Anda di halaman 1dari 34

KEMENTERIAN KEUANGAN

Tugas dan Fungsi DJA,


Kerangka Ekonomi Makro
Dan Pokok-Pokok APBN
Tahun 2020
Disampaikan oleh Direktur Penyusunan APBN
pada Kuliah Umum di PKN STAN
15 Oktober 2019

1
Outline

1 Tugas dan Fungsi Direktorat Jenderal


Anggaran

2 Peran dan Prinsip Dasar Pengelolaan APBN

3 Perkembangan Perekonomian Terkini dan


Pokok-Pokok APBN 2020

2
1 Tugas dan Fungsi Direktorat Jenderal
Anggaran

3
Peran dan Struktur Direktorat Jenderal Anggaran diperkuat dan menyesuaikan
perkembangan terkini dalam UU no 9 tahun 2018 tentang PNBP
Sekretariat Direktorat Jenderal
Koordinasi, pembinaan, dan dukungan
administrasi New
Direktorat PNBP SDA dan Kekayaan
Direktorat Penyusunan APBN
Perumusan dan standardisasi Negara yang dipisahkan
Kebijakan APBN Perumusan dan standardisasi
KEMENTERIAN KEUANGAN Kebijakan sesuai anggaran bidang teknis
DIREKTORAT JENDERAL ANGGARAN penerimaan SDA , subsidi, dan Kekayaan
Negara yang dipisahkan
Direktorat Abid Ekonomi
dan Kemaritiman Direktorat PNBP K/L
Perumusan dan standardisasi Perumusan dan standardisasi
Kebijakan sesuai anggaran bidang teknis Kebijakan sesuai anggaran bidang teknis
. penerimaan dari K/L termasuk BLU
Menyelenggarakan perumusan
dan pelaksanaan kebijakan di
Direktorat Abid Pembangunan bidang penganggaran
Manusia dan Kebudayaan
Perumusan dan standardisasi
Direktorat Sistem Penganggaran
Perumusan dan standardisasi
Kebijakan sesuai anggaran bidang teknis
Kebijakan sistem penganggaran
.

Direktorat Abid Politik, Hukum,


Hankam, dan BA BUN Direktorat Harmonisasi Peraturan
Perumusan dan standardisasi Penganggaran
Kebijakan sesuai anggaran bidang teknis Merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan
standardisasi teknis di bidang harmonisasi
peraturan penganggaran.
4
Cakupan Tugas dan Stakeholder DJA sangat luas dibutuhkan Sinergi dengan stakeholder
terkait (internal maupun eksternal)

BUMN dan BPK Lembaga


Legislatif Kementerian/ Badan Layanan Publik
(DPR) Lembaga Internasional
Publik
Pembahasan • PNBP • Pembahasan • Pembahasan • Pembahasan
terkait • Program
bersama DPR terkait pembahasan target PMN rekomendasi transparansi
KEM dan PPKF, target-target PNBP maupun dividen atas temuan BPK perkembangan
makro fiskal anggaran dan
APBN, APBNP, • BelanjaTrileteral • Pembahasan dalam partisipasi publik
Laporan Semester I Meeting, pagu bersama BUMN, penganggaran terkait
APBN indikatif, alokasi KL selaku KPA, pemeringkatan
anggaran dan Kemenkeu
selaku BUN • Kerjasama
terkait subsidi capacity building
dan riset dengan
World Bank,
Prospera dan
lainnya

• NK dan APBN beserta • Target PNBP • Target PNBP Kepatuhan atas peraturan • Penilaian peringkat Kenaikan indeks
UU APBN dan APBNP perundang-undangan rating transparansi anggaran
• Pagu Indikatif • Alokasi Belanja
• Kesepakatan Laporan • Proyeksi dan sistem (OBI)
• DIPA
Semester I APBN Anggaran yang
berkualitas

Output/Outcome
5
Januari 2019
Penetapan arah kebijakan dan prioritas
pembangunan nasional

Maret 2019
Penyusunan resource envelope

Siklus 29 April 2019


Surat Bersama Pagu Indikatif dan Rancangan
RKP
20 Mei 2019
Pengajuan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal,

APBN
Kerangka Ekonomi Makro dan RKP ke
DPR

22 Juli 2019
Surat Bersama Pagu Anggaran dan Penyelesaian
• Siklus APBN menggambarkan Penyusunan RKA-K/L oleh Kementerian/Lembaga
secara singkat tugas dan 16 Agustus 2019
fungsi yang berjalan secara Pidato Kenegaraan Presiden RI dalam rangka
estafet sepanjang tahun Pengajuan RAPBN (RUU dan Nota Keuangan)

• masih terdapat dua agenda Pertengahan Agustus s.d Akhir September


tersisa dalam penyelesaian Pembahasan RUU dan Nota Keuangan RAPBN 2020

dokumen APBN 2020


Paling Lambat 30 November 2019
Penetapan Rincian APBN dalam Peraturan Presiden

Desember 2019
Penetapan dan Penyerahan DIPA
6
2 Peran dan Prinsip Dasar Pengelolaan APBN

7
KEBIJAKAN FISKAL DAN APBN ADALAH INSTRUMEN
PEMERINTAH UNTUK MEWUJUDKAN TUJUAN BERNEGARA

3 Fungsi APBN
Di dalam Perekonomian Tantangan Proses
Masyarakat
Adil dan Fungsi Ketidakpastian
Makmur Alokasi perekonomian
Memperluas
ruang fiskal Teknokratis
Global

Fungsi
Tujuan Distribusi Politik
Pembiayaan
Bangsa Belanja
yang lebih
Anggaran
Fungsi berkualitas
yang produktif
Administratif
dan inovatif
Stabilisasi

KESINAMBUNGAN FISKAL TETAP TERUS DIJAGA


KEMENTERIAN KEUANGAN RI 8 8
FISCAL RULE DAN MANDATORY SPENDING MENJADI ACUAN DALAM
PENYUSUNAN KEBIJAKAN FISKAL DAN APBN

FISCAL RULE MANDATORY SPENDING

Dana Bagi Hasil Anggaran Kesehatan


• PPh Pasal 21 (20% x
Defisit Penerimaannya) 5%  UU 36 Tahun 2
• PPh Pasal 25/29 OP (20% x
Maksimal 3% (Konsolidasi APBN dan APBD) Penerimaanya) Anggaran Pendidikan
• PBB
 UU 17 Tahun 2003
• Cukai Hasil Tembakau (2% x 20% APBN  UUD 1945 pasal 31 (4)
Penerimaannya)
• Pertambangan Umum (80% x
Penerimaannya) Dana Alokasi Umum
• Kehutanan
– IHPH (80% x Penerimaannya) minimal 26% Pendapatan Dalam Negeri
Outstanding Utang – Provisi SDH (80% x Netto  UU 33 Tahun 2004
Penerimaannya)
60% PDB  UU 17 Tahun 2003 – Dana Reboisasi (40% x
Penerimaannya) Dana Desa
• Perikanan (80% x 10% dari transfer ke daerah (secara
Penerimaannya) bertahap)  UU Desa

KEMENTERIAN KEUANGAN RI 9
3 Perkembangan Perekonomian Terkini dan
Pokok-Pokok APBN 2020

10
Perekonomian Dunia saat ini cenderung melemah dengan adanya perang
dagang dan dinamika geopolitik dunia

Brexit • Stimulus ECB


• Perlambatan Ekonomi

UK Geopolitik

US EUROZONE
Japan Perang
Iran China
South Korea Dagang
Saudi Arabia
• Perang Dagang
India
• Perang Dagang dengan US
dengan China
• Demonstrasi di Hongkong
• Keringnya likuiditas di
pasar uang (Karena
Memasuki
pembayaran pajak dan
perlambatan
penerbitan UST)
ekonomi
• Penurunan FFR Argentina
Risiko volatilitas harga minyak
(ICP) akibat penyerangan
Resesi terhadap kilang minyak

11
PEREKONOMIAN INDONESIA SAAT INI DIHADAPKAN PADA TANTANGAN
DAYA SAING NASIONAL YANG MASIH RENDAH
120
Global Competitiveness Index 2019
100 Skor Peringkat
80
Rata-rata
skor

60
40
20
Korea Rep 80 13
0
Malaysia 75 27
Indonesia 65 50
Indikator
Vietnam 62 67
Indonesia Malaysia Korea, Rep Vietnam

Sumber: http://www3.weforum.org/docs/WEF_TheGlobalCompetitivenessReport2019.pdf

• Produktivitas dan daya saing harus ditingkatkan untuk mampu mengejar level index GCI Malaysia (upper middle
income) dan Korea Selatan (high income).
• Fokus pada aspek: infrastruktur, kualitas SDM (kesehatan, skills, dan pasar tenaga kerja), kemampuan berinovasi dan
adaptasi teknologi, serta sistem keuangan.
• Perbaikan infrastruktur menjadi kunci penting dalam peningkatan daya saing dan produktivitas, Sebagaimana rilis IMD
World Competitiveness Yearbook, peringkat Indonesia meningkat signifikan dari 43 di tahun 2018 menjadi peringkat 32
pada tahun 2019.
Kementerian Keuangan 12
12
INDONESIA DIPROYEKSIKAN MENJADI SALAH
SATU NEGARA MAJU DI TAHUN 2045
PRASYARAT MENJADI SEBUAH
PENDUDUK EKONOMI STRUKTUR NEGARA MAJU :
bergeser pada
Infrastruktur Kualitas SDM
319 Juta Jiwa
ke
5 Terbesar
di Dunia
Sektor
Bernilai Tambah
Tinggi
Infrastruktur yang layak
menjadi penyokong mobilitas
Penguatan SDM melalui pendidikan
dan riset,
PRODUKTIVITAS MIDDLE INCOME dan mendorong program kesehatan, dan
BISNIS pembangunan perlindungan sosial
Usia
Produktif 47 70 % %
Kelas
Menengah 73 % Teknologi Birokrasi
Kue Ekonomi
URBAN PERKAPITA
Pendapatan per Kapita
Berasal dari Pengayaan inovasi dan Pemerintah
Sektor Jasa teknologi berperan dalam Perbaikan kualitas pelayanan dan

73 %
Tinggal
di Kota US$ 23.199 Sumber: Bappenas,
Kemenkeu
menjawab tantangan industri
kedepan
efisiensi proses bisnis diperlukan

Tata Ruang Sumber Daya Ekonom


Wilayah dan Keuangan
Pengelolaan tata ruang yang
baik dan didukung oleh sistem APBN sehat menjadi kunci
yang integratif kesuksesan target 2045

13
Indonesia
2045 Negara Maju TAHUN 2020 MENJADI PONDASI AWAL
TAHAPAN JANGKA PANJANG MENUJU
INDONESIA MAJU

Tema Kebijakan Fiskal 2020


APBN untuk Akselerasi Daya Saing melalui Inovasi dan Penguatan
Kualitas SDM

2020-2030 2031-2035 2036-2045 mobilisasi pendapatan negara


untuk menarik investasi dan
Penguatan Pondasi Transisi Indonesia Maju mendorong daya saing
Penguatan Daya Saing Memperkokoh Daya Saing Negara Berdaulat, Maju, Adil, dan
Makmur
Pemerintah ditantang untuk Upaya yang ditempuh adalah
merespon tantangan demografi peningkatan kualitas SDM agar Indonesia diharapkan telah kebijakan belanja
melalui reformasi di segala semakin berdaya saing, keluar dari jebakan pendapatan negara yang berkualitas
mendorong infrastruktur yang menengah sehingga Indonesia
bidang yang harus dapat
telah siap menuju negara maju,
dimanfaatkan secara optimal
untuk mendorong pertumbuhan
ekonomi, baik melalui konsumsi,
telah dibangun agar dapat
dioperasionalisasikan dengan
optimal sehingga memberikan
mandiri, adil dan makmur. pembiayaan kreatif dan
mitigasi risiko
2020
investasi, dan produksi serta peningkatan produktivitas dan
penguatan daya saing. mendukung transformasi
industrialisasi, serta program
perlindungan sosial yang
komprehensif sudah mulai
diimplementasikan.

Kementerian Keuangan
14
Indikator kesejahteraan tahun 2020 ditargetkan terus membaik

Tingkat Pengangguran Terbuka (%) Tingkat Kemiskinan (%)


11.2
5.8 10.9 10.6
5.5 9.8 9.0
5.3 5.1 9.4
5.1 8.5
5.0 4.8

2015 2016 2017 2018 2019 2020 2015 2016 2017 2018 2019 2020
realisasi proyeksi realisasi proyeksi

Rasio Gini Indeks Pembangunan Manusia


0.408 72.51
0.397 71.98
0.393 0.380 71.39
0.389 70.81
0.382 0.375 70.18
69.55
2015 2016 2017 2018 2019 2020 2015 2016 2017 2018 2019 2020
realisasi proyeksi realisasi proyeksi
Kementerian Keuangan
15
Asumsi Dasar Ekonomi Makro APBN 2020
memperhatikan perkembangan ekonomi terkini

Asumsi Dasar
Ekonomi Makro
Terdapat perubahan pada harga
dan lifting minyak dengan
mempertimbangan harga minyak APBN 5,3 3,1 14.400 5,4 63 755 1.191
dunia dan prospek lifting minyak
ke depan

Target
Pembangunan Pengangguran (%) Kemiskinan (%) Gini Rasio (indeks) Indeks Pembangunan
Upaya meningkatkan Manusia
kesejahteraan a.l ditunjukkan
dengan kesepakatan untuk APBN 4,8 – 5,0 8,5 – 9,0 0,375 – 0,380 72,51
menurunkan target tingkat
pengangguran di dalam APBN
2020

16
Postur
(Rp triliun)

APBN 2020
Kontribusi penerimaan
perpajakan terus dioptimalkan
dan dilakukannya peningkatan
belanja negara yang lebih
berkualitas (spending better)

17
Defisit APBN Tahun 2020 dijaga 1,76% PDB
diarahkan semakin sehat dan adaptif menghadapi risiko perekonomian

Rasio defisit thd PDB tahun 2020


terendah dalam lima tahun terakhir

Defisit Keseimbangan Primer


diturunkan bertahap Ke arah positif

Penerimaan perpajakan untuk mendukung daya saing


dengan target yang lebih optimal & realistis
Belanja Negara semakin fokus
pada program yang produktif
Pembiayaan anggaran semakin menurun
dimanfaatkan untuk mendukung
peningkatan daya saing

18
Penerimaan negara dioptimalkan tidak hanya sebagai sumber penerimaan
negara namun juga sebagai instrumen untuk mendorong daya saing

2,000
Perpajakan 2015-2020 1,861.8 1,865.7 Penerimaan Perpajakan menjadi Rp1.865,7 T
1,800
(RAPBN: Rp1.861,8 T)
1,643.1
(dalam triliun Rupiah)
1,518.8 1. Kenaikan PPh Migas perubahan asumsi dasar
1,600
1,343.5 ekonomi makro dan parameter migas
1,285.0
2. Kenaikan PBB dan cukai hasil tembakau extra
1,400
1,240.4
14.8
1,200
13.4 effort
1,000 10.5
12.6 13.0 13.5
800 8.2 8.2 Kebijakan
600 5.8 Meningkatkan kepatuhan wajib pajak
4.6
400 3.6
200 Perbaikan kualitas pelayanan, penyuluhan, dan
-
2.9
pengawasan melalui penguatan sistem ITdan
2015 2016 2017 2018 2019 2020 2020 administrasi perpajakan
Outlook RAPBN APBN
PPh Migas Pajak nonmigas
Kepabeanan dan Cukai Pertumbuhan Penerimaan Perpajakan (%) Implementasi Keterbukaan Informasi
Pertumbuhan Pajak nonmigas (%)
Perpajakan (AEoI)
Tax Ratio (% PDB)
11.6 11.4
11.6 Ekstensifikasibarang kena cukai dan Penyesuaian tarif
cukai hasil tembakau
11.1
10.8 10.7

