Anda di halaman 1dari 18

sistem pereknomian negara Rusia serta

perkembangannya

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembahasan tentang ekonomi dan permasalahannya, seperti tidak akan
lekang dimakan zaman. Entah itu, dalam tingkat yang paling sederhana ekonomi
rumahtangga, ataupun dalam tataran yang lebih luas, dalam konteks ekonomi
negara misalnya. Sifat dasar manusia yang ingin selalu memenuhi kebutuhannya,
semakin menambah ruang lingkup pembahasan itu semakin luas. Pembahasan
masalah ekonomi berkembang menjadi pembahasan permasalahan manusia itu
sendiri. Dengan kebutuhan yang tidak pernah habis manusia dibuat menjadi sibuk.
Kenyataan inilah yang membuat manusia diliputi masalah-masalah ekonomi.
Perekonomian dunia yang sangat mempengaruhi kehidupan manusia,
memiliki cerita sejarah yang panjang. Deretan-deretan tulisan yang
menerangkannya pun tak akan habis dibaca, selalu ada bagian-bagian tertentu yang
masih tersisa untuk dibuka dan dipahami.
Sistem perkonomian adalah sistem yang digunakan oleh suatu negara dalam
memecahkan berbagai permasalahan ekonomi yang dialami oleh negara tersebut,
misalnya pengalokasian sumber daya yang dimilikinya, pelaksanaan produksi,
distribusi dan konsumsi baik kepada individu maupun organisasi di negara tersebut.
Perbedaan yang mendasar antara sebuah sistem ekonomi dengan sistem ekonomi
lainnya adalah bagaimana cara sistem itu mengatur faktor produksinya. Dalam
beberapa sistem, seorang individu boleh memiliki semua faktor produksi. Sementara
dalam sistem lainnya, semua faktor tersebut di pegang oleh pemerintah.
Kebanyakan sistem ekonomi di dunia berada di antara dua sistem ekstrim tersebut.
Perkembangan yang cepat dan kesadaran masyarakat yang berubah telah
mempengaruhi perkembangan ekonomi, tidak hanya sebatas lokal tetapi menjadi
internasional. Sebagai Negara terluas di dunia Rusia mempunyai peranan penting
dalam perekonomian dunia. Saat ini Rusia berusaha keras untuk meraih status
sebagai negara adidaya lagi. Meskipun Rusia adalah negara penting, tetapi
statusnya masih jauh dibandingkan dengan status Uni Sovyet dulu. Rusia memilih
melepaskan diri dari Uni Sovyet menjadi Federasi Rusia pada tahun 1992. Rusia
yang baru merdeka ternyata menjadi Negara terutang terbesar di Eropa menurut
versi World Bank. Diperkirakan total hutangnya mencapai 150 milliar USD termasuk
100 miliar USD hutang semasa Uni Sovyet.
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk mengambil
judul SISTEM PEREKONOMIAN NEGARA RUSIA DAN PERKEMBANGANNYA

1.2 Identifikasi Masalah


1. Bagaimana sistem perekonomian di Negara Rusia?
2. Bagaimana perkembangan perekonomian di Negara Rusia?

1.3 Tujuan Penulisan


Terintegrasi dengan pertanyaan diatas maka tujuan dari penulisan makalah
ini adalah
1. Untuk mengetahui sistem perekonomian di Negara Rusia.
2. Untuk mengetahui perkembangan perekonomian di Negara Rusia.

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Sistem Ekonomi


Sistem Ekonomi adalah sistem yang digunakan oleh suatu negara untuk
mengalokasikan sumber daya yang dimilikinya baik kepada individu maupun
organisasi di negara tersebut. Perbedaan mendasar antara sebuah sistem ekonomi
dengan sistem ekonomi lainnya adalah bagaimana cara sistem itu mengatur faktor
produksinya. Dalam beberapa sistem, seorang individu boleh memiliki semua faktor
produksi. Sementara dalam sistem lainnya, semua faktor tersebut dipegang
oleh pemerintah. Kebanyakan sistem ekonomi di dunia berada diantara dua sistem
ekstrem tersebut.
Selain faktor produksi, sistem ekonomi juga dapat dibedakan dari cara sistem
tersebut mengatur produksi dan alokasi. Sebuah perekonomian terencana(planned
economies) memberikan hak kepada pemerintah untuk mengatur faktor-faktor
produksi dan alokasi hasil produksi. Sementara pada perekonomian pasar(market
economic), pasar lah yang mengatur faktor-faktor produksi dan alokasi barang dan
jasa melalui penawaran dan permintaan.
Sistem ekonomi dapat berfungsi sebagai :
Sarana pendorong untuk melakukan produksi.
Cara atau metode untuk mengorganisasi kegiatan individu.
Menciptakan mekanisme tertentu agar distribusi barang dan jasa terlaksana dengan
baik.
Menurut Gilarso (1992:486) sistem ekonomi adalah keseluruhan tata cara
untuk mengoordinasikan perilaku masyarakat (para konsumen, produsen,
pemerintah, bank, dan sebagainya) dalam menjalankan kegiatan ekonomi (produksi,
distribusi, konsumsi, investasi, dan sebagainya) sehingga menjadi satu kesatuan
yang teratur dan dinamis, dan kekacauan dapat dihindari.

Sedangkan Mc.Eachern berpendapat bahwa sistem ekonomi dapat diartikan


sebagai seperangkat mekanisme dan institusi untuk menjawab pertanyaan apa,
bagaimana, dan untuk siapa barang dan jasa diproduksi (what, how, dan for whom).

2.2 Macam-macam Sistem Ekonomi.


Ada berbagai macam sistem ekonomi di dunia ini yang saling berbeda satu
sama lain. Timbulnya berbagai macam sistem ekonomi yang berbeda tersebut
dalam suatu negara disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut adalah
sebagai berikut:
Ada tidaknya campur tangan pemerintah dalam kegiatan ekonomi.
Sistem pemerintahan yang dianut suatu negara.
Kepemilikan negara terhadap faktor-faktor produksi.
Sumber daya yang ada dalam suatu negara, baik sumber daya manusia maupun
sumber daya alam yang dimiliki.
Dari ke-empat faktor tersebut, timbul lah berbagai macam sistem ekonomi,
diantaranya:
a. Sistem Ekonomi Tradisional.
Sistem ekonomi tradisional adalah suatu sistem ekonomi dimana organisasi
kehidupan ekonomi dijalankan menurut kebiasaan, tradisi masyarakat secara turun-
temurun dengan mengandalkan faktor produksi apa adanya.
Ciri-ciri sistem ekonomi tradisional:
Belum adanya pembagian kerja yang jelas.
Ketergantungan pada sektor pertanian/agraris.
Ikatan tradisi bersifat kekeluargaan sehingga kurang dinamis.
Teknologi produksi sederhana.
v Kebaikan sistem ekonomi tradisonal:
Menimbulkan rasa kekeluargaan dan kegotongroyongan masing-masing individu
dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Pertukaran secara barter dilandasi rasa kejujuran daripada mencari keuntungan.

v Keburukan sistem ekonomi tradisional:


Pola pikir masyarakat secara umum yang masih statis.
Hasil produksi terbatas sebab hanya menggantungkan faktor produksi alam dan
tenaga kerja secara apa adanya.

b. Sistem Ekonomi Terpusat/Komando (Sosialis).


Sistem ekonomi terpusat (Sosialis) adalah sistem ekonomi di mana
pemerintah memegang peranan paling penting atau dominan dalam pengaturan
kegiatan ekonomi. Dominasi dilakukan melalui pembatasan-pembatasan terhadap
kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh anggota masyarakat. Negara yang menganut
sistem ini antara lain Rusia, RRC, dan negara-negara Eropa Timur (bekas negara
Uni Soviet).
v Ciri-ciri sistem Ekonomi Sosialis:
Kegiatan perekonomian dari produksi, distribusi, dan konsumsi serta harga
ditetapkan pemerintah dengan peraturan negara.
Hak milik perorangan atau swasta tidak diakui, sehingga kebebasan individu dalam
berusaha tidak ada.
Alat-alat produksi dikuasai oleh negara.
v Kebaikan sistem Ekonomi Sosialis:
Pemerintah lebih mudah dalam mengadakan pengawasan dan pengendalian.
Pemerintah bertanggung jawab sepenuhnya terhadap seluruh kegiatan ekonomi.
Kemakmuran masyarakat merata.
Perencanaan pembangunan lebih cepat direalisasikan.
v Keburukan sistem ekonomi Sosialis:
Adanya pemasungan daya kreasi masyarakat sehingga hampir semua inisiatif,
inovasi diprakarsai oleh pemerintah.
Adanya pasar gelap yang diakibatkan adanya pembatasan yang terlalu ketat oleh
pemerintah.
Anggota masyarakat tidak dijamin untuk memilih dan menentukan jenis pekerjaan
serta memilih barang konsumsi yang dikehendaki.
Pemerintah bersifat paternalistis, artinya apa yang telah diatur/ditetapkan oleh
pemerintah adalah benar dan harus dipatuhi.
Sistem ekonomi sosialis berbeda dengan Komunis, Komunisme atau
Marxisme adalah ideologi dasar yang umumnya digunakan oleh partai komunis di
seluruh dunia, sedangkan komunis internasional merupakan racikan ideologi ini
berasal dari pemikiran Lenin sehingga dapat pula disebut Marxisme-
Leninisme.Dalam komunisme perubahan sosial harus dimulai dari pengambil alihan
alat-alat produksi melalui peran partai Komunis, secara logikanya perubahan sosial
dimulai dari buruh atau yang lebih dikenal dengan proletar. Komunisme sebagai anti-
kapitalisme menggunakan sistem partai komunis sebagai alat pengambil alihan
kekuasaan dan sangat menentang kepemilikan akumulasi modal.
v Ciri-ciri komunisme:
Sebuah teori atau sistem organisasi sosial yang didasarkan pada induk dari semua
harta yang sama, kepemilikan aktual yang dinisbahkan kepada masyarakat secara
keseluruhan atau kepada negara.
Sistem organisasi sosial di mana semua aktivitas sosial ekonomi dan dikendalikan
oleh negara totaliter didominasi oleh satu dan mengabadikan diri partai politik.
Prinsip-prinsip dan praktek-praktek dari Partai Komunis.
v Perbedaan Sosialisme dan Komunisme Menurut Karl Marx.
Marx membedakan fase sosialisme dengan komunisme penuh atau lengkap.
Dalam fase sosialisme, produktivitas masih rendah dan kebutuhan materi belum
terpenuhi secara cukup. Sementara itu dalam fase komunisme penuh produktivitas
sudah tinggi, sehingga semua kebutuhan materi sudah diproduksi secara cukup.
Dengan begitu, perekonomian dapat memenuhi kebutuhan semua anggota
masyarakat secara berkelimpahan. Tentang hakikat manusia sebagai produsen
dalam fase sosialisme manusia belum cukup menyesuaikan diri sehingga
menjadikan kerja sebagai hakikat dan masih mementingkan insentif materi untuk
bekerja. Pada tahap komunisme, kerja sudah menjadi hakikat. Semua pekerjaan
dikerjakan dengan sukarela, kegembiraan dan efesien tanpa mengharapkan insentif
langsung seperti upah yang merupakan produk sampingan dari kerja. Sosialisme
merupakan tahap persiapan ke komunisme. Komunisme merupakan tahap akhir
perkembangan masyarakat (The Six Major Historical Stages): primitive communism
slaery feudalism, capitalism, sosialism dan full communism

c. Sistem Ekonomi Liberal (Kapitalis).


Sistem ekonomi liberal adalah suatu sistem ekonomi yang menghendaki
kebebasan yang seluas-luasnya bagi setiap individu untuk melakukan tindakan
ekonomi tanpa campur tangan dari pemerintah. Suatu kondisi di mana pemerintah
benar-benar lepas tangan dalam pengambilan keputusan ekonomi dalam istilah
ekonomi disebut laissez-faire.
Negara-negara yang menganut sistem ekonomi liberal adalah Amerika
Serikat, Inggris, Perancis, Belgia, Irlandia, Swiss, Kanada, dan Indonesia yang
pernah menganut sistem ekonomi liberal pada tahun 1950-an.
v Ciri-ciri sistem ekonomi liberal:
Diakuinya kebebasan pihak swasta/masyarakat untuk melakukan tindakantindakan
ekonomi.
Diakuinya kebebasan memiliki barang modal (barang kapital).
Dalam melakukan tindakan ekonomi dilandasi semangat untuk mencari keuntungan
sendiri.
v Kebaikan sistem ekonomi liberal:
Adanya persaingan sehingga mendorong kemajuan usaha.
Campur tangan pemerintah dalam bidang ekonomi kecil sehingga mendorong
kesempatan lebih luas bagi pihak swasta.
Produksi didasarkan pada permintaan pasar atau kebutuhan masyarakat.
Pengakuan hak milik oleh negara mendorong semangat usaha masyarakat.
v Keburukan sistem ekonomi liberal:
Adanya praktik persaingan tidak sehat, yaitu penindasan pihak yang lemah.
Persaingan tidak sehat dapat menimbulkan monopoli yang merugikan masyarakat.
Timbulnya praktik yang tidak jujur yang didasari mengejar keuntungan yang sebesar-
besarnya, sehingga kepentingan umum dikesampingkan.

d. Sistem Ekonomi Campuran.


Sistem ekonomi campuran yaitu suatu sistem ekonomi di mana di satu sisi
pemerintah memberikan kebebasan kepada masyarakat untuk berusaha dalam
melakukan kegiatan ekonomi, tetapi disisi lain pemerintah ikut campur tangan dalam
perekonomian yang bertujuan menghindari penguasaan secara penuh dari
segolongan masyarakat terhadap sumber daya ekonomi.
v Ciri-ciri sistem Ekonomi Campuran:
Adanya pembatasan pihak swasta oleh negara pada bidang-bidang yang menguasai
hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara.
Mekanisme kegiatan ekonomi yang terjadi di pasar adalah campur tangan
pemerintah dengan berbagai kebijakan ekonomi.
Hak milik perorangan diakui tetapi penggunaannya tidak boleh merugikan
kepentingan umum.
v Kebaikan sistem Ekonomi Campuran:
Sektor ekonomi yang dikuasai oleh pemerintah lebih bertujuan untuk kepentingan
masayarakat.
Hak individu/swasta diakui dengan jelas.
Harga lebih mudah untuk dikendalikan.
v Keburukan sistem ekonomi campuran:
Peranan pemerintah lebih berat dibandingkan dengan swasta.
Timbulnya KKN (korupsi, kolusi, dan nepotisme) dalam pemerintah karena banyak
sektor-sektor produksi yang lebih menguntungkan pihak pemerintah sedangkan
sedikit sekali pengawasannya.

BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Sejarah Perekonomian Rusia.


Rusia, seperti yang dikatakan banyak orang bahwa Rusia adalah negara
yang besar,kaya akan mineral dan sumber daya alam, Mereka sangat dikenal oleh
para Ilmuan-Ilmuan terdahulu,terutama dalam hal paham yang telah dikenal oleh
seluruh dunia yaitu komunis.
Komunis lahir di Rusia yang juga dahulu dikenal sejarahnya yang dapat
mengalahkan negara kuat seperti Amerika pada perang dunia pertama. Semua
orang tahu bahwa Rusia dulunya adalah negara bagian dari Uni Soviet yang kokoh
itu. Uni Soviet adalah negara besar dan berpengaruh pada dunia,negara tersebut
dikenal sebagai negara komunis yang paling besar kala itu.
Rusia menyatakan dirinya merdeka dari Uni Soviet pada 24 Agustus 1991.
Ini mengadopsi dari diperebutkannya konstitusi pada tahun 1993 dan menjadi
negara federal., Rusia adalah negara terbesar di dunia dalam hal luas, sekitar 1,8
kali ukuran AS Namun, banyak negara tapi tidak memiliki tanah dan iklim yang tepat
(baik terlalu dingin atau terlalu kering) untuk pertanian, dan hal ini tidak baik dalam
kaitannya dengan jalur laut utama dunia. Pada sektor energi kedepannya, Rusia
memiliki basis sumber daya alam yang luas termasuk deposito utama minyak, gas
alam, batubara, dan mineral strategis dan banyak. Dalam hal demografi, Rusia
dihadapkan dengan cepat menurun dan penuaan populasi. Di atas ini, harapan
hidup di federasi Rusia tenggelam dan sekarang lebih rendah daripada berada di
Uni Soviet dahulu kala.
Sejarah perekonomian rusia berawal dari terpecahnya Negara Uni Soviet,
pada saat itu Rusia di bawah pemerintahan Yeltsin (Republik Rusia). Sejak
runtuhnya Uni Soviet pada tahun 1991, Rusia telah mencoba untuk
mengembangkan ekonomi pasar dan mencapai pertumbuhan ekonomi yang
konsisten. Yeltsin mulai menyerang masalah stabilisasi ekonomi makro dan
restrukturisasi ekonomi.
Pada bulan Oktober 1991, Yeltsin mengumumkan bahwa Rusia akan
dilanjutkan dengan radikal, reformasi berorientasi pasar di sepanjang baris "shock
therapy", seperti yang direkomendasikan oleh Amerika Serikat dan IMF. Namun,
kebijakan ini mengakibatkan keruntuhan ekonomi, dengan jutaan rakyat jatuh ke
dalam kemiskinan. Korupsi dan kejahatan menyebar dengan cepat.
Dengan asumsi peran sebagai kepribadian hokum Uni Soviet, Rusia mengambil
tanggung jawab untuk menyelesaikan utang luar negeri, meski penduduknya terdiri
hanya setengah dari penduduk Uni Soviet pada saat perceraian. Ketika semua
perusahaan milik negara yang seharusnya dimiliki oleh rakyat, justru jatuh ke tangan
golongan orang-oang kaya. Saham dari perusahaan milik negara dikeluarkan, dan
baru ini perusahaan publik segera diserahkan kepada anggota Nomenklatura atau
dikenal bos kriminal.
Sebagai contoh, direktur sebuah pabrik selama rezim Soviet sering menjadi
pemilik perusahaan yang sama. Selama periode yang sama, kelompok-kelompok
kriminal sering mengambil alih perusahaan-perusahaan negara, membuka jalan
dengan pembunuhan atau pemerasan. Korupsi pejabat pemerintah sudah menjadi
aturan hidup sehari-hari. Dibawah pemerintah penutup, keterlaluan dilakukan
manipulasi keuangan yang memperkaya kelompok individu dan pemerintahan mafia.
Korupsi banyak mencuri miliaran dolar dalam bentuk tunai dan aset di luar negeri
sangat besar pelarian modal,
seperti Andrei Volgin yang terlibat dalam pengambil alihan koperasi pada
pertengahan tahun 1990-an.
v Dampak Revolusi Glasnost dan Perestroika terhadap Sosialisme Rusia.
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa menjelang pertengahan
tahun 1980-an Uni Soviet mengalami kemerosotan di berbagai bidang kehidupan,
terutama di bidang politik dan ekonomi. Kondisi tersebut memaksa para petinggi
negara dan pemimpin partai untuk mengadakan koreksi secara umum terhadap
sosialisme Rusia serta melakukan peninjauan ulang terhadap strategi sistem
sosialisme komunis Uni Soviet. Salah satu langkah yang dikelurkan untuk
menyelesaikan masalah tersebut adalah dengan
munculnya Glasnost danPerestroika. Pasca reformasi Glasnost dan Perstroika pada
masa pemerintahan Mikhail Gorbachev terdapat berbagai perubahan dalam
kehidupan Uni Soviet yang kemudian berubah menjadi Rusia. Perubahan tersebut
meliputi berbagai aspek seperti aspek ekonomi, budaya, dan juga politik.
Bidang Ekonomi
Pada bidang ekonomi, pemerintah melakukan perluasan independensi
perusahaan-perusahaan negara serta memperkuat perkembangan sektor koperasi.
Terdapat juga pemangkasan birokrasi yang ditujukan untuk meningkatkan hasil
produksi. Sejak musim panas tahun 1990 pemerintah mengijinkan sistem
kepemilikan pribadi dan privatisasi. Upaya lain dalam memperbaiki bidang ekonomi
adalah dengan diluncurkannya program 500 hari, yakni suatu program
pembangunan ekonomi dan perbaikan terhadap persoalan-persoalan seperti inflasi
dan lain sebagainya.
Bidang Budaya
Bidang budaya berkembang pesat karena dihapuskannya sensor terhadap
pers yang sebelumnya mengekang kebebasan berpikir dan berekspresi. Ruang
gerak seniman kembali terbuka. Perkembangan ini meliputi bidang sastra, musik
dan juga perfilman. Perubahan-perubahan ini melahirkan begitu banyak hal-hal baru
dan luar biasa dalam kehidupan masyarakat Rusia. Industri perfilman, sastra, dan
musik mengalami loncatan yang luar biasa. Tempat-tempat hiburan malam dan
bioskop muncul. Pada zaman kepemimpinan Vladimir Putin misalnya, kebudayaan
Rusia jauh berkembang diringi juga dengan maraknya budaya pop yang masuk ke
Rusia. Kehidupan malam dan suasana yang lebih hidup mewarnai kehidupan
masyarakat Rusia.
Bidang Politik
Dalam bidang politik dan kebijakan luar negeri Rusia memperbaiki
hubunganya dengan berbagai negara termasuk negara-negara barat. Rusia yang
sempat bersitegang dengan negara-negara barat akhirnya melunak dan mencoba
untuk kembali membangun hubungan yang lebih baik. Walaupun Rusia tetap saja
menjaga jarak, namun jelas bahwa dari sisi kepentingan, Rusia mungkin penya
kepentingan yang besar dengan kembali mebangun hubngan tersebut. Hubungan
antara Rusia dan AS misalnya diarahkan pada penghapusan perlombaan senjata
melalui beberapa perjanjian seperti perjanjian SALT I, SALT II dan START yang
isinya membicarakan bpersoalan mengenai gencatan senjata dan pemusnahan
senjata-senjata yang dapat membahayakan keselamatan banyak orang. Kebijakan-
kebijakan di masa pemerintahan Gorbachev dianggap telah memberi wajah baru
yang lebih ramah bagi Uni Soviet.
Namun, di lain pihak kebijakan Glasnot dan Perestroika ternyata berpengaruh
bagi menguatnya gerakan separatisme akibat semangat demokratisasi dan
keterbukaan tersebut. Pada akhirnya hal tersebut berujung pada pecahnya Uni
Soviet. Pasca pecahnya Uni Soviet, Rusia menjadi Negara pecahan Uni Soviet yang
terbesar. Federasi Rusia mempertahankan Moscow sebagai ibukota Negara. Boris
Nikolayevich Yeltsin dipilih sebagai presiden pertama Rusia.

v Pemerintahan Rusia Pasca Glasnost dan Perestroika


Masa Pemerintahan Boris Yeltsin
Corak kepemimpinan Yeltsin secara umum menunjukkan ciri transisional dari
sistem Uni Soviet menuju sebuah Negara yang demokratis. Pada masa ini
hubungan antar organ kekuasaan belum tertata secara tegas sehingga sering timbul
konflik politik. Proses swastanisasi yang dilaksanakan pada masa pemerintahannya
merupakan konsekuensi logis dari upaya Rusia untuk menuju sistem ekonomi pasar.
Proses ini lalu melahirkan kelompok baru dalam masyarakat Rusia, yakni orang-
orang yang berhasil menguasai perusahaan-perusahaan yang dahulu dikuasai oleh
pemerintah. Pada masa pemerintahan Yeltsin ini kelompok tersebut mendapat ruang
gerak yang sangat luas dan Yeltsin sendiri dikenal dekat dengan kelompok tersebut
tidak lain karena kelurganya sendiri merupakan bagian dari kelompok kecil yang
diuntungkan oleh Negara. Kelompok konglomerat ini meraih keuntungan yang luar
biasa dari masa transisi ini. Maka, pemerintahan Yeltsin cenderung oligarkis. Pada
masa pemerintahan Yeltsin kebebasan beragama mulai digalakan mulai dari
kebebasan menjalankan aktivitas ritual hingga diperbolehkannya kegiatan politik
oleh para kelompok-kelompok beragama.
Secara garis besar pemerintahan Yeltsin mencoba mengadopsi kapitalisme,
namun gagal memajukan dan mengembalikan keadaan masyarakat. Pemulihan
ekonomi tidak sepenuhnya membawa perubahan pada masyarakat, khususnya
kelas menengah ke bawah. Yang diuntungkan adalah kelompok-kelompok tertentu.
Masa Kepemimpinan Vladimir Putin
Mengikuti jejak pendahulunya, Putin melanjutkan kebijakan reformasi dan
ekonomi pasar yang telah digulirkan sejak pemerintahan Yeltsin dan bahkan sejak
masa pemerintahan Gorbachev. Namun demikian, Putin memiliki pandangan sendiri
dalam menjalankan ide-ide reformasi tersebut dalam kerangka menyelamatkan
bangsa Rusia dari krisis ekonomi dan krisis politik yang telah melilit sejak awal Rusia
berdiri setelah runtuhnya Uni Soviet. Berbeda dengan Yeltsin yang akrab dengan
kaum oligarki, sejak awal pemerintahannya, Putin telah menekankan peringatannya
pada kaum elit pengusaha yang menguasai sebagian besar perekonomian Rusia.
Serangkaian pengusaha yang selama ini dikenal dekat dengan pemerintahan
sebelumnya tak luput dari tindakan tegas pemerintahan Putin. Era Vladimir Putin
memperlihatkan arah kebangkitan Rusia dari keterpurukan. Pada masa ini
permasalahan ekonomi masih menjadi fokus utama.

3.2 Sistem Ekonomi Negara Rusia.


Negara rusia adalah Negara yang meganut sistem ekonomi
Sosialis.Menurut Dr. Muhammad Hatta sistem perekonomian Rusia itu merupakan
suatu perekonomian totaliter yang dikuasai sama sekali oleh negara. Seluruh
perekonomian dipimpin dari pusat menurut rencana. Produksi, konsumsi, dan
distribusi di atur dengan peraturan dan tidak ada tempat private enterprise.
Konkurensi tidak ada, hanya dengan perlombaan bekerja untuk memperoleh sistem
dan hasil terbaik. Rusia memiliki perindustrian yang cukup maju yang merupakan
warisan dari masa pemerintahan Josef Stalin. Industri yang dikenal antara lain
industri perlengkapan dan peralatan militer, misalnya industri pesawat tempur yang
menghasilkan MiG dan Sukhoi serta helikopter, pesawat terbang,tank, rudal dan
persenjataan ringan seperti senapan AK-47. Selain itu ada pula industri berat seperti
industri baja, pertambangan mineral, batu bara dan minyak bumi. Rusia juga
memiliki industri pertanian yang digalakkan Stalin dengan pertanian kolektifnya.
sekalipun merupakan negara industri yang tergabung G-8, Rusia masih berusaha
mengatasi masalah ekonominya agar mampu menjadi negara adikuasa kembali
seperti ketika masa Uni Soviet.
Rusia, seperti Cina, telah melakukan perubahan sistem ekonomi, dari sistem
ekonomi terpusat ke sistem ekonomi berbasis pasar. Proses peralihan sistem
sejak rezim Vladimir Putin tahun 2000 berjalan secara perlahan dan hati-hati.
Sistem ekonomi liberal tidak seutuhnya diamini dan diterapkan oleh Rusia. Sikap
selektif yang demikian selain perlu adaptif dengan proporsi kekuatan ekonomi makro
Rusia, juga mempertimbangkan implikasinya terhadap kontinuitas ekonomi jangka
panjang. Dalam hal ini, Presiden Putin menggariskan kebijakan yang
mengedepankan penguatan ketahanan ekonomi ke dalam tahapan
reformasi(inward), yang diperkuat dengan peningkatan leverage ekonomi politik ke
luar(outward). Rusia memang sangat selektif dalam memaknai nilai-nilai kapitalisme
ke dalam proses reformasi yang sedang dijalankan.
Jika salah langkah dalam penerapan sistem yang tergolong baru tersebut,
akan berdampak buruk bagi perekonomian Rusia sendiri. Hal ini merupakan
tantangan bagi Rusia di masa transisi. Bahkan ketika menghadapi arus globalisasi
ekonomi yang serba tidak menentu, Rusia berusaha agar tidak terjelembab dalam
jurang globalisasi ini. Rusia tidak ingin menanggung konsekuensi dari globalisasi
ekonomi yang menimbulkan instabilitas, meskipun Rusia tetap mengikutinya. Dalam
konteks ini, Rusia memiliki kemandirian dalam mengartikulasikan konsep globalisasi
yang disesuaikan dengan karakteristik politik dan ekonominya. Karena itu, dalam
proses peralihan, diupayakan agar langkah reformasi dijalankan secara perlahan-
lahan tanpa menimbulkan distorsi yang bisa menganggu pencapaian cita-cita Rusia
yang ingin kembali berjaya seperti masa lalu.
Sebagai perwaris Uni Soviet, Rusia mewarisi kurang lebih 50% aset-aset
ekonomi peninggalan Uni Soviet. Sebagai negara eks-Uni Soviet terbesar, Rusia
memiliki tekad kuat untuk membangun basis perokonomian yang kokoh agar dapat
bertahan dalam menghadapi arus kompetisi ekonomi yang semakin ketat yang
terjadi di era globalisasi, baik antar negara eks-Uni Soviet maupun dengan negara-
negara Asia dan Eropa. Untuk mencapai tujuan tersebut, Putin membuat rancangan
sistem dan mekanisme ekonomi dengan ciri khas tersendiri, yang mungkin tidak
sepenuhnya mengandung nilai-nilai liberalisme Barat ataupun sistem terpusat.
Sistem dan mekanisme ekonomi yang dianut Rusia, kini, dapat sewaktu-waktu
berubah sesuai dengan tuntutan keadaan internal dan perubahan keadaan ekonomi
eksternal. Namun demikian, faktor terpenting yang mesti dikawal oleh Putin adalah
maturitas stabilitas ekonomi. Sehingga, Putin memposisikan pemerintah untuk
memegang kendali dalam mengatur pergerakan ekonomi dan tata ekonomi dalam
negeri, dan karenanya, dominasi peran pemerintah akan lebih besar.
Positioning peran seperti itu tidak serta merta menegasikan elemen
liberalisme. Putin masih membuka kran liberalisme ekonomi walaupun terkontrol
kepada sektor swasta. Kran kebebasan, tapi terkendali, dibuka argar tidak
menganggu jalannya mekanisme pasar, sehingga Rusia tidak mudah tergelincir ke
dalam arogansi ekonomi. Tindakan selektif Putin ditempuh karena mengambil
pelajaran dari pengalaman krisis pada tahun 1998. Setiap kebijakan ekonomi yang
diambil selalu memperhatikan unsur-unsur penyebab terjadinya krisis saat itu. Putin
berasumsi bahwa krisis dapat terjadi karena kesalahan dalam penataan ekonomi
yang dibentuk saat itu oleh mantan Presiden Boris Yetlsin. Kejadian krisis
menandakan bahwa perekonomian Rusia untuk sementara ini selama masa transisi
masih terlalu rentan dalam menerapkan sistem kapitalisme, apalagi diterapkan
dalam waktu yang begitu cepat, tidak lama setelah Uni Soviet bubar.
Disamping itu, krisis telah memupus keyakinan Rusia terhadap nilai-nilai
kapitalisme dan liberalisme yang menggariskan bahwa jika pembangunan ekonomi
ingin maju, maka peran negara harus direduksi dan kekuasaan bisnis harus
diutamakan. Hakekatnya, jalan menuju kapitalisme bagi Rusia masih sangat
panjang. Namun Rusia tidak apatis dengan nilai-nilai kapitalisme dan tidak mau
bercuci tangan, karena baginya perlawanan terhadap kapitalisme bisa jadi akan
melemahkan posisi pemerintah. Elemen tertentu dari sistem kapitalisme, secara
kondisional, masih tetap dapat diterima.
Secara umum, Rusia telah membuka diri terhadap berbagai hal baru yang
berasal dari luar. Liberalisme dan kapitalisme diterapkan secara hati-hati, sembari
tetap menggantungkan diri pada pemahaman tentang sosialisme dan tidak jauh-jauh
darinya. Sosialisme paska glasnost dan perestroika memang banyak berubah,
namun semuanya dikembalikan untuk kepentingan rakayat. Era Vladimir Putin
misalnya dianggap sebagai era kejayaan Rusia paska reformasi Gorbachev.

3.3 Perkembangan Ekonomi Negara Rusia.


Ekonomi Rusia mengalami stres luar biasa yang berpindah dari ekonomi
perencanaan pusat ke sistem pasar bebas.Kesulitan dalam mengimplementasikan
reformasi fiskal yang bertujuan untuk mengumpulkan pendapatan pemerintah dan
ketergantungan pada pinjaman jangka pendek untuk membiayai defisit anggaran
mengarah ke krisis keuangan yang serius pada tahun 1998. kinerja
perekonomianRusia sejak krisis 1998 telah mengesankan. Ekonomi telah rata
pertumbuhan 7% sejak krisis keuangan tahun 1998 Rusia, menghasilkan dua kali
lipat dari pendapatan sekali pakai nyata dan munculnya kelas menengah. Ekonomi
Rusia, bagaimanapun, adalah salah satu yang paling terpukul oleh krisis ekonomi
Sejagat harga minyak anjlok dan kredit Bank asing yang Rusia dan perusahaan
mengandalkan mengering. Harga minyak yang tinggi didukung pertumbuhan Rusia
pada kuartal pertama dan bisa membantu Rusia mengurangi defisit anggaran yang
diwarisi dari masa paceklik
Tahap awal transisi dari perekonomian berencana terpusat menuju ke
perekonomian berdasarkan pasar dapat menyebabkan traumatis. Oleh sebab itu
menurut Otto Hieronymin (1991), Rusia akan menghadapi kondisi yang sangat sulit,
seperti ketidakpastiaan politik secara umum, menurunnya pendapatan nyata
sebagian besar penduduk, ketidaksediaan masyarakat menerima dampak kerugian
baru, adanya kesadaran warga terhadap utang Negara yang menimbulkan
kekhawatiran, dan lainya. Ternyata sebagian besar kekhawatiran itu menjadi
kenyataan dalam masa transisi demokrasi di Rusia 1991-2000.
Bentuk Ekonomi Terapi Kejut (Shock Therapy) pada pertengahan tahun 1992 model
pendekatan ini memberikan perangsangan yang lebih kuat kepada system ekonomi
baru dan mempercepat realokasi, sumber daya dan lebih cepat meningkatkan
efisiensi. Beberapa upaya Rusia masa Pemerintahan Boris Yeltin di dalam Shock
Therapy adalah:

1. liberalisasi perdagangan
2. mekanisme pasar terbuka
3. mengurangi pengeluaran pemerintah
4. menerapkan pajak nilai tambah
5. membuat mata uang baru yang konvartible

Akan tetapi, model ekonomi ini dapat mengurangi ketidakpastian yang


dihadapi masyarakat tentang adanya kebijaksanaan baru dalam pranata ekonomi.
Bagi banyak pengamat, model ini sangat cocok diterapkan bagi Negara-negara
dengan inflasi tinggi yang berlangsung lama. Namun model shock therapy ini
mempunyai kerugian sebab dapat membebani warga dalam pengurangan drastis
upah, kesempatan kerja dan konsumsi. Dengan kata lain model Shock Therapy ini
tidak dapat bekerja secara efisien di Rusia. Konsep yang digunakan dalam Model ini
adalah :
1. pengurangan drastis anggaran belanja, termasuk pemotongan subsidi
konsumen
2. penaikan suku bunga untuk membatasi pertumbuhan kredit
3. liberalisasi terhadap perdagangan luar
4. tingkat pertumbuhan yang tetap terhadap dollar
5. stabilisasi makro ekonomi
6. swastanisasi, yakni memindahkan kepemilikan pemerintah ke sector
swasta

Pelaksaan model Terapi kejut tidak sesuai dengan tujuan yang diharapkan
sehingga dianggap kurang berhasil. Ketidaksesuaian ini disebabkan oleh adanya
beberapa kendala mendasar, salah satunya adalah belum adanya kesadaran dari
pihak elite yang dahulu menjadi nomenklatura untuk bersama warga reformis
melaksanakan debirokrasi. Padahal dengan peninggalan berbagai faktor masa lalu,
perekonomian Rusia dapat segera ditingkatkan. Tetapi ternyata semua potensi yang
ada menjadi terabaika dengan dilakukannya rekonstruksi model management baru
yang terlalu drastis, radikal dan cepat.
Ekonomi Terapi kejut, maka disusul dengan model Bertahap (Gradualisme).
Model ini yang dianggap mudah diserap dan dampaknya mudah dinetralisir oleh
struktur dan system yang masih tersisa dari model ekonomi berencana yang
terpusat. Kendati banyak perusahaan parsial, cirri ekonomi sentralistik masih dapat
digunakan dan direduksi secara bertahap seperti monopolisasi, ketergantungan
manager perusahaan pada badan partai sehingga menjadi kaku. Jika kondisi
tersebut maka sektor swasta yang ingin diandalkan menjadi sulit bergerak. Harga
yang lebih rendah untuk ekspor utama Rusia penerima (minyak dan mineral) dan
hilangnya kepercayaan investor akibat krisis finansial Asia diperburuk masalah
keuangan. Hasilnya adalah penurunan yang sangat cepat dalam nilai rubel,
penerbangan dari investasi asing, pembayaran tertunda berdaulat dan utang swasta,
suatu uraian transaksi komersial melalui sistem perbankan, dan ancaman
inflasi. Akan tetapi, tampaknya krisis Rusia telah nampak relatif baik. Sebagai PDB
riil tahun 2009 meningkat dengan persentase tertinggi sejak jatuhnya Uni Soviet
pada 8,1%, rubel tetap stabil, inflasi telah moderat, dan investasi mulai meningkat
lagi. Pada 2007, Bank Dunia menyatakan bahwa perekonomian Rusia telah
mencapai stabilitas makroekonomi belum pernah terjadi sebelumnya. Rusia telah
membuat kemajuan dalam memenuhi kewajiban utang luar negeri.Selama 2000-
2001, Rusia tidak hanya bertemu dengan utang eksternal jasa, tetapi juga membuat
kemajuan besar cicilan pokok di IMF pinjaman, tetapi juga membangun Bank Sentral
cadangan dengan anggaran pemerintah, perdagangan, dan current account surplus.
The TA 2002 anggaran Pemerintah Rusia menganggap pembayaran sekitar $ 14
miliar pada layanan resmi pembayaran utang yang jatuh tempo. Current account
surplus besar telah membawa apresiasi yang cepat rubel selama beberapa
tahun. Minyak dan gas mendominasi ekspor Rusia, sehingga Rusia tetap sangat
bergantung pada harga energi. Pinjaman dan suku bunga deposito pada atau di
bawah tingkat inflasi menghambat pertumbuhan sistem perbankan dan membuat
alokasi modal dan resiko yang jauh lebih sedikit efisien daripada itu akan sebaliknya.
Pada tahun 2003, utang telah meningkat menjadi $ 19 milyar yang
disebabkan oleh kenaikan pembayaran Departemen Keuangan dan Eurobond.
Namun, $ 1 miliar ini telah diprabayar, dan beberapa sektor swasta mungkin sudah
membayar hutang.Pada edisi Juni 2002 G8 Summit, para pemimpin dari delapan
negara menandatangani pernyataan setuju untuk mengeksplorasi pembatalan Rusia
beberapa utang Soviet lama untuk menggunakan tabungan untuk mengamankan
bahan-bahan di Rusia yang dapat digunakan oleh teroris. Kesepakatan yang
diusulkan adalah $ 10 milyar dan akan datang dari Amerika Serikat dan $ 10 miliar
dari G-8 negara lain selama 10 tahun.

Tabel: Surplus Neraca Perdagangan Rusia (dalam juta US dollar)


1999 2000 2001 2002 2003
Ekspor Barang: 75.551 105.033 101.884 107.300 135.929
Minyak Bumi 19.606 36.191 34.364 40.366 53.739
Gas Alam 11.352 16.644 17.770 15.897 19.981
Lainnya 44.593 52.198 49.750 51.037 62.209
Impor Barang -39.537 -44.862 -53.764 -60.966 -75.436
Surplus Barang 36.014 60.171 48.120 46.334 60.493
Ekspor Jasa 9.067 9.565 11.441 13.611 16.030
Impor Jasa -13.351 -16.230 -20.572 -23.497 -27.122
Surplus Jasa -4.284 -6.665 -9.131 -9.886 -11.092

Surplus Ekspor-Impor 31.730 53.506 38.989 36.448 49.401


Sumber: Central Bank Rusia, OECD calculations

Pada tanggal 1 Januari 2004, dana Stabilisasi Federasi Rusia didirikan oleh
Pemerintah Rusia sebagai bagian dari anggaran federal untuk menyeimbangkannya
jika harga minyak turun. Sekarang dana Stabilisasi Federasi Rusia sedang
dimodernisasi. Dana Stabilisasi akan dibagi menjadi dua bagian pada tanggal 1
Februari 2008. Bagian pertama akan menjadi dana cadangan sama dengan
10 persen dari PDB (10% dari PDB setara dengan sekitar $ 200 miliar sekarang),
dan akan diinvestasikan dengan cara yang sama sebagai Dana Stabilisasi. Bagian
kedua akan diubah menjadi Dana Kesejahteraan Nasional Federasi Rusia. Deputi
Menteri Keuangan Sergei Storchak perkiraan ini akan mencapai 600-700 billion
rubel pada tanggal 1 Februari 2008.

Tabel: Indikator Ekonomi Negara G-8 tahun 2005


Produk Brutto Perkapita Cadangan Emas Pertumbuhan Jumlah
Negara Nasional per Kepala & Devisa Ekonomi Penduduk
AS $ 12.486 Miliar $ 42.101 $ 64 Miliar 2,80% 298,2 Juta
Jepang $ 4.571 Miliar $ 35.787 $ 847 Miliar 1,70% 128,1 Juta
Jerman $ 2.797 Miliar $ 33.922 $ 102 Miliar 1,10% 82,7 Juta
Inggris $ 2.202 Miliar $ 36.599 $ 79 Miliar 2,60% 59,7 Juta
Perancis $ 2.106 Miliar $ 33.734 $ 74 Miliar 2,00% 60,5 Juta
Italia $ 1.766 Miliar $ 30.450 $ 66 Miliar 1,00% 58,1 Juta
Kanada $ 1.130 Miliar $ 35.064 $ 33 Miliar 3,00% 32,3 Juta
Rusia $ 766 Miliar $ 5369 $ 182 Miliar 6,80% 142,8 Juta
Sumber: Der Spiegel 28/2006

Perbandingan indikator negara G-8 menunjukan posisi Rusia masih


selangkah di belakang. Tatangan terbesar Rusia adalah bagaimana membuat
pertumbuhannya tetap kontinyu. Pertumbuhan ini akan memperkecil jarak antara
Rusia dengan G-8 lainnya dalam ekonomi. Untuk mewujudkannya, Vanhanen
melihat Rusia sangat butuh dana investasi dari pelaku bisnis Eropa, transfer
teknologi untuk meningkatkan daya saing, serta pasar domestik Eropa untuk produk
manufakturnya. Ruang lemah ini hanya bisa ditutupi apabila Rusia membangun
kolaborasi erat dengan Eropa yang nota bene merupakan tetangga dekatnya.
Menurut data yang diterbitkan oleh Bank Dunia pada bulan Juli 2012, Rusia
jauh lebih berhasil daripada sebagian besar negara maju dalam memerangi krisis
ekonomi global.
Berdasarkan PDB yang disesuaikan dengan paritas daya beli (PPP), Rusia berada
di atas semua negara Uni Eropa pada tahun 2012, termasuk Jerman, yang
merupakan peringkat keenam di dunia.
Meskipun pertumbuhan ekonomi Rusia melambat hanya 1,4 persen dari
tahun ke tahun pada paruh pertama tahun 2013, tren konsumsi dalam negeri tetap
solid. Perdagangan ritel diperluas 3,8 persen dalam tujuh bulan pertama, didukung
oleh pertumbuhan disposable income riil lebih cepat dari yang diperkirakan dari 4,3
persen dan kenaikan upah riil yang kuat sebesar 5,5 persen. Yang pertama dan
menjadi alasan utama mengapa tren konsumsi sepertinya akan terus melanjutkan
pertumbuhan pendapatan adalah penurunan tajam pengangguran. Kinerja ekonomi
Rusia yang kuat pada tahun 2001 hingga 2008 adalah sebagian karena kenaikan 6
persen tenaga kerjanya, yakni mencapai 76 juta orang. Namun, sejak itu angka telah
stabil, berkontribusi terhadap penurunan tingkat pengangguran ke level terendah
dalam sejarah yakni 5,1 persen pada akhir tahun 2013. Karena itu perusahaan-
perusahaan telah dipaksa untuk meningkatkan upah, meskipun pertumbuhan
ekonomi lambat.
Pada akhir 2013, Perekonomian Rusia menunjukkan tanda-tanda krisis. Hal
tersebut diungkapkan pemerintah di Moskow ditengah pengumuman sanksi oleh AS
dan Uni Eropa terhadap dukungan negara itu supaya wilayah Krimea melepaskan
diri dari Ukraina. Deputi Menteri Perekonomian Rusia, Sergei Belyakov mengatakan
Rusia telah kehilangan miliaran dolar AS dan uang investasi dalam beberapa pekan
terakhir dan hal itu terjadi merupakan dampak dari konflik tersebut. Sanksi ekonomi
dan keuangan Barat kemungkinan akan menambah ketidakpastian di Rusia dan kini
saja negeri ini sudah kehilangan modal investasi sebesar USD 50 miliar pada
kuartal pertama, dibandingkan dengan USD 63 miliar yang terjadi sepanjang tahun
2013.
Sebelum adanya krisis Ukraina, pemerintah Rusia memperkirakan ekonomi mereka
akan berkembang sekitar 2 persen tahun ini. Sejak Presiden Vladimir Putin
mengumumkan untuk menyerang Ukraina untuk melindungi suku Rusia di negara
itu, para ekonom sudah memperingatkan bahwa Rusia bisa menerima efek buruk
yang sangat besar. Banyak ekonom memperkirakan Rusia akan memasuki masa
resesi, dan sebagian besar lembaga keuangan sudah mulai memangkas perkiraan
pertumbuhan ekonomi negara itu sebagai akibat dari konfrontasi dengan Barat.
Ekonom VTB Capital Vladimir Kolychev dan Daria Isakova di Moskow
mengatakan dalam sebuah catatan penelitian bahwa Rusia mungkin akan masuk ke
dalam resesi pada kuartal kedua dan ketiga tahun ini ketika permintaan domestik
berhenti akibat guncangan ketidakpastian dan kondisi keuangan yang lebih ketat.
Mereka memangkas perkiraan pertumbuhan 2014 menjadi nol dari 1,3 persen.
Pertumbuhan harga konsumen pada Januari meningkat jadi 6,2 persen pada
Februari dari tahun sebelumnya yang sebesar 6,1 persen. Bank Rossii ingin inflasi
tetap 5% tahun 2014 setelah mencapai 6% pada 2013, ekonom Danske Bank A/S
(DANSKE) Vladimir Miklashevsky di Helsinki pada 14 Maret 2013 lalu menurunkan
perkiraannya pertumbuhan Rusia pada 2014 jadi 1 persen dari 2,6 persen dengan
mengatakan bahwa perkiraan itu tetap optimis mengingat kondisi geopolitik yang
terjadi.
BAB IV
ANALISA KELOMPOK

TANGGAPAN MAHASISWA TERHADAP KRISIS EKONOMI GLOBAL


Sebagai insan kritis dan intelektual, kita harus menyadari dan mengakui
dampak hebat dari krisis ekonomi global ini. Karena ini bukan saja merupakan
masalah negara saja, kita sebagai rakyat yang juga terkena akibat dari krisis ini.
Sehingga menjadi kewajiban kita untuk ambil bagian dalam mencari pemecahan
persoalan dalam permasalahan ini.
Dalam persoalan sehari-hari kita sebagai rakyat melakukan sesuatu apa
adanya. Dengan cara menghemat dan selektif dalam memilih kebutuhan pokok
khususnya, adalah salah satu cara kita menghadapi krisis ekonomi global. Saran
bagi pemerintahan adalah untuk lebih memperhatikan sektor usaha kecil yang
sejujurnya hampir tidak terlirik oleh pemerintah yang terlalu memprioritaskan usaha
raksasa (perusahaan) , BUMN, dan jasa umum. Padahal sektor usaha kecil adalah
salah satu sumber mata pencaharian rakyat yang harusnya dibesarkan. Usaha kecil
dimungkinkan untuk menarik banyak investor untuk menanamkan modalnya,
sehingga rakyat menjadi mandiri dan pemerintah menjadi lebih diringankan untuk
permasalahan pemberdayaan ekonomi rakyat. Untuk selanjutnya pemerintah tinggal
menjalankan program kerja untuk mengatasi krisis global tersebut sehingga rakyat
dan pemerintah menjadi partner dalam menanggulangi permasalahan ini.

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Rusia, seperti Cina, telah melakukan perubahan sistem ekonomi, dari sistem
ekonomi terpusat ke sistem ekonomi berbasis pasar. Proses peralihan sistem
sejak rezim Vladimir Putin tahun 2000 berjalan secara perlahan dan hati-hati.
Sistem ekonomi liberal tidak seutuhnya diamini dan diterapkan oleh Rusia. Sikap
selektif yang demikian selain perlu adaptif dengan proporsi kekuatan ekonomi makro
Rusia, juga mempertimbangkan implikasinya terhadap kontinuitas ekonomi jangka
panjang. Dalam hal ini, Presiden Putin menggariskan kebijakan yang
mengedepankan penguatan ketahanan ekonomi ke dalam tahapan
reformasi(inward), yang diperkuat dengan peningkatan leverage ekonomi politik ke
luar(outward). Rusia memang sangat selektif dalam memaknai nilai-nilai kapitalisme
ke dalam proses reformasi yang sedang dijalankan.
Jadi, secara umum bisa disimpulkan bahwa Rusia pasca reformasi
mengalami berbagai perubahan dalam bidang ekonomi, budaya, dan politik. Namun,
Rusia masih tetap mempertahankan ciri khas negara sosialis. Walau sudah mulai
mengadopsi sistem ekonomi pasar, namun kontrol pemerintah tetap ada. Investasi
boleh terjadi, namun tentu dibarengi dengan syarat-syarat yang tidak sedikit. Jadi,
jelas dalam bidang ekonomi, walaupun Rusia mencoba untuk mengadopsi
perekonomian pasar terbuka, namun peran negara tetap saja sangat besar.
Perekonomian pun dibangun bukan atas dasar kapital semata, tapi lebih dari pada
itu juga atas dasar kebijakan pemerintah. Tanggung jawab pemerintah menjadi
sangat besar. Banyak pengamat mengatakan bahwa Rusia mencoba untuk
membangun perekonomian berbasis kerakyatan.

Anda mungkin juga menyukai