Anda di halaman 1dari 44

PELAKSANAAN

KERJASAMA
PEMERINTAH DAN
BADAN USAHA
(KPBU)
Dr. Yolanda Indah Permatasari, SE., MM.
Batam, 30 Agustus 2018

D I R E K TO R AT B I N A I N V E S TA S I I N F R A S T R U K T U R
D I R EK TOR AT JEN DE R A L BI NA KONS TR U KS I
K EM E NTE RI A N P E KER JA A N U MU M & P ER U M A HA N R A KYAT
I d e n ti fi k a s i P r o y e k K P B U
TA H A PA N P E L A K S A N A A N K P B U

Perencanaan Proyek Manajemen Pelaksanaan


Penyiapan Proyek Kerjasama Transaksi Proyek Kerjasama
Kerjasama Perjanjian Kerjasama (MPPK)

• Identifikasi dan • Penyusunan kajian awal • Perencanaan pengadaan • Perencanaan MPPK:


pemilihan proyek Pra Studi Kelayakan • Pra-kualifikasi Pembentukan unit
kerjasama (Output: Dokumen • Request for Proposal manajemen, dan
• Penetapan prioritas Outline Business Case) • Pelaksanaan pengadaan penyusunan rencana
• Dokumen studi • Penjajakan minat pasar • Penetapan pemenang kerja
pendahuluan (market sounding) lelang • Pelaksanaan MPPK:
• Permohonan rencana • Pendirian Badan Usaha Tahap pra-konstruksi,
dukungan/ jaminan Pelaksana tahap konstruksi, dan
Pemerintah (kalau ada) • Penandatanganan tahap operasi
• Penyusunan kajian akhir Perjanjian Kerjasama
Studi Kelayakan (Output: Dokumen
(Output: Dokumen Perjanjian Kerjasama)
PROSES IDENTIFIKASI Final Business Case) • Financial Close
PROYEK KPBU
DILAKSANAKAN KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
& P E R U M AH A N R A KYAT
TA H A PA N P E R E N C A N A A N K P B U

 Memperoleh informasi mengenai kebutuhan penyediaan infrastruktur yang dapat dikerjasamakan


dengan Badan Usaha berdasarkan RPJMN, Renja Pemerintah, Renstra dan Renja
TUJUAN 
Kementerian/Lembaga, dan Renja Pemerintah Daerah sesuai peraturan perundang-undangan; dan
Mendukung koordinasi perencanaan dan pengembangan rencana KPBU serta melakukan
keterbukaan informasi kepada masyarakat mengenai rencana KPBU.

Penyusunan
KEPUTUSAN KPBU diusulkan DAFTAR
Rencana Penganggaran Identifikasi dan
LANJUT/ kepada Menteri RENCANA
Anggaran KPBU penetapan KPBU TIDAK KPBU KPBU
Perencanaan
KPBU
Indikasi perlu tidaknya
Sumber: Sesuai dengan
dukungan dan/atau
APBN peraturan
jaminan Pemerintah dan • Menjadi pertimbangan
APBD perundang- Studi kesesuaian dengan Rencana Kerja Pemerintah
Pinjaman/Hibah undangan pendahuluan • Diperbaharui secara berkala
prioritas nasional
Lainnya untuk diumumkan dan
disebarluaskan
Konsultasi • PJPK menginformasikan status
publik KPBU minimal 1 kali dalam
setahun kepada Menteri
Perencanaan untuk dievaluasi

Untuk memperoleh pertimbangan


mengenai manfaat dan dampak KPBU
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
terhadap kepentingan masyarakat & P E R U M AH A N R A KYAT
ALUR PROSES IDENTIFIKASI PROYEK KPBU

BAPPENAS Kementerian Sektor

Renstra
RPJP RPJM Nas Daftar
K/L Daftar Proyek KPBU INSTANSI CAKUPAN
(20 thn) (5 thn) Panjang
(5 thn) subsektor dengan PEMBERI SUB
Proyek saringan awal AMK KONTRAK
SEKTOR
Kerjasama

Daftar Proyek KPBU KEMENTERIAN


CAKUPAN
Sektor dari saringan SEKTOR &
sektor oleh AMK SIMPUL KPBU SEKTOR

RKP Nas Renja K/L KPPIP & PUSAT


(1 thn) (1 thn) KPBU

CAKUPAN
NASIONAL
APBN Daftar Proyek
APBN K/L KEMENKEU
Nas Sektor Publik
(1 thn)
(1 thn) (APBN)

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


& P E R U M AH A N R A KYAT
IDENTIFIKASI PROYEK KPBU TINGKAT NASIONAL/SEKTOR

Daftar Proyek KPBU


Instansi Non KPBU Subsektor setelah Melaksanakan Persiapan Persiapan
Pengadaan Lingkup
Lingkup
Pemberi melalui penyaringan Kajian
Badan Usaha
Pelaksanaan Pelaksanaan
Subsektor
Subsektor
awal menggunakan Kelayakan Proyek KPBU Proyek KPBU
Kontrak AMK
Prioritas KPBU Sektor

Laporan Laporan
Daftar Proyek KPBU
Kementerian Non KPBU Sektor melalui Kementerian
Lingkup
Lingkup
Terkait & Simpul penyaringan lingkup mengajukan proyek
Sektor
Sektor
sektor menggunakan KPBU sektor
KPBU AMK
Memerlukan Dukungan Pemerintah
tambahan tidak diperlukan Laporan Laporan
kajian bagi Daftar Proyek KPBU
kesiapan proyek Nasional setelah
Lingkup
Lingkup
KPPIP melalui penyaringan
Nasional
Nasional
lingkup nasional
menggunakan AMK
Dukungan Pemerintah Dukungan Pemerintah
Belum tersedia diperlukan

Kemenkeu & Kaji ulang anggaran


Unit Pengelola Laporan ke
(pasca persetujuan
Dukungan Pemerintah
KPPIP/Kemenkeu)
Risiko Kementerian tersedia

Daftar Proyek
Sektor Publik
(APBN)
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
& P E R U M AH A N R A KYAT
Mengacu kepada Peraturan Presiden
Nomor 38 Tahun 2015 Tentang Kerjasama
PROSES IDENTIFIKASI DAN PENETAPAN PROYEK KPBU Pemerintah dengan Badan Usaha Dalam
Penyediaan Infrastruktur

Pasal
21
Kesesuaian dengan RPJMN/RPJMD dan Renstra
Infrastruktur
Menteri/ Kepala Lembaga/Kepala Daerah
mengidentifikasi penyediaan infrastruktur yang
Kesesuaian dengan RTRW
akan dikerjasamakan dengan Badan Usaha.

Keterkaitan antar sektor infrastruktur dan antar


wilayah
Identifikasi penyediaan infrastruktur dengan
skema KPBU dilakukan dengan
Analisis biaya manfaat dan sosial
mempertimbangkan paling kurang

Analisis nilai manfaat uang (value for money)

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


& P E R U M AH A N R A KYAT
Mengacu kepada Peraturan Presiden
Nomor 38 Tahun 2015 Tentang Kerjasama
PROSES IDENTIFIKASI DAN PENETAPAN PROYEK KPBU Pemerintah dengan Badan Usaha Dalam
Penyediaan Infrastruktur

Pasal 22, 23,


dan 24
Rencana bentuk KPBU

Pengadaan infrastruktur yang akan


Rencana skema pembiayaan proyek dan
dikerjasamakan dengan Badan Usaha sumber dananya
harus disertai dengan studi
pendahuluan
Rencana penawaran kerja sama (mencakup
jadwal, proses, dan cara penilaian)

DAFTAR USULAN
RENCANA KPBU
KONSULTASI PUBLIK

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


& P E R U M AH A N R A KYAT
Mengacu kepada Peraturan Menteri
PPN/Kepala BAPPENAS Nomor 4 Tahun
PROSES IDENTIFIKASI DAN PENETAPAN PROYEK KPBU 2015 tentang Tata Cara Pelaksanaan
Kerjasama Pemerintah dengan Badan
Usaha Dalam Penyediaan Infrastruktur

Identifikasi proyek Penetapan potensi


Studi Pendahuluan
KPBU KPBU

Pengambilan
Penyusunan Daftar keputusan lanjut
Konsultasi publik
Rencana KPBU atau tidak lanjut
rencana proyek KPBU

Penyiapan Dokumen
Pengkategorian KPBU Tahap Perencanaan
KPBU

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


& P E R U M AH A N R A KYAT
Mengacu kepada Peraturan Menteri
PPN/Kepala BAPPENAS Nomor 4 Tahun
STUDI PENDAHULUAN DALAM PERENCANAAN KPBU 2015 tentang Tata Cara Pelaksanaan
Kerjasama Pemerintah dengan Badan
Usaha Dalam Penyediaan Infrastruktur

Lampiran Bab II
Bagian C
1. Analisis kebutuhan (Need analysis)

2. Kriteria kepatuhan (Compliance criteria)

STUDI 3. Kriteria faktor penentu nilai manfaat uang


PENDAHULUAN (Value for Money)
4. Analisis potensi pendapatan dan skema
pembiayaan proyek

5. Rekomendasi dan rencana tindak lanjut

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


& P E R U M AH A N R A KYAT
Mengacu kepada Peraturan Menteri
PPN/Kepala BAPPENAS Nomor 4 Tahun
ISI STUDI PENDAHULUAN 2015 tentang Tata Cara Pelaksanaan
Kerjasama Pemerintah dengan Badan
Usaha Dalam Penyediaan Infrastruktur

1. Analisis Kebutuhan (Need Analysis)


 Kepastian KPBU memiliki dasar pemikiran teknis dan ekonomi berdasarkan data sekunder yang tersedia
 Kepastian KPBU mempunyai permintaan yang berkelanjutan dan diukur dari ketidakpastian pelayanan
berdasarkan analisis data sekunder yang tersedia
 Kepastian KPBU mendapat dukungan dari pemangku kepentingan yang berkaitan, salah satunya melalui
konsultasi publik

2. Kriteria Kepatuhan (Compliance Criteria)


 Kesesuaian dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, termasuk penentuan Menteri/Kepala
Lembaga/Kepala Daerah/Direksi BUMN/Direksi BUMD bertindak selaku PJPK
 Kesesuaian KPBU dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional/Daerah dan/atau Rencana
Strategis Kementerian/Lembaga, Rencana Kerja Pemerintah Daerah, rencana bisnis BUMN/BUMD
 Kesesuaian lokasi KPBU dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (apabila diperlukan sesuai kebutuhan jenis
Infrastruktur yang akan dikerjasamakan)
 Keterkaitan antar sektor infrastruktur dan antar wilayah (apabila diperlukan sesuai kebutuhan jenis
Infrastruktur yang akan dikerjasamakan)
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
& P E R U M AH A N R A KYAT
Mengacu kepada Peraturan Menteri
PPN/Kepala BAPPENAS Nomor 4 Tahun
ISI STUDI PENDAHULUAN 2015 tentang Tata Cara Pelaksanaan
Kerjasama Pemerintah dengan Badan
Usaha Dalam Penyediaan Infrastruktur

3. Kriteria Faktor Penentu Nilai Manfaat Uang


( Val u e f o r M o n ey )
 Sektor swasta memiliki keunggulan dalam pelaksanaan KPBU termasuk dalam pengelolaan risiko
 Terjaminnya efektivitas, akuntabilitas dan pemerataan pelayanan publik dalam jangka Panjang
 Alih pengetahuan dan teknologi
 Terjaminnya persaingan sehat, transparansi, dan efisiensi dalam proses pengadaan

4. Analisis Potensi Pendapatan dan Skema Pembiayaan


Proyek
 Kemampuan pengguna untuk membayar
 Kemampuan fiskal pemerintah pusat, pemerintah daerah, BUMN/BUMD dalam melaksanakan KPBU
 Potensi pendapatan lainnya
 Perkiraan bentuk dukungan pemerintah

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


& P E R U M AH A N R A KYAT
Mengacu kepada Peraturan Menteri
PPN/Kepala BAPPENAS Nomor 4 Tahun
ISI STUDI PENDAHULUAN 2015 tentang Tata Cara Pelaksanaan
Kerjasama Pemerintah dengan Badan
Usaha Dalam Penyediaan Infrastruktur

5. Rekomendasi dan Rencana Tindak Lanjut

 Rekomendasi bentuk KPBU


 Rekomendasi kriteria utama dalam pemilihan badan usaha
 Rencana jadwal kegiatan penyiapan dan transaksi KPBU

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


& P E R U M AH A N R A KYAT
PENYARINGAN KPBU POTENSIAL KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
& P E R UM AHAN R AK YAT

