Anda di halaman 1dari 53

Pemerintah Daerah

Provinsi Jawa Barat

Bandung, November 2022

PENGELOLAAN PERENCANAAN
KEGIATAN BOK PUSKESMAS
TAHUN ANGGARAN 2023

Disampaikan Oleh:
Anis Zusdi P, S.Sos, MMRS
PERENCANA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAW BARAT
1

SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

2
Landasan Hukum
Dua landasan hukum yang menjadi dasar untuk penyusunan perencanaan pembangunan
pusat
dan daerah adalah :
1. Undang-undang No.25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional (SPPN) dan
2. Undang-undang No.23 Tahun 2-14 tentang Pemerintahan Daerah.
Undang-undang No. 25 Tahun 2004 tentang SPPN Bab II pasal 2 menjelaskan mengenai
tujuan SPPN adala untuk menjamin terciptanya integrase, sinkronisasi, dan sinergi baik
antar daerah, antarruang, antarwaktu, antarfungsi pemerintah maupun antara pusat dan
daerah. Ditegaskan kemudian pada pasal 5 yang berbunyi bahwa RPJMD harus
memperhatikan RPJP Daerah dan RPJMN

Undang-undang no.23 tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah Pada bagian Kedua
mengenai Perencanaan Pembangunan Daerah di Pasal 263 menyatakan bahwa
Penyusunan RPJMD harus berpedoman pada RPJPD dan RPJMN. Disusul pasal 264
menyatakan tentang RPJMD dapat disesuaikan dengan terhadap kebijakan yang
ditetapkan oleh pemerintah pusat.

3
HIERARKI PERENCANAAN

4
ALUR PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN

5
Rangkaian Proses Penyusunan RKP dan Renja K/L
T–2 T–1 T

Rangkaian Rakorbangpus
dan Musrenbangnas
Rancangan
RKP
Tema, Sasaran, Arah
Pembicaraan
Kebijakan, dan Prioritas
Pendahuluan
Pembangunan Nasional
dengan DPR

Alokasi
Sidang Kabinet Anggaran
Rancangan dan Pemutakhiran
Perpres RKP Closing
Awal RKP APBN 31 Des
Draft Rancangan RKP
Oleh DPR
Awal RKP
SB Pagu SB Pagu APBN-P
Indikatif DIPA
Workshop Anggaran Pembahasan
Internal dgn DPR

NOV DES JAN FEB MAR APRIL MEI JUNI JULI AGS SEPT OKT NOV DES JAN MAR JUNI AGS DES

Rancangan Awal
Renja Perubahan Renja K/L

Trilateral Trilateral
Bilateral Meeting (BM) Meeting 1 Meeting 2 Trilateral Meeting
Renja K/L perubahan Renja K/L
Pembahasan Program
Lintas K/L
Pemutakhiran
Rancangan Renja
Rancangan
Renja

Penyampaian
Rancangan Renja
Tahapan Penyusunan RKP

7
2
ARAH KEBIJAKAN PERENCANAAN
KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2023

8
PEMBANGUNAN KESEHATAN 2020-2024 YANG DIARAHKAN RPJMN
Sasaran pokok bidang yang dikelola oleh Kementerian Kesehatan

​Visi
​Meningkatkan pelayanan kesehatan melalui jaminan kesehatan nasional, khususnya penguatan pelayanan kesehatan primer dengan
peningkatan upaya promotif dan preventif yang didukung oleh inovasi dan pemanfaatan teknologi.

​A. Meningkatkan ​B. Mempercepat ​C. Meningkatkan ​D. Gerakan Masyarakat ​E. Memperkuat sistem
kesehatan ibu, anak, perbaikan gizi pengendalian penyakit Hidup Sehat (GERMAS) kesehatan &
keluarga berencana dan masyarakat pengendalian obat dan
kesehatan reproduksi makanan
1. Angka kematian ibu (AKI) 4. Prevalensi stunting (pendek 6. Insidensi HIV (per 1.000 9. Persentase merokok 11. Persentase fasilitas
(per100.000 kelahiran dan sangat pendek) pada penduduk yang tidak penduduk usia 10-18 tahun kesehatan tingkat pertama
hidup) balita (%) terinfeksi HIV) terakreditasi
10. Prevalensi obesitas pada
2. Angka kematian bayi (AKB) 5. Prevalensi wasting (kurus 7. Insidensi tuberkulosis (per penduduk usia > 18 tahun 12. Persentase rumah sakit
(per 1000 kelahiran hidup) dan sangat kurus) pada 100.000 penduduk) (persen)* terakreditasi
balita (%)
3. Persentase imunisasi dasar 8. Eliminasi malaria (kab/kota) 13. Persentase puskesmas
lengkap pada anak usia 12- dengan jenis tenaga
23 bulan kesehatan sesuai standar
14. Persentase puskesmas
tanpa dokter
15. Persentase puskesmas
dengan ketersediaan obat
esensial
Keterkaitan RPJMN, RKP &
Renja 2023
ACUAN UTAMA
RPJMN 2020- RKP 2023 RENJA K/L
2024 2023

Indikator Major Indikator


Pokok project Program Prioritas
Lampiran A Lampiran B
(pagu per (output
program) PN)
 Matriks Pembangunan  Major project RPJMN
 Matriks KL  Major project
tambahan

RKP 2023 merupakan tahun keTIGA penjabaran RPJMN 2020-2024


1. Output Prioritas Nasional (PN) pada RKP 2023 disesuaikan dengan RPJMN 2020-2024;
2. Penerjemahan RPJMN:
 Indikator pokok RPJMN sebagai indikator PN dan program prioritas RKP
2023
Sumber : Direktorat KGM Bappenas 11
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
3
TRANSFORMASI SISTEM KESEHATAN

23
Transformasi Sistem Kesehatan
5 RPJMN dan 6 Pilar Transformasi
Visi
Sejalan dengan visi Presiden untuk mewujudkan masyarakat yangsehat, produktif, mandiri dan berkeadilan

Outcome Meningkatkankesehatan ibu, Memperkuat sistem


RPJMN bidang anak, keluarga berencana Mempercepat perbaikan gizi Memperbaiki Gerakan Masyarakat kesehatan & pengendalian
Kesehatan dan kesehatan reproduksi masyarakat pengendalian penyakit Hidup Sehat (GERMAS) obat dan makanan

1 Transformasi layanan primer 2 Transformasi layanan 3 Transformasi sistem


rujukan ketahanan kesehatan

Edukasi Pencegahan Pencegahan Meningkatkan Meningkatkan akses Meningkatkan Memperkuat


6 kategori penduduk primer sekunder kapasitas dan dan kualitas layanan ketahanansektor ketahanan
utsma kapabilitas sekunder & tersier farmasi & alat tanggap darurat
7 kampanye utama: imunisasi, Penambahan imunisasi Skrining 14 penyakit penyebab
gizi seimbang, olah raga, anti rutin menjadi 14 antigen kematian tertinggi di tiap layanan primer Pembangunan RS di Kawasan kesehatan Jejaring nasional surveilans
rokok, sanitasi & kebersihan dan perluasan cakupan di sasaran usia, skrining stunting,
Timur, jejaring pengampuan 6 berbasis lab, tenaga cadangan
lingkungan, skrining penyakit, seluruh Indonesia & peningkatan ANC untuk Pembangunan Puskesmas di Produksi dalam negeri 14
layanan unggulan, kemitraan tanggap darurat, table top
kepatuhan pengobatan Kesehatan ibu & bayi 171 kec., penyediaan 40 obat vaksin rutin, top 10 obat, top
dengan world's top healthcare exercise kesiapsiagaan krisis.
esensial, pemenuhan SDM 10 alkes by volume & by value.
centers.
Kesehatan primer

4 Transformasi sistem 5 Transformasi SDM


6 Transformasi teknologi
pembiayaan kesehatan Kesehatan kesehatan
Regulasi pembiayaan Kesehatan dengan 3 Penambahan kuota mahasiswa, beasiswa Pengembangan dan pemanfaatan teknologi, digitalisasi,
tujuan: tersedia, cukup, dan berkelanjutan; dalam & luar negeri, kemudahan dan bioteknologi di sector kesehatan
alokasi yang adil; dan pemanfaatan yang penyetaraan nakes lulusan luar negeri.
efektif dan efisien.

24
4
KEBIJAKAN DANA ALOKASI KHUSUS
TAHUNN 2023

25
Prasyarat Bidang
DAK
Berdasarkan PP 55 tahun
Dana Pusat yang bersumber dari pendapatan APBN 2005 tentang Dana
yang dialokasikan kepada daerah tertentu dengan Perimbangan
•Pasal 51 | Merupakan urusan yang
tujuan untuk membantu mendanai kegiatan khusus menjadi kewenangan daerah
yang merupakan urusan daerah dan sesuai dengan
Prioritas Nasional
(Sumber: UU No.33 Tahun 2004) Pasal 50,52 | Mendukung prioritas nasional
sesuai dengan Rencana Kerja Pemerintah

Pasal 52| Adanya kelembagaan


kementerian/lembaga teknis yang
mengusulkan dan mengelola aspek teknis
bidang tersebut
Penjelasan Pasal 51| Mengutamakan kegiatan
pembangunan, pengadaan, peningkatan, atau
perbaikan sarana dan prasarana fisik pelayanan
Arah dasar masyarakat dengan umur ekonomis
Ke bij a k a n panjang termasuk sarana prasarana penunjang56
RPJMN
Arah Kebijakan DAK dalam RPJMN 2020 – 2024

29
TREN ALOKASI DAK BIDANG KESEHATAN
TAHUN 2016 - 2022

35
30
25
20
Total
15
10 Fisik
5
Nonfisik
-
20 161 20 17
2 20 183 4 5 6 7
Nonfisik 4.351.301.684.900 6.617.200.000.000 8.551.232.700.000 10.258.632.745.000 9.650.420.121.000 10.528.193.000.000 9.933.130.000.000
Fisik 15.769.908.004.000 16.603.785.382.000 17.454.114.999.000 19.243.411.000.000 20.161.000.000.000 20.106.200.000.000 15.175.909.555.000
Total 20.121.209.688.900 23.220.985.382.000 26.005.347.699.000 29.502.043.745.000 29.811.420.121.000 30.634.393.000.000 25.109.039.555.000

Nonfisik Fisik Total

• DAK Bidang Kesehatan cenderung meningkat dari tahun 2016 sebesar Rp 20,1 trilyun menjadi 30,6 Triyun di tahun
2021.
• Tren peningkatan ini untuk memenuhi alokasi anggaran sebesar 5% sesuai amanat UU Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan.
• Terdapat penurunan alokasi Tahun 2022 disesuaikan dengan kondisi keuangan negara akibat pandemi Covid-19

30
Tahapan Perencanaan dan Penganggaran DAK
Berdasarkan PerMen PPN/Bappenas Nomor 4/2019 Tentang Tata Cara Perencanaan Dana Transfer Khusus
Pemerintah Daerah
Provinsi Jawa Barat

5
MONITORING DAN EVALUASI DAK 2021

61
Pemerintah Daerah
Provinsi Jawa Barat

1.Melakukan pemantauan dan


evaluasi terhadap pelaksanaan
kegiatan DAK Bidang Kesehatan
2.Melakukan pengawasan terhadap
proses perencanaan,
penganggaran, dan pelaksanaan
TUJUAN 3.Melakukan pembinaan
terhadap proses perencanaan
dan penganggaran kegiatan
DAK Bidang Kesehatan.
4.Melakukan penilaian terhadap
dampak dan manfaat dari
pelaksanaan terhadap target
prioritas nasional (2021).
Pemerintah Daerah
Provinsi Jawa Barat
CAKUPAN MONEV DAK BIDANG KESEHATAN

 Pelaksanaan kegiatan DAK Fisik Bidang Kesehatan per  Ketepatan waktu dalam
subbidang sesuai dengan dokumen rencana kegiatan laporan penyampaian
penyerapan dana dan
yang telah disetujui oleh Kemenkes; capaian keluaran;
 Hasil pelaksanaan kegiatan DAK Fisik sesuai dengan  Realisasi penyerapan anggaran
dokumen kontrak dan spesifikasi teknis yang ditetapkan; setiap kegiatan DAK Nonfisik;
 Realisasi penyerapan DAK Fisik per bidang/subbidang;  Kesesuaian DPA APBD dengan
 Kesesuaian antara realisasi dana dan capaian antara
rencana kegiatan yang telah disetujui oleh
keluaran kegiatan setiap subbidang DAK Fisik Bidang Kementerian Kesehatan;
Kesehatan;  Kesesuaian realisasi dana dan
 Pencapaian keluaran, serta dampak dan manfaat antara keluaran (sasaran) kegiatan DAK
capaian
pelaksanaan kegiatan setiap subbidang DAK Fisik yang Non Fisik Bidang Kesehatan;
menjadi prioritas nasional di bidang kesehatan;  Pencapaian keluaran, serta dampak dan
 Kesesuaian pelaksanaan kegiatan dengan manfaat pelaksanaan kegiatan DAK Non
lokasi
dokumen rencana kegiatan; Fisik yang menjadi prioritas nasional di bidang
 Ketepatan waktu dalam penyampaian kesehatan;
laporan penyerapan dana dan capaian keluaran;  Kendala dan permasalahan yang dihadapi
 Kendala dan permasalahan yang dihadapi dan tindak dan tindak lanjut yang diperlukan.
lanjut yang diperlukan.
Pemerintah Daerah
Provinsi Jawa Barat

MEKANISME PEMANTAUAN DAN EVALUASI


 Pelaporan realisasi dilakukan melalui aplikasi E-renggar oleh pemerintah daerah
 Dilakukan secara mandiri atau terpadu oleh unit Kemenkes, yaitu Sekretariat Jenderal
melalui Biro Perencanaan dan Anggaran, Inspektorat Jenderal, Unit teknis pengampu DAK
secara lintas program dan lintas sektor
 Dinkes Provinsi dan Dinkes Kab/Kota dapat mengkoordinasikan Monev DAK BidKes
sesuai dengan wilayah kerjanya, dan melaporkan hasilnya kepada Sekjen melalui Biro
Perencanaan dan Anggaran.
 Periode waktu Monev tahun berjalan dapat dilakukan triwulan atau sesuai
dengan
kebutuhan dari masing-masing unit.
 Dilakukan berdasarkan data pelaporan yang telah disampaikan oleh daerah, serta hasil
identifikasi permasalahan yang terjadi di daerah tersebut.
 Hasil monitoring dan evaluasi tahun lalu digunakan sebagai dasar perencanaan
dan
penganggaran DAK Bidang Kesehatan untuk tahun berikutnya

66
Pemerintah Daerah
Provinsi Jawa Barat

CAPAIAN HASIL JANGKA


PENDEK
(IMMEDIATE OUTCOME)
DAK FISIK BIDANG KESEHATAN
Pemerintah Daerah
Provinsi Jawa Barat
Amanat Laporan Capaian Hasil Jangka Pendek DAK Fisik 2021
Perpres 123/2020 tentang Juknis DAK Fisik 2021 pasal(8)
(1) Kepala Daerah Menyusun laporan pelaksanaan DAK Fisik yang terdiri atas laporan:
• Realisasi penyerapan dana
Ayat 1 • Capaian keluaran kegiatan
• Pelaksanaan teknis kegiatan
• Capaian hasil jangka pendek

Capaian hasil jangka pendek sebagaimana dimaksud pada ayat(1) huruf d, menjadi
Ayat 3 pertimbangan penilaian DAK Fisik Tahun 2023

Ayat 7 Laporan capaian hasil jangka pendek sebagaimana dimaksud pada ayat(1) huruf d disampaikan
paling lambat Bulan Maret tahun 2022

Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) disampaikan melalui aplikasi dan dilakukan
berbagi pakai data antara Kementerian Keuangan, Kementerian Perencanaan Pembangunan
Ayat 8
Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Kementerian Dalam Negeri,
Kementerian Negara Lembaga, dan gubernur.

68
Pemerintah Daerah
MEKANISME PELAPORAN Provinsi Jawa Barat

Pelaporan capaian melalui aplikasi


Agar diperhatikan data dukung
yang harus diupload di aplikasi
1 KRISNA 2021.

KRISNA berupa foto dan laporan


kegiatan pemanfaatan output Dinkes agar berkoordinasi dengan
DAK Fisik 2021, kecuali untuk
menu pembangunan RS 5 2 Bappeda terkait proses
penginputan dan submit laporan
Pratama yang ditambahkan data
dukung lainnya.

Indikator setiap menu kegiatan,


4 3 definisi operasional, dan cara
Periode pelaporan tanggal 10 perhitungan dapat dilihat di aplikasi
Januari – 31 Maret 2022 KRISNA dan Lampiran Permenkes
8/2021 Tentang Jukop DAK Fisik
Bidkes 2021.
Pemerintah Daerah

PROGRESS PELAPORAN IMMEDIATE OUTCOME


Provinsi Jawa Barat

DAK FISIK 2021

Sumber: Aplikasi Krisna per tanggal 16 Maret 2022


Pemerintah Daerah

PROGRES PELAPORAN IMMEDIATE OUTCOME Provinsi Jawa Barat

DAK FISIK BERDASARKAN PROVINSI


No Nama Provinsi %Pelaporan No Nama Provinsi %Pelaporan

1 Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 37% 18 Provinsi Sumatera Selatan 19%


2 Provinsi Riau 35% 19 Provinsi Sulawesi Tengah 18%
3 Provinsi Kalimantan Tengah 33% 20 Provinsi Nusa Tenggara Timur 17%
4 Provinsi Bali 30% 21 Provinsi Bengkulu 16%
5 Provinsi Kalimantan Selatan 29% 22 Provinsi Sulawesi Tenggara 16%
6 Provinsi Jawa Tengah 29% 23 Provinsi Maluku 16%
7 Provinsi Sulawesi Selatan 26% 24 Provinsi Maluku Utara 15%
8 Provinsi Banten 26% 25 Provinsi Papua Barat 15%
9 Provinsi Nusa Tenggara Barat 24% 26 Provinsi Kalimantan Barat 14%
10 Provinsi Aceh 24% 27 Provinsi Sumatera Utara 12%
11 Provinsi Jawa Barat 24% 28 Provinsi Kepulauan Riau 12%
12 Provinsi Jawa Timur 21% 29 Provinsi Kalimantan Utara 11%
13 Provinsi Lampung 21% 30 Provinsi Kalimantan Timur 10%
14 Provinsi DI Yogyakarta 20% 31 Provinsi Sulawesi Barat 9%
15 Provinsi Jambi 19% 32 Provinsi Papua 7%
16 Provinsi Sumatera Barat 19% 33 Provinsi DKI Jakarta 7%
17 Provinsi Sulawesi Utara 19% 34 Provinsi Gorontalo 3%

Sumber: Aplikasi Krisna per tanggal 16 Maret 2022


EVALUASI PENYERAPAN
DAK FISIK DAN NONFISIK
BIDANG KESEHATAN
TA 2021

72
Pemerintah Daerah
REALISASI DAK BIDANG KESEHATAN TA 2021 PER SUBBIDANG Provinsi Jawa Barat

DAK Fisik
Sub Bidang Pagu Alokasi Realisasi %
Pelayanan Dasar 4.550.507.286.300 2.079.275.286.968 45,69%
Pelayanan Kefarmasian dan Bahan Habis Pakai 2.192.087.333.330 1.031.039.616.973 47,03%
Pelayanan Rujukan 6.122.566.960.746 3.041.333.876.348 49,67%
Penguatan Intervensi Stunting (Major Project) 599.691.922.748 273.637.778.640 45,63%
Penguatan Penurunan Angka Kematian Ibu dan Bayi 4.070.546.554.395 1.994.556.815.088 49,00%
Peningkatan Kesiapan Sistem Kesehatan 1.053.406.514.668 598.834.085.793 56,85%
Total 18.588.806.572.187 9.018.677.459.810 48,52%

DAK NonFisik
Sub Bidang Pagu Alokasi Realisasi %
BOK Kabupaten/Kota 987.581.534.867 410.313.380.749 41,55%
BOK Kefarmasian Dan Alat Kesehatan 109.219.615.883 56.435.985.042 51,67%
BOK Provinsi 198.419.495.980 87.877.820.646 44,29%
BOK Puskesmas 7.230.674.357.178 3.024.759.708.266 41,83%
BOK Stunting 266.648.628.821 118.467.362.215 44,43%
Dukungan Akreditasi Laboratorium Kesehatan Daerah 10.049.442.400 1.002.816.158 9,98%
Dukungan Akreditasi Puskesmas 553.205.427.262 110.096.830.750 19,90%
Jampersal 996.454.778.467 494.952.288.294 49,67%
TOTAL 10.352.253.280.858 4.303.906.192.121 41,57%
Sumber: E-renggar per 11 Maret 2022
Pemerintah Daerah
PERSENTASE PENYERAPAN DAK FISIK PER PROVINSI Provinsi Jawa Barat

Keterangan:

• Provinsi DKI Jakarta menjadi daerah


yang memiliki persentase penyerapan
tertinggi dengan nilai 82%
• Terdapat 18 dengan
Provinsi besar
persentase
daripada rata-rata realisasi
nasional
lebih

Sumber: E-renggar per 11 Maret 2022


Pemerintah Daerah
PERSENTASE PENYERAPAN DAK NONFISIK PER PROVINSI Provinsi Jawa Barat

Keterangan:

• Provinsi Nusa Tenggara Barat menjadi


daerah yang memiliki persentase
penyerapan tertinggi dengan nilai 64%
• Terdapat 17 dengan
Provinsi persentase
realisasi lebih daripada besar
rata-rata nasional

Sumber: E-renggar per 11 Maret 2022


DAK Pemerintah Daerah
Provinsi Jawa Barat

Top 5 (Per-Provinsi) FISIK


Top 5 (Per-Kabupaten)
Provinsi Pagu Alokasi Realisasi % Kabupaten Pagu Alokasi Realisasi %
DKI Jakarta 57.230.464.820 46.687.531.417 81,58% Kab. Sinjai 103.382.997.004 101.771.890.931 98,44%
Kalimantan Timur 206.032.274.297 164.680.188.185 79,93% Kota Banjarbaru 25.834.341.690 25.419.437.159 98,39%
Nusa Tenggara Barat 631.009.749.220 497.509.336.182 78,84% Kab. Tojo Una Una 33.336.654.232 32.555.647.648 97,66%
Bali 258.727.948.357 201.321.021.097 77,81% Kab. Deiyai 34.010.816.167 33.167.956.000 97,52%

Jawa Tengah 1.394.718.956.690 1.048.250.779.302 75,16% Kab. Kebumen 33.625.427.250 32.791.703.645 97,52%

Bottom 5 (Per-Provinsi) Bottom 5 (Per-Kabupaten)


Provinsi Pagu Alokasi Realisasi % Kabupaten Pagu Alokasi Realisasi %
Maluku 636.642.268.543 95.368.026.631 14,98% Kab. Mandailing Natal 81.148.812.552 134.937.197 0,17%
Papua Barat 317.930.662.219 48.790.308.785 15,35% Kota Jambi 53.509.521.800 199.760.000 0,37%
Maluku Utara 436.768.947.247 90.141.092.835 20,64% Provinsi Sulawesi Barat 21.668.626.664 99.955.350 0,46%
Nusa Tenggara Timur 922.747.560.518 218.460.969.017 23,68% Kab. Maluku Tenggara 40.631.756.000 315.964.888 0,78%
Papua 1.269.482.133.193 326.418.650.674 25,71% Provinsi Riau 30.531.032.576 349.750.000 1,15%

Sumber: E-renggar per 11 Maret 2022


DAK Pemerintah Daerah
Provinsi Jawa Barat

Top 5 (Per-Provinsi) NONFISIK


Top 5 (Per-Kabupaten)
Provinsi Pagu Alokasi Realisasi % Kabupaten Pagu Alokasi Realisasi %
NUSA TENGGARA BARAT 190.412.321.867 121.064.041.943 63,58% KAB. LAMPUNG SELATAN 30.926.247.000 29.765.361.286 96%
SUMATERA SELATAN 356.841.836.159 217.807.649.892 61,04% KAB. BOALEMO 13.579.816.165 12.843.498.647 95%
LAMPUNG 312.721.081.510 187.981.567.949 60,11% KAB. PESAWARAN 15.524.988.000 14.680.404.600 95%
JAWA TENGAH 800.117.356.797 472.896.828.277 59,10% PROVINSI KEPULAUAN
RIAU 4.615.346.700 4.284.109.798 93%
SULAWESI TENGAH 255.071.145.400 150.200.110.080 58,89% PROVINSI SULAWESI
UTARA 6.621.128.000 6.121.428.992 92%

Bottom 5 (Per-Provinsi) Bottom 5 (Per-Kabupaten)


Provinsi Pagu Alokasi Realisasi % Kabupaten Pagu Alokasi Realisasi %
KAB. BANGKA
MALUKU 293.127.096.594 33.890.503.115 11,56%
SELATAN 9.530.888.076 7.506.000 0,08%
SULAWESI UTARA 204.339.331.898 36.650.212.812 17,94%
PROVINSI JAMBI 5.320.529.000 21.406.500 0,40%
PAPUA BARAT 212.304.907.492 44.230.779.979 20,83%
KAB. BOLAANG
KALIMANTAN UTARA 72.105.055.786 15.881.198.921 22,03% MONGONDOW UTARA 11.911.302.300 106.665.000 0,90%

DKI JAKARTA 19.562.371.000 4.565.885.286 23,34% KAB. PIDIE 27.903.612.000 254.153.700 0,91%

Sumber: E-renggar per 11 Maret 2022 KOTA BANDA ACEH 8.285.697.000 93.443.010 1,13%
EVALUASI
KETAATAN PELAPORAN

78
Pemerintah Daerah
DAERAH YANG TIDAK MELAPORKAN DAK FISIK TA 2021 Provinsi Jawa Barat

No Prov/Kabupaten/Kota Pagu Alokasi No Prov/Kabupaten/Kota Pagu Alokasi


1 Kab. Asmat 44.193.890.235 34 Kab. Paniai 102.860.012.000
2 Kab. Bandung Barat 65.462.744.972 35 Kab. Pegunungan Arfak 23.215.375.350
3 Kab. Bengkayang 13.892.024.659
36 Kab. Raja Ampat 28.743.607.000
4 Kab. Bogor 42.576.504.338
5 Kab. Bolaang Mongondow 27.479.788.580 37 Kab. Sambas 117.721.919.555
6 Kab. Buru Selatan 56.917.906.524 38 Kab. Sampang 30.497.784.676
7 Kab. Buton Selatan 25.688.631.881 39 Kab. Sarmi 17.295.595.650
8 Kab. Buton Utara 18.682.104.317 40 Kab. Seram Bagian Timur 46.157.100.205
9 Kab. Dairi 23.422.939.250 41 Kab. Sidoarjo 11.955.379.000
10 Kab. Fak Fak 8.623.869.068 42 Kab. Sikka 49.242.131.295
11 Kab. Halmahera Barat 28.272.631.690 43 Kab. Sintang 96.102.300.297
12 Kab. Keerom 5.547.662.000 44 Kab. Sorong 69.370.538.797
13 Kab. Kepulauan Mentawai 15.629.232.096
45 Kab. Sumba Barat Daya 28.249.616.100
14 Kab. Kepulauan Selayar 56.189.376.604
15 Kab. Kepulauan Sula 23.147.603.012
46 Kab. Supiori 5.092.990.060
16 Kab. Kepulauan Tanimbar 52.638.133.219 47 Kab. Tambrauw 17.755.233.075
17 Kab. Kepulauan Yapen 34.499.536.090 48 Kab. Timor Tengah Selatan 30.754.025.385
18 Kab. Kolaka Timur 15.576.521.828 49 Kab. Tolikara 28.333.423.047
19 Kab. Kolaka Utara 33.918.301.000 50 Kab. Waropen 19.905.720.656
20 Kab. Konawe 24.091.512.626 51 Kab. Yalimo 4.774.625.000
21 Kab. Konawe Utara 16.728.256.000 52 Kota Ambon 25.328.460.200
22 Kab. Kotawaringin Timur 62.452.984.461 53 Kota Batu 1.709.869.600
23 Kab. Kupang 46.236.588.000
54 Kota Bitung 48.808.792.000
24 Kab. Lembata 29.048.365.782
25 Kab. Malinau 16.101.641.126
55 Kota Cirebon 11.210.323.295
26 Kab. Mamberamo Tengah 19.115.533.926 56 Kota Depok 19.351.163.850
27 Kab. Manokwari 15.622.233.191 57 Kota Jayapura 25.605.852.750
28 Kab. Manokwari Selatan 7.746.913.000 58 Kota Manado 10.341.962.440
29 Kab. Maybrat 17.785.909.514 59 Kota Pekanbaru 24.044.918.669
30 Kab. Mukomuko 13.490.868.243 60 Kota Tangerang 17.892.302.005
31 Kab. Muna Barat 21.752.817.402 61 Provinsi Banten 10.129.614.000
32 Kab. Nagan Raya 18.785.819.092 62 Provinsi Jawa Barat 52.630.544.587
33 Kab. Nias Utara 24.177.488.397
63 Provinsi Kalimantan Utara 11.831.330.000

Sumber: E-renggar per 11 Maret 2022


Pemerintah Daerah
DAERAH YANG TIDAK MELAPORKAN DAK NONFISIK TA 2021 Provinsi Jawa Barat

No Kabupaten Pagu No Kabupaten Pagu


1 KAB. ACEH TIMUR 24.837.176.100 20 KAB. PEGUNUNGAN ARFAK 12.615.975.000
2 KAB. ASMAT 24.196.190.000 21 KAB. PIDIE JAYA 12.176.571.500
3 KAB. BOLAANG MONGONDOW 15.902.382.000 22 KAB. RAJA AMPAT 23.726.053.000
4 KAB. BOVEN DIGOEL 28.397.715.000 23 KAB. SIKKA 31.051.939.000
5 KAB. HALMAHERA BARAT 17.080.169.483 24 KAB. SUMBA BARAT DAYA 19.736.987.000
6 KAB. JAYAWIJAYA 19.181.068.000 25 KAB. SUPIORI 6.774.441.000
7 KAB. KEEROM 11.551.278.200 26 KAB. TEBO 18.038.565.400
8 KAB. KEPULAUAN YAPEN 19.393.021.000 27 KAB. TEGAL 26.518.255.000
9 KAB. KOLAKA TIMUR 15.098.627.000 28 KAB. TULANG BAWANG 19.903.946.280
10 KAB. KONAWE 33.499.901.000 29 KAB. WAROPEN 17.057.631.667
11 KAB. KONAWE UTARA 21.780.732.000 30 KAB. YALIMO 12.977.674.000
12 KAB. KUPANG 39.017.587.000 31 KOTA AMBON 12.657.421.250
13 KAB. LANNY JAYA 18.375.715.001 32 KOTA BAU-BAU 12.641.910.800
14 KAB. LEMBATA 10.996.691.000 33 KOTA BITUNG 7.545.061.000
15 KAB. MALINAU 19.379.354.000 34 KOTA MANADO 11.876.063.000
16 KAB. MALUKU TENGGARA 26.194.627.000 35 KOTA TANJUNG BALAI 6.296.217.000
17 KAB. MALUKU TENGGARA BARAT 20.107.760.000 36 PROVINSI JAWA BARAT 5.823.691.000
18 KAB. MANOKWARI SELATAN 5.183.596.000 37 PROVINSI PAPUA BARAT 8.441.954.000
19 KAB. MINAHASA 20.258.709.000 38 PROVINSI SUMATERA BARAT 6.308.153.000

Sumber: E-renggar per 11 Maret 2022


Pemerintah Daerah
Provinsi Jawa Barat

PELAPORAN REALISASI DAK


BERDASARKAN SUBBIDANG & PROV/KABKOTA

Sumber: E-renggar per 11 Maret 2022


81
REKOMENDASI

51
Pemerintah Daerah

HAL-HAL PENTING YANG HARUS DIPERHATIKAN Provinsi Jawa Barat

 Ketepatan waktu dan realisasi penyerapan anggaran dalam penyampaian laporan penyerapan
dana dan capaian keluaran akan menjadi pertimbangan perhitungan alokasi tahun anggaran
berikutnya;
 Kesesuaian antara DPA APBD dengan rencana kegiatan yang telah disetujui oleh Kementerian
Kesehatan;
 Kesesuaian antara realisasi dana dan capaian keluaran (sasaran) kegiatan DAK Bidang
Kesehatan;
 Pencapaian keluaran, serta dampak dan manfaat pelaksanaan kegiatan DAK Bidang Kesehatan
yang menjadi prioritas nasional di bidang kesehatan;
 Khusus untuk BOK Puskesmas terdapat 4 indikator nasional (KN1, PF, IDL, SR-TB) yang menjadi
reward kinerja dalam perhitungan penentuan alokasi DAK NonFisik, agar diperhatikan kinerja
capaiannya dan kepatuhan pelaporannya.

52
Pemerintah Daerah
Provinsi Jawa Barat

TERIMA KASIH
Dinkes Provinsi Jawa Barat “Kerja Ikhlas dan Bahagia”

Jl. Pasteur No.25, Pasir Kaliki, Kec. Cicendo, Kota Bandung,


Jawa Barat 40171

Telp : (022) 4212800


Fax : (022) 4230353
E-mail : diskes@jabarprov.go.id

Dinkes Jabar @dinkesjabar @dinkesjabar Dinkes Prov Jabar

diskes.jabarprov.go.id

Anda mungkin juga menyukai