Anda di halaman 1dari 15

BIMTEK Penilaian,

Penghitungan dan
Penetapan PBB-P2
dan BPHTB

Senin- Rabu / 27 – 29 Mei 2019


MANFAAT DEVOLUSI PBB P2 & BPHTB BAGI
PEMDA BERUPA PENINGKATAN PAD

PBB P2

IAN TAH
G N
BA ERI AT
M US
PE P BPHTB
20
%

80 100 %
%
Dasar hukum
Tentang
Pajak
Daerah dan
Retribusi
Daerah
(PDRD)

UU 28
TAHUN
2009
Disahkan pada
PENGGANTI tanggal 15
UU NO 34 September
Tidak berlaku TAHUN 2000 2009, Berlaku
TTG PDRD, mulai 1
Januari 2010
Tujuan UU 28 tahun 2009
No. TUJUAN
UU 28/2009
I. Memperbaiki Sistem 1. Mengubah sistem pemungutan
Pemungutan pajak dan retribusi daerah.
II. Meningkatkan Local Taxing 2. Memperluas objek pajak daerah dan retribusi daerah
Power 3. Menambah jenis pajak daerah dan retribusi daerah
(termasuk pengalihan PBB dan BPHTB menjadi
Pajak Daerah)
4. Menaikkan tarif maksimum beberapa jenis pajak
daerah
5. Memberikan diskresi penetapan tarif pajak kepada
daerah
III. Meningkatkan Efektifitas 6. Mengubah sistem pengawasan
Sistem Pengawasan 7. Mengenakan sanksi bagi yang melanggar ketentuan
PDRD

IV. Meningkatkan Sistem 8. Bagi Hasil Pajak Provinsi


Pengelolaan 9. Earmarking
10. Insentif Pemungutan
Local Taxing Empowerment
PENAMBAHAN JENIS PAJAK KABUPATEN/KOTA

UU 34/2000 UU 28/2009
1. Pajak Hotel 1. Pajak Hotel
2. Pajak Restoran 2. Pajak Restoran
3. Pajak Hiburan 3. Pajak Hiburan
4. Pajak Reklame
4. Pajak Reklame
5. Pajak Penerangan Jalan
5. Pajak Penerangan Jalan (PPJ) 6. Pajak Parkir
6. Pajak Parkir 7. Pajak Mineral Bukan Logam dan
7. Pajak Pengambilan Bahan Batuan (perubahan nomenklatur)
Galian Gol. C 8. Pajak Air Tanah (pengalihan dari
Prov)
9. Pajak Sarang Burung Walet (baru)
10. PBB Pedesaan & Perkotaan (baru)
11. Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan
Bangunan (baru)
PENGATURAN PER PASAL TERKAIT
PBB PERDESAAN DAN PERKOTAAN
DALAM UU PDRD

1. Pasal 77 Ayat (1),


Objek PBB Perdesaan dan Perkotaan adalah Bumi dan/atau
Bangunan yang dimiliki, dikuasai, dan/atau dimanfaatkan oleh
orang pribadi atau Badan, kecuali kawasan yang digunakan
untuk kegiatan usaha perkebunan, perhutanan, dan
pertambangan
(UU PBB, mengatur untuk semua sektor)
2. Pasal 77 Ayat (4),
Besarnya NJOPTKP ditetapkan paling rendah sebesar
Rp10.000.000 untuk setiap Wajib Pajak
(UU PBB, besarnya NJOPTKP ditetapkan paling tinggi
Rp12.000.000 untuk setiap Wajib Pajak)
3. Pasal 79 Ayat (3),
Penetapan besarnya NJOP dilakukan oleh Kepala Daerah
(UU PBB, besarnya NJOP ditetapkan oleh Menteri Keuangan)
PENGATURAN PER PASAL TERKAIT
PBB PERDESAAN DAN PERKOTAAN
DALAM UU PDRD

4. Pasal 80 Ayat (1),


Tarif PBB Perdesaan dan Perkotaan ditetapkan paling tinggi
sebesar 0,3%
Pasal 80 Ayat (2),
Tarif PBB Perdesaan dan Perkotaan ditetapkan dengan
Peraturan Daerah
(UU PBB, tarif tunggal sebesar 0,5%)
5. Tidak dikenal Nilai Jual Kena Pajak (NJKP)
(UU PBB, NJKP ditetapkan serendah-rendahnya 20 % dan
setinggi-tingginya 100%, dan yang berlaku saat ini adalah
berdasarkan PP 25 Tahun 2002 dimana NJKP ditetapkan sebesar
20% dan 40%)
PENGATURAN PER PASAL TERKAIT
PBB PERDESAAN DAN PERKOTAAN
DALAM UU PDRD

6. Penghitungan PBB Perdesaan dan Perkotaan Terutang:


Tarif x (NJOP – NJOPTKP)
Contoh: 0,3% (maksimal) x (NJOP – NJOPTKP)
(UU PBB: Tarif x NJKP x (NJOP-NJOPTKP)
Contoh: 0,5% x (20% atau 40%) x (NJOP – NJOPTKP))
PENGATURAN PER PASAL TERKAIT
BPHTB DALAM RUU PDRD

1. Pasal 85 Ayat (1),


Objek Pajak BPHTB adalah Perolehan Hak atas Tanah dan/atau
Bangunan
(UU BPHTB, sama)
2. Pasal 87 Ayat (4),
Besarnya NPOPTKP ditetapkan paling rendah sebesar
Rp60.000.000 untuk setiap Wajib Pajak (Selain Waris dan Hibah
Wasiat)
(UU BPHTB, NPOPTKP ditetapkan paling banyak Rp60.000.000
untuk setiap Wajib Pajak)
PENGATURAN PER PASAL TERKAIT
BPHTB DALAM RUU PDRD

3. Pasal 87 Ayat (5),


Dalam hal perolehan hak karena waris atau hibah wasiat yang
diterima orang pribadi yang masih dalam hubungan keluarga
sedarah dalam garis keturunan lurus satu derajat ke atas atau
satu derajat ke bawah dengan pemberi hibah wasiat, termasuk
suami/istri, NPOPTKP ditetapkan paling rendah sebesar
Rp300.000.000
(UU BPHTB, NPOPTKP untuk peralihan hak tersebut ditetapkan
paling banyak Rp300.000.000)
4. Pasal 88 Ayat (1),
Tarif BPHTB ditetapkan paling tinggi sebesar 5%
(UU BPHTB, tarif tunggal sebesar 5%)
PENGATURAN PER PASAL TERKAIT
BPHTB DALAM RUU PDRD

5. Penghitungan BPHTB:
Tarif x (NPOP – NPOPTKP)
Contoh: 5% (maksimal) x (NJOP – NJOPTKP)
(UU BPHTB: Tarif x (NPOP-NPOPTKP)
Contoh: 5% x (NPOP – NPOPTKP))
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 180
Pada saat UU PDRD berlaku:
 UU No. 12 Tahun 1985 tentang PBB stdd UU No. 12 Tahun 1994
yang terkait dengan peraturan pelaksanaan mengenai
Perdesaan dan Perkotaan masih tetap berlaku sampai dengan
tanggal 31 Desember 2013, sepanjang belum ada Peraturan
Daerah tentang PBB yang terkait dengan Perdesaan dan
Perkotaan
 UU No. 21 Tahun 1997 tentang BPHTB stdd UU No. 20 Tahun
2000 tetap berlaku paling lama 1 (satu) tahun sejak
diberlakukannya UU PDRD
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 182
Pada saat UU PDRD berlaku:
 Menteri Keuangan bersama-sama dengan Menteri Dalam
Negeri mengatur tahapan persiapan pengalihan PBB Perdesaan
dan Perkotaan sebagai Pajak Daerah dalam waktu paling
lambat 31 Desember 2013
 Menteri Keuangan bersama-sama dengan Menteri Dalam
Negeri mengatur tahapan persiapan pengalihan BPHTB sebagai
Pajak Daerah paling lama 1 (satu) tahun sejak berlakunya UU
PDRD
Direktorat Jenderal Pajak

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai