Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

“INDUSTRI KREATIF”

Dosen pengampu : Putri Kemala Dewi Lubis, SE.,M.Si.,Ak.,

Disusun Oleh:
KELOMPOK 6

1. Ernethesia Jelita Aritonang (7192141001)


2. Yolanda Margaretta Br Barus (7193341040 )

FAKULTAS EKONOMI
PRODI PENDIDIKAN EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
SEPTEMBER 2021
KATA
PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala nikmatnya sehingga penulis
dapat menyusun makalah yang berjudul “Industri Kreatif” dengan sebaik-baiknya. Makalah
ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah ekonomi kreatif yang diampu oleh Putri Kemala
Dewi Lubis, M. Si. Ak

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk dapat mengetahui tentang
ekonomi kreatif. Meski penulis telah menyusun makalah ini dengan maksimal, namun tidak
menutup kemungkinan masih banyak kekurangan. Oleh karena itu sangat diharapkan kritik
dan saran yang konstruktif dari pembaca sekalian. Demikian apa yang bisa kami sampaikan,
semoga pembaca dapat mengambil manfaat dari isi makalah ini.

Medan, September 2021

Kelompok 6
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................................................3
BAB I............................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN...........................................................................................................................................3
A. Latar Belakang.....................................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah...............................................................................................................................4
C. Tujuan..................................................................................................................................................4
BAB II...........................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.............................................................................................................................................5
A. Defenisi industri kreatif.......................................................................................................................5
B. Karakteristik Industri Kreatif................................................................................................................8
C. Klasifikasi Industri Kreatif....................................................................................................................8
D. Peran Industri kreatif.........................................................................................................................13
E. Keunggulan Industri Kreatif...............................................................................................................14
F. Peluang Ekonomi Kreatif..................................................................................................................14
Study kasus............................................................................................................................................18
BAB III........................................................................................................................................................19
PENUTUP...................................................................................................................................................19
A. Kesimpulan........................................................................................................................................19
B. Saran..................................................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................................20
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Semakin tumbuhnya Industri kreatif di Indonesia, semakin menunjukan bahwa ekonomi


Indonesia pun mampu berinovasi dan bersaing dengan negara lainnya. Hal tersebut juga
menunjukan bahwa perekonomian di Indonesia selangkah lebih maju. Perkembangan global
turut pula berpengaruh pada perekonomian. Kreatifitas sangat dibutuhkan di era globalisasi,
seperti saat ini. Hal tersebut dikarenakan persaingan yang semakin meningkat dan ketat di antara
para pelaku ekonomi. 

Industri kreatif menjadi pembeda dari banyaknya produk yang sejenis yang terdapat di
dunia bisnis. Pasalnya, produk yang dihasilkannya merupakan hasil dari kreatifitas yang
melahirkan keunikan, serta inovasi produk, dimana bisa menjadi pelopor  Tumbuhnya inovasi
dan kreatifitas yang banyak diciptakan dari industri ini,menjadikan industri ini patut diberi
perhatian khusus oleh pemerintah. Pemerintah harus senantiasa memberikan bantuan permodalan
agar industri ini terus tumbuh

Industri kreatif merupakan salah satu faktor yang menjadi penggerak perekonomian
nasional. Industri kreatif Indonesia semakin berkembang dan diminati pasar global. Berdasarkan
dan kementerian pariwisata dan ekonomi kreatif, indsutri kuliner, fashion dan kerajinan memiliki
kontribusi besar pada produk dosmetik bruto (PDB) nasiona Indonesia. Industri kreatif ini bisa
disebut juga dengan sebuah aktifitas ekonomi yang terkait dengan menciptakan atau penggunaan
pengetahuan informasi. Di Indonesia Industri Kreatif biasa disebut juga dengan industri budaya
atau ekonomi kreatif. Industri kreatif tercipta dari pemanfaatan serta keterampilan yang dimiliki
oleh setiap individu untuk bisa membuat lapangan pekerjaan baru dan juga bias menciptakan
kesejahteraan di daerah.

Industri kreatif merupakan hasil dari kreatifitas dan daya cipta setiap individu. Industri
kreatif juga memberikan peranan penting terhadap perekonomian suatu negara. Peran industri
kreatif bisa mengkingkatkan global. Sebagian orang berpendapat bahwa kreativitas manusia
adalah sumber daya ekonomi utama. Sehingga saat ini banyak sector industri yang lahir dari
kreativitas dan inovasi dari setiap individu. Di Indonesia terdapat berbagai macam sektor yang
termasuk ke dalam industri kreatif dan perkembangan setiap tahunnya semakin meningkat.

B. Rumusan Masalah

1. Apa definisi dari industri kreatif?

2. Apa yang menjadi karakteristik industri kreatif?


3. Apa itu klasifikasi industri kreatif?

4. Apa yang menjadi peran industri kreatif?

5. Bagaimana keunggulan industri kreatif?

6. Apa yang menjadi peluang industri kreatif?

C. Tujuan

1. Untuk memahami definisi dari industry kreatif

2. Untuk mengetahui karakteristik industry kreatif

3. Untuk mengetahui klasifikasi industri kreatif

4. Untuk mengetahui peran industri kreatif

5. Untuk mengetahui keunggulan industri kreatif

6. Untuk memahami peluang industri kreatif


BAB II
PEMBAHASAN
A. Defenisi industri kreatif

Seperti batasan dan konsep ekonomi maka defenisi, konsep, dan batasan industry kreatif
juga sangat berperan, akan tetapi pada umumnya mengacu pada pengertian “bagaimana usaha-
usaha mentransformasikan kreativitas individu, kecakapan, dan keterampilan ke dalam bentuk
nilai tambah. Beberapa defenisi dan batasan industri kreatif menurut para ahli.

1. Menurut departemen perdagangan RI (2009:5) “industry kretif adalah industry yang berasal
dari pemanfaatan krativitas, keterampilan serta bakat individu untuk menciptakan
kesejahteraan dan lapangan pekerjaan dengan menghasilkan dan memperdayakan daya kreasi
dan daya cipta individu tersebut”

2. Menurut Simatupang (2007) “industri kreatif adalah industry yang mengandalkan talenta,
keterampilan, dan kreativiats yang merupakan elemen-elemen dasar setiap individu. Unsur
utama industry kratif adalah kreativitas, keahlian, dan talenta yang berpotensi meningkatkan
kesejahteraan melalui penawaran kreasi intelektual.

3. Menurut UK DCMS Task Force (1988-4) “industri kreatif merupakan industry yang berasal
dari kreativitas individu, keterampilan, dan bakat yang secara potensial menciptakan
kekayaan, dan lapangan pekerjaan melalui eksploitasi dan pembangkitan kekayaan
intelektual dan daya cipta individu.

4. Menurut UNCTAD dan UNDP dalam Creative Economy Report, (2008: 4) “industri kreatif
dapat didefinisikan sebagai sirklus kreasi, produksi, serta distribusi barang dan jasa yang
menggunakan kreativitas dan modal intelektual sebagai input utama.

Industri keratif terdiri dari seperangkat pengetahuan berbasis aktivitas yang menghasilkan
barang -barang riil dan intelektual nonriil, dan objek pasar. Industri kreatif tersusun dari suatu
bidang yang heterogen yang saling memengaruhi fari kegiatan-kegiatan kreatif yang bervariasi,
yang tersusun dari seni dan kerajinan tradisional, penerbitan, musik, visual, dan pembentukan
seni sampai dengan penggunan teknologi yang intensif dan jasa-jasa yang berbasis kelompok,
seperti film, telvisi dan siaran radio, serta media baru dan desain.”

Berdasarkan defenisi tersebut terdapat tiga pengertian,yaitu sbb:

a) Industry kreatif dapat didefenisikan sebagai siklus kreasi, produksi, serta distribusi
barang dan jasa yang menggunakan kreativitas dan modal intelektual sebagai input
utama.

b) Industry kreatif terdiri dari seperangkat pengetahuan berbasis aktivitas yang


menghasilkan barang-barang rill dan intelektual nonrill, atau jasa-jasa artistic yang
memiliki kandungan kreatif, nilai-nilai ekonomi, dan objek pasar.

c) Industri kreatif tersusun dari suatu bidang yang heterogen, yang saling mempengaruhi
dari kegiatan-kegiatan kreatif yang bervariasi, yang tersusun dari seni dan kerajinan
tradisional.

5. Menurut UNCTAD (2008:33) ada beberapa batasan dan defenisi industry kreatif,yaitu sbb:

a) Industry kreatif merupakan siklus kreasi, produksi, dan distribusi barang dan jasa yang
menggunakan kreatifitas dan modal intelektual sebagai input utama. (are the cycle of
creation,production,and distribution nof goods and services that use creativity and
intellectual capital as primary inputs ).

b) Industry kreatif tersusun dari seperangkat ilmu pengetahuan yang berbasis aktivitas, yang
memfokuskan tidak terbatas hanya pada seni,yang secara potensial menghasilkan
penerimaan yang berasal dari perdagangan dan hak kekayaan intelektual.

c) Industri kreatif terdiri atas barang- barang riil dan intelektual yang bersifat nonriil, atau
jasa-jasa artistik yang memiliki kandungan kreatif, nilai ekonomi, dan pasar.

d) Industri kreatif terletak pada lintasan/persalingan antara pekerja yang ahli (artisan), jasa-
jasa, dan sektor-sektor industri.

e) Industri kreatif merupakan sektor dinamis baru dalam perdagangan dunia.

6. Menurut UNESCO “industri kreatif adalah industri yang mengombinasikan kreativitas,


keterampilan, dan kecakapan untuk menghasilkan kekayaan dan lapangan kerja. Industri
kreatifDibentuk oleh budaya kreatif, yaitu budaya yang mengombinasikan kreasi (creation),
produk (product), dan komersial (commercialization).

Produk dari industri kreatif disebut produk komerssialisasi (commercial product), yaitu
berupa barang edan jasa kreatif (creative goods and services). Menurut Hermawan K, yang
dikutip oleh kelompok kerja indonsia design power deperteen perdagangan RI (2008: 73),
“Komersialisasi adalah segala aktivitas yang berfungsi memberi pengetahuan kepada pembeli
tentang produk barang dan jasa yang disediakan dan juga memengaruhi konsumen untuk
membelinya.” Kegiatan komersialisasi, meliputi hal – hal sebagai berikut.

a. Pemasaran

Dalam pemesaran, kegiatan kegiatan komersialisasi yang dilakukan mencakup


penciptaan/konsep merek (branding), penentuan pasar sasaran (targeting), dan
menentukan posisi pasar (market postitioning).

b. Penjualan

Dalam penjualan, kegiatan komersialisasi yang dilakukan mencakup penjualan langsung


oleh disainerm kreator, distributor, pemegang lisensi, pemegang pewaralaba (franchisee),
pabrikan, dan lain sebagainya.

c. Promosi

Kegiatan komersialisasi yang dapat dilakukan melalui promosi, seperti ekspo (expo),
pameran, pertunjukkan, pengginaan saluran media baru.

Sementara itu, layanan adalah segala aktiitas yang diperlukan untuk menjaga suatu produk-
barang atau jas- tetap berfungsi dengan baik sesuai dengan harapan konsumen setelah produk
tersebut dibeli oleh konsumen.

B. Karakteristik Industri Kreatif

Berdasarkan hasil studi pemetaan Industri yang dilakukan Departemen Perdagangan RI


(2007: 38), industri kreatif memiliki karakteristik umum sebagai berikut.

1. Fluktuasi pertumbuhan nilai tambah terjadi hampir pada seluruh subsektor industri kreatif

2. Fluktuasi pertumbuhan nilai tambah tersebut diikuti oleh fluktuasi pertumbuhan jumlah
perusahaan

3. Fluktuasi pertumbuhan penyerapan tenaga kerja tinggi, tetapi tidak setinggi fluktuasi
pertumbuhan perusahaan

4. Memiliki tingkat teknologi dan produkstivitas modal yang relatif konstan. Artinya
teknologi yang digunakan bukan teknologi tinggi dan bukan industri pada modal (capital
intensive).

C. Klasifikasi Industri Kreatif


Ada beberapa klasifikasi industri kreatif. Menurut UNDP dan UNCTAD (2008: 18),
dapat dilihat dari model sector-sektor kreatif sebagai berikut.

1. Berdasarkan UK DCMS model terdiri dari atas:

1.      Periklanan

Kegiatan yang berhubungan dengan jasa periklanan bertujuan mengajak orang untuk
melihat, membaca ataupun mendengarkan lalu melakukan sesuatu. Promosi yang dilakukan
mencakup nama produk atau layanan serta bagaimana produk dan layanan tersebut dapat
memberikan manfaat bagi calon pembeli (komunikasi satu arah dengan menggunakan medium
tertentu). Meliputi proses kreasi, produksi dan distribusi dari iklan yang dihasilkan, misalnya :
promosi yang dilakukan bisa dilakukan secara on line seperti iklan yang di publikasikan di media
sosial baik facebook, instagram, twitter, kampanye relasi publik. Iklan yang dilakukan secara off
line dapat dilakukan di media cetak seperti surat kabar, majalah, dapat dilakukan juga dengan
pemasangan berbagai poster, gambar, penyebaran selebaran, pamphlet, brosur dan lainnya.

2.      Arsitektur

Kegiatan kreatif yang berhubungan dengan jasa desain bangunan, perencanaan biaya
kontruksi, konservasi bangunan warisan, pengawasan kontruksi baik secara menyeluruh dari
level makro yaitu kontruksi bangunan secara menyeluruh (town planning, urban design,
landscape architecture) sampai dengen level mikro yaitu melakukan kontruksi atau renovasi
bangunan namun dalam skala kecil (detail kontruksi, misalnya : arsitektur taman, desain
interior).

3.      Pasar Barang Seni

Kegiatan kreatif yang berhubungan dengan perdagangan barang-barang asli, unik dan
langka serta memiliki nilai estetika seni yang tinggi melalui lelang, galeri, took, pasar swalayan
dan internet. Misalnya : alat music, percetakan, kerajinan, film, seni rupa dan lukisan.

4.      Kerajinan

Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi, produksi dan distribusi produk yang
dibuat atau dihasilkan oleh tenaga pengrajin yang berawal dari desain awal sampai dengan
proses penyelesaian produknya, misalnya meliputi barang kerajinan yang terbuat dari batu
berharga, kayu, serat alam mapupun buatan, bambu, rotan, logam (emas, perak, tembaga,
perunggu), kain, marer, tanah liat dan lainnya. Produk kerajinan pada umumnya hanya
diproduksi dalam jumlah yang relatif kecil (bukan produksi massal).

5.      Desain

Kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi desain grafis, desain Kegiatan kreatif yang
terkait dengan kreasi desain grafis, desain visual, desain interior, desain produk, desain industri,
konsultasi identitas perusahaan dan jasa riset pemasaran serta produksi kemasan dan jasa
pengepakan.

6.      Fashion

Kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi desain pakaian, desain alas kaki, dan desain
aksesoris mode lainnya, produksi pakaian mode dan aksesorisnya, konsultansi lini produk
fesyen, serta distribusi produk fesyen.

7.      Video, Film dan Fotografi

Menurut Wikipedia (2010), video adalah teknologi pengiriman sinyal elektronik dari
suatu gambar bergerak (film). Sementara itu fotografi berarti proses atau metode untuk
menghasilkan gambar atau foto dari suatu obyek dengan merekam pantulan cahaya yang
mengenai obyek tersebut pada media yang peka cahaya menggunakan alat berupa kamera.
Subsektor industri video, film dan fotografi adalah kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi
produksi video, film, dan jasa fotografi, serta distribusi rekaman video, film. Termasuk
didalamnya penulisan skrip, dubbing film, sinematografi dan sinetron.

8.      Permainan Interaktif

Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi, produksi, dan distribusi permainan
komputer dan video yang bersifat hiburan, ketangkasan, dan edukasi. Subsektor permainan
interaktif bukan didominasi sebagai hiburan semata-mata tetapi juga sebagai alat bantu
pembelajaran atau edukasi.

9.      Musik
Sub-sektor musik adalah kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi/komposisi,
pertunjukan musik, reproduksi, distribusi, dan ritel rekaman suara, hak cipta rekaman, promosi
musik, penulis lirik, pencipta lagu atau musik, pertunjukan musik, penyanyi, dan komposisi
musik.

10.  Seni Pertunjukan

Subsektor seni pertunjukkan adalah kegiatan kreatif yang berkaitan dengan usaha yang
berkaitan dengan pengembangan konten, produksi pertunjukan, pertunjukan balet, tarian
tradisional, tarian kontemporer, drama, musik tradisional, musikteater, opera, termasuk tur musik
etnik, desain dan pembuatan busana pertunjukan, tata panggung, dan tata pencahayaan.

11.  Penerbitan dan Percetakan

Kegiatan kreatif yang terkait dengan dengan penulisan konten dan penerbitan buku,
jurnal, koran, majalah, tabloid, dan konten digital serta kegiatan kantor berita dan pencari berita.
Subsektor ini juga mencakup penerbitan perangko, materai, uang kertas, blanko cek, giro, surat
andil, obligasi surat saham, surat berharga lainnya, passport, tiket pesawat terbang, dan terbitan
khusus lainnya. Juga mencakup penerbitan foto-foto, grafir (engraving) dan kartu pos, formulir,
poster, reproduksi, percetakan lukisan, dan barang cetakan lainnya, termasuk rekaman mikro
film.

12.  Layanan Komputer & Piranti Lunak

Kegiatan kreatif yang terkait dengan pengembangan teknologi informasi termasuk jasa
layanan komputer, pengolahan data, pengembangan database, pengembangan piranti lunak,
integrasi sistem, desain dan analisis sistem, desain arsitektur piranti lunak, desain prasarana
piranti lunak dan piranti keras, serta desain portal termasuk perawatannya.

13.  Televisi & Radio

Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan usaha kreasi, produksi dan pengemasan acara
televisi (seperti games, kuis, reality show, infotainment, dan lainnya), penyiaran, dan transmisi
konten acara televisi dan radio, termasuk kegiatan station relay (pemancar kembali) siaran radio
dan televisi.

14.  Riset & Pengembangan


Kegiatan kreatif yang terkait dengan usaha inovatif yang menawarkan penemuan ilmu
dan teknologi dan penerapan ilmu dan pengetahuan tersebut untuk perbaikan produk dan kreasi
produk baru, proses baru, material baru, alat baru, metode baru, dan teknologi baru yang dapat
memenuhi kebutuhan pasar; termasuk yang berkaitan dengan humaniora seperti penelitian dan
pengembangan bahasa, sastra, dan seni; serta jasa konsultansi bisnis dan manajemen.

2. Berdasarkan symbolic texts model ada beberapa kategori, yaitu:

a) Kategori industri budaya inti (core cultural industrues), meliputi periklanan, film,
internet, musik, penerbitan, televisi dan radio, serta video dan permainan komputer.

b) Kategori industri budaya di sekelilingnya (peripheral cultural industries), meliputi


kesenian kreatif.

c) Kategori industri budaya perbatasan meliputi: elektronik untuk konsumen, mode,


perangkat lunak olahraga.

3. Berdasarkan concentric circles model terdiri atas empat kategori :

a) Kategori seni kreatif inti, meliputi literatur, musik, seni pertunjukan, dan seni visual.

b) Kategori inti industri budaya lainnya meliputi film, museum, dan perustakaan

c) Kategori industri buadaya yang lebih luas meliputi : jasa jasa heritage, penerbitan,
rekaman suara, televisi dan radi, televisi

d) Kategori industri yang berkaitan meliputi : periklanan, arsitektur, desain, dan mode.

4. Berdasarkan WIPO copryright model ada beberapa kategori yaitu :

a) Kategori industri penerbitan inti meliputi : periklanan, film dan vidio serta musik

b) Kategori seni pertunjukan meliputi penerbitan, perangkat lunak televisi dan radio serta
visual dan seni grafis.

c) Kategori industri penerbitan yang saling terkait meliputi materi rekaman yang masih
kosong, elektronika, untuk konsumen

d) Kategori industri secara parsial meliputi arsitektur pakaian, alas kaki desain, mode alat
alat rumah tangga

Beberapa dengan klasifikasi tersebut UNCTAD dalam Creative Economy Report (2008:
14) mengklasifikasi industri kreatif ke dalam beberapa kategori berikut :
1. Heritage yang terrdiri atas :

a) Ekspresi budaya tradisional meliputi seni dan kerajinan, festival dan perayaan/
pertunjukan

b) Situs budaya meliputi situs arkeologi, museum, perpustakaan dan ekshibisi.

2. Seni terdiri atas : Seni visual, yaitu lukisan, patung, fotografi, dan barang barang antik

3. Media terdiri atas:

a) Percetakan dan media penerbitan, meliputi buku buku surat kabar dan publikasi lainnya

b) Audio visual meliputi film televisi radio dan siaran lainnya

4. Kreasi fungsional terdiri atas :

a) Desain meliputi interior, grafik, dan perhiasaan

b) Media baru meliputi perangkat lunak, permainan vidio dan konten kreatif digital lainnya.

c) Jasa jasa kreatif meliputi arsitektur, periklanan, budaya, dan rekreasional, riset dan
pengembangan kreatif, digital dan jasa jasa kreatif lainnya.

Sementara itu, kklasifikasi industri kreatif menurut Departemen perdagangan Republik Indonesia
(2008: 4), terdapat 14 subsetor industri yang berbasis kreativitas, meliputi:

1) Periklanan

2) Arsitektur

3) Pasar barang seni

4) Kerajinan

5) Desain

6) Pakaian

7) Video, film, dan fotografi

8) Permainan interaktif

9) Musik

10) Seni pertunjukkan


11) Musik

12) Seni pertunjukkan

13) Penerbitan dan percetakan

14) Layanan komputer dan perangkat lunak

15) Televisi dan radio

16) Riset dan pengembangan

D. Peran Industri kreatif

Industri kreatif memiliki peranan penting dalam perekonomian nasional maupun global
karena memberikan kontribusi terhadap berbagai aspek kehdupan baik secara ekonomi, maupun
secara non ekonomi. Secara ekonomi industri kreatif berperan dalam menciptakan iklim bisnis,
penciptaan lapangan kerja, menumbuhkan inovasi dan kreativitas, pencipta sumber daya yang
terbarukan dan berkontribusikan positif terhadap pendapatan nasional bruto.

Berdasarkan laporan ekonomi kreatif (2008: 2) dari Departemen perdangangan RI


kontribusi ekonomi kreatif dapat dilihat dari beberapa indikator baik secara ekonomi maupun
non ekonomi sebagai berikut.

1. Berkontribusi terhadap produk domostik bruto (PDB)

Berdasarkan data dari departemen perdangangan RI (2008: 26) Kontribusi Industri kreatif
terhadap PDB di Indonesia tahun 2002-2007 sebesar 6,3% Inggris 8,2%, Amerika serikat
11,12% ( WIPO) singapura tahun 2002 sebesar 3 % dari GDP.

2. Menciptakan lapangan pekerjaan

Industri kreatif telah mampu menciptakan lapangan pekerjaan. Laporan Departemen


Perdagangan (2008 : 27), industry kreatif Indonesia tahun 2002–2006, rata–rata
mampumenyerap 5,4 juta tenaga kerja dengan tingkat partisipasi tenaga kerja nasional sebesar
5,79% dan dengan tingkat produktivitas tenaga kerja per kapita Rp 19.466.000 per tahun.

3. Mempertinggi Ekspor

Kontribusi industry kreatif terhadap ekspor Indonesia tahun 2006 sebesar 9,13%
pertumbuhan ekspor industry kreatif Inggris 11% dan kontribusi ekspornya 4,3%.

4. Meningkatkan iklim bisnis


Industri kreatif dapat dimanfaatkan sebagai perangsang investasi, yaitu dengan
pembangunan kota-kota kreatif, yang diikuti pembangunan infrastruktur komunikasi dan
informasi yang mempermudah akses, kemudian mendatangkan para investor.

5. Pencipta Lapangan Usaha

Perkembangan industri kreatif sangat berkontribusi terhadap sektor jasa dan produksi.
Berbagai sektor tercipta akibat tumbuhnya industry kreatif baik yang berskala kecil maupun yang
berskala besar.

6. Dampak terhadap sektor lain

Industri kreatif telah menciptakan struktur industry baru sehingga membuka lapangan
usaha baru bagi industri pendukungnya.

7. Dampak terhadap aspek social

Selain berkontribusi terhadap perekonomian, industry kreatif berkontribusi terhadap


sosial ekonomi lainnya.

8. Dampak terhadap Pelestarian Budaya

Peran penting nonekonomi dari industri kreatif adalah berperan dalam membangun
buday, warisan budaya, dan nilai-nilai lokal yang kuat.

E. Keunggulan Industri Kreatif

Menurut Departemen Perdagangan RI Peluang Industri Kreatif (2009;1), industry kreatif


memiliki kelebihan dan ia telah terbukti memberikan sumbangan dalam pembangunan:

1. Kebutuhan terhadap modal uang dan material relatif lebih kecil.

2. Fleksibel terhadap perubahan sehingga lebih tahan terhadap goncangan eksternal.

3. Kelincahan dalam bermain, terutama dalam distribusi dan pemasaran.

F. Peluang Ekonomi Kreatif

Ekonomi kreatif mulai bergaung sejak terjadinya krisis di Indonesia. Krisis ekonomi yang
berimbas pada tingginya biaya produksi barang berkonten impor tinggi, tingginya tingkat PHK,
dan melejitnya harga barang ekspor yang berorientasi input dalam negeri, maka ideology
menggali potensi dan mengkreasi barang yang unik sehingga dapat membidik pasar dalam negeri
yang besar, maka berkembanglah sector industry kreatif yang merupakan jantung dari ekonomi
kreatif.dalamperkembangannya, ekonomi yang bersumber dari kreasi intelektuak yang memiliki
nilai ekonomis dan benefit ini memiliki kontribusi ekonomis terhadap nilai PDB Indonesia.
Selain itu, manfaat ekonomis kreatif adalah mampu menggali potensi local bangsa Indonesia dan
menggali SDM dalam negeri terutama generasi muda, karena sebagian besar industry kreatif di
Indonesia digeluti oleh generasi muda. Upaya pengembangan industry kreatif di Indonesia masih
terbuka lebar, masih banyak peluangpeluang yang dimiliki industry kreatif sehingga
kebermanfaatannya baik secara ekonomis maupun non ekonomis dapat lebih tergali. Diantara
peluang industry kratif yang diangkat dalam kajian ini adalah sebagai berikut :

Keragaman Budaya

Indonesia merupakan Negara yang kaya akan budaya, hal ini disebabkan Indonesia
merupakan Negara kepualauan tang luas yang memiliki lebih dari 17 ribu pulau dengan lima
pulau besar dan 36 provinsi yang masingmasing provmsi memiliki buadaya yang berbeda.
Diawali dari perbedaan kondisi alam, maka melahirkan perbedaan adat istiadat, perbedaan
kepercayaan, perbedaan pandangan hidup, maka menimbulkan perbedan corak perikehidupan
yang memiliki kekhasan. Corak yang khas tersebut memiliki keunikan produk yang merupakan
syarat bagi keunggulan bersaing suatu produk. Apalagi keunikan tersebut memiliki kearifan yang
bersumber dari falsafah hidup suatu suku bangsa. Maka dibalik corak suatu produk akan
memiliki makna tentang suatu pandangan hidup. Keragaman budaya inilah yang merupakan
peluang besar yang dapat meningkatkan pembangunan nasional melalui peningkatan kualitas
hidup suatu bangsa.

Permintaan Pasar

Permintaan pasar merupakan produk kreatif berasal dari pasar dalam negeri dan pasar
luar negeri. Peluang pasar luar negeri terbuka di wilayah Eropa, Asia, Afrika dan Amerika.
Pemasaran produk di wilayah tersebut dilakukan dengan bantuan pihak Kedutaan Besar
Republik Indonesia, misalnya saja di Ceko, dalam bidang perfilman, bekerja samadalam festival
film, pageran batik, penampilan kesenian tradisional, penampilan music klasik, paduan suara
mahaiswa, pentas seni budaya dan pameran produk seni budaya sepertipameran kerajinan
tangan, tenun, batik dan foto. Di China, produk kreatif Indonesia mampu menembus pasar China
yang kuat dengan industi manufakturnya. Minat orang Cina akan produk kerajinan Indonesia
cukup tinggi, terutama kerajinan mebel. Hal ini tampak pada animo masyarakat China pada The
3rd China Expo dan Indonesia Solo Exhibition, sehingga nilai Ekspor kerajinan mebel Indonesia
ke Cina mencapai US$9,6 Juta pada tahun 2006 dan naik menjadi US$15,7 juta pada periode
Januari-Oktober 2007. Di wilayah Eropa lain, Spanyol misalnya merupakan pasar yang luas bagi
pengembangan pasar produk kreatif. Di Spanyol, industi kreatif berkontribusi sebesar 2,3%
terhadap PDB Nasional yang banyak di dominas oleh subsector fesyaen. Hal ini menunjukkan,
masyarakat Spanyol memilki minat yang baik terhadap produk kreatif. Selain itu, peluang lain
adalah peluang kerjasama dalam bidang film, video, dan fotografi. Kerjasama yang telah
dilaksanakan adalah partner kerja, produk desain, dan pameran software. Di Argentina, peluang
besar bagi produk kreatif Indonesia adalah ekspor jewelley dan tekstil.

Kreativitas

Bangsa Indonesia sejak dulu, dikenal sebagai bangsa yang kreatif, hal ini dapat dilihat
dari ragam budaya bangsa hasil cpta, karya dan karsa yang diturun kan secara turu temurun di
wariskan nenek moyang. Kreativitas bangsa Indonesia tampak pada berbagai metoda pengolahan
barang mentah menjadi barang jadi, kemampuan menggali sumber daya yang awalnya tidak
bermanfat menjai sesuatu yang bernilai, dan kreativitas dalam menciptakan produk seni budaya.

Infrastruktur

Pengembangan infrastruktur ke wilayah Indonesia Timur dan pengembangan wilayah


terpencil, merupakan peluang bermunculannya usaha kreatif yang bersumber dari masyarakat.
Peluang membuka usaha yang berdasarkanteknologi maju di wilayah pengembangan merupakan
usaha perluasan pasar bagi pelaku usaha kreatif sekaligus merupakan upaya pendidikan berbasis
teknologi. Selain itu, pengembangan infrastruktur ke wilayah terpencil atau ke wilayah Indoesia
Timur, sekaligus dapat mempermudah menggali potensi daerah dan memajukan usaha kreatif
yang berbasis kearifan local dan kekhasan wilayah.

Lembaga Pembiayaan

Maraknya lembaga pembiayaan yang membuka diri untuk membiayai investasi di usaha
kreatif merupakan peluang bagi perkembangan industry kreatif. Hal ini tidak lepas dari adanya
pergesarean paradigma berpikir pihak lembaga pembiayaan dari yang beranggapan bahwa
industry kreatif memiliki return dan kontinuitas usaha yang rendah mulai bergeser kepada usaha
kreatif memiliki potensi yang sangat besar untuk berkembang.

Perundangan

Perundangan yang mendukung perkembangan usaha kreatif terutama industry kreatif


yang memiliki daya saing tinggi, misalnya adalah PP No. 20/2005 mengenai transfer teknologi
dan PP No. 35/2007 mengenai insentif pengurangan pajak pajak dan kepabeanan bagi BUMN
yang melakukan kegiatan R&D dapat digunakan untuk menggiatkan pembuatan produk-produk
dalam negeri yang berdaya saing tinggi.

Tantangan

Dalam pengembangan industry kreatif Indonesia tentu saja akan berhadapan dengan
bantak tantangan terutama tantangan berupa masuknya pelaku bisnis kreatif ke Indonesia.
Kendala tersebut seyogyanya menjadi tantangan usaha kreatif agar lebih mampu menggali
kreativitas yang memiliki keunggulan bersaing. Tantangan yang dihadapi adalah sebagai
berikut :

Pesaing Luar Negeri

Tantangan yang dihadapi mengenai pelaku industry kreatif luar negeri adalah
bermunculannya SDM yang asing yang memiliki kreativitas tinggi dan penguasaa teknolgi maju.
Hal ini terjadi pada subsector perikanan. Di subsector pasar barang seni, pesaing luar negeri
sering membawa barang antic impo. Selain itu, pesaing di pasar brang antic pesaing melakukan
perburuan barang antic asli Indonesia secara illegal. Kemunculan pesaing luar negeri dengan
membawa brand luar negeri menciptakan mage bahwa mengguanakn barang luar negeri jauh
lebih bergengsi.

Masuknya Budaya Asing

Masuknya budaya barat yang baik yang bersifat mengakulturasi budaya local maupun
men-substitusi merupakan tantangan bagi pengembangan usaha kreatif yang berdasarkan pada
budaya local. Masuknya pengaruh asing akan mengikis budaya aslinya, sehingga produk keatif
pun menjadi kehilangan jati dirinya. Namun tidak berarti semua budaya asing itu buruk, banyak
yang di dapatkan dari budata asing, seperti teknologi tepat guna. Hal yang perlu ditekankan
adalah mengupayakan budaya asing yang masuk dapat memperkokoh budaya local.

Rendahnya Apresiasi Masyarakat terhadap Profesi Kreatif.

Paradigma berpikir masyarakat sejak dulu adalah pekerjaan yang berkaitan dengan seni
merupakan pekerjaan yang tidak menjamin kemakmuran. Usaha kreatif merupakan satu sector
yang mengandung undur seni di dalamnya. Paradigma yang telah mengakar tersebut perlahan
akan terkikis dengan produktivitas para pelaku usaha kreatif untuk terus berkarya sehingga
terbukti bahwa sektor kreatif ini mampu memberikan kontribusi yang besar seperti sector
industry lainnya, seperti manufaktur misalnya.

Standar Profesi

Standar profesi mencerminkan kompetensi dan profesionalitas suatu profesi.Standar


profesimerupakan pengakuan ahli terdapa komoetensi suatu profesi. Untuk pekerjaan yang
berkaitan dengan ide kreatif ini, ada kecenderungan sulit dalam menentukan indikator yang pasti
mengenai tingkat kreativitas dan menentukan ukuran kompetensi yang digunakan. Dengan
demikian, menjadi sebuah tantangan bagi para pelaku industry keatif untuk mampu secara jelas
menentukan ukuran standar kompetensi.

Bahan Baku

Bahan baku yang paling penting namun tidak berwujud dalam industry kreatif adalah
kreativitas. Bahan baku lain yang sangat penting dalam keberlangsungan usaha adalah bahan
baku material produk. Sifat bahan baku material industry kreatif dapat diperbarui namun
jumlahnya terbatas, misalnya kayu dan rotan, tidak dapat diperbarui misalnya logam mulia, atau
berbahan baku dengan harga yang mahal misalnya ketersediaan listrik.

Perubahan teknologi

Subsektor permainan interaktif, periklanan, percetakan, film, video dan radio sangat
rentan terhadap perubahan teknologi. Investasi teknologi dalam subsector tersebut relatf tinggi,
dan ketika muncul perubahan teknologi dengan teknologi yang lebih canggih dan pengusaha
dituntut untuk mengganti teknologinya agar tidak kalah bersaing. Tantangan yang di hadapi
adalah pengusaha diupayakan untuk lebih berpengetahuan teknologi lebih maju, agar dapat terus
menjadi yang terdepan.

Study kasus

Pengembangan Industri Kreatif di Kota Batu (Studi tentang Industri Kreatif Sektor Kerajinan di
Kota Batu). Pengembangan Industri Kreatif di Kota Batu lebih banyak membutuhkan sumber
daya manusia yang inovatif dan mempunyai kreativitas tinggi. Adanya inovasi dan kreativitas
yang timbul pada masyarakat, membuat sektor industri kreatif mempunyai peran penting dalam
pengembangan perekonomian suatu daerah. Hasil temuan di lapangan menunjukkan bahwa
pengembangan industri kreatif sektor kerajinan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat
Kota Batu. Kreativitas pelaku industri mampu meningkatkan hasil produk yang lebih berinovasi.
Kreativitas pelaku industri dapat ditingkatkan melalui pelatihan, pembekalan/pembinaan, serta
monitoring yang dilakukan oleh Dinas Koperindag Kota Batu. Faktor pendukung dari
pengembangan industri kreatif ini meliputi peran Dinas Koperindag Kota Batu, kualitas Sumber
Daya Manusia, dan potensi Kota Batu. Terdapat beberapa faktor penghambat juga seperti
kurangnya akses permodalan, terbatasnya bahan baku berkualitas dan rendahnya sarana
prasarana pemasaran. Pengembangan Industri Kreatif diharapkan dapat sesuai dengan
RENSTRA dari Dinas Koperindag serta mampu memberikan dan meningkatkan pelatihan serta
penyuluhan yang bermanfaat bagi pelaku industri dalam mengembangkan usaha industrinya.

Solusi/Pendapat

Dari hasil pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pengembangan industri kreatif
sektor kerajinan di Kota Batu yang dilakukan dari pihak Dinas Koperindag sudah sesuai dengan
RENSTRA yang ada. Hal ini mencerminkan bahwa Dinas Koperindag Batu sebagai instansi
teknis yang mempunyai tugas pokok dan fungsi dalam bidang perindustrian di Kota Batu sangat
kompeten dalam menanggapi dan menyikapi masalah yang berkaitan langsung dengan masalah
industri, khususnya untuk pengembangan industri kreatif ini. Sedangkan dari pelaku industri
kerajinan sendiri mencoba untuk lebih mengembangkan usaha produksinya dengan cara
meningkatkan kualitas hasil produknya. Baik dengan menggunakan bahan baku yang berkualitas
ataupun dengan cara meningkatkan kreativitas Sumber Daya Manusia Pelaku Industri untuk
menciptakan produk yang lebih berinovasi. Faktor yang mendukung pengembangan industri
kreatif sektor kerajinan di Kota Batu antara lain: Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan
Perdagangan (Koperindag) Kota Batu, kualitas sumber daya manusia dari pelaku industri itu
sendiri, kemudian dari potensi yang tersedia di Kota Batu. Sedangkan faktor penghambatnya
antara lain: Kurangnya akses permodalan, terbatasnya bahan baku berkualitas yang digunakan
oleh pelaku industri dan rendahnya sarana prasarana pemasaran yang ada.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Model pengembangan industri kreatif adalah layaknya sebuah bangunan yang akan menguatkan
ekonomi Indonesia, dengan landasan, pilar dan atap sebagai elemen‐elemen bangunan tersebut.
Kondisi ekonomi yang diharapkan oleh Indonesia adalah ekonomi yang berkelanjutan. Bisnis
industri kreatif tidaklah susah hanya dengan berpikir kreatif, industri kreatif bisa dibangun tidak
dengan modal yang tinggi cukup dengan modal IT dan modal berpikir kreatif. Untuk
mengembangkan industi kreatif diperlukan sebuah kolaborasi yang padu, saling memperkuat,
saling menyangga, dan bersimbiosis mutualisme antara aktor-aktor yang terlibat, yaitu kelompok
cendikiawan (intellectuals), bisnis (business) dan kelompok pemerintah (government) yang
kemudian disebut sebagai sistem Triple Helix.

B. Saran

Dalam konteks kebijakan industry di masa kini, Negara berkembang tidak bisa mengandalkan
daya saingnya dibidang industry manufaktur, dengan memanfaatkan keunggulan komparatif
dalam bentuk biaya tenaga kerja yang lebih rendah dan sumber daya alam yang melimpah.
Semoga sarana dan sebaiknya dengan industri kreatif bisa menyongkong perekonomian
Indonesia.
DAFTAR
PUSTAKA
Moelyono, Mauled. 2010. Menggerakan EKONOMI KREATIF Antara Tntunan dan Kebutuhan.
Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

Suryana. 2013. Ekonomi Kreatif EKONOMI BARU: Mengubah Ide dan Menciptakan Peluang.
Jakarta: Salemba Empat.

Soeharsono Sagir.2009. Kapita Selekta Ekonomi Indonesia. Jakarta: Kencana. UNDP-UNCTAD.


2008. Creative Economy Report. AS: United Nations. Dalam buku Ekonomi

Kreatif EKONOMI BARU: Mengubah Ide dan Menciptakan Peluang. 2013.

Anda mungkin juga menyukai