Anda di halaman 1dari 9

KEMENTERIAN DALAM

NEGERI

KEBIJAKAN
REVISI PERMENDAGRI 86 TAHUN 2017

Disampaikan oleh:
R. BOEDIONO SUBAMBANG, ST, MPM
Direktur Perencanaan, Evaluasi dan Informasi
Pembangunan Daerah
Direktorat Jenderal Bina Pembangunan Daerah

DIREKTORAT JENDERAL BINA PEMBANGUNAN DAERAH


SwissBell Residences Kalibata KEMENTERIAN DALAM NEGERI
11– 12 September 2019
KEMENTERIAN DALAM
TAR BELAKANG NEGERI

UU 23/2014 pasal 277, ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara perencanaan, pengendalian dan evaluasi pembangunan Daerah,
1 tata cara evaluasi rancangan Perda tentang RPJPD dan RPJMD, serta tata cara perubahan RPJPD, RPJMD dan RKPD di atur dengan
Peraturan Menteri.

Surat Mendagri No. 700/9324/SJ Tgl 2 Nov. 2018 perihal Rekomendasi Tindaklanjut Basil Audit Keuangan dan
2 Kinerja pada Ditjen Bina Bangda.
Merekontruksikan batang tubuh dan lampiran Permendagri 86/2017 agar konsisten satu dengan
a.
lainnya.
b. Mengintegrasikan perencanaan desa ke dalam dokumen perencanaan pembangunan daerah.

Mempertimbangkan durasi waktu pelaksanaan tahapan perencanaan secara realita dan terukur,
c. mulai dari tingkat bawah sampai pusat sehingga sinergi dengan tahapan pengenggaran
selanjutnya.

Surat Sekretariat Jenderal Nomor 188.32/35190/SJ tanggal 7 Mei 2019 perihal persetujuan penyusunan
3 rancangan perubahan Peraturan Menteri Dalam Negeri terkait perubahan Permendagri 86/2017.

Adanya Daftar Inventaris Masalah (DIM) yang disampaikan, dibahas dan di sepakati dengan Bappeda Provinsi
4 terpilih pada tanggal 7 Agustus 2018.
KEMENTERIAN DALAM
NEGERI

BA Kesepakatan Rapat Pembahasan DIM Revisi Permendagri


86/2017 dengan Bappeda Provinsi terpilih (7 Agustus
2018)
JELASAN DIM
NO. SUBSTANSI PERMASALABAN KETERANGAN TINDAK LANJUT

1. Substansi pengaturan Beberapa pasal pada materi Contoh: Pendekatan perencanaan Kembali pada UU
23/2014 berpedoman pada UU Permendagri 86/2017 belum dalam UU 23/2014 tidak
23/2014 mengacu pada UU 23/2014 menggunakan pendekatan
holistic, integrative, tematik dan
spasial
2. Rancangan Teknokratik Rancangan teknokratik tidak Karena teknokratik hanya Istilah RPJMD teknokratik
diganti perlu dinormatifkan dalam merupakan pendekatan kerangka menjadi laporan hasil RPJMD
satu dokumen berfikir ilmiah dalam
penyusunan dokrenda
3. Konsultasi rancangan Awal Menambah tahapan dalam Permintaan daerah di karenakan Konsultasi ranwal sudah di
hilangkan dalam dokumen rencana perencanaan dan belum ada adanya keterbatasan waktu dan
substansi yang dipandang pendanaan perlu
untuk di konsultasikan
4. Penegasan peran dan fungsi Selama ini orientasi di daerah Bappeda sebagai koordinator PD menyusun Renstra PD dan
Renja antara Bappeda dan PD memposisikan Bappeda penyusunan dokumen rencana, PD terlebih dahulu,
kemudian dalam penyusunan dokrenda sebagai penyusun Dokrenda sedangkan PD melakukan Bappeda merangkum
menjadi RPJMD
penyusunan dokumen Renstra PD
dan Renja PD
5. Alur kerja penyusunan Selama menyusun Renstra dan Penyusunan Renstra dan Renja PD Tahapan penyusunan Renstra
dan dokrenda dan dokumen PD Renja, dilaksanakan setelah merupakan bagian dari Renja sudah jadi bagian
tahapan
RPJMD dan RKPD ditetapkan penyusunan RPJMD dan RKPD penyusunan RPJMD dan RKPD
6. Sistematika Dokrenda Perbaikan terhadap Antara lain muncul istliah program Istilah program
pembangunan sistematika Dokrenda pembangunan daerah dan program daerah dan
program perangkat perangkat daerah daerah sudah tidak dugunakan,
hanya menggunakan istilah program
JELASAN DIM
NO. SUBSTANSI PERMASALABAN KETERANGAN TINDAK LANJUT
7. Dokrenda antar daerah Tidak ada dalam peraturan UU di hapus di hapus
23/2014
8. Keterkaitan perencanaan Belum ada pengaturan dalam Perencanaan desa berkaitan Sudah di akomodir dalam
tahapan desa dengan dengan Permenagri 86/2017 langsung dengan perencanaan penyusunan RKPD
perencanaan daerah pembangunan daerah
kab/kota (khusunya dalam
penyusunan RKPD bottom-up
planning)
9. Fasilitasi rancangan Perkada Tidak sesuai pengaturan dalam Fasilitasi Rancangan Perkada Rancangan Perkada RKPD di
evaluasi, tentang RKPD UU 23/2014, rancangan tentang RKPD di ganti menjadi sesuai dengan UU 23/2014
Perkada tidak seharusnya di evaluasi Rancangan Perkada tentang
fasilitasi RKPD
10. Time schedule tahapan Banyak pengaturan time Perlu penyesuaian dalam setiap Tahapan penyusunan antar
Dokrenda penyusunan Dokrenda schedule dalam Permendagri tahapan penyusunan Dokrenda sudah di perbaiki dan
sudah tidak ada
86/2017 yang tumpeng tindih yang tumpeng tindih
11. Pengendalian dan evaluasi Tidak sesuai dengan Pengeendalian dan evaluasi
pengaturan dalam UU 23/2014 dokrenda disesuaikan dengan UU
23/2014
12. Tatacara perubahan dokrenda Tatacara perubahan dokrenda Tatacara perubahan dokrenda perlu Penyebab perubahan tiap
dokrenda secara mutatis muntandis disesuikan dengan kondisi penyebab sudah diatur masing-
masing memberatkan daerah perubahan
13. Lampiran Banyak lampiran yang tidak Perbaikan terhadap lampiran dan Lampiran akan disusun sesui
dengan konsisten dengan batang tubuh disesuikan dengan kebutuhan jangka waktu penyusunan
dokrenda,
dalev & perubahan dokrenda
KEMENTERIAN DALAM
TLINE NEGERI

Permendagri 86/2017 Revisi Permendagri 86/2017

BAB I KETENTUAN UMUM BAB I KETENTUAN UMUM


BAB II TATA CARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAB BAB II RUANG LINGKUP, PRINSIP, PENDEKATAN, DAN KOORDINASI
PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAB
BAB III KAIDAB PERUMUSAN KEBIJAKAN PERENCANAAN
PEMBANGUNAN DAERAB BAB III TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN DAN PERUBABAN
RPJPD
BAB IV TATA CARA PENGENDALIAN DAN EVALUASI
PEMBANGUNAN DAERAB BAB IV TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN DAN PERUBABAN
RPJMD DAN RENSTRA-PD
BAB V KOORDINASI TEKNIS PEMBANGUNAN DAERAB
BAB V TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN DAN PERUBABAN
BAB VI TATA CARA EVALUASI RANCANGAN PERATURAN DAERAB RKPD DAN RENJA-PD
TENTANG RPJPD DAN RPJMD BAB VI TATA CARA PELAKSANAAN RENCANA DAN EVALUASI BASIL
PEMBANGUNAN DAERAB
BAB VII TATA CARA PERUBABAN RENCANA PEMBANGUNAN
DAERAB DAN RENCANA PERANGKAT DAERAB BAB VII KOORDINASI TEKNIS PEMBANGUNAN TABUNAN
BAB VIII PEMBINAAN DAN PENGAWASAN BAB VIII PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAB TABUNAN
MASA TRANSISI DAN DAERAB OTONOM BARU
BAB IX KETENTUAN PERALIBAN
BAB X KETENTUAN LAIN-LAIN BAB IX PEMBINAAN

BAB XI KETENTUAN PENUTUP BAB X KETENTUAN PERALIBAN

LAMPIRAN BAB XI KETENTUAN PENUTUP


LAMPIRAN I, II, III DAN IV
L-BAL YANG KEMENTERIAN DALAM
RLU DICERMATI NEGERI

Tahapan penyusunan dokumen rencana pembangunan jangka menengah diawali dari kesepakatan
terhadap uraian visi, misi dan rumusan tujuan, sasaran, sebagai dasar penyusunan Rancangan Awal
Restra PD, untuk kemudian menjadi masukan penyusunan Rancangan Awal RPJMD.

Tahapan pengendalian perumusan kebijakan merupakan bagian dari penyusunan dokumen rencana.
Evaluasi rancangan dokumen rencana pembangunan daerah merupakan salah satu bagian
pengendalian perumusan kebijakan dimaksud

Lingkup pengaturan revisi Permendagri 86 Tahun 2017, dikelompokkan sesuai jenis dokumen
rencana pembangunan daerah

Dokumen RPJMD Teknokratik “dihapus” yang selanjutnya daerah diwajibkan menyusun laporan
evaluasi hasil RPJMD

Mekanisme musrenbang provinsi dan kabupaten/kota, di dahului dengan arahan dari pusat atau
provinsi kemudian pembahasan desk
L-BAL YANG KEMENTERIAN DALAM
RLU DISEPAKATI NEGERI

Dengan terbitnya PP 13/2019 tentang Laporan dan Evaluasi Penyelenggaraan


Pemerintah Daerah, terdapat 3 (tiga) jenis capaian kinerja yaitu: capaian kinerja
Makro, capaian kinerja penyelenggaraan urusan, dan capaian akuntabilitas kinerja
pemerintah daerah. bagaimana keterkaitan capaian kinerja dimaksud dengan
indikator tujuan, sasaran dan program dalam dokumen rencana.

Dalam perubahan dokumen perencanaan, apakah perlu


dilakukan perubahan KLBS

Tahapan perubahan dokumen rencana, tidak lagi mutatis muntadis dengan


penyusunan dokumen perencanaan. terkait dengan pembahasan dengan dewan
apakah perlu pembahasan di awal atau cukup pada saat pembahasan ranperda di
akhir
S U M AT E R K A L IM A N T A
A N

IRIAN
J AYA

J AVA

TERIMA KASIH
9

Anda mungkin juga menyukai