Anda di halaman 1dari 47

Sabtu, 24 September 2022

Live Session

KETENTUAN UMUM
DAN TATA CARA
PERPAJAKAN
Speaker: Teguh Syamsoeri
Landasan Hukum

Pasal 23A
Pajak dan pungutan lain yang
bersifat memaksa untuk keperluan
negara diatur dengan undang-
undang
Sistem Pemungutan

Sistem Pemungutan Pajak


a. Withholding tax system
b. Self assessment system
c. Official assessment system
Sistem Pemungutan
Witholding Tax
1. Kewenangan pada pihak ketiga, selain Fiskus
dan WP, untuk menentukan besarnya pajak
terutang
2. Memotong atau memungut suatu prosentase
tertentu misalnya 20%, 15%, 10%, 5% terhadap
jumlah pembayaran atau transaksi yang
dilakukannya dengan penerima penghasilan
WP
Sistem Pemungutan

Self assessment system


1. Kewenangan pada fiskus untuk menentukan
besarnya pajak terutang
2. Wajib Pajak pasif
3. Utang pajak timbul setelah ada
4. surat ketetapan pajak
Sistem Pemungutan

Self assessment system


1. Kewenangan pada WP untuk menentukan
sendiri besarnya pajak terutang
2. WP aktif menghitung, menyetor & melapor
3. Fiskus tidak ikut campur, hanya mengawasi
Sistem Pemungutan
Konsekuensi Self assessment
1. Tanggung jawab pemungutan pajak
2. sepenuhnya pada WP
3. Kemungkinan terjadinya perlawanan berupa
4. Tax Avoidance atau Tax Evasion
5. Peran penting DJP pada kemampuannya untuk
melaksanakan fungsi pengawasan dan penegakan hukum
atas terjadinya segala bentuk penyimpangan pemenuhan
kewajiban perpajakan baik berupa pelanggaran
administratif maupun pidana
Kewajiban mendaftarkan
diri

Setiap Wajib Pajak yang telah memenuhi persyaratan subjektif dan objektif sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan wajib kerjanya
meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan Wajib Pajak dan kepadanya
diberikan Nomor Pokok Wajib Pajak. (Pasal 2 angka 1 UU KUP)

Sesuai dengan ketentuan mengenai Persyaratan bagi subjek pajak yang menerima atau memperoleh penghasilan
subjek pajak dalam UU PPh 1984 atau diwajibkan untuk melakukan pemotongan/pemungutan sesuai UU PPh
dan perubahannya. 1984 dan perubahannya.

Kewajiban mendaftarkan diri tersebut berlaku pula terhadap wanita kawin yang dikenai pajak secara terpisah karena
hidup terpisah berdasarkan keputusan hakim atau dikehendaki secara tertulis berdasarkan perjanjian pemisahan
penghasilan & harta.

Wanita kawin selain tersebut di atas dapat mendaftarkan diri untuk memperoleh NPWP atas namanya sendiri agar
wanita kawin tersebut dapat melaksanakan hak & memenuhi kewajiban perpajakannya terpisah dari hak & kewajiban
perpajakan suaminya.
JANGKA WAKTU PENDAFTARAN DIRI
WAJIB PAJAK
PMK No. 73/PMK.03/2012

BADAN Wajib mendaftarkan diri Kepadanya diberikan


Orang Pribadi yang NPWP
menjalankan usaha Paling lama 1 bulan setelah
atau pekerjaan bebas
- saat pendirian (WP Badan)
- saat usaha atau pekerjaan bebas nyata-
nyata dimulai (WP OP)

Pekerjaan bebas: pekerjaan yang dilakukan oleh orang pribadi yang mempunyai keahlian khusus
sebagai usaha untuk memperoleh penghasilan yg tidak terikat oleh suatu hubungan kerja

Orang pribadi yg tidak


menjalankan usaha atau
pekerjaan bebas, apabila Wajib mendaftarkan diri Kepadanya diberikan
jumlah penghasilannya s/d NPWP
suatu bulan yg disetahunkan
telah melebihi PTKP setahun Paling lama pada akhir bulan
berikutnya
Kewajiban Melaporkan Usaha
Setiap Wajib Pajak sebagai Pengusaha yang dikenai pajak berdasarkan UU PPN 1984
dan perubahannya, wajib melaporkan usahanya pada kantor Direktorat Jenderal Pajak
yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan pengusaha, dan
tempat kegiatan usaha yang dilakukan untuk dikukuhkan menjadi Pengusaha Kena
Pajak. (Pasal 2 angka 2 UU KUP)
Orang pribadi atau badan Pengusaha yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau
dalam bentuk apa pun yang penyerahan Jasa Kena Pajak yang dikenai pajak berdasarkan Undang-
dalam kegiatan usaha atau Undang Pajak Pertambahan Nilai 1984 dan perubahannya, tidak
pekerjaannya menghasilkan termasuk Pengusaha Kecil Menteri Keuangan, kecuali Pengusaha Kecil
barang, mengimpor barang, yang memilih untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak. (Pasal 1
mengekspor barang, melakukan angka 15 UU PPN)
usaha perdagangan,
memanfaatkan barang tidak
berwujud dari luar daerah
Pengusaha yang selama satu tahun buku melakukan penyerahan BKP
pabean, melakukan usaha jasa, dan atau JKP dengan jumlah peredaran bruto dan atau penerimaan
atau memanfaatkan jasa dari bruto tidak lebih dari Rp4.8 miliar. (Peraturan Menkeu No. 197/P
luar daerah pabean (Pasal 1
MK.03/2013)
angka 4 UU KUP)
CONTOH

Udin bersama rekan-rekannya bermaksud mendirikan sebuah Yayasan di bidang pendidikan. Akte
pendirian dibuat dihadapan Notaris pada tgl 20 Mei 2018 dg nama Yayasan Bhakti Utama. Kegiatan
usaha baru benar-benar dilaksanakan secara efektif pada 1 November 2018.

Yayasan Bhakti Utama wajib mendaftarkan diri paling lama 1 (satu) bulan setelah pendirian

Saat pendirian Yayasan Bhakti Utama pada tanggal 20 Mei 2018

Yayasan Bhakti Utama wajib mendaftarkan diri paling lama tanggal 20 Juni 2018
YANG WAJIB PEMBUKUAN

Wajib Pajak Badan

Wajib Pajak Orang Pribadi yang melakukan kegiatan


usaha atau pekerjaan bebas,

kecuali, yang sesuai dengan ketentuan peraturan


perundang-undangan perpajakan diperbolehkan
menghitung penghasilan neto dengan menggunakan
Norma Penghitungan Penghasilan Neto
YANG TIDAK WAJIB PEMBUKUAN TETAPI
WAJIB MENYELENGGARAKAN PENCATATAN:
[1]

WP OP yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas yang sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan perpajakan dibolehkan menghitung penghasilan
neto dengan menggunakan Norma Penghitungan Penghasilan Neto.

WP OP yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas yang


peredaran brutonya dalam 1 tahun kurang dari Rp 4.800.000.000,00
boleh menghitung penghasilan neto dengan menggunakan Norma
Penghitungan Penghasilan Neto, dengan syarat memberitahukan
kepada Direktur Jenderal Pajak dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan
pertama dari tahun pajak yang bersangkutan.
(Pasal 14 ayat 2 UU PPN)
[2]

WP OP yang tidak melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas.


Prinsip Pembukuan & Pencatatan

● Iktikad baik dan mencerminkan keadaan atau kegiatan usaha yang sebenarnya
● Diselenggarakan di Indonesia dengan menggunakan huruf Latin, angka Arab, satuan mata
uang Rupiah, dan disusun dalam bahasa Indonesia atau dalam bahasa asing yang diizinkan
oleh Menteri Keuangan.
● Prinsip taat asas dan dengan stelsel akrual atau stelsel kas
● Perubahan terhadap metode pembukuan dan/atau tahun buku harus mendapat persetujuan
dari Direktur Jenderal Pajak.
● Pembukuan sekurang-kurangnya terdiri dari atas catatan mengenai harta, kewajiban, modal,
penghasilan dan biaya, serta penjualan dan pembelian sehingga dapat dihitung besarnya pajak
yang terutang.
● Pembukuan dengan menggunakan bahasa asing dan mata uang selain Rupiah dapat
diselenggarakan oleh WP setelah mendapat izin Menteri Keuangan.

Pasal 28 ayat (3), (4), (5), (6), (7), (8) UU KUP


Tahun Buku

Tahun Buku, Tahun Pajak = Tahun Kalender

tahun buku ≠ tahun kalender


Penyebutan Tahun Pajak yang bersangkutan menggunakan tahun yang di dalamnya termasuk
6 (enam) bulan pertama atau lebih
● Tahun buku 1 Juli 2019 sampai dengan 30 Juni 2020 → Tahun Pajak 2019.
● Tahun buku 1 Oktober 2019 sampai dengan 30 September 2020 → Tahun Pajak 2020

Penjelasan Pasal 28 ayat (6) UU KUP


Pencatatan
● Pencatatan oleh Wajib Pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha dari
pekerjaan bebas:
○ peredaran atau penerimaan bruto; dan
○ penerimaan penghasilan lainnya
● Sedangkan bagi mereka yang semata-mata menerima penghasilan dari luar usaha
dan pekerjaan bebas:
○ penghasilan bruto
○ pengurangan, dan
○ penghasilan neto yang merupakan objek Pajak Penghasilan.
● Di samping itu, pencatatan meliputi pula penghasilan yang bukan objek pajak
dan/atau yang dikenal dengan pajak yang bersifat final.

Pasal 28 ayat (9) UU KUP


SARANA PEMBAYARAN/PENYETORAN PAJAK

Bukti pembayaran atau penyetoran yang telah dilakukan dengan menggunakan


formulir atau telah dilakukan dengan cara lain ke kas negara melalui tempat
pembayaran yang ditunjuk oleh Menkeu.

>> membuat idbilling: djponline, Penyuluh Pajak (KPP), 1 500200


(Pasal 1 angka 14 UU KUP)

Fungsi:
Buku Pembayaran Pajak apabila telah disahkan oleh Pejabat kantor penerima
pembayaran yang berwenang atau apabila telah mendapatkan validasi.

>> bukti pembayaran sah apabila ada Nomor Transaksi Penerimaan Negara (NTPN)
(Pasal 10 ayat 1a UU KUP)
Sanksi Administrasi Atas
Keterlambatan Pembayaran Pajak

Untuk dihitung dari tanggal jatuh tempo


masa pembayaran dan bagian dari bulan
pajak dihitung penuh 1 (satu) bulan Tarif bunga per bulan yang
Pasal 9 ayat (2) ditetapkan oleh Menteri
Keuangan per bulan (Suku
Untuk dihitung mulai dari berakhirnya batas bunga acuan + faktor
PPh Ps waktu penyampaian Surat penambah)
29 Pemberitahuan Tahunan sampai
dengan tanggal pembayaran, dan
bagian dari bulan dihitung penuh 1
(satu) bulan
Pasal 9 ayat (2a)
Sanksi administrasi untuk keterlambatan pembayaran pajak yang terutang
berdasarkan SPT Tahunan PPh
(Ps 9 ayat (2b))

Pada tanggal 10 Mei 2021 PT ABS melaporkan SPT Tahunan PPh badan
Tahun Pajak 2019 dengan PPh terutang sebesar Rp 100 juta, kredit pajak
sebesar Rp 80 juta. Pajak yang kurang dibayar sebesar Rp 20 juta dibayar
pada tanggal 9 Mei 2020. Hitung sanksi administrasi!

Sanksi administrasi:
● Denda pasal 7 (terlambat menyampaikan SPT) = Rp 1.000.000,-
● Bunga Pasal 9 ayat (2b): (1 Mei 2020 - 9 Mei 2021):
13x0,99% x Rp 20.000.000,00 = Rp 2.574.000,00
Angsuran & Penundaan
WP dapat mengajukan permohonan untuk mengangsur atau menunda pembayaran
pajak dalam:
STP, SKPKB, SKPKBT, SK-
Keberatan, SK-
9 hari kerja sebelum
Pembetulan, Putusan sanksi bunga
jatuh tempo
Banding, & Putusan PK sebesar suku
yg menyebabkan jumlah pajak Bunga acuan per
yg terutang bertambah bulan
atasan & jumlah
pembayaran pajak (kecuali untuk STP)
PPh Pasal 29

Apabila ternyata batas waktu 9 hari kerja tidak dapat dipenuhi oleh Wajib Pajak
karena keadaan di luar kekuasaannya, permohonan WP masih dapat dipertimbangkan
oleh Dirjen Pajak. Surat keputusan berupa menerima seluruhnya, menerima sebagian,
atau menolak, paling lama 7 hari kerja setelah tanggal diterimanya permohonan.
*Berdasarkan Pasal 9 & 19 UU KUP, PMK 184/PMK.03/2007 & PER - 38/PJ/2008
Melakukan Pemeriksaan Pajak

Adalah HAK*)

bagi DIREKTUR JENDERAL PAJAK

untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan


Wajib Pajak dan untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan
ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan

*) Hak ini bersifat terbatas dengan nama KEWENANGAN


Kriteria Pemeriksaan
1. WP mengajukan permohonan pengembalian kelebihan
pembayaran pajak (Pasal 17B UU KUP)
2. Keterangan lain berupa data konkret Ps 13 Ayat (1) hrf a
3. SPT yang menyatakan LB, selain huruf a
4. WP telah diberikan pengembalian pendahuluan kelebihan
pajak
5. SPT rugi
6. Penggabungan, peleburan, pemekaran, ilkuldasi, pembubaran,
atau akan meninggalkan Indonesia untuk selama-lamanya;
Pemeriksaan 7. perubahan tahun buku atau metode pembukuan atau karena
dilakukannya penilaian kembali aktiva tetap
Menguji 8. Tidak menyampaikan atau menyampaikan SPT melampaui
Kepatuhan jangka waktu dalam Surat Teguran yang terpilih untuk
dilakukan pemeriksaan berdasarkan analisis risiko
9. Wajib Pajak menyampaikan Surat Pemberitahuan yang terpilih
untuk dilakukan pemeriksaan berdasarkan analisis risiko
1. Pemberian NPWP secara jabatan;
2. Penghapusan NPWP;
3. Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak secara jabatan;
4. Pencabutan pengukuhan PKP
5. WP mengajukan keberatan;
6. Pengumpulan bahan guna penyusunan Norma Penghitungan
Penghasilan Neto;
7. Pencocokan data dan/atau alat keterangan;
8. Penentuan Wajib Pajak berlokasi di daerah terpencil;
9. Penentuan satu atau lebih tempat terutang PPN;
Pemeriksaan 10. Pemeriksaan dalam rangka penagihan pajak;
11. Penentuan saat produksi dimulai atau memperpanjang jangka
Tujuan Lain waktu kompensasi kerugian sehubungan dengan pemberian
fasilitas perpajakan;
12. memenuhi permintaan informasi dari negara mitra P3B
Pemeriksaan Bukti Permulaan
Pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban
perpajakan dapat diusulkan Pemeriksaan Bukti Permulaan
secara terbuka apabila ditemukan adanya indikasi tindak pidana
dibidang perpajakan.

Wajib Pajak menolak untuk dilakukan pemeriksaan dan terhadao


Wajib Pajak tersebut tidak dilakukan perhitungan penghasilan
kena pajak secara jabatan

Dalam hal Pemeriksaan yang dilakukan merupakan Pemeriksaan atas permohonan pengembalian
kelebihan pembayaran pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17B Undang-Undang KUP, usulan
Pemeriksaan Bukti Permulaan secara terbuka harus memperhatikan jangka waktu penyelesaian
permohonan pengembalian kelebihan pembayaran pajak tersebut
Pokok Pajak > Kredit Pajak

Pokok Pajak < Kredit Pajak

Pokok Pajak = Kredit Pajak

Ada data baru &


penambahan pajak
terutang

Sanksi adm.
Sanksi Administrasi
Berkaitan dengan Pemeriksaan
Apabila berdasarkan hasil pemeriksaan atau keterangan lain, atas jumlah kekurangan pajak yang
terutang dalam SKPKB ditambah dengan sanksi administrasi berupa bunga suku bunga acuan yang
ditetapkan Menteri Keuangan + 15% dibagi 12, paling lama 24 bulan, dihitung sejak saat terutangnya
pajak atau berakhirnya Masa Pajak, bagian Tahun Pajak, atau Tahun Pajak sampai dengan
diterbitkannya SKPKB.
(Pasal 13 ayat 2 UU KLP UU 7/2021 UU Harmonisasi Peraturan Perpajakan)

apabila berdasarkan hasil pemeriksaan atau keterangan lain mengenai PPN dan PPnBM ternyata
tidak seharusnya dikompensasikan selisih lebih pajak atau tidak seharusnya dikenai tarif 0% atas
jumlah kekurangan pembayaran pajak dalam SKPKB ditambah sanksi administrasi berupa
kenaikan sebesar 100%.
(Pasal 13 ayat 3 UU KUP)

Apabila kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 atau Pasal 29 tidak dipenuhi sehingga
tidak dapat diketahui besarnya pajak yang terutang atas jumlah pajak dalam SKPKB ditambah
dengan sanksi administrasi berupa kenaikan sebesar:
a. Bunga dari PPh yang tidak atau kurang dibayar dalam satu Tahun Pajak;
b. 75% dari PPh yang tidak/kurang dipotong, tidak/kurang dipungut, tidak/kurang disetor, dan
dipotong/dipungut tetapi tidak/kurang disetor; atau
c. 75% dari PPN Barang dan Jasa dan PPnBM yang tidak/kurang dibayar. (Pasal 13 ayat 3 UU KUP)
DJP PP MA

● Pembetulan Keputusan
● Pengurangan/Penghap
usan Sanksi


Administrasi
Pengurangan/Pembata Banding Peninjauan
Gugatan Kembali
lan Ketetapan Pajak
● Pembatalan Hasil
Pemeriksaan atau skp
Hasil Pemeriksaan
● KEBERATAN
Pembetulan
1. Kesalahan tulis;
2. Kesalahan hitung;
3. Kekeliruan penetapan ketentuan
perpajakan
Keberatan
1. Secara tertulis dalam Bahasa Indonesia
2. Mengemukakan jumlah pajak yang terutang/dipot/put atau jumlah
rugi menurut perhitungan Wajib Pajak dengan disertai alasan
3. 1 Keberatan untuk 1 skp, untuk 1 pot/put pajak
4. Telah melunasi pajak yang masih harus dibayar paling sedikit
sejumlah yang telah disetujui WP
5. Ditandatangani oleh WP dan dalam hal ditandatangani oleh bukan
WP, dilampiri surat kuasa khusus
6. dalam jangka waktu 3 bulan sejak tanggal:
● skp dikirimkan; atau
● potput pajak oleh pihak ke-3 kecuali keadaan di luar kekuasaan WP
1. WP tidak mengajukan permohonan Pasar 36 KUP
Menambah jumlah
Diterima
Ditolak pajak yang masih
sebagian harus dibayar
PENGURANGAN/PENGHAPUSAN
SANKSI ADMINISTRASI
SANKSI ADMINISTRASI YANG DAPAT DIKURANGKAN / DIHAPUSKAN

Sanksi administrasi yang dapat


dikurangkan / dohapuskan berdasarkan
PERMOHONAN WP

tercantum dalam STP yang terkait tercantum dalam


Tercantum dalam skp dengan penerbitan surat ketetapan STP (selain STP
pajak, kecuali sanksi administrasi yang terkait skp)
dalam STP Pasa 25 ayat (9) dan
Pasal 277 ayat (5d) KUP
1

OVERVIEW
UU HARMONISASIPERATURAN
PERPAJAKAN

www.pajak.go.id
SISTEMATIKA UU HARMONISASI PERPAJAKAN

BAB I BAB 2 BAB III BAB IV


ASAS, TUJUANDAN KETENTUAN UMUMDAN PAJAK PAJAK
RUANG LINGKUP TATA CARA PERPAJAKAN PENGHASILAN PERTAMBAHAN NILAI
(Pasal 1) (Pasal 2) (Pasal 3) (Pasal 4)

BAB V BAB VI BAB VIII BAB IX


BAB VIII
PROGRAM PENGUNGKAPAN PAJAK CUKAI PERATURAN PENUTUP
SUKARELA KARBON (Pasal 14) PERALIHAN (Pasal 16-19)
(Pasal 5 -12) (Pasal 13) (Pasal 15)

www.pajak.go.id
KLASTER PERUBAHAN

UU KUP
Pajak Karbon
Berlaku m ulai tangga l
UU PPh diunda ngk a n Berlaku m ulai 1April 2022

Berlaku ta h u n pajak 2022

UU PPN
Program Pengungkapan
UU Cukai
Berlaku m ulai 1April 2022 Sukarela Berlaku m ulai ta nggal
diunda ngk a n

1Januari s.d. 3 0 Juni 2022

www.pajak.go.id
KETENTUAN UMUM DAN TATACARA
PERPAJAKAN

www.pajak.go.id
KETENTUAN UMUM PERPAJAKAN

1 2 3 4 5
Penegakan Hukum
Penggunaan NIK Besaran sanksi pada saat
Pajak Internasional Kuasa Wajib Pajak Pidana Pajak dengan
sebagai NPWP Pribadi pemeriksaan dan sanksi
mengedepankan
dalam upaya hukum
Pemulihan Kerugian
Pendapatan Negara

www.pajak.go.id
PENGGUNAAN NIK SEBAGAI NPWP PRIBADI

Demi kesederhanaan administrasi dan kepentingan


nasional, dilakukan integrasi basis data kependudukan
dengan sistem administrasi perpajakan sehingga
mempermudah W P Orang Pribadi melaksanakan
pemenuhan hak dan kewajiban perpajakan.

Penggunaan NIK sebagai N P W P tidak serta merta menyebabkan orang


pribadi membayar pajak. Pembayaran pajak dilakukan apabila
penghasilan dalam setahun di atas batasan PTKP atau apabila orang
pribadi merupakan pengusaha yang menggunakan P P 23 (pembayaran
pajak dilakukan jika peredaran bruto di atas Rp500 Juta setahun.

www.pajak.go.id
BESARAN SANKSI

U n tu k keadilan da n kepastian huk um , dilakukan pe nuruna n sanksi pada


saat pemeriksaan da n sanksi d a la m upaya huk um . Hal ini juga sejalan
d e n g a n s e m a nga t pe nga tura n d a la m U n d a n g -U n d a n g Cipta Kerja.

A. Sanksi pem eriksaan d a n W P tid a k m e n y a m p a ik a n SPT / B. Sanksi setelah upaya h u k u m n a m u n k e putus a n


membuat pembukuan k e b e r a ta n / pe nga dila n m e n g u a t k a n k e te ta p a n DJP

KU
Uraian UU HPP Uraian KUP L a m a UU HPP
P
Lam
a Keberatan 50% 30%
Sanksi b u n g a p e r b u l a n
PPh k u r a n g dibayar 50% sebesar s u k u b u n g a a c u a n
d i t a m b a h uplift factor 20% Banding 100% 60%
( m a k s i m a l 24b u l a n )

PPh k u r a n g 100% Sanksi b u n g a p e r b u l a n


Peninjauan Kembali 100% 60%
dipotong
sebesar s u k u b u n g a acuan

d i t a m b a h uplift factor 20%

( m a k s i m a l 24b u l a n )
www.pajak.go.id
PPh 100% 75%
PAJAK INTERNASIONAL

Pemberian Bantuan
Pemberian Bantuan
Penagihan Pajak kepada
Penagihan
Negara / Yurisdiksi Mitra
Asistensi Penagihan
Pajak Global
Permintaan Bantuan
Permintaan Penagihan Pajak kepada
Bantuan Penagihan
Negara / Yurisdiksi Mitra

Jika pelaksanaan prosedur persetujuan bersama belum


menghasilkan persetujuan bersama sampai dengan Putusan
M u t u a l A g re e m e n t Banding atau Putusan Peninjauan Kembali diucapkan,
Procedure (MAP) Direktur Jenderal Pajak tetap melanjutkan perundingan,
dalam hal materi sengketa yang diputus dalam Putusan
Banding atau Putusan Peninjauan Kembali bukan merupakan
materi yang diajukan prosedur persetujuan bersama.

Konsensus P emajakan Pemerintah berwenang untuk membentuk dan/atau melaksanakan


Global perjanjian dan/atau kesepakatan di bidang perpajakan dengan
pemerintah negara mitra atau yurisdiksi mitra secara bilateral
maupun multilateral dalam rangka:
A. penghindaran pajak berganda dan pencegahan pengelakan
pajak;
B. pencegahan penggerusan basis pemajakan dan pergeseran laba;
C. pertukaran informasi perpajakan;
D. bantuan penagihan pajak; dan
E. kerjasama perpajakan lainnya
www.pajak.go.id
KUASA WAJIB PAJAK

U n tu k keadilan da n kepastian huk um , Kuasa W ajib Pajak da pa t dilakukan oleh


siapapun, sepanjang m e m e n u h i persyaratan k o m p e te n s i m e n g u a s a i b id a n g
perpajakan. Pengecualian syarat diberikan jika kuasa yang ditunjuk m e ru p a k a n
suami, istri, a ta u keluarga sedarah / s e m e nda 2 (dua) derajat.

www.pajak.go.id
PENEGAKAN HUKUM PIDANA PAJAK
DENGAN MENGEDEPANKAN PEMULIHAN KERUGIAN PENDAPATAN NEGARA

M e na m ba h w e w e n a n g Penyidik Pajak untuk


melakukan pemblokiran dan/atau penyitaan aset
sebagai jaminan pemulihan kerugian pada
pendapatan negara.

Hingga tahap persidangan, W P diberikan


kesempatan unt uk menge mbalik an kerugian pada
pendapatan negara dengan membayar pokok pajak
dan sanksi, sebagai pertimbangan untuk dituntut tanpa
penjatuhan pidana penjara (ultimum remedium)

www.pajak.go.id
PENEGAKAN HUKUM PIDANA PAJAK

D e m i keadilan d a n kepastian h u k u m , h i n g g a
t a h a p persidangan, W a j i b Pajak d i b e r i k a n
kesempatan u n t u k mengembalikan kerugian
p a d a p e n d a p a t a n negara d e n g a n m e m b a y a r
p o k o k pajak d a n sanksi, sebagai p e r t i m b a n g a n
u n t u k d i t u n t u t t a n p a p e n j a t u h a n p i d a n a penjara.

Penegakan
H u k u m Pidana
Perbuatan UU RUU H P P
Pajak d en g an KUP
m en g ed epankan P e r u b a h a n sanksi y a n g Membayar pokok
Pemulihan harus dibayar: pajak
Pidana pajak
Kerugian kealpaan +
Pendapatan
Negara sanks

i 1x

paja

k
www.pajak.go.id
REVISI / PENAMBAHAN PASAL PIDANA DALAM UU HPP

KONDISI SAAT INI


1. Disparitas pemahaman Daluwarsa (40), Pemeriksaan
daluwarsa dan pemeriksaan Memberikan Bukt i Permulaan (43A),
bukti permulaan. Kepastian Hukum Penghentian Penyidikan (44A)
2. Ultimum remedium 44B
tidak banyak dimanfaatkan
Latar Belakang
oleh WP.
Pasal Pidana di
3. Pidana denda sebagian besar
disubsider pidana kurungan. UU HPP
4. Penegakan hukum pidana
pajak sebagian besar berakhir Pemulihan Kerugian Wewenang Blokir/Sita Aset (44 (2)),
di pemidanaan fisik tanpa pada Pendapatan Ultimum Remedium (44B), Pidana
ada pemulihan KPPN. Negara Denda Tidak Disubsider (44C),
In Absentia (44D)

PEMBAYARAN PIDANA
ULTIMUM REMEDIUM DENDA
BLOKIR / SITA ASET OLEH
1. TAHAP PENYIDIKAN PPNS
1. SUKARELA
2. TAHAP PERSIDANGAN
2. SITA ASET OLEH JAKSA

www.pajak.go.id
No UU Existing IKHTISAR PASAL PIDANA UU HPP Keterang
an
1 Daluwarsa Penuntutan (Pasal 40) Pasal 40 Menguba
1. Menyelaraskan daluwarsa penuntutan di Batang Tubuh dan h Pasal
40 dan
Penjelasan. Penjelasa
2. Menegaskan di Penjelasan bahwa yang n
dimaksud penuntutan adalah penyampaian
SPDP.
2 Pemeriksaan Bukti 1. Menegaskan di Batang Tubuh bahwa Pasal 43A Menambah 1 ayat
Permulaan (Pasal 43A) Pemeriksaan Bukti Permulaan dilaksanakan baru di Pasal 43A
oleh Penyidik Pajak. dan mengubah
Penjelasan Pasal
2. Memperluas sumber Pem. Bukper di 43A ayat (1)

Penjelasan dari hanya kegiatan intelijen

menjadi kegiatan intelijen dan/atau kegiatan

lainnya.

3. Menegaskan di Penjelasan bahwa Pem. Bukper mempunyai

tujuan dan
kedudukan yang sama dengan penyelidikan dalam KUHAP.
3 Tidak ada wewenang Menambah wewenang Penyidik Pajak untuk melakukan Pasal 44 ayat (2) Mengubah
sita/blokir aset (Pasal 44 pemblokiran dan/ atau penyitaan aset sebagai jaminan Pasal 44 ayat (2)
ayat (2)) pemulihan kerugian pada pendapatan negara. dan Penjelasan

4 Penghentian Penyidikan (Pasal 44A) Pasal 44A Mengubah


1. Perubahan referensi penghentian penyidikan di Pasal 44 ayat (2). Pasal 44A
2. Menambahkan kondisi baru yang dapat dilakukan dan
penghentian penyidikan yaitu dalam hal WP melakukan penjelasan
pengungkapan ketidakbenaran perbuatan 8 ayat (3).
www.pajak.go.id
5 Upaya 1. Sanksi Pasal 44B dibuat berlapis (1x, 3x, 4x) Pasal 44B Mengubah Pasal
Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai