Anda di halaman 1dari 48

Aspek Akuntansi KSO dan KPBU

Webinar
Padjadjaran Karya Mandiri

Oleh
25 Februari 2022
Ersa Tri Wahyuni
1
Materi ini dipersiapkan sebagai bahan pembahasan isu terkait, dan tidak merepresentasikan posisi
Unpad dan IAI atas isu tersebut. Posisi IAI hanya ditentukan setelah melalui due process procedure
dan proses pembahasan sebagaimana dipersyaratkan oleh IAI.

Materi yang dipresentasikan adalah pendapat pribadi

2
Tak Kenal Maka Tak Sayang…..Profil Pembicara
Ersa Tri Wahyuni, SE, M.Acc, PhD, CA, CPMA, CPSAK, CPA, CWM

Saat ini Dosen dan Peneliti pada Universitas Padjadjaran, Bandung.


Anggota Komite Audit Universitas Padjadjaran dan Komite Audit Hasna
Medika Group
Anggota DSAK-IAI 2015- saat ini
Anggota Dewan Pimpinan Pusat IAMI sejak 2021
Technical Advisor IAI penempatan UK 2011-2015
Technical Director DSAK-IAI 2009-2011

Penulis beberapa buku akuntansi keuangan berbasis IFRS


Penulis artikel-artikel mengenai IFRS dan Akuntansi Keuangan di
berbagai media.
Trainer IFRS sejak tahun 2005-saat ini,
Ph: 081213145299 Konsultan IFRS sejak 2009 sampai saat ini.
Email: etwunpad@gmail.com

Materi ini dipersiapkan sebagai bahan pembahasan isu terkait, dan tidak merepresentasikan posisi UNPAD atau DSAK IAI atas isu tersebut. Posisi DSAK
IAI hanya ditentukan setelah melalui due process procedure dan proses pembahasan sebagaimana dipersyaratkan oleh IAI
Agenda
• Mengenal KSO dan KPBU (Kerja sama Pemerintah dan Badan Usaha)
• Aspek Legal VS Aspek Akuntansi
• Analisis Kontrak KSO dan KPBU sesuai dengan Standar Akuntansi
Keuangan yang berlaku
• PSAK 73 Sewa
• PSAK 66 Pengaturan Bersama
• ISAK 16 Perjanjian Konsesi Jasa
• ISAK 36 Interpretasi atas Interaksi antara Ketentuan Mengenai Hak atas Tanah
dalam PSAK 16: Aset Tetap dan PSAK 73: Sewa
• PSAP 16 Perjanjian Konsesi Jasa (Untuk Grantor/Pemerintah)
4
Apa itu KPBU?
• Adalah : kerjasama antara Pemerintah dan Badan Usaha dalam Penyediaan
Infrastruktur bertujuan untuk kepentingan umum dengan mengacu pada
spesifikasi yang telah ditetapkan sebelumnya oleh Menteri/Kepala
Lembaga/Kepala Daerah/BUMN/BUMD
• Sebagian atau seluruhnya menggunakan sumber daya Badan Usaha dengan
memperhatikan pembagian risiko diantara para pihak.
• Biasanya kontrak KPBU banyak pihak.
• Infrastruktur yang dibangun dengan skema KPBU di Indonesia : Jalan Tol,
Bandara, Fasilitas Air Minum, Fasilitas transportasi, Kabel Serat Optik, dsb
• Infrastruktur dengan KPBU di Luar Negeri : Penjara, Sekolah, Rumah Sakit,
Kereta Bawah Tanah, dsb
5
Beberapa Pihak Yang Terlibat dalam KPBU
• PPN/BAPPENAS sebagai koordinator KPBU,
• Kementerian Keuangan melalui DJPPR dalam memberikan Dukungan Pemerintah dan Jaminan
Pemerintah (Misalnya dalam Bentuk VGF – Viability Gap Fund)
• Kementerian/Lembaga/Daerah/BUMN/BUMD sebagai PJPK
• Komite Kebijakan Percepatan Penyediaan Infrastruktur (KKPPI) yang diganti menjadi Komite
Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP),
• PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) yang dapat berperan sebagai Badan Penyiapan dalam
pendampingan dan/atau pembiayaan kepada PJPK,
• PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (PII) sebagai instrumen penjaminan pembangunan
infrastruktur.
• Penanggung Jawab Proyek Kerjasama (PJPK) yaitu Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah sebagai
PJPK sektor infrastruktur yang menjadi tanggung jawab Kementerian/Lembaga/Daerah-nya
6
Apa itu KSO?
• KSO atau Kerja Sama Operasi dapat terjadi antara dua entitas swasta,
atau pemerintah-swasta. Sementara kalau KPBU harus ada entitas
pemerintahnya (baik Kementrian, Pemprov maupun Pemda)
• KSO dapat terjadi untuk kerja sama jangka pendek maupun jangka
Panjang
• Dapat melibatkan suatu aset bersama maupun tidak.
• Perjanjian KSO diatur dalam KUH Perdata
• KSO melibatkan dua pihak atau lebih dengan masing-masing memasukkan
sesuatu (inbreng) kedalam persekutuan (KSO) (vide: Pasal 1618 Jo. Pasal 1628
KUHPerdata)

7
Kaitan antar PSAK dalam Perjanjian

PSAK 73 PSAK 72 ISAK 16 PSAK 16


8
Slide by Ersa Tri Wahyuni

Perjanjian Konsesi Jasa (ISAK 16)


Oleh: Ersa Tri Wahyuni SE., M.Acc., CA., CPMA.,CPSAK.,CPA
Perjanjian Konsesi Jasa

Perjanjian Konsesi Jasa adalah sebuah


perjanjian dimana pemerintah atau badan lain
(Pemberi Konsesi/Grantor) memberikan kontrak untuk
menyediakan layanan publik seperti jalan raya, rumah sakit,
penjara dan lain sebagainya kepada pihak
swasta (private sector). Perjanjian ini sering disebut
sebagai public-to-private agreement.
Ciri-Ciri Perjanjian Konsesi Jasa

Pihak yang memberikan perjanjian jasa Operator bertanggung jawab setidaknya


01 (pemberi konsesi/prinsipal) adalah entitas
sektor publik, termasuk badan pemerintah 02 untuk sebagian pengelolaan infrastruktur
dan jasa terkait dan tidak hanya bertindak
atau entitas sektor swasta yang telah sebagai agen untuk kepentingan pemberi
diberikan tanggung jawab atas jasa konsesi

Operator diwajibkan untuk menyerahkan


infrastruktur kepada pemberi konsesi pada
Kontrak menetapkan harga awal yang akan
03 dikenakan oleh operator dan mengatur
perubahan harga selama periode perjanjian
04 akhir periode perjanjian, dalam kondisi yang
telah ditentukan, dengan sedikit atau tanpa
imbalan tambahan, terlepas dari pihak mana
jasa
yang awalnya membiayai infrastruktur
tersebut.
Apakah pemberi konsesi mengendalikan atau
meregulasi jasa apa yang harus diberikan oleh
operator dengan infrastruktur tersebut, kepada Tidak
siapa jasa harus diberikan dan berapa harganya?

Berada di luar ruang lingkup IFRIC


Ya 12 / ISAK 16

Apakah pemberi konsesi mengendalikan -melalui Tidak


kepemilikan, hak manfaat atau sebaliknya – atas
setiap kepentingan residu signifikan dalam
infrastruktur pada akhir masa perjanjian?
Atau apakah infrastruktur digunakan dalam
perjanjian sepanjang masa manfaatnya?

Ruang Lingkup Ya Tidak

ISAK 16
Apakah infrastruktur yang Apakah infrastruktur yang telah
dikonstruksikan operator atau Tidak ada di mana pemberi konsesi
diakuisisi oleh operator dari memberikan akses kepada
pihakketiga untuk perjanjian operator untuk tujuan
jasa? pemenuhan perjanjian jasa?

Ya Ya
Berada di dalam ruang lingkup IFRIC 12/ ISAK 16
Operator tidak mengakui infrastruktur sebagai Aset Tetap (Property Plant and Equipment)
atau sebagai Aset Sewaan

Apakah operator memiliki hak kontraktual


Apakah operator memiliki hak kontraktual
untuk menerima kas atau aset keuangan Tidak Tidak Berada di luar ruang
lainnya dari atau oleh arahan dari pemberi untuk membebankan pengguna layanan
lingkup IFRIC 12 /
konsesi sesuai dengan yang dijelaskan pada publik seperti yang dijelaskan dalam
ISAK 16
paragraf 16 paragraf 17?

Ya Ya
Sumber: Publikasi Deloitte Operator mengakui aset keuangan sejauh Operator mengakui aset tak berwujud
hak kontraktual yang dimilikinya untuk sejauh hak kontraktual yang dimilikinya
menerima kas atau aset keuangan lainnya untuk menerima aset tak berwujud sepetri
seperti yang dideskripsikan di paragraf 16 yang dijelaskan di paragraf 17
Sifat Infrastruktur dalam ISAK 16
Interpretasi berlaku untuk :
• Infrastruktur yang dibangun atau diperoleh operator dari pihak ketiga untuk tujuan
pengaturan layanan; dan
• infrastruktur yang ada dimana pemberi memberikan akses operator untuk
tujuan pengaturan layanan.

Persyaratan dapat berlaku untuk properti, pabrik, dan peralatan operator yang sebelumnya diakui
jika kriteria penghentian pengakuan dipenuhi.

Operator dianggap telah melepaskan aset dengan memberikan risiko dan


manfaat yang signifikan serta mengendalikan aset tersebut kepada pemberi, sesuai dengan
PSAK 16 operator harus menghentikan pengakuan aset tersebut serta menentukan apakah
pengaturan itu dalam ruang lingkup ISAK 16
SAK Terkait
Beberapa Definisi Penting
• Perjanjian konsesi jasa adalah perjanjian mengikat antara pemberi konsesi dan mitra dimana:
(a) mitra menggunakan aset konsesi jasa untuk menyediakan jasa publik atas nama pemberi konsesi selama
jangka waktu tertentu; dan
(b) mitra diberikan kompensasi atas penyediaan jasa pelayanan publik selama masa perjanjian konsesi jasa.
• Aset konsesi jasa adalah aset yang digunakan untuk menyediakan jasa publik
atas nama pemberi konsesi dalam suatu perjanjian konsesi jasa, dan aset
dimaksud merupakan aset yang:
(a) disediakan oleh mitra, yang:
• (i) dibangun, dikembangkan, atau diperoleh dari pihak lain; atau
(ii) merupakan aset yang dimiliki oleh mitra; atau
(b) disediakan oleh pemberi konsesi, yang:
(i) merupakan aset yang dimiliki oleh pemberi konsesi; atau
(ii) merupakan peningkatan aset pemberi konsesi.

15
Permasalahan

01 Perlakuan hak operator


atas infrastruktur 05 Biaya pinjaman

Perlakuan akuntansi setelah


02 Pengakuan dan pengukuran
pengakuan awal atas aset
imbalan atas perjanjian
06 keuangan dan aset tidak
berwujud
03 Konstruksi atau peningkatan
jasa Item yang diberikan oleh
07 pemberi konsesi kepada
04 Jasa operasi operator.
Interpretasi - Perlakuan Hak Operator atas Infrastruktur

Infrastruktur, dalam ruang lingkup Interpretasi ini, tidak


akan diakui sebagai aset tetap dari operator karena
perjanjian jasa kontraktual tidak memberikan hak
kepada operator untuk mengendalikan penggunaan
infrastruktur layanan publik.

Operator memiliki akses mengoperasikan infrastruktur


untuk menyediakan layanan publik untuk kepentingan
pemberi konsesi sesuai dengan persyaratan yang
ditentukan dalam kontrak.
Interpretasi
Pengakuan dan
Item yang Diberikan kepada Jasa Pembangunan
Pengukuran Imbalan
Operator atau Peningkatan
atas Perjanjian
oleh Pemberi Konsesi Kemampuan
Operator harus mengakui Operator mencatat
Item infrastruktur dimana dan mengukur pendapatan dan biaya
operator diberi akses oleh pendapatan sesuai yang terkait dengan jasa
pemberi konsesi untuk tujuan Dengan PSAK 72 pembangunan atau
pemenuhan perjanjian jasa, Pendapatan dari Kontrak peningkatan kemampuan
tidak diakui sebagai aset Dengan Pelanggan sesuai dengan PSAK 72
tetap dari operator. Pendapatan dari Kontrak
Dengan Pelanggan
Imbalan yang Diberikan oleh Pemberi Konsesi Kepada Operator

Jika operator melakukan jasa


pembangunan atau peningkatan Jika operator dibayar untuk jasa konstruksi
kemampuan, Imbalan dapat sebagian dengan aset keuangan dan
berupa hak atas: sebagian lagi dengan aset tidak berwujud, maka
(a) aset keuangan; operator perlu mencatat secara
(b) aset tidak berwujud. terpisah atasmasing-masing komponen
imbalan operator.
Operator memiliki hak tanpa syarat Operator mengakui aset tidak berwujud sejauh
untuk menerima kas jika pemberi operator tersebut menerima hak (lisensi) untuk
konsesi secara kontraktual menjamin membebankan pengguna layanan publik. Suatu
untuk membayar operator hak untuk membebankan pengguna layanan publik
(a)jumlah yang ditetapkan bukan merupakan hak tanpa syarat untuk
(b) kekurangan(shortfall) menerima kas karena jumlahnya bergantung pada
sejauh mana publik menggunakan jasa.
Interpretasi ISAK 16 Biaya Pinjaman yang Dikeluarkan
oleh Operator
Sesuai dengan PSAK 26 (revisi 2008) Biaya
Pinjaman, biaya pinjaman terkait dengan
Jasa Operasi perjanjian diakui sebagai beban pada periode
Operator mencatat pendapatan dan biaya operasi terkait terjadinya biaya pinjaman tersebut, kecuali
dengan jasa operator memiliki hak kontraktual untuk
sesuai dengan PSAK 72 Pendapatan menerima aset tidak berwujud (hak untuk
membebankan pengguna layanan publik).

Kewajiban Kontraktual untuk Memulihkan


Infrastruktur pada Tingkatan Tertentu dari Aset Keuangan
Kemampuan Pelayanan Jasa Jumlah yang dapat ditagih dari pemberi
kewajiban kontraktual yang harus dipenuhi sebagai syarat dari konsesi, atau pihak lainnya yang ditentukan
lisensi pemberi konsesi, dicatat sesuai dengan
(a) untuk memelihara infrastruktur pada tingkatan tertentu dari PSAK 71: Instrumen Keuangan:
kemampuan pelayanan jasa Aset Tidak Berwujud
(b) untuk memulihkan infrastruktur pada kondisi tertentu Diakui sesuai PSAK 19 (revisi 2010): Aset
sebelum diserahkan kepada pemberi konsesi pada Tidak Berwujud berlaku untuk aset yang
akhir perjanjian jasa. diperoleh dengan imbalan aset nonmoneter
diakui dan diukur sesuai dengan PSAK 57 (Provisi, atau aset-aset atau kombinasi aset moneter dan
Liabilitas Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi, revisi 2009) aset nonmoneter.
ISAK 16 VS PSAP 16
IFRIC 12/ISAK 16 IPSAS 32 / PSAP 16
Ada dua Model Akuntansi. Konsesi Jasa Pemberi Konsesi mengakui Aset Konsesi dan
dianggap sebagai Mengakui Kewajiban Konsesi
1. Aset Keuangan (piutang terhadap Ada dua Model Akuntansi Pemberi Konsesi
pemerintah) dalam mengakui kewajiban:
2. Aset Takberwujud (mendapatkan hak untuk 1. Liabilitas Keuangan
menagih pengguna membayar)
2. Pendapatan Ditangguhkan

Aset yang dikelola tidak dicatat sebagai aset


tetap karena seharusnya dicatat oleh grantor

21
Contoh BOT Jalan

Swasta
Mengoperasikan Transfer jalan tol
Membangun
selama 20 tahun ke pemerintah
jalan 2 tahun

Swasta memberikan Apakah operator menerima


jasa konstruksi ke sejumlah uang yg fix dari
pemerintah. Selama pemerintah (semisal jalan kota)
membangun mencatat Atau operator menerima
sebagai aset kontrak pembayaran dari pengguna
(jalan tol)

22
Contoh Kasus BOT
1. Swasta membangun jalan, jalanan dilewati oleh umum secara gratis, Swasta berhak atas
pembayaran dari Pemda selama 20 tahun ke depan

2. Swasta membangun Jalan, kemudian diberikan hak untuk mengelola jalan, menagih pengguna
jalan membayar, setelah 20 tahun jalan dikembalikan ke Pemerintah.

• Swasta (Operator)
• Pemerintah (Grantor)
• Ketika pembangunan biaya2 konstruksi diakui
• Mengakui Aset Konsesi menggunakan
sebagai aset kontrak lalu
nilai wajar atau reklas aset tetap ke aset
• Kasus 1 : Mengakui piutang terhadap konsesi menggunakan nilai tercatat
pemerintah. Piutang awal sejumlah total biaya
• Kasus 1 : Mengakui kewajiban keuangan
konstruksi dan Piutang pembayaran yg
atau
didiskonto krn 20 tahun nilai waktu uang bisa
signifikan. • Kasus 2 : Mengakui Penerimaan
Ditangguhkan
• Setiap menerima pembayaran, piutang
berkurang dan mengakui interest revenue.
• Kasus 2 : Mengakui aset takberwujud
23
Bagaimana kalau Pengaturannya Mix?
Jenis Kontrak Model yang diterapkan Model yang diterapkan Grantor
Operator
1. Grantor membayar – jumlah tetap Aset Keuangan kewajiban keuangan

2. Grantor membayar – jumlah bervariasi Aset Takberwujud Pendapatan Ditangguhkan


sesuai permintaan
3. Grantor menanggung risiko Aset keuangan atau bisa kewajiban keuangan atau sebagian-
permintaan – pengguna membayar sebagian aset keuangan dan sebagian
namun grantor menggaransi jumlah sebagian aset takberwujud
tertentu
4. Grantor menanggung risiko Aset Takberwujud Pendapatan ditangguhkan
permintaan – operator mengumpulkan
pemasukan dari pengguna sampai
menyentuh jumlah tertentu
5. Pengguna membayar – tidak ada Aset Takberwujud Pendapatan ditangguhkan
garansi dari grantor
24
Pengukuran Selanjutnya Untuk Aset Konsesi
Pemerintah Swasta
• Mengikuti aturan aset tetap atau aset • Mengikuti PSAK 71 Instrumen
takberwujud Keuangan dan PSAK 19 Aset
Takberwujud
• Ikuti PSAP 7 Aset Tetap seperti jalan tol,
jembatan, bandara, dsb. • Diakui amortisasi sepanjang masa
konsesi
• Ikuti PSAP 14 untuk Aset Takberwujud
semisal pembangunan software, • Diakui penurunan nilai sesuai dengan
aplikasi, sistem administrasi, dsb. PSAK 71 dan PSAK 48
• Disusutkan kecuali tanah (par 57 PSAP 7)

25
Ketentuan Transisi PSAP 16

• Bersifat Retrospektif
• Terhadap perjanjian konsesi jasa yang telah berlangsung sebelum
berlakunya Pernyataan Standar ini, entitas pemerintah
menentukan dampak kumulatif atas penerapan standar ini mulai
periode yang paling memungkinkan
• dengan mengacu pada PSAP yang mengatur Kebijakan Akuntansi,
Perubahan Kebijakan Akuntansi, Kesalahan, Perubahan Estimasi
Akuntansi dan Operasi yang Dihentikan.

26
Akuntansi Untuk Pengaturan Bersama (PSAK 66)
Paparan Ersa Tri Wahyuni
Definisi Penting
• Pengaturan Bersama : Pengaturan yang dua atau lebih pihak memiliki pengendalian
bersama
• Pengendalian Bersama: Persetujuan kontraktual untuk berbagi pengendalian atas
suatu pengaturan, yang ada hanya ketika keputusan mengenai aktivitas relevan
mensyaratkan persetujuan dengan suara bulat dari seluruh pihak yang berbagi
pengendalian
• Operasi Bersama: Pengaturan bersama yang mengatur bahwa para pihak yang
memiliki pengendalian bersama atas pengaturan memiliki hak atas aset, serta
kewajiban terhadap liabilitas terkait dengan pengaturan tersebut
• Ventura Bersama: Pengaturan bersama yang mengatur bahwa para pihak yang
memiliki pengendalian bersama atas pengaturan memiliki hak atas aset neto
pengaturan tersebut
• Venturer Bersama: Pihak-pihak dalam ventura bersama yang memiliki
pengendalian Bersama
28
Prinsip Utama dari PSAK 66
• Prinsip utama dari PSAK 66 adalah bahwa pihak dalam
pengaturan bersama menentukan tipe/macam pengaturan
bersama, dimana penentuan mencakup penilaian hak dan
kewajiban dan akun terhadap hak dan kewajiban tersebut sesuai
dengan tipe/macam pengaturan bersama yang telah ditentukan.
• Diperlukan pertimbangan professional untuk menentukan apakah
pihak pihak yang bekerjasama memiliki pengendalian bersama
atau tidak.

29
Langkah – Langkah Mengenali
Pengaturan Bersama

Apakah Apakah
entitas atau terdapat
sekelompok pengendalian Klasifikasikan
entitas bersama Pengaturan
memiliki dalam Bersama
kendali atas Pengaturan
Pengaturan tersebut

30
Pengaturan Bersama atau Bukan?

Sumber: EY

31
Tipe Pengaturan Operasi Bersama Ventura Bersama
Definisi Pihak dalam pengaturan bersama Pihak dalam pengendalian
memiliki hak atas aset dan bersama memiliki hak terhadap
kewajiban atas liabilitas dari sebuah aset neto dari pengaturan
pengaturan
Pihak-pihak dalam Operator Bersama – pihak dengan Venturer Bersama – pihak
Ventura Pengendalian Bersama pengendalian bersama dalam
sebuah operasi bersama
dengan pengendalian bersama
dalam ventura bersama
Bersama
VS Ikhtisar Akuntansi Suatu operator bersama Suatu venture bersama
bertanggung jawab atas hal-hal bertanggung jawab atas
Pengaturan berikut, sesuai dengan IFRS yang investasinya dalam ventura
Bersama berlaku:
- Asset, termasuk bagian aset
bersama menggunakan metode
ekuitas – konsolidasi berproporsi
yang dimiliki bersama bukan pilihan.
- Libilitas, termasuk bagian dari
liabilitas yang dimiliki bersama
- Bagian pendapatan yang
dihasilkan dari penjualan oleh
operasi bersama
- Bagian dari beban yang
ditimbulkan dari operasi
bersama 32
Akuntansi Perjanjian Sewa (PSAK 73)
Paparan oleh Ersa Tri Wahyuni
IDENTIFIKASI SEWA

Suatu kontrak merupakan, atau mengandung, sewa :

Kontrak tersebut Jangka waktu dapat Entitas menilai


memberikan hak dideskripsikan sebagai kembali kontrak jika
untuk mengendalikan jumlah penggunaan syarat dan ketentuan
penggunaan aset aset indetifikasian kontrak berubah
identifikasian selama misal unit produksi
suatu jangka waktu
untuk dipertukarkan
dengan imbalan

34
PENYEWA (LESSEE)
PENGUKURAN AWAL

Pengukuran Awal Aset Hak-Guna biaya perolehan.

1. jumlah pengukuran awal liabilitas sewa


2. pembayaran sewa yang dilakukan pada atau sebelum
tanggal permulaan dikurangi dengan insentif sewa
yang diterima
3. biaya langsung awal yang dikeluarkan oleh penyewa
4. estimasi biaya yang akan dikeluarkan oleh penyewa
dalam membongkar dan memindahkan aset pendasar

35
PENYEWA (LESSEE)
PENGUKURAN AWAL

nilai kini pembayaran sewa yang


Pengukuran Awal Liabilitas Sewa belum dibayar pada tanggal
tersebut.

1. pembayaran tetap dikurangi dengan piutang insentif sewa


2. pembayaran sewa variabel yang bergantung pada indeks atau
suku bunga
3. jumlah yang diperkirakan akan dibayarkan oleh penyewa
dalam jaminan nilai residual
4. harga eksekusi opsi beli jika penyewa cukup pasti untuk
mengeksekusi opsi tersebut
5. pembayaran penalti karena penghentian sewa
36
PENYEWA (LESSEE)

37
PESEWA (LESSOR)

PENGAKUAN

Klasifikasi sewa :

Sewa operasi Sewa pembiayaan

38
PESEWA (LESSOR)

SEWA PEMBIAYAAN
PENGAKUAN DAN PENGUKURAN AWAL

Pesewa Pabrikan atau Diler

1. Pendapatan diakui sebesar nilai wajar aset pendasar


2. Biaya penjualan sebesar biaya perolehan
3. Laba atau rugi penjualan sesuai dengan kebijakan penjualan langsung
menurut PSAK 72: Pendapatan dari Kontrak dengan Pelanggan.

39
PESEWA (LESSOR)
SEWA PEMBIAYAAN

PENGAKUAN DAN PENGUKURAN SELANJUTNYA

1 Pengakuan pengasilan sewa 3 Pesewa menerapkan penghentian


berdasarkan suatu pola yang pengakuan dan persyaratan
merefleksikan tingkat imbalan periodik penurunan nilai dalam PSAK 71:
yang konstan atas investasi neto sewa Instrumen Keuangan pada
pesewa. investasi neto sewa.

2 Dasar sistematik dan rasional

40
PESEWA (LESSOR)
SEWA OPERASI

PENGAKUAN DAN PENGUKURAN AWAL

mengakui pembayaran sewa dari


sewa operasi sebagaipenghasilan
dengan dasar garis lurus atau
dasar sistematik lain.

41
Akuntansi Hak atas Tanah (ISAK 36)
Paparan oleh Ersa Tri Wahyuni
Latar Belakang & Permasalahan dalam ISAK 36

Latar Belakang
• Terdapat pertanyaan dari publik mengenai perlakuan akuntansi atas skema hak atas
tanah yang bersifat sekunder, khususnya terkait dengan pembahasan dalam Dasar
Kesimpulan PSAK 73 paragraf DK02-DK10.
• Perlunya suatu penegasan atas intensi dan pertimbangan DSAK mengenai perlakuan
akuntansi atas hak atas tanah yang bersifat sekunder.

Permasalahan
• Bagaimana menentukan ruang lingkup perlakuan akuntansi atas hak atas tanah sejak
berlakunya PSAK 73 pada 1 Januari 2020?
43
Pencatatan Hak Sekunder atas Tanah
PSAK 73, ”Sewa” (PSAK 73) lampiran A:
“Sewa: Kontrak atau bagian dari kontrak, yang memberikan hak untuk
menggunakan aset (aset pendasar) selama suatu jangka waktu untuk
dipertukarkan dengan imbalan.”

PSAK 73.09:
“Pada tanggal insepsi kontrak, entitas menilai apakah kontrak merupakan, atau
mengandung sewa. Suatu kontrak merupakan, atau mengandung sewa jika
kontrak tersebut memberikan hak untuk mengendalikan penggunaan aset
indentifikasian selama suatu jangka waktu untuk dipertukarkan dengan imbalan.
Paragraf PP09-PP31 menetapkan pedoman dalam menilai apakah kontrak
merupakan, atau mengandung sewa.”
44
Pencatatan Hak Sekunder atas Tanah

PSAK 73.DK09:
“…………..Terdapat kemungkinan bahwa, dalam suatu jenis hak atas tanah tertentu
atau dalam suatu fakta tertentu, entitas tidak memiliki kemampuan untuk
mengarahkan penggunaan aset pemdasar, dan tidak memperoleh secara
substansial seluruh sisa manfaat dari aset pendasar tersebut, sebagai contoh
dalam hal Hak Guna Bangunan (HGB) di atas Hak Pengelolaan (HPL). Dalam kasus
tersebut, entitas menyimpulkan bahwa transaksi tersebut tidak mengalihkan
pengendalian atas aset pendasar, melainkan semata mengalihkan hak untuk
menggunakan aset pendasar, sehingga entitas menerapkan perlakuan akuntansi
atas transaksi sewa yang diatur dalam PSAK 73: Sewa.”

45
Pencatatan Hak Sekunder atas Tanah

PSAK 73. Lampiran A:


“Aset-hak-guna (right-of-use asset) Aset yang merepresentasikan hak penyewa
untuk menggunakan aset pendasar selama masa sewa.”

“Aset pendasar (underlying asset) Aset yang terikat pada suatu sewa, di mana
hak untuk menggunakan aset tersebut telah diberikan oleh pesewa kepada
penyewa.”

46
Diskusi Studi Kasus
Paparan oleh Ersa Tri Wahyuni
Terima Kasih

48

Anda mungkin juga menyukai