Anda di halaman 1dari 143

Informasi

APBN
2022
MELANJUTKAN DUKUNGAN
PEMULIHAN EKONOMI DAN
REFORMASI STRUKTURAL

Fungsional Penyuluh Pajak Kanwil DJP Sumbar dan Jambi


www.pajak.go.id
Postur APBN 2022

Perpajakan
Rp 1.510,0 T

PNBP
R p 335,6 T

Hibah BPP
Rp 0 , 6 T R p 1.944,5 T

TKDD
Rp769,6T

Pendapatan Negara
Rp1.846,1 T

Belanja Negara
Defisit Anggaran
Rp2.714,2 T
Rp868,0 T

www.pajak.go.id
APBN 2022
A PENDAPATAN NEGARA 1.846.136.669.813
I PENERIMAAN DALAM NEGERI 1.845.556.818.893
1 PENERIMAAN PERPAJAKAN 1.510.001.200.000
2 PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK (PNBP) 335.555.618.893
II PENERIMAAN HIBAH 579.850.920
B BELANJA NEGARA 2.714.155.719.841
I BELANJA PEMERINTAH PUSAT (BPP) 1.944.542.254.711
II TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA (TKDD) 769.613.465.130
C KESEIMBANGAN PRIMER (462.152.152.028)
D SURPLUS/ (DEFISIT) ANGGARAN (A-B) (868.019.050.028)
% Defisit Anggaran terhadap PDB (4,85%)
E PEMBIAYAAN ANGGARAN 868.019.050.028
I PEMBIAYAAN UTANG 973.583.008.108
II PEMBIAYAAN INVESTASI (182.318.568.032)
III PEMBIAYAAN PINJAMAN 585.472.852

Sumber: Informasi APBN 2022


www.pajak.go.id
APBN 2022
APBN 2022

PENDAPATAN NEGARA 1.846.136.669.813


I. PENDAPATAN DALAM NEGERI 1.845.556.818.893
1. PENERIMAAN PERPAJAKAN 1.510.001.200.000
a. PENERIMAAN PAJAK 1.468.820.000.000
1). PAJAK PENGHASILAN (PPH) 680.876.949.909
2). PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (PPN) DAN PPnBM 554.383.140.661. DJP
1.265 T
3). PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (PBB) 18.358.483.568.
4). PAJAK LAINNYA 11.381.425.862
b. KEPABEANAN DAN CUKAI 245.001.200.000
1). CUKAI 203.920.000.000
2). PAJAK PERDAGANGAN INTERNASIONAL 41.081.200.000
PPN & a). BEA MASUK 35.164.000.000
PPN BM
554,3
b). BEA KELUAR 5.917.200.000
2. PENERIMAAN BUKAN PAJAK (PNBP) 335.555.618.893
a. SUMBER DAYA ALAM 121.950.109.204
1. SDA MIGAS 85.900.000.000
2. SDA NON MIGAS 36.000.000.000
b. PENDAPATAN DARI KEKAYAAN NEGARA YANG DIPISAHKAN 37.000.000.000

PPh c. PNBP LAINNYA 97.807.954.146


680,9 d. PENDAPATAN BLU 78.797.555.543
II. HIBAH 579.850.850.920

Sumber: Informasi APBN 2022


www.pajak.go.id
SUMBER PENDAPATAN NEGARA
2022

PABEANAN
DAN CUKAI Rp244,0 T
PENERIMAAN
PAJAK
Rp1.265,0 T

PNBP
Rp335,6 T

HIBAH
Rp0,6 T

Sumber: Informasi APBN 2022 www.pajak.go.id


Sumber: Informasi APBN 2022
www.pajak.go.id
Perkembangan Penerimaan Pajak, Bea dan Cukai serta PNBP
Sumber: Informasi APBN 2022
www.pajak.go.id
Sumber: Informasi APBN 2022
www.pajak.go.id
DJP
1.265 T

Sumber: Informasi APBN 2022


www.pajak.go.id
PNBP2022

Sumber: Informasi APBN 2022


www.pajak.go.id
PNBP2022

Sumber: Informasi APBN 2022


www.pajak.go.id
PNBP2022

Sumber: Informasi APBN 2022


www.pajak.go.id
PNBP2022

Sumber: Informasi APBN 2022


www.pajak.go.id
Sumber: Informasi APBN 2022
www.pajak.go.id
Sumber: Informasi APBN 2021
www.pajak.go.id
Sumber: Informasi APBN 2022
www.pajak.go.id
KUP
Apakah itu Pajak?
Pajak adalah kontribusi wajib kepada
negara yang terutang oleh orang
pribadi atau badan yang bersifat
memaksa berdasarkan Undang-
Undang, dengan tidak mendapatkan
imbalan secara langsung dan
digunakan untuk keperluan negara
bagi sebesar-besarnya kemakmuran
rakyat.

(Pasal 1 angka (1) UU No 6 Tahun


1983 tentang Ketentuan Umum dan
Tata Cara Perpajakan, stdtd UU No
11 Tahun 2020)

www.pajak.go.id
Berapa Jenis Pajak ?
PPH Pajak atas Penghasilan

PPN Pajak atas Konsumsi


Barang atau Jasa
PUSAT
PBB Perkebunan, Perhutanan
dan Pertambangan
PAJAK

BEA MATERAI Pajak atas dokumen

1. PKB; (Kendaraan Bermotor)

PROVISI 2.
3.
4.
BBNKB; (Bea Balik Nama)
PAB; (Alat Berat)
PBBKB; (Bahan Bakar)
1. PBB-P2;
2. BPHTB;
DAERAH 5.
6.
7.
PAP; (Air Permukaan)
Pajak Rokok; dan
Opsen Pajak MBLB.
3. PBJT; (Barang dan Jasa Tertentu)
4. Pajak Reklame;

KAB/KOTA 5. PAT; (Air Tanah)


6. Pajak MBLB; (Mineral Bukan Logam
dan Batuan)
7. Pajak Sarang Burung Walet;
UU NO 1 TAHUN 2002 TENTANG HUBUNGAN 8. Opsen PKB; dan
KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN 9. Opsen BBNKB.
PEMERINTAH DAERAH www.pajak.go.id
JENIS PAJAK MENURUT
PENGELOLANYA
PAJAK BUMI DAN
PAJAK PENGHASILAN PAJAK PERTAMBAHAN
BANGUNAN (PBB) BEA MATERAI (BM)
(PPH) NILAI (PPN) (Perkebunan, Perhutanan dan
Pertambangan)

PAJAK PUSAT
Dikelola oleh Pemerintah Pusat
Kementerian Keuangan RI
Direktorat Jenderal Pajak (DJP)
TIDAK BERLAKU

1.Kendaraan Bermotor (PKB); 1. Pajak Bumi & Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2)
2.Bea Balik Nama Kendaraan 2. Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB)
3. Pajak Restoran
Bermotor; 4. Pajak Reklame (Iklan)
3.Pajak Bahan Bakar Kendaraan 5. Pajak Parkir
Bermotor; 6. Pajak Hiburan
7. Pajak Penerangan Jalan
4.Pajak Air Permukaan; dan 8. Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan
PAJAK DAERAH 5.Pajak Rokok 9. Pajak Hotel
Dikelola oleh Pemerintah Daerah
10.Pajak Air Tanah
(Gubernur/ Bupati/ Wali Kota 11.Pajak Sarang Burung Walet
JENIS RETRIBUSI Retribusi Daerah adalah pungutan daerah
sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian
izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau
1. Retribusi pelayanan kesehatan diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk
2. Retribusi pelayanan persampahan/kebersihan kepentingan orang pribadi atau badan. Jenis
3. Retribusi penggantian biaya cetak kartu tanda penduduk dan akte catatan sipil retribusi daerah dapat dikelompokkan menjadi tiga
4. Retribusi pelayanan pemakaman dan pengabuhan mayat golongan, yaitu Retribusi Jasa Umum, Retribusi
5. Retribusi pelayanan parkir di tepi jalan umum Jasa Usaha, dan Retribusi Perizinan Tertentu.
6. Retribusi pelayanan pasar
7. Retribusi pengujian kendaraan bermotor
8. Retribusi pemeriksaan alat pemadam kebakaran
9. Retribusi penggantian cetak peta RETRIBUSI JASA
10.Retribusi pengujian kapal perikanan
11.Retribusi pemakaian kekayaan daerah UMUM
12.Retribusi pasar grosir dan/atau pertokoan
13.Retribusi tempat pelelangan
TIDAK BERLAKU
14.Retribusi terminal
15.Retribusi tempat kursus parkir
16.Retribusi tempat penginapan/villa
17.Retribusi penyedotan kakus
RETRIBUSI JASA
18.Retribusi rumah potong hewan USAHA
19.Retribusi pelayanan pelabuhan kapal
20.Retribusi tempat rekreasi dan olahraga
21.Retribusi penyeberangan di atas air
22.Retribusi pengolahan limbah cair
23.Retribusi penjualan produksi daerah RETRIBUSI
24.Retribusi izin mendirikan bangunan (IMB)
25.Retribusi tempat penjualan minuman beralkohol PERIZINAN
26.Retribusi izin gangguan TERTENTU
27.Retribusi izin trayek
28.Retribusi pengambilan hasil hutan
29.Retribusi izin peruntukkan penggunaan tanah
29 Oktober 2021
UNDANG-UNDANG NO 7 TAHUN 2021

HARMONISASI
PERATURAN
PERPAJAKAN
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

www.pajak.go.id
UNDANG-UNDANG NO 7 TAHUN 2021 TENTANG
HARMONISASI PERATURAN PERPAJAKAN
(UU HPP)
Kamis 7 Oktober 2021
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) resmi mengesahkan
Rancangan Undang-Undang (RUU) Harmonisasi
Peraturan Perpajakan (HPP) menjadi Undang-
Undang dalam Sidang Paripurna.

Jum’at 29 Oktober 2021


Disahkan oleh Presiden Republik Indonesia,
Ir. Joko Widodo

www.pajak.go.id
1. UU No 9 Tahun 1994 1. UU No 7 Tahun 1991
2. UU No 16 Tahun 2000 2. UU No 10 Tahun 1994
3. UU No 28 Tahun 2007 3. UU No 17 Tahun 2000
4. UU No 16 Tahun 2009 4. UU No 36 Tahun 2008
5. UU No 11 Tahun 2020 5. UU No 11 Tahun 2020
6. UU No 7 Tahun 2021 6. UU No 7 Tahun 2021

UU NO 6 TAHUN 1983 stdtd UU NO 7 TAHUN 1983 stdtd UU NO

Merubah
UU NO 16 TAHUN 2009 TENTANG 36 TAHUN 2008 TENTANG

KUP PPH
(BAB II, PASAL 2) (BAB III , PASAL 3)

UU NO 8 TAHUN 1983 stdtd UU NO 11 TAHUN 1995 stdtd


UU NO 42 TAHUN 2009 TTG UU NO 39 TAHUN 2007 TENTANG

Undang-Undang PPN DAN PPnBM CUKAI


(BAB IV, PASAL 4) (BAB VII)

Dalam sidang DPR, awalnya usul 1.


2.
UU No 11 Tahun 1994
UU No 18 Tahun 2000
rancangan pembahasan judulnya 3.
4.
UU No 42 Tahun 2009
UU No 11 Tahun 2020
bukan UU HPP, tapi pembahasan 5. UU No 7 Tahun 2021

RUU Perubahan keenam UU KUP


www.pajak.go.id
Sistematika UU HPP

ASAS, TUJUAN, DAN RUANG


BAB I BAB VI PAJAK KARBON (Pasal 13)
LINGKUP (Pasal 1)

KETENTUAN UMUM DAN


BAB II TATA CARA PERPAJAKAN BAB VII CUKAI (Pasal 14)
(Pasal 2)

BAB III PAJAK PENGHASILAN (Pasal 3) BAB VIII PERALIHAN (Pasal 15)

PAJAK PERTAMBAHAN NILAI


BAB IV BAB IX PENUTUP (Pasal 16-19)
(Pasal 4)

PROGRAM PENGUNGKAPAN
BAB V
SUKARELA WP (Pasal 5-12)
26
14 PMK TURUNAN UU HPP TAHUN 2022

1. PMK-58 TAHUN 2022 TENTANG PENUNJUKAN PIHAK LAIN SEBAGAI PEMUNGUT PAJAK
2. PMK-59 TAHUN 2022 TENTANG TATA CARA PENDAFTARAN DAN PENGHAPUSAN NPWP , PENGUKUHAN PKP,
PENCABUTAN PKP SERTA POTPUT PENYETORAN DAN PELA[PORAN BAGI INSTANSI PEMERINTAH
3. PMK-60 TAHUN 2022 TENTANG TATA CARA PENUNJUKAN PEMUNGUT PPN MELALUI PMSE
4. PMK-61 TAHUN 2022 TENTANG PPN ATAS KEGIATAN MEMBANGUN SENDIRI
5. PMK-62 TAHUN 2022 TENTANG PPN ATAS PENYERAHAN LPG TERTENTU
6. PMK-63 TAHUN 2022 TENTANG PPN ATAS PENYERAHAN HASIL TEMBAKAU
7. PMK-64 TAHUN 2022 TENTANG PPN ATAS PENYERAHAN BARANG HASIL PERTANIAN TERTENTU
8. PMK-65 TAHUN 2022 TENTANG PPN ATAS PENYERAHAN KENDARAAN BERMOTOR BEKAS
9. PMK-66 TAHUN 2022 TENTANG PPN ATAS PENYERAHAN PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN
10. PMK-67 TAHUN 2022 TENTANG PPN ATAS PENYERAHAN JASA AGEN ASURANSI, JASA PIALANG ASURANSI DAN
JASA PIALANG REASURANSI
11. PMK-68 TAHUN 2022 TENTANG PPN DAN PPH ATAS TRANSAKSI PERDAGANGAN ASET KRIPTO
12. PMK-69 TAHUN 2022 TENTANG PPH DAN PPN ATAS PENYELENGGARAAN TEKNOLOGI FINANSIAL
13. PMK-70 TAHUN 2022 TENTANG KRITERIA DAN/ATAU RINCIAN MAKANAN DAN MINUMAN, JASA KESENIAN DAN
HIBURAN, JASA PERHOTELAN, JASA PENYEDIAAN TEMPAT PARKIR, SERTA JASA BOGA ATAU KATERING YANG
TIDAK DIKENAI PPN
14. PMK-71 TAHUN 2022 TENTANG PPN ATAS PENYERAHAN JASA KENA PAJAK TERTENTU
15. PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMR PER-03/PJ/2022 TENTANG FAKTUR PAJAK
UUD Tahun 1945
Pasal 27 ayat (3) Pasal 30 ayat (1)
“ Setiap warga negara
berhak dan wajib ikut
“ Tiap-tiap warga negara
berhak dan wajib ikut
serta dalam upaya serta dalam usaha
membela negara. pertahanan dan
keamanan negara

www.pajak.go.id
● Pertumbuhan ekonomi
Strategi Konsolidasi Fiskal berkelanjutan
● Percepatan pemulihan
ekonomi

Perbaikan defisit anggaran &


● Peningkatan Kinerja
Peningkatan Tax ratio
Penerimaan Pajak
● Reformasi Administrasi
Perpajakan
● Peningkatan Kepatuhan
Sukarela Wajib Pajak
30
PENGGUNAAN NIK SEBAGAI NPWP PRIBADI

Demi kesederhanaan administrasi dan kepentingan nasional,


“Penggunaan NIK dilakukan integrasi basis data kependudukan dengan sistem
administrasi perpajakan sehingga mempermudah WP Orang
sebagai NPWP Pribadi melaksanakan pemenuhan hak dan kewajiban perpajakan.

tidak serta merta


menyebabkan Penggunaan NIK sebagai NPWP tidak serta merta
menyebabkan orang pribadi membayar pajak. Pembayaran
orang pribadi pajak dilakukan apabila penghasilan dalam setahun di atas batasan
PTKP atau apabila orang pribadi merupakan pengusaha yang
membayar pajak” menggunakan PP 23 (pembayaran pajak dilakukan jika peredaran
bruto di atas Rp500 Juta setahun.

31
PENAMBAHAN
Pasal 2 ayat (1a) dan ayat (10)

NPWP dan Nomor Induk (1a) Nomor Pokok Wajib Pajak sebagaimana dimaksud
Kependudukan pada ayat (1) bagi Wajib Pajak orang pribadi yang
merupakan penduduk Indonesia menggunakan nomor
induk kependudukan.

(10) Dalam rangka penggunaan nomor induk


kependudukan sebagai Nomor Pokok Wajib Pajak
sebagaimana dimaksud pada ayat (1a), menteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan dalam negeri
memberikan data kependudukan dan data balikan dari
pengguna kepada Menteri Keuangan untuk
diintegrasikan dengan basis data perpajakan.

sebelumnya
Tidak ada

32
PENGENAAN PAJAK ATAS NATURA

Pemberian natura kepada pegawai dapat


dibiayakan oleh Pemberi Kerja dan
merupakan penghasilan bagi pegawai.
“Perlengkapan kerja
Natura tertentu bukan merupakan penghasilan bagi seperti laptop dan
penerima, yaitu: ponsel tidak menjadi
objek pajak penghasilan
A. Penyediaan makan/minum bagi seluruh pegawai,
bagi karyawan dan
B. Natura di daerah tertentu,
merupakan biaya bagi
C. Natura karena keharusan pekerjaan, perusahaan”
contoh: alat keselamatan kerja atau seragam,
D. Natura yang berasal dari APBN/APBD,
E. Natura dengan jenis dan Batasan Tertentu.

33
PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK

Pasal 7 ayat (1) diubah


Kunci Perubahan Pasal 7 ayat (3) diubah
Pasal 7 ayat (2a) ditambah

(1) Penghasilan Tidak Kena Pajak per tahun diberikan paling sedikit:
a. Rp54.000.000,00 (lima puluh empat juta rupiah) untuk diri Wajib Pajak orang pribadi;
b. Rp4.500.000,00 (empat juta lima ratus ribu rupiah) tambahan untuk Wajib Pajak yang kawin;
c. Rp54.000.000,00 (lima puluh empat juta rupiah) tambahan untuk seorang isteri yang penghasilannya digabung
dengan penghasilan suami sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1);
d. Rp4.500.000,00 (empat juta lima ratus ribu rupiah) tambahan untuk setiap anggota keluarga sedarah dan keluarga
semenda dalam garis keturunan lurus serta anak angkat, yang menjadi tanggungan sepenuhnya, paling banyak 3
(tiga) orang untuk setiap keluar
(2a) Wajib Pajak orang pribadi yang memiliki peredaran bruto tertentu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat
(2) huruf e tidak dikenai Pajak Penghasilan atas bagian peredaran bruto sampai dengan Rp500.000.000,00
(lima ratus juta rupiah) dalam 1 (satu) Tahun Pajak.

SEBELUMNYA
7 (1)
Rp15.840.000,00 (lima belas juta delapan ratus empat puluh ribu rupiah) untuk diri Wajib Pajak OP
Penghasilan Tidak Kena Pajak per tahun diberikan paling sedikit sebesar: Rp1.320.000,00 (satu juta tiga ratus dua puluh ribu rupiah) tambahan untuk Wajib Pajak yang kawin;
Rp15.840.000,00 (lima belas juta delapan ratus empat puluh ribu rupiah) tambahan untuk seorang
isteri yang penghasilannya digabung dengan penghasilan suami sebagaimana dimaksud dalam Pasal
8 ayat (1) 34
Rp1.320.000,00 (satu juta tiga ratus dua puluh ribu rupiah) tambahan untuk setiap anggota keluarga
BATAS PEREDARAN BRUTO Tidak dikenai Pajak Penghasilan bagi Orang Pribadi Pengusaha yang
menghitung PPh dengan tarif final 0,5% berdasarkan PP-23/2018 dan
memiliki peredaran bruto sampai Rp500 Juta setahun.

“Penetapan Batasan Peredaran Peredara Peredara PPh PPh Final


Peredaran
Omzet sebagai bentuk Bulan
Usaha
(j
a
Usah n Bruto
Tidak
n
Usaha
Final
Terutan
Terutang
Sebelum
Kum Kena Kena g UU HPP
keberpihakan Pemerintah u
t
ulat
if
Pajak
(juta
Pajak
(juta
Setelah
UU HPP
(Rp)
a
kepada masyarakat dan R
p
(jut
a
Rp) Rp) (Rp)

usaha kecil”
Rp)
)
Jan 100 Juta 100 Juta 0 0 500 ribu
Feb 100 Juta 200 Juta 0 0 500 ribu
Ilustrasi penghitungan pajak Tuan A Mar 100 Juta 300 Juta 0 0 500 ribu
pengusaha tempat kopi kekinian Apr 100 Juta 400 Juta 0 0 500 ribu
pada Tahun Pajak 2022. Mei 100 Juta 500 Juta 0 0 500 ribu
Jun 100 Juta 600 Juta 100 Juta 500 ribu 500 ribu
Jul 100 Juta 700 Juta 500 Juta 100 Juta 500 ribu 500 ribu
Dengan berlakunya UU HPP maka Agu 100 Juta 800 Juta 100 Juta 500 ribu 500 ribu
beban pajak yang harus dibayar Tuan A Sep 100 Juta 900 Juta 100 Juta 500 ribu 500 ribu

menjadi berkurang Rp2,5 Juta. Okt 100 Juta 1 Milyar 100 Juta 500 ribu 500 ribu
Nov 100 Juta 1,1 Milyar 100 Juta 500 ribu 500 ribu
Des 100 Juta 1,2 Milyar 100 Juta 500 ribu 500 ribu
Jumlah 1,2 Milyar 700 Juta 3,5 Juta 6 Juta
35
TARIF PPh ORANG PRIBADI

“Perubahan lapisan tarif agar lebih mencerminkan Keadilan”

PTKP TIDAK BERUBAH

Penghitungan pajak penghasilan orang pribadi diterapkan atas penghasilan yang jumlahnya melebihi batas Penghasilan
Tidak Kena Pajak (PTKP). Dalam UU HPP, besaran PTKP tidak berubah yaitu bagi orang pribadi lajang sebesar Rp4,5 juta per
bulan atau Rp54 Juta per tahun. Tambahan sebesar Rp4,5 juta diberikan untuk Wajib Pajak yang kawin dan masih ditambah
Rp4,5 juta untuk setiap tanggungan maksimal 3 orang.

36
TARIF PPh BADAN

“Tarif 22% relatif setara dengan negara lain”


UU PPh (Perppu 1/2020 jo. UU 2/2020) UU Harmonisasi Peraturan Perpajakan

Tahun Pajak Tarif Tahun Pajak Tarif

Tahun 2020 dan 2021 22% - -

Tahun 2022 20% Tahun 2022 dst. 22%

37
TIMELINE PEMBERLAKUAN

10% 11% 12%

sampai dengan mulai berlaku paling lambat


Maret 2022 1 April 2022 1 Januari 2025

38
Program Pengungkapan Sukarela (PPS)
Voluntary Disclosure Program (VDP)

Kanwil DJP Sumatera Barat dan Jambi PMK-196/PMK.03/2021


www.pajak.go.id
PROGRAM PENGUNGKAPAN SUKARELA 2

Pemberian kesempatan kepada Wajib Pajak


untuk melaporkan/mengungkapkan kewajiban
perpajakan yang belum dipenuhi secara
sukarela melalui pembayaran PPh berdasarkan
pengungkapan harta

PMK-196 Tahun 2021 – Pembukaan

www.pajak.go.id
KOMPOSISI HARTA

4.881
TRILIUN Deklarasi DN
Deklarasi LN
Repatriasi

41
JUMLAH PESERTA DAN SPH

972.530 1.029.190
WP SPH

OP Non UMKM Badan Non UMKM


OP UMKM Badan UMKM

42
KONSEKUENSINYA
SKET
AMNESTI
Harta yang belum/kurang diungkap
dianggap sebagai penghasilan saat Rp
ditemukan

%
Ditambah sanksi
sebesar: Dikenai Pajak
200% Penghasilan

43
PASCA TA

#3

PEMANFAATAN
BASIS DATA
1. UU 9/2017
Automatic By request
2. Data Pihak ke Tiga
Instansi, Lembaga, dan Pihak Lain.

44
PEMANFAATAN DATA AEOI Data AEoI diterima
tahun 2018 senilai
Rp683 T (inbound) Dividen

Data AEoI diterima Bunga


tahun 2018 senilai Saldo / Nilai Penghasilan
Rp2.742 T (inbound) atas Rekening Inbound
Penjualan
dan Rp3.574 T
(domestik)
Penghasilan Lain

SELISIH HARTA SETARA KAS DENGAN DATA SALDO PENYANDINGAN ANTARA PENGHASILAN INBOUND
KEUANGAN (DOMESTIK DAN INBOUND) DENGAN PENGHASILAN LUAR NEGERI SPT TAHUNAN

Penyandingan antara Data Saldo Keuangan dengan Penyandingan antara EOI Penghasilan (Inbound) yang terdiri
Harta Setara Kas SPT Tahunan PPh orang pribadi: dari data penghasilan dividen, bunga, penjualan dan
1. Data yang telah terklarifikasi dalam SPT senilai penghasilan lainnya dengan data penghasilan luar negeri
Rp5.646 Triliun (795.505 WP) SPT Tahunan PPh orang pribadi:

2. Data yang sedang diklarifikasikan kepada Wajib Pajak 1. Data yang telah terklarifikasi dalam SPT senilai Rp7 Triliun
dengan nilai sebesar Rp670 Trilliun (131.438 WP) (6.055 WP)
2. Data yang sedang diklarifikasi kepada Wajib Pajak
sebesar Rp676 Trilliun (50.095 WP)
45
PROGRAM PENGUNGKAPAN SUKARELA 3

PENGATURAN SEBELUM UU HPP


Peserta TA (OP atau Badan) yang belum melaporkan seluruh
KONDISI I : harta dalam Surat Pernyataan Harta (SPH), bila ditemukan oleh DJP
Masih terdapat peserta Pengampunan Pajak
akan dianggap penghasilan dan dikenai PPh Final 25% (Badan),
yang belum mendeklarasikan seluruh aset pada
30% (OP), 12,5% (WP Tertentu) dari Harta Bersih Tambahan (PP-36/2017)
saat Pengampunan Pajak
ditambah sanksi 200%

KONDISI II : WP OP yang belum melaporkan penghasilan Tahun Pajak 2016-2020


sesuai ketentuan akan dikenai PPh sesuai tarif yang berlaku ditambah
Masih terdapat WP OP yang belum
mengungkapkan seluruh penghasilan dalam
sanksi administrasi
SPT Tahunan 2016 s.d. 2020

Pertukaran Data
Otomatis (AEoI) + Data Perpajakan
dari ILAP + WP Belum Mengungkapkan
Seluruh Aset
Voluntary Disclosure
Program

www.pajak.go.id
PROGRAM PENGUNGKAPAN SUKARELA
20 TAHUN

1985
SPT 2015
SPT • 1985-2015 (20 TAHUN)
DIAMPUNI MELALUI

1985 2015 TAX AMNESTY


• PPS – LANJUTAN

KONDISI II :
Masih terdapat WP OP yang belum
mengungkapkan seluruh penghasilan dalam
SPT Tahunan 2016 s.d. 2020
5 TAHUN

2016
SPT 2020
SPT • 2016 -2020 (5 TAHUN)

+
2016
Pertukaran Data
Otomatis (AEoI)
Data Perpajakan
dari ILAP + 2020
WP Belum Mengungkapkan MELALUI PPS
Seluruh Aset
Voluntary Disclosure
Program

www.pajak.go.id
KONSEKUENSI – KURANG UNGKAP HARTA PADA KEBIJAKAN I 7

Bagi peserta TA (OP atau Badan) yang sampai dengan PPS berakhir (30 Juni 2022) masih terdapat harta
belum dilaporkan dalam Surat Pernyataan Harta (SPH) pada saat mengikuti TA 2016

DJP Menemukan Harta Lainnya


(s.d 2015)
1. Dikenai PPh Final dari Harta Bersih
Tambahan dengan tarif :
HARTA BARU a. 25% (Badan);
(KURANG / b. 30% (OP);
BELUM)
c. 12,5% (WP Tertentu)
DIUNGKAP
SAAT TA 2. Aset yang kurang diungkap dikenai sanksi
200% [Pasal 18 ayat (3) UU TA]

(Tarif PP-36/2017 x Harta Baru) +


Sanksi UU TA
www.pajak.go.id
KONSEKUENSI – KURANG UNGKAP HARTA PADA KEBIJAKAN II 8

Bagi orang pribadi peserta PPS Kebijakan II yang Masih Terdapat Harta 2016-2020 yang tidak diungkap
Wajib Pajak dalam Surat Pemberitahuan Pengungkapan Harta (SPPH)

DJP Menemukan Harta Lainnya


(2016-2020)
1. Dikenai PPh Final dari Harta Bersih
Tambahan dengan tarif 30% [Pasal 11 ayat
HARTA BARU (2) UU HPP]
(KURANG / 2. Aset yang kurang diungkap dikenai sanksi
BELUM) bunga per bulan ditambah uplift factor
DIUNGKAP 15% [sanksi Surat Ketetapan Pajak Kurang
Bayar (SKPKB) Pasal 13 ayat (2) UU KUP]

(30% x Harta Baru) + Sanksi KUP

www.pajak.go.id
PROGRAM PENGUNGKAPAN SUKARELA
Ilustrasi

KEBIJAKAN I
Tuan A telah mengikuti program Pengampunan Pajak (Tax Amnesty/TA) 2015, tetapi pada saat TA masih
terdapat sebuah rumah di dalam negeri yang tidak diungkap dengan nilai per 31 Desember 2015 sebesar
Rp 2 Miliar. Untuk menghindari pengenaan sanksi Undang-Undang TA, Tuan A mengikuti Program
Pengungkapan Sukarela.
Tuan A berniat hanya mendeklarasikan aset dalam negeri tersebut tanpa menginvestasikan pada
SBN/hilirisasi/renewable energy, sehingga Tuan A membayar PPh Final dengan tarif 8% sebesar Rp 160 juta
(8% x Rp 2 Miliar)

KEBIJAKAN II
Tuan B memiliki 2 buah rumah dan sebuah rekening di Indonesia yang diperoleh selama tahun 2016
sampai dengan tahun 2020. 2 buah rumah telah dilaporkan dalam SPT Tahunan 2020 senilai Rp 3 Miliar,
namun 1 rekening senilai Rp 1 Miliar belum dicantumkan dalam SPT Tahunan Tahun 2020.
Tuan B akan mengikuti Program Pengungkapan Sukarela dan berniat menginvestasikan uangnya pada
SBN, sehingga Tuan B membayar PPh Final dengan tarif 12% sebesar Rp 120 juta (12% x Rp 1 Miliar).

50
BAB III
PENGUNGKAPAN HARTA BERSIH YANG BELUM DILAPORKAN DALAM
SURAT PEMBERITAHUAN TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN ORANG
PRIBADI TAHUN PAJAK 2020 ~ KELOMPOK II.
Syarat Tambahan PPS (Kelompok II)
[Pasal 7 ayat(1) PMK 196 Tahun 2021]
(1) Selain harus memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (4), Wajib Pajak orang
pribadi yang mengungkapkan Harta bersih juga harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. memiliki NPWP;
b. membayar Pajak Penghasilan yang bersifat final sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1);
c. menyampaikan SPT Tahunan Pajak Penghasilan orang pribadi Tahun Pajak 2020; dan
d. mencabut permohonan:
1. pengembalian kelebihan pembayaran pajak;
2. pengurangan atau penghapusan sanksi administratif;
3. pengurangan atau pembatalan surat ketetapan pajak yang tidak benar;
4. pengurangan atau pembatalan Surat Tagihan Pajak yang tidak benar;
5. keberatan;
6. pembetulan;
7. banding;
8. gugatan; dan/ atau
9. peninjauan kembali,
dalam hal Wajib Pajak sedang mengajukan permohonan tersebut dan belum diterbitkan surat
keputusan atau putusan.

[Pasal 7 ayat(1) PMK 196 Tahun 2021] www.pajak.go.id


BAB III
PENGUNGKAPAN HARTA BERSIH YANG BELUM DILAPORKAN DALAM
SURAT PEMBERITAHUAN TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN ORANG
PRIBADI TAHUN PAJAK 2020 ~ KELOMPOK II.

Syarat Mengikuti PPS (Kelompok II) Kondisi Wajib Pajak orang pribadi
[Pasal 5 ayat (4) PMK 196 Tahun 2021). sedang dilakukan pemeriksaan
sebagaimana dimaksud pada ayat
Wajib Pajak orang pribadi yang dapat mengungkapkan Harta bersih sebagaimana (4) huruf a yaitu apabila surat
dimaksud pada ayat (1) harus memenuhi ketentuan: pemberitahuan pemeriksaan
telah disampaikan kepada Wajib
a. tidak sedang dilakukan pemeriksaan, untuk Tahun Pajak 2016, Tahun Pajak Pajak, wakil, kuasa, pegawai,
2017, Tahun Pajak 2018, Tahun Pajak 2019, dan/atau Tahun Pajak 2020; atau anggota keluarga yang telah
dewasa dari Wajib Pajak. [Pasal 5
b. tidak sedang dilakukan pemeriksaan bukti permulaan, untuk Tahun Pajak ayat (6) PMK 196 Tahun 2021].
2016, Tahun Pajak 2017, Tahun Pajak 2018, Tahun Pajak 2019, dan/atau
Tahun Pajak 2020;
c. tidak sedang dilakukan penyidikan atas tindak pidana di bidang perpajakan;
d. tidak sedang dalam proses peradilan atas tindak pidana di bidang
perpajakan; dan/ atau
e. tidak sedang menjalani hukuman pidana atas tindak pidana di bidang
perpajakan.

[Pasal 5 ayat (4) PMK 196 Tahun 2021).


www.pajak.go.id
KEBIJAKAN II – SYARAT DAN KETENTUAN 1 14

❑ tidak sedang diperiksa atau dibukper untuk


Tahun Pajak 2016, 2017, 2018, 2019, 2020
▪ PPh
▪ PPh Pot/Put
❑ tidak sedang dilakukan penyidikan, dalam ▪ PPN
proses peradilan atau sedang menjalani tindak
pidana di bidang perpajakan

Syarat umum: Lain-lain:


▪ Ber-NPWP ▪ Pembetulan SPT Peserta PPS setelah UU HPP
diundangkan dianggap tidak disampaikan
▪ Membayar PPh Final
▪ WP OP yang belum lapor SPT PPh 2020 harus
▪ Menyampaikan SPT Tahunan PPh OP 2020
lapor SPT 2020 dengan mencantumkan harta
▪ Mencabut permohonan restitusi atau upaya SPT sebelum 2020 + harta dari penghasilan
hukum Tahun Pajak 2016 – 2020 (PPh, PPh 2020
Pot/Put, PPN)
Harta lainnya diungkapkan dalam PPS
www.pajak.go.id
PROGRAM PENGUNGKAPAN SUKARELA 5

KEBIJAKAN I 1 Januari s.d. 30 Juni 2022 KEBIJAKAN II


Pembayaran PPh final berdasarkan pengungkapan harta Pembayaran PPh final berdasarkan pengungkapan harta
yang tidak atau belum sepenuhnya dilaporkan oleh yang belum dilaporkan dalam SPT Tahunan Pajak
peserta program Pengampunan Pajak Penghasilan orang pribadi Tahun Pajak 2020

Peserta Peserta
WP OP dan Badan peserta TA WP OP

Basis Pengungkapan Basis Pengungkapan


Harta per 31 Desember 2015 yang belum diungkap pada Harta perolehan 2016-2020 yang belum dilaporkan
saat mengikuti TA dalam SPT Tahunan 2020

Tarif Tarif
• 11% untuk harta deklarasi LN • 18% untuk harta deklarasi LN
• 8% untuk harta LN repatriasi dan harta DN • 14% untuk harta LN repatriasi dan harta DN
• 6% untuk harta LN repatriasi dan aset DN, yang • 12% untuk harta LN repatriasi dan aset DN, yang
diinvestasikan dalam SBN/hilirisasi/renewable energy diinvestasikan dalam SBN/hilirisasi/renewable energy
www.pajak.go.id
PPS (KEBIJAKAN I – CARA HITUNG) 1 12

Pajak Penghasilan Final

TARIF X NILAI HARTA BERSIH


HARTA BERSIH:

= HARTA – UTANG SESUAI UU TA*


*
1. Bagi WP orang pribadi, paling banyak 50% dari nilai Harta
2. Bagi WP badan, paling banyak 75% dari nilai Harta

CATATAN :
Dalam hal harta/utang dalam bentuk valas maka menggunakan
kurs KMK pada tanggal akhir tahun pajak terakhir

www.pajak.go.id
PPS (KEBIJAKAN II – CARA HITUNG) 1 15

Pajak Penghasilan Final

TARIF X NILAI HARTA BERSIH

HARTA BERSIH:

= HARTA – POKOK UTANG

CATATAN :
Dalam hal harta/utang dalam bentuk valas maka menggunakan
kurs KMK pada tanggal akhir tahun pajak 2020

www.pajak.go.id
PEDOMAN NILAI HARTA KEBIJAKAN I 1 13

sesuai keadaan
a. nilai nominal untuk kas atau setara kas
pada akhir
b. NJOP untuk tanah dan/atau bangunan dan NJKB untuk kendaraan
bermotor
Tahun Pajak
Terakhir
c. nilai yang dipublikasikan oleh PT Aneka Tambang Tbk untuk emas dan
perak
d. nilai yang dipublikasikan oleh PT BEI untuk saham dan waran yang
diperjualbelikan di PT BEI
e. nilai yang dipublikasikan oleh PT Penilai Harga Efek Indonesia untuk:
1) SBN
2) efek bersifat utang dan/atau sukuk yang diterbitkan perusahaan

Bila tidak ada nilai pedoman maka menggunakan hasil penilaian


kantor jasa penilai publik (KJPP)

www.pajak.go.id
PPS (SPPH) 1 11

▪ NTPN
▪ Daftar rincian harta bersih
Kelengkapan SPPH :
▪ Daftar utang
▪ Pernyataan repatriasi dan/atau investasi

TAMBAHAN KELENGKAPAN UNTUK PESERTA KEBIJAKAN II

▪ Pernyataan mencabut permohonan restitusi atau upaya


hukum
▪ Unggah surat permohonan pencabutan banding, gugatan,
dan/atau PK

Pernyataan mencabut permohonan = Surat permohonan pencabutan restitusi dan


upaya hukum sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang KUP
www.pajak.go.id
PPS (CARA PENGUNGKAPAN – UMUM) 1 10

Surat Pemberitahuan Pengungkapan Harta (SPPH)


WIB
Bentuk e-form disampaikan secara elektronik
melalui laman DJPonline 24/7

SKET

▪ Peserta PPS dapat menyampaikan SPPH kedua, ketiga dan seterusnya (pembetulan SPPH)
▪ Peserta PPS dapat mencabut SPPH dengan mengisi SPPH selanjutnya dengan nilai 0
▪ Peserta PPS yang mencabut SPPH tidak dapat lagi menyampaikan SPPH berikutnya sesuai
kepesertaan yang dicabut. www.pajak.go.id
GAMBARAN UMUM PENGUNGKAPAN HARTA PPS 9
PENGUNGKAPAN WP PEMBETULAN PENGUNGKAPAN KOMITMEN PENGAWASAN
REPATRIASI/INVESTASI
SPPH Ke-1 SPPH Ke-2, Ke-3, Dst.

online
• Perbaikan 4 5 SPT Masa
PPh Final
• Pencabutan

Bayar tambahan
1 2 PPh Final – sukarela
• Repatriasi
maks. 30 Sept 2022 Surat Teguran
• Investasi (tidak comply)
maks. 30 Sept 2023 Tidak bayar
SKET SKET tambahan PPh Final
SKET otomatis - penetapan
(Tanpa BPE ) SKET otomatis
(Tanpa BPE )
SKPKB
PEMBETULAN
PEMBATALAN SKET OLEH DJP
Kurang ungkap harta

Klarifikasi Surat
Penelitian INVESTASI Kebijakan I Kebijakan II
WP Pembetulan
WP PPS Ketentuan Pasal SKPKB
/Pembatalan
18 ayat (3) UU TA 30%
3
Kebijakan I Resume Kebijakan II
(WP TA Belum Ungkap Seluruh Harta 2015 ) (WP Ungkap Harta 2016 -2020)
WP Peserta TA (OP & Badan) SUBJEK WP OP
Harta Bersih 2015 Harta bersih diperoleh 2016-2020, dimiliki s.d. 31 Des 2020,
Tidak / Kurang Diungkapkan Dalam TA OBJEK dan belum dilapor di SPT Tahunan 2020
Disampaikan melalui SPPH Pada 1 Januari 2022 – 30 Juni 2022
Nilai Harta Bersih (Per 31 Desember 2015) Nilai Harta Bersih (Per 31 Desember 2020)
NILAI HARTA • Nilai Nominal (kas/setara kas)
• Nilai Nominal (kas/setara kas)
• Nilai Tertentu (NJOP/NJKB atau Publikasi) • Harga Perolehan (selain kas/setara kas)
TARIF 12% x Nilai Harta Bersih
6% x Nilai Harta Bersih
(DN Investasi & LN Repat investasi) Repat & Investasi (DN Investasi & LN Repat Investasi)
hilirisasi SDA/SBN :
8% x Nilai Harta Bersih • batas repat 30/9/22 14% x Nilai Harta Bersih
(DN & LN Repat non Investasi) • batas hilirisasi /SBN (DN & LN Repat non Investasi) DJP Menemukan Harta Lain
11% x Nilai Harta Bersih 30/9/2023
18% x Nilai Harta Bersih HARTA BARU
(LN nonrepat) • holding period (LN nonrepat) (KURANG /
hilirisasi/SBN 5 th sejak BELUM)
GAGAL diinvestasikan GAGAL DIUNGKAP
REPAT/ HILIRISASI REPAT/ HILIRISASI
GAGAL (30% x Harta Bersih Baru)
Tambahan PPh, atas: Tambahan PPh, atas: + Sanksi KUP
REPAT/
• Aset DN tidak investasi • Aset DN tidak investasi
HILIRISASI-SBN/
• Aset LN tidak repatriasi • Aset LN tidak repatriasi
HOLDING PERIOD • Aset LN tidak repatriasi & investasi
• Aset LN tidak repatriasi & investasi
61
Tidak diperiksa, kecuali terdapat data harta Tahun 2016-2020 belum diungkap
2. PROGRAM PENGUNGKAPAN SUKARELA
Ilustrasi Basis Aset dan Korelasi dengan Kebijakan I atau II
Periode Periode
Pelaksanaan TA Pelaksanaan PPS
2016/17
2015 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023
2016

31/12 31/12 31/12 31/12 31/12 31/12 1/1 30/6 31/12

A C Harta Harta
Per Per
B 31/12/2015 31/12/2020

D E

Kebijakan I Kebijakan II Program Pengungkapan Sukarela

WP Ikut 1 Harta Sudah Ikut TA A B → Tarif Kebijakan I:


a. 6%: DN hilirisasi/SBN, LN repat hilirisasi/SBN
TA b. 8%: DN, LN repat nonhilirisasi/SBN
2
Harta Belum Ikut TA B c. 11%: LN
(Bila tidak ikut, bisa Harta perolehan
dikenai sanksi 200%) 4 2016-2020 D D
Tarif Kebijakan II:
a. 12%: DN hilirisasi/SBN, LN repat hilirisasi/SBN
WP Tidak Harta Tidak Ikut TA Harta perolehan b. 14%: DN, LN repat nonhilirisasi/SBN
Ikut TA 3 (daluwarsa sanksi) C 5 2016-2020 E E c. 18%: LN
62
\
FAKTUR PAJAK
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK
PER-03/PJ/2022

www.pajak.go.id
Manfaat eFaktur
Bagi PKP Penjual
• Tidak perlu lagi tanda tangan basah, diganti tanda tangan elektronik
• Tidak perlu lagi cetak faktur sehingga mengurangi biaya cetak dan biaya penyimpanan dokumen.
• Tidak perlu lagi membuat SPT Masa PPN karena aplikasi e-Faktur dapat membuat SPT masa PPN
• Tidak perlu lagi datang ke KKP, Nomor Seri Faktur Pajak dapat diminta melalui situs pajak
• Approval DJP memberi kepastian dari kesalahan input data faktur dan faktur tidak lengkap.

Bagi PKP Pembeli


• Terlindung dari penyalahgunaan faktur pajak tidak sah karena e-Faktur dilengkapi dengan QR code, yang menampilkan
informasi tentang transaksi, penyerahan nilai DPP dan informasi lainnya.
• Kepastian pajak yang dipungut kepada pembeli, datanya sudah dilaporkan dan disetor pemungut.
• Informasi yang terdapat dalam QR code dapat dengan mudah dilihat melalui aplikasi QR code yang bisa diunduh melalui
smartphone/ gadget
• Jika informasi yang terdapat dalam QR code berbeda dengan cetakan e-Faktur, maka faktur pajak tersebut dinilai tidak
valid.

Manfaat e-Faktur bagi Pemerintah


• Kemudahan pengawasan karena adanya validasi pajak keluaran-pajak masukan dan data lengkap dari setiap faktur pajak
• Mempermudah pelayanan karena mempercepat proses pemeriksaan, pelaporan dan pemberian Nomor Seri Faktur Pajak
• Meminimalisir penyalahgunaan faktur pajak fiktif

Manfaat e-Faktur bagi Lingkungan


• Penerapan green tax juga menjadi salah satu manfaat e-Faktur.
www.pajak.go.id
Tampilan PDF atau Cetakan Kertas e-Faktur 3.2

e-Faktur
Tidak Wajib
Dicetak

www.pajak.go.id
Hak dan Kewajiban Wajib Pajak

67
Wajib Pajak

Subjek Pajak
(terpenuhi syarat subjektif)
Wajib Kantor
Pajak Pajak
Self Assessment

Objek Pajak
(Penghasilan)
(terpenuhi syarat objektif)
Fungsi NPWP
- Sebagai sarana dalam administrasi
perpajakan (pelaksanaan hak dan
kewajiban WP)
- Sebagai identitas WP
KAPAN HARUS
BER-NPWP ?

Dari Pemberi Akhir bulan berikut stlh pada


Kerja suatu bulan penghasilan yg
Orang disetahunkan > PTKP
Pribadi
Memiliki
WAJIB Kegiatan
PAJAK Usaha

Saat usaha mulai


Badan dijalankan

mana yang lebih dulu …

usaha benar2 Izin Usaha/Saat


dijalankan Pendirian
PER-04/PJ./2020
PENGHAPUSAN NPWP

ORANG tidak memenuhi syarat


PRIBADI subjektif/objektif DJP

WP
Pembubaran
BADAN Likuidasi
tidak
memenuhi
Penggabungan
syarat
subjektif/
objektif
Sistem pemungutan pajak merupakan sebuah
mekanisme yang digunakan untuk menghitung besarnya
pajak yang harus dibayar wajib pajak ke negara.
Ciri-ciri system Self Assessment
1. Penentuan besaran pajak terutang
dilakukan oleh Wajib Pajak itu sendiri.
2. Wajib pajak berperan aktif dalam
menuntaskan kewajiban pajaknya mulai
dari menghitung, membayar hingga
melaporkan pajak.
3. Pemerintah tidak perlu mengeluarkan surat
ketetapan pajak, kecuali jika Wajib Pajak
telat lapor, telat bayar atau terdapat pajak
yang seharusnya dibayar namun tidak
dibayar
4. Pemerintah sebagai pengawas
5. Diterapkan pada jenis pajak pusat
Ciri-ciri sistem Official Assessment
1. Besarnya pajak terutang dihitung oleh petugas
pajak.
2. Wajib pajak sifatnya pasif dalam perhitungan
pajak mereka.
3. Pajak terutang ada setelah petugas pajak
menghitung pajak yang terutang dan
menerbitkan surat ketetapan pajak.
4. Pemerintah memiliki hak penuh dalam
menentukan besarnya pajak yang wajib
dibayarkan.
Withholding System
1. Besarnya pajak dihitung oleh pihak ketiga,
yang bukan wajib pajak dan bukan juga
aparat pajak/fiskus.
2. Witholding System adalah pemotongan
penghasilan karyawan yang dilakukan oleh
bendahara instansi terkait sehingga
karyawan tidak perlu lagi pergi ke kantor
pajak untuk membayar pajak tersebut.
3. Jenis pajak yang menggunakan withholding
system di Indonesia adalah PPh Pasal 21,
PPh Pasal 22, PPh Pasal 23, PPh Final Pasal 4
ayat (2) dan PPN.
KEWAJIBAN
WAJIB PAJAK
• SELF ASSESSMENT

▪Mendaftar
▪Memperhitungkan
▪Menyetorkan
▪Melaporkan
Self Assessment System (SAS)

- Mendaftarkan diri sendiri NPWP


- Melaporkan usaha sendiri
SP-PKP

Dasar Pengenaan Pajak


Pembukuan
MENGHITUNG SENDIRI Pajak terutang
Pencatatan
Ke Kas Negara melalui :
MENYETOR SENDIRI ➢ Kantor Pos,
PAJAK TERUTANG ➢ Bank SSP
Dasar Pengenaan Pajak,
MELAPORKAN SENDIRI Pajak terutang,
Pajak dibayar :
- Melalui pihak III SPT
- Setor Sendiri
SSP = Surat Setoran Pajak
SPT = Surat Pemberitahuan Pajak
MEKANISME PEMBAYARAN PAJAK

1. MEMBAYAR SENDIRI PPh Pasal 25


PAJAKTERUTANG PPh Pasal 29

PPh Pasal 4 (2)


2. MELALUI PEMOTONGAN ATAU
PEMUNGUTAN PIHAK LAIN PPh Pasal 15
PPh Pasal 21, 22, 23, 26

3. PEMUNGUTAN OLEH PIHAK


PENJUAL Pajak Pertambahan Nilai

4. PEMBAYARAN PAJAK PAJAK


LAINNYA Bea Materai
Merupakan sarana dalam
melaporkan dan
Surat mempertanggung-
Pemberitahuan jawabkan
(SPT) penghitungan jumlah
pajak yang sebenarnya
terutang

SPT Masa SPT Tahunan


(laporan bulanan) (laporan tahunan)
TEMPAT PENDAFTARAN WAJIB PAJAK

telah memenuhi
persyaratan subjektif
dan objektif sesuai
dengan UU PPh
wajib
Wajib Pajak
mendaftarkan diri

Meliputi: pada
• orang pribadi;
• Warisan Belum Terbagi;
• Badan; dan
• Instansi Pemerintah

KPP atau KP2KP yang wilayah


kerjanya meliputi tempat
tinggal atau tempat kedudukan
Wajib Pajak
TEMPAT TINGGAL DAN TEMPAT KEDUDUKAN

1. Tempat tinggal tetap orang pribadi


beserta keluarganya; 1. Tempat tinggal tetap Wajib Pajak
orang pribadi yang meninggalkan
2. Tempat pusat kepentingan pribadi warisan beserta keluarganya sebelum
dan ekonomi dilakukan; atau meningggal dunia; atau

3. Tempat orang pribadi lebih lama 2. Tempat pusat kepentingan ekonomi


tinggal dalam kurun waktu 1 (satu) harta warisan berada;.
tahun kalender terakhir.
TEMPAT TINGGAL DAN TEMPAT KEDUDUKAN

Tempat kedudukan Badan Tempat kedudukan Instansi Pemerintah

1. Tempat kantor pimpinan serta pusat 1. Tempat kantor kepala Instansi


administrasi dan keuangan berada ; Pemerintah Pusat, KPA, atau pejabat
yang melaksanakan fungsi tata usaha
2. Tempat kantor pimpinan serta pusat keuangan berada;
administrasi dan keuangan berada
menurut keadaan yang sebenarnya; 2. Tempat kantor kepala Instansi
Pemerintah Daerah atau pejabat
3. Tempat kantor pimpinan berada, yang melaksanakan fungsi tata usaha
dalam hal tempat kantor pimpinan keuangan pada satker perangkat
terpisah dari tempat pusat daerah berada; atau
administrasi dan keuangan serta
tempat menjalankan kegiatan usaha; 3. Tempat kantor kepala desa atau
atau perangkat desa yang melaksanakan
pengelolaan keuangan desa berada.
4. Tempat menjalankan kegiatan usaha.
TEMPAT PENDAFTARAN WAJIB PAJAK

Tempat kegiatan usaha??

Wajib Pajak juga wajib mendaftarkan diri pada KPP atau KP2KP yang wilayah kerjanya
meliputi tempat kegiatan usaha dilakukan untuk memperoleh NPWP Cabang

Termasuk tempat kegiatan usaha

1. objek pajak PBB Sektor Perkebunan;


2. objek pajak PBB Sektor Perhutanan;
3. objek pajak PBB Sektor Pertambangan Minyak dan Gas Bumi;
4. objek pajak PBB Sektor Pertambangan untuk Pengusahaan Panas Bumi;
5. objek pajak PBB Sektor Pertambangan Mineral atau Batubara; atau
6. objek pajak PBB Sektor Lainnya.
TEMPAT KEGIATAN USAHA

Tempat kegiatan usaha dapat berupa:

1. Lokasi Usaha; Yang digunakan untuk:


2. Kantor Cabang;
3. Kantor Perwakilan; 1. Produksi;
4. Gudang; 2. Distribusi;
5. Unit Pemasaran; atau 3. Pemasaran; atau
6. Sejenisnya 4. Manajemen

Pengecualian:

1. Wajib Pajak yang memiliki 2 atau lebih tempat kegiatan usaha pada wilayah KPP yang
sama, yang berada pada wilayah kerja KPP yang berbeda dengan tempat tinggal atau
tempat kedudukannya;
2. Instansi Pemerintah;
3. Wajib Pajak memiliki tempat kegiatan usaha dan tempat tinggal atau tempat
kedudukan Wajib Pajak berada pada wilayah kerja KPP yang sama;
4. Wajib Pajak jasa konstruksi yang berada lebih dari 1 KPP dan merupakan 1 kesatuan
kontrak
FUNGSI NPWP

Pasal 6 ayat (1)


NPWP merupakan nomor identitas yang digunakan Wajib Pajak dalam administrasi
pelaksanaan hak dan/atau pemenuhan kewajiban perpajakan

1 Administrasi 2 Kewajiban Join Operation/KSO


pemenuhan kewajiban Pajak Penghasilan Badan
Pembayaran PPh bagi OP/Badan sepanjang memenuhi ketentuan sebagai subyek
PPh Badan sesuai UU PPh.
Pemotongan/pemungutan PPh
Pemotongan/pemungutan PPh
Pemungutan PPN
Pemungutan PPN
Pembayaran PBB
3 Kewajiban Instansi Pemerintah
Penyetoran Bea Meterai
Pemotongan/pemungutan PPh atau PPN atas
pembayaran yang bersumber dari APBN/APBD/APB
Desa

Pemungutan PPN atas penyerahan BKP/JKP


PENDAFTARAN NPWP BAGI WANITA KAWIN
DAN ANAK YANG BELUM DEWASA
Menggunakan NPWP suami jika:
• Menghendaki penggabungan pelaksanaan perpajakan (NPWP
Menikah dihapuskan)
• Suami meninggal dan meninggalkan warisan yang belum terbagi

Tidak dapat mendaftarkan NPWP atas nama dirinya


sendiri

Menggunakan NPWP sendiri jika:


• Hidup terpisah berdasarkan keputusan hakim
• Melakukan perjanjian pemisahan penghasilan dan harta secara tertulis
• Menghendaki pemisahan pelaksanaan kewajiban perpajakan tanpa
Menikah
keputusan hakim atau tidak terdapat pemisahan penghasilan dan harta
• Bercerai
• Menikah setelah suami meninggal dan meninggalkan warisan yang
belum terbagi
• Warisan telah selesai dibagi

Menggunakan NPWP Orang tua termasuk ketika orang tua meninggalkan


Kurang 18 th warisan yang belum terbagi sampai dengan warisan telah terbagi

Tidak dapat mendaftarkan NPWP atas nama dirinya


sendiri

Wanita kawin dan anak yang belum dewasa dapat mengajukan


permintaan pencetakan kartu NPWP dengan menggunakan NPWP
dan mencantumkan namanya sendiri.
TATA CARA PENDAFTARAN WAJIB PAJAK

Secara Elektronik Secara Tertulis

1. Prosedur Registrasi
2. Prosedur Penelitian
Kelengkapan
3. Prosedur Klarifikasi
Kelengkapan
PENDAFTARAN SECARA ELEKTRONIK

1
Aplikasi Registrasi
[laman DJP]
1. Mengisi Formulir
2. Upload dokumen

2
Wajib Bukti Penerimaan DJP
Pajak Elektronik (BPE)

NPWP
[1 hari kerja] Melalui email yg
digunakan saat mendaftar

PROSEDUR REGISTRASI
PENDAFTARAN SECARA ELEKTRONIK

menerbitkan Kartu
NPWP, SKT, dan EFIN
Persyaratan
max 1 hari kerja
Lengkap
setelah penerbitan
NPWP
4

Atas NPWP yg telah


diterbitkan,
KPP melakukan Persyaratan tidak menerbitkan Wajib
penelitian Lengkap permintaan klarifikasi Pajak
KELENGKAPAN atas
kelengkapan dokumen

menerbitkan SK
WP Telah Terdaftar Penghapusan secara
jabatan

PROSEDUR PENELITIAN KELENGKAPAN


PENDAFTARAN SECARA ELEKTRONIK

5
menerbitkan
permintaan klarifikasi
kelengkapan

Menyampaikan dokumen yg diminta


[max 15 hari sejak diterima 6
Wajib
KPP permintaan]
Pajak

APABILA LENGKAP
menerbitkan Kartu NPWP, SKT, dan EFIN
[max 1 hari kerja setelah klarifikasi]

7
APABILA TIDAK LENGKAP/WP TIDAK
MENANGGAPI
Menetapkan sbg WP Non Efektif dan
menerbitkan Kartu NPWP, SKT, dan EFIN

PROSEDUR KLARIFIKASI KELENGKAPAN


CARA MELAKUKAN PENDAFTARAN ONLINE
CARA MELAKUKAN PENDAFTARAN ONLINE
CARA MELAKUKAN PENDAFTARAN ONLINE
PENDAFTARAN SECARA TERTULIS

1
Secara langsung, Pos, atau Ekspedisi

1. Mengisi dan menandatanganiFormulir


2.Melampirkan dokumen persyaratan

2 KPP wilayah
Wajib kerjanya tempat
tinggal/kedudukan
Pajak Apabila lengkap diberikan BPS
Apabila tidak lengkap :
DIKEMBALIKAN

SEJAK ADANYA PANDEMI DI 2019 TERJADI PENGURANGAN Menerbitkan Kartu NPWP, SKT,
dan EFIN
KEGIATAN TATAP MUKA SEHINGGA PENDAFTARAN NPWP [max 1 hari kerja setelah BPS]
SECARA TERTULIS TIDAK TERMASUK LAYANAN YANG BISA
DIBERIKAN SECARA TATAP MUKA
YANG DIKECUALIKAN DARI LAYANAN TATAP MUKA

a. Pendaftaran NPWP;
b. Pelaporan SPT Tahunan dan SPT Masa yang sudah wajib e-filing;
c. Surat Keterangan Fiskal (SKF);
d. Surat Keterangan Penerbitan Formal Bukti Pemenuhan Kewajiban
Penyetoran PPh atas Pengalihan Hak Atas Tanah dan/atau Bangunan
atau Perubahan Perjanjian Pengikatan Jual Beli atas Tanah dan/atau
Bangunan (Validasi SSP PPhTB);
e. Aktivasi dan Lupa Electronic Filing Identification Number (EFIN);
f. Layanan di Unit Pelaksana Restitusi Pajak Pertambahan Nilai Banda
Udara (UPRPPN Bandara)
PERSYARATAN DOKUMEN PENDAFTARAN

Orang Pribadi Pengusaha/


Pekerja Bebas/bukan

No. Dokumen yang disyaratkan Belum OPPT


Wanita
Wanita kawin memenuhi
Kawin Pisah
WP dikenai pajak syarat
keputusan
terpisah Subjektif/
Hakim
Objektif

1. Fotokopi KTP (WNI); atau √ √ √ √ -

Fotokopi Passpor dan KITAS/KITAP (WNA)


2. √ √ √ - -


2. Fotokopi NPWP - - √
(suami)

3. Fotokopi Passpor - -
(suami WNA)
5. Fotokopi KK, akta perkawinan, atau sejenisnya - - √ - -
Fotokopi Surat perjanjian pemisahan harta /
6. surat pernyataan menghendaki hak dan - - √ - -
kewajiban perpajakan terpisah
PERSYARATAN DOKUMEN PENDAFTARAN

Badan
(profit)/ Joint Operation Instansi
No. Dokumen yang disyaratkan cabang
(non (JO) Pemerintah
profit)


(seluruh pengurus
• Fotokopi NPWP; atau √ (pimpinan/
1. JO dan salah satu √
• Fotokopi Passpor dan KITAS/KITAP (WNA) (pengurus) penanggung
pengurus anggota
jawab)
JO)


3. Fotokopi NPWP - √ (pejabat yg
(pusat)
ditunjuk)
• Fotokopi Akta Pendirian atau dokumen pendirian dan
perubahan (Badan dlm negeri)
4. √ - - -
• Fotokopi surat keterangan penunjukan dan kantor
pusat (BUT atau KPPA)
5. Fotokopi Perjanjian kerjasama atau akta pendirian - √ - -
Fotokopi dok. penunjukan sebagai:
1. kepala Instansi, KPA , atau pejabat keuangan, untuk
Instansi Pemerintah Pusat
6. 2. kepala Instansi atau pejabat keuangan, untuk Instansi - - - √
Pemerintah Daerah
3. kepala desa/perangkat desa pengelolaan keuangan
desa
7. penunjukan Bendahara/Kepala Urusan Keuangan Desa √

98
PERSYARATAN DOKUMEN PENDAFTARAN WBT

a. fotokopi akta kematian/surat keterangan kematian/dokumen lain yang


dipersamakan dari WP yg meninggal dunia;
b. dokumen yang menunjukkan kedudukan sebagai wakil Wajib Pajak WBT:
1. fotokopi Kartu NPWP salah satu ahli waris → diwakili oleh salah satu
ahli waris
2. fotokopi akta wasiat, surat wasiat, atau dokumen lain yang
dipersamakan, dan fotokopi Kartu NPWP pelaksana wasiat, → diwakili
oleh pelaksana wasiat
3. fotokopi dokumen penunjukan pihak yang mengurus harta
peninggalan dan fotokopi Kartu NPWP pihak yang mengurus harta
peninggalan → diwakili oleh pihak yang mengurus harta peninggalan.
PERUBAHAN DATA WAJIB PAJAK

PERUBAHAN DATA Akibat adanya perbedaan informasi


pada administrasi perpajakan dengan
keadaan yang sebenarnya

perubahan identitas WP tidak mengakibatkan pemindahan


tempat Wajib Pajak terdaftar
perubahan alamat tempat tinggal atau
tempat kegiatan usaha Wajib Pajak, tidak mengubah bentuk badan
dalam wilayah kerja KPP yang sama hukum, untuk WP Badan

perubahan sumber penghasilan WP


Secara Permohonan
perubahan Wajib Pajak menjadi Wajib
Pajak WBT

terdapat kesalahan tulis data Wajib Pajak


pada administrasi Direktorat Jenderal
Tertulis Elektronik Secara Jabatan
Pajak
PERUBAHAN DATA WAJIB PAJAK

Direktur Jenderal Pejabat yang


Kewenangan Kepala KPP Output
Pajak ditunjuk DJP

Secara Surat Pemberitahuan


jabatan kemudahan administratif
Perubahan Data

Berdasarkan Surat Pemberitahuan


permohonan Perubahan Data

Dokumen Elektronik adalah setiap informasi elektronik yang dibuat,


diteruskan, dikirimkan, diterima, atau disimpan dalam bentuk analog, digital,
Permohonan dilengkapi elektromagnetik, optikal, atau sejenisnya, yang dapat dilihat, ditampilkan,
dengan dokumen dan/atau didengar melalui komputer atau sistem elektronik, termasuk tetapi
pendukung, termasuk
tidak terbatas pada tulisan, suara, gambar, peta, rancangan, foto atau
sejenisnya, huruf, tanda, angka, kode akses, simbol atau perforasi yang
dokumen elektronik memiliki makna atau arti atau dapat dipahami oleh orang yang mampu
memahaminya (Pasal 1 angka 4 UU No 11/2008 jo. UU No 19/2016 ttg ITE).
ALUR PERUBAHAN DATA WAJIB PAJAK
BERDASARKAN PERMOHONAN
1 2
1 Aplikasi Registrasi
Isi
formulir
+ upload
Pemberitahuan
dokumen permohonan tidak /Tidak memproses
lanjut
lebih
Tanda tangan diajukan
Berkekuatan hukum
Elektronik/digital
Telah
Elektronik
2 Contact Center sesuai?
Validasi + Afirmasi sungguh2
(PORO) dianggap telah diterima

3 Saluran tertentu lainnya BPE


Email

Surat NPWP,
Perubahan SKT,
1 hari kerja Data + Pemberitahuan
+ SPPKP
Perubahan Data
*jika terkait Langsung

Tertulis 1 Langsung ke KPP


BPS POS / Jasa Ekspedisi
Mengisi formulir Telah
2 Pos sesuai?
Melampirkan dokumen
yang disyaratkan
3 Jasa ekspedisi/Kurir
1 2
Di hari kerja /
WP KP2KP KPP yang sama
Jenis Perubahan Data Wajib Pajak

Orang
WBT Badan
Pribadi

1. Perubahan 1. Perubahan wakil 1. Perubahan identitas yang tidak


identitas 2. Perubahan mengubah bentuk badan
2. Perubahan alamat tempat 2. Perubahan alamat tempat
alamat tempat kegiatan usaha kedudukan atau tempat kegiatan
tinggal atau dalam KPP sama usaha dalam KPP sama
tempat kegiatan 3. Perubahan 3. Perubahan jenis kegiatan usaha
usaha dalam sumber 4. Perubahan struktur permodalan
KPP sama penghasilan atau kepemilikan yang tidak
3. Perubahan 4. Kesalahan tulis mengubah bentuk badan hukum
sumber data WP 5. Kesalahan tulis data WP
penghasilan 6. Terdapat perbedaan kategori
4. Perubahan dan/atau bentuk badan pada basis
Orang Pribadi Instansi data.
menjadi Wajib Pemerintah
Pajak Warisan
Belum Terbagi 1. Perubahan identitas
5. Kesalahan tulis 2. Perubahan alamat tempat kedudukan dalam KPP sama
data WP 3. Perubahan Kepala Instansi Pemerintah dan/atau pejabat
Bendahara Pengeluaran atau Bendahara Penerimaan
4. Kesalahan tulis data WP
5. Terdapat perbedaan kategori dan/atau bentuk Instansi
Pemerintah pada basis data.
PEMINDAHAN TEMPAT WP TERDAFTAR

elektronik BPE

KPP Lama, KPP Baru


Wajib Pajak Pusat atau KP2KP Baru
Wajib Pajak Cabang Secara Jabatan

tertulis BPS Pos atau Jasa Ekspedisi


dilakukan dengan:

Wajib Pajak Cabang Pindah


Mengisi dan menandatangani
Formulir Pemindahan Wajib Pajak dilakukan dengan:

Mengajukan permohonan penghapusan


Melampirkan/Mengunggah dokumen yang NPWP Cabang ke KPP Lama
menunjukkan bahwa tempat
tinggal/tempat kedudukan WP pindah Mengajukan pendaftaran NPWP Cabang
ke KPP Baru

Dilakukan tanpa menunggu penghapusan NPWP Cabang


PEMINDAHAN TEMPAT WP TERDAFTAR (2)

BPE

Permohonan dikembalikan

Pemberitahuan Permohonan tidak


Elektronik dapat diproses via email

BPS

KPP Lama
Permohonan dikembalikan

KPP Baru atau KP2KP Baru BPS


tertulis

Permohonan dikembalikan
Pos atau Jasa Ekspedisi
Pemberitahuan Permohonan
tidak dapat diproses via pos
PROSES PEMINDAHAN WP DARI KPP LAMA

Max 5 hari kerja

KPP Lama Wajib Pajak


BPE BPS
Permohonan Penelitian : tempat tinggal/kedudukan
tidak lagi di KPP Lama?

Via email terdaftar,


langsung, pos/jasa
ekspedisi/kurir
dengan BPS

Surat Pindah
Secara Jabatan *Surat Pemberitahuan Tidak Dapat
Dipindah (menolak)
Penelitian KPP Lama/Baru

KPP Baru
(Tembusan)
PROSES PEMINDAHAN WP DI KPP BARU
KPP Baru

Surat Pindah
(Tembusan)

Tanggal pengukuhan PKP sama


dengan saat pengukuhan di KPP
Lama, Status PKP di KPP Lama
Max 1 hr kerja tidak dicabut

Via email NPWP


terdaftar,
langsung, Max 10 hr kerja
Wajib Pajak pos/jasa
ekspedisi/kurir
dengan BPS

Penelitian Lapangan PKP :


tempat kegiatan usaha
sesuai dengan keadaan
sebenarnya?
Status PKP
dicabut
HAK DAN KEWAJIBAN WP PINDAH

KPP Lama KPP Baru


Pemeriksaan (KPP) LHP + Nothit SKP
Pemeriksaan bukper (Kanwil/Dit. Gakum) √
Penyidikan (Kanwil/Dit. Gakum) √
Penghentian penyidikan-Pasal 44A atau 44B (Kanwil/Dit. Gakum) √
Utang pajak (KPP) √
Permohonan pembetulan - Pasal 16 (KPP atau Kanwil) Lap. Penelitian + Konsep SK SK Pembetulan
Permohonan keberatan (Kanwil) Lap. Penelitian + Konsep keputusan Keputusan keberatan
Permohonan Pasal 36 UU KUP (Kanwil) Lap. Penelitian + Konsep Keputusan Keputusan
Pelaksanaan keputusan Pasal 16, 26 dan/atau 36 KUP (KPP) √
Pelaksanaan putusan banding atau gugatan (KPP) √
Putusan Peninjauan Kembali MA (KPP) √
Pengembalian pendahuluan kelebihan pembayaran pajak (KPP) LHP + Nothit SKPPKP
Pengembalian kelebihan Pembayaran Pajak yang seharusnya tidak terutang (KPP) LHP + Nothit SKPLB/surat pemberitahuan
Permohonan Pasal 17B (KPP)
Jatuh tempo ≤ 6 bulan Pemeriksaan s.d. LHP Nothit + SKP
Jatuh tempo > 6 bulan Melanjutkan pemeriksaan s.d. LHP + Nothit SKP
Belum pemeriksaan Pemeriksaan 17B
Penerbitan SKPKPP (KPP) √
Imbalan bunga (KPP) SKPIB
Permohonan lainnya (KPP/Kanwil) laporan penelitian + konsep keputusan keputusan

Cut Off: Tanggal terdaftar


di KPP Baru
KRITERIA WP NON EFEKTIF

f
tidak menyampaikan SPT dan/atau tidak
a ada transaksi pembayaran pajak selama
tidak lagi melakukan kegiatan usaha 2 (dua) tahun berturut-turut;
atau pekerjaan bebas
g
tidak memenuhi ketentuan mengenai
b kelengkapan dokumen pendaftaran
tidak melakukan kegiatan usaha atau
NPWP
pekerjaan bebas dan penghasilannya di
bawah PTKP h
tidak diketahui alamatnya berdasarkan
c penelitian lapangan
Hanya sebagai syarat administratif
i diterbitkan NPWP Cabang secara jabatan
d dalam rangka penerbitan SKPKB PPN atas
berada di luar negeri > 183 hari dalam kegiatan membangun sendiri
jangka waktu 12 bulan yang dibuktikan
menjadi SPLN dan tidak bermaksud
meninggalkan Indonesia untuk selama-
j Instansi Pemerintah yang tidak memenuhi
lamanya persyaratan sebagai pemotong dan/atau
e pemungut pajak namun belum dilakukan
WP yang mengajukan permohonan penghapusan NPWP
penghapusan NPWP dan belum
diterbitkan keputusan
k tidak lagi memenuhi persyaratan subjektif
dan/atau objektif tetapi belum dilakukan
penghapusan NPWP
TATA CARA PERMINTAAN WP NON EFEKTIF

Orang Pribadi Elektronik


BPE

1. Aplikasi Registrasi
2. Contact Center
3. Saluran tentu lainnya KPP / KP2KP

Badan /
Instansi Pemerintah
BPS
dilakukan dengan: tertulis

Mengisi Formulir Penetapan


WP Non Efektif
Wajib Pajak dengan NPWP Pusat tidak
dapat ditetapkan sebagai Wajib Pajak
Melampirkan Surat Pernyataan WP
Non-Efektif, dalam hal masih memiliki
Non Efektif dan Dokumen
NPWP Cabang yang berstatus aktif
Pendukung
TATA CARA PENERBITAN WP NON EFEKTIF

Email

Langsung
KPP / KP2KP Surat Pemberitahuan
Penetapan

POS / Jasa Ekspedisi

KPP melakukan penelitan dan memberikan keputusan paling lama 5 hari setelah
tanggal penerbitan BPE / BPS
PENGAKTIFAN KEMBALI WP NON EFEKTIF

SKEMA PENGAKTIFAN KEMBALI WP NON


EFEKTIF

BPE MENERIMA
tidak lagi
memenuhi
kriteria WP NE

keputusan

WP NE tidak lagi menyampaikan


memenuhi permohonan BPS
kriteria pengaktifan WP NE
sebagai
WP NE
MENOLAK

memenuhi
elektronik tertulis
Kepala KPP, berdasarkan kriteria WP
data/informasi, dapat •aplikasi registrasi •langsung (KPP atau NE
mengaktifkan kembali
•contact center KP2KP)
WP NE secara jabatan
•saluran tertentu •pos (KPP)
lainnya •jasa ekspedisi atau
kurir (KPP)
5 hari kerja setelah
BPS/BPE direbitkan
Secara Jabatan
PENGAKTIFAN KEMBALI WP NON EFEKTIF

PERMOHONAN SECARA
ELEKTRONIK

Aplikasi Registrasi
BPE

permohonan
Elektronik Mengisi dan menyampaikan dianggap tidak
formulir
diajukan, dan
Upload soft copy dokumen
pendukung
diberitahukan melalui
alamat email

WP

validasi identitas

menyatakan afirmasi
BPE
atau pernyataan secara
sungguh-sungguh atas
permohonan tidak memproses
Contact center dan/atau lebih lanjut
saluran tertentu lainnya
permohonan
PENGAKTIFAN KEMBALI WP NON EFEKTIF

PERMOHONAN SECARA TERTULIS

BPS
memenuhi
ketentuan?
Tertulis
WP
Mengisi dan
• mengembalikan permohonan
menyampaikan formulir Disampaikan langsung, pos,
atau dengan jasa secara langsung, utk permohonan
Melampirkan dokumen ekspedisi/jasa kurir yg disampaikan langsung
pendukung • mengembalikan permohonan dan
memberitahukan dengan Surat
Pengembalian Permohonan,
untuk permohonan yg disampaikan
melalui pos atau jasa
ekspedisi/kurir.

dalam hal permohonan diterima KP2KP, Kepala KP2KP


meneruskan permohonan ke KPP pada hari kerja yang
sama dengan saat permohonan diterima.
PENGAKTIFAN KEMBALI WP NON EFEKTIF

PENGAKTIFAN KEMBALI WP NE SECARA JABATAN

menerbitkan Surat Pemberitahuan


a Pengaktifan Kembali WP NE
WP menyampaikan SPT Masa atau Tahunan

b WP melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan


bebas
c
WP diketahui/ditemukan alamatnya
d WP melakukan pelaksanaan hak dan pemenuhan
kewajiban perpajakan lainnya
PENGHAPUSAN NPWP

Kepala KPP dapat melakukan penghapusan NPWP atas Wajib Pajak yang sudah tidak
memenuhi persyaratan subjektif dan/atau objektif sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan di bidang perpajakan.

Permohonan WP

KPP tempat WP atau


Secara Jabatan
terdaftar
Dilengkapi dengan
dokumen pendukung
KRITERIA PENGHAPUSAN NPWP

a g
orang pribadi yang telah meninggal Warisan Belum Terbagi dalam hal warisan
dunia dan tidak meninggalkan warisan telah selesai dibagi

b h
orang pribadi yang telah meninggalkan Wajib Pajak cabang yang tidak melakukan
Indonesia untuk selama-lamanya kegiatan usaha lagi atau ditutup, atau
pindah ke wilayah kerja KPP lain;
c
orang pribadi yang telah diberikan i
NPWP dan penghasilan netonya tidak Badan dilikuidasi atau dibubarkan karena
melebihi PTKP penghentian atau penggabungan usaha

d j
bentuk usaha tetap yang telah
wanita yang sebelumnya telah memiliki menghentikan kegiatan usahanya
NPWP dan menikah yang tidak ingin
melaksanakan kewajiban perpajakannya k
terpisah dari suaminya Instansi Pemerintah yang sudah tidak
memenuhi persyaratan sebagai
e pemotong dan/atau pemungut pajak
wanita kawin yang memiliki NPWP
berbeda dengan NPWP suami yang l
kewajiban perpajakannya digabungkan Wajib Pajak yang memiliki lebih dari 1
dengan suaminya NPWP, tidak termasuk NPWP Cabang
f m Wajib Pajak yang tidak lagi memiliki
anak yang belum berumur 18 tahun dan
belum pernah menikah, yang telah tempat kegiatan usaha berupa objek
memiliki NPWP pajak PBB
PENGHAPUSAN NPWP

Diajukan oleh Dokumen Pendukung


1. WP yang bersangkutan, wakil, atau
kuasa WP 1. Surat keterangan kematian atau
2. Keluarga sedarah atau semenda, sejenisnya, dan surat pernyataan dari
bagi orang pribadi yang meninggal wakil Wajib Pajak
3. Ahli waris, pelaksana wasiat, pihak 2. Dokumen yang menyatakan bahwa
yang mengurus harta peninggalan, Wajib Pajak telah meninggalkan
atau kuasa, bagi WBT Indonesia
4. Penanggung jawab proses likuidasi, 3. Dokumen yang menyatakan penghasilan
bagi Instansi Pemerintah netonya tidak melebihi PTKP
4. Fotokopi buku nikah atau dokumen
sejenis
5. Surat pernyataan dari wakil Wajib Pajak
Ketentuan yang menyatakan bahwa warisan sudah
terbagi
1. Permohonan penghapusan NPWP 6. Fotokopi akta pembubaran Badan atau
Pusat juga merupakan permohonan dokumen sejenis
penghapusan bagi seluruh NPWP 7. Fotokopi dokumen penghentian
Cabang kegiatan usaha
2. Permohonan dapat diajukan 8. Dan lain-lain
bersamaan atau setelah pengajuan
permohonan pencabutan PKP
PENGHAPUSAN NPWP

elektronik
Diberikan BPE atau BPS, dalam hal
permohonan memenuhi ketentuan

WAJIB PAJAK
Dianggap tidak diajukan atau
dikembalikan, dalam hal permohonan
tidak memenuhi ketentuan
tertulis

dilakukan dengan:

Mengisi dan menandatangani Formulir


Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak

Melampirkan/Mengunggah dokumen
pendukung
PENGHAPUSAN NPWP

Surat keputusan disampaikan Syarat dilakukan penghapusan


secara
Tidak mempunyai utang pajak

Tidak sedang dilakukan


Email POS / Jasa Ekspedisi
tindakan pemeriksaan, bukper,
Langsung penyidikan, atau penuntutan

tidak sedang dalam proses


penyelesaian persetujuan
6 bulan bersama

tidak sedang dalam proses


penyelesaian kesepakatan
12 bulan harga transfer

tidak sedang dalam proses


Jangka waktu keputusan penyelesaian upaya hukum

Seluruh cabang telah dihapus

Kepala KPP dapat melakukan penghapusan NPWP bersamaan atau setelah


pencabutan PKP.
PENGHAPUSAN NPWP

PEMBATALAN PENGHAPUSAN NOMOR POKOK WAJIB PAJAK


dalam hal terdapat data dan/atau informasi yang menunjukkan bahwa Wajib Pajak
masih memenuhi persyaratan subjektif dan objektif pada saat diterbitkannya Surat
Keputusan Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak

AKTIVASI SEMENTARA

Kepala KPP dapat mengaktifkan kembali Wajib Pajak hapus menjadi Wajib Pajak
aktif sementara agar Wajib Pajak dapat melaksanakan hak atau memenuhi
kewajiban perpajakan setelah NPWP dihapus
SERTIFIKAT ELEKTRONIK

Sertifikat
Elektronik

Direktorat Jenderal Pajak dapat memberikan Sertifikat Elektronik kepada


Wajib Pajak untuk memperoleh Layanan Perpajakan Secara Elektronik
(LPSE)

a Permintaan NSFP 1. Dikukuhkan sebagai PKP


2. Memiliki akun PKP yang
b Pembuatan FP elektronik (e-faktur) telah diaktivasi

c Pembuatan bukpot elektronik (e-bukpot)


d
Pengajuan surat keberatan secara elektronik
e
Pengungkapan ketidakbenaran pengisian SPT oleh Wajib
Pajak secara elektronik
f
Pengungkapan ketidakbenaran perbuatan Wajib Pajak secara
elektronik
g
LPSE lainnya
TATA CARA PERMINTAAN SERTIFIKAT ELEKTRONIK

OP/ WBT Elektronik


Dalam hal saluran elektronik sudah tersedia

Secara bersamaan atau terpisah


dari saat permohonan NPWP
1 hari kerja
Badan / tertulis
Instansi Pemerintah

dilakukan dengan:
Mengisi Formulir Permintaan Sertifikat Elektronik

mempersiapkan passphrase

melakukan kegiatan untuk verifikasi dan autentikasi identitas


TATA CARA PERMINTAAN SERTIFIKAT ELEKTRONIK

dilakukan oleh:
orang pribadi yang bersangkutan, bagi Wajib Pajak orang pribadi, Kondisi tertentu:
kecuali kondisi tertentu dapat diwakili oleh pihak lain atau wakil • Sedang dalam perawatan di RS,
OP/WBT Wajib Pajak Warisan Belum Terbagi • menjalani masa hukuman pidana atau
penyanderaan sebagai penanggung pajak
• kondisi tertentu lainnya
atau +
Dibuktikan dengan dokumen pendukung

Salah satu pengurus yang ditunjuk mewakili Badan atau


Untuk BUT
pimpinan cabang untuk WP Badan dengan status cabang.
• Akta digantikan dengan surat keterangan
Badan penunjukan dari kantor pusat
Pengurus adalah:
• Orang yang nyata-nyata mempunyai wewenang
Untuk Join Operation
• Tercantum dalam SPT Tahunan PPh Badan
• Ditambah SPT Tahunan Pajak Penghasilan
• Memiliki surat pengangkatan sebagai pengurus atau surat
seluruh anggota Kerja Sama Operasi
keterangan dari pimpinan bahwa ybs mempunyai wewenang
Untuk Intansi Pemerintah
atau
• Ditambah Surat Penunjukan sebagai
+
Kepala Instansi Pemerintah sesuai dengan
PMK-231 tentang Instansi Pemerintah
KTP Passpor NPWP Akta
TATA KELOLA SERTIFIKAT ELEKTRONIK

masa berlaku sertel 2 tahun sejak diberikan

Wajib Pajak dapat mengajukan permintaan Sertifikat Elektronik baru


ke Direktorat Jenderal Pajak dengan alasan sebagai berikut:

masa berlaku Sertifikat Elektronik akan/telah berakhir

terjadi penyalahgunaan Sertifikat Elektronik

terdapat potensi terjadinya penyalahgunaan

lupa passphrase

sebab lain sehingga Wajib Pajak harus meminta


Sertifikat Elektronik baru
PENGUKUHAN PKP

Elektronik

√ Pengusaha kecuali Secara Jabatan


pengusaha kecil

√ Pengusaha kecil mengisi dan menyampaikan Formulir


yang memilih
mengunggah (upload) salinan digital
(softcopy) dokumen yang disyaratkan
√ Pengusaha kecil
yang bermaksud
penelitian
Telah menyampaikan SPT Tahunan 1 hari kerja
PPh 2 Tahun Pajak terakhir

Tidak mempunyai utang pajak kecuali mengisi dan menyampaikan Formulir


telah memperoleh persetujuan
mengangsur atau menunda melampirkan dokumen yang
disyaratkan
Pengurus/Pimpinan memenuhi
ketentuan 1 dan 2

tertulis Disampaikan langsung, pos, atau


dengan jasa ekspedisi/jasa kurir
DOKUMEN PERSYARATAN PENGUKUHAN PKP

Orang Pribadi WBT Badan


Fotokopi NPWP salah satu
Fotokopi KTP bagi WNI ahli waris Fotokopi akta pendirian dan
perubahannya
Fotokopi akta/surat wasiat
Fotokopi Passpor atau
atau dok. lain yang Fotokopi KTP seluruh
KITAS/KITAP bagi WNA
dipersamakan & NPWP
z pengurus bagi WNI
pelaksana wasiat
Fotokopi Passpor atau
Fotokopi dok. penunjukan KITAS/KITAP bagi WNA
& NPWP pihak yang
mengurus harta

Cabang Join Operation/KSO Instansi Pemerintah


Surat keterangan sebagai Fotokopi perjanjian kerja Fotokopi penunjukan
Cabang atau surat sama atau akta pendirian sebagai kepala Instansi
keterangan penunjukan sebagai KSO Pemerintah
bagi BUT
Fotokopi NPWP masing- Fotokopi penunjukan
Fotokopi KTP pimpinan masing anggota KSO sebagai bendahara
cabang /BUT bagi WNI penerimaan
Identitas diri pengurus
Fotokopi Passpor atau yang ditunjuk sebagai Fotokopi KTP dan NPWP
KITAS/KITAP bagi WNA wakil dan salah satu dari untuk poin 1 dan 2
masing-masing anggota
KSO
DOKUMEN PERSYARATAN PENGUKUHAN PKP

Virtual Office
+
Pengurus
Fotokopi kontrak,
perjanjian, atau dokumen
sejenis antara penyedia
jasa Virtual Office dan
Pengusaha 1
nyata-nyata mempunyai wewenang ikut
+
Fotokopi keterangan izin menentukan kebijaksanaan dan/atau
usaha mengambil keputusan dalam menjalankan
perusahaan
2
namanya tercantum dalam SPT Tahunan Pajak
Penghasilan Badan Tahun Pajak terakhir
3
harus menyerahkan fotokopi surat
pengangkatan pengurus yang bersangkutan
atau surat keterangan dari pimpinan yang
berwenang dalam hal nama tidak tercantum
dalam SPT Tahunan Badan
LAYANAN PERPAJAKAN SERTEL UNTUK PKP

Permintaan aktivasi

Disampaikan langsung, pos, atau


dengan jasa ekspedisi/jasa kurir

Permintaan NSFP

Pembuatan FP elektronik Kepala KPP atau KP2KP meminta PKP


Melakukan perubahan data apabila untuk datang ke KPP atau KP2KP
ada perbedaan data antara saat (e-faktur) pada waktu yang ditentukan guna
dikukuhkan sebagai PKP dengan saat melakukan aktivasi akun PKP
permintaan aktivasi akun PKP

sesuai
10 hari

permohonan

Tidak sesuai

jabatan 3 bulan
Cabut PKP Cabut PKP
PENONAKTIFAN SEMENTARA AKUN PKP

KRITERIA Surat Penonaktifan


a Sementara Akun Pengusaha
PKP yang tidak menyampaikan SPT
Masa Pajak Pertambahan Nilai untuk 3 Kena Pajak
(tiga) Masa Pajak berturut-turut
b Teguran
PKP yang tidak menyampaikan SPT
Masa Pajak Pertambahan Nilai untuk 6
(enam) Masa Pajak dalam periode 12
(dua belas) bulan
c
PKP menyampaikan dokumen yang
disyaratkan dalam permohonan
pengukuhan PKP, namun tidak sesuai
dengan keadaan yang sebenarnya
dan/atau dokumen dipalsukan
d
PKP yang terindikasi menyalahgunakan
atau menggunakan tanpa hak PER-19/PJ/2017
pengukuhan PKP
KLARIFIKASI PENONAKTIFAN SEMENTARA AKUN PKP

Klarifikasi Penonaktifan Sementara


Akun Pengusaha Kena Pajak

√ Tidak lagi memenuhi


kriteria untuk
dinonaktifkan sementara

√ Membayar sanksi Pasal 7


ayat (1) dan/atau Pasal 9
BPS
ayat (2a) akibat pelaporan
PPN yang menjadi dasar
PKP yang bersangkutan (OP) penonaktifan

Wakil WBT
Penelitian
Salah satu pengurus (Badan/BUT/JO)
10 hari setelah
Pimpinan Cabang (Badan Status Cabang) tanggal BPS
Kepala Instansi Pemerintah

paling lama 1 bulan


Cabut PKP

Pengaktivan kembali Cabut PKP


akun PKP
menerbitkan Surat
Menyampaikan Surat Pencabutan
Pengaktifan Kembali Pengukuhan PKP
Akun PKP
PENCABUTAN PENGUKUHAN PKP

Pasal 54 ayat (1)


Direktorat Jenderal Pajak dapat melakukan pencabutan pengukuhan PKP terhadap
Pengusaha yang tidak lagi memenuhi ketentuan sebagai PKP berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan di bidang Pajak Pertambahan Nilai

Permohonan PKP

KPP tempat PKP atau


Secara Jabatan
diadministrasikan
Dilengkapi dengan
dokumen pendukung

PKP orang pribadi telah meninggal dunia dan tidak meninggalkan warisan, permohonan
diajukan oleh keluarga sedarah atau semenda
PENCABUTAN PENGUKUHAN PKP

elektronik
Diberikan BPE atau BPS,
dalam hal permohonan
memenuhi ketentuan

PKP
Dianggap tidak diajukan
atau dikembalikan, dalam
tertulis hal permohonan tidak
memenuhi ketentuan

dilakukan dengan:

Mengisi dan menandatangani


Formulir Pencabutan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak

Melampirkan/Mengunggah dokumen yang menunjukkan ketentuan sebagai


PKP tidak lagi dipenuhi
PENCABUTAN PENGUKUHAN PKP

paling lama 6 bulan

Permohonan yang Kepala KPP melakukan Kepala KPP memberikan


diberikan BPE/BPS Pemeriksaan Keputusan

Keputusan

Menerima Menolak
Menerbitkan Surat Pencabutan Menerbitkan Surat Penolakan Pencabutan
Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak
PEMBATALAN PENCABUTAN PENGUKUHAN PKP

Berdasarkan Surat Pencabutan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak secara jabatan, PKP
dapat menyampaikan klarifikasi secara tertulis paling lama 1 bulan sejak Surat
Pencabutan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak dikirim pada KPP tempat PKP
diadministrasikan dengan menyampaikan :

Surat Klarifikasi Pencabutan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak

Dokumen Pendukung

Berdasarkan klarifikasi yang diterima,


Kepala KPP melakukan penelitian
administrasi atas pemenuhan
ketentuan sebagai PKP
PEMBATALAN PENCABUTAN PENGUKUHAN PKP

Berdasarkan hasil penelitian


administrasi, Kepala KPP memberikan
keputusan berupa:

Menerima klarifikasi Menolak klarifikasi

Menerbitkan Surat Pembatalan Pencabutan Menyampaikan Pemberitahuan Penolakan


Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak Klarifikasi Pencabutan Pengukuhan Pengusaha
Kena Pajak

Melakukan pengaktifan kembali akun PKP

Selain pembatalan pencabutan pengukuhan PKP berdasarkan klarifikasi


Pengusaha, Direktur Jenderal Pajak dapat melakukan pembatalan pencabutan
pengukuhan PKP secara jabatan
KETENTUAN LAIN-LAIN
DOKUMEN PERSYARATAN

Dalam hal dokumen persyaratan


telah dimiliki atau diperoleh
Direktorat Jenderal Pajak dalam
bentuk data elektronik, fotokopi
dokumen tersebut tidak perlu
dilampirkan oleh Wajib Pajak atau
Pengusaha

1. Pendaftaran Wajib Pajak


2. Permintaan Sertifikat Elektronik
3. Pengukuhan PKP
PERMINTAAN KEMBALI

Wajib Pajak dapat mengajukan permintaan kembali dalam bentuk:


Dokumen Fisik
Dokumen Elektronik
NPWP SKT SPPKP

KARENA dengan menyampaikan Formulir Permintaan Kembali


1. Rusak pada KPP atau KP2KP yang wilayah kerjanya meliputi
2. Hilang tempat tinggal atau tempat kedudukan, dan/atau tempat
3. Alasan Lain kegiatan usaha

SECARA:
dilengkapi dokumen yang sama dengan yang disyaratkan
1. Elektronik
sebagai kelengkapan permohonan pendaftaran Wajib
2. Langsung
Pajak
3. Pos

Kartu NPWP, SKT, dan/atau SPPKP orang pribadi dapat diajukan di seluruh KPP atau KP2KP
KEADAAN KAHAR

Berupa:

1
Kebakaran
2
Bencana Alam
3
Kerusuhan

4
Gangguan Jaringan
5
Keadaan Luar Biasa Lainnya

Administrasi NPWP, Sertifikat Elektronik, dan/atau Pengukuhan PKP tersebut


dilaksanakan berdasarkan ketentuan dalam Peraturan Direktur Jenderal
tersendiri
KETENTUAN LAIN

Kewajiban bagi Wajib Pajak yang diterbitkan NPWP dan/atau


dikukuhkan sebagai PKP berdasarkan permohonan atau secara
jabatan, dimulai sejak saat WP memenuhi persyaratan subjektif dan
objektif paling lama 5 (lima) tahun sebelum diterbitkan NPWP
dan/atau dikukuhkan sebagai PKP
Direktur Jenderal Pajak dapat menerbitkan SKP dan/atau STP untuk
Masa Pajak, Bagian Tahun Pajak, atau Tahun Pajak sebelum Wajib
Pajak diberikan atau diterbitkan NPWP dan/atau dikukuhkan sebagai
PKP, apabila diperoleh data dan/atau informasi yang menunjukkan
adanya kewajiban perpajakan yang belum dipenuhi Wajib Pajak

Direktur Jenderal Pajak dapat menerbitkan SKP dan/atau STP untuk


Masa Pajak, Bagian Tahun Pajak, atau Tahun Pajak sebelum dan/atau
setelah penghapusan NPWP atau pencabutan pengukuhan PKP,
apabila setelah penghapusan NPWP atau pencabutan pengukuhan
PKP, diperoleh data dan/atau informasi yang menunjukkan adanya
kewajiban perpajakan yang belum dipenuhi Wajib Pajak

Anda mungkin juga menyukai