Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

EKONOMI ISLAM DAN KESEJAHTERAAN UMAT

Dosen Pembimbing: Dra. Mariani, MA

Disusun oleh :

1. Anisyah Nasution (2008050003)

2.Feby Rizky Salsabila (200805052)

2. Fahmi Romadhon (200805054)

3. Salwa Azzahra Hrp (200805080)

4.Viona Maharani (200805090)

PROGRAM STUDI BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU


PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS
SUMATERA UTARA
TP.2020-2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ekonomi islam yaitu suatu ilmu pengetahuan sosial yang didalamnya mempelajari
tentang masalah-masalah ekonomi masyarakat yang berbasis islam dan didasari empat
pengetahua yaitu Al-qur’an,sunnah,ijmak,dan qiyas.maka dari itu masyarakat akan di
kendalikan bagaimana cara memenuhi kebutuhan dan menggunakannya sesuai dengan
ajaran islam. Islam adalah salah satu agama yang mengajari manusia untuk melakukan
kebaikan dan berbuat adil.
Ekonomi Islam dibangun atas dasar agama Islam, karenanya ia merupakan bagianyang te
rpisahkan dari agama Islam, sebagai bagian dari ajaran Islam, ekonomi Islam akanmengi
kuti agama Islam dalam berbagai aspeknya. Islam adalah sistem kehidupan, dimanaIslam
telah menyediakan berbagai perangkat aturan yang lengkap bagi kehidupanmanusia, ter
masuk dalam bidang ekonomi. Manusia diciptakan Allah SWT dalam kondisimerdeka.
Manusia tidak tunduk kepada siapapun kecuali kepada-
Nya. Hal ini merupakancermin kebebasan manusia dari ikatan-ikatan perbudakan.

Ekonomi islam bertujuan agar dapat terpenuhinya semua kebutuuhan manusia,


bukan hanya satu orang melainkan semua umat manusia di muka bumi ini,agar supaya
mencapai kesejahteraan sosial.norma-norma seperti ini sangat berkaitan dengan
tanggung jawab manusia terhadap allah SWT. Maka dari itu umat manusia dianjurkan
untuk jujur dengan sesama dan saling menjaga sehingga tercipta keadilan dalam umat
manusia, dalam hal ini posisi islam dalam ekonomi yaitu untuk memenah kebutuhan
dasar anggota masyarakat dan masyarakat tidak boleh berlebih-lebihan atau pemborosan
baik individu ataupun masyarakat karena dilarang oleh islam, islam juga memberikan
jaminan sosial yang didasarkan pada dua basis doktrin ekonomi islam yang pertama
yaitu wajibnya timbal balik masyarakat dan yang kedua yaitu hak manusia terhadap
sumber daya yang meliputi kekayaan yang dikuasai negara.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian ekonomi islam dan kesejahteraan umat
2. Bagaimana pengaruh ekonomi islam terhadap kesejahteraan umat.
1.3 Tujuan Penulisan
1. Mengetahui secara jelas pengertian atau definisi dari Ekonomi Islam dan
Kesejahteraan Umat tersebut.
2. Untuk mengetahui sistem dan prinsip Ekonomi Islam dan kesejahteraan umat
3. Untuk mengetahui pembagian dan ruang lingkup Ekonomi Islam dan Kesejahteraan
Umat.
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Ekonomi Islam

2.1.1 Pengertian Ekonomi Islam

Sejak abad ke-8 telah muncul pemikiran-pemikiran ekonomi secara islam parsial,
misalnya peran negara dalam ekonomi, kaidah berdagang,mekanismen pasar dan lain-
lain, tetapi pemikiran secara komprehensif terhadap sistem ekonomi islam
sesungguhya baru muncul pertengahan abad ke-20 dan semakin sejak dua dasawarsa
terakhir.

