Anda di halaman 1dari 69

Manajemen Pajak Oleh:

Agus Supriyanto
SME LM Formasi
Redaktur Indonesian Tax Review
Strategi Bila SPT Tahunan PPh 1771 Lebih Bayar Finance Accounting Tax Satukelas
Independent Tax Consultant / Advisor
Nara Sumber
▪ N ama : AGUS SUPRIYANTO, SE

▪ Pendidikan : STAN, UNPAD, STIE JAGAKARSA

▪ Pekerjaan : Auditor Senior pada Direktorat Jenderal Pajak ( 1991 - 2003 )

Business Development pada Perusahaan berbasis teknologi ( 2004 - 2008 )

Independent Tax Consultant ( Present)

Praktisi f inance Accounting Tax pada hospitality industry ( 2010 - 2018 ) Tutor tema perpajakan
pada LM Formasi ( Present)

Terlibat dalam tim implementasi SAP pada salah satu BUMN Indonesia (2011/2012)

Tutor tema perpajakan dan pembukuan UMKM pada BPSDM IKA UNPAD Redaktur Indonesian Tax
Review

Penanggung jawab produk mybrevet, taxes, ITR

Pemangku live consultation tema perpajakan pada satukelas.com

Head of Training Satukelas.com


• Manajemen Pajak (pengertian, tujuan, fungsi)
• PPh Badan
• Penghasilan
• Pengurang Penghasilan Bruto
• Perbedaan Perlakuan Perpajakan vs Komersial
• Koreksi Fiskal
Agenda •

Kompensasi Kerugian Fiskal
Kredit Pajak
• Perhitungan PPh Terutang
• Rekonsiliasi Fiskal
• Equalisasi PPh Badan dengan PPh lainnya dan PPN /
PPnBM
• Restitusi PPh Badan dan Pemeriksaan SPT PPh Badan LB
Manajemen Pajak
Definisi: Seluruh upaya yang dilakukan wajib pajak untuk mengelola aktivitas atau penerapan
perpajakan secara ekonomis, efektif dan efisien sesuai dengan ketentuan peraturan UU
perpajakan yang berlaku. Beban pajak berkurang tanpa harus melanggar peraturan
perpajakan yang ada
Tujuan: Optimalisasi pembayaran pajak
Fungsi: 1. Planning : Perencanaan Pajak
2. Organizing : Pengorganisasian
Pajak
3. Actuating : Pelaksanaan Pajak
4. Controlling : Pengawasan
Pajak
Sistem
Perpajakan
Indonesia
SkemaTax
Planning
Kapan Tax Penutupan
Planning Tumbuh dan
Dilaksanakan? Berkembang

Sepanjang Perjalanan Wajib Pajak Beroperasi

Pembentukan
Pajak yang dikenakan kepada Wajib Pajak badan atas
penghasilan yang diterima atau diperoleh dalam satu
tahun pajak.

PPh Badan
Alur Pembuatan
Laporan
Keuangan
Fiskal
Penghitungan
Laba Fiskal
Penghasilan
Pasal 4 UU PPh
Penghasilan

setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib


Pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat
dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan Wajib Pajak yang
bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk apa pun
 Penghasilan sehubungan  Keuntungan pembebasan
dengan pekerjaan termasuk utang
natura dan/atau kenikmatan  Keuntungan selisih kurs
 Hadiah  Keuntungan penilaian kembali
aktiva
 Laba Usaha
 Premi asuransi
 Keuntungan Pengalihan Harta
 Iuran anggota perkumpulan WP
Pasal 4 ayat (1)  Penerimaan Kembali Pajak yang menjalankan usaha/pek
bebas.
Penghasilan yang telah dibebankan sbg
biaya  Tambahan kekayaan neto
belum kena pajak
Non Final  Bunga
 Penghasilan dari usaha berbasis
 Dividen dengan nama dan syariah [PP No. 25 Tahun 2009
bentuk apapun jo. PMK-136/PMK.03/2011 jo.
PMK-137/PMK.03/2011]
 Royalti
 Imbalan bunga sebagaimana
 Sewa dimaksud dalam UU KUP
 Penerimaan/perolehan berkala  Surplus BI
 warga negara asing yang telah menjadi subjek pajak dalam negeri
dikenai Pajak Penghasilan hanya atas penghasilan yang diterima
atau diperoleh dari Indonesia dengan ketentuan:
a. memiliki keahlian tertentu sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan; dan
b. berlaku selama 4 (empat) tahun pajak yang dihitung sejak menjadi
WNA yang subjek pajak dalam negeri.

telah menjadi  Termasuk dalam pengertian penghasilan yang diterima atau


diperoleh dari Indonesia berupa penghasilan yang diterima atau
Subyek Pajak diperoleh warga negara asing sehubungan dengan pekerjaan,
jasa, atau kegiatan di Indonesia dengan nama dan dalam bentuk
Dalam Negeri apapun yang dibayarkan di luar Indonesia.
 Ketentuan di atas tidak berlaku terhadap warga negara asing yang
memanfaatkan Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda antara
pemerintah Indonesia dan pemerintah negara mitra atau
yurisdiksi mitra Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda tempat
warga negara asing memperoleh penghasilan dari luar Indonesia.
 Bunga Deposito (PP 131 Th 2000);
 Hadiah Undian (PP 132 Th 2000);
 Sewa Tanah dan Bangunan (PP 29 Th 1996 stdtd PP 5 Th 2002);
 Penghasilan Jasa Konstruksi (PP 51 Th 2008 std PP 40/2009);
 Pengalihan hak atas tanah dan bangunan (PP 27 th 96 stdtd PP 71 Th
Pasal 4 ayat (2)  2008);

Penghasilan  Bunga dan Diskonto Obligasi di Bursa (PP 6 Th 2002 stdtd PP 16 Th


2009);
Final  Penjualan saham bursa (PP 41 Th 1994 stdtd PP 14 Th 1997;
 Revaluasi aktiva tetap;
 WP yang memiliki omset/peredaran usaha dalam jumlah tertentu [PP
No 46/2013] stdtd PP No 23/2018;
 Usaha pengangkutan bagi Perusahaan Pelayaran;
 Dll.
 Bantuan, sumbangan, zakat , hibah dgn syarat tertentu;
 Warisan;
 Harta dan setoran tunai sebagai pengganti saham;
 Natura dan kenikmatan tertentu (5 jenis);
 Pembayaran manfaat asuransi kepada orang pribadi sehubungan asuransi KKJDB; => Dwiguna
sejak UU HPP menjadi obyek

Pasal 4 ayat (3)  Dividen yang berasal dari dalam negeri kepada WPDN lainnya
 Dividen yang berasal dari luar negeri kepada WPDN dengan syarat tertentu
Penghasilan  Iuran yang diterima/diperoleh Dapen yg pendiriannya telah disahkan MenKue;

Bukan Obyek  Penghasilan dari modal yang ditanamkan oleh Dapen dlm bidang tertentu yang ditetapkan
oleh PMK (PMK-234/PMK.03/2009);
 Bagian laba dari CV, persekutuan, perumpulan, firma, kongsi
PPh  Bagian laba modal ventura;
 Beasiswa sesuai yang diatur lebih lanjut oleh PMK;
 Sisa lebih lembaga nirlaba di bidang pendidikan dan/atau bidang penelitian & pengembangan;
 Bantuan/santunan yang dibayarkan oleh BPJS kepada WP tertentu
 Dana setoran BPIH dan/atau BPIH Khusus diterima oleh BPKH
 Sisa lebih badan/lembaga social, keagamaan
Pengurang Penghasilan Bruto
Pasal 6 UU PPh
 Biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara (3M)
penghasilan, termasuk :
1. biaya pembelian bahan;
2. biaya berkenaan dengan pekerjaan atau jasa termasuk upah, gaji,
honorarium, bonus, gratifikasi, dan tunjangan yang diberikan
dalam bentuk uang;
3. bunga, sewa, dan royalti;
Pasal 6 ayat (1) 4. biaya perjalanan;
5. biaya pengolahan limbah;
6. premi asuransi;
7. biaya promosi dan penjualan yang diatur dengan atau
berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan;
8. biaya administrasi; dan
9. pajak kecuali Pajak Penghasilan;
 Penyusutan dan amortisasi atas pengeluaran yang mempunyai masa manfaat
lebih dari 1 (satu) tahun. Sedangkan pengeluaran di muka, pembebanannya
dapat dilakukan melalui alokasi;
 Iuran kepada dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan Menteri
Keuangan.
 Kerugian karena penjualan atau pengalihan harta yang dimiliki dan digunakan
dalam perusahaan atau yang dimiliki untuk mendapatkan, menagih dan
memelihara penghasilan;
 Kerugian selisih kurs mata uang asing;
 Biaya penelitian dan pengembangan yang dilakukan di Indonesia;
Pasal 6 ayat (1)  Biaya bea siswa, magang dan pelatihan;
 Piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih dengan syarat tertentu;
 Sumbangan dalam rangka penanggulangan bencana nasional, penelitian dan
pengembangan di Indonesia,
 pembangunan infrastrukstur sosial,
 Fasilitas pendidikan, dan pembinaan olahraga yang ketentuannya diatur oleh
PP.
 Biaya penggantian atau imbalan yang diberikan dalam bentuk natura
dan/atau natura
 Pembagian laba dengan nama apapun;
 biaya utk kepentingan pribadi pem. saham, sekutu, anggota;
 pembentukan cadangan, kecuali cadangan tertentu
 Premi asuransi KKJDB yang dibayar oleh orang pribadi;
Pasal 9  Pemberian dalam bentuk natura/kenikmatan sehubungan dengan
pekerjaan atau jasa;
Non  jumlah yang melebihi kewajaran yang dibayarkan kepada pemegang
Deductable saham atau pihak yang memiliki hubungan istimewa;
 hibah, bantuan, sumbangan, dan warisan kec. yg diterima BAZ/LAZ
Expenses atau lembaga keagamaan lain yang dibentuk dan disahkan
Pemerintah;
(NDE)  pajak penghasilan;
 pengeluaran utk kepentingan pribadi WP;
 gaji kepada anggota persekutuan, firma, cv;
 sanksi perpajakan;
Perbedaan Perlakuan Pajak vs Komersiil
Beda Waktu Beda Tetap
Time Different Permanent Different

 Penghasilan Dikenakan Final


 Penyusutan & Amortisasi  Bukan Obyek Pajak
Pajak vs  Pembentukan Cadangan  Tidak memenuhi persyaratan
Komersiil biaya sebagaimana diatur
dalam pasal 6 UU PPh
Koreksi Fiskal
Koreksi dilakukan karena adanya perbedaan perlakuan pajak dan
komersiil. Cermati setiap transaksi/akun yang berisiko
memunculkan perbedaan.

Koreksi Positif => koreksi yang menyebabkan jumlah pajak


terutang lebih besar

Koreksi Negatif => koreksi yang menyebabkan jumlah pajak


terutang lebih kecil
Optimalisasi Biaya DE
• Supporting Documen, external document; Terminologi akun dan uraian transaksi
• Biaya Pegawai : Terminologi, Syarat reimbursemnet, PPh 21 (DE –TI, NDE-NTI, DE-NTI; NDE-
NTI), PPh 21 Karyawan; Pengobatan Karyawan; Jamsostek; Perumahan; Transport; Pakaian
Dinas; Makan minum; Bonus; Kendaraan Karyawan; Handphone; Perjalanan Dinas; dll
• Biaya entertainment: daftar nominatif
• Biaya Sumbangan dan Biaya CSR
• Penyisihan piutang dan Penghapusan Piutang Tak Tertagih
• Bunga Pinjaman dan Deposito
• Biaya Promosi
Biaya pinjaman meliputi:
• bunga pinjaman;
• diskonto dan premium yang terkait dengan pinjaman;
• biaya tambahan yang terjadi yang terkait dengan perolehan pinjaman (arrangement of
borrowings);
• beban keuangan dalam sewa pembiayaan;
• biaya imbalan karena jaminan pengembalian utang; dan • selisih kurs yang berasal dari pinjaman
dalam mata uang asing sepanjang selisih kurs tersebut sebagai penyesuaian terhadap biaya
pinjaman
Kompensasi Rugi Fiskal
Kredit Pajak
SPT LB RESTITUSI

Anda mungkin juga menyukai