Integrasi
Sistem Pengelolaan Aset
Sistem Penganggaran
2
Slide 3
SIKLUS PENGELOLAAN ASET PUBLIK
Peroleha
n APBN
PERENCANAAN Lainnya
BMN
STATUS Sewa
REGULER: PENGGUNAAN Pinjam Pakai
INSIDENTIL:
PEMELIHARAAN BGS/BSG
PEMANFAATAN KSP
PENGAWASAN &
PENGENDALIAN PENILAIAN KSP
Infrastruktur
PENATAUSAHAAN
Penjualan
PEMUSNAHAN PEMINDAHTANGANAN
Hibah
Tukar Menukar
PMP
PENGHAPUSAN
3
DASAR HUKUM
PP 90/2010
PP 27/2014 (Pasal 6 & Perpres 73/2011
Pasal 9 (3) Penjelasannya) (Pasal 12)
4
KETENTUAN PELAKSANAAN
Keputusan
Peraturan Menteri Keuangan
Menteri Keuangan
KMK 450/2014 jo. KMK 174/2016
PMK 76/2015 SBSK AADB Modul Penyusunan RKBMN
Dinas Operasional Jabatan Di
Dalam Negeri KMK 452/2014 jo. KMK 227/2016
Modul Penelaahan RKBMN
PMK 150/2014 Perencanaan
Kebutuhan BMN KMK 332/2016 Modul Reviu APIP
5
INTEGRASI SISTEM PENGELOLAAN ASET dan
SISTEM PENGANGGARAN
JAN – APRIL MEI – JULI AGS - OKT NOP – DES
DPR MULAI
Januari Pembicaraan
Nota
Keuangan;
Pendahuluan
RAPBN; RUU UU APBN
Arah RAPBN
APBN
Kebijakan
Rancangan
Kabinet Awal RKP
RKP Pembaha Alokasi
Anggaran K/L
san
Kemenkeu Pagu
Berita Acara
Anggaran
Pagu Nota
K/L
Indikatif K/L Maret Keuangan; SELESAI
RAPBN; RUU
Feb M4 Juni APBN
Perkiraan Penelaahan
Kapasitas Hasil RKA-KL
Penge
Fiskal Penelaahan sahan
RKBMN DIPA
K/L
Indikasi M4 Juli
Kebutuhan Renja K/L
Penyu
Anggaran Penyesuaian sunan
RKA-KL DIPA
RKAKL
RKBMN
6
DEFINISI
7
KEWENANGAN DAN TANGGUNG JAWAB
Pengguna /
Pengelola Barang
Kuasa Pengguna Barang
menelaah RKBMN; Pengguna Barang:
menandatangani Hasil melakukan penelitian RKBMN KPB;
Penelaahan RKBMN; menyampaikan RKBMN K/L kepada Pengelola
Barang;
menyampaikan Hasil memberikan penjelasan, klarifikasi, dan/atau
Penelaahan RKBMN kepada keterangan lain yang diperlukan oleh
Pengelola Barang terkait dengan RKBMN yang
Pengguna Barang; diusulkan;
memproses atau tidak menandatangani Hasil Penelaahan RKBMN;
memproses usulan perubahan dan
RKBMN; dan menandatangani Perubahan Hasil Penelaahan
RKBMN.
menandatangani Perubahan bertanggung jawab atas kebenaran,
Hasil Penelaahan RKBMN; dan kelengkapan, dan kepatuhan penerapan
kaidah Perencanaan Kebutuhan BMN dalam
menyampaikan Perubahan Hasil usulan RKBMN.
Penelaahan RKBMN kepada Kuasa Pengguna Barang:
Pengguna Barang.
mengajukan RKBMN untuk lingkungan kantor
yang dipimpinnya kepada Pengguna Barang.
8
RUANG LINGKUP
Perencanaan
Pemanfaatan
Perencanaan Perencanaan
Pemindahtanganan Penghapusan
Tanah dan/atau
Bangunan;
Tanah dan/atau Perencanaan Selain Tanah
Bangunan;
PENGADAAN dan/atau
Alat Angkutan Bangunan,
bermotor; Perencanaan
PEMELIHARAAN
BMN selain yang telah terdapat
tersebut di atas SBSK-nya
dengan nilai
“Perencanaan aset tidak dapat dipisahkan antara
perolehan per
tahap siklus hidup aset yang satu dengan lainnya.”
satuan paling
sedikit Rp100juta. Dalam menyusun RKBMN Pengadaan dan Pemeliharaan, K/L agar
mempertimbangkan rencana pemindahtanganan, pemanfaatan, dan
penghapusan BMN.
9
PRINSIP UMUM PENYUSUNAN RKBMN
10
PENJABARAN PRINSIP-PRINSIP
PENYUSUNAN RKBMN UNTUK PENGADAAN
1. Penyusunan RKBMN Kuasa Pengguna Barang
1. KPB agar melakukan sinkronisasi data transaksi SIMAK ke dalam SIMAN
2. KPB agar melakukan update data manajerial BMN dalam aplikasi SIMAN
3. KPB mengusulkan kebutuhan BMN dengan melakukan input pada kolom USULAN
dokumen RKBMN.
4. KPB melakukan perhitungan SBSK sebagai berikut:
a. Standar luas, ketinggian, jumlah unit, dan luas tanah untuk Tanah dan Bangunan
Gedung Kantor, Rumah Negara, dengan ketentuan antara lain:
1) KPB/instansi vertikal tertinggi eselon III/IV hanya dapat memiliki bangunan
gedung kantor masing-masing sebanyak 1 unit (KUA dan UPT).
2) Standar luas bangunan gedung kantor salah satunya sangat dipengaruhi oleh
komposisi jumlah dan struktur pegawai yang akan menempati bangunan.
3) Tipologi organisai yang berdampak pada perubahan jumlah dan struktur pegawai.
4) RKBMN pengadaan tanah untuk bangunan gedung kantor/rumah negara hanya
dapat diajukan bersamaan dengan rencana bangunan di atasnya.
b. Kendaraan Jabatan (AADB) mencakup pengaturan jumlah unit, jenis, dan spesifikasi
11
PENJABARAN PRINSIP-PRINSIP
PENYUSUNAN RKBMN UNTUK PENGADAAN
Penyusunan RKBMN Kuasa Pengguna Barang (Cont’d)
3. KPB melakukan optimalisasi existing BMN di lingkungan kantor yang dipimpinnya:
a. Untuk bangunan gedung kantor secara prinsip adalah berdasarkan formula Vacancy Rate (VR)
sebagai berikut:
VR = ( 1 - Luas SBSK ) x 100%
Luas Existing
Optimalisasi existing bangunan gedung kantor (termasuk idle) dengan mempertimbangkan :
1) lokasi existing BMN,
2) rencana penggunaan/pemanfaatan/pemindahtanganan/pemusnahan/penghapusan,
3) Rencana penyelesaian KDP
b. Untuk existing AADB
berdasarkan rencana penggunaan existing AADB (tetap digunakan pejabat yang
bersangkutan saat ini, dialihkan ke pejabat lain, alih fungsi menjadi kendaraan dinas
operasional, atau alih status penggunaan);
rencana pemindahtanganan/penghapusan sesuai ketentuan yang berlaku.
4. KPB memberikan informasi lainnya terkait rencana pengadaan antara lain skema pemenuhan
kebutuhan BMN, rencana pengadaan merupakan rencana baru atau telah pernah disetujui
dalam Hasil Penelaahan RKBMN namun belum dapat dialokasikan anggarannya pada DIPA, dsb.
12
PENJABARAN PRINSIP-PRINSIP
PENYUSUNAN RKBMN UNTUK PENGADAAN
2. Penelitian RKBMN KPB dan Penyusunan RKBMN oleh Pengguna Barang
13
PENJABARAN PRINSIP-PRINSIP
PENYUSUNAN RKBMN UNTUK PENGADAAN
Penelitian RKBMN KPB dan Penyusunan RKBMN oleh Pengguna Barang (Cont’d)
4. Pengguna Barang dapat menyatukan usulan kebutuhan BMN beberapa satuan kerja
berdasarkan RKBMN KPB. Sebagai contoh: Gedung Keuangan Negara untuk memenuhi
kebutuhan bangunan gedung kantor beberapa satuan kerja yang karena pertimbangan
keterbatasan lahan, akan disatukan dalam 1 area.
5. Proses penelitian merupakan proses yang dilaksanakan Pengguna Barang dalam
menghasilkan dokumen RKBMN Pengguna Barang yang akan direview oleh APIP-K/L.
14
PENJABARAN PRINSIP-PRINSIP
PENYUSUNAN RKBMN UNTUK PEMELIHARAAN
Penyusunan RKBMN KPB dan Penyusunan RKBMN Pengguna Barang
1. Penyusunan RKBMN pemeliharaan agar memperhatikan eksistensi BMN, kondisi BMN (dalam
kondisi baik atau rusak ringan), dan status BMN.
2. Status BMN agar diperhatikan status dalam tahun yang direncanakan.
a. Tidak diajukan pemeliharaannya atas BMN yang dalam tahun yang direncanakan dalam
status digunakan sementara/dioperasikan pihak lain/dipinjampakaikan dengan jangka
waktu lebih dari 6 bulan/ dihentikan penggunaannya/ dipindahtangankan/ dimanfaatkan/
dimusnahkan/ dihapuskan atau masih dalam bentuk KDP atau ATB dalam pengerjaan.
b. Sebaliknya, diajukan pemeliharaannya atas KDP atau ATB dalam pengerjaan yang
direncanakan akan menjadi aset definitif dalam tahun yang direncanakan dan atas BMN
yang sedang digunakan sementara/dioperasikan oleh pihak lain/dipinjampakai/
dimanfaatkan namun akan berakhir dalam tahun yang direncanakan.
c. Diajukan pemeliharaannya atas BMN yang direncanakan pengadaannya dan akan menjadi
aset definitif dalam tahun yang direncanakan, dengan didukung dokumen yang memadai.
5. Diajukan pemeliharaan atas BMN yang karena ketentuan perundang-undangan wajib
dipelihara oleh K/L tertentu.
6. PB Memastikan tidak terdapat pengajuan pemeliharaan dari KPB atas obyek BMN yang
sama. Sebagai contoh KPB yang memiliki dan yang menggunakan bersamaan mengajukan
pemeliharaan atas BMN.
15
DOKUMEN
PERENCANAAN KEBUTUHAN BMN
RKBMN dokumen perencanaan BMN untuk periode 1 tahun. Untuk itu, dalam hal
terdapat rencana pengadaan dalam Hasil Penelaahan RKBMN yang belum disetujui
penganggarannya, PB/KPB dapat mengajukan kembali RKBMN pengadaan tersebut
dengan keterangan seperlunya.
16
REVIEW RKBMN
Pengguna Barang Oleh APIP
1. Sasaran review APIP-K/L keyakinan bahwa dokumen Perencanaan Kebutuhan BMN yang
disusun oleh Pengguna Barang :
a. telah sesuai dengan Renstra K/L, dan didukung kelengkapan data pendukung yang
memadai ,
b. kepatuhan terhadap penerapan ketentuan Perencanaan Kebutuhan BMN antara lain
SBSK, kondisi dan status barang.
2. APIP-K/L tidak mengambil alih tanggung jawab Pengguna Barang terhadap kebijakan yang
ditetapkan dalam proses penyusunan dan kebenaran angka RKBMN yang diusulkan.
3. Review RKBMN dilaksanakan setelah melalui proses penelitian RKBMN oleh Pengguna
Barang
4. Hasil pelaksanaan prosedur review dituangkan dalam Kertas Kerja Review (KKR)
kesimpulan dan Catatan Hasil Review (CHR).
CHR dibahas dan disampaikan kepada PB untuk menyesuaikan RKBMN.
CHR ditandatangani Tim Review dan Pengguna Barang.
menyusun Laporan Hasil Review (LHR). LHR disampaikan Pimpinan APIP kepada Pengguna
Barang dengan tembusan kepada Sekretaris Jenderal/ Sekretaris Utma/Sekretaris dengan
memperhatikan batas waktu penyampaian RKBMN
5. Tim Review menyusun dokumen clearance berupa “Pernyataan Telah Direview”.
6. Dokumen CHR, clearance, dan/atau LHR digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam
penelaahan RKBMN oleh Pengelola Barang.
17
Kelengkapan Dokumen
Penyampaian RKBMN Pengguna Barang
18
Batas Waktu Penyampaian
RKBMN dan Usulan Perubahan Hasil Penelaahan RKBMN
RKBMN
Paling lambat minggu I bulan Januari TA sebelumnya
19
Batas Waktu Penyampaian
Hasil Penelaahan RKBMN dan
Perubahan Hasil Penelaahan RKBMN
20
PRINSIP UMUM
PENELAAHAN RKBMN
PMK 150/2014, KMK 174/2016, KMK 227/2016, KMK 332/2016
PENGADAAN PEMELIHARAAN
21
P enelaahan RKBMN Oleh P engelola Barang
22
P enelaahan RKBMN Oleh P engelola Barang (Cont’d)
23
PENGECUALIAN RKBMN
24
Pengguna Barang yang tidak memenuhi kewajiban
penyampaian RKBMN tidak dapat mengusulkan
penyediaan anggaran untuk kebutuhan baru (new
initiative) dan penyediaan anggaran angka dasar
(baseline) dalam rangka rencana pengadaan dan/atau
rencana pemeliharaan BMN dalam Rencana Kerja K/L
bersangkutan.
25
MARI KITA BENAHI ASET NEGARA
26
Prinsip Value For Money
27
• Perencanaan pengadaan dapat
mengakibatkan belanja modal sebagaimana
dimaksud dalam kode segmen akun belanja
modal dalam ketentuan yang mengatur
Kodefikasi Segmen Akun Pada Bagan Akun
Standar.
• Perencanaan pengadaan BMN tidak
berdampak pada belanja modal dalam hal
RKBMN Untuk pemenuhan kebutuhan dilaksanakan melalui
Pengadaan mekanisme sewa (PMK 7/2016) atau
optimalisasi BMN pada Pengelola Barang (23
PMK 71/2016).
• Belanja modal berupa renovasi/restorasi
termasuk renovasi/restorasi pada bangunan
pihak lain yang tidak mengubah luasan
bangunan bukan merupakan obyek RKBMN
Untuk Pengadaan.
• Perencanaan pemeliharaan dapat mengakibatkan
belanja pemeliharaan sebagaimana dimaksud
RKBMN Untuk dalam kode segmen akun belanja pemeliharaan
Pemeliharaan dalam ketentuan yang mengatur Kodefikasi
Segmen Akun Pada Bagan Akun Standar.
28
PEMENUHAN PRINSIP VALUE FOR MONEY
DALAM PERENCANAAN KEBUTUHAN BMN
Penelaahan Rencana Kebutuhan Barang Milik Negara (RKBMN) merupakan suatu
proses dalam perencanaan kebutuhan yang ditujukan kepada pemberian
persetujuan rencana pengadaan dan pemeliharaan Barang Milik Negara (BMN)
yang diusulkan Kementerian/Lembaga (K/L) melalui RKBMN.
29
Better practice proses penganggaran mempertimbangkan prinsip value for
money. Sebagai contoh, Pemerintah Federal Australia menterjemahkan prinsip
tersebut sebagai 4Es (Efisiensi, Efektifitas, Ekonomis, dan Ethic/ Kepantasan).
Melalui prinsip ini diharapkan akan tercapai alokasi penganggaran dengan
kualitas tinggi. Untuk memenuhi prinsip tersebut, Budget and Financial
Reporting Group (BFR), Department of Finance Australia mengajukan
pertanyaan-pertanyaan terbuka kepada line ministries (Pengguna Barang) dalam
melakukan evaluasi dan penghitungan biaya proposal kebijakan Pengguna
Barang yang ditujukan pada peningkatan kualitas pengambilan keputusan,
akuntabilitas, mitigasi risiko, dan penggunaan anggaran.
30
Memenuhi amanat Pasal 17 PMK 150/2014, diharapkan Pengelola Barang dapat
mengajukan pertanyaan-pertanyaan terbuka sehingga diperoleh informasi
tambahan yang dapat dipertimbangkan dalam memberikan
persetujuan/penolakan rencana pengadaan dan/atau pemeliharaan BMN.
Pertanyaan-pertanyaan ditujukan untuk memperoleh gambaran organisasi K/L,
dasar keputusan pengajuan kebutuhan BMN, dampak kebutuhan dimaksud
terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi K/L, efektifitas, efisiensi, dan optimalisasi
pengelolaan BMN.
31
A. Relevansi program dengan rencana keluaran (output) berupa BMN dan efektifitas
penggunaan BMN sesuai peruntukkannya dalam rangka menunjang tugas dan fungsi
K/L
1. Apakah rencana pengadaan BMN telah pernah disetujui sebelumnya namun
tidak dapat dialokasikan penganggarannya karena program yang berkaitan
belum dapat dipertimbangkan atau belum menjadi prioritas dalam beberapa
tahun ke depan?
2. Apakah RKBMN Untuk Pengadaan BMN merupakan kelanjutan proses/
penyelesaian proses pembangunan yang telah dimulai dalam tahun sebelumnya
sehingga telah dipertimbangkan penganggarannya dalam prakiraan maju
(baseline) dan bukan merupakan pengadaan baru (new inititiative)?
3. Bagaimana BMN dimaksud dapat menunjang tugas dan fungsi tersebut?
4. Added value apa yang diperoleh dari penggunaan BMN dimaksud dalam
menunjang pelaksanaan tugas dan fungsi K/L.
5. Bagaimana performa tugas dan fungsi K/L selama ini dengan existing BMN tanpa
hal tersebut mengalami perubahan baik dari segi jumlah maupun kualitas?
6. Apakah terdapat tugas dan fungsi yang baru sehingga dibutuhkan tambahan
pengadaan BMN atau pengadaan BMN semata untuk menunjang tugas dan
fungsi yang selama ini telah berjalan?
32
B. Optimalisasi Penggunaan BMN Yang Berada Pada Pengguna Barang
33
4. Apakah telah dipertimbangkan optimalisasi existing BMN yang sedang
dimanfaatkan (pihak lain) dan pemanfaatannya akan berakhir dalam 5 tahun
sehingga tidak terdapat idle asset dalam 5 tahun ke depan apabila dilakukan
pengadaan BMN?
5. Apakah telah dipertimbangkan kemungkinan pemenuhan BMN melalui
optimalisasi existing BMN pada Pengelola Barang?
6. Apakah rencana pembangunan gedung kantor dan/atau rumah negara di
atas tanah yang telah tersedia telah sesuai dengan rencana peruntukan
tanah saat pengadaannya? Apabila terdapat perubahan dan usulan
pengadaan bangunan gedung kantor dan/atau rumah negara di atasnya tidak
dapat dipertimbangkan untuk disetujui atas dasar SBSK, apa rencana K/L atas
existing tanah?
7. Bagaimana standar kebutuhan BMN atas organisasi sejenis pada K/L lainnya
(misalnya, antar satuan kerja pusat yang memiliki tugas dan fungsi sejenis)?
8. Apakah rencana pengadaan bangunan gedung kantor dan/atau rumah
negara telah mempertimbangkan ketersediaan tanah dan/atau pengadaan
tanah?
34