Anda di halaman 1dari 16

KEBIJAKAN PENGELOLAAN

DAK NONFISIK

Jakarta, 28 Mei 2021

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


Kebijakan Umum DAK Nonfisik
DEFINISI
Dana Alokasi Khusus (DAK) Nonfisik merupakan bagian dari Dana Transfer Khusus yang dialokasikan dalam
APBN kepada daerah dengan tujuan untuk membantu mendanai kegiatan khusus yang bersifat operasional, dalam
rangka meningkatkan kuantitas dan kualitas pelayanan publik yang merupakan urusan daerah sesuai kebutuhan
dan prioritas daerah, serta selaras dengan prioritas nasional.

PRINSIP
 Membantu dan melengkapi kekurangan pendanaan bagi kegiatan khusus operasional dalam rangka
pelaksanaan pelayanan dasar publik berdasarkan standar pelayanan minimal (SPM) yang selaras dengan
program prioritas nasional dan menjadi kewenangan urusan pemerintah daerah.
 Dialokasikan kepada Daerah tertentu untuk mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan Daerah, sesuai
dengan fungsi yang telah ditetapkan dalam APBN.
 Dapat berupa pengalihan Dana Dekonsentrasi dan Dana Tugas Pembantuan yang merupakan bagian dari
anggaran kementerian negara/lembaga yang digunakan untuk melaksanakan urusan yang menurut peraturan
perundang-undangan menjadi urusan Daerah.

KRITERIA

3 4
LAYANAN PUBLIK
1 2
URUSAN DAERAH PRIORITAS NASIONAL AMANAT PERATURAN
Merupakan urusan daerah Mendukung capaian Prioritas Adanya amanat dalam Mendukung peningkatan
sesuai UU No.23 Tahun 2014 Nasional dalam RKP peraturan perudang-udangan kualitas pelayanan publik

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 2


Perencanaan dan Penganggaran DAK Nonfisik
------------------------------------------

----------
• Kebijakan pengalokasian;
KESEPAKATAN : PERTIMBANGAN: • Jumlah sasaran;
1. Pencapaian prioritas nasional
 Arah kebijakan 2. Pengurangan kesenjangan layanan publik • Biaya satuan;
 Rencana pemanfaatan 3. Dukungan operasional layanan publik • Besaran pagu per
 Jenis DAK Nonfisik 4. Kemampuan keuangan negara kegiatan/ruang lingkup
• Hasil evaluasi pelaksanaan
---------------------------------- tahun anggaran sebelumnya;
• Formulasi pengalokasian.
------

1 3 5
PAGU INDIKATIF
Penentuan arah kebijakan, RAPBN & NOTA KEUANGAN
K/L terkait rencana pemanfaatan dan
jenis DAK Nonfisik antara Multilateral Meeting
--------- Bappenas, Kemenkeu Pengalokasian oleh DJPK,
(DJPK dan DJA) dengan K/L Kemenkeu

AKHIR JANUARI MARET-APRIL MEI-JUNI JULI-AGUSTUS SEPTEMBER-NOVEMBER

4
TIMELINE

2
K/L menyampaikan Indikasi Multilateral Meeting Penyampaian rincian
Kebutuhan Dana (IKD) dan Perencanaan oleh Bappenas alokasi per daerah oleh K/L
Kerangka Acuan Kerja (KAK)
Penyusunan UU APBN
kepada Kemenkeu c.q. PAGU ANGGARAN
DJPK Penyusunan Perpres
IKD • Arah kebijakan;
Rincian APBN
• Arah kebijakan dan prioritas • Sasaran/target;
DAK Nonfisik • Dukungan terhadap prioritas
ALOKASI ANGGARAN
• Perkiraan kebutuhan belanja nasional;
operasional dan/atau biaya • Ruang lingkup/menu PER DAERAH
per unit TA berkenaan; AKHIR FEBRUARI kegiatan
• Target sasaran; dan (paling lambat) • Lokasi Prioritas;
• Perkiraan kebutuhan 3 tahun Penyamapaian IKD • Kriteria teknis/penilaian;
ke depan DJPK  DJA • Kebutuhan pendanaan

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 3


Pengalokasian DAK Nonfisik
Jenis Dana Penghitungan Alokasi Ketentuan lain
Dalam penghitungan alokasi, K/L
BOS Reguler Jumlah sasaran dikalikan biaya Terdapat dana cadangan dengan
berkoordinasi dengan DJPK dan
BOS Kinerja satuan. perhitungan berdasarkan proyeksi
Bappenas. (Dituangkan dalam Berita
BOS Afirmasi perubahan sasaran pada TA
Acara)
BOP Paud bersangkutan.
BOP Kesetaraan
TPG ASN Daerah Jumlah sasaran dikalikan gaji • Memperhitungkan perkiraan K/L menyampaikan rincian alokasi
TKG ASN Daerah pokok/dana tambahan kurang salur dan perkiraan sisa per daerah kepada DJPK paling
TAMSIL ASN Daerah penghasilan selama 12 bulan. dana di RKUD atas penyaluran TA lambat M1 Bulan September
sebelumnya.
• Terdapat dana cadangan dengan
perhitungan berdasarkan proyeksi Peraturan Presiden mengenai rincian
perubahan sasaran pada TA APBN
bersangkutan.
DAK Nonfisik • Jumlah sasaran/kegiatan Terdapat dana cadangan dengan
lainnya dikalikan biaya satuan perhitungan berdasarkan proyeksi
• Bantuan operasional lainnya perubahan sasaran pada TA Petunjuk Rencana
yang ditetapkan oleh K/L bersangkutan. Berdasarkan penggunaan
teknis DAK
terkait Perpres APBN, DAK Nonfisik
Nonfisik
• Kebijakan lain yang ditetapkan K/L menetapkan
bersama oleh Bappenas, Meliputi jenis dana BOP PAUD, Kesetaraan dan DAK
Kemenkeu dan K/L terkait Nonfisik jenis lainnya. Paling lambat tanggal 31 Maret
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 4
Pelaporan DAK Nonfisik
Sebagai Syarat Penyaluran
BOS Reguler/ Kinerja/Afirmasi
menyampaikan laporan rekapitulasi
menyampaikan laporan penggunaan dana BOS per tahapan
realisasi Dana BOS per prov/kab/kota

Kemendikbudristek DJPK - Kemenkeu


Sekolah
Dana TPG, Tamsil, TKG ASN Daerah
paling lambat:
menyampaikan laporan a. 15 maret untuk laporan
realisasi pembayaran disertai
rekap SP2D

Kemendikbudristek
& DJPK - Kemenkeu
realisasi TA sebelumnya
b. 15 September untuk laporan
realisasi semester I
Pemda
BOP PAUD, BOP Kesetaraan, dan DAK Nonfisik Jenis Lainnya
paling lambat:
a. 30 Juni untuk laporan tahun
menyampaikan laporan realisasi penyerapan, anggaran sebelumnya
rekap SP2D, dan realisasi penggunaan b. 30 November untuk laporan
tahap 1
Pemda DJPK - Kemenkeu

Keterangan:
• Disampaikan dalam bentuk dokumen fisik (hardcopy) dan/atau dokumen elektronik (softcopy)
• Dalam hal tanggal 15 Maret, 30 Juni, 15 September, 30 November bertepatan dengan hari libur, batas waktu menjadi hari kerja berikutnya
• Dalam hal Daerah baru pertama kali menerima jenis DAK Nonfisik lainnya, laporan realisasi penyerapan, rekap SP2D, dan realisasi penggunaan tetap harus disampaikan ke DJPK
Pelaporan DAK Nonfisik
Melalui Aplikasi Pelaporan DAK Nonfisik

Laporan realisasi DAK Nonfisik, selain Dana BOS, disampaikan dalam bentuk dokumen elektronik (softcopy) melalui aplikasi terdiri
dari Laporan Realisasi Penyerapan, Laporan dan Rekap SP2D yang ditandatangani oleh Kepala OPD pengelola keuangan di daerah.
http://sikd.djpk.kemenkeu.go.id/lapordjpk/

Input Laporan
2 3 4

Kirim Laporan Laporan Salah


Melalui Aplikasi Verifikasi laporan

4
Laporan Benar

5 6 7

Laporan di ratifikasi dan Laporan diterima


Transfer Dana ke RKUD
diunggah melalui aplikasi dan Benar
Penyaluran DAK Nonfisik
 Penyaluran DAK Nonfisik dilakukan secara triwulanan untuk Dana Tunjangan Guru dan Tahapan untuk jenis DAK
Nonfisik lainnya dari RKUN ke RKUD berdasarkan penyampaian laporan periode sebelumnya.
 Penyaluran DAK Nonfisik selain Dana Tunjangan Guru dan Dana BOS dilakukan dengan memperhitungkan sisa dana
yang terdapat di RKUD sampai dengan akhir tahun sebelumnya.
 Penyaluran DAK Nonfisik dilakukan setelah ditetapkannya:
 Peraturan Daerah mengenai APBD atau Peraturan Kepala Daerah mengenai Penjabaran APBD; dan
 Petunjuk Teknis.
No Jenis Dana Pola Penyaluran Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
(tiga tahap, paling
BOS Reguler
cepat) 30% 40% 30%
(sekaligus, paling
1 BOS Kinerja
cepat) 100%
(sekaligus, paling
BOS Afirmasi*
cepat) 100%
(tahap I dan II,
2 BOP PAUD
paling cepat) 50% 50%
(tahap I dan II,
3 BOP Pendidikan Kesetaraan
paling cepat) 50% 50%
Tunjangan Profesi Guru ASN (triwulanan, paling
4
Daerah cepat) 30% 25% 25% 20%
Tambahan Penghasilan Guru (triwulanan, paling
5
ASN Daerah cepat) 30% 25% 25% 20%
Tunjangan Khusus Guru ASN (triwulanan, paling
6
Daerah di Daerah Khusus cepat) 30% 25% 25% 20%
(tahap I dan II,
7 DAK Nonfisik Jenis Lainnya
paling cepat) 50% 50%
Sisa DAK Nonfisik

Pemda
Wajib menganggarkan Sisa Dana Akhir Tahun dalam APBD/perubahan APBD T.A. berikutnya
!
BOP PAUD, Kesetaraan, dan DAKNF lainnya
• Diperhitungkan dalam Penyaluran T.A. berikutnya

BOS Reguler
• Perhitungan Sisa Dana dilakukan oleh Kemendikbudristek berdasarkan laporan
Sekolah
• diperhitungkan pada rekomendasi penyaluran Dana BOS tahap II T.A. berikutnya

TPG, Tamsil, TKG ASN Daerah, BOS Kinerja dan Afirmasi


• Tidak diperhitungkan pada T.A. berikutnya
Sisa DAK Nonfisik
Jenis DAK Nonfisik tidak dialokasikan pada T.A. berikutnya (seperti Adminduk)
• Sisa Dana dapat digunakan sesuai petunjuk teknis paling akhir

Sisa Dana tidak habis digunakan s.d. akhir T.A. berikutnya


• DJPK dapat melakukan pemotongan DAU dan/atau DBH sebesar sisa dana
Sisa Dana
wajib
Ada sisa dana namun daerah tidak mendapat alokasi di T.A. berikutnya dilaporkan ke
DJPK
• Sisa Dana dapat digunakan sesuai petunjuk teknis tahun berkenaan
Paling lambat
Sisa Dana TPG, TKG, Tamsil ASN Daerah 31 Januari T.A.
• Digunakan sesuai petunjuk teknis dan kebutuhan daerah pada tahun berkenaan berikutnya
• DJPK dapat melakukan pemotongan DAU dan/atau DBH sebesar sisa dana setelah mendapat
Rekomendasi Kemendikbudristek

Sisa Dana > Pagu T.A. berikutnya


• Digunakan paling tinggi sebesar pagu T.A. berikutnya
ARAH KEBIJAKAN DAK NONFISIK
BOK TA 2021
Meningkatkan kesiapan pelayanan
kesehatan di Puskesmas dalam
upaya penggerakan promotif dan
preventif.
O1 Membudayaan Gerakan Masyarakat Hidup
Sehat, percepatan penurunan stunting dan 02
kematian ibu dan bayi tingkat Provinsi dan
Kab/Kota

Meningkatkan kapasitas pengujian di Laboratorium


Kesehatan Daerah, meningkatan kapasitas daerah
dalam pelaksanaan pengawasan alat kesehatan, pre dan
post market industri rumah tangga pangan dan
O3 pengawasan perizinan di sarana pelayanan kefarmasian
khususnya apotek dan toko obat.

Dana BOK dapat digunakan untuk upaya pencegahan


dan pengendalian Covid-19 dengan alokasi sebesar 35%
04
- 40% dari masing-masing total pagu alokasi BOK
Provinsi, BOK Kab/Kota dan BOK Puskesmas
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 10
PERKEMBANGAN DAK NONFISIK BOK
Dalam Miliar Rupiah
BOK
12,000.00 12,000

10,000.00 10,000

8,000.00 8,000

10,733.13
6,000.00 6,000

10,258.63

9,933.13
9,751.80
9,708.63

9,650.07
8,808.78

8,581.30
8,551.23

7,482.68
7,454.36

6,905.89
4,000.00 4,000
6,617.20

5,407.22

4,974.09

3,862.33
2,000.00 2,000

569.86

0.00
0.00 -
2017 2018 2019 2020 2021 2022

Anggaran Realisasi Penyerapan Sasaran Output Data Dashboard DAKNF per 11 Mei 2022

