Anda di halaman 1dari 42

TUGAS IV (WAJIB)

ENTREPRENEURSHIP DAN
EKONOMI KREATIF
(SEMESTER I - 2022/2023)

DOSEN: PROF. DR. H. BOMER PASARIBU. SH, SE, MS

DISUSUN OLEH:
ENGGAR PRATAMASARI (22011033)

PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KRISNADWIPAYANA
JAKARTA 2023
I. URAIKAN SEJELAS-JELASNYA DENGAN BAHASA SENDIRI:
(ULANGI : SEJELAS-JELASNYA)
1) DEFINISI BUDAYA ORGANISASI
Jawab :
Budaya adalah apa yang dipelajari oleh suatu kelompok saat
memecahkan masalah, bertahan dalam lingkungan eksternal dan
integrasi (Schein, 1990). Budaya mempengaruhi ide, nilai, dan
integrasi (Shein, 1990) Budaya mempengaruhi ide, nilai, dan
perilaku orang. Kebudayaan tidak diwariskan secara genetic, dan
tidak bisa berdiri sendiri, namun selalu berada dalam anggota
masyarakat (Hall 1976). Hofstede (1980) mendefinisikan budaya
sebagai pemrograman kolektif dari pikiran yang membedakan
anggota satu kelompok dari kelompok lainnya. Konsep budaya
organisasi menjadi perhatian bagi kalangan akaddemisi dan
praktisi.

Menurut Schein (1990), budaya organisasi merupakan :

1. Suatu pola dasar asumsi;


2. Ditemukan dan dikembangkan oleh suatu kelompok;
3. Sebagai pembelajaran integrasi internal dan adaptasi eksternal;
4. Harus diajarkan ke anggota baru;
5. Cara yang benar unutk melihat, berpikir, dan meraskaan suatu
masalah.

2) PERSAMAAN DAN PERBEDAAN : BUDAYA ORGANISASI


ENTERPRENEURSHIP & BUDAYA ORGANISASI
INTRAPRENEURSHIP
Jawab :

Budaya perusahaan tradisional berbeda secara signifikan dari


budaya intrapreneurial (Hisrich et al., 2005). Budaya yang
ditanamkan pada perusahaan tradisional adalah ikuti petunjuk
yang diberikan, tidak membuat kesalahan, tidak gagal, tidak
mengambil inisiatif diri akan tetapi menunggu instruksi dari atasan
dan berada di kondisi status quo. Lingkungan yang terbatas ini,
tentu saja tidak kondusif untuk terciptanya kreativitas, fleksibilitas
yang tercermin dalam prinsip kewirausahaan. Tujuan dari budaya
intrapreneurial sangat berbeda yaitu mengembangkan visi, tujuan,
dan rencana kepercayaan atas inisiatif untuk mengambil tindakan
dan bertanggung jawab atas tindakan yang diambil tersebut.

Perbedaan lainnya yaitu nilai dan norma yang dianut. Perusahaan


tradisional cenderung terpusat dalam hal prosedur yang
ditetapkan, sistem pelaporan, garis wewenang dan tanggung
jawab, instruksi, dan mekanisme control. Budaya tersebut
menghambat perkembangan produk baru, jasa, atau penciptaan
usaha baru. Sedangkan dalam perusahaan intrapreneurial
umumnya bersifat fleksibel dalam hal struktur organisasi, delegasi
wewenang, dan terbukanya kerja sama tim antara divisi-divisi
dalam organisasi. Dengan komunikasi yang baik, hubungan kerja
yang erat maka suasana kepercayaan dapat memfasilitasi
pemenuhan visi dan tujuan.

Kedua budaya tersebut akan menghasilakan input individu dan


manajemen yang berbeda. Sebagai contoh : kinerja manajer pada
perusahaan dengan budaya tradisional termotivasi oleh promosi
daan bonus yang diberikan oleh perusahaan, sedangkan bagi
seorang intrapreneur, mereka bergantung pada kreativitas apa
yang telah mereka ciptakan, dan dari hasil kreativitas tersebut
mereka berharap dapat dihargai secara layak oleh perusahaan.

Dari sudut pandang orientasi waktu, seorang manajer dengan


budaya perusahaan yang tradisional akan berorientasi pada jangka
pendek dan cenderung menghindari risiko, sebaiknya seorang
intrapreneur akan memilih periode jangka Panjang, hal ini terkait
dengan keberlanjutan organisasi dan risiko yang tinggi. Dan jika
dilihat dari segi hubungan antara divisi, seorang intrapreneur akan
membuka diri terhadap divisi lain tanpa pilih-pilih, sedangkan
manajer non-intrapreneur membangun hubungan baik dengan
pihak-pihak berkepentingan yang segaris dengan mereka dalam
struktur organisasi.

3) BAGAIMANA HUBUNGAN PEMBELAJARAN DENGAN


BUDAYA ORGANISASI
Jawab :
Secara umum, budaya pembelajaran organisasi merujuk pada
pandangan hidup kolektif dalam organisasi atau collective mental
programming yang berkembang dalam suatu organisasi
pembelajar (learning organization) atau suatu komunitas
pembelajar. Menurut Ryan (Chawla & Renesch, 1995: 290),
komunitas-komunitas pembelajar merupakan tempat dimana
relasi-relasi selalu dibina dengan baik; keterbukaan dan
keragaman (diversity) dihargai; rasa ingin tahu menjadi supremasi;
eksperimentasi menjadi kebiasaan; dan terdapat ketekunan dalam
menemukan jawaban atas permasalahan-permasalahan. Dalam
organisasi semacam ini, orang-orang senantiasa berkomunikasi
secara jujur dan terbuka; saling menghormati dan menghargai;
memberikan penilaian tetapi juga mencari umpan balik; tertantang
untuk selalu mengenakan cara pandang baru; mengajak pada
pendekatan sistem yang menyeluruh; dan bebas menampakkan diri
sendiri apa adanya, tanpa topeng. Menurut Marquardt & Reynolds
(1994:31), budaya pembelajaran organisasi adalah budaya yang
menghargai pembelajaran, mendorong dan memberi kompensasi
atas pengambilan resiko, dan budaya dimana semua bertanggung
jawab atas pembelajaran sendiri maupun pembelajaran dari pihak-
pihak lain. Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, dapat
dikatakan bahwa budaya pembelajaran organisasi berkaitan
dengan pandangan hidup dalam organisasi berupa asumsi-asumsi
dasar atau keyakinan-keyakinan, nilai-nilai atau sikap-sikap, dan
simbol-simbol atau artefak-artefak mencakup juga sistem-sistem
dan praktek-praktek manajerial— yang menghargai pembelajaran
dan perubahan. Asumsi-asumsi dasar, nilai-nilai, dan
artefakartefak ini sangat diperlukan untuk menjamin integrasi
organisasi kedalam dan kapabilitas organisasi dalam berinteraksi
dengan lingkungan eksternal Perspektif budaya organisasi dan
perspektif iklim organisasi (organizational environment atau
organizational climate) sebenarnya menunjuk pada substansi yang
sama. Akan tetapi, terdapat perbedaan metodologi (dan
epistemologi). Perspektif iklim organisasi memfokuskan diri pada
upaya memahami ciri-ciri dari keadaan atau latar (settings)
organisasi yang spesifik dengan memperhatikan dimensi-dimensi
dan prinsip-prinsip universal. Sedangkan perspektif budaya
mencoba menjangkau substansi yang sama melalui penelusuran
terhadap pemahaman-pemahaman anggota organisasi terhadap
keyakinan dasar organisasi, nilai-nilai, dan artefak-artefaknya.
Konsep iklim organisasi populer pada dekade 1960-an hingga
1970- an dan digunakan secara bergantian dengan budaya
organisasi. Evolusi perspektif iklim organisasi mengikuti berbagai
pola, tetapi tetap berakar pada studi-studi tentang iklim-iklim
sosial (Lewin, 1951; Lewin et al., 1939) dan observasi kualitatif
atas setting alamiah dari organisasi (Barker, 1965; Likert, 1961).
Kajian-kajian dalam studi organisasi tentang iklim organisasi
memusat pada pandangan Tagiuri & Litwin (1968) dan Litwin &
Stringer (1968). Dikutip oleh Denison (1990c), Tagiuri & Litwin
mendefinisikan iklim organisasi sebagai “kualitas lingkungan
organisasi secara keseluruhan yang relatif tahan lama yang (a)
dialami oleh anggota-anggota organisasi, (b) mempengaruhi
perilaku mereka, dan (c) dapat dideskripsikan dalam bentuk nilai-
nilai mengenai kumpulan karakteristik (atau atribut-atribut) khusus
dari lingkungan”.

4) JELASKAN BUDAYA ORGANISASI, DAN DIMANA


DASAR-DASARNYA DITUANGKAN: a) UNKRIS, b) FE
UNKRIS, c)MM UNKRIS
Jawab :
Dasar dasar yang diterapkan dalam budaya organisasi di UNKRIS
pada umumnya menyadari perlunya kebersamaan. Diperlukan
pemahaman yang mendasar terhadap arti dan peran organisasi
dengan berbagai aktivitas manajerialnya sebagai sebuah struktur
budaya organisasi UNKRIS. Dengan demikian keberhasilan
aktivitas manajerial baik yayasan,dosen dan mahasiswa dalam
organisasi akan tercapai jika semua pihak atau manusia yang
terlibat dalam organisasi tersebut dapat melakukan kerjasama
melalui kemampuan masing-masing untuk melaksanakan setiap
fungsinya dalam organisasi tersebut. Hal inilah yang akan
menciptakan sinerji dari semua unsur yang ada dalam organisasi,
sinerji ini diperlukan sebagai sebuah syarat agar roda organisasi
berjalan sebagaimana mestinya. Sebagai Universitas yang sudah
lama berdiri, perilaku organisasi UNKRIS memiliki berbagai
subyek yang menjadi topiknya, seperti kepemimpinan, komunikasi
antar pribadi, budaya organisasi, stress dan konflik, kreativitas,
motivasi, moral dan etik, kepuasan kerja, organisasi pembelajaran,
pengambilan keputusan, kekuasaan dan wewenang, komitmen,
dan lain sebagainya. Berbagai subyek ini memang masih
diperdebatkan, artinya tidak hanya ini saja yang menjadi bahasan
dalam perilaku organisasi, masih ada yang lainnya lagi. Namun
dengan kehadiran berbagai subyek ini, terasakan sekali
manfaatnya bagi manajemen yayasan UNKRIS sebagai sebuah
ilmu yang telah diimplementasikan dalam mengelola organisasi.
Dengan berbagai subyek tersebut, organisasi mampu
meningkatkan kinerjanya karena dapat mengantisipasi berbagai
keunikan dari sikap maupun perilaku yang ditampilkan anggota
dalam organisasi tersebut.

5) DIMENSI DASAR BUDAYA ORGANISASI TERSEBUT


Jawab :
Menurut Robbins (1996) ada tujuh karakteristik primer yang
secara Bersama-sama menangkap hakikat budaya organisasi,
antara lain :
 Inovasi dan pengambilan risiko. Sejauh mana para karyawan
didorong untuk inovatif dan berani mengambil resiko.
 Perhatian ke hal yang rinci. Sebagaimana para karyawan
diharapkan mau memperlihatkan kecermatan, analisis dan
perhatian kepada rincian.
 Orientasi hasil. Sejauh mana manajemen fokus pada hasil, bukan
pada Teknik dan proses yang digunakan untuk mendapatkan hasil
itu.
 Orientasi orang. Sebagaimana keputusan manajemen
mempehitungkan efek hasil pada orang-orang di dalam organisasi
itu.
 Orientasi Tim. Diperlihatkan dari kegiatan kerja diorganisasikan
dalam tim-tim kerja, bukannya individu-individu.
 Keagresifan. Yaitu, sejauh mana orang-orang itu agresif dan
kompetitif, bukan bersantai.
 Kemantapan. Yang mana kegiatan organisasi menekankan
dipertahankannya status quo sebagai lawan dari pertumbuhan atau
inovasi.

Sumber : https://vocasia.id/blog/dimensi-dimensi-budaya-
organisasi-menurut-para-ahli/

6) A)KAITAN BUDAYA ORGANISASI UNKRIS DENGAN


MODELNYA SEBAGAI LEARNING ORGANISATION(LO) DAN
ORGANISATION LEARNING(OL),
Jawab :
Fenomena perubahan mendasar yang dimanifestasikan dengan
lahirnya Undang- Undang No. 20 Tahun 2003 tentang sistem
pendidikan nasional, sebagai pengejawantahan dari ketentuan pasal 31
Undang-Undang Dasar Negara, RI Tahun 1945, bahwa pemerintah
menyelenggarakan Satu Sistem Pendidikan Nasional. Untuk maksud
tersebut, maka penyelenggaraannya diarahkan untuk meningkatkan
Keimanan, Ketakwaan, Akhlak mulia, dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bang- sa dengan melalui nilai-nilai Agama, Persatuan dan
Kesatuan Peradaban serta kesejahte- raan umat manusia. Berbicara
tentang budaya organisasi, maka konsepsi atas nilai-nilai ini dapat
pula menyentuh pada nilai-nilai yang tertanam dan dianut dalam
penyelenggaraan tri dharma perguruan tinggi, yakni proses pendidikan
pengajaran, penelitian dan pengabdian pada masyarakat di lingkungan
UNKRIS .Dalam upaya pengelolaan organisasi dan personalia untuk
menciptakan atmosfir akademik atau suasana lingkungan kampus
yang kondusif serta untuk menuju pada internal manajemen
kelembagaan yang sehat, maka kondisi kelembagaan organisasi yang
kerap terjadi pada UNKRIS dari aspek karakteristik budaya organisasi
adalah, relative rendahnya perhatian para personalia sebagai anggota
organisasi terhadap hubungan antar sesama staf, termasuk di dalam
melaksanakan tugas dan fungsinya, dimana pimpinan perguruan tinggi
relatif jarang memenej para karyawannya di level tertentu untuk
melakukan inovasi dan pengambilan resiko (Innovation and risk
taking), sehingga yang terjadi terhadap pola kerja staf, cenderung
memfokuskan diri terhadap kegiatan kerja yang sifatnya rutin.
Disamping itu orientasi penyelenggara pendidikan, terhadap
pengelolaan kegiatan organisasi di UNKRIS ,masih mempunyai
kecenderungan untuk menekankan dipertahankannya status quo
(Kemantapan atau Stabilitas), sebagai kontras dari pertumbuhan,
Robbins (1996). Hal mana adanya fenomena dalam penempatan
beberapa staf, untuk jabatan tertentu yang tidak sesuai dengan
kebutuhan dalam tata kelola organisasi, sebagaimana ketentuan yang
diatur berdasarkan struktur dan tata kelola perguruan tinggi, sehingga
kegiatan staf dalam organisasi terlihat kurang efisien, khususnya
dalam mengelola teknis akademik serta yang berkaitan dengan bidang
administrasi keuangan. Ini berarti Penghargaan diberikan kepada
anggota organisasi berdasarkan permainan politik dan pemanipulasian
orang-orang lain. Meskipun adanya fenomena bahwa perhatian
anggota organisasi terhadap hubungan antar manusia maupun
perhatian terhadap kinerja pelaksanaan tugas, dua-duanya masih
relative rendah, yang oleh Sethia dan Glinow (dalam Collins dan
Mclaughlin, 1996) pada tataran konteks karakteristik budaya
organisasi, diistilahkan sebagai tipe Apathetic Culture. Namun
demikian pendekatan manajemen yang sering diterapkan oleh
pimpinan dalam mengelola pelaksanaan kegiatan tri- dharma
perguruan tinggi di lingkungan UNKRIS, adalah cenderung
memperlihatkan karakteristik budaya organisasi tipe Caring Culture,
yang dicirikan oleh rendah- nya perhatian terhadap kinerja, tetapi
tinggi- nya perhatian terhadap hubungan antar manusia dalam
organisasi. Hal ini ditunjukan oleh Pegawai dalam kegiatan organisasi
UNKRIS ketika menjalani proses akreditasi, dimana pimpinan
membentuk beberapa tim kerja yang bekerja sesuai dengan agenda
yang ditugaskan, dalam arti adanya orientasi Tim (Team Orientation),
dimana kegiatan kerja diorganisasikan kepada tim bukan individu
Perguruan Tinggi Swasta UNKRIS dalam kegiatan organisasinya
harus pula mempunyai orientasi terhadap budaya kerja bagi para
pengelolanya, dalam rangka untuk menjadikannya sebagai nilai
tambah, untuk menuju pada suatu proses penjaminan mutu dalam
menyelenggarakan pendidikan tinggi.

B)APA PERSAMAAN DAN PERBEDAAN OL DAN LO


Jawab :
Simon (1969) mendefinisikan Organizational Learning sebagai
pengembangan pengetahuan dan kesuksesan restrukturisasi dari
masalah organisasi oleh setiap individu yang direfleksikan melalui
struktur elemen dan performa organisasi itu sendiri. Dalam definisi
ini, belajar terdiri dari pengembangan wawasan, di sisi lain belajar
juga terdiri dari struktural dan hasil dari pembelajaran itu sendiri.
Sedangkan, Learning Organizational menurut Senge (1990) adalah
organisasi dimana orang terus mengembangkan kemampuannya untuk
menciptakan hasil yang benar-benar mereka inginkan, dimana pola-
pola baru dan ekspansif berpikir dipelihara, dimana aspirasi kolektif
dibebaskan, dan dimana orang terus-menerus belajar untuk melihat
keseluruhan bersama-sama. Dari pendapat Simon (1969) dan Senge
(1990) dapat disimpulkan bahwa Organizational Learning merupakan
proses pembelajaran organisasi, dan Learning Organization
merupakan hasil dari pencapaian organisasi. Di dalam proses
Organizational Learning terjadi proses sharing knowledge antar
karyawan yang satu dengan yang lainnya. Dengan demikian ilmu
yang awalnya hanya dimiliki oleh satu orang, sekarang semua
karyawan dapat memahaminya melalui pelaksanaan Organizational
Learning

II. URAIKAN SEJELAS-JELASNYA ; (ULANGI : SEJELAS-


JELASNYA)
1) FAKTOR BUDAYA INTRAPRENEURSHIP a)INTRINSIC
b)EXTRINSIC. SERTAKAN CONTOHNYA
Jawab :
Dalam organisasi dengan kwirausahaan korporasi, inisiatif
karyawan dihasilkan dari sebuah adanya motivasi (intrinsic need)
dan juga dorongan dari luar yaitu budaya organisasi yang bersifat
kewirausahaan (extrinsic stimuli).

Budaya organisasi yang menghasilkan kewirausahaan korporasi


yang kreatif mendorong karyawan berkomunikasi lintas area dan
level manajemen, menciptakan tim kerja dari divisi atau
lingkungan luar yang berbeda, menadorong pengambilan
keputusan dari semua level dan bahkan dari level yang paling
bawah, dan memberikan alternatif keputusan bagi tim kerja
sehingga tidak terhambat oleh keterbatasan sumber daya
(Dehghan & Mohamadali, 2008)

Jika suatu perusahaan memiliki budaya dan struktur yang tidak


cocok dengan proses kewirausahaan , maka perusahaan tersebut
akan sulit bertahan.

Budaya dalam berorganisasi telah menjadi salah satu faktor


penting dalam model-model kewirausahaan korporasi pada sektor
publik. Budaya organisasi telah dipertimbangkan sebagai faktor
yang berpengaruh dalam mempromosikan dan mengembangkan
kewirausahaan korporasi.
Knight and Legge and Hindle menyatakan bahwa manajemen
kewirausahaan yang efektif itu berasal dari bagaimana
pengelolaan suatu budaya dalam organisasi tersebut misal : semua
pihak menajemen perusahaan atau organisasi memandang semua
staff itu sebagai intrapreneurship , memuji kegagalannya, serta
berusaha membantu menyediakan mekanisme pemeriksaan serta
memfasilitasi munculnya sebuah proses inovatif.

Kearney mengajukan model kewirausahaan korporasi untuk sektor


publik yakni menganggap bahwa budaya menjadi salah satu unsur
internal yang dapat mempengaruhi kewirausahaa korporasi dan
kinerja perusahaan sektor publik.

Pada teori expectancy oleh Vroom (1964) karyawan itu akan


berkontribusi jika mereka percaya bahwa upaya tersebut akan
menghasilkan sesuatu yang baik dan akan menerima imbalan
sesuai dengan harapan dan sistem nilai yang ada pada perusahaan
tersebut. Dalam hal ini usaha individual akan menentukan reward
yang akan diterima dan reward nya ini merupakan tujuan dan
motivasi dari masing-masing individu tersebut.

2) A)JELASKAN MODEL INTRAPRENUERSHIP SEKTOR


PUBLIK SERTAKAN DENGAN GAMBAR BAGANNYA
B)JELASKAN HAMBATAN-HAMBATAN INOVASI
KOMPETENSI DAN PEMBELAJARANNYA
Jawab :
A. Kearney (2008) mengajukan model kewirausahaan korporasi
untuk sector public, yakni budaya menjadi salah satu unsur
internal yang dapat mempengaruhi kewirausahaan korporasi
dan kinerja perusahaan sector public. Berikut gambar
hubungan antara sector public, lingkungan luar terhadap
kewirausahaan korporasi dan kinerja, model ini diajukan oleh
Kearney et al (2008)
SEKTOR PUBLIK
● Structure/ Formalization

● Decision-Making/ Control

● Rewards/ Motivation

● Culture

● Risk-Taking

● Proactivity

KEWIRAUSAHAAN CORPORATE
● Inovation

● Lingkungan Internal

● Political

● Munificence

● Change

KINERJA
● GROWTH

● DEVELOPMENT

● PRODUCTIVITY

Model ini menggabungkan kewirausahaan dalam perusahaan


dan dua anteseden (sektor organisasi publik dan lingkungan
eksternal) dan dampaknya baik secara langsung dan tidak
langsung terhadap kinerja organisasi.
Struktur atau formalisasi , pengambilan keputusan /
pengendalian, penghargaan / motivasi, budaya, pengambilan
resiko dan keproaktifan sangatlah mempengaruhi kinerja
seseorang sedangkan budaya itu dapat menjadi pendukung
kewirausahaan korporasi dan di sisi lain dapat juga menjadi
sebuah hambatan / tantangan sebuah kinerja organisasi.

B. Mulgan dan Albury (2003) mengidentifikasikan sejumlah


hambatan utama inovasi di dalam sektor public. Hambatan
tersebut antara lain: tekanan dan administratif; anggaran jangka
pendek dan perencanaan jangka Panjang; rendahnya
penghargaan dan insentif untuk berinovasi; budaya
menghindari risiko, rendahnya keterampilan dalam manajemen
perubahan; keengganan untuk menutup program atau teknologi
yang gagal. Agar efektif, inovasi perlu dikelola secara efektif,
dan harus sesuai strategi perusahaan. Hal ini juga harus
diintegrasikan ke dalam budaya organisasi, dan menjadi aspek
mendasar dari pola perilaku organisasi.

3) URAIKAN ELEMEN-ELEMEN KARAKTERISTIK BUDAYA


ORGANISASI INTRAPRENEURSHIP
Jawab :

Moris et al (2008) memberikan ringkasan karakteristik budaya


kewirausahaan organisasi dari beberapa peneliti yang berfokus
pada elemen berikut ini :

1. Fokus pada pemberdayaan orang;


2. Penciptaan nilai melalui inovasi dan perubahan;
3. Penekanan pada esensi;
4. Efektivitas;
5. Komitmen dan tanggung jawab pribadi;
6. Penekanan pada masa depan dan perasaan urgensi.
4) KOMPONEN BUDAYA ORGANISASI INTRAPRENEURSHIP
MENURUT CORNWALL, PETERS DAN TIMMONS SERTAKAN
CONTOH-CONTOHNYA
Jawab :
1. Cornwall and Periman (1990)
 Risiko
 Perolehan penghargaan
 Etika integritas, kredibilitas, kepercayaan orang
 Komitmen secara emosional
 Kerja itu menyenangkan
 Pemberdayaan kepemimpinan oleh perusahaan
 Kemenangan nilai
 Perhatian terhadap detail, orang, struktur dan proses
 Efisiensi dan efektivitas

2. Peters (1997)
 Mendengarkan
 Merangkul perubahan
 Fokus pada konsumen
 Integritas total
 Kesempurnaan
 Melibatkan setiap orang dalam segala hal percobaan
 Inovasi dengan cepat
 Permulaan kecil dan kegagalan lebih awal
 Keterbukaan manajemen
 Akuntabilitas

3. Timmons (1999)
 Kejelasan dan struktur yang baik
 Standar tinggi dan tekanan untuk unggul
 Komitmen
 Tanggung jawab
 Pengakuan
 Setia kawan

5) A)JELASKAN BUDAYA ORGANISASI SHARING ECONOMY


DAN BERIKAN CONTOH-CONTOHNYA, B) BUDAYA
KERJA/ETOS KERJA DALAM PERUSAHAAN YANG
BERDASARKAN SHARING ECONOMY
Jawab :

A) Sharing Economy adalah sebuah model ekonomi yang


didefinisikan sebagai aktivitas berbasis peer-to-peer (P2P). Jadi
sederhananya sharing economy adalah penggunaan teknologi
untuk memfasilitasi pertukaran akses barang atau jasa antara dua
belah pihak atau lebih. Attila Marton, seorang professor dari
Copenhagen Business Scholl percaya bahwa Sharing Economy
bisa dibagi menjadi 3 konsep yang berbeda, antara lain :
 Real Sharing, pada konsep pertama ini bentuknya paling
sederhana. Misalnya, Wikipedia yang muncul sebagai platform
yang memungkinkan pengguna untuk berkontribusi dan
membagikan pengetahuan secara sukarela.
 Gift Giving, merupakan konsep yang bertujuan untuk berbagi
produk atau layanan dengan harapan orang lain akan
membalasnya di masa mendatang. Konsep ini berkembang saat
internet pertama kali muncul sehingga banyak website open
source yang memudahkan programmer untuk melakukan
coding secara gratis.
 Pseudo Sharing, konsep ini disebut adalah hal yang paling
sesuai untuk merangkum sharing economy yang terjadi saat ini.

Beberapa contoh perusahaan yang menerapkan Sharing Economy :


 Gojek
 Airbnb
 Grab

Su;mber : https://glints.com/id/lowongan/sharing-economy-
adalah/#.Y9YVv3ZBy5c
B) Pengembangan kewirausahaan menggunakan Sharing-Economy
maksudnya adalah didasarkan pada berbagi, saling tukar menukar
dan berkolaborasi. Contoh: Toko buku sharing dengan platform
media nya misal Shopee Tokopedia Lazada , lalu tukang ojek atau
driver taxi, dia bisa sharing dengan grab atau gojek. Atau bisa juga
dengan jasa pengiriman barang dengan penjual

6) BUDAYA ORGANISASI DAN BUDAYA KERJA GIG ECONOMY


DAN BERIKAN CONTOH-CONTOHNYA
Jawab :

Menurut BBC, GIG Economy adalah pasar tenaga kerja yang identik
dengan karyawan kontrak jangka panjang atau pekerja lepas
(freelancer). GIG Economy juga dapat didefinisikan sebagai
lingkungan kerja yang fleksibel dalam hal jam kerja, tetapi minim
perlindungan tempat kerja hinga berpotensi menimbulkan eksploitasi.

Berikut beberapa pekerjaan yang umum dipekerjakan di fenomena


GIG Economy:

 IT : network analyst, information security engineer


 Penulisan : content writer, resume writer, copywriter, UX
copywriter
 Akuntansi : akuntan, accounting assistant
 Administratif : virtual assistant, pharmacy technician, design
administrative
 Pendidikan : guru, dosen, tutor

Sumber : https://glints.com/id/lowongan/gig-economy-adalah/#.Y9Z4QXZBy5c
III.URAIKAN SEJELAS-JELASNYA APA YANG ANDA KETAHUI
TENTANG
1) 4 TIPE STRUKTUR ORGANISASI
Jawab :
Miller (1998) mencoba menghubungkan antara strategi
perusahaan, lingkungan dengan struktur organisasi. Dia
menyatakan bahwa struktur perusahaan bisa dibagi menjadi
empat kategori yaitu :
 Simple structure : Berupa struktur organisasi yang sangat
informal dengan kordinasi pekerjaan langsung turun dari atas.
Tidak terlalu membutuhkan spesialisasi kerja, derajat
birokrasi yang rendah, sistem informasi yang sederhana dan
kuasa dipegang mutlak dari atas.
 Machine bureaucracy : Struktur organisasi yang mekanistik
dan kaku dengan koordinasi pekerjaan menggunakan standar
kerja. Struktur hirarkikal dan sangat birokratif, adanya aturan-
aturan yang harus dipatuhi, sistem informasi digunakan untuk
keperluan internal organisasi dan kuasa dipegang oleh CEO
atau yang mendesain struktur organisasi.
 Organic : Struktur organisasi tidak hirarkis dan sangat
fleksibel. Berisi grup yang terdiri dari beberapa spesialisasi
ilmu berkolaborasi untuk mendesain dan menciptakan produk
baru. Berkomunikasi dengan bertatap muka langsung, sering
mengadakan pertemuan dan benar-benar memastikan
terciptanya kolaborasi. Kekuasaan berbentuk desentralisasi.
Tidak banyak proses birokrasi dan peraturan yang mengekang
 Divisional : Dalam struktur organisasi divisional, manajer
divisi dapat mengembangkan strategi untuk masing-masing
divisinya dan mungkin saja mereka menghadapi persaingan
yang berbeda dengan divisi lainnya sehingga strategi yang
ditempuh mungkin juga berbeda dengan divisi lainnya.
2) MODEL STRUKTUR & MANAGEMENT MENURUT COVIN
& SLEVIL
Jawab :
Orientasi kewirausahaan merupakan karakteristik pada level
perusahaan karena mencerminkan perilaku perusahaan (Covin
dan Slevin, 1989,1991; Miller, 1983).)memperkenalkan dimensi
spesifik dari orientasi kepengusahaan atas tiga dimensi yaitu,
keinnovasian (innovativeness), keproaktipan (proactiveness), dan
keberanian mengambil risiko (risk taking). Pertama, keinovasian
adalah kesediaan memperkenalkan corak baru (newness) dan
sesuatu yang baru (novelty) melalui proses eksperimentasi dan
kreatifitas yang ditujukan untuk pengembangan produk dan jasa
baru maupun proses baru (Dess dan Lumpkin, 2005). Kedua,
keproaktifan adalah karakteristik prespektik yang memandang
kedepan (forward-looking) yang memiliki tinjauan masa depan
(foresight) untuk mencari peluang dalam mengantisipasi
permintaan mendatang (Dess dan Lumpkin, 2005). Terakhir,
keberanian berisiko merupakan kesediaan perusahaan
memutuskan dan bertindak tanpa pengetahuan yang pasti dari
kemungkinan pendapatan dan mungkin melakukan spekulasi
dalam resiko personal, finansial dan bisnis (Dess dan Lumpkin,
2005). Lumpkin dan Dess, (1996, 2005) menambahkan dua
dimensi lainnya, yaitu otonomi (outonomy) yang luas dalam
pengambilan keputusan, dan memiliki keaggresipan
(aggressiveness) perusahaan dalam mengejar posisi unggulnya
dalam persaingan bisnis. Namun, sebagian besar penelitian dalam
konteks UKM secara dominan menggunakan tiga dimensi dari
orientasi kewirausahaan (keinovasian, keproaktipan dan
keberanian berisiko) (yakni, Covin & Slevin, 1989; Ginsberg,
1985; Kreiser et al., 2002; Morris & Paul, 1987; Naman &
Slevin, 1993; Schafer, 1990; Tang et al., 2008; Wiklund,1998,
2003). Contohnya, Covin dan Slevin (1989), menemukan bahwa
perusahaan berorientasi kewirausahaan cenderung berperilaku
keinovasian, keberanian mengambil risiko dan proaktif

3) A) MANAGEMENT SDM INTRAPRENEURSHIP B)


JELASKAN PERBEDAAN ADAPTOR DAN INNOVATOR
MENURUT KIRTON
Jawab :
A) Manusia, yaitu karyawan merupakan sumber yang berharga
bagi suatu korporasi. Oleh karena itu, sebuah korporasi
sebaiknya memelihara sumber daya manusianya sebaik
mungkin.
Kirton (2003) beranggapan bahwa manusia memiliki cara
yang berbeda-beda dalam menyelesaikan masalah dan
mengembangkan solusi. Kirton membentuk sebuah rangkaian
kesatuan yang berasal dari cara-cara berpikir manusia.
Rangkaian kesatuan tersebut dimulai dari proses adaptasi
menuju inovasi.
Peran entrepreneur dapat terlihat sebagai imitator kreatif
(adaptor atau incremental innovation) atau entrepreneur
selaku originator (innovator atau selaku radical innovation)
(Ali, 1994, Kirton 2003; Paulson Gjerde et al,2002).
B) Manusia yang memiliki karakter adaptor cenderung menerima
masalah secara umum, sedangkan iovator cenderung
memungkiri masalah secara umum. Manusia yang memiliki
karakter innovator memilih untuk menghasilkan beberapa ide
yang unik dan mungkin tidak relevan atau kurang dapat
diterima oleh lingkungan, sedangkan adaptor memilih untuk
menciptakan hal-hal baru yang kreatif, relevan dan dapat
diterima. Adaptor lebih suka berada di dalam organisasi yang
mapan dan terstruktur sementara itu innovator lebih suka
organisasi yang dinamis dan kurang terstruktur secara ketat.
Proses adaptasi banyak menemukan inovasi baru. Sebagai
contoh, rasa-rasa mie instan yang hadir di pasaran merupakan
perkembangan dari rasa-rasa masakan di Indonesia.
Sementara itu, contoh inovasi baru yang dilahirkan melalui
proses inovasi adalah komputer.

Perbedaan antara Adaptor dan Innovator

Adaptor Innovator
In Problem defining
Dalam melihat masalah Inovator memandang
seorang adaptor cenderung permasalahan sebagai hal
membatasi masalah tersebut yang biasa terjadi, lalu
agar tidak meluas ke bagian mereka berusaha untuk
yang lain. Adaptor berusaha melakukan redefine terhadap
untuk efisien permasalahan yang ada.
Inovator tidak
mementingkan efisiensi
jangka pendek, namun lebih
mengutamakan untuk
keuntungan di jangka
panjang
In Solution Generating
Adaptor lebih memilih untuk Inovator menghasilkan
menciptakan solusi yang banyak ide, beberapa ide ada
dapat diterima oleh yang cocok dan bisa
masyarakat umum. Adaptor diterapkan, namun juga
lebih percaya diri dalam terdapat beberapa ide lain
mengimplementasi solusi yang tidak bisa diterapkan.
secara efektif, daripada Ide solusi dari seorang
harus berbelit-belit innovator merupakan solusi
menemukan hal-hal yang dengan melakukan hal yang
breakthrough berbeda dari biasanya
In Organization
Adaptor lebih suka Inovator lebih menyukai
lingkungan yang terstruktur struktur yang tidak kaku.
dan kebijakan yang sudah Inovator memanfaatkan
ada. Adaptor mengalami sumber daya yang ada di
kesulitan jika ada perubahan perusahaan untuk
baik internal dan eksternal membentuk struktur atau
kebijakan baru. Hal ini tentu
memiliki resiko yang sangat
besar. Disinilah peran
innovator saat menghadapi
masa-masa kritis atau
perubahan yang radikal
Sumber : Kirton, 2003 dalam Mc Fadzen, O’Loughlin, dan
Shaw, 2005

4) JELASKAN HASIL-HASIL PENELITIAN KETERKAITAN


PRAKTEK SDM DENGAN INTRAPRENEURSHIP

Penelitian Keterkaitan Praktik SDM dengan Intrapreneurship


No Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian
1 Sang M. Lee, Corporate Kerangka teoritis
Marta Peris- entrepreneurship yang
Ortiz dan and human menggabungkan
Rafael resource kewirausahaan
Ferna’ndez- management: korporasi dengan
Guerrero theoretical kebijakan SDM
(2011) background and a
case study
2 A'ngeles Human resource Berbagai faktor
Montoro- management and manajemen SDM
Sa’nchez dan corporate dari perilaku
Domingo entrepreneurship kewirausahaan dan
Ribeiro pengaruhnya
Soriano (2001) terhadap
kewirausahaan
korporasi
3 Gary J. Linking corporate Pembentukan
Castrogiovanni entrepreneurship hubungan pribadi
, David Urbano and human dan pengembangan
dan Joaqui’n resource komunikasi
Loras (2011) management in terbuka antara
SMEs pemilik/manajer
dan karyawan, dan
di antara karyawan
sendiri, dapat
membantu
menjelaskan
dinamika perilaku
dalam perusahaan
4 Marta Peris- An analytical Instrumen yang
Ortiz (2009) model for human memungkinkan
resource untuk efisiensi
management as an pengelolaan
enabler of pekerjaan adalah
organizational sama seperti yang
renewal: a diperlukan untuk
framework for kewirausahaan
corporate korporasi dan
entrepreneurship bagaimana
efisiensi
pengelolaan
pekerjaan
merupakan
prasyarat dan
sebuhah
pendukung dari
kegiatan wirausaha
5 Michael H Relationships Hubungan antara 8
Morris dan among (delapan) dimensi
Foard F Jones Enviromental praktik
(1995) Turbulance, Manajemen SDM
Human Resource dengan
Management, and kewirausahaan
Corporate korporasi
Entrepreneurship
5) MANAJEMEN SDM DAN PRAKTEK INTRAPRENEURSHIP
Jawab :
Intrapreneur Adalah Aset Perusahaan Yang Akan Memiliki
Produktivitas, Kreativitas, Daya Saing, Dan Kinerja Pasar Yang
Tinggi. Bila Mereka Hidup Dalam Praktik Manajemen Sumber
Daya Manusia Dengan Fleksibilitas Kebijakan Dan Prosedur,
Yang Dibutuhkan Dalam Mendorong Inovasi Dan
Kewirausahaan Perusahaan.Praktik Sumber Daya Manusia Yang
Jelas Dan Rinci Akan Membuat Semua Potensi Karyawan Dapat
Terkelola Untuk Meningkatkan Kinerja Dan Daya Saing
Perusahaan. Lingkungan bisnis yang cepat berubah dan
persaingan global yang semakin ketat membutuhkan pemimpin
yang kreatif, inovatif serta memiliki kemampuan komunikasi
yang baik untuk menjawab tantangan tersebut. Selain itu
diperlukan juga pemimpin yang visioner dan berani mengambil
risiko dari tindakan yang diambil. Berdasarkan tinjauan literatur,
seperti yang diungkapkan oleh Fernald et al. (Fernald et al. 2005)
[21] baik pemimpin dan pengusaha yang sukses adalah: a.
Kepemimpinan strategis (visi dan tujuan jangka panjang); b.
Kemampuan pemecahan masalah; c. Tepat waktu dalam
pengambilan keputusan; d. Kesediaan untuk menerima risiko;
dan e. kemampuan negosiasi yang baik. Pengembangan
kepemimpinan wirausaha baik tingkat makro maupun mikro
mutlak diperlukan dan terus diupayakan pelaksanaannya serta di
evaluasi agar program pengembangan tersebut dapat berjalan
dengan semestinya dan siap menghadapi tantangan global yang
ada di depan mata. Kewirausahaan perusahaan atau biasa disebut
dengan corporate entrepreneurship melibatkan struktur organisasi
dan praktik manajemen sumber daya manusia yang mendorong
kolaborasi, kreativitas, dan komitmen individu untuk
memfasilitasi inovasi dan kewirausahaan dalam perusahaan. Di
sini, perusahaan harus mendesain struktur organisasi untuk bisa
memiliki tingkat toleransi yang tinggi terhadap fleksibilitas dari
kebijakan dan prosedur, khususnya untuk tujuan mendorong
inovasi dan semangat kewirausahaan dalam praktik kerja sehari-
hari di perusahaan. Sumber daya manusia merupakan unsur
paling penting untuk menciptakan corporate entrepreneurship.
Sebab, setiap individu memiliki kekayaan potensi kreatif unik
yang mungkin selaras dengan misi organisasi. Oleh karena itu,
manajemen perusahaan yang ingin menjalankan kewirausahaan
korporasi haruslah memiliki kebijakan tata kelola sumber daya
manusia, yang terfokus pada pemberdayaan keunggulan daya
kreatif dan inovatif karyawan. Dan untuk itu, diperlukan
penetapan prosedur yang jelas, untuk mengatur tempat kerja dan
waktu buat pengembangan kreatifitas karyawan.

6) PERAN MANAJEMEN SDM DI DALAM


INTRAPRENEURSHIP
Jawab :
SDM menjadi peran penting dalam membantu perkembangan
kewirausahaan korporasi. Selain itu, tiap korporasi atau
organisasi memiliki strategi yang berbeda-beda. Oleh karena itu
dibuthkan karakteristik dan perilaku karyawan yang berbeda
pula, seperti pengetahuan, kemampuan dan keterampilan.
Karakteristik karyawan yang berpengaruh dalam kesuksesan
pengembangan kewirausahaan korporasi menurut Schuler (1986)
antara lain :
 Perilaku kreatif dan inovatif;
 Berani mengambil risiko;
 Berorientasi jangka panjang;
 Fokus pada hasil;
 Fleksibel terhadap perubahan;
 Dapat bekerja sama;
 Mandiri;
 Toleransi terhadap ambiguitas;
 Bertanggung jawab.
SDM juga memegang peranan penting terhadap kewirausahaan
korporasi sebagai pendorong atau penghambat kewirausahaan
korporasi sekaligus menjadi bagian penting dari transfer
pengetahuan dalam korporasi (Montoro-Sa’nchez dan Soriano,
2011). Pengetahuan merupakan kebutuhan dasar setiap korporasi
agar dapat bertahan di dunia bisnis. Organisasi atau korporasi
akan selalu berhubungan dengan pengetahuan sepanjang
waktunya. Pengetahuan diperoleh dari proses belajar yang
dimulai dari individu kemudian ditransfer kepada organisasi.
Peran penting SDM lainnya terhadap kewirausahaan korporasi
adalah sebagai seseorang yang mempunyai kuasa dan pengaruh
dalam pengembangan dan pertumbuhan suatu korporasi (Keating
dan Olivares, 2007). Beberapa peneliti menekankan relevansi
antara praktik manajemen SDM sebagai elemen kunci untuk
mengembangkan kewirausahaan korporasi dan dengan demikian
memfasilitasi sikap wirausaha setiap karyawan korporasi,
terutama terhadap inovasi (Montoro-Sa’nchez dan Soriano,
2011). Peran manajemen SDM terhadap kewirausahaan korporasi
dapat dilihat pada tabel berikut

No Pengaruh Sumber
1 Manajemen SDM sangat penting Marina Dabic,
bagi kesuksesan suatu wirausaha, Maria Ortiz-de-
oleh karena itu praktik manajemen Urbina-Criado and
SDM perlu fokus dalam Ana M. Romero
membangun hubungan di antara Martinez (2011)
karyawan seperti melakukan
penyesuaian individu karyawan
dengan situasi pekerjaan
2 Praktik SDM meningkatkan jiwa Gary
wirausaha karyawan yang dapat Gatrogiovanni,
menyebabkan munculnya David Urbano and
kewirausahaan korporasi Joaqui’n Loras
(2011)
3 Praktik SDM merupakan sebuah Sang M. Lee, Marta
instrumen yang sangat diperlukan Peris-Ortiz and
kewirausahaan korporasi Rafael Ferna’ndez-
Guerrero (2011)
4 Faktor-faktor manajemen SDM Fernando Peris
sebagai sesuatu yang menciptakan Bonet, Carlos
inovasi memiliki pengaruh terhadap Rueda Armengot
kesuksesan wirausaha usaha kecil and Miguel Angel
dan menengah Galindo Marti’n
(2011)
5 Sistem kompensasi dan Yu Zhou, Yingying
penghargaan berkaitan dengan Zhang and
kreatifitas karyawan yang dapat A’ngeles Montor-
mengembangkan kewirausahaan Sa’nchez (2011)
korporasi
6 Dari perspektif manajemen SDM, Helena Kno’rr
kemunculan wirausaha Wanita (2011)
sangat penting bagi perekonomian
7 Peran SDM sebagai elemen penting Mari’a del Mar
yang mampu memperlancar transfer Benavides-
inter-organisasional Espinosa and
Salvador Roig-
Dobo’n (2011)
8 SDM harus mengambil perspektif Anthony K.P.
yang lebih strategis untuk Wensley, Juan
menemukan cara meningkatkan Gabriel Cegarra-
hubungan dengan pelanggan serta Navarro, Gabriel
mengembangkan semangat Cepeda-Carrio’n
kewirausahaan and Antonio
Genaro Leal-
Milla’n (2011)

IV. URAIKAN SEJELAS-JELASNYA


1) DALAM ERA INDUSTRI 4.0 JELASKAN BAHWA KNOWLEDGE
ECONOMY (K-ECONOMY) MERUPAKAN KONSEP DASAR
PENGEMBANGAN SEMUA SEKTOR EKONOMI TERUTAMA
CREATIVE ECONOMY.
Jawab :
Knowledge Economy atau sering disebut sebagai K-Economy
merupakan konsep dari ekonomi kreatif, atau perekonomian yang
secara langsung didasarkan atas produksi, distribusi serta
penggunaan knowledge.
Bank Dunia (The World Bank) menyatakan bahwa knowledge-
based economy merupakan model ekonomi yang menstimulasi
kreativitas, kreasi, penyemaian, serta penerapan pengetahuan dan
informasi untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan
kesejahteraan.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memberikan
pengaruh yang besar terhadap perkembangan industri kreatif.
Ketika konsep ilmu pengetahuan dan teknologi masuk dalam
input produksi maka akan ada inovasi barang dalam proses dan
output. Inovasi ini merupakan wujud dari kreatifitas yang berasal
dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sehingga
industri kratif pada saat ini berkembang sebagai basis dasar
dalam pembangunan sector industri dunia.

2) PENGUKURAN INDEKS ATAU KNOWLEDGE ECONOMY INDEX


(KEI) DENGAN 4 INDIKATORNYA!
Jawab :

Bank Dunia menggunakan indeks yang disebut dengan The


Knowledge Economy Index (KEI), dimana terdapat empat pilar
yang menjadi dasar penilaian, yaitu:
 
 Kerangka institusi/organisasi serta insentif ekonomi untuk
menghasilkan efisiensi dalam pemanfaatan pengetahuan
dan pengembangan jiwa kewirausahaan.
 Masyarakat yang terdidik dan terlatih, yang mampu
menciptakan, berbagi dan memanfaatkan pengetahuan
dengan baik.
 Sistem infrastruktur teknologi dan inovasi yang efisien,
baik bagi perusahaan, pusat penelitian, universitas,
konsultan, dan organisasi lain, dalam penciptaan
teknologi baru, sehingga mampu bersaing dalam
lingkungan global.
 Teknologi informasi dan komunikasi yang mampu
memfasilitasi karya kreatif serta pengembangan dan cara
melakukan proses informasi

Sumber : https://www.kejarmimpi.id/knowledge-based-
economy-kunci-pertumbuhan-untuk-kejarmimpi-memajukan-
indonesia-55.html
3) KEI MENURUT LAPORAN TERAKHIR DARI WORLD BANK
Jawab :
Dari data yang dikeluarkan oleh Bank Dunia (2012), berdasarkan
kawasan menunjukkan nahwa kawasan Eropa Barat memiliki
indek K-Economy yang tinggi. Secara indikator memiliki nilai
indikator yang tinggi disbanding kawasan lain seperti Asia
Timur, Asia Selatan, Amerika Tengah, Amerika Latin dan
Afrika. Dilihat dari aspek pembangunan, kawasan Eropa Barat
yang terdiri dari negara – negara seperti Inggris, Belanda,
Perancis, Jerman dan lainnya memang merupakan negara dengan
perkembangan pembangunan yang pesat di dunia. Selain itu
ekonomi kreatif juga berkembang pesat di negara – negara eropa
barat tersebut. Negara – negara di Eropa Barat juga memiliki
perguruan tinggi yang berkualitas dunia sehingga banyak inovasi
– inovasi dari ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang
di negara tersebut. Inovasi inilah yang mendorong kreatifitas
industri sehingga menghasilkan kontribusi yang besar terhadap
pembangunan ekonomi kawasan. Regulasi dan penegakan hukum
juga berjalan sangat baik di kawasan ini, juga diikuti oleh
perkembangannya ICT sehingga agregarif K-Economy berjalan
baik di kawasan ini.
Perkembangan yang baik juga dilihatkan oleh negara – negara di
kawasan Asia Timur. Jepang, Korea, Taiwan, dan China dalam
beberapa dekade terakhir ini tumbuh menjadi Negara maju di
dunia. Perkembangan kawasan ini sangat cepat didorong oleh
berkembangnya ekonomi Jepang. Setelah itu, China muncul
menjadi kekuatan ekonomi dunia saat ini, sehingga percepatan
dalam pengembangan K-Economy di kawasan ini sangat maju
pesat. Diperkirakan dalam beberapa tahun ke depan, akan terjadi
pergeseran pembangunan dunia termasuk K-Economy yang
mengarah kepada kemajuan kawasan Asia Timur.
Untuk kawasan Asia Selatan, indeks masih rendah hanya sedikit
berada diatas kawasan Afrika. Secara umum, negara – negara di
kawasan Asia Selatan masih berada dalam konteks negara
berkembang, dimana dinamika persoalan baik secara ekonomi,
ilmu pengetahuan, hukum dan sosial masih terdapat banyak
persoalan di kawasan ini.

4) POSISI INDONESIA DIANTARA BERBAGAI NEGARA DALAM KEI


TAHUN TERAKHIR MENURUT WORLD BANK

Jawab :
Sebagai ekonomi terbesar di Asia Tenggara, Indonesia – sebuah
negara kepulauan yang beragam dengan lebih dari 300 kelompok
etnis – telah mencapai pertumbuhan ekonomi yang mengesankan
sejak berhasil mengatasi krisis keuangan Asia pada akhir 1990-an.

Saat ini, Indonesia adalah negara dengan populasi terbesar keempat


di dunia, ekonomi terbesar kesepuluh di dunia dalam hal paritas daya
beli. Indonesia juga telah meraih capaian luar biasa dalam
pengurangan kemiskinan dengan menurunkan lebih dari separuh
angka kemiskinan sejak tahun 1999 menjadi di bawah 10 persen
pada tahun 2019 sebelum pandemi COVID-19 melanda. Tahun Ini
Indonesia memegang Presidensi G20, mendorong semua negara
anggotanya untuk bekerja sama dalam mencapai pemulihan yang
lebih kuat dan lebih berkelanjutan dari berbagai dampak pandemi.

Perencanaan pembangunan ekonomi Indonesia mengikuti rencana


pembangunan jangka 20 tahun, dari tahun 2005 hingga 2025.
Rencana tersebut dibagi menjadi rencana jangka menengah 5 tahun
yang disebut RPJMN (Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional), masing-masing dengan prioritas pembangunan yang
berbeda. Rencana pembangunan jangka menengah yang berjalan
saat ini merupakan tahap terakhir dari rencana pembangunan jangka
20 tahun tersebut di atas.  Rencana pembangunan ini bertujuan
untuk memperkuat perekonomian Indonesia dengan meningkatkan
modal manusia dan daya saing di pasar global.

Dengan kondisi perekonomian yang terdampak oleh pandemi, status


Indonesia berubah dari negara berpenghasilan menengah ke atas
menjadi negara berpenghasilan menengah ke bawah mulai Juli
2021. Pandemi juga secara sebagian mengurangi kemajuan terakhir
dalam pengurangan kemiskinan, dari angka terendah yang pernah
dicapai yaitu 9,2 persen pada September 2019 menjadi 9,7 persen
pada September 2021.

Seiring proses pemulihan perekonomian, pada tahun 2022


pertumbuhan PDB Indonesia diperkirakan mencapai 5,1 persen ,
didukung oleh meningkatnya ekspor komoditas serta kebijakan fiskal
yang bersifat akomodatif untuk mengatasi pandemi. Namun
demikian, kondisi global yang semakin menantang dan berbagai
dampak berkepanjangan dari COVID-19 dapat menghambat
pemulihan tersebut.  

Sumber : https://www.worldbank.org/in/country/indonesia/overview

5) PERKEMBANGAN INDUSTRI KREATIF INDONESIA YANG


MELIPUTI 14 KELOMPOK MASING-MASING
Jawab :
Di Indonesia, definisi industri kreatif juga menggunakan definisi
yang dikembangkan oleh UK DCMS Task Force 1998. Dimana
Kementerian Perdagangan Republik Indonesia mengelompokkan
industri kreatif sebagai berikut :
1. Periklanan;
Adalah kegiatan kreatif berkaitan dengan jasa yang meliputi
proses kreasi, produksi dan distribusi dari iklan yang dihasilkan.
Seperti riset pasar, perencanaan komunikasi iklan, iklan luar
ruang, produksi material iklan, promosi, kampanye relasi publik,
dll.
2. Arsitektur;
Merupakan kegiatan kreatif yang berkaitan dengan desain
bangunan secara menyeluruh. Misalnya arsitektur taman,
perencanaan kota, perencanaan biaya konstruksi, konservasi
bangunan warisan, dll.
3. Pasar Seni dan Barang Antik;
Adalah kegiatan kreatif yang berkaitan dengan perdagangan
barang – barang asli, unik dan langka serta memiliki nilai estetika
seni yang tinggi melalui lelang, galeri, toko, pasar swalayan, dll.

4. Kerajinan;
Adalah kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi, produksi
dan distribusi produk yang dibuat oleh tenaga pengrajin dimulai
dari desain awal sampai proses penyelesaian produknya. Barang
kerajinan tersebut meliputi barang yang terbuat dari batu
berharga, serat alam maupun buatan, kulit, rotan, dll.
5. Desain;
Adalah kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi desain grafis,
desain interior, desain produk, desain industri, konsultasi
identitas perusahaan, dll.
6. Fesyen;
Adalah kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi desain
pakaian, desain alas kaki, desain aksesoris mode lainnya,
produksi pakaian mode dan aksesorisnya, konsultasi produk
fesyen, dll.
7. Video, Film dan Fotografi;
Merupakan kegiatan yang terkait dengan kreasi produksi video,
film, dan jasa fotografi, serta distribusi rekaman video dan film.
8. Permainan Interaktif;
Adalah kegiatan yang berkaitan dengan kreasi, produksi dan
distribusi permainan komputer dan video yang bersifat hiburan,
ketangkasan, dan eduksi.
9. Musik;
Adalah kegiatan yang berkaitan dengan kreasi/komposisi,
pertunjukan, reproduksi dan distribusi dari rekaman suara.
10.Seni Pertunjukan;
Berkaitan dengan usaha pengembangan konten produksi
pertunjukan, misalnya pertunjukan balet, tarian tradisional,
drama, dll.

11.Penerbitan dan Percetakan;


Kegiatan kreatif yang terkait dengan penulisan konten dan
penerbitan buku, jurnal, koran, majalah, konten digital, dll.
12.Layanan Komputer dan Piranti Lunak;
Adalah kegiatan yang terkait dengan pengembangan teknologi
informasi termasuk jasa layanan komputer, pengolahan data,
pengembangan database, dll.
13.Televisi dan Radio
Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan usaha kreasi produksi dan
pengemasan acara televisi dan radio, dll.
14.Riset dan Pengembangan
Kegiatan kreatif terkait dengan usaha inovatif yang menawarkan
penemuan ilmu dan teknologi serta penerapan ilmu pengetahuan
tersebut untuk perbaikan produk dan kreasi produk baru dan
teknologi baru yang dapat memenuhi kebutuhan pasar.

Sumber :
a. Buku Industri Kreatif, Wiko Saputra.
b. https://www.kejarmimpi.id/knowledge-based-economy-kunci-pertumbuhan-
untuk-kejarmimpi-memajukan-indonesia-55.html
c. https://knoema.com/atlas/topics/World-Rankings/World-Rankings/Knowledge-
economy-index

V. URAIKAN SEJELAS JELASNYA!


1) GELOMBANG EKONOMI BARU MENURUT HOWKINS
Jawab :
Pada 2001, Howkins menemukan kehadiran gelombang ekonomi
baru, yaitu ekonomi kreatif, setelah beliau menyadarinya bahwa
sejak 1996 sejak pertama kali karya hak cipta Amerika Serikat
memiliki nilai penjualan ekspor sebesar 60,18 miliar dolar (Sekitar
600 triliun rupiah) yang jauh melampaui ekspor sector lainnya,
seperti otomotif, pertanian, dan pesawat terbang (Simatupang, 2008:
15). Menurut Howkins (2001: vii) pada 1997, Amerika Serikat
menghasilkan 414 miliar dolar dari produk buku, film, musik, TV,
dan hak cipta lainnya. Hak cipta merupakan produk nomor satu
dalam ekspor Amerika. Pada 1998 industri teater (theatre)
memberikan kontribusi tiga kali lipat lebih yang berasal dari hak
kekayaan intelektual. Pada 1999, Hak Paten dan Merek Dagang
Amerika Serikat memecahkan rekor sebanyak 169.000 hak paten.
Pada tahun yang sama – 1999, Swiss mengembangkan
telekomunikasi dan merupakan bidang yang paling pesat di dunia, di
antaranya lebih dari 190.000 orang yang menggunakan media
komunikasi dan internet. Bila dibandingkan dengan paten yang
ditemukan di Indonesia pada tahun yang sama – 1994 maka paten
Indonesia sanat jauh ketinggalan.

Dengan perkembangan dan semakin besarnya pangsa pasar produk


ekonomi kreatif, Howkins (2001: viii) dalam bukunya The Creative
Economy: How People Make Money From Ideas berargumen
bahwa, “Ekonomi Baru (new economics) sudah muncul sekitar
industry kreatif yang dikendalikan oleh hukum kekayaan intelektual,
paten, hak cipta, merek, desain, dan royalty.

Menurut Howkins (2001: vii), “Kreativitas bukan sesuatu yang baru


dan juga bukan hanya bidang ekonomi, tetapi apa yang baru adalah
sifat-sifat dan perluasan hubungan di antara itu, serta bagaimana
mengombinasikan untuk menciptakan nilai dan kekayaan baru yang
luar biasa.

Sumber : Ekonomi Kreatif, Suryana

2) JELASKAN PERAN DAN FUNGSI EKONOMI KREATIF


DALAM MENCIPTAKAN KEKAYAAN

Jawab :
Ekonomi kreatif memang telah menjadi kekuatan baru abad ini dan
merupakan mesin pendorong pertumbuhan ekonomi suatu negara
karena dapat menciptakan lapangan kerja, meningkatkan
pendapatan, mendorong ekspor, menghasilkan devisa, dan dapat
menggali potensi-potensi local. Ekonomi kreatif di beberapa negara
telah mewarnai kehidupan dan cara berpikir masyarakat. Cara
berpikir dan persoalan-persoalan ekonomi tentang barang apa saja
yang akan dihasilkan, bagaimana dihasilkan, berapa banyak dan
untuk siapa barang itu diproduksi sangat bergantung pada kreativitas
kelas kreatif. Berbeda dengan ekonomi konvensional di mana
persoalan ekonomi, seperti apa, bagaimana, dan untuk siapa (what,
how, dan for whom) dipecahkan oleh system ekonomi, seperti
mekanisme pasar, pemerintah, dan campuran. Sedangkan dalam
ekonomi kreatif, persoalan tersebut ditentukan oleh kelas kreatif,
yaitu ilmuwan, pebisnis, dan pemerintah. Ilmuwan berperan sebagai
pemikir yang berpikir kreatif (creator), yang menghasilkan
kekayaan intelektual, pebisnis berperan sebagai inovator yang
menghasilkan nilai tambah, dan pemerintah sebagai katalisator yang
berperan dalam mendorong dan menciptakan iklim usaha kreatif
untuk menciptakan kesejahteraan.

Sumber : Ekonomi Kreatif, Suryana

3) MENGAPA EKONOMI KREATIF DIPANDANG LEBIH EFISIEN


DAN PRODUKTIF
Jawab :
Di berbagai negara, ekonomi kreatif berperan besar dalam
menciptakan kemajuan dan kesejahteraan. Ekonomi kreatif dapat
menciptakan kesempatan kerja, meningkatkan pendapatan,
mengurangi kemiskinan dan pengangguran, bahkan sebagai
pendorong perkembangan dan pertumbuhan ekonomi yang
berkelanjutan (sustainable economic of growth). Seperti
dikemukakan Howkins (2001), bahwa kesejahteraan masyarakat di
negara-negara maju, seperti Amerika Serikat, Jepang, Korea Selatan,
Cina dan negara-negara di Eropa, pada umumnya meningkat dua
sampai tiga kali lipat berasal dari perkembangan ekonomi kreatif.
Melalui pengembangan ekonomi kreatif. Negara-negara tersebut
telah memperoleh dan menikmati kekayaan baru yang berlipat
ganda. Berbagai penemuan produk baru, seperti Microsoft operating
system, mesin pencari Google dan Yahoo, aplikasi perangkat lunak
(software) pada produk BackBerry, serta berbagai produk dari Apple
(Mac, iPad, iPhone, dan iPod) telah memberikan sumbangan besar
dalam ekonomi Amerika, bahkan melebihi hasil ekspor pesawat
terbang dan otomotif. Produk-produk tersebut telah menghasilkan
pendapatan yang mengalir tanpa batas dan tanpa henti, setiap waktu,
setiap saat, setiap menit, dan setiap detik.

Sumber : Ekonomi Kreatif, Suryana


4) STRATEGI PERCIPTAAN NILAI (VALUE CREATION
STRATEGY), TERMASUK TAHAPAN-TAHAPANNYA
Jawab :
Kegiatan ekonomi kreatif terletak pada proses penggalian dan
pengembangan, serta perubahan karakter untuk menghasilkan
sesuatu yang baru dan berbeda yang mempunyai nilai tambah. Ada
beberapa proses kreatif yang dapat dilakukan untuk menciptakan
sesuatu yang baru dan berbeda, diantaranya proses perubahan,
adaptasi, pengembangan, pembaruan, perbaikan, dan penemuan.
Semua proses ini dilakukan untuk mentransformasi persediaan
seperti ide atau gagasan, inspirasi, dan khayalan menjadi nilai
tambah serta kekayaan intelektual. Seperti dikemukakan oleh UNDP
dan UNCTAD (2008: 10) yang mendefinisikan kreativitas sebagai
proses mentransformasikan ide-ide ke dalam bentuk nilai tambah.

Ide-ide atau gagasan-gagasan, inspirasi, dan khayalan-khayalan


ditransformasikan, diadaptasi, dikembangkan, dan direkayasa
sehingga menghasilkan perubahan dan pembaruan untuk menjadikan
sesuatu yang baru dan berbeda. Melalui proses transformasi seperti
di bawah ini, ide, inspirasi, khayalan, dan gagasan menjadi nilai
tambah.
Persediaan Transformasi Nilai Tambah
Ide Pemilihan Kebaruan
Inspirasi Adaptasi Kegunaan
Khayalan Perubahan Kemudahan
Gagasan Pengembangan
Difusi
Pembaruan
Penciptaan

Berpikir kreatif yang menghasilkan ide-ide, khayalan-


khayalan, inspirasi-inspirasi dan gagasan merupakan titik
awal pemberangkatan (point of departure) menuju titik
kedatangan (point of arrival), yaitu nilai tambah. Untuk
sampai pada terciptanya nilai tambah perlu
diimplemetasikan dalam bentuk inovasi atau transformasi,
seperti pemilihan, adaptasi perubahan, pengembangan, dan
difusi untuk menciptakan nilai tambah dalam bentuk
kebaruan (novelty), kegunaan (usefull), dan kemudahan.
Nilai tambah inilah yang disebut sebagai titik kedatangan
(point of arrival) Perlu diingat bahwa nilai tambah selalu
ditandai dengan kebaruan. Kebaruan selalu muncul bila ada
kreativitas dan keinovasian.

Sumber : Ekonomi Kreatif, Suryana

5) KLASIFIKASI INDUSTRI KREATIF DAN BERIKAN CONTOH-


CONTOHNYA
Jawab :
Klasifikasi industri kreatif sesuai dengan Klasifikasi Baku Lapangan
Usaha Industri (KBLI) sector yang termasuk industry kreatif
meliputi:
1. Periklanan
Kegiatan yang berhubungan dengan jasa periklanan bertujuan
mengajak orang untuk melihat, membaca ataupun mendengarkan
lalu melakukan sesuatu. Promosi yang dilakukan mencakup nama
produk atau layanan serta bagaimana produk dan layanan tersebut
dapat memberikan manfaat bagi calon pembeli (komunikasi satu
arah dengan menggunakan medium tertentu). Meliputi proses kreasi,
produksi dan distribusi dari iklan yang dihasilkan, misalnya :
promosi yang dilakukan bisa dilakukan secara on line seperti iklan
yang di publikasikan di media sosial baik facebook, instagram,
twitter, kampanye relasi publik. Iklan yang dilakukan secara off line
dapat dilakukan di media cetak seperti surat kabar, majalah, dapat
dilakukan juga dengan pemasangan berbagai poster, gambar,
penyebaran selebaran, pamphlet, brosur dan lainnya.

2. Arsitektur
Kegiatan kreatif yang berhubungan dengan jasa desain bangunan,
perencanaan biaya kontruksi, konservasi bangunan warisan,
pengawasan kontruksi baik secara menyeluruh dari level makro yaitu
kontruksi bangunan secara menyeluruh (town planning, urban
design, landscape architecture) sampai dengen level mikro yaitu
melakukan kontruksi atau renovasi bangunan namun dalam skala
kecil (detail kontruksi, misalnya : arsitektur taman, desain interior).

3. Pasar Barang Seni


Kegiatan kreatif yang berhubungan dengan perdagangan barang-
barang asli, unik dan langka serta memiliki nilai estetika seni yang
tinggi melalui lelang, galeri, took, pasar swalayan dan internet.
Misalnya : alat music, percetakan, kerajinan, film, seni rupa dan
lukisan.

4. Kerajinan
Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi, produksi dan
distribusi produk yang dibuat atau dihasilkan oleh tenaga pengrajin
yang berawal dari desain awal sampai dengan proses penyelesaian
produknya, misalnya meliputi barang kerajinan yang terbuat dari
batu berharga, kayu, serat alam mapupun buatan, bambu, rotan,
logam (emas, perak, tembaga, perunggu), kain, marer, tanah liat dan
lainnya. Produk kerajinan pada umumnya hanya diproduksi dalam
jumlah yang relatif kecil (bukan produksi massal).

5. Desain
Kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi desain grafis, desain
Kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi desain grafis, desain
visual, desain interior, desain produk, desain industri, konsultasi
identitas perusahaan dan jasa riset pemasaran serta produksi kemasan
dan jasa pengepakan.

6. Fashion
Kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi desain pakaian, desain
alas kaki, dan desain aksesoris mode lainnya, produksi pakaian mode
dan aksesorisnya, konsultansi lini produk fesyen, serta distribusi
produk fesyen.
7. Video, Film dan Fotografi
Menurut Wikipedia (2010), video adalah teknologi pengiriman sinyal
elektronik dari suatu gambar bergerak (film). Sementara itu fotografi
berarti proses atau metode untuk menghasilkan gambar atau foto dari
suatu obyek dengan merekam pantulan cahaya yang mengenai obyek
tersebut pada media yang peka cahaya menggunakan alat berupa
kamera. Subsektor industri video, film dan fotografi adalah kegiatan
kreatif yang terkait dengan kreasi produksi video, film, dan jasa
fotografi, serta distribusi rekaman video, film. Termasuk didalamnya
penulisan skrip, dubbing film, sinematografi dan sinetron.

8. Permainan Interaktif
Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi, produksi, dan
distribusi permainan komputer dan video yang bersifat hiburan,
ketangkasan, dan edukasi. Subsektor permainan interaktif bukan
didominasi sebagai hiburan semata-mata tetapi juga sebagai alat
bantu pembelajaran atau edukasi.

9. Musik
Sub-sektor musik adalah kegiatan kreatif yang berkaitan dengan
kreasi/komposisi, pertunjukan musik, reproduksi, distribusi, dan ritel
rekaman suara, hak cipta rekaman, promosi musik, penulis lirik,
pencipta lagu atau musik, pertunjukan musik, penyanyi, dan
komposisi musik.

10. Seni Pertunjukan


Subsektor seni pertunjukkan adalah kegiatan kreatif yang berkaitan
dengan usaha yang berkaitan dengan pengembangan konten,
produksi pertunjukan, pertunjukan balet, tarian tradisional, tarian
kontemporer, drama, musik tradisional, musikteater, opera, termasuk
tur musik etnik, desain dan pembuatan busana pertunjukan, tata
panggung, dan tata pencahayaan.

SELAMAT BELAJAR & JAGA KESEHATAN


TERIMA KASIH, HATUR NUHUN, MATUR
NUWUN, MAULIATE.

DOSEN: PROF. DR. H. BOMER PASARIBU SH, SE, MS

Anda mungkin juga menyukai