Anda di halaman 1dari 49

FORUM PERANGKAT DAERAH TAHUN 2021

DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
SKEMA PAPARAN
1 KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH

2 SIKLUS PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

3 KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN (KUA) DAN PRIORITAS


PLAFON ANGGARAN SEMENTARA (PPAS)
4 ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (APBD)

5 JADWAL PENYUSUNAN & PENETAPAN APBD

6
PEMAHAMAN ATAS TUGAS DAN KEWENANGAN
PENGELOLA KEUANGAN DAERAH
1
PP No. 12 Tahun 2019 Permendagri No. 86 Tahun 2017
01 05 Tata Cara Perencanaan, Pengendalian Dan Evaluasi Pembangunan
Pengelolaan Keuangan Daerah Daerah, Tata Cara Evaluasi Ranperda Tentang RJPD Dan RPJMD, Serta
Tata Cara Perubahan RPJPD, RPJMD, Dan RKPD

PP No. 13 Tahun 2019 Permendagri No. 99 Tahun 2018


Laporan dan Evaluasi Penyelenggaraan 02 06 Pembinaan dan Pengendalian Penataan
Pemerintahan Daerah Perangkat Daerah

PP No. 12 Tahun 2017 Permendagri No. 70 Tahun 2019


03 07 Sistem Informasi Pemerintah Daerah
Pembinaan dan Pengawasan Penyelanggaraan
Urusan Pemerintahan Konkuren UU 23 Tahun 2014
Pemerintahan Daerah

PP No. 18 Tahun 2016 jp PP 72 Tahun 2019 Permendagri No. 90 Tahun 2019


04 08 Klasifikasi, Kodefikasi & Nomenklatur
Perangkat Daerah Perencanaan Pembangunan & Keuangan Daerah

Permendagri 18 Tahun 2020


09 Laporan dan Evaluasi Penyelenggaraan
Permendagri 40 Tahun 2020 12 Pemerintahan Daerah
Pedoman Penyusunan Rencana Kerja

10
Permendagri No. 77 Tahun 2020
Permendagri 64 Tahun 2020 11 Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Daerah
Pedoman Penyusunan APBD TA 2021
UU 23 TAHUN 2014
Pasal 9 ayat (4) Pasal 260 ayat (1)
Urusan pemerintahan konkuren yang diserahkan ke Daerah Daerah sesuai dengan kewenangannya menyusun
menjadi dasar pelaksanaan Otonomi Daerah. rencana pembangunan Daerah sebagai satu kesatuan
dalam sistem perencanaan pembangunan nasional.

Pasal 282
Pasal 258
❑ Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan yang menjadi
❑ Daerah melaksanakan pembangunan untuk peningkatan
kewenangan Daerah didanai dari dan atas beban APBD.
dan pemerataan pendapatan masyarakat, kesempatan
❑ Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan yang menjadi
kerja, lapangan berusaha, meningkatkan akses dan
kewenangan Pemerintah Pusat di Daerah didanai dari dan
kualitas pelayanan publik dan daya saing Daerah.
atas beban APBN.
❑ Pembangunan Daerah sebagaimana dimaksud pada
❑ Administrasi pendanaan penyelenggaraan Urusan
ayat (1) merupakan perwujudan dari pelaksanaan
Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah
Urusan Pemerintahan yang telah diserahkan ke Daerah
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan secara
sebagai bagian integral dari pembangunan nasional.
terpisah dari administrasi pendanaan penyelenggaraan Urusan
Pemerintahan yang menjadi kewenangan Pemerintah Pusat
sebagaimana dimaksud pada ayat (2).
U r u s a n Pe m e r i nta h a n
ABSOLUT KONKUREN PEMERINTAHAN UMUM

1. Politik Luar Negeri Pilihan


Wajib (Pasal 12 Ayat 3)
2. Pertahanan
3. Keamanan Dibagi berdasarkan
4. Yustisi kriteria Eksternalitas,
5. Moneter & Fiskal Nasional Akuntabilitas dan
Efisiensi
6. Agama
(Pasal 9) Pelayanan Dasar
Non Pelayanan Dasar
(Pasal 12 (Pasal 12 Ayat 2)
Ayat 1)

1. Dilaksanakan sendiri
2. Dilimpahkan Wewenang Kepada
SPM
instansi Vertikal di Daerah atau
Gubenur di Daerah atau Gubernur
Sebagai Wakil Pemerintah Pusat
Berdasarkan Azas Dekonsentrasi DESENTRALISASI
Urusan Pemerintahan Konkuren
WAJIB PILIHAN

Berkaitan dengan pelayanan dasar Tidak berkaitan dengan pelayanan dasar


1. kelautan dan perikanan;
1. pendidikan; 1. tenaga kerja;
9. perhubungan; 2. pariwisata;
2. kesehatan; 2. pemberdayaan
perempuan dan 10.komunikasi dan 3. pertanian;
3. pekerjaan umum & informatika; 4. kehutanan;
penataan ruang; pelindungan anak;
3. pangan; 11.koperasi, usaha kecil, 5. energi dan sumberdaya
4. perumahan rakyat & dan menengah;
kawasan pemukiman; 4. pertanahan; mineral;
5. lingkungan hidup; 12.penanaman modal;
5. ketentraman & 6. perdagangan;
6. administrasi 13.kepemudaan dan olah
ketertiban umum serta raga; 7. perindustrian; dan
perlindungan masyarakat; kependudukan dan 8. transmigrasi
pencatatan sipil; 14.statistik;
6. sosial. 15.persandian;
7. pemberdayaan
masyarakat dan desa; 16.kebudayaan;
8. pengendalian penduduk 17.perpustakaan; dan
18.kearsipan.
dan keluarga berencana;
2 SIKLUS PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

PELAKSANAAN &
PENATAUSAHAAN

PERENCANAAN PENGANGGARAN

PERTANGGUNGJAWABAN
PELAKSANAAN

AKUNTANSI &
PELAPORAN

PEMBINAAN & PENGAWASAN


SIKLUS PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

KUA & RKA-


RKPD RAPBD APBD
PPAS SKPD

01 02 03 04 05 06
kebutuhan tidak bertentangan berpedoman pada tepat waktu, sesuai tertib, efisien, ekonomis, APBD merupakan
penyelenggaraan dengan kepentingan dengan tahapan dan efektif, transparan, dan dasar bagi
RKPD, KUA, dan bertanggung jawab
urusan umum dan peraturan jadwal yang telah Pemerintah Daerah
Prinsip Dasar : pemerintahan yang perundang-undangan
PPAS
ditetapkan dalam
dengan memperhatikan
untuk melakukan
rasa keadilan, kepatutan,
menjadi kewenangan yang lebih tinggi peraturan perundang- manfaat untuk penerimaan dan
daerah dan undangan masyarakat dan taat pengeluaran daerah
kemampuan pada ketentuan
pendapatan daerah peraturan perundang-
undangan
SIKLUS PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

Peran TAPD menjadi vital dalam mengendalikan


konsistensi dan korelasi logis antara Kinerja
• KUA – PPAS
PERENCANAAN &
PENGANGGARAN (impact, outcome, output) dan Keuangan dalam • RKA-SKPD
setiap dokumen perencanaan pembangunan dan • Rancangan Perda APBD
penganggaran yang disusun oleh Perangkat • Rancangan Perkada
Daerah.
Penjabaran APBD
Kode Urusan, Bidang Urusan, Program,
Pemda : Kegiatan & Sub Kegiatan Kode Urusan, Bidang Urusan,
• RPJMD Kode Organisasi Program, Kegiatan & Sub Kegiatan
Kode Organisasi
• RKPD Kode Lokasi (Administrasi Kewilayahan)
Kode Lokasi (Administrasi
Kode Sumber Pendanaan Kewilayahan)
Kode Sumber Pendanaan
Kode Rekening (jika input dari rincian)
Kode Rekening

Konsistensi penyajian informasi pada setiap


Perangkat Daerah : tahapan perencanaan pembangunan hingga
• Renstra Perencanaan anggaran menggunakan kodefikasi
dan nomenklatur yang mengacu pada Permendagri
• Renja No. 90 Tahun 2019 dan pemutakhirannya.
3 KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN (KUA) DAN
PRIORITAS PLAFON ANGGARAN SEMENTARA (PPAS)
Sub kegiatan dapat dianggarkan:
KUA dan PPAS 1) untuk 1 (satu) tahun anggaran; atau
2) lebih dari 1 (satu) tahun anggaran dalam bentuk sub kegiatan tahun jamak.

Muatan Rancangan KUA


Kepala Daerah menyusun rancangan KUA dan rancangan PPAS
a. kondisi ekonomi makro daerah; berdasarkan RKPD dengan mengacu pada pedoman penyusunan APBD.
b. asumsi penyusunan APBD; • TAPD menyiapkan seluruh isi rancangan KUA menggunakan data dan
c. kebijakan Pendapatan Daerah; informasi terkait kebijakan anggaran yang terdapat dalam RKPD;
d. kebijakan Belanja Daerah; • TAPD menyiapkan seluruh isi rancangan PPAS menggunakan data dan
e. kebijakan Pembiayaan Daerah; dan informasi terkait program prioritas beserta indikator kinerja dan indikasi
pendanaan yang bersumber dari RKPD.
f. strategi pencapaian.

Tahapan Rancangan PPAS

Menentukan prioritas program, kegiatan dan


Menyusun capaian Kinerja, Sasaran, dan
Menentukan skala prioritas pembangunan daerah sub kegiatan yang disinkronkan dengan
Plafon Anggaran Sementara
prioritas dan program nasional
4 ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (APBD)

RENCANA KEUANGAN TAHUNAN DAERAH


YANG DITETAPKAN DENGAN PERDA

1 2 3
MEMPUNYAI DASAR SESUAI DENGAN
BERPEDOMAN PADA
HUKUM YANG KEWENANGAN
KUA PPAS & RKPD
MELANDASINYA DAERAH
ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (APBD)

RUANG LINGKUP KEUANGAN DAERAH

Hak daerah untuk memungut pajak daerah


dan retribusi daerah serta melakukan Pengeluaran Daerah
pinjaman;

Kekayaan daerah yang dikelola sendiri


Kewajiban Daerah untuk atau oleh pihak lain berupa uang, surat
menyelenggarakan Urusan berharga, piutang, barang, serta hak
Pemerintahan daerah dan membayar lain yang dapat dinilai dengan uang,
tagihan pihak ketiga; termasuk kekayaan daerah yang
dipisahkan;
Kekayaan pihak lain yang dikuasai oleh
Penerimaan daerah; Pemda dalam rangka penyelenggaraan
tugas Pemerintahan Daerah dan/atau
kepentingan umum.

Pengelolaan Keuangan Daerah Diwujudkan APBD Yang Ditetapkan Dengan Perda


ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (APBD)

disusun sesuai kebutuhan


penyelenggaraan Urusan Penerimaan Daerah merupakan
disusun dengan Pemerintahan daerah yang rencana Penerimaan Daerah yang
menjadi kewenangan Daerah dan terukur secara rasional yang dapat
mempedomani KUA PPAS dicapai untuk setiap sumber
kemampuan Pendapatan Daerah
yang didasarkan pada RKPD Penerimaan Daerah dan berdasarkan
pada ketentuan PUU

mempunyai fungsi otorisasi, Pengeluaran Daerah merupakan


rencana Pengeluaran Daerah sesuai
perencanaan, pengawasan,
dengan kepastian tersedianya dana
alokasi, distribusi, dan atas Penerimaan Daerah dalam jumlah
stabilisasi yang cukup

Semua Penerimaan Daerah


dan Pengeluaran Daerah Setiap Pengeluaran Daerah harus
memiliki dasar hukum yang
dalam bentuk uang
melandasinya
dianggarkan dalam APBD
Penerimaan Daerah Pengeluaran Daerah
a. Pendapatan Daerah PERDA a. Belanja Daerah
b. Penerimaan Pembiayaan Daerah b. Pengeluaran Pembiayaan Daerah
ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (APBD)

STRUKTUR APBD

PENDAPATAN DAERAH BELANJA DAERAH PEMBIAYAAN DAERAH


meliputi semua penerimaan meliputi semua pengeluaran meliputi semua penerimaan
uang melalui Rekening Kas dari Rekening Kas Umum yang perlu dibayar kembali
Umum Daerah yang tidak perlu Daerah yang tidak perlu dan/atau pengeluaran yang
dibayar kembali oleh Daerah diterima kembali oleh Daerah akan diterima kembali, baik
dan penerimaan lainnya yang dan pengeluaran lainnya yang pada tahun anggaran berkenaan
sesuai dengan ketentuan sesuai dengan ketentuan maupun pada tahun anggaran
peraturan perundang-undangan peraturan perundang-undangan berikutnya.
diakui sebagai penambah diakui sebagai pengurang
ekuitas yang merupakan hak ekuitas yang merupakan
daerah dalam 1 (satu) tahun kewajiban daerah dalam 1 (satu)
anggaran. tahun anggaran.
01 02 03
KEBIJAKAN PENDANAAN TAHUN 2022

PENDAPATAN DAERAH BELANJA DAERAH PEMBIAYAAN DAERAH


1. Memantapkan kelembagaan melalui 1. Memprioritaskan belanja untuk Penyelenggaraan Urusan 1. Penerimaan Pembiayaan bersumber
peningkatan peran dan fungsi Kantor Pemerintahan Wajib dan Pilihan; SiLPA
dan Dinas / Balai Penghasil; 2. Dialokasikan untuk membiayai belanja pemenuhan Visi dan
Misi Kepala Daerah .
2. Pengeluaran Pembiayaan
2. Intensifikasi dan ekstensifikasi; direncanakan untuk pembayaran
3. Belanja untuk fungsi pendidikan sebesar 20% dari total
3. Koordinasi dan perhitungan lebih pokok utang, penyertaan modal
belanja;
intensif antara pusat dan daerah; 4. Belanja untuk fungsi kesehatan sebesar 10% dari total bagi BUMD dan penyediaan dana
4. Meningkatkan dividen BUMD; belanja; cadangan untuk Pilkada
5. Meningkatkan partisipasi aktif 5. Belanja untuk fungsi Infrastruktur sebesar 10% dari total
masyarakat/lembaga dalam membayar PKB;
pajak; 6. Penerapan Standar Pelayanan Minimal (SPM) dan
6. Mengoptimalkan pengelolaan asset Pelaksanaan tujuan pembangunan berkelanjutan atau
daerah; Sustainable Development Goals (SDGs).
7. Meningkatkan sarana dan prasarana 7. Siinkronisasi prioritas pembangunan dalam RPJMN Tahun
dalam meningkatkan pendapatan 2020-2024 dan Rencana Kerja Pemerintah (RKP).
8. Mengalokasikan dana untuk pemulihan ekonomi, kesehatan
8. Memantapkan kinerja organisasi dalam
dan sosial semua yang terdampak pandemi COVID-19
pelayanan kepada wajib pajak 9. Mendanai kegiatan Tahun Jamak, yang sudah ada MoU dan
9. Aparatur yang kompeten & terpercaya kegiatan lanjutan.
dalam pelayanan 10. Membiayai belanja penyelenggaraan urusan pemerintah
lainnya untuk mendanai program-program perangkat daerah
yang menjadi kewenangan provinsi namun tidak menjadi
prioritas Kepala Daerah
PENDAPATAN BELANJA PEMBIAYAAN

Pendapatan Asli Daerah Belanja Operasi Penerimaan Pembiayaan

➢ Pajak Daerah ➢ B. Pegawai ➢ SiLPA

➢ Retribusi Daerah ➢ B. Barang & Jasa ➢ Pencairan Dana Cadangan


STRUKTUR APBD

➢ B. Bunga ➢ Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yg


➢ Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yg
Dipisahkan
Dipisahkan ➢ B. Subsidi
➢ Penerimaan Pinjaman Daerah
➢ Lain –lain PAD yg Sah ➢ B. Hibah
➢ Penerimaan Kembali Pemberian
➢ B. Bantuan Sosial
Pendapatan Transfer Pinjaman Daerah
Belanja Modal ➢ Penerimaan Pembiayaan Lainnya
➢ Transfer Pemerintah Pusat
➢ B. M. Tanah Sesuai Ketentuan PUU
➢ Transfer Antar Daerah
➢ B. M. Peralatan & Mesin Pengeluaran Pembiayaan
Lain-lain Pendapatan Daerah yg Sah ➢ B. M. Gedung & Bangunan ➢ Pembentukan Dana Cadangan
➢ Hibah ➢ B. M. Jalan, Jaringan & Irigasi ➢ Penyertaan Modal Daerah
➢ Dana Darurat ➢ B. M. Aset Tetap Lainnya ➢ Pembayaran Cicilan Pokok Utang yang
➢ Lain-Lain Pendapatan Sesuai PUU Jatuh Tempo
Belanja Tidak Terduga
➢ Pemberian Pinjaman Daerah
Belanja Transfer
➢ Pengeluaran Pembiayaan Lainnya
➢ B. Bagi Hasil sesuai PUU
➢ B. Bantuan Keuangan
I. PENDAPATAN DAERAH
KEWENANGAN PERANGKAT DAERAH DALAM
MENGELOLA PENDAPATAN DAERAH
Pemerintah Daerah dilarang:
1. melakukan pungutan atau yang disebut nama lainnya yang
Jenis Pendapatan Kewenangan Pengelolaan dipersamakan dengan pungutan di luar yang diatur dalam
SKPKD atau SKPD yang memiliki tugas dan wewenang undang-undang; dan
Pajak Daerah 2. melakukan pungutan yang menyebabkan ekonomi biaya tinggi,
pengelolaan pajak
menghambat mobilitas penduduk, lalu lintas barang dan jasa
Retribusi Daerah SKPD
antar daerah, dan kegiatan ekspor/impor yang merupakan
Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang program strategis nasional.
SKPKD
Dipisahkan
SKPKD kecuali
Dalam hal:
1. Hal-hal terkait pajak dan retribusi tetap dikelola oleh 1. KDH yang melakukan pungutan atau yang disebut nama lainnya
Bendahara Penerimaan di SKPD terkait. dikenai sanksi administratif tidak dibayarkan hak-hak
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah keuangannya yang diatur dalam ketentuan peraturan
2. Pendapatan BLUD dikelola oleh BLUD terkait.
perundang-undangan selama 6 (enam) bulan;
3. Pendapatan Hibah Dana BOS dikelola oleh Bendahara 2. KDH yang melakukan pungutan dikenai sanksi administratif
Penerimaan Khusus. sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
3. Hasil pungutan atau yang disebut nama lainnya, wajib
disetorkan seluruhnya ke kas negara.
TRANSFER PEMERINTAH PUSAT
1. Dana Perimbangan
a. DBH terdiri atas Bagi hasil Pajak dan Bagi Hasil Sumber Daya Alam;
b. DAU yang bersumber dari pendapatan APBN, dialokasikan untuk pemerataan kemampuan keuangan antar-
Daerah untuk mendanai kebutuhan Daerah dalam rangka pelaksanaan Desentralisasi;
c. DAK bersumber dari APBN, dialokasikan untuk mendanai Kegiatan khusus yang merupakan Urusan
Pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat sesuai dengan ketentuan
PUU.
DAK terdiri atas Dana Alokasi Khusus Fisik dan Dana Alokasi Khusus Non Fisik.
2. Dana Insentif Daerah (DID)
Yang dialokasikan kepada Daerah tertentu berdasarkan kriteria tertentu dengan tujuan untuk memberikan
penghargaan atas perbaikan dan/atau pencapaian Kinerja tertentu.
3. Dana Otonomi Khusus
Yang dialokasikan kepada Daerah yang memiliki otonomi khusus sesuai dengan ketentuan peraturan undang-
undangan.
4. Dana Keistimewaan
Yang dialokasikan kepada Daerah istimewa sesuai dengan ketentuan peraturan undang-undangan.
5. Dana Desa
Dana Desa diatur sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
PENDAPATAN
BANTUAN KEUANGAN
merupakan dana yang diterima dari daerah lainnya baik dalam rangka kerja sama daerah,
PENDAPATAN pemerataan peningkatan kemampuan keuangan, dan/atau tujuan tertentu lainnya.
BAGI HASIL PAJAK Bantuan Keuangan terdiri atas:
merupakan dana yang bersumber dari Pendapatan a. bantuan keuangan dari Daerah provinsi; dan
Daerah yang dialokasikan kepada Daerah lain b. bantuan keuangan dari Daerah kabupaten/kota
berdasarkan angka persentase tertentu sesuai dengan
ketentuan PUU. Bantuan keuangan yang berasal dari provinsi dan/atau kabupaten/kota, terdiri atas:
a. Bantuan keuangan umum yang merupakan dana yang diterima dari daerah lainnya dalam
rangka kerjasama daerah atau pemerataan peningkatan kemampuan keuangan.
b. Bantuan keuangan khusus yang merupakan dana yang diterima dari daerah lainnya untuk
tujuan tertentu
LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH

Lain-lain PD yang sah adalah


pendapatan daerah selain pendapatan asli
daerah dan pendapatan transfer

Penganggaran lain-Lain
pendapatan sesuai dengan
ketentuan peraturan
Pendapatan hibah merupakan bantuan yang berasal dari pemerintah Dana darurat merupakan dana yang berasal dari perundang-undangan
pusat, Pemerintah Daerah lain, masyarakat, dan badan usaha dalam APBN yang diberikan kepada Pemerintah Daerah
negeri atau luar negeri yang tidak mengikat untuk menunjang pada tahap pasca bencana untuk mendanai
peningkatan penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi keperluan mendesak yang diakibatkan oleh bencana
kewenangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- yang tidak mampu ditanggulangi oleh Pemerintah
undangan. Daerah dengan menggunakan sumber APBD sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Penerimaan hibah termasuk sumbangan dari pihak ketiga/sejenis
yang tidak mengikat, tidak berdasarkan perhitungan tertentu, dan
tidak mempunyai konsekuensi pengeluaran atau pengurangan
kewajiban kepada penerima maupun pemberi serta tidak menyebabkan
biaya ekonomi tinggi.
II. BELANJA DAERAH

Belanja Daerah untuk mendanai pelaksanaan Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah. Urusan Pemerintahan
yang menjadi kewenangan daerah terdiri atas Urusan Pemerintahan Wajib yang terkait Pelayanan Dasar dan Wajib yang tidak
terkait Pelayanan Dasar serta Urusan Pemerintahan Pilihan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

Daerah wajib mengalokasikan belanja untuk mendanai Urusan Pemerintahan daerah yang besarannya telah ditetapkan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan antara lain besaran alokasi belanja untuk fungsi pendidikan,
anggaran kesehatan, dan insfrastruktur

Belanja Daerah berpedoman pada standar harga satuan regional, analisis standar belanja, dan/atau standar teknis sesuai
dengan ketentuan peraturan perurndang-undangan. Standar harga satuan regional ditetapkan dengan Peraturan Presiden.
Analisis standar belanja dan standar teknis dan standar harga satuan ditetapkan dengan Perkada yang digunakan untuk
menyusun RKA dalam penyusunan Ranperda tentang APBD

17
STRUKTUR BELANJA DAERAH KEWENANGAN PERANGKAT DAERAH
DALAM MENGELOLA BELANJA DAERAH
• Belanja Pegawai;
• Belanja Barang dan Jasa; JENIS BELANJA KEWENANGAN PENGELOLAAN
• Belanja Bunga;
Belanja Operasi • Belanja Subsidi; BELANJA OPERASI
• Belanja Hibah; dan
• Belanja Bantuan Sosial ➢ Belanja Pegawai SKPKD, SKPD dan BLUD

• Belanja Tanah; ➢ Belanja Barang dan Jasa SKPKD, SKPD dan BLUD
• Belanja Peralatan dan Mesin;
➢ Belanja Bunga SKPKD dan BLUD
• Belanja Bangunan dan Gedung;
Belanja Modal • Belanja Jalan; ➢ Belanja Subsidi SKPKD dan/atau SKPD
• Belanja Irigasi dan Jaringan;
• Belanja Aset Tetap lainnya ➢ Belanja Hibah SKPKD dan/atau SKPD

➢ Belanja Bantuan Sosial SKPKD dan/atau SKPD


Belanja Tidak Belanja Tidak Terduga
Terduga BELANJA MODAL SKPKD, SKPD dan BLUD

BELANJA TIDAK TERDUGA SKPKD


• Belanja Bagi Hasil;
Belanja Transfer • Belanja Bantuan Keuangan BELANJA TRANSFER SKPKD
1. BELANJA OPERASI

Belanja operasi merupakan pengeluaran anggaran untuk kegiatan sehari-hari pemerintah daerah yang memberi manfaat
jangka pendek.

BELANJA BELANJA
BELANJA BELANJA BELANJA BELANJA
BARANG DAN BANTUAN
PEGAWAI BUNGA SUBSIDI HIBAH
JASA SOSIAL
1.1 BELANJA PEGAWAI

❑ Belanja pegawai digunakan untuk menganggarkan kompensasi yang diberikan kepada:


✓ KDH dan WKDH dianggarkan pada belanja SKPD Sekretariat Daerah;
✓ Pimpinan dan Anggota DPRD dianggarkan pada belanja SKPD Sekretariat DPRD; dan
✓ Pegawai ASN dianggarkan pada belanja SKPD bersangkutan
❑ Belanja pegawai paling sedikit berupa:
✓ gaji/uang representasi dan tunjangan;
✓ tambahan penghasilan Pegawai ASN;
✓ belanja penerimaan lainnya pimpinan dan anggota DPRD serta KDH dan WKDH;
✓ Honorarium;
✓ Insentif pemungutan pajak daerah dan retribusi daerah/
✓ Jasa layanan lainnya dan honorarium yang selanjutnya terkait belanja pegawai diuraikan
dalam peraturan perundang-undangan;
❑ Pemerintah Daerah dapat memberikan tambahan penghasilan kepada Pegawai ASN dengan
memperhatikan kemampuan Keuangan Daerah dan sesuai dengan ketentuan PUU
1. 2 BELANJA BARANG DAN JASA

✓ Belanja barang dan jasa digunakan untuk menganggarkan pengadaan barang/jasa yang
nilai manfaatnya kurang dari 12 (dua belas) bulan, termasuk barang/jasa yang akan
diserahkan atau dijual kepada masyarakat/pihak lain.
✓ Pengadaan barang dan jasa dalam rangka melaksanakan program dan kegiatan
Pemerintahan Daerah yang diuraikan dalam sub kegiatan Pemerintahan Daerah guna
pencapaian sasaran prioritas Daerah yang tercantum dalam RPJMD.
✓ Belanja barang dan jasa diuraikan dalam objek belanja barang, belanja jasa, belanja
pemeliharaan, belanja perjalanan dinas, dan Belanja Uang dan/atau Jasa untuk
Diberikan kepada Pihak Ketiga/Pihak Lain/Masyarakat;
✓ Pemerintah daerah menganggarkan belanja barang dan jasa dalam APBD tahun
anggaran berkenaan pada SKPD terkait
Penggunaan dan Penganggaran Belanja Barang dan Jasa

Belanja Barang Belanja Perjalanan Dinas


digunakan untuk menganggarkan pengadaan barang berupa: digunakan untuk menganggarkan belanja perjalanan
✓ barang pakai habis, dinas dalam negeri dan belanja perjalanan dinas luar
✓ barang tak habis pakai, dan negeri
✓ barang bekas dipakai
BELANJA BARANG DAN/ATAU JASA UNTUK DISERAHKAN/DIJUAL/
Belanja Jasa DIBERIKAN KEPADA MASYARAKAT/PIHAK KETIGA
digunakan untuk menganggarkan Uang dan/atau Jasa
digunakan untuk menganggarkan pengadaan untuk Diberikan kepada Pihak Ketiga/Pihak
jasa yang nilai manfaatnya kurang dari 12 Lain/Masyarakat. Diberikan dalam bentuk:
bulan antara lain: ✓ pemberian hadiah yang bersifat perlombaan;
✓ berupa jasa kantor; ✓ penghargaan atas suatu prestasi;
✓ asuransi, sewa ✓ pemberian beasiswa kepada masyarakat;
rumah/gedung/gudang/parkir; ✓ penanganan dampak sosial kemasyarakatan akibat
✓ sewa sarana mobilitas, sewa alat berat; penggunaan tanah milik pemerintah daerah untuk
✓ sewa perlengkapan dan peralatan kantor; pelaksanaan pembangunan proyek strategis nasional
✓ konsultansi, ketersediaan layanan Belanja Pemeliharaan dan non proyek strategis nasional sesuai dengan
(availibility payment); digunakan untuk menganggarkan: ketentuan peraturan perundang-undangan; dan/atau
✓ beasiswa pendidikan PNS, ✓ belanja pemeliharaan tanah; ✓ Transfer Ke Daerah dan Dana Desa yang
✓ kursus, pelatihan, sosialisasi, dan ✓ belanja pemeliharaan peralataan dan mesin; penggunaannya sudah ditentukan sesuai dengan
bimbingan teknis PNS/PPPK, ✓ belanja pemeliharaan gedung dan bangunan; ketentuan peraturan perundang-undangan;
✓ insentif pemungutan pajak daerah bagi ✓ belanja pemeliharaan jalan, jaringan, dan irigasi; ✓ Bantuan fasilitasi premi asuransi pertanian
pegawai non ASN, dan insentif pemungutan ✓ belanja pemeliharaan aset tetap lainnya; dan
retribusi daerah bagi pegawai non ASN ✓ belanja perawatan kendaraan bermotor
1. 3 BELANJA BUNGA

Pembayaran dianggarkan pada SKPD/unit SKPD yang


melaksanakan PPK BLUD dan
SKPD yang melaksanakan fungsi PPKD/SKPKD terkait

Belanja bunga berupa belanja bunga utang pinjaman Belanja bunga digunakan untuk menganggarkan
dan belanja bunga utang obligasi. Pemerintah pembayaran bunga utang yang tidak berasal
daerah yang memiliki kewajiban pembayaran bunga pembayaran atas kewajiban pokok utang, yang
utang dianggarkan pembayarannya dalam APBD dianggarkan pembayarannya dalam APBD tahun
tahun anggaran berkenaan. anggaran berkenaan

Belanja bunga diuraikan menurut objek, rincian


objek dan sub rincian objek
1. 4 BELANJA SUBSIDI

❑ terlebih dahulu dilakukan audit keuangan dengan tujuan


tertentu oleh kantor akuntan publik sesuai PUU.
❑ Dalam hal tidak terdapat kantor akuntan publik,
❑ Penerima subsidi sebagai objek pemeriksaan dengan tujuan tertentu dapat
pemeriksaan dan wajib menyampaikan dilaksanakan oleh lembaga lain yang independen dan
laporan pertanggungjwbn kepada KDH. ditetapkan oleh KDH
04 05 ❑ Belanja Subsidi dalam APBD dianggarkan pada SKPD
terkait.
❑ menghasilkan produk yang merupakan ❑ Pemberian subsidi berupa bunga atau bagi hasil
kebutuhan dasar dan menyangkut hajat kepada usaha mikro kecil dan menengah pada
hidup orang banyak. 03 perorangan tidak perlu dilakukan pemeriksaan dengan
tujuan tertentu.

❑ harga jual dari hasil produksinya 02


terjangkau oleh masyarakat yang daya
belinya terbatas. 01 ❑ BUMN, BUMD dan/atau Badan Usaha Milik Swasta
yang Menyelenggarakan pelayanan publik
1. 5 BELANJA HIBAH

Belanja hibah diberikan kepada Pemerintah Pusat, Pemerintah Pemberian hibah didasarkan atas usulan tertulis yang
Daerah lainnya, BUMN, BUMD, dan/atau badan dan lembaga, disampaikan kepada KDH.
serta organisasi kemasyarakatan yang berbadan hukum
Belanja hibah berupa uang, barang atau jasa dapat dianggarkan
Indonesia, yang secara spesifik telah ditetapkan dalam APBD sesuai dengan kemampuan keuangan daerah setelah
peruntukannya, bersifat tidak wajib dan tidak mengikat, serta memprioritaskan pemenuhan belanja urusan pemerintahan wajib
tidak secara terus menerus setiap tahun anggaran, kecuali dan belanja urusan pemerintahan pilihan, kecuali ditentukan lain
➢ kepada pemerintah pusat dalam rangka mendukung sesuai dengan peraturan perundang-undangan
penyelenggaraan pemerintahan daerah sepanjang tidak
tumpang tindih pendanaannya dengan APBN sesuai dengan Penganggaran belanja hibah dianggarkan pada SKPD terkait;
ketentuan peraturan perundang-undangan;
➢ badan dan lembaga yang ditetapkan oleh pemerintah atau
pemda sesuai dengan kewenangannya berdasarkan
ketentuan peraturan perundang-undangan;
➢ partai politik dan/atau
➢ ditentukan lain oleh peraturan perundang-undangan
1. Pemerintah Pusat
2. Pemerintah Daerah Lainnya
1. Hibah kepada pemerintah pusat diberikan kepada satuan
Hibah kepada Pemerintah Daerah lainnya diberikan kepada daerah
kerja dari kementerian/lembaga pemerintah non-
otonom baru hasil pemekaran daerah sesuai dengan ketentuan
kementerian yang wilayah kerjanya berada dalam daerah peraturan perundang-undangan
yang bersangkutan.
2. Hibah dari pemerintah daerah dilarang tumpang tindih
3. BUMN
pendanaannya dengan APBN sesuai PUU.
3. Unit kerja pada Kementerian Dalam Negeri yang membidangi Hibah kepada badan usaha milik negara diberikan untuk
urusan pemerintahan di bidang Administrasi Kependudukan meningkatkan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan
dapat memperoleh Hibah dari Pemerintah Daerah untuk ketentuan peraturan perundang-undangan.
penyediaan blanko kartu tanda penduduk elektronik.
4. BUMD
4. Penyediaan setiap keping blangko kartu tanda penduduk
elektronik tidak didanai dari 2 (dua) sumber dana yaitu Hibah Hibah kepada badan usaha milik daerah diberikan dalam rangka
APBD maupun APBN. untuk meneruskan hibah yang diterima Pemerintah Daerah dari
5. Hibah kepada pemerintah pusat dimaksud hanya dapat Pemerintah Pusat sesuai PUU. Hibah kepada BUMD tidak dapat
diberikan 1 (satu) kali dalam tahun berkenaan diberikan dalam bentuk barang kecuali uang atau jasa.
5. Badan dan Lembaga, yang Berbadan Hukum Indonesia

a. Hibah kepada badan dan lembaga,


1. diberikan kepada badan dan lembaga yang bersifat nirlaba, sukarela dan sosial yang dibentuk berdasarkan PUU; 6. Partai Politik
2. yang bersifat nirlaba, sukarela dan sosial yang telah memiliki Surat Keterangan Terdaftar (SKT) yang diterbitkan oleh Menteri, Gubernur
atau Bupati/Wali kota; atau
3. yang bersifat nirlaba, sukarela bersifat sosial kemasyarakatan berupa kelompok masyarakat/kesatuan masyarakat hukum adat Belanja hibah juga berupa
sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan masyarakat, dan keberadaannya diakui oleh pemerintah pusat dan/atau pemberian bantuan keuangan
Pemda melalui pengesahan atau penetapan dari pimpinan instansi vertikal atau kepala SKPD terkait. kepada partai politik yang
4. Koperasi yang didirikan berdasarkan PUU dan memenuhi kriteria yang ditetapkan oleh Pemda. mendapatkan kursi di DPRD
5. persyaratan paling sedikit:
➢ memiliki kepengurusan di daerah domisili;
provinsi dan DPRD
➢ memiliki keterangan domisili dari lurah/kepala desa setempat atau sebutan lainnya; dan kabupaten/kota sesuai PUU.
➢ berkedudukan dalam wilayah administrasi Pmerintah Daerah dan/atau badan dan Lembaga yang berkedudukan di luar wilayah Besaran penganggaran belanja
administrasi Pemerintah Daerah untuk menunjang pencapaian sasaran program, kegiatan dan sub kegiatan pemerintah daerah bantuan keuangan kepada partai
pemberi hibah. politik dimaksud sesuai dengan
b. Hibah kepada organisasi kemasyarakatan yang berbadan hukum Indonesia
1. diberikan kepada kepada organisasi kemasyarakatan yang berbadan hukum, yayasan atau organisasi kemasyarakatan yang berbadan
ketentuan peraturan
hukum perkumpulan, yang telah mendapatkan pengesahan badan hukum dari kementerian yang membidangi urusan hukum dan hak asasi perundang-undangan
manusia sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
2. persyaratan paling sedikit:
✓ telah terdaftar pada kementerian yang membidangi urusan hukum dan hak asasi manusia;
✓ berkedudukan dalam wilayah administrasi Pemerintah Daerah yang bersangkutan; dan
✓ memiliki sekretariat tetap di daerah yang bersangkutan
1.6 BELANJA BANTUAN SOSIAL
Bantuan sosial berupa uang adalah uang yang diberikan secara
langsung kepada penerima seperti beasiswa bagi anak miskin, yayasan
Belanja bantuan sosial digunakan untuk menganggarkan pemberian
pengelola yatim piatu, nelayan miskin, masyarakat lanjut usia, terlantar,
bantuan berupa uang dan/atau barang kepada individu, keluarga,
cacat berat dan tunjangan kesehatan putra putri pahlawan yang tidak
kelompok dan/atau masyarakat yang sifatnya tidak secara terus
mampu
menerus dan selektif yang bertujuan untuk melindungi dari kemungkinan
terjadinya resiko sosial, kecuali dalam keadaan tertentu dapat Bantuan sosial berupa barang adalah barang yang diberikan secara
berkelanjutan. langsung kepada penerima seperti bantuan kendaraan operasional
untuk sekolah luar biasa swasta dan masyarakat tidak mampu,
Belanja bantuan sosial dianggarkan dalam APBD sesuai dengan
bantuan perahu untuk nelayan miskin, bantuan makanan/pakaian
kemampuan Keuangan Daerah setelah memprioritaskan pemenuhan
kepada yatim piatu/tuna sosial, ternak bagi kelompok masyarakat
belanja Urusan Pemerintahan Wajib dan Urusan Pemerintahan Pilihan,
kurang mampu
kecuali ditentukan lain sesuai dengan ketentuan PUU;
Bantuan sosial yang tidak dapat direncanakan sebelumnya dialokasikan
untuk kebutuhan akibat risiko sosial yang tidak dapat diperkirakan pada
Bantuan sosial yang direncanakan berdasarkan usulan dari calon saat penyusunan APBD yang apabila ditunda penanganannya akan
penerima dan/atau atas usulan kepala SKPD dan dianggarkan pada menimbulkan risiko sosial yang lebih besar bagi individu dan/atau
SKPD terkait keluarga yang bersangkutan.

Belanja bantuan sosial memenuhi kriteria paling sedikit:


a. Selektif;
b. memenuhi persyaratan penerima bantuan diartikan memiliki identitas Pagu alokasi anggaran yang tidak dapat direncanakan sebelumnya tidak melebihi pagu
kependudukan sesuai PUU; alokasi anggaran yang direncanakan dan dianggarkan dalam BTT dan Usulan atas
c. bersifat sementara dan tidak terus menerus, kecuali dalam keadaan belanja bantuan sosial yang tidak dapat direncanakan sebelumnya dilakukan oleh SKPD
tertentu dapat berkelanjutan; terkait
d. sesuai tujuan penggunaan diartikan bahwa tujuan pemberian bantuan sosial
2. BELANJA MODAL
➢ Digunakan untuk menganggarkan mempunyai masa
pengeluaran yang dilakukan dalam rangka manfaat lebih dari 12
pengadaan aset tetap dan aset lainnya. Selain kriteria juga memuat kriteria
bulan
lainnya yaitu:
➢ Aset tetap dianggarkan belanja modal Kriteria Belanja
sebesar harga perolehan. 1. berwujud;
Modal digunakan dlm Keg
➢ Harga perolehan merupakan harga beli/ 02 Pemda
2. biaya perolehan aset tetap dapat
bangun aset ditambah seluruh belanja diukur secara andal;
yang terkait dengan 3. tidak dimaksudkan untuk dijual
pengadaan/pembangunan aset sampai 03 batas minimal
03kapitalisasi aset dalam operasi normal entitas; dan
aset siap digunakan
4. diperoleh atau dibangun dengan
maksud untuk digunakan.
Dalam hal tidak memenuhi kriteria batas minimal
kapitalisasi aset tetap dianggarkan dalam belanja
barang dan jasa. Batas minimal kapitalisasi aset
tetap diatur dalam Perkada
JENIS BELANJA MODAL

Belanja Tanah Belanja Peralatan & Mesin Belanja Gedung & Bangunan

digunakan untuk menganggarkan tanah yang digunakan untuk menganggarkan peralatan dan mesin digunakan untuk menganggarkan gedung & bangunan
diperoleh dengan maksud untuk dipakai dalam mencakup mesin & RanMor, alat elektronik, inventaris kantor, mencakup seluruh gedung & bangunan yang diperoleh
kegiatan operasional Pemda dan dalam kondisi & peralatan lainnya yang nilainya signifikan dan masa dengan maksud untuk dipakai dalam kegiatan
siap dipakai manfaatnya lebih dari 12 bulan & dalam kondisi siap pakai operasionl Pemda dan dalam kondisi siap dipakai

Belanja Jalan, Irigasi & Jaringan Belanja Aset Tetap Lainnya

digunakan untuk menganggarkan jalan, irigasi, dan digunakan untuk menganggarkan aset tetap lainnya
jaringan mencakup jalan, irigasi, dan jaringan yang mencakup aset tetap yang tidak dapat dikelompokkan ke
dibangun oleh Pemda serta dimiliki dan/atau dikuasai dalam kelompok aset tetap, yang diperoleh dan
oleh Pemerintah Daerah dan dalam kondisi siap dimanfaatkan untuk kegiatan operasional Pemda dan
dipakai dalam kondisi siap dipakai
3. BELANJA TIDAK TERDUGA
1. digunakan untuk menganggarkan pengeluaran untuk keadaan darurat termasuk keperluan mendesak yang tidak dapat
diprediksi sebelumnya dan pengembalian atas kelebihan pembayaran atas penerimaan daerah tahun-tahun sebelumnya serta
untuk belanja bantuan sosial yang tidak dapat direncanakan sebelumnya;
2. Kriteria Keadaan Darurat Dan Keperluan Mendesak Ditetapkan Dalam Perda Tentang APBD Tahun Berkenaan.
Kriteria
Keadaan Darurat Keperluan Mendesak
bencana alam, bencana non-alam, bencana kebutuhan daerah dalam rangka Pelayanan Dasar masyarakat yang anggarannya belum
sosial dan/atau kejadian luar biasa; tersedia dalam TA berjalan;

pelaksanaan operasi pencarian dan Belanja Daerah yang bersifat mengikat dan belanja yang bersifat wajib;
pertolongan;
Pengeluaran Daerah yang berada diluar kendali Pemda dan tidak dapat diprediksikan
kerusakan sarana/prasarana yang dapat sebelumnya, serta amanat PUU;
mengganggu kegiatan pelayanan publik
Pengeluaran Daerah lainnya yang apabila ditunda akan menimbulkan kerugian yang lebih
besar bagi Pemerintah Daerah dan/atau masyarakat
Tata Cara Penggunaan Dana Tanggap Darurat &
Belanja Bansos Yang Tidak Dapat Direncanakan
Belanja Bansos Yang Tidak
Penggunaan Dana Tanggap Darurat Dapat Direncanakan
Tata Cara Penggunaan BTT Tata Cara Penggunaan BTT
Untuk Rasionalisasi Kegiatan Untuk Keperluan Mendesak

Anggaran Belum Tersedia Anggaran Belum Tercukupi Anggaran Belum Tersedia Anggaran Belum Tercukupi

BTT diformulasikan dalam RKA- BTT terlebih dahulu BTT diformulasikan dalam RKA- BTT terlebih dahulu
SKPD yang membidangi diformulasikan dalam SKPD yang membidangi diformulasikan dalam
keuangan daerah Perubahan DPA-SKPD keuangan daerah Perubahan DPA-SKPD

RKA-SKPD dan/atau Perubahan DPA-SKPD menjadi dasar:


1. Dalam melakukan perubahan Perkada tentang Penjabaran APBD untuk selanjutnya ditampung dalam Perda tentang Perubahan APBD;
2. atau dituangkan dalam LRA bagi Pemda yang tidak melakukan Perubahan APBD atau telah melakukan perubahan APBD
4. BELANJA TRANSFER
Belanja transfer merupakan pengeluaran uang dari pemerintah daerah kepada pemerintah daerah lainnya dan/atau dari pemerintah
daerah kepada pemerintah desa.

BELANJA BELANJA BANTUAN


BAGI HASIL KEUANGAN

Pendapatan Pendapatan Pajak Bankeu Provinsi Ke


Bankeu Kab/Kota
Pajak Daerah Daerah & Retribusi Kab/Kota Di Bankeu Provinsi
Bankeu Antar- Bankeu Antar- Ke Provinsinya
Provinsi Kepada Daerah Kab/Kota Wilayahnya Atau Kab/Kota
daerah Provinsi; daerah Kab/Kota; Dan/Atau Provinsi
Kab/Kota Kepada Pem.Desa Dan/Atau Kab/Kota Kepada Desa
Lainnya;
Di Luar Wilayahnya;
ALUR PENGUSULAN BANTUAN KEUANGAN
MELALUI SIPD

PERIODE PENYUSUNAN RKPD


PERIODE PENYUSUNAN
KUA PPAS
III. PEMBIAYAAN DAERAH
Pembiayaan daerah adalah seluruh transaksi keuangan pemerintah daerah, baik penerimaan maupun
pengeluaran, yang perlu dibayar atau akan diterima kembali, yang dalam penganggaran
pemerintah daerah terutama dimaksudkan untuk menutup defisit dan atau memanfaatkan surplus anggaran

Penerimaan Pembiayaan Pengeluaran Pembiayaan

SiLPA; Pembayaran Cicilan Pokok Utang Yang Jatuh Tempo;

Pencairan Dana Cadangan; Penyertaan Modal Daerah;

Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang dipisahkan; Pembentukan Dana Cadangan;

Penerimaan Pinjaman Daerah; Pemberian Pinjaman Daerah; dan/atau

Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman Daerah; Pengeluaran Pembiayaan lainnya sesuai PUU

Penerimaan Pembiayaan lainnya sesuai PUU


5 JADWAL PENYUSUNAN & PENETAPAN APBD

KUA & RKA- Evaluasi Ranc Perda


RKPD RAPBD APBD APBD & Ranc Perkada
PPAS SKPD Penjabaran APBD

60 (enam puluh) Hari


Apabila tidak sepakat,
paling lama 6 Minggu Kepala Daerah wajib mengajukan
sejak disampaikan rancangan Perda tentang Tanggal 31
Minggu ke-II
APBD disertai penjelasan dan Rancangan Perda tentang
Kesepakatan Ranc KUA dokumen pendukung APBD dan rancangan Perkada
dan Ranc PPAS kepada DPRD tentang penjabaran APBD

RKPD JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER DESEMBER


Minggu Ke-II Minggu ke-III Minggu Ke-II / Ke-IV 1 (satu) Bulan

KDH menyampaikan Ranc Menyusun RKA-SKPD Penyampaian Rancangan Kepala Daerah dan DPRD
KUA dan Ranc PPAS Peraturan Daerah tentang wajib menyetujui bersama
APBD kepada DPRD rancangan Perda tentang
APBD
Jadwal Penyusunan & Penetapan APBD
No Uraian Waktu Lama
1. Penyampaian Rancangan KUA dan Rancangan PPAS oleh Ketua TAPD
paling lambat minggu I bulan Juli
kepada KDH
2. Penyampaian Rancangan KUA dan Rancangan PPAS oleh KDH kepada
paling lambat minggu II bulan Juli
DPRD
3. Kesepakatan antara KDH dan DPRD atas Rancangan KUA dan
paling lambat minggu II bulan Agustus
Rancangan PPAS
4. Penerbitan Surat Edaran KDH perihal Pedoman Penyusunan RKA
SKPD dan RKA-PPKD
paling lambat minggu III bulan Agustus
5. Penyusunan dan pembahasan RKA-SKPD dan RKA-PPKD serta
penyusunan Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD
6. Penyampaian Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD kepada Paling lambat Minggu II Bulan September bagi daerah yang 60 hari kerja sejak
DPRD menerapkan 5 hari kerja per minggu dan Paling lambat Minggu IV disampaikan Ranperda APBD
Bulan September bagi daerah yang menerapkan 6 hari kerja per oleh KDH kepada DPRD
minggu
7. Persetujuan bersama DPRD dan KDH Paling lambat 1 bulan sebelum dimulainya tahun anggaran
berkenaan
Jadwal Penyusunan & Penetapan APBD
No Uraian Waktu Lama
8. Menyampaikan Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD dan Rancangan 3 hari kerja setelah persetujuan bersama
Peraturan KDH tentang Penjabaran APBD kepada Menteri Dalam
Negeri/Gubernur untuk dievaluasi
9. Hasil evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD dan Rancangan Paling lama 15 hari kerja setelah Rancangan Peraturan
Peraturan KDH tentang Penjabaran APBD Daerah tentang APBD dan Rancangan Peraturan KDH tentang
Penjabaran APBD diterima oleh Menteri Dalam
Negeri/Gubernur
10. Penyempurnaan Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD sesuai hasil Paling lambat 7 hari kerja (sejak diterima keputusan hasil
evaluasi yang ditetapkan dengan keputusan pimpinan DPRD tentang evaluasi)
penyempurnaan Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD
11. Penyampaian keputusan pimpinan DPRD tentang penyempurnaan Rancangan 3 hari kerja setelah keputusan pimpinan DPRD ditetapkan
Peraturan Daerah tentang APBD kepada menteri dalam negeri/Gubernur
12. Penetapan Peraturan Daerah tentang APBD dan Peraturan KDH tentang paling lambat akhir Desember (31 Desember)
Penjabaran APBD sesuai dengan hasil evaluasi
13 Penyampaian peraturan Daerah tentang APBD dan Peraturan KDH tentang paling lambat 7 hari kerja setelah Peraturan Daerah dan
Penjabaran APBD kepada Menteri Dalam Negeri/Gubernur Peraturan KDH ditetapkan
6 PEMAHAMAN ATAS TUGAS DAN KEWENANGAN
PENGELOLA KEUANGAN DAERAH
Rancangan Rancangan P- Rancangan PP-
APBD APBD APBD

Pemilik Modal
Menyusun &
Mengambil Tindakan • Optimalisiasi Peran Pengguna Anggaran
PERUMDA Tertentu dlm keadaan
Mengajukan
Mendesak • Pelimpahan KPA yang bersifat Pilihan (tidak
Melaksanakan Wajib)
mewakili PEMDA dalam kewenangan lain sesuai
kepemilikan kekayaan KEPALA DAERAH
pemegang kekuasaan PUU • Saat terjadi Pelimpahan kepada KPA maka
daerah yang dipisahkan
Pengelolaan Keuda tanggung jawab keuangan berpindah dari PA
Kebijakan terkait • Optimalisasi Peran PPTK dalam administrasi
Pengelolaan keuda
kinerja dan bukti keuangan termasuk
Pemegang Saham
Kebijakan terkait administrasi pengadaan barang & Jasa
PERSEROAN Menetapkan
Pengelolaan APBD
• Optimalisasi Peran PPK-SKPD dalam
APBD melaksanakan fungsi akuntansi & penyusunan
Laporan keuangan SKPD
Pelimpahan Perda P-APBD
• Mengembalikan Peran Bendahara sebagai
PP-APBD
Mitra PA bukan bawahan PPTK/PPK-SKPD

Kepala SKPD SEKDA sebagai Kepala SKPKD


• Optimalisasi Koordinasi & Komunikasi TAPD
sebagai PA Koordinator sebagai PPKD
Pemahaman dalam Penerapan Pengelola Keuangan Daerah
dalam Struktur Perangkat Daerah di SKPD
STRUKTUR PENGELOLA KEUANGAN DAERAH • Mendudukan tugas dan fungsi jabatan
struktural pada perangkat daerah dalam
meletakkan jabatan pengelola keuangan
TANPA KPA
daerah
• Menyelesaikan permasalahan
II kekosongan jabatan struktural sebelum
PA meletakkan jabatan pengelolaan
keuangan daerah
III
• Penetapan/penunjukan jabatan
Bendahara PPK-SKPD
Penerimaan
pengelolaan didasarkan kebutuhan setiap
SKPD yang bersifat dinamis
Bendahara PPTK • Setiap Jabatan pengelolaan Keuangan
Pengeluaran Daerah ditetapkan oleh Kepala
IV
daerah/Pengguna angaran/Kuasa
pengguna anggaran sesuai dengan
kewenangannya
III III III III
PPTK PPTK PPTK PPTK
Pemahaman dalam Penerapan Pengelola Keuangan Daerah dalam
Struktur Perangkat Daerah di SKPD

STRUKTUR PENGELOLA KEUANGAN DAERAH


II
DENGAN KPA LOKASI /RENTANG KENDALI BESARAN ANGGARAN PA
III
Bendahara PPK-SKPD
III Penerimaan

KPA
Bendahara PPTK
Pengeluaran
IV IV
Bendahara
Penerimaan PPK-UNIT SKPD
Pembantu

III III III III


Bendahara
Pengeluaran KPA KPA PPTK PPTK
Pembantu

IV
IV
PPTK PPTK

IV IV
IV
PPTK PPTK Bendahara
Penerimaan/ PPTK
Pengeluaran
Pembantu

Bendahara
Penerimaan/
Pengeluaran
Pembantu
Pemahaman dalam Penerapan Pengelola Keuangan Daerah dalam Struktur
Perangkat Daerah di SKPD/SKPKD
PROVINSI

PELAKSANA KINERJA JABATAN PENGELOLAAN


TINGKAT ESELON JABATAN STRUKTURAL
BERDASARKAN TUSI KEUANGAN DAERAH
Koordinator Pengelolaan Keuda &
I Sekretaris Daerah Provinsi Program dan Kegiatan
Pengguna Anggaran

II Kepala Biro Program dan Kegiatan Kuasa Pengguna Anggaran

II Kepala Dinas/Badan Program dan Kegiatan PPKD dan/atau Pengguna Anggaran

III Kepala Bidang Perbendaharaan Kegiatan/Sub Kegiatan Kuasa BUD

III Kepala Bidang/Bagian/UPTD/Cabang/RSUD Kegiatan/Sub Kegiatan Kuasa Pengguna Anggaran/PPTK

III Sekretaris Dinas/Badan Kegiatan/Sub Kegiatan PPK-SKPD

IV Kepala Sub Bidang/Bagian Sub Kegiatan PPTK

Fungsional Sub Kegiatan PPTK


Pemahaman dalam Penerapan Pengelola Keuangan Daerah dalam Struktur
Perangkat Daerah di SKPD/SKPKD
KABUPATEN/KOTA
PELAKSANA KINERJA JABATAN PENGELOLAAN
TINGKAT ESELON JABATAN STRUKTURAL
BERDASARKAN TUSI KEUANGAN DAERAH
Koordinator Pengelolaan Keuda &
II Sekretaris Daerah Kabupaten/Kota Program dan Kegiatan
Pengguna Anggaran

II Kepala Dinas/Badan Program dan Kegiatan PPKD dan/atau Pengguna Anggaran

III Camat Program dan Kegiatan Pengguna Anggaran

III Kepala Bidang Perbendaharaan Kegiatan/Sub Kegiatan Kuasa BUD

III Kepala Bidang/Bagian/UPTD/Lurah/RSUD Kegiatan/Sub Kegiatan Kuasa Pengguna Anggaran/PPTK

III Sekretaris Dinas/Badan Kegiatan/Sub Kegiatan PPK-SKPD

IV Kepala Sub Bidang/Bagian Sub Kegiatan PPTK

Fungsional Sub Kegiatan PPTK


SELESAI

TERIMA KASIH
bpkadjabarprov BpkadJabar @bpkadjabarprov Bpkad.jabarprov.go.id

Pemerintah Daerah Provinsi


Jawa Barat

Anda mungkin juga menyukai