Anda di halaman 1dari 66

SIMULASI :

TAHAPAN DAN TATA CARA PENYUSUNAN


RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA
MENENGAH DAERAH (RPJMD)

DEDI YANSYAH, SP, M.Si

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH


KOTA LUBUKLINGGAU

PALEMBANG, 8 OKTOBER 2015


Profil

NAMA :
DEDI YANSYAH, SP., M.Si

TEMPAT/TANGGAL LAHIR :
KIBAN JATI, 06 APRIL 1970

PERNIKAHAN :
MENIKAH, 1 ISTRI 1 ANAK
JABATAN :
KEPALA BAPPEDA KOTA
LUBUKLINGGAU
PROLOG
Kebangkrutan Kota Detroit (Negara Bagian Michigan-AS)

dikenal sbg kota otomotif (General Motors/GM, Chrysler dan Ford): Pendapatan US$ 1,39
Milyar tapi punya Total Utang US$ 9,5 Milyar Tahun 2012 (16 kali lipat dari pendapatan).
Perekonomian kota terlalu tergantung pada industri otomotif. Ketika industri otomotif AS babak
beluk dihajar mobil murah Jepang sejak tahun 2000-an , ekonomi kota pun buyar.
Kota harus keluarkan US$ 3,5 Milyar (36 triliun) tiap tahun utk bayar uang pensiun, sementara
untuk karyawan aktif hanya US$ 1 Milyar.
Populasi penduduk berkurang dari 2 juta jiwa (1993) menjadi 700 ribu (2013) banyak warga
kehilangan harapan untuk dapatkan mata pencaharian.
Tingkat kriminalitas meningkat kota paling berbahaya di AS, armada kepolisian menyusut tajam
karena alasan dana.

Kebangkrutan Kota Detroit adalah cermin sekaligus peringatan bagi kota-kota lain tentang pentingnya
manajemen anggaran (dan perencanaan yang baik - Terukur dan terstruktur)
Jangan besar pasak daripada tiang.
(Gatra, 1-7 Agustus 2013)
PROLOG ......LANJUTAN

BAGAIMANA DENGAN DAERAH/KOTA DI INDONESIA ???

Fenomena bangkrutnya kota tak cuma terjadi di Amerika.


Indonesia juga menyimpan potensi serupa di 183
kabupaten/kota.
Pengelolaan keuangan daerah (dan perencanaan ) yang buruk
dan tingginya alokasi dana belanja nonproduktif menjadi
penyebab defisit anggaran di daerah-daerah tersebut.

JIKA TAK SEGERA DIBENAHI, BISA MEMBUAT NEGARA IKUT-


IKUTAN BANGKRUT.

APA YANG HARUS KITA LAKUKAN..................???


BENAHI PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH.........!!!
( RPJPD, RPJMD, RKPD, RENSTRA SKPD DAN RENJA SKPD AGAR DISUSUN SESUAI
TAHAPAN DAN MEKANISME YG SESUAI DGN REGULASI)
APA ITU RPJMD ?
(PASAL 263 AYAT (3), UU 23 / 2014)

Dokumen Rencana Pembangunan Daerah 5 Tahun

Penjabaran dari visi, misi dan program KDH


terpilih

Memuat : tujuan, sasaran, strategi, arah kebijakan

RPJMD pembangunan daerah dan keuangan daerah,


program Perangkat Daerah dan lintas Perangkat
Daerah.

Disertai dengan kerangka pendanaan yg bersifat


indikatif untuk jangka waktu 5(lima) tahun.

Disusun dengan berpedoman pada RPJPD dan


RPJMN
FUNGSI DOKUMEN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
( Pasal 265 & Pasal 266)

menjadi pedoman dalam perumusan


RPJPD visi, misi, dan
Apabila penyelenggara Pemerintahan Daerah
program calon kepala daerah
tidak menetapkan Perda tentang RPJPD dan
RPJMD anggota DPRD dan kepala daerah
dikenai sanksi administratif berupa tidak
dibayarkan hak-hak keuangan yang diatur dalam
sebagai instrumen evaluasi ketentuan peraturan perundang-undangan
RPJMD penyelenggaraan Pemerintahan selama 3 (tiga) bulan.
Daerah

sebagai instrumen evaluasi Apabila kepala daerah tidak menetapkan


penyelenggaraan Pemerintahan Perkada tentang RKPD, kepala daerah dikenai
RKPD Daerah sanksi administratif berupa tidak dibayarkan
menjadi pedoman kepala daerah hak-hak keuangan yang diatur dalam peraturan
dalam menyusun KUA serta PPAS. perundang-undangan selama 3 (tiga) bulan.
HUBUNGAN RPJMD DENGAN RENCANA PEMBANGUNAN DAN
PENGANGGARAN PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH

20 TAHUN 5 TAHUN 1 TAHUN

DIJABARKAN PEDOMAN
RPJPN RPJMN RKP RAPBN

PEDOMAN DIACU
PEDOMAN

DISERASIKAN
DIPERHATIKAN

DIACU DAN
DIACU

RENSTRA PEDOMAN RENJA


K/L K/L
PEDOMAN

RPJPD RPJMD DIJABARKAN RKPD PEDOMAN RAPBD


PROV PROV PROV PROV
PEDOMAN DIACU
DIPERHATIKAN

DISERASIKAN
DIACU DAN
RENSTRA PEDOMAN RENJA
DIACU

SKPD SKPD PROV


PROV
PEDOMAN

RPJPD RPJMD DIJABARKAN RKPD PEDOMAN RAPBD


K/K K/K K/K K/K
PEDOMAN DIACU

RENSTRA PEDOMAN RENJA


SKPD K/K SKPD K/K
TAHAPAN DAN TATA CARA PENYUSUNAN RPJMD

Persiapan
Penyusunan
1 2
RPJMD Rancangan
Awal RPJMD

Penelaahan Perumusan Strategi dan


RPJPD Penyusunan
arah kebijakan Rancangan
Renstra PD

3 Rancangan
Pengolahan
data &
informasi VISI, MISI dan Perumusan Kebijakan umum
dan program pembangunan
Program KDH daerah
RPJMD

Hasil
evaluasi Penelaahan
Perumusan
Penjelasan
Perumusan
Indikasi rencana program
prioritas & Kerangka
Musrenbang 4
capaian RTRW RTRW pendanaan RPJMD
RPJMD daerah lainnya Penelaahan RPJMN/ visi dan misi
RPJMD Provinsi serta Tujuan
dan Sasaran Rancangan Akhir
Pelaksanaan Forum
Konsultasi Publik RPJMD 5
Analisis isu-isu
strategis
Pembahasan Pembahasan dan
dengan DPRD persetujuan bersama
Analisis
Gambaran umum RANPERDA RPJMD
kondisi daerah &
pengelolaan Perumusan
keuangan daerah Permasalahan Penyelarasan
Pembangunan program prioritas Evaluasi RANPERDA
Daerah dan pendanaan RPJMD

6 Penetapan
TAHAP I
PERSIAPAN PENYUSUNAN RPJMD
(Pasal 53 Permendagri 54/2010)

a. Penyusunan dan penetapan keputusan kepala daerah tentang


pembentukan tim penyusun RPJMD;

b. Orientasi mengenai RPJMD;

c. Penyusunan agenda kerja tim penyusun RPJMD; dan

d. Penyiapan data dan informasi perencanaan pembangunan daerah.


PELAKSANAAN PENYUSUNAN RPJMD

RAPAT PERSIAPAN KONSULTASI PUBLIK DENGAN SKPD

KONSULTASI PUBLIK DENGAN STAKEHOLDER


TIM PENYUSUN RPJMD

Susunan keanggotaan tim sekurang-kurangnya sebagai berikut:

Penanggungjawab : Sekretaris Daerah


Ketua Tim : Kepala Bappeda
Wakil Ketua : Pejabat Pengelola Keuangan Daerah
Sekretaris : Sekretaris Bappeda
Kelompok Kerja : Kepala SKPD sesuai dengan kebutuhan dan
unsur lain yang kompeten.

Tim Penyusun dipersiapkan oleh Bappeda dan diusulkan kepada Kepala Daerah
untuk ditetapkan dengan Keputusan Kepala Daerah
AGENDA KERJA TIM PENYUSUN RPJMD

Bulan
NO Kegiatan Bulan I Bulan II Bulan IV Bulan V Bulan VI
III

I PERSIAPAN PENYUSUNAN RPJMD

II PENYUSUNAN RANCANGAN AWAL RPJMD

PENYIAPAN SURAT EDARAN KDH DALAM


II 1. RANGKA PENYUSUNAN RANC. RENSTRA
SKPD
PENYEMPURNAAN RANCANGAN AWAL
III
RPJMD MENJADI RANCANGAN RPJMD

IV MUSRENBANG RPJMD

PENYEMPURNAAN RANCANGAN RPJMD


V
MENJADI RANCANGAN AKHIR RPJMD
Konsultasi Rancangan Akhir RPJMD
VI Kab/kota ke Gubernur, RPJMD Prov ke
Menteri Dalam Negeri
Penyampaian rancangan perda tentang
VII
RPJMD kepada DPRD
Pembahasan rancangan dalam rangka
VIII persetujuan bersama DPRD terhadap
peraturan daerah tentang RPJMD
Penyampaian peraturan daerah tentang
RPJMD provinsi kepada menteri dan
IX
peraturan daerah tentang RPJMD
kabupaten/kota kepada Gubernur
DATA DAN INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH

1. Data 5 Tahun Terakhir atau sekurang-kurangnya 3 Tahun terakhir


2. Data dan informasi sekurang-kurangnya mencakup data dan
informasi pada Lampiran I Permendagri Nomor 54 Tahun 2010
3. Data dan informasi bersumber dari:
1. Badan dan instansi yang berwenang
2. Hasil evaluasi RPJMD dan Renstra SKPD periode sebelumnya
SISTEMATIKA DOKUMEN RPJMD
(Pasal 40 ayat (2) PP 8/2008)

BAB I : PENDAHULUAN
BAB II : GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
BAB III : GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA
KERANGKA PENDANAAN

BAB IV : ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS


BAB V : VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN
BAB VI : STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
BAB VII : KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH
BAB VIII : INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI
KEBUTUHAN PENDANAAN

BAB IX : PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH


BAB X : PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN
KETERKAITAN PENYAJIAN MATERI ANTAR BAB

BAB I PENDAHULUAN
BAB V
VISI, MISI, TUJUAN,
DAN SASARAN

BAB II
GAMBARAN UMUM KONDISI BAB VI
DAERAH STRATEGI DAN ARAH
BAB III KEBIJAKAN
GAMBARAN PENGELOLAAN
KEUANGAN DAERAH SERTA
KERANGKA PENDANAAN
Sasaran
BAB IV BAB VII Visi & Misi
ANALISIS ISU-ISU KEBIJAKAN UMUM DAN
STRATEGIS PROG PEMB DAERAH

BAB VIII
INDIKASI RENC PROG BAB X PEDOMAN TRANSISI DAN
PRIORITAS DISERTAI KAIDAH PELAKSANAAN
KEBUTUHAN PENDANAAN

BAB IX
PENETAPAN INDIKATOR
KINERJA DAERAH
BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang, sekurang-kurangnya memuat :


a. Definisi RPJMD
b. Amanat regulasi penyusunan RPJMD
c. Nilai strategis RPJMD
d. Tanggal pelantikan dan masa bakti/periodesasi KDH
2. Dasar Hukum Penyusunan, sekurang-kurangnya memuat:
a. Undang-undang Pembentukan Daerah
b. Undang-undang , PP, dan Peraturan perundang-undangan terkait lainnya
c. Perda terkait
3. Hubungan Antara Dokumen RPJMD dengan Dokumen perencanaan pembangunan dan penganggaran
daerah serta dokumen rencana pembangunan Prov/Kab/Kota dan daerah lainnya
4. Maksud dan Tujuan, menjelaskan tentang maksud dan tujuan penyusunan RPJMD
5. Sistematika penulisan, memuat penjelasan ringkas dari masing-masing BAB dalam RPJMD
BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

Bab ini memuat antara lain:


1. kondisi geografi dan demografi
2. Indikator capaian kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah sesuai dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, mencakup: a) aspek kesejahteraan
masyarakat; b) aspek pelayanan umum dan c) aspek daya saing daerah yang ditinjau
dari 24 urusan wajib dan 8 urusan pilihan sesuai dengan kewenangan daerah.
3. Capaian SPM dan IPM selama 5 (lima) tahun
4. Basis data provinsi mencakup data Kab/Kota sewilayah provinsi, basis data
kabupaten/kota mencakup kecamatan dan desa/kelurahan (antisipasi UU Nomor 6
Tahun 2014 Tentang Desa)
5. Data dan informasi dapat disajikan dalam bentuk tabel, grafik, atau gambar serta
mencantumkan sumber dan tahun data untuk validasi keabsahannya
6. Analisis/interpretasikan data dan informasi untuk mengidentifikasi
gejala/permasalahan daerah dengan membandingkan pada standar lokal, nasional,
regional dan internasional.
ASPEK-ASPEK PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN YANG HARUS
DISAJIKAN PADA BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

ASPEK ASPEK ASPEK


ASPEK DAYA
GEOGRAFI DAN KESEJAHTERAAN PELAYANAN
SAING DAERAH
DEMOGRAFI MASYARAKAT UMUM

Karakteristik Kesejahteraan dan Kemampuan


lokasi dan Wilayah Pemerataan Ekonomi Daerah
Ekonomi Pelayanan Dasar
Potensi Fasilitas
Pengembangan Wilayah/Infrastru
Wilayah Kesejahteraan ktur
sosial
Wilayah rawan
Iklim Berinvestasi
Bencana
Pelayanan
Seni Budaya dan Penunjang
Olahraga Sumber Daya
Demografi
Manusia
CONTOH Hasil Analisis Gambaran Umum Kondisi Daerah
Terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan

Capaian inerja Interpretasi


Aspek/Fokus/Bidang belum
No Standa
Urusan/Indikator tercapai (<)
2008 2009 2010 2011 2012 r sesuai (*)
Kinerja Pembangunan Daerah
melampaui (>)
I KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
A Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi
1 Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan daerah, Kepegawaian dan Persandian
1.1. Pertumbuhan PDRB 5,61 5,14 5,84 6,01 6,34 6,52 <
1.2. Laju Inflasi 9,55 3,32 6,88 2,68 4,24 8,51 <
1.3. Indeks Gini 0,335 0,33 0,322 0,312 0,308
1.4. Persentase penduduk miskin 8,3 8,23 8,01 7,97 7,95
1.5. Tingkat pengangguran 9,3 9,1 8,7 8,5 8,26
B Kesejahteraan Sosial
1.
Pendidikan
1.1.
Angka Partisipasi Kasar
- APK SD/MI (%) 106,79 107,31 108,00 114,93 114,98 NA
- APK SMP/MTS (%) 92,62 96,93 99,40 99,72 100,50 98 >
- APK SMA/SMK/MA (%) 53,51 54,87 64,62 64,93 67,00 70 <

Dst...
CONTOH PENYAJIAN, ANALISIS DAN INTERPRETASI
DATA DAN INFORMASI

Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama
Provinsi Bunga Mawar Tahun 2008 - 2012 (Juta orang)

Tahun
No Bidang Urusan/Indikator
2008 2009 2010 2011 2012
1 Pertanian 5,70 5,86 5,62 5,38 5,06
2 Industri 2,70 2,66 2,81 3,05 3,30
3 Perdagangan 3,25 3,46 3,39 3,40 3,45
4 Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan Perorangan 1,76 1,84 1,96 2,06 2,17
5 Lainnya (Pertambangan, Listrik, Gas dan Air,
Konstruksi, Transportasi, Pergudangan dan 2,05 2,02 2,03 2,03 2,16
Komunikasi, Lembaga Keuangan, Real Estate
dan Usaha Persewaan)

)* Uraikan hasil Analisis dan Interpretasi data dan informasi yang disajikan
CONTOH PENYAJIAN PENCAPAIAN TARGET KINERJA SPM

Realisasi Pencapaian Target Kinerja


Standar Pelayanan Minimal (SPM) Tahun 2008-2012

Target rencana Batas waktu Realisasi Pencapaian target (2012)


No Bidang/jenis layanan Indikator Kinerja
pencapaian pencapaian
2008 2009 2010 2011 2012
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
1. Sosial
1.1 Pelaksanaan % PMKS skala provinsi 80 % 2008-2015 64 % 67% 70 % 73 % 75%
program/kegiatan yang memperoleh bantuan
bidang sosial sosial untuk pemenuhan
kebutuhan dasar
1.2 Dst.. (3 jenis layanan Dst.... (6 indikator kinerja Diisi dengan target Diisi dengan batas
dst lainnya dibidang sosial) pada setiap layanan yang rencana pencapaian waktu tahun
s.d diuraikan dibidang sosial) yang ditetapkan pencapaian setiap
1.4 yang dicantumkan dalam untuk setiap indikator kinerja
kolom 2 indikator kinerja pada kolom 4
layanan yang
dicantumkan dalam
kolom 3
2. Lingkungan Hidup
2.1 Pelayanan pencegahan % jumlah usaha 100% 2013 87% 89% 91% 94 % 97%
pencemaran air dan/atau kegiatan
yang mentaati
persyaratan
administrasi dan
teknis pencegahan
pencemaran air
BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
SERTA KERANGKA PENDANAAN

Memuat penjelasan tentang REALISASI dan PROYEKSI pengelolaan keuangan


daerah, dalam 5 tahun anggaran atau sekurang-kurangnya 3 tahun dan
proyeksi kemampuan pendanaan program jangka menengah untuk mencapai
visi, misi dan program kepala daerah.
Cakupan:
pendapatan daerah, pajak, retribusi daerah, dana perimbangan dan
sumber pendapatan daerah lainnya.
belanja daerah, baik belanja langsung maupun belanja tidak langsung
pembiayaan daerah, penerimaan dan pengeluaran pembiayaan daerah,
antara lain SILPA, pinjaman daerah dan investasi serta penyertaan modal
daerah.
neraca daerah mengungkapkan tentang kekayaan/aset daerah, kewajiban
dan ekuitas daerah.
kebijakan pengelolaan keuangan daerah.
Data dan informasi yang digunakan sebaiknya adalah data yang TELAH
DIAUDIT oleh BPK
CONTOH PENCANTUMAN TABEL

Rata-Rata Pertumbuhan Realisasi Pendapatan Daerah Tahun


2008 - 2012 Provinsi Bunga Mawar
Jumlah (juta Rp)
No Uraian
2008 2009 2010 2011 2012 r (%)
1 PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) 3.698.843 4.000.736 4.785.133 5.564.233 6.629.308 15,8
1.1 Pajak Daerah 3.068.130 3.236.777 3.893.700 4.599.047 5.590.597 16,37
1.2 Retribusi Daerah 321.963 127.406 127.651 64.549 68.250 -25,98
Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah
1.3
Yang Dipisahkan 131.313 153.848 195.632 211.976 238.232 16,27

Lain-lain Pendapatan Asli Daerah


1.4
Yang Sah 177.437 482.705 568.150 688.661 732.229 54,32
2 DANA PERIMBANGAN 1.504.184 1.691.853 1.811.658 1.950.189 2.318.806 11,53
Dana Bagi Hasil 0 0 0 0 0
2.1 Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak 450.692 557.673 614.566 622.219 751.283 13,98
2.2 Dana Alokasi Umum 1.053.492 1.130.743 1.168.788 1.276.180 1.516.893 9,69
2.3 Dana Alokasi Khusus 0 3.437 28.304 51.790 50.630
LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG
3
SAH 387 4.071 29.526 33.247 2.746.366 2.437,50
3.1 Dana Penyesuaian 230 3.438 2.067 1.741 2.694.197 39.002,90
3.2 Dana Insentif Daerah 0 0 24.590 27.210 16.372
Pendapatan Hibah dari
3.3
Badan/Lembaga 0 0 0 0 35.125
JUMLAH PENDAPATAN 5.203.415 5.696.660 6.626.317 7.547.670 11.694.480 23,66
CONTOH PENCANTUMAN TABEL

Proporsi Belanja Tidak Langsung dan Belanja Langsung


Provinsi XYZ.. Tahun 2008 - 2012

Proporsi (%)
No Uraian
2008 2009 2010 2011 2012
1 BELANJA TIDAK LANGSUNG 65,08 61,77 63,61 68,10 74,61
1.1 Belanja Pegawai 16,98 18,11 17,92 15,14 10,85
1.2 Belanja Bunga - - - - -
1.3 Belanja Hibah 7,47 1,31 1,14 1,34 27,29
1.4 Belanja Bantuan Sosial 7,99 7,72 5,78 4,94 0,07
1.5 Belanja Bagi Hasil 20,50 21,33 19,82 21,79 19,69
1.6 Belanja Bantuan Keuangan 12,13 13,21 18,70 24,85 16,67
1.7 Belanja Tidak Terduga 0,02 0,10 0,25 0,04 0,05
2 BELANJA LANGSUNG 34,92 38,23 36,39 31,90 25,39
2.1 Belanja Pegawai 4,84 4,11 3,52 2,62 2,78
2.2 Belanja Barang dan Jasa 19,80 23,60 25,84 23,30 17,28
2.3 Belanja Modal 10,27 10,52 7,03 5,97 5,34
JUMLAH 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
ANALISIS KERANGKA PENDANAAN
(Menghitung Kapasitas Anggaran)

Langkah I Melakukan Proyeksi Kapasitas Keuangan Daerah

Menghitung Belanja Periodik Wajib Dan Mengikat


Langkah II
Serta Prioritas Utama

Langkah III Menghitung Kapasitas Riil Keuangan Daerah

Menyusun Rencana Penggunaan Kapasitas Riil


Langkah IV
Kemampuan Keuangan Daerah
Proyeksi Kapasitas KeuDa: RPJMD

Langkah 1
Th 1 Th 2 Th 3 Th 4 Th 5
Pendapatan Daerah:
Rp ........ Rp ........ Rp ........ Rp ........ Rp ........
PAD
Rp ........ Rp ........ Rp ........ Rp ........ Rp ........
Dana Perimbangan
Lain-lain pendapatan daerah yang sah Rp ........ Rp ........ Rp ........ Rp ........ Rp ........

Penerimaan Pembiayaan:
Rp ........ Rp ........ Rp ........
Pencairan dana cadangan Rp ........ Rp ........

Hasil penjualan kek. Daerah yang dipisahkan Rp ........ Rp ........ Rp ........ Rp ........ Rp ........

Penerimaan pinjaman daerah Rp ........ Rp ........ Rp ........ Rp ........ Rp ........

Pengembalian utang Rp ........ Rp ........ Rp ........ Rp ........ Rp ........


Penerimaan Piutang Rp ........ Rp ........ Rp ........ Rp ........ Rp ........

Silpa riil
Rp ........ Rp ........ Rp ........ Rp ........ Rp ........
Total kapasitas keuangan daerah
Rp ........ Rp ........ Rp ........ Rp ........ Rp ........
CONTOH: PROYEKSI KAPASITAS KEUANGAN DAERAH

Target Proyeksi (Miliar Rp.)


No Uraian
2013 2014 2015 2016 2017 2018
1 PAD 7.413 8.348 9.979 11.533 13.372 15.554
1.1 Pajak Daerah 6.018 7.097 8.563 9.895 11.470 13.335
1.2 Retribusi Daerah 74 78 84 90 97 104
Hasil Pengelolaan Kekayaan
1.3 263 279 316 360 413 477
daerah yang dipisahkan
1.4 Lain-lain PAD 1.057 893 1.016 1.188 1.393 1.637
2 Dana Perimbangan 2.477 2.607 2.564 2.602 2.642 2.684
Dana bagi hasil pajak/bagi hasil
2.1 724 724 760 798 838 880
bukan pajak
2.1 Dana Alokasi Umum (DAU) 1.671 1.804 1.804 1.804 1.804 1.804
2.2 Dana Alokasi Khusus (DAK) 83 79 0 0 0 0
Lain-lain Pendapatan Daerah yang
2.775 2.782 2.777 2.777 2.777 2.777
SAH
Dana Penyesuaian & Otonomi
3.1 2.725 2.750 2.750 2.750 2.750 2.750
Khusus
3.2 Dana Insentif Daerah 22 3 0 0 0 0
3.3 Pendapatan Hibah 28 29 26 26 26 26
3.4 Dana Percepatan Pembangunan 0 0 0 0 0 0
Jumlah Pendapatan Daerah
12.665 13.737 15.319 16.911 18.791 21.014
(1+2+3)
MENGHITUNG BELANJA PERIODIK WAJIB DAN MENGIKAT SERTA PRIORITAS UTAMA

N
Langkah 2 o
Uraian Th 1 Th 2 Th 3 Th 4 Th 5

A. Belanja Tidak Langsung


1. Belanja Gaji dan Tunjangan
2. Belanja Bunga
3. dst.
B. Belanja Langsung
1. Belanja Beasiswa Pendidikan PNS
2. Belanja Jasa Kantor
3. dst.
C. Pengeluaran Pembiayaan
1. Pembentukan Dana Cadangan
2. Pembayaran Pokok Utang
3. Dst
Total (A+B+C)
CONTOH PENCANTUMAN TABEL

Proyeksi Belanja dan Pengeluaran Pembiayaan Wajib


dan Mengikat Provinsi XYZ Tahun 2014 2018
Proyeksi (Rp)
No Uraian
2013 2014 2015 2016 2017 2018
A Belanja Tidak Langsung 3.685 4.029 5.726 6.389 7.154 8.040
1.27 2.44 2.65 2.89
1 Belanja Pegawai 999 3.163
8 4 6 4
2.64 2.72 3.22 3.67 4.19
2 Belanja Bagi Hasil Kabupaten/Kota 4.808
8 1 7 3 5
3 Belanja Tidak Terduga 38 30 55 60 65 70
B Belanja Langsung 372 522 586 657 739 831
1 Belanja Pegawai BLUD 44 54 53 58 64 70
2 Belanja Barang dan Jasa 328 468 533 599 675 761
2.1 Belanja Bahan Pakai habis 134 146 162 178 196 216
2.1 Belanja Jasa Kantor 137 258 295 340 391 450
2.3 Belanja Premi Asuransi 7 13 13 13 13 13
Belanja perawatan kendaraan
2.4 51 52 61 67 74 81
bermotor
C Pengeluaran Pembiayaan Daerah 236 40 275 275 300 300
1 Dana Cadangan 0 0 200 200 150
2 Penyertaan Modal 236 40 75 75 150 300
Total (A+B+C) 4.292 4.591 6.587 7.321 8.193 9.171
KAPASITAS RIIL KEUANGAN DAERAH

Langkah 3

Th 1 Th 2 Th 3 Th 4 Th 5
Penerimaan Daerah (1):
Pendapatan Daerah Rp ........ Rp ........ Rp ........
Rp ........ Rp ........

Penerimaan Pembiayaan Rp ........ Rp ........ Rp ........ Rp ........ Rp ........

Belanja Periodik Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama (2):


Belanja Tidak langsung Rp ........ Rp ........ Rp ........ Rp ........ Rp ........
Belanja Langsung Rp ........ Rp ........ Rp ........ Rp ........ Rp ........
Pengeluaran Pembiayaan Rp ........ Rp ........ Rp ........ Rp ........ Rp ........

Kapasitas Riil Keuangan Daerah (1 2): Rp ........ Rp ........ Rp ........ Rp ........ Rp ........
CONTOH PENCANTUMAN TABEL

Proyeksi Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah Untuk Mendanai Pembangunan Daerah
Provinsi XYZ Tahun 2014 2018

Proyeksi
No Uraian
(Rp)
2014 2015 2016 2017 2018
1 Pendapatan 13.737 15.186 16.778 18.657 20.880
2 Pencairan dana cadangan 0 0 0 0 550
(sesuai Perda)
Sisa Lebih Riil Perhitungan
3 300 0 0 0 0
Anggaran
(SiLPA)
4 Pembayaran Pokok Hutang 0 0 0 0 0
(Bunga)
Total Penerimaan 14.037 15.186 16.778 18.657 21.430
Dikurangi :
Belanja dan pengeluaran
5 4.591 6.586 7.320 8.192 9.171
pembiayaan yang wajib dan
mengikat (Prioritas I)
Kapasitas riil kemampuan 9.446 8.599 9.457 10.464 12.259
keuangan
Penggunaan Kapasitas Kemampuan Keuangan Daerah

dialokasikan Mendanai Program yang wajib dan mengikat serta


Dana Pada prioritas utama (Belanja langsung, belanja tidak langsung
Prioritas I dan pengeluaran pembiayaan)

Kapasitas Riil KeuDa

Mendanai Program pencapaian Visi dan Misi Kepala


dialokasikan
Dana Pada Daerah Terpilih (Belanja langsung, belanja tidak langsung
Prioritas II dan pengeluaran pembiayaan)

Dana Pada dialokasikan


Belanja tidak langsung lainnya yang besarnya disesuaikan
Prioritas III dg kemamp. Keuda, setelah prioritas I dan II terpenuhi
CONTOH PENCANTUMAN TABEL

Kerangka Pendanaan Alokasi Prioritas I, II, dan III


Provinsi Bunga Mawar Tahun 2014 2018
(miliar Rp)
2014 2015 2016 2017 2018
No Uraian
(Rp) (%) (Rp) (%) (Rp) (%) (Rp) (%) (Rp) (%)

1 Prioritas I 33 43 44 44 43
4.591 6.587 7.321 8.193 9.171

2 Prioritas II 26 26 28 29 29
3.633 3.933 4.630 5.409 6.109

3 Prioritas III 41 31 29 27 29
5.813 4.666 4.828 5.055 6.151

Total 14.03 100 15.18 100 16.77 100 18.65 100 21.43 100
7 6 8 8 1
CONTOH PENCANTUMAN TABEL

Proyeksi Penggunaan Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah


Provinsi XYZ Tahun 2014 2018
Proyeksi (Rp)
No Uraian
2014 2015 2016 2017 2018
1 Kapasitas Keuangan Daerah 14.037 15.186 16.778 18.658 21.431
Prioritas I (Wajib dan Mengikat) 4.591 6.587 7.321 8.193 9.171
1.1 Belanja Tidak Langsung 4.029 5.726 6.389 7.154 8.040
1.2 Belanja Langsung 522 586 657 739 831
1.3 Pengeluaran Pembiayaan Daerah 40 275 275 300 300
Kapasitas riil kemampuan keuangan 9.446 8.599 9.457 10.465 12.260
2 Rencana alokasi pengeluaran prioritas II 3.633 3.933 4.630 5.409 6.109
Belanja Program Prioritas dalam rangka pencapaian visi
2.1 2.257 2.586 3.184 3.834 4.410
misi KDH
2.2 Belanja Program Prioritas Pembangunan Daerah 989 1.036 1.104 1.201 1.289
2.3 Belanja Program Prioritas Pendukung Lainnya 386 312 342 374 409
3 Rencana alokasi pengeluaran prioritas III 5.813 4.666 4.828 5.055 6.151
3.1 Tambahan Penghasilan Pegawai 678 - - - -
3.2 Uang Lembur 4 - - - -
3.3 Bantuan Hibah : 3.039 3.021 3.021 3.071 3.971
- Hibah BOS 2.750 2.750 2.750 2.750 2.750
- Hibah Lainnya 288 270 270 320 1.220
3.4 Bantuan Sosial 32 29 29 29 29
Bantuan Keuangan kepada Kabupaten/ Kota dan
3.5 2.060 1.617 1.778 1.956 2.152
Pemerintahan Desa
4 Surplus Anggaran Riil/Berimbang - - - - -
CATATAN PENTING
BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
SERTA KERANGKA PENDANAAN

1. HARUS KONSISTEN antara Tabel Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan


Daerah untuk mendanani pembangunan Daerah, dengan Tabel Rencana
Penggunaan Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah, dan Tabel
Kerangka Pendanaan Alokasi Kapasitas Riil Keuangan Daerah.
2. Perlu dihitung Kerangka Pendanaan Alokasi Kapasitas Riil Keuangan Daerah
(yaitu total kemampuan keuangan daerah dikurangi dengan belanja wajib
dan mengikat) untuk membiayai prioritas II dan III. Cek dan Ricek dengan
BAB VIII.
3. Harus konsisten antara data hasil perhitungan kemampuan Keuangan
daerah pada Bab III Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah serta Kerangka
Pendanaan dengan jumlah seluruh pagu anggaran yang disajikan dalam BAB
VIII. Indikasi Rencana Program Prioritas Yang Disertai Kebutuhan
Pendanaan.
4. Pengalokasian dana pada prioritas III harus memperhatikan
(mendahulukan) pemenuhan dana pada prioritas I dan II terlebih dahulu
untuk menunjukkan urutan prioritas yang benar.
BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

Dalam BAB ini diuraikan 2 Hal :


1. Permasalahan Pembangunan Daerah
2. Isu Isu Strategis

Permasalahan pembangunan daerah adalah gap expectation antara kinerja


pembangunan yang dicapai saat ini dengan yang direncanakan serta antara apa yang
ingin dicapai dimasa datang dengan kondisi riil saat perencanaan dibuat:
1. Terkait dengan BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah, hasil analisis dan interpretasi
dari data dan informasi setiap urusan penyelenggaraan pemerintahan daerah yang
disajikan.
2. Permasalahan harus diuraikan secara kuantitatif/kualitatif dan dibandingkan dengan
Standar/Indikator nasional, regional maupun internasional.
Isu strategis adalah Pernyataan mengenai suatu kondisi atau hal yang harus
diperhatikan atau dikedepankan dalam perencanaan pembangunan karena
dampaknya yang signifikan bagi entitas (daerah/masyarakat) dimasa datang untuk
memecahkan permasalahan pembangunan daerah selama 5 tahun.
ISU-ISU STRATEGIS

KRITERIA PENENTUAN ISU-ISU STRATEGIS

1. Identifikasi permasalahan pembangunan daerah dikelompokan menjadi satu


kesatuan, jika ditangani/dipecahkan secara simultan hasilnya saling
mempengaruhi untuk menyelesaikan permasalahan, sebagai dasar perumusan
pernyataan isu strategis;
2. Pernyataan isu memiliki pengaruh yang besar/signifikan terhadap pencapaian
sasaran pembangunan nasional;
3. Merupakan tugas dan tanggung jawab Pemerintah Daerah (kewenangan);
4. Luasnya dampak yang ditimbulkannya utk memecahkan permasalahan
pembangunan guna meningkatkan pemb daerah;
5. Memiliki daya ungkit yang signifikan terhadap pembangunan daerah;
6. Kemungkinan atau kemudahannya untuk dikelola; dan
7. Prioritas utk memenuhi janji politik KDH yang perlu diwujudkan.

METODE PENENTUAN ISU STRATEGIS :


Focussed group discussion
Menggunakan metode analisis yang sesuai dengan kebutuhan
CONTOH MERUMUSKAN ISU STRATEGIS

Kemiskinan

Jumlah penduduk miskin di Prov XYZ meningkat, pada Tahun 2008 sebanyak
4,863 juta (14,98%) naik menjadi 6,189 juta (19,23%) pada Tahun 2012.
Sedangkan garis kemiskinan meningkat dari Rp.168.168,- per kapita/bulan
menjadi Rp.233.769,- per kapita/bulan.
Tingginya jumlah penduduk miskin di Prov XYZ dikarenakan masih banyaknya
kabupaten dan kota di Prov XYZ dengan penduduk yang memiliki rata-rata
pengeluaran per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan. Hal ini ditunjukan
melalui data dan informasi per kabupaten dan kota yang terdapat dalam Bab II
Gambaran Umum Kondisi Daerah
BAB V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

Bab ini menjelaskan dan menguraikan visi, misi kepala daerah dan wakil
kepala daerah terpilih. Sebagai landasan perumusan tujuan dan sasaran dari
setiap misi dengan memperhatikan program kepala daerah dan wakil kepala
daerah terpilih, yang TERTUJU PADA ARAH KEBIJAKAN pembangunan dan
SASARAN pokok pembangunan jangka panjang daerah pada periode
berkenaan yang ditetapkan dalam RPJPD.
Visi sesuai dengan visi kepala daerah terpilih saat kampanye
Penguraian misi sebaiknya diselaraskan dengan isu-isu strategis
Tujuan adalah hal-hal yang perlu dilakukan untuk mencapai visi,
melaksanakan misi dengan menjawab isu strategis daerah dan permasalahan
pembangunan daerah.
Perumusan setiap sasaran yang akan dicapai agar diikuti dengan indikator
dan target capaian yang terukur setiap tahun untuk mencapai target yang
diinginkan pada akhir masa jabatan kepala daerah.
KRITERIA TUJUAN

Dapat dijabarkan lebih operasional menjadi sasaran strategis,


dengan memperhatikan Misi pembangunan daerah yang telah
ditetapkan.

Satu atau beberapa Tujuan, dapat dimanfaatkan untuk


mewujudkan satu Misi.

Rumusan Tujuan disusun dengan memperhatikan isu-isu


strategik yang ditemukan.

Rumusannya menggunakan bahasa yang jelas dan mudah dipahami.


KRITERIA SASARAN

Ditetapkan untuk mewujudkan Tujuan;


Upaya mewujudkan satu Tujuan dapat dilakukan melalui beberapa
sasaran;
Memenuhi kriteria SMART yaitu:
Specific : sasaran dapat diidentifikasi dengan jelas
Measurable : sasaran memiliki ukuran yang jelas dan terukur.
Achievable : sasaran dapat dicapai sesuai dengan kapasitas dan
sumber daya yang ada.
Relevant : ada keterkaitan (relevan) antara target dengan tujuan.
Time Bond : ada jadwal waktu/periode pencapaian sasaran.
CATATAN PENTING DALAM MENJELASKAN
VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

VISI :
Makna Visi supaya dijelaskan secara rinci, dan dikaitkan dengan Arah
Kebijakan dan Sasaran Pokok dalam RPJPD pada periode berkenaan .
Setiap kata yang tercantum dalam kalimat visi supaya dijelaskan
makna/artinya, sehingga mudah dipahami oleh setiap orang, apa yang
sesungguhnya ingin dicapai pada akhir periode RPJMD
MISI :
Misi, supaya diuraikan makna dan tujuan dari Misi tersebut.
Misi harus menggambarkan secara keseluruhan mulai dari analisa Isu
Strategis dan Visi yang telah ditetapkan, sebagai penyempurnaan dari
Misi yang dibuat oleh Kepala Daerah pada Saat Kampanye yang perlu
disempurnakan berdasarkan kondisi umum daerah, gambaran
pengelolaan daerah dan visi kepala daerah.

TUJUAN DAN SASARAN :


Setiap pernyataan sasaran dari setiap tujuan yang dirumuskan,
supaya memuat indikator kinerja yang terukur.
Sasaran harus sesuai sebagai sasaran RPJMD, karena pencapiannya
dapat dilakukan oleh lebih satu SKPD.
CONTOH KAITAN VISI & MISI

Visi
MEWUJUDKAN KOTA BUNGA MAWAR SEBAGAI KOTA PERDAGANGAN,
JASA, INDUSTRI, PERIKANAN, DAN PARIWISATA DIDUKUNG OLEH
SUMBER DAYA MANUSIA SERTA INFRASTRUKTUR YANG HANDAL DAN
BERWAWASAN LINGKUNGAN

Misi
1. Melaksanakan Pengembangan dan Pembangunan Kawasan
Perdagangan, Jasa, Industri, Perikanan, dan Pariwisata.
2. Meningkatkan dan Mengembangkan Kualitas Sumber Daya Manusia.
3. Melaksanakan Peningkatan, Pembangunan dan Pengembangan
Infrastruktur.
4. Melaksanakan Pengembangan dan Pembangunan Lingkungan Hidup.
KAITAN VISI & MISI

Kota
Kota Jasa
Mewujudkan Perdagangan
Bunga Mawar
sebagai Kota Kota Kota
Perdagangan, Kota Industri
Perikanan Pariwisata
Jasa, Industri,
Perikanan, dan
Pariwisata
didukung oleh
Sumber Daya
Manusia serta
Infrastruktur yang Sumber Infra- Ling-
Handal dan Daya struktur kungan
Berwawasan Handal Hidup
Lingkungan
Manusia
CONTOH RUMUSAN SASARAN DAN INDIKATOR

Kondisi
Kondisi
Indikator Akhir
No Tujuan Sasaran awal 2014 2015 2016 2017 2018
Sasaran RPJMD
RPJMD
(2019)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)

Menurunnya
Tingkat
tingkat 8,26%* 7,94% 7,60% 7,49% 7,00% 6,89% 6,89%
pengangguran
pengangguran
Meningkatka
n Menurunnya
1.
kemandirian tingkat Tingkat
7,95%* 7,54% 7,33% 7,23% 6,81% 6,61% 6,61%
masyarakat Kemiskinan
kemiskinan

Terkendalinya 10,35%*
Tingkat Inflasi 8,54% 7,93% 7,18% 6,57% 6,27% 6,27%
tingkat inflasi *
BAB VI
STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

Bab ini menjelaskan tentang rumusan perencanaan komprehensif tentang


pemerintah daerah dalam mencapai tujuan dan sasaran RPJMD dengan
efektif dan efisien.
Strategi merupakan langkah-langkah yang berisikan programprogram
indikatif yang mewujudkan visi dan misi berupa pernyataan yang
menjelaskan bagaimana tujuan dan sasaran akan dicapai yang selanjutnya
diperjelas dengan serangkaian arah kebijakan.
Arah kebijakan merupakan komponen/bagian yang diperlukan dalam
mencapai tujuan dan sasaran pembangunan jangka menengah, sebagai
dasar perumusan program menurut bidang/sub-bidang/sub-sub-bidang
urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah selama 5 tahun.
Strategi dan arah kebijakan merupakan rumusan perencanaan
komprehensif tentang bagaimana Pemerintah Daerah MENCAPAI TUJUAN
DAN SASARAN RPJMD dengan efektif dan efisien.
KETERKAITAN SASARAN DENGAN STRATEGI

Sasaran 1 Strategi 1 Sasaran 1

Atau Sasaran 2 Strategi 1

Sasaran 2 Strategi 2
Sasaran 3
Contoh Hubungan Strategi Dengan Kebijakan

Arah kebijakan
Tahun Menjaga stabilitas harga-harga;
2016 Peningkatan pengembangan destinasi dan
pemasaran;
Penciptaan Iklim Investasi Yang Kondusif;
Peningkatan pembinaan dan fasilitasi
pengelolaan usaha unggulan daerah;
Peningkatan infrastruktur dalam
mendukung perekonomian daerah;
Penyediaan pemenuhan kebutuhan listrik;
Penyediaan pemenuhan kebutuhan air
bersih; dan
Pencegahan dan pengendalian kerusakan
lingkungan hidup.
Tahun Peningkatan insfrastruktur dalam
2017 mendukung perekonomian daerah;
Penyediaan pemenuhan kebutuhan gas;
Penyediaan pemenuhan kebutuhan listrik;
Penyediaan pemenuhan kebutuhan air
bersih; dan
Pencegahan dan pengendalian kerusakan
lingkungan hidup.
... ....
BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN
PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

Bab ini menguraikan penjelasan berbagai program,


indikator kinerja dan target kinerja outcome untuk
melaksanakan arah kebijakan setiap tahun yang telah
dirumuskan pada BAB VI STRATEGI DAN ARAH
KEBIJAKAN dalam rangka mewujudkan visi, misi, tujuan
dan sasaran yang diuraikan dalam BAB V VISI, MISI,
TUJUAN DAN SASARAN
BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN
PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH (lanjutan ... )

KEBIJAKAN UMUM merupakan kumpulan dari beberapa strategi/arah kebijakan pembangunan


yang dipilih untuk merumuskan program pembangunan daerah agar program di masing-masing
strategi tepat dan inheren;
PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH merupakan kumpulan program yang berhubungan
langsung dengan pencapaian SASARAN termasuk program kepala daerah terpilih yang akan
didanai melalui belanja langsung dan belanja tidak langsung serta pengeluaran pembiayaan,
antara lain:
program-program pembangunan daerah yang manfaatnya dapat langsung dinikmati oleh
masyarakat;
belanja aparatur seperti administrasi perkantoran, gaji dan tunjangan, peningkatan
kapasitas aparatur;
bagi hasil pajak dan bukan pajak kepada kabupaten/kota, bantuan keuangan dan hibah; dan
Pengeluaran pembiayaan seperti penyertaan modal daerah dalam rangka pemanfaatan aset
daerah atau kerjasama dengan pihak ketiga.
KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH bertujuan untuk menggambarkan
keterkaitan antara bidang urusan pemerintahan daerah dengan rumusan indikator kinerja
sasaran yang menjadi acuan penyusunan program pembangunan jangka menengah daerah
berdasarkan strategi dan arah kebijakan yang ditetapkan.
PENENTUAN INDIKATOR KINERJA DAN TARGET KINERJA

Tentukan realisasi capaian kinerja hingga tahun berjalan yang


dibandingkan dengan standar yang ditetapkan untuk merumuskan
target setiap tahun yang akan dicapai sampai dengan akhir periode
RPJMD (Perhatikan Hasil analisis gambaran umum, tabel T.III. C-36,pada Bab II Gambaran
Umum Kondisi Daerah dan Permasalahan pembangunan pada Bab IV Isu-isu Strategis)

Kriteria:
kinerja : Menurunkan, Meningkatkan,
Mengurangi, Mempertahankan
Indikator Kinerja : APM, APK, Rasio guru dan murid, Indeks
Pembangunan Manusia
Satuan : Persen, Ton, Km, kali, orang, Kg, m3, dsb
Standar : SPM, MDGs, IKK, IPM, dsb
TABEL KEBIJAKAN UMUM

Tabel T-III.C.90
Kebijakan Umum dan Program Pembangunan
Provinsi/Kabupaten/Kota.....

Strategi Capaian
Indikato Kinerja
dan Program Bidang SKPD
Sasara r Kinerja
No Arah Pembangun Urusa Penanggun
n (outcom Kondis Kondi
Kebijaka i Awal si an Daerah n g Jawab
e)
n Akhir
(1
(2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
)
BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS
YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN

Bab ini menguraikan program pada SETIAP BIDANG URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH
disertai dengan indikator kinerja program (outcome), Kondisi Kinerja pada Awal RPJMD,
target dan pagu indikatif setiap tahun selama lima tahun, Kondisi Kinerja pada akhir
periode RPJMD dan SKPD penanggung jawabnya.
PERSYARATAN
a) Nama dan Jumlah program harus sesuai dengan nama dan jumlah program pada Bab VII
b) Program yang dicantumkan dalam tabel 8.1 mencakup program yang didanai dari
Belanja langsung, Belanja Tidak Langsung, dan Pengeluaran Pembiayaan
c) Setiap program harus mencantumkan indikator dan target kinerja yang terukur (Hindari
pencantuman paket, 100 %, dan bulan)
d) Jumlah seluruh Pagu Indikatif Program pada bab VIII harus sama dengan Jumlah total
kemampuan keuangan daerah pada Bab III (setiap tahun dan selama lima tahun)
e) Pagu indikatif seluruh program pada setiap bidang urusan pemerintahan daerah supaya
dijumlahkan untuk menggambarkan proporsi pagu indikatif pada setiap bidang urusan
pemerintahan daerah
PAGU INDIKATIF PROGRAM

Tatacara Perumusan Pagu Indikatif Program:


Setiap SKPD merumuskan kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsinya dalam rangka
mencapai indikator outcome program.
Untuk penghitungan tersebut tim penyusun RPJMD menyepakati pagu sementara setiap
program yang disampaikan kepada kepala SKPD sebagai bahan excercise tim penyusun
Renstra SKPD pada SKPD masing-masing.
Tim penyusun Renstra SKPD dalam merumuskan kegiatan memperhatikan
permasalahan pembangunan daerah terkait dengan tugas dan fungsi SKPD yang
dikemukakan dalam Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah dan Bab IV Isu-isu Strategis
sehingga dapat dirumuskan lokasi dan kelompok sasaran penerima manfaat langsung
dari output kegiatan.
Penghitungan pagu sementara program SKPD mencakup program belanja langsung,
belanja tidak langsung, dan/atau pengeluaran pembiayaan.
Penghitungan pagu indikatif kegiatan berpedoman pada Standar Satuan Harga
Setempat, SPM, MDGs, dsb.
Hasil penghitungan dipaparkan kepala SKPD kepada tim penyusun RPJMD.
PEMBAHASAN KEBIJAKAN UMUM DAN
INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS DENGAN DPRD

Tujuan pembahasan:
a. Pelaksanaan fungsi legislasi, budgeting, dan pengawasan DPRD;
b. Membangun kesepahaman antara KDH dan DPRD untuk
menjaga konsistensi dalam menjabarkan program/pagu ke
dalam RKPD, KUA dan PPAS, dan APBD setiap tahunnya dalam 5
tahun.
c. Menjamin kepastian SKPD menjabarkan program dan pagu
indikatif program ke dalam kegiatan yang memuat indikator dan
target output, kelompok sasaran, lokasi kegiatan, pagu indikatif
kegiatan dalam menyusun rancangan Renstra SKPD;
PEMBAHASAN KEBIJAKAN UMUM DAN
INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS DENGAN DPRD

Tatacara
a. Kepala daerah mengajukan kebijakan umum dan program pembangunan
jangka menengah daerah dan indikasi rencana program prioritas disertai
kebutuhan pendanaan yang tercantum dalam rancangan awal RPJMD
kepada DPRD untuk dibahas dan memperoleh kesepakatan.
b. Pembahasan dan kesepakatan paling lama 2 (dua) minggu sejak diajukan
kepala daerah kepada DPRD dan dituangkan dalam nota kesepakatan yang
ditandatangani oleh kepala daerah dan ketua DPRD.
c. Kebijakan Umum dan Program Pembangunan Jangka Menengah dan
Indikasi Rencana Program Prioritas Yang Disertai Kebutuhan Pendanaan
Dalam Rancangan Awal RPJMD yang telah disepakati, digunakan sebagai
pedoman penyusunan Rancangan Renstra SKPD.
BAB IX
PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

Bab ini memberikan gambaran tentang UKURAN KEBERHASILAN pencapaian visi dan misi
Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah PADA AKHIR PERIODE MASA JABATAN.

Pencantuman Indikator Kinerja Daerah Terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan


Pemerintahan mencakup 3 (tiga) aspek yaitu : aspek kesejahteraan masyarakat, aspek
pelayanan umum dan aspek daya saing daerah. Ketiga aspek tersebut merupakan indikator
penilaian keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan daerah sebagaimana di tetapkan dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008.

Pencantuman setiap capaian indikator dimulai dari indikator kinerja kondisi awal, indikator
kinerja tahunan, dan indikator kinerja kondisi akhir periode RPJMD, harus konsisten indikator
yang dicantumkan dalam BAB VII dan BAB VIII dan indikator lainnya yang tercantum sesuai
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 Tentang Pedoman Evaluasi
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.
CONTOH PENYAJIAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

Kondisi
Kondisi Target Capaian Setiap Tahun Kinerja
Kinerja
pada
FOKUS/BIDANG URUSAN/ INDIKATOR pada awal
No. akhir
KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH periode
Tahun Tahun Tahun periode
RPJMD Tahun 2018 Tahun 2019
2016 2017 2020 RPJMD
2014
2020
Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi
1. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Umum, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian
1.1 Pertumbuhan PDRB 6,82 6,99 7,08 7,16 7,22 7,28 7,28
1.2. Laju Inflasi 10,35* 7,93 7,18 6,57 6,27 6,07 6,07
1.3. Indeks Gini 0,308 0,2617 0,2463 0,2309 0,2154 0,2000 0,2000
1.4. Persentase penduduk miskin 7,95 7,33 7,23 6,81 6,61 6,50 6,50
1.5. Tingkat pengangguran 8,26 7,60 7,49 7,00 6,89 6,78 6,78
Kesejahteraan Sosial
1. Pendidikan
1.1. Angka melek huruf (%) 98,89 99 99 99,5 99,5 100 100
1.2. Angka rata-rata lama sekolah (tahun) 6,99 7,99 8,99 9,99 10,99 12,00 12,00
2. Kesehatan
2.1. Angka Kelangsungan Hidup Bayi 993 995 996 997 997 998 998
2.2. Angka Usia Harapan Hidup (tahun) 68,31 68,40 68,50 68,60 68,70 68,75 68,75
2.3. Persentase Balita Gizi Buruk (%) 0,73 0,50 0,35 0,20 0,15 0,10 0,10
3. Ketenagakerjaan
3.1 Persentase Penduduk yang Bekerja (%) 59% 62% 65% 68% 71% 74% 74%
Seni Budaya dan Olahraga
2.2 Jumlah gedung olahraga - - 10 11 12 14 14
BAB X
PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN

PEDOMAN TRANSISI
Untuk menghindari kekosongan dokumen rencana pembangunan tahunan daerah, kepala daerah
yang sedang menjabat menyusun RKPD berpedoman pada arah kebijakan dan sasaran pokok
RPJPD periode berkenaan.

KAIDAH PELAKSANAAN
a. Peraturan Daerah tentang RPJMD menjadi pedoman penyusun Renstra SKPD
b.Peraturan Daerah tentang RPJMD Daerah provinsi/kabupaten/kota menjadi pedoman penyusunan
RKPD setiap tahun sebagai landasan penyusunan KUA/PPAS dalam rangka penyusunan RAPBD.
c.Kepala Daerah mempublikasikan RPJMD kepada seluruh pemangku kepentingan
d.Bappeda melaksanakan pengendalian dan evaluasi hasil pelaksanaan RPJMD.
e.DPRD melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan Perda Tentang RPJMD
f.Masyarakat dapat melaporkan program yang dianggap tidak sesuai dengan RPJMD yang telah ditetapkan
TAHAP III
Penyusunan Rancangan RPJMD

(Pasal 63 Permendagri 54/2010)

Bappeda menyampaikan rancangan awal RPJMD kepada kepala SKPD


sebagai pedoman penyusunan rancangan Renstra SKPD dengan Surat
Edaran Kepala Daerah
Kebijakan umum dan program pembangunan jangka menengah daerah
serta indikasi rencana program prioritas yang disertai kebutuhan
pendanaan yang telah disepakati kepala daerah dan pimpinan DPRD
menjadi acuan kepala SKPD merumuskan kegiatan dalam rancangan
renstra SKPD
Penyampaian rancangan renstra SKPD kepada kepala Bappeda paling
lambat 14 (empat belas) hari sejak surat edaran kepala daerah diterima;
Bappeda melakukan verifikasi terhadap rancangan renstra SKPD untuk
mengintegrasikan dan menjamin kesesuaian dengan rancangan awal
RPJMD
TAHAP IV
MUSRENBANG RPJMD

Musrenbang RPJMD merupakan forum musyawarah antara para pemangku kepentingan


untuk membahas dan menyepakati rancangan RPJMD
Rancangan RPJMD yang dibahas, yaitu untuk PENAJAMAN, PENYELARASAN,
KLARIFIKASI dan KESEPAKATAN mencakup :
a. Sasaran pembangunan jangka menengah daerah;
b. Strategi dan sinkronisasi arah kebijakan pembangunan jangka menengah daerah
dengan pendekatan atas bawah dan bawah atas sesuai dengan kewenangan
penyelenggaraan pemerintahan daerah;
c. Kebijakan umum dan program pembangunan jangka menengah daerah dengan visi,
misi dan program kepala daerah dan wakil kepala daerah;
d. Indikasi rencana program prioritas pembangunan jangka menengah daerah yang
disesuaikan dengan kemampuan pendanaan;
e. Capaian indikator kinerja daerah pada kondisi saat ini dan pada akhir periode
RPJMD;
f. Komitmen bersama antara pemangku kepentingan untuk mempedomani RPJMD
dalam melaksanakan pembangunan daerah.
g. Sinergi dengan RPJMN dan RPJMD daerah lainnya serta RPJMDes bagi RPJMD
Kab/Kota
TAHAP V
PENYUSUNAN RANCANGAN AKHIR RPJMD

Hasil Musrenbang merupakan bahan masukan untuk merumuskan rancangan akhir


RPJMD;
Rancangan akhir RPJMD dibahas dengan seluruh kepala SKPD untuk memastikan
bahwa program jangka menengah terkait dengan tugas dan fungsi SKPD yang disepakati
dalam musrenbang telah ditampung dalam rancangan akhir RPJMD;
Pembahasan rancangan akhir RPJMD paling lambat 4 (empat) bulan setelah kepala
daerah dan wakil kepala daerah terpilih;
RPJMD Provinsi sebelum disampaikan kepada DPRD untuk ditetapkan dengan
Peraturan Daerah terlebih dahulu dikonsultasikan dengan Menteri Dalam Negeri.
Dalam permohonan konsultasi dijelaskan dengan pokok-pokok substansi materi yang
perlu dikonsultasikan dengan lampiran sebagai berikut :
a. Rancangan akhir RPJMD;
b. Berita acara hasil musrenbanga RPJMD.
c. Hasil pengendalian dan evaluasi kebijakan perencanaan pembangunan jangka
menengah daerah provinsi
EVALUASI RANCANGAN PERDA TENTANG RPJPD DAN RPJMD
(Pasal 267 s.d Pasal 271)

RAPERDA KDH
RPJPD/RPJMD menetapkan
Penyempurnaan PERDA RPJPD/
(7 Hari)
RPJMD
Penyampaian Melewati
RAPERDA RPJPD/ Batas WKT Tdk Sesuai
DPRD RPJMD Evaluasi Dgn UU
(3 hari) Tdk paling lama 30 (tiga puluh)
Disempurnakan hari sejak disetujui bersama
oleh DPRD dan KDH.
Gubernur kpd MDN
Bupati/Walikota kpd Hasil
MDN/GUB Evaluasi
Gubernur MDN/GUB
(15 hari)
Utk memperoleh membatalkan PERDA
nomor register RPJPD/RPJMD

RPJPD Prov sesuai dengan dengan RPJPN dan RTRW provinsi.


Sesuai
RPJMD Prov sesuai dengan RPJPD Prov dan RPJMN.
dgn UU
Menteri/Gub memberikan
RPJPD Kab/Kota sesuai dengan RPJPN, RPJPD prov & RTRW nomor register paling lama 7
kab/kota. (tujuh) Hari sejak rancangan
RPJMD Kab/Kota sesuai dengan RPJPD kab/kota, RPJMD prov Perda diterima.
dan RPJMN; dan
kepentingan umum dan/atau ketentutan peraturan perundang-
undangan yang lebih tinggi.
TAHAP VI
PENETAPAN RPJMD

Kepala daerah menyampaikan rancangan peraturan daerah tentang RPJMD


kepada DPRD untuk memperoleh persetujuan bersama paling lambat 5
(lima) bulan setelah terpilih;
Rancangan Perda tentang RPJMD tersebut dilengkapi dengan lampiran :
a. Rancangan akhir RPJMD perihal hasil evaluasi dengan Menteri Dalam
Negeri;
b. Berita Acara hasil kesepakatan Musrenbang RPJMD
Peraturan Daerah tentang RPJMD ditetapkan paling lama 6 (enam) bulan
setelah kepala daerah Dilantik;
Peraturan Daerah tentang RPJMD Provinsi disampaikan kepada Menteri
Dalam Negeri, RPJMD kab/kota disampaikan kepada Gubernur Paling lama
7(tujuh) hari setelah ditetapkan untuk klarifikasi;
PERUBAHAN RPJMD

Perubahan RPJMD hanya dapat dilakukan apabila


a. hasil pengendalian dan evaluasi menunjukkan bahwa proses perumusan, tidak sesuai
. dengan tahapan dan tatacara penyusunan rencana pembangunan daerah yang diatur
dalam Peraturan Menteri ini;
b. hasil pengendalian dan evaluasi menunjukkan bahwa substansi yang dirumuskan, tidak
sesuai dengan Peraturan Menteri ini;
c. terjadi perubahan yang mendasar; dan/atau
d. merugikan kepentingan nasional
Perubahan yang mendasar mencakup antara lain terjadinya bencana alam, goncangan
politik, krisis ekonomi, konflik sosial budaya, gangguan keamanan, pemekaran daerah, atau
perubahan kebijakan nasional.
Merugikan kepentingan nasional apabila bertentangan dengan kebijakan nasional
RPJMD Perubahan ditetapkan dengan Peraturan Daerah
Dalam hal pelaksanaan RPJMD terjadi perubahan capaian sasaran tahunan tetapi tidak
mengubah target pencapaian sasaran akhir pembangunan jangka panjang dan menengah,
penetapan perubahan RPJMD ditetapkan dengan peraturan kepala daerah
S E K I A N

&

T E R I M A K A S I H

Anda mungkin juga menyukai