STRUKTURAL DALAM
PENGEMBANGAN EKONOMI
KELOMPOK 3
Anis Haerutun Nisa
Daniar Agustin
Delfianti Rosa
Nafika Riyanti
Ridha Yudhiana
Rusdiantini
Salza Amelia Febriana
Yuli Fitriyani
Standarisasi dalam
Pembangunan Ekonomi
Standardisasi merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk memperlancar arus perdagangan,
melindungi kepentingan masyarakat luas, serta meningkatkan produktivitas dan efisiensi industri.
Peran standardisasi menjadi semakin nyata setelah liberalisasi dalam perdagangan menjadi bagian
takterhindarkan dari perkembangan perekonomian dunia. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 102
tahun 2000, kegiatan standardisasi di Indonesia dikoordinasikan oleh Badan Standardisasi Nasional
(BSN).
Transformasi Struktural
Setiap gerak gerik pembangunan ekonomi terutama dalam jangka panjang sudah pasti akan diikuti
oleh peningkatan pendapatan nasional. Situasi ini akan membawa suatu perubahan yang mendasar
di dalam struktur perekonomian yang bergerak dari perekonomian tradisional dengan ditopang oleh
sektor primer (terutama pertanian) sebagai komponen utamanya, menuju perekonomian yang maju
dan modern dengan ditopang oleh sector sekunder terutama pada industry manufaktur.
Fenomena Transformasi
Struktural Di Indonesia
Adanya ketimpangan pertumbuhan antara sector pertanian yang relative lambat dengan sektor lain
yang relative cepat mencerminkan kekakuan teknologi, investasi, dan kualitas SDM di pertanian.
Pertumbuhan sector industry / non pertanian yang tinggi tidak diikuti penyerapan TK yang
proporsional (industry padat modal)
POKOK-POKOK
STANDARISASI
Pelaksanaan standarisasi dalam kegiatan ekonomi daerah terbingkai dalam kerangka pelaksanaan otonomi daerah. Kebijakan kebijakan standarisasi dalam Peraturan Pemerintah No. 25 tahun 2000 sepenuhnya
menjadi kewenangan pemerintah pusat. Walaupun ada beberapa kewenangan kecil yang menjadi hak pemerintah tingkat propinsi. Pelaksanaan standarisasi dalam kegiatan ekonomi daerah terbingkai dalam
kerangka pelaksanaan otonomi daerah. Kebijakan-kebijakan standarisasi dalam Peraturan Pemerintah No. 25 tahun 2000 sepenuhnya menjadi kewenangan pemerintah pusat. Walaupun ada beberapa
kewenangan kecil yang menjadi hak pemerintah tingkat propinsi. Dengan demikian, pemerintah daerah (kabupaten dan kota) dalam kegiatan standarisasi ini berkonsentrasi pada kegiatan pelaksanaan
standarisasi, yaitu :
Bidang Pertanian :
a. Penetapan standar pelepasan dan penarikan varietas komoditas pertanian.
b. Penetapan standar untuk prnrntuan standar teknis minimal rumah potong hewan,dan satuan pelayanan peternakan terpadu.
c. Penetapan norma dan standar pengadaan,pengelolaan,dan distribusi bahan pangan.
d. Penetapan standar dan prosedur pengujian mutu bahan pangan nabati dan hewani.
e. Penetapan norma dan standar teknis pemberantasan hama pertanian.
f. Pengaturan dan penetapan norma dan standard teknis pelayanan kesehatan.
Bidang Kelautan :
a. Penetapan standar pengelolaan pesisir pantai dan pulau-pulau kecil.
Bidang kepariwisataan :
a. Penetapan standar dan norma sarana kepariwisataan.
Bidang ketenagakerjaan :
a. Penetapan standar keselamatan kerja, kesehatan kerja, hygiene perusahaan, lingkungan, dan ergonomi.
Bidang kesehatan :
a. Penetapan standar nilai gizi dan pedoman sertifikasi teknologi kesehatan dan gizi.
b. Penetapan standar akreditasi sarana dan prasarana kesehatan.
c. Penetapan pedoman standar pendidikan dan pendayagunaan tenaga kesehatan.
d. Penetapan pedoman penapisan, pengembangan, dan penerapan teknologi kesehatan dan standard etika penelitian kesehatan.
Bidang pertahanan :
a. Penetapan standar administrasi pertanahan.