Anda di halaman 1dari 124

KEMENTERIAN DALAM NEGERI

REPUBLIK INDONESIA

Arah Kebijakan
Permendagri No. 77 Tahun
2020 Tentang Pedoman Teknis
Pengelolaan Keuangan Daerah

Oleh :
Dr. BAHRI, SSTP.,M.Si
Direktur Perencanaan Anggaran Daerah

@ditjenbinakeuda http://www.sipd.kemendagri.go.id
PERAN STRATEGIS KEMENDAGRI
Pasal 373
UU NO. 23 TAHUN 2014 ttg PEMDA (1) Pemerintah Pusat melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap
MDN melakukan pembinaan dan pengawasan umum penyelenggaraan Pemerintahan Daerah provinsi.
penyelenggaraan pemda secara nasional • pelayanan & pemberdayaan (2) Gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat melakukan pembinaan dan
masyarkat pengawasan terhadap penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
• pembangunan daerah kabupaten/kota.
• Demokrasi (3) Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
• penegakan hukum dan secara nasional dikoordinasikan oleh Menteri.
• kesatuan bangsa Pasal 374
(1) Pembinaan terhadap penyelenggaraan Pemerintahan Daerah provinsi
• Penjabaran Visi, Misi, dan Program sebagaimana dimaksud dalam Pasal 373 ayat (1) dilaksanakan oleh
sesuai dgn agenda prioritas kerja Menteri, menteri teknis, dan kepala lembaga pemerintah
Presiden dan Wakil Presiden.
• Penjabaran Program Operasional
nonkementerian.
KEMENDAGRI (2) Menteri melakukan pembinaan yang bersifat umum meliputi:
POROS • Koordinasi antar K/L secara terpadu a. pembagian Urusan Pemerintahan;
Pemerintahan & b. kelembagaan Daerah;
Politik Dalam Negeri c. kepegawaian pada Perangkat Daerah;
Melaksanakan program secara efektif, d. keuangan Daerah;
efisien, bersih berwibawa dlm rangka e. pembangunan Daerah;
memperkokoh NKRI f. pelayanan publik di Daerah;
g. kerja sama Daerah;
h. kebijakan Daerah;
Mengelola dan memecahkan i. kepala Daerah dan DPRD; dan
SASARAN PEMERINTAHAN DAERAH YG
BERSIH, EFEKTIF DAN DEMOKRATIS berbagai isu strategis j. bentuk pembinaan lain sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan
KEBIJAKAN PENGELOLAAN
KEUANGAN DAERAH
23 UU Pemerintahan Daerah

12
PP Pengelolaan Keuda

Pedoman Teknis
Perpres Satu Data Perpres Stranas PK
77
Pengelolaan Keuda

39 Klasifikasi, Kodefikasi & Nomenklatur


Perencanaan Pembangunan
& Keuangan Daerah Sistem Informasi Pemerintahan Daerah
54
90 SATU DATA
SATU SISTEM
70
71 95
PP Standar Akuntansi Pemerintahan Perpres SPBE
KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH

PP No. 12 Tahun 2019 Permendagri No. 86 Tahun 2017 (REVISI)


Pengelolaan Keuangan Daerah 01 05 Tata Cara Perencanaan, Pengendalian Dan Evaluasi Pembangunan
Daerah, Tata Cara Evaluasi Ranperda Tentang RJPD Dan RPJMD, Serta
Tata Cara Perubahan RPJPD, RPJMD, Dan RKPD

PP No. 13 Tahun 2019 Permendagri No. 99 Tahun 2018


Laporan dan Evaluasi Penyelenggaraan 02 06 Pembinaan dan Pengendalian Penataan
Pemerintahan Daerah Perangkat Daerah

PP No. 12 Tahun 2017 Permendagri No. 70 Tahun 2019


03 07 Sistem Informasi Pemerintah Daerah
Pembinaan dan Pengawasan Penyelanggaraan
Urusan Pemerintahan Konkuren UU 23 Tahun 2014
Pemerintahan Daerah
PP No. 18 Tahun 2016 jp PP 72 Tahun 2019 Permendagri No. 90 Tahun 2019
04 08 Klasifikasi, Kodefikasi & Nomenklatur
Perangkat Daerah Perencanaan Pembangunan & Keuangan Daerah

Permendagri 18 Tahun 2020


KEMENTERIAN DALAM NEGERI memiliki 09 Laporan dan Evaluasi Penyelenggaraan
Permendagri 40 Tahun 2020
kewenangan melakukan sinkronisasi kebijakan Pedoman Penyusunan Rencana Kerja
12 Pemerintahan Daerah
pemerintah daerah mulai dari penyelenggaraan
urusan, pelaksana urusan, pengelolaan keuangan
Permendagri No. 77 Tahun 2020
atas pelaksanaan urusan, pembinaan dan Permendagri 64 Tahun 2020 10
Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Daerah
11
pengawasan hingga laporan dan evaluasi Pedoman Penyusunan APBD TA 2021
penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah.
KEBIJAKAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
“Keuangan Daerah adalah semua hak
dan kewajiban Daerah dalam rangka
penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
yang dapat dinilai dengan uang serta
segala bentuk kekayaan yang dapat
dijadikan milik Daerah berhubung
dengan hak dan kewajiban Daerah
tersebut.”

“Pengelolaan Keuangan Daerah


adalah keseluruhan kegiatan yang
meliputi perencanaan, penganggaran,
pelaksanaan, penatausahaan,
pelaporan, pertanggungiawaban, dan
pengawasan Keuangan Daerah.”
SIKLUS PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

PELAKSANAAN &
PENATAUSAHAAN

PERENCANAAN PENGANGGARAN

PERTANGGUNGJAWABAN
PELAKSANAAN

AKUNTANSI &
PELAPORAN

PEMBINAAN & PENGAWASAN


SIKLUS PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

Peran TAPD menjadi vital dalam mengendalikan


• KUA – PPAS

n
ar a
PERENCANAAN & konsistensi dan korelasi logis antara Kinerja
• RKA-SKPD

gg
(impact, outcome, output) dan Keuangan dalam

An
PENGANGGARAN
• Rancangan Perda APBD

an
setiap dokumen perencanaan pembangunan dan

na
penganggaran yang disusun oleh Perangkat

ca
• Rancangan Perkada

re n
Daerah.
Penjabaran APBD

Pe
Kode Urusan, Bidang Urusan, Program,
Pemda : Kegiatan & Sub Kegiatan Kode Urusan, Bidang Urusan,
• RPJMD Kode Organisasi Program, Kegiatan & Sub Kegiatan
Kode Organisasi
• RKPD Kode Lokasi (Administrasi Kewilayahan)
Kode Lokasi (Administrasi
Kode Sumber Pendanaan Kewilayahan)
Kode Sumber Pendanaan
Kode Rekening (jika input dari rincian)
Kode Rekening

an
Konsistensi penyajian informasi pada setiap
un
Perangkat Daerah : ba
ng tahapan perencanaan pembangunan hingga
em

• Renstra Perencanaan anggaran menggunakan kodefikasi


P
an

dan nomenklatur yang mengacu pada Permendagri


• Renja
na
ca

No. 90 Tahun 2019 dan pemutakhirannya.


re n
Pe
SIKLUS PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

• Evaluasi
Pada tahapan PELAKSANAAN akan selalu tersaji informasi
• Reviu PELAKSANAAN PELAPORAN
pada setiap transaksi PENATAUSAHAAN yang bersanding
dengan transaksi AKUNTANSI juga pencapaian KINERJA • Audit
secara bersamaan melalui SIPD sebagai bagian dari Sistem • Statistik
Pengendalian Intern (SPI) di perangkat daerah PENGAWASAN &
• Transaksi Penatausahaan Pendapatan PEMERIKSAAN
• Transaksi Akuntansi Pendapatan LRA & LO
• Transaksi Akuntansi Neraca
02 05 • Laporan Keuangan SKPD
• Laporan Keuangan Pemda
• Transaksi Penatausahaan Belanja • Laporan Kinerja
• Transaksi Akuntansi Belanja (LRA) Aktivitas Pengawasan dan


Transaksi Akuntansi Beban (LO)
Transaksi Akuntansi Neraca 03 pemeriksaan dapat dilakukan di
setiap transaksi baik oleh APIP
• Capaian Kinerja Perangkat Daerah maupun BPK-RI

04 Selain itu, penyajian kebutuhan


informasi dapat dilakukan secara
• Transaksi Penatausahaan Pembiayaan realtime dan secara berjenjang dari
• Transaksi Akuntansi Pembiayaan (LRA) 01 • DPA-SKPD
• Anggaran Kas level perangkat daerah, pemerintah
• Transaksi LO dan Neraca daerah hingga Pemerintah Pusat
• SPD
Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Daerah

I BATANG TUBUH PERMENDAGRI NO. 77 TAHUN 2020

II LAMPIRAN PERMENDAGRI NO. 77 TAHUN 2020 9 KEKAYAAN DAN UTANG DAERAH

1 PENGELOLA KEUANGAN DAERAH 5 PELAKSANAAN & PENATAUSAHAAN 10 BLUD

2 APBD 6 PERUBAHAN APBD 11 PENYELESAIAN KERUGIAN DAERAH

3 PENYUSUNAN RANCANGAN APBD 7 AKUNTANSI & PELAPORAN 12 INFORMASI KEUANGAN DAERAH

PERTANGUNGJAWABAN 13
4 PENETAPAN APBD 8 PEMBINAAN & PENGAWASAN
PELAKSANAAN APBD
BATANG TUBUH
I
PERMENDAGRI NO. 77 TAHUN 2020
BATANG TUBUH
I PERMENDAGRI NO. 77 TAHUN 2020
II LAMPIRAN PERMENDAGRI NO. 77 TAHUN 2020
1 PENGELOLA KEUANGAN DAERAH

Pengelola Keuangan Daerah adalah pejabat pengelola keuangan


daerah yang melakukan keseluruhan kegiatan yang meliputi
perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, penatausahaan,
pelaporan, pertanggungjawaban, dan pengawasan Keuangan Daerah.

Pelaksanaan tugas dan wewenang Pengelola keuangan Daerah dapat


melibatkan informasi, aliran data, penggunaan dan penyajian
dokumen yang dilakukan secara elektronik.

Dokumen dalam Peraturan Menteri ini disajikan dalam bentuk


ilustrasi dokumen berupa contoh yang menggambarkan kebutuhan
informasi yang bersifat dinamis dalam setiap tahapan pengelolaan
keuangan daerah.
1 PENGELOLA KEUANGAN DAERAH

PEMEGANG KEKUASAAN
PENGELOLAAN KEUANGAN
DAERAH

KOORDINATOR
PENGELOLAAN PEJABAT PENGELOLAAN KUASA
KEUANGAN DAERAH KEUANGAN DAERAH PENGGUNA ANGGARAN
PENGGUNA ANGGARAN
(PPKD) (KPA)
(PA)

BENDAHARA BENDAHARA PEMBANTU

TAPD KUASA BUD PPTK PPK-SKPD PPTK PPK-UNIT SKPD

(jika KPA adalah Anak dari SKPD)


1 PENGELOLA KEUANGAN DAERAH

Pemegang Kekuasaan Pengelolaan Keuangan Daerah ü Selain kewenangan di atas, terdapat kewenangan lain
yaitu paling sedikit menetapkan Bendahara
Rancangan Rancangan P- Rancangan PP-
penerimaan pembantu, bendahara pengeluaran
APBD APBD APBD pembantu bendahara bantuan operasional sekolah,
bendahara BLUD atau bendahara khusus lainnya yang
Pemilik Modal Mengambil Tindakan
PERUMDA
Menyusun &
Tertentu dlm keadaan diamanatkan peraturan perudang-undangan.
Mengajukan
Mendesak
Melaksanakan ü Dalam melaksanakan kekuasaan Kepala Daerah
mewakili PEMDA dalam
pemegang kekuasaan
kewenangan lain sesuai
PUU
melimpahkan sebagian atau seluruh kekuasaannya
kepemilikan kekayaan KEPALA DAERAH
daerah yang dipisahkan
Pengelolaan Keuda yang berupa perencanaan, penganggaran,
Kebijakan terkait pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan dan
Pengelolaan keuda
pertanggungjawaban, serta pengawasan Keuangan
Pemegang Saham
PERSEROAN Menetapkan
Kebijakan terkait Daerah kepada Pejabat Perangkat Daerah dengan
Pengelolaan APBD
memperhatikan sistem pengendalian internal yang
APBD didasarkan pada prinsip pemisahan kewenangan
Pelimpahan Perda P-APBD antara yang memerintahkan, menguji, dan menerima
PP-APBD atau mengeluarkan uang

Kepala SKPD SEKDA sebagai Kepala SKPKD ü Pelimpahan kekuasaan ditetapkan dengan keputusan
sebagai PA Koordinator sebagai PPKD
Kepala Daerah.
1 PENGELOLA KEUANGAN DAERAH

Koordinator Pengelolaan Keuangan Daerah


Penyiapan
Domlak APBD
ü Koordinator pengelolaan keuangan
SEKDA sebagai
Koordinasi
Sistem &
Prosedur
daerah dalam pelaksanaan tugasnya
Koordinator
Pengelolaan
Keuda
Kebijakan
Akuntansi
bertanggung jawab kepada kepala
Laporan daerah
Keuangan
Ketua TAPD
Rancangan APBD

Rancangan P-
ü Koordinator dalam pengelolaan keuangan
Penyusunan
APBD
daerah merupakan terkait dengan peran
Menyusun TAPD Rancangan PP-
APBD dan fungsi sekretaris daerah membantu
• Rancangan KUA/
Persetujuan Pengesahan DPA
Kepala Daerah dalam menyusun

Perubahan KUA
Rancangan PPAS/
Membahas
Pelaksanaan
Tugas Lainnya kebijakan dan mengkoordinasikan
Perubahan PPAS
• RKA-SKPD penyelenggaraan Urusan Pemerintahan
Verifikasi • Rancangan DPA-SKPD/P-
• Kebijakan Pengelolaan
keuda
DPA-SKPD daerah termasuk Pengelolaan Keuangan
• Rancangan APBD/P-
APBD/PP-APBD
Menyiapkan
SE-KDH ttg Pedoman
Penyusunan RKA Daerah.
• Hasil Evaluasi APBD/P-
APBD/PP-APBD Melaksanakan
Tugas Lainnya
1 PENGELOLA KEUANGAN DAERAH

Pejabat Pengelolaan Keuangan Daerah

Kepala SKPKD
Menyusun Kebijakan & Domlak APBD Kepala SKPKD selaku PPKD adalah Kepala SKPD yang
Menyusun APBD
sebagai PPKD
Mengesahkan DPA-SKPD melaksanakan unsur penunjang urusan pemerintahan pada
P-APBD

PP-APBD Menetapkan SPD


pemerintah daerah yang melaksanakan pengelolaan
Melaksanakan
Kebijakan
Pengelolaan Melaksanakan/Melakukan :
keuangan daerah
keuda • Pengendalian Pelaks APBD

Pemungutan


Pemungutan Pajak Daerah
Sistem Akuntansi & Pelaporan
Dalam hal kewenangan pemungutan pajak daerah dipisahkan dari
Pendapatan Daerah • Pencatatan & Pengesahan
Penerimaan & Pengeluaran kewenangan SKPKD, SKPD sesuai dengan ketentuan peraturan
Fungsi BUD Daerah yg tidak melalui Kasda
perundang-undangan dapat melaksanakan pemungutan pajak
Tugas Lainnya Memberikan Juknis Pelaks Sistem
Penerimaan & Pengeluaran Daerah
daerah.

Mengelola Investasi
Menyiapkan Pelaks Pinjaman &
Pemberian Jaminan a.n. Pemda Pengelolaan investasi memperhatikan perolehan manfaat ekonomi,
Menyajikan Informasi Keuda sosial dan/atau manfaat lainnya sebagai akibat langsung dari
Menetapkan Anggaran Kas
Membuka Rekening
investasi tersebut.
melakukan pembayaran melalui • Kas Umum Daerah
penerbitan SP2D • Penerimaan Dalam hal kewenangan mengelola investasi dipisahkan dari
• Pengelu aran
Menyusun Laporan Keuangan yang
Merupakan pertanggungjawaban
kewenangan SKPKD, SKPD sesuai ketentuan peraturan perundang-
pelaksanaan APBD undangan dapat melaksanakan pengelolaan investasi.
1 PENGELOLA KEUANGAN DAERAH

Kuasa BUD

BUD

• Anggaran Kas
Menyiapkan


SPD
dokumen pengesahan dan pencatatan penerimaan
ü Kuasa BUD bertanggung jawab kepada PPKD
Kuasa BUD dan pengeluaran yang tidak melalui RKUD
selaku BUD.
Menerbitkan SP2D
ü Kepala daerah atas usul BUD dapat
memantau
Pelaksanaan Penerimaan & Pengeluaran melalui Bank &
Lembaga Keuangan Lainnya
menetapkan lebih dari 1 (satu) Kuasa BUD di
Mengusahakan &
Dana untuk Pelaksanaan APBD
lingkungan SKPKD dengan pertimbangan
Mengatur
besaran jumlah uang yang dikelola, beban
Menyimpan Uang Daerah
kerja, lokasi, dan/atau rentang kendali.


Penempatan Uang Daerah & Mengelola Investasi
Pembayaran atas beban APBD ü Pertimbangan atas besaran jumlah uang
• Pemberian Pinjaman a.n. Pemda
Melaksanakan/ • Pengelolaan Utang & Piutang Daerah yang dikelola, beban kerja, lokasi, dan/atau
Melakukan • Penagihan Piutang Daerah
• melakukan penyisihan piutang tidak tertagih dalam rentang kendali yang kriterianya ditetapkan
mengelola piutang menatausahakan penyisihan dana
bergulir yang tidak tertagih atas investasi kepala daerah.
1 PENGELOLA KEUANGAN DAERAH

• RKA-SKPD
Pengguna Anggaran • DPA-SKPD
• Anggaran Kas SKPD
• Dokumen NPHD
ü Dalam hal dibentuk SKPD tersendiri yang melaksanakan wewenang melaksanakan • Dokumen Pemberian Bansos
• Dokumen permintaan pengesahan pendapatan & belanja atas penerimaan & pengeluaran daerah sesuai dengan
pemungutan pajak daerah PA melaksanakan pemungutan pajak daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan tidak dilakukan melalui Rekening Kas Umum Daerah
ketentuan peraturan perundang-undangan. • Laporan Keuangan SKPD

ü Dalam hal mengadakan ikatan untuk pengadaan barang dan jasa, PA bertindak sebagai PPTK
pejabat pembuat komitmen sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Menyusun &
Menyampaikan
PPK-SKPD
ü PA yang bertindak sebagai pejabat
pembuat komitmen dapat dibantu oleh • pekerjaan yang telah selesai pada tahun anggaran Melaksanakan/ Kepala SKPD
PPK-UNIT SKPD
Menetapkan
pegawai yang memiliki kompetensi sesuai sebelumnya; melakukan sebagai PA
Pejabat Lainnya
• hasil pekerjaan akibat pemberian kesempatan kepada
dengan bidang tugas pejabat pembuat penyedia barang/jasa menyelesaikan pekerjaan
• Tindakan yg Mengakibatkan Pengeluaran
komitmen atau agen pengadaan sesuai sehingga melampaui tahun anggaran sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan; atas beban APBD
Pembantu Bendahara
Penerimaan, Pembantu
ketentuan peraturan perundang-undangan. • akibat putusan pengadilan yang telah mempunyai • Anggaran SKPD yg Dipimpinnya
Bendahara pengeluaran &
kekuatan hukum tetap; dan • Pengujian atas Tagihan &
Pembantu Bendahara
ü PA bertanggung jawab atas pelaksanaan • kewajiban lainnya yang menjadi beban SKPD yang harus memerintahkan Pembayaran
Pengeluaran Pembantu
dianggarkan pada APBD setiap tahun sampai dengan • Pemungutan Retribusi Daerah
tugas dan wewenangnya kepada kepala selesainya kewajiban tersebut sesuai dengan ketentuan • Pemungutan Lain-lain PAD yang Sah

daerah melalui sekretaris daerah. peraturan perundang-undangan. Tugas PA Lainnya
Mengadakan Perikatan/Perjanjian Kerja sama

ü Berdasarkan pertimbangan beban kerja, • perjanjian atau perikatan; • Menandatangani SPM


Sekretaris daerah dapat melimpahkan • berdasarkan ketentuan peraturan perundang-
undangan;
• Menandatangani NPHD
• Menandatangani dokumen Pemberian Bansos
pada kepala biro untuk provinsi dan kepala • akibat putusan pengadilan yang telah mempunyai Mengawasi Pelaks Anggaran SKPD
• menandatangani dokumen permintaan pengesahan
kekuatan hukum tetap; dan
bagian untuk kabupaten/kota selaku KPA • piutang lainnya yang menjadi hak SKPD sesuai dengan
pendapatan dan belanja atas penerimaan dan
Mengelola Utang & Piutang SKPD pengeluaran daerah sesuai ketentuan peraturan
untuk melakukan pengelolaan keuangan. ketentuan peraturan perundang-undangan. perundang-undangan
1 PENGELOLA KEUANGAN DAERAH

Kuasa Pengguna Anggaran


PERTIMBANGAN BESARAN ANGGARAN
• PA dapat melimpahkan sebagian kewenangannya kepada kepala Unit dilakukan oleh SKPD yang mengelola besaran anggaran
Kepala SKPD SKPD selaku Kuasa Pengguna Anggaran (KPA). Kegiatan/sub kegiatan yang kriterianya ditetapkan oleh kepala
sebagai PA
• Pelimpahan kewenangan berdasarkan pertimbangan besaran daerah.
anggaran kegiatan/sub kegiatan, lokasi, dan/atau rentang kendali.
PERTIMBANGAN LOKASI DAN/ATAU RENTANG KENDALI
• Tindakan yg Mengakibatkan Pengeluaran atas beban APBD
• Anggaran unit SKPD yg Dipimpinnya dilakukan terhadap SKPD yang membentuk cabang dinas, Unit
Kepala Unit SKPD Melaksanakan/
sebagai KPA melakukan
• Pengujian atas Tagihan & memerintahkan Pembayaran Pelaksana Teknis Daerah, dan/atau kelurahan sesuai dengan
• Pemungutan Retribusi Daerah ketentuan peraturan perundang-undangan.
• Tugas KPA Lainnya

ü Pelimpahan sebagian kewenangan ditetapkan oleh kepala


Mengadakan Perikatan/Perjanjian Kerja sama dengan pihak lain daerah atas usul kepala SKPD.
ü Dalam hal mengadakan ikatan untuk pengadaan barang dan
Mengawasi pelaksanaan anggaran yang menjadi tanggung jawabnya
jasa, KPA bertindak sebagai pejabat pembuat komitmen
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Menandatangani SPM-TU dan SPM-LS
ü KPA yang merangkap sebagai Pejabat Pembuat Komitmen
dapat dibantu oleh pegawai yang memiliki kompetensi
Menetapkan PPTK
sesuai dengan bidang tugas pejabat pembuat komitmen
Pejabat Lainnya
atau agen pengadaan sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan.
1 PENGELOLA KEUANGAN DAERAH

Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan ü PA/KPA dalam melaksanakan kegiatan/sub kegiatan


menetapkan pejabat pada SKPD/Unit SKPD selaku PPTK.
• menyusun jadwal pelaksanaan Kegiatan/Sub kegiatan;
• memonitoring dan evaluasi pelaksanaan Kegiatan/Sub
ü PPTK bertugas membantu tugas dan wewenang PA/KPA.
kegiatan; dan
• melaporkan perkembangan pelaksanaan Kegiatan/Sub
kegiatan kepada PA/KPA. PPTK pada SKPD bertanggung jawab kepada PA.

Mengendalikan & Melaporkan


Perkembangan Pelaksanaan PPTK
Teknis PPTK pada Unit SKPD bertanggung jawab kepada KPA

Menyiapkan Dokumen dalam Menyiapkan Dokumen Dalam hal PPTK berhalangan sementara sesuai ketentuan
rangka Pelaksanaan Anggaran Pengadaan Barang dan Jasa
peraturan perundang-undangan, PA/KPA mengambil alih
mandat yang dilaksanakan oleh PPTK.
• menyiapkan laporan kinerja pelaksanaan Kegiatan/Sub
kegiatan;
• menyiapkan dokumen administrasi pembayaran sesuai
dengan persyaratan yang ditetapkan dalam ketentuan
perundang-undangan; dan
• menyimpan dan menjaga keutuhan seluruh dokumen
pelaksanaan kegiatan.
1 PENGELOLA KEUANGAN DAERAH

Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan PPTK merupakan Pegawai ASN yang


menduduki jabatan struktural sesuai
dengan tugas dan fungsinya Pegawai ASN yang menduduki jabatan struktural
Pertimbangan penetapan PPTK didasarkan atas merupakan pejabat satu tingkat di bawah kepala SKPD
pelaksanaan tugas dan fungsi. selaku PA dan/atau memiliki kemampuan manajerial
dan berintegritas.
Penetapan PPTK berdasarkan pertimbangan
Dalam hal PA melimpahan kepada KPA, PPTK
kompetensi jabatan, besaran anggaran
merupakan Pegawai ASN yang menduduki
Kegiatan/sub kegiatan, beban kerja, lokasi,
jabatan struktural satu tingkat di bawah KPA
rentang kendali, dan/atau pertimbangan
dan/atau memiliki kemampuan manajerial dan
objektif lainnya yang kriterianya ditetapkan
berintegritas.
kepala daerah.

PA/KPA dapat menetapkan lebih dari 1 (satu) PPTK Dalam hal tidak terdapat Pegawai ASN yang menduduki
di lingkungan SKPD/Unit SKPD jabatan struktural, PA/KPA dapat menetapkan pejabat
fungsional selaku PPTK yang kriterianya ditetapkan
oleh kepala daerah.
1 PENGELOLA KEUANGAN DAERAH

Pejabat Penatausahaan Keuangan Daerah SKPD

PPK-SKPD Menyiapkan SPM ü Kepala SKPD selaku PA menetapkan PPK SKPD melaksanakan
fungsi tata usaha keuangan pada SKPD.
Melaksanakan fungsi akuntansi ü Pada SKPKD, PPK SKPD melaksanakan fungsi tata usaha
pada SKPD
Melakukan keuangan sesuai ruang lingkup tugas dan wewenang di
Menyusun laporan keuangan SKPD
SKPKD
• verifikasi SPP-UP, SPP-GU, SPP-TU, dan SPP-LS ü Pada pola pengelolaan keuangan BLUD, PPK SKPD
beserta bukti kelengkapannya yang diajukan melaksanakan fungsi tata usaha keuangan sesuai ruang
oleh Bendahara Pengeluaran Menerbitkan surat pernyataan
• verifikasi laporan pertanggungjawaban verifikasi kelengkapan dan lingkup tugas dan wewenang BLUD
Bendahara Penerimaan dan Bendahara keabsahan
Pengeluaran • SPP-UP, ü PPK SKPD tidak merangkap sebagai pejabat dan pegawai
• verifikasi SPP-UP, SPP-GU, SPP-TU, dan SPP-LS • SPP-GU, yang bertugas melakukan pemungutan pajak daerah dan
beserta bukti kelengkapannya yang diajukan • SPP-TU, dan retibusi daerah, Bendahara Penerimaan/Bendahara
oleh Bendahara lainnya • SPP-LS
• verifikasi surat permintaan pembayaran atas beserta bukti kelengkapannya Penerimaan Pembantu, Bendahara Pengeluaran/Bendahara
pengembalian kelebihan pendapatan daerah sebagai dasar penyiapan SPM Pengeluaran Pembantu/Bendahara Khusus, dan/atau PPTK.
dari bendahara penerimaan;
ü Kepala SKPD dapat menetapkan pegawai yang bertugas
Verifikasi oleh PPK SKPD dilakukan dengan tujuan membantu PPK-SKPD untuk meningkatkan efektivitas
untuk meneliti kelengkapan dan keabsahan.
penatausahaan keuangan SKPD.
1 PENGELOLA KEUANGAN DAERAH

Pejabat Penatausahaan Keuangan Daerah – UNIT SKPD Dalam hal PA melimpahkan sebagian tugasnya kepada KPA, PA menetapkan PPK
Unit SKPD untuk melaksanakan fungsi tata usaha keuangan pada Unit SKPD.
ü PPK Unit SKPD merupakan Pegawai ASN yang menduduki jabatan
struktural untuk menjalankan fungsi penatausahaan keuangan unit SKPD. PPK-UNIT SKPD Menyiapkan SPM-TU & SPM-LS
ü Kepala Unit SKPD dapat menetapkan pegawai yang bertugas membantu
PPK Unit SKPD. Menerbitkan surat pernyataan
Melakukan verifikasi kelengkapan dan
Penetapan PPK Unit SKPD didasarkan atas pertimbangan: keabsahan
• SPP-TU, dan
• verifikasi SPP-TU, dan SPP-LS beserta bukti • SPP-LS
Besaran Anggaran kelengkapannya yang diajukan oleh Bendahara beserta bukti kelengkapannya
Pengeluaran sebagai dasar penyiapan SPM
Khusus SETDA • verifikasi laporan pertanggungjawaban
Bendahara Penerimaan Pembantu dan
Bendahara Pengeluaran Pembantu
• verifikasi surat permintaan pembayaran atas
Rentang Kendali pengembalian kelebihan pendapatan daerah
dari bendahara penerimaan Pembantu/Lainnya;
Dan/atau Lokasi
• Verifikasi dilakukan untuk meneliti kelengkapan dan keabsahan SPP-TU dan SPP-LS
yang diajukan oleh Bendahara Pengeluaran Pembantu.
Dibentuknya • Verifikasi dilakukan untuk meneliti kelengkapan dan keabsahan laporan
pertanggungjawaban Bendahara Penerimaan Pembantu dan Bendahara Pengeluaran
Organisasi Bersifat Khusus Pembantu.
1 PENGELOLA KEUANGAN DAERAH

Pejabat Penatausahaan Keuangan Daerah – UNIT ORGANISASI BERSIFAT KHUSUS

PPK-Unit
ü PPK Unit SKPD merupakan Pegawai ASN yang menduduki Organisasi Bersifat Menyiapkan SPM
jabatan struktural untuk menjalankan fungsi Khusus
penatausahaan keuangan unit SKPD. Melaksanakan fungsi akuntansi
pada SKPD
ü Kepala Unit SKPD dapat menetapkan pegawai yang Melakukan
bertugas membantu PPK Unit SKPD.
Menyusun laporan keuangan SKPD
• verifikasi SPP-UP, SPP-GU, SPP-TU, dan SPP-LS
beserta bukti kelengkapannya yang diajukan
oleh Bendahara Pengeluaran Menerbitkan surat pernyataan
• verifikasi laporan pertanggungjawaban verifikasi kelengkapan dan
Bendahara Penerimaan dan Bendahara keabsahan
Pengeluaran • SPP-UP,
• verifikasi SPP-UP, SPP-GU, SPP-TU, dan SPP-LS • SPP-GU,
beserta bukti kelengkapannya yang diajukan • SPP-TU, dan
oleh Bendahara lainnya • SPP-LS
• verifikasi surat permintaan pembayaran atas beserta bukti kelengkapannya
pengembalian kelebihan pendapatan daerah sebagai dasar penyiapan SPM
dari bendahara penerimaan;

Verifikasi oleh PPK-Unit Organisasi bersifat khusus dilakukan dengan tujuan untuk meneliti
kelengkapan dan keabsahan.
1 PENGELOLA KEUANGAN DAERAH

Bendahara Penerimaan
Bendahara menerima, menyimpan dan menyetorkan sejumlah uang
Bendahara
• Kepala daerah menetapkan Bendahara Penerimaan untuk Penerimaan
Penerimaan dalam rangka pelaksanaan anggaran pendapatan daerah
Pembantu pada SKPD, kecuali untuk transaksi secara elektronik
melaksanakan tugas kebendaharaan dalam rangka
pelaksanaan anggaran pendapatan pada SKPD dan SKPKD meminta bukti transaksi atas pendapatan yang diterima
atas usul PPKD selaku BUD langsung melalui RKUD

melakukan verifikasi dan rekonsiliasi dengan Bank yang


Uang & Bukti transaksi
Bendahara Penerimaan Pembantu Pendapatan Daerah
ditetapkan oleh Kepala Daerah

meneliti kesesuaian antara jumlah uang yang diterima


• Dalam hal PA melimpahkan sebagian kewenangannya dengan jumlah yang telah ditetapkan

kepada KPA, kepala daerah dapat menetapkan Bendahara Menerima


menatausahakan dan mempertanggungjawabkan
Penerimaan Pembantu pada Unit SKPD yang pendapatan daerah yang diterimanya

bersangkutan. menyiapkan dokumen pembayaran atas pengembalian


• Bendahara Penerimaan Pembantu pada unit SKPD kelebihan pendapatan daerah
Menyimpan
diusulkan oleh kepala SKPD kepada kepala daerah melalui
PPKD. Menatausahakan &
Mempertanggung
• Bendahara Penerimaan Pembantu memiliki tugas dan Menyetor Ke jawabkan
wewenang sesuai dengan lingkup penugasan yang RKUD
ditetapkan kepala daerah.
1 PENGELOLA KEUANGAN DAERAH

Bendahara Penerimaan & Bendahara Penerimaan Pembantu

Bendahara Penerimaan Pembantu bertanggung jawab secara


Bendahara Penerimaan dan Bendahara Penerimaan fungsional dengan membuat laporan pertanggungjawaban
Pembantu bertanggung jawab secara administratif dan secara fungsional atas penerimaan pada unit SKPD dan
fungsional.
disampaikan kepada Bendahara Penerimaan

Bendahara Penerimaan bertanggung jawab secara Kepala SKPD atas usul Bendahara Penerimaan dapat
administratif dengan membuat laporan menetapkan pegawai yang bertugas membantu Bendahara
pertanggungjawaban secara administratif atas Penerimaan untuk meningkatkan efektivitas pengelolaan
penerimaan pada SKPD dan disampaikan kepada PA. pendapatan daerah

Bendahara Penerimaan Pembantu bertanggung jawab


Pegawai yang bertugas membantu Bendahara Penerimaan
secara administratif dengan membuat laporan
melaksanakan tugas dan wewenang sesuai dengan lingkup
pertanggungjawaban secara administratif atas penugasan yang ditetapkan kepala SKPD
penerimaan pada unit SKPD dan disampaikan kepada KPA

Bendahara Penerimaan bertanggung jawab secara • Pegawai yang bertugas membantu Bendahara
fungsional dengan membuat laporan pertanggungjawaban Penerimaan dalam melaksanakan tugasnya
secara fungsional atas penerimaan pada SKPD dan bertanggung jawab kepada Bendahara Penerimaan.
disampaikan kepada PPKD selaku BUD • Pegawai yang bertugas membantu Bendahara
Penerimaan disebut Pembantu Bendahara Penerimaan
• Dalam hal PA melimpahkan kewenangannya kepada KPA, kepala daerah atas usul PPKD
1 PENGELOLA KEUANGAN DAERAH menetapkan Bendahara Pengeluaran Pembantu.
• Penetapan Bendahara pengeluaran pembantu didasarkan atas pertimbangan:
1) besaran anggaran;
Bendahara Pengeluaran & Bendahara Pengeluaran Pembantu 2) rentang kendali dan/atau lokasi;

• Dalam hal terdapat pembentukan unit organisasi bersifat khusus sesuai dengan ketentuan
• PPKD selaku BUD mengusulkan bendahara pengeluaran kepada kepala daerah. peraturan perundang-undangan, kepala daerah menetapkan bendahara unit organisasi
• Kepala daerah menetapkan Bendahara Pengeluaran untuk melaksanakan tugas bersifat khusus.
kebendaharaan dalam rangka pelaksanaan anggaran belanja dan/atau • Bendahara unit organisasi bersifat khusus memiliki tugas dan wewenang setara
pengeluaran pembiayaan pada SKPD dan SKPKD. dengan Bendahara Pengeluaran.
Mengajukan SPP UP/GU/TU/LS Mengajukan SPP TU/LS
Bendahara
Bendahara
Pengeluaran
Menerima & menyimpan Pengeluaran
Pembantu Menerima & menyimpan TU dari BUD
UP,GU & TU

Melaksanakan Pembayaran Pelimpahan UP dari


Melaksanakan Pembayaran
dari UP,GU & TU Bendahara Pengeluaran

Menolak Perintah Bayar dari melakukan rekonsiliasi dengan pihak Bank yang ditetapkan Kepala Menolak Perintah Bayar dari
PA Daerah KPA

Meneliti Kelengkapan menerima dokumen bukti transaksi secara elektronik atau Meneliti Kelengkapan
Dokumen Pembayaran dokumen fisik dari bank Dokumen Pembayaran
Periodik : Periodik :
Membuat laporan Membuat laporan
• SPJ-Administratif memeriksa kas secara periodik • SPJ-Administratif
Pertanggung jawaban Pertanggung jawaban
• SPJ Fungsional • • SPJ Fungsional
Memungut & menyetorkan menerima dan menyetorkan atas pengembalian belanja atas Memungut & menyetorkan
PPh & PPN koreksi atau hasil pemeriksaan internal dan eksternal PPh & PPN
menyiapkan dokumen surat tanda setoran atas pengembalian
belanja akibat koreksi atau hasil pemeriksaan internal dan eksternal
pelaksanaan anggaran pengeluaran pembiayaan pada SKPD yang
melaksanakan fungsi BUD
1 PENGELOLA KEUANGAN DAERAH

Bendahara Pengeluaran

• Bendahara Pengeluaran dan Bendahara Pengeluaran Pembantu dan bertanggung jawab secara administratif dan fungsional.
• Bendahara Pengeluaran Pembantu secara administratif bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada KPA.

• Bendahara Pengeluaran bertanggung jawab secara administratif dengan membuat laporan pertanggungjawaban secara
administratif atas pengeluaran pada SKPD dan disampaikan kepada PA.
• Bendahara Pengeluaran pembantu bertanggung jawab secara administratif dengan membuat laporan pertanggungjawaban secara
administratif atas pengeluaran pada unit SKPD dan disampaikan kepada KPA.
• Bendahara Pengeluaran bertanggung jawab secara fungsional dengan membuat laporan pertanggungjawaban secara fungsional
atas pengeluaran pada SKPD dan disampaikan kepada PPKD selaku BUD.
• Bendahara Pengeluaran pembantu bertanggung jawab secara fungsional dengan membuat laporan pertanggungjawaban secara
fungsional atas pengeluaran pada unit SKPD dan disampaikan kepada Bendahara Pengeluaran.
• Kepala SKPD atas usul Bendahara Pengeluaran dapat menetapkan pegawai yang bertugas membantu Bendahara Pengeluaran
untuk meningkatkan efektivitas pengelolaan belanja dan/atau pengeluaran pembiayaan.

• Pegawai yang bertugas membantu Bendahara Pengeluaran melaksanakan tugas dan wewenang sesuai dengan lingkup penugasan yang
ditetapkan kepala SKPD.
• Pegawai yang membantu Bendahara Pengeluaran bertanggung jawab kepada Bendahara Pengeluaran.
1 PENGELOLA KEUANGAN DAERAH

Bendahara Penerimaan & Pengeluaran Dilarang:


1
melakukan aktivitas perdagangan,
pekerjaan pemborongan, dan “Larangan bagi Bendahara Penerimaan,
penjualan jasa; 2 Bendahara Penerimaan Pembantu,
bertindak sebagai penjamin atas
kegiatan pekerjaan dan/atau Bendahara Pengeluaran dan Bendahara
3 penjualan jasa;
Pengeluaran Pembantu dilakukan
menyimpan uang pada suatu bank
atau lembaga keuangan lainnya terhadap kegiatan, sub kegiatan, tindakan,
atas nama pribadi baik secara 4 dan/atau aktivitas lainnya yang berkaitan
langsung maupun tidak langsung
larangan berlaku juga terhadap
Bendahara Penerimaan Pembantu, langsung dengan pelaksanaan APBD”
Bendahara Pengeluaran Pembantu
dan Bendahara Khusus.
1 PENGELOLA KEUANGAN DAERAH

Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) • Dalam proses penyusunan APBD, Kepala Daerah
dibantu oleh TAPD yang dipimpin oleh Sekretaris
Daerah.
Menyusun TAPD Verifikasi • TAPD beranggotakan terdiri atas pejabat
perencana daerah, PPKD, dan pejabat pada SKPD
• RKA-SKPD lain sesuai dengan kebutuhan.
• Rancangan DPA-
• Rancangan KUA/ SKPD/P-DPA- • Dalam melaksanakan tugas TAPD dapat melibatkan
Perubahan KUA SKPD instansi sesuai dengan kebutuhan
Membahas
• Rancangan PPAS/
Perubahan PPAS
Menyiapkan

• Kebijakan Pengelolaan SE-KDH ttg Pedoman


keuda Penyusunan RKA
• Rancangan APBD/P-
APBD/PP-APBD Melaksanakan
• Hasil Evaluasi APBD/P- Tugas Lainnya
APBD/PP-APBD
1 PENGELOLA KEUANGAN DAERAH

SK KEPALA DAERAH SK PENGGUNA ANGGARAN


• Sekretaris Daerah selaku Koordinator Pengelolaan Keuda; • Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) dalam hal ada KPA
• Kepala SKPKD selaku PPKD; maka PPTK ditetapkan oleh KPA;
• Kepala SKPD selaku PA. • Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPD (PPK - SKPD)
• Kuasa Pengguna Anggaran (KPA); • Pejabat Penatausahaan Keuangan Unit SKPD (PPK - Unit SKPD);
• Bendahara Penerimaan; • Pejabat lainnya dalam rangka Pengelolaan Keuda sesuai per-
• Bendahara Pengeluaran; UU-an antara lain: Pembantu Bendahara Penerimaan,
• Bendahara Penerimaan Pembantu – dalam hal ada dibentuk KPA - Unit Pembantu Bendahara Pengeluaran, Staf PPK-SKPD, Staf PPTK
SKPD;
dll
• Bendahara Pengeluaran Pembantu – dalam hal ada dibentuk KPA - Unit
SKPD;
• Pejabat yang bertugas melakukan pemungutan pajak daerah dan retribusi
daerah;
• Pejabat yang bertugas melakukan pengelolaan utang dan piutang daerah;
• Pejabat yang bertugas melakukan pengujian atas tagihan &
memerintahkan pembayaran;
• Pejabat lainnya dalam rangka Pengelolaan Keuda sesuai per-UU-an.
1 PENGELOLA KEUANGAN DAERAH

PROVINSI

PELAKSANA KINERJA JABATAN PENGELOLAAN


TINGKAT ESELON JABATAN STRUKTURAL
BERDASARKAN TUSI KEUANGAN DAERAH
Koordinator Pengelolaan Keuda &
I Sekretaris Daerah Provinsi Program dan Kegiatan
Pengguna Anggaran

II Kepala Biro Program dan Kegiatan Kuasa Pengguna Anggaran

II Kepala Dinas/Badan Program dan Kegiatan PPKD dan/atau Pengguna Anggaran

III Kepala Bidang Perbendaharaan Kegiatan/Sub Kegiatan Kuasa BUD

III Kepala Bidang/Bagian/UPTD/Cabang/RSUD Kegiatan/Sub Kegiatan Kuasa Pengguna Anggaran/PPTK

III Sekretaris Dinas/Badan Kegiatan/Sub Kegiatan PPK-SKPD

IV Kepala Sub Bidang/Bagian Sub Kegiatan PPTK

Fungsional Sub Kegiatan PPTK


1 PENGELOLA KEUANGAN DAERAH
KABUPATEN/KOTA
PELAKSANA KINERJA JABATAN PENGELOLAAN
TINGKAT ESELON JABATAN STRUKTURAL
BERDASARKAN TUSI KEUANGAN DAERAH
Koordinator Pengelolaan Keuda &
II Sekretaris Daerah Kabupaten/Kota Program dan Kegiatan
Pengguna Anggaran

II Kepala Dinas/Badan Program dan Kegiatan PPKD dan/atau Pengguna Anggaran

III Camat Program dan Kegiatan Pengguna Anggaran

III Kepala Bidang Perbendaharaan Kegiatan/Sub Kegiatan Kuasa BUD

III Kepala Bidang/Bagian/UPTD/Lurah/RSUD Kegiatan/Sub Kegiatan Kuasa Pengguna Anggaran/PPTK

III Sekretaris Dinas/Badan Kegiatan/Sub Kegiatan PPK-SKPD

IV Kepala Sub Bidang/Bagian Sub Kegiatan PPTK

Fungsional Sub Kegiatan PPTK


1 PENGELOLA KEUANGAN DAERAH

STRUKTUR PENGELOLA KEUANGAN DAERAH


II
TANPA KPA PA
III
Bendahara PPK-SKPD
Penerimaan

Bendahara PPTK
Pengeluaran
IV

III III III III


PPTK PPTK PPTK PPTK
1 PENGELOLA KEUANGAN DAERAH

STRUKTUR PENGELOLA KEUANGAN DAERAH


II
DENGAN KPA LOKASI /RENTANG KENDALI BESARAN ANGGARAN PA
III
Bendahara PPK-SKPD
III Penerimaan

KPA
Bendahara PPTK
Pengeluaran
IV IV
Bendahara
Penerimaan PPK-UNIT SKPD
Pembantu

III III III III


Bendahara
Pengeluaran KPA KPA PPTK PPTK
Pembantu

IV
IV
PPTK PPTK

IV IV
IV
PPTK PPTK Bendahara
PPTK
Penerimaan/
Pengeluaran
Pembantu

Bendahara
Penerimaan/
Pengeluaran
Pembantu
1 PENGELOLA KEUANGAN DAERAH
STRUKTUR PENGELOLA KEUANGAN DAERAH
DENGAN KPA SEKRETARIAT DAERAH
PROVINSI
I
PA

II II II II II II II II II
KPA KPA KPA KPA KPA KPA KPA KPA KPA

III III III III III III III III III


PPTK PPTK PPTK PPTK PPTK PPTK PPTK PPTK PPTK

III III III III III III III III III


PPTK PPTK PPTK PPTK PPTK PPTK PPTK PPTK PPTK

III/ III/ III/ III/ III/ III/ III/ III/ III/


IV IV IV IV IV IV IV IV IV
PPK-UNIT SKPD PPK-UNIT SKPD PPK-UNIT SKPD PPK-UNIT SKPD PPK-UNIT SKPD PPK-UNIT SKPD PPK-UNIT SKPD PPK-UNIT SKPD PPK-UNIT SKPD

Bendahara Bendahara Bendahara Bendahara Bendahara Bendahara Bendahara Bendahara Bendahara


Pengeluaran Pengeluaran Pengeluaran Pengeluaran Pengeluaran Pengeluaran Pengeluaran Pengeluaran Pengeluaran
Pembantu Pembantu Pembantu Pembantu Pembantu Pembantu Pembantu Pembantu Pembantu

III
PPK-SKPD
Contoh Struktur di atas
PPTK
III/
IV hanya Jika Fasilitas yang
bersifat Pilihan Digunakan
Bendahara
Pengeluaran Seluruhnya !!!
1 PENGELOLA KEUANGAN DAERAH
DENGAN KPA STRUKTUR PENGELOLA KEUANGAN DAERAH
II
SEKRETARIAT DAERAH
PA KABUPATEN/KOTA

III III III III III III III III


KPA KPA KPA KPA KPA KPA KPA KPA

IV IV IV IV IV IV IV IV
PPTK PPTK PPTK PPTK PPTK PPTK PPTK PPTK

IV IV IV IV IV IV IV IV
PPTK PPTK PPTK PPTK PPTK PPTK PPTK PPTK

IV IV IV IV IV IV IV IV
PPK-UNIT SKPD PPK-UNIT SKPD PPK-UNIT SKPD PPK-UNIT SKPD PPK-UNIT SKPD PPK-UNIT SKPD PPK-UNIT SKPD PPK-UNIT SKPD

Bendahara Bendahara Bendahara Bendahara Bendahara Bendahara Bendahara Bendahara


Pengelu aran Pengelu aran Pengelu aran Pengelu aran Pengelu aran Pengelu aran Pengelu aran Pengelu aran
Pembantu Pembantu Pembantu Pembantu Pembantu Pembantu Pembantu Pembantu

IV
PPK-SKPD
III III III III
IV KPA KPA KPA KPA
PPTK

Bendahara PPTK
IV
PPTK
IV
PPTK
IV
PPTK
IV Contoh Struktur di
Pengelu aran

IV IV IV IV
atas hanya Jika
PPTK PPTK PPTK PPTK
Fasilitas yang bersifat
Pilihan Digunakan
IV IV IV IV
PPK-UNIT SKPD PPK-UNIT SKPD PPK-UNIT SKPD PPK-UNIT SKPD

Bendahara
Pengelu aran
Bendahara
Pengelu aran
Bendahara
Pengelu aran
Bendahara
Pengelu aran
Seluruhnya !!!
Pembantu Pembantu Pembantu Pembantu
1 PENGELOLA KEUANGAN DAERAH
Penyelarasan Pengelolaan Keuda dengan Pengadaan Barang/Jasa
Jabatan Struktural/ Pengelolaan Keuangan Daerah (Permendagri 77/2020) Pengadaan Barang /Jasa (Perpres 16/2018 – 12/2021)
Fungsional Peran Tugas/Wewenang Peran Tugas/Wewenang
• melakukan tindakan yang mengakibatkan • melakukan tindakan yang mengakibatkan
pengeluaran atas beban anggaran belanja pengeluaran anggaran belanja;
dan/atau pengeluaran pembiayaan • mengadakan perjanjian dengan pihak lain dalam
• melakukan pengujian atas tagihan dan batas anggaran belanja yang telah ditetapkan;
SEKDA/Kepala Pengguna Anggaran memerintahkan pembayaran Pengguna Anggaran • c s.d f1
Dinas/Badan/Camat (PA) • mengadakan ikatan/perjanjian kerja sama (PA) • menetapkan PPK;
dengan pihak lain dalam batas anggaran yang • menetapkan Pejabat Pengadaan
telah ditetapkan • menetapkan Penyelenggara Swakelola;
• menandatangani SPM • menetapkan tim teknis
• menetapkan PPTK dan PPK-SKPD; • l s.d n
• melakukan tindakan yang mengakibatkan • PA untuk pengelolaan APBD dapat melimpahkan
pengeluaran atas beban anggaran belanja kewenangan huruf a sampai dengan huruf f1
• melakukan pengujian atas tagihan dan kepada KPA
memerintahkan pembayaran • KPA pada Pengadaan Barang/Jasa yang
Kuasa Pengguna Kuasa Pengguna
Kepala Biro • mengadakan ikatan/perjanjian kerja sama menggunakan anggaran belanja dari APBD, dapat
Anggaran (KPA) Anggaran (KPA)
dengan pihak lain dalam batas anggaran yang merangkap sebagai PPK
telah ditetapkan
• menandatangani SPM-TU dan SPM-LS
• Menetapkan PPTK
1 PENGELOLA KEUANGAN DAERAH
Penyelarasan Pengelolaan Keuda dengan Pengadaan Barang/Jasa
Jabatan Struktural/ Pengelolaan Keuangan Daerah (Permendagri 77/2020) Pengadaan Barang /Jasa (Perpres 16/2018 – 12/2021)
Fungsional Peran Tugas/Wewenang Peran Tugas/Wewenang
• melakukan tindakan yang mengakibatkan • PA untuk pengelolaan APBD dapat melimpahkan
pengeluaran atas beban anggaran belanja kewenangan huruf a sampai dengan huruf f1
• melakukan pengujian atas tagihan dan kepada KPA
Kuasa Pengguna Kuasa Pengguna
memerintahkan pembayaran • KPA pada Pengadaan Barang/Jasa yang
Kepala Anggaran (KPA) Anggaran (KPA)
• mengadakan ikatan/perjanjian kerja sama menggunakan anggaran belanja dari APBD,
Bagian/Bidang/UPTD dengan pihak lain dalam batas anggaran yang dapat merangkap sebagai PPK
telah ditetapkan
Pejabat Pelaksana • mengendalikan dan melaporkan Pejabat Pembuat • Dalam hal tidak ada penetapan PPK pada
Teknis Kegiatan (PPTK) perkembangan pelaksanaan teknis Komitmen (PPK) Pengadaan Barang/,Jasa yang menggunakan
Kepala Sub Pejabat Pelaksana Kegiatan/sub kegiatan SKPD/Unit SKPD; Pejabat Pembuat anggaran belanja dari APBD, PA/KPA
Bagian/Bidang/Kasi Teknis Kegiatan (PPTK) • menyiapkan dokumen dalam rangka Komitmen (PPK) menugaskan PPTK untuk melaksanakan tugas
pelaksanaan anggaran atas Beban PPK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
pengeluaran pelaksanaan Kegiatan/Sub a sampai dengan huruf m
kegiatan; dan • PPTK yang melaksanakan tugas PPK
Pejabat Pelaksana • menyiapkan dokumen pengadaan barang/jasa Pejabat Pembuat sebagaimana dimaksud pada ayat (3) wajib
Fungsional pada Kegiatan/Sub kegiatan SKPD/Unit SKPD memenuhi persyaratan kompetensi PPK
Teknis Kegiatan (PPTK) Komitmen (PPK)
sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan yang mengatur mengenai
pengadaan barang/jasa.
1 PENGELOLA KEUANGAN DAERAH
Penyelarasan Pengelolaan Keuda dengan Pengadaan Barang/Jasa
Pengelolaan Keuangan Daerah
Jabatan Struktural/ Pengadaan Barang /Jasa (Perpres 16/2018 – 12/2021)
(Permendagri 77/2020)
Fungsional
Peran Tugas/Wewenang Peran Tugas/Wewenang
Kepala Sub a. menyusun perencanaan pengadaan;
- -
Bagian/Bidang/Kasi b. melaksanakan Konsolidasi Pengadaan barang/Jasa;
c. menetapkan spesifikasi teknis/Kerangka Acuan Kerja (KAK);
d. menetapkan rancangan kontrak;
e. menetapkan HPS;
f. menetapkan besaran uang muka 'yang akan dibayarkan kepaJa Penyedia;
g. mengusulkan perubahan jadwal kegiatan;
h. melaksanakan E-purchasing untuk nilai paling sedikit di atas
Pejabat Pembuat Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah);
Komitmen (PPK) i. mengendalikan kontrak;
Fungsional - - j. menyimpan dan menjaga keutuhan seluruh dokumen pelaksanaan kegiatan;
k. melaporkan pelaksanaan dan penyelesaian kegiatan kepada,PA/ KPA;
l. menyerahkan hasil pekerjaan pelaksanaan kegiatan kepada PA/KPA
dengan berita acara penyerahan;
m. menilai kinerja Penyedia;
n. menetapkan tim pendukung;
o. menetapkan tim ahli atau tenaga ahli; dan
p. menetapkan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa.
1 PENGELOLA KEUANGAN DAERAH
Penyelarasan Pengelolaan Keuda dengan Pengadaan Barang/Jasa
Pengelolaan Keuangan Daerah
Jabatan Struktural/ Pengadaan Barang /Jasa (Perpres 16/2018 – 12/2021)
(Permendagri 77/2020)
Fungsional
Peran Tugas/Wewenang Peran Tugas/Wewenang
Kepala Sub Ayat (2)
- -
Bagian/Bidang/Kasi Selain melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), PPK
melaksanakan tugas pelimpahan kewenangan dari PA/KPA, meliputi:
Pejabat Pembuat
a. melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran anggaran belanja;
Komitmen (PPK)
Fungsional - - dan
b. mengadakan dan menetapkan perjanjian dengan pihak lain dalam batas
anggaran belanja yang telah ditetapkan.
2 ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (APBD)

RUANG LINGKUP KEUANGAN DAERAH

Hak daerah untuk memungut pajak daerah


dan retribusi daerah serta melakukan Pengeluaran Daerah
pinjaman;

Kekayaan daerah yang dikelola sendiri


Kewajiban Daerah untuk atau oleh pihak lain berupa uang, surat
menyelenggarakan Urusan berharga, piutang, barang, serta hak
Pemerintahan daerah dan membayar lain yang dapat dinilai dengan uang,
tagihan pihak ketiga; termasuk kekayaan daerah yang
dipisahkan;
Kekayaan pihak lain yang dikuasai oleh
Penerimaan daerah; Pemda dalam rangka penyelenggaraan
tugas Pemerintahan Daerah dan/atau
kepentingan umum.

Pengelolaan Keuangan Daerah Diwujudkan APBD Yang Ditetapkan Dengan Perda


2 ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (APBD)

disusun sesuai kebutuhan


penyelenggaraan Urusan Penerimaan Daerah merupakan
disusun dengan Pemerintahan daerah yang rencana Penerimaan Daerah yang
menjadi kewenangan Daerah dan terukur secara rasional yang dapat
mempedomani KUA PPAS dicapai untuk setiap sumber
yang didasarkan pada RKPD kemampuan Pendapatan Daerah
Penerimaan Daerah dan berdasarkan
pada ketentuan PUU

mempunyai fungsi otorisasi, Pengeluaran Daerah merupakan


perencanaan, pengawasan, rencana Pengeluaran Daerah sesuai
dengan kepastian tersedianya dana
alokasi, distribusi, dan atas Penerimaan Daerah dalam jumlah
stabilisasi yang cukup

Semua Penerimaan Daerah


dan Pengeluaran Daerah Setiap Pengeluaran Daerah harus
memiliki dasar hukum yang
dalam bentuk uang
melandasinya
dianggarkan dalam APBD
Penerimaan Daerah Pengeluaran Daerah
a. Pendapatan Daerah PERDA a. Belanja Daerah
b. Penerimaan Pembiayaan Daerah b. Pengeluaran Pembiayaan Daerah
2 ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (APBD)

STRUKTUR APBD

PENDAPATAN DAERAH BELANJA DAERAH PEMBIAYAAN DAERAH


meliputi semua penerimaan meliputi semua pengeluaran meliputi semua penerimaan
uang melalui Rekening Kas dari Rekening Kas Umum yang perlu dibayar kembali
Umum Daerah yang tidak perlu Daerah yang tidak perlu dan/atau pengeluaran yang
dibayar kembali oleh Daerah diterima kembali oleh Daerah akan diterima kembali, baik
dan penerimaan lainnya yang dan pengeluaran lainnya yang pada tahun anggaran berkenaan
sesuai dengan ketentuan sesuai dengan ketentuan maupun pada tahun anggaran
peraturan perundang-undangan peraturan perundang-undangan berikutnya.
diakui sebagai penambah diakui sebagai pengurang
ekuitas yang merupakan hak ekuitas yang merupakan
daerah dalam 1 (satu) tahun kewajiban daerah dalam 1 (satu)
anggaran.
01 tahun anggaran. 02 03
2 ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (APBD)

PENDAPATAN BELANJA PEMBIAYAAN

Pendapatan Asli Daerah Belanja Operasi Penerimaan Pembiayaan

Ø Pajak Daerah Ø B. Pegawai Ø SiLPA

Ø Retribusi Daerah Ø B. Barang & Jasa Ø Pencairan Dana Cadangan


STRUKTUR APBD

Ø B. Bunga Ø Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yg


Ø Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yg
Dipisahkan
Dipisahkan Ø B. Subsidi
Ø Penerimaan Pinjaman Daerah
Ø Lain –lain PAD yg Sah Ø B. Hibah
Ø Penerimaan Kembali Pemberian
Ø B. Bantuan Sosial Pinjaman Daerah
Pendapatan Transfer
Belanja Modal Ø Penerimaan Pembiayaan Lainnya
Ø Transfer Pemerintah Pusat
Ø B. M. Tanah Sesuai Ketentuan PUU
Ø Transfer Antar Daerah
Ø B. M. Peralatan & Mesin Pengeluaran Pembiayaan
Lain-lain Pendapatan Daerah yg Sah Ø B. M. Gedung & Bangunan Ø Pembentukan Dana Cadangan
Ø Hibah Ø B. M. Jalan, Jaringan & Irigasi Ø Penyertaan Modal Daerah
Ø Dana Darurat Ø B. M. Aset Tetap Lainnya Ø Pembayaran Cicilan Pokok Utang yang
Jatuh Tempo
Ø Lain-Lain Pendapatan Sesuai PUU Belanja Tidak Terduga
Ø Pemberian Pinjaman Daerah
Belanja Transfer
Ø Pengeluaran Pembiayaan Lainnya
Ø B. Bagi Hasil sesuai PUU
Ø B. Bantuan Keuangan
2 ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (APBD)

STURKTUR PENDAPATAN DAERAH

Pendapatan Asli Daerah Pendapatan Transfer Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah

Transfer Pemerintah Pusat


Pajak Daerah; Hibah;
• Dana Perimbangan
• Dana Transfer Umum
• DBH
Retribusi Daerah; • DAU Dana Darurat;
• Dana Transfer Khusus
• DAK Fisik
• DAK Non Fisik
Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah • Dana Insentif Daerah; Lain-lain pendapatan sesuai PUU
yang dipisahkan; • Dana Otonomi Khusus;
• Dana Keistimewaan;
• Dana Desa
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang
Sah Transfer Antar-Daerah
• Pendapatan Bagi Hasil;
• Bantuan Keuangan
2 ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (APBD)

KEWENANGAN PERANGKAT DAERAH DALAM


MENGELOLA PENDAPATAN DAERAH
Pemerintah Daerah dilarang:
1. melakukan pungutan atau yang disebut nama lainnya yang
Jenis Pendapatan Kewenangan Pengelolaan dipersamakan dengan pungutan di luar yang diatur dalam
SKPKD atau SKPD yang memiliki tugas dan wewenang undang-undang; dan
Pajak Daerah 2. melakukan pungutan yang menyebabkan ekonomi biaya tinggi,
pengelolaan pajak
menghambat mobilitas penduduk, lalu lintas barang dan jasa
Retribusi Daerah SKPD
antar daerah, dan kegiatan ekspor/impor yang merupakan
Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang program strategis nasional.
SKPKD
Dipisahkan
SKPKD kecuali Dalam hal:
1. Hal-hal terkait pajak dan retribusi tetap dikelola oleh 1. KDH yang melakukan pungutan atau yang disebut nama lainnya
Bendahara Penerimaan di SKPD terkait. dikenai sanksi administratif tidak dibayarkan hak-hak
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah keuangannya yang diatur dalam ketentuan peraturan
2. Pendapatan BLUD dikelola oleh BLUD terkait.
perundang-undangan selama 6 (enam) bulan;
3. Pendapatan Hibah Dana BOS dikelola oleh Bendahara 2. KDH yang melakukan pungutan dikenai sanksi administratif
Penerimaan Khusus. sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
3. Hasil pungutan atau yang disebut nama lainnya, wajib
disetorkan seluruhnya ke kas negara.
2 ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (APBD)

PENDAPATAN TRANSFER

§ Transfer Pemerintah Pusat


1. Dana Perimbangan
a) Dana Transfer Umum
1) DBH; dan
2) DAU.
b) Dana Transfer Khusus
Pendapatan 1) DAK Fisik; dan
2) DAK Non Fisik.
transfer adalah dana 2. Dana Insentif Daerah;
3. Dana Otonomi Khusus;
yang bersumber dari 4. Dana Keistimewaan;
Pemerintah Pusat dan 5. Dana Desa.
§ Transfer Antar-Daerah
Pemerintah Daerah 1. Pendapatan Bagi Hasil; dan
lainnya 2. Bantuan Keuangan. Bantuan Keuangan
2 ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (APBD)

TRANSFER PEMERINTAH PUSAT


1. Dana Perimbangan
a. DBH terdiri atas Bagi hasil Pajak dan Bagi Hasil Sumber Daya Alam;
b. DAU yang bersumber dari pendapatan APBN, dialokasikan untuk pemerataan kemampuan keuangan antar-
Daerah untuk mendanai kebutuhan Daerah dalam rangka pelaksanaan Desentralisasi;
c. DAK bersumber dari APBN, dialokasikan untuk mendanai Kegiatan khusus yang merupakan Urusan
Pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat sesuai dengan ketentuan
PUU.
DAK terdiri atas Dana Alokasi Khusus Fisik dan Dana Alokasi Khusus Non Fisik.
2. Dana Insentif Daerah (DID)
Yang dialokasikan kepada Daerah tertentu berdasarkan kriteria tertentu dengan tujuan untuk memberikan
penghargaan atas perbaikan dan/atau pencapaian Kinerja tertentu.
3. Dana Otonomi Khusus
Yang dialokasikan kepada Daerah yang memiliki otonomi khusus sesuai dengan ketentuan peraturan undang-
undangan.
4. Dana Keistimewaan
Yang dialokasikan kepada Daerah istimewa sesuai dengan ketentuan peraturan undang-undangan.
5. Dana Desa
Dana Desa diatur sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
2 ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (APBD)

PENDAPATAN
BANTUAN KEUANGAN
merupakan dana yang diterima dari daerah lainnya baik dalam rangka kerja sama daerah,
PENDAPATAN pemerataan peningkatan kemampuan keuangan, dan/atau tujuan tertentu lainnya.
BAGI HASIL PAJAK Bantuan Keuangan terdiri atas:
merupakan dana yang bersumber dari Pendapatan a. bantuan keuangan dari Daerah provinsi; dan
Daerah yang dialokasikan kepada Daerah lain b. bantuan keuangan dari Daerah kabupaten/kota
berdasarkan angka persentase tertentu sesuai dengan
Bantuan keuangan yang berasal dari provinsi dan/atau kabupaten/kota, terdiri atas:
ketentuan PUU.
a. Bantuan keuangan umum yang merupakan dana yang diterima dari daerah lainnya dalam
rangka kerjasama daerah atau pemerataan peningkatan kemampuan keuangan.
b. Bantuan keuangan khusus yang merupakan dana yang diterima dari daerah lainnya untuk
tujuan tertentu
2 ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (APBD)

LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH

Lain-lain PD yang sah adalah


pendapatan daerah selain pendapatan asli
daerah dan pendapatan transfer

Penganggaran lain-Lain
pendapatan sesuai dengan
ketentuan peraturan
Pendapatan hibah merupakan bantuan yang berasal dari pemerintah Dana darurat merupakan dana yang berasal dari perundang-undangan
pusat, Pemerintah Daerah lain, masyarakat, dan badan usaha dalam APBN yang diberikan kepada Pemerintah Daerah
negeri atau luar negeri yang tidak mengikat untuk menunjang pada tahap pasca bencana untuk mendanai
peningkatan penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi keperluan mendesak yang diakibatkan oleh bencana
kewenangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- yang tidak mampu ditanggulangi oleh Pemerintah
undangan. Daerah dengan menggunakan sumber APBD sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Penerimaan hibah termasuk sumbangan dari pihak ketiga/sejenis
yang tidak mengikat, tidak berdasarkan perhitungan tertentu, dan
tidak mempunyai konsekuensi pengeluaran atau pengurangan
kewajiban kepada penerima maupun pemberi serta tidak menyebabkan
biaya ekonomi tinggi.
2 ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (APBD)

BELANJA DAERAH
Belanja Daerah untuk mendanai pelaksanaan Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah. Urusan Pemerintahan
yang menjadi kewenangan daerah terdiri atas Urusan Pemerintahan Wajib yang terkait Pelayanan Dasar dan Wajib yang tidak
terkait Pelayanan Dasar serta Urusan Pemerintahan Pilihan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

Daerah wajib mengalokasikan belanja untuk mendanai Urusan Pemerintahan daerah yang besarannya telah ditetapkan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan antara lain besaran alokasi belanja untuk fungsi pendidikan,
anggaran kesehatan, dan insfrastruktur

Belanja Daerah berpedoman pada standar harga satuan regional, analisis standar belanja, dan/atau standar teknis sesuai
dengan ketentuan peraturan perurndang-undangan. Standar harga satuan regional ditetapkan dengan Peraturan Presiden.
Analisis standar belanja dan standar teknis dan standar harga satuan ditetapkan dengan Perkada yang digunakan untuk
menyusun RKA dalam penyusunan Ranperda tentang APBD

17
2 ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (APBD)

STURKTUR BELANJA DAERAH KEWENANGAN PERANGKAT DAERAH


DALAM MENGELOLA BELANJA DAERAH
• Belanja Pegawai;
• Belanja Barang dan Jasa; JENIS BELANJA KEWENANGAN PENGELOLAAN
• Belanja Bunga;
Belanja Operasi • Belanja Subsidi; BELANJA OPERASI
• Belanja Hibah; dan
Ø Belanja Pegawai SKPKD, SKPD dan BLUD
• Belanja Bantuan Sosial
Ø Belanja Barang dan Jasa SKPKD, SKPD dan BLUD
• Belanja Tanah;
• Belanja Peralatan dan Mesin; Ø Belanja Bunga SKPKD dan BLUD
• Belanja Bangunan dan Gedung;
Belanja Modal • Belanja Jalan; Ø Belanja Subsidi SKPKD dan/atau SKPD
• Belanja Irigasi dan Jaringan; Ø Belanja Hibah SKPKD dan/atau SKPD
• Belanja Aset Tetap lainnya
Ø Belanja Bantuan Sosial SKPKD dan/atau SKPD
Belanja Tidak BELANJA MODAL SKPKD, SKPD dan BLUD
Terduga
BELANJA TIDAK TERDUGA SKPKD
• Belanja Bagi Hasil;
Belanja Transfer • Belanja Bantuan Keuangan BELANJA TRANSFER SKPKD
2 ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (APBD)

BELANJA OPERASI

Belanja operasi merupakan pengeluaran anggaran untuk kegiatan sehari-hari pemerintah daerah yang memberi manfaat
jangka pendek.

BELANJA BELANJA
BELANJA BELANJA BELANJA BELANJA
PEGAWAI BARANG DAN BUNGA SUBSIDI HIBAH BANTUAN
JASA SOSIAL
2 ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (APBD)

1 q Belanja pegawai digunakan untuk menganggarkan kompensasi yang diberikan kepada:


BELANJA PEGAWAI ü KDH dan WKDH dianggarkan pada belanja SKPD Sekretariat Daerah;
ü Pimpinan dan Anggota DPRD dianggarkan pada belanja SKPD Sekretariat DPRD; dan
ü Pegawai ASN dianggarkan pada belanja SKPD bersangkutan
q Belanja pegawai paling sedikit berupa:
ü gaji/uang representasi dan tunjangan;
ü tambahan penghasilan Pegawai ASN;
ü belanja penerimaan lainnya pimpinan dan anggota DPRD serta KDH dan WKDH;
ü Honorarium;
ü Insentif pemungutan pajak daerah dan retribusi daerah/
ü Jasa layanan lainnya dan honorarium yang selanjutnya terkait belanja pegawai diuraikan
dalam peraturan perundang-undangan;
q Pemerintah Daerah dapat memberikan tambahan penghasilan kepada Pegawai ASN dengan
memperhatikan kemampuan Keuangan Daerah dan memperoleh persetujuan DPRD sesuai dengan
ketentuan PUU
2 ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (APBD)

TATA CARA PEMBERIAN TAMBAHAN


PENGHASILAN PEGAWAI ASN

STEP 1 STEP 2 STEP 3 STEP 4 STEP 5 STEP 6

Pemda Dapat Dalam Hal Belum Dalam Hal KDH


Persetujuan Menetapkan
Memberikan Ditetapkan Dengan Adanya PP, KDH
Persetujuan DPRD Menteri Dalam Pemberian TPP-ASN
Tambahan Perkada Dengan Dapat Memberikan
dilakukan Negeri seletah Tidak Sesuai, Menkeu
Penghasilan Berpedoman Pada TPP-ASN Setelah
bersamaan dengan mendapatkan Melakukan
Kepada Pegawai Peraturan Mendapat Penundaan Dan/Atau
pembahasan KUA Pertimbangan
ASN Pemerintah Persetujuan Menteri Pemotongan DTU Atas
Menteri Keuangan
(TPP-ASN) Dalam Negeri Usulan MDN
2 ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (APBD)

KRITERIA PEMBERIAN TAMBAHAN


PENGHASILAN PEGAWAI ASN

TPP BERDASARKAN BEBAN KERJA TPP BERDASARKAN KELANGKAAN PROFESI


diberikan kepada pegawai ASN yang dibebani diberikan kepada pegawai ASN yang dalam
pekerjaan untuk menyelesaikan tugas yang dinilai mengemban tugas memiliki keterampilan
melampau beban kerja normal. khusus dan langka.

TPP BERDASARKAN TEMPAT BERTUGAS TPP BERDASARKAN PRESTASI KERJA


diberikan kepada pegawai ASN yang diberikan kepada pegawai ASN yang memiliki
dalam melaksanakan tugasnya berada prestasi kerja yang tinggi dan/atau inovasi
di daerah memiliki tingkat kesulitan tinggi
dan daerah terpencil.

TPP BERDASARKAN KONDISI KERJA


diberikan kepada pegawai ASN yang dalam TPP BERDASARKAN OBJEKTIF LAINNYA
diberikan kepada pegawai ASN sepanjang
melaksanakan tugasnya berada pada lingkungan
diamanatkan oleh peraturan perundang-
kerja yang memiliki resiko tinggi.
undangan.
2 ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (APBD)

2
BELANJA BARANG DAN JASA

ü Belanja barang dan jasa digunakan untuk menganggarkan pengadaan barang/jasa yang
nilai manfaatnya kurang dari 12 (dua belas) bulan, termasuk barang/jasa yang akan
diserahkan atau dijual kepada masyarakat/pihak lain.
ü Pengadaan barang dan jasa dalam rangka melaksanakan program dan kegiatan
Pemerintahan Daerah yang diuraikan dalam sub kegiatan Pemerintahan Daerah guna
pencapaian sasaran prioritas Daerah yang tercantum dalam RPJMD.
ü Belanja barang dan jasa diuraikan dalam objek belanja barang, belanja jasa, belanja
pemeliharaan, belanja perjalanan dinas, dan Belanja Uang dan/atau Jasa untuk
Diberikan kepada Pihak Ketiga/Pihak Lain/Masyarakat;
ü Pemerintah daerah menganggarkan belanja barang dan jasa dalam APBD tahun
anggaran berkenaan pada SKPD terkait
2 ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (APBD)
Penggunaan dan Penganggaran Belanja Barang dan Jasa

Belanja Barang Belanja Perjalanan Dinas


digunakan untuk menganggarkan pengadaan barang berupa: digunakan untuk menganggarkan belanja perjalanan
ü barang pakai habis, dinas dalam negeri dan belanja perjalanan dinas luar
ü barang tak habis pakai, dan negeri
ü barang bekas dipakai

Belanja Jasa Belanja Perjalanan DInas


digunakan untuk menganggarkan Uang dan/atau Jasa
digunakan untuk menganggarkan pengadaan untuk Diberikan kepada Pihak Ketiga/Pihak
jasa yang nilai manfaatnya kurang dari 12 Lain/Masyarakat. Diberikan dalam bentuk:
bulan antara lain: ü pemberian hadiah yang bersifat perlombaan;
ü berupa jasa kantor; ü penghargaan atas suatu prestasi;
ü asuransi, sewa ü pemberian beasiswa kepada masyarakat;
rumah/gedung/gudang/parkir; ü penanganan dampak sosial kemasyarakatan akibat
ü sewa sarana mobilitas, sewa alat berat; penggunaan tanah milik pemerintah daerah untuk
ü sewa perlengkapan dan peralatan kantor; pelaksanaan pembangunan proyek strategis nasional
ü konsultansi, ketersediaan layanan Belanja Pemeliharaan dan non proyek strategis nasional sesuai dengan
(availibility payment); digunakan untuk menganggarkan: ketentuan peraturan perundang-undangan; dan/atau
ü beasiswa pendidikan PNS, ü belanja pemeliharaan tanah; ü Transfer Ke Daerah dan Dana Desa yang
ü kursus, pelatihan, sosialisasi, dan ü belanja pemeliharaan peralataan dan mesin; penggunaannya sudah ditentukan sesuai dengan
bimbingan teknis PNS/PPPK, ü belanja pemeliharaan gedung dan bangunan; ketentuan peraturan perundang-undangan;
ü insentif pemungutan pajak daerah bagi ü belanja pemeliharaan jalan, jaringan, dan irigasi; ü Bantuan fasilitasi premi asuransi pertanian
pegawai non ASN, dan insentif pemungutan ü belanja pemeliharaan aset tetap lainnya; dan
retribusi daerah bagi pegawai non ASN ü belanja perawatan kendaraan bermotor
2 ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (APBD)

3
BELANJA BUNGA Pembayaran dianggarkan pada SKPD/unit SKPD yang
melaksanakan PPK BLUD dan
SKPD yang melaksanakan fungsi PPKD/SKPKD terkait

Belanja bunga berupa belanja bunga utang pinjaman Belanja bunga digunakan untuk menganggarkan
dan belanja bunga utang obligasi. Pemerintah pembayaran bunga utang yang tidak berasal
daerah yang memiliki kewajiban pembayaran bunga pembayaran atas kewajiban pokok utang, yang
utang dianggarkan pembayarannya dalam APBD dianggarkan pembayarannya dalam APBD tahun
tahun anggaran berkenaan. anggaran berkenaan

Belanja bunga diuraikan menurut objek, rincian


objek dan sub rincian objek
2 ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (APBD)

4
BELANJA SUBSIDI q terlebih dahulu dilakukan audit keuangan dengan tujuan
tertentu oleh kantor akuntan publik sesuai PUU.
q Dalam hal tidak terdapat kantor akuntan publik,
q Penerima subsidi sebagai objek pemeriksaan dengan tujuan tertentu dapat
pemeriksaan dan wajib menyampaikan dilaksanakan oleh lembaga lain yang independen dan
laporan pertanggungjwbn kepada KDH. ditetapkan oleh KDH
04 05 q Belanja Subsidi dalam APBD dianggarkan pada SKPD
terkait.
q menghasilkan produk yang merupakan q Pemberian subsidi berupa bunga atau bagi hasil
kebutuhan dasar dan menyangkut hajat kepada usaha mikro kecil dan menengah pada
hidup orang banyak. 03 perorangan tidak perlu dilakukan pemeriksaan dengan
tujuan tertentu.

q harga jual dari hasil produksinya 02


terjangkau oleh masyarakat yang daya
belinya terbatas. 01 q BUMN, BUMD dan/atau Badan Usaha Milik Swasta
yang Menyelenggarakan pelayanan publik
5
BELANJA HIBAH

Belanja hibah diberikan kepada Pemerintah Pusat, Pemerintah Pemberian hibah didasarkan atas usulan tertulis yang
Daerah lainnya, BUMN, BUMD, dan/atau badan dan lembaga, disampaikan kepada KDH.
serta organisasi kemasyarakatan yang berbadan hukum
Belanja hibah berupa uang, barang atau jasa dapat dianggarkan
Indonesia, yang secara spesifik telah ditetapkan dalam APBD sesuai dengan kemampuan keuangan daerah setelah
peruntukannya, bersifat tidak wajib dan tidak mengikat, serta memprioritaskan pemenuhan belanja urusan pemerintahan wajib
tidak secara terus menerus setiap tahun anggaran, kecuali dan belanja urusan pemerintahan pilihan, kecuali ditentukan lain
Ø kepada pemerintah pusat dalam rangka mendukung sesuai dengan peraturan perundang-undangan
penyelenggaraan pemerintahan daerah sepanjang tidak
tumpang tindih pendanaannya dengan APBN sesuai dengan Penganggaran belanja hibah dianggarkan pada SKPD terkait;
ketentuan peraturan perundang-undangan;
Ø badan dan lembaga yang ditetapkan oleh pemerintah atau
pemda sesuai dengan kewenangannya berdasarkan
ketentuan peraturan perundang-undangan;
Ø partai politik dan/atau
Ø ditentukan lain oleh peraturan perundang-undangan
2 ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (APBD)

1. Pemerintah Pusat
2. Pemerintah Daerah Lainnya
1. Hibah kepada pemerintah pusat diberikan kepada satuan
Hibah kepada Pemerintah Daerah lainnya diberikan kepada daerah
kerja dari kementerian/lembaga pemerintah non-
otonom baru hasil pemekaran daerah sesuai dengan ketentuan
kementerian yang wilayah kerjanya berada dalam daerah peraturan perundang-undangan
yang bersangkutan.
2. Hibah dari pemerintah daerah dilarang tumpang tindih
3. BUMN
pendanaannya dengan APBN sesuai PUU.
3. Unit kerja pada Kementerian Dalam Negeri yang membidangi Hibah kepada badan usaha milik negara diberikan untuk
urusan pemerintahan di bidang Administrasi Kependudukan meningkatkan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan
dapat memperoleh Hibah dari Pemerintah Daerah untuk ketentuan peraturan perundang-undangan.
penyediaan blanko kartu tanda penduduk elektronik.
4. BUMD
4. Penyediaan setiap keping blangko kartu tanda penduduk
elektronik tidak didanai dari 2 (dua) sumber dana yaitu Hibah Hibah kepada badan usaha milik daerah diberikan dalam rangka
APBD maupun APBN. untuk meneruskan hibah yang diterima Pemerintah Daerah dari
5. Hibah kepada pemerintah pusat dimaksud hanya dapat Pemerintah Pusat sesuai PUU. Hibah kepada BUMD tidak dapat
diberikan 1 (satu) kali dalam tahun berkenaan diberikan dalam bentuk barang kecuali uang atau jasa.
2 ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (APBD)

5. Badan dan Lembaga, yang Berbadan Hukum Indonesia

a. Hibah kepada badan dan lembaga,


1. diberikan kepada badan dan lembaga yang bersifat nirlaba, sukarela dan sosial yang dibentuk berdasarkan PUU; 6. Partai Politik
2. yang bersifat nirlaba, sukarela dan sosial yang telah memiliki Surat Keterangan Terdaftar (SKT) yang diterbitkan oleh Menteri, Gubernur
atau Bupati/Wali kota; atau
3. yang bersifat nirlaba, sukarela bersifat sosial kemasyarakatan berupa kelompok masyarakat/kesatuan masyarakat hukum adat Belanja hibah juga berupa
sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan masyarakat, dan keberadaannya diakui oleh pemerintah pusat dan/atau pemberian bantuan keuangan
Pemda melalui pengesahan atau penetapan dari pimpinan instansi vertikal atau kepala SKPD terkait. kepada partai politik yang
4. Koperasi yang didirikan berdasarkan PUU dan memenuhi kriteria yang ditetapkan oleh Pemda. mendapatkan kursi di DPRD
5. persyaratan paling sedikit:
Ø memiliki kepengurusan di daerah domisili;
provinsi dan DPRD
Ø memiliki keterangan domisili dari lurah/kepala desa setempat atau sebutan lainnya; dan kabupaten/kota sesuai PUU.
Ø berkedudukan dalam wilayah administrasi Pmerintah Daerah dan/atau badan dan Lembaga yang berkedudukan di luar wilayah Besaran penganggaran belanja
administrasi Pemerintah Daerah untuk menunjang pencapaian sasaran program, kegiatan dan sub kegiatan pemerintah daerah bantuan keuangan kepada partai
pemberi hibah. politik dimaksud sesuai dengan
b. Hibah kepada organisasi kemasyarakatan yang berbadan hukum Indonesia
1. diberikan kepada kepada organisasi kemasyarakatan yang berbadan hukum, yayasan atau organisasi kemasyarakatan yang berbadan
ketentuan peraturan
hukum perkumpulan, yang telah mendapatkan pengesahan badan hukum dari kementerian yang membidangi urusan hukum dan hak asasi perundang-undangan
manusia sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
2. persyaratan paling sedikit:
ü telah terdaftar pada kementerian yang membidangi urusan hukum dan hak asasi manusia;
ü berkedudukan dalam wilayah administrasi Pemerintah Daerah yang bersangkutan; dan
ü memiliki sekretariat tetap di daerah yang bersangkutan
2 ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (APBD)
6
BELANJA BANTUAN SOSIAL Bantuan sosial berupa uang adalah uang yang diberikan secara
langsung kepada penerima seperti beasiswa bagi anak miskin, yayasan
Belanja bantuan sosial digunakan untuk menganggarkan pemberian
pengelola yatim piatu, nelayan miskin, masyarakat lanjut usia, terlantar,
bantuan berupa uang dan/atau barang kepada individu, keluarga,
cacat berat dan tunjangan kesehatan putra putri pahlawan yang tidak
kelompok dan/atau masyarakat yang sifatnya tidak secara terus
mampu
menerus dan selektif yang bertujuan untuk melindungi dari kemungkinan
terjadinya resiko sosial, kecuali dalam keadaan tertentu dapat Bantuan sosial berupa barang adalah barang yang diberikan secara
berkelanjutan. langsung kepada penerima seperti bantuan kendaraan operasional
untuk sekolah luar biasa swasta dan masyarakat tidak mampu,
Belanja bantuan sosial dianggarkan dalam APBD sesuai dengan
bantuan perahu untuk nelayan miskin, bantuan makanan/pakaian
kemampuan Keuangan Daerah setelah memprioritaskan pemenuhan
kepada yatim piatu/tuna sosial, ternak bagi kelompok masyarakat
belanja Urusan Pemerintahan Wajib dan Urusan Pemerintahan Pilihan,
kurang mampu
kecuali ditentukan lain sesuai dengan ketentuan PUU;

Bantuan sosial yang tidak dapat direncanakan sebelumnya dialokasikan


untuk kebutuhan akibat risiko sosial yang tidak dapat diperkirakan pada
Bantuan sosial yang direncanakan berdasarkan usulan dari calon saat penyusunan APBD yang apabila ditunda penanganannya akan
penerima dan/atau atas usulan kepala SKPD dan dianggarkan pada menimbulkan risiko sosial yang lebih besar bagi individu dan/atau
SKPD terkait keluarga yang bersangkutan.

Belanja bantuan sosial memenuhi kriteria paling sedikit:


a. Selektif;
b. memenuhi persyaratan penerima bantuan diartikan memiliki identitas Pagu alokasi anggaran yang tidak dapat direncanakan sebelumnya tidak melebihi pagu
kependudukan sesuai PUU; alokasi anggaran yang direncanakan dan dianggarkan dalam BTT dan Usulan atas
c. bersifat sementara dan tidak terus menerus, kecuali dalam keadaan belanja bantuan sosial yang tidak dapat direncanakan sebelumnya dilakukan oleh SKPD
tertentu dapat berkelanjutan; terkait
d. sesuai tujuan penggunaan diartikan bahwa tujuan pemberian bantuan sosial
2 ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (APBD)

BELANJA MODAL
Ø Digunakan untuk menganggarkan mempunyai masa
pengeluaran yang dilakukan dalam rangka 01 manfaat lebih dari 12
pengadaan aset tetap dan aset lainnya. Selain kriteria juga memuat kriteria
bulan
lainnya yaitu:
Ø Aset tetap dianggarkan belanja modal Kriteria Belanja
sebesar harga perolehan. 1. berwujud;
Modal digunakan dlm Keg
Ø Harga perolehan merupakan harga beli/ 02 Pemda
2. biaya perolehan aset tetap dapat
bangun aset ditambah seluruh belanja diukur secara andal;
yang terkait dengan 3. tidak dimaksudkan untuk dijual
pengadaan/pembangunan aset sampai 03 batas minimal
03kapitalisasi aset dalam operasi normal entitas; dan
aset siap digunakan
4. diperoleh atau dibangun dengan
maksud untuk digunakan.
Dalam hal tidak memenuhi kriteria batas minimal
kapitalisasi aset tetap dianggarkan dalam belanja
barang dan jasa. Batas minimal kapitalisasi aset
tetap diatur dalam Perkada
2 ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (APBD)

JENIS BELANJA MODAL


Belanja Tanah Belanja Peralatan & Mesin Belanja Gedung & Bangunan

digunakan untuk menganggarkan tanah yang digunakan untuk menganggarkan peralatan dan mesin digunakan untuk menganggarkan gedung & bangunan
diperoleh dengan maksud untuk dipakai dalam mencakup mesin & RanMor, alat elektronik, inventaris kantor, mencakup seluruh gedung & bangunan yang diperoleh
kegiatan operasional Pemda dan dalam kondisi & peralatan lainnya yang nilainya signifikan dan masa dengan maksud untuk dipakai dalam kegiatan
siap dipakai manfaatnya lebih dari 12 bulan & dalam kondisi siap pakai operasionl Pemda dan dalam kondisi siap dipakai

Belanja Jalan, Irigasi & Jaringan Belanja Aset Tetap Lainnya Belanja Aset Lainnya

digunakan untuk menganggarkan jalan, irigasi, dan digunakan untuk menganggarkan aset tetap lainnya digunakan untuk menganggarkan aset tetap yang tidak
jaringan mencakup jalan, irigasi, dan jaringan yang mencakup aset tetap yang tidak dapat dikelompokkan ke digunakan untuk keperluan operasional Pemerintah
dibangun oleh Pemda serta dimiliki dan/atau dikuasai dalam kelompok aset tetap, yang diperoleh dan Daerah, tidak memenuhi definisi aset tetap, dan harus
oleh Pemerintah Daerah dan dalam kondisi siap dimanfaatkan untuk kegiatan operasional Pemda dan disajikan di pos aset lainnya sesuai dengan nilai
dipakai dalam kondisi siap dipakai tercatatnya
2 ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (APBD)

BELANJA TIDAK TERDUGA


1. digunakan untuk menganggarkan pengeluaran untuk keadaan darurat termasuk keperluan mendesak yang tidak dapat
diprediksi sebelumnya dan pengembalian atas kelebihan pembayaran atas penerimaan daerah tahun-tahun sebelumnya serta
untuk belanja bantuan sosial yang tidak dapat direncanakan sebelumnya;
2. Kriteria Keadaan Darurat Dan Keperluan Mendesak Ditetapkan Dalam Perda Tentang APBD Tahun Berkenaan.
Kriteria
Keadaan Darurat Keperluan Mendesak
bencana alam, bencana non-alam, bencana kebutuhan daerah dalam rangka Pelayanan Dasar masyarakat yang anggarannya belum
sosial dan/atau kejadian luar biasa; tersedia dalam TA berjalan;

pelaksanaan operasi pencarian dan Belanja Daerah yang bersifat mengikat dan belanja yang bersifat wajib;
pertolongan;
Pengeluaran Daerah yang berada diluar kendali Pemda dan tidak dapat diprediksikan
kerusakan sarana/prasarana yang dapat sebelumnya, serta amanat PUU;
mengganggu kegiatan pelayanan publik
Pengeluaran Daerah lainnya yang apabila ditunda akan menimbulkan kerugian yang lebih
besar bagi Pemerintah Daerah dan/atau masyarakat
2 ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (APBD)

Tata Cara Penggunaan Dana Tanggap Darurat &


Belanja Bansos Yang Tidak Dapat Direncanakan
Belanja Bansos Yang Tidak
Penggunaan Dana Tanggap Darurat Dapat Direncanakan
2 ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (APBD)

Tata Cara Penggunaan BTT Tata Cara Penggunaan BTT


Untuk Rasionalisasi Kegiatan Untuk Keperluan Mendesak

Anggaran Belum Tersedia Anggaran Belum Tercukupi Anggaran Belum Tersedia Anggaran Belum Tercukupi

BTT diformulasikan dalam RKA- BTT terlebih dahulu BTT diformulasikan dalam RKA- BTT terlebih dahulu
SKPD yang membidangi diformulasikan dalam SKPD yang membidangi diformulasikan dalam
keuangan daerah Perubahan DPA-SKPD keuangan daerah Perubahan DPA-SKPD

RKA-SKPD dan/atau Perubahan DPA-SKPD menjadi dasar:


1. Dalam melakukan perubahan Perkada tentang Penjabaran APBD untuk selanjutnya ditampung dalam Perda tentang Perubahan APBD;
2. atau dituangkan dalam LRA bagi Pemda yang tidak melakukan Perubahan APBD atau telah melakukan perubahan APBD
2 ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (APBD)

BELANJA TRANSFER

Belanja transfer merupakan pengeluaran uang dari pemerintah daerah kepada pemerintah daerah lainnya dan/atau dari pemerintah
daerah kepada pemerintah desa.

BELANJA BELANJA BANTUAN


BAGI HASIL KEUANGAN

Pendapatan Pendapatan Pajak Bankeu Provinsi Ke Bankeu Kab/Kota


Pajak Daerah Daerah & Retribusi Kab/Kota Di Bankeu Provinsi
Bankeu Antar- Bankeu Antar- Wilayahnya Ke Provinsinya Atau Kab/Kota
Provinsi Kepada Daerah Kab/Kota daerah Provinsi; daerah Kab/Kota; Dan/Atau Provinsi
Kab/Kota Kepada Pem.Desa Dan/Atau Kab/Kota Kepada Desa
Di Luar Wilayahnya; Lainnya;
2 ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (APBD)

PEMBIAYAAN DAERAH

Penerimaan Pembiayaan Pengeluaran Pembiayaan

SiLPA; Pembayaran Cicilan Pokok Utang Yang Jatuh Tempo;

Pencairan Dana Cadangan; Penyertaan Modal Daerah;

Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang dipisahkan; Pembentukan Dana Cadangan;

Penerimaan Pinjaman Daerah; Pemberian Pinjaman Daerah; dan/atau

Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman Daerah; Pengeluaran Pembiayaan lainnya sesuai PUU

Penerimaan Pembiayaan lainnya sesuai PUU


2 ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (APBD)

PENERIMAAN PEMBIAYAAN PENGELUARAN PEMBIAYAAN


SILPA
merupakan akumulasi pendapatan, belanja, penerimaan pembiayaan, dan pengeluaran
pembiayaan. SILPA yang digunakan dalam penerimaan pembiayaan adalah SILPA tahun
sebelumnya
Pencairan Dana Cadangan Pembentukan Dana Cadangan (1)
• Untuk menganggarkan pencairan Dana Cadangan dari rekening Dana Cadangan ke • Dana cadangan penggunaannya diprioritaskan untuk mendanai kebutuhan
RKUD dalam tahun anggaran berkenaan. pembangunan prasarana dan sarana daerah yang tidak dapat dibebankan dalam 1
(satu) tahun anggaran.
• Jumlah Dana Cadangan sesuai dengan jumlah yang telah ditetapkan dengan Perda • Dana cadangan dapat digunakan untuk mendanai kebutuhan lainnya sesuai dengan
tentang pembentukan Dana Cadangan bersangkutan ketentuan peraturan perundang-undangan.
• Pencairan Dana Cadangan dalam 1 TA menjadi penerimaan Pembiayaan APBD dalam • Dana cadangan bersumber dari penyisihan atas penerimaan daerah kecuali dari: a)
tahun anggaran berkenaan DAK; b) pinjaman daerah; dan c) penerimaan lain yang penggunaannya dibatasi untuk
pengeluaran tertentu berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan
• Dalam hal Dana Cadangan belum digunakan sesuai dengan peruntukannya, dana • Dana cadangan ditempatkan dalam rekening tersendiri dan dikelola oleh PPKD selaku
tersebut dapat ditempatkan dalam portofolio yang memberikan hasil tetap dengan BUD
risiko rendah.
2 ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (APBD)

PENERIMAAN PEMBIAYAAN PENGELUARAN PEMBIAYAAN


Pencairan Dana Cadangan Pembentukan Dana Cadangan (2)
• Penggunaan atas Dana Cadangan yang dicairkan dari rekening Dana Cadangan ke • Pembentukan dana cadangan ditetapkan dalam Peraturan Daerah tentang
RKUD dianggarkan dalam SKPD pengguna Dana Cadangan bersangkutan, kecuali pembentukan dana cadangan
ditentukan lain sesuai dengan PUU
• Penerimaan hasil bunga/jasa giro/imbal hasil/dividen/ keuntungan (capital gain) atas • Pembentukan dana cadangan dianggarkan pada pengeluaran pembiayaan dalam tahun
rekening dana cadangan dan/atau penempatan dalam portofolio dicantumkan sebagai anggaran yang berkenaan.
lain-lain pendapatan asli daerah yang sah
• Peraturan Daerah tentang pembentukan dana cadangan sekurang-kurangnya
penetapan tujuan pembentukan dana cadangan, program, kegiatan, dan sub kegiatan
yang akan dibiayai dari dana cadangan, besaran dan rincian tahunan dana cadangan
yang harus dianggarkan dan ditransfer ke rekening dana cadangan, sumber dana
cadangan, dan tahun anggaran pelaksanaan dana cadangan.
• Peraturan Daerah tentang pembentukan dana cadangan ditetapkan sebelum
persetujuan bersama antara kepala daerah dan DPRD atas rancangan Peraturan
Daerah tentang APBD.
2 ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (APBD)

PENERIMAAN PEMBIAYAAN PENGELUARAN PEMBIAYAAN


Penerimaan Pinjaman Pembayaran Cicilan Pokok Utang Yang Jatuh Tempo
• Penerimaan pinjaman daerah didasarkan pada jumlah pinjaman yang akan diterima • Pembayaran cicilan pokok utang yang jatuh tempo didasarkan pada jumlah yang harus
dalam tahun anggaran berkenaan sesuai dengan yang ditetapkan dalam perjanjian dibayarkan sesuai dengan perjanjian pinjaman dan pelaksanaannya merupakan
pinjaman bersangkutan. prioritas utama dari seluruh kewajiban pemerintah daerah yang harus diselesaikan
dalam TA berkenaan berdasarkan perjanjian pinjaman
• Penerimaan pinjaman daerah digunakan untuk menganggarkan penerimaan pinjaman • Pembayaran cicilan pokok utang yang jatuh tempo digunakan untuk menganggarkan
daerah termasuk penerimaan atas penerbitan obligasi daerah yang akan diterima pembayaran pokok utang.
pada tahun anggaran berkenaan
• Pembayaran pokok pinjaman, bunga, dan kewajiban lainnya sesuai dengan ketentuan
PUU
• Pemda wajib membayar cicilan pokok utang dan dianggarkan dalam APBD setiap tahun
sampai dengan berakhirnya kewajiban dimaksud
• Dalam hal anggaran yang tersedia dalam APBD tidak mencukupi untuk pembayaran
cicilan pokok utang, KDH dapat melakukan pelampauan pembayaran mendahului
perubahan atau setelah perubahan APBD
2 ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (APBD)

PENERIMAAN PEMBIAYAAN PENGELUARAN PEMBIAYAAN


Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang dipisahkan Penyertaan Modal (1)
• Hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan dilakukan sesuai dengan PUU • Pemda dapat melakukan penyertaan modal pada badan usaha milik daerah dan/atau
badan usaha milik negara, badan usaha swasta dan/atau koperasi
• Penerimaan atas hasil penjualan kekayaan daerah dicatat berdasarkan bukti • Penyertaan modal daerah bertujuan untuk meningkatkan pendapatan daerah,
penerimaan yang sah pertumbuhan perkembangan perekonomian daerah & meningkatkan kesejahteraan
masyarakat
• Bukti penerimaan antara lain seperti dokumen lelang, akta jual beli, nota kredit, dan • Penyertaan modal daerah untuk memperoleh manfaat ekonomi, sosial, dan/atau
dokumen sejenis lainnya manfaat lainnya
• Penerimaan pinjaman daerah bersumber dari: pemerintah pusat, pemerintah daerah • Bentuk penyertaan modal daerah meliputi penyertaan modal berupa investasi surat
lain, lembaga keuangan bank, lembaga keuangan bukan bank; dan/atau Masyarakat berharga dan/atau penyertaan modal berupa investasi langsung
• Penerimaan pinjaman daerah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan • Penyertaan modal pemerintah daerah dapat dilaksanakan apabila jumlah yang akan
perundang-undangan disertakan dalam tahun anggaran berkenaan telah ditetapkan dalam Peraturan Daerah
mengenai penyertaan modal daerah bersangkutan.
• Penyertaan modal dapat dilakukan pemerintah daerah walaupun APBD tidak surplus
sepanjang diamanatkan oleh peraturan perundang-undangan, dalam hal ini antara lain
telah ada Peraturan Daerah mengenai penyertaan modal daerah bersangkutan
• Peraturan Daerah ditetapkan sebelum persetujuan bersama antara Kepala Daerah dan
DPRD atas rancangan Peraturan Daerah tentang APBD
2 ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (APBD)

PENERIMAAN PEMBIAYAAN PENGELUARAN PEMBIAYAAN


Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang dipisahkan Penyertaan Modal (2)
• Penyertaan modal dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan
• Pengelolaan penyertaan modal daerah meliputi perencanaan investasi pelaksanaan
investasi, penganggaran, pelaksanaan anggaran, penatausahaan anggaran dan
pertanggungjawaban penyertaan modal pemerintah daerah, divestasi, serta
pembinaan dan pengawasan
• Pengelolaan penyertaan modal daerah sejalan dengan kebijakan pengelolaan
penyertaan modal/investasi secara nasional. Pengelolaan penyertaan modal daerah
diatur dengan Perkada
• Pemenuhan penyertaan modal pada tahun sebelumnya tidak diterbitkan Peraturan
Daerah tersendiri sepanjang jumlah anggaran penyertaan modal tersebut tidak
melebihi jumlah penyertaan modal yang telah ditetapkan dengan Peraturan Daerah
mengenai penyertaan modal bersangkutan.
• Dalam hal pemerintah daerah akan menambah jumlah penyertaan modal melebihi
jumlah penyertaan modal yang telah ditetapkan dengan Peraturan Daerah mengenai
penyertaan modal, pemerintah daerah melakukan perubahan Peraturan Daerah
mengenai penyertaan modal yang bersangkutan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
2 ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (APBD)

PENERIMAAN PEMBIAYAAN PENGELUARAN PEMBIAYAAN


Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang dipisahkan Penyertaan Modal (3)
• Penyertaan modal pemerintah daerah dilaksanakan dengan berpedoman pada
ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang surat berharga dan
investasi langsung.
• Dalam hal pemerintah daerah akan melaksanakan penyertaan modal, pemerintah
daerah terlebih dahulu menyusun perencanaan investasi pemerintah daerah yang
dituangkan dalam dokumen rencana kegiatan investasi.
• Dokumen rencana kegiatan investasi disiapkan oleh PPKD selaku pengelola investasi
untuk disetujui oleh kepala daerah.
• Berdasarkan dokumen rencana kegiatan investasi, pemerintah daerah menyusun
analisis penyertaan modal/investasi pemerintah daerah sebelum melakukan
penyertaan modal
• Analisis penyertaan modal/investasi pemerintah daerah dilakukan oleh penasehat
investasi pemerintah daerah. Penasihat investasi pemerintah daerah ditetapkan oleh
kepala daerah
• Hasil analisis penyertaan modal/investasi pemerintah daerah berupa hasil analisis
penilaian kelayakan, analisis portofolio dan analisis risiko
2 ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (APBD)

PENERIMAAN PEMBIAYAAN PENGELUARAN PEMBIAYAAN


Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman Daerah Pemberian Pinjaman Daerah
• Penerimaan kembali pemberian pinjaman daerah digunakan untuk menganggarkan • Pemberian pinjaman daerah digunakan untuk menganggarkan pemberian pinjaman
penerimaan kembali pinjaman yang diberikan kepada pihak penerima pinjaman sesuai daerah yang diberikan kepada pemerintah pusat, pemerintah daerah lainnya, BUMD,
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan badan usaha milik negara, koperasi, dan/atau masyarakat.
• Pemberian pinjaman daerah dilaksanakan setelah mendapat persetujuan DPRD.
• Persetujuan DPRD menjadi bagian yang disepakati dalam KUA dan PPAS.
• Ketentuan mengenai tata cara pemberian pinjaman daerah diatur dalam Perkada
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Penerimaan Pembiayaan lainnya sesuai PUU Pengeluaran Pembiayaan lainnya sesuai PUU
Penerimaan pembiayaan lainnya digunakan untuk menganggarkan penerimaan pembiayaan
lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pembiayaan Neto
Ø merupakan selisih penerimaan pembiayaan terhadap pengeluaran pembiayaan
Ø digunakan untuk menutup defisit anggaran
Ø merupakan selisih antara penerimaan Pembiayaan dengan pengeluaran Pembiayaan
2 ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (APBD)

SURPLUS APBD
Pendapatan Belanja
Ø Surplus APBD merupakan selisih lebih antara pendapatan daerah dan belanja daerah. Daerah Daerah
Ø Dalam hal APBD diperkirakan surplus, APBD dapat digunakan untuk pengeluaran
Pembiayaan Daerah yang ditetapkan dalam Perda tentang APBD yang pelaksanaannya
sesuai dengan ketentuan PUU. Pendapatan
Ø Penggunaan surplus APBD diutamakan untuk: Asli Daerah
ü pembayaran cicilan pokok Utang yang jatuh tempo; Belanja Operasi
ü penyertaan modal Daerah; Dana Transfer & Belanja Modal

ü pembentukan Dana Cadangan;


Lain-Lain Belanja BTT &
ü Pemberian Pinjaman Daerah; dan/atau
Pendapatan Daera
h Belanja Transfer
ü pengeluaran Pembiayaan lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- Yang SAH
undangan
Ø Pemerintah Daerah wajib melaporkan posisi surplus APBD kepada Menteri dan menteri
yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang keuangan setiap semester
dalam tahun anggaran berkenaan
2 ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (APBD)

DEFISIT APBD

Pendapatan Belanja Ø Defisit APBD merupakan selisih kurang antara pendapatan daerah dan belanja daerah.
Daerah Daerah Ø Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang keuangan menetapkan batas
maksimal jumlah kumulatif defisit APBD dan batas maksimal defisit APBD masing-masing
Daerah yang dibiayai dari Pinjaman Daerah setiap tahun anggaran.
Belanja Operasi Ø Penetapan batas maksimal jumlah kumulatif defisit APBD dan batas maksimal defisit APBD
Pendapatan masing-masing daerah paling lambat bulan Agustus untuk tahun anggaran berikutnya.
Asli Daerah
Belanja Modal Ø Pemerintah Daerah wajib melaporkan posisi defisit APBD kepada Menteri dan menteri yang
Dana Transfer menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang keuangan setiap semester dalam tahun
Belanja BTT anggaran berkenaan
Lain-Lain Ø Pemerintah Daerah yang melanggar ketentuan dapat dikenai sanksi penundaan penyaluran
Pendapatan Daera
Yang SAH
h Belanja Transfer Dana Transfer Umum.
Ø Menteri melakukan pengendalian defisit APBD provinsi/Gubernur selaku wakil Pemerintah
Pusat melakukan pengendalian defisit APBD kabupaten/kota berdasarkan batas maksimal
jumlah kumulatif defisit APBD dan batas maksimal defisit APBD masing-masing Daerah yang
dibiayai Pinjaman Daerah yang ditetapkan oleh menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang keuangan
2 ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (APBD)

Pemerintah Daerah menganggarkan


Sisa Lebih Pembiayaan (SILPA)
tahun berkenaan bersaldo nihil

Dalam hal perhitungan penyusunan rancangan Perda


Dalam hal perhitungan penyusunan rancangan Perda tentang APBD menghasilkan SILPA Tahun Berjalan negatif,
tentang APBD menghasilkan SILPA Tahun Berjalan positif,
Pemda melakukan pengurangan bahkan penghapusan
Pemda harus memanfaatkannya untuk penambahan pengeluaran pembiayaan yang bukan merupakan
program dan kegiatan prioritas yang dibutuhkan, volume
kewajiban daerah, pengurangan program dan kegiatan
program dan kegiatan yang telah dianggarkan, dan/atau yang kurang prioritas dan/atau pengurangan volume
pengeluaran pembiayaan. program dan kegiatannya
II LAMPIRAN PERMENDAGRI NO. 77 TAHUN 2020
3 & 4 PENYUSUNAN & PENETAPAN APBD

KUA & RKA- Evaluasi Ranc Perda


RKPD RAPBD APBD APBD & Ranc Perkada
PPAS SKPD Penjabaran APBD

60 (enam puluh) Hari


Apabila tidak sepakat,
paling lama 6 Minggu Kepala Daerah wajib mengajukan
sejak disampaikan Tanggal 31
rancangan Perda tentang
Minggu ke-II
APBD disertai penjelasan dan Rancangan Perda tentang
Kesepakatan Ranc KUA dokumen pendukung APBD dan rancangan Perkada
dan Ranc PPAS kepada DPRD tentang penjabaran APBD

RKPD JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER DESEMBER


Minggu Ke-II Minggu ke-III Minggu Ke-II / Ke-IV 1 (satu) Bulan

KDH menyampaikan Ranc Menyusun RKA-SKPD Penyampaian Rancangan Kepala Daerah dan DPRD
KUA dan Ranc PPAS Peraturan Daerah tentang wajib menyetujui bersama
APBD kepada DPRD rancangan Perda tentang
APBD
3 & 4 PENYUSUNAN & PENETAPAN APBD
Berdasarkan Pedoman
RKPD Penyusunan
APBD

Mengacu
Kepala Daerah DPRD
1 2
& TAPD Rancangan
Disampaikan paling lambat
Menyusun KUA
Minggu Ke-2 Juli
Rancangan
PPAS

5
Disampaikan Paling lama
Menyusun Rancangan 6 Minggu Sejak disampaikan
Perda APBD Rancangan KUA & PPAS
Tidak Sepakat 6
3

Membahas &
Menyepakati
3 & 4 PENYUSUNAN & PENETAPAN APBD 3

Membahas &
Menyepakati
Kepala SKPD
Penyempurnaan
sepakat
Ditandatangani paling Nota
4 Keadaan
lambat Minggu ke-2 Kesepakatan 7 RKA-SKPD Darurat
Agustus
Mendesak
Berpedoman pada :
o Indikator Kinerja
KUA
o Tolok Ukur & Sasaran
RKA-SKPD Kinerja sesuai ASB
o Standar harga Satuan
PPAS o Rencana Kebutuhan BMD
o Standar Pelayanan
Minimal
Kepala Daerah
Mengajukan paling
lambat 60 hari sebelum 1 9 PPKD
Rancangan Sesuai
bulan TA dimulai Perda APBD
Dokumen
Pendukung Tidak
8 Verifikasi Sesuai
DPRD 10 TAPD

Membahas &
Menyetujui
3 & 4 PENYUSUNAN & PENETAPAN APBD

Membahas &
Menyetujui

11 Setuju
Penyempurnaan 7 hari
Menyetujui paling lambat Persetujuan
1 bulan sebelum TA Bersama
dimulai
12 Mendagri/Gubernur Kepala Daerah
13
Rancangan Disanpaikan
Evaluasi
Perda APBD
Rancangan 3 hari sejak Sesuai
persetujuan
15 hari
Perkada
Penjabaran
APBD
Perda APBD
Mendagri usul ke Menkeu
Perkada Ditetapkan
Menunda/memotong Tidak disempurnakan
Penjabaran paling lambat
Dana Transfer Umum 14
APBD 31 Desember
3 & 4 PENYUSUNAN & PENETAPAN APBD

KUA & RKA-


RKPD RAPBD APBD
PPAS SKPD

01 02 03 04 05 06
kebutuhan tidak bertentangan berpedoman pada tepat waktu, sesuai tertib, efisien, ekonomis, APBD merupakan
penyelenggaraan dengan kepentingan dengan tahapan dan efektif, transparan, dan dasar bagi
RKPD, KUA, dan bertanggung jawab
urusan umum dan peraturan jadwal yang telah Pemerintah Daerah
Prinsip Dasar : pemerintahan yang perundang-undangan
PPAS
ditetapkan dalam
dengan memperhatikan
untuk melakukan
rasa keadilan, kepatutan,
menjadi kewenangan yang lebih tinggi peraturan perundang- manfaat untuk penerimaan dan
daerah dan undangan masyarakat dan taat pengeluaran daerah
kemampuan pada ketentuan
pendapatan daerah peraturan perundang-
undangan
3 & 4 PENYUSUNAN & PENETAPAN APBD
Memetakan Konsepsi Penyelarasan Kinerja dan Keuangan
KINERJA KEUANGAN
Belanja Operasi
Urusan Wajib Pelayanan Dasar
PELAKSANA URUSAN Belanja Pegawai
Urusan Wajib Non Pelayanan Dasar
Belanja Barang & Jasa
Program Fungsi Badan/Dinas/Kantor
Urusan Pilihan Belanja Bunga
Sekretariat
Unsur Pendukung Kegiatan Sumber Dana Belanja Subsidi
Daerah/DPRD
Unsur Penunjang Kecamatan Belanja Hibah
Sub Kegiatan Lokasi
Unsur Pengawas Belanja Bansos
Indikator Kinerja Unit Kerja/UPTD
Unsur Kewilayahan Belanja Modal
Target Kinerja
Unsur Pemerintahan Umum PA/KPA Belanja Tidak Terduga
Unsur Kekhususan Belanja Transfer
3 & 4 PENYUSUNAN & PENETAPAN APBD

PRINSIP Peletakan Urusan, Bidang Urusan,Program, Kegiatan dan


Sub Kegiatan Ke dalam Organisasi Perangkat Daerah
PROGRAM/KEGIATAN/SUB KEGIATAN
ORGANISASI PELAKSANA URUSAN/UNSUR MENTERJEMAHKAN URUSAN/UNSUR
Dalam Permendagri Nomor 90 Tahun 2019 Organisasi Dalam Permendagri Nomor 90 Tahun 2019
Perangkat Daerah dibentuk secara dinamis dan Program/Kegiatan/Sub Kegiatan disusun berdasarkan
berjenjang untuk menterjemahkan secara teknis urusan pemerintah daerah dan unsur dalam
urusan pemerintah daerah berdasarkan peraturan pemerintah daerah untuk menghasilkan keluaran
perundang-undangan berdasarkan indikator kinerja dalam pencapaian visi
dan misi kepala daerah sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan

PEMILIHAN PROGRAM/KEGIATAN/SUB KEGIATAN BERDASARKAN TUSI


Organisasi perangkat daerah yang dijabarkan kedalam tugas dan fungsinya, akan
memilih dan melaksanakan serta mendanai program/kegiatan/sub kegiatan yang
tersedia dalam Permendagri Nomor 90 Tahun 2019 dalam rangka mencapai
tujuan pemerintah daerah berdasarkan visi dan misi kepala daerah yang
diterjemahkan secara teknis berdasarkan indikator kinerja secara berjenjang
3 & 4 PENYUSUNAN & PENETAPAN APBD

PRINSIP Peletakan Urusan, Bidang Urusan,Program, Kegiatan dan


Sub Kegiatan Ke dalam Organisasi Perangkat Daerah

PERANGKAT DAERAH

TUGAS DAN FUNGSI

URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH


DAN PELAKSANAAN KINERJA
UNSUR PEMERINTAHAN DAERAH

PROGRAM – KEGIATAN – SUB


KEGIATAN

INDIKATOR DAN TARGET KINERJA


3 & 4 PENYUSUNAN & PENETAPAN APBD
SINKRONISASI PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN
RPJMD – Renstra – Renja – RKPD KUA - PPAS RKA-SKPD RAPBD

INDIKATOR DAN TARGET KINERJA

URUSAN/UNSUR SHS – ASB


PEMERINTAHAN DAERAH
Program
BIDANG
URUSAN/UNSUR Kegiatan
mengacu
Program Prioritas
Sub Kegiatan
Program Pemda
Pagu Anggaran
Kegiatan Provinsi Kegiatan Kab/Kota “MONEY FOLLOW PROGRAM” pendekatan anggaran yang lebih fokus pada program
atau kegiatan yang terkait langsung dengan prioritas nasional, perioritas daerah
Sub Kegiatan Sub Kegiatan dan juga perioritas desa, serta memberikan dampak langsung bagi masyarakat.
Provinsi Kab/Kota Setiap kementerian, lembaga, Pemerintah daerah (SKPD) dan Pemeritah desa,
Sub Kegiatan Sub Kegiatan dituntut memiliki kemampuan/kapasitas menyusun perencanaan dan penganggaran
(Renstra, Renja) yang terkonsolidasi dan sinkronisasi, sehingga tidak ada lagi
Provinsi Kab/Kota
tumpang tindih antara satu institusi dengan institusi lainnya
3 PENYUSUNAN RANCANGAN APBD

Sub kegiatan dapat dianggarkan:


KUA dan PPAS 1) untuk 1 (satu) tahun anggaran; atau
2) lebih dari 1 (satu) tahun anggaran dalam bentuk sub kegiatan tahun jamak.

Muatan Rancangan KUA


Kepala Daerah menyusun rancangan KUA dan rancangan PPAS
a. kondisi ekonomi makro daerah; berdasarkan RKPD dengan mengacu pada pedoman penyusunan APBD.
b. asumsi penyusunan APBD; • TAPD menyiapkan seluruh isi rancangan KUA menggunakan data dan
c. kebijakan Pendapatan Daerah; informasi terkait kebijakan anggaran yang terdapat dalam RKPD;
d. kebijakan Belanja Daerah; • TAPD menyiapkan seluruh isi rancangan PPAS menggunakan data dan
e. kebijakan Pembiayaan Daerah; dan informasi terkait program prioritas beserta indikator kinerja dan indikasi
pendanaan yang bersumber dari RKPD.
f. strategi pencapaian.

Tahapan Rancangan PPAS

Menentukan prioritas program, kegiatan dan


sub kegiatan yang disinkronkan dengan Menyusun capaian Kinerja, Sasaran, dan
Menentukan skala prioritas pembangunan daerah Plafon Anggaran Sementara
prioritas dan program nasional
3 PENYUSUNAN RANCANGAN APBD

Tahun Jamak (Multiyears)

ü Sub kegiatan tahun jamak mengacu pada program yang tercantum


dalam RPJMD
• pekerjaan konstruksi atas pelaksanaan sub kegiatan yang secara teknis
ü Penganggaran Tahun Jamak berdasarkan persetujuan bersama
merupakan satu kesatuan untuk menghasilkan 1 (satu) keluaran yang
antara KDH & DPRD yang ditandatangani bersamaan dengan
memerlukan waktu penyelesaian lebih dari 12 (dua belas) bulan dalam
penandatanganan KUA dan PPAS.
tahun anggaran berkenaan
ü Jangka watu penganggaran Kegiatan Tahun Jamak tidak
• pekerjaan atas pelaksanaan sub kegiatan yang menurut sifatnya harus melampaui akhir tahun masa jabatan KDH berakhir, kecuali
tetap berlangsung pada pergantian tahun anggaran prioritas nasional dan/atau kepentingan stranas sesuai PUU.
ü Penyusunan rancangan KUA dan PPAS menggunakan klasifikasi,
• pekerjaan atas pelaksanaan sub kegiatan yang menurut sifatnya harus kodefikasi, dan nomenklatur sesuai dengan ketentuan
tetap berlangsung pada pergantian tahun anggaran, antara lain peraturan perundang-undangan mengenai Klasifikasi, Kodefikasi,
penanaman benih/bibit, penghijauan, pelayanan perintis laut/udara, dan Nomenklatur Perencanaan Pembangunan dan Keuangan Daerah
makanan dan obat di rumah sakit, pelayanan pembuangan sampah, dan dan pemutakhirannya.
pengadaan jasa pelayanan kebersihan (cleaning service) ü Proses penyusunan rancangan KUA dan PPAS memuat informasi,
aliran data, serta penggunaan dan penyajian dokumen yang
dilakukan secara elektronik
3 PENYUSUNAN RANCANGAN APBD

KUA dan PPAS Kesepakatan terhadap rancangan rancangan KUA dan


rancangan PPAS dituangkan dalam nota kesepakatan KUA
dan nota kesepakatan PPAS yang ditandatangani bersama
antara kepala daerah dengan pimpinan DPRD
Kepala Daerah dan DPRD melakukan
pembahasan rancangan KUA dan
5
rancangan PPAS 4
Kepala daerah menyusun rancangan KUA dan
rancangan PPAS berdasarkan RKPD dengan
3
mengacu pada pedoman penyusunan APBD 2
Kepala Daerah dan DPRD melakukan
1 kesepakatan bersama berdasarkan
hasil pembahasan rancangan KUA
dan rancangan PPAS
Kepala Daerah menyampaikan
rancangan KUA dan rancangan
PPAS kepada DPRD
3 PENYUSUNAN RANCANGAN APBD

KUA dan PPAS

1 2
Kepala Daerah dapat mengajukan usulan Penambahan kegiatan/sub kegiatan baru tersebut
penambahan kegiatan/sub kegiatan baru dalam sepanjang memenuhi kriteria darurat atau
rancangan KUA dan rancangan PPAS yang tidak mendesak sesuai dengan ketentuan peraturan
terdapat dalam RKPD untuk disepakati bersama perundang-undangan
dengan DPRD dalam pembahasan rancangan KUA
dan rancangan PPAS.

3 4
KUA dan PPAS yang telah disepakati Kepala Daerah Tata cara pembahasan rancangan KUA dan
bersama DPRD menjadi pedoman bagi perangkat rancangan PPAS dilakukan sesuai dengan ketentuan
daerah dalam menyusun RKA SKPD peraturan perundang-undangan
3 PENYUSUNAN RANCANGAN APBD

KUA dan PPAS


Dalam hal Kepala Daerah berhalangan tetap atau berhalangan sementara, Wakil Kepala Daerah bertugas
untuk menyampaikan rancangan KUA dan rancangan PPAS kepada DPRD, dan menandatangani nota
1 kesepakatan KUA dan nota kesepakatan PPAS.
Dalam hal Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah berhalangan tetap atau sementara, pejabat
yang ditunjuk dan ditetapkan oleh pejabat yang berwenang selaku penjabat/penjabat
2 sementara/pelaksana tugas kepala daerah bertugas untuk menyampaikan rancangan KUA dan
rancangan PPAS kepada DPRD, dan menandatangani nota kesepakatan KUA dan nota kesepakatan
PPAS.

Dalam hal seluruh pimpinan DPRD berhalangan tetap atau sementara dalam waktu yang
3 bersamaan, pelaksana tugas pimpinan DPRD bertugas untuk menandatangani nota kesepakatan
KUA dan PPAS.

4 Dalam hal seluruh pimpinan DPRD berhalangan tetap atau sementara dalam waktu yang bersamaan,
pelaksana tugas pimpinan DPRD bertugas untuk menandatangani nota kesepakatan KUA dan PPAS.
3 PENYUSUNAN RANCANGAN APBD Pendekatan :
1. Kerangka Belanja Janga Menengah
2. Penganggaran Terpadu
RKA SKPD 3. Penganggaran Berdasarkan Kinerja

Dalam hal terdapat penambahan kebutuhan Surat Edaran Kepala Daerah perihal
pengeluaran akibat keadaan darurat termasuk
belanja untuk keperluan mendesak, kepala SKPD Pedoman Penyusunan RKA-SKPD diterbitkan
dapat menyusun RKA-SKPD di luar KUA dan PPAS paling lambat 1 (satu) minggu setelah

1
yang telah disepakati Kepala Daerah bersama rancangan KUA dan rancangan PPAS
DPRD.
disepakati
Dalam hal program, kegiatan, dan sub kegiatan
merupakan tahun terakhir untuk pencapaian 2
3
Kepala SKPD menyusun RKA-SKPD
prestasi kerja yang ditetapkan, kebutuhan dananya
harus dianggarkan pada tahun yang direncanakan. berdasarkan KUA dan PPAS, serta mengacu

4
pada Surat Edaran Kepala Daerah tentang
Dalam hal terjadi perubahan struktur organisasi Pedoman Penyusunan RKA-SKPD
dan tata kerja (SOTK), dalam masa transisi
penyusunan RKA-SKPD disusun oleh TAPD atau
TAPD menunjuk SKPD terkait.
RKA-SKPD disampaikan kepada PPKD sebagai bahan Untuk kesinambungan penyusunan RKA SKPD,
penyusunan rancangan Peraturan Daerah tentang kepala SKPD mengevaluasi hasil pelaksanaan
Dalam hal penyusunan RKA-SKPD, bagi SKPD/Unit
SKPD yang melaksanakan pola keuangan BLUD, APBD sesuai dengan jadwal dan tahapan yang program, kegiatan, dan sub kegiatan 2 (dua)
menggunakan kode rekening APBD. diatur dalam Peraturan Menteri tentang pedoman tahun anggaran sebelumnya sampai dengan
penyusunan APBD yang ditetapkan setiap tahun. semester pertama tahun anggaran berjalan
4 PENETAPAN RANCANGAN APBD

1. ISSUE PENYAMPAIAN DAN PEMBAHASAN RANCANGAN APBD

Dalam pembahasan rancangan Perda tentang APBD, DPRD dapat meminta RKA-SKPD sesuai
kebutuhan dalam pembahasan yang disajikan secara elektronik melalui Sistem Informasi
Pemerintahan Daerah

Dalam pembahasan rancangan Perda tentang APBD, kepala daerah dan/atau DPRD dapat mengajukan
usulan penambahan/perubahan kegiatan/sub kegiatan dalam rancangan Perda tentang APBD yang
terdapat/tidak terdapat dalam KUA dan PPAS untuk disetujui bersama. Penambahan atau perubahan
kegiatan/sub kegiatan dapat dilakukan berdasarkan kriteria keperluan mendesak.
4 PENETAPAN RANCANGAN APBD

2. ISSUE PERSETUJUAN RANCANGAN APBD

Dalam Hal KDH Dan WKDH Berhalangan


Dalam Hal KDH Berhalangan Tetap
Tetap Atau Sementara
Wakil KDH Bertugas: pejabat yang ditunjuk dan ditetapkan oleh pejabat yang berwenang selaku
1. mengajukan rancangan peraturan daerah tentang APBD kepada pejabat/pejabat sementara/pelaksana tugas KDH menyampaikan
DPRD; dan Ranperda tentang APBD kepada DPRD, sedangkan penandatanganan
2. menandatangani persetujuan bersama terhadap rancangan persetujuan bersama terhadap Ranperda tentang APBD dilakukan oleh
peraturan daerah tentang APBD. pejabat yang ditunjuk dan ditetapkan oleh pejabat yang berwenang,
selaku Plt/PJ/PJS KDH.

Dalam Hal Seluruh Pimpinan DPRD


Dalam hal KDH berhalangan sementara Berhalangan Tetap Atau Sementara
Dalam Waktu Yang Bersamaan
KDH mendelegasikan kepada Wakil KDH untuk:
1. mengajukan rancangan peraturan daerah tentang APBD kepada
pelaksana tugas pimpinan DPRD menandatangani persetujuan
DPRD; dan bersama terhadap rancangan peraturan daerah tentang APBD.
2. menandatangani persetujuan bersama terhadap rancangan
peraturan daerah tentang APBD
GUBERNUR
Mengajukan paling
lambat 60 hari sebelum 1 1 PPKD 4 PENETAPAN RANCANGAN APBD
Rancangan
bulan TA dimulai
Perda APBD
Dokumen PROSES EVALUASI PERDA APBD PROVINSI DAN PERATURAN
Pendukung
GUBERNUR TTG PENJABARAN APBD
DPRD Sebesar PAGU
2 GUBERNUR APBD Tahun Lalu
MENDAGRI

Membahas & Rancangan Pengesahan Mendagri


Tidak Setuju Pergub APBD
Menyetujui (30 Hari)

3 7 disahkan
Setuju

Menyetujui paling lambat Persetujuan


Pergub APBD
1 bulan sebelum TA Bersama
dimulai

DPRD GUBERNUR

Pembahasan Penyempurnaan 7 Hari


Penyempurnaan Tidak sesuai
Ditetapkan
paling lambat
6
Rancangan
MENDAGRI GUBERNUR
31 Desember
MENDAGRI
Perda APBD
Rancangan 4
Perkada Disanpaikan Evaluasi 5 Perda APBD
Penjabaran 3 hari sejak Sesuai
APBD
15 hari Perkada
persetujuan
Penjabaran
APBD
Tidak disempurnakan Mendapat
Keputusan Pimpinan Register Dari
atas Hasil Disampaikan 3 hari setelah ditetapkan Kemendagri
Penyempurnaan Mendagri usul ke Menkeu
Menunda/memotong
Dana Transfer Umum
Mengajukan paling
BUPATI/WALIKOTA
lambat 60 hari sebelum 1 1 PPKD
4 PENETAPAN RANCANGAN APBD
Rancangan
bulan TA dimulai
Perda APBD PROSES EVALUASI PERDA APBD KAB/KOTA DAN
Dokumen
Pendukung PERATURAN BUP/WALKOT TTG PENJABARAN APBD

DPRD Sebesar PAGU


2 BUPATI/WALIKOTA APBD Tahun Lalu
GUBERNUR

Rancangan
Dalam hal gubernur sebagai wakil
Membahas & Pengesahan Gubernur
Menyetujui
Tidak Setuju Perkada APBD
(30 Hari) pemerintah pusat tidak
melaksanakan evaluasi, Menteri
3 Setuju
7 disahkan mengambil alih pelaksanaan evaluasi
Menyetujui paling lambat Persetujuan
Perkada APBD
sesuai dengan ketentuan peraturan
1 bulan sebelum TA Bersama
dimulai perundang-undangan

DPRD BUPATI/WALIKOTA

Pembahasan Penyempurnaan 7 Hari


Penyempurnaan Tidak sesuai
Ditetapkan
paling lambat
6
Rancangan
GUBERNUR BUPATI/WALIKOTA
31 Desember
GUBERNUR
Perda APBD
Rancangan 4
Perkada Disanpaikan Evaluasi 5 Perda APBD
Penjabaran 3 hari sejak Sesuai
APBD
15 hari Perkada
persetujuan
Penjabaran
APBD
Tidak disempurnakan Mendapat
Keputusan Pimpinan Register Dari
atas Hasil Disampaikan 3 hari setelah ditetapkan Provinsi
Penyempurnaan Gubernur mengusulkan kpd
Mendagri untuk usul ke Menkeu
Menunda/memotong Dana
Transfer Umum
4 PENETAPAN RANCANGAN APBD

ISSUE PENETAPAN PERDA APBD DAN PERKADA PENJABARAN APBD

A Rancangan Perda tentang APBD


dan rancangan Perkada tentang B KDH menyampaikan Perda
tentang APBD dan Perkada C KDH menyampaikan perda
tentang APBD dan perkada D Kepala Daerah wajib
menginformasikan substansi
penjabaran APBD yang telah tentang penjabaran APBD kepada tentang penjabaran APBD Perda APBD yang telah
dievaluasi ditetapkan oleh Kepala Menteri bagi Daerah provinsi dan kepada Mendagri bagi daerah dituangkan dalam lembaran
Daerah menjadi Perda tentang gubernur sebagai wakil provinsi dan gubernur bagi daerah kepada masyarakat
APBD dan Perkada tentang pemerintah pusat bagi Daerah
Kab/Kota paling lambat 7 (tujuh)
kabupaten/kota selambat-
penjabaran APBD paling lambat
tanggal 31 Desember tahun hari setelah Perda dan Perkada lambatnya 7 (tujuh) hari kerja
sebelumnya ditetapkan setelah ditetapkan
4 PENETAPAN RANCANGAN APBD
PENYUSUNAN & PENETAPAN RANCANGAN PERKADA APBD DALAM HAL TIDAK TERCAPAI PERSETUJUAN BERSAMA

DPRD KDH

TIDAK
01 Rancangan Perkada tentang APBD paling tinggi SETUJU Rancangan Perkada tentang APBD diprioritaskan untuk belanja
03
sebesar angka APBD TA sebelumnya yang yang bersifat mengikat dan belanja yang bersifat wajib.
merupakan angka pengeluaran APBD yang
ditetapkan dalam APBD tahun sebelumnya a. Belanja yang bersifat mengikat merupakan belanja yang
(Perubahan APBD) dalam waktu 60 hari dibutuhkan terus menerus dan harus dialokasikan oleh
sejak disampaikan Pemda dengan jumlah yang cukup untuk keperluan setiap
rancangan Perda tentang bulan dalam TA yang berkenaan, seperti belanja pegawai,
02 Angka APBD TA sebelumnya dapat dilampaui
APBD oleh kepala daerah belanja barang dan jasa.
apabila terdapat:
a. kebijakan pemerintah pusat yang kepada DPRD b. Belanja yang bersifat wajib adalah belanja untuk terjaminnya
mengakibatkan tambahan pembebanan kelangsungan pemenuhan pendanaan pelayanan dasar
pada APBD; dan/atau masyarakat antara lain pendidikan, kesehatan,
b. keadaan darurat termasuk keperluan melaksanakan kewajiban kepada pihak ketiga, kewajiban
mendesak sesuai dengan ketentuan PUU pembayaran pokok pinjaman, bunga pinjaman yang telah
PERKADA jatuh tempo, dan kewajiban lainnya sesuai PUU
4 PENETAPAN RANCANGAN APBD

PENYUSUNAN & PENETAPAN RANCANGAN PERKADA APBD DALAM HAL TIDAK TERCAPAI PERSETUJUAN BERSAMA

Dalam hal kepala daerah dan DPRD tidak mengambil


persetujuan bersama dalam waktu 60 (enam puluh) hari
sejak disampaikan rancangan Perda tentang APBD oleh
• Rancangan Perkada tentang APBD paling tinggi sebesar angka
kepala daerah kepada DPRD, kepala daerah menyusun
APBD tahun anggaran sebelumnya.
rancangan Perkada tentang APBD dengan berpedoman
• Angka APBD tahun anggaran sebelumnya merupakan angka
kepada RPJMD, RKPD dan KUA serta PPAS.
pengeluaran APBD yang ditetapkan dalam APBD tahun sebelumnya
• Dalam hal pemerintah daerah melakukan perubahan APBD maka
Angka APBD tahun anggaran sebelumnya adalah angka • Rancangan Perkada tentang APBD diprioritaskan untuk
pengeluaran APBD yang ditetapkan dalam perubahan APBD tahun belanja yang bersifat mengikat dan belanja yang bersifat
sebelumnya wajib.
• Angka APBD tahun anggaran sebelumnya dapat dilampaui
apabila terdapat: 1) kebijakan pemerintah pusat yang
• Rancangan Perkada ditetapkan menjadi Perkada setelah
mengakibatkan tambahan pembebanan pada APBD;
memperoleh pengesahan dari Menteri/Gubernur atau tidak
dan/atau 2) keadaan darurat termasuk keperluan
mengesahkan dalam waktu 30 hari.
mendesak sesuai dengan ketentuan peraturan
• untuk memperoleh pengesahan, rancangan Perkada tentang
perundang-undangan.
APBD beserta lampirannya disampaikan paling lambat 15 (lima
belas) hari terhitung sejak DPRD tidak mengambil keputusan
bersama dengan kepala daerah terhadap rancangan Perda
tentang APBD.
4 PENETAPAN RANCANGAN APBD

PENYUSUNAN & PENETAPAN RANCANGAN PERKADA APBD DALAM HAL TIDAK TERCAPAI PERSETUJUAN BERSAMA

TAPD berkomunikasi dengan Pengguna Anggaran dari masing-


Step 01 masing SKPD untuk mengumpulkan data tentang belanja wajib
• Dalam hal KDH dan DPRD belum menyetujui dan belanja mengikat.
bersama rancangan Perda tentang APBD atau
menetapkan rancangan Perda tentang APBD
menjadi perda tentang APBD setelah Step 02 TAPD menyusun rancangan Perkada tentang APBD.
dimulainya tahun anggaran setiap tahun,
kepala daerah menetapkan Perkada mengenai
dasar pengeluaran setiap bulan yang paling TAPD menyerahkan rancangan Perkada tentang APBD ke kepala
Step 03
tinggi sebesar seperduabelas jumlah daerah melalui Sekda untuk diotorisasi.
pengeluaran APBD tahun anggaran
sebelumnya
Kepala Daerah menyerahkan kepada Menteri (bagi Daerah
• Pengeluaran setiap bulan dibatasi hanya untuk Step 04 Provinsi) atau kepada Gubernur sebagai wakil pemerintah pusat
mendanai keperluan mendesak termasuk (bagi Daerah Kabupaten/Kota) untuk mendapatkan pengesahan.
belanja yang bersifat tetap seperti belanja
pegawai, layanan jasa dan keperluan kantor Menteri (bagi Daerah provinsi) atau gubernur sebagai wakil
sehari-hari. Step 05 pemerintah pusat (bagi Daerah kabupaten/kota) mengesahkan
Rancangan Perkada menjadi Perkada
4 PENETAPAN RANCANGAN APBD

PENYUSUNAN DAN PENETAPAN APBD BAGI PEMDA YANG BELUM MEMILIKI DPRD

Ketentuan mengenai pengesahan rancangan Perkada tentang


Dalam hal Daerah belum memiliki DPRD, kepala daerah APBD berlaku secara mutatis mutandis terhadap pengesahan
menyusun rancangan KUA dan rancangan PPAS rancangan Perkada tentang APBD bagi Daerah yang belum
berdasarkan RKPD untuk menjaga kelangsungan memiliki DPRD;
penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan daerah,
dan pelayanan masyarakat; 01 08 Ketentuan mengenai penyiapan rancangan Perda tentang APBD
berlaku secara mutatis mutandis terhadap penyiapan
rancangan Perkada tentang APBD.
rancangan KUA dan rancangan PPAS dikonsultasikan
kepada Menteri bagi Daerah provinsi dan gubernur
02 07
sebagai wakil pemerintah pusat bagi Daerah Rancangan Perkada tentang APBD ditetapkan menjadi Perkada
kabupaten/kota; oleh kepala daerah setelah memperoleh pengesahan dari
Menteri bagi Daerah provinsi dan gubernur sebagai wakil
03 06 pemerintah pusat bagi Daerah kabupaten/kota
Rancangan KUA dan rancangan PPAS yang telah
dikonsultasikan dijadikan pedoman penyusunan RKA- rancangan Perkada tentang APBD disampaikan kepada Menteri
SKPD; 04 05 bagi Daerah provinsi dan gubernur sebagai wakil pemerintah
pusat bagi Daerah kabupaten/kota paling lambat 30 (tiga puluh)
Hasil penyusunan RKA-SKPD dijadikan dasar penyusunan hari terhitung sejak rancangan KUA dan rancangan PPAS
rancangan Perkada tentang APBD dikonsultasikan kepada Menteri bagi Daerah provinsi dan
gubernur sebagai wakil pemerintah pusat bagi Daerah
kabupaten/kota.
4 PENETAPAN RANCANGAN APBD

PENETAPAN APBD BAGI DAERAH PERSIAPAN

Daerah persiapan Persiapan Pendanaan


dalam Desartada Pendanaan APBD daerah induk Pendanaan
penyelenggaraan
sebagai bagian penyelenggaraan disusun berdasarkan penyelenggaraan
pemerintahan pada
wilayah dari sebuah pemerintahan pada rancangan KUA dan pemerintahan pada
daerah persiapan
daerah otonom atau Daerah persiapan rancangan PPAS daerah persiapan
ditetapkan dalam APBD
gabungan wilayah dari ditetapkan dalam berdasarkan RKPD dikonsultasikan kepada
daerah induk, kecuali
bagian wilayah daerah APBD daerah induk Menteri Dalam Negeri
diatur lain dalam
otonom yang ketentuan PUU
berdekatan
01 02 03 04 05
6 LAPORAN REALISASI SEMESTER PERTAMA APBD & PERUBAHAN APBD

LAPORAN REALISASI SEMESTER PERTAMA APBD


PPK SKPD menyiapkan laporan realisasi semester pertama APBD dan
prognosis SKPD
KETENTUAN PPK SKPD menyerahkan laporan realisasi semester pertama APBD dan
PELAKSANAAN prognosis SKPD kepada Kepala SKPD selaku PA untuk ditandatangani.

Bagian I: Kepala SKPD selaku PA melakukan verifikasi untuk meneliti ketepatan,


Laporan Realisasi kelengkapan dan kevalidan perhitungan dalam penyajian data dan informasi
Semester Pertama APBD yang tercantum pada laporan realisasi semester pertama APBD dan
pada SKPD prognosi SKPD yang diserahkan oleh PPK SKPD.

Dalam hal hasil verifikasi dinyatakan sesuai, Kepala SKPD selaku PA


menandatangani laporan realisasi semester pertama APBD dan prognosis
SKPD.

Kepala SKPD selaku PA menyampaikan laporan realisasi semester pertama


APBD dan prognosis SKPD yang telah ditandatangani kepada PPKD selaku
BUD paling lambat 10 hari setelah semester pertama berakhir.
6 LAPORAN REALISASI SEMESTER PERTAMA APBD & PERUBAHAN APBD

Berdasarkan laporan realisasi semester pertama APBD dan


prognosis yang diajukan oleh Kepala SKPD selaku PA, BUD melakukan verifikasi dengan
langkah-langkah meneliti kesesuaian laporan realisasi semester pertama APBD dan
KETENTUAN prognosis SKPD
PELAKSANAAN Dalam hal verifikasi dinyatakan telah sesuai, BUD menggabungkan
laporan realisasi semester pertama APBD dan prognosis SKPD menjadi laporan
realisasi semester pertama APBD dan prognosis Pemerintah Daerah paling lambat
minggu kedua bulan Juli.
Bagian II:
Laporan Realisasi Draf laporan realisasi semester pertama APBD dan prognosis Pemerintah Daerah
Semester Pertama APBD hasil penggabungan tersebut disampaikan kepada Sekretaris Daerah selaku
Pemerintah Daerah Koordinator Pengelolaan Keuangan Daerah untuk mendapatkan persetujuan.

Setelah disetujui, draf tersebut difinalkan kemudian disampaikan kepada Kepala


Daerah untuk ditandatangani paling lambat minggu ketiga bulan Juli.

Kepala Daerah menyampaikan laporan realisasi semester pertama APBD dan


prognosis Pemerintah Daerah kepada DPRD paling lambat akhir bulan Juli.
6 LAPORAN REALISASI SEMESTER PERTAMA APBD & PERUBAHAN APBD

Perkembangan yang tidak sesuai dengan asumsi KUA


PERUBAHAN APBD

Keadaan yang menyebabkan harus dilakukan pergeseran


anggaran antar organisasi, antar unit organisasi, antar
Program, antar Kegiatan, dan antar jenis belanja
Keadaan yang menyebabkan SiLPA tahun anggaran
sebelumnya harus digunakan dalam tahun anggaran berjalan

Keadaan Darurat

Keadaan Luar Biasa


6 LAPORAN REALISASI SEMESTER PERTAMA APBD & PERUBAHAN APBD

KETENTUAN UMUM PERUBAHAN KUA DAN PERUBAHAN PPAS

Dalam rancangan perubahan PPAS disertai penjelasan:


Perkembangan yang tidak Kepala daerah memformulasikan Dalam rancangan perubahan
Ø program, kegiatan dan sub kegiatan yang dapat
sesuai dengan asumsi KUA perkembangan yang tidak sesuai KUA disertai penjelasan
diusulkan untuk ditampung dalam perubahan APBD
dengan asumsi KUA ke dalam mengenai perbedaan asumsi
dengan mempertimbangkan sisa waktu pelaksanaan
rancangan perubahan KUA serta dengan KUA yang ditetapkan
perubahan PPAS berdasarkan sebelumnya APBD tahun anggaran berjalan;
perubahan RKPD Ø capaian sasaran kinerja program, kegiatan dan sub
kegiatan yang harus dikurangi dalam perubahan APBD
apabila asumsi KUA tidak tercapai; dan
Ø capaian sasaran kinerja program, kegiatan dan sub
kegiatan yang harus ditingkatkan dalam perubahan
APBD apabila melampaui asumsi KUA
6 LAPORAN REALISASI SEMESTER PERTAMA APBD & PERUBAHAN APBD

PERGESERAN ANGGARAN
Pergeseran anggaran dapat dilakukan antar organisasi, antar unit organisasi, antar program, antar kegiatan,
antar sub kegiatan, dan antar kelompok, antar jenis, antar objek, antar rincian objek dan/atau sub rincian objek.

1
Pergeseran anggaran terdiri atas:
1) pergeseran anggaran yang menyebabkan perubahan APBD; dan
2) pergeseran anggaran yang tidak menyebabkan perubahan APBD.
2

• Pihak terkait SKPD mengusulkan pergeseran anggaran berdasarkan situasi dan kondisi
Pergeseran pelaksanaan kegiatan/sub kegiatan
Anggaran 3 • Pada kondisi tertentu, pergeseran anggaran yang menyebabkan perubahan APBD dapat dilakukan
sebelum perubahan APBD melalui ketetapan Kepala Daerah dengan diberitahukan kepada pimpinan
DPRD. Kondisi tertentu tersebut dapat berupa kondisi mendesak atau perubahan prioritas
4 pembangunan baik di tingkat nasional atau daerah.
5 Atas usulan tersebut:
1) TAPD mengidentifikasi perubahan perda APBD yang diperlukan jika pergeseran anggaran merubah perda APBD;
2) Sekda/PPKD/Pengguna Anggaran memberikan persetujuan jika pergeseran anggaran tidak merubah perda APBD.

Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran menyiapkan perubahan DPA SKPD sebagai dasar pelaksanaan pergeseran anggaran.
Perubahan DPA SKPD tersebut disetujui oleh Sekda dan disahkan oleh PPKD.
6 LAPORAN REALISASI SEMESTER PERTAMA APBD & PERUBAHAN APBD

PERGESERAN ANGGARAN
Pergeseran Anggaran yang menyebabkan Perubahan APBD Pergeseran Anggaran yang tidak menyebabkan Perubahan APBD
ü Pergeseran anggaran yang ü Pergeseran anggaran yang tidak
menyebabkan perubahan menyebabkan perubahan APBD yang
APBD mengikuti ketentuan dilakukan sebelum perubahan APBD, dapat
mekanisme perubahan dilakukan tanpa melakukan perubahan ANTAR OBJEK ANTAR
ANTAR ANTAR UNIT RINCIAN OBJEK
ORGANISASI ORGANISASI APBD Perkada penjabaran APBD terlebih dahulu.
Ketika perubahan APBD dilakukan,
pergeseran anggaran tersebut ditetapkan
dalam Perkada perubahan penjabaran
APBD SEKDA
ANTAR ANTAR SUB ü Pergeseran anggaran yang tidak ANTAR
ANTAR
KEGIATAN KEGIATAN menyebabkan perubahan APBD yang PPKD SUB RINCIAN
PROGRAM
dilakukan setelah perubahan APBD OBJEK

ditampung dalam laporan realisasi PA


anggaran
ü Semua pergeseran dapat dilaksanakan
ANTAR ANTAR berdasarkan perubahan DPA-SKPD
KELOMPOK JENIS ANTAR
URAIAN SUB
RINCIAN OBJEK
6 LAPORAN REALISASI SEMESTER PERTAMA APBD & PERUBAHAN APBD

PENGGUNAAN SILPA TAHUN SEBELUMNYA melunasi kewajiban bunga


dan pokok Utang
membayar bunga dan pokok Utang mendanai kenaikan gaji dan tunjangan Pegawai
dan/atau obligasi daerah yang melampaui ASN akibat adanya kebijakan Pemerintah
anggaran yang tersedia mendahului
perubahan APBD

mendanai kewajiban mendanai Program dan Kegiatan yang


Pemerintah Daerah yang belum belum tersedia anggarannya; dan/atau
tersedia anggarannya

Keadaan yang menyebabkan


SiLPA tahun sebelumnya
digunakan dalam tahun anggaran mendanai Kegiatan yang capaian
berjalan untuk: Sasaran Kinerjanya ditingkatkan dari
menutupi defisit anggaran yang telah ditetapkan dalam DPA SKPD
tahun anggaran berjalan, yang dapat
diselesaikan sampai dengan batas akhir
penyelesaian pembayaran dalam tahun
anggaran berjalan
6 LAPORAN REALISASI SEMESTER PERTAMA APBD DAN PERUBAHAN APBD

PENDANAAN KEADAAN DARURAT Dalam hal pengeluaran untuk mendanai keadaan


darurat termasuk keperluan mendesak dilakukan
Pemerintah daerah mengusulkan pengeluaran untuk setelah perubahan APBD atau dalam hal
mendanai keadaan darurat termasuk keperluan mendesak pemerintah daerah tidak melakukan perubahan
yang belum tersedia anggarannya dalam rancangan APBD maka pengeluaran tersebut disampaikan
perubahan APBD. dalam laporan realisasi anggaran dengan terlebih
dahulu melakukan Perkada perubahan penjabaran
APBD.

Tata cara pelaksanaan penggunaan belanja tidak terduga untuk mendanai


Belanja Tidak keadaan darurat, keperluan mendesak dan memenuhi kebutuhan lainnya sesuai
Terduga dengan ketentuan peraturan perundang-undangan diluar keadaan darurat dan
keperluan mendesak memedomani pengaturan dalam belanja tidak terduga
6 LAPORAN REALISASI SEMESTER PERTAMA APBD DAN PERUBAHAN APBD

PENDANAAN KEADAAN LUAR BIASA

Keadaan luar biasa merupakan keadaan yang menyebabkan


estimasi penerimaan dan/atau pengeluaran dalam APBD Ketentuan mengenai perubahan APBD
mengalami kenaikan atau penurunan lebih besar dari 50% akibat keadaan luar biasa diatur dalam
(lima puluh persen). Perkada sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.

Dalam hal keadaan luar biasa yang menyebabkan estimasi penerimaan dalam
Belanja Tidak APBD mengalami kenaikan lebih dari 50% (lima puluh persen) dapat dilakukan
Terduga penambahan sub kegiatan baru dan/atau peningkatan capaian sasaran kinerja
program, kegiatan dan sub kegiatan dalam tahun anggaran berkenaan.
6 LAPORAN REALISASI SEMESTER PERTAMA APBD DAN PERUBAHAN APBD

PENYUSUNAN PERUBAHAN APBD

Perubahan KUA dan


Rancangan perubahan KUA Tandatangan Kesepakatan perubahan PPAS menjadi
01 Penyusunan Perubahan KUA
dan Perubahan PPAS
& rancangan perubahan
PPAS disampaikan kepada
perubahan KUA &
perubahan PPAS
pedoman bagi perangkat
daerah dalam menyusun
DPRD perubahan RKA-SKPD

Perubahan RKA-SKPD disampaikan Selain diverifikasi TAPD, RKA-


Surat edaran kepala
Penyusunan Perubahan
03
kepada PPKD sebagai bahan SKPD juga direviu oleh aparat
daerah perihal pedoman penyusunan rancangan Perda
RKA-SKPD pengawas internal pemerintah
penyusunan RKA-SKPD dan tentang perubahan APBD untuk daerah sesuai dengan ketentuan
Perubahan DPA-SKPD diverifikasi PUU

PPKD menyusun rancangan Perda Rancangan Perda tentang


tentang perubahan APBD dan
03 Penyusunan Perubahan
APBD
dokumen pendukung berdasarkan
perubahan RKA-SKPD yang telah
perubahan APBD yang telah
disusun oleh PPKD disampaikan
disempurnakan oleh kepala SKPD kepada kepala daerah
6 LAPORAN REALISASI SEMESTER PERTAMA APBD DAN PERUBAHAN APBD

PENETAPAN PERUBAHAN APBD

Ketentuan umum terkait penetapan perubahan APBD


§ Kepala daerah wajib mengajukan rancangan Perda tentang perubahan APBD kepada DPRD disertai penjelasan dan dokumen pendukung untuk
dibahas dalam rangka memperoleh persetujuan bersama paling lambat minggu kedua bulan September tahun anggaran berkenaan.
§ Proses pengajuan rancangan Perda tentang perubahan APBD dapat mengandung informasi, aliran data, serta penggunaan dan penyajian
dokumen yang dilakukan secara elektronik.
§ Pembahasan rancangan Perda tentang perubahan APBD dilaksanakan oleh kepala daerah dan DPRD setelah kepala daerah menyampaikan
rancangan Perda tentang perubahan APBD beserta penjelasan dan dokumen pendukung sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
§ Pembahasan rancangan Perda tentang perubahan APBD berpedoman pada perubahan RKPD, perubahan KUA, dan perubahan PPAS.
§ Dalam pembahasan rancangan Perda tentang perubahan APBD, DPRD dapat meminta RKA-SKPD sesuai kebutuhan dalam pembahasan yang
disajikan secara elektronik melalui Sistem Informasi Pemerintahan Daerah.
§ Hasil pembahasan rancangan Perda tentang perubahan APBD dituangkan dalam persetujuan bersama antara kepala daerah dan DPRD.
§ Persetujuan bersama antara kepala daerah dan DPRD ditandatangani oleh kepala daerah dan pimpinan DPRD.
6 LAPORAN REALISASI SEMESTER PERTAMA APBD DAN PERUBAHAN APBD

PENETAPAN PERUBAHAN APBD

Ketentuan pelaksanaan terkait penetapan perubahan APBD


§ Kepala Daerah menyampaikan rancangan Perda tentang perubahan APBD beserta penjelasan dan dokumen
pendukung kepada DPRD untuk dibahas dalam rangka memperoleh persetujuan bersama.
§ Kepala Daerah dan DPRD melakukan pembahasan rancangan Perda tentang perubahan APBD dengan
berpedoman kepada perubahan RKPD, perubahan KUA, dan perubahan PPAS.
§ Hasil pembahasan rancangan Perda tentang perubahan APBD dituangkan dalam persetujuan bersama yang
ditandatangani oleh Kepala Daerah dan pimpinan DPRD.
6 LAPORAN REALISASI SEMESTER PERTAMA APBD DAN PERUBAHAN APBD

PERSETUJUAN RANCANGAN PERDA PERUBAHAN APBD

Ketentuan umum persetujuan rancangan perda perubahan APBD


§ Pengambilan keputusan mengenai rancangan Perda tentang perubahan APBD dilakukan oleh DPRD bersama
kepala daerah paling lambat 3 (tiga) bulan sebelum tahun anggaran berkenaan berakhir.
§ Dalam hal DPRD sampai batas waktu tidak mengambil keputusan bersama dengan kepala daerah terhadap
rancangan Perda tentang perubahan APBD, kepala daerah melaksanakan pengeluaran yang telah dianggarkan
dalam APBD tahun anggaran berkenaan.
§ Penetapan rancangan Perda tentang perubahan APBD dilakukan setelah ditetapkannya Perda tentang
pertanggungjawaban pelaksanaan APBD tahun sebelumnya.
6 LAPORAN REALISASI SEMESTER PERTAMA APBD DAN PERUBAHAN APBD

PERSETUJUAN RANCANGAN PERDA PERUBAHAN APBD

Ketentuan pelaksanaan persetujuan rancangan perda perubahan APBD


§ Kepala Daerah dan DPRD melakukan persetujuan Bersama berdasarkan hasil pembahasan rancangan Perda
tentang perubahan APBD.
§ Kepala Daerah menetapkan Perda tentang perubahan APBD setelah ditetapkannya Perda tentang
pertanggungjawaban pelaksanaan APBD tahun sebelumnya.
§ Jika persetujuan bersama dalam pembahasan rancangan Perda tentang perubahan APBD tidak tercapai
sampai batas waktu yang ditentukan, Kepala Daerah melaksanakan pengeluaran yang telah dianggarkan dalam
APBD tahun anggaran berkenaan.
6 LAPORAN REALISASI SEMESTER PERTAMA APBD DAN PERUBAHAN APBD

EVALUASI RANCANGAN PERDA P-APBD DAN RANCANGAN PERKADA PENJABARAN P-APBD

Ranperda APBD dan Ranperda P-APBD sebelum ditetapkan menjadi perda harus dilakukan evaluasi sesuai
ketentuan Pasal 314, Pasal 315, dan Pasal 319 UU 23/2014 jo. Pasal 111, Pasal 112, Pasal 113, dan Pasal 114 PP
12/2019.

Dalam melakukan evaluasi Ranperda APBD kab/kota, Gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat
berkonsultasi dengan Mendagri dan selanjutnya Mendagri berkoordinasi dengan Menkeu sebagaimana
diatur dalam Pasal 113 ayat (3) PP 12/2019.

Gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat menyampaikan hasil evaluasi rancangan Perda kabupaten/kota
tentang APBD dan Perkada tentang penjabaran APBD kepada Mendagri dan Menkeu paling lambat 3 (tiga)
hari sejak ditetapkannya keputusan gubernur tentang hasil evaluasi rancangan Perda kab/kota tentang
APBD dan Perkada tentang penjabaran APBD sebagaimana diatur dalam Pasal 114 PP 12/2019.
6 LAPORAN REALISASI SEMESTER PERTAMA APBD DAN PERUBAHAN APBD

EVALUASI RANCANGAN PERDA P-APBD DAN RANCANGAN PERKADA PENJABARAN P-APBD

Banggar DPRD bersama-sama TAPD harus melakukan penyempurnaan atas


Ranperda tentang APBD atau P-APBD berdasarkan hasil evaluasi paling lama 7
(tujuh) hari kerja setelah hasil evaluasi Mendagri diterima oleh Gubernur
untuk APBD provinsi dan hasil evaluasi Gubernur diterima oleh Bupati/Wali
Kota untuk APBD kabupaten/kota.

Hasil penyempurnaan atas Ranperda tentang APBD atau P-APBD berdasarkan


hasil evaluasi, ditetapkan dalam Keputusan Pimpinan DPRD dan menjadi dasar
penetapan Perda tentang APBD atau P-APBD.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai