Analisis HPP dengan SPT Masa PPN dan SPT Masa PPh
Pasal 21/22/23/26
Tim Dosen ALKSPT
Materi Pembelajaran
Analisis Laporan Keuangan & SPT :
Analisis Peghasilan dengan LK, SPT Tahunan, SPT Masa PPh dan PPN 9
10
Analisis HPP dengan SPT Masa PPN dan SPT Masa PPh Pasal 21/22/23/26
Analisis Beban Usaha dengan SPT Masa PPh Pasal 21/22/23/26, 15 dan 4 (2) dan 11
SPT Masa PPN
Analisis Hubungan Istimewa dengan Laporan Keuangan dan ST Tahunan PPh 12
Badan
Analisis Transasksi Afiliasi sesuai Lampira V/VI SPT Tahunan PPh Badan dan 13
Lampiran 3A
Kuliah Umum: Penggalian Potensi Pajak dalam rangka meningkatkan 14
Kepatuhan Pajak
Angsuran PPh Pasal 25 Tahun Berjalan dan Kertas Kerja Analisis (KKA) 15
Analisis HPP dengan SPT Masa PPN dan SPT Masa PPh Pasal 21/22/23/26
Contoh:
Q: Terdapat koreksi atas nilai persediaan awal. Sebelumnya tercatat Rp. 100 juta, setelah dilakukan analisis
diketahui nilai sebenarnya adalah Rp. 90 juta. Nilai HPP sebelumnya sebesar 50 juta. Bagaimana efeknya
terhadap biaya HPP?
A: Karena persediaan awal bersifat menambah biaya HPP, maka semakin kecil nilai persediaan awal
mengakibatkan semakin kecil nilai biaya HPP. Dengan demikian, biaya HPP menjadi menurun sebesar Rp. 10
Juta menjadi Rp. 40 Juta (Rp.50jt – Rp. 10 Juta).
MUTASI PERSEDIAAN AWAL DAN
AKHIR
2021 2022
Persediaan awal xxx Persediaan awal xxx
Pembelian Pembelian
xxx xxx
Persediaan akhir (xxx) Persediaan akhir (xxx)
Harga Pokok Penjualan xxx Harga Pokok Penjualan xxx
Rumus Pembebanan Persediaan
FIFO/ First In First Out/ Masuk Pertama Keluar
MPKP Pertama
LIFO tidak diperbolehkan
dalam PSAK 14 (Revisi
2008): Karena tidak
AVERAGE Average/ Rata-rata Tertimbang
sesuai dengan konsep
Fair Value dan kurang
LIFO/ mencerminkan
Masuk Terakhir Keluar Pertama pergerakan persediaan.
MTKP
Kecuali;
Persediaan barang per 31 Januari 2019 berjumlah 42 unit. Hitunglah nilai persediaan akhir dengan menggunakan metode-
metode berikut ini;
a. FIFO/MPKP
b. Average
Solusi;
a. (20 X 3.000) + (26 X 3.200) + (30 X 3.100) – (20 X 3.000) – (4 X 3.200) + (20 X 3.300) + (28 X 3.200) = 319.000
b. (20 X 3.000) +(26 X 3.200) + (30 X 3.100) - (24 X 3.108) + (20 X 3.300) + (28 X 3.200)
(20+26+30)
= 3.108 - (24 X 3.108) + (20 X 3.300) + (28 X 3.200) = 317.211
PSAK 14 - Persediaan
02
01 Persedia
Aset dalam
Aset
an bentuk bahan
atau
tersedia perlengkapan
untuk dijual untuk
dalam digunakan
kegiatan
bisnis 03 dalam proses
produksi atau
pemberian jasa
Pengukuran
Biaya
Pembelian
Nilai Realisasi Neto:
Biaya Konversi
• Harga beli,
• bea impor dan pajak Biaya yang timbul agar
lainnya yang tidak dapat persediaan ada pada
Biaya kondisi dan lokasi saat ini.
ditagih lagi oleh entitas Biaya Lain
ke otoritas pajak, Pembelian Misalnya biaya
• biaya pengangkutan, perancangan produk untuk
• biaya penanganan dan pelanggan tertentu sebagai
biaya lainnya yang dapat biaya persediaan.
diatribusikan langsung.
• Dikurangi diskon, rabat Biaya
dan sejenisnya Persediaan
Pengakuan Persediaan Sebagai Beban
Nilai tercatat persediaan diakui
sebagai beban pada periode Tidak ada koreksi fiskal
diakuinya pendapatan atas
penjualan tersebut
Pemulihan
Nilai
Diual
20
Contoh Penyajian LK
Selisih
xxxx
PAJAK MASUKAN Cfm SPT Masa PPN
Perhatikan nilai perolehan aset tetap yang di beli pada tahun berjalan saat ekualisasi
Faktur Pajak Masukan dengan biaya HPP karena dimungkinkan
perolehan asset termasuk dalam Faktur Pajak masukan namun bukan termasuk biaya
HPP
Uang Muka Pembelian
Uang Muka Pembelian perlu dipertimbangkan dalam analisis ekualisasi pembelian dengan PPN.
Uang muka pembelian tahun berjalan bersifat mengurangi nilai pembelian, karena telah terbit
Faktur Pajak Masukan namun belum menjadi biaya pembelian.
Perlu dipertimbangkan juga, tidak semua pembelian bertransaksi dengan PKP sehingga tidak ada
Faktur Pajak Masukan
Pertimbangan Dalam Ekualisasi Pembelian PPh dengan
perolehan pada SPT Masa PPN
Dalam melakukan analisis ini, perlu memperhatikan hal-hal yang dapat menyebabkan perbedaan antara
kedua transaksi tersebut seperti:
1. Perbedaan saat pengakuan pembelian dan saat pembelian BKP dan/atau pemanfaatan JKP sesuai
ketentuan PPN;
2. Memeriksa kembali apakah dalam tahun pajak tersebut terdapat pembelian barang modal, karena
pembelian barang modal tidak akan dicatat sebagai pembelian, melainkan aktiva;
3. Jika dimungkinkan, melakukan pemisahan antara pembelian BKP dan pemanfaatan JKP dan
membandingkan nilai pemanfaatan JKP dengan biaya-biaya yang terdapat di SPT Tahunan karena
seringkali pemanfaatan JKP secara PPh tidak diakui sebagai pembelian, melainkan sebagai biaya
sehubungan dengan jasa;
4. Jumlah pembelian non BKP yang bisa jadi tidak dilaporkan Wajib Pajak di SPT Masa PPN.
5. Mempertimbangkan uang muka yang telah diterbitkan faktur pajak oleh pihak penjual terkait uang
muka tahun sebelumnya dengan uang muka tahun berjalan.
6. Pertimbangkan untuk transaksi yang menggunakan perhitungan DPP Nilai Lain.
7. Pertimbangkan terkait notul atas PIB sehingga nilai Pajak Masukan menjadi berubah.
4
Rekapitulasi “Jumlah
Penghasilan bruto” untuk
masa pajak sesuai dengan
periode tahun buku
wajib pajak
Untuk Pusat dan Cabang
SPT Masa PPh Pasal 21
Perhatian:
• Hanya merekap DPP Faktur Pajak Masukan dari supplier yang teridentifikasi merupakan supplier untuk
pembelian bahan/barang dagang
• Rekapitulasi masa pajak sesuai dengan periode tahun buku wajib pajak.
6
TUGAS KELOMPOK
1. Perusahaan Farmasi
2. Perusahaan Makanan/Minuman 1. Analisis Peghasilan dengan LK, SPT Tahunan, SPT Masa PPh dan PPN
2. Analisis HPP dengan SPT Masa PPN dan SPT Masa PPh Pasal
3. Perusahaan Pertambangan 21/22/23/26
3. Analisis Beban Usaha dengan SPT Masa PPh Pasal 21/22/23/26, 15
4. Perusahaan Perkebunan dan 4 (2) dan SPT Masa PPN