PEREKONOMIAN
INDONESIA
2020
ISSN 0522-2572
Laporan Perekonomian Indonesia ini disusun sebagai pemenuhan kewajiban
akuntabilitas dan transparansi Bank Indonesia yang diatur dalam pasal 58
Undang-Undang No.23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah
diubah terakhir dengan Undang-Undang No.6 tahun 2009.
VISI
Menjadi bank sentral digital terdepan yang berkontribusi nyata
terhadap perekonomian nasional dan terbaik di antara negara
emerging markets untuk Indonesia maju.
MISI
1. Mencapai dan memelihara stabilitas nilai Rupiah melalui efektivitas
kebijakan moneter dan bauran kebijakan Bank Indonesia;
2. Turut menjaga stabilitas sistem keuangan melalui efektivitas
kebijakan makroprudensial Bank Indonesia dan sinergi dengan
kebijakan mikroprudensial Otoritas Jasa Keuangan;
3. Turut mengembangkan ekonomi dan keuangan digital melalui
penguatan kebijakan sistem pembayaran Bank Indonesia dan sinergi
dengan kebijakan Pemerintah serta mitra strategis lain;
4. Turut mendukung stabilitas makroekonomi dan pertumbuhan
ekonomi yang berkelanjutan melalui sinergi bauran kebijakan
Bank Indonesia dengan kebijakan fiskal dan reformasi struktural
Pemerintah serta kebijakan mitra strategis lain;
5. Turut meningkatkan pendalaman pasar keuangan untuk
memperkuat efektivitas kebijakan Bank Indonesia dan mendukung
pembiayaan ekonomi nasional;
6. Turut mengembangkan ekonomi dan keuangan syariah di tingkat
nasional hingga di tingkat daerah;
7. Mewujudkan bank sentral berbasis digital dalam kebijakan
dan kelembagaan melalui penguatan organisasi, sumber daya
manusia, tata kelola dan sistem informasi yang handal, serta peran
internasional yang proaktif.
NILAI-NILAI STRATEGIS
Nilai-nilai strategis Bank Indonesia adalah: (i) kejujuran dan integritas
(trust and integrity); (ii) profesionalisme (professionalism); (iii)
keunggulan (excellence); (iv) mengutamakan kepentingan umum
(public interest); dan (v) koordinasi dan kerja sama tim (coordination
and teamwork) yang berlandaskan keluhuran nilai-nilai agama (religi).
DAFTAR
Daftar Isi vi Dewan Gubernur Bank Indonesia xii
Daftar Grafik ix Prakata xvi
ISI
Daftar Tabel xi Tinjauan Umum xviii
Daftar Gambar xii
22
BAB II KINERJA PEREKONOMIAN DAN
SINERGI KEBIJAKAN NASIONAL
DI PERIODE COVID-19
2.1. Covid-19 Meluas, 26
Penanganan Kesehatan Ditempuh
Gambar 4.1 Pemetaan Sektor Prioritas: 75 Gambar 6.1 Strategi Nasional 115
Produktif dan Aman Pengembangan UMKM
Gambar 4.2 Mendorong Kredit: Matching 76 Gambar 6.2 Model Generik Korporatisasi 116
Permintaan-Penawaran UMKM
Gambar 4.3 Stimulus Pemerintah 2021 77
Gambar 6.3 Peta Jalan Pengembangan 117
Gambar 4.4 Rencana Pembangunan 78 UMKM Bank Indonesia
Infrastruktur Konektivitas dan
Pelayanan Dasar Gambar 6.4 Tingkat Digitalisasi Indonesia 120
(ICT Development Index-IDI)
PERRY WARJIYO
GUBERNUR BANK INDONESIA
"Sinergi kebijakan
antarotoritas yang
erat menjadi kunci atas
terjaganya stabilitas
makroekonomi dan sistem
keuangan, dan kemudian
PERRY WARJIYO mendorong perbaikan
GUBERNUR BANK INDONESIA
ekonomi nasional”
BERSINERGI
MEMBANGUN OPTIMISME
PEMULIHAN EKONOMI
Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) berdampak signifikan pada
banyak aspek kehidupan, tidak hanya kesehatan dan kemanusiaan, tetapi juga
perekonomian dunia. Pertumbuhan ekonomi Indonesia 2020 mendapat tekanan
cukup kuat, terutama pada semester I 2020, sejalan dampak perlambatan ekonomi
dunia akibat Covid-19 dan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB)
untuk memitigasi penyebaran Covid-19. Sinergi kebijakan antarotoritas melalui
berbagai langkah penguatan segera dan luar biasa untuk mengatasi dampak
Covid-19, mampu mendorong perbaikan ekonomi secara bertahap pada semester
II 2020 dengan stabilitas yang terjaga. Ke depan, prospek perekonomian Indonesia
diprakirakan membaik pada 2021 didorong berlanjutnya sinergi kebijakan
antarotoritas dan kembali pada lintasan meningkat dalam jangka menengah.
Optimisme pemulihan ekonomi tersebut didukung berbagai upaya untuk
mendorong percepatan transformasi struktural, termasuk akselerasi ekonomi dan
keuangan digital, reformasi pasar uang, serta penguatan UMKM, dalam mendukung
upaya menuju Indonesia Maju.
Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) UU No. 2 Tahun 2020, sehingga respons untuk
memberikan pengaruh yang luar biasa kepada mengatasi kegentingan akibat Covid-19 tetap
dinamika perekonomian dunia 2020, termasuk dilandasi prinsip kehati-hatian, penerapan tata kelola
Indonesia. Covid-19 menyebar ke hampir 178 negara yang baik, serta transparan dan akuntabel. Dalam
di dunia dan menginfeksi lebih dari 80 juta jiwa, kaitan ini, Pemerintah menempuh kebijakan fiskal
dengan membawa lebih dari 1,7 juta jiwa kematian ekspansif melalui pemberian stimulus dalam jumlah
selama 2020. Kondisi ini kemudian tidak hanya besar yang mengakibatkan pelebaran defisit dan
menimbulkan krisis kesehatan dan kemanusiaan, peningkatan pembiayaan APBN 2020. Di tengah
tetapi juga mengakibatkan krisis ekonomi dan inflasi yang rendah, Bank Indonesia menempuh
meningkatkan kemiskinan di berbagai negara. bauran kebijakan akomodatif dengan pemberian
Perkembangan kurang menguntungkan kepada stimulus moneter melalui penurunan suku bunga dan
perekonomian global ini tidak dapat dihindari pelonggaran moneter (Quantitive Easing atau QE)
sebagai akibat penerapan kebijakan pembatasan dalam jumlah besar. Kebijakan itu didukung langkah
mobilitas untuk mengurangi penyebaran Covid-19. stabilisasi nilai tukar Rupiah, pelonggaran kebijakan
Berbagai indikator menunjukkan aktivitas konsumsi, makroprudensial, dan digitalisasi sistem pembayaran.
investasi, dan produksi di banyak negara tertekan Penguatan koordinasi kebijakan juga dilakukan untuk
tajam dan mengakibatkan penurunan perdagangan menjaga stabilitas sistem keuangan melalui program
internasional. Tekanan berat juga sempat terjadi restrukturisasi bagi UMKM dan korporasi, serta
di pasar keuangan sejalan ketidakpastian prospek inisiatif lainnya untuk menjaga fungsi intermediasi
global, yang bila terus berlanjut akan berisiko pembiayaan yang ditempuh Otoritas Jasa Keuangan
memberikan dampak rambatan pada stabilitas sistem (OJK). Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) turut
keuangan (Diagram 1). merelaksasi kebijakan untuk mengurangi tekanan
likuiditas perbankan.
Covid-19 juga memberikan tekanan kuat kepada
perekonomian Indonesia 2020 dengan sumber Sinergi kebijakan secara perlahan dapat
gejolak yang belum pernah dialami sebelumnya. mendorong perbaikan perekonomian domestik
Sebagaimana kondisi dunia, gejolak bersumber dari pada semester II, dengan berbagai penguatan
permasalahan kesehatan dan kemanusiaan, yang kebijakan terus dilakukan. Sebelumnya,
kemudian merambat ke permasalahan ekonomi. perekonomian Indonesia tertekan cukup dalam
Respons segera Pemerintah untuk mengurangi pada semester I 2020. Tekanan tidak hanya akibat
penyebaran Covid-19 melalui PSBB tidak dapat penurunan ekspor seiring pelemahan ekonomi
dihindari menurunkan kinerja perekonomian. dan gangguan rantai pasokan dunia, tetapi juga
Kebijakan untuk mengatasi penyebaran Covid-19 dampak penurunan mobilitas sejalan penerapan
telah mengurangi mobilitas manusia serta aktivitas PSBB. Kondisi ini mengakibatkan PDB terkontraksi
barang dan jasa. Konsumsi, investasi, transportasi, cukup dalam pada triwulan II dan terjadi hampir di
pariwisata, produksi, dan keyakinan pelaku ekonomi seluruh sektor ekonomi maupun berbagai wilayah
menurun signifikan, yang pada akhirnya membuat di Indonesia. Aliran modal keluar yang meningkat
pertumbuhan ekonomi turun dengan tajam. pada periode awal pandemi sejalan ketidakpastian
Perekonomian yang lemah menjadi perhatian pasar keuangan global, menekan nilai tukar Rupiah.
bersama karena bila tidak ditangani dengan segera Tekanan terhadap perekonomian berangsur menurun
akan berisiko mengganggu stabilitas perekonomian pada semester II, sejalan respons bauran kebijakan
dan stabilitas sistem kuangan, dan menahan upaya nasional yang ditempuh. Kontraksi PDB berkurang
percepatan menjadi negara maju. pada triwulan III, sehingga secara keseluruhan
2020 pertumbuhan ekonomi diprakirakan berada
Sinergi kebijakan ditempuh Pemerintah, Bank di kisaran -2% hingga -1%. Sementara itu, tekanan
Indonesia, dan otoritas terkait untuk memitigasi inflasi rendah seiring permintaan domestik yang
dampak luar biasa dari Covid-19 tersebut dan lemah. Sistem keuangan yang berada dalam kondisi
terus membangun optimisme pemulihan ekonomi. baik pada saat pandemi mulai merebak, memberikan
Sinergi didukung landasan hukum yang kuat, yakni bantalan kepada ketahanan sistem keuangan. Namun
COVID-19
GLOBAL DOMESTIK PROSPEK
PSBB
Jangka 2021 Membaik
Pendek 2022 Meningkat
Mobilitas SSK
PDB
Vaksinasi &
Stimulus Kebijakan Prasyarat Disiplin Protokol
Moneter Akomodatif Kesehatan
Fiskal Akomodatif Perdagangan Harga Fiskal Kebijakan
Dunia Komoditas
Moneter
Vaksinasi Pembukaan sektor-sektor
Makroprudensial
produktif & aman
Mikroprudensial
Sistem Pembayaran Percepatan realisasi fiskal
Peningkatan kredit perbankan
Ketidakpastian (S&D)
Tinggi
Keberlanjutan stimulus moneter
Flight Nilai & makroprudensial
Financial
Market to Quality Tukar Inflasi Percepatan EKD (UMKM)
Jangka
Menengah - Panjang
demikian, pertumbuhan kredit masih terkontraksi faktor tersebut, ekonomi Indonesia diprakirakan
sejalan permintaan domestik yang lemah dan kehati- tumbuh pada kisaran 4,8-5,8% pada 2021. Inflasi
hatian perbankan dalam menyalurkan kredit. juga diprakirakan tetap terkendali berada di kisaran
targetnya 3,0±1%.
Ke depan, prospek perekonomian Indonesia
diprakirakan akan kembali menguat ditopang Di jangka menengah, ekonomi Indonesia
kemajuan penanganan Covid-19 termasuk diprakirakan kembali dalam lintasan meningkat.
vaksinasi, pemulihan ekonomi global, serta Prospek ini didukung perbaikan ekonomi global
stimulus dan penguatan kebijakan. Pemulihan dan peningkatan produktivitas domestik sebagai
ekonomi Indonesia yang mulai terlihat pada semester dampak reformasi struktural, termasuk percepatan
II 2020 diprakirakan berlanjut pada 2021. Kemajuan digitalisasi ekonomi dan keuangan, reformasi pasar
penanganan Covid-19, termasuk penggunaan vaksin, uang, serta penguatan UMKM. Namun, upaya terus
pemulihan ekonomi global, stimulus kebijakan mendukung peningkatan ekonomi dalam jangka
kebijakan makroekonomi, serta berbagai upaya menengah perlu tetap mempertimbangkan potensi
penajaman strategi kebijakan mendukung optimisime perubahan struktur ekonomi global. Dinamika
penguatan ekonomi tersebut. Vaksinasi dan disiplin ekonomi 2020 di periode Covid-19 mengangkat
penerapan protokol Covid-19 menjadi prasyarat tiga pelajaran penting pada struktur perekonomian
bagi proses pemulihan ekonomi nasional. Selain itu, global yang patut menjadi perhatian. Pelajaran
lima langkah kebijakan juga mendukung prospek pertama terkait perilaku sejumlah negara yang
tersebut yakni (i) pembukaan sektor-sektor produktif makin mendahulukan kepentingan domestik (inward
dan aman secara nasional maupun di masing- looking policy), di tengah sistem perdagangan
masing daerah, (ii) percepatan realisasi fiskal, (iii) internasional yang masih bertumpu pada negara
peningkatan kredit perbankan dari sisi permintaan tertentu. Kedua, ketergantungan pada mata uang
dan penawaran, (iv) keberlanjutan stimulus dunia utama yang tinggi, yang menunjukkan potensi
moneter dan makroprudensial, serta (v) percepatan risiko sistemik pasar keuangan global ketika terjadi
digitalisasi ekonomi dan keuangan, khususnya terkait tekanan besar, dapat meningkatkan kerentanan
pengembangan UMKM. Dengan dukungan berbagai eksternal negara berkembang. Ketiga, makin
Ketidakpastian terhadap perkembangan Covid-19 Stabilitas sistem keuangan tetap baik ditopang
dan dampaknya terhadap perekonomian sempat bantalan solvabilitas dan likuiditas yang sebelum
memicu tekanan kepada stabilitas eksternal. pandemi sudah kuat. Kondisi ini kemudian dapat
2020
Komponen 2018 2019
I II III IV
menyerap risiko yang dapat mengganggu ketahanan aktivitas perekonomian, menjadi perhatian.
sistem keuangan dan menjaga transmisi kebijakan Pertumbuhan DPK meningkat sejalan ekspansi fiskal
moneter melalui jalur suku bunga. Transmisi dan perilaku berjaga-jaga sehingga meningkatkan
pelonggaran kebijakan moneter berlanjut, tercermin pertumbuhan uang beredar dalam arti sempit (M1)
pada penurunan bunga Pasar Uang Antar Bank dan luas (M2) masing-masing 8,21% (yoy) pada Juni
(PUAB) tenor overnight sebesar 81 bps sejak akhir 2020. Berdasarkan faktor yang mempengaruhi,
2019 dan penurunan suku bunga perbankan yang peningkatan M2 disebabkan ekspansi operasi
berlanjut. Penurunan rerata tertimbang suku bunga keuangan pemerintah dan peningkatan aktiva luar
deposito pada Juni 2020 sebesar 57 bps sejak negeri bersih.
Desember 2019 dan suku bunga kredit modal kerja
sebesar 61 bps. Sementara itu, stabilitas sistem Perlambatan ekonomi akibat Covid-19 juga
keuangan yang tetap terjaga tercermin pada Indeks menurunkan aktivitas pembayaran. Pertumbuhan
Stabilitas Sistem Keuangan berada pada zona normal- uang tunai terkontraksi sejalan penerapan PSBB yang
stabil dan di bawah threshold, kredit bermasalah (Non menurunkan mobilitas dan kebutuhan transaksi tunai
Performing Loan/NPL) yang rendah sebesar 3,11%, masyarakat. Sementara itu, nilai dan volume transaksi
dan rasio AL/DPK yang meningkat menjadi 26,24% pembayaran nontunai menggunakan ATM, Kartu
pada Juni 2020. Ketahanan sistem keuangan juga Debet, Kartu Kredit, dan Uang Elektronik (UE) juga
tetap kuat, tercermin pada rasio kecukupan modal mengalami kontraksi. Demikian pula nilai dan volume
(capital adequacy ratio atau CAR) yang meningkat digital banking yang juga melambat pada paruh
ke level 22,50%. Namun demikian, kredit perbankan pertama 2020. Perkembangan positif mengemuka di
yang melambat terutama akibat terbatasnya masa pandemi yakni meningkatnya preferensi dan
akseptasi masyarakat terhadap penggunaan platform hingga -1%. Perbaikan ekonomi pada semester II juga
dan instrumen digital, yang dilakukan dengan tercermin dari kinerja LU yang terkait dengan ekspor
berbelanja melalui platform e-commerce untuk dan mobilitas. Secara spasial, perbaikan permintaan
memenuhi kebutuhan sehari-hari. Nilai transaksi eksternal dan domestik juga memengaruhi
e-commerce pada semester I 2020 tumbuh positif, pemulihan ekonomi beberapa wilayah.
meskipun melambat dari 51,98% (yoy) pada triwulan I
menjadi 7,28% (yoy) pada triwulan II. Perbaikan perekonomian global dan domestik
menopang stabilitas makroekonomi tetap terjaga.
Pada semester II, pertumbuhan ekonomi mulai Pada semester II, kinerja NPI diprakirakan makin
membaik seiring pelonggaran PSBB, dampak baik dengan mencatat surplus yang lebih tinggi
peningkatan realisasi stimulus fiskal, dan dibandingkan semester I 2020. Dengan prakiraan
perbaikan ekonomi global. Relaksasi PSBB ini maka secara keseluruhan 2020, NPI diprakirakan
dimungkinkan dilakukan sejalan dampak positif masih surplus, didukung defisit transaksi berjalan
penanganan kesehatan dan implementasi protokol sekitar 0,5% dari PDB dan TMF yang akan tetap
kesehatan yang kemudian meningkatkan mobilitas surplus. Cadangan devisa meningkat menjadi 135,9
manusia, barang, dan jasa. Realisasi belanja miliar dolar AS pada akhir 2020, setara pembiayaan
Pemerintah yang meningkat memberikan stimulus 9,8 bulan impor dan ULN Pemerintah, serta berada
fiskal dalam menopang konsumsi, terutama kelas di atas standar kecukupan internasional sekitar 3
bawah, dan memperbaiki penanganan Covid-19 (tiga) bulan impor. Surplus TMF akibat aliran modal
menjadi lebih cepat dan efektif. Kenaikan mobilitas masuk mendorong apresiasi Rupiah pada semester
juga mendukung pemulihan konsumsi rumah tangga, II sebesar 1,46% (ptp) dan ditutup di level Rp14.050
terutama konsumsi transportasi, restoran, serta per dolar AS pada akhir 2020. Dari stabilitas internal,
hotel. Pemulihan konsumsi tersebut berdampak inflasi IHK pada Desember 2020 tercatat 1,68%
terhadap kinerja investasi yang membaik, terutama (yoy), berada di bawah sasaran 3,0% ± 1% dan inflasi
investasi nonbangunan. Sementara itu, permintaan terendah dalam 20 tahun terakhir (Grafik 1). Inflasi
global yang mulai membaik, terutama dari Tiongkok inti tetap rendah sejalan permintaan yang belum
dan Amerika Serikat mendorong perbaikan ekspor kuat, kebijakan Bank Indonesia dalam mendorong
pada beberapa komoditas, seperti besi dan baja, pembentukan inflasi, dan dampak nilai tukar ke inflasi
pulp and paper, pakaian, dan serat tekstil. Dengan yang menurun. Inflasi kelompok VF terkendali di
perkembangan tersebut, kontraksi pertumbuhan tengah faktor musiman berlalunya panen, sedangkan
ekonomi di triwulan III berkurang menjadi 3,49% inflasi kelompok AP melambat seiring permintaan
dan diprakirakan membaik di triwulan IV, sehingga yang belum kuat serta penyesuaian dan penundaan
keseluruhan 2020 diprakirakan berada di kisaran -2% beberapa tarif oleh Pemerintah.
sistem keuangan melalui upaya restrukturisasi bagi terkendali. Untuk memastikan pemulihan ekonomi,
UMKM dan korporasi, serta inisiatif lainnya untuk beberapa bank sentral seperti Bank Indonesia, Bank
menjaga fungsi intermediasi pembiayaan. Dalam of Thailand, Bangko Sentral ng Pilipinas, Banco
mendukung upaya pemulihan ekonomi, berbagai Central do Brasil, membantu pembiayaan defisit
inisiatif internasional juga dilakukan baik untuk fiskal melalui pembelian surat utang Pemerintah di
mendukung pembiayaan, koordinasi pemikiran untuk pasar primer. Memahami keperluan perekonomian
mengatasi isu ekonomi terkini seperti menjaga dan aspek keberhati-hatian yang diterapkan dalam
kesinambungan kebijakan fiskal, maupun relaksasi pelaksanaannya, pasar merespons positif atas sinergi
standar internasional terkait rasio keberhati-hatian kebijakan fiskal-moneter ini.
sistem keuangan.
Kinerja perekonomian global tertekan pada
Penguatan koordinasi kebijakan fiskal-moneter semester I 2020 akibat Covid-19, dan mulai
yang terintegrasi meningkat sejalan dengan membaik memasuki semester II 2020. Pertumbuhan
dinamika perkembangan perekonomian. Keperluan ekonomi terkontraksi dalam, baik di negara maju
stimulus fiskal yang besar di tengah pajak yang turun maupun berkembang, pada semester I 2020.
tajam menyebabkan tantangan bagi pembiayaan Kondisi tersebut berimbas pada penurunan
fiskal. Upaya untuk memenuhi kebutuhan tersebut volume perdagangan dunia dan harga komoditas.
dilakukan dengan memanfaatkan berbagai sumber Kekhawatiran terhadap dampak Covid-19, terutama
pembiayaan baik dari domestik, global maupun pada periode awal pandemi, telah memicu kepanikan
pinjaman dari lembaga internasional/multilateral, dan meningkatkan ketidakpastian pasar keuangan
seperti International Monetary Fund (IMF) dan global. Kondisi tersebut mengakibatkan aliran
World Bank. Multidimensi dampak dari Covid-19 modal global beralih ke aset keuangan yang lebih
telah menimbulkan perkembangan baru dari aman dan kemudian menekan nilai tukar negara
hubungan fiskal dan moneter. Sinergi tersebut berkembang. Sejalan dengan kemajuan penanganan
juga dilandasi oleh keyakinan terjaganya stabilitas Covid-19, peningkatan mobilitas, dan dampak
makroekonomi, yang tercermin dari tingkat inflasi stimulus kebijakan, kinerja perekonomian global
yang rendah dan defisit neraca berjalan yang mulai membaik pada semester II 2020. Kontraksi
krisis yang terjadi sebelumnya, seperti depresi 1 Amerika Serikat 21.113.528 360.078 1,71 12.436.958
2 India 10.341.291 149.686 1,45 9.946.867
tahun 1930an, krisis utang di Amerika Latin tahun
3 Brasil 7.733.746 196.018 2,53 6.813.008
1980an, krisis Asia tahun 1997/98, maupun krisis
4 Rusia 3.236.787 58.506 1,81 2.618.882
keuangan global tahun 2008/2009. Krisis pada tahun 5 Prancis 2.655.728 65.037 2,45 195.174
2020 bersumber dari penyakit Covid-19. Penyakit 6 Inggris 2.654.779 75.024 2,83 1.406.967
ini pertama kali muncul di Wuhan, Tiongkok, pada 7 Turki 2.241.912 21.488 0,96 2.136.534
Desember 2019 dan kemudian menyebar dengan 8 Italia 2.155.446 75.332 3,49 1.503.900
9 Spanyol 1.936.718 50.837 2,62 150.376*
cepat ke berbagai negara. Penyebaran yang sangat
10 Jerman 1.83.896 35.105 1,97 1.401.200
cepat tidak terlepas dari karakteristik Covid-19 yang 20 Indonesia** 743.198 22.138 2,98 611.097
berbeda dengan pandemi sebelumnya, seperti Severe Negara lain yang terdampak 28.889.142 740.861 2,56 22.305.267
acute respiratory syndrome (SARS) dan Middle East Total 85.486.171 1.850.110 2,16 59.968.887
respiratory syndrome (MERS).1 Daya tular Covid-19 Keterangan: *Data Bloomberg; **Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)
Sumber: www.worldometers.info/coronavirus; per 31 Desember 2020.
jauh lebih tinggi, yang tercermin dari tingkat transmisi
(Basic Reproductive Ratio, RO) sebesar 2-4, jauh di Penyebaran Covid-19 yang cepat ke berbagai
atas RO pandemi lainnya.2 Masa inkubasi Covid-19 negara menimbulkan krisis kesehatan dan
juga lebih panjang dibandingkan pandemi lainnya kemanusiaan. Covid-19 terjadi menjelang Tahun
yang menyebabkan penanganan penyakit ini secara Baru Lunar di Tiongkok ketika berlangsung mobilitas
dini menjadi terhambat, sehingga menimbulkan penduduk yang tinggi ke berbagai wilayah, sehingga
permasalahan kesehatan yang kompleks. Sepanjang penyebarannya sangat cepat. Keterhubungan
2020, Covid-19 telah menginfeksi lebih dari 80 juta (interconnectedness) antarnegara yang tinggi juga
jiwa dan mengakibatkan kematian lebih dari 1,7 juta mendorong penyebaran Covid-19 dari Tiongkok
jiwa penduduk dunia (Tabel 1.1). Dampak tersebut ke berbagai negara, meluas sangat cepat. Selama
jauh lebih besar dibandingkan dengan dampak SARS Desember 2019 hingga 11 Maret 2020, Covid-19
dan MERS yang masing-masing menginfeksi sekitar menyebar ke-114 negara dengan kasus positif
8.100 jiwa dan 2.494 jiwa. mencapai kisaran 118 juta dan kematian lebih dari
1 Spanish flu terjadi pada 1918 dipicu virus H1N1, sedangkan SARS disebabkan 4.000 jiwa. Perkembangan itu mendorong World
coronavirus (SARS-CoV) yang ditemukan pada November 2002 di Guangdong,
Tiongkok. MERS disebabkan coronavirus (MERS-CoV) diidentifikasi pada 2012 di Saudi
Health Organization (WHO) menetapkannya sebagai
Arabia. pandemi global pada Maret 2020. Episentrum
2 Tingkat penularan penyakit menular diwakili Basic Reproductive Ratio (R0) atau peningkatan kasus Covid-19 juga berpindah-pindah.
rata-rata jumlah orang yang berpotensi tertular setiap adanya kasus infeksi Covid-19
sekitar 2-4, jauh di atas flu musiman (1,2), Ebola (1,5), dan Flu Spanyol (1,8). Episentrum bermula dari Tiongkok, ke Eropa, dan
berlanjut ke kawasan Amerika dan Asia di luar
Tiongkok. Episentrum kemudian kembali ke kawasan
"Covid-19 menyebar ke Eropa dan Amerika, serta beberapa negara Asia
dan Amerika Latin lainnya. Hingga akhir 2020, kasus
ke-178 negara, lebih luas Covid-19 global terus meningkat dan menyebar
dibandingkan SARS dan MERS" ke-178 negara atau 99,5% PDB dunia, lebih luas
dibandingkan SARS dan MERS yang hanya terjadi
7
menjadi di kisaran 1.899,1 – 1.926,1 juta orang pada Global
6
2020.4
5
Kawasan Amerika
Covid-19 memiliki tingkat fatalitas (kematian) yang 4
2,42 3
lebih rendah dibandingkan pandemi sebelumnya, 2,21
Kawasan Asia
didorong oleh penanganan Covid-19 yang makin 2,20
2
1,56 1
baik. Pada awal pandemi, tingkat fatalitas Covid-19
global sempat meningkat hingga mencapai titik 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
0
tersebut terutama didorong oleh kenaikan fatalitas Sumber: WHO, diolah; data s.d. 31 Desember 2020
Delapan kandidat vaksin telah berada pada tahap 2021 dan dapat memenuhi kebutuhan sekitar 68%
akhir pengujian, seperti Sinovac dan Cansino yang populasi dunia (Tabel 1.2). Masyarakat di banyak
dikembangkan oleh Tiongkok, AstraZeneca yang negara juga menunjukkan respons positif terhadap
dikembangkan oleh Inggris, Moderna/NIAID oleh rencana vaksinasi yang akan dilakukan banyak negara.
AS, dan BioNTech/Pfizer yang merupakan hasil Hasil survei mengindikasikan lebih dari 60% penduduk
kolaborasi AS dan Jerman. Beberapa vaksin tersebut dunia berkeinginan untuk divaksin dalam waktu
diprakirakan tersedia secara luas pada paruh pertama kurang dari 1 tahun ke depan (Grafik 1.3).
Tabel 1.2. Potensi Ketersediaan Berbagai Jenis Vaksin Grafik 1.3. Respons Masyarakat terhadap Vaksinasi
2020 2021 Minat untuk mendapatkan Vaksin jika Tersedia (24 Jul-7 Agu) %
Sinovac 15 0,01 1 6 20
Sinopham 15 0,01 1 6
0
Bharat Biotech NA NA 1 6
Moderna 20 0,01 0,5-1 3-6 -20
Rusia
Prancis
Selatan
Italia
AS
Jerman
Turki
Spanyol
Jepang
Kanada
Inggris
Selatan
Australia
India
Brasil
Tiongkok
Afrika
Korea
Ket: Ketercakupan populasi AstraZeneca pada 2021 mencapai 26% jika tingkat kemanjuran
90% dan 19% jika tingkat kemanjuran 62%.
Sumber: OECD, Berbagai Perusahaan dan Organisasi, serta Media, diolah Sumber: World Economic Forum, Goldman Sachs Investment Research
80
mengurangi penyebaran Covid-19 tersebut Prancis
70
menimbulkan krisis ekonomi dan keuangan.
60
Pembatasan mobilitas masyarakat di berbagai negara Inggris
50
berdampak pada penurunan tajam aktivitas ekonomi AS
40
global baik konsumsi, produksi, maupun investasi,
30
tercermin pada kontraksi yang dalam dari penjualan Spanyol
20
ritel, produksi industri dan Purchasing Managers’ Index Jepang
10
(Grafik 1.6). Aktivitas perdagangan internasional Jerman
0
dan mata rantai suplai global juga terhambat sejalan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
arus distribusi barang. Covid-19 juga mengakibatkan Sumber: Goldman Sachs Research
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Hong Kong
Korea
Selatan
Singapura
Jerman
Jepang
AS
Spanyol
Inggris
Prancis
Italia
Keterangan : Termasuk APP (inc. loan purchases) & term funing schemes;
tidak termasuk short- term liquidity facilities
Sumber: Berbagai Bank Sentral, diolah
Sumber: Bloomberg, Kementerian Keuangan, diolah
baik dari domestik, global maupun pinjaman kebutuhan untuk menjaga stabilitas nilai tukar (Grafik
dari lembaga internasional/multilateral, seperti 1.9). Sementara itu, injeksi likuiditas (QE) umumnya
International Monetary Fund (IMF) dan World Bank. dilakukan melalui operasi moneter, mengingat aset-
aset keuangan masih terbatas di pasar sekunder
Di sisi moneter, bank sentral di berbagai negara di negara berkembang. Berdasarkan negaranya,
menempuh kebijakan moneter akomodatif jumlah QE terbesar dilakukan oleh Bank Indonesia,
melalui penurunan suku bunga maupun injeksi kemudian diikuti oleh bank sentral Meksiko, Chili,
likuiditas dalam jumlah besar. Pilihan instrumen dan Filipina (Grafik 1.10). Beberapa bank sentral juga
antara penurunan suku bunga atau injeksi liquiditas berkomitmen untuk membantu pembiayaan defisit
dipengaruhi oleh ketersediaan ruang kebijakan di fiskal melalui injeksi likuditas kepada pemerintah,
masing-masing negara. Di negara maju dengan tingkat seperti Bank Indonesia, Bank of Thailand, Bangko
suku bunga kebijakan yang mendekati nol persen, Sentral ng Pilipinas, Banco Central do Brasil, dan bank
stimulus moneter umumnya ditempuh bank-bank sentral lainnya. Komitmen tersebut ditempuh melalui
sentral dengan injeksi likuiditas (Quantitative Easing, pembelian surat utang Pemerintah di pasar primer.