Banyak ahli ekonomi Muslim yang mecoba mendefenisikan ekonomi islam, setiap
orang mempunyai defenisi masing-masing,
tetapi pada dasarnya mengandung makna yang sama. Pada intinya ekonomi islam adalah
suatu cabang ilmu pengetahuan yang berupaya untuk memandang, menganalisis, dan
akhirnya menyelesaikan permasalahan- permasalahan ekonomi dengan cara
cara yang islami, yang dimaksud dengan cara-cara yang islami disini adalah cara-cara
yang sesuai dengan sumber ajaran islam, yaitu yang bersumber dari Al-quran dan
Sunnah nabi. Dengan pengertian ini maka istilah ini yang sering digunakan dalam
ekonomi Islam.

Dari bebearpa definisi yang sering diutarakan oleh para ahli ekonomi islam dapat
kita simpulkan bahwa ekonomi islam bukan hanya merupakan praktik kegiatan ekonomi
yang dilakukan oleh individu dan komunitas yang ada, namun juga perwujudan prilaku
ekonomi yang didasarkan pada ajaran islam. Ia mencakup cara memandang
permasalahan ekonomi, menganalisis dan mengajukan alternatif solusi-solusi atas
berbagai permasalahan ekonomi. Ekonomi islam adalah konsekuensi logis dari
implementasi ajaran islam secara kaffah dalam aspek ekonomi.

Beberapa ekonom menjelaskan bahwa ruang lingkup dari ekonomi islam adalah
masyarakat muslim atau negara muslim itu sendiri. Artinya ia mempelajari perilaku
ekonomi dari masyarakat atau negara muslim di mana nilai-nilai ajaran islam dapat
diterapkan. Namun, ada juga pendapat lain yang tidak memberikan pembatasan seperti
ini, melainkan lebih kepada penekanan terhadap perspektif islam tentang permasalahan
ekonomi pada umumnya. Dengan kata lain, titik ekonomi Islam adalah pada bagaimana
ekonomi islam memberikan pandangan dan solusi atas berbagai permasalahan ekonomi
yang dihadapi umat manusia secara umum.

2.1.2 Sistem Ekonomi Islam

Sistem merupakan suatu kesatuan yang dijadikan landasan untuk melakukan


sesuatu. Sistem seringkali juga disebut cara melakukan sesuatu. Sistem pula yang
membedakan apa yang boleh dan apa yang tidak boleh dilakukan. Sedangkan ekonomi
islam adalah ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari masalah ekonomi rakyat yang di
ilhami oleh nilai-nilai islam. Jadi sistem ekonomi islam merupakan ilmu ekonomi yang
dilaksanakan dalam praktek (penerapan ilmu ekonomi) sehari-harinya bagi individu,
keluarga, kelompok masyarakat, maupun pemerintah/penguasa dalam rangka
mengorganisasi faktor produksi, distribusi, dan pemanfaatan barang dan jasa yang
dihasilkan tunduk dalam peraturan/perundang- undangan islam (sunnatullah).
Salah satu aspek penting yang terkait dengan hubungan antara manusia adalah
ekonomi. Ekonomi Islam memiliki prinsip yang bersumber dari Al-quran dan Al-hadits.
Prinsip tersebut bersifat abadi seperti prinsip tauhid, adil, maslahat, kebebasan dan
tangung jawab, persaudaraan, dan sebagainya. Prinsip ini menjadi landasan kegiatan
ekonomi islam yang secara teknis operasional selalu berkembang dan dapat berubah
sesuai dengan perkembangan zaman dan peradaban yang dihadapi manusia. Contoh
variabel yang dapat berkembang antara lain aplikasi prinsip mudha<rabah dalam bank
atau asuransi.
Maka ekonomi Islam menempati kedudukan yang istimewa karena Islam yakin
bahwa stabilitas universal tergantung pada kesejahteraan material dan spiritual manusia.
Kedua aspek ini terpadu dalam satu bentuk tindakan dan kebutuhan manusia. Aktivitas
antar manusia termasuk aktivitas ekonomi terjadi melalui apa yang di istilahkan oleh
ulama dengan muam
> alah (interaksi). Dalam aktivitas ekonomi dalam Q.S AL-Baqarah
ayat 188
Sistem ekonomi Islam didasarkan pada 3 pondasi utama yaitu tauhid, syariah dan akhlak.
Pengamalan syariah dan akhlak merupakan refleksi dari tauhid. Landasan tauhid yang tidak
kokoh akan mengakibatkan implementasi syariah dan akhlak terganggu. Dasar syariah adalah
membimbing aktivitas ekonomi sehingga sesuai dengan kaidah- kaidah syariah. Sedangkan
akhlak membimbing aktivitas ekonomi manusia agar senantiasa mengedepankan moralitas dan
etika untuk mencapai tujuan.

2.1.3 Prinsip- Prinsip Ekonomi Islam

1. Tauhid

Tauhid merupakan pondasi utama seluruh ajaran Islam, dengan demikian tauhid
menjadi dasar seluruh konsep dan aktivitas umat Islam, baik di bidang ekonomi,
politik, sosial maupun budaya. Tauhid menekankan bahwa:
 Harta benda yang kita miliki adalah sebagai amanah dari Allah sebagai pemilik
hakiki. Kita harus memperoleh dan mengelolanya dengan baik (at-thayyiba>t) dan
mencari karunia Allah (ibtigha> min fadhlilla>h).
 Manusia dapat berhubungan langsung dengan Allah. Ekonomi Islam adalah
ekonomi yang berdasarkan ketuhanan. Sistem ini bertitik tolak dari Allah, bertujuan
akhir kepada Allah, dan menggunakan sarana yang tidak lepas dari syari’at Allah.
2. Keadilan

Prinsip keadilan merupakan pilar penting dalam ekonomi Islam, penegakkan


keadilan telah ditekankan oleh Al-Qur’an sebagai misi utama para nabi yang diutus
oleh Allah. Tujuan keadilan sosiol ekonomi dan pemerataan pendapatan atau
kesejahteraan, dianggap sebagai bagian tak terpisahkan dari moral Islam.

3. Kebebasan dan Tanggung Jawab

Kebebasam individu diatur oleh syariat islam, dimana ia memiliki batasan-


batasan yang harus ditaati. Kebebasan yang diberikan Allah kepada manusia akan
dimintai pertanggungjawabannya di akhirat kelak. Jadi, kebebasan membawa implikasi
kepada pertanggungjawaban. Pertanggungjawaban meliputi beragam aspek, yakni:
pertanggungjawaban antara individu dengan individu (mas’u>liyah al-afra>d),
pertanggungjawaban dengan masyarakat (mas’u>liyah al-mujtama’). Manusia
dalam masyarakat diwajibkan melaksanakan kewajibannya demi terciptanya
kesejahteraan anggota masyarakat secara keseluruhan serta tanggung jawab
pemerintah (mas’uliyah ad-daulah). Tanggung jawab ini berkaitan dengan baitul mal.

4. Maslahah
Secara umum maslahah diartikan sebagai kebaikan (kesejahtraan) dunia dan
akhirat. Para ahli ushul fiqh mendefinisikannya sebagai segala sesuatu yang
mengandung manfaat, kegunaan, kebaikan dan menghindarkan mudharat, kerusakan
dan mafsadah. Maslahah adalah tujuan yang ingin diwujudkan oleh syariat.
Maslahah merupakan esensi dari kebijakan- kebijakan syariah dalam merespon
dinamika sosial, politik, dan ekonomi. Maslahah al-`a>mmah (kemaslahatan umum)
merupakan landasan muamalah, yaitu kemaslahatan yang dibingkai secara syar’i,
bukan semata-mata profit oriented dan material rentability sebagaimana dalam
ekonomi konvensional.

5. Keseimbangan (Al-Wasathiyyah)
Syariat Islam mengakui hak pribadi dengan batas-batas tertentu.Syari’at
menentukan keseimbangan kepentingan individu dan kepentingan masyarakat. Hal ini
terdapat dalam firman Allah dalam Q.S Al- Isra' ayat 29

3.1 Etos Kerja Islam


Etos kerja islami adalah totalitas kepribadian diri dan cara
mengekspresikan,memandang,meyakini dan memberikan makna tentang sesuatu pekerjaan yang
mendorong dirinya untuk bertindak dan meraih amal yang optimal. Etos kerja berarti juga
percaya,tekun dan senang pada pekerjaan yang sedang dihadapi dengan tidak memandang
apakah pekerjaan itu sebagai buruh kasar atau memimpin suatu perusahaan besar.Etos kerja
mencerminkan nilai kerohanian yang membentuk kepribadian yang melalui sikap dan prilaku
yang produktif.Bagi umat islam,sifat etos kerjanya adalah etos kerja islami yang dilandasi oleh
AL-Qur’an dan Hadis.

Al-Qur’an menjelaskan bahwaumat islam adalahumat yang terbaik,yang Allah ciptakan


dimuka bumi ini,karena melakukan amar ma’aruf dan nahi munkar,serta beriman kepada
allah.(dalam Q.S Ali Imran:110)
“Dan bagi tiap tiap umat ada kiblatnya(sendiri) yang ia menghadap kepadanya.maka berlomba-
lombalah dalam berbuat kebaikan.dimana saja kamu berada pasti allah akan mengumpulkan
kamu sekalian(pada hari kiamat).Sesungguhnya Allah maha kuasa atas segala sesuatu”.

Etos kerja muslim memiliki ciri-ciri sebagai berikut diantaranya:


a.Menghargai
b.Memiliki moralitas yang ikhlas
c.Memiliki kejujuran
d.Memiliki komitmen
e.istiqamah,kuan pendirian
f.Disiplin
g.Konsukuen dan berani menghadap tantangan
h.Memiliki sikap percaya diri
i.Kreatif
j.Bertanggung jawab
k.Bahagia karena melayani
l.Memiliki harga diri
m.Memiliki jiwa kepemimpinan
n.Berorientasi kemasa depan
o.Hidup hemat dan efisien
p.Memiliki jiwa wiraswasta
q.Memiliki insting berkompetisi
r.Mandiri
s.Berkemauan belajar dan mencari ilmu
t.Memiliki semangat peratauan
u.Memperhatikan kesehatan dan gizi
v.Tangguh dan pantang menyerah
w.Berorientasi pada produktivitas
x.Memperkaya jaringan silaturrahmi
y.Memiliki semangat perubahan.

3.2 Fungsi Etos Kerja


Adapun dalam hal ini ada beberapa Fungsi Etos Kerja sebagai berikut:

 Fungsi etos kerja sebagai pendorong timbulnya perbuatan.


 Fungsi etos kerja sebagai penggairah dalam aktivitas.
 Etos kerja berfungsi sebagai penggerak.

3.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Etos Kerja

Etos kerja dipengaruhi oleh beberapa faktor yang diantaranya yaitu:

 Agama
Pada dasarnya agama merupakan suatu sistem nilai yang akan mempengaruhi atau
menentukan pola hidup para penganutnya. Cara berpikir bersikap dan bertindak
seseorang tentu diwarnai oleh ajaran agama yang dianut jika seseorang sungguh-sungguh
dalam kehidupan beragama.
 Budaya
Sikap mental, tekad, disiplin dan semangat kerja masyarakat juga disebut sebagai etos
budaya dan secara operasional etos budaya ini juga disebut sebagai etos kerja. Kualitas
etos ini ditentukan oleh sistem orientasi nilai budaya masyarakat yang bersangkutan.
 SosialPolitik
Tinggi rendahnya etos kerja suatu masyarakat dipengaruhi oleh ada atau tidaknya struktur
politik yang mendorong masyarakat untuk bekerja keras dan dapat menikmati hasil kerja
keras dengan penuh.
 KondisiLingkungan/Geografis
Lingkungan alam yang mendukung mempengaruhi manusia yang berada didalamnya
melakukan usaha dapat mengelola dan mengambil manfaat dan bahkan dapat
mengundang pendatang untuk turut mencari penghidupan di lingkungan tersebut.
 Pendidikan
Etos kerja tidak dapat dipisahkan dengan kualitas sumber daya manusia, peningkatan
sumber daya manusia akan membuat seseorang mempunyai etos kerja keras.
 StrukturEkonomi
Tinggi rendahnya etos kerja suatu masyarakat dipengaruhi oleh ada atau tidaknya struktur
ekonomi, yang mampu memberikan insentif bagi anggota masyarakat untuk bekerja keras
dan menikmati hasil kerja keras mereka dengan penuh.
 MotivasiIntrinsikIndividu
Individu yang akan memiliki etos kerja yang tinggi ialah individu yang bermotivasi
tinggi, etos kerja merupakan sutau pandangan dan sikap yang didasari oleh nilai-nilai
yang diyakini seseorang.

3.4 Manfaat Etos Kerja

Berikut ini terdapat beberapa manfaat etos kerja, terdiri atas:

1. Kita menjadi rajin dan disiplin.

2. Menciptakan suasana kerja yang nyaman

Ketika dalam lingkungan kerja yang telahmembudayakan etos kerja yang tinggi maka
pastinya semua yang terlibat dalam lingkungan kerja tersebut akan memberikan tanggung
jawabnya yang baik. Segala tugasdan pekerjaan yang dilakukan pastinya juga tepat waktu.
Sehingga ketika semua orang telah melakukan pekerjaanya tepat waktu dan sesuai dengan
target, maka suasana kerja akan terasa sangat nyaman.

3. Dapat menciptakan kekompakan dalam bekerja

Bisa dibandingkan saat bekerja dengan orang lain, yang satu memiliki etos kerja yang
tinggi sementara yang satunya lagi malas-malasan. Jika hal ini merupakan sebuah tugas
kelompok yang membutuhkan suatu kerja sama, maka pastinya pekerjaan tak akan dapat
terselesaikan dengan baik. Sebaliknya jika semuaanggota memiliki etos kerja yang cuma-
cuma tinggi, maka bisa dipastikan kelompok kerja tersebut bisa kompak dan harmonis dan
secara otomatis pekerjaan pun akan selesai dengan baik dan dengan hasil yang memuaskan.

4. Dapat meningkatkan kerja sama

Ketika semua orang memiliki etos kerja yang sama-sama tinggi maka semuanya pasti
akan sama-sama menyelesaikan tugas dan baik mereka akan menyadari tanggung jawabnya
masing-masing dengan sangat baik sehingga tidak ada lagi namanya saling menguntungkan
orang lain. Sementara satunya malah lelah-lelah, sehingga semua orang yang memiliki etos
kerja yang tinggi bukan hal yang mustahil.

4.1 Kesejahteraan

4.1.2 Makna Kesejahteraan

a. Kesejahteraan dalam perspektif ekonomi konvensional


Kesejahteraan merupakan tujuan ekonomi termasuk dalam sitem ekonomi
konvensional, akan tetapi terjadi terminologi yang kontoversional karena mempunyai
banyak pengertian. Diantaranya diartikan dengan materialisme dan hedonisme murni,
sehingga manusia dikatakan sejahtera manakala berkelimpahan harta benda secara
materi yang mementingkan kenikmatan fisik semata (tidak sekedar berkecukupan)
yang jauh dari nilai-nilai norma dan agama..

b. Kesejahteraan dalam perspektif masyarakat modern


Definisi Kesejahteraan dalam konsep masyarakat modern adalah sebuah kondisi
dimana seorang dapat memenuhi kebutuhan pokok, baik itu kebutuhan akan
makanan, pakaian, tempat tinggal, air minum yang bersih, jaminan sosial serta
kesempatan untuk melanjutkan pendidikan dan memiliki pekerjaan yang memadai
yang dapat menunjang kualitas hidupnya sehingga memiliki status sosial yang
mengantarkan pada status sosial yang sama terhadap sesama warga lainnya.

c. Kesejahteraan dalam perspektif islam


Istilah umum yang digunakan dalam mendeskripsikan kehidupan yang sejahtera
secara material-spiritual pada kehidupan dunia dan akhirat dalam ajaran Islam
adalah falah> .Konsepsi fala>h mengacu pada tujuan syariat Islam yang juga tujuan
ekonomi Islam yaitu terealisir dan terjaganya 5 prinsip dasar yang terkandung dalam
al-maqo>shid as-syari>’ah (agama, harta jiwa, akal dan keturunan) dari segala sesuatu
yang merusak sehingga tercapai kehidupan yang baik dan terhormat (haya>tan
toyyibah) dunia dan akhirat.
Dilihat dari segi kandungannya, terlihat bahwa seluruh aspek ajaran Islam ternyata
selalu terkait dengan masalah kesejahteraan sosial. Hubungan dengan Allah misalnya,
harus dibarengi dengan hubungan dengan sesama manusia (habl min alla>h wa habl min
an-na>s). Demikian pula anjuran beriman selalu diiringi dengan anjuran melakukan
amal saleh, yang di dalamnya termasuk mewujudkan kesejahteraan sosial.

4.1.2 Kesejahteraan dengan menerapkan Ekonomi Islam

Kesejahteraan dengan menerapkan sistem ekonomi islam adalah sistem yang


menganut dan memasukkan nilai-nilai, dogma, norma, dan ajaran islam (variable
keimanan) sebagai unsur yang fundamental dalam mencapai kesejahteraan. Variabel
keimanan tersebut sebagai tolak ukur untuk menentukan tindakan ekonomi dalam
mengelola faktor produksi, konsumsi dan distribusi barang dan jasa sebelum
memasukkan dalam sirkulasi hukum pasar. Sehingga terjalin keselarasan dan
keseimbangan antara kepentingan individu, kelompok dengan hukum pasar yang di
formulasikan melalui berbagai hasil kebijakan lembaga sosial ekonomi masyarakat dan
negara dalam bentuk kebijakan yang berasaskan nilai-nilai keimanan.
Penerapan beberapa sistem ekonomi baik sistem ekonomi kapitalis maupun
sosialis, seyogyanya bisa mewujudkan dan meningkatkan kesejahteraan bagi seluruh
masyarakat serta mewujudkan ketentraman bagi manusia. Bahkan mainstream sistem
ekonomi kapitalis dan sosialis tersebut mendominasi perekonomian dunia. Akan tetapi
sejarah mencatat terjadi banyak kegagalan atas sistem ekonomi yang diterapkan
bahkan menimbulkan banyak permasalahan di tengah masyarakat bahkan negara.
Di sinilah sistem ekonomi Islam tampil, sebagaimana Islam, memiliki sikap
yang moderat (al-wasathiyyah). Sistem ekonomi Islam tidak menzalimi kaum lemah
sebagaimana terjadi pada masyarakat sistem kapitalis, tetapi juga tidak menzalimi hak
individu dan kelompok kaya sebagaimana ada pada sistem sosialis komunisme. Sistem
ekonomi islam berada pada posisi tengah dan seimbang antara keduanya. Sistem
ekonomi Islam memiliki peluang untuk kembali tampil memberikan solusi terhadap
permasalahan ekonomi yang ada untuk mensejahterakan masyarakat.
Sejarah telah mengukir bahwa keberhasilan sistem ekonomi Islam dengan
penerapan instrumen yang ada seperti zakat, infak, shadaqah dan wakaf serta jenis
pendapatan lainnya..Pada Pemerintahan awal yang dibangun Rasulullah Saw di
Madinah mampu menciptakan suatu aktivitas perekonomian yang membawa
kemakmuran dan keluasan pengaruh pada masa itu. Kegiatan ekonomi telah menjadi
sarana pencapaian kesejahteraan atau kemakmuran. Nabi Muhammad Saw
memperkenalkan sistem ekonomi Islam. Hal ini berawal dari kerja sama antara kaum
Muhajirin dan Anshar. Sistem ekonomi Islam yang diperkenalkan, antara lain, syirkah,
qira>d, dan khiya>r dalam perdagangan. Selain itu, juga diperkenalkan sistem
musaq>ah, mukhabarah> , dan muzar>a’ah dalam bidang pertanian dan perkebunan. Para

sahabat juga melakukan perdagangan dengan penuh kejujuran. Mereka tidak


mengurangi timbangan dalam berdagang.
4.1.3 Manajemen Zakat

Manajeman zakat dapat di defenisikan sebagai proses pencapaian tujuan lembaga


zakat dengan atau melalui orang lain, melalui perencanaan, pengorganisasian, pengarahan
dan pengendalian sumber daya organisasi yang efektif dan efisien. Zakat merupakan
salah satu rukun islam yang kelima.zakat diwajibkan di madinah pada bulan syawal tahun
ke-2 hijriah, setelah kewajiban puasa ramadhan dan zakat fitriah. kewajiban zakat
dibarengkan dengan kewajiban shalat dalam al-Qur’an sebanyak 82 kali. Hal ini
menunjukkan kesamaan urgensi antara shalat dan zakat.

4.1.4 Manajemen Wakaf

Manejemen Wakaf Dalam perwakafan, pengelola wakaf atau naẓir sangat


membutuhkan manajemen dalam menjalankan tugasnya. Manajemen ini digunakan
untuk mengatur kegiatan pengelolaan wakaf, menghimpun wakaf uang, dan menjaga
hubungan baik antara naẓir, wakif dan masyarakat. Untuk itu, yang penting adalah nazir
menguasai prinsip prinsip manajemen yang meliputi:

 Pertama, Tahapan fungsi manajemen, untuk mencapai tahap ini, nazir harus
menguasai 4 (empat) aspek dalam manajemen, yaitu: perencanaan (planning),
pengorganisasian (organizing), pengarahan (actuating), dan pengawasan
(controlling).
 Kedua, Manajemen Fundraising. Untuk dapat mencapai target yang diinginkan,
maka rencana progam kerja hendaknya disusun secara rinci.
 Ketiga, Manajemen Pengembangan. Pengembangan ekonomi umat menjadi
tujuan utama wakaf dalam mewujudkan kemaslahatan dan kesejahteraan
masyarakat secara kontinue, sehingga pengembangan wakaf produktif sebagai
sumber modal usaha tidaklah melawan hukum syariat.
BAB III

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Ekonomi islam adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang berupaya untuk
memandang, menganalisis, dan akhirnya menyelesaikan permasalahan-
permasalahan ekonomi dengan cara cara yang islami, yang dimaksud dengan cara-cara
yang islami disini adalah cara-cara yang sesuai dengan sumber ajaran islam, yaitu yang
bersumber dari Al-quran dan Sunnah nabi. Sedangkan kesejahteraan umat ialah
Kesejahteraan dalam sistem ekonomi Islam adalah terpenuhinya kebutuhan materi dan
non materi, dunia dan diakhirat berdasarkan kesadaran pribadi dan masyarakat untuk
patuh dan taat (sadar) terhadap hukum yang dikehendaki oleh Allah Swt melalui
petunjukNya dalam Al-Qur’an, melalui contoh dalam keteladanan Rasulullah Saw, dan
melalui ijtihad dan kebaikan para ulama.

5.2 Saran

Dalam penulisan makalah ini kami memohon maaf apabila ada kesalahan dalam
penulisan kata dan kalimat yang tidak jelas, tidak mengerti, tidak lugas. Semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi pembaca dalam proses pembelajaran dan dapat menambah
wawasan bagi yang membaca makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.scribd.com/doc/181004921/Ekonomi-Islam-Dan-Kesejahteraan-Umat

http://www.dosenpendidikan.co.id/etos-kerja/

www.slideshare.net/ajengfaiza/kesejahteraanumat

Anto, M.B. Hendrie, Pengantar Ekonomika Mikro Islami, cet. ke-1, Yogyakarta: Ekonosia,
2003

MA. Mannan, Teori dan Praktek Ekonomi Islam, alih bahasa M.Nastangin ( Yogyakarta:
PT. Dana Bhakti Wakaf, 1997

Permono, Sjarchul Hadi, Menuju Kesejahteraan Sosial,Surabaya: Aulia,2008

Tasmara Toto, Membudidayakan Etos Kerja islam (Jakarta, Gema insani pers,2020)

Anda mungkin juga menyukai