Juli 2022
Penanggung Jawab : Haryo Abduh Suryo Negoro, Kepala Subdirektorat Potensi Perpajakan
Ihsan Priyawibawa
LAIN-LAIN
DISCLAIMER
Panduan Praktis ini disusun dalam rangka peningkatan kapasitas dan kompetensi pegawai di lingkungan Direktorat Jenderal
Pajak dalam memahami proses bisnis, regulasi perpajakan terkait, critical point/modus penghindaran pajak, dan strategi
penggalian potensi pajak serta pengawasan terhadap Wajib Pajak.
Materi dalam panduan praktis ini bersumber dari berbagai literatur, narasumber, regulasi, serta sumber lainnya.
Informasi/bahan yang digunakan dalam modul ini hanya untuk kepentingan internal Direktorat Jenderal Pajak, digunakan
sebagai salah satu referensi/acuan dalam pelaksanaan penggalian potensi pajak dan pelaksanaan tugas lainnya.
1. PROSES BISNIS
2. ASPEK PERPAJAKAN
4. STUDI KASUS
www.pajak.go.id
PROFIL
3
PT. APE didirikan pada tanggal 10 Februari 2000 berlokasi di Graha Artajasa Jl.
Letjen Sutopo, Serpong Kota Tangerang Selatan. Kegiatan usaha bergerak di bidang
Jasa Layanan Elektronik yaitu penyedia / pengelola jaringan infrastruktur bagi
perbankan dan penyedia layanan transaksi elektronik. Jenis layanannya antara lain
ATM Bersama, Debit Bersama, Outsource Switching (OSSW), Layanan Electronic
Chanel (terminal ATM dan EDC), Card Issuing, Billing Provider.
Pemegang saham antara lain :
1. PT. ANL (55%) merupakan anak perusahaan PT Indosat TBK
2. Yayasan KKBI (35%)
3. PT. MK (10%)
1. PROSES BISNIS 4
www.pajak.go.id
1. PROSES BISNIS – Pilar Bisnis 5
www.pajak.go.id
1. PROSES BISNIS – Pilar Bisnis 6
www.pajak.go.id
1. PROSES BISNIS – Pilar Bisnis 7
www.pajak.go.id
2. ASPEK PERPAJAKAN 8
www.pajak.go.id
3. CRITICAL POINT/MODUS PENGHINDARAN PAJAK 10
Mark Up Biaya
Menyembunyikan atau memperkecil omset/penghasilan
Faktur Pajak yang sudah approve namun belum dilaporkan
Tidak melaksanakan kewajiban perpajakan terutama Witholding tax
Mengkreditkan Faktur Pajak Masukan yang tidak seharusnya dikreditkan karena
tidak memiliki hubungan langsung dengan kegiatan usaha WP
Faktur Pajak kode 02/03 atas transaksi dengan Pemungut tanpa pembayaran PPN
Biaya atas jasa yang belum dilakukan pemungutan PPh Pasal 23/26
Biaya atas sewa yang belum dilakukan pemungutan PPh Pasal 23/ Pasal 4 ayat 2
www.pajak.go.id
4. STUDI KASUS 1 11
Critical Point / Modus Penghindaran Pajak yang mungkin dilakukan oleh Wajib Pajak
adalah Mark Up Biaya. Salah satu cara untuk mengetahui pembelian yang sebenarnya adalah
dengan melakukan pengecekan dokumen Wajib Pajak.
Sumber data yang diperlukan antara lain:
1. Kontrak atau perjanjian pembelian
Selisih nilai pembelian SPT Tahunan PPh cfm SPT Masa PPN
2. Dokumen Impor (PIB, B/L, dll) 1 Pembelian Cfm SPT Tahunan 115,409,351,227
3. Dokumen pembelian lokal (invoice) 2 DPP PM Impor 15,337,597,149
3 DPP PM Dlm Negeri Dikreditkan di Tahun ini 394,212,002,004
4. Surat pengantar barang (DO)
4 DPP PM Dlm Negeri dari pembelian Tahun sebelumnya 1,582,885,857
5. Nota tagihan 5 DPP PM Dlm Negeri Tahun ini Dikreditkan di Tahun berikutnya 102,754,994
Hal yang dapat dilakukan oleh untuk mendeteksi 6 Unsur PM terkait dengan Biaya dan Pembelian Asset /selain HPP 363,394,280,388
fraud pada pos pembelian tersebut adalah 7 Pajak Masukan Unsur HPP (b2 + b3 - b4 + b5 - b6) 44,675,187,902
8 Selisih Pembelian Cfm SPT Tahunan dan Masa PPN 70,734,163,325
dengan cara melakukan equalisasi antara pos
pembelian yang ada pada laporan laba rugi
dengan pos pajak masukan pada SPT Masa Klarifikasi
PPN. Sebagian besar pembelian Wajib Pajak ke WP
adalah pembelian electronic voucher dari
Indosat, fee transaksi dan jasa perantara.
www.pajak.go.id
4. STUDI KASUS 1 12
Hal yang dapat dilakukan oleh petugas untuk mendeteksi fraud pada biaya gaji/upah, biaya penyusutan,
dan biaya lainnya adalah :
• Melakukan equalisasi biaya gaji berdasarkan SPT Masa PPh Pasal 21 dengan Laporan Keuangan
• Melakukan perhitungan biaya penyusutan sesuai ketentuan. Menyandingkan data bulan/tahun
perolehan aset pada Lampiran Khusus 1A SPT Tahunan PPh Badan dengan SPT Tahunannya.
Apabila terdapat penyusutan atas aset/harta yang sudah daluarsa namun biaya penyusutan masih
dibiayakan oleh wajib pajak, maka akan menjadi koreksi negatif terhadap biaya.
• Melakukan pengujian biaya sesuai prinsip 3M
Berdasarkan Laporan Keuangan Wajib Pajak diketahui terdapat biaya Tour dan Sponsorship sebesar Rp
763.882.259,- yang tidak berhubungan dengan kegiatan operasional perusahaan. Selain itu juga
terdapat Biaya Promosi yang belum dilengkapi dengan daftar nominatif. Atas hal ini telah diklarifikasi
kepada Wajib Pajak dan dilakukan koreksi positif.
www.pajak.go.id
4. STUDI KASUS 2 13
Critical Point / Modus Penghindaran Pajak yang mungkin dilakukan oleh Wajib Pajak
adalah melaporkan omset yang lebih rendah dari seharusnya.
PT. APE adalah Wajib Pajak yang bergerak di bidang Jasa Penyedia Layanan Transaksi
Elektronik dimana sebagian besar penghasilannya adalah pendapatan atas Fee transaksi ATM
Bersama dan Online Payment. Salah satu cara untuk mengetahui omset yang sebenarnya selain
melakukan pengujian atas dokumen penjualan juga dengan melakukan permintaan data
eksternal misalnya data transaksi transfer dana melalui ATM Bersama kepada Bank Indonesia.
www.pajak.go.id
4. STUDI KASUS 3 14
Critical Point / Modus Penghindaran Pajak yang mungkin dilakukan oleh Wajib Pajak
adalah tidak melaporkan Faktur Pajak Keluaran yang sudah approve. Salah satu cara
untuk mengetahui adalah dengan melakukan penelitian data Approweb, data Apportal dan
PKPM dengan SPT Masa PPN Wajib Pajak Formulir 1111 A2.
Menyandingkan data faktur pajak yang diterbitkan melalui aplikasi efaktur yang telah
mendapat persetujuan (approve) pada suatu masa pajak dengan data faktur pajak keluaran
yang dilaporkan pada SPT Masa PPN masa pajak tersebut.
www.pajak.go.id
4. STUDI KASUS 4 15
Critical Point / Modus Penghindaran Pajak yang mungkin BIAYA PENGIRIMAN MESIN ATM 2,000,000
Sewa Lokasi 3 Bulan 27,476,270
dilakukan oleh Wajib Pajak adalah Tidak melaksanakan
Biaya Pengiriman Barang / Dokumen 4,999,280
kewajiban perpajakan terutama witholding tax. Salah satu cara FEE TRANSAKSI 157,601,455
untuk mengetahui Wajib Pajak telah / tidak melaksanakan Jasa Desain dan Produksi 24,890,000
kewajiban perpajakan terutama witholding tax adalah dengan Training IT Project Management 55,200,000
Biaya Transaksi - Interconnection Transfer 6,287,429,961
meneliti dan menyandingkan akun biaya di laporan keuangan REKAP FEE TRANSAKSI FIF 44,798,281,134
dengan pelaporan SPT Masa PPh Pasal 21, SPT Masa Pasal 4 FEE JASA PEMAKAIAN TRANSAKSI DEBIT NASIONAL 139,128
ayat (2), SPT Masa Pasal 23/26 dan SPT Masa PPN . FEE BIAYA PENGEMBANGAN EDCR 17,392,010
FEE TRANSAKSI ( PRE PAID ) 1,360,796
Commission fee Trx Allianz via Indomaret 138,019,500
Salah satu cara adalah :
- Menyandingkan antara Faktur Pajak Masukan yang diterima oleh
Wajib Pajak (yang diterbitkan oleh Wajib Pajak Badan yang
melakukan penyerahan JKP yang termasuk dalam objek PPh
Pasal 23) dengan Bukti Potong PPh Pasal 23 yang diterbitkan oleh
Wajib Pajak untuk mengidentifikasi Wajib Pajak yang belum
melakukan pemotongan PPh Pasal 23.
www.pajak.go.id
4. STUDI KASUS 4 16
- membandingkan antara Total nilai DPP PPN pada SPT Masa PPN Formulir 1111 B1 yang telah
divalidasi memiliki setoran PPN atas Royalti (Kode Setor 411211-101) dan setoran PPN atas
JKPLN (Kode Setor 411211-102) dibandingkan dengan Total DPP PPh Pasal 26 pada SPT Masa
PPh Pasal 26 bagian induk atas Royalti (Kode Objek Pajak 27-103-01), atas Sewa dan
Penghasilan Lain sehubungan dengan penggunaan harta (Kode Objek Pajak 27-100-01), dan
atas Imbalan sehubungan dengan Jasa Pekerjaan dan Kegiatan (Kode Setor 27-104-01) dalam
satu Tahun Pajak (Januari s.d Desember).
- Menyandingkan antara Faktur Pajak dengan Bukti Potong PPh Pasal 4 ayat 2, yang seharusnya
memiliki jumlah Dasar Pengenaan Pajak (DPP) yang sama. Selisih data yang terbentuk adalah
Potensi PPh Final 4(2), menampilkan jumlah Bukti Potong yang kurang dibuat atau belum
dilaporkan.
www.pajak.go.id
4. STUDI KASUS 5 17
Critical Point / Modus Penghindaran Pajak yang mungkin dilakukan oleh Wajib Pajak adalah
Mengkreditkan Faktur Pajak Masukan (PM) yang tidak seharusnya dikreditkan karena tidak
memiliki hubungan langsung dengan kegiatan usaha WP.
Salah satu cara untuk mengetahui yaitu dengan menyandingkan data dari detil e-Faktur yang
disajikan di menu aplikasi Appportal atau data Lolipop dengan SPT Masa PPN Wajib Pajak
Formulir 1111 B2. Apabila data Faktur PM detil e-faktur bagian jenis barang tidak ada hubungan
langsung dengan kegiatan usaha WP dan atas Faktur PM tersebut dilaporkan di SPT Masa PPN
Formulir 1111 B2 maka perlu dilakukan permintaan penjelasan ke Wajib Pajak
Berdasarkan Laporan Keuangan Tahun 2018 diketahui terdapat Biaya Tour dan Sponsorship sebesar
Rp 763.882.259,- yang tidak berhubungan dengan kegiatan operasional perusahaan. Atas hal ini
telah diklarifikasi kepada Wajib Pajak dan dilakukan koreksi.
www.pajak.go.id
4. STUDI KASUS 6 18
www.pajak.go.id
5. TEKNIK/METODE PENGGALIAN POTENSI 19
Teknik dan langkah penggalian potensi serta pengawasan yang dapat digunakan yaitu:
1. Meminta dokumen kontrak kepada Wajib Pajak.
Dengan meminta dokumen kontrak dapat mengidentifikasi pendapatan Fee Wajib Pajak.
2. Penelitian pemotongan PPh Pasal 23 atas Jasa.
Penelitian PPh Pasal 23 atas biaya-biaya jasa seperti jasa tehnik, jasa virtual account, jasa channel,
jasa interkoneksi dan jasa-jasa lainnya yaitu meneliti dan menyandingkan akun biaya di laporan
keuangan dengan pelaporan SPT Masa PPh Pasal 23
3. Penelitian pemotongan PPh Pasal 4 ayat 2 atas Sewa
Melakukan equalisasi biaya sewa pada Laporan Laba Rugi dengan SPT Masa PPh Pasal 4 ayat 2.
Menyandingkan antara Faktur Pajak dengan Bukti Potong PPh Pasal 4 ayat 2, yang seharusnya
memiliki jumlah Dasar Pengenaan Pajak (DPP) yang sama.
4. Melakukan penelitian atas koreksi fiskal yang telah dilakukan oleh Wajib Pajak.
5. Melakukan pengujian biaya sesuai prinsip 3M.
6. Melakukan kunjungan kerja untuk mengetahui dengan pasti proses bisnis dan potensi Wajib Pajak.
www.pajak.go.id
www.pajak.go.id