• Alokasi BOK secara umum meningkat, tahun 2022 mengalami • Dari tahun ke tahun penyerapan dana BOK di bawah 90%
penurunan karena terdapat pengalihan pendanaan dukungan • Sampai dengan 28 Mei 2022, realisasi penyerapan dana BOK TA
biaya persalinan ke BPJS 2021 masih rendah yaitu Rp6,885T (64,2% dari pagu)
• Terdapat 114 pemda yang tidak disalurkan penyaluran BOK Tahap
2 2021 nya karena tidak menyampaikan laporan/tidak memenuhi
minimal persentase penyerapan
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 11
EVALUASI BOK POM
Data per 28 Mei 2022 Dalam Miliar Rupiah

2019 2020 2021 2022 Kenaikan/p


Menu Kegiatan Real enurunan
Pagu Penyerapan % Sasaran Satuan Pagu Salur Serap % serap Sasaran Real Output Satuan Pagu Salur Serap* %serap Sasaran Satuan APBN 2022 2022/2021
Output
BOK Puskesmas 7.033,4 6.220,7 88,4% 9.993 9.889 Puskesmas 6.489,1 6.450,0 5.388,9 83,5% 10.143 9.717 Puskesmas 7.316,4 6.647,5 4.864,4 66,5% 10.260 puskesmas 8.217,9 12,3%
BOK Dinas 1.069,0 860,5 80,5% 542 542 Pemda 1.247,7 1.240,1 901,0 72,7% 541 541 Pemda 1.200,5 1.090,7 775,7 64,6% 542 pemda 821,3 -31,6%
BOK Keafarmasian 109,9 93,2 84,8% 531 531 Pemda 108,3 107,6 92,6 86,0% 520 402 Pemda 109,2 99,3 82,6 75,6% 542 pemda 107,0 -2,1%
BOK Stunting 116,0 86,7 74,7% 260 252 Pemda 195,0 193,8 125,9 65,0% 360 278 Pemda 270,0 245,3 168,8 62,5% 360 pemda 239,0 -11,5%
Akreditasi Puskesmas 769,4 600,4 78,0% 3.447 3.391 Puskesmas 610,4 606,7 231,7 38,2% 3.378 2.216 Puskesmas 610,4 554,5 182,9 30,0% 3.946 puskesmas 183,5 -69,9%
Akreditasi Labkesda 42,0 26,4 62,8% 72 32 Labkesda 21,7 19,8 3,2 14,7% 64 labkesda 16,2 -25,3%
Jampersal 1.004,3 661,9 65,9% 500 484 Pemda 1.000,0 994,0 734,5 73,9% 157.709 139.169 Ibu Hamil 1.000,0 908,6 669,4 66,9% 514 pemda 200,0 -80,0%
Saryanfar Saryanfar
POM 24.895 21.809 58,2 57,9 38,4 66,3% 10.788 6.681 204,9 186,2 138,7 67,7% 280 kab/kota 111,8 -45,5%
/IRTP /IRTP
lokus di 20
Pelayanan Kesehatan Bergerak 33 36,5 0,0%
provinsi
Total 10.219,1 8.581,3 84,0% 9.708,6 9.650,1 7.513,0 77,9% 10.733,1 9.751,8 6.885,8 64,2% 9.933,1 -7,5%

Jumlah daerah
Kegiatan Nilai Realisasi 31
17 Kategori Klustering Jumlah daerah
1. Pengawasan Sarana Pelayanan Kefarmasian 169
Sangat rendah sekali 0% 31
48.961.499.638,00 46
sangat rendah 1%-30% 17
di Daerah
rendah 31%-50% 46
2. Pengawasan Industri Rumah Tangga Pangan 156 sedang 51%-80% 156
89.705.966.432,00 tinggi >80% 169
di Daerah
TOTAL 138.667.466.070,00 Sangat rendah sekali sangat rendah rendah sedang tinggi

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 12


EVALUASI DAN TANTANGAN DAK NON FISIK
Kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat di beberapa pemerintah daerah yang
menyebabkan keterbatasan dalam melaksanakan kegiatan yang dibiayai oleh DAK Nonfisik

Isu Strategis
Penyusunan program kegiatan perlu memperhatikan ketuntasan dan mendukung capaian prioritas nasional
Perlunya penyusunan petunjuk teknis pelaksanaan kegiatan ditetapkan secara tepat waktu dan jelas sehingga tidak
menghambat pelaksanaan kegiatan
Perlunya sinergi antar K/L dalam integrasi aplikasi perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi kegiatan
Alokasi kurang fokus pada bidang/daerah tertentu, sehingga alokasi per daerah tidak signifikan berdampak ke
masyarakat

Tantangan
1
Kegiatan operasional yang masih cenderung tidak berdampak kepada masyarakat secara
langsung.

Masih terdapatnya beberapa permasalahan dalam pelaksanaan DAK Nonfisik antara lain:
2 • Permasalahan penganggaran di daerah (keterlambatan juknis, DPA, dll)
• Keterlambatan proses administrasi di daerah.
Hambatan pelaksanaan kegiatan DAK Non fisik akibat pembatasan kegiatan karena masih tingginya
3
pandemi Covid-19 dan perubahan kebijakan

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 13


ARAH KEBIJAKAN DAK NONFISIK BOK TA 2022

Mendukung 8 area reformasi Sistem Meningkatkan kualitas dan akses Mempercepat penurunan
Kesehatan Nasional (SKN) dalam pelayanan kesehatan ibu hamil, prevalensi balita stunting
penguatan ketahanan kesehatan melahirkan dan nifas melalui
termasuk kualitas laboratorium melalui optimalisasi
pendidikan kesehatan reproduksi,
menuju standar BSL-2, inovasi
jaminan ketersediaan sarana
koordinasi lintas sektor di
pengendalian penyakit, peningkatan
upaya promotif, preventif serta transportasi dan pembiayaan daerah serta penguatan
peningkatan akses dan kualitas persalinan serta penguatan intervensi spesifik dan
pelayanan kesehatan pelayanan maternal di Puskesmas sensitif

DAK NONFISIK BOK POM TA 2022 Target dan Sasaran BOK POM TA 2022 :
200 kabupaten/kota melaksanakan pengawasan
Arah Kebijakan : Peningkatan efektifitas pangan olahan sesuai standar;
pelaksanaan pengawasan pre dan post market
2.720 Apotek dan Toko Obat yang memenuhi
industri rumah tangga pangan dan
ketentuan perizinan;
pemenuhan sediaan farmasi melalui
265 Usaha Mikro Obat Tradisional
pengawasan perizinan di sarana pelayanan
(UMOT) yang memenuhi ketentuan
kefarmasian dan UMOT
perizinan.

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 14


Target
Rincian Menu Kegiatan Komponen Satuan Output
2022
Penyediaan dan Pengelolaan Data Perizinan dan Tindak a. Pembinaan dan pengawasan apotek, toko Sarana Apotek dan Toko
Lanjut Pengawasan Izin Apotek Toko Obat dan UMOT obat terhadap pemenuhan standar dan (@40 Apotek dan Toko Obat
2.720
persyaratan dan @40 Tenaga teknis
kefarmasian) di 68 Kab/Kota
b. Pembinaan dan pengawasan UMOT terhadap Sarana UMOT dan Tenaga
pemenuhan standar dan persyaratan 265 Teknis Kefarmasian di 69
Kab/Kota
Pengendalian dan pengawasan serta tindak lanjut Pengendalian dan pengawasan serta tindak lanjut
Dokumen @70 Pelaku Usaha
pengawasan sertifikat produksi PIRT dan Nomor P-IRT izin pengawasan sertifikat produksi PIRT dan Nomor P-
18.620 Penerima Sertifikat Produksi
produksi untuk produk makanan minuman tertentu yang IRT sebagai izin produksi untuk produk makanan
PIRT di 266 Kab/Kota
dapat diproduksi oleh IRT minuman tertentu yang dapat diproduksi oleh IRT
Pemeriksaan post market pada produk makanan a. Pengawasan sarana Industri Rumah Tangga
Unit IRTP di 266 Kab/Kota
minuman industri rumah tangga yang beredar dan Pangan (IRTP) 11.048
pengawasan serta tindak lanjut pengawasan
b. Pengawasan Produk Pangan Industri Rumah 6.916
Unit (@26 Sampel) di 266
Tangga (PIRT)
Kab/Kota
Peningkatan Upaya Promosi Kesehatan, Advokasi, a. Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) 53.200 Orang
Kemitraan dan Pemberdayaan Masyarakat Keamanan Obat dan Makanan (@200 Peserta KIE)
266 Kab/Kota
b. Bimtek Kader Keamanan Pangan Orang (@30 Kader
7.980 Keamanan Pangan) di 266
Kab/Kota
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 15
TERIMA KASIH

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

Anda mungkin juga menyukai