2015 2016 2017 2018 Outlook 2019 APBN 2020

19
Kontribusi PNBP dari sektor Nonmigas terus ditingkatkan
disertai peningkatan layanan kepada masyarakat

450.0
409,3
40.0 Pengelolaan dan Pemanfaatan SDA yang
400.0 31.5 386,3 30.0 Optimal, Efektif dan Efisien
370,0
350.0 311,2
359,3  Penyempurnaan regulasi dan kontrak.
18.8 20.0
 Efisiensi kegiatan.
300.0
262,0 10.0  Peningkatan kepatuhan dan intensifikasi
255,6
250.0
2.5 pengawasan.
-
200.0
Peningkatan Pelayanan dan Penyesuaian Tarif
(5.6) (10.0)
150.0 (5,0)  Mempertimbangkan daya beli dan pengembangan
(7,0)
100.0
(20.0) dunia usaha.
(30.0)
 Optimalisasi pengelolaan Barang Milik Negara
50.0
(35.9) (BMN).
- (40.0)
2015 2016 2017 2018 Outlook 2019 RAPBN 2020 APBN 2020 Peningkatan Efisiensi BUMN dan Kinerja BLU
 Mempertimbangkan cashflow BUMN dan
PNBP Migas (Triliun Rp) PNBP Nonmigas (Triliun Rp) Pertumbuhan (%)
kemampuan keuangan BUMN.
 Pengembangan usaha dan penugasan
APBN 2020 Outlook 2019 P NBP Lainnya: 5 K/LTerbesar Pemerintah.
 Pelayanan BLU yang lebih profesional.
(t riliu n Ru p iah ) (t riliu n Ru p iah )

1 2 3 4 5
Penyempurnaan Tata Kelola
• implementasi UU PNBP dan penyempurnaan
Kemenkominfo Kemenhub P olri Kemenristekdikti Kemenkumham regulasi pelaksanaan UU PNBP
17,5 7,3 10,4 2,3 3,5 • Perluasan penggunaan teknologi informasi dalam
rangka pelaksanaan dan peningkatan pelayanan
16,5 7,1 10,0 2,7 3,6

20
5
Fokus Belanja Pemerintah Pusat Tahun 2020
Mendukung pelaksanaan prioritas pembangunan &
penyelenggaraan Pemerintah  efisien dan efektif

SDM yang Penguatan Program Akselerasi Birokrasi yang Antisipasi


berkualitas Perlindungan Sosial Pembangunan efisien, melayani, Ketidakpastian
Infrasruktur dan bebas korupsi
• Peningkatan produktivitas/daya • Mengakselerasi • Meningkatkan daya saing • Mendorong efektivitas • Stabilitas ekonomi,
saing SDM pengentasan kemiskinan investasi dan ekspor birokrasi  produktivitas, keamanan dan politik
• Peningkatan akurasi data integritas & pelayanan publik
• Bidang Pendidikan  perluasan • Mendukung tranformasi • Mitigasi risiko bencana,
akses pendidikan, peningkatan dan perbaikan mekanisme industrialisasi (konektivitas, • Menjaga tingkat pelestarian lingkungan,
skill, enterpreneurship, penyaluran, pangan, energi, dan air) dan kesejahteraan aparatur dan dan pengembangan EBT
penguasaan ICT, dukungan • Sinergi/sinkronisasi antar antisipasi masalah sosial pensiunan (antisipasi
kegiatan penelitian perkotaan (air bersih, reformasi pensiun) • Penguatan fiscal buffer
program
sanitasi, pengelolaan
• Bidang Kesehatan  • Subsidi yang tepat sasaran • Birokrasi yang berbasis
sampah, & transportasi
percepatan pengurangan dan efektif kemajuan ICT
massal)
stunting, penguatan promotif
Anggran Perlindungan Sosial
preventif, melanjutkan program • Mendorong K/L Anggaran Birokrasi Rp261,3 T
Rp372,5 T
jaminan kesehatan nasional menggunakan skema
pembiayaan kreatif (KPBU:
Anggaran Pendidikan Rp508,1 T
VGF atau AP)
Anggaran Kesehatan Rp132,2 T Anggaran Infrastruktur Rp423,3 T

21
APBN untuk
mempersiapkan
generasi muda
untuk peningkatan
kualitas SDM
diarahkan untuk peningkatan kualitas
SDM sebagai bagian mewujudkan
kesejahteraan dan keadilan rakyat

Anggaran Pendidikan

Rp508,1 T
22
APBN untuk • DPPN Rp18,0 T • Dana Abadi

mempersiapkan Kebudayaan Rp1,0 T


 Program beasiswa untuk sekitar
5.000 orang mahasiswa baru menjamin keberlangsungan
 pembiayaan penerima beasiswa yang
generasi muda
upaya pemajuan kebudayaan
masih studi untuk 12.333 orang bagi generasi berikutnya
mahasiswa
untuk peningkatan  mendanai 104 riset

kualitas SDM
diarahkan untuk peningkatan kualitas
• Dana Abadi Penelitian • Dana Abadi Perguruan
SDM sebagai bagian mewujudkan Rp5,0 T Tinggi Rp5,0 T
kesejahteraan dan keadilan rakyat  meningkatkan kuantitas dan
pengembangan SDM dan sarana
kualitas SDM terkait riset yang
dan prasarana dalam
mampu berkompetisi secara global
mewujudkan perguruan tinggi di
 meningkatkan relevansi dan
Indonesia menuju World Class
produktivitas riset serta peran
University
Investasi Pembiayaan pemangku kepentingan dalam

Rp29,0 T
kegiatan riset
 Meningkatkan kontribusi riset
terhadap pertumbuhan ekonomi
nasional

23
APBN untuk
mempersiapkan
generasi muda juga
melalui pelatihan kerja
diarahkan untuk peningkatan kualitas SDM
sebagai bagian mewujudkan kesejahteraan dan
keadilan rakyat

24
APBN untuk meningkatkan
kesehatan rakyat Indonesia
Rp132,2 T
Anggaran Kesehatan
5,2 % dari belanja negara

25
25
APBN untuk Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat
Berpenghasilan Rendah, Miskin Dan Rentan Miskin Rp372,5 T

26
26
Anggaran
Infrastruktur
Untuk membangun infrastruktur dan daerah terpencil

Rp423,3 T

27
Percepatan Pengembangan 4 Destinasi Super Prioritas dilakukan melalui sinergi lintas
K/L dan Pemda

(1) Danau Toba (3) Labuan Bajo Kegiatan yang akan dilaksanakan, a.l:

• Pembangunan Kawasan Pariwisata Strategis


Nasional (KSPN), fasilitasi event, geosite.
• Pembangunan embung dan jaringan air
minum.
• Pembangunan jalan pelabuhan.
• Pembangunan TPA, IPAM, Geopark
Dermaga.
(2) Borobudur (4) Mandalika • Pembangunan/rehab pelabuhan danau,
runway/taxiway, bandara.
• Pengembangan & revitalisasi desa adat.
• Pemberdayaan desa wisata.
• Penyediaan sarana ruang kreatif.

28
Subsidi diarahkan untuk peningkatan efektivitas dan efisiensi melalui
upaya perbaikan ketepatan sasaran
500.0 30.3 40.0 Subsidi Energi APBN 2020 Outlook 2019
Belanja Subsidi 20.0
125,3 T 142,6 T
400.0 Triliun rupiah
-6.3 -4.5 -2.1 Kebijakan :
-11.7 0.0
 Melanjutkan pemberian subsidi tetap untuk solar
Triliun Rupiah

300.0
RAPBN: 199,7
-20.0
dengan besaran subsidi menjadi Rp1.000/liter

persen
216.9 212.4
200.0
186.0 174.2 166.4 187.6 -40.0  Subsidi selisih harga untuk minyak tanah dan LPG
-60.0 tabung 3 kg
100.0 -52.6
-80.0
 Subsidi listrik diberikan pada golongan tarif
tertentu.
- -100.0
 Subsidi listrik diberikan secara tepat sasaran bagi
2015 2016 2017 2018 Outlook APBN
RAPBN2020
2020
2019 pelanggan rumah tangga daya 450 VA dan 900 VA
Subsidi Energi Subsidi non energi growth dengan mengacu pada DTPPFM.
 Meningkatkan rasio elektrifikasi dan mengurangi
Subsidi Non Energi APBN 2020 Outlook 2019 disparitas antarwilayah.
62,3 T 69,8 T
Kebijakan :
• Validasi data penerima dan kebutuhan penerima pupuk bersubsidi  • Memperluas akses permodalan Usaha Mikro Kecil dan
e-RDKK (Elektronik Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok) Menengah (UMKM) melalui subsidi bunga KUR
• Perluasan penggunaan Kartu Tani dalam penebusan pupuk bersubsidi • Pengalokasian subsidi bantuan uang muka perumahan dan subsidi
selisih bunga kredit perumahan untuk mendorong kepemilikan
• Peningkatan pelayanan umum di bidang transportasi dan informasi publik
rumah bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR)

29
Transfer ke Daerah dan Dana Desa
Meningkat Rp42,5 triliun dari Outlook 2019 diarahkan untuk : Rp856,9 T
Perbaikan kualitas layanan dasar publik Akselerasi daya saing Mendorong belanja produktif

• Mempercepat penyediaan infrastruktur publik dan penguatan


kualitas SDM, terutama melalui bidang pendidikan, kesehatan,
air minum, perlindungan sosial, dan konektivitas antarwilayah.
• Meningkatkan daya saing melalui inovasi, kemudahan
berusaha, tata kelola pemerintahan, dan kebijakan insentif
yang mendukung iklim investasi.

• Meningkatkan produktivitas terutama berorientasi ekspor


melalui pengembangan potensi ekonomi daerah.

30
CAPAIAN PEMANFAATAN DANA DESA, 2015-2018
MENUNJANG AKTIVITAS EKONOMI MASYARAKAT DAN MENINGKATKAN KUALITAS HIDUP MASYARAKAT DI DESA

Menunjang Aktivitas Ekonomi Meningkatkan Kualitas Hidup


Masyarakat Masyarakat Desa
 JALAN DESA  TAMBATAN PERAHU  PENAHAN TANAH  SUMUR BOR
 JEMBATAN DESA  EMBUNG  AIR BERSIH  PAUD DESA
 PASAR DESA  IRIGASI  SARANA MCK  DRAINASE
 BUMDES  SARANA OLAHRAGA  POLINDES  POSYANDU

BERHASIL MENURUNKAN RASIO GINI DAN


JUMLAH PENDUDUK MISKIN PEDESAAN

Rasio Gini Perdesaan Penduduk Miskin di Desa


2015 2016 2017 2018 2015 2016 2017 2018
Juta Jiwa 17,89 17,28 16,31 15,54
Gini ratio 0,329 0,316 0,320 0,319 % penduduk 14,09 13,96 13,47 13,10
miskin

31
Kebijakan Pokok Pembiayaan Utang
pembiayaan utang yang produktif, efisien, memenuhi aspek kehati-hatian serta didukung dengan tata kelola
dan sistem manajemen risiko yang baik
Pembiayaan Utang SBN (neto)
Triliun rupiah persen persen
Triliun rupiah
500.0 49.0 50.0 500.0 36.9 40.0
429.1 441.8
400.0
380.9
403.0
372.0 373.9 351.9 362.3
407.3
381.8 389.3
30.0 400.0 358.4
20.0
300.0 300.0
10.0 12.4 0.0
8.5 6.5
200.0 200.0 2.0
5.8 6.5
0.5 -10.0 -20.0
100.0 -5.9 100.0
-18.9
-13.3
0.0 -30.0 0.0 -40.0
2015 2016 2017 2018 2019 APBN
2020 2015 2016 2017 2018 2019 2020
APBN
Outlook RAPBN
2020 Outlook RAPBN
2020

Pembiayaan Utang Growth (%) SBN (neto) Growth (%)

Arah Kebijakan Pembiayaan Utang Strategi Pembiayaan Utang


Prudent • Mengoptimalkan • Pengelolaan
• pengendalian rasio utang dalam batas aman berkisar
29,4 – 30,1 persen PDB untuk mendukung kesinambungan
peran serta utang secara
fiskal masyarakat dalam aktif melalui
pasar obligasi manajemen
• Menjaga keseimbangan makro dengan menjaga domestik (financial kewajiban dan aset. 32
komposisi utang domestik dan valas dalam batas deepening)
terkendali serta pendalaman pasar keuangan

32
Kesimpulan
1 APBN merupakan instrumen Pemerintah untuk melakukan intervensi pada
perekonomian dalam rangka mewujudkan kesejahteraan rakyat secara berkeadilan

2 Direktorat Jenderal Anggaran adalah salah satu unit eselon 1 yang membantu Menteri
Keuangan dalam menjalankan fungsi pengelolaan fiskal khususnya Perencanaan APBN

APBN Tahun 2020 menjadi instrumen Pemerintah dalam membangun pondasi daya
3 saing bangsa menuju visi jangka panjang Indonesia Maju tahun 2045

4 APBN Tahun 2020 diarahkan untuk mendukung daya saing melalui penguatan
kualitas sumber daya manusia namun tetap antisipatif terhadap risiko
perekonomian

33
KEMENTERIAN KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

Terima Kasih

34

Anda mungkin juga menyukai