Anda di halaman 1dari 15

EKONOMI KREATIF DI ERA REVOUSI INDUSTRI 4.

Mata Kuliah:
Ekonomi Kota
Dosen Pengampu:
Ajeng Nugrahaning Dewanti, S.T., M.T., M.Sc
Elin Diyah, S.T., M.Sc
Mega Ulimaz, S.T., M.T
Mohtana Kharisma Kadri, S.T., M.Eng

Anggota Kelompok:
Mega Srihandayani 08171039
Murfid Mursyidan 08171053
Yuni Selvia 08171083

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


JURUSAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI KALIMANTAN
BALIKPAPAN
2019

i
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ...........................................................................................................................ii


BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang........................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................. 1
1.3 Tujuan..................................................................................................................... 2
1.4 Sistematika Penulisan ............................................................................................. 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................................ 3
2.1 Ekonomi Kreatif ...................................................................................................... 3
2.2 Klasifikasi Industri Kreatif ........................................................................................ 3
2.3 Peran Ekonomi Kreatif ............................................................................................ 5
2.4 Sejarah Revolusi Industri 4.0 .................................................................................. 6
2.5 Era Disrupsi ............................................................................................................ 7
2.6 Peluang Revolusi Industri 4.0 ................................................................................. 8
2.7 Ancaman Revolusi Industri 4.0................................................................................ 9
2.8 Review Materi ......................................................................................................... 9
2.8.1 Indikator Ekonomi Kreatif di Revolusi Industri 4.0 ............................................ 9
2.8.2 Dampak Ekonomi Kreatif ............................................................................... 10
2.8.3 Studi Kasus ................................................................................................... 11
BAB III PENUTUP ............................................................................................................... 12
3.1 Kesimpulan ........................................................................................................... 12
3.2 Lesson Learned .................................................................................................... 12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Revolusi industri merupakan perubahan cara hidup dan proses kerja manusia secara
fundamental, dimana dengan kemajuan teknologi informasi dapat membantu manusia dalam
beraktivitas dengan menggunakan digital. Perkembangan teknologi secara pesat melahirkan
teknologi informasi dan proses produksi yang dapat dikendalikan secara otomatis. Dengan
lahirnya teknologi digital saat ini pada revolusi industri 4.0 berdampak pada kehidupan
manusia di seluruh dunia. Perkembangan revolusi industri 4.0 yang semakin pesat dalam
teknologi internet menjadikan revolusi industri 4.0 sebagai basis bagi proses transaksi
perdagangan dan transportasi secara online.
Dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat berdampak pada munculnya
bisnis online salah satunyanya bisnis transportasi online seperti Go-Jek dan Grab, dimana
menunjukkan hubungan aktivitas manusia terhadap teknologi informasi. Perkembangan
teknologi informasi mengakibatkan peningkatan terhadap pertumbuhan ekonomi.
Transportasi di era revolusi industri 4.0 berdampak pada transportasi konvensional yang
digunakan oleh masyarakat untuk kepentingan mobilitas manusia menjadi model
transportasi yang memanfaatkan sistem aplikasi berbasis internet. Transportasi berbasis
online berdampak pada kemudahan masyarakat dalam mendapatkan pelayanan
transportasi bahkan dengan harga yang terjangkau.
Perkembangan teknologi informasi dalam model transportasi tidak sebatas sebagai
transportasi online, namun berkembang menjadi suatu bisnis layanan (online delivery order).
Pertumbuhan teknologi berbasis online telah membawa perubahan besar terhadap
perubahan ekonomi. Pada era revolusi industri 4.0 akan meciptakan produk serta konsumen
yang beragam dan berdampak pada pelayanan yang beragam terhadap masyarakat.
Revolusi industri 4.0 merupakan salah satu cara untuk menguatkan perekonomian
suatu daerah. Dalam menghadapi revolusi industri 4.0 diperlukan pemahaman arah dan
perkembangan ekonomi kreatif dengan baik oleh pemanfaatan teknologi sehingga dapat
dirancang industri yang dapat melayani masyarakatnya. Konsep ekonomi kreatif masih
sangat luas, sehingga diperlukan arah dan perkembangan terhadap kriteria serta potensinya
agar dapat menjadi sarana penguat ekonomi daerah.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah yang menjadi dasar dalam penyusunan makalah ini adalah
sebagai berikut:

1
1. Bagaimana arah dan perkembangan ekonomi kreatif di era revolusi industri 4.0 pada
ekonomi kota?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan yang menjadi dasar dalam penyusunan makalah ini ialah mengetahui
arah dan perkembangan ekonomi kreatif di era revolusi industri 4.0 pada ekonomi kota.

1.4 Sistematika Penulisan


Adapun sistematika penulisan dalam penyusunan makalah ini yaittu diantaranya
sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Pada BAB I merupakan pendahuluan yang berisikan tentang latar belakang
penyusunan makalah, selanjutnya dipaparkan pula mengenai tujuan, rumusan
masalah, serta sistematika penulisan dalam penyusunan makalah ini.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Pada BAB II merupakan tinjauan pustaka yang berisikan tentang tinjauan teori yang
memuat mengenai ekonomi kreatif, klasifikasi ekonomi kreatif, peran ekonomi kreatif,
sejarah revolusi industri 4.0, peluang revolusi industri 4.0 dan ancaman revolusi
industri 4.0.
BAB III PENUTUP
Pada BAB III merupakan penutup yang berisikan tentang kesimpulan yang memuat
mengenai temuan studi dan lesson learned dari hasil pengetahuan dan pemahaman
yang diperoleh.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ekonomi Kreatif


Menurut Kelompok Kerja Desain Power Kementerian Perdagangan RI dalam
Pengembangan Ekonomi Kreatif Indonesia 2010 – 2014 (Kementerian Perdagangan RI,
2009: 4), Ekonomi Kreatif merupakan era ekonomi yang baru yang mengutamakan informasi
dan kreativitas dengan mengandalkan ide dan pengetahuan dari sumber daya manusia
sebagai faktor produksi utama dalam kegiatan ekonomi. Republik Indonesia menyadari
bahwa ekonomi kreatif, yang berfokus pada penciptaan barang dan jasa dengan
mengandalkan keahlian, bakat, dan kreativitas sebagai kekayaan intelektual, adalah
harapan bagi ekonomi Indonesia untuk bangkit, bersaing dan meraih keunggulan dalam
ekonomi global. Pengembangan Ekonomi Kreatif Indonesia merupakan wujud optimisme
serta luapan aspirasi untuk mendukung mewujudkan visi Indonesia yaitu menjadi Negara
yang maju. Dalam ekonomi kreatif itu sendiri terdapat bagian yang tidak terpisahkan dari
ekonomi kreatif, yaitu industri kreatif (Depdag RI, 2008).
Ekonomi kreatif yang mencakup industri kreatif, di berbagai Negara saat ini diyakini
dapat memberikan kontribusi bagi perekonomian bangsanya secara signifikan. Indonesia
pun mulai melihat bahwa berbagai subsektor dalam industri kreatif berpotensi untuk
dikembangkan, karena bangsa Indonesia mempunyai sumber daya insani kreatif dan
warisan budaya yang kaya.

2.2 Klasifikasi Industri Kreatif


Berdasarkan Departemen Perdagangan Republik Indonesia (2008), terdapat
klasifikasi industry kreatif yang dibagi 14 subsektor industry yang berbasis kreativitas
meliputi :
1. Periklanan: kegiatan kreatif yang berkaitan jasa periklanan (komunikasi satu arah
dengan menggunakan medium tertentu), yang meliputi proses kreasi, produksi dan
distribusi dari iklan yang dihasilkan, misalnya: riset pasar, promosi kampanye,
tampilan iklan di media cetak (surat kabar, majalah) dan elekronik (televisi dan
radio), pemasangan berbagai poster dan gambar.
2. Arsitektur: kegiatan kreatif yang berkaitan dengan jasa desain bangunan,
perencanaan biaya konstruksi, konservasi bangunan warisan, pengawasan
konstruksi baik secara menyeluruh dari level makro (Town planning, urban design,
landscape architecture) sampai dengan level mikro (detail konstruksi, misalnya:
arsitektur taman, desain interior).

3
3. Pasar Barang Seni: kegiatan kreatif yang berkaitan dengan perdagangan barang-
barang asli, unik dan langka serta memiliki nilai estetika seni yang tinggi melalui
lelang, galeri, toko, pasar swalayan, dan internet.
4. Kerajinan: kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi, produksi dan distribusi
produk yang dibuat dihasilkan oleh tenaga pengrajin yang berawal dari desain awal
sampai dengan proses penyelesaian produknya, antara lain meliputi barang
kerajinan yang terbuat dari batu berharga, kulit, rotan, bambu, kayu, kaca, porselin,
kain, marmer, tanah liat, dan sebagainya. Produk kerajinan pada umumnya hanya
produksi dalam jumlah yang relatif kecil
5. Desain: kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi desain grafis, desain interior,
desain produk, desain industri, konsultasi identitas perusahaan dan jasa riset
pemasaran serta produksi kemasan dan jasa pengepakan.
6. Fashion: kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi desain pakaian, desain alas
kaki, dan desain aksesoris mode lainnya, produksi pakaian mode dan aksesorisnya,
konsultansi lini produk fesyen, serta distribusi produk fesyen.
7. Video, Film dan Fotografi: kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi produksi video,
film, dan jasa fotografi, serta distribusi rekaman video dan film. Termasuk di
dalamnya penulisan skrip, dubbing film, sinematografi, sinetron, dan eksibisi film.
8. Permainan Interaktif: kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi, produksi, dan
distribusi permainan komputer dan video yang bersifat hiburan, ketangkasan, dan
edukasi. Subsektor permainan interaktif bukan didominasi sebagai hiburan semata-
mata tetapi juga sebagai alat bantu pembelajaran atau edukasi.
9. Musik: kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi/komposisi, pertunjukan,
reproduksi, dan distribusi dari rekaman suara.
10. Seni Pertunjukan: kegiatan kreatif yang berkaitan dengan usaha pengembangan
konten, produksi pertunjukan (misal: pertunjukan balet, tarian tradisional, tarian
kontemporer, drama, musik tradisional, musik teater, opera, musik etnik), desain dan
pembuatan busana pertunjukan, tata panggung, dan tata pencahayaan.
11. Penerbitan dan Percetakan: kegiatan kreatif yang terkait dengan penulisan konten
dan penerbitan buku, jurnal, koran, majalah, tabloid, dan konten digital serta kegiatan
kantor berita dan pencari berita. Subsektor ini juga mencakup penerbitan perangko,
materai, uang kertas, blanko, cek, giro, surat andil, obligasi surat saham, surat
berharga lainnya, passport, tiket pesawat terbang, dan terbitan khusus lainnya. Juga
mencakup penerbitan foto-foto, formulir, poster, percetakan lukisan, dan barang
cetakan lainnya, termasuk rekaman mikro film.

4
12. Layanan Komputer dan Piranti Lunak: kegiatan kreatif yang terkait dengan
pengembangan teknologi informasi termasuk jasa layanan komputer, pengolahan
data, pengembangan database, pengembangan piranti lunak, integrasi sistem,
desain dan analisis sistem, desain arsitektur piranti lunak, desain prasarana piranti
lunak dan piranti keras, serta desain portal termasuk perawatannya.
13. Televisi dan Radio: kegiatan kreatif yang berkaitan dengan usaha kreasi, produksi
dan pengemasan acara televisi (seperti: games, kuis, reality show, infotainment, dan
lainnya), penyiaran, dan transmisi konten acara televisi dan radio, termasuk kegiatan
station relay (pemancar kembali) siaran radio dan televisi.
14. Riset dan Pengembangan: kegiatan kreatif yang terkait dengan usaha inovatif yang
menawarkan penemuan ilmu dan teknologi serta penerapan ilmu dan pengetahuan
tersebut untuk perbaikan produk dan kreasi produk baru, proses baru, material baru,
alat baru, metode baru, dan teknologi baru yang dapat memenuhi kebutuhan pasar,
termasuk yang berkaitan dengan humaniora seperti penelitian dan pengembangan
bahasa, sastra dan seni; serta jasa konsultasi bisnis dan manajemen.

2.3 Peran Ekonomi Kreatif


Ekonomi kreatif berperan dalam perekonomian suatu bangsa terutama dalam
mengahasilkan pendapatan (income generation), menciptakan lapangan kerja (job creation)
dan meningkatkan penerimaan hasil ekspor (export earning), meningkatkan teknologi
(technology development), menambah kekayaan intelektual (intelectual property), dan peran
sosial lainnya. Oleh sebab itu, ekonomi kreatif dapat dipandang sebagai penggerak
pertumbuhan dan pembangunan ekonomi suatu bangsa (Suryana, 2013: 36).
Menurut UNCTAD dan UNDP, secara potensial ekonomi kreatif berperan dalam
menggerakkan pertumbuhan ekonomi yang disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut:
a. Ekonomi kreatif dapat mendorong penciptaan pendapatan, penciptaan lapangan
kerja, dan penerimaan ekspor. Selain itu, ekonomi kreatif juga dapat
mempromosikan aspek-aspek sosial (social inclusion), ragam budaya, dan
pengembangan sumber daya manusia.
b. Ekonomi kreatif memupuk ekonomi, budaya, dan aspek-aspek sosial yang saling
berhubungan dengan teknologi, kekayaan intelektual, dan tujuantujuan wisata.
c. Merupakan seperangkat ilmu pengetahuan yang berbasis aktivitas ekonomi
dengan suatu dimensi perkembangan dan keterkaitan antara tingkat makro dan
mikro untuk ekonomi secara keseluruhan.
d. Ini adalah salah satu pilihan pengembangan yang layak untuk menggugah
inovasi yang multidisiplin, respons kebijakan dan tindakan antarkementrian.

5
e. Di dalam jantung ekonomi kreatif terdapat industri-industri kreatif (at the heart of
the creative economy are the creative industries).

2.4 Sejarah Revolusi Industri 4.0


Prof Klaus Schwab, Ekonom terkenal dunia asal Jerman, Pendiri dan Ketua
Eksekutif World Economic Forum (WEF) yang mengenalkan konsep Revolusi Industri 4.0.
Dalam bukunya yang berjudul “The Fourth Industrial Revolution”, Prof Schawab (2017)
menjelaskan revolusi industri 4.0 telah mengubah hidup dan kerja manusia secara
fundamental. Berbeda dengan revolusi industri sebelumnya, revolusi industri generasi ke-4
ini memiliki skala, ruang lingkup dan kompleksitas yang lebih luas. Kemajuan teknologi baru
yang mengintegrasikan dunia fisik, digital dan biologis telah mempengaruhi semua disiplin
ilmu, ekonomi, industri dan pemerintah. Bidang-bidang yang mengalami terobosoan berkat
kemajuan teknologi baru diantaranya (1) robot kecerdasan buatan (artificial intelligence
robotic), (2) teknologi nano, (3) bioteknologi, dan (4) teknologi komputer kuantum, (5)
blockchain (seperti bitcoin), (6) teknologi berbasis internet, dan (7) printer 3D.
Revolusi industri 4.0 merupakan fase keempat dari perjalanan sejarah revolusi industri
yang dimulai pada abad ke -18. Menurut Prof Schwab, dunia mengalami empat revolusi
industri. Revolusi industri 1.0 ditandai dengan penemuan mesin uap untuk mendukung
mesin produksi, kereta api dan kapal layar. Berbagai peralatan kerja yang semula
bergantung pada tenaga manusia dan hewan kemudian digantikan dengan tenaga mesin
uap. Dampaknya, produksi dapat dilipatgandakan dan didistribusikan ke berbagai wilayah
secara lebih masif. Namun demikian, revolusi industri ini juga menimbulkan dampak negatif
dalam bentuk pengangguran masal.
Ditemukannya enerji listrik dan konsep pembagian tenaga kerja untuk menghasilkan
produksi dalam jumlah besar pada awal abad 19 telah menandai lahirnya revolusi industri
2.0. Enerji listrik mendorong para imuwan untuk menemukan berbagai teknologi lainnya
seperti lampu, mesin telegraf, dan teknologi ban berjalan. Puncaknya, diperoleh efesiensi
produksi hingga 300 persen.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat pada awal abad 20
telah melahirkan teknologi informasi dan proses produksi yang dikendalikan secara
otomatis. Mesin industri tidak lagi dikendalikan oleh tenaga manusia tetapi menggunakan
Programmable Logic Controller (PLC) atau sistem otomatisasi berbasis komputer.
Dampaknya, biaya produksi menjadi semakin murah. Teknologi informasi juga semakin
maju diantaranya teknologi kamera yang terintegrasi dengan mobile phone dan semakin
berkembangnya industri kreatif di dunia musik dengan ditemukannya musik digital.
Revolusi industri mengalami puncaknya saat ini dengan lahirnya teknologi digital yang
berdampak masif terhadap hidup manusia di seluruh dunia. Revolusi industri terkini atau

