Anda di halaman 1dari 15

ANALISIS SEKTOR UNGGULAN

DALAM MENINGKATKAN PEREKONOMIAN


DAN PEMBANGUNAN KOTA BANDUNG
TAHUN 2008 – 2011
TUGAS MATAKULIAH EKONOMI WILAYAH DAN KOTA

Disusun Oleh :
Rudi Setia
10611001

TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
2013
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kota Bandung merupakan Ibukota Provinsi Jawa Barat yang memberikan
pengaruh terhadap pembangunan Jawa Barat. Hal ini disebabkan karena Kota
Bandung memiliki sumber daya alam yang beragam dan sumber daya manusia
yang unggul. Jika di lihat secara geografis Kota Bandung memiliki wilayah yang
sangat strategis karena berdekatan dengan Kota Jakarta yang menjadi pusat
perekonomian Indonesia.
Pembangunan merupakan proses berkesinambungan dengan tujuan akhir
untuk meningkatkan kesejahtraan masyarakat. Pembangunan selalu menimbulkan
dampak positif maupun negatif, oleh karena itu sangat diperlukan suatu acuan
untuk menilai keberhasilan pembangunan suatu wilayah. Pembangunan suatu
wilayah dikatakan berhasil bila pertumbuhan ekonomi di suatu wilayah relatif
tinggi, pertumbuhan ekonomi suatu wilayah akan berdampak terhadap wilayah
lainnya yang memiliki keterkaitan ekonomi dengan wilayah tersebut.
Perkembangan ekonomi suatu wilayah harus di lihat dari sektor- sektor yang
menjadi unggulan wilayah tersebut. Sektor uggulan tersebut harus bisa
dikembangkan semaksimal mungkin agar dapat menjadi pemicu pembangunan
perekonomian wilayah tersebut. Sektor unggulan tersebut dapat diketahui salah
satunya dengan menggunakan data PDRB.
Oleh karena itu dengan mengidentifikasi sektor- sektor ekonomi Kota
Bandung diharapkan dapat mengetahui sektor unggulan apa yang akan
dikembangkan dan menjadi fokus utama untuk dijadikan acuan dalam
meningkatkan perekonomian dan pembangunan Kota Bandung.

1.2 Tujuan
Tujuan dari penulisan paper ini adalah untuk mengidentifikasi sektor
unggulan dalam meningkatkan perekonomian dan pembangunan Kota Bandung
dilihat dari nilai PBRD secara time series.

Ekonomi Wilayah dan Kota 1


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Produk Domestik Regional Bruto


Produk domestik regional bruto (PDRB) atau yang lebih dikenal dengan
istilah pendapatan regional (Regional Income) merupakan data statistik yang
merangkum perolehan nilai tambah dari seluruh kegiatan ekonomi di suatu
wilayah. Produk Domestik Regional Bruto juga bisa diartikan dalam jumlah nilai
tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu wilayah atau
merupakan jumlah seluruh nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh
seluruh unit ekonomi di suatu wilayah. Produk Domestik Regional Bruto dapat
diartikan ke dalam 3 pengertian yaitu pendekatan produksi, pendekatan
pendapatan dan pendekatan pengeluaran. Dari ketiga pendekatan diatas dapat
disimpulkan bahwa jumlah nialai produksi barang dan jasa akhir yang dihasilakn
oleh suatu wilayah, sama dengan jumlah pendapatan faktor produksinya dan harus
sama pula dengan jumlah pengeluaran untuk berbagai keperluan (PDRB atas
dasar harga pasar karena mencangkup pajak tak langsung neto) (BPS Kota
Bandung, 2008).

2.2 Pengertian Sektor Unggulan


Sektor unggulan merupakan sektor potensial yang di miliki oleh suatu
wilayah karena merupakan sektor basis yang dapat dikembangkan dan
dimaksimalkan untuk menjadi penentu perkembangan ekonomi suatu wilayah.
Pada dasarnya sektor unggulan daerah dapat memberikan kontribusi yang besar
pada daerah, bukan hanya untuk daerah itu sendiri tapi juga untuk memenuhi
kebutuhan daerah lain. Semua kegitan lain yang bukan kegitan basis termasuk
kedalam kegiatan/ sektor service atau pelayanan, tetapi untuk tidak menciptakan
pengertian yang keliru tentang arti service maka disebut saja sektor non basis atau
bukan sektor unggulan wilayah tersebut (Tarigan, 2012).

2.3 Motede Perhitungan dengan Konsep Analisis Location Quotient


Location Quotient disingkat LQ merupakan metode analisis yang umum
digunakan dalam ekonomi geografi. Teknik ini membantu kita untuk menentukan
kapasitas ekspor perekonomian daerah dan derajat self-sufficiency suatu sektor.

Ekonomi Wilayah dan Kota 2


Analisis LQ dapat juga digunakan untuk mengetahui apakah sektor-sektor
ekonomi tersebut termasuk kegiatan basis atau bukan sehingga dapat melihat
sektor-sektor yang termsuk ke dalam kategori sektor unggulan. Perhitungan LQ
digunakan untuk menunjukan perbandingan antar peranan sektor tingkat regional
dengan peran sektor wilayah yang lebih tinggi 1 tingkat diatasnya.
Analisi LQ dalam kajian ini digunakan untuk mencari sektor unggulan di
Kota Bandung. Rumus LQ tersebut adalah :
LQ = li / e
Li /E
Keterangan :
li : Jumlah kontribusi PBRD pada sektor i di Kota Bandung
e : Jumlah kontribusi PBRD seluruh sektor di Kota Bandung
Li : Jumlah kontribusi PBRD pada sektor i di Provinsi Jawa Barat
E : Jumlah kontribusi PBRD seluruh sektor Provinsi Jawa Barat
Hasil analisis LQ adalah sebagai berikut :
1. Aapbila LQ > 1, menunjukan sektor i merupakan sektor unggulan di wilayah
tersebut, artinya sektor tersebut mampunyai peran ekspor di wilayah tersebut dan
dapat di simpulkan merupakan sektor basis.
2. Apabila LQ < 1, menunjukan sektor i bukan merupakan sektor unggulan di
wilayah tersebut, artinya sektor tersebut tidak mempunyai peran sektor ekspor
diwilayah tersebut justru akan mandatangkan impor dari wilayah lain, dan dapat
di simpulakan bukan merupakan sektor basis (non basis).
3. Apabila LQ = 1, artinya peran sektor i tersebut di Kota Bandung setara
dengan peranan sektor i di Provinsi Jawa Barat.
Asumsi yang mendasari persamaan location quotient tersebut adalah
penduduk di setiap daerah (Kota) mempunyai pola permintaan yang sama dengan
pola permintaan pada daerah Provinsi. Kriteria yang digunakan adalah jika nilai
LQ dari suatu sektor adalah lebih dari satu (LQ>1) maka tergolong sektor basis,
dan jika nilai LQ dari suatu sektor adalah kurang dari satu (LQ<1) maka tergolong
sektor non basis (Arsyad, 1999).

Ekonomi Wilayah dan Kota 3


BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Gambaran Umum Wilayah Studi


3.1.1 Gambaran Umum Kota Bandung
Kota Bandung merupakan ibu kota Provinsi Jawa Barat. Secara geografis
Kota Bandung teretak pada 1070 36’ Bujur Timur dan 60 55’ Lintang Selatan
dengan batas- batas wilayah sebagai berikut :
Sebelah utara : Kabupaten Bandung Barat
Sebelah selatan : Kabupaten Bandung
Sebalah barat : Kabupaten Barat dan Kota Cimahi
Sebelah timur : Kabupaten Bandung.
Kota Bandung memiliki luas 167,46 km2 dan secara administratif terbagi ke
dalam 26 kecamatan. Jumlah penduduk Kota Bandung pada tahun 2012 adalah
2.455.517 dengan kepadatan penduduk sebesar 14.676. Perekonomian Kota
Bandung mampu tumbuh sekitar 8,73 persen pada tahun 2011 ini merupakan
kontribusi dari semua sektor ekonomi (Ditjen Cipta Karya, 2005).

3.1.2 Gambaran umum Provinsi Jawa Barat


Provinsi Jawa Barat secara geografis terletak pada posisi 5o 50’ – 7o 50’
Lintang Selatan dan 104 o 48’ - 108 o 48’ Bujur Timur dengan batas wilayah yaitu :
Sebelah utara : Laut Jawa dan Provinsi DKI Jakarta
Sebalah timur : Provinsi jawa Tengah
Sebelah selatan : Samudera Indonesia
Sebelah barat : Provinsi Banten
Provinsi Jawa Barat memiliki luas 37116,54 km2 dan secara administratif
terbagi ke dalam 26 Kabupaten/ Kota. Jumlah penduduk Provinsi Jawa Barat pada
tahun 2012 adalah 43.021.826 jiwa dengan kepadatan panduduk sebesar
91290.32. Perekonomian Provinsi Jawa Barat mampu tumbuh dengan nilai
kontribusi terbesar pada tahun 2008 dan 2009, sektor perdagangan hotel dan
restoran serta sektor pertanian dan industri pengolahan merupaka sektor – sektor
yang kontribusinya terbesar pada tahun tersebut (Ditjen Cipta Karya, 2005).

Ekonomi Wilayah dan Kota 4


3.2 Nilai PDRB Provinsi Jawa Barat 2008 – 2011.
Indikator ekonomi yang sering dijadikan acuan untuk mengevaluasi kinerja
pembangunan adalah pertumbuhan ekonomi. Tingkat pertumbuhan ekonomi
merupakan faktor penting untuk mengukur keberhasilan pembangunan suatu
daerah. Secara umum seluruh sektor perekonomian di Provinsi Jawa Barat dari
tahun ke tahun mengalami peningkatan. Berikut merupakan tabel nilai produk
domestik regional bruto Provinsi Jawa Barat atas dasar harga berlaku menurut lapangan
usaha, dengan minyak dan gas bumi tahun 2008 – 2011 (Juta rupiah).

Tabel 1
Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Jawa Barat Atas Dasar Harga Berlaku
Menurut Lapangan Usaha, dengan Minyak dan Gas Bumi Tahun 2008 – 2011.
No LAPANGAN USAHA 2008 2009 2010 2011

1 PERTANIAN 6.784.946.302 8.514.926.325 9.719.439.311 10.313.144.413


PERTAMBANGAN
2 DAN PENGGALIAN 1.432.438.384 1.327.818.635 1.554.625.898 1.736.281.918
INDUSTRI
3 PENGOLAHAN 27.055.185.297 28.127.508.234 29.168.807.986 31.998.363.247
LISTRIK, GAS DAN
4 AIR BERSIH 1.691.361.594 1.954.918.647 2.129.446.028 2.194.328.472
BANGUNAN /
5 KONTRUKSI 1.944.024.766 2.422.318.528 2.904.778.613 3.435.893.539
PERDAGANGAN
HOTEL DAN
6 RESTORAN 11.513.907.225 14.905.600.286 17.271.319.699 19.443.178.612
PENGANGKUTAN
7 DAN KOMUNIKASI 3.640.147.637 4.182.098.992 5.463.568.427 6.633.649.101
KEUANGAN,
PERSEWAAN DAN
8 JASA PERUSAHAAN 1.722.805.670 1.880.285.716 2.115.531.487 2.447.991.555

9 JASA – JASA 4.444.323.535 5.668.656.071 6.831.868.597 7.897.803.921

PDRB 60.229.140.410 68.984.131.434 77.159.386.046 86.100.634.778


Sumber : BPS Provinsi Jawa Barat (2011).
Dari tabel diatas dapat dilihat PDRB Provinsi Jawa Barat yang meningkat
setiap tahunnya. Tiga sektor perekonomian yang memiliki nilai PDRB tertinggi
pada tahun 2008- 2011 adalah sektor pertanian, industri pengolahan, perdagangan,
hotel dan restoran. Total nilai PDRB pada tahun 2011 berdasarkan harga berlaku
ke tiga sektor tersebut berturut- turut adalah : 10.313.144.413 juta rupiah,
31.998.363.247 juta rupiah, dan 19.443.178.612 juta rupiah. Hal ini tentu
berdampak positif bagi pertumbuhan ekonomi Jawa Barat dalam meningkatkan
laju pertumbuhan perekonomian.

Ekonomi Wilayah dan Kota 5


3.3 Nilai PDRB Kota Bandung 2008 – 2011.
Nilai produk domestik regional bruto Kota Bandung atas dasar harga
berlaku menurut langan usaha, dengan minyak dan gas bumi tahun 2008- 2011
mengalami peningkatan nilai pada semua sektor terkecuali sektor pertambangan
dan penggalian karena sektor ini tidak terdapat di wilayah Kota Bandung. Berikut
merupakan nilai PDRB Kota Bandung atas dasar harga berlaku menurut lapangan
usahan, dengan minyak dan gas bumi tahun 2008- 2011 (Juta rupiah).

Tabel 2
Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung Atas Dasar Harga Berlaku Menurut
Lapangan Usaha, dengan Minyak dan Gas Bumi Tahun 2008 – 2011 (Juta Rupiah).
No LAPANGAN USAHA 2008 2009 2010 2011

1 PERTANIAN 156.030 168.080 161.743 192.743


PERTAMBANGAN DAN
2 PENGGALIAN - - - -

3 INDUSTRI PENGOLAHAN 15.548.704 17.208.403 19.990.518 22.482.061


LISTRIK, GAS DAN AIR
4 BERSIH 1.363.365 1.616.732 1.892.657 2.201.593

5 BANGUNAN / KONTRUKSI 2.604.004 3.223.944 3.826.745 4.425.332


PERDAGANGAN HOTEL
6 DAN RESTORAN 24.231.805 28.781.328 33.301.560 39.436.088
PENGANGKUTAN DAN
7 KOMUNIKASI 7.091.588 8.272.059 9.813.959 11.841.320
KEUANGAN, PERSEWAAN
8 DAN JASA PERUSAHAAN 3.876.664 4.402.111 5.110.879 6.094.630

9 JASA – JASA 5.572.326 6.608.505 7.904.116 8.939.096

PDRB 60.446.494 70.281.162 82.002.177 95.612.863


Sumber : BPS Kota Bandung (2011).
Nilai PDRB Kota Bandung dari tabel di atas menunjukan bahwa adanya
peningkatan nilai dari semua sektor kecuali sektor pertambangan dan penggalian.
Lima sektor perekonomian yang memiliki nilai PDRB tertinggi pada tahun 2008-
2011 adalah sektor industri pengolahan, perdagangan, hotel dan restoran,
pengangkutan dan komunikasi, keuangan, persewaan dan jasa perusahaan dan
jasa- jasa. Total nilai PDRB pada tahun 2011 berdasarkan harga berlaku secara
berturut- turun dari kelima sektor adalah sebagai berikut: 22.482.061 juta rupiah,
39.436.088 juta rupiah, 11.841.320 juta rupiah, 6.094.630 juta rupiah, dan
8.939.096 juta rupiah.

Ekonomi Wilayah dan Kota 6


3.4 Hasil Identifikasi Sektor Unggulan Kota Bandung dengan Menggunakan
Metode Location Quotient secara time series.
Identifikasi sektor unggulan yang dilihat dari nilai PDRB secara time series
bertujuan untuk melihat sektor mana sajakah yang menjadi sektor unggulan atau
basis dan non basis di Kota Bandung. Berikut merupakan hasil identifikasi nilai
PDRB Kota Bandung secara time series dengan menggunakan analisis Location
Quotient.
Tabel 3
Hasil analisis LQ Kota Bandung secara time series .
Rata-
No LAPANGAN USAHA 2008 2009 2010 2011
rata
1 PERTANIAN
0,02 0,02 0,02 0,02 0,02
2 PERTAMBANGAN DAN
PENGGALIAN 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
3 INDUSTRI PENGOLAHAN
0,57 0,60 0,64 0,63 0,61
4 LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH
0,80 0,81 0,84 0,90 0,84
5 BANGUNAN / KONTRUKSI
1,33 1,31 1,24 1,16 1,26
6 PERDAGANGAN HOTEL DAN
RESTORAN 2,10 1,90 1,81 1,83 1,91
7 PENGANGKUTAN DAN
KOMUNIKASI 1,94 1,94 1,69 1,61 1,80
8 KEUANGAN, PERSEWAAN DAN
JASA PERUSAHAAN 2,24 2,30 2,27 2,24 2,26
9 JASA – JASA
1,25 1,14 1,09 1,02 1,13
Sumber : BPS Provinsi Jawa Barat (2011) di olah
Keterangan : di cetak tebal adalah LQ>1

