Anda di halaman 1dari 11

Pengaruh Urbanisasi terhadap Kriminalitas di DKI Jakarta

Oleh:

Nama

NIM
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Melonjaknya jumlah penduduk di DKI Jakarta tidak luput dari pengaruh


urbanisasi. Kepadatan penduduk tersebut menimbulkan dampak baik positif maupun
negatif. Akan tetapi, sejauh ini dampak negatif lebih sering terjadi. Jumlah penduduk
yang terlalu banyak diperkotaan menimbulkan terjadinya konflik. Salah satunya
kriminalitas.Tingginya angka kriminal di Indonesia disebabkan oleh berbagai macam
faktor, antara lain kemiskinan, disfungsi norma dan hukum, ketidakharmonisan unsur
terkait serta karakter bangsa yang sudah bergeser. Hal ini diperparah dengan system
pendidikan yang tidak lagi mengajarkan nilai-nilai etika termasuk pendidikan agama
yang hanya menekankan pada aspek kognitif saja (Randan, 2012).

Sebagai kota metroplotian, DKI Jakarta merupakan salah satu kota dengan
jumlah penduduk terbanyak di Indonesia. Berdasarkan data terbaru dari Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil, jumlah penduduk DKI Jakarta pada tahun 2019
mencapai 11.063.324 jiwa. Sementara itu,luas wilayah DKI Jakarta adalah sebesar
662,33 km2 menurut Keputusan Gubernur No. 171 Tahun 2007. Dengan demikian, dapat
dikatakan bahwa besar kepadatan pendudukn DKI Jakarta saat ini mencapai angka
16.704 jiwa/km2. Hal ini tentu sangat berbeda dengan kepadatan penduduk di Indonesia
yang hanya menyentuh angka 141 jiwa/km2.

Kepadatan penduduk yang besar tersebut bukan tidak mungkin mengakibatkan


banyak dampak, khususnya menimbulkan konflik. Menurut Kartono (1999) dan
Separovis (1985), terdapat beberapa faktor yang dapat mengakibatkan timbulnya tindak
kriminal. Faktor tersebut antara lain antara lain faktor biologis, faktor sosiologi (faktor
ekonomi, mental, fisik, dan pribadi), faktor personal, sosial dan situasional. Berdasarkan
permasalahan tersebut, pada makalah ini akan dilihat seberapa besar pengaruh kepadatan
penduduk sebagai akibat dari urbanisasi dengan tingkat kriminalitas yang terjadi di DKI
Jakarta.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas pada makalah ini, antara lain:
1. Apa itu urbanisasi dan bagaimana pengaruhnya terhadap kepadatan penduduk di DKI
Jakarta?
2. Apa itu kriminalitas dan apa saja faktor penyebabnya?
3. Apa saja bentuk-bentuk kriminalitas?
4. Bagaimana dampak kepadatan penduduk terhadap tingkat kriminalitas di DKI
Jakarta?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Pengertian Urbanisasi
Menurut Kingsley Davis (1965) urbanisasi adalah jumlah penduduk yang
memusat di daerah perkotaan atau meningkatnya proporsi tersebut. Menurut Bintarto
(1986:15) urbanisasi dapat dipandang sebagai suatu proses dalam artian:
1. Meningkatnya jumlah dan kepadatan penduduk kota ; kota menjadi lebih
padat sebagai akibat dari pertambahan penduduk, baik oleh hasil kenaikan
fertilitas penghuni kota maupun karena adanya tambahan penduduk dari
desa yang bermukim dan berkembang di kota.
2. Bertambahnya jumlah kota dalam suatu Negara atau wilayah sebagai
akibat dari perkembangan ekonomi, budaya dan teknologi.
3. Berubahnya kehidupan desa atau suasana desa menjadi suasana kehidupan
kota.

Urbanisasi biasanya dapat diukur dengan melihat proporsi jumlah penduduk yang
tinggal di daerah perkotaan. Untuk mengukur tingkat urbanisasi di suatu daerah biasanya
dengan menghitung perbandingan jumlah penduduk yang tinggal di daerah perkotaan
dengan jumlah penduduk seluruhnya dalam suatu wilayah. Meningkatnya proses
urbanisasi tersebut tidak terlepas dari kebijaksanaan perkotaan, khususnya ekonomi yang
dikembangkan oleh pemerintah. Hubungan positif antara konsentrasi penduduk dengan
aktivitas kegiatan ekonomi ini akan menyebabkan makin membesarnya area konsentrasi
penduduk, sehingga menimbulkan apa yang dikenal dengan nama daerah perkotaan
(Firman 2005:3).
Sebagai akibat dari cepatnya pertambahan penduduk yang ditunjang dengan
perkembangan ekonomi, transportasi dan pendidikan, frekuensi mobilitas yang semakin
meningkat, urbanisasi memiliki implikasi terhadap berbagai sektor kehidupan (Bintoro,
1986:13) antara lain adalah sebagai berikut:
1. Sektor ekonomi, srtuktur ekonomi menjadi lebih bervariasi.
Bermacammacam usaha atau kegiatan di bidang transportasi, perdagangan
dan jasa timbul dari mereka yang bermodal kecil sampai bermodal besar.
2. Perkembangan di bidang wiraswasta juga tampak meluas misalnya saja
peternakan, kerajinan tangan dan lain – lain.
3. Berkembangnya bidang pendidikan mulai tingkat sekolah dasar hingga
perguruan tinggi.
4. Meluasnya kota kearah pinggiran kota sehingga transportasi menjadi lebih
lancar.
5. Meningkatnya harga tanah, baik di kota maupun pinggiran kota.
6. Berkembangnya industrialisasi sebab tenaga kerja murah dan melimpah,
pasaran meluas industri cenderung lebih berkembang.

Adapun dampak lingkungan kota yang berkaitan dengan urbanisasi adalah antara
lain:

1. Pertambahan penduduk kota yang begitu cepat, sudah sulit diikuti dengan
kemampuan daya dukung kotanya.
2. Penambahan kendaraan bermotor roda dua dan roda empat yang
membanjiri kota tidak henti - hentinya, menimbulkan berbagai polusi atau
pencemaran seperti polusi udara dan kebisingan atau polusi suara bagi
pendengaran manusia.
3. Pengembangan industri di kota atau dekat kota menghasilkan bahan sisa
industri yang harus dibuang dan berbagai limbah industri lainnya.

2.1.2 Faktor Penyebab Kriminalitas


Kriminalitas di perkotaan berkembang sejalan dengan bertambahnya penduduk,
pembangunan, modernisasi dan urbanisasi. Dengan demikian dikatakan bahwa
perkembangan kota selalu disertai dengan perkembangan kualitas dan kuantitas
kriminalitas. Akibatnya perkembangan keadaan itu menimbulkan keresahan masyarakat
dan pemerintahan dikota tersebut (Gosita, 1983:1). Perkembangan dan kemajuan dunia
saat ini sepertinya semakin kompleks dengan adanya berbagai macam tindakan ataupun
perilaku manusia. Pola pikir dan tindakan yang mendeskripsikan tersebut tidak hanya
berupa pola pikir atau tindakantindakan “positif”, namun, ada juga yang berupa tindakan
“negatif” yang merugikan orang lain maupun diri sendiri. Tindakan “negatif” tersebut
biasanya disebut dengan kriminalitas.Adapun perilaku negatif tersebut bisa dikaitkan
dengan pelanggaran norma-norma social, agama, maupun aturan pemerintah. Biasanya
pelanggaran aturan pemerintah tersebut akan masuk ke dalam kategori kriminalitas
(Sugono, 2008:819).
Kriminalitas merupakan segala macam bentuk tindakan dan perbuatan yang
merugikan secara ekonomis dan psikologis yang melanggar hukum yang berlaku dalam
negara Indonesia serta norma-norma sosial dan agama. Dapat diartikan bahwa, tindak
kriminalitas adalah segala sesuatu perbuatan yang melanggar hukum dan melanggar
norma-norma sosial, sehingga masyarakat menentangnya. (Kartono, 1999: 122) Secara
kriminologi yang berbasis sosiologis, tindak kriminalitas merupakan suatu pola tingkah
laku yang merugikan masyarakat (dengan kata lain terdapat korban) dan suatu pola
tingkah laku yang mendapatkan reaksi sosial dari masyarakat. Reaksi sosial tersebut
dapat berupa reaksi formal, reaksi informal, dan reaksi nonformal. Pengertian kejahatan
sebagai unsur dalam pengertian kriminalitas, secara sosiologis mempunyai dua unsur-
unsur yaitu:
1. Kejahatan itu ialah perbuatan yang merugikan secara ekonomis dan
merugikan secara psikologis.
2. Melukai perasaan susila dari suatu segerombolan manusia, di mana orang-
orang itu berhak melahirkan celaan.

Sutherland berpendapat bahwa kelakuan yang bersifat jahat (criminal behavior)


adalah kelakuan yang melanggar Undang-Undang/hukum pidana. Bagaimanapun im-
moril nya atau tidak patutnya suatu perbuatan, ia bukan kejahatan kecuali bila dilarang
oleh Undang-Undang/hukum pidana. (Principles of Criminology. 1960:45)

Pengertian kriminalitas menurut beberapa para ahli adalah sebagai berikut:

1. Menurut R. Susilo Secara sosiologis mengartikan kriminalitas adalah


sebagai perbuatan atau tingkah laku yang selain merugikan penderita atau
korban juga sangat merugikan masyarakat yaitu berupa hilangnya
keseimbangan ketentraman dan ketertiban.
2. Menurut M.v.T kriminalitas yaitu perbuatan yang meskipun tidak
ditentukan dalam undangundang, sebagai perbuatan pidana, telah
dirasakan sebagi onrecht sebagai perbuatan yang bertentangan dengan tata
hukum.
3. Menurut M. A. Elliat kriminalitas adalah problem dalam masyarakat
modern atau tingkah laku yang gagal dan melanggar hukum dan dapat
dijatuhi hukuman yang bisa berupa hukuman penjasra, hukuman mati,
hukuman denda dan lain-lain.
4. Menurut Dr. J.E. Sahetapy dan B. Mardjono Reksodipuro kriminalitas
adalah setiap perbuatan yang dilarang oleh hukum publik untuk
melindungi masyarakat dan diberi sanksi berupa pidana oleh Negara.
Perbuatan tersebut dihukum karena melanggar norma-norma sosial
masyarakat, yaitu adanya 12 tingkah laku yang patut dari seorang warga
negaranya.

Dari pendapat para ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa kriminalitas adalah
perbuatan atau tingkah laku yang melanggar hukum, selain merugikan penderita atau
korban juga sangat merugikan masyarakat yaitu berupa hilangnya keseimbangan
ketentraman dan ketertiban.

2.1.3 Bentuk-bentuk Kriminalitas

Tindakan kriminal umumnya dilihat bertentangan dengan norma hukum, norma


sosial dan norma agama yang berlaku di masyarakat. Bentuk-bentuk tindak kriminal
seperti:

1. Pencurian, yaitu mengambil milik orang lain secara sembunyi-sembunyi atau


diam-diam dengan jalan yang tidak sah. (Poerwardarminta, 1984:217).
2. Tindak asusila adalah perbuatan atau tingkah laku yang menyimpang dari
norma-norma atau kaidah kesopanan yang saat ini banyak mengintai kaum
wanita.
3. Pencopetan yaitu kegiatan negatif mencuri barang berupa uang dalam saku,
dompet, tas, handpone dan lainnya milik orang lain atau bukan haknya dengan
cepat, tangkas dan tidak diketahui oleh korban maupun orang di sekitarnya
(http://bahasa.cs.ui.ac.id).
4. Penjambretan merupakan perbuatan atau tindakan negatif dengan merampas
harta berharga milik orang lain secara paksa sehingga menimbulkan kerugian
materi bagi korban.
5. Penodongan dengan senjata tajam/api merupakan perampasan harta benda
milik korban dilakukan dengan mengancam dengan melakukan penodongan
senjata api sehingga korban yang mengalami ketakutan menyerahkan harta
benda miliknya.
6. Penganiayaan ialah dengan sengaja menyebabkan sakit atau luka pada orang
lain. Akan tetepi suatu perbuatan yang menyebabkan sakit atau luka pada
orang lain, tidak dapat dianggap sebagai penganiayaan kalau perbuatan itu
dilakukan untuk menambah keselamatan badan. (M.H. Tirtaamidjaja, 1955:
180).
7. Pembunuhan adalah perbuatan yang menghilangkan atau mencabut nyawa
seseorang.
8. Penipuan adalah tindakan seseorang dengan tipu muslihat, rangkaian
kebohongan, nama palsu dan keadaan palsu dengan maksud menguntungkan
diri sendiri dengan tiada hak.
9. Korupsi

2.2 Analisis Permasalahan


Sebagaimana yang telah diuraikan senelumnyba, jumlah kepadatan penduduk di DKI Jakarta
mencapai 16.704 jiwa/km2. Kepadatan penduduk ini bukan tidak mungkin menjadi salah satu
faktor penyebab tingginya kriminalitas yang terjadi. Dengan meningkatnya jumlah penduduk
yang tidak diimbangi dengan pekerjaan yang tersedia, tentu saja akan menimbulkan banyak
pengangguran. Tingginya angka pengangguran akan mengakibatkan tingginya agka kriminalitas
pula. Sebut saja contohnya pencopetan. Masyarakat yang tidak memiliki pekerjaan akan
berusaha untuk mendapatkan uang demi membeli kebutuhan pangan. Bukan tidak mungkin
mereka terpaksa melakukan pencurian/pencopetan demi sesuap nasi. Inilah cikal bakal
terbentuknya kriminalitas. Bayangkan betapa banyaknya tindak kriminalitas yang terjadi dengan
jumlah kepadatan penduduk yang tinggi tersebut.
Berdasarkan data dari BPS Indoneisa, tingkat kriminalitas di Indonesia pada tahun 2013
mencapai angka 342.082 kasus kejahatan. Sebanyak 49.498 kasus tersebut terjadi di DKI Jakarta.
Berdasarkan penjelasan di atas dan perkembangan fenomena kriminalitas dapat disimpulkan
kriminalitas dipengaruhi oleh jumlah penduduk secara langsung dan secara tidak langsung
melalui pengangguran dan kemiskinan.
BAB III
SIMPULAN

Adapun kesimpulan yang dapat ditarik dari makalah ini, antara lain adalah sebagai
berikut.

1. Urbanisasi merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya lonjakan jumlah


penduduk di DKI Jakarta.
2. Kriminalitas terjadi karena beberapa faktor, salah satu faktor utama yang
melandasinya adalah faktor ekonomi dan personal.
3. Kepadatan penduduk yang tinggi di DKI Jakarta berbanding lurus dengan
tingkat kriminalitas

Berdasarkan penjabaran yang telah disebutkan sebelumnya, kita tahu bahwa salah satu
faktor utama terjadinya kriminalitas adalah karena faktor ekonomi dan personal. Sulitnya
mencari pekerjaan ditambah kondisi dimana besar pasak daripada tiang terus terjadi. Dengan
demikian, dibutuhkan kesadaran dari tiap pihak untuk menjaga kedamaian dengan tidak
melakukan kriminalitas. Faktor ekonomi dapat diatasi dengan memperbanyak lowongan
pekerjaan untuk masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA

[1] http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/22659/Chapter
%20II.pdf;jsessionid=AF6C51BD51DDC858B040908A08DB7725?sequence=4
[2] http://scholar.unand.ac.id/23380/2/bab%201.pendahuluan.pdf

Anda mungkin juga menyukai