Slide 2
struktur perekonomian suatu daerah atas dua sektor,
yaitu:
1. Sektor basis, yaitu sektor atau kegiatan ekonomi yang melayani baik pasar
domestik maupun pasar luar daerah itu sendiri. Sektor basis mampu menghasilkan
produk/jasa yang mendatangkan uang dari luar wilayah. Itu berarti daerah secara
tidak langsung mempunyai kemampuan untuk mengekspor barang dan jasa yang
dihasilkan oleh sektor tersebut ke daerah lain. Artinya sektor ini dalam aktivitasnya
mampu memenuhi kebutuhan daerah sendiri maupun daerah lain dan dapat
dijadikan sektor unggulan.
2. Sektor non basis, yaitu sektor atau kegiatan yang hanya mampu melayani
pasar daerah itu sendiri sehingga permintaannya sangat dipengaruhi kondisi
ekonomi setempat dan tidak bisa berkembang melebihi pertumbuhan ekonomi
wilayah. Sektor seperti ini dikenal sebagai sektor non unggulan.
Silde 3
TEORI BASIS DAN NON BASIS EKONOMI
Inti dari teori basis ekonomi menurut Arsyad, dalam Sadau (2002)
menyatakan bahwa faktor penentu utama pertumbuhan ekonomi suatu daerah
adalah berhubungan langsung dengan permintaan barang dan jasa dari luar daerah.
Pertumbuhan industri yang menggunakan sumber daya lokal, termasuk tenaga kerja
dan bahan baku untuk diekspor akan menghasilkan kekayaan daerah dan penciptaan
peluang kerja.
Slide 4
Menurut Tarigan (2007), metode untuk memilah kegiatan basis dan kegiatan
non basis adalah sebagai berikut :
c. Metode Campuran Metode ini dipakai pada suatu wilayah yang sudah
berkembang, cukup banyak usaha yang tercampur antara kegiatan basis dan
kegiatan non basis. Apabila dipakai metode asumsi murni maka akan memberikan
kesalahan yang besar, jika dipakai metode langsung yang murni maka akan cukup
berat. Oleh karena itu orang melakukan gabungan antara metode langsung dan
metode tidak langsung yang disebut metode campuran. Pelaksanaan metode
campuran dengan melakukan survei pendahuluan yaitu pengumpulan data
sekunder, kemudian dianalisis mana kegiatan basis dan non basis. Asumsinya
apabila 70 persen atau lebih produknya diperkirakan dijual ke luar wilayah maka
maka kegiatan itu langsung dianggap basis. Sebaliknya apabila 70 persen atau lebih
produknya dipasarkan ditingkat lokal maka langsung dianggap non basis. Apabila
porsi basis dan non basis tidak begitu kontras maka porsi itu harus ditaksir. Untuk
menentukan porsi tersebut harus dilakukan survei lagi dan harus ditentukan sektor
mana yang surveinya cukup dengan pengumpulan data sekunder dan sektor mana
yang membutuhkan sampling pengumpulan data langsung dari pelaku usaha.
Dimana :
Si = Jumlah buruh sektor kegiatan ekonomi i di daerah yang diselidiki
S = Jumlah buruh seluruh sektor kegiatan ekonomi di daerah yang
diselidiki
Ni = Jumlah sektor kegiatan ekonomi i di daerah acuan yang lebih luas,
di mana daerah yang di selidiki menjadi bagiannya
N = Jumlah seluruh buruh di daerah acuan yang lebih luas
Itu jika menggunakan data buruh atau tenaga kerja. Demikian pula jika
menggunakan data lain, seperti PDRB.
Dari perhitungan Location Quotient (LQ) suatu sektor, kriteria umum yang
dihasilkan adalah :
a) Jika LQ > 1, disebut sektor basis, yaitu sektor yang tingkat
spesialisasinya lebih tinggi dari pada tingkat wilayah acuan
LQ =
Ket :
Inti dari model ekonomi basis menerangkan bahwa arah dan pertumbuhan
suatu wilayah ditentukan oleh ekspor wilayah. Ekspor itu sendiri tidak terbatas pada
bentuk barang-barang dan jasa, akan tetapi dapat juga berupa pengeluaran orang
asing yang berada di wilayah tersebut terhadap barang-barang tidak bergerak.
Disuatu pertumbuhan perekonomian yang merupakan salah satu dari indikator yang
penting guna untuk menganalisis pembangunan ekonomi yang terjadi di suatu
negara atau disuatu wilayah.
Pada pesoalan pokok di dalam suatu pembangunan daerah yang letaknya pada
sumber daya dan potensi yang dimiliki disuatu daerah guna menciptakan
peningkatan jumlah dan suatu jenis peluang kerja untuk masyarakat pada daerah itu
sendiri. Untuk terwujudnya suatu tujuan dengan adanya kerjasama antar
pemerintah dan masyarakat untuk dapat mengidentifikasi potensi- potensi yang ada
disuatu daerah dan perlu dilakukan sebagai kekuatan untuk pembangunan
perekonomian wilayah.
Teori disuatu wilayah terbagi menjadi dua kategori yaitu kategori dasar dan non
dasar atau biasa disebut kategori basis atau kategori non basis. Dapat dikatakan
kategori basis jika suatu aktivitas ekonomi dapat melakukan ekspor dan berdampak
kemakmuran dari luar sedangkan untuk kategori non basis yaitu saat kegiatan
mendukung dari aktivitas basis.
Lebih tepatnya dapat dikatakan basis saat memenuhi konsumsi dalam suatu wilayah,
produksi barang yang bersifat homogen, dan produksi barang yang bersifat tetap
atau tidak berubah. Atau sektor basis dengan kegiatan ekonomi yang menyediakan
baik pasar di daerah tersebut maupun luar daerah.
Dengan secara tidak langsung daerah memiliki kemampuan untuk mengekspor
barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu sektor ke daerah lain. Untuk sektor non
basis yaitu sektor yang menyediakan barang dan jasa untuk masyarakat diwilayah
perekonomian tersebut.
Untuk mencapai pertumbuhan ekonomi dapat menggunakan teori basis dan non
basis. Tetapi ada pula teori keunggulan komparatif yang sebagai tindak lanjut dari
teori basis dan non basis.
Dengan keunggulan komparatif dapat juga diartikan dengan ukuran relatif yang
dapat menunjukan adanya suatu potensi pada komoditas dalam perdagangan pasar.
Menurut Tarigan tahun 2005 menyatakan bahwa laju pertumbuhan ekonomi suatu
wilayah ditentukan oleh besarnya peningkatan ekspor dari wilayah tersebut. Lalu
apa keterkaitan hal ini dengan pertumbuhan wilayah ? dengan munculnya teori basis
akan mendorong wilayah – wilayah dalam memacu pertumbuhan ekonomi di
masing – masing wilayahnya, sehingga selain dapat memenuhi kebutuhan
wilayahnya namun juga dapat menjual ke luar wilayahnya, meskipun dalam memacu
pertumbuhan ekonomi suatu wilayah sangat tergantung pada aspek keunggulan
maupun daya saing sektor ekonomi di wilayahnya masing - masing. Dalam hal ini
dengan kemampuan untuk mengirimkan barang ataupun jasa keluar, maka dapat
dikatakan bahwa masyarakat dalam wilayah tersebut dapat meningkatkan
pertumbuhan ekonomi di wilayahnya sehingga dapat menambah PDRB, dengan
bertambahnya PDRB maka pendapatan daerah akan meningkat sehingga mampu
meningkatkan kebutuhan pembangunan yang diperlukan, dan kesejahteraan
masyarakat akan meningkat.
Kemudian apa bagaimana dengan basis dan non basis ? Apa itu basis dan non basis ?
Basis dan non basis merupakan penggolongan teori basis berdasarkan aktivitasnya
yaitu sektor basis dan sektor non basis. Pengertian sektor basis yaitu merupakan
sektor dimana kegiatan ekonominya melayani pasar di daerah tersebut (di dalam
wilayah) maupun luar daerah (ekspor). Secara tidak langsung daerah mempunyai
kemampuan untuk mengekspor barang maupun jasa yang dihasilkan tersebut ke
daerah lain atau di luar wilayah. Sedangkan pengertian sektor non basis adalah
sektor yang menyediakan barang maupun jasa untuk masyarakat di dalam batas
wilayah perekonomian tersebut atau untuk memenuhi kebutuhan di dalam wilayah.
Berdasarkan teori tersebut, sektor basis perlu dikembangkan dalam rangka memacu
pertumbuhan ekonomi suatu daerah. Sehingga dalam perkembangan pertumbuhan
ekonomi suatu wilayah sangat dipicu oleh jumlah tingkat ekspor yang dilakukan.
Untuk mengetahui sektor – sektor yang merupakan basis dan unggulan maka perlu
dilakukan sebuah analisis.
Menurut Emilia tahun 2006, sektor basis dan non basis ekonomi suatu wilayah
dapat diketahui dengan menggunakan analisis Location Quotient (LQ). LQ
digunakan untuk mengetahui seberapa besar tingkat spesialisasi sektor basis atau
unggulan dengan cara membanding perannya dalam perekonomian daerah tersebut
dengan peranan kegiatan atau industri sejenis dalam perekonomian regional. LQ
berdasarkan pengertiannya adalah sebuah analisis dengan menggunakan rasio atau
perbandingan antara jumlah tenaga kerja pada sektor tertentu (a) atau PDRB
terhadap total tenaga kerja sektor tertentu (A) atau secara lebih jelas dapat
digambarkan dengan contoh yaitu nilai PDRB kabupaten berdasarkan suatu sektor
dibandingkan dengan nilai total PDRB kabupaten dibandingkan dengan rasio tenaga
kerja atau PDRB dan sektor yang sama di provinsi. LQ dibagi menjadi dua jenis yaitu
SLQ (Statis Location Question) dan DLQ (Dinamis Location Questin).
Hasil dari perolehan angka SLQ maka akan terdapat asumsi mengenai tingkat
spesialisasi suatu sektor dimana saat SLQ sama dengan 1 maka tingkat spesialisasi
suatu sektor di kabupaten atau kota sama dengan provinsi atau non basis,
sedangkan jika SLQ kurang dari 1, maka dapat diasumsikan bahwa tingkat
spesialisasi suatu sektor di kabupaten atau kota kurang dari provinsi atau juga dapat
diasumsikan bahwa bukan merupakan sektor non basis dan apabila SLQ lebih besar
daripada 1 maka dapat diasumsikan bahwa tingkat spesialisasi suatu sektor tersebut
di kabupaten atau kota lebih besar dibandingkan dengan provinsi atau basis yang
unggul.
Dalam menganalisis suatu sektor basis menggunakan analisis SLQ di suatu wilayah
tidak bisa hanya digunakan satu jenis analisis LQ saja, namun juga harus digunakan
2 (dua) jenis analisis lainnya sebagai pembanding hasil, karena analisis LQ atau SLQ
merupakan jenis analisis Statis Location Question dimana analisis tersebut hanya
berdasarkan satu jenis data yang statis. Dimana dalam analisis LQ memiliki
kekuataun yaitu dapat digunakan secara mudah namun hasil data yang dapat
disimpulkan sangat minim (kurang detail).
Kemudian dilakukan berdasarkan hasil analisis SLQ dan DLQ tersebut maka kedua
data tersebut dibandingkan hasil datanya, yaitu dari hasil nilai perolehan SLQ
dengan nilai hasil perolehan DLQ dimana menggunakan asumsi paham sebagai
berikut, dimana saat DLQ lebih besar daripada 1 dan SLQ kurang daripada 1 maka
sektor tersebut merupakan sektor andalan, jika DLQ lebih besar daripada 1 dan SLQ
juga lebih besar daripada 1 maka sektor tersebut merupakan sektor unggulan bagi
wilayah tersebut, sehingga mampu melakukan ekspor di luar wilayah dan
merupakan sektor yang memiliki peranan penting dalam PDRB suatu daerah.
Apabila DLQ kurang daripada 1 dan SLQ lebih besar daripada 1 maka dapat
diasumsikan bahwa sektor tersebut merupakan sektor prospektif dimana sektor
tersebut memiliki peluang untuk dapat diekspor jika dilakukan analisis lebih
mendalam untuk melihat dan mencari tau alasan mengapa sektor tersebut yang
mana memiliki peluang pasar tinggi namun jumlah produksi yang dihasilkan kurang
atau hasil fakta lainnya. Dan jika DLQ dan SLQ kurang daripada 1 maka dapat
diasumsikan bahwa sektor tersebut merupakan sektor yang tertinggal sehingga
sudah tentu bukan merupakan sektor basis. Sehingga penting bagi suatu wilayah
untuk mencari tau basis unggulan yang dimiliki wilayahnya untuk meningkatkan
pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut.