Anda di halaman 1dari 34

PERENCANAAN KEBUTUHAN BMN

Integrasi
Sistem Pengelolaan Aset

Sistem Penganggaran

DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA


1
DIREKTORAT BARANG MILIK NEGARA
PARADIGMA PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA-
GOOD GOVERNANCE DAN FISCAL SUSTAINABILITY
MELALUI PENGELOLAAN ASET PUBLIK

• Keuangan Negara UU No. 1 • Pemeriksaan


“semua hak dan Tahun 2004 Pengelolaan
kewajiban negara yang dan Tanggung
dapat dinilai dengan Jawab
uang, serta segala • Perbendaharaan
Keuangan
sesuatu baik berupa Negara
Negara
uang maupun berupa “pengelolaan dan
”Transparansi
BARANG yang dapat pertanggungjawaban
dan reliability
dijadikan milik negara keuangan negara,
pertanggungjawa
berhubung dengan termasuk investasi
ban Keuangan
pelaksanaan hak dan dan kekayaan yang
Negara”
kewajiban tersebut” dipisahkan, yang
ditetapkan dalam
UU No. 17 APBN dan APBD UU No. 15
Tahun 2003 Tahun 2004

2
Slide 3
SIKLUS PENGELOLAAN ASET PUBLIK

Peroleha
n APBN
PERENCANAAN Lainnya
BMN

STATUS  Sewa
REGULER: PENGGUNAAN  Pinjam Pakai
INSIDENTIL:
PEMELIHARAAN  BGS/BSG
PEMANFAATAN  KSP
PENGAWASAN &
PENGENDALIAN PENILAIAN  KSP
Infrastruktur
PENATAUSAHAAN

 Penjualan
PEMUSNAHAN PEMINDAHTANGANAN
 Hibah
 Tukar Menukar
 PMP
PENGHAPUSAN

3
DASAR HUKUM

PP 90/2010
PP 27/2014 (Pasal 6 & Perpres 73/2011
Pasal 9 (3) Penjelasannya) (Pasal 12)

Perencanaan Kebutuhan RKA-K/L memuat  Persiapan


merupakan salah satu informasi kinerja dimana Pembangunan
dasar bagi K/L/SKPD sasaran kinerja K/L yang bangunan gedung
negara meliputi a.l.
dalam pengusulan keluarannya berbentuk
Penyusunan Rencana
penyediaan anggaran BMN mengacu pada Kebutuhan
untuk kebutuhan baru Rencana Kebutuhan
(new initiative) dan angka Pengadaan BMN  Rencana Kebutuhan
dasar (baseline) serta yang pendanaannya
penyusunan rencana kerja bersumber dari APBN,
dan anggaran. harus mendapat
persetujuan Menteri
Keuangan

Amanat Integrasi Sistem Pengelolaan Aset dan Sistem Penganggaran

4
KETENTUAN PELAKSANAAN

Keputusan
Peraturan Menteri Keuangan
Menteri Keuangan
KMK 450/2014 jo. KMK 174/2016
PMK 76/2015 SBSK AADB Modul Penyusunan RKBMN
Dinas Operasional Jabatan Di
Dalam Negeri KMK 452/2014 jo. KMK 227/2016
Modul Penelaahan RKBMN
PMK 150/2014 Perencanaan
Kebutuhan BMN KMK 332/2016 Modul Reviu APIP

PMK 248/2011 jo. PMK 7/2016 KMK 310/2015 Modul Penelaahan


RKBMN Untuk AADB
SBSK BMN Berupa Tanah
dan/atau Bangunan KMK 577/2017 Modul Penyusunan
RKBMN Untuk AADB
PMK 71/2016 Tata Cara
Pengelolaan BMN Yang Tidak KMK 451/2014 Pendelegasian
Digunakan Untuk Tusi KL Dirjen KN ke Dir BMN

5
INTEGRASI SISTEM PENGELOLAAN ASET dan
SISTEM PENGANGGARAN
JAN – APRIL MEI – JULI AGS - OKT NOP – DES
DPR MULAI

Januari Pembicaraan
Nota
Keuangan;
Pendahuluan
RAPBN; RUU UU APBN
Arah RAPBN
APBN
Kebijakan

Rancangan
Kabinet Awal RKP
RKP Pembaha Alokasi
Anggaran K/L
san

Kemenkeu Pagu
Berita Acara
Anggaran
Pagu Nota
K/L
Indikatif K/L Maret Keuangan; SELESAI
RAPBN; RUU
Feb M4 Juni APBN

Perkiraan Penelaahan
Kapasitas Hasil RKA-KL
Penge
Fiskal Penelaahan sahan
RKBMN DIPA

K/L
Indikasi M4 Juli
Kebutuhan Renja K/L
Penyu
Anggaran Penyesuaian sunan
RKA-KL DIPA
RKAKL
RKBMN
6
DEFINISI

Definisi (PP 27/2014)


“kegiatan merumuskan rincian kebutuhan
BMN/Daerah untuk menghubungkan
pengadaan barang yang telah lalu dengan
keadaan yang sedang berjalan sebagai dasar
dalam melakukan tindakan yang akan datang”

7
KEWENANGAN DAN TANGGUNG JAWAB

Pengguna /
Pengelola Barang
Kuasa Pengguna Barang
menelaah RKBMN; Pengguna Barang:
menandatangani Hasil melakukan penelitian RKBMN KPB;
Penelaahan RKBMN; menyampaikan RKBMN K/L kepada Pengelola
Barang;
menyampaikan Hasil memberikan penjelasan, klarifikasi, dan/atau
Penelaahan RKBMN kepada keterangan lain yang diperlukan oleh
Pengelola Barang terkait dengan RKBMN yang
Pengguna Barang; diusulkan;
memproses atau tidak menandatangani Hasil Penelaahan RKBMN;
memproses usulan perubahan dan
RKBMN; dan menandatangani Perubahan Hasil Penelaahan
RKBMN.
menandatangani Perubahan bertanggung jawab atas kebenaran,
Hasil Penelaahan RKBMN; dan kelengkapan, dan kepatuhan penerapan
kaidah Perencanaan Kebutuhan BMN dalam
menyampaikan Perubahan Hasil usulan RKBMN.
Penelaahan RKBMN kepada Kuasa Pengguna Barang:
Pengguna Barang.
mengajukan RKBMN untuk lingkungan kantor
yang dipimpinnya kepada Pengguna Barang.

8
RUANG LINGKUP
Perencanaan
Pemanfaatan
Perencanaan Perencanaan
Pemindahtanganan Penghapusan

 Tanah dan/atau
Bangunan;
 Tanah dan/atau Perencanaan  Selain Tanah
Bangunan;
PENGADAAN dan/atau
 Alat Angkutan Bangunan,
bermotor; Perencanaan
PEMELIHARAAN
 BMN selain yang telah terdapat
tersebut di atas SBSK-nya
dengan nilai
“Perencanaan aset tidak dapat dipisahkan antara
perolehan per
tahap siklus hidup aset yang satu dengan lainnya.”
satuan paling
sedikit Rp100juta. Dalam menyusun RKBMN Pengadaan dan Pemeliharaan, K/L agar
mempertimbangkan rencana pemindahtanganan, pemanfaatan, dan
penghapusan BMN.

9
PRINSIP UMUM PENYUSUNAN RKBMN

RKBMN Untuk RKBMN Untuk


PENGADAAN PEMELIHARAAN
Kesesuaian program, kegiatan, output
dengan Renstra-K/L;
Kesesuaian kebutuhan BMN dengan Disusun berdasarkan DAFTAR
SBSK; BARANG yang memuat informasi
STATUS PENGGUNAAN dan KONDISI
Ketersediaan BMN; BARANG.
sebagian tanah dan/atau
bangunan sedang tidak digunakan TIDAK dapat diusulkan atas BMN:
dan/atau tidak direncanakan dalam kondisi RUSAK BERAT;
digunakan sebelum berakhirnya
tahun ketiga dan/atau tidak dalam status PENGGUNAAN
direncanakan untuk dimanfaatkan SEMENTARA;
sebelum berakhirnya tahun kedua. dalam status DIOPERASIKAN
BMN selain tanah dan/atau PIHAK LAIN; dan/atau
bangunan sedang tidak digunakan dalam status DIMANFAATKAN
untuk menyelenggarakan tusi.
(KECUALI pinjam pakai dengan
Jangka waktu pemanfaatan BMN jangka waktu kurang dari
berakhir dalam jangka waktu 6 bulan)
maksimal 5 tahun
Pemeliharaan BMN dalam status
penggunaan sementara diusulkan oleh
APIP K/L mereview kebenaran, K/L yang menggunakan sementara
kelengkapan, dan kepatuhan BMN.
penerapan kaidah Perencanaan
Kebutuhan BMN.

10
PENJABARAN PRINSIP-PRINSIP
PENYUSUNAN RKBMN UNTUK PENGADAAN
1. Penyusunan RKBMN Kuasa Pengguna Barang
1. KPB agar melakukan sinkronisasi data transaksi SIMAK ke dalam SIMAN
2. KPB agar melakukan update data manajerial BMN dalam aplikasi SIMAN
3. KPB mengusulkan kebutuhan BMN dengan melakukan input pada kolom USULAN
dokumen RKBMN.
4. KPB melakukan perhitungan SBSK sebagai berikut:
a. Standar luas, ketinggian, jumlah unit, dan luas tanah untuk Tanah dan Bangunan
Gedung Kantor, Rumah Negara, dengan ketentuan antara lain:
1) KPB/instansi vertikal  tertinggi eselon III/IV hanya dapat memiliki bangunan
gedung kantor masing-masing sebanyak 1 unit (KUA dan UPT).
2) Standar luas bangunan gedung kantor salah satunya sangat dipengaruhi oleh
komposisi jumlah dan struktur pegawai yang akan menempati bangunan.
3) Tipologi organisai yang berdampak pada perubahan jumlah dan struktur pegawai.
4) RKBMN pengadaan tanah untuk bangunan gedung kantor/rumah negara hanya
dapat diajukan bersamaan dengan rencana bangunan di atasnya.
b. Kendaraan Jabatan (AADB) mencakup pengaturan jumlah unit, jenis, dan spesifikasi

11
PENJABARAN PRINSIP-PRINSIP
PENYUSUNAN RKBMN UNTUK PENGADAAN
Penyusunan RKBMN Kuasa Pengguna Barang (Cont’d)
3. KPB melakukan optimalisasi existing BMN di lingkungan kantor yang dipimpinnya:
a. Untuk bangunan gedung kantor secara prinsip adalah berdasarkan formula Vacancy Rate (VR)
sebagai berikut:
VR = ( 1 - Luas SBSK ) x 100%
Luas Existing
Optimalisasi existing bangunan gedung kantor (termasuk idle) dengan mempertimbangkan :
1) lokasi existing BMN,
2) rencana penggunaan/pemanfaatan/pemindahtanganan/pemusnahan/penghapusan,
3) Rencana penyelesaian KDP
b. Untuk existing AADB
 berdasarkan rencana penggunaan existing AADB (tetap digunakan pejabat yang
bersangkutan saat ini, dialihkan ke pejabat lain, alih fungsi menjadi kendaraan dinas
operasional, atau alih status penggunaan);
 rencana pemindahtanganan/penghapusan sesuai ketentuan yang berlaku.
4. KPB memberikan informasi lainnya terkait rencana pengadaan antara lain skema pemenuhan
kebutuhan BMN, rencana pengadaan merupakan rencana baru atau telah pernah disetujui
dalam Hasil Penelaahan RKBMN namun belum dapat dialokasikan anggarannya pada DIPA, dsb.

12
PENJABARAN PRINSIP-PRINSIP
PENYUSUNAN RKBMN UNTUK PENGADAAN
2. Penelitian RKBMN KPB dan Penyusunan RKBMN oleh Pengguna Barang

1.Memastikan kesesuaian program, kegiatan, output dengan Renstra K/L


2.Memastikan kesesuaian kebutuhan BMN dengan SBSK
3.Melakukan optimalisasi existing BMN di lingkungan kantor yang dipimpinnya
a. Untuk bangunan gedung kantor, antara lain:
1)existing BMN dengan lokasi yang “sama”, yaitu:
 dalam 1 provinsi untuk satuan kerja pusat;
 dalam 1 kotamadya/ kabupaten untuk instansi vertikal;
 dalam 1 kecamatan untuk instansi vertikal yang karena tugas dan fungsinya harus
berada pada tiap kecamatan. Sebagai contoh: KUA, Polsek;
 dalam 1 kota/kabupaten untuk satuan kerja yang bersifat khusus seperti GKN;
2)existing BMN terindikasi idle ; dan
3)existing BMN yang direncanakan akan berakhir masa pemanfaatannya oleh pihak III
dalam 5 tahun terhitung sejak tahun yang direncanakan.
b.Untuk AADB, Pengguna Barang melakukan optimalisasi AADB dengan pertimbangan
sebagaimana halnya yang dilakukan oleh KPB dengan penyesuaian untuk lingkup yang
lebih luas K/L. Sebagai contoh, rencana penggunaan AADB untuk pejabat lain antar KPB.

13
PENJABARAN PRINSIP-PRINSIP
PENYUSUNAN RKBMN UNTUK PENGADAAN

Penelitian RKBMN KPB dan Penyusunan RKBMN oleh Pengguna Barang (Cont’d)

4. Pengguna Barang dapat menyatukan usulan kebutuhan BMN beberapa satuan kerja
berdasarkan RKBMN KPB. Sebagai contoh: Gedung Keuangan Negara untuk memenuhi
kebutuhan bangunan gedung kantor beberapa satuan kerja yang karena pertimbangan
keterbatasan lahan, akan disatukan dalam 1 area.
5. Proses penelitian merupakan proses yang dilaksanakan Pengguna Barang dalam
menghasilkan dokumen RKBMN Pengguna Barang yang akan direview oleh APIP-K/L.

14
PENJABARAN PRINSIP-PRINSIP
PENYUSUNAN RKBMN UNTUK PEMELIHARAAN
Penyusunan RKBMN KPB dan Penyusunan RKBMN Pengguna Barang
1. Penyusunan RKBMN pemeliharaan agar memperhatikan eksistensi BMN, kondisi BMN (dalam
kondisi baik atau rusak ringan), dan status BMN.
2. Status BMN agar diperhatikan status dalam tahun yang direncanakan.
a. Tidak diajukan pemeliharaannya atas BMN yang dalam tahun yang direncanakan dalam
status digunakan sementara/dioperasikan pihak lain/dipinjampakaikan dengan jangka
waktu lebih dari 6 bulan/ dihentikan penggunaannya/ dipindahtangankan/ dimanfaatkan/
dimusnahkan/ dihapuskan atau masih dalam bentuk KDP atau ATB dalam pengerjaan.
b. Sebaliknya, diajukan pemeliharaannya atas KDP atau ATB dalam pengerjaan yang
direncanakan akan menjadi aset definitif dalam tahun yang direncanakan dan atas BMN
yang sedang digunakan sementara/dioperasikan oleh pihak lain/dipinjampakai/
dimanfaatkan namun akan berakhir dalam tahun yang direncanakan.
c. Diajukan pemeliharaannya atas BMN yang direncanakan pengadaannya dan akan menjadi
aset definitif dalam tahun yang direncanakan, dengan didukung dokumen yang memadai.
5. Diajukan pemeliharaan atas BMN yang karena ketentuan perundang-undangan wajib
dipelihara oleh K/L tertentu.
6. PB Memastikan tidak terdapat pengajuan pemeliharaan dari KPB atas obyek BMN yang
sama. Sebagai contoh KPB yang memiliki dan yang menggunakan bersamaan mengajukan
pemeliharaan atas BMN.

15
DOKUMEN
PERENCANAAN KEBUTUHAN BMN

RKBMN dokumen perencanaan BMN untuk periode 1 tahun. Untuk itu, dalam hal
terdapat rencana pengadaan dalam Hasil Penelaahan RKBMN yang belum disetujui
penganggarannya, PB/KPB dapat mengajukan kembali RKBMN pengadaan tersebut
dengan keterangan seperlunya.

Hasil Penelaahan RKBMN dokumen penelaahan RKBMN antara Pengguna


Barang dan Pengelola Barang.

Usulan Perubahan Hasil Penelaahan RKBMN dokumen penelaahan


RKBMN yang diusulkan untuk dilakukan perubahan. Disampaikan atas rencana
revisi anggaran yang berdampak pada PERUBAHAN kebutuhan
pengadaan/pemeliharaan.

Perubahan Hasil Penelaahan RKBMN dokumen penelaahan Usulan


Perubahan Hasil Penelaahan antara Pengguna Barang dan Pengelola Barang

16
REVIEW RKBMN
Pengguna Barang Oleh APIP

1. Sasaran review APIP-K/L  keyakinan bahwa dokumen Perencanaan Kebutuhan BMN yang
disusun oleh Pengguna Barang :
a. telah sesuai dengan Renstra K/L, dan didukung kelengkapan data pendukung yang
memadai ,
b. kepatuhan terhadap penerapan ketentuan Perencanaan Kebutuhan BMN antara lain
SBSK, kondisi dan status barang.
2. APIP-K/L tidak mengambil alih tanggung jawab Pengguna Barang terhadap kebijakan yang
ditetapkan dalam proses penyusunan dan kebenaran angka RKBMN yang diusulkan.
3. Review RKBMN dilaksanakan setelah melalui proses penelitian RKBMN oleh Pengguna
Barang
4. Hasil pelaksanaan prosedur review dituangkan dalam Kertas Kerja Review (KKR)
 kesimpulan dan Catatan Hasil Review (CHR).
 CHR dibahas dan disampaikan kepada PB untuk menyesuaikan RKBMN.
 CHR ditandatangani Tim Review dan Pengguna Barang.
 menyusun Laporan Hasil Review (LHR). LHR disampaikan Pimpinan APIP kepada Pengguna
Barang dengan tembusan kepada Sekretaris Jenderal/ Sekretaris Utma/Sekretaris dengan
memperhatikan batas waktu penyampaian RKBMN
5. Tim Review menyusun dokumen clearance berupa “Pernyataan Telah Direview”.
6. Dokumen CHR, clearance, dan/atau LHR digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam
penelaahan RKBMN oleh Pengelola Barang.
17
Kelengkapan Dokumen
Penyampaian RKBMN Pengguna Barang

Surat Pengantar ditandatangani oleh pelaksana fungsional Menteri/


Pimpinan Lembaga yaitu Sekretaris Jenderal/ Sestama/ Jaksa Agung
Muda Pembinaan/ Piminan Kesekretaiatan/ Kepaniteraan ATAU pejabat
yang didelegasikan.

RKBMN tingkat Kuasa Pengguna Barang

Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak

Laporan hasil review APIP K/L. Laporan hasil review


merujuk pada Catatan Hasil Review, Pernyataan Telah
Direview dan/atau Laporan Hasil Review

Arsip Data Komputer RKBMN. Saat ini penyusunan


RKBMN dilaksanakan menggunakan aplikasi SIMAN
dengan basis web, sehingga tidak diperlukan ADK.

18
Batas Waktu Penyampaian
RKBMN dan Usulan Perubahan Hasil Penelaahan RKBMN

RKBMN
Paling lambat minggu I bulan Januari TA sebelumnya

Usulan Perubahan Hasil Penelaahan RKBMN


Paling lambat 1 bulan sebelum batas waktu
penyampaian revisi anggaran K/L. Revisi anggaran
telah dapat disampaikan setelah ditetapkannya DIPA
Petikan.

19
Batas Waktu Penyampaian
Hasil Penelaahan RKBMN dan
Perubahan Hasil Penelaahan RKBMN

Hasil Penelaahan RKBMN


Paling lambat minggu III bulan Februari TA sebelumnya

Perubahan Hasil Penelaahan RKBMN


Paling lambat 1 minggu sebelum batas waktu
penyampaian revisi anggaran K/L
Note: Materi yang telah disepakati dalam Perubahan Hasil
Penelaahan RKBMN yang telah ditandatangani dapat dijadikan
acuan bagi K/L dalam kaitannya dengan pengusulan penyediaan
anggaran K/L bersangkutan.

20
PRINSIP UMUM
PENELAAHAN RKBMN
PMK 150/2014, KMK 174/2016, KMK 227/2016, KMK 332/2016

PENGADAAN PEMELIHARAAN

relevansi program dengan


rencana keluaran
optimalisasi penggunaan Penelaahan atas BMN yang
BMN yang berada pada diajukan pemeliharaannya
Pengguna Barang dengan menggunakan
efektivitas penggunaan dokumen daftar barang
yang memuat informasi
BMN yang berada pada status dan kondisi barang.
Pengguna Barang
optimalisasi penggunaan
BMN yang pada
Pengelola Barang

21
P enelaahan RKBMN Oleh P engelola Barang

1. Tahap adminitrasi yaitu :


a. pengecekan kelengkapan, legalitas, dan kesesuaian dokumen antara hardcopy dan
softcopy,
b. Check-List Kelengkapan Dokumen RKBMN kelengkapan dokumen
2. Kegiatan substantif  dituangkan dalam Kertas Kerja Penelaahan sebagai materi dalam
kegiatan Forum Penelaahan RKBMN antara Pengelola Barang dengan Pengguna Barang.
3. Catatan Hasil Forum Penelaahan mencakup informasi sebagai berikut:
a. RKBMN Untuk Pengadaan
1) Relevansi program dan rencana keluaran berupa BMN
2) Optimalisasi penggunaan BMN pada Pengguna Barang
3) Efektifitas penggunaan existing BMN dalam menunjang tugas dan fungsi K/L
4) Skema pemenuhan kebutuhan, alternatif penggunaan BMN
b.RKBMN Untuk Pemeliharaan
Konfirmasi kebenaran data BMN yang diusulkan rencana pemeliharaannya terkait
keberadaan, status BMN dalam tahun yang direncanakan, dan kondisi barang.
c. Tindak lanjut hasil review APIP-K/L

22
P enelaahan RKBMN Oleh P engelola Barang (Cont’d)

3. Hasil Penelaahan RKBMN ditetapkan dengan pertimbangan atas dokumen:


a. Check-List Kelengkapan Dokumen;
b. Kertas Kerja Penelaahan; dan
c. Catatan Hasil Forum Penelaahan
Naskah asli Hasil Penelaahan RKBMN ditandatangani oleh Pengelola Barang dan
Pengguna Barang atau pejabat yang didelegasikan.
4. Dokumen Hasil Penelaahan RKBMN Pengadaan dan Hasil Penelaahan RKBMN
Pemeliharaan disertai :
a. Ikhtisar Hasil Penelaahan RKBMN
b.Rincian Hasil Penelaahan RKBMN Pengadaan Yang Tidak Dapat Disetujui
c. Rincian Hasil Penelaahan RKBMN PemeliharaanYang Tidak Dapat Disetujui
5. Hasil Penelaahan RKBMN disampaikan Direktur Jenderal Kekayaan Negara kepada
Pimpinan Kementerian/Lembaga dengan tembusan kepada Menteri Keuangan (sebagai
laporan), Direktur Jenderal Anggaran, APIP-K/L, dan Direktur BMN.

23
PENGECUALIAN RKBMN

Kegiatan dalam rangka mengatasi kondisi darurat a.l. bencana


alam, kebakaran, gangguan keamanan skala besar;
Kegiatan dalam rangka menghadapi kondisi lainnya a.l.
pelaksanaan perjanjian/komitmen internasional dan
instruksi/kebijakan Presiden,
yang terjadi setelah batas akhir penyampaian RKBMN.

Dalam hal terdapat REVISI ANGGARAN yang


berdampak pada perubahan kebutuhan pengadaan
dan/atau pemeliharaan BMN, Pengguna Barang
dapat mengusulkan USULAN PERUBAHAN HASIL
PENELAAHAN RKBMN.

24
Pengguna Barang yang tidak memenuhi kewajiban
penyampaian RKBMN tidak dapat mengusulkan
penyediaan anggaran untuk kebutuhan baru (new
initiative) dan penyediaan anggaran angka dasar
(baseline) dalam rangka rencana pengadaan dan/atau
rencana pemeliharaan BMN dalam Rencana Kerja K/L
bersangkutan.

25
MARI KITA BENAHI ASET NEGARA

26
Prinsip Value For Money

27
• Perencanaan pengadaan dapat
mengakibatkan belanja modal sebagaimana
dimaksud dalam kode segmen akun belanja
modal dalam ketentuan yang mengatur
Kodefikasi Segmen Akun Pada Bagan Akun
Standar.
• Perencanaan pengadaan BMN tidak
berdampak pada belanja modal dalam hal
RKBMN Untuk pemenuhan kebutuhan dilaksanakan melalui
Pengadaan mekanisme sewa (PMK 7/2016) atau
optimalisasi BMN pada Pengelola Barang (23
PMK 71/2016).
• Belanja modal berupa renovasi/restorasi
termasuk renovasi/restorasi pada bangunan
pihak lain yang tidak mengubah luasan
bangunan bukan merupakan obyek RKBMN
Untuk Pengadaan.
• Perencanaan pemeliharaan dapat mengakibatkan
belanja pemeliharaan sebagaimana dimaksud
RKBMN Untuk dalam kode segmen akun belanja pemeliharaan
Pemeliharaan dalam ketentuan yang mengatur Kodefikasi
Segmen Akun Pada Bagan Akun Standar.

28
PEMENUHAN PRINSIP VALUE FOR MONEY
DALAM PERENCANAAN KEBUTUHAN BMN
Penelaahan Rencana Kebutuhan Barang Milik Negara (RKBMN) merupakan suatu
proses dalam perencanaan kebutuhan yang ditujukan kepada pemberian
persetujuan rencana pengadaan dan pemeliharaan Barang Milik Negara (BMN)
yang diusulkan Kementerian/Lembaga (K/L) melalui RKBMN.

Sebagaimana hakekat BMN yang diadakan dalam rangka menunjang


penyelenggaraan tugas dan fungsi K/L serta sejalan dengan sejalan dengan definisi
Perencanaan Kebutuhan BMN sebagaimana Pasal 1 PP 27/2014,
“Perencanaan kebutuhan adalah kegiatan merumuskan rincian kebutuhan
BMN/Daerah untuk menghubungkan pengadaan barang yang telah lalu
dengan keadaan yang sedang berjalan sebagai dasar dalam melakukan
tindakan yang akan datang”,
Pasal 17 PMK PMK 150/2014 mengatur bahwa penelaahan atas RKBMN untuk
pengadaan BMN antara lain dilakukan terhadap:
1. relevansi program dengan rencana keluaran (output) K/L berupa BMN;
2. efektifitas penggunaan BMN yang berada pada Pengguna Barang sesuai
peruntukkannya dalam rangka menunjang tugas dan fungsi K/L; dan
3. optimalisasi penggunaan BMN yang berada pada Pengguna Barang.

29
Better practice proses penganggaran mempertimbangkan prinsip value for
money. Sebagai contoh, Pemerintah Federal Australia menterjemahkan prinsip
tersebut sebagai 4Es (Efisiensi, Efektifitas, Ekonomis, dan Ethic/ Kepantasan).
Melalui prinsip ini diharapkan akan tercapai alokasi penganggaran dengan
kualitas tinggi. Untuk memenuhi prinsip tersebut, Budget and Financial
Reporting Group (BFR), Department of Finance Australia mengajukan
pertanyaan-pertanyaan terbuka kepada line ministries (Pengguna Barang) dalam
melakukan evaluasi dan penghitungan biaya proposal kebijakan Pengguna
Barang yang ditujukan pada peningkatan kualitas pengambilan keputusan,
akuntabilitas, mitigasi risiko, dan penggunaan anggaran.

30
Memenuhi amanat Pasal 17 PMK 150/2014, diharapkan Pengelola Barang dapat
mengajukan pertanyaan-pertanyaan terbuka sehingga diperoleh informasi
tambahan yang dapat dipertimbangkan dalam memberikan
persetujuan/penolakan rencana pengadaan dan/atau pemeliharaan BMN.
Pertanyaan-pertanyaan ditujukan untuk memperoleh gambaran organisasi K/L,
dasar keputusan pengajuan kebutuhan BMN, dampak kebutuhan dimaksud
terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi K/L, efektifitas, efisiensi, dan optimalisasi
pengelolaan BMN.

Demikian pula halnya diharapkan Pengguna Barang juga mempertimbangkan


materi pertanyaan-pertanyaan yang diperlukan penelaah dalam menyusun
RKBMN sehingga RKBMN yan disampaikan telah memiliki kualitas yang baik
dalam hal ini memenuhi prinsip 4Es.

Berikut merupakan contoh materi pertanyaan-pertanyaan terbuka yang dapat


membantu Pengguna Barang dan Pengelola Barang dalam rangka meningkatkan
kualitas pengambilan keputusan, penggunaan BMN dalam menunjang tugas dan
fungsi K/L, serta efektifitas, efisiensi, dan optimalisasi pengelolaan BMN.

31
A. Relevansi program dengan rencana keluaran (output) berupa BMN dan efektifitas
penggunaan BMN sesuai peruntukkannya dalam rangka menunjang tugas dan fungsi
K/L
1. Apakah rencana pengadaan BMN telah pernah disetujui sebelumnya namun
tidak dapat dialokasikan penganggarannya karena program yang berkaitan
belum dapat dipertimbangkan atau belum menjadi prioritas dalam beberapa
tahun ke depan?
2. Apakah RKBMN Untuk Pengadaan BMN merupakan kelanjutan proses/
penyelesaian proses pembangunan yang telah dimulai dalam tahun sebelumnya
sehingga telah dipertimbangkan penganggarannya dalam prakiraan maju
(baseline) dan bukan merupakan pengadaan baru (new inititiative)?
3. Bagaimana BMN dimaksud dapat menunjang tugas dan fungsi tersebut?
4. Added value apa yang diperoleh dari penggunaan BMN dimaksud dalam
menunjang pelaksanaan tugas dan fungsi K/L.
5. Bagaimana performa tugas dan fungsi K/L selama ini dengan existing BMN tanpa
hal tersebut mengalami perubahan baik dari segi jumlah maupun kualitas?
6. Apakah terdapat tugas dan fungsi yang baru sehingga dibutuhkan tambahan
pengadaan BMN atau pengadaan BMN semata untuk menunjang tugas dan
fungsi yang selama ini telah berjalan?

32
B. Optimalisasi Penggunaan BMN Yang Berada Pada Pengguna Barang

Penelaah agar melakukan overview pengaruh RKBMN Untuk Pengadaan


terhadap optimalisasi existing BMN
1. Apakah existing BMN pada Pengguna Barang secara telah digunakan
secara optimal? Dalam rangka menunjang hal ini, diperlukan informasi
Vacancy Rate (VR) setiap bangunan gedung kantor dengan formula
sebagai berikut:
Luas SBSK
VR = ( 1 – Luas Existing
) x 100%

2. Dalam hal RKBMN Untuk Pengadaan BMN diusulkan dengan


pertimbangan relokasi gedung kantor, apa rencana terhadap gedung
kantor yang lama?
3. Apakah usulan pengadaan telah mempertimbangkan anggaran
pengadaan BMN sejenis termasuk penyelesaian KDP dalam hal
kebutuhan pengadaan berupa bangunan?

33
4. Apakah telah dipertimbangkan optimalisasi existing BMN yang sedang
dimanfaatkan (pihak lain) dan pemanfaatannya akan berakhir dalam 5 tahun
sehingga tidak terdapat idle asset dalam 5 tahun ke depan apabila dilakukan
pengadaan BMN?
5. Apakah telah dipertimbangkan kemungkinan pemenuhan BMN melalui
optimalisasi existing BMN pada Pengelola Barang?
6. Apakah rencana pembangunan gedung kantor dan/atau rumah negara di
atas tanah yang telah tersedia telah sesuai dengan rencana peruntukan
tanah saat pengadaannya? Apabila terdapat perubahan dan usulan
pengadaan bangunan gedung kantor dan/atau rumah negara di atasnya tidak
dapat dipertimbangkan untuk disetujui atas dasar SBSK, apa rencana K/L atas
existing tanah?
7. Bagaimana standar kebutuhan BMN atas organisasi sejenis pada K/L lainnya
(misalnya, antar satuan kerja pusat yang memiliki tugas dan fungsi sejenis)?
8. Apakah rencana pengadaan bangunan gedung kantor dan/atau rumah
negara telah mempertimbangkan ketersediaan tanah dan/atau pengadaan
tanah?

34

Anda mungkin juga menyukai