QE) ke sektor keuangan, khususnya perbankan. Hal Inisiatif terakhir ini merupakan bentuk koordinasi
ini dilakukan antara lain dengan program pembelian
aset keuangan (asset purchase program) dari pasar
baik obligasi pemerintah, obligasi swasta, maupun Grafik 1.9. Penurunan Suku Bunga di Negara Maju
sekuritas kredit. Berdasarkan negaranya, jumlah QE dan Berkembang
terbesar dilakukan oleh European Central Bank (ECB) basis poin
0
diikuti oleh Bank of Japan (BoJ), Bank of England
(BoE) dan the Federal Reserve AS (Grafik 1.8). -50
Filipina
India
Indonesia
Malaysia
Meksiko
Polandia
Rusia
Thailand
Tiongkok
AS
Australia
Inggris
Kanada
Korea
Selatan
Selandia
Baru
di negara berkembang dan pembiayaan untuk menjaga keberlangsungan suplai kredit kepada sektor
pembangunan berkelanjutan, serta mendukung riil, mendukung intermediasi keuangan dan resiliensi
peningkatan kapasitas SDM dalam mitigasi dan sistem keuangan global. Di tataran korporasi,
penanganan Covid-19. Selain itu, sebagai upaya kebijakan diarahkan untuk memperkuat resiliensi
penguatan resiliensi global, forum G20 juga serta menjaga keberlangsungan pelayanan jasa
membentuk Debt Service Suspension Inititative (DSSI) keuangan dan infrastruktur kritikal pasar keuangan.
untuk membantu pemenuhan kebutuhan pembiayaan Di tataran sistem, berbagai bank sentral melakukan
dan penangguhan utang bagi negara berkembang.5 pelonggaran moneter dan injeksi likuiditas ke pasar.
Sejak diimplementasikan pada Mei 2020, lebih dari 40 Pemerintah di banyak negara juga memberikan
negara telah berpartisipasi dan memperoleh manfaat stimulus dalam jumlah besar kepada korporasi
dari penangguhan pembayaran utang dengan total dan rumah tangga. Untuk pemenuhan sejumlah
nilai sebesar 5 miliar dolar AS. Kebijakan ini kemudian standar internasional, seperti Basel III Standard,
diperpanjang hingga satu tahun ke depan untuk FSB dan Standard Setting Bodies (SSB) memberikan
membantu pemulihan ekonomi pada 2021. kelonggaran batas waktu hingga satu tahun ke depan.
FSB memfokuskan pembahasan pada respons IMF memberikan sejumlah program bantuan
kebijakan yang perlu dilakukan secara cepat likuiditas baru guna mengatasi kesulitan
dan terkoordinasi untuk mendukung pemulihan pembiayaan negara anggotanya untuk penanganan
ekonomi dan menjaga stabilitas keuangan. Covid-19. Program tersebut berupa penyediaan
Penguatan kerja sama dan koordinasi dilakukan bantuan keuangan (financial assistance) melalui
FSB melalui sharing informasi secara reguler berbagai fasilitas pinjaman (lending facilities) dan debt
antarotoritas tentang tantangan dan kebijakan untuk service relief dari Catastrophe Containment and Relief
mengatasi Covid-19, serta berbagai faktor yang dapat Trust. Program financial assistance tersebut telah
meningkatkan kerentanan sistem keuangan akibat dimanfaatkan oleh 83 negara anggota dengan total
pandemi dan respons kebijakan yang diperlukan. nilai mencapai SDR74,5 miliar. Sementara itu, program
FSB juga memperkuat koordinasi kebijakan untuk debt service relief dari Catastrophe Containment
and Relief Trust telah dimanfaatkan oleh 29 negara
5 Persyaratan Debt Service Suspension Initiative (DSSI): Negara berpendapatan
anggota IMF yang mengalami kesulitan pembiayaan
rendah (Low Income Country) yang aktif selama periode FY20 dalam International
Development Association (IDA) dan United Nations Least Developed Countries (UN dengan total nilai mencapai SDR351,53 juta.
LDC)
Grafik 1.11. Stringency Index, Google Mobility dan Effective Grafik 1.12. Indikator Risiko Negara Berkembang
Lockdown Index Dunia
% penurunan dibandingkan praCovid-19 Indeks Indeks Indeks
100 = Paling ketat
10 0 700 305
Periode pembatasan
skala besar 10 650
0 Effective Lockdown Index (Skala kanan)
20 600 255
CDS Indonesia (Skala kanan)
-10 30 550
40 500 205
-20
Google Mobility
50 450
-30
60 400 155
Stringency Index (Skala kanan) EMBI Spread
-40 70 350
80 300 105
-50
90 250
Sumber: University of Oxford, GS ELI, Google Mobility Report Sumber: Bloomberg, diolah
50 30
keyakinan konsumen dan pelaku bisnis di berbagai
negara turut memburuk. Perkembangan tersebut 40
Volume Perdagangan Dunia (Skala kanan)
20
menyebabkan pertumbuhan ekonomi di negara maju 30
dan berkembang terkontraksi tajam pada semester I,
20
terutama pada triwulan II 2020 (Grafik 1.14). 10
10
perdagangan menurun (Grafik 1.15). Pada triwulan I Sumber: IHS Markit, Bloomberg, diolah
-5
-10
-15
-20
Brasil
India
Indonesia
Malaysia
Meksiko
Filipina
Rusia
Afrika
Selatan
Thailand
Turki
Tiongkok**
Australia
Kanada
Kawasan
Eropa
Prancis
Jerman
Hong Kong
Italia
Jepang
Singapura
Korea
Selatan
Taiwan
Inggris
AS
Negara
Maju*
Negara
Berkembang*
Dunia*
85 70
75,3
India 55,3
75 60
Rerata harga triwulan 68,5 AS Tiongkok 55,7
67,7 61,9 53,7
74,6
65 50
47,2
Kawasan Eropa
67,0 63,1 47,3
54,0
61,4 40
50,1 62,6 55 Jepang
46,0
50,1 51,7 Harga Minyak Brent 50,6 42,7 30
45
43,7
45,8
20
35
34,5 31,4 10
25
0
15 2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12
2016 2017 2018 2019 2020 2018 2019 2020
Sumber: Bloomberg, diolah Sumber: IHS Markit
2018 2019 Jun 2020 Okt 2020 Sept 2020 Des 2020 Nov 2020 Des 2020
2020 2021 2020 2021 2022 2020 2021 2020 2021 2022 2020 2021 2020 2021
Dunia 3,6 2,8 - 5,2 5,4 - 4,4 5,2 4,2 - 4,5 5,0 - 4,2 4,2 3,7 -4,0 5,4 -3,9 5,5
Negara Maju 2,2 1,6 - 8,1 4,8 - 5,8 3,9 2,9 -5,2 4,0 -5,1 4,1
Amerika Serikat 2,9 2,2 -8,0 4,5 -4,3 3,1 2,9 -3,8 4,0 -3,7 3,2 3,5 -3,7 3,8 -3,6 4,0
Kawasan Eropa 1,9 1,3 -10,2 6,0 -8,3 5,3 3,1 -7,9 5,1 -7,5 3,6 3,3 -7,3 4,7 -7,3 4,7
Jepang 0,3 0,7 -5,8 2,4 -5,3 2,3 1,7 -5,8 1,5 -5,3 2,3 1,5 -5,5 2,5 -5,3 2,6
Negara Berkembang 4,5 3,7 - 3,1 5,8 - 3,3 6,0 5,1 -2,9 6,7 -2,7 6,7
Tiongkok 6,7 6,1 1,0 8,2 1,9 8,2 5,8 1,8 8,0 1,8 8,0 4,9 2,0 7,9 2,1 8,0
India 6,1 4,2 -4,9 5,8 -10,7 8,6 8,0 -10,2 10,7 -9,9 7,9 4,8 -9,4 10,2 -8,6 10,0
ASEAN-5 5,3 4,9 -2,0 6,2 -3,4 6,2 5,7 -3,6 5,6 -3,5 5,6
yang tinggi. Sejalan dengan kemajuan penanganan 105 Dolar AS terapresiasi Dolar AS terapresiasi 94
terhadap mata uang utama terhadap mata uang Asia 95
Covid-19 dan membaiknya kinerja ekonomi, 103 96
97
ketidakpastian pasar keuangan global mulai mereda. 101 Dollar Index 98
Ketidakpastian global makin menurun sejak awal 99
99
100
November 2020 pascahasil pemilihan Presiden di 97 101
102
AS, meskipun volatilitasnya perlu tetap diwaspadai 95 103
104
di tengah kekhawatiran berlanjutnya gelombang 93 105
106
kenaikan dan penurunan pandemi Covid-19 di 91 Asia Dollar Index
107
Reverse Order
berbagai belahan dunia. Selain itu, ekspektasi positif 89 (Skala kanan) 108
109
terhadap prospek perekonomian global seiring 87 110
111
dengan ketersediaan vaksin dan kondisi likuiditas 85 112
8 10 12 2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12
global yang besar turut mendukung penurunan 2018 2019 2020
ketidakpastian pasar keuangan global (Grafik 1.19). Sumber: Bloomberg, diolah
Grafik 1.19. Ketidakpastian Pasar Keuangan Global Grafik 1.21. Inflasi Dunia
Indeks Indeks %YoY % YoY
50 1400 6 10
Tiongkok
1200
40 4 8
EPU Trade (Skala kanan) Indonesia
1000
AS
30 2 6
800
VIX
600
20 0 Jepang 4
400 Kawasan
Eropa
10 EPU AS (Skala kanan) -2 2
200 India (Skala kanan)
0 0 -4 0
3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12
2015 2016 2017 2018 2019 2020 2017 2018 2019 2020
Sumber: Bloomberg, diolah Sumber: Bloomberg, diolah
0
6 Pangsa Tiongkok dalam perdagangan global meningkat dari 4,8% pada 2000 menjadi Inter- FX
World Global Cross Official Trade Swift
15,6% pada 2019. Sementara pangsa AS menurun dari 15,8% menjadi 13,8% pada Trade GDP Border national Transac- FX Invoicing Payments
periode yang sama. Peran negara-negara lainnya seperti Jerman, Jepang, dan Prancis Loans Debt tion Reserves
Securities Volume
juga menurun dengan pangsa masing-masing pada 2019 sebesar 9,1%, 4,9%, dan
4,2%. Sumber: BIS Committee on the Global Financial System, Juni 2020
7
Di bidang keuangan, makin besar hedge funds
6 yang menggunakan perdagangan berbasis machine
5 learning juga berpotensi meningkatkan kerentanan
4 sistem keuangan global pada saat terjadi tekanan.
EUR
3 Hasil survey BaclayHedge2menunjukkan pada akhir
2
GBP 2019 tercatat sebanyak 56% hedge funds telah
JPY 1
CHF
menggunakan machine learning dalam pengambilan
0
2000 2002 2004 2006 2008 2010 2012 2014 2016 2018 keputusan investasi.7 Karakteristik machine learning
Sumber: BIS yang menggunakan analisis data historis pergerakan
mata uang atau aset dan tanpa mempertimbangkan
kondisi fundamental diprakirakan dapat menjadi salah
Dominasi dolar AS ini makin menguat pada saat
satu sumber gejolak di pasar keuangan, terutama
terjadi kepanikan dan ketidakpastian yang meningkat
pada saat pasar keuangan dalam kondisi tertekan.
tajam di pasar keuangan global, seperti tekanan yang
Selain itu, kemampuan machine learning dalam
muncul pada periode awal pandemi Covid-19. Hal
menciptakan berbagai jenis transaksi hedge funds baru
tersebut kemudian memicu perilaku investor global
juga dapat meningkatkan volatilitas pasar keuangan
untuk menarik dananya dalam jumlah besar dari
global. Mempertimbangkan potensi pemanfaatan
berbagai negara, terutama dari negara berkembang,
teknologi machine learning yang akan makin besar
kepada aset keuangan yang dianggap aman, seperti
di pasar keuangan dunia ke depan, sejumlah inisiatif
dolar AS. Aliran modal keluar dari negara berkembang
telah dilakukan untuk pengaturan dan pengawasan
dalam jumlah besar yang terjadi pada waktu
Non-Bank Financial Institutions (NBFIs), termasuk
yang bersamaan tersebut kemudian mendorong
hedge funds tersebut dalam rangka memperkuat
pelemahan mata uang berbagai negara secara tajam.
ketahanan sistem keuangan global. Selain itu, sinergi
Dalam merespons perkembangan tersebut, sejumlah
antarotoritas juga perlu diperkuat dalam pengaturan
inisiatif untuk meningkatkan penggunaan mata uang
dan pengawasan NBFIs agar pemanfaatan teknologi,
lokal dalam penyelesaian transaksi perdagangan
seperti machine learning, dalam sistem keuangan
dan investasi (local currency settlement) baik secara
tetap aman dan mendukung stabilitas sistem moneter
bilateral maupun regional yang telah dilakukan
global ke depan.
beberapa negara perlu terus didorong. Demikian
pula, langkah sejumlah negara untuk mendorong
7 BarclayHedge’s Fund Sentiment Survey adalah survei tahunan yang ditujukan kepada
mata uangnya menjadi mata uang internasional manager investasi hedge funds dan Commodity Trading Adviser (CTA) funds mengenai
insights dan pengalaman terkait penggunaan AI dan machine learning (AI/ML)
KINERJA PEREKONOMIAN
DAN SINERGI KEBIJAKAN NASIONAL
DI PERIODE COVID-19
Pandemi Covid-19 memberikan tekanan berat kepada Indonesia pada tahun 2020, tidak
hanya kepada aspek kesehatan dan kemanusiaan, tapi juga aspek sosial dan ekonomi.
Perekonomian dunia yang melambat serta kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar
untuk memitigasi penyebaran Covid-19 yang menurunkan mobilitas perekonomian, telah
mengakibatkan kontraksi pertumbuhan ekonomi 2020. Pemerintah, Bank Indonesia,
dan otoritas terkait memperkuat sinergi kebijakan guna memitigasi dampak luar biasa
dari Covid-19 tersebut. Berbagai respons yang ditempuh secara bertahap dapat kembali
meningkatkan pemulihan perekonomian pada semester II 2020 dan tetap menjaga stabilitas
makroekonomi dan sistem keuangan, meskipun berbagai penguatan terus dilakukan.
Dinamika perekonomian Indonesia 2020 sangat Pemerintah, Bank Indonesia, dan otoritas terkait
dipengaruhi oleh dampak pandemi Covid-19 segera menempuh sinergi kebijakan luar biasa
yang terjadi di seluruh dunia. Pandemi Covid-19 untuk memitigasi risiko pandemi Covid-19
berdampak luar biasa (extraordinary) terhadap terhadap perekonomian. Sinergi kebijakan diarahkan
Indonesia, tidak hanya kepada aspek kesehatan dan untuk meminimalkan dampak pembatasan mobilitas
kemanusiaan, tetapi juga aspek sosial dan ekonomi. masyarakat terhadap perekonomian nasional.
Awal Maret 2020, Indonesia memasuki siklus Dalam kaitan ini, bauran kebijakan dilakukan melalui
kasus positif Covid-19, yang dalam waktu singkat penerbitan landasan hukum yang kuat, yakni UU No.2
menyebar cepat ke berbagai wilayah Indonesia. Data Tahun 2020, sehingga otoritas dapat menempuh
menunjukkan penyebaran Covid-19 terus meningkat langkah–langkah luar biasa secara cepat dan
hingga akhir tahun, dengan catatan tertinggi terjadi akuntabel dalam mengatasi pandemi dan mendorong
di Provinsi DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, pemulihan ekonomi. Pemerintah menempuh
dan Jawa Timur. Pada Desember 2020, jumlah kasus kebijakan fiskal ekspansif melalui pemberian stimulus
positif Covid-19 secara nasional mencapai 743.198 dalam jumlah besar yang mengakibatkan pelebaran
jiwa dengan jumlah kematian tercatat 22.138 jiwa. defisit dan peningkatan pembiayaan APBN 2020. Di
Kondisi ini diikuti oleh tingkat kematian (fatality tengah tekanan inflasi yang rendah, Bank Indonesia
rate) yang terus menurun menjadi 3,0% dari level menempuh bauran kebijakan akomodatif yang
tertingginya pada 9 April 2020 sebesar 9,5%. mencakup pemberian stimulus moneter melalui
penurunan suku bunga dan pelonggaran moneter
(Quantitive Easing) dalam jumlah besar. Kebijakan itu
juga didukung dengan langkah stabilisasi nilai tukar
Rupiah, pelonggaran kebijakan makroprudensial,
"Dinamika perekonomian Indonesia dan digitalisasi sistem pembayaran. Sinergi kebijakan
2020 sangat dipengaruhi oleh fiskal dan moneter ekspansif juga diperkuat
melalui waktu, jenis, dan besaran stimulus dari
dampak pandemi Covid-19" masing-masing kebijakan. Bank Indonesia diberi
kewenangan untuk membantu pembiayaan APBN
2020 melalui pembelian Surat Berharga Negara (SBN)
Pemerintah dengan segera menempuh kebijakan berjangka panjang di pasar perdana dari Pemerintah
untuk memitigasi penyebaran Covid-19, termasuk dan berbagi beban pembiayaan fiskal. Selain itu,
melalui kebijakan pembatasan mobilitas. Kebijakan penguatan koordinasi kebijakan juga dilakukan untuk
terutama dilakukan dengan mengurangi mobilitas menjaga stabilitas sistem keuangan melalui program
individu, termasuk menerapkan kebijakan menjaga restrukturisasi bagi UMKM dan korporasi, serta
jarak (social distancing) antarindividu. Kebijakan inisiatif lainnya untuk menjaga fungsi intermediasi
ini memperkuat kebijakan pengelolaan kesehatan pembiayaan yang ditempuh Otoritas Jasa Keuangan
3T (Tracing, Testing, Treatment), yang kemudian (OJK). Sementara itu, Lembaga Penjamin Simpanan
diimplementasikan melalui protokol kesehatan 3M (LPS) turut merelaksasi kebijakan untuk mengurangi
(Menggunakan masker, Mencuci tangan, Menjaga tekanan likuiditas perbankan.
jarak) di tengah masyarakat. Sejalan dengan kebijakan
Sinergi kebijakan yang ditempuh dengan perlahan
ini, sejumlah Pemerintah Daerah menerapkan
dapat meningkatkan kembali perekonomian
kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB)
pada semester II, meskipun berbagai penguatan
sejak April 2020. Sementara itu, Jakarta menempuh
kebijakan terus dilakukan. Pada paruh pertama
PSBB sejak 10 April 2020. Dalam perkembangannya,
2020, perekonomian Indonesia mendapat tekanan
kebijakan PSBB di beberapa daerah seperti di
cukup dalam. Optimisme terhadap pemulihan
Jakarta dan Jawa Barat sempat dilonggarkan pada
ekonomi nasional, pascaperang dagang AS-Tiongkok
Juni 2020 sejalan dengan penurunan kasus. Namun
yang sempat mengemuka pada akhir 2019 dan awal
demikian, kebijakan tersebut kembali diperketat pada
2020, menjadi pudar dengan pandemi Covid-19 yang
September 2020 akibat peningkatan kembali kasus
merebak. Tekanan bersumber dari penurunan ekspor
Covid-19.
sejalan dengan pelemahan ekonomi global dan
gangguan rantai pasokan dunia. Selain itu, tekanan berada di kisaran -2% hingga -1%. Tekanan inflasi juga
juga dipengaruhi oleh mobilitas yang menurun rendah sejalan dengan permintaan domestik yang
sejalan dengan PSBB. Akibatnya, PDB terkontraksi lemah. Sementara itu, sistem keuangan, termasuk
cukup dalam pada triwulan II 2020 dan terjadi hampir perbankan, yang berada dalam kondisi baik pada saat
di seluruh sektor ekonomi. Sektor pariwisata dan pandemi mulai terjadi, menjadi bantalan ketahanan
jasa transportasi merupakan sektor yang paling sistem keuangan. Kondisi tersebut tercermin pada
terdampak mobilitas yang rendah. Aliran modal keluar permodalan, kualitas kredit, dan likuiditas yang tetap
juga meningkat pada periode awal pandemi sejalan baik. Namun demikian, kredit terkontraksi 2,41%
ketidakpastian pasar keuangan global dan akhirnya sejalan dengan permintaan domestik yang lemah
menekan nilai tukar Rupiah. Meskipun demikian, dan kehati-hatian perbankan dalam menyalurkan
tekanan terhadap perekonomian berkurang pada kredit. Perekonomian yang membaik pada semester
semester II 2020 sejalan dengan bauran kebijakan II 2020 berdampak positif pada persepsi penanaman
yang ditempuh. Kontraksi PDB menurun pada modal, sehingga aliran masuk modal asing kembali
triwulan III, sehingga secara keseluruhan tahun terjadi dan mendorong penguatan nilai tukar
2020 pertumbuhan ekonomi Indonesia diprakirakan Rupiah, memperkuat stabilitas perekonomian, dan
mempercepat proses pemulihan ekonomi.
Aceh
8,7
Kaltara dalam Ribuan Orang
Sumut 3,8
Kep. Riau Sulut
18,1 Gorontalo 9,7
7,0
3,8 Maluku
Riau Utara
25 Kaltim 2,8 Papua
Kalbar 27 Barat
Sumbar 3,1 6
23,5 Jambi Kep. Babel
2,3 Kalteng
3,2 Sulbar Sulteng
>50 9,7
1,9 3,6
20 - 49,9 Sumsel
11,8 Kalsel
15 - 19,9 Maluku Papua
Bengkulu 15,3
Sulsel Sultra 5,7 13,2
10 - 14,9 3,6 Lampung
7,9
6,3 DKI Jakarta Jawa 31
5 - 9,9 183,7
Tengah
0 - 4,9 81,7
Banten NTB
PSBB level Kab/Kota
18,2 5,7
PSBB level Provinsi Jawa
Barat DIY Jawa
83,6 12,2 Timur Bali NTT
TOTAL KASUS 17,6 2,2
84,2
NASIONAL: 743.198
Keterangan: Peta merupakan data total jumlah kasus positif per provinsi (dalam ribu);
Sumber: BNPB; Data s.d. 31 Desember 2020
perjalanan.10 Namun, penyesuaian PSBB kembali yang dilakukan masyarakat. Kegiatan yang masih
dilakukan sebagai dampak peningkatan kembali kasus cukup baik hanya terjadi di sekitar perumahan serta
positif seperti di DKI Jakarta, Banten, dan beberapa tempat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan
wilayah di Jawa Barat pada September 2020. kesehatan. Secara spasial, Bali dan DKI Jakarta adalah
dua provinsi yang mencatat mobilitas terendah
Penerapan PSBB dan juga penerapan protokol dibandingkan provinsi lainnya.
kesehatan cukup efektif mengurangi mobilitas
pergerakan manusia dan barang. Kebijakan Grafik 2.2. Mobilitas Masyarakat Indonesia
pembatasan mobilitas dan penerapan protokol % terhadap baseline (Feb-20)
transit dan perkantoran menjadi kegiatan terendah PSBB Jilid I PSBB Transisi PSBB Jilid II
-55
(10 Apr-4 Jun) (5 Jun-13 Sep) (14 Sep-11 Okt)
-65
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
10 Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor 26 Tahun 2020 tentang Visa dan Izin 2020
Tinggal Dalam Masa Adaptasi Kebiasaan Baru berlaku mulai 1 Oktober 2020
Sumber: Google Mobility Index
1. Subsidi Bunga 13,43 1. PMN BUMN (termasuk 24,07 1. PPh 21 DTP 9,73
tambahan PMN untuk PT Bio
Pada sisi lain, kebijakan fiskal 2. Penempatan Data (digabung
dengan penempatan dana
66,99
Farma)
2. Pembebasan PPh 22 Impor
3. Pengurangan Angsuran PPh 25 21,59
13,39
yang mencapai 96,7% dari pagu reprofiling, diikuti 1 Sinovac 3.000.000 - Des 2020
dengan realisasi program perlinsos sebesar 95,7% dari 122.504.000 - Des 2020 - Jan 2022
100.000.000 Sep 2021 - Mar 2022
pagu reprofiling. Keseluruhan belanja negara pada 2 Novavax 50.000.000 80.000.000 Jun 2021 - Mar 2022
2020 mencapai 94,6% dari pagu, atau tumbuh 12,2% 3 COVAX/GAVI 54.000.000 54.000.000 TwII 2021 - TwI 2022
4 AstraZeneca 50.000.000 50.000.000 TwII 2021 - TwI 2022
(yoy). Penerimaan yang terkontraksi di tengah belanja (finalisasi agreement,
volume confirmed)
yang tumbuh menyebabkan defisit fiskal yang lebih 5 Pfizer 50.000.000 50.000.000 TwIII 2021 - TwI 2022
(finalisasi agreement,
rendah menjadi Rp956,3 triliun atau sekitar 6,09% volume confirmed)
dari PDB. Selain itu, terdapat Sisa Lebih Pembiayaan Jumlah 329.504.000 334.000.000
Binding/Firm Order 663.504.000
Anggaran (SiLPA) sebesar Rp234,7 triliun yang di +Opsi/Potensi
dalamnya termasuk Rp66,75 triliun untuk dukungan Total Kebutuhan Vaksin 426.800.000
dan dana yang bersumber dari Badan Layanan Sumber: Kementerian Keuangan, diolah
nasional. Corona Virus Disease 2019, diubah menjadi Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 48/
POJK.03/2020
80
(Skala kanan)
15.300
dilakukan sejumlah pemerintah daerah untuk
mengunjungi wilayahnya untuk mencegah penyebaran
60 14.800
54,46
Covid-19 turut menurunkan permintaan terhadap
Volatilitas Bulanan
40 14.300 aneka angkutan. Inflasi AP pada periode perayaan
Vol harian
26,68 22,16 Annualised HBKN Idul Fitri pada Mei 2020 tercatat sebesar
20 8,6 7,90 8,24 8,00
14,38 13.800
7,54
5,67 0,28%, terendah dibandingkan rerata historis dalam
2,65
5,5 6,7 4,26 2,904,46 12,18
0 13.300 lima tahun terakhir. Permintaan yang lemah juga
6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
2019 2020 berdampak pada tekanan inflasi rokok yang relatif
Sumber: Reuters, Bloomberg, diolah, data s.d. 30 Desember 2020 terbatas di tengah kenaikan cukai rokok. Di samping
faktor permintaan, inflasi AP yang rendah juga 2,53% di akhir 2019, naik sedikit mulai triwulan II
dipengaruhi oleh penurunan harga jual Bahan Bakar sehingga tercatat 3,11% di Juni 2020. Seiring ekspansi
Khusus (BBK) di awal tahun 2020 seiring penurunan fiskal dan pelonggaran kebijakan moneter dan
harga minyak global. makroprudensial Bank Indonesia, likuiditas perbankan
juga meningkat yang tercermin dari Rasio AL/DPK
Perkembangan pasar uang dan suku bunga yang mencapai level 26,24% pada Juni 2020. Selain
perbankan menurun sejalan dampak pelonggaran itu, ketahanan sistem keuangan tetap kuat ditopang
kebijakan moneter dan makroprudensial. permodalan bank yang tinggi, tercermin pada rasio
Pelonggaran tersebut mendukung transmisi kecukupan modal (capital adequacy ratio atau CAR)
penurunan suku bunga di pasar uang, tercermin pada bank yang meningkat di level 22,50% pada Juni 2020,
penurunan suku bunga PUAB tenor overnight sebesar di atas threshold persyaratan prudensial.
81 bps sejak akhir 2019 hingga menjadi 4,08% pada
Juni 2020. Namun demikian, permintaan menurun Perkembangan yang mendapat perhatian ialah
mendorong transaksi antarbank yang turun di tengah kredit perbankan yang melambat pada semester
likuiditas yang memadai. Kondisi tersebut tercermin I seiring aktivitas perekonomian yang terbatas
dari rerata harian volume PUAB pada semester I 2020 dan kehati-hatian bank dalam menyalurkan kredit.
yang menurun menjadi sebesar Rp11,64 triliun, lebih Pertumbuhan kredit perbankan yang tercatat 6,08%
rendah dibandingkan dengan kondisi rerata semester di 2019, terus melambat menjadi 1,49% di Juni 2020.
I 2019 sebesar Rp 19,65 triliun. Transmisi kepada suku Perlambatan tersebut sejalan dengan permintaan
bunga perbankan juga berlanjut. Rerata tertimbang domestik yang lemah dan kehati-hatian perbankan
suku bunga deposito pada Juni 2020 tercatat 5,74%, akibat merebaknya Covid-19 pada semester I.
turun 57 bps sejak Desember 2019. Suku bunga kredit Perlambatan kredit utamanya bersumber dari
modal kerja juga turun sebesar 61 bps menjadi 9,48% kontraksi kredit modal kerja seiring terhentinya
pada Juni 2020. aktivitas usaha di tengah kredit konsumsi dan
kredit investasi yang masih tumbuh positif. Dari sisi
Bantalan yang cukup kuat sebelum pandemi penawaran, meningkatnya risiko kredit membuat
membawa stabilitas sistem keuangan tetap baik, perbankan menunjukkan perilaku risk-averse,
meskipun terdapat sedikit tekanan pada semester tercermin dari indeks lending standard yang mengetat
I 2020. Indeks Stabilitas Sistem Keuangan (ISSK) di triwulan II. Pengetatan aspek kebijakan itu terjadi
sempat tertekan namun tetap berada pada zona pada seluruh komponen, baik dari sisi plafon kredit,
normal-stabil dan di bawah threshold. Rasio kredit jangka waktu kredit maupun premi kredit berisiko.
bermasalah (Non Performing Loan/NPL) yang tercatat
I II III IV I II III
di kisaran -2% hingga - 1% (Tabel 2.3). Kontraksi
PDB 5,17 5,07 5,05 5,02 4,97 5,02 2,97 -5,32 -3,49
perekonomian tersebut juga tercermin pada kenaikan
Konsumsi Swasta 5,05 5,02 5,18 5,01 4,97 5,04 2,83 -5,52 -4,04
pengangguran terutama pada semester II mencapai
Konsumsi Pemerintah 4,8 5,22 8,23 0,98 0,48 3,25 3,75 -6,90 9,76
7,07% (September 2020).
Investasi 6,64 5,03 4,55 4,21 4,06 4,45 1,70 -8,61 -6,48
Pada semester II, perbaikan ekonomi tercermin Inv. Nonbangunan 10,31 3,69 1,96 1,95 -0,13 1,80 -1,46 -18,62 -8,99
dari kinerja LU yang terkait dengan ekspor dan Inv. Bangunan 5,41 5,48 5,46 5,03 5,53 5,37 2,76 -5,26 -5,60
mobilitas. Di satu sisi, LU yang menopang perilaku Ekspor 6,55 -1,58 -1,73 0,10 -0,39 -0,87 0,23 -11,68 -10,82
kenormalan baru (new normal) dan penanganan Impor 11,88 -7,47 -6,84 -8,30 -8,05 -7,69 -2,18 -16,98 -21,86
Covid-19 melanjutkan pertumbuhan positif, seperti Keterangan: *Angka sementara; ** Angka sangat sementara;
LU Informasi dan Komunikasi, LU Jasa Kesehatan *** Angka sangat sangat sementara
Sumber: BPS
modal. Keterkaitan komoditas ekspor dengan 14 Pembahasan lebih detail pada subbab 4.2.
Grafik 2.5. Neraca Pembayaran Indonesia 2020 Grafik 2.6. Transaksi Berjalan 2020
Juta Dolar AS Juta Dolar AS
25.000 25.000
Transaksi Modal dan Finansial Barang Jasa Pendapatan Primer
20.000 20.000
Secondary Income Transaksi Berjalan
15.000 15.000
10.000
10.000
Neraca Keseluruhan
5.000
5.000
0
0
-5.000
-5.000
-10.000
-10.000 -15.000
Transaksi Berjalan
-15.000 -20.000
-20.000 -25.000
I II I II I II I* II** I II I II I II I* II**
2017 2018 2019* 2020 2017 2018 2019* 2020
Keterangan: *Angka sementara, **Angka sangat sementara. Data triwulan IV 2020 Keterangan: *Angka sementara, **Angka sangat sementara. Data triwulan IV 2020
merupakan angka proyeksi merupakan angka proyeksi
Sumber: Bank Indonesia
Sumber: Bank Indonesia
level Rp14.525 per dolar AS, dari Rp14.139 per dolar Sumber: Reuters dan Bloomberg, diolah; Data s.d. 30 Desember 2020
Grafik 2.7. Aliran Investasi Asing ke SBN Tahun 2020 Grafik 2.9. Volatilitas Nilai Tukar Indonesia vs Peers
Triliun Rp %
40 50
44,3 Triwulan II 2020
20 45
Triwulan III 2020
0 40
Triwulan IV 2020
35
-20
28,5 27,9 30
-40 26,7
22,9 22,4 25
20,9
-60
18,2 18,0 20
Jangka Pendek (0-5 Tahun) 16,2
-80 16,0
Jangka Menengah (6-10 Tahun) 9,6 9,6 15
13,1 10,6 9,3
Jangka Panjang (>10 Tahun)
-100 7,8 8,3 8,4 10
6,2
6,7 6,9 5,5
5,7 4,4 5,44,25,8 5,4
-120 3,8 5
-140 0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 TRY ZAR INR BRL PHP MYR IDR KRW THB SGD
2020
Sumber: Bank Indonesia Sumber: Reuters dan Bloomberg, diolah; data s.d. 30 Desember 2020
10.000
8
5.000 Administered Prices Volatile Food
0 4
Inti
3,62
1,60
-5.000
0
1,68
-10.000 IHK 0,25
-15.000 -4
I II I II I II I II 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11
2017 2018 2019 2020
2017 2018 2019 2020
Sumber: Bank Indonesia Sumber: BPS, diolah
Secara keseluruhan, stabilitas nilai tukar pembentukan inflasi turut berkontribusi terhadap
Rupiah pada 2020 yang bergerak sesuai dengan terjaganya inflasi IHK. Secara spasial, inflasi IHK yang
fundamental juga didukung oleh ketersediaan rendah ditopang oleh inflasi yang terjaga rendah di
instrumen lindung nilai. Seiring ketidakpastian seluruh daerah. Beberapa daerah mencatat inflasi
global yang meningkat, pelaku pasar melakukan di bawah 1%, yakni Maluku (0,21%), Sulawesi Utara
upaya lindung nilai terhadap pelemahan nilai (0,31%), dan Nusa Tenggara Barat (0,60%) (Grafik
tukar Rupiah melalui transaksi derivatif. Komposisi 2.12).
derivatif di pasar valas relatif stabil di kisaran 40%
dari total transaksi di tahun 2020. Ketersediaan jenis Berdasarkan komponennya, tekanan inflasi inti
instrumen lindung nilai seperti cross currency swap tetap rendah sejalan dengan permintaan yang
dan call spread option terindikasi berdampak pada belum kuat. Inflasi inti terus menurun hingga tercatat
ketersediaan instrumen transaksi yang lebih beragam 1,60% pada Desember 2020. Perlambatan berlanjut
sehingga mengurangi tekanan ke pasar spot Rupiah. pada kelompok inti nonmakanan (di luar emas)
Peningkatan transaksi derivatif juga dalam rangka seiring permintaan yang belum kuat dan perlambatan
memenuhi kebutuhan lindung nilai pelaku pasar kenaikan inflasi harga emas pada triwulan IV 2020.
dalam rangka Kegiatan Penerapan Prinsip Kehati- Inflasi inti yang tetap rendah juga dipengaruhi
hatian (KPPK). Dari total pelapor KPPK ULN, pada oleh tetap terjangkarnya ekspektasi inflasi. Peran
triwulan I 2020, sebanyak 89,8% sudah memenuhi
hedging untuk 0-3 bulan ke depan dan 93,4% telah
Grafik 2.12. Inflasi IHK di Berbagai Wilayah
memenuhi hedging 3-6 bulan ke depan.
%
Inflasi AP masih terus melambat seiring Grafik 2.13. Suku Bunga Perbankan
%
permintaan yang belum kuat dan penyesuaian
16
beberapa tarif oleh Pemerintah. Pemerintah
melakukan penyesuaian tarif listrik golongan 14
RRT Suku Bunga Kredit
nonsubsidi pada triwulan IV 2020 seiring penurunan Suku Bunga KK
12
determinan tarif listrik, antara lain harga minyak
10,97
global, harga batu bara domestik, dan tingkat inflasi Suku Bunga KI
9,7010
IHK. Perlambatan inflasi energi lebih lanjut tertahan Suku Bunga KMK
9,21
8,96
oleh peningkatan inflasi Bahan Bakar Rumah Tangga 8
indikator efisiensi, rasio biaya operasional terhadap 2017 2018 2019 2020
Sumber: Bank Indonesia, OJK, diolah
pendapatan operasional (BOPO) sebesar 86,04%,
dan indikator profitabilitas, rasio Net Interest Margin
(NIM) dan return on assets (ROA), yang terjaga di level bersumber dari seluruh jenis penggunaan kredit,
4,29% dan 1,63% pada November 2020. Peningkatan baik kredit modal kerja, investasi, maupun konsumsi
likuiditas bank terutama dalam bentuk kepemilikan (Grafik 2.16). Faktor lemahnya permintaan terindikasi
SPN dan SBN diprakirakan turut membantu menahan lebih dominan sebagai penyebab masih rendahnya
penurunan profitabilitas akibat perlambatan penyaluran kredit perbankan. Permintaan kredit
pertumbuhan kredit dan peningkatan pembentukan yang lemah terkait erat dengan permintaan domestik
cadangan seiring dengan kecenderungan peningkatan yang belum kuat dan kondisi dunia usaha akibat
risiko. Secara keseluruhan, kepemilikan surat-surat pandemi Covid-19. Dari sisi penawaran, kapasitas
berharga di perbankan mencapai Rp1.467 triliun pada perbankan dalam penyaluran sangat memadai sejalan
akhir Desember 2020. dengan pelonggaran kebijakan moneter dalam
bentuk penurunan suku bunga dan injeksi likuiditas,
Hal yang menjadi perhatian ialah fungsi serta relaksasi kebijakan makroprudensial. Survei
intermediasi perbankan yang terus melambat pada perbankan pada triwulan IV menunjukkan standar
semester II. Pertumbuhan kredit perbankan tercatat penyaluran kredit yang membaik pada semester II
kontraksi sebesar 2,41% pada Desember 2020 yang (Grafik 2.17).
Grafik 2.14. Perkembangan NPL Grafik 2.16. Perkembangan Kredit dan DPK
% %
4,0 28
3,5
3,06 23
3,0
NPL Gross
18
2,5
Kredit
2,0 13
1,5 DPK
NPL Net 8
0,99
1,0
3
0,5
0 -2
2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12
2017 2018 2019 2020 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
Sumber: Bank Indonesia Sumber: Bank Indonesia
40 100
80
Lebih Ketat
30
NCG
60
20
40
12,4 NFA
12,0 11,0
Lebih Longgar
20
10 Kredit
3,2
0,4 0
M2
0
-20
-10 -40
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I* 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11
2017 2018 2019 2020 2021 2016 2017 2018 2019 2020
Keterangan: * proyeksi
Sumber: Bank Indonesia, diolah
Sumber: Survei Perbankan Bank Indonesia Triwulan IV 2020
Pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) terus mulai pulihnya ekonomi dan tercatat tumbuh 13,25%
meningkat hingga triwulan III, meskipun kemudian (yoy) pada Desember 2020. Di sistem pembayaran
sedikit melambat pada akhir 2020. DPK terus nontunai, transaksi pembayaran menggunakan ATM,
tumbuh tinggi hingga 12,88% (yoy) pada September Kartu Debet, Kartu Kredit, dan Uang Elektronik (UE)
2020 namun sedikit melambat di Desember 2020 juga membaik dan kembali tumbuh positif sebesar
menjadi 11,11% (Grafik 2.16). Kontribusi perlambatan 2,06% (yoy) pada Desember 2020 (Grafik 2.20).
pertumbuhan bersumber dari giro dan deposito, Demikian juga nilai transaksi digital banking yang
terutama dari korporasi BUMN, antara lain sejalan membaik dan mencapai Rp2.774,5 triliun atau tumbuh
dengan kebutuhan pemenuhan kewajiban akhir tahun. 13,91% (yoy) pada Desember 2020. Volume digital
Sementara itu, pertumbuhan DPK perseorangan terus banking juga terus meningkat dan mencapai 513,7 juta
meningkat terutama terjadi pada tabungan di tengah transaksi atau tumbuh 41,53% (yoy) pada Desember
perlambatan pertumbuhan deposito. 2020.
Kenaikan DPK menjadi komponen pendorong Pada semester 2, digitalisasi sistem pembayaran
kenaikan pertumbuhan uang beredar pada meningkat dan turut mendorong pemulihan
semester kedua. Pertumbuhan uang beredar baik M1 transaksi ekonomi. Nominal transaksi e-commerce
maupun M2 terus meningkat dan mencapai masing- kembali meningkat 19,55% (yoy) pada triwulan III
masing sebesar 18,54% dan 12,44% pada Desember dan secara keseluruhan tahun tumbuh 29,6% (yoy)
2020. Berdasarkan faktor yang memengaruhinya,
pertumbuhan M2 masih ditopang ekspansi operasi
Grafik 2.19. Pertumbuhan Komponen M2
keuangan pemerintah dan pembelian SBN oleh Bank Persen, yoy
Perbankan & BI
pertumbuhan M2 dipengaruhi oleh pertumbuhan M1 M1
meningkat pada semester kedua 2020 sejalan dengan Sumber: Bank Indonesia, diolah
Grafik 2.20. Pertumbuhan Nilai Transaksi ATM/D, KK dan UE dalam transaksi pembayaran makin meluas terlihat
%YoY %YoY
20 Total
450 dan jumlah merchant (Grafik 2.21). Pada tahun 2020
3,21
400 penggunaan QRIS telah menyambungkan sekitar 5,8
10
2,06 350
juta merchant ritel secara nasional. Sebagian besar
0
Kartu Kredit
300
merchant tersebut UMKM, khususnya lebih dari 3,6
-10 250
juta merchant Usaha Mikro (UMI) dan sekitar 1,2 juta
-20 200
Uang Elektronik
(Skala kanan) -35,45 merchant Usaha Kecil (UKE).
150
-30
100
-40
30,44 50
-50 0
18
1.200
dari tahun sebelumnya.Pertumbuhan transaksi 16
Trilema Trilema
Kebijakan Kebijakan
Moneter Makroprudensial
eksternal dan mengelola penyesuaian ekonomi Bank Indonesia juga menindaklanjuti kewenangan
dapat berjalan baik di tengah periode ketidakpastian dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2020
pasar keuangan dunia dan pelemahan ekonomi sebagai bagian dari respons kebijakan nasional
domestik. Dari kebijakan makroprudensial, arah dalam kondisi kegentingan yang memaksa karena
kebijakan akomodatif ditempuh melalui pelonggaran Covid-19. Respons kebijakan nasional dalam
sejumlah ketentuan untuk mendorong perbankan ketentuan dimaksud mencakup kebijakan keuangan
dalam pembiayaan dunia usaha dan ekonomi serta negara dan kebijakan stabilitas sistem keuangan,
menjaga ketahanan sistem keuangan. Arah kebijakan yang ditempuh dengan tetap mempertimbangkan
makroprudensial ditujukan agar stabilitas sistem stabilitas perekonomian dalam jangka menengah
keuangan tetap terpelihara baik, fungsi intermediasi panjang. Dalam hubungan ini, kewenangan Bank
terjadi dengan seimbang dan sehat, serta efisiensi Indonesia terkait kebijakan keuangan negara untuk
dan peran sektor keuangan yang inklusif dapat pembelian Surat Berharga Negara (SBN) berjangka
berkembang dengan cepat2(Gambar 3.1).18 Kebijakan panjang di pasar perdana dari Pemerintah. Sementara
sistem pembayaran dilakukan dengan mempercepat itu, kebijakan stabilitas sistem keuangan mencakup
digitalisasi sistem pembayaran melalui berbagai penyempurnaan Pinjaman Likuiditas Jangka Pendek/
inisiatif transformasi digital sebagai implementasi Pembiayaan Likuditas Jangka Pendek Syariah (PLJP/
dari Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia (BSPI PLJPS), pembelian/repo SBN dengan LPS, pengaturan
2025). Selain ketiga kebijakan utama tersebut, Bank lalu lintas devisa, dan akses pendanaan kepada
Indonesia juga menempuh kebijakan pendukung korporasi/swasta dengan cara repo Surat Utang
seperti kebijakan pendalaman pasar keuangan, Negara/Surat Berharga Syariah Negara (SUN/SBSN)
ekonomi dan keuangan syariah, UMKM, dan melalui perbankan.
internasional yang terus diperkuat untuk mendorong
momentum pemulihan ekonomi nasional.
18 Warjiyo, P., & Juhro, S.M. (2016). Kebijakan Bank Sentral: Teori dan Praktik. PT. Raja
Grafindo Persada.
Keterangan: Koordinasi antara Bank Indonesia, Kementerian Keuangan, OJK, dan LPS
penggunaan QRIS kepada merchant dan konsumen jumlah, tepat waktu, dan juga tata kelola lebih
juga terus diperluas. Melalui QRIS, digitalisasi UMKM baik di tengah pandemi Covid-19. Elektronifikasi
dapat dipercepat sehingga mendukung inklusi transaksi keuangan Pemerintah Daerah juga terus
ekonomi dan keuangan secara nasional, termasuk berkembang hingga tercatat 542 Pemerintah Daerah,
ketersediaan data UMKM yang selama ini menjadi yaitu 34 provinsi, 93 kota, dan 415 kabupaten.
salah satu kendala dalam pengembangan UMKM. Cakupan elektronifikasi pembayaran antardaerah
bervariasi mulai dari Cash Management System
Sejalan dengan dampak Covid-19 yang makin luas, (CMS), SP2D secara online, hingga penggunaan QRIS,
pada semester II 2020 berbagai kebijakan sistem Uang Elektronik, dan online banking. Elektronifikasi
pembayaran untuk mendukung pemulihan ekonomi transaksi keuangan Pemerintah Daerah tersebut juga
nasional dilanjutkan untuk menopang aktivitas berlaku untuk penarikan pajak dan retribusi, serta
digital masyarakat di masa pandemi. Bank Indonesia belanja dan pengeluaran. Dengan elektronifikasi
memperpanjang pemberlakuan Merchant Discount tersebut, penerimaan pajak diharapkan dapat
Rate QRIS sebesar 0 (nol) hingga 31 Maret 2021. Pada ditingkatkan, pengeluaran dapat dilakukan dengan
November 2020, Bank Indonesia juga memperpanjang lebih efisien dan optimal, dan tata kelola keuangan
pemberlakuan pelonggaran biaya SKNBI sampai Pemerintah Daerah dapat diperkuat.
dengan 31 Juni 2021. Demikian pula kebijakan
kartu kredit yang semula berlaku sampai dengan Di bidang pengelolaan uang Rupiah, Bank
31 Desember 2020. Penurunan batas maksimum Indonesia melakukan transformasi melalui
suku bunga kartu kredit dilanjutkan di tahun 2021. sentralisasi, otomasi, dan efisiensi pencetakan,
Penurunan batas minimum pembayaran kartu kredit serta pengedaran uang ke seluruh wilayah Negara
diperpanjang hingga 31 Desember 2021, sementara Kesatuan Republik Indonesia. Transformasi
penurunan nilai denda keterlambatan pembayaran pengelolaan uang Rupiah tersebut diarahkan
kartu kredit diperpanjang sampai dengan 30 Juni untuk menyediakan uang layak edar, denominasi
2021. Lebih lanjut, Bank Indonesia menurunkan uang yang sesuai, just in time, central bank driven,
biaya layanan BI-RTGS sejak 1 Desember 2020 untuk selaras dengan arah kebijakan nontunai, serta
memperkuat efisiensi biaya dan struktur tarif, serta memperhatikan efisiensi dan kepentingan nasional.
mendorong aktivitas ekonomi. Transformasi tersebut dilakukan melalui tiga pilar,
yaitu ketersediaan uang Rupiah yang berkualitas dan
Bank Indonesia juga terus memperkuat sinergi terpercaya, sistem distribusi uang yang efisien dan
dengan Pemerintah dalam mendorong penggunaan layanan kas prima, serta pembangunan infrastruktur
transaksi nontunai di beberapa sektor strategis pengelolaan uang Rupiah yang memadai dan berbasis
melalui program elektronifikasi pembayaran teknologi. Transformasi pengelolaan uang Rupiah
Elektronifikasi pembayaran bansos nontunai melalui ketiga pilar tersebut merupakan wujud
mendukung penyaluran lebih tepat sasaran, tepat komitmen kuat Bank Indonesia untuk menjaga
integritas dan kredibilitas Rupiah sebagai alat Berbagai kebijakan yang ditempuh Bank Indonesia
pembayaran yang sah sekaligus sebagai pemersatu tersebut berdampak pada penyelenggaraan
dan kebanggaan bagi NKRI dan bangsa Indonesia. dan operasional sistem pembayaran yang
berjalan secara penuh dan berkontribusi pada
Menindaklanjuti transformasi pengelolaan uang upaya pemulihan ekonomi nasional. Sejak awal
Rupiah tersebut, kebijakan pengelolaan uang merebaknya Covid-19, Bank Indonesia terus
Rupiah terus diperkuat untuk memenuhi kebutuhan memastikan penyelenggaraan dan operasional
masyarakat akan uang kartal dengan lebih efisien. sistem pembayaran berjalan secara penuh baik di sisi
Pada tahun 2020, Bank Indonesia menyempurnakan tunai maupun nontunai. Langkah tersebut ditempuh
jaringan distribusi uang melalui implementasi Front antara lain melalui penyesuaian jam operasional
Office, Middle Office, dan Back Office (FOMOBO) Sistem Pembayaran Bank Indonesia (SPBI) sejak 30
untuk mengoptimalkan manajemen stok dan utilisasi Maret 2020. Kebijakan ini dilakukan berkoordinasi
khazanah. Seluruh satuan kerja Kas Bank Indonesia dengan OJK, industri perbankan, dan penyelenggara
akan diperkuat secara bertahap dengan proses jasa sistem pembayaran sebagai komitmen untuk
digitalisasi manajemen stok uang melalui penerapan menjaga kelancaran sistem pembayaran dan
Warehouse Management System (WMS). Lebih lanjut transaksi keuangan. Bank Indonesia juga memastikan
selaras dengan destination statement Framework penyediaan dan pengedaran uang yang higienis untuk
Pengedaran Uang Rupiah (PUR) 2025, Bank Indonesia memberikan rasa aman dan nyaman bagi masyarakat
juga menyesuaikan jumlah Iron Stock Nasional (ISN) dalam bertransaksi menggunakan uang tunai.
dan kas minimum setiap satuan kerja kas berdasarkan Berbagai kebijakan yang ditempuh tersebut turut
karakteristik kewilayahan. Kebijakan ini untuk berkontribusi pada pemulihan ekonomi nasional. Hal
memastikan kebutuhan uang kartal di masyarakat tersebut tercermin pada pemulihan nilai transaksi
terpenuhi baik secara nominal maupun jenis pecahan masyarakat baik tunai dan nontunai. Digitalisasi
dengan lebih efisien. Bank Indonesia juga melakukan sistem pembayaran turut mendorong pesatnya
penguatan inovasi desain dan spesifikasi uang melalui transaksi ekonomi digital melalui e-commerce yang
pengeluaran Uang Peringatan Kemerdekaan 75 Tahun selanjutnya berkontribusi positif dalam mendorong
RI (UPK 75 Tahun RI). Uang tersebut dicetak dengan pemulihan ekonomi nasional.
menggunakan teknologi dan unsur pengaman terkini
agar lebih mudah dikenali, memiliki masa edar lebih
lama, dan sulit untuk dipalsukan.
terkoordinasi erat dengan stimulus fiskal Pemerintah global ini menopang perbaikan ekspor Indonesia yang
dan kebijakan mendorong kredit/pembiayaan dari kemudian meningkatkan aktivitas produksi, investasi,
OJK sehingga dapat terus mendorong permintaan dan konsumsi. Perbaikan iklim berusaha sebagai
dan pertumbuhan ekonomi ke depan. Digitalisasi dampak implementasi UU Cipta Kerja juga akan
sistem pembayaran dan pendalaman pasar uang juga mendukung perbaikan investasi. Sinergi kebijakan
dipercepat untuk makin mengembangkan ekonomi Bank Indonesia, Pemerintah dan otoritas terkait yang
keuangan digital, termasuk UMKM dan ekonomi- terus diperkuat juga akan mendorong percepatan
keuangan syariah. Implementasi kebijakan ini akan pemulihan ekonomi. Dengan kondisi tersebut,
terus diperkuat dengan sinergi yang erat dengan pertumbuhan ekonomi domestik diprakirakan
Pemerintah, KSSK, perbankan, lembaga fintech, dunia berada di kisaran 5,4-5,9% pada 2022. Dalam periode
usaha, dan masyarakat luas sehingga meningkatkan selanjutnya, pemulihan ekonomi global yang terus
kontribusi ekonomi keuangan digital dalam pemulihan berlanjut akan terus menopang peningkatan kinerja
ekonomi nasional. sektor eksternal Indonesia. Produktivitas ekonomi
domestik juga diprakirakan meningkat sebagai hasil
Dalam jangka menengah, perekonomian Indonesia reformasi struktural yang terus ditempuh, termasuk
diprakirakan akan kembali pada lintasan yang akselerasi ekonomi dan keuangan digital serta
meningkat, ditopang oleh membaiknya ekonomi penguatan UMKM. Dengan perkembangan tersebut,
dunia serta menguatnya sinergi kebijakan dan pertumbuhan ekonomi Indonesia diprakirakan terus
reformasi struktural. Prospek ekonomi global meningkat hingga mencapai kisaran 5,5-6,1% pada
diprakirakan terus membaik pada 2022 sejalan 2025, dan bergerak menuju lintasan menjadi negara
tekanan Covid-19 yang berkurang dan dampak positif maju berpendapatan tinggi pada 2045.
stimulus kebijakan di banyak negara. Prospek ekonomi
Negara Maju
3,6 2,8 -3,8 5,0
dan berlanjutnya stimulus
2,2 1,6 -4,9 4,0
Amerika Serikat 2,9 2,2 -3,8 4,3 kebijakan"
Eropa 1,9 1,3 -7,2 5,0
Jepang 0,3 0,7 -5,7 2,5
Negara Berkembang 4,5 3,7 -2,9 5,6
Tiongkok 6,7 6,1 2,1 7,8
Perbaikan ekonomi global 2021 berlangsung baik
India 6,1 4,2 -8,8 8,2 di negara maju maupun negara berkembang. Di
Amerika Latin 1,1 0,0 -7,5 3,1 negara maju, pemulihan ekonomi terutama ditopang
Volume Perdagangan Dunia 3,8 -0,4 -6,3 4,4
perbaikan ekonomi AS sejalan dengan implementasi
Indeks Harga Komoditas Ekspor Indonesia -2,8 -3,0 -5,8 4,0
vaksin Covid-19, peningkatan mobilitas, stimulus
Keterangan: *Proyeksi Bank Indonesia
Sumber: World Economic Outlook Database Oktober 2020
-6
Perbaikan pertumbuhan ekonomi dunia
mendorong kenaikan volume perdagangan dan
-9
harga komoditas global pada 2021. Sejalan dengan
-12 kenaikan permintaan akibat pemulihan ekonomi
dunia, volume perdagangan dunia diprakirakan
-15
meningkat menjadi 4,4% (Tabel 4.1) Kenaikan
-18 permintaan ini akan mendorong harga komposit
IND
CN
PHL
MYS
VNM
THA
KOR
GHA
ZAF
ISR
SAU
POL
ROU
KEN
HUN
TUR
UKR
EGY
CZE
NGA
RUS
BRA
COL
PER
CHL
MEX
Asia Eropa Tengah & Timur, Timur Tengah & Afrika Amerika Latin
komoditas ekspor Indonesia sekitar 4,0%. Harga
Sumber: IMF Fiscal Monitor Oktober 2020 komoditas batubara, tembaga, aluminium, dan nikel
kembali meningkat pada 2021 seiring kenaikan
permintaan investasi, terutama sektor infrastruktur
fiskal yang lebih besar, dan ketidakpastian politik
dari Tiongkok. Harga CPO juga meningkat ditopang
yang mereda setelah pemilu Presiden, meskipun
permintaan global, terutama konsumsi yang
peningkatan kembali kasus Covid-19 tetap perlu
berangsur pulih. Sementara itu, prospek harga minyak
dicermati. Pemulihan ekonomi Eropa terutama
diprakirakan meningkat menjadi 43 dolar AS per
didukung stimulus fiskal lanjutan melalui European
barel pada 2021 dipengaruhi oleh permintaan yang
Recovery Fund. Di Jepang, perbaikan ekonomi
lebih tinggi dari suplai minyak dunia (net demand) dan
didukung oleh kebijakan moneter yang akomodatif
implementasi oil cuts OPEC+ hingga 2022.
dan stimulus fiskal yang berlanjut. Faktor yang
dapat menghambat pemulihan di Jepang ialah Prospek ekonomi dunia yang membaik berpotensi
permasalahan struktural terkait aging population dan menurunkan ketidakpastian pasar keuangan
tingkat tabungan yang tinggi. Di negara berkembang, global dan meningkatkan aliran modal ke negara
pertumbuhan ekonomi didukung oleh Tiongkok yang berkembang. Penurunan ketidakpastian tersebut
juga menerapkan kebijakan dual circulation strategy didorong oleh ekspektasi positif terhadap prospek
(DCS) 2021-2025 untuk menuju lintasan pertumbuhan perekonomian global yang membaik seiring dengan
ketersediaan vaksin, peningkatan mobilitas dan
Grafik 4.2. Proyeksi Suku Bunga Acuan 2021
berlanjutnya respons kebijakan stimulus fiskal dan
% moneter di banyak negara. Perkembangan indikator
25 dini menunjukkan ketidakpastian pasar keuangan
Proyeksi 2021
2020 global semakin menurun sejak awal November
20
Kisaran Suku Bunga Acuan Historis
Sejak 2008
2020 pascahasil pemilihan umum Presiden di AS,
15 meskipun volatilitas perlu tetap diwaspadai di tengah
kekhawatiran peningkatan kembali kasus Covid-19 di
10 beberapa negara. Indikator volatilitas (VIX) di pasar
keuangan diprakirakan menurun, dengan membaiknya
5
prospek perekonomian, termasuk di negara
0
berkembang. Penurunan ketidakpastian global ini
diharapkan akan mendorong aliran masuk modal asing
Turki
Vietnam
Tiongkok
Meksiko
India
Indonesia
Afrika Selatan
Brasil
Malaysia
Taiwan
Chili
Korea
Thailand
Filipina
Tanaman Perkebunan
PRIORITAS 2 21,6%
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan
Jaminan Sosial Wajib
Industri Kayu
Industri Furnitur
RISIKO MEDIUM 41,75% 5 RISIKO MEDIUM 3,99% 6 Peternakan
DAMPAK MEDIUM DAMPAK TINGGI Industri Logam Dasar
Angkutan Darat Industri Makanan dan Industri Kimia, Farmasi dan Obat Tradisional Tanaman Pangan
Angkutan Laut Minuman Industri Logam Dasar Jasa Pertanian dan Perburuan
Angkutan Rel Industri Mesin dan Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Pengadaan Air
Industri Alat Angkutan Perlengkapan Daur Ulang Pengolahan Tembakau
Industri Tekstil dan Industri TPT
Industri Barang dari Industri Kulit
Pakaian Jadi
Logam Industri Kertas Informasi dan Komunikasi
Jasa Perusahaan
Industri Barang Galian Real Estate
Bukan Logam Ketenagalistrikan
Industri Barang dari Logam
Industri Furnitur Konstruksi
Industri Barang Galian Bukan Logam
Industri Karet Perdagangan Besar dan
Eceran Industri Kulit
Industri Karet Industri Mesin dan Perlengkapan
Pengadaan Gas dan
Industri Kayu
Produksi Es
Industri Pengolahan
Pengolahan Tembakau
Lainnya
Real Estate
DAMPAK EKONOMI
(Deviasi, Pertumbuhan, Multiplier Output, Tenaga Kerja, dan Nilai Tambah)
Kuadran III: Credit (-) dan UL (+): Lagging Credit Growth Area Kuadran IV: Credit (+) dan UL (+): Sustainanble Credit Growth Area
Terdapat pengurangan kredit korporasi yang disertai dengan penambahan undisbursed loan. Terdapat Penambahan kredit korporasi yang disertai dengan penambahan undisbursed loan.
Sales Repayment Likuiditas Leverage Profitabilitas Overall Sales Repayment Likuiditas Leverage Profitabilitas Overall
Kesinambungan Pertumbuhan
Dukungan nonpembiayaan
Tinggi Tinggi Tinggi Rendah Tinggi Higher Quality Tinggi Tinggi Rendah Tinggi Tinggi Higher Quality
Penjaminan+Subsidi Bunga
-20
Dukungan nonpembiayaan
Rendah Rendah Tinggi Tinggi Rendah Lower Quality Rendah Rendah Rendah Tinggi Rendah Lower Quality
Kuadran II: Credit (-) dan UL (-): Avoided Credit Growth Area Kuadran I: Credit (+) dan UL (-): Limited Credit Growth Area
Terdapat pengurangan kredit korporasi yang disertai dengan pengurangan undisbursed loan. Terdapat Penambahan kredit korporasi yang disertai dengan pengurangan undisbursed loan.
sisi pengeluaran, kinerja ekspor diprakirakan terus Secara lebih rinci untuk PDB sisi pengeluaran,
membaik sejalan peningkatan permintaan global, kinerja ekspor diprakirakan meningkat dan
terutama dari AS dan Tiongkok, serta kenaikan harga mendukung berlanjutnya pemulihan ekonomi
komoditas. Kinerja seluruh komponen permintaan pada 2021. Perbaikan perekonomian global yang
domestik juga diprakirakan membaik. Konsumsi diprakirakan berlanjut, baik di negara maju maupun
pemerintah terus menguat didorong oleh stimulus negara berkembang, mendorong perbaikan ekspor,
fiskal yang berlanjut untuk akselerasi pemulihan sehingga menopang pemulihan ekonomi nasional.
ekonomi. Konsumsi swasta diprakirakan meningkat Volume perdagangan dunia dan harga komoditas
sejalan dengan kenaikan upah minimum dan global yang diprakirakan meningkat turut mendukung
pendapatan ekspor, serta peningkatan ekspektasi peningkatan permintaan atas produk ekspor
konsumen. Kinerja investasi juga akan membaik Indonesia (Grafik 4.3). Prospek positif ekspor yang
didorong perbaikan ekspor dan pembangunan berlanjut turut didukung oleh kenaikan aktivitas
infrastruktur pada Proyek Strategis Nasional (PSN)
yang berlanjut. Selain itu, perbaikan iklim berusaha Grafik 4.3. Pertumbuhan Volume Perdangan Dunia
sebagai dampak positif implementasi UU Cipta Kerja, dan Harga Komoditas Global
%, yoy
juga akan menopang perbaikan investasi. Dari sisi 20
lapangan usaha (LU), kinerja LU yang terkait dengan
15
penanganan Covid-19, seperti LU Informasi dan
IHKEI
Komunikasi, serta LU Jasa Kesehatan dan Kegiatan 10
positif dengan permintaan eksternal. Perbaikan 1. Penerimaan Perpajakan 1404,5 144,5 2,9
ekspor diprakirakan akan bertumpu pada komoditas 2. Penerimaan Negara Bukan Pajak 294,1 298,2 1,4
pertambangan batu bara dan tembaga serta produk II. Hibah 1,3 0,9 -30,6
oleh pemulihan aktivitas ekonomi di negara tujuan 2. Dana Desa 71,2 72,0 1,1
sejalan dengan berlanjutnya stimulus fiskal pada Surplus (Defisit) %(PDB) -6,3 -5,7
dari PDB) pada 2020 (Tabel 4.2). Kebijakan APBN Rata-rata suku bunga SPN 3 bln (% per tahun) 4,5 7,3
2021 difokuskan pada belanja untuk mendukung Harga minyak internasional-ICP (dolar AS per barel) 33,0 45,0
akselerasi pemulihan dalam jangka pendek dan Lifting minyak Indonesia (ribu barel per hari) 705,0 705,0
992,0 1007,0
transformasi ekonomi. Total belanja negara sebesar Lifting gas Indonesia
(ribu barel setara minyak per hari)
Grafik 4.4. Perkembangan PMI Negara Maju dan Negara Gambar 4.3. Stimulus Pemerintah 2021
Berkembang
Indeks Pendidikan Kesehatan Perlindungan Sosial
Rp550,0 Triliun Rp169,7 Triliun Rp408,7 Triliun
60 Akselerasi pemulihan Melanjutkan perlinsos
Peningkatan skor PISA
Advanced Economy kesehatan akibat Covid-19
Penguatan PAUD Reformasi secara bertahap:
54,5
55 Kebijakan Peningkatan kompetensi
Reformasi JKN perlinsos komprehensif
Health Security berbasis siklus hidup dan
Strategis guru
Preparedness antisipasi aging population
Pemulihan investasi diprakirakan berlanjut secara Konsumsi swasta diprakirakan tumbuh meningkat
bertahap, ditopang perbaikan iklim investasi dan pada 2021 sejalan dengan perbaikan pendapatan
pembangunan proyek infrastruktur yang berlanjut. dan ekspektasi pelaku ekonomi terhadap prospek
Kinerja investasi diprakirakan meningkat seiring ekonomi sejalan dengan penanggulangan pandemi.
keyakinan berusaha yang membaik sebagai dampak Perbaikan pendapatan bersumber dari ekspor
implementasi UU Cipta Kerja yang akan meningkatkan nonmigas, terutama manufaktur, pertambangan
daya saing investasi Indonesia. Implementasi UU dan pertanian. Perbaikan pendapatan juga ditopang
Cipta Kerja akan memperbaiki ekosistem investasi oleh kenaikan Upah Minimum Provinsi (UMP) di
dan kemudahan berusaha, serta insentif untuk sebagian provinsi, seperti DKI Jakarta, Jawa Timur,
mendorong pertumbuhan ekonomi. Hal tersebut Sulawesi Selatan, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan
pada gilirannya akan meningkatkan keyakinan Jawa Tengah, dengan kisaran 2,0% hingga 5,6% pada
berusaha, sehingga mendorong investasi yang juga 2021. Ekspektasi terhadap penanganan pandemi
berperan penting dalam penyerapan lapangan kerja diprakirakan membaik sejalan dengan rencana
dan perekonomian Indonesia. Peningkatan investasi implementasi vaksin Covid-19 yang akan dilaksanakan
juga ditopang oleh Proyek Strategis Nasional mulai awal 2021. Keberhasilan pelaksanaan vaksinasi
(PSN), termasuk pembangunan infrastruktur, yang diharapkan dapat mendorong peningkatan mobilitas
terus berlanjut. Pada 2021, diprakirakan terdapat masyarakat sehingga menopang kinerja konsumsi
tambahan sekitar 35 proyek yang dapat diselesaikan swasta. Selain itu, stimulus fiskal Pemerintah melalui
oleh Pemerintah (Grafik 4.6). Pembangunan proyek bantuan sosial dan program lainnya turut membantu
infrastruktur pada 2021 akan difokuskan pada menjaga daya beli masyarakat (Tabel 4.3).
infrastruktur konektivitas dan pelayanan dasar,
seperti pembangunan bendungan, jalan, serta Tabel 4.3. Proyeksi Pertumbuhan PDB Sisi Pengeluaran
pembangkit, yang akan mendorong perbaikan
investasi bangunan (Gambar 4.4). Sementara itu, Komponen Proyeksi 2020 Proyeksi 2021
mega proyek energi dan ketenagalistrikan, serta Produk Domestik Bruto -2,0 - -1,0 4,8 - 5,8
teknologi informasi berpotensi mendorong perbaikan Konsumsi Swasta -2,6 - -1,6 4,6 - 5,6
investasi nonbangunan 2021. Prospek investasi juga Konsumsi Pemerintah 4,5 - 5,5 4,9 - 5,9
dipengaruhi oleh aksi sejumlah korporasi, baik yang Pembentukan Modal Tetap Bruto -4,5 - -3,5 3,8 - 4,8
telah berkomitmen maupun yang dalam proses Ekspor Barang dan Jasa -8,2 - -7,2 4,5 - 5,5
penjajakan, untuk melakukan relokasi industri ke Impor Barang dan Jasa -15,3 - -14,3 3,3 - 4,3
Anggaran Dirjen SDA Target Pengerjaan Proyek Rata-rata Progres Proyek bendungan yang sedang dalam proses
2020-2021 2019-2024 Fisik Bendungan yang konstruksi (termasuk carry over sebelum 2019)
Sedang Konstruksi
60 61 Sumatera (46%) Kalimantan(98%) Sulawesi (49%)
17,7 Triliun 47 6 Bendungan 2 Bendungan 8 Bendungan
9,1 Triliun
15 17
31
50,5%
Tambahan
Pengerjaan
2020 2021 2019 2020 2021 2022 2023 2024 Jawa (53%) Balinusra (38%)
Bendungan Baru
Sumber: Kementerian PUPR, Ditjen SDA 17 Bendungan 8 Bendungan
55,7% 49,9%
Pembangkit (MW) 4637,89 1.651,83
2017 2018 2019 2020 2021
2020 2021
Sebaran Realisasi Keuangan per Wilayah Sebaran Status Proyek Pembangkit per Wilayah
14% 6%
Sumatera (60%) Kalimantan(49%) Sulawesi (52%) 45% Nusa 52% 1%
9%
3,8 Triliun 2,3 Triliun 5,3 Triliun Sumatera 38% Sulawesi 3% Tenggara 13%
(26%) (7%) (2%)
45% 37% 34%
23% 8% 26%
26% 4% 23%
Kalimantan 6% Jawa-Bali Mapua
18%
(10%) (52%) (3%) 50%
41% 69% 6%
Jawa (42%) Balinusra (48%)
3,8 Triliun 1,3 Triliun
Porsi Proyek Commisioning Konstruksi Kontrak Pengadaan Perencanaan
Sumber: Kementerian PUPR, Ditjen Binamarga Sumber: PLN, Divisi Pengendalian Kinerja Korporat
Jasa Kesehatan Dan Kegiatan Sosial 8,68 11,5 - 12,5 10,7-11,7 Secara spasial, pemulihan ekonomi pada 2021
Jasa Lainnya 10,55 -3,5 - -2,5 6,3-7,3 terjadi di seluruh wilayah Indonesia. Pelonggaran
Sumber: Bank Indonesia PSBB di banyak daerah diprakirakan akan mendorong
perbaikan ekonomi ke depan. Selain itu, kebijakan
percepatan Transfer ke Daerah dan Dana Desa (TKDD)
Pertumbuhan LU lainnya, seperti LU Industri
oleh Pemerintah melalui kemudahan persyaratan
Pengolahan, LU Konstruksi, LU Perdagangan Besar
transfer mendukung realisasi belanja daerah sehingga
dan Eceran, LU Penyediaan Akomodasi dan Makan
menopang perbaikan ekonomi daerah. Dari sisi
Minum, serta LU Transportasi dan Pergudangan
eksternal, pulihnya perekonomian Tiongkok dan AS
diprakirakan juga membaik. Di sisi industri,
menjadi pendorong perbaikan kinerja ekspor sejumlah
pertumbuhan LU Industri Pengolahan diprakirakan
produk industri di Jawa, Sulawesi-Maluku-Papua
tumbuh positif setelah pada tahun sebelumnya
(Sulampua), dan Sumatera. Dari sisi lapangan usaha,
mengalami kontraksi. Hal ini seiring dengan perbaikan
perbaikan ekonomi di wilayah Sulampua didorong
iklim investasi, pembangunan infrastruktur, dan
oleh kelanjutan investasi dan permintaan industri
upaya Pemerintah meningkatkan daya saing industri
baja dan tambang yang meningkat dari luar negeri.
manufaktur. LU Konstruksi tumbuh positif seiring
Di Jawa, perbaikan ekonomi terutama ditopang
dengan optimisme Pemerintah dalam mencapai
oleh membaiknya konsumsi sejalan meningkatnya
target output infrastruktur 2021. Sementara itu,
mobilitas sehingga mendukung perbaikan di lapangan
LU Perdagangan Besar dan Eceran, LU Penyediaan
usaha industri. Sementara itu, lapangan usaha
Akomodasi dan Makan Minum, serta LU Transportasi
perdagangan membaik di seluruh wilayah sejalan
dan Pergudangan tumbuh positif setelah terkontraksi
dengan aktivitas konsumsi dan ekspor-impor yang
cukup dalam pada 2020. Mobilitas masyarakat
membaik. Perbaikan pertumbuhan ekonomi daerah
yang secara bertahap pulih dan upaya Pemerintah
diperkirakan berlanjut pada tahun 2021.
mempromosikan kembali pariwisata Indonesia
akan mendorong pertumbuhan ketiga LU tersebut. Stabilitas eksternal pada tahun 2021 tetap terjaga
Kegiatan prioritas Pemerintah untuk pariwisata 2021 didukung Neraca Pembayaran Indonesia (NPI)
difokuskan untuk mendorong pemulihan sektor 2021 yang diprakirakan surplus. Surplus NPI 2021
pariwisata melalui pengembangan destinasi super
tersebut didukung oleh defisit transaksi berjalan baik, dan premi risiko yang menurun. Berdasarkan
yang terjaga dan transaksi modal dan finansial yang jenisnya, aliran investasi langsung juga diprakirakan
meningkat. Defisit transaksi berjalan diprakirakan meningkat seiring perbaikan iklim usaha. Aliran
berada di kisaran 1,0-2,0% dipengaruhi ekspor yang investasi portofolio juga diprakirakan meningkat
tumbuh positif seiring dengan permintaan global yang sejalan dengan kebijakan moneter ekspansif di
mulai pulih dan impor yang diprakirakan naik untuk negara-negara maju yang terus berlanjut sehingga
memenuhi permintaan domestik yang meningkat. menopang likuiditas global. Sementara itu, aliran
Berbagai upaya terus dilakukan untuk mendorong investasi lainnya juga diprakirakan akan meningkat
peningkatan ekspor dan mengurangi ketergantungan seiring dengan kebutuhan pendanaan infrastruktur
impor. Ekspor manufaktur ditingkatkan dengan yang meningkat dan pertumbuhan ekspor-impor yang
mendorong implementasi kebijakan di industri membaik.
manufaktur, seperti percepatan pemulihan
sektor prioritas dan proses digitalisasi 4.0. Peran Inflasi pada 2021 tetap terkendali dalam sasaran
pariwisata juga ditingkatkan dengan mengakselerasi 3,0±1%. Hal ini tidak terlepas dari konsistensi
pengembangan destinasi super prioritas. Program Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas harga
PEN untuk pemulihan pariwisata juga dilakukan dan memperkuat koordinasi kebijakan dengan
dengan memberikan insentif pada pelaku usaha Pemerintah (TPIP dan TPID). Inflasi inti pada 2021
pariwisata. Proses pemulihan sektor pariwisata diprakirakan tetap terkendali, meskipun meningkat
diharapkan mengurangi dampak pandemi Covid-19 sejalan dengan kenaikan permintaan domestik.
dan membantu persiapan pada saat wisatawan Peningkatan inflasi inti pada 2021 bersumber dari
mancanegara (wisman) kembali berkunjung ke permintaan domestik seiring peningkatan mobilitas
Indonesia. masyarakat dan kenaikan harga komoditas global.
Inflasi inti diprakirakan tetap terkendali diimbangi
Aliran modal masuk asing membaik sehingga oleh nilai tukar yang sesuai dengan fundamentalnya
meningkatkan surplus transaksi modal dan dan ekspektasi inflasi yang tetap terjangkar dalam
finansial. Surplus transaksi modal dan finansial rentang sasaran. Pergerakan inflasi inti yang
pada 2021 diprakirakan lebih besar dari surplus yang semakin rendah sejak 2015 dan konsistensi kebijakan
dicapai pada tahun sebelumnya. Satu sisi, aliran modal dalam mengarahkan inflasi dalam rentang sasaran
masuk tersebut didorong oleh likuiditas global yang berkontribusi dalam membawa ekspektasi inflasi
memadai. Sisi lain, aliran modal masuk dipengaruhi tetap terjangkar ke sasaran inflasi. Inflasi Volatile
oleh prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia yang Food (VF) diprakirakan tetap terkendali didukung
berada pada lintasan pemulihan yang meningkat, oleh iklim yang kondusif dan langkah Pemerintah
daya tarik aset keuangan domestik yang tetap dalam menjaga stabilitas harga pangan. Sementara
1. Membangun pasar uang modern dan maju untuk mendukung pembiayaan ekonomi
nasional dan efektivitas transmisi kebijakan moneter serta stabilitas sistem keuangan
2. Mengembangkan produk, pricing dan pelaku pasar yang variatif , likuid, efisien, transparan, dan berintegritas
3. Memperkuat infrastrukutur pasar uang yang andal, efisien, aman dan terintegrasi
4. Mengembangkan data dan digitalisasi yang memiliki fitur granular, real-time, dan aman
5. Mewujudkan regulatory framework dengan karakteristik yang agile, industry-friendly, inovatif, dan memenuhi kaidah internasional
EKOSISTEM
PASAR Penyedia & Benchmark Rate Market Regulatory Koordinasi &
Instrumen Pengguna Dana Intermediaries & Standardisasi Infrastruture Framework Edukasi
KEUANGAN
pendalaman pasar keuangan Indonesia dalam BPPU aman, andal, dan berstandar internasional akan
2025 ini juga dikaitkan dengan inisiatif Bank Indonesia mendukung upaya pembentukan pasar uang yang
untuk akselarasi ekonomi dan keuangan digital yang efisien dengan produk yang variatif dan likuid
dituangkan dalam BSPI 2025. Dengan demikian, serta partisipasi yang luas, sehingga memperkuat
implementasi BPPU 2025 akan menjadi upaya sinergi efektivitas transmisi kebijakan moneter. Selain itu,
Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas moneter dan penguatan infrastruktur dan pengembangan pasar
stabilitas sistem keuangan serta akselerasi ekonomi uang akan mendukung upaya pemenuhan pembiayaan
nasional. pembangunan. Pengembangan pasar keuangan
ini pada akhirnya dapat mendukung pencapaian
Ketiga inisiatif ini saling terhubung satu sama lain stabilitas harga, stabilitas sistem keuangan, dan
membentuk interkoneksi mendorong tercapainya pertumbuhan ekonomi. Pengembangan infrastruktur
sasaran akhir BPPU menciptakan pasar uang juga mendukung pengembangan transformasi digital
yang modern dan maju di tahun 2025. Inisiatif di pasar uang yang akan meningkatkan inklusivitas
pengembangan infrastruktur pasar keuangan menjadi pasar uang domestik sehingga mendukung perluasan
fokus utama BPPU 2025 mengingat keberadaan akses UMKM pada sektor keuangan, baik layanan
inisiatif ini sangat strategis untuk mendukung sistem pembayaran maupun layanan pembiayaan. Hal
percepatan pengembangan pasar keuangan (Gambar ini akan berdampak positif pada upaya mendorong
5.2). Infrastuktur pasar keuangan yang yang efisien, ekonomi nasional menuju Indonesia Maju 2045.
65
sasaran akhir (desired state) program pengembangan 60
70
58 57
dan pendalaman pasar keuangan diarahkan untuk 50
60
Thailand
Korea
India
Filipina
Indonesia
Brasil
pengelolaan risiko. Selain itu, sasaran akhir program
pendalaman dan pengembangan pasar keuangan
juga diarahkan untuk mendukung peningkatan Sumber: Bank Indonesia, BIS Triennial Survey 2019, diolah
3
Inisiatif Utama
BPPU 2025
interkoneksi dengan infrastruktur digital yang akan 31 PBI No.21/5/PBI/2019 tentang Penyelenggara Sarana Pelaksanaan Transaksi di Pasar
dikembangkan berupa BI-FAST untuk mengakomodir Uang dan Pasar Valas, dan PADG No.21/19/PADG/2019 tentang Penyedia Electronic
Trading Platform
Sektor
Riil
PASAR UANG
TRADING TRADE FMI yang
PASAR VALAS CSD/SSS
VENUE REPOSITORY aman, efisien,
PASAR KEUANGAN SYARIAH andal,
PASAR STRUCTURED PRODUCT CENTRAL PAYMENT dan sesuai
COUNTERPARTY SYSTEM standar
PASAR OBLIGASI
internasional
PASAR SAHAM
Financial Market Infrastructure
Bank Indonesia memprioritaskan pembentukan kliring atas instrumen OTC Derivatif yang sejalan
infrastruktur central counterparty (CCP) suku bunga dengan konsep ketentuan OJK mengenai penerapan
dan nilai tukar untuk mengurangi segmentasi margin untuk transaksi OTC Derivatif yang tidak
di pasar keuangan. CCP suku bunga dan nilai dikliringkan melalui CCP.33 Potensi instrumen yang
31
tukar (CCP SBNT) berperan sebagai lembaga akan dipertimbangkan untuk dapat dikliringkan
kliring sentral yang memfasilitasi kliring secara melalui CCP adalah instrumen yang relatif sederhana
netting (multilateral netting) atas transaksi over (plain vanilla) dengan penyelesaian yang mudah dan
the counter (OTC) suku bunga dan nilai tukar, serta menggunakan mata uang Rupiah.34 Pengembangan 32
melaksanakan fungsi pengelolaan risiko melalui CCP SBNT tersebut didukung oleh koordinasi yang
proses novasi dan netting.32 CCP SBNT ini diharapkan
30
terus diperkuat baik antarotoritas maupun dengan
dapat melakukan industrial testing untuk instrumen pelaku pasar dan asosiasi.
yang dapat dikliringkan melalui CCP SBNT pada
Pembentukan CPP akan disertai dengan upaya
pertengahan 2021 sehingga diperkirakan akan mulai
mitigasi penambahan risiko sistemik di pasar
beroperasi pada awal 2022. Pada 2021 penyusunan
keuangan. Pembentukan CPP SBNT yang merupakan
desain pengaturan mengenai mandatory clearing
lembaga kliring dengan risiko konsentrasi yang tinggi
diharapkan dapat diselesaikan, sehingga diperoleh
akan berdampak pada peningkatan risiko sistemik
gambaran yang jelas tentang konsep pelaksanaan
di pasar keuangan. Konsentrasi pasar pada lembaga
32 Secara legal, pengembangan CCP SBNT ini telah diatur dalam PBI dan aturan CCP sebagai systemically important institution yang
pelaksanaannya, yaitu PBI No.21/11/PBI/2019 dan PADG No.22/14/PADG/2020 tinggi memerlukan kerangka pengaturan yang kuat,
tentang Penyelenggaran CCP SBNT.
peningkatan tata kelola perusahaan, pengelolaan
risiko yang baik, serta pelaksanaan surveillance
Gambar 5.5. ETP Multimatching System
dan monitoring yang ketat dari Bank Indonesia dan
ETP Multimatching System
Ask
otoritas terkait. CCP juga diharapkan menjadi salah
Bid
50 60
satu infrastruktur yang kompleks dan harus comply
ke lebih banyak standar internasional mengingat
14020 Best price risiko inherent yang dimiliki lebih besar dibandingkan
Dealer Bank A 14030 Dealer Bank B infrastruktur pasar keuangan lainnya. Sementara itu,
(Anonymous) (Anonymous)
Bid: 1 Mio @14030
14050
Ojan
14060
Bid: 1 Mio @14020
adanya CCP SBNT akan menurunkan risiko transaksi
Ask: 1 Mio @14090 14090 Ask: 1 Mio @14060
14095
OTC derivatif yang dilakukan para pelaku pasar,
terutama apabila CCP memiliki status qualified dari
lembaga internasional yang berwenang. Untuk itu,
pengembangan CCP dalam jangka panjang diarahkan
Dealer Bank C 33 Consultative Paper: Margin Requrement for Non-Centrally Cleared Derivatives
(Anonymous)
34 Salah satu kriteria yang dijelaskan oleh IOSCO (2012) adalah derajat kompleksitas dan
Bid: 1 Mio @14050
proses operasionalisasi yang rendah, kedalaman likuiditas, dan ketersediaan harga
Ask: 1 Mio @14095
Sumber: Bank Indonesia yang fair dan reliable
transaksi repo berupa pengembangan securities (SBK), dan instrumen pasar uang ritel.35,36 Upaya
30
lending, triparty repo, peningkatan interlink dengan tersebut terus didorong untuk memberikan alternatif
Fintech, serta perluasan penggunaan adopsi kontrak sumber pembiayaan jangka pendek di pasar uang, dan
standar, seperti General Master Repo Agreement pengelolaan likuiditas Rupiah bagi para pelaku pasar.
(GMRA) Indonesia. Peningkatan transaksi repo ini Evaluasi secara periodik dan terukur terus dilakukan
sejalan dengan kebijakan moneter Bank Indonesia untuk memerhatikan berbagai concern terhadap
yang menggunakan repo rate sebagai suku bunga ekosistem pasar yang menghambat pengembangan
kebijakan. Peningkatan likuiditas transaksi di pasar surat berharga jangka pendek. Fokus utama
repo tersebut pada gilirannya akan meningkatkan
efektivitas transmisi kebijakan moneter Bank 35 PBI No. 19/2/PBI/2017 tentang Transaksi Sertifikat Deposito di Pasar Uang
Indonesia. 36 PBI No. 19/9/PBI/2017 tentang Penerbitan dan Transaksi Surat Berharga Komersial
(SBK) di Pasar Uang
Di pasar valas, pengembangan difokuskan pada / Lembaga dapat memberikan kemudahan, fasilitas,
instrumen derivatif nilai tukar guna mendukung insentif, percepatan pelayanan ekspor-impor
upaya stabilisasi nilai tukar Rupiah yang perusahaan yang melakukan transaksi LCS sesuai
ditempuh Bank Indonesia. Pengembangan di dengan ketentuan perundang-undangan yang
pasar valas difokuskan pada instrumen Domestic berlaku.
Non-Deliverable Forward (DNDF) dan Local Currency
Settlement (LCS), dan transaksi derivatif lainnya. Bank Indonesia juga mendorong pengembangan
Aspek pengembangan difokuskan pada instrumen instrumen derivatif lain untuk mendukung
dan standardisasi, penguatan benchmark rate dan pengelolaan risiko pelaku pasar untuk mendorong
harga pasar sekunder, perluasan basis pelaku pasar, efektivitas transmisi kebijakan moneter.
serta penguatan koordinasi dan kolaborasi dengan Peningkatan likuiditas instrumen derivatif baik
stakeholder. Upaya pengembangan instrumen ini juga yang sifatnya plain vanilla maupun kompleks terus
dimaksudkan untuk mendukung stabilisasi nilai tukar dilakukan untuk memberikan alternatif lindung
Rupiah. Pengembangan DNDF telah berkontribusi nilai bagi para pelaku pasar, khususnya perusahaan
positif pada pasar valas dan berpotensi untuk terus yang memiliki exposure suku bunga dan nilai tukar.
diperkuat melalui peningkatan likuiditas transaksi. Penguatan kerangka pengaturan untuk transaksi
Upaya pengembangan DNDF dilakukan melalui derivatif secara umum perlu terus dilakukan melalui
peningkatan penawaran dan permintaan DNDF di penerapan mekanisme close out netting untuk
pasar onshore, dan penerapan standardisasi instrumen transaksi derivatif yang mengalami wanprestasi.
yang dapat ditransaksikan melalui market operator Penguatan kerangka pengaturan juga dilakukan
dan dikliringkan melalui CCP. Selain itu, penggunaan melalui koordinasi dengan Kementerian / Lembaga
kontrak standar antara lain melalui penggunaan credit terkait melalui penyempurnaan peraturan perundang-
support annex terus didorong. undangan yang mengatur mengenai kepailitan.
Penguatan kerangka pengaturan ini penting bagi
Bank Indonesia terus melanjutkan pengembangan pasar keuangan Indonesia untuk mendukung
LCS melalui penguatan dan perluasan kerja sama pencapaian status netting jurisdiction, sehingga dapat
dengan negara mitra baru. Penguatan modalitas mendukung mekanisme manajemen risiko pada
kerjasama LCS terus didorong antara lain melalui infrastruktur pasar keuangan, khususnya CCP SBNT,
perluasan underlying transaksi yang tidak hanya serta meningkatkan fleksibilitas counterparty limit dari
mencakup perdagangan namun juga investasi, para pelaku pasar sehingga meningkatkan kemudahan
perluasan instrumen yang dapat digunakan untuk bertransaksi derivatif di pasar uang domestik.
bertransaksi LCS seperti DNDF, serta memasukkan
digital cross border payment sebagai bagian 37 Peraturan Pemerintah (PP) No.23 tahun 2020 mengenai pelaksanaan program pemulihan
ekonomi nasional.
Grafik 6.1. Pertumbuhan PDB UMKM Grafik 6.2. Perkembangan Produktivitas Tenaga Kerja UMKM
Dibandingkan dengan Usaha Besar
% juta Rupiah miliar Rupiah
30 100 2,0
90
25
Produktivitas Tenaga Kerja Usaha Besar (skala kanan)
80 1,5
20
70
15 60 1
40 0,5
5
30
0 20 0
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Sumber: Kementerian Koperasi dan UKM dan BPS, diolah Sumber: Kementerian Koperasi dan UKM, diolah
42 Varela, Gonzalo J. (2015), Openness, Growth, and Productivity in Indonesia’s Development 46 OECD, (2018), SME Policy Index: ASEAN 2018: Boosting Competitiveness and Inclusive
Agenda, World Bank Policy Note 1. Growth, OECD Publishing, Paris/Economic Research Institute for ASEAN and East Asia,
43 OECD, (2017), Enterpreneurship at a Glance 2017, OECD Publishing, Paris. Jakarta.
44 Irjayanti, M. dan Azis, A.M. (2012), Barrier Factors and Potential Solutions for Indonesian 47 Google, Temasek, dan Bain & Co (2019) mencatat pertumbuhan ekonomi internet di
SMEs. Procedia Econ. Finance 2012. Indonesia yang meningkat pesat sejak 2015, dengan tingkat pertumbuhan rata-rata per
tahun mencapai 49%, dan dapat mencapai 130 miliar dolar AS pada 2025. Dominasi
45 BPS, (2019), Potensi Peningkatan Kinerja Usaha Mikro Kecil, Analisis Hasil Sensus Ekonomi
e-commerce dan ride hailing dalam landscape ekonomi digital di Indonesia memberikan
2016.
gambaran preferensi masyarakat yang menyukai belanja online.
48 ERIA (2018) menyebutkan 72% UMKM di ASEAN yang menjadi responden survei lebih
memprioritaskan ekspansi usaha, dibandingkan penurunan biaya (yang didorong perbaikan
produktivitas dan operasional). Perilaku ini menjelaskan penggunaan media sosial yang luas
oleh UMKM yang menjadi platform yang efektif untuk akuisisi konsumen dan komunikasi.
1. Sinergi Kebijakan Nasional, Pusat, dan Daerah 2. Prioritas Sektor - sektor 3. Model Bisnis Terintegrasi
End-to-end Kemudahan usaha Pembentukan klaster
Pertanian Perikanan Ekosistem Halal Value Chain
Bantuan teknis Sarana/ prasarana
Manufaktur Pariwisata Peningkatan kapasitas & pembiayaan
Akses pemasaran Akses pembiayaan Replikasi
terbaik terus dilanjutkan. Replikasi dapat dilakukan perbaikan daya saing UMKM akan meningkatkan
baik pendekatan horizontal maupun vertikal, antara peran UMKM dalam rantai produksi lokal maupun
lain dengan menerapkan teknologi, inovasi, metode global, baik melalui partisipasi langsung maupun tidak
tanam, aspek kelembagaan, serta pengelolaan usaha langsung melalui perusahaan lokal atau perusahaan
dalam model bisnis klaster terbaik.498Pendekatan multinasional yang melakukan ekspor.
horizontal diterapkan oleh klaster cabai di Sleman
49 Key success factor pengembangan korporatisasi secara umum memiliki motivasi untuk
mencapai tujuan yang sama dan disertai pengelolaan manajemen yang kuat, didukung
standard operating procedure (SOP) yang jelas, dengan tetap mempertimbangkan kearifan 50 Berry, et al, (1991), Small-Scale Industry in the Asian-Pacific Region Asian Pacific.
lokal di masing-masing daerah 51 Perry, et al, (2007), Informality: Exit and Exclusion, World Bank, Washington DC.
Kontrak Kontrak
Komoditas/
Komoditas/ Komoditas/ Produk
Produk Produk Perusahaan Penghela
(Termasuk agregator
Pembayaran Pembayaran /offtaker) Pembayaran
Kelompok Subsisten
Penerima Bansos/
Kelompok UMKM
UMKM/Individu Pasar/Industri
Komoditas/Produk
Vertikal
Horizontal
Sumber: Bank Indonesia
kepada peta jalan pengembangan UMKM naik kelas sukses diarahkan pada upaya meningkatkan kualitas
yang mengarah pada UMKM Digital dan UMKM desain dan kemasan produk serta perluasan akses
Ekspor. Peningkatan kapasitas UMKM dilakukan pasar, termasuk pemanfaatan teknologi digital,
untuk memperkuat kualitas UMKM, baik dari sisi antara lain melalui program onboarding UMKM ke
sumber daya manusia maupun potensi usaha agar e-commerce. Kapasitas UMKM digital terus diperkuat
lebih berdaya saing. Untuk mendukung peningkatan melalui optimalisasi pemanfaatan teknologi digital,
skala usaha dan daya saing UMKM, Bank Indonesia baik dalam proses produksi, pemasaran, termasuk
menetapkan peta jalan pengembangan UMKM untuk transaksi pembayaran dan perluasan akses
berdasarkan kapabilitas usaha, yaitu UMKM Potensial, pembiayaan. Selanjutnya, peningkatan kapasitas
UMKM Sukses, UMKM Digital dan UMKM Ekspor UMKM potensi ekspor untuk menjangkau pasar global
(Gambar 6.3). Bank Indonesia melakukan peningkatan dilakukan antara lain melalui fasilitasi keikutsertaan
kapasitas UMKM sesuai kebutuhan dan diselaraskan UMKM pada promosi perdagangan serta temu bisnis
dengan peta jalan pengembangan UMKM tersebut UMKM dengan pembeli potensial dari dalam dan luar
dalam rangka mendorong terwujudnya UMKM Digital negeri.
dan UMKM Ekspor. Pengembangan UMKM dalam peta
jalan (roadmap) UMKM naik kelas dilaksanakan selama Perluasan aksesibilitas UMKM terhadap
4 tahun dengan melalui 4 tahapan, yakni kegiatan pembiayaan akan mendorong tercapainya
produksi dan kelembagaan, perluasan pangsa pasar, pertumbuhan ekonomi yang inklusif. Hubungan
digitalisasi dan pembiayaan, serta akses pasar positif antara tingkat aksesibilitas UMKM terhadap
ekspor.52 Adopsi roadmap tahapan pengembangan
11 lembaga keuangan, tidak hanya pada pertumbuhan
UMKM tersebut disesuaikan dengan kondisi UMKM ekonomi semata, namun juga penciptaan lapangan
dan kondisi di lapangan. kerja, serta efektivitas transmisi kebijakan
makroekonomi suatu negara, dalam hal ini fiskal
Peningkatan kapasitas dilakukan secara maupun moneter.54 Namun demikian, dibandingkan
13
terintegrasi untuk meningkatkan produktivitas, dengan pelaku usaha berskala besar, UMKM
termasuk melalui digitalisasi UMKM. Peningkatan cenderung mengandalkan dana internal yang dimiliki
kapasitas UMKM mencakup penguatan manajemen atau melalui pembiayaan informal untuk memulai
usaha, peningkatan kualitas produk, perluasan dan menjalankan usaha. Hal ini tidak terlepas dari
akses pasar, peningkatan kapasitas keuangan, dan kendala akses pelaku UMKM pada pembiayaan
peningkatan kapasitas SDM termasuk penguasaan formal, terutama pada negara berpendapatan
teknologi digital. Pada tahap awal, pembinaan UMKM rendah. Berbagai permasalahan fundamental baik
potensial difokuskan pada penguatan kelembagaan
53 Penguatan kelembagaan dilakukan melalui bantuan teknis untuk memfasilitasi perolehan
legalitas usaha/perizinan, sertifikasi, kemampuan pencatatan transaksi keuangan, dan
52 Bank Indonesia, (2020), Kajian Model Bisnis dan Strategi Pengembangan UMKM Naik pengenalan teknologi digital. Sementara, peningkatan skala usaha dilakukan melalui
Kelas. pendampingan proses produksi untuk mencapai kuantitas dan kualitas produksi yang
terstandarisasi dan memenuhi persyaratan sertifikasi tertentu
54 IMF, (2019). Financial Inclusion of Small and Medium-Sized Enterprises in the Middle East
and Central Asia.
Kelompok Subsistence UMKM Potensial UMKM Sukses UMKM Digital UMKM Ekspor
Penerima Bansos Memiliki usaha prospektif Memiliki izin usaha Memanfaatkan digital Sustainabilitas produktivitas
Memiliki Rintisan Usaha tetapi masih informal Mencatat transaksi keuangan Pemasaran online dan kualitas produk
Pencatatan keuangan belum Skala produksi meningkat Laporan keuangan lengkap Lolos kurasi
terpisah Pasar regional Produk tersertifikasi/berizin Pasar nasional/global
Kapasitas produksi terbatas, Layak dibiayai Pasar nasional Kelengkapan dokumen
kualitas produk kurang ekspor
Pasar lokal, offline Produksi ramah lingkungan
Sumber: Bank Indonesia
Sumatera Kalimantan
Aceh
2,11
2,30 2,48 Nasional
2,49
Kaltara
Sumut 2,89
2,26 Kepulauan
Gorontalo Sulut
Riau
2,27 2,53 Maluku
Riau 3,14
Utara
2,55 Kalbar Kaltim 1,86 Papua
2,03 3,08 Barat
Sumbar 2,36
2,45 Jambi Kep. Babel
2,32 Kalteng
2,38 Sulbar Sulteng
2,31
1,82 2,00
Sumsel
2,17
Bengkulu Jawa Maluku Papua
Lampung Kalsel 2,08 1,30
2,19 2,66 2,53
Sulsel Sultra
2,11 2,44
DKI Jakarta 2,25
Jawa Sulampua
Baik IDI > 3,0 3,72
Tengah Balinusra 2,15
Cukup Baik 2,3 ≤ IDI < 3,0 Banten 2,42 NTB
Jawa
Bali
1,96
2,01
2,84 2,87
Kurang Baik 1,0 ≤ IDI < 2,3 Barat
2,70 DIY Jawa
Buruk 0 ≤ IDI < 1,0 NTT
3,31 Timur
2,41 1,56
dalam menjangkau pasar, terutama target pasar yang Langkah tersebut sejalan dengan upaya penguatan
tersegmentasi dalam platform digital. Perangkat kelembagaan UMKM melalui korporatisasi yang
digital juga berpotensi menurunkan biaya ekspor memperkuat interaksi dan sinergi, baik antar-UMKM
dan waktu yang dibutuhkan untuk melakukan ekspor sejenis maupun dalam integrasi rantai nilai. Dalam hal
hingga 40% dan 10% untuk perusahaan manufaktur, ini, korporatisasi yang dilakukan dengan memperluas
serta 82% dan 29% untuk perusahaan penyedia akses UMKM terhadap industri tersebut memfasilitasi
jasa.60 transfer of knowledge termasuk adaptasi inovasi dan
teknologi untuk meningkatkan produktivitas dan
Digitalisasi mendukung perluasan akses UMKM daya saing UMKM secara menyeluruh dan inklusif.
terhadap industri sehingga mendorong penguatan Perluasan akses UMKM terhadap industri tersebut
rantai pasokan domestik. Digitalisasi memberikan akan mendorong kolaborasi yang produktif dan
dorongan tambahan dalam upaya memperkuat inovatif, sehingga memperkuat rantai pasokan
keterhubungan antar-UMKM maupun antara domestik.
UMKM dengan industri sepanjang rantai nilai.
UMKM memiliki ruang pengembangan lebih
60 Asia Pacific MSME Trade Coalition (2018) lanjut melalui perluasan akses terhadap lembaga
keuangan, termasuk layanan sistem pembayaran
Grafik 6.3. Pangsa Nilai Ekspor UMKM terhadap digital dan pembiayaan. UMKM berpotensi untuk
Ekspor Nasional berkembang lebih lanjut dengan mempertimbangkan
%
karakteristik UMKM yang sebagian besar masih
100
unbanked dengan akses yang terbatas pada produk
90
80
dan jasa layanan keuangan.614Perkembangan teknologi
70
informasi dan digitalisasi di sektor keuangan
60 menumbuhkan berbagai alternatif produk dan jasa
50 keuangan yang ditawarkan oleh bank dan nonbank,
40 sehingga berpotensi meningkatkan akses keuangan
30 UMKM. Penyediaan akses UMKM pada lembaga
33 35
20 keuangan melalui digitalisasi tersebut merupakan
28
10
17
9
0
61 Berdasarkan data jumlah rekening kredit UMKM pada Oktober 2020, hanya sebagian
Indonesia Vietnam Malaysia Filipina Thailand kecil UMKM (25% dari total UMKM) yang diperkirakan telah mendapat akses kredit.
Keterbatasan data komprehensif mengenai creditworthiness UMKM kerap menjadi
Perusahaan Besar UMKM
hambatan akses kredit UMKM.
Sumber: Wignaraja (2012)
Tambahan kasus harian baru Covid-19 tercatat sekitar 700 Mobilitas global makin membaik di semester II 2020, di
ribu di akhir 2020 tengah kasus Covid-19 yang masih meningkat
Tambahan Kasus Covid-19 Harian Global Hubungan Kenaikan Kasus dan Mobilitas
2020 2020
Pembatasan mobilitas diterapkan di negara maju untuk Pembatasan mobilitas juga diterapkan di negara berkembang
mengurangi penyebaran Covid-19
Stringency Index Negara Maju Stringency Index Negara Berkembang
Indeks Indeks
AS Korea Selatan Jerman
100 100
Italia Selandia Baru Jepang
Spanyol India
90
80 80
70
Tiongkok
60 60
50
Indonesia
40 40
Turki
30
20 20
Brasil
10
0 0
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
2020 2020
Sumber: Blavatnik School of Government, University of Oxford, Bloomberg Sumber: Blavatnik School of Government, University of Oxford, Bloomberg
Vaksin diprakirakan tersedia dan diimplementasikan pada Vaksinasi untuk mempercepat tercapainya herd immunity
semester I 2021 (R0 yang semakin rendah)
Estimasi Ketersediaan Vaksin Estimasi R0 Negara Terbesar Kasus Covid-19
2020 2021 R0
1Q 2Q 3Q 4Q 1Q 2Q 3Q 4Q 4
J F M A M J J A S O N D J F M A M J J A S O N D R0: Initial
P1 P2 √ R0: Post mitigation
Moderna
First Wave
P1 P2 √ JNI/Janssen 2
Rerata:
P1/2 P3 √ Novavax
1,007
P1 P2/3
√ CureVax/CSK
Second Wave
1
P1/2 P3 √ CSK/Sanofi
P1/2 P3 √ Arcturus
P1/2 P3 √ Merck
0
AS India Brasil Rusia Pr ancis Inggris Turki Italia Spanyol Jerman
Trial Starts : P1, P1/2, P2/3, √ Approval date 1st Vaccine supply
P3 - Phase 1, 1/2, 2/3, 3 available
Sumber: Pengungkapan Perusahaan dari Barclays Research and Estimate Sumber: Youyang Gu, Covid-19 projections, diolah
Otoritas di banyak negara menempuh kebijakan fiskal Mendorong kenaikan utang pemerintah yang signifikan
ekspansif dengan memberikan stimulus dalam jumlah besar
Defisit Primary Fiscal Balance (% dari PDB Potensial) Komponen Utang Pemerintah (% dari PDB)
-3
10
-4
-3,7
-5 5
-6
2019
0
2020 -7
Sumber: IMF WEO Oktober 2020 Sumber: IMF FIscal Monitor, Oktober 2020
Berbagai bank sentral di berbagai negara melakukan Bank sentral negara maju memertahankan suku bunga
quantitative easing dalam jumlah besar… acuan pada level rendah
Neraca FED, ECB, dan BoJ Suku Bunga Acuan the Fed, ECB, BoE, dan BoJ
Miliar Dolar AS %
6
25000 FFRT-Lower Target
BOJ Balance Sheet ECB Balance Sheet Fed Balance Sheet
ECB Main Refinancing Operation 5
ECB Deposit Facility
20000
BOJ Rate 4
BOE Rate
15000 3
2
10000
1
5000
0
0 -1
2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
Likuditas global meningkat sejalan dengan respons kebijakan Aliran modal ke negara berkembang berangsur membaik
quantitative easing bank sentral pada semester II 2020
Likuiditas Global Aliran Modal Portofolio
25 90
90
70
80 20 50
Likuiditas Global (M2)
30
70 15
10
Pertumbuhan (Skala kanan)
60 10 -10
Afrika dan Timur Tengah -30
50 5 Negara Berkembang Eropa
-50
Amerika Latin
Negara Berkembang Asia -70
40 0
-90
30 -5 -110
7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
2018 2019 2020
Penjualan ritel di negara maju mulai membaik pada semester Perbaikan penjualan ritel di negara berkembang, terutama di
II 2020 Tiongkok
Penjualan Ritel Negara Maju Penjualan Ritel Negara Berkembang
Indeks Indeks
AS Prancis Inggris Kanada
Jerman Italia Australia Rerata Negara Maju 100 = Tw. IV 2019 120 100 = Tw. IV 2019 110
100
100
90
80
80
60
Tiongkok Indonesia 70
Filipina Thailand
40 Malaysia Rusia
Turki Brasil 60
Meksiko Rerata Negara
Berkembang
20 50
12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Sumber: CEIC, diolah; November 2020 Sumber: CEIC, diolah; November 2020
Produksi industri di beberapa negara maju mulai berada di …perbaikan produksi juga terjadi di negara berkembang
atas periode praCovid-19 pada akhir 2020
Produksi Industri Negara Maju Produksi Industri Negara Berkembang
Indeks Indeks
AS Prancis Inggris Kanada 100 = Tw. IV 2019 140 100 = Tw. IV 2019 120
Jerman Italia Jepang Rerata Negara Maju
120 100
100 80
80 Tiongkok Indonesia 60
Filipina Thailand
Malaysia Rusia
Turki Rerata Negara 40
60
India Berkembang
kec. Tiongkok
40 20
12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Sumber: CEIC, diolah; November 2020 Sumber: CEIC, diolah; November 2020
Keyakinan konsumen global bertahap membaik, kecuali di Keyakinan bisnis di banyak negara terus membaik
India
Keyakinan Konsumen Global Keyakinan Bisnis Global
Indeks Indeks Indeks Indeks
50 160 45 120
140 110
45
40 100
120
40 90
100
35
80
35 80
Jerman, skala kanan Jerman, skala kanan 70
Prancis 60 30 Prancis
30 Italia 60
Kawasan Eropa
AS 40 Italia 50
Tiongkok 25
25 AS
India 20 40
Jepang Jepang
20 0 20 30
3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12
2,0 160
IEK
Ekspektasi Penghasilan
1,0 150
Ekspektasi Ketersediaan Lapangan Kerja
Ekspektasi Kegiatan Usaha
0,0
140
Lainnya -1,0
Transportasi dan Komunikasi 130
Perumahan dan Perlengkapan RT
Restoran dan Hotel -2,0
Kesehatan dan Pendidikan 120
Pakaian, Alas Kaki, dan Jasa Perawatannya -3,0
110
-4,0
I II III IV I II III 100
2015 2016 2017 2018 2019
2019 2020 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
Investasi membaik secara gradual Ekspor manufaktur, terutama besi baja, tumbuh positif
4 10
3 5
2
0
1
0 -5
-1 -10
Investasi Nonbangunan Investasi Bangunan Besi dan Baja Kimia
-2 Semi Manufaktur lainnya Mesin dan Perlengkapan Transport
Tekstil Pakaian Jadi -15
-3 Barang Konsumsi Lainnya Manufaktur
-4 -20
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11
2017
2018
2019
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
I II III IV I II III
2019 2020 2017 2018 2019 2020 2019 2020
Aktivitas impor mulai membaik Pertumbuhan ekonomi regional membaik di semester II 2020
Impor Barang Baku, Modal, dan Konsumsi Pertumbuhan Ekonomi Regional 2020
Impor Barang Baku, Modal, dan Konsumsi %YoY % Kont. YoY
40 30
30
20
20
Barang Baku
10
Total Impor 10
0
-10 0
Ekspor - Impor Barang dan Jasa/PDB (%)1) -0,6 -0,1 -0,5 -0,3 -0,6 -0,4 0,9 0,7 2,7
Ekspor + Impor Barang dan Jasa/PDB (%)1) 41,4 36,5 34,7 36,5 36,8 36,8 33,8 29,6 30,3
Posisi ULN Total3)/PDB2) (%) 36,0 36,8 36,5 36,1 36,1 36,1 34,5 37,4 38,1
Posisi ULN Total3)/Cadangan Devisa 311,2 310,4 314,3 316,6 312,5 312,5 321,6 310,5 302,3
Posisi ULN Jangka Pendek4)/Cadangan Devisa 49,9 50,1 49,5 44,6 49,0 49,0 50,0 48,2 49,8
Keterangan:
1)
Menggunakan PDB harga berlaku triwulanan
2)
Menggunakan PDB harga berlaku annualized (penjumlahan PDB empat triwulan ke belakang)
3)
Menggunakan angka sementara posisi utang luar negeri (bulan September 2020)
4)
menurut jangka waktu sisa; *angka sementara **angka sangat sementara
Sumber: Bank Indonesia
Debt Service Ratio (DSR) tumbuh stabil Pertumbuhan ULN masih tercatat positif
% %YoY
70 25
60
20
50 ULN Publik
40 15
DSR Tier 2
30
DSR Tier 1 10
20
10 5
0 ULN Total
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019* 2020** 0
2010
ULN Swasta
Keterangan -5
* Total pembayaran ULN pada Tier 1 meliputi pembayaran pokok dan bunga atas utang jangka
panjang dan pembayaran bunga atas utang jangka pendek -10
** Total pembayaran ULN pada Tier 2 meliputi pembayaran pokok dan bunga atas utang dalam I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III
rangka investasi langsung selain dari anak perusahaan di luar negeri, serta pinjaman dan utang
2016 2017 2018 2019 2020
dagang kepada nonafiliasi
Sumber: Bank Indonesia Sumber: Statistik Utang Luar Negeri, Bank Indonesia
Investasi portofolio kembali masuk sejak triwulan II Pemulihan ekspor terutama berasal dari permintaan
Tiongkok yang meningkat pada paruh kedua
Transaksi Modal dan Finansial Ekspor Nonmigas Berdasarkan Negara Tujuan
Miliar Dolar AS
% Kont. YoY
35
Transaksi Finansial 20
Derivatif 30
15
Investasi Langsung 25
Investasi Lainnya 10
Investasi Portofolio 20 5
15 0
10 -5
5 -10
Indeks Dolar menguat pada triwulan I dan perlahan melemah Risiko EM dan Indonesia meningkat pada triwulan I,
terhadap negara utama dan Asia kemudian menurun sejak triwulan II sampai akhir tahun
DXY Index EMBI Spread dan CDS
Indeks Indeks Indeks Indeks
85 112 200 55
8 10 12 2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Aliran modal masuk dalam bentuk SBN kembali masuk pada Terutama oleh real money
triwulan II
Kepemilikan Asing pada Aset Domestik Nilai Kepemilikan Investor Real Money dan Trader pada SUN
Juta Dolar AS IDR/USD Miliar Rp
6.000 16.500 60.000
SBI SUN Saham SBSN IDR/USD (Skala kanan) Real Money Trader
4.000 16.000
40.000
2.000 15.500
20.000
15.000 3.435
0
0
14.500
-2.000 -2.776,42
14.000 -20.000
-4.000
13.500
-40.000
-6.000
13.000
-8.000 -60.000
12.500
Korporasi (di luar Pertamina dan PLN) mencatat net supply Permintaan valas Pertamina dan PLN berkurang sejalan
sepanjang tahun 2020 dengan permintaan domestik yang lemah
Volume Transaksi Korporasi exclude Pertamina & PLN Volume Transaksi Pertamina dan PLN
Miliar Dolar AS Miliar Dolar AS IDR/USD
Vol Beli Vol Jual Vol Net 1,0 IDR/USD (skala kanan) 16.000
18
PLN
0,5
Pertamina 15.000
13 0
-0,5
8 14.000
-1,0
-1,5
3 13.000
-2,0
-2,5
-2 12.000
-3,0
-3,5 11.000
-7
-4,0
2016 2017 2018 2019 2020 2016 2017 2018 2019 2020
Perlambatan inflasi inti dipengaruhi permintaan domestik Serta ekspektasi inflasi yang menurun dan terjaga dalam
yang lemah, harga komoditas global yang turun, dan pass- kisaran sasaran inflasi
through depresiasi nilai tukar yang terbatas
Relative Contribution Inflasi Inti Ekspektasi Inflasi Consensus Forecast dan Sasaran Inflasi
%YoY %YoY
Backward Forward Output Gap ER IHIM VF ADM
2,0 CF 12 bulan 8
7
1,5
6
CF 24 bulan
5
1,0
4
2
0
1
-0,5 0
1 3 5 7 9 11 3 5 7 9 11 3 5 7 9 11 3 5 7 9 11 3 5 7 9 11 3 5 7 3 7 11 3 7 11 3 7 11 3 7 11 3 7 11 3 7 11 3 7 11 3 7 11 3 7 11 3 7 11 3 7 11
2015 2016 2017 2018 2019 2020 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
Sumber: BPS, Bank Indonesia, diolah Sumber: Consensus Forecast, Bank Indonesia
Pasca-GFC, peran forward expectation meningkat, dampak Perlambatan inflasi inti didorong lemahnya permintaan
second round inflasi volatile food dan administered prices yang tercermin pada penurunan utilisasi kapasitas sektor
menurun komoditas tersebut
Determinan Inflasi Inti Indonesia Utilisasi Kapasitas Sektor PDB dan Perkembangan Inflasi
Koefisien model inti Utilisasi Kapasitas Sektor PDB dan Perkembangan Inflasi
0,50 0
Disparitas inflasi daerah masih menjadi tantangan, terutama Penurunan harga energi turut pengaruhi melambatnya inflasi
volatile food administered prices
Inflasi Volatile Food Antardaerah Determinan Inflasi Administered Prices terkait Energi
%YoY %YoY %
20
Sumut 100 25
Pangsa Alokasi Subsidi
Sulut 15 80 Energi - skala kanan
Sulbar ICP YoY - skala kanan 20
60
Aceh 10 15
Gorontalo Kalsel 40
5,92 19,78 20
4,84 17,68 3,62 5 10
18,12 3,39 4,30 9,81
8,47 0
0,71 11,87
0 -20 5
Implementasi program restrukturisasi kredit yang terus Peningkatan likuiditas bank dalam bentuk SBN memperkuat
berlanjut turut menopang stabilitas sistem keuangan pengelolaan likuiditas perbankan
Perkembangan Restrukturisasi Kredit Kepemilikan SBN per Buku Bank
Triliun Rp
% Restrukturisasi Kredit 1,600
25
BUKU 1 BUKU 2 BUKU 3 BUKU 4
1,400
20
1,200
1,000
15
800
10
600
5 400
200
-
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11
2019 2020
2018 2019 2020
Sumber: OJK Sumber: Bank Indonesia
Pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) perbankan meningkat Pertumbuhan UYD meningkat pada semester II 2020 seiring
di 2020 pemulihan aktivitas ekonomi
Pertumbuhan DPK per Jenis Pertumbuhan Uang Kartal yang Diedarkan (UYD)
900 20%
25
800 15%
UYD
Giro 700
20 10%
600
5%
Tabungan Total 15 500
0%
Deposito 400
10 -5%
300
200 -10%
5
100 -15%
0 - -20%
1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11
Perkembangan transaksi e-commerce ditopang kemudahan Transaksi digital banking terus meningkat seiring preferensi
UE sebagai metode pembayaran utama akan digital payment di tengah pandemi
Metode Pembayaran E-Commerce Volume Digital Banking
0 0 -80
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Sumber: Bank Indonesia Sumber: Bank Indonesia; data s.d Desember 2020
I. Kebijakan Moneter
1 Kebijakan Suku Menurunkan BI 7-day Reverse Repo Rate Kebijakan moneter akomodatif dan konsisten dengan prakiraan inflasi
Bunga (BI7DRR) sebesar 125 bps sepanjang 2020 yang tetap rendah dan stabilitas eksternal yang terjaga, serta upaya
menjadi 3,75%; dengan perincian penurunan: untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional.
a. Penurunan 25 bps menjadi 4,75% pada
RDG 19-20 Februari 2020
b. Penurunan 25 bps menjadi 4,50% pada
RDG 18-19 Maret 2020
c. Penurunan 25 bps menjadi 4,25% pada
RDG 17-18 Juni 2020
d. Penurunan 25 bps menjadi 4,00% pada
RDG 15-16 Juli 2020
e. Penurunan 25 bps menjadi 3,75% pada
RDG 18-19 November 2020
2 Giro Wajib Menurunkan Giro Wajib Minimum (GWM) Kebijakan ditempuh untuk mendukung upaya menjaga kecukupan
Minimum Rupiah untuk Bank Umum Konvensional likuiditas perbankan, menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem
sebesar 200 bps dan Bank Umum Syariah/ keuangan, serta mendorong pemulihan ekonomi nasional dengan
Unit Usaha Syariah sebesar 50 bps, mulai meningkatkan pelonggaran moneter melalui instrumen kuantitas.
berlaku 1 Mei 2020.
Penurunan rasio Giro Wajib Minimum (GWM) Kebijakan ditempuh sebagai langkah kebijakan lanjutan untuk menjaga
dalam Valuta Asing (valas) bagi Bank Umum stabilitas moneter dan pasar keuangan, termasuk mitigasi risiko Covid-19
Konvensional dari semula 8% menjadi 4%, terhadap perekonomian. Penurunan rasio GWM Valas tersebut akan
mulai berlaku 16 Maret 2020. meningkatkan likuiditas valas di perbankan dan sekaligus mengurangi
tekanan di pasar valas.
Pemberian jasa giro (insentif GWM berupa Kebijakan tersebut ditempuh sebagai bagian dari bauran kebijakan Bank
pemberian (‘athaya)) kepada BUK (BUS dan Indonesia untuk menjaga kecukupan likuiditas perbankan, menjaga
UUS) yang memenuhi kewajiban GWM dalam stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, serta mendukung
Rupiah baik secara harian dan rata-rata pemulihan ekonomi nasional.
sebesar 1,5% per tahun dengan bagian yang
diperhitungkan untuk mendapat jasa giro
(insentif GWM berupa pemberian (‘athaya))
sebesar 3% dari DPK, mulai berlaku berlaku 1
Agustus 2020.
3 Operasi a. Implementasi lelang Repo hingga tenor • Memperkuat strategi operasi moneter untuk mendukung upaya
Moneter 12 bulan dan pelaksanaan lelang secara menjaga kecukupan likuiditas dan meningkatkan efisiensi pasar uang
harian sejak 20 Maret 2020 sehingga memperkuat transmisi bauran kebijakan yang akomodatif
b. Penyempurnaan strategi operasional • Sebagai tindak lanjut dari UU Nomor 2 Tahun 2020, BI diberikan
instrumen DNDF melalui: (i) penambahan kewenangan antara lain untuk membeli SBN berjangka panjang di
frekuensi lelang DNDF di sore hari pasar perdana. Hal itu diperlukan sebagai sumber pendanaan bagi
sehingga lelang DNDF dilaksanakan pemerintah dalam rangka pemulihan ekonomi nasional termasuk
2x sehari sejak 2 Januari 2020; dan (ii) menjaga kesinambungan pengelolaan keuangan negara
penyesuaian window time lelang DNDF • Pembelian SBN dari pasar perdana, baik berdasarkan mekanisme pasar
dari 15 menit menjadi 5 menit sejak 20 maupun secara langsung (private placement) dilakukan sesuai dengan
Juli 2020 Keputusan Bersama Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia
c. Menambah frekuensi lelang FX swap masing-masing tanggal 16 April 2020 dan 7 Juli 2020
tenor 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, dan 12
bulan dari 3 (tiga) kali seminggu menjadi
setiap hari sejak 19 Maret 2020
d. Pembelian SBN jangka panjang di pasar
perdana dalam rangka KB 1 sejak 21 April
2020, serta dalam rangka KB 2 sejak 7
Juli 2020
4 Injeksi Likuiditas Stimulus moneter dalam bentuk injeksi Untuk mendorong pemulihan ekonomi nasional dan stabilitas sistem
(Quantitative likuditas kepada perbankan, melalui keuangan, Bank Indonesia melakukan stimulus moneter dalam bentuk
Easing) penurunan GWM dan ekspansi moneter. kebijakan Quantitative Easing (QE). Hingga 30 Desember 2020, Bank
Indonesia telah melakukan injeksi likuiditas Rupiah sekitar Rp726,57
triliun atau 4,68% dari PDB.
5 Koordinasi Menyelenggarakan Rakornas Pengendalian • Upaya menjaga stabilitas harga merupakan elemen penting dalam
Kebijakan Inflasi bersama Kementerian Koordinator mendukung proses pemulihan ekonomi pascapandemi Covid-19. Selain
Bidang Perekonomian, Bank Indonesia, itu, inflasi yang terkendali menjadi momentum untuk meningkatkan
Kementerian Dalam Negeri, dan peran UMKM dalam memperkuat rantai pasokan lokal (local supply
Kementerian Keuangan dengan tema chain) dengan mengoptimalkan pesatnya digitalisasi
“Transformasi Digital UMKM Pangan untuk • Peningkatan peran UMKM perlu terus dilakukan melalui
Mendukung Pemulihan Ekonomi dan pengembangan korporatisasi, peningkatan kapasitas dan penyediaan
Stabilitas Harga Menuju Indonesia Maju”. pembiayaan, serta pemanfaatan teknologi digital
Rakornas dihadiri Presiden dan para menteri,
serta 542 Tim Pengendalian Inflasi Daerah • Bank Indonesia, bersama Pemerintah Pusat, dan Pemerintah Daerah
(TPID) dari 34 provinsi dan 508 kabupaten/ akan terus bersinergi mengembangkan ekosistem digital UMKM
kota. Pelaksanaan Rakornas dilakukan secara secara terintegrasi dari hulu hingga hilir, sehingga dapat mempercepat
hybrid. transformasi UMKM
6 Koordinasi Menyelenggarakan Pertemuan Tingkat Rakor HLM Manufaktur dilaksanakan dalam rangka mempercepat
Kebijakan Eselon 1 Rapat Koordinasi High Level pemulihan industri manufaktur prioritas yang terdampak Covid-19 untuk
Manufaktur (HLM) 2020 pada tanggal 27 mendorong pertumbuhan ekonomi dan perbaikan transaksi berjalan.
November 2020. Rakor HLM menghasilkan kesepakatan strategi kebijakan dan program
kerja bersama Kementerian Perindustrian dan Bank Indonesia ke depan.
7 Koordinasi Rapat Tim Pelaksana Sekretariat Bersama Rapat koordinasi tersebut bertujuan untuk merumuskan strategi
Kebijakan Percepatan Pengembangan Sektor pemulihan sektor pariwisata dalam rangka mendukung pemulihan
Pariwisata telah dilaksanakan secara rutin ekonomi. Strategi pemulihan sektor pariwisata mencakup (i) sertifikasi
untuk koordinasi upaya pemulihan sektor cleanliness, healthy, safety, and environment (CHSE), (ii) menjaga awareness
pariwisata pascapandemi Covid-19. wisatawan mancanegara terhadap pariwisata Indonesia melalui promosi
#IndonesiaCare, serta (iii) mendorong peningkatan kunjungan wisata
nusantara untuk reaktivasi pariwisata, melalui promosi dan stimulus
transportasi udara. Selain koordinasi untuk pemulihan pariwisata, juga
dirumuskan strategi percepatan pengembangan 5 destinasi super
prioritas agar siap mendukung pemulihan pariwisata pascapandemi
Covid-19.
1 Rasio Intermediasi a. Tidak memberlakukan kewajiban Risiko Covid-19 berpotensi berdampak terhadap perekonomian
Makroprudensial tambahan Giro untuk pemenuhan RIM domestik dan berimplikasi terhadap kondisi perbankan terutama
(RIM)/RIM Syariah baik terhadap Bank Umum Konvensional terkait fungsi intermediasi perbankan dan kondisi likuiditas
maupun Bank Umum Syariah/Unit perbankan.
Usaha Syariah untuk periode 1 (satu) Dalam rangka memitigasi risiko tersebut, Bank Indonesia melakukan
tahun. Selain itu, parameter disinsentif relaksasi ketentuan terkait RIM yang sesuai dengan kondisi
batas atas dan batas bawah untuk RIM perekonomian domestik terkait fungsi intermediasi perbankan selama
diturunkan menjadi 0 (nol). Ketentuan periode tertentu.
tersebut mulai berlaku 1 Mei 2020
b. Mempertahankan rentang RIM dengan
batas bawah sebesar 84% dan batas atas
sebesar 94%
2 Rasio Loan to Value/ Menurunkan batasan minimum uang Dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi di tengah risiko
Financing to Value muka (down payment) dari kisaran 5%- kredit atau pembiayaan yang terjaga, Bank Indonesia melakukan
(LTV/FTV) 10% menjadi 0% dalam pemberian kredit/ relaksasi ketentuan LTV/FTV melalui penyesuaian kebijakan khususnya
pembiayaan kendaraan bermotor (KKB/ terkait uang muka untuk kredit atau pembiayaan kendaraan bermotor
PKB) untuk pembelian kendaraan bermotor berwawasan lingkungan. Kebijakan tersebut sejalan dengan kebijakan
berwawasan lingkungan, dengan tetap makroprudensial untuk mendorong fungsi intermediasi perbankan
memperhatikan prinsip kehati-hatian, yang seimbang dan berkualitas, serta merupakan wujud nyata Bank
berlaku efektif 1 Oktober 2020. Indonesia untuk mendukung ekonomi berwawasan lingkungan (green
Uang muka untuk
economy).
kendaraan bermotor
Ketentuan Saat Ini Penyempurnaan
berwawasan
lingkungan
Memenuhi Tidak Memenuhi Tidak Memenuhi Tidak
kriteria Memenuhi kriteria Memenuhi kriteria Memenuhi
NPL/NPF kriteria NPL/NPF kriteria NPL/NPF kriteria
NPL/NPF NPL/NPF NPL/NPF
Roda Dua
20% 25% 15% 20% 10% 15%
Roda Tiga /
Lebih (non 25% 30% 15% 25% 10% 20%
produktif)
Roda Tiga
/ Lebih 20% 10% 15% 5% 10%
(produktif)
3 Penyangga a. Menaikkan Rasio Penyangga Likuiditas Bank Indonesia melakukan penyesuaian terkait PLM, yang ditujukan
Likuiditas Makroprudensial (PLM) sebesar 200 bps untuk memperkuat manajemen likuiditas perbankan dan menjamin
Makroprudensial (dari 4% menjad 6%) untuk Bank Umum kecukupan likuiditas bank dengan kualitas yang baik. Kebijakan
(PLM) Konvensional dan sebesar 50 bps (dari penguatan PLM juga merupakan salah satu bentuk sinergi kebijakan
4% menjadi 4,5%) untuk Bank Umum fiskal, moneter, dan makroprudensial dalam rangka mendukung
Syariah/Unit Usaha Syariah, mulai berlaku pemulihan ekonomi nasional. Rangkaian kebijakan PLM tersebut
1 Mei 2020. Kenaikan PLM tersebut wajib diharapkan dapat memberikan fleksibilitas bagi perbankan dalam
dipenuhi melalui pembelian SUN/SBSN penyaluran kredit untuk mendorong pemulihan ekonomi nasional
yang akan diterbitkan oleh Pemerintah di dengan tetap mengutamakan stabilitas sistem keuangan yang terjaga.
pasar perdana
b. Besaran fleksibilitas SB yang dapat
direpokan kepada Bank Indonesia
sebesar 6%, atau seluruh PLM yang
dimiliki oleh bank
4 Countercyclical Melanjutkan kebijakan makroprudensial Penetapan tersebut sejalan dengan indikator utama dari CCB (Credit
Capital Buffer (CCB) akomodatif dengan mempertahankan rasio to GDP Gap) yang belum mengindikasikan adanya kecenderungan
Countercyclical Buffer (CCB) sebesar 0% intermediasi yang berlebihan. Hal ini turut diafirmasi oleh indikator
sepanjang tahun 2020. makro dan perbankan yang juga terjaga.
5 Insentif Bagi Bank Menurunkan GWM Rupiah sebesar 50 bps Dalam rangka memitigasi risiko Covid-19 terhadap perekonomian
yang Memberikan yang ditujukan kepada bank-bank yang domestik yang dapat berimplikasi terhadap fungsi intermediasi
Penyediaan Dana melakukan kegiatan pembiayaan ekspor- perbankan dan kondisi likuiditas perbankan, Bank Indonesia
untuk Kegiatan impor ditambah dengan yang melakukan merelaksasi kebijakan makroprudensial melalui pemberian insentif
Ekonomi Tertentu pembiayaan kepada UMKM dan sektor- pelonggaran GWM untuk mendorong intermediasi perbankan selama
sektor prioritas lain, berlaku efektif sejak 1 periode tertentu kepada bank yang memberikan penyediaan dana
April 2020 hingga 31 Desember 2020. untuk kegiatan ekonomi ekspor-impor dan sektor UMKM.
Memperpanjang periode ketentuan insentif Dalam rangka memitigasi risiko sektor keuangan, terutama perbankan,
pelonggaran GWM Rupiah sebesar 50bps pada tahun 2021 yang dinilai masih tinggi sejalan dengan masih
hingga 30 Juni 2021, yang disertai perluasan berlangsungnya proses restrukturisasi kredit dan dalam rangka
insentif kepada bank yang melakukan memperkuat ketahanan likuiditas perbankan, maka insentif berupa
pembiayaan non-UMKM sektor-sektor penurunan GWM Rupiah sebesar 50 bps diperpanjang selama 6 bulan
prioritas yang ditetapkan dalam program dan akan dievaluasi lebih lanjut. Selain itu, sebagai dukungan terhadap
PEN. pemulihan kinerja sektor prioritas, Bank Indonesia memperluas
cakupan pemberian insentif, yaitu dengan menambahkan bank yang
melakukan pembiayaan non-UMKM sektor-sektor prioritas yang
ditetapkan dalam program PEN.
6 Perubahan atas Substansi perubahan pengaturan dalam Sebagai tindak lanjut UU No. 2 Tahun 2020, Bank Indonesia
Peraturan Bank PBI Pinjaman Likuiditas Jangka Pendek bagi memperkuat fungsi lender of the last resort (LoLR) dengan tetap
Indonesia tentang Bank Umum Konvensional: menjaga prinsip kehati-hatian dan tata kelola yang baik. Dalam hal ini,
Pinjaman Likuiditas a. Penyesuaian terkait suku bunga PLJP Bank Indonesia menyempurnakan ketentuan PLJP agar pemberian
Jangka Pendek PLJP dapat diimplementasikan dalam mendukung stabilitas sistem
bagi Bank Umum b. Penyesuaian terkait agunan PLJP keuangan, dengan tetap menjaga prinsip kehati-hatian dan sesuai
Konvensional c. Pengaturan terkait persiapan sebelum standar internasional.
melakukan permohonan PLJP
d. Penyesuaian terkait dokumen
permohonan PLJP
e. Penyesuaian proses pascapersetujuan
permohonan PLJP dari Bank Indonesia
f. Pengaturan terkait cidera janji dan tindak
lanjut oleh Bank Indonesia
1 Penyesuaian Penyesuaian Jadwal Kegiatan Operasional dan Layanan • Dalam rangka mendukung upaya penanggulangan
Jadwal Kegiatan Publik BI untuk Memitigasi Penyebaran Covid-19, antara Covid-19 yang dilakukan oleh Pemerintah dalam
Operasional lain: memitigasi penyebaran Covid-19, Bank Indonesia
dan Layanan • Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (BI-RTGS) bersama otoritas terkait dan industri berkomitmen
Publik BI untuk menjaga kelancaran layanan sistem pembayaran
• Bank Indonesia Scripless Securities Settlement System dan transaksi keuangan untuk mendukung berbagai
(BI-SSSS) kegiatan ekonomi
• Bank Indonesia Electronic Trading Platform (BI-ETP) • Memperhatikan aspek kemanusiaan dan kesehatan
• Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI) masyarakat dalam memitigasi penyebaran Covid-19
• Layanan Operasional Kas; dan serta mempertimbangkan hasil koordinasi dengan,
antara lain Otoritas Jasa Keuangan (OJK), industri
• Transaksi Operasi Moneter Rupiah dan Valas
perbankan, dan penyelenggara jasa sistem pembayaran,
Bank Indonesia menetapkan penyesuaian jadwal
kegiatan operasional dan layanan publik yang berlaku
sejak 30 Maret
2 Menurunkan Menurunkan biaya SKNBI, dari perbankan ke Bank Indonesia • Guna mengurangi beban masyarakat dalam melakukan
Biaya Sistem yang semula Rp600 menjadi Rp1 dan dari nasabah ke aktivitas ekonomi di sisi ritel, Bank Indonesia
Kliring Nasional perbankan semula maksimum Rp3.500 menjadi maksimum menurunkan fee SKNBI
Bank Indonesia Rp2.900, berlaku efektif sejak 1 April 2020. • Skema fee tersebut tetap mempertimbangkan
(SKNBI) sustainabilitas di sisi industri karena porsi penurunan
terbesar ditanggung melalui biaya yang dikenakan Bank
Indonesia oleh perbankan yakni dari Rp600 menjadi
hanya Rp1
3 Menyesuaikan Menyesuaikan MDR QRIS menjadi 0% untuk merchant Usaha Mikro diberikan MDR 0% dengan pertimbangan (i)
Merchant Usaha Mikro (UMI) sejak 1 April 2020. membantu Usaha Mikro dalam situasi pandemi, dimana
Discount Rate omzet menurun tajam; (ii) mendorong akseptasi QRIS pada
(MDR) QR Code segmen usaha tersebut; dan (iii) mendorong penggunaan
Indonesian QRIS sebagai alternatif penggunaan alat pembayaran yang
Standard (QRIS) menggunakan media fisik (uang tunai dan kartu).
4 Menyesuaikan Penyesuaian kebijakan kartu kredit sejak 1 Mei 2020: Dalam rangka mendorong transaksi nontunai, fleksibilitas
Kebijakan Kartu a. Penurunan batas maksimum suku bunga kartu kredit non-face-to-face serta untuk mendukung buffer konsumsi
Kredit dari 2,25% per bulan menjadi 2% per bulan masyarakat, Bank Indonesia melonggarkan kebijakan kartu
kredit terkait dengan penurunan batas maksimum suku
b. Penurunan nilai pembayaran minimum dari 10% menjadi bunga, nilai pembayaran minimum, dan besaran denda
5% keterlambatan pembayaran, serta mendukung kebijakan
c. Penurunan denda keterlambatan pembayaran dari 3% penerbit kartu kredit untuk memperpanjang jangka waktu
atau maksimal Rp150.000 menjadi 1% atau maksimal pembayaran bagi nasabah.
Rp100.000; dan
d. Mendukung kebijakan penerbit kartu kredit untuk
memperpanjang jangka waktu pembayaran bagi
nasabah yang terdampak Covid-19
5 Menurunkan Menurunkan biaya layanan BI-RTGS untuk setiap zona • Guna mengurangi beban masyarakat dalam melakukan
biaya layanan waktu dan penurunan price capping dari maksimal Rp35.000 aktivitas ekonomi di sisi wholesale dan korporasi, Bank
Sistem Bank menjadi Rp30.000 Indonesia menurunkan biaya layanan BI-RTGS
Indonesia Real • Skema fee tersebut tetap mempertimbangkan
Time Gross sustainabilitas di sisi industri dan Bank Indonesia
Settlement (BI-
RTGS)
6 Menerbitkan a. PBI SP akan memperkuat pengaturan mengenai access Sebagai tindak lanjut dari upaya reformasi pengaturan
PBI Nomor policy, penyelenggaraan, termasuk konsepsi sumber SP, Bank Indonesia menerbitkan PBI tentang Sistem
22/23/PBI/2020 dana dan akses ke sumber dana untuk pembayaran, Pembayaran (SP) yang diharapkan dapat menata kembali
tentang Sistem inovasi teknologi SP, pengembangan infrastruktur, struktur industri SP, serta memayungi ekosistem
Pembayaran sampai dengan exit policy yang akan didukung dengan penyelenggaraan SP secara menyeluruh sejalan dengan
penguatan dan penyelarasan fungsi dan kewenangan perkembangan ekonomi dan keuangan digital. Hal ini
BI terkait perizinan, pengawasan, serta data dan/atau bertujuan untuk mencari titik keseimbangan antara
informasi yang terintegrasi optimalisasi peluang inovasi dengan upaya memelihara
b. Efektivitas pengaturan SP juga akan ditingkatkan stabilitas sistem keuangan (SSK) dan integritas SP.
antara lain melalui penerapan pendekatan pengaturan
yang mengedepankan principle-based regulation dan
optimalisasi peran SRO
1 Sentralisasi Sentralisasi distribusi uang melalui implementasi konsep Bank Indonesia telah menetapkan Sentralisasi Distribusi
Distribusi Uang model bisnis FOMOBO (Front Office, Middle Office, dan sebagai salah satu dari 3 (tiga) Key Milestones Framework
Back Office) yang akan membagi peran Satuan Kerja Kas Pengelolaan Uang Rupiah (PUR) 2019-2025 untuk
menjadi: menyediakan Uang Layak Edar (ULE) dalam jumlah yang
a. Satker Kas FO, menjalankan fungsi Layanan Kas yang cukup, serta nominal yang sesuai.
dilakukan oleh seluruh Satuan Kerja Kas
Pada tahap awal implementasi Sentralisasi Distribusi, Bank
b. Satker Kas BO, menjalankan fungsi line of command Indonesia pada tahun 2020 telah menetapkan 9 Satuan
pengelolaan kecukupan uang nasional yang dilakukan Kerja Kas sebagai Depot Kas Wilayah (DKW) yang akan
oleh Command Center PUR (CC-PUR) di DPU menjalankan fungsi BO untuk melakukan distribusi uang ke
c. Satker Kas BO, menjalankan fungsi Distribusi dan Satuan Kerja Kas di wilayah koordinasinya.
Penyimpanan Uang oleh Satuan Kerja Kas yang
ditetapkan sebagai Depot Kas Wilayah (DKW) Bank Indonesia juga menyempurnakan jalur distribusi
uang Rupiah dalam penerapan Sentralisasi Distribusi untuk
meningkatkan efisiensi pelaksanaan distribusi uang Rupiah.
Perumusan penyempurnaan tersebut dilakukan dengan
mempertimbangkan efisiensi rute dan moda transportasi,
kebijakan front loading dan inventory management practices,
serta optimalisasi pemanfaatan kapasitas khazanah
eksisting.
2 Digitalisasi dan Digitalisasi dan Otomatisasi Pengelolaan Uang Rupiah Bank Indonesia mengimplementasikan Digitalisasi dan
Otomatisasi (PUR) melalui penggunaan Automated Banknote Feeding Otomatisasi PUR sebagai salah satu dari 3 (tiga) key
PUR System, Automated Banknote Packaging System, serta milestones Framework PUR 2019-2025 untuk mendukung
penerapan Warehouse Management System (WMS) dan pelaksanaan PUR yang modern, mengurangi intervensi
Racking System di khazanah uang Rupiah Bank Indonesia. manusia (less human intervention), serta meningkatkan
aspek keamanan dan efisiensi dalam pengelolaan uang.
3 Kebijakan Melakukan karantina uang Rupiah hasil setoran bank Mencermati perkembangan pandemi Covid-19, Bank
Pengolahan selama 14 (empat belas) hari sebelum dilakukan Indonesia melakukan karantina uang hasil setoran bank
Uang pengolahan dan pengedaran kembali kepada masyarakat. selama 14 (empat belas) hari sebelum uang tersebut diolah
dan diedarkan kembali kepada masyarakat.
4 Penyesuaian Melakukan penyesuaian jangka waktu penyetoran dan Sebagai salah satu bentuk implementasi dari framework
Jangka Waktu penarikan oleh bank di Bank Indonesia dari sebelumnya 3 PUR 2019-2025, jangka waktu penyetoran dan penarikan
Penyetoran dan (tiga) hari menjadi 4 (empat) hari, sebagai berikut: bank di Bank Indonesia disesuaikan dengan tujuan untuk:
Penarikan oleh a. Bank tidak dapat melakukan penarikan uang Rupiah a. Mengoptimalkan Transaksi Uang Kartal Antar Bank
Bank di Bank dengan jenis pecahan yang sama selama 4 (empat) hari (TUKAB)
Indonesia kerja setelah bank melakukan penyetoran ULE untuk b. Mengoptimalkan ULE yang ada di perbankan, sehingga
pecahan tersebut kebutuhan ULE oleh perbankan sesuai dengan
b. Bank tidak dapat melakukan penyetoran dengan jenis kebutuhan masyarakat (cash flow bank optimal)
pecahan yang sama selama 4 (empat) hari kerja setelah c. Meningkatkan masa edar ULE beredar lebih lama di
bank melakukan penarikan ULE pecahan tersebut perbankan dan masyarakat, sehingga pengedaran ULE
c. Penyesuaian jangka waktu penyetoran dan penarikan antarbank menjadi lebih efisien
bank di Bank Indonesia mulai diimplementasikan Implementasi penyesuaian jangka waktu penyetoran dan
tanggal 20 Maret 2020 penarikan pada awalnya direncanakan mulai dilakukan pada
Juli 2020. Mencermati perkembangan pandemi Covid-19,
implementasi kebijkan dipercepat pada Maret 2020 dalam
rangka mendukung kebijakan PSBB Pemerintah, serta
untuk meminimalisir kontak antarSDM perkasan ketika
melaksanakan kegiatan penyetoran dan penarikan di Bank
Indonesia.
5 Kebijakan Bank Indonesia mengedarkan Uang Peringatan Bank Indonesia melakukan pengedaran UPK 75 Tahun
Pengedaran Kemerdekaan 75 Tahun Republik Indonesia (UPK 75 RI melalui mekanisme penukaran untuk memberikan
UPK 75 Tahun Tahun RI) yang memiliki nilai nominal Rp75.000 melalui kesempatan yang seluas-luasnya bagi masyarakat untuk
RI melalui mekanisme penukaran, sehingga masyarakat dapat memiliki UPK 75 Tahun RI sebagai uang Rupiah yang
mekanisme menukarkan uang Rupiah sebesar Rp75.000 untuk dikeluarkan dalam rangka memperingati Kemerdekaan
penukaran memperoleh 1 (satu) lembar UPK 75 Tahun RI. Indonesia yang ke-75 tahun.
Untuk memberikan kenyamanan dan memudahkan
masyarakat untuk melakukan penukaran, sebelum
melakukan penukaran UPK 75 Tahun RI, masyarakat
melakukan pemesanan penukaran melalui aplikasi PINTAR
yang dapat diakses melalui laman https://pintar.bi.go.id/.
Inovasi penukaran melalui pemesanan tersebut diharapkan
mempermudah masyarakat menentukan lokasi dan waktu
penukaran, serta mendukung pelaksanaan PSBB agar
tidak terjadi penumpukan antrean masyarakat yang akan
melakukan penukaran.
6 E-licensing Bank Indonesia memberikan layanan terintegrasi secara E-licensing perizinan PJPUR menjadi salah satu upaya Bank
Perizinan PJPUR elektronik kepada Penyelenggara Jasa Pengolahan Uang Indonesia untuk meningkatkan aspek pelayanan dan tata
Rupiah (PJPUR) melalui aplikasi e-licensing, sehingga kelola yang transparan, akuntabel, efektif dan efisien
seluruh permohonan perizinan PJPUR diajukan secara dalam rangka mendukung penguatan dan terbentuknya
nirkertas dan tidak perlu hadir secara langsung ke kantor kelembagaan PJPUR yang kuat dan dengan tata kelola
Bank Indonesia. Selain itu, melalui aplikasi e-licensing, yang baik sebagai mitra Bank Indonesia dalam pelaksanaan
PJPUR dapat mengetahui progress penyelesaian dari pengolahan uang Rupiah di Indonesia.
permohonan perizinan yang telah diajukan.
7 Koordinasi Bank Indonesia berkoordinasi dengan Kementerian Bank Indonesia senantiasa berkoordinasi dengan
Kebijakan Keuangan RI dan Badan Pemberantasan Uang Palsu Kementerian Keuangan RI dan Botasupal terkait
Perencanaan (Botasupal) terkait perencanaan uang Rupiah. perencanaan uang Rupiah, termasuk perencanaan
Uang Rupiah pengeluaran Uang Peringatan Kemerdekaan 75 Tahun
Republik Indonesia yang dikeluarkan pada tanggal 17
Agustus 2020.
8 Koordinasi Bank Indonesia berkoordinasi dengan Kementerian Bank Indonesia senantiasa berkoordinasi dengan
Kebijakan Keuangan RI terkait rencana pencetakan uang Rupiah. Kementerian Keuangan RI terkait rencana pencetakan uang
Pencetakan Rupiah yang dilakukan Bank Indonesia untuk memenuhi
Uang Rupiah kebutuhan uang kartal dalam jumlah yang cukup, pecahan
yang sesuai, dan kualitas yang layak edar di masyarakat.
9 Koordinasi Bank Indonesia berkoordinasi dengan Kementerian Bank Indonesia secara berkala setiap 3 (tiga) bulan
Kebijakan Keuangan RI terkait pelaksanaan pemusnahan uang Rupiah. berkoordinasi dengan Kementerian Keuangan RI
Pemusnahan terkait uang Rupiah yang dimusnahkan Bank Indonesia
Uang Rupiah sebagai bagian dari kebijakan clean money policy. Bank
Indonesia memusnahkan uang yang tidak layak edar dan
mengedarkan uang layak edar agar uang Rupiah yang
beredar di masyarakat senantiasa dalam kondisi baik yang
layak edar.
10 Koordinasi Bank Indonesia berkorodinasi dan bersinergi dengan Aparat Bank Indonesia senantiasa bersinergi dengan Aparkum
Kebijakan Penegak Hukum (Aparkum) terkait upaya pencegahan dan khususnya Kepolisian Republik Indonesia (Polri) terkait
Pencegahan dan pemberantasan uang Rupiah palsu. upaya pencegahan dan pemberantasan uang Rupiah
Pemberantasan palsu. Dalam rangka pemberantasan uang Rupiah palsu,
Uang Rupiah Bank Indonesia melakukan pemeriksaan laboratorium
Palsu terhadap uang Rupiah yang diragukan keasliannya hasil dari
pengungkapan kasus oleh Polri. Selain itu, Bank Indonesia
turut memberikan keterangan ahli dalam penyidikan dan
persidangan kasus tindak pidana pemalsuan uang Rupiah,
serta memberikan dukungan dalam bentuk pertukaran
data/informasi temuan uang Rupiah palsu kepada Aparkum.
1 Perluasan dan Pengembangan kerangka LCS melalui Dominasi dolar AS sebagai settlement currency dalam perdagangan
Pengembangan perluasan cakupan underlying transaksi internasional Indonesia dengan mitra dagang dan pasar keuangan
Kerangka valas termasuk current account dan direct domestik menimbulkan ketergantungan ekonomi tinggi terhadap
Local Currency investment, serta perluasan negara mitra, dolar AS yang dapat meningkatkan risiko kerentanan eksternal
Settlement (LCS) termasuk dengan Jepang. terhadap shock yang bersumber dari dinamika ekonomi global.
a. Penerbitan PBI No.22/12/PBI/2020 Inisiasi kerja sama Local Currency Settlement (LCS) ditujukan
tentang Penyelesaian Transaksi Bilateral untuk mendorong penggunaan mata uang lokal dalam setelmen
menggunakan Mata Uang Lokal Melalui perdagangan Indonesia dengan negara lain serta mengurangi
Bank pada tanggal 27 September 2020 ketergantungan terhadap dolar AS. Hal tersebut diharapkan dapat
dan Mencabut PBI No.19/11/PBI/2017 berkontribusi positif terhadap upaya Bank Indonesia dalam menjaga
b. Penerbitan PADG No.22/20/PADG/2020 stabilitas Rupiah.
tentang Penyelesaian Transaksi
Bilateral Antara Indonesia dan Jepang
menggunakan Rupiah dan Yen melalui
Bank
c. Penerbitan PADG No.22/34/PADG/2020
tentang Penyelesaian Transaksi
Bilateral Antara Indonesia dan Thailand
menggunakan Rupiah dan Baht melalui
Bank, dan mencabut PADG No.19/11/
PADG/2017
2 Pengembangan Pengembangan instrumen DNDF melalui Penyempurnaan ketentuan terkait instrumen DNDF merupakan
Instrumen DNDF perluasan cakupan underlying DNDF, yakni bagian dari upaya Bank Indonesia untuk memperkuat bauran
kepemilikan rekening Rupiah milik pihak asing kebijakan yang diarahkan untuk mendukung upaya mitigasi risiko
dapat dijadikan underlying transaksi DNDF penyebaran Covid-19, menjaga stabilitas pasar uang dan sistem
beli. keuangan, serta mendorong momentum pertumbuhan ekonomi.
Penyempurnaan dilakukan melalui penerbitan Perluasan jenis underlying transaksi DNDF bagi investor asing
PBI No.22/2/PBI/2020 tentang Perubahan diharapkan dapat memberikan alternatif dalam rangka lindung nilai
Kedua atas PBI No.20/10/PBI/2018 tentang atas kepemilikan Rupiah. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan
DNDF. fleksibilitas bagi investor asing dengan tetap memperhatikan prinsip
kehati-hatian.
3 Pengembangan Pengembangan infrastruktur pasar keuangan Guna mengembangkan dan meningkatkan kredibilitas pasar
Infrastruktur Pasar berupa CCP SBNT melalui penerbitan tata keuangan domestik melalui pendirian lembaga central counterparty
Keuangan: Central cara perizinan dan penyelenggaraan CCP, untuk melakukan kliring transaksi derivatif SBNT, Bank Indonesia
Counterparty yakni PADG No. 22/14/PADG/2020 tentang telah menerbitkan Peraturan Bank Indonesia Nomor 21/11/PBI/2019.
Derivatif Suku Tata Cara Perizinan dan Penyelenggaraan Sehubungan dengan hal tersebut, Bank Indonesia mengeluarkan
Bunga dan Nilai Central Counterparty untuk Transaksi Derivatif peraturan teknis bagi CCP SBNT melalui PADG No. 22/14/PADG/2020,
Tukar (CCP SBNT) Suku Bunga dan Nilai Tukar Over-the-Counter, yang mencakup pengaturan perizinan, penyelenggaraan, dan
yang merupakan aturan pelaksanaan dari PBI pelaporan.
No.21/11/PBI/2019 tentang Penyelenggaraan
CCP untuk Transaksi Derivatif Suku Bunga dan
Nilai Tukar over the counter.
4 Peluncuran Pada tanggal 14 Desember 2020, BPPU 2025 Bank Indonesia mempercepat pendalaman pasar uang sesuai BPPU
Blueprint telah diluncurkan sebagai guidance bagi 2025 untuk memperkuat efektivitas transmisi kebijakan moneter
Pengembangan otoritas dan pelaku pasar untuk mempercepat serta mendukung pembiayaan perekonomian nasional. BPPU 2025
Pasar Uang 2025 tercapainya pasar uang Indonesia yang disusun oleh Bank Indonesia dalam rangka melengkapi keseluruhan
(BPPU 2025) modern dan maju. inisiatif pengembangan pasar keuangan, khususnya pada pasar uang,
yang telah disepakati dalam Strategi Nasional Pengembangan dan
Pendalaman Pasar Keuangan (SN-PPPK).
5 Penguatan Upaya penguatan kerjasama pengembangan Bank Indonesia, Kemenkeu, OJK dan LPS bersepakat untuk
Koordinasi pasar keuangan dilakukan melalui koordinasi membangun pasar keuangan Indonesia yang efisien, likuid dan
Antar-Otoritas dan kolaborasi dengan Kemenkeu, OJK, dan dalam melalui FKPPPK pada tahun 2016 lalu dan telah menghasilkan
melalui Kerjasama LPS melalui Forum Koordinasi Pembiayaan strategi nasional SNPPPK pada tahun 2018.
Pengembangan Pembangunan melalui Pasar Keuangan Dengan peran Bank Indonesia sebagai Sekretariat FKPPPK, koordinasi
Pasar Keuangan (FKPPPK) dan penguatan strategi nasional dan program pengembangan pasar lintas otoritas diharapkan dapat
melalui FKPPPK pengembangan dan pendalaman pasar semakin kuat dan bersinergi, terutama upaya pendalaman pasar
keuangan. Pada akhir tahun 2020 sd 2021, keuangan yang mendukung pembiayaan pembangunan khususnya
Bank Indonesia akan bertindak sebagai infrastruktur.
Sekretariat FKPPPK.
6 Pelaksanaan Global Sebagai upaya untuk melaksanakan dan Keikutsertaan Bank Indonesia dalam Global Foreign Exchange
Market Code of adopsi global market code of conduct dalam Committee diharapkan dapat meningkatkan komunikasi dan
Conduct melalui rangka meningkatkan kredibilitas pasar kolaborasi antara pelaku pasar domestik dan global. Selain itu,
Keikutsertaan keuangan Indonesia, Bank Indonesia dan langkah tersebut akan meningkatkan kredibilitas pasar keuangan
Bank Indonesia IFEMC ikut serta sebagai member dalam Indonesia melalui penerapan dan regular update terkait global market
dan IFEMC forum Global Foreign Exchange Committee. code of conduct sebagai bentuk penerapan good practice dalam
dalam Global pelaksanaan transaksi di pasar keuangan.
Foreign Exchange
Committee
7 Upaya Dikoordinasikan oleh Kemenkeu, BI bekerja FSB CPR ditujukan untuk menilai perkembangan implementasi
Penyelarasan sama dengan otoritas terkait yaitu OJK dan negara anggota FSB atas reformasi keuangan global dengan topik
Standardisasi Bappebti, menjadi narasumber pada asesmen “OTC Derivative Market Reforms".
Ketentuan dan yang dilakukan untuk menghasilkan publikasi Asesmen FSB diharapkan dapat memberikan masukan bagi
Implementasi laporan peer review terkait Indonesia. penguatan upaya pendalaman pasar keuangan terutama di area yang
G20 - OTC Berdasarkan feedback baik dari otoritas menjadi rekomendasi dari FSB khususnya terkait TR, CCP, dan ETP,
Derivative Market maupun industri di pasar keuangan yang serta margin dan capital yang lebih tinggi terkait transaksi derivatif
Reforms melalui disampaikan kepada FSB dalam berbagai yang tidak dikliringkan.
Penyelenggaraan rangkaian diskusi sepanjang tahun 2020,
FSB - Country Peer upaya ini diharapkan dapat mendukung
Review (FSB CPR) pengembangan pasar keuangan domestik
2020 sejalan dengan implementasi best practice
dan dapat meningkatkan kepercayaan pelaku
pasar baik domestik maupun internasional
untuk berinvestasi di Indonesia.
1 Pasar Uang Pengembangan instrumen baru Pasar Uang Pengembangan instrumen baru dalam kegiatan PUAS ditujukan
Syariah Antarbank Berdasarkan Prinsip Syariah (PUAS) untuk mendukung pengembangan pasar uang dan menambah
yaitu Sertifikat Pengelolaan Dana Berdasarkan variasi alternatif instrumen penempatan/pemenuhan likuiditas bagi
Prinsip Syariah Antarbank. perbankan.
2 Operasi Implementasi instrumen Fasilitas Likuiditas Kebijakan ditempuh untuk memperkuat operasi moneter dan
Moneter Syariah Berdasarkan Prinsip Syariah (FLiSBI) dan pendalaman pasar keuangan syariah melalui instrumen Fasilitas
Pengelolaan Likuiditas Berdasarkan Prinsip Likuiditas Berdasarkan Prinsip Syariah (FLiSBI), Pengelolaan Likuiditas
Syariah (PaSBI) sejak 5 Oktober 2020. Berdasarkan Prinsip Syariah (PaSBI), dan Sertifikat Pengelolaan Dana
Berdasarkan Prinsip Syariah Antar Bank (SiPA). Penguatan operasi
moneter tersebut telah mempertimbangkan aspek syariah, akuntansi,
dan kebutuhan industri perbankan syariah.
3 Stabilitas Sistem Penyempurnaan Pembiayaan Likuiditas Jangka Sebagai tindak lanjut UU No. 2 Tahun 2020, Bank Indonesia
Keuangan Pendek Syariah (PLJPS). memperkuat fungsi lender of the last resort (LoLR) dengan tetap
menjaga prinsip kehati-hatian dan tata kelola yang baik. Dalam hal ini,
Bank Indonesia menyempurnakan ketentuan PLJPS agar pemberian
PLJPS dapat diimplementasikan dalam mendukung stabilitas sistem
keuangan, dengan tetap menjaga prinsip kehati-hatian dan sesuai
standar internasional.
4 Koordinasi a. Melakukan pengembangan ekosistem HVC Penguatan kemandirian ekonomi pesantren ditujukan untuk
Kebijakan dalam melalui program Penguatan Kemandirian mendukung pertumbuhan yang inklusif, serta memperkuat struktur
Pengembangan Ekonomi Pesantren perekonomian nasional. Selama 2020 telah dilakukan:
Ekosistem Halal • Penguatan unit usaha pesantren yang selaras dengan program
Value Chain penguatan ketahanan pangan nasional dan mendukung ekspor
(HVC) komoditas pertanian yang berkualitas
• Akselerasi unit usaha ponpes dilakukan juga dengan memperkuat
kelembagaan Ponpes secara berjamaah dengan dibentuknya
Himpunan Ekonomi dan Bisnis Pesantren (HEBITREN)
• Penguatan unit usaha dan kelembagaan juga didukung dengan
pembangunan ekosistem lainnya yaitu pembangunan infrastruktur
pendukung, seperti warehousing dan distribution center
b. Melakukan pengembangan Ekosistem Pengembangan usaha syariah ditujukan juga untuk mendukung
Halal Value Chain (HVC) melalui program perbaikan struktur ekonomi melalui penguatan usaha syariah untuk
pengembangan usaha syariah dan orientasi ekspor maupun substitusi impor, antara lain meliputi
dukungan industri halal • Peningkatan kualitas produk dan pengelolaan usaha
• Pemberdayaan usaha berbasis masjid
• Program pemberdayaan ekonomi berbasis desa
• Program penguatan kelembagaan kepada organisasi berbasis
masyarakat
• Porgram pemberdayaan juga diperkuat dengan penguatan
kelembagaan terutama dalam kerangka memperkuat halal center
dalam mendukung akselerasi sertifikasi halal
• Akselerasi sertifikasi halal sebagai bagian dari infrastruktur
pendukung dengan melakukan kerjasama dengan perguruan tinggi
5 Koordinasi Mendukung pengembangan keuangan sosial Untuk mendukung pengembangan wakaf sebagai salah satu sumber
Kebijakan dalam syariah melalui inisiasi instrumen Cash Waqf pembiayaan ekonomi inklusif melalui pengembangan investasi sosial,
Pengembangan Linked Sukuk (CWLS) dan pengembangan tata telah dilakukan penerbitan instrumen integrasi keuangan komersial
Keuangan Sosial kelola keuangan syariah. dan sosial syariah berbasis wakaf yaitu Cash Waqf Linked Sukuk
Syariah (CWLS) oleh Pemerintah pada Maret 2020. Penerbitan instrumen ini
juga mendukung upaya pendalaman pasar keuangan syariah di dalam
negeri dengan menyediakan tambahan variasi instrumen bagi investor
dalam menanamkan dananya yang bersifat sosial.
Bank Indonesia berkontribusi aktif dalam melakukan fasilitasi
dan koordinasi berbagai pihak dalam aspek persiapan penerbitan
instrumen CWLS pertama, sehingga dapat tercapai nilai minimal
penerbitan. Penerbitan perdana CWLS ini juga merupakan sukuk
negara pertama di dunia yang merupakan instrumen integrasi
keuangan komersial dan sosial syariah.
6 Koordinasi Peluncuran Indeks Literasi Ekonomi Syariah. Sebagai salah satu wujud komitmen untuk terus mendorong
Kebijakan dalam pengembangan ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia, Bank
Peningkatan Indonesia telah meluncurkan Indeks Literasi Ekonomi Syariah Nasional
Literasi Ekonomi pada tahun 2020, yang dapat menjadi cerminan tingkat literasi
dan Keuangan masyarakat Indonesia terhadap ekonomi syariah.
Syariah Dalam rangka proses peluncuran secara resmi dan agar dapat
diterima/dijadikan referensi nasional telah dilakukan langkah
koordinasi dengan kementerian/lembaga terkait yaitu dengan Islamic
Development Bank (IsDB), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Komite
Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) dan Kementerian
Agama RI, yang pada umumnya menyambut baik karena saling
melengkapi dan mendukung adanya indeks dimaksud.
Indeks literasi ini merupakan indeks literasi ekonomi syariah pertama
di Indonesia dan salah satu yang pertama di dunia, serta melengkapi
indeks literasi ekonomi keuangan syariah yang sudah ada sebelumnya
di Indonesia yaitu indeks literasi keuangan syariah OJK. Indeks
literasi ekonomi syariah ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam
merumuskan strategi yang tepat beserta implementasinya dalam
mengembangkan ekonomi syariah di Indonesia.
Melakukan koordinasi antar stakeholders terkait Sebagai upaya edukasi dan komunikasi kebijakan terkait ekonomi
edukasi dan komunikasi kebijakan ekonomi keuangan syariah dalam lingkup regional/wilayah di seluruh Indonesia.
syariah regional melalui penyelenggaraan Bank Indonesia bersama dengan stakeholders terkait seperti
Festival Ekonomi Syariah (FESyar). pemerintah daerah, kementerian/lembaga seperti Kementerian
Keuangan, Majelis Ulama Indonesia (MUI), Komite Nasional Ekonomi
dan Keuangan Syariah (KNEKS), Badan Wakaf Indonesia (BWI),
Kementerian Agama, melakukan berbagai upaya sosialisasi dan
edukasi serta komunikasi kebijakan terkait ekonomi keuangan syariah
kepada publik di regional-daerah, termasuk fasilitasi business coaching/
matching dalam kegiatan Festival Ekonomi Syariah (FESyar).
Melakukan edukasi dan sosialiasi ekonomi Dalam rangka mendorong pengembangan EKSyar di Indonesia
syariah nasional dan internasional melalui sekaligus menjadikan Indonesia sebagai pusat rujukan EKsyar global,
penyelenggaraan Indonesia Sharia Economic Bank Indonesia bersama berbagai stakeholders baik domestik dan
Festival (ISEF) ke-7. internasional, menyelenggarakan Indonesia Sharia Economic Festival
(ISEF) ke-7, yang diselenggarakan secara virtual dari tanggal 27
Agustus 2020 s.d 31 Oktober 2020. Adapun puncak pelaksanaan ISEF
2020 dilaksanakan pada 27 s.d. 31 Oktober 2020.
Beberapa stakeholders domestik dan internasional tersebut, a.l.
sebagai berikut:
K/L anggota Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS),
Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH), LPPOM-MUI,
Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH), Ikatan Ahli Ekonomi Islam
Indonesia (IAEI), Masyarakat Ekonomi Syariah (MES), Indonesia
Halal Lifestyle Center (IHLC) dan stakeholder domestik lainnya serta
stakeholders internasional, diantaranya IFSB, OIC, IsDB, dan AAOIFI.
Di tengah penyelenggaraan berbagai event syariah Internasional yang
ditunda/dibatalkan karena pandemi Covid-19, ISEF menjadi salah satu
event syariah global yang tetap terselenggara. Dengan membawa
tema “Mutual Empowerment in Accelerating Sharia Economic Growth
through Halal Industry Through Promoting Halal Prosperity” ISEF
2020 berupaya untuk meningkatkan kapasitas industri halal serta
pemberdayaan instrumen keuangan sosial islam sebagai salah satu
alternatif pemecahan masalah ekonomi akibat pandemi Covid-19.
Peluncuran Laporan Ekonomi dan Keuangan Penyusunan Laporan Ekonomi dan Keuangan Syariah Bank Indonesia,
Syariah Bank Indonesia (LEKSI) 2019. merupakan salah satu wujud nyata dukungan aktif Bank Indonesia
dalam pengembangan ekonomi dan keuangan syariah nasional.
Dengan mengangkat tema "Bersinergi dan Bertransformasi Menuju
Visi", Laporan tersebut merangkum perkembangan terkini, dan
memaparkan kebijakan pengembangan ekonomi dan keuangan syariah
Bank Indonesia dalam bersinergi bersama Pemerintah dan otoritas
terkait. Laporan ini diharapkan dapat bermanfaat bagi evaluasi
dan perumusan kebijakan ekonomi dan keuangan syariah nasional,
khususnya dalam mencapai visi Indonesia Maju dan menjadi Pusat
Ekonomi dan Keuangan Syariah Terkemuka di Dunia.
1 Memperkuat a. Melakukan kerja sama Dalam rangka memitigasi dampak tekanan di pasar dolar AS akibat pandemi Covid-19,
Kerja Sama dan dengan US Federal the Fed menyediakan fasilitas repo bagi otoritas moneter di luar AS yang memiliki akun
Operasionalisasi Reserve (The Fed) berupa di the Fed, termasuk Bank Indonesia, yaitu FIMA Repo Facility sebesar USD60 miliar.
Fasilitas Jaring fasillitas Repo Foreign and Fasilitas FIMA Repo ini mulai ditawarkan the Fed pada 6 April 2020 dan berlaku
Pengaman International Monetary selama 6 (enam) bulan (6 April 2020 s.d. 6 Oktober 2020). Pada 29 Juli 2020, the Fed
Keuangan Authorities (FIMA) pada 6 mengumumkan perpanjangan penyediaan fasilitas FIMA Repo s.d. 31 Maret 2021,
Internasional April 2020 termasuk kepada Bank Indonesia, untuk menjaga keberlanjutan pemulihan di pasar
(JPKI) dolar AS global dengan cara melanjutkan penyediaan fasilitas backstop tersebut.
b. Melakukan perpanjangan • Kerja sama LCBSA BI-MAS adalah kerja sama keuangan bilateral antara BI dan
kerja sama Local Currency MAS dalam bentuk collateralized loan swap antara IDR vs SGD dengan total nilai
Bilateral Swap Agreement mencapai ekuivalen USD7 miliar (SGD9,5 miliar atau IDR100 triliun). Tujuan LCBSA
(LCBSA) dan Bilateral Repo BI-MAS adalah untuk mendukung stabilitas moneter dan keuangan di kedua negara
Line (BRL) antara BI dan melalui transaksi swap mata uang SGD/IDR antara kedua otoritas
Monetary Authority of • Kerja sama BRL BI-MAS adalah kerja sama repurchase agreement dengan
Singapore (MAS) pada 5 MAS dengan total nilai sebesar USD3 miliar. Tujuan BRL BI-MAS adalah untuk
November 2020 memperdalam kerja sama moneter di kawasan
c. BI mendukung • Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral negara ASEAN+3 menyepakati
pelaksanaan amandemen beberapa langkah penguatan terhadap kerja sama CMIM untuk meningkatkan
CMIM Agreement tahun efektivitasnya sebagai Regional Financing Arrangement (RFA) guna mendukung
2020 yang a.l. terkait ketahanan ekonomi dan keuangan regional
peningkatan porsi fasilitas • Adapun langkah penguatan tersebut antara lain peningkatan porsi fasilitas CMIM
CMIM IMF De-Linked IMF De-Linked Portion (IDLP) dari semula 30% menjadi 40% dan penggunaan mata
Portion (IDLP) dari semula uang lokal negara-negara anggota ASEAN+3 pada fasilitas CMIM
30% menjadi 40% serta
penggunaan mata uang
lokal (local currency) dalam
fasilitas CMIM
d. BI berhasil mendorong • Bank Indonesia bersama negara anggota G20 lainnya berhasil mendorong
disepakatinya disepakatinya fasilitas SLL oleh IMF pada April 2020 sebagai respons untuk
pembentukan fasilitas mengatasi krisis keuangan global yang dipicu oleh pandemi Covid-19
baru GFSN IMF bagi • Fasilitas SLL merupakan upaya IMF untuk memperkuat fasilitas GFSN guna menutup
negara-negara dengan kesenjangan fasilitas yang ada dan membantu mengatasi masalah stigma yang
catatan fundamental dan menimbulkan keengganan menggunakan kerja sama keuangan dengan IMF
kebijakan yang exemplary
dalam bentuk fasilitas • Negara yang dapat memperoleh fasilitas SLL dari IMF adalah negara yang
Short-Term Liquidity Line berdasarkan penilaian IMF memiliki kekuatan fundamental ekonomi dan kebijakan
(SLL) yang kuat, baik kebijakan yang pernah dilakukan, kebijakan yang saat ini ditempuh,
maupun komitmen untuk menjaga kebijakan ke depan
e. Menyepakati Operational • Pada tahun 2020, telah disepakati OG LCBSA BI-MAS, LCBSA BI-BNM, dan BCSA
Guidelines (OG) untuk BI-PBC sebagai panduan bersama bagi BI dan otoritas mitra pada saat aktivasi kerja
kerja sama Local Currency sama
Bilateral Swap Agreement
(LCBSA) antara BI dan
MAS, LCBSA antara BI
dan BNM, dan BCSA BI-
PBC untuk mendukung
operasionalisasi JPKI
2 Kebijakan a. Melakukan perpanjangan Kerja sama BCSA antara Bank Indonesia dan Bank of Korea merupakan kerja sama swap
Local Currency kerjasama BCSA BI-BoK mata uang lokal KRW versus IDR antar otoritas senilai KRW 10,7 triliun/IDR 115 triliun
Settlement (LCS) pada 5 Maret 2020 (ekuivalen USD8,6 miliar) yang dapat digunakan, baik dalam kondisi normal maupun
kondisi krisis.
Perjanjian ini ditujukan sebagai salah satu tools untuk mendorong penggunaan mata
uang lokal dalam setelmen transaksi perdagangan dan keuangan bilateral sehingga
diharapkan dapat mengurangi ketergantungan terhadap hard currency. Dengan
adanya perjanjian ini diharapkan dapat berkontribusi positif terhadap upaya menjaga
kestabilan nilai tukar Rupiah.
b. Menyepakati framework Sebagai wujud implementasi kesepakatan Nota Kesepahaman LCS ACCD yang telah
LCS ACCD antara ditandatangani oleh Bank Indonesia dan Kementerian Keuangan Jepang pada 5
BI-JMOF yang efektif Desember 2019 lalu, pada tahun ini Bank Indonesia dan Kementerian Keuangan Jepang
diimplementasikan sejak juga telah menyepakati framework implementasi LCS ACCD dan kerangka tersebut
31 Agustus 2020 (MoU LCS efektif dimplementasikan sejak 31 Agustus 2020.
ACCD ditandatangani 5 Kerangka LCS ini menggunakan mata uang lokal, yaitu Rupiah dan Yen, untuk
Desember 2019) menyelesaikan transaksi perdagangan bilateral antara dua negara termasuk
pendapatan primer dan sekunder (transaksi berjalan) serta investasi langsung.
c. Menyepakati kerja sama Pada 30 September 2020, Bank Indonesia dan bank sentral Tiongkok, People Bank of
LCS ACCD BI-PBC melalui China (PBC), menandatangani Nota Kesepahaman kerja sama LCS ACCD yang ditujukan
penandatanganan MoU untuk mendorong penggunaan mata uang lokal dalam penyelesaian transaksi
antara BI dan PBC pada 30 perdagangan bilateral, transfer pendapatan (pendapatan primer dan sekunder), dan
September 2020 investasi langsung. Hal tersebut meliputi antara lain penggunaan kuotasi nilai tukar
secara langsung dan perdagangan antarbank untuk mata uang Yuan dan Rupiah. Kerja
sama ini juga akan diperkuat melalui berbagi informasi dan diskusi secara berkala
antara otoritas Tiongkok dan Indonesia.
d. Menyepakati penguatan Framework LCS ACCD BI-BoT telah diimplementasikan sejak 2 Januari 2018 dengan
framework LCS ACCD progres pertumbuhan yang cukup positif (MOU kerja sama ditandatangani oleh BI dan
BI-BoT yang efektif BoT pada 23 Desember 2016).
diimplementasikan mulai Dalam rangka mendorong optimalisasi implementasi LCS ACCD antara Indonesia dan
tanggal 21 Desember Thailand, BI dan BoT menyepakati penguatan framework LCS ACCD BI-BoT melalui
2020 perluasan cakupan underlying transaksi sehingga mencakup investasi langsung dan
income transfer dari semula hanya untuk perdagangan, relaksasi lebih lanjut atas aturan
terkait transaksi valas dan penambahan bank yang ditunjuk sebagai Appointed Cross
Currency Dealers (ACCD).
e. Menyepakati Operational Pada tahun 2020, telah disepakati OG untuk operasionalisasi LCS ACCD antara BI dan
Guidelines (OG) untuk JMOF sebagai panduan bersama bagi BI dan JMOF pada saat aktivasi kerja sama.
kerja sama LCS berbasis
ACCD antara BI dan JMOF
dan OG untuk penguatan
framework LCS ACCD
BI-BoT
3 Kerja Sama di a. Kerja sama antara BI dan • Dalam rangka mendukung implementasi cross border payment system, diperlukan
Bidang Sistem BSP pada 1 Februari 2020 payung kerja sama dalam bentuk Nota Kesepahaman antara BI dan bank sentral
Pembayaran mitra
• Cakupan area kerja sama meliputi area Sistem Pembayaran dan Inovasi Keuangan
Digital. Dalam inisasi beberapa kerja sama dimaksud juga disertakan kerja
sama anti pencucian uang dan pencegahan pendanaan terorisme/APU-PPT
(sesuai kesepakatan dengan otoritas) yang ditujukan untuk mendukung aplikasi
keanggotaan BI pada Financial Action Task Force (FATF)
b. Inisiasi kerja sama dengan • BI aktif melakukan inisiasi kerja sama dengan beberapa otoritas di negara mitra
otoritas di beberapa baru (a.l India, UAE, Jepang, dll) dan saat ini telah mendapat respons positif dari
negara mitra (India, UAE, otoritas dimaksud
Jepang, Singapura, dll)
4 Kerja Sama Kerja sama BI dengan 8 negara • Dalam rangka mendukung kegiatan bertukar informasi terkait isu-isu
di Bidang anggota ASEAN (ASEAN DTN cybersecurity di kawasan dalam Digital of Technology Network (DTN) of the ASEAN
Cybersecurity CRISP) pada 2 Oktober 2020. Cybersecurity Resilience and Information Sharing Platform (CRISP), 9 negara ASEAN
telah menyepakati payung kerja sama dalam bentuk Nota Kesepahaman antara
anggota DTN CRISP di kawasan
• Cakupan area kerja sama meliputi knowledge sharing dan capacity building di area
cybersecurity dan cyber threats
5 Kebijakan dalam Kebijakan untuk menjaga Dalam rangka menjaga kepercayaan stakeholder internasional, Bank Indonesia bersama
Rangka Menjaga keyakinan stakeholder K/L terkait melaksanakan rangkaian investor meeting dan conference call dengan
Persepsi Positif internasional terhadap investor internasional dan lembaga rating secara intensif dengan narasumber GBI dan
Ekonomi ketahanan perekonomian Pimpinan Kemenkeu.
Indonesia Indonesia di tengah pandemi Terjaganya kepercayaan stakeholder internasional antara lain tercermin pada Sovereign
Covid-19, yang ditopang oleh Credit Rating (SCR) dan outlook RI yang berhasil dipertahankan dan tetap berada pada
kredibilitas kebijakan dan level Investment Grade
sinergi bauran kebijakan yang
kuat antara Bank Indonesia dan • Afirmasi SCR RI oleh Fitch pada level BBB/Stable outlook pada 24 Januari 2020
Pemerintah. dan kembali memperoleh afirmasi pada Fitch semi annual review 10 Agustus 2020
• Afirmasi SCR RI oleh Moody's pada level Baa2/Stable outlook pada 10 Februari
2020
• Afirmasi SCR RI oleh S&P pada level BBB, namun merevisi outlook dari Stable
menjadi Negative pada 17 April 2020
• Kenaikan SCR RI oleh JCRA dari BBB/Positive outlook menjadi BBB+/Stable
outlook pada 31 Januari 2020 dan kembali memperoleh afirmasi pada 22
Desember 2020
• Kenaikan SCR RI oleh R&I dari BBB/Stable outlook menjadi BBB+/Stable outlook
pada 17 Maret 2020
6 Koordinasi a. Memperkuat linkage IRU- Dalam rangka upaya pengendalian Current Account Deficit (CAD), BI melakukan
Kebijakan RIRU-GIRU koordinasi dan sinergi dengan Kementerian/Lembaga terkait untuk mendorong
masuknya Foreign Direct Investment (FDI) dan meningkatkan ekspor khususnya produk
UMKM melalui penyelenggaraan kegiatan promosi investasi dan perdagangan.
Kegiatan promosi oleh BI dilakukan melalui linkage IRU-RIRU-GIRU yang bersifat
synergized, targeted, dan outcome oriented untuk mempertemukan supply dan demand
atas proyek investasi dan produk UMKM. Penyelarasan supply dan demand dilakukan
IRU berkoordinasi dengan K/L di level nasional mengidentifikasi event potensial yang
dapat diikuti diselenggarakan/diikuti oleh BI serta memastikan kesiapan RIRU dan GIRU
dalam mengikuti kegiatan promosi.
Kegiatan promosi melalui linkage IRU-RIRU-GIRU juga didukung oleh Guiding Principles
pelaksanaan promosi untuk memastikan terjaganya tata kelola (governance) BI yang
baik dari seluruh proses secara end-to-end mulai dari perencanaan, pelaksanaan serta
monitoring dan evaluasi tindak lanjut.
Bank Indonesia melalui linkage IRU-RIRU-GIRU juga turut memfasilitasi pelaksanaan
capacity building Pemda/pemilik proyek dalam mengidentifikasi proyek Clean and Clear
dan menyusun Feasibility Study, serta meningkatkan pemahaman pelaku usaha/UMKM
mengenai potensi pasar ekspor di luar negeri.
b. Memperkuat kerja Sejalan dengan arahan Presiden RI terkait fokus strategi nasional kebijakan luar negeri
sama BI-Kemlu melalui RI yang menitikberatkan pada peran diplomasi ekonomi, kerja sama antara BI dan
penandatanganan Nota Kemlu menjadi sangat strategis. NK BI-Kemlu menjadi dasar pelaksanaan program kerja
Kesepahaman (NK) antara antara BI dan Kemlu ke depan.
BI-Kemlu pada 19 Mei Ruang lingkup NK meliputi a.l. (i) pengelolaan persepsi positif perekonomian RI untuk
2020 mendukung perekonomian nasional; (ii) perumusan posisi dan peningkatan peran
Indonesia di tingkat bilateral, regional, plurilateral, dan multilateral; (iii) pelaksanaan
hubungan internasional untuk mendukung kepentingan nasional, perluasan jejaring
dengan negara sahabat dan/atau lembaga internasional; (iv) pertukaran data dan/atau
informasi; dan (v) pengembangan kapasitas sumber daya.
Bentuk kerja sama meliputi (i) dialog kebijakan; (ii) pengembangan kapasitas sumber
daya; dan (iii) penyelenggaraan kegiatan bersama a.l. meliputi penelitian, seminar,
diskusi kelompok terpumpun, serta forum bisnis dan investasi.
c. Memperkuat Dedicated • BI secara aktif mendukung Pemerintah dalam proses integrasi sektor jasa keuangan,
Team Meeting (DTM) Free termasuk mengoordinasikan dan memfasilitasi beberapa pertemuan dalam rangka
Trade Agreement (FTA) / merumuskan posisi BI/nasional, terutama yang berkaitan langsung/tidak langsung
Comprehensive Economic dengan sektor keuangan
Partnership Agreement • Peserta DTM antara lain Kementerian Perdagangan, Kementerian Luar Negeri,
(CEPA) dalam merumuskan Kementerian Keuangan, BKPM, Kemkominfo, Otoritas Jasa Keuangan, serta satuan
posisi sektor jasa kerja internal Bank Indonesia
keuangan pada perjanjian
internasional • Ke depan, akan dilakukan upaya enhancement terhadap modalitas DTM, baik dari sisi
perluasan topik ke isu-isu di luar sektor keuangan. Dengan demikian, pembahasan
DTM tidak hanya mencakup isu yang memiliki implikasi ke sektor keuangan,
termasuk pendalaman outreach kepada pelaku pasar serta stakeholders terkait
Melakukan perluasan dan implementasi kerja sama Structured Bilateral Cooperation (SBC) dengan bank sentral
negara mitra dan IOs
a. Kerja sama antara Kerja sama BI - BIS meliputi pengelolaan aset BI oleh BIS, peran BIS sebagai agent bank
BI dan BIS melalui Non-Deliverable Forward (NDF) di overseas, dan capacity building.
penandatanganan MOU
pada 13 Januari 2020
b. Kerja sama SBC dengan BI dan BoK telah menyepakati penguatan kerja sama dalam kerangka SBC melalui
Bank of Korea (BoK) (April exchange of letter dari kedua Gubernur (April 2020). Penguatan kerja sama bilateral
2020) BI-BoK diperlukan dengan memperhatikan semakin kuatnya hubungan ekonomi kedua
negara, serta semakin intensifnya kolaborasi BI-BoK pada kerja sama antar bank sentral
di fora multilateral, regional, dan bilateral.
Ruang lingkup kerja sama SBC utamanya meliputi bidang tugas utama bank sentral,
yaitu Moneter, Makroprudensial dan Stabilitas Sistem Keuangan, Sistem Pembayaran
dan Setelmen, serta area lainnya yang menjadi concern bersama. Modalitas yang
disepakati a.l policy dialogue, technical discussion, joint research, joint seminar dengan
implementasi secara bertahap.
c. Implementasi kerja sama BI memperkuat kerja sama SBC dengan bank sentral eksisting dengan menyepakati dan
dengan bank sentral mitra mengimplementasikan sejumlah program SBC dengan BoE , BoJ, CBRT, Bundesbank
SBC (BoJ, BoE, CBRT, dan Fed NY. Kesepakatan kerja sama dengan BoE tidak hanya bersifat bilateral namun
Bundesbank, Fed NY) juga termasuk penyelenggaraan bersama regional event yang melibatkan negara
ASEAN.
1 Strategi Pengembangan UMKM • Kebijakan pengembangan UMKM Bank Indonesia dilakukan melalui korporatisasi,
Nasional dilakukan melalui 3 pilar peningkatan kapasitas, dan pembiayaan untuk meningkatkan skala ekonomi UMKM
(Stranas) utama yaitu Korporatisasi, khususnya pada sektor-sektor prioritas untuk mendorong UMKM Go Export dan Go
Pengembangan Kapasitas, dan Pembiayaan Digital
UMKM (KKP) guna mewujudkan • Penguatan korporatisasi dalam konteks penguatan kelembagaan UMKM dilakukan
UMKM yang produktif, inovatif untuk meningkatkan produktivitas karena skala usaha yang menjadi lebih ekonomis
dan adaptif.
• Peningkatan kapasitas UMKM dilakukan untuk memperbaiki kapabilitas UMKM, baik
dari sisi SDM maupun pengembangan usaha agar mampu meningkatkan daya saing
• Penguatan akses pembiayaan dilakukan untuk memperluas akses UMKM pada
berbagai alternatif sumber permodalan sesuai dengan kebutuhan UMKM
2 Mengakselerasi Peningkatan produktivitas • Bank Indonesia melaksanakan fasilitasi edukasi dan onboarding UMKM binaan
pemanfaatan dan kapasitas UMKM melalui dan UMKM mitra agar terhubung dengan ekosistem digital, dengan materi lebih
digitalisasi pemanfaatan digitalisasi baik terstruktur dan sistematis sehingga mudah dipahami, diantaranya literasi digital
untuk dari sisi produksi, pemasaran, umum, pemasaran digital melalui berbagai platform sosial media, proses onboarding
meningkatkan pembayaran, dan pembiayaan. di marketplace dan digital payment, serta pengenalan konsep agregator online
kapasitas • Bank Indonesia menerapkan digitalisasi dalam promosi produk UMKM dan fasilitasi
UMKM temu bisnis (business matching), di antaranya promosi produk UMKM binaan dan
UMKM mitra melalui e-catalogue dan pembiayaan dari lembaga keuangan, termasuk
pelaku tekfin dalam pameran virtual Karya Kreatif Indonesia 2020 (KKI). Bank
Indonesia juga aktif mengikutsertakan UMKM binaan dan UMKM mitra potensi ekspor
dalam berbagai kegiatan promosi perdagangan virtual, baik level nasional maupun
internasional
3 Peta Jalan Upaya peningkatan skala Peningkatan kapasitas UMKM dilaksanakan secara end-to-end sesuai kebutuhan dan
Pengembangan usaha UMKM dilakukan diselaraskan dengan peta jalan pengembangan UMKM dalam rangka mendorong
UMKM Bank berdasarkan kapabilitas usaha terwujudnya UMKM Digital dan UMKM Ekspor. Peningkatan kapasitas UMKM mencakup
Indoneia yaitu UMKM Potensial, UMKM penguatan manajemen usaha, peningkatan kualitas produk, perluasan akses pasar, dan
Sukses, UMKM Digital dan peningkatan kapasitas SDM agar menguasai teknologi digital.
UMKM Ekspor.
4 Sinergi Strategi pengembangan • Implementasi pengembangan UMKM Bank Indonesia dilakukan oleh seluruh kantor
Pengembangan UMKM Bank Indonesia perwakilan Bank Indonesia bersinergi dengan berbagai pemangku kepentingan di
UMKM merupakan satu kesatuan pusat dan daerah
utuh untuk mendukung • Pelaksanaan rangkaian kegiatan KKI Virtual 2020 melibatkan berbagai Kementerian/
strategi pembangunan Lembaga dalam bentuk joint event, dan merupakan salah satu bentuk dukungan nyata
nasional, termasuk sinergi Bank Indonesia terhadap Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI)
untuk mendorong UMKM
sebagai kekuatan untuk • Bank Indonesia berperan sebagai movement manager Gernas BBI melalui
mendukung proses pemulihan penyelenggaraan berbagai kegiatan digitalisasi UMKM, di antaranya melalui
perekonomian nasional. Bank pemasangan QRIS, edukasi onboarding UMKM, dan penyelenggaraan berbagai
Indonesia menyelenggarakan kegiatan virtual lainnya
Karya Kreatif Indonesia
(KKI) dan berperan sebagai
movement manager pada
Gerakan Nasional Bangga
Buatan Indonesia (Gernas BBI).
5 Framework Perlindungan konsumen Bank • Penguatan perlindungan konsumen Bank Indonesia dilakukan untuk mewujudkan
Perlindungan Indonesia dilakukan melalui pertumbuhan ekonomi berkelanjutan yang didukung oleh stabilitas sistem keuangan
Konsumen Bank 4 (empat) strategic actions, melalui kebijakan keuangan inklusif, literasi keuangan dan perlindungan konsumen
Indonesia yaitu: (1) Pengaturan dan • Kerangka Perlindungan Konsumen Bank Indonesia dilakukan dengan memperhatikan
Kebijakan; (2) Pengawasan; (3) tiga pilar kebijakan yaitu : (1) Peran BI yang efektif; (2) Kepatuhan Penyelenggara; dan
Penanganan Pengaduan; serta (3) Keberdayaan Konsumen
(4) Edukasi dan Literasi.
• Penguatan perlindungan konsumen tersebut juga didukung oleh kerja sama
kelembagaan baik di level nasional maupun internasional serta pengembangan
infrastruktur
• Penguatan Perlindungan Konsumen diharapkan dapat menciptakan fungsi
perlindungan konsumen yang efektif sehingga mampu menjawab tantangan dan
perkembangan inovasi finansial serta digitalisasi produk dan/atau layanan jasa
keuangan yang lebih mengkedepankan kepentingan konsumen
6 Strategi dan Penguatan perlindungan Dalam rangka memperkuat kerangka perlindungan konsumen, Bank Indonesia telah
Roadmap konsumen Bank Indonesia menyusun strategi perlindungan konsumen Bank Indonesia melalui:
Penguatan dilakukan melalui pengaturan • penguatan kerangka pengaturan yang komprehensif melalui penerbitan PBI
Perlindungan yang komprehensif, Perlindungan Konsumen Bank Indonesia yang didukung dengan peraturan
Konsumen Bank implementasi pengawasan pelaksananya;
Indonesia perilaku penyelenggara,
penguatan sinergi antar K/L • implementasi pengawasan perilaku penyelenggara yang didukung dengan
dan peningkatan peran dalam penyusunan pedoman, metodologi pengawasan dan pengembangan infrastruktur
fora internasional, penguatan data perlindungan konsumen;
kelembagaan internal, • penguatan sinergi antar K/L melalui pengaturan dan penyusunan mekanisme
peningkatan keberdayaan koordinasi antar K/L dalam kerangka perlindungan konsumen serta peningkatan
konsumen dan masyarakat, reputasi dan representasi Bank Indonesia dalam fora perlindungan konsumen
serta perlindungan konsumen internasional seperti FinCoNet;
di era digital. • penguatan kelembagaan di internal Bank Indonesia, khususnya penguatan organisasi
dan SDM untuk mendukung fungsi pengawasan perilaku Penyelenggara dan fungsi
perlindungan konsumen yang dilakukan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia;
• peningkatan keberdayaan konsumen dan masyarakat melalui penyusunan strategi
edukasi perlindungan konsumen, kajian dan model bisnis edukasi;
• perlindungan konsumen di era digital yang dilakukan antara lain melalui penguatan
pengaturan perlindungan data dan informasi pribadi konsumen dan pengembangan
sistem pengaduan konsumen secara online.
7 Peraturan Dalam rangka memberikan • Guna mendukung pelaksanaan tugas Bank Indonesia di bidang moneter,
Bank Indonesia pedoman serta menjaga makroprudensial, dan sistem pembayaran, Bank Indonesia memiliki kewenangan
No.22/20/ kinerja penyelenggara dalam untuk mengatur dan mengawasi penyelenggara yang produk dan/atau jasanya
PBI/2020 perlindungan konsumen maka dimanfaatkan oleh konsumen, termasuk mengenai pengaturan perlindungan
tentang perlu dilakukan penguatan konsumen
Perlindungan kerangka pengaturan • Bank Indonesia senantiasa memperhatikan aspek perlindungan konsumen dalam
Konsumen Bank perlindungan konsumen berbagai kebijakan dan ketentuan yang dikeluarkan dengan pertimbangan bahwa
Indonesia Bank Indonesia dengan perlindungan konsumen yang efektif dan dipercaya konsumen akan memberikan
memperhatikan praktik dampak yang positif bagi kegiatan usaha di Indonesia
terbaik di negara lain dan
kerjasama kelembagaan. • Penguatan kerangka pengaturan perlindungan konsumen BI diharapkan dapat
menyeimbangkan hubungan antara Penyelenggara dengan konsumen, menjawab
tantangan dan perkembangan inovasi finansial serta digitalisasi produk dan/atau jasa
keuangan
8 Kerjasama Penguatan kebijakan • Tingkat keberdayaan konsumen di Indonesia dan tingkat kepatuhan Pelaku
Kelembagaan perlindungan konsumen yang Usaha yang masih rendah dalam menerapkan ketentuan perlindungan konsumen
dalam rangka dilakukan oleh Bank Indonesia mendorong pemerintah untuk membuat kerangka kebijakan perlindungan konsumen
rangka merupakan komitmen Bank yang terintegrasi melalui Strategi Nasional Perlindungan Konsumen (STRANAS PK)
mendukung Indonesia untuk mendukung • Penyelenggaraan perlindungan konsumen yang terintegrasi dan lintas sektoral
penguatan Strategi Nasional Perlindungan diharapkan dapat mewujudkan iklim usaha dan hubungan yang sehat antara pelaku
perlindungan Konsumen yang telah usaha dan konsumen yang pada akhirnya dapat mendorong perekonomian nasional
konsumen yang dicanangkan oleh pemerintah. yang efisien dan berkeadilan
sinergis
• Bank Indonesia senantiasa berperan aktif dalam mendukung Arah Kebijakan dan
Program Kerja Perlindungan Konsumen baik dalam STRANAS PK maupun dalam
Strategi Nasional Keuangan Inklusif (SNKI)
• Bank Indonesia juga melakukan koordinasi yang sinergis dan harmonis dengan
Kementerian dan Lembaga terkait guna memastikan penerapan kebijakan
perlindungan konsumen dapat berjalan dengan efektif
Istilah Arti
Administered prices Komponen inflasi berupa harga-harga barang dan jasa yang diatur oleh Pemerintah
Peningkatan proporsi penduduk usia tua, 65 tahun ke atas, yang pada umumnya terjadi di negara-
Aging population
negara maju
Seperangkat algoritma, protokol, dan alat untuk membangun aplikasi perangkat lunak yang
Application Programming Interface
menentukan tata cara interaksi komponen perangkat lunak tersebut
Apresiasi Kenaikan nilai tukar domestik terhadap mata uang asing
Program Pemerintah yang mewajibkan pencampuran 20% Biodiesel dengan 80% bahan bakar minyak
B20
jenis Solar, yang menghasilkan produk Biosolar B20.
Balinusra Wilayah Bali dan Nusa Tenggara, meliputi Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur
Pemberian bantuan berupa uang/barang dari Pemerintah Daerah kepada individu, keluarga, kelompok
Bantuan sosial dan/atau masyarakat yang sifatnya tidak secara terus menerus dan selektif yang bertujuan untuk
melindungi dari kemungkinan terjadinya risiko sosial
Barrier to entry Hambatan terhadap suatu perusahaan untuk memasuki sebuah pasar dalam bidang usaha tertentu
Bauran kebijakan Penggunaan beberapa kebijakan dalam waktu bersamaan
Penggunaan beberapa kebijakan oleh Bank Indonesia, baik berupa kebijakan moneter,
Bauran Kebijakan Bank Indonesia
makroprudensial, sistem pembayaran maupun kebijakan pendukung lainnya
Layanan sistem pembayaran yang dilakukan secara real time dan 24/7, yang mempercepat proses
BI-FAST
penyelesaian transaksi dan akan menggantikan Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI)
Keuntungan yang dinikmati suatu negara dari besarnya proporsi penduduk produktif (penduduk
Bonus demografi
dengan rentang usia 15-64 tahun) dalam kependudukan negara tersebut
Merupakan singkatan dari British Exit, atau fenomena keluarnya Inggris dari keanggotaan Uni Eropa.
Brexit Term Brexit digunakan sejak pelaksanaan referendum yang dilaksanakan pada 23 Juni 2016 yang
dimenangkan oleh kubu Brexit
Burden sharing Pembagian beban dalam pembiayaan program Pemulihan Ekonomi Nasional
Business matching Temu bisnis antarpelaku ekonomi
Rasio kecukupan modal bank yang diukur berdasarkan perbandingan antara jumlah modal dengan
Capital Adequacy Ratio
aktiva tertimbang menurut risiko (ATMR)
Lembaga kliring yang mengambil alih risiko counterparty dari transaksi antar pelaku pasar melalui
Central Clearing Counterparty
proses novasi dan melakukan multilateral netting atas eksposur transaksi para pelaku pasar
Prediksi masa depan yang disusun dengan menggabungkan bersama beberapa perkiraan yang
Consensus Forecast
dilakukan oleh berbagai lembaga/pengamat/ekonom secara terpisah
Countercyclical Kecenderungan pergerakan berlawanan arah dengan pergerakan siklus ekonomi
Tambahan modal yang berfungsi sebagai penyangga (buffer) untuk mengantisipasi kerugian apabila
Countercyclical Capital Buffer terjadi pertumbuhan kredit dan/atau pembiayaan perbankan yang berlebihan (excessive credit growth)
sehingga berpotensi mengganggu stabilitas sistem keuangan
Virus corona (CoV) adalah keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit mulai dari flu biasa hingga
penyakit yang lebih parah seperti Sindrom Pernafasan (MERS-CoV) dan Sindrom Pernafasan Akut
Covid-19
Parah (SARS-CoV). Penyakit virus corona (Covid-19) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh
virus corona yang paling baru ditemukan tahun 2019
Cross border Lintas batas
Dana yang bersumber dari APBN yang diperuntukkan bagi Desa dan Desa Adat yang ditransfer
Dana Desa melalui APBD kabupaten/kota dan digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan,
pembangunan, serta pemberdayaan masyarakat
Wadah berbentuk kontrak investasi kolektif yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari
Dana Investasi Infrastruktur masyarakat pemodal untuk selanjutnya sebagian besar diinvestasikan pada aset infrastruktur oleh
manajer investasi
Defisit pada komponen NPI yang meliputi: Neraca Perdagangan, Jasa-jasa, Pendapatan Primer, dan
Defisit transaksi berjalan
Pendapatan Sekunder
Produk bank sejenis jasa tabungan yang memiliki jangka waktu penarikan, berdasarkan kesepakatan
Deposito
antara bank dengan nasabah
Depresiasi Penurunan nilai tukar domestik terhadap mata uang asing
Instrumen turunan yaitu kontrak, perjanjian, atau transaksi yang nilainya diturunkan dari suatu
Derivatif
instrumen keuangan
Destinasi wisata yang diprioritaskan untuk dikembangkan tahun 2019-2020, antara lain Danau Toba,
Destinasi super prioritas
Borobudur-Joglosemar, Mandalika, Labuan Bajo, dan Likupang
Sejumlah emas atau valuta asing yang bisa digunakan untuk transaksi pembayaran dengan luar negeri
Devisa
yang diterima dan diakui luas oleh dunia internasional
Layanan perbankan elektronik yang dikembangkan dengan mengoptimalkan pemanfaatan data
nasabah dalam rangka melayani nasabah secara lebih cepat, mudah, dan sesuai dengan kebutuhan
Digital banking
serta dapat dilakukan secara mandiri sepenuhnya oleh nasabah dengan memperhatikan aspek
pengamanan
Disparitas inflasi Perbedaan besaran inflasi yang bisa terjadi antarwilayah di suatu negara
Upaya untuk membuat ekspor lebih bervariasi, baik dalam hal jenis produk maupun negara tujuan
Diversifikasi ekspor
ekspor
Transaksi derivatif standar (plain vanilla) berupa transaksi forward yang dilakukan dengan mekanisme
Domestic Non Deliverable Forward
fixing dan mata uang penyelesaiannya dalam Rupiah.
E-Commerce Transaksi perdagangan secara online atau menggunakan teknologi internet
Efek (surat berharga) yang terdiri sekumpulan aset keuangan berupa tagihan yang timbul dari surat
Efek Beragun Aset berharga komersial seperti tagihan kartu kredit, pemberian kredit, termasuk kredit pemilikan rumah,
kredit mobil, efek bersifat utang yang dijamin Pemerintah, dan arus kas
Efek Beragun Aset Berbentuk Surat
Instrumen investasi berbasis kredit perumahan
Partisipasi
Angka pengganda pendapatan nasional, yakni besarnya tambahan pendapatan nasional yang tercipta
Efek pengganda
dari suatu perubahan besaran variabel tertentu
Ekonomi digital Ekonomi yang berorientasi pada perkembangan dan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi
Ekspor Proses transportasi barang atau komoditas dari suatu negara ke negara lain
Elektronifikasi Mengubah cara pembayaran yang semula menggunakan tunai menjadi nontunai
End-to-end Kebijakan yang dilakukan secara menyeluruh, terintegrasi, dan inklusif
Exchange rate pass through Dampak perubahan nilai tukar Rupiah terhadap inflasi
Financing to Value Rasio pembiayaan yang diberikan bank terhadap nilai aset
Kontrak penjualan untuk membeli atau menjual aset dengan harga tertentu di masa mendatang
Forward
(future date)
Geopolitik Kondisi politik yang dipengaruhi oleh faktor geografis
Simpanan pada bank yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek atau
Giro
surat perintah pembayaran lain atau dengan pemindahbukuan
Dana atau simpanan minimum yang harus dipelihara oleh bank dalam bentuk saldo rekening giro yang
Giro Wajib Minimum
ditempatkan di Bank Indonesia
Global supply chain Jaringan pasokan barang dan jasa global, yang melibatkan perusahaan di banyak negara
Granular Level rinci/detail dari data (misalnya, detik, produk tunggal, atribut khusus) dalam struktur data
Surat utang atau sukuk yang diterbitkan untuk membiayai proyek-proyek yang memiliki dampak
Green Bond/Green Sukuk
positif terhadap lingkungan dan/atau iklim
Suatu ekosistem atau rantai pasok halal dari industri hulu sampai hilir. Halal value chain mencakup
Halal value chain empat sektor industri, yakni industri pariwisata halal, kosmetik dan obat-obatan halal, industri makanan halal
dan industri keuangan halal mulai dari hulu sampai ke hilir
Hard infrastructure Infrastruktur fisik
Hedging Kegiatan yang dilakukan oleh investor untuk mengurangi atau menghilangkan suatu sumber risiko
High income country Negara dengan tingkat pendapatan tinggi
Upaya penguatan sisi hilir dari rantai industri, antara lain dengan mendorong agar industri manufaktur
Hilirisasi
dapat memproduksi produk jadi dan produk turunan
Impor Kegiatan membeli barang dari luar negeri
Indeks Digitalisasi Indonesia Indeks yang menunjukkan pembangunan teknologi informasi dan komunikasi
Indeks yang menunjukkan penilaian (keyakinan) pelaku ekonomi terhadap keadaan ekonomi saat ini
Indeks Keyakinan
dan di masa mendatang
Ukuran output dari sektor industri dalam perekonomian. Sektor industri termasuk manufaktur,
Indeks Produksi
pertambangan, dan perlengkapan
Indikator yang terjadi mendahului aktivitas perekonomian, digunakan untuk menilai apa yang tengah
Indikator dini
dan akan terjadi pada perekonomian
Industri yang sejalan dengan kriteria kehalalan Lembaga Pengkajian Pangan Obat-obatan dan
Industri Halal
Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI)
Komponen inflasi yang cenderung menetap atau persisten di dalam pergerakan inflasi dan
Inflasi inti dipengaruhi oleh faktor fundamental, seperti interaksi permintaan-penawaran, nilai tukar, harga
komoditi internasional, inflasi mitra dagang dan ekspektasi inflasi
Sistem multilateral antar lembaga peserta (langsung), termasuk operator sistem, yang digunakan
Infrastruktur pasar uang
untuk kliring atau pencatatan pembayaran, surat berharga, derivatif, atau transaksi keuangan lainnya
Inklusi ekonomi Perluasan akses pasar keuangan dan pasar barang yang berkesinambungan
Saling terhubung, yakni kondisi dimana sistem pembayaran saling terkoneksi dengan seluruh kanal
Interkoneksi
pembayaran di seluruh Indonesia
Internet of Things Perluasan manfaat dari konektivitas internet yang tersambung secara terus-menerus
Saling dapat dioperasikan, yakni kondisi dimana instrumen pembayaran dapat digunakan pada
Interoperabilitas
infrastruktur lain
Akumulasi suatu bentuk aktiva dengan suatu harapan mendapatkan keuntungan pada masa depan.
Investasi
Terkadang, investasi disebut juga sebagai penanaman modal
Investasi selain bangunan, meliputi: mesin dan perlengkapan, kendaraan, peralatan, cultivated
Investasi nonbangunan
biological resources (CBR), dan produk kekayaan intelektual
Peringkat yang menunjukkan kelayakan instrumen keuangan, dalam hal ini obligasi, antara lain
Investment grade
ditandai dengan tingkat risiko yang rendah
Kebijakan ekonomi yang melakukan industrialisasi dan substitusi barang-barang impor, untuk
Inward looking
memenuhi kebutuhan dalam negeri
Kebijakan yang dilakukan Pemerintah dalam rangka memperbaiki sisi suplai, antara lain dengan
Kebijakan struktural
menghilangkan hal-hal yang menghambat
Suatu bentuk pendalaman layanan keuangan untuk masyarakat bawah untuk dapat memanfaatkan
Keuangan inklusif
produk keuangan formal
Klaster Kelompok usaha yang saling berhubungan atau sentra UMKM
Lelang tambahan yang dilakukan Pemerintah apabila target lelang SBN belum terpenuhi pada lelang
Lelang tambahan (green shoe)
utama
Likuiditas Kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban jangka pendeknya
Perbandingan antara High Quality Liquid Asset dengan total arus kas keluar bersih (net cash outflow)
Liquidity Coverage Ratio
selama 30 (tiga puluh) hari ke depan dalam skenario stres
Loan to Value Rasio pinjaman yang diberikan bank terhadap nilai aset
Kegiatan produksi dalam rangka meningkatkan nilai tambah yang turut meningkatkan keterkaitan
Local value chain
antarindustri dalam negeri
Lockdown Pembatasan mobilitas secara ketat
M1 Uang dalam arti sempit, terdiri dari uang kartal dan uang giral
Uang dalam arti luas, terdiri dari uang kartal, uang giral, uang kuasi (simpanan berjangka dan
M2
tabungan dalam Rupiah dan valas serta simpanan giro dalam valas), dan surat berharga selain saham
Bentuk dari artificial intelligence yang memungkinkan suatu sistem untuk belajar dari data ketimbang
Machine learning
dari proses pemrograman yang eksplisit
Makroprudensial Pendekatan regulasi keuangan yang bertujuan memitigasi risiko sistem keuangan secara keseluruhan
Market operator Penyelenggara sistem keuangan
Tempat terjadinya transaksi antara penjual dan pembeli, baik dalam bentuk fisik maupun nonfisik
Marketplace
(dalam e-commerce)
Middle income country Negara dengan tingkat pendapatan menengah
Kehati-hatian yang terkait dengan pengelolaan lembaga keuangan secara individu agar tidak
Mikroprudensial
membahayakan kelangsungan usahanya
Bagian dari NPI yang meliputi: Neraca Perdagangan, Jasa-jasa, Pendapatan Primer, dan Pendapatan
Neraca transaksi berjalan
Sekunder
Perbandingan antara pendanaan stabil yang tersedia (available stable funding/ASF) dengan pendanaan
Net Stable Funding Ratio
stabil yang diperlukan (required stable funding/RSF
Non Performing Loans Rasio kredit bermasalah terhadap total kredit yang disalurkan oleh bank
Pengajuan penawaran pembelian dengan mencantumkan volume tanpa tingkat imbal hasil (yield)
Non-competitive bid
yang diinginkan penawar
Non-Tradable Lihat definisi tradable
Metode pembayaran selain dengan menggunakan uang tunai, yakni melalui uang elektronik, mobile
Nontunai
banking, atau pun internet banking
Omnibus law Suatu UU yang meliputi sejumlah topik yang beragam dan tidak saling terkait
Online Daring atau dalam jaringan, yaitu terhubung melalui jejaring komputer, internet, dan sebagainya
Pendekatan yang memungkinkan bank membuka data dan informasi keuangan nasabahnya kepada
Open banking
pihak ketiga (fintech) berbasis pada customer consent (persetujuan nasabah)
Pandemi Wabah penyakit yang tersebar luas di beberapa benua atau bahkan di seluruh negara
Suatu surat berharga jangka panjang berdasarkan prinsip syariah yang dikeluarkan emiten kepada
Sukuk
pemegang obligasi syariah
Sulampua Meliputi wilayah Sulawesi dan wilayah Mapua
Penggunaan teknologi dalam sistem keuangan yang menghasilkan produk, layanan, teknologi, dan/
Teknologi finansial (fintech) atau model bisnis baru serta dapat berdampak pada stabilitas moneter, stabilitas sistem keuangan,
dan/atau efisiensi, kelancaran, keamanan, dan keandalan sistem pembayaran
Sektor ekonomi yang output-nya bisa diperdagangkan secara Internasional, misalnya sektor industri
Tradable
pengolahan
Proses berkelanjutan yang ditujukan untuk mengarahkan perekonomian menuju sektor-sektor yang
Transformasi ekonomi
memiliki tingkat produktivitas lebih tinggi ataupun untuk meningkatkan produktivitas di suatu sektor
Teori ekonomi yang berpandangan tidak mungkin bank sentral mendapatkan secara sekaligus tiga
Trilema kebijakan makroprudensial tujuan kebijakan makroprudensial yang meliputi stabilitas sistem keuangan, intermediasi yang
seimbang, serta market efficiency dan inklusifitas
Teori ekonomi yang berpandangan tidak mungkin bank sentral mendapatkan secara sekaligus tiga
Trilema kebijakan moneter
tujuan kebijakan moneter yang meliputi stabilitas harga, stabilitas nilai tukar, dan aliran modal
Strategi stabilisasi nilai tukar Rupiah melalui intervensi di pasar spot, penyediaan likuiditas valas
Triple intervention terkait instrumen lindung nilai melalui DNDF, dan pembelian SBN di pasar sekunder guna menjaga
kecukupan likuiditas Rupiah
Pendekatan dalam rangka penguatan industri manufaktur diarahkan untuk mendorong industri yang
Two-pronged approach berdaya saing tinggi sehingga menopang prospek ekspor, dan untuk mendorong pengembangan
industri yang mendukung peningkatan nilai tambah
Two-sided monetary operation Operasi moneter yang dilakukan pada dua sisi, baik absorpsi maupun injeksi likuiditas, secara reguler
Uang elektronik Alat pembayaran yang diterbitkan atas dasar nilai uang yang telah disetorkan terlebih dahulu
Uang Rupiah asli yang memenuhi persyaratan untuk diedarkan berdasarkan standar kualitas yang
Uang layak edar
ditetapkan oleh Bank Indonesia
Undisbursed loan Fasilitas kredit yang belum dicairkan oleh debitur
Upper middle income Negara berpendapatan menengah ke atas
Inflasi yang dominan dipengaruhi oleh shocks (kejutan) dalam kelompok bahan makanan seperti
Volatile food panen, gangguan alam, atau faktor perkembangan harga komoditas pangan domestik maupun
perkembangan harga komoditas pangan internasional
Volatility index Indeks yang mencerminkan ekspektasi volatilitas pasar saham S&P 500
Wilayah Jawa Meliputi DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur dan Banten
Meliputi Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur dan Kalimantan
Wilayah Kalimantan
Utara
Wilayah Mapua Wilayah Maluku dan Papua, meliputi Maluku, Maluku Utara, Papua dan Papua Barat
Meliputi Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Gorontalo dan
Wilayah Sulawesi
Sulawesi Barat
Meliputi Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu, Lampung,
Wilayah Sumatera
Kepulauan Riau dan Kepulauan Bangka Belitung
Wisata ramah muslim Tujuan wisata, fasilitas, dan layanan yang sejalan dengan syariat Islam
Yield Imbal hasil
Yield curve Kurva yang menunjukkan imbal hasil obligasi pada berbagai tahun jatuh tempo.
Yield spread Selisih imbal hasil
IHKEI Indeks Harga Komoditas Ekspor Indonesia NIM Net Interest Margin
IHSG Indeks Harga Saham Gabungan NK Nota Kesepahaman
IID Indonesia Investment Day NKRI Negara Kesatuan Republik Indonesia
IKM Industri Kecil Menengah NPI Neraca Pembayaran Indonesia
IMF International Monetary Fund NPL Non Performing Loans
IMIP Indonesia Morowali Industrial Park O/N Overnight
IndONIA Indonesia Overnight Index Average OIS Overnight Index Swap
IoT Internet of Things OJK Otoritas Jasa Keuangan
IPT Interface Pembayaran Terintegrasi OPEC Organization of the Petroleum Exporting Countries
IRS Interest Rate Swap OTC Over the Counter
IRU Investor Relations Unit P3DN Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri
ISEF Indonesia Sharia Economic Festival PaSBI Pengelolaan Likuiditas Berdasarkan Prinsip Syariah
ISN Iron Stock Nasional PBI Peraturan Bank Indonesia
ISSK Indeks Stabilitas Sistem Keuangan PBoC People’s Bank of China
JIBOR Jakarta Interbank Offered Rate PDB Produk Domestik Bruto
JKN Jaminan Kesehatan Nasional Pemda Pemerintah Daerah
JPKI Jaring Pengaman Keuangan Internasional Pemilu Pemilihan Umum
K/L Kementerian/Lembaga PEN Pemulihan Ekonomi Nasional
KBL BB Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai Perlinsos Perlindungan Sosial
KI Kredit Investasi PERPPU Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang
KIK Kontrak Investasi Kolektif PFMI Principals for Financial Market Infrastructure
KK Kartu Kredit Pilkada Pemilihan Kepala Daerah
KK Kredit Konsumsi PJPUR Penyelenggara Jasa Pengolahan Uang Rupiah
KKB Kredit Kendaraan Bermotor PJSP Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran
KKI Karya Kreatif Indonesia PKB Pembiayaan Kendaraan Bermotor
KMK Kredit Modal Kerja PKH Program Keluarga Harapan
KNEKS Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah PKS Perjanjian Kerja Sama
KNKS Komite Nasional Keuangan Syariah PLJP Pembiayaan Likuiditas Jangka Pendek
KPPK Kegiatan Penerapan Prinsip Kehati-hatian PLJPS Pembiayaan Likuiditas Jangka Pendek Syariah
KPSH Ketersediaan Pasokan dan Stabilitas Harga PLK Pinjaman Likuiditas Khusus
KPwDN Kantor Perwakilan Bank Indonesia Dalam Negeri PLM Penyangga Likuiditas Makroprudensial
KSSK Komite Stabilitas Sistem Keuangan PMA Penanaman Modal Asing
LCR Liquidity Coverage Ratio PMDN Penanaman Modal Dalam Negeri
LCS Local Currency Settlement PMI Purchasing Managers’ Index
LNPRT Lembaga Non-Profit yang melayani Rumah Tangga PMN Penyertaan Modal Negara
LoLR Lender of the Last resort PMTB Pembentukan Modal Tetap Bruto
LPS Lembaga Penjamin Simpanan PNBP Penerimaan Negara Bukan Pajak
LTV Loan to Value Polri Kepolisian Negara Republik Indonesia
LU Lapangan Usaha PP Peraturan Pemerintah
LVC Local Value Chain PPh Pajak Penghasilan
MAKSI Masterplan Arsitektur Keuangan Syariah Indonesia PPh Migas Pajak Penghasilan Minyak dan Gas
MDR Merchant Discount Rate PPKSK Pencegahan dan Penanganan Krisis Sektor Keuangan
MEKSI Masterplan Ekonomi Syariah Indonesia PPN Pajak Pertambahan Nilai
MERS Middle East Respiratory Syndrome PSBB Pembatasan Sosial Berskala Besar
Migas Minyak dan Gas PSN Proyek Strategis Nasional
MPM Merchant Present Mode ptp point-to-point
mtm month to month PUAB Pasar Uang Antar Bank
NBFI Non-Bank Financial Institutions PUAB O/N Pasar Uang Antar Bank Overnight
NFSR Net Stable Funding Ratio PUAS Pasar Uang Antarbank Syariah