Berdasarkan hasil analisis LQ pada tabel 3 maka dapat disimpulkan bahwa


di Kota Bandung terdapat 5 sektor ekonomi yang mempunyai nilai LQ lebih dari
1 dan 3 sektor ekonomi yang mempunyai nilai LQ kurang dari 1. Sektor
bangunan/ kontruksi, perdanganan hotel dan restoran, pengangkutan dan
komunikasi, keungan, persewaan dan jasa perusahaan dan jasa – jasa dapat di
kategorikan sebagai sektor basis sedangkan sektor pertanian, pertambangan dan
penggalian, industri pengolah dan listrik, gas dan air bersih merupakan sektor non
basis.
Pemaparan masing- masing sektor ekonomi di Kota Bandung sebagai berikut :
1. Sektor pertanian
Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan metode Location Quotient
bahwa sektor pertanian di Kota Bandung bukan merupakan sektor basis. Dapat
dilihat dari hasil perhitungan yaitu stabil di angka 0,02.

Ekonomi Wilayah dan Kota 7


Jika di lihat dari kondisi geografisnya Kota Bandung merupakan suatu daerah
perkotaan yang di dominasi oleh daerah terbangun, bukan halnya daerah pedesaan
yang di dominasi oleh pertanian, untuk itu maka sektor pertanian di Kota
Bandung tidak terlalu dominan dan merupakan sektor non basis.
2. Sektor Pertambangan dan Penggalian
Sektor ini tidak dapat dilakukan perhitungan disebabkan karena di Kota
Bandung sendiri tidak terdapat sektor pertambangan dan pengglian. Oleh karena
itu sektor tersebut tidak dapat dilakukan perhitungan lebih lanjut.
3. Sektor Industri Pengolahan
Berdasarkan hasil perhitungan dengan metode LQ, bahwa sektor Industri
pengolah merupakan sektor non basis atau bukan sektor unggulan. Nilai yang
ditunjukan 0,57 meskipun selalu mengalami kenaiakan yaitu pada tahun 2008
nilai LQ 0,57 dan pada tahun akhir analisis nilai 0,63 akan tetapi nilai LQ yang
didapat kurang dari 1, sehingga sektor ini bukan menjadi andalan bagi
perekonomian Kota Bandung.
4. Sektor listrik dan Air Bersih
Berdasarkan hasil perhitungan dengan metode LQ, bahwa potensi sektor
listrik dan air bersih dalam perekonomian Kota Bandung selama tahun analisis
2008 sampai tahun 2011 mempunyai nilai LQ<1, sehingga secara umum sektor ini
belum dapat digolongkan sebagai sektor basis atau bukan sektor unggulan. Hal
ini ditunjukan dengan nilai di tahun 2008 sebesar 0,80 dan pada akhir tahun
analisis 0,90. Dari hasil analisis ini menunjukan bahwa ketersediaan sarana listrik
dan air bersih sudah mencukupi dan untuk perkembangan ekonomi Kota
Bandung, sektor ini perlu di kembangkan secara intensif agar kedepannya menjadi
sektor unggulan Kota Bandung.
5. Sektor Bangunan
Sektor bangunan dalam perekonomian Kota Bandung dapat dikategorikan
kedalam sektor basis atau sektor unggulan. Berdasarkan hasil perhitungan dengan
menggunakan metode LQ, pada tahun 2008 sampai dengan 2011 nilai LQ lebih
dari 1 (LQ>1) yaitu dengan rata – rata nilai 1,26. Dengan demikian sektor
bangunan dapat dikategrokan sebagai sektor basis Kota Bandung yang dapat
menjadi andalan dalam mengembangkan perekonomian Kota Bandung.

Ekonomi Wilayah dan Kota 8


6. Sektor Perdagangan Hotel dan Restoran
Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan metode LQ, sektor
perdagangan, hotel dan restoran termasuk sektor yang berpotensi atau sektor basis
untuk mendukung perekonomian. Nilai LQ yang ditunjukan mengalami kenaiakan
yang cukup besar yaitu pada tahun 2008 nilai LQ 2,10 dan dengan nilai rata- rata
1,91. Dari hasil analisis yang digunakan bahwa sektor perdagangan, hotel dan
restoran dapat dijadikan sektor andalan bagi perekonomian Kota Bandung.
7. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi
Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan metode LQ sektor ini
dapat dikategorikan kedalam sektor unggulan atau sektor Basis. Nilai LQ lebih
dari 1. Nilai tertinggi yaitu pada tahun 2008 yaitu sebesar 1,94 dengan rata – rata
nilai keseluruhan dari tahun 2008 – 2011 yaitu 1,80. Berdasarkan hasil analisis,
sektor pengangkutan dan komunikasi dapat dijadikan sektor andalan bagi
perkembangan perekonomian Kota Bandung.
8. Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan
Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan metode LQ sektor
keuangan, persewaan dan jasa perusahaan pada tahun 2008 memiliki nilai LQ
2,24 dan rata – rata nilai LQ 2,26. Dari hasil ini bahwa sektor keuangan,
persewaan dan jasa perusahaan dapat dijadikan sektor andalan bagi perkembangan
perekonomian Kota Bandung. Hal ini terjadi karena Kota bandung merupakan Ibu
Kota Provinsi Jawa Barat yang mampunyai sarana bisnis yang terkelola dengan
sangat baik.
9. Sektor Jasa- jasa
Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan metode LQ sektor jasa
di Kota Bandung dapat dikelompokan ke dalam sektor unggulan atau sektor basis
yang dapat dijadikan sebagai acuan untuk pertumbuhan perekonomian Kota
Bandung karena dilihat dari misi Kota Bandung sendiri sebagai Kota jasa. Nilai
LQ yang ditunjukan mengalami kenaikan yang cukup besar yaitu pada tahun 2008
dengan nilai LQ 1,25 dengan rata – rata LQ 1,13. Dari hasil analisis yang
digunakan bahwa sektor Jasa- jasa ini dapat dijadikan sektor andalan bagi
pertumbuhan perekonomian Kota Bandung.

Ekonomi Wilayah dan Kota 9


Berdasarkan hasil perhitungan dapat diketahui bahwa yang termasuk
kedalam sektor unggulan Kota Bandung ada lima sektor. Untuk mengetahui
perkiraan trend yang di dapat dari kelima sektor unggulan tersebut maka nilai ke
lima sektor tersebut dimasukan kedalam grafik. Berikut ini merupakan grafik lima
sektor unggulan Kota Bandung berdasarkan hasil perhitungan PDRB secara time
series.

Grafik 1.
Lima sektor unggulan Kota Bandung berdasarkan hasil perhitungan PDRB berdasarkan
harga berlaku tahun 2008 – 2011.

SEKTOR UNGGULAN KOTA BANDUNG


2,5 2,24 2,3 2,27 2,24
bangunan/ kontruksi
2,1 1,9
2 1,81
1,83 perdagangan, hotel dan
1,94 1,94
1,5 1,69 restoran
1,33 1,31 1,61
1,24 pengangkutan dan
1,16
1 1,25 komunikasi
1,14 1,09 1,02
keuangan, persewaan dan
0,5 jasa perusahaan
jasa- jasa
0
2008 2009 2010 2011

Berdasarkan hasil grafik di atas dapat di perkirakan trend yang terjadi atas
ke lima sektor unggulan Kota Bandung. Sektor keuangan, persewaan dan jasa
perusahaan memiliki nilai paling besar dengan nilai akhir di tahun 2011 sebesar
2,24, sedangkan yang terkecil adalah sektor jasa- jasa dengan nilai akhir sebesar
1,02. Secara garis besar sektor unggulan Kota Bandung ini semuanya mengalami
penurunan, untuk itu pemerintah harus mengontrol dan mengevaluasi agar di
tahun selanjutnya sektor unggulan tersebut trendnya naik dan tidak mengalami
penurunan terus menerus dan jangan sampai sektor unggulan ini masuk kedalam
kategori sektor non basis.

Ekonomi Wilayah dan Kota 10


BAB IV
KESIMPULAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis location quotient secara time series ada lima
sektor yang menjadi sektor unggulan Kota Bandung. Sektor tersebut meliputi
sektor keuangan, sektor persewaan dan jasa perusahaan, sektor perdagangan hotel
dan restoran, sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor bangunan/kontruksi
dan sektor jasa- jasa. Dari lima sektor yang menjadi sektor unggulan Kota
Bandung tersebut struktur perekonomian yang paling tinggi adalah sektor
keuangan, persewaan dan jasa perusahaan dengan nilai rata- rata LQ sebesar 2,26
dan yang paling rendah adalah sektor jasa – jasa dengan nilai rata- rata LQ sebesar
1,13.
Sektor- sektor ekonomi yang mempunyai nilai LQ kurang dari satu (LQ<1)
ada empat sektor meliputi sektor pertanian, sektor pertambangan dan penggalian,
sektor industri pengolahan, sektor listrik, gas dan air bersih. Sektor tersebut dapat
dikategorikan sebagai sektor non basis, yang artinya sektor- sektor tersebut hanya
mampu melayani kebutuhan lokal. Akan tetapi semua sektor ini harus
diperhatikan oleh pemerintah agar semua sektor ini dapat dikembangkan untuk
pembangunan perekonomian Kota Bandung sehingga di masa yang akan datang
sektor- sektor ini dapat dikategorikan sebagai sektor unggulan Kota Bandung.
Dalam meningkatkan perekonomian dan pembangunan Kota Bandung
kebijakan yang akan diambil harus diarahkan untuk lebih terkonsentrasi pada
sektor- sektor unggulan dalam hal ini terdapat lima sektor (basis) yang pada
dasarnya secara proporsional tumbuh lebih cepat. Peningkatan perekonomian dan
pembangunan Kota Bandung sebaiknya dilakukan dengan mensinergiskan antara
sektor unggulan (basis) dan sektor non unggulan (non basis) agar pembangunan
perekonomian Kota Bandung berjalan dengan semua sektor yang ada saling
berperan aktif.

Ekonomi Wilayah dan Kota 11


DAFTAR PUSTAKA

Buku :

BPS. Kota Bandung 2011. PDRB menurut lapangan usaha Kota Bandung.
Bandung: Badan Pusat Statistik Kota Bandung.
BPS. Provinsi Jawa Barat 2011. PDRB menurut lapangan usaha Provinsi Jawa
Barat. Bandung: Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat.
Arsyad, L. 1999. Ekonomi Pembangunan edisi ke-4. Yogyakarta: Bagian Penerbit
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN.
Tarigan, R. 2012. Ekonomi Regional Teori dan Aplikasi. Jakarta: PT. Bumi
Aksara.

Internet :

Novrilasari, D. 2008. Analisis sektor unggulan dalam perkonomian dan


pembangunan wilayah kabupaten kuantan singingi,
http://repository.ipb.ac.id/bitstream/123456789/1698/1/A08dno_abstract.
pdf Diakses pada tanggal 25 Nopember 2013.
Yulia, E. 2013. Analisis sektor unggulan dengan menggunakan data PDRB (studi
kasus BPS Kabupaten Kendal 2006 - 2010), http://ejournal-
s1.undip.ac.id/index.php/gaussian/article/view/3667. Diakses pada tanggal
25 Nopember 2013.
Savitri, D. 2008. Analisis identifikasi sektor unggulan dan struktur ekonomi pulau
Sumatera,http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/17944/08d
sa.pdf. Diakses pada tanggal 25 Nopember 2013.
Mayes, A. 2013. Analisis sektor unggulan dengan pendekatan LQ kabupaten
Pelalawan,http://ejournal.unri.ac.id/index.php/JE/article/view/774. Diakses
pada tanggal 25 Nopember 2013.
Ditjen Cipta Karya. 2005. Profil Kabupaten/Kota, http://ciptakarya.pu.go.id/
profil/profil/barat/jabar/bandung.pdf. Diakses pada tanggal 25 Nopember
2013.

Ekonomi Wilayah dan Kota 12


LAMPIRAN
Lampiran 1
Contoh perhitungannya :
Tabel 1 Hasil Perhitungan Nilai PDRB Provinsi Jawa Barat (Li/E ).
No LAPANGAN USAHA 2008 2009 2010 2011 Diketahui :
1 PERTANIAN 0,112652219 0,123433116 0,125965742 0,119780121
Jumlah kontribusi PDRB pada sektor i di Provinsi Jawa Barat
2 PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 0,023783145 0,019248175 0,020148241 0,020165727
3 INDUSTRI PENGOLAHAN 0,449204241 0,407738818 0,378033179 0,37163911 6.784.946.302
4 LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH 0,028082114 0,028338672 0,027598017 0,025485625 Jumlah kontribusi PDRB seluruh sektor di Provinsi Jawa
5 BANGUNAN / KONTRUKSI 0,032277146 0,035114141 0,037646471 0,039905554
Barat 60.229.140.410
6 PERDAGANGAN HOTEL DAN RESTORAN 0,19116838 0,216072885 0,223839517 0,225819225
7 PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 0,060438313 0,060624073 0,070808863 0,077045298 Rumus: Li /E
KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA Keterangan :
8 PERUSAHAAN 0,028604188 0,027256786 0,027417682 0,028431748
Li : Jumlah kontribusi PBRD pada sektor i di Provinsi Jawa
9 JASA – JASA 0,073790253 0,082173334 0,088542288 0,091727592
Sumber : BPS Provinsi Jawa Barat (2011) di olah Barat
E : Jumlah kontribusi PBRD seluruh sektor Provinsi Jawa
Barat
6.784.946.302
Jawab : = 0,112652219
60.229.140.410
Lampiran 2 Contoh perhitungannya :
Tabel 2 Hasil Perhitungan Nilai PDRB Kota Bandung (li/e)
Diketahui :
No LAPANGAN USAHA 2008 2009 2010 2011
Jumlah kontribusi PDRB pada sektor i di Kota Bandung
1 PERTANIAN 0,0025812 0,0023915 0,0019724 0,0020158
2 PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN - - - -
156.030
3 INDUSTRI PENGOLAHAN 0,2572308 0,2448508 0,2437803 0,2351363 Jumlah kontribusi PDRB seluruh sektor di Kota Bandung
4 LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH 0,0225549 0,0230037 0,023080 0,0230261 60.446.494
5 BANGUNAN / KONTRUKSI 0,0430794 0,0458720 0,0466663 0,0462838 Rumus: li /e
6 PERDAGANGAN HOTEL DAN RESTORAN 0,400880 0,4095169 0,4061058 0,4124558 Keterangan :
7 PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 0,1173200 0,117699 0,1196792 0,1238465 li : Jumlah kontribusi PBRD pada sektor i di Kota Bandung
8 KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN 0,0641338 0,0626357 0,0623261 0,0637427
e : Jumlah kontribusi PBRD seluruh sektor di Kota Bandung
9 JASA – JASA 0,0921860 0,0940295 0,096389 0,0934926
Sumber : BPS Kota Bandung (2011) di olah 156.030
Jawab : = 0,0025812
60.446.494

Ekonomi Wilayah dan Kota 14


Lampiran 3
Hasil Identifikasi sektor unggulan Kota Bandung dengan menggunakan metode location quotient secara time series.
Tabel 3 Hasil analisis LQ Kota Bandung tahun 2008 - 2011.
No LAPANGAN USAHA 2008 2009 2010 2011 Rata- rata
1 PERTANIAN 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02
2 PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
3 INDUSTRI PENGOLAHAN 0,57 0,60 0,64 0,63 0,61
4 LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH 0,80 0,81 0,84 0,90 0,84
5 BANGUNAN / KONTRUKSI 1,33 1,31 1,24 1,16 1,26
6 PERDAGANGAN HOTEL DAN RESTORAN 2,10 1,90 1,81 1,83 1,91
7 PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 1,94 1,94 1,69 1,61 1,80
8 KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN 2,24 2,30 2,27 2,24 2,26
9 JASA – JASA 1,25 1,14 1,09 1,02 1,13
Sumber : BPS Provinsi Jawa Barat (2011) di olah
Keterangan : di cetak tebal adalah LQ>1

Contoh perhitungannya :
Mencari LQ sektor pertanian Kota Bandung
Rumus : LQ = li / e
Li /E
Jawab : . . . ): . . . . . .
= 0,02 LQ <1 bukan sektor unggulan atau sektor non basis.
*Catatan: Untuk cara perhitungan selanjutnya sama

Ekonomi Wilayah dan Kota 15

Anda mungkin juga menyukai