6
generasi keempat mendorong sistem otomatisasi di dalam semua proses aktivitas.
Teknologi internet yang semakin masif tidak hanya menghubungkan jutaan manusia di
seluruh dunia tetapi juga telah menjadi basis bagi transaksi perdagangan dan transportasi
secara online. Munculnya bisnis transportasi online seperti Gojek, Uber dan Grab
menunjukkan integrasi aktivitas manusia dengan teknologi informasi dan ekonomi menjadi
semakin meningkat. Berkembangnya teknologi autonomous vehicle (mobil tanpa supir),
drone, aplikasi media sosial, bioteknologi dan nanoteknologi semakin menegaskan bahwa
dunia dan kehidupan manusia telah berubah secara fundamental.

Gambar 2. 1Sejarah Revolusi Industri 4.0


Sumber : www.kompasiana.com

2.5 Era Disrupsi


Seperti yang disampaikan oleh Presiden Joko Widodo, revolusi industri 4.0 telah
mendorong inovasi-inovasi teknologi yang memberikan dampak disrupsi atau perubahan
fundamental terhadap kehidupan masyarakat. Perubahan-perubahan tak terduga menjadi
fenomena yang akan sering muncul pada era revolusi indutsri 4.0.
Kita menyaksikan pertarungan antara taksi konvensional versus taksi online atau
ojek pangkalan vs ojek online. Publik tidak pernah menduga sebelumnya bahwa ojek/taksi
yang populer dimanfaatkan masyarakat untuk kepentingan mobilitas manusia berhasil
ditingkatkan kemanfaatannya dengan sistem aplikasi berbasis internet. Dampaknya, publik
menjadi lebih mudah untuk mendapatkan layanan transportasi dan bahkan dengan harga
yang sangat terjangkau.
Yang lebih tidak terduga, layanan ojek online tidak sebatas sebagai alat transportasi
alternatif tetapi juga merambah hingga bisnis layanan antar (online delivery order). Dengan
kata lain, teknologi online telah membawa perubahan yang besar terhadap peradaban
manusia dan ekonomi.

7
Menurut Prof Rhenald Kasali (2017), disrupsi tidak hanya bermakna fenomena
perubahan hari ini (today change) tetapi juga mencerminkan makna fenomena perubahan
hari esok (the future change). Prof Clayton M. Christensen, ahli administrasi bisnis dari
Harvard Business School, menjelaskan bahwa era disrupsi telah mengganggu atau merusak
pasar-pasar yang telah ada sebelumnya tetapi juga mendorong pengembangan produk atau
layanan yang tidak terduga pasar sebelunya, menciptakan konsumen yang beragam dan
berdampak terhadap harga yang semakin murah (sumber:
https://id.wikipedia.org/wiki/Inovasi_disruptif). Dengan demikian, era disrupsi akan terus
melahirkan perubahan-perubahan yang signifikan untuk merespon tuntutan dan kebutuhan
konsumen di masa yang akan datang.
Perubahan di era disrupsi menurut Prof Kasali (2017) pada hakikatnya tidak hanya
berada pada perubahan cara atau strategi tetapi juga pada pada aspek fundamental bisnis.
Domain era disrupsi merambah dari mulai struktur biaya, budaya hingga pada ideologi
industri. Implikasinya, pengelolaan bisnis tidak lagi berpusat pada kepemilikan individual,
tetapi menjadi pembagian peran atau kolaborasi atau gotong royong. Di dalam dunia
perguruan tinggi, fenomena disrupsi ini dapat kita lihat dari berkembangnya riset-riset
kolaborasi antar peneliti dari berbagai disiplin ilmu dan perguruan tinggi. Riset tidak lagi
berorientasi pada penyelesaian masalah (problem solving) tetapi didorong untuk
menemukan potensi masalah maupun potensi nilai ekonomi yang dapat membantu
masyarakat untuk mengantisipasi berbagai masalah sosial ekonomi dan politik di masa
depan.

2.6 Peluang Revolusi Industri 4.0


Revolusi industri 4.0 membuka peluang yang luas bagi siapapun untuk maju.
Teknologi informasi yang semakin mudah terakses hingga ke seluruh pelosok menyebabkan
semua orang dapat terhubung didalam sebuah jejaring sosial. Banjir informasi seperti yang
diprediksikan Futurolog Alvin Tofler (1970) menjadi realitas yang ditemukan di era revolusi
industri saat ini. Informasi yang sangat melimpah ini menyediakan manfaat yang besar untuk
pengembangan ilmu pengetahuan maupun perekonomian.
Di era industri saat ini akan banyak peluangpeluang yang bisa dikembangkan. Ini semua
bergantung pada kreativitas untuk mencari dan menemukan peluang yang bertebaran di
bidang industri masing-masing. Revolusi industri 4.0 akan banyak mengubah industri dan
karakter pekerjaan. Menghadirkan lini-lini usaha baru, lapangan kerja baru, profesi baru
yang tidak terpikirkan sebelumnya. Tuntutan kemampuan yang dibutuhkan di era industri 4.0
berubah mengikuti perkembangan teknologi .Untuk bisa bersaing di era industri 4.0, kita
harus mampu membaca dan responsif terhadap perubahan dan membekali diri dengan
keterampilan terkini.

8
2.7 Ancaman Revolusi Industri 4.0
Di sisi lain pada saat yang sama kehadiran revolusi industri 4.0 akan mengancam lini
usaha yang ada, karena profesi dan lapangan kerja digantikan oleh sistem otomasi dan
robot. Penggunaan tenaga robot berdampak pada biaya yang lebih murah, efektif dan
efisien. Pada era industri 4.0, manusia akan hidup di dalam ketidakpastian, oleh karena itu
kita harus memiliki kemampuan untuk memprediksi masa depan. Kita harus memiliki
kemampuan untuk merespon perubahan dengan arif dan bijaksana. Kehadiran industri 4.0
akan mengancam keberadaan perusahaan-perusahaan yang telah mapan. Disruptif
teknologi hadir begitu cepat dan sudah banyak kisah perusahaan besar yang tumbang
dengan meninggalkan kesedihan yang mendalam. Kecepatan pelaku bisnis dalam
merespon suatu perubahan sangat menentukan kemajuan untuk masa mendatang.
Persaingan bisnis tidak lagi kasat mata, karena teknologi digital mampu menembus tatanan
yang ada. Secara fisik tidak terlihat adanya pesaing, namun kenyataannya secara virtual
banyak sekali pesaing.

2.8 Review Materi


2.8.1 Indikator Ekonomi Kreatif di Revolusi Industri 4.0
Terdapat beberapa indikator dalam ekonomi kreatif di Revolusi Industri 4.0
diantaranya ialah sebagai berikut.
A. Kesiapan Sumber Daya Manusia
Mengembangkan ekosistem ekonomi kreatif dilaksanakan melalui pemberdayaan
kreativitas sumber daya manusia dengan:
1. Peningkatan kapasitas pelaku Ekonomi Kreatif
2. Pembentukan dan pengembangan ruang kreatif untuk menggali, memanfaatkan,
menumbuh kembangkan, mengelola, dan mengkonservasi kreativitas serta
memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk mengembangkan potensi
warisan budaya lokal
3. peningkatan apresiasi masyarakat terhadap kreativitas dan kekayaan intelektual
4. penyediaan infrastruktur teknologi yang memadai untuk mendukung berkembangnya
kreativitas
5. pengembangan kelembagaan yang mendukung ekosistem kreativitas.
B. Segi Pendanaan
Pelaku ekonomi kreatif membutuhkan sumber pendanaan agar bisa berkembang,
bahkan menjadi peluang bisnis. Salah satu hal yang dibutuhkan oleh pelaku ekonomi kreatif
adalah permodalan. Sehingga perlu adanya yang menjembatani antara pihak pemodal
dengan pihak ekonomi kreatif. Di Indonesia sendiri, terdapat Bekraf Financial Club (BFC)
yang merupakan forum untuk mempertemukan pelaku ekonomi kreatif dan perbankan. BFC

9
diselenggarakan untuk memfasilitasi pelaku ekonomi memaparkan model bisnis ekonomi
kreatif mereka dan mendapat modal pembiayaan yang sesuai.
C. Peraturan Elektronik
Peraturan elektronik merupakan ketentuan yang berlaku untuk setiap orang yang
melakukan perbuatan hukum sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No 11 Tahun
2008. Peraturan ini mengenai informasi dan transaksi elektronik dan peraturan mengenai
perbuatan yang dilarang. Pengaturan ini dimaksudkan untuk mengakomodir kebutuhan para
pelaku bisnis di internet dan masyarakat umumnya guna mendapatkan kepastian hukum
dalam melakukan transaksi elektronik. Beberapa materi yang diatur, antara lain: pengakuan
informasi/dokumen elektronik sebagai alat bukti hukum yang sah, tanda tangan elektronik,
penyelenggaraan sertifikasi elektronik dan penyelenggaraan sistem elektronik.
D. Sumber Literasi terkait Ekonomi Kreatif
Peningkatan literasi mengenai pola pikir desain bertujuan untuk mentransformasikan
kreatifitas menjadi inovasi.
E. Keamanan Cyber
Laju ekonomi digital yang makin deras membuat pengawasan lebih ketat terhadap
sektor keamanan siber. Prioritas keamanan siber jatuh pada layanan digital disektor
perbankan dan keuangan. Layanan digital di sektor perbankan dan keuangan jadi incaran
lantaran perputaran uang di sana begitu besar. Kejahatan diinternet yang tak terlihat dan
bisa terjadi begitu cepat menjadi ancaman yang tak bisa dianggap sepele. Salah satu
kasusnya ialah peretasan situs Tiket.com, dalam kasus peretasan yang terungkap pada
akhir Maret lalu, Tiket.com menderita rugi hingga Rp 4,1 miliar setelah pelaku mencuri
username dan password travel agent Tiket.com.
F. Kesiapan Infrastruktur
Kesiapan infrastruktur dalam ekonomi kreatif ialah penyediaan infrastruktur teknologi
yang memadai untuk mendukung berkembangnya kreativitas, penyediaan infrastruktur yang
memadai bagi pengemban usaha kreatif, pengembangan infrastruktur Teknologi Informasi
dan Komunikasi (TIK), konektivitas, energi dan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai
pendukung pengemban kreativitas, contohnya seperti Membangun akses infrastruktur j
aringan internet berkecepatan tinggi dengan harga terjangkau pada daerah-daerah potensial
serta memberikan insentif investasi teknologi internet sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangundangan.
2.8.2 Dampak Ekonomi Kreatif
Adapun dampak ekonomi kreatif dibagi menjadi dampak positif dan dampak negatif,
berikut penjelasannya.
A. Dampak Positif

10
 Munculnya bisnis startup
 Percepatan inovasi
 Bisnis menjadi lebih kompetitif
 Menciptakan manusia yang kreatif
 Meningkatkan kualitas produk
 Membuka lapangan kerja
 Pertumbuhan ekonomi
B. Dampak Negatif
 Pendapatan para pelaku ekonomi kreatif yang masih melaksanakan kegiatan
ekonominya secara konvensional menurun
 Munculnya sifat malas berbelanja keluar rumah
2.8.3 Studi Kasus
PT Kreon (Gemscool) adalah salah satu portal game ternama di Indonesia. Berbagai
game popular ciptaan Gemscool diantaranya Point Blank, Atlantis, Cabal, Mako, Lost Saga,
Black Squad, dll. Rata-rata permainan yang dipromosikan oleh PT Kreon sangat sukses di
Indonesia dan hampir seluruh gamer di Indonesia mengenal jenis permainannya, terutama
Point Blank, Cabal dan Lost Saga. Namun, Poin Blank sebagai salah satu game andalam
Gemscool sudah berpindah tangan ke Garena (Perusahaan Game Asal Singapura).
Cara agar Gemscool bisa menjangkau seluruh masyarakat ialah dengan membuat
jaringan seperti forum Gemscool, berita Gemscool dan sosial media Gemscool. Kemudian
menjalin kerjasama dengan warung internet yang bersedia untuk di instalasi dengan
permainan dari Gemscool. Nama Indonesia semakin harum khususnya di industri kreatif dan
digital. Gemscool menjadi salah satu developer game lokal yang gigih untuk bersaing di
pasar game nasional maupun global.
Pangsa utama Gemscool dapat dianalisis ialah masyarakat dengan usia remaja
hingga dewasa. Dengan banyaknya masyarakat di Indonesia yang saat ini sudah melek
internet dan menyukasi permainan online, maka Gemscool dapat dengan mudah untuk
memaksimalkan laba. Dalam hal ini Gemscool dapat dikategorikan sebagai industri kratif
yang dapat berkembang baik di Indonesia.

11
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Ekonomi Kreatif merupakan era ekonomi yang baru yang mengutamakan informasi dan
kreativitas dengan mengandalkan ide dan pengetahuan dari sumber daya manusia sebagai
faktor produksi utama dalam kegiatan ekonomi. Terdapat 14 subsektor dalam industri kratif
diantaranya periklanan, arsitektur, pasar barang seni, kerajinan, desain, fashion, video film dan
fotografi, permainan interaktif, musik, seni pertunjukkan, penerbitan dan percetakan, layanan
komputer dan piranti lunak, televisi dan radio, serta riset dan pengembangan. Adapun arah
pengembangan dan perkembangan ekonomi kreatif di era revolusi industri 4.0 pada ekonomi
kota ialah dengan mengembangkan berbagai aplikasi seperti aplikasi belanja ataupun aplikasi
untuk edukasi anak dengan didukung adanya lapangan pekerjaan baru sehingga mengurangi
pengangguran. Sehingga perlunya pengembangan ekonomi berbasis pengetahuan, yakni
pengetahuan seputar Artificial Intellegence (AI), Virtual Reality, dan Big Data Analysis. Hal
tersebut dapat semakin mendorong ekonomi digital, terutama dalam revolusi industri 4.0.

3.2 Lesson Learned


Kemajuan teknologi di era Revolusi Industri 4.0 dengan penggunaan IOT tidak akan
berpengaruh tanpa kreativitas dan inovasi. untuk menggerakkan ekonomi kreatif memerlukan
kebersamaan dan sinergi dari seluruh pelaku usaha kreatif. Sinergi-sinergi ini yang akan
mendorong karya-karya kreatif mendapatkan nilai tambah yang besar.

12
DAFTAR PUSTAKA

Bitrstream Handle. Universitas Sumatera Utara. Diakses 15 November 2019n


http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/52558/Chapter%20II.pdf?sequence
=3&isAllowed=y
Departemen Perdagangan RI. 2008. Pengembangan Ekonomi Kreatif Indonesia 2025
Dr. Rosyadi Slamet. 2012. “Revolusi Industri 4.0 Peluang dan Tantangan Bagi Alumni
Universita Terbuka”. Universitas Jenderal Soedirman : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Ghifari, A.F. 2018. “Ekonomi Kreatif dalam Revolusi Industri 4.0 sebagai Penguat Ekonomi
Bangsa”. Bandung: Institut Teknologi Bandung.
Hamdan. 2018. “Industri 4.0: Pengaruh Revolusi Industri pada Kewirausahaan Demi
Kemandirian Ekonomi”. Provinsi Banten: Universitas Serang Raya
Rencana Pengembangan Ekonomi Kreatif Indonesia 2009 – 2015 Suryana. 2013.
Kewirausahaan Kiat dan Proses Menuju Sukses. Jakarta: Salemba Empat
UNDP/UNCTAD. 2008. Creative Economy, Report 2008. Geneva-New York: UNDP, UNCTAD

13

Anda mungkin juga menyukai