P E N YA R I N G A N K P B U
POTENSIAL

Identifikasi
Proyek KPBU ANALISIS MULTI
KRITERIA
6. Pengadaan lahan
7. Kelayakan finansial/ dukungan
1. Kejelasan deskripsi proyek
fiskal
2. Hambatan memperoleh sumber
8. Kesiapan aspek kelembagaan
daya
9. Manfaat sosial ekonomi (termasuk
3. Hasil keluaran proyek KPBU
pembukaan lapangan pekerjaan dan
4. Dampak sosial dan lingkungan
pengentasan kemiskinan)
hidup
10. Kepentingan/ peran proyek di
5. Pertambahan permintaan
jaringan sektoral di dalam rencana
sektoral
PENILAIAN DALAM ANALISIS MULTI KRITERIA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
& P E R UM AHAN R AK YAT

Kriteria/Penilaian Nilai Tinggi Nilai Sedang Nilai Rendah

Nilai Maks=10, Min=0. Nilai: 10 – 8 Nilai: 7 – 4 Nilai: 3 - 0

1 Kejelasan Deskripsi Proyek Sudah Tergambarkan dengan Jelas Sebagian tergambarkan Masih membutuhkan penelaahan
lebih lanjut

2 Hambatan memperoleh Sumber Daya Rendah Seda ng Tinggi

3 Hasil Keluaran Proyek KPS Paramater jelas dan Terukur Sebagian Terukur Rendah
Dampak sosial dan lingkungan hidup
4 Terdapat sedikit Isu Terdapat beberapa Isu Terdapat banyak Isu
Dan Dampak rendah dan Dampak sedang Dan Dampak besar

5 Pertambahan permintaan dalam a.<5% per tahun


a.persen a.>15% per tahun a. 15%-5% per tahun b.<2juta penumpang/thn
b.volume b.>5juta penumpang/thn b. 2-5 juta penumpang/thn c. <0.8
c.rasio permintaan kapasitas c. >1.2 c. 1.2-0.8

6 Pengadaan Lahan Seluruh/hampir semua lahan sudah Sebagian lahan dibebaskan Hanya sedikit lahan dibebaskan
dibebaskan
(<25%)
(85-100%) (25%-85%)

7 Kelayakan Finansial /Dukungan Fiskal Layak: >20%; & Tidak ada dukungan fiskal Batas 14-20%; & Dukungan fiskal terbatas Tidak Layak <14%; Dukungan fiskal
tinggi

8 Kesiapan Aspek Kelembagaan Resiko/Isu kecil & Proyek 'Siap' Resiko teridentifikasi & sebagian besar Banyak resiko, sedikit yg dapat
dapat dialihkan & Proyek dapat dibuat dialihkan & proyek tidak siap
dalam kondisi ‘Siap’

9 Manfaat sosial ekonomi (termasuk pembukaan EIRR>15%; EIRR 12%-15%; EIRR<12%;


lapangan pekerjaan & pengentasan kemiskinan)
Dampak Makro Besar Dampak Makro Sedang Dampak Makro Kecil

10 Kepentingan/Peran Proyek di Jaringan Sektoral Membentuk bagian tak terpisahkan dan sudah Bagian dari Rencana Sektoral Proyek sementara/ad hoc – namun
di dalam Rencana Sektoral terdapat di dalam Rencana Sektoral tidak bertentangan dengan rencana
sektoral
MENYUSUN DAFTAR TUNGGU KPBU AWAL KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
& P E R UM AHAN R AK YAT

DIBANDINGKAN

Proyek 1 Proyek 2
PENILAIAN ANALISIS
MULTI KRITERIA

Apabila,
• Tidak memenuhi ketentuan berdasarkan analisis kebutuhan,
PROYEK kriteria kepatuhan, kriteria faktor penentu manfaat keterlibatan
TIDAK badan usaha
PRIORITAS • Mendapat skor yang rendah dalam penetapan prioritas yang
dilakukan melalui AMK
MENYUSUN DAFTAR TUNGGU KPBU AWAL KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
& P E R UM AHAN R AK YAT

Proyek # 1 Proyek # 2
Nilai Terbilang Nilai Bobot Nilai NilaiTerbila Nilai Bobot Nilai
x ng x
No. Kriteria Bobot Bobot
1 Kejelasan Deskripsi Proy ek Menengah 5 7 3.5 Tinggi 9 7 6.3
Proyek 1 (nilai 67,2)
2 Hambatan memperoleh Sumber Day a Menengah – Tinggi 7 15 10.5 Menengah 8 15 12
– Tinggi memiliki nilai AMK yang
3 Hasil Keluaran Proy ek KPS Tinggi 9 6 5.4 Tinggi 9 6 5.4 lebih tinggi dibandingkan
4 Dampak sosial dan lingkungan hidup Menengah – Tinggi 7 8 5.6 Menengah 7 8 5.6 dengan nilai Proyek 2 (nilai
– Tinggi
58)
5 Pertambahan permintaan dalam Tinggi 8 14 11.2 Menengah 8 14 11.2
– Tinggi
a.persen
b.v olume
c.rasio permintaan kapasitas

6 Pengadaan Lahan Tinggi 9 15 13.5 Rendah 0 15 0


Posisi Proyek 1
7 Kelay akan Finansial /Dukungan Fiskal Menengah 5 17 8.5 Menengah 5 17 8.5 akan lebih tinggi
8 Kesiapan Aspek Kelembagaan Menengah 5 8 4 Menengah 5 8 4 daripada Proyek 2
9 Manfaat sosial ekonomi (termasuk Menengah 5 3 Menengah 5 3
pembukaan lapangan pekerjaan & pada Daftar
6 6
pengentasan kemiskinan)
Tunggu KPBU
10 Kepentingan/Peran Proy ek di Jaringan Menengah 5 2 Menengah 5 2
Sektoral di dalam Rencana Sektoral 4 4
Total Skor (dari 100) 65 67.2 61 58
Penilaian Proyek KPBU
PENILAIAN PROYEK DAPAT DI-KPBU-KAN

5 kriteria kunci proyek dapat di-KPBU-kan


(PPP Knowledge Lab)
Kelayakan Ekonomi Proyek
• Memastikan bahwa proyek sesuai dengan strategi pengembangan Nasional dan sektoral. Kemudian dilakukan penilaian kelayakan teknis, dan
memastikan teknologi tersedia. Selain itu, memastikan justifikasi manfaat ekonomi dan sosial dari proyek.

Kelayakan Komersil
• Proyek dapat menarik sponsor dengan menyediakan tingkat pengembalian yang layak.

Nilai Manfaat Uang (Value for Money)


• Memastikan bahwa opsi pengadaan melalui KPBU dapat menyediakan nilai manfaat uang terbaik. (Pada beberapa negara yang sudah maju
dalam menerapkan PPP, nilai manfaat uang antara pengadaan dengan PPP dan pengadaan konvensional dibandingkan secara kuantitatif)

Kemampuan Fiskal
• Memastikan kapasitas membayar pengguna (dalam hal ini dapat pengguna langsung/users atau Pemerintah) untuk membayar layanan
infrastruktur.

Manajemen Proyek
• Memastikan Penanggung Jawab Proyek Kerjasama (PJPK) memiliki otoritas, kapasitas fiskal untuk menyiapkan dan melelang proyek serta
mengelola kontrak selama pelaksanaan.
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
& P E R U M AH A N R A KYAT
PENILAIAN KELAYAKAN KONSEP PROYEK KPBU

Kelayakan teknis apakah proyek tersebut dapat sungguh-sungguh


dilaksanakan sebagaimana direncanakan, menggunakan teknologi
yang telah terbukti, dan tanpa risiko teknis yang tidak masuk akal?

Kelayakan Kelayakan hukum apakah terdapat hambatan hukum yang dihadapi


proyek tersebut? Dalam konteks KPBU, hal ini meliputi
Konsep Proyek pertimbangan apakah terdapat kendala hukum atas kemampuan
KPBU pemerintah untuk mengikat suatu kontrak KPBU.

Keberlanjutan lingkungan hidup dan sosial, sekurang-kurangnya,


apakah proyek tersebut memenuhi standar perencanaan dan
lingkungan hidup nasional.

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


& P E R U M AH A N R A KYAT
TA H A PA N P E L A K S A N A A N K P B U

Perencanaan Proyek Manajemen Pelaksanaan


Penyiapan Proyek Kerjasama Transaksi Proyek Kerjasama
Kerjasama Perjanjian Kerjasama (MPPK)

• Identifikasi dan • Penyusunan kajian awal • Perencanaan pengadaan • Perencanaan MPPK:


pemilihan proyek Pra Studi Kelayakan • Pra-kualifikasi Pembentukan unit
kerjasama (Output: Dokumen • Request for Proposal manajemen, dan
• Penetapan prioritas Outline Business Case) • Pelaksanaan pengadaan penyusunan rencana
• Dokumen studi • Penjajakan minat pasar • Penetapan pemenang kerja
pendahuluan (market sounding) lelang • Pelaksanaan MPPK:
• Permohonan rencana • Pendirian Badan Usaha Tahap pra-konstruksi,
dukungan/ jaminan Pelaksana tahap konstruksi, dan
Pemerintah (kalau ada) • Penandatanganan tahap operasi
• Penyusunan kajian akhir Perjanjian Kerjasama
Studi Kelayakan (Output: Dokumen
(Output: Dokumen Perjanjian Kerjasama)
Final Business Case) • Financial Close

PENILAIAN
KELAYAKAN PROYEK
KPBU KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
& P E R U M AH A N R A KYAT
Mengacu kepada Peraturan Menteri
PPN/Kepala BAPPENAS Nomor 4 Tahun
P E N I L A I A N K E L AYA K A N P ROY E K 2015 tentang Tata Cara Pelaksanaan
Kerjasama Pemerintah dengan Badan
Usaha Dalam Penyediaan Infrastruktur

Lampiran Bab III Bagian C

Dokumen
Kelayakan
Proyek KPBU
M A S A KO N S E S I K P B U

Kajian Awal Kajian Akhir


Prastudi Prastudi Kelayakan
Kelayakan

Aspek Kajian
1. Kajian hukum dan kelembagaan
2. Kajian teknis
3. Kajian ekonomi dan komersial
4. Kajian lingkungan dan sosial
5. Kajian bentuk KPBU dalam penyediaan infrastruktur
6. Kajian risiko
7. Kajian kebutuhan Dukungan Pemerintah dan/atau Jaminan Pemerintah KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
8. Kajian mengenai masalah yang perlu ditindaklanjuti (out standing issues) & P E R U M AH A N R A KYAT
Mengacu kepada Peraturan Menteri
PPN/Kepala BAPPENAS Nomor 4 Tahun
PENILAIAN HUKUM DAN KELEMBAGAAN 2015 tentang Tata Cara Pelaksanaan
Kerjasama Pemerintah dengan Badan
Usaha Dalam Penyediaan Infrastruktur

 Memastikan bahwa KPBU dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-


undangan yang berkaitan
ANALISIS  Mengkaji kemungkinan penyempurnaan peraturan perundang-undangan, atau
P E R AT U R A N penerbitan peraturan perundang-undangan yang baru
PERUNDANG-  Menentukan jenis-jenis perizinan/persetujuan yang diperlukan
 Menyiapkan rencana dan jadwal untuk memenuhi persyaratan peraturan dan
UNDANGAN hukum berdasarkan kajian

KAJIAN
HUKUM DAN
 Memastikan kewenangan Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah/Direksi Badan
KELEMBAGAAN Usaha Milik Negara/Direksi Badan Usaha Milik Daerah sebagai PJPK dalam
melaksanakan KPBU termasuk penentuan PJPK dalam proyek multi infrastuktur
 Melakukan pemetaan pemangku kepentingan (stakeholders mapping) dengan
menentukan peran dan tanggung jawab lembaga-lembaga yang berkaitan dalam
ANALISIS pelaksanaan KPBU
KELEMBAGAAN  Menentukan peran dan tanggung jawab Tim KPBU berkaitan dengan kegiatan
penyiapan kajian awal Prastudi Kelayakan, dan penyelesaian kajian akhir Prastudi
Kelayakan, serta menentukan sistem pelaporan Tim KPBU kepada PJPK
 Menentukan dan menyiapkan perangkat regulasi kelembagaan; dan
 Menentukan kerangka acuan pengambilan keputusan.

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


& P E R U M AH A N R A KYAT
Mengacu kepada Peraturan Menteri
PPN/Kepala BAPPENAS Nomor 4 Tahun
PENILAIAN TEKNIS 2015 tentang Tata Cara Pelaksanaan
Kerjasama Pemerintah dengan Badan
Usaha Dalam Penyediaan Infrastruktur

 Mempertimbangkan berbagai alternatif tapak, besaran proyek, kualitas, teknologi


dan waktu pelaksanaan
 Menetapkan standar kinerja teknis operasional yang diperlukan
ANALISIS  Menetapkan kapasitas keluaran dan standar operasional yang dibutuhkan, serta
TEKNIS menyiapkan rancangan awal yang layak secara teknis
 Menentukan perkiraan biaya KPBU dan asumsi perhitungan biaya KPBU
 Mengidentifikasi persyaratan dan ketersediaan input sekurang-kurangnya meliputi
sumber daya manusia, bahan baku, pelayanan jasa, akses menuju tapak
Dengan mempertimbangkan:
P E N Y I A PA N • Kesesuaian tapak dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
KAJIAN TA PA K • Kondisi tapak yang diusulkan dan kesesuaian dengan kebutuhan KPBU
TEKNIS T E R M A S U K J A L U R • Perkiraan biaya pengadaan tanah dengan berbagai pilihan
• Rencana dan jadwal pelaksanaan program pengadaan tanah dan pemukiman kembali.

RANCANG Memuat rancangan teknis dasar KPBU termasuk lingkup KPBU yang disesuaikan dengan
BANGUN AWAL kebutuhan dan karakteristik dari masing-masing sektor

 Standar pelayanan minimum yang meliputi kuantitas, kualitas dan ketersediaan


(availibility)
SPESIFIKASI  Jadwal indikatif untuk pekerjaan konstruksi dan penyediaan peralatan
KELUARAN  Kepatuhan atas masalah lingkungan, sosial dan keselamatan
 Pengaturan pemantauan pada setiap tahapan tahapan KPBU

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


& P E R U M AH A N R A KYAT
Mengacu kepada Peraturan Menteri
PPN/Kepala BAPPENAS Nomor 4 Tahun
PENILAIAN KELAYAKAN EKONOMI & KOMERSIAL 2015 tentang Tata Cara Pelaksanaan
Kerjasama Pemerintah dengan Badan
Usaha Dalam Penyediaan Infrastruktur

ANALISIS Bertujuan untuk memahami kondisi pengguna layanan. Analisis permintaan ini dilakukan dengan
P E R M I N T A A N paling kurang memuat survei kebutuhan nyata (real demand survey) dan penentuan sumber dan
(DEMAND) tingkat pertumbuhan permintaan dengan berbagai skenario (uji elastisitas permintaan).

A N A L I S I S PA S A R
Bertujuan untuk mengetahui tingkat ketertarikan industri dan kompetisi.
(MARKET)

ANALISIS Bertujuan untuk mengidentifikasi sumber-sumber pendapatan yang optimal bagi KPBU dengan
KAJIAN STRUKTUR mempertimbangkan hasil analisis permintaan, kemampuan pembiayaan
EKONOMI & P E N D A PATA N Kementerian/Lembaga/Daerah yang bersangkutan, serta tingkat kelayakan KPBU selama masa
KPBU KPBU.
KOMERSIAL
Bertujuan untuk memastikan manfaat sosial dan ekonomi serta keberlanjutan KPBU yang
berkaitan dengan efektivitas, ketepatan waktu, penggunaan dana, dan sumber daya publik
A N A L I S I S B I AYA selama masa KPBU, selain itu ABMS juga dimaksudkan untuk memberikan batasan maksimal
M A N FA AT S O S I A L besarnya Dukungan Pemerintah, sehingga manfaat bersih KPBU lebih besar dari Dukungan
Pemerintah yang diberikan.

ANALISIS Dilakukan dengan memenuhi ketentuan bahwa analisis keuangan bertujuan untuk
menentukan kelayakan finansial KPBU dengan menggunakan asumsi yang didasarkan pada
KEUANGAN
data dan informasi yang tersedia.

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


& P E R U M AH A N R A KYAT
Mengacu kepada Peraturan Menteri
PPN/Kepala BAPPENAS Nomor 4 Tahun
PENILAIAN LINGKUNGAN DAN SOSIAL 2015 tentang Tata Cara Pelaksanaan
Kerjasama Pemerintah dengan Badan
Usaha Dalam Penyediaan Infrastruktur

Kajian lingkungan hidup bagi Mengikuti persyaratan dalam Permen PPN/ Kepala
KPBU yang wajib AMDAL Bappenas Nomor 4 Tahun 2015

Kajian lingkungan hidup bagi KPBU Mengikuti persyaratan dalam Permen PPN/
yang wajib memiliki UKL-UPL Kepala Bappenas Nomor 4 Tahun 2015

 Menentukan dampak sosial KPBU terhadap masyarakat dan menyusun rencana mitigasinya
KAJIAN ANALISIS
 Menentukan lembaga yang bertanggung jawab untuk pembebasan tanah dan pemukiman
LINGKUNGAN SOSIAL kembali
 Menentukan pihak-pihak yang akan terkena dampak oleh proyek dan kompensasi yang akan
DAN SOSIAL diberikan, bila diperlukan
 Memperkirakan kapasitas lembaga untuk membayar kompensasi dan melaksanakan rencana
pemukiman kembali, bila diperlukan
 Menentukan rencana pelatihan dalam rangka melaksanakan program perlindungan sosial
untuk meningkatkan kapasitas masyarakat yang terkena dampak

RENCANA PENGADAAN
Mengikuti persyaratan dalam Permen PPN/ Kepala
DAN PERMUKIMAN Bappenas Nomor 4 Tahun 2015
KEMBALI

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


& P E R U M AH A N R A KYAT
Mengacu kepada Peraturan Menteri
PPN/Kepala BAPPENAS Nomor 4 Tahun
PENILAIAN BENTUK KPBU DALAM PENYEDIAAN 2015 tentang Tata Cara Pelaksanaan
INFRASTRUKTUR Kerjasama Pemerintah dengan Badan
Usaha Dalam Penyediaan Infrastruktur

 Kepastian ketersediaan Infrastruktur tepat pada waktunya;


 Optimalisasi investasi oleh Badan Usaha;
 Maksimalisasi efisiensi yang diharapkan dari pengusahaan Infrastruktur oleh
PEMILIHAN Badan Usaha;
 Kemampuan Badan Usaha untuk melakukan transaksi;
BENTUK KPBU  Alokasi resiko; dan
 Kepastian adanya pengalihan keterampilan manajemen dan teknis dari sektor
swasta kepada sektor publik.

KAJIAN
BENTUK KPBU  Lingkup KPBU, mencakup sebagian atau seluruh proses kegiatan KPBU, seperti
membiayai, merancang, membangun, merehabilitasi, mengoperasikan,
memelihara, dan lainnya
 Jangka waktu dan penahapan KPBU
 Identifikasi keterlibatan pihak ketiga, seperti off-taker, penyedia bahan baku, dan
BENTUK KPBU lainnya
 Skema pemanfaatan Barang Milik Negara dan/atau Barang Milik Daerah selama
perjanjian KPBU
 Status kepemilikan aset KPBU selama jangka waktu
 Perjanjian KPBU dan pengalihan aset setelah berakhirnya perjanjian KPBU
 Bentuk partisipasi pemerintah dalam Badan Usaha Pelaksana KPBU, seperti
penyertaan modal atau bentuk lainnya.

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


& P E R U M AH A N R A KYAT
Mengacu kepada Peraturan Menteri
PPN/Kepala BAPPENAS Nomor 4 Tahun
PENILAIAN RISIKO 2015 tentang Tata Cara Pelaksanaan
Kerjasama Pemerintah dengan Badan
Usaha Dalam Penyediaan Infrastruktur

TUJUAN Meningkatkan nilai tambah bagi para pemangku kepentingan.

Melakukan identifikasi risiko

Mengukur besaran risiko


KAJIAN
RISIKO
Menentukan alokasi risiko

Menyusun mitigasi risiko


KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
& P E R U M AH A N R A KYAT
Mengacu kepada Peraturan Menteri
PPN/Kepala BAPPENAS Nomor 4 Tahun
PENILAIAN KEBUTUHAN DUKUNGAN PEMERINTAH DAN/ATAU 2015 tentang Tata Cara Pelaksanaan
JAMINAN PEMERINTAH Kerjasama Pemerintah dengan Badan
Usaha Dalam Penyediaan Infrastruktur

Analisis Dukungan Pemerintah, yang bertujuan untuk


mengidentifikasi perlu atau tidaknya Dukungan Pemerintah guna
meningkatkan kelayakan keuangan KPBU.

KAJIAN KEBUTUHAN Dukungan Pemerintah dapat diberikan dalam bentuk:


DUKUNGAN
DAN/ATAU JAMINAN Dukungan kelayakan KPBU (Viability Gap Fund) yang diatur lebih lanjut oleh Peraturan
Menteri Keuangan
PEMERINTAH • Insentif perpajakan
• Dukungan Pemerintah dalam bentuk lainnya sesuai dengan peraturan perundang undangan.

Analisis Jaminan Pemerintah yang bertujuan untuk mengidentifikasi


perlu atau tidaknya Jaminan Pemerintah untuk mengurangi risiko
Badan Usaha yang dapat diberikan oleh Menteri Keuangan melalui
BUPI sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


& P E R U M AH A N R A KYAT
Mengacu kepada Peraturan Menteri
PPN/Kepala BAPPENAS Nomor 4 Tahun
PENILAIAN MENGENAI HAL-HAL YANG PERLU 2015 tentang Tata Cara Pelaksanaan
DITINDAKLANJUTI (OUTSTANDING ISSUES) Kerjasama Pemerintah dengan Badan
Usaha Dalam Penyediaan Infrastruktur

Identifikasi isu-isu kritis yang harus


ditindaklanjuti

KAJIAN OUTSTANDING Menyusun rencana penyelesaian isu-


ISSUES isu kritis termasuk strategi
penyelesaian dan penanggung jawab

Jangka waktu yang dibutuhkan untuk


menyelesaikan persiapan KPBU.

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


& P E R U M AH A N R A KYAT
Proyek Unsolicited KPBU
PROYEK KPBU UNSOLICITED

KETENTUAN Badan Usaha dapat mengajukan prakarsa KPBU dengan mengusulkan kepada PJPK berdasarkan tata cara
UMUM pelaksanaan KPBU atas prakarsa Badan Usaha (atau yang juga dikenal dengan proyek Unsolicited).

Usulan Badan Usaha dievaluasi oleh PJPK sebelum ditetapkan sebagai KPBU atas prakarsa Badan Usaha.

PROSES PENANGANAN PROYEK UNSOLICITED

Proyek unsolicited perlu ditangani dengan proses yang baik dan transparan untuk menjaga transparansi dan kepercayaan
semua pihak, sehingga meningkatkan investasi melalui KPBU. Proses penanganan proyek unsolicited yang umum ditemui
adalah:

Dok.lelang Proses lelang


memfilter
S WA S TA P E M E R I N TA H
mengajukan
proposal proyek
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
& P E R U M AH A N R A KYAT
KRITERIA PROYEK UNSOLICITED &
PERLINDUNGAN HAK INTELEKTUAL

Proyek Unsolicited dapat mendapatkan Jaminan


Kriteria Proyek Unsolicited: Pemerintah sesuai ketentuan peraturan
• Terintegrasi secara teknis dengan rencana induk pada perundang-undangan.
sektor yang bersangkutan;
• Layak secara ekonomi dan finansial; dan
• Badan Usaha yang mengajukan prakarsa memiliki Jenis Kompensasi:
kemampuan keuangan yang memadai untuk 1. Pemberian tambahan nilai sebesar 10%;
membiayai pelaksanaan Penyediaan Infrastruktur. 2. Right to match; dan
3. Pembelian prakarsa.

P E R L I N D U N G A N Hak kekayaan intelektual merupakan sesuatu yang harus dilindungi. Proyek unsolicited mengandung
H A K K E K A Y A A N gagasan yang mungkin mengandung hak kekayaan intelektual dari pihak swasta yang perlu dilindungi.
INTELEKTUAL Untuk itu, terdapat beberapa cara berdasarkan best practice untuk melindunginya, yaitu:
 Pemerintah dapat melelang dengan menetapkan output, namun bukan teknologi. (UNCITRAL)
 Negosiasi langsung mungkin diperlukan dalam kondisi tertentu (UNCITRAL & Pemerintah New South
Wales, Australia

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


& P E R U M AH A N R A KYAT
PROSEDUR PELAKSANAAN PROYEK KPBU UNSOLICITED KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
& P E R U MAHAN R AK YAT

1 Mengajukan surat minat • Mereview dok. Proyek konsep KPBU 2 PJPKmenerbitkan Surat Persetujuan yang
memuat hak eksklusif Calon Pemrakarsa selama
(LOI) disertai Dok. Proyek • Menerbitkan surat persetujuan utk jangka waktu tertentu untuk pengembangan
Konsep KPBU lanjut buat dokumen Pra-FS KPBU

4 PJPKmenilai Prastudi Kelayakan KPBU dengan


3 kriteria:
Mereview substansi dok. Pra-FS &
Menyusun Pra-FS & a. Terintegrasi secara teknis dengan rencana
kesesuaian Kriteria Unsolicited,
Mengajukan Dok. Pra FS induk pada sektor yang bersangkutan;
penyampaian prasyarat PQ
b. Layak secara ekonomi dan finansial; dan
c. Kelengkapan substasi sesuai dengan Panduan
5 6 Umum
• Review penyempurnaan Dok Pra FS.
Penyempurnaan substansi
• Penerbitan persetujuan pembuatan PJPKmenerbitkan Surat Persetujuan Lanjut FS
Dokumen Pra FS yang memuat:
dokumen FS.
• hak eksklusif Calon Pemrakarsa selama jangka
waktu tertentu untuk menyelesaikan Studi
7 Kelayakan KPBU.
8 • kewajiban untuk menyiapkan Studi Kelayakan
Mengajukan Dokumen FS & Evaluasi terhadap substansi FS dan dan mematuhi tata cara KPBU atas prakarsa
pemenuhan prasyarat PQ pemenuhan kualifikasi. Badan Usaha sesuai dengan Panduan Umum;
• kewajiban untuk menyampaikan usulan
bentuk kompensasi.
9
Penyempurnaan Dok. FS (renc 10
KPBU, sumber pembiayaan, dana, Menerbitkan surat Persetujuan
Surat Persetujuan memuat:
penawaran, jadwal, proses, cara Sebagai Unsolicited Project a. persetujuan Studi Kelayakan;
penilaian), kajian LH, tnh & LARAP b. penetapan usulan KPBU sebagai proyek
prakarsa badan usaha (unsolicited);
11 12 c. penetapan Calon Pemrakarsa sebagai Badan
Usaha Pemrakarsa;
Ikut Pelelangan KPBU Pengadaan BU Legenda:
d. penetapan bentuk kompensasi; dan
e. pemenuhan persyaratan prakualifikasi
BADAN USAHA PEMERINTAH pengadaan Badan Usaha Pelaksana
HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DARI
PELAKSANAAN PROYEK KPBU UNSOLICITED

Memastikan aspek transparansi dan persaingan yang sehat telah dilaksanakan dalam
proses Pengadaan Badan Usaha Pelaksana sesuai Peraturan/Perundangan

Melaksanakan proses KPBU sesuai prinsip akuntabilitas dan tata kelola yang baik,
termasuk dalam melaksanakan proyek KPBU atas prakarsa Badan Usaha

Memperoleh kepastian bahwa Badan Usaha telah menyiapkan usulan KPBU atas
prakarsa Badan Usaha, mengikuti pedoman termasuk mengenai:
• Tujuan usulan KPBU diajukan; dan
• Informasi dan dokumen yang dipersyaratkan dalam KPBU.

Memastikan aspek transparansi dan persaingan yang sehat telah dilaksanakan dalam
proses Pengadaan Badan Usaha Pelaksana sesuai Peraturan/Perundangan

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


& P E R U M AH A N R A KYAT
Monitoring & Evaluasi
Kontrak KPBU
MONITORING & EVALUASI
KONTRAK KPBU

Pengelolaan kontrak yang meliputi:


DEFINISI  Pemantauan terhadap pelaksanaan persyaratan kontrak KPBU
 Pengelolaan hubungan antara pemerintah dan mitra swasta

KEY ACTIVITY TUJUAN


 Pembentukan tata kelola dan tim pengelolaan kontrak  Penyediaan layanan secara berkelanjutan yang
 Perencanaan, pembentukan, dan pelaksanaan memenuhi standar sesuai dengan kontrak
administrasi kontrak  Pelaksanaan pembayaran atau penalti
 Pengelolaan hubungan sebagaimana mestinya.
 Pengelolaan performance  Pengelolaan praktik kewajiban kontraktual dan
alokasi risiko, dan pengelolaan tanggung jawab
serta risiko yang efisien.
K A PA N D I L A K S A N A K A N ?  Identifikasi dan tindaklanjut perubahan dalam
lingkungan eksternal baik risiko maupun peluang
Selama masa konsesi secara efektif.
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
contract signing akhir masa konsesi & P E R U M AH A N R A KYAT
A S P E K U TA M A
PENGELOLAAN KONTRAK

Penyiapan &
drafting
kontrak
M A S A KON S ES I K P B U

contract signing akhir masa konsesi

P E N E TA PA N P E M A N TA U A N D A N AKHIR

1 STRUKTUR
PENGELOLAAN
KO N T R AK
2 PENGELOLAAN PELAKSANAAN
DAN R ISIKO K P BU 4 KO N T R AK &
SERAH TERIMA
ASET

3 PENANGANAN PERUBAHAN
T ERH A DAP KON T RA K

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


& P E R U M AH A N R A KYAT
P E N E TA PA N S R U K T U R
PENGELOLAAN KONTRAK
M E N G A PA
PERENCANAAN
KEY ACTIVITY PENGELOLAAN
 Menunjuk manajer kontrak dan tim pengelola kontrak yang
KO N T R A K
bertugas khusus dalam mengelola kontrak KPBU
PENTING?
 Mendefinisikan peran entitas lain dalam Pemerintahan dalam
mengelola KPBU Secara praktis, Value for Money dalam
 Mendefinisikan tanggung jawab dan otoritas manajer kontrak proyek KPBU tergantung pada kualitas
serta tim pengelola kontrak dalam Pemerintahan pihak swasta sebagai partner, dan
 Mendefinisikan pengelolaan hubungan & komunikasi dengan kualitas sistem dan pengelolaan
pihak swasta kontrak oleh Pemerintah

STRUKT UR PE NGELOLA AN KONTRAK


 Pengelolaan kontrak umumnya dipegang oleh Badan Pelaksana KPBU, dengan tanggung jawab utama dipegang
oleh manajer kontrak.
 Beberapa negara menunjuk lembaga khusus sebagai pendamping kontraktual.
 Kualitas yang harus dimiliki oleh manajer kontrak dan timnya antara lain:
sumber daya yang cukup; keahlian yang memadai; dan senioritas KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
& P E R U M AH A N R A KYAT
yang memadai
P E N E TA PA N S R U K T U R
PENGELOLAAN KONTRAK Good practice struktur pengelolaan kontrak
KPBU mensyaratkan beberapa lapisan
interaksi antara kedua pihak, seperti
Chief Executive/Ketua Pelaksana Sumber: 4PS, 2007 ditunjukkan pada hiearki ini

PERAN LEMBAGA LAIN


Pemilik
Proyek
 Regulator Sektor. Memantau standar layanan
dan mengelola perubahan tarif bagi
Dewan Kemitraan perusahaan KPBU yang menyediakan layanan
secara langsung kepada publik.
 Kementerian Keuangan. terlibat, terutama
Dewan Pengelola Kontrak
dalam perubahan kontrak yang dapat
memiliki implikasi fiskal.
Tim Manajemen Perwakilan  Unit KPBU Pusat pendukung khusus lain.
Kontrak Penyedia Jasa
Mungkin berperan dalam mendukung tim
pengelolaan kontrak otoritas pemerintah
Kepala
Dewan Manajemen Operasional Penyedia Jasa yang berwenang mengikat kontrak

Pengguna KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


Help Desk & P E R U M AH A N R A KYAT
Akhir
P E M A N TA UA N & P E N G E LO L A A N TA N G G U N G J AWA B
PELAKSANAAN & RISIKO & R I S I KO P E M E R I N TA H

Pengembangan risk management plan sebagai alat


Untuk mencapai value for money yang sepadan, Pemerintah bantu yang disusun sebelum dimulainya kontrak,
yang berisi:
melalui Manajer Kontrak perlu melakukan pemantauan terhadap
 Risiko dan tanggung jawab yang ditanggung oleh
aspek berikut:
Pemerintah dan yang ditanggung bersama.
kepatuhan kontrak dan kinerja layanan pihak swasta  Risiko krusial yang berpengaruh terhadap
keberlanjutan proyek KPBU
 Informasi yang dibutuhkan untuk memitigasi
kepatuhan pemerintah pada tanggung jawab dalam kontrak setiap risiko
 Langkah mitigasi yang mungkin dilakukan
risiko
Risk management plan harus diperbaharui secara
berkala.
 Pemantauan dilakukan atas KPI yang tercantum dalam kontrak, bukan atas Manajer Kontrak bertanggung jawab untuk:
konstruksi secara teknis • Memantau indikator terhadap tingkat yang
 Sumber informasi pemantauan dapat berasal dari: (i) data dari pihak diharapkan
swasta; (ii) ahli independen; (iii) pengguna jasa • Melakukan langkah mitigasi berdasarkan rencana,
 Output dari proses ini dapat berupa: enforcement kondisi aktual atau mengambil langkah yang berpeluang
berdasarkan kontrak; penyesuaian pembayaran; identifikasi dini pemicu ditempuh untuk memitigasi risiko yang timbul
wanprestasi dan pelanggaran kontrak.
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
KO N T R A K D A N K I N E R J A L AYA N A N P I H A K S WA S TA & P E R U M AH A N R A KYAT
PENANGANAN PERUBAHAN

Terdapat 3 kategori umum perubahan yang mungkin terjadi selama masa konsesi KPBU, yaitu:

NEGOSIASI ULANG
PEMERIKSAAN &
ATA U S E N G K E TA
PENYESUAIAN TERENCANA
VARIASI KONTRAK

Timbul bila salah satu pihak meyakini pihak lain


Kontrak KPBU yang baik memiliki  Negosiasi ulang, yaitu perubahan tidak melaksanakan kewajiban kontraktual,
mekanisme penyesuaian untuk kontrak di luar poin sebelumnya, tetapi pihak tidak menyetujui hal tersebut atau
menangani perubahan tak sebaiknya dihindari. tindakan yang diambil untuk memperbaiki
terencana yang bersifat umum.  Jika negosiasi ulang tetap situasi.
diperlukan, Pemerintah dapat Untuk meminimalkan biaya, Pemerintah perlu:
Manajer kontrak perlu mengambil pelajaran mengenai  bertindak ketika permasalahan mulai timbul.
memastikan kontrak KPBU kebijakan untuk menghindarinya  Memiliki tim dengan keahlian yang tepat
memiliki mekanisme tersebut dan  Mempelajari data keuangan dan wewenang pengambilan keputusan
tersedianya elemen kelembagaan pihak swasta dan kinerja proyek  Mematuhi proses yang ditetapkan
yang diperlukan dapat memberikan insight untuk  Mencari solusi saling menguntungkan
menghindari negosiasi ulang.  Menyelesaikan permasalahan tersebut pada
tingkat terendah yang dapat dilakukan
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
& P E R U M AH A N R A KYAT
AKHIR KONTRAK
& SERAH TERIMA ASET
Tahap akhir pada pengelolaan KPBU adalah mengelola pemindahan asset dan operasional.
Kontrak dapat berakhir secara regular (sesuai dengan masa konsesi) atau secara lebih awal.

REGULAR
T E R M I N AT I O N E A R LY
T E R M I N AT I O N  Disebabkan oleh force majeure
menerus; kegagalan konsesi;
 Beberapa hal yang perlu diperhatikan dan pailitnya konsesi; pelayanan yang
dituangkan dalam kontrak adalah: (i) definisi sangat buruk, dll.
dan standar penilaian kualitas aset; (ii)  Ketentuan mengenai pengakhiran
pembayaran pada saat handover beserta kontrak lebih awal harus
perhitungannya. dituangkan dalam kontrak, yaitu:
 Hasil audit selama masa konsesi dapat (i) penyebab secara detail; (ii)
menjadi dasar hal yang perlu diperbaiki kompensasi untuk kedua pihak
sebelum asset handover

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


& P E R U M AH A N R A KYAT
TERIMA KASIH

D I R E K TO R AT B I N A I N V E S TA S I I N F R A S T R U K T U R
D I R EK TOR AT JEN DE R A L BI NA KONS TR U KS I
K EM E NTE RI A N P E KER JA A N U MU M & P ER U M A HA N R A KYAT

Anda mungkin juga menyukai