Anda di halaman 1dari 72

Organisasi

Diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Pajak

i
Disclaimer:
Isi dalam modul ini semata-mata hanya digunakan untuk pembelajaran dalam rangka
pengembangan kompetensi pegawai DJP.
Rujukan utama tetap mengacu pada peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Penerbit:
Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan RI
Januari 2024

Hanya untuk Internal DJP

i Organisasi
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI II
KATA PENGANTAR IV
DAFTAR TABEL VI
DAFTAR GAMBAR VII

BAB I GAMBARAN UMUM KEMENTERIAN KEUANGAN 2


A. Visi, Misi, dan Tujuan Kementerian Keuangan 2
B. Nilai-Nilai Kementerian Keuangan 3
C. Tugas dan Fungsi Kementerian Keuangan 4
D. Struktur Organisasi Kementerian Keuangan 4
E. Latihan Soal 5

BAB II GAMBARAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL PAJAK 8


A. Rencana Strategis Direktorat Jenderal Pajak 8
B. Visi, Misi, dan Tujuan Direktorat Jenderal Pajak 9
C. Sasaran Strategis DIrektorat Jenderal Pajak 10
D. Tugas dan Fungsi Direktorat Jenderal Pajak 11
E. Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Pajak 11
F. Staf Ahli Menteri Keuangan di Lingkungan DJP 13
G. Eselonisasi di Lingkungan DJP 14
H. Latihan Soal 15

BAB III STRUKTUR ORGANISASI UNIT KANTOR PUSAT DJP 18


A. Sekretariat Direktorat Jenderal 18
B. Direktorat Peraturan Perpajakan I 19
C. Direktorat Peraturan Perpajakan II 20
D. Direktorat Pemeriksaan dan Penagihan 22
E. Direktorat Penegakan Hukum 23
F. Direktorat Ekstensifikasi dan Penilaian 24
G. Direktorat Keberatan dan Banding 25
H. Direktorat Potensi, Kepatuhan, dan Penerimaan 26
I. Direktorat Penyuluhan, Pelayanan, dan Hubungan Masyarakat 27
J. Direktorat Data dan Informasi Perpajakan 28
K. Direktorat Kepatuhan Internal dan Transformasi Sumber Daya Aparatur 29
L. Direktorat Teknologi Informasi dan Komunikasi 30
M. Direktorat Transformasi Proses Bisnis 31
N. Direktorat Perpajakan Internasional 32
O. Direktorat Intelijen Perpajakan 33
P. Latihan Soal 35

ii Organisasi
BAB IV INSTANSI VERTIKAL DIREKTORAT JENDERAL PAJAK 38
A. Kanwil DJP 38
B. KPP 43
C. KP2KP 49
D. Latihan Soal 51

BAB V UNIT PELAKSANA TEKNIS DIREKTORAT JENDERAL PAJAK 54


A. Pusat Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan (PPDDP) 54
B. Kantor Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan (KPDDP) 56
C. Kantor Layanan Informasi dan Pengaduan Direktorat Jenderal Pajak (KLIP) 58
D. Latihan Soal 60

KUNCI JAWABAN 62
DAFTAR PUSTAKA 63
DAFTAR PENULIS 64

iii Organisasi
KATA
PENGANTAR
Dunia terus berubah, kegiatan ekonomi Wajib Pajak juga berubah
mengikuti perkembangan dunia digital. Direktorat Jenderal
Pajak (DJP) juga berubah dengan melakukan reformasi
melalui Pembaharuan Sistem Administrasi Perpajakan
yang meliputi pelaksanaan berbagai Inisiatif Strategis
terkait 5 Pilar Reformasi Perpajakan, yaitu Organisasi,
Sumber Daya Manusia (SDM), Peraturan Perundang-
undangan, Proses Bisnis, serta Teknologi Informasi dan
Basis Data.

Tujuan dari reformasi tersebut adalah mewujudkan kondisi


yang dapat memberikan daya dukung kepada optimalisasi
penerimaan pajak, di antaranya:

1. struktur organisasi yang efektif dan efisien dