0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
45 tayangan19 halaman
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. SP2DK adalah surat permintaan penjelasan atas data dan keterangan yang diterbitkan oleh KPP untuk meminta klarifikasi kepada wajib pajak terkait dugaan ketidakpatuhan perpajakan.
2. Wajib pajak harus menanggapi SP2DK untuk menghindari sanksi walaupun risikonya rendah, dan KPP akan membuat laporan hasil klarifikasi.
3. Pembetulan SPT
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. SP2DK adalah surat permintaan penjelasan atas data dan keterangan yang diterbitkan oleh KPP untuk meminta klarifikasi kepada wajib pajak terkait dugaan ketidakpatuhan perpajakan.
2. Wajib pajak harus menanggapi SP2DK untuk menghindari sanksi walaupun risikonya rendah, dan KPP akan membuat laporan hasil klarifikasi.
3. Pembetulan SPT
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. SP2DK adalah surat permintaan penjelasan atas data dan keterangan yang diterbitkan oleh KPP untuk meminta klarifikasi kepada wajib pajak terkait dugaan ketidakpatuhan perpajakan.
2. Wajib pajak harus menanggapi SP2DK untuk menghindari sanksi walaupun risikonya rendah, dan KPP akan membuat laporan hasil klarifikasi.
3. Pembetulan SPT
• Surat Edaran Nomor : SE-05/PJ/2022 ( 10 februari 2022 ) yang telah menghapus
SE-39/PJ/2015 Tentang Pengawasan Wajib Pajak Dalam Bentuk Permintaan Penjelasan Atas Data dan/atau Keterangan, dan Kunjungan (Visit) Kepada Wajib Pajak. Surat Permintaan Penjelasan atas Data dan/atau Keterangan (SP2DK) • SPD2K adalah surat yang diterbitkan oleh Kepala Kantor Pelayanan Pajak (KPP) untuk meminta penjelasan atas data dan/atau keterangan kepada wajib pajak terhadap dugaan belum dipenuhinya kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan. • Self Assessment System (SAS), WP memiliki hak untuk menghitung, membayar dan melaporkan sendiri. DJP juga memiliki hak untuk mengawasi, salah satunya dengan SP2DK untuk menegakkan Kepatuhan Pajak. Penyebab Mendapatkan SP2DK 1. Ada Kewajiban Perpajakan yang belum dilaksanakan 2. Ada Pemenuhan Kewajiban Perpajakan belum sesuai ketentuan 3. DJP Menerima Informasi (data lain) yang belum sesuai dengan SPT 4. Gagal Ekualisasi (Pendapatan, Biaya, Potput) 5. Kewajaran Penghasilan dan Pertumbuhan Aset 6. Target DJP belum terpenuhi SP2DK ditanggapi atau diabaikan? Setiap SP2DK yang diterima oleh WP memiliki risiko berbeda-beda sesuai dengan data yang diminta klarifikasi oleh DJP.
Meski risiko rendah tetap harus ditanggapi (agar
close pada sistem DJP) Langkah Selanjutnya oleh KPP ➔ Apabila Wajib Pajak/Kuasanya mengakui kebenaran data dan bersedia untuk melaksanakan pembetulan Surat Pemberitahuan (SPT), Account Representative KPP (AR) wajib melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan pembetulan tersebut ➔ AR membuat Laporan Pelaksanaan Klarifikasi paling lambat 7 (tujuh) hari setelah pelaksanaan klarifikasi berakhir. Dampak Pembetulan SPT • Pembetulan Sendiri atas Kemauan Sendiri ➔ Setor KB + STP • Pembetulan atas Saran AR Temuan SP2DK ➔ Setor KB + STP • Koreksi Pemeriksa atas Temuan Pemeriksaan ➔ SKPKB + STP • Pengungkapan Ketidak benaran saat Pemeriksaan Bukper ➔ Setor Pokok + Sanksi 100% Agar Tidak Mendapat SP2DK 1. Ungkap Data (Khususnya yang terhubung dengan pihak ketiga) 2. Ekualisasi SPT Tahunan dan PPN (Omzet & Penjualan), SPT Tahunan dan PPh 21 (Beban Gaji), SPT Tahunan dan PPh 4 (2), SPT Badan dan PPh Potput 3. Perhatikan nilai kewajaran/rasio (Pertumbuhan Aset dan Penghasilan) 4. Cermati dalam Pengisian Kolom HPP pada SPT Tahunan Badan (Jika terdapat beban/jasa/sewa pastikan ekual) 5. Cermati dokumen dengan lawan transaksi (Faktur Pajak, Bukti Potong, dll) Ekualisasi 1. SPT Tahunan dan PPN (Omzet & Penjualan) 2. SPT Tahunan dan PPh 21 (Beban Gaji) 3. SPT Tahunan dan PPh 4 (2) 4. SPT Badan dan PPh Potput