan di seluruh aspek menjelaskan metode-metode praktis yang dapat memberikan
keputusan kebijakan, perencanaan dan investasi. Langkah ke beberapa hasil termasuk pertumbuhan ekonomi yang
depan untuk Indonesia dan komunitas secara global dalam hal berkelanjutan, pertumbuhan yang inklusif dan adil, ketahanan
ini haruslah terpadu, menggunakan pendekatan pertumbuhan sosial, ekonomi dan lingkungan, ekosistem yang sehat dan
ekonomi hijau, berdasarkan strategi yang secara bersamaan produktif, dan pengurangan emisi gas rumah kaca yang
mencari solusi untuk mengurangi kemiskinan, inklusi sosial, diupayakan secara bersamaan, seimbang dan terpadu.
kelestarian lingkungan, dan pertumbuhan ekonomi.
BAGIAN 3 Pengarusutamaan Pertumbuhan Ekonomi Hijau dalam Kebijakan, Perencanaan dan Investasi
menjelaskan kerangka kebijakan dan perencanaan menyeluruh yang diperlukan untuk
pertumbuhan ekonomi hijau dan membahas metode-metode, perangkat, serta indikator-
indikator untuk mengukur dan memantau kinerja pertumbuhan ekonomi hijau.
Sintesis: Mewujudkan Pertumbuhan Ekonomi Hijau untuk Indonesia yang Sejahtera Sintesis: Mewujudkan Pertumbuhan Ekonomi Hijau untuk Indonesia yang Sejahtera
Ringkasan Eksekutif Sebuah Peta Jalan untuk Kebijakan, Perencanaan dan Investasi Sebuah Peta Jalan untuk Kebijakan, Perencanaan dan Investasi Ringkasan Eksekutif
BAGIAN 1
4 5
perubahan bertahap pada intensitas energi dalam perekonomian Hasil ini tidak hanya didorong oleh peningkatan pendapatan,
TANTANGAN DAN HASIL dan intensitas karbon dalam sistem energi kedua skenario ini tetapi juga peningkatan kesehatan, ketahanan pangan dan energi,
telah terbukti bisa terjadi di negara-negara lain. Manfaat skenario serta keberlanjutan semua secara substansi didorong oleh
Untuk menghindari yang disebut dengan 'kelompok pendapatan menengah' alternatif ini meliputi pertumbuhan ekonomi berkualitas tinggi, berkurangnya kerusakan lingkungan dan ekosistem, dan secara
dan menjadi negara berpenghasilan tinggi pada tahun 2030, Indonesia perlu percepatan perubahan struktural, percepatan peningkatan bersamaan berkontribusi terhadap pembangunan berkelanjutan.
mempertahankan tingkat pertumbuhan ekonomi yang cepat. Namun, kualitas produktivitas sumber daya dan energi dan peningkatan
pertumbuhan ekonomi sama pentingnya dengan laju pertumbuhan. Pertumbuhan perlindungan lingkungan. Pertumbuhan ekonomi hijau akan memerlukan investasi. Alasan
ekonomi perlu berpusat pada rakyat agar memberikan kesejahteraan jangka untuk investasi tersebut adalah untuk menghindari biaya yang
panjang untuk semua warga negara di seluruh negeri. Karakteristik ekonomi, Skenario pertumbuhan ekonomi hijau menunjukkan bahwa lebih besar yang terkait dengan mempertahankan status quo.
sosial, dan lingkungan dari pertumbuhan ekonomi Indonesia akan secara kritis pengurangan intensitas sumber daya dalam perekonomian Biaya-biaya ini dapat dikurangi secara signifikan oleh pendekatan
mempengaruhi pembangunan berkelanjutan jangka panjang. Indonesia sejalan dengan melanjutkan pertumbuhan ekonomi pertumbuhan ekonomi hijau, termasuk biaya kesehatan yang
yang cepat. Dengan mendekati contoh praktik terbaik secara memburuk karena kualitas air dan udara yang kurang baik;
Untuk Indonesia, pertumbuhan ekonomi hijau diharapkan memiliki lima hasil, bertahap, Indonesia dapat menekan kerusakan lingkungan kerawanan pangan akibat erosi tanah, subsidensi tanah, dan
yang secara bersamaan membentuk Kerangka Pertumbuhan Ekonomi Hijau (Green dengan tetap mempertahankan tingkat pertumbuhan ekonomi ketidakpastian ketersediaan air; dampak-dampak yang merusak
Growth Framework - GGF). Hasil yang diharapkan tersebut adalah: yang cepat. Hasilnya adalah perekonomian yang lebih kuat dari pertambangan, kehutanan, dan penangkapan ikan; tingkat
dengan kesejahteraan yang lebih besar untuk lebih banyak orang. emisi gas rumah kaca yang tinggi; dan banjir yang semakin
meluas akibat deforestasi dan sedimentasi sungai. Pertumbuhan
Pertumbuhan Ekosistem yang ekonomi hijau menawarkan jalur alternatif menuju kemakmuran
$
Pertumbuhan ekonomi Indonesia sampai saat ini Hal ini sangat penting untuk mencapai beragam tujuan
dibangun dengan pesatnya ekspansi industri berbasis ekonomi dan sosial, termasuk ketahanan pangan dan
sumber daya alam, khususnya pertambangan, energi, energi, serta mengurangi tekanan pada lingkungan dan
pertanian, dan kehutanan. Pertumbuhan ekonomi terjadi sumber daya alam.
dengan perubahan struktural dalam perekonomian,
termasuk pergeseran dari industri-industri primer dan Pentingnya mencapai pertumbuhan ekonomi tersebut
perluasan sektor jasa. Pertumbuhan ekonomi ini telah dapat dilihat dengan membandingkan dua skenario.
membawa kemakmuran bagi banyak orang. Namun, jalur Dalam skenario 'business as usual' berdasarkan tren
pertumbuhan ekonomi Indonesia juga berkontribusi pada terakhir tentang intensitas sumber daya dan energi
meningkatnya masalah-masalah sosial dan lingkungan. dalam perekonomian Indonesia, dan intensitas karbon
Tantangan ke depan adalah menjaga laju pertumbuhan dalam persediaan energi Indonesia tren dari dua
ekonomi yang cepat dengan memperbesar efisiensi dekade terakhir diasumsikan akan berlanjut. Sebaliknya,
sumber daya, secara inklusif dan berbasis masyarakat. skenario 'pertumbuhan ekonomi hijau' mengasumsikan
Kekayaan alam dan modal-modal Indonesia (searah jarum jam):
Ekoturisme di Jawa Barat Berto Wedhatama
Sintesis: Mewujudkan Pertumbuhan Ekonomi Hijau untuk Indonesia yang Sejahtera DanauSintesis:
dan hutan di Papua Pertumbuhan
Mewujudkan Martin Hardiono
Ekonomi Hijau untuk Indonesia yang Sejahtera
Tren, Proyeksi, dan Biaya Sebuah Peta Jalan untuk Kebijakan, Perencanaan dan Investasi Sebuahteknologi
Manufaktur Peta Jalan untuk
tinggi di Kebijakan, Ricky Yudhistira
Tangerang Perencanaan / The Jakarta Post
dan Investasi Tren, Proyeksi, dan Biaya
Kekayaan alam dan modal-modal Indonesia: energi panas bumi di Jawa Barat Berto Wedhatama
6 Bagian 1: Lintasan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Bagian 1: Lintasan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 7
FIGUR 1.2
Business As Usual vs pertumbuhan ekonomi hijau
3.5 3.5
BUSINESS AS PERTUMBUHAN
USUAL 3.20 CO2 EKONOMI HIJAU
3.0 3.0
Indeks, 2013 = 1
Indeks, 2013 = 1
2.70 Penggunaan
Energi
2.5 2.5
2.40 Produktivitas
Energi
2.0 2.0
1.80 Penggunaan
Energi
1.5 1.60 Produktivitas
Energi 1.5
1.50 CO2
1.0 1.0
0.5 0.5
0.0 0.0
2013
2015
2017
2019
2021
2023
2029
2031
2033
2013
2015
2017
2019
2021
2023
2025
2031
2033
2025
2027
2035
2037
2039
2029
2027
2035
2037
2039
Sumber: Vivid Economics (dari BPS) Sumber: Vivid Economics (dari BPS)
Efek negatif 'business as usual': kemiskinan kota di Jakarta Axel Drainville Polusi udara di Jakarta Ansyor Idrus
BIAYA AKIBAT PENDEKATAN EKONOMI YANG MENGABAIKAN KUALITAS
Sintesis: Mewujudkan Pertumbuhan Ekonomi Hijau untuk Indonesia yang Sejahtera Sintesis: Mewujudkan Pertumbuhan Ekonomi Hijau untuk Indonesia yang Sejahtera
Tren, Proyeksi, dan Biaya Sebuah Peta Jalan untuk Kebijakan, Perencanaan dan Investasi Sebuah Peta Jalan untuk Kebijakan, Perencanaan dan Investasi Tren, Proyeksi, dan Biaya
BAGIAN 2
8 9
Kotak 2.2
L
angkah penting untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi Peta jalan ini mengelompokkan contoh-contoh peluang
RENCANA 100% ENERGI TERBARUKAN
ENERGI DAN INDUSTRI EKSTRAKTIF UNTUK PULAU SUMBA
hijau bagi Indonesia adalah membangun konsensus untuk pertumbuhan hijau di berbagai sektor ke dalam empat kelompok:
visi negara Indonesia seperti apa yang ingin dicapai di tahun (1) energi dan industri ekstraktif, (2) industri manufaktur, (3)
2050 visi yang terkait dengan strategi komprehensif pertumbuhan konektivitas, dan (4) sumber daya alam terbarukan. Dalam setiap Proyek Sumba Iconic Island (SII) menunjukkan peluang-peluang pertumbuhan
Beralih menuju penggunaan sumber-sumber energi ekonomi hijau yang tersedia di Indonesia dengan skala yang dapat disesuaikan.
ekonomi hijau. Untuk mencapai visi ini memerlukan pengambilan kelompok, peluang-peluang ini digambarkan dengan studi kasus
rendah karbon dan model-model ekstraksi bernilai Sebagian besar dari 650.000 penduduk Pulau Sumba saat ini tidak memiliki
manfaat strategis dari peluang pertumbuhan ekonomi hijau saat singkat dari proyek yang ada di Indonesia dan contoh praktek- akses listrik. Generator diesel menjadi sumber utama listrik, dan banyak orang
tambah dapat membuka peluang pertumbuhan
ini dan masa depan. Banyak peluang berlimpah di beberapa sektor praktek yang baik dari negara lain. Melengkapi empat kelompok tetap tergantung pada pasokan solar yang mahal dan tidak bisa diandalkan.
ekonomi yang signifikan, yang dapat menguntungkan
ekonomi. Memang benar bahwa peluang ini yang sudah tercermin sektoral tersebut, kategori kelima melibatkan pasar-pasar dan Penduduk juga menggunakan minyak tanah yang menyebabkan polusi dan mahal
seluruh penduduk. Sektor yang berkontribusi untuk penerangan dan kayu bakar untuk memasak keduanya berhubungan
dalam kebijakan-kebijakan yang muncul dan diambil oleh berbagai model-model bisnis terbaru yang memberikan nilai finansial dari
sebanyak 12% dari PDB Indonesia saat ini meliputi dengan dampak kesehatan yang merusak.
pihak dan institusi, walaupun masih secara terisolasi dan terpisah- penggunaan non-konsumtif modal alam dan jasa lingkungan.
industri minyak dan gas, pembangkit tenaga listrik
pisah. Peluang-peluang di dalam dan antar kelompok tersebut menawarkan Tujuan proyek ini adalah untuk meningkatkan rasio elektrifikasi menjadi
terbarukan dan tidak terbarukan, dan pertambangan.
jalan ke gaya pertumbuhan ekonomi hijau khas Indonesia. 95% dan meningkatkan pangsa energi terbarukan di Sumba menjadi 100%.
Manfaat untuk pertumbuhan ekonomi hijau terletak
Proyek-proyek energi terbarukan skala kecil akan menyediakan listrik untuk
pada peluang untuk mengurangi dampak lingkungan masyarakat yang tidak terhubung dengan jaringan listrik. Biogas dan kompor
Kotak 2.1 NEGARA INDONESIA SEPERTI APA YANG KITA INGINKAN PADA TAHUN 2050? yang sangat negatif saat ini, khususnya dengan yang lebih baik akan menghasilkan kondisi hidup yang lebih sehat. Sumber
meningkatkan efisiensi dan beralih menuju sumber energi terbarukan yang kuat dari angin, air, fotovoltaik surya dan biomassa akan
daya terbarukan. Langkah-langkah utama yang menggantikan generator diesel berbahan bakar solar, sementara rencana di
Indonesia di tahun 2050 adalah negara demokrasi paska-industri Nusa Tenggara menikmati kesempatan dan standar hidup yang sama
masa depan bisa mempertimbangkan penggunaan biofuel untuk transportasi.
yang maju dan kohesif, yang mencakup kepulauan dengan budaya dengan teman sebangsanya di Jawa, Sumatera, atau Bali. direkomendasikan mencakup evaluasi biaya, manfaat,
dan alam yang sangat beranekaragam namut saling terhubung, dan Kemakmuran di Indonesia pada tahun 2050 berasal dari ekonomi dan kelayakan pembayaran tarif feed-in; menarik Meskipun proyek ini digagaskan oleh Kementrian Energi dan Sumber Daya
mencerminkan moto nasional Bhineka Tunggal Ika, atau "berbeda-beda yang bervariasi, rendah karbon, dan berbasis jasa, bukan dari
sektor swasta untuk berinvestasi dalam energi panas Mineral bersama-sama dengan sebuah organisasi dari Belanda yaitu Hivos, peta
tapi tetap satu." Indonesia yang hijau mencapai pendapatan per eksploitasi modal manusia dan alam. Negara ini telah beralih
bumi; dan memanfaatkan keunggulan komparatif jalan untuk mencapai tingkat energi terbarukan sebesar 100% dikembangkan
kapita sebesar USD 32.000, pertumbuhan penduduk telah merata, dan sepenuhnya dari ketergantungan pada sektor ekstraktif dan diganti
oleh semua pemangku kepentingan yang relevan di bawah koordinasi dan
populasinya yang berjumlah 315 juta mengenyam pendidikan, sehat, serta menjadi energi terbarukan, teknologi dan layanan yang inovatif. dari adanya fasilitas pengolahan mineral di dekat
tanggung jawab Satuan Tugas yang dibentuk oleh Surat Keputusan Menteri
produktif secara ekonomi, hingga menduduki peringkat 10% dari Indeks Hilangnya hutan yang kaya spesies serta terumbu karang telah dapat lokasi sumbersumber daya tambahan, seperti air dan ESDM. Beberapa proyek elektrifikasi dengan energi terbarukan termasuk
Kemajuan Sosial global. Jasa ekosistem dihargai dan berkelanjutan baik di diatasi dan, di beberapa tempat, telah dipulihkan melalui rehabilitasi energi rendah karbon. Langkah-langkah tersebut akan tenaga air, angin, biogas, biomassa dan tenaga surya sudah mulai mendapat
daerah perkotaan maupun pedesaan, yang sangat saling tergantung dan ekologi. Sektor berbasis hutan dan perikanan berjaya kembali. Sektor
membantu Indonesia mencapai Komitmen Kontribusi dukungan yang signifikan dari berbagai pemangku kepentingan. Contoh
memiliki ketahanan terhadap perubahan iklim dan gangguan lainnya. jasa dalam perekonomian berkembang pesat dan di kancah
Nasional yang Diniatkan (INDC) untuk memitigasi dan Sumba memiliki potensi yang signifikan untuk di replikasi di pulau-pulau kecil
internasional memimpin dalam berbagai bidang, termasuk ekowisata
lainnya, yang menggunakan pendekatan pelibatan para pihak, dengan target
Negara ini telah menghindari "kelompok pendapatan menengah" dan teknologi berbasis keanekaragaman hayati, dengan pendapatan beradaptasi terhadap perubahan iklim. yang ambisius dan jelas, dan berdasarkan penelitian mendalam serta solusi
dengan investasi besar-besaran dalam layanan dasar manusia, ekspor yang kuat. Indonesia secara bijak memanfaatkan panas bumi,
yang sudah terbukti.
konektivitas, dan perkembangan pesat sektor jasa. Sebagai hasil dari tenaga surya, dan tenaga air bersama-sama dengan biofuel, daur TABEL 2.2
investasi strategis publik dan swasta di seluruh negeri dalam ulang, dan efisiensi energi untuk memastikan ketahanan pangan dan Faktor pemungkin untuk energi dan industri ekstraktif
infrastruktur hijau, komunikasi, teknologi bersih, pendidikan, dan energi. Lintasan emisi GRK tahunan Indonesia adalah jalur yang menurun.
kesehatan, maka anak yang lahir pada tahun 2050 di Papua, Maluku, TEMA FAKTOR PEMUNGKIN INDIKATOR YANG DISARANKAN
1. Melaksanakan penilaian secara regional untuk
Meningkatkan akses ke menentukan solusi energi yang tepat % penduduk dengan
TABEL 2.1 layanan energi modern 2. Memberikan insentif untuk investasi dalam sambungan ke tenaga listrik
Definisi kelompok sektor % DARI PDB di daerah pedesaan akses solusi energi bersih Skor negara di kerangka multi-
SEKTOR TERMASUK
INDONESIA SAAT INI 3. Menyelidiki hambatan lokal untuk investasi dan tier SE4ALL
terpencil Indonesia
mengembangkan transfer pengetahuan
ENERGI DAN
12% Minyak Pembangkit tenaga listrik terbarukan
INDUSTRI 4. Mengevaluasi tarif feed-in
Gas Pembangkit tenaga listrik tidak terbarukan % sumber energi menggunakan
EKSTRAKTIF 5. Menghapus subsidi bahan bakar fosil
Pertambangan
Mengarahkan sektor energi terbarukan
6. Menetapkan harga karbon % sumber energi menggunakan
Industri produksi dan pengolahan
energi menuju sumber 7. Memeriksa lebih lanjut opsi gas domestik gas
INDUSTRI 24% sebagai bahan bakar perantara
Teknologi bersih energi rendah karbon Indeks Intensitas Karbon Sektor
MANUFAKTUR 8. Menarik sektor swasta untuk investasi energi
Daur ulang limbah Energi
panas bumi dengan mengatasi hambatan
keuangan dan berbagi resiko
17% Telekomunikasi Infrastruktur
KONEKTIVITAS
Transportasi Konstruksi 9. Mengembangkan pendekatan yang tepat
Peningkatan nilai sasaran untuk meningkatkan nilai tambah Nilai tambah bruto sektor
dalam pengolahan mineral pengolahan mineral
SUMBER Kehutanan Kegiatan penggunaan lahan tambah dalam ekstraksi 10. Mengembangkan industri pengolahan mineral Lapangan pekerjaan dari sektor
DAYA ALAM 14% Pertanian
Sintesis: Mewujudkan Pertumbuhan EkonomiKegiatan
Hijaukelautan
untuk Indonesia yang Sejahtera mineral
Sintesis: Mewujudkan Pertumbuhan Ekonomi Hijau di daerah
untuk dengan
Indonesia energi
yang terbarukan, pasokan
Sejahtera pengolahan mineral
TERBARUKAN Perikanan
Sebuah Peta Jalan untuk Kebijakan, Perencanaan dan Investasi airInvestasi
Sebuah Peta Jalan untuk Kebijakan, Perencanaan dan atau sumber daya tambahan lainnya Energi dan Industri Ekstraktif
10 BAGIAN 2: Peluang Pertumbuhan Ekonomi Hijau Berdasarkan Sektor BAGIAN 2: Peluang Pertumbuhan Ekonomi Hijau Berdasarkan Sektor 11
Kegiatan-kegiatan seperti peningkatan efisiensi dan Meneruskan pertumbuhan yang berkelanjutan di sektor Investasi yang serius dalam konektivitas transportasi dan laut. Adanya pelabuhan, sistem pengairan dan
pengelolaan limbah yang lebih baik dapat merangsang ini merupakan bagian integral dalam meningkatkan darat dan laut, telekomunikasi, dan infrastruktur sanitasi, serta infrastruktur utama lainnya yang dapat
pertumbuhan ekonomi hijau yang signifikan dalam industri kesejahteraan rakyat Indonesia, terutama mengingat lainnya akan membuka potensi ekonomi yang luar bertahan lama, maka perencanaan dan keputusan
manufaktur dan mengurangi biaya lingkungan dan sosial. kesempatan kerja yang cukup besar. Langkah-langkah utama biasa yang menjadi bagian yang melekat dari luas dan investasi besar lain yang dibuat dalam beberapa
Industri manufaktur menyumbang hampir seperempat yang direkomendasikan antara lain mendirikan industri kecil beragamnya Indonesia, dan memastikan ketahanannya tahun ke depan akan memiliki dampak jangka
kegiatan ekonomi di Indonesia. Hal ini termasuk industri- di sekitar aliran limbah, mengembangkan insentif fiskal terhadap perubahan iklim dan risiko lainnya. Saat panjang pada keberhasilan Indonesia berjalan di jalur
industri produksi dan pengolahan, teknologi-teknologi untuk efisiensi energi, dan investasi dalam penelitian dan ini investasi konektivitas mencapai sekitar 17% dari pertumbuhan ekonomi hijau. Langkah-langkah utama
yang muncul untuk industri hijau, dan daur ulang limbah. pengembangan teknologi bersih. PDB, tapi yang lebih penting, konektivitas sangat yang direkomendasikan antara lain melaksanakan
penting untuk mempertahankan laju pertumbuhan analisis biaya-manfaat yang diperluas, sensitif sosial
TABEL 2.3 ekonomi Indonesia yang terus berkembang dan dan lingkungan terhadap solusi konektivitas utama
Faktor pemungkin utama untuk industri manufaktur
untuk mempersempit kesenjangan pembangunan dan memasukan penilaian risiko iklim ke dalam
TEMA FAKTOR PEMUNGKIN UTAMA INDIKATOR YANG DISARANKAN antar daerah. Bersamaan dengan laju pertumbuhan perencanaan dan investasi untuk pembangunan
ekonomi, akan ada tuntutan yang besar untuk perkotaan.
1. Mengembangkan insentif fiskal untuk efisiensi energi infrastruktur perkotaan baru untuk transportasi darat
2. Menghentikan subsidi bahan bakar fosil dan
memperkenalkan harga karbon Konsumsi energi per unit PDB
Meningkatkan Emisi dari industri manufaktur
3. Memperbaiki metode produksi di industri berat TABEL 2.4
efisiensi energi termasuk sektor penyulingan per unit GVA Faktor pemungkin untuk konektivas
4. Melibatkan pemain kunci industri dalam efisiensi
energi TEMA FAKTOR PEMUNGKIN UTAMA INDIKATOR YANG DISARANKAN
1. Membangun struktur kelembagaan dan
Mengembangkan sektor 5. Investasi riset & pengembangan teknologi bersih Membangun kota kapasitas untuk perencanaan kota pintar Penilaian kualitatif dari program
Nilai tambah bruto
untuk bahan pengolahan pintar 2. Memasukan penilaian risiko iklim ke dalam kota pintar
teknologi bersih sektor teknologi bersih
6. Mendukung UKM industri teknologi bersih proses investasi untuk pembangunan perkotaan
Mempromosikan 7. Membangun industri-industri baru untuk produk- 3. Membangun kapasitas kelembagaan untuk
Nilai tambah bruto dari industri
pengolahan limbah produk dan pengolahan limbah konektivitas antar moda
pengelolaan limbah
8. Menstimulasi investasi untuk pembuangan sampah Membangun koneksi 4. Membangun jalur proyek infrastruktur hijau Penilaian kualitatif program
yang lebih baik % limbah dialihkan ke TPA
rendah GRK dan memastikan pelaksanaan proyeknya antar moda yang tepat sasaran antar moda
5. Melaksanakan analisis biaya-manfaat yang
diperluas untuk solusi konektivitas yang besar
Kotak 2.3
PRODUKSI SEMEN DIDUKUNG OLEH
SAMPAH KOTA
Sintesis: Mewujudkan Pertumbuhan Ekonomi Hijau untuk Indonesia yang Sejahtera Sintesis: Mewujudkan Pertumbuhan Ekonomi Hijau untuk Indonesia yang Sejahtera
Konektivitas Sebuah Peta Jalan untuk Kebijakan, Perencanaan dan Investasi Sebuah Peta Jalan untuk Kebijakan, Perencanaan dan Investasi Sumber Daya Alam Terbarukan
14 15
TABEL 2.5
Faktor pemungkin untuk
sumber daya alam terbarukan
Sintesis: Mewujudkan Pertumbuhan Ekonomi Hijau untuk Indonesia yang Sejahtera Sintesis: Mewujudkan Pertumbuhan Ekonomi Hijau untuk Indonesia yang Sejahtera
Sumber Daya Alam Terbarukan Sebuah Peta Jalan untuk Kebijakan, Perencanaan dan Investasi Sebuah Peta Jalan untuk Kebijakan, Perencanaan dan Investasi Sumber Daya Alam Terbarukan
16 17
Kotak 2.8 Analisis yang dilakukan sebagai bagian dari Program Pertumbuhan
PROYEK "MANTA RAY OF HOPE" Ekonomi Hijau Pemerintah Indonesia-GGGI menunjukkan bahwa dengan
harga karbon USD 2.57 / ton, investasi KRE akan impas. Bahkan dengan
harga sekitar USD 9.3 / ton, dapat menggalakan skenario "Business As
Ikan pari Manta menghadapi ancaman yang terus meningkat Usual". Hal ini merupakan peluang besar untuk mengamankan ekosistem
dari praktik penangkapan yang menjadikannya target langsung hutan jika harga karbon dapat ditentukan dan diterima secara luas.
maupun tidak langsung, dan diklasifikasikan sebagai spesies
TABEL 2.6
yang rentan terhadap kepunahan di alam liar. Pari Manta tidak Faktor pemungkin untuk pasar baru berbasis modal alam
dianggap sebagai sumber daya perikanan yang berkelanjutan,
namun terdapat pasar destruktif untuk penjualan tulang saring TEMA FAKTOR PEMUNGKIN INDIKATOR YANG DISARANKAN
insang manta untuk obat-obatan. Untuk mengatasi hal ini,
proyek "Manta Ray of Hope" mengusulkan pariwisata yang Meningkatkan ekowisata 1. Melaksanakan pelatihan dan pemantauan Penilaian kualitatif program
dikelola secara bertanggung jawab, yaitu dengan membuat ekowisata ekosistem
kegiatan pengamatan pari manta sebagai alternatif ekonomi
yang berpotensi menguntungkan. Berdasarkan estimasi, 2. Menetapkan, mendukung dan memantau pasar
wisata pari manta memiliki nilai global diperkirakan lebih Mengidentifikasi pasar berbasis modal alam yang baru
dari USD 100 juta per tahun, dibandingkan dengan USD 11 Nilai tambah bruto dari
berbasis modal alam 3. Melakukan bioprospecting yang bertanggung
pasar berbasis modal alam
juta per tahun yang di dapat dari penjualan tulang saring yang baru jawab untuk mendukung pengembangan
yang baru
insang di seluruh dunia. industri bioteknologi
Sejumlah strategi telah diusulkan untuk mencapai transisi ini, Menetapkan pembayaran 4. Memperkenalkan tata kelola Pembayaran Banyaknya pembiayaan PES
termasuk pengembangan ekowisata di masyarakat pesisir; Jasa Lingkungan (PES) yang dibayarkan
jasa lingkungan
pendidikan konsumen untuk menyangkal klaim tentang
Keanekaragaman hayati laut
manfaat obat dari insang; penegasan pada langkah-langkah perlindungan internasional; moratorium
Indonesia menawarkan banyak Volume pembiayaan karbon
peluang untuk ekowisata perdagangan di pusat-pusat perdagangan insang; perlindungan habitat kritis pari manta; dan strategi Mempercepat pembayaran 5. Mengembangkan kerangka pasar karbon
untuk proyek-proyek Indonesia
Manta Ray of Hope penegakan hukum untuk semua tindakan perlindungan. Dengan dukungan dari proyek "Manta Ray domestik
ganti rugi karbon Jumlah proyek baru terdaftar di
of Hope", Indonesia telah menyetujui perundang-undangan untuk sepenuhnya melindungi semua 6. Menanggapi secara dinamis diskusi
internasional dan domestik bawah skema pembayaran ganti
pari manta dalam zona ekonomi eksklusif seluas hampir enam juta kilometer persegi, menjadikannya internasional tentang penetapan harga karbon
rugi karbon
tempat perlindungan terbesar untuk pari manta di dunia.
Pasar Berbasis Modal Alam yang Baru Sintesis: Mewujudkan Pertumbuhan Ekonomi Hijau untuk Indonesia yang Sejahtera Sintesis: Mewujudkan Pertumbuhan Ekonomi Hijau untuk Indonesia yang Sejahtera Pasar Berbasis Modal Alam yang Baru
Sebuah Peta Jalan untuk Kebijakan, Perencanaan dan Investasi Sebuah Peta Jalan untuk Kebijakan, Perencanaan dan Investasi
BAGIAN 3
18 19
U
paya yang sistematis diperlukan untuk mengarusutamakan pertumbuhan ekonomi hijau dalam pengambilan keputusan Risiko rendah Risiko tinggi
terkait kebijakan, perencanaan, dan investasi di tingkat nasional dan daerah, sehingga perencanaan proyek dan investasi Risiko menengah Tidak diperbolehkan
hijau dapat diciptakan. Pengarusutamaan perlu dipandu oleh strategi pertumbuhan ekonomi hijau yang komprehensif,
dengan tujuan dan langkah-langkah yang terintegrasi ke dalam peraturan, insentif, rencana pembangunan, dan anggaran. Tindakan
utama yang diperlukan, antara lain: mengadopsi kebijakan yang tepat dan memungkinkan untuk pengarusutamaan, menggunakan
Provinsi Kalimantan Tengah sedang menghadapi
instrumen yang tepat untuk mempengaruhi keputusan-keputusan investasi, dan mengaplikasikan mekanisme pemantauan yang tepat
tantangan yang cukup besar terkait dengan
untuk mengukur kinerja investasi pertumbuhan ekonomi hijau. perluasan perkebunan kelapa sawit dan karet. BANAMA
TINGANG
Masalah-masalah ini termasuk deforestasi ilegal
MENUJU STRATEGI PERTUMBUHAN EKONOMI HIJAU NASIONAL yang luas, penyalahgunaan izin, perusakan lahan
gambut, perambahan kawasan lindung dan konflik
KAHAYAN
sosial. Rencana tata ruang provinsi yang tidak lengkap TENGAH
Meskipun strategi nasional pertumbuhan ekonomi hijau belum Kementerian Keuangan baru-baru ini meluncurkan Strategi
mempersulit masalah ini karena batas lahan tidak
dirumuskan, Indonesia telah mengadopsi pertumbuhan ini dalam Perencanaan dan Penganggaran Hijau untuk Pembangunan
jelas. Berlanjutnya ekspansi tanaman perkebunan ini akan
rencana aksi strategi nasional dan daerah untuk perubahan Berkelanjutan di Indonesia (Green Planning and Budgeting/GPB) menyebabkan kerusakan hutan besar-besaran. JABIREN
iklim. Beberapa kabupaten dan kota juga sedang menuju tahun 2015. Meskipun GPB hanya mencakup kerangka waktu lima RAYA
strategi pertumbuhan ekonomi hijau, melalui perencanaan tata tahun, GPB memberikan landasan kuat bagi kebijakan fiskal untuk Program Pertumbuhan Ekonomi Hijau Pemerintah Indonesia-GGGI
ruang yang menggunakan pendekatan bentang alam untuk strategi nasional pertumbuhan ekonomi hijau jangka panjang mendukung pemerintah provinsi Kalimantan Tengah dan dua kabupaten,
menyeimbangkan tujuan konservasi dengan pembangunan. yang komprehensif. Pulang Pisau dan Murung Raya, dalam merancang dan menerapkan strategi
SEBANGAU
pertumbuhan hijau di wilayah hukum mereka. Langkah pertama dalam KUALA
Seperti yang ditekankan dalam GPB, sejumlah intervensi kebijakan proses ini adalah untuk mendukung pemerintah kabupaten dalam menilai
diperlukan untuk membuat kerangka strategi pertumbuhan prosedur perencanaan saat ini dan mengidentifikasi pintu masuk untuk KAHAYAN
ekonomi hijau nasional, seperti: (i) sinyal harga untuk investasi meningkatkan perencanaan tata ruang. Sektor karet dan kelapa sawit adalah HILIR
sektor swasta, termasuk reformasi subsidi yang lebih luas, rezim pendorong utama deforestasi, tetapi karet dan sawit juga merupakan sumber
insentif yang kuat untuk energi terbarukan, skema pembayaran pendapatan lokal dan provinsi yang paling penting. Oleh karena itu, sektor- MALIKU
jasa lingkungan, dan eksplorasi opsi-opsi harga karbon; (ii) insentif sektor ini secara khusus menjadi target dalam mengembangkan strategi KAHAYAN
pertumbuhan ekonomi hijau dan mengidentifikasi bagaimana pertumbuhan KUALA
bagi investasi sektor publik, misalnya menggunakan sistem PANDIH BATU
transfer fiskal antar pemerintah sebagai insentif bagi pemerintah ekonomi hijau dapat memberikan manfaat bagi masyarakat lokal melalui mata
kabupaten dan provinsi yang mendukung pertumbuhan ekonomi pencaharian yang berkelanjutan dan peningkatan kesejahteraan ekonomi.
hijau; (iii) efektivitas belanja anggaran publik, misalnya dengan
Upaya di atas digunakan untuk membuat rencana pengembangan strategis
menggunakannya untuk meningkatkan investasi hijau dari sektor
untuk masing-masing sektor sebagai jalur menuju pertumbuhan ekonomi
swasta; dan (iv) mengatasi kegagalan pasar yang menghambat
hijau serta rencana tata ruang kabupaten secara umum. Beragam upaya
sektor swasta memperhitungkan dampak sosial dan lingkungan.
untuk memasukan rekomendasi-rekomendasi tersebut dalam revisi tata
ruang selanjutnya sedang dalam proses.
Investasi sektor transportasi umum seperti MRT yang sedang dikerjakan PULANG PISAU
di Jakarta, membantu mengatasi kemacetan dan mengurangi polusi di Indikator Risiko HCV (High Conservation Value) dan Konsesi Kelapa Sawit
kota-kota besar Indonesia Dhoni Setiawan / The Jakarta Post
Kotak 3.1 Pendekatan-pendekatan dan metode-metode spesifik KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
MENINGKATKAN INVESTASI HIJAU SEKTOR SWASTA yang akan digunakan dalam strategi pertumbuhan
ekonomi hijau nasional akan lebih mudah dan siap Meskipun relatif baru di Indonesia, KLHS adalah alat
diimplementasikan jika dibangun dari sistem dan bantu yang tepat untuk pengambilan keputusan,
Beberapa laporan internasional meninjau sejauh mana pengeluaran publik untuk pertumbuhan hijau dapat meningkatkan investasi sektor prosedur pemerintah yang sudah ada, seperti Kajian
swasta. Kajian ini dilakukan oleh UN High Level Advisory Group, Green Investment Report, kajian portofolio iklim IFC dan World Resources sekaligus pembuka jalan untuk pengarusutamaan
Lingkungan Hidup Strategis. Kajian ini bertujuan
Institute. Untuk pembelanjaan langsung pada layanan dan infrastruktur publik, rasio peningkatan umumnya diperkirakan kurang dari 1 : 1. Untuk pertumbuhan ekonomi hijau dalam perencanaan
untuk meningkatkan efisiensi dan memastikan
modalitas yang secara eksplisit bertujuan untuk mempromosikan investasi swasta, bukti internasional menunjukkan bahwa rasio peningkatan
bahwa pendekatan dan metode yang dipilih telah
dapat bervariasi dari 2 : 1 sampai lebih dari 10 : 1. Dukungan langsung untuk bisnis, seperti melalui hibah, cenderung menghasilkan rasio
peningkatan yang rendah. Rasio peningkatan tertinggi adalah kebijakan terutama peraturan. memperhitungkan manfaat dan biaya sosial, lingkungan
dan ekonomi.
Bukti langsung rasio peningkatan yang dicapai masih sedikit di Indonesia. Namun, Strategi GPB menunjukkan bahwa, jika norma-norma
internasional dicapai, rasio peningkatan rata-rata sekitar 1,9 mungkin dapat tercapai dalam jangka pendek. Dalam jangka menengah dengan
fokus lebih besar pada kebijakan yang mengandalkan pasar, sektor keuangan
Sintesis: dan peraturan
Mewujudkan rasio
Pertumbuhan peningkatan
Ekonomi bisa meningkat
Hijau untuk menjadi
Indonesia yang 3,4,
Sejahtera Sintesis: Mewujudkan Pertumbuhan Ekonomi Hijau untuk Indonesia yang Sejahtera Menuju Strategi Pertumbuhan Ekonomi Hijau Nasional
sekitar sepertiga dari tingkat biasa dicapai oleh negara maju. Implikasi dari peningkatan iniPeta
Sebuah besar untuk
Jalan pertumbuhan
untuk ekonomi hijau
Kebijakan, Perencanaan dan
dan dapat
Investasi Sebuah Peta Jalan untuk Kebijakan, Perencanaan dan Investasi
menghasilkan sebanyak 5% dari semua investasi, baik publik maupun swasta, yang ditujukan untuk pertumbuhan ekonomi hijau.
20 Bagian 3: Pengarusutamaan Pertumbuhan Ekonomi Hijau dalam Kebijakan, Perencanaan dan Investasi 21
PENGARUSUTAMAAN
PERTUMBUHAN EKONOMI HIJAU
DALAM PERENCANAAN
Pengarusutamaan Pertumbuhan Sintesis: Mewujudkan Pertumbuhan Ekonomi Hijau untuk Indonesia yang Sejahtera Sintesis: Mewujudkan Pertumbuhan Ekonomi Hijau untuk Indonesia yang Sejahtera Pengarusutamaan Pertumbuhan
Ekonomi Hijau dalam Perencanaan Sebuah Peta Jalan untuk Kebijakan, Perencanaan dan Investasi Sebuah Peta Jalan untuk Kebijakan, Perencanaan dan Investasi Ekonomi Hijau dalam Perencanaan
22 Bagian 3: Pengarusutamaan Pertumbuhan Ekonomi Hijau dalam Kebijakan, Perencanaan dan Investasi Bagian 3: Pengarusutamaan Pertumbuhan Ekonomi Hijau dalam Kebijakan, Perencanaan dan Investasi 23
Kotak 3.4
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS: TIGA STUDI KASUS
Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) sangat penting untuk mencapai pertumbuhan ekonomi hijau dalam
perencanaan tata ruang. KLHS memungkinkan untuk mengartikulasikan dengan jelas, di awal proses perencanaan,
dampak sosial dan lingkungan yang potensial dari kebijakan dan praktik yang mempengaruhi perubahan
penggunaan lahan, serta memberikan informasi yang lebih baik untuk pengambilan keputusan di dalam dan
lintas sektor dan wilayah.
KLHS MP3EI
Enviromental Support Program di Indonesia (ESP3) melakukan KLHS untuk
Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia
(MP3EI). KLHS digunakan sebagai salah satu dari beberapa metode untuk
penilaian kebijakan dan perencanaan terpadu.
Pada tingkat yang lebih lokal, KLHS digunakan untuk memperkirakan dampak
lingkungan tertentu dalam koridor MP3EI. Misalnya, peta menunjukkan
besarnya estimasi dampak dari proyek-proyek MP3EI pesisir di Kabupaten
Dampak di wilayah pesisir dari projek MP3EI
Kotabaru, Kalimantan Selatan. Data geografis pemukiman, industri, dan
di Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan
sumber daya alam dipetakan untuk mengidentifikasi keanekaragaman
ESP3 / Danida
hayati yang rentan dan habitat alami dalam rencana pembangunan ini.
Ke depan, hasil KLHS perlu diteliti oleh publik dan perlu sepenuhnya lebih
tertanam dalam proses perencanaan.
Kotak 3.5
Penyusunan KLHS untuk Perencanaan Tata Ruang Provinsi Papua
KLHS Papua dalam tahap krusial awal mendapatkan manfaat dari konsultasi pubik yang kuat pada setiap tahapan
Masyarakat ikut serta dalam
Kajian Lingkungan Hidup
TIGA KEBIJAKAN UTAMA UNTUK MERANCANG
dalam perencanaan tata ruang dan wilayah, dan masukan dari pemangku kepentingan pemerintah maupun non- Strategis untuk perencanaan KAWASAN EKONOMI KHUSUS (KEK) HIJAU
pemerintah, akan mengarah pada draft pertama perencanaan tata ruang dan wilayah. wilayah Papua
Michael Padmanaba /
CIFOR KUNCI DASAR RENCANA MP3EI Kebijakan untuk membangun KEK hijau dapat berkontribusi pada hasil
Secara signifikan, bagian teknis dari fase penjajakan KLHS didukung oleh Laporan Fakta dan Analisa (F&A) Rencana
Hutan Pelabuhan pertumbuhan ekonomi hijau yang luas dengan tiga cara utama.
Tata Ruang. Fitur utama lain dari proses ini adalah untuk menyesuaikan KLHS secara terus menerus selama
Area Konservasi Pembangkit listrik
proses perencanaan tata ruang jangka panjang. Ternyata KLHS dan F & A mengikuti panduan yang berbeda tetapi
Hutan Bakau Infrastruktur lain Pemberian insentif untuk masuknya produk hijau di KEK: Hal ini akan
mencakup banyak hal yang sama, yang membuktikan bahwa pengintegrasi yang lebih baik diperlukan selama
Pemukiman Pertambangan batubara membantu mengatur dan memberi insentif praktik yang baik di luar
periode lima tahun pelaksanaan kajian rencana tata ruang (RTRW), serta ketika rencana ini diperbaharui pada
Konsesi Pertambangan kawasan, termasuk produk-produk manufaktur impor dan ekspor.
interval 20-tahun -atau lebih cepat apabila diharuskan oleh reformasi kebijakan. KLHS dan F & A adalah referensi Kelapa Sawit
Desain kebijakan pertumbuhan ekonomi hijau untuk seluruh KEK
yang berguna untuk mengkaji rencana tata ruang yang berlaku serta rencana pembangunan jangka menengah
dalam tahap perencanaan awal: Satu set kebijakan bertujuan untuk
(RPJM) jika keduanya beserta RPJM diharapkan untuk memuat rencana aksi perubahan iklim (RAD-RGK, RAN-API, DAMPAK
merencanakan dan membangun KEK untuk meningkatkan kinerja
dan di masa depan, RAD-API). KUMULATIF lingkungan secara keseluruhan di seluruh kawasan dengan memastikan
Terbatas semua investasi harus mempertimbangan kelima hasil yang diinginkan dari
Menerapkan KLHS ke Program Green Prosperity
Sedang pertumbuhan hijau.
Program Kemakmuran Hijau Millennium Challenge Account di Indonesia (MCA-I) memberikan beberapa indikasi
Parah Memberikan insentif dan mengatur kegiatan ekonomi untuk menarik
yang menjanjikan dari fase penjajakan KLHS. KLHS dilakukan pada forum pemangku kepentingan di Kabupaten
Sangat Parah teknologi dan inovasi hijau ke dalam KEK: Tujuan ini akan menghasilkan
Merangin dan Muaro Jambi di Provinsi Jambi dan Mamasa dan Mamuju di Sulawesi Barat. KLHS dilakukan
kebijakan KEK yang bertujuan untuk mengurangi risiko investasi hijau
bersama-sama perwakilan LSM, sektor swasta dan pemerintah daerah untuk mengidentifikasi tantangan
dengan mengurangi biaya operasi bagi investor.
lingkungan, sosial dan ekonomi terkait yang dihadapi masyarakat dan kabupaten mereka. Sebuah fitur menarik
adalah sesi diskusi terpisah. Temuan di Kabupaten Merangin di antaranya adalah pentingnya menyelesaikan
masalah perizinan sumber daya alam, kebutuhan pengaturan batas desa dan kurangnya koordinasi yang cukup
baik secara horizontal maupun vertikal.
Pengarusutamaan Pertumbuhan Sintesis: Mewujudkan Pertumbuhan Ekonomi Hijau untuk Indonesia yang Sejahtera Sintesis: Mewujudkan Pertumbuhan Ekonomi Hijau untuk Indonesia yang Sejahtera Pengarusutamaan Pertumbuhan
Ekonomi Hijau dalam Perencanaan Sebuah Peta Jalan untuk Kebijakan, Perencanaan dan Investasi Sebuah Peta Jalan untuk Kebijakan, Perencanaan dan Investasi Ekonomi Hijau dalam Perencanaan
24 Bagian 3: Pengarusutamaan Pertumbuhan Ekonomi Hijau dalam Kebijakan, Perencanaan dan Investasi Bagian 3: Pengarusutamaan Pertumbuhan Ekonomi Hijau dalam Kebijakan, Perencanaan dan Investasi 25
5. dan
Regional
berkembang
3.
Penciptaan Proyek &
TAHAP 8
Peta Jalan dan
menetapkan target ARGUMEN BISNIS PEMANTAUAN
DAN EVALUASI
PETA JALAN
Sintesis: Mewujudkan Pertumbuhan Ekonomi Hijau untuk Indonesia yang Sejahtera Sintesis: Mewujudkan Pertumbuhan Ekonomi Hijau untuk Indonesia yang Sejahtera
Sebuah Peta Jalan untuk Kebijakan, Perencanaan dan Investasi Sebuah Peta Jalan untuk Kebijakan, Perencanaan dan Investasi
(Searah jarum jam) Siswa belajar tentang energi matahari; Perencanaan pertumbuhan hijau di Kalimantan Timur; Menggarap lahan di Toraja, Sulawesi
Selatan; Gedung - gedung ramah lingkungan di Jakarta Ricky Yudhisira / The Jakarta Post; GGGI; Martin Hardiono; Dhoni Setiawan / The Jakarta Post
26 Bagian 3: Pengarusutamaan Pertumbuhan Ekonomi Hijau dalam Kebijakan, Perencanaan dan Investasi Bagian 3: Pengarusutamaan Pertumbuhan Ekonomi Hijau dalam Kebijakan, Perencanaan dan Investasi 27
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Luas hutan dalam kondisi Indeks Manfaat
baik, didefinisikan Keanekaragaman Polusi udara rata-rata
sebagai hutan yang yang dihadapi oleh Jumlah rata-rata tahun
Hayati Global
menyediakan: manfaat Indeks stok ikan penduduk Indonesia Penggunaan air per kapita Intensitas emisi gas untuk cadangan mineral
Environment Facility, Produktivitas Energi
perlindungan DAS penuh, dan terumbu karang yang tinggal di kota- penduduk Indonesia rumah kaca dalam yang tersisa, pada
termasuk penyangga air yang bertujuan untuk (yaitu konsumsi energi
dalam kondisi baik kota dan daerah- yang dipenuhi oleh perekonomian, dengan tingkat ekstraksi saat ini,
dan mengurangi erosi mengukur potensi dibagi dengan PDB)
yang mencerminkan daerah lain yang layanan penyedia air yang emisi seperti yang dihitung dengan nilai
tanah; stok karbon; dan manfaat global yang
manfaat keanekaragaman keragaman spesies terkena dampak polusi terorganisir dilaporkan Indonesia ekstraksi saat ini untuk
dapat direalisasikan
hayati yang baik, setara serta volume total udara, termasuk asap kepada UNFCCC setiap mineral
dengan yang disediakan dari kegiatan
oleh hutan hujan yang keanekaragaman dari kebakaran gambut
baik hayati
Perkembangan menuju ekonomi Indonesia yang Sebenarnya, indikator pertumbuhan ekonomi hijau
lebih hijau akan memerlukan upaya pemantauan tidak termasuk indikator pembangunan ekonomi
dan pengukuran kinerja ekonomi. Peta jalan ini (misalnya total dan GDP per kapita, investasi, konsumsi,
menawarkan sejumlah indikator untuk melakukan hal produktivitas) atau pengurangan kemiskinan (misalnya
itu. Indikator-indikator ini menjangkau kelima hasil angka kemiskinan utama, rasio Gini, kedalaman
yang diinginkan dari Kerangka Pertumbuhan Ekonomi kemiskinan). Peta jalan tidak menyajikan indeks
Hijau. Dengan demikian, indikator yang diusulkan mirip komposit tunggal, meskipun pilihan untuk ini tersedia,
dengan kerangka pengukuran untuk pertumbuhan termasuk PDB Hijau, pengukuran kesejahteraan
ekonomi hijau seperti usulan OECD, yang meliputi lima dan total output produk. Sebaliknya, indikator yang
9. 10. 11. 12.
jenis indikator: a) produktivitas sumber daya; b) aset- diusulkan terdiri dari selusin indikator kunci yang
aset alam; c) kualitas lingkungan hidup; d) kesempatan jarang ditonjolkan dalam perencanaan pembangunan Indikator komposit yang Indikator 'pekerjaan
berasal dari data di Bank Nilai subsidi bahan 'Indeks Kerentanan'
dan kebijakan ekonomi; dan e) konteks sosial-ekonomi dan karena itu menambah nilai perencanaan rutin. hijau yang layak'
Dunia tentang Penilaian bakar fosil, untuk yang akan mengukur
dan karakteristik pertumbuhan. Indikator-indikator ini dikelompokkan menjadi 3, yaitu: menunjukkan didefinisikan
Kebijakan Negara dan sebagai pekerjaan kerentanan sosial,
(i) kuantitas dan kualitas sumber daya alam dan jasa dan menandakan
Kelembagaan, untuk di bisnis dan sektor lingkungan, dan
Usulan indikator pertumbuhan ekonomi hijau ditujukan lingkungan, (ii) efisiensi sumber daya, produktifitas, dan melacak kemajuan kemajuan faktor ekonomi terhadap
pemungkin kebijakan yang mendorong
untuk melengkapi indikator yang telah digunakan untuk intensitas karbon ekonomi, dan (iii) indikator campuran berkaitan dengan perubahan iklim
dan insentif pertumbuhan
perencanaan rutin: Indikator tersebut juga dimuat di dan pelacakan kebijakan yang meliputi kapasitas kapasitas, kelembagaan ekonomi hijau
sejumlah referensi statistik, dan sering dijadikan acuan kelembagaan, reformasi kebijakan, dan ketahanan. dan tata kelola
dalam dokumen perencanaan.
Pemantauan dan Pengukuran Sintesis: Mewujudkan Pertumbuhan Ekonomi Hijau untuk Indonesia yang Sejahtera Sintesis: Mewujudkan Pertumbuhan Ekonomi Hijau untuk Indonesia yang Sejahtera Pemantauan dan Pengukuran
Kinerja Pertumbuhan Ekonomi Hijau Sebuah Peta Jalan untuk Kebijakan, Perencanaan dan Investasi Sebuah Peta Jalan untuk Kebijakan, Perencanaan dan Investasi Kinerja Pertumbuhan Ekonomi Hijau
BAGIAN 4
28 29
Mewujudkan Pertumbuhan
Ekonomi Hijau untuk Bangsa
RENCANA AKSI UNTUK MEWUJUDKAN PERTUMBUHAN EKONOMI HIJAU Biaya yang berkenaan dengan aksi-aksi ini perlu dimasukkan ke dalam anggaran nasional dan lokal, dinegosiasikan melalui
proses anggaran rutin dan didukung oleh analisis GGAP. Awalnya, anggaran terbesar diperlukan untuk investasi publik.
Namun, biaya mengenalkan dan mengelola insentif, serta penguatan dan membangun lembaga untuk menegakkan
Rencana aksi yang diusulkan untuk pertumbuhan ekonomi hijau di Indonesia didasarkan
peraturan, sering diremehkan dan juga akan membutuhkan anggaran yang cukup besar.
pada beberapa rangkaian kegiatan yang saling memperkuat untuk mencapai lima hasil
yang terkandung dalam Kerangka Pertumbuhan Ekonomi Hijau:
Kemajuan tindak lanjut dari rencana untuk mencapai hasil-hasil pembangunan ekonomi hijau dapat diukur dengan
tiga indikator gabungan.
Menciptakan dan melaksanakan faktor-faktor pemungkin dan insentif-insentif yang
mengurangi risiko kepada investor dan bisnis yang tertarik untuk menerapkan praktik-praktik
berkelanjutan dan teknologi hijau. MENGUKUR KEMAJUAN PERTUMBUHAN EKONOMI HIJAU
Menata ulang kebijakan, rencana dan proyek-proyek nasional dan daerah untuk memastikan
bahwa manfaat sosial dan lingkungan dan biaya sepenuhnya terintegrasi dari awal.
Membangun kapasitas dan lembaga, serta menjamin tata kelola yang baik, untuk mendukung
kebijakan, insentif, rencana, dan proyek pertumbuhan ekonomi hijau.
Faktor pemungkin pertumbuhan ekonomi hijau karang dan menyediakan pembiayaan jangka panjang
diidentifikasi dalam peta jalan mencakup berbagai untuk proyek-proyek kehutanan. Faktor-faktor pemungkin
kegiatan di kelompok sektor energi dan industri ekstraktif, ini bukan satu-satunya yang dibutuhkan untuk membuat
industri manufaktur, konektivitas dan sumber daya alam pertumbuhan ekonomi hijau sukses. Namun, mereka
terbarukan, serta di wilayah lintas sektor dari pasar yang mewakili satu set kebijakan dan inisiatif dengan potensi
berkembang untuk modal alam. Faktor-faktor pemungkin tepat guna untuk menempatkan Indonesia pada lintasan 1. 2. 3.
ini sangat beragam termasuk seperti menghapus pertumbuhan ekonomi hijau. Beberapa kegiatan telah
subsidi bahan bakar fosil, investasi dalam penelitian dan dimulai. Rencana aksi menunjukkan bagaimana peluang Indikator gabungan Indikator gabungan Indikator gabungan
pengembangan teknologi bersih, mempercepat sertifikasi pertumbuhan ekonomi hijau yang dijelaskan dalam peta untuk kualitas aset untuk mengukur tingkat kebijakan, mengetahui
internasional produk yang berkelanjutan, meningkatkan jalan tersebut dapat diwujudkan dari waktu ke waktu. lingkungan,mengetahui efiisiensi sumber daya, kemajuan secara
keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan terumbu ketersediaan stok ikan, mengetahui efisiensi keseluruhan dalam hal
sumber daya hutan, penggunaan air, kapasitas, institusi dan
keanekaragaman hayati dan produktivitas energi, tata kelola, adaptasi
PENGANGGARAN UNTUK PERTUMBUHAN EKONOMI HIJAU emisi gas rumah kaca perubahan iklim, dan
ketahanan ekologi terhadap
perubahan iklim tingkat intensitas emisi penciptaan 'lapangan
Peta Jalan Rencana Aksi Pertumbuhan Ekonomi Hijau berisi 50 aksi, dimana lebih dari dua pertiganya bekerja melalui gas rumah kaca dalam pekerjaan hijau' yang
instrumen yang memanfaatkan investasi swasta yang signifikan, termasuk pasar, insentif, informasi dan peraturan. kegiatan ekonomi, dan merata, serta tingkat
Aksi-aksinya dapat diklasifikasikan sebagai berikut: sisa cadangan mineral keberhasilan kebijakan-
kebijakan utama, seperti
menghapus subsidi
Lima faktor pemungkin lintas sektoral untuk mendorong aksi melalui pembuatan kebijakan dan perencanaan bahan bakar fosil dan
Sepuluh aksi yang melibatkan investasi publik atau promosi investasi swasta distorsi harga energi
Satu perubahan dalam subsidi lainnya
Rencana Aksi untuk Sintesis: Mewujudkan Pertumbuhan Ekonomi Hijau untuk Indonesia yang Sejahtera Sintesis: Mewujudkan Pertumbuhan Ekonomi Hijau untuk Indonesia yang Sejahtera Penganggaran untuk Pertumbuhan Ekonomi Hijau
Mewujudkan Pertumbuhan Ekonomi Hijau Sebuah Peta Jalan untuk Kebijakan, Perencanaan dan Investasi Sebuah Peta Jalan untuk Kebijakan, Perencanaan dan Investasi
30 Bagian 4: Mewujudkan Pertumbuhan Ekonomi Hijau untuk Bangsa Bagian 4: Mewujudkan Pertumbuhan Ekonomi Hijau untuk Bangsa 31
Sintesis: Mewujudkan Pertumbuhan Ekonomi Hijau untuk Indonesia yang Sejahtera Sintesis: Mewujudkan Pertumbuhan Ekonomi Hijau untuk Indonesia yang Sejahtera
20 hun
20 hun
20 hun
20
30
50
Sebuah Peta Jalan untuk Kebijakan, Perencanaan dan Investasi Sebuah Peta Jalan untuk Kebijakan, Perencanaan dan Investasi
ta
ta
ta
32 Part 4: Delivering Green Growth for The Nation 33
Komunikasi yang jelas sasarannya diperlukan untuk membantu Sasaran komunikasi yang paling penting adalah pengambil
pengarusutamaan pertumbuhan ekonomi hijau dalam keputusan kebijakan dan investasi, baik di tingkat pemerintah
perencanaan nasional dan daerah di Indonesia, dan untuk pusat dan provinsi, yang kepemimpinannya dan komitmennya
mendukung pelaksanaan aksi serta pendekatan-pendekatan yang diperlukan untuk menciptakan lingkungan pemungkin yang tepat,
diidentifikasi dalam peta jalan. Strategi komunikasi pada awalnya termasuk mekanisme peraturan dan fiskal dan proses investasi.
perlu fokus pada aksi-aksi dan rekomendasi-rekomendasi untuk Kepemimpinan juga diperlukan dari sektor swasta, masyarakat
jangka pendek (2015-2020) dan dikembangkan dari waktu ke sipil, dan lembaga-lembaga publik. Meningkatkan pemahaman
waktu untuk mencerminkan pengalaman dan kemungkinan dan membangun dukungan untuk ide-ide yang disajikan dalam
perubahan prioritas nasional di masa depan. Di antara pesan- peta jalan ini akan memberikan landasan yang diperlukan untuk
pesan kunci yang ingin disampaikan adalah bahwa pertumbuhan mewujudkan pertumbuhan ekonomi hijau pada skala nasional.
ekonomi hijau mendasari dan memberi manfaat untuk berbagai
kelompok masyarakat Indonesia dan merupakan mesin untuk
mencapai pembangunan berkelanjutan. Strategi komunikasi
yang efektif akan membantu memobilisasi berbagai pemangku
kepentingan untuk lebih mengintegrasikan pertumbuhan
ekonomi hijau ke dalam proses dan kebijakan nasional dan
provinsi.
Keputusan-keputusan dan tindakan-tindakan yang diambil di oleh para pembuat kebijakan, yang perlu menjadi pejuang
Indonesia selama beberapa tahun ke depan dapat membangun pertumbuhan ekonomi hijau. Banyak 'tunas dari model ekonomi
dasar bagi ekonomi yang lebih hijau, yang lebih berkelanjutan. yang lebih berkelanjutan untuk Indonesia sudah dapat dilihat
Infrastruktur yang berumur panjang sedang dibangun dengan dalam berbagai proyek dan inisiatif di seluruh negeri diungkapkan
cepat dan beberapa ekosistem rusak parah. Untuk mencapai di dalam peta jalan.
lintasan pertumbuhan yang lebih diinginkan, perlu diambil
tindakan sekarang agar terhindar dari terkunci dalam pola Mencapai manfaat penuh dari pertumbuhan ekonomi hijau untuk
yang merugikan yang dapat membatasi potensi jangka panjang membantu mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan akan
Indonesia untuk pertumbuhan yang lebih inklusif dan diidamkan. membutuhkan pengarusutamaan pertumbuhan ekonomi hijau
seluruh pemerintah dan lembaga-lembaga di Indonesia, komunitas
Kunci untuk mencapai pertumbuhan ekonomi hijau adalah bisnis dan masyarakat sipil. Pengarusutamaan sistematis yang
komitmen politik tingkat tinggi dan kepemimpinan, baik secara seimbang, pendekatan pertumbuhan ekonomi hijau holistik akan
nasional maupun di daerah, didukung oleh masyarakat luas. membutuhkan kombinasi kebijakan dan faktor pemungkin yang
Ada banyak kesempatan untuk mempromosikan pertumbuhan tepat, termasuk integrasi pertumbuhan ekonomi hijau ke dalam
ekonomi hijau, tapi semuanya memerlukan keterlibatan aktif perencanaan dan pengambilan keputusan investasi.
Langkah Selanjutnya Sintesis: Mewujudkan Pertumbuhan Ekonomi Hijau untuk Indonesia yang Sejahtera Sintesis: Mewujudkan Pertumbuhan Ekonomi Hijau untuk Indonesia yang Sejahtera
untuk Pertumbuhan Ekonomi Hijau Sebuah Peta Jalan untuk Kebijakan, Perencanaan dan Investasi Sebuah Peta Jalan untuk Kebijakan, Perencanaan dan Investasi
Ucapan Terima Kasih
Bappenas berterima kasih kepada mitra-mitra berikut atas terciptanya dokumen Peta Jalan Nasional
Pertumbuhan Ekonomi Hijau Indonesia:
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral,
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian
Perindustrian, Kementerian Keuangan dan Kementerian Dalam Negeri.
Bappenas juga mengucapkan terima kasih kepada Global Green Growth Institute atas dukungan dan
bantuan untuk Program Pertumbuhan Ekonomi Hijau di Indonesia.
Pemerintah Indonesia dan Global Green Growth Institute (GGGI) telah mengembangkan program
kegiatan yang selaras dengan dan mendukung sepenuhnya upaya pencapaian visi Indonesia untuk
perencanaan pembangunan ekonomi.
Tujuannya adalah untuk menunjukkan - melalui contoh nyata dari perencanaan investasi dan
pembangunan di tingkat nasional, provinsi dan kabupaten - bagaimana pertumbuhan ekonomi dapat
terjaga sambil tetap mengurangi kemiskinan dan ketidaksetaraan sosial; memaksimalkan nilai jasa
ekosistem; mengurangi emisi gas rumah kaca; dan menjadikan masyarakat, perekonomian serta
lingkungan hidup memiliki ketahanan terhadap goncangan ekonomi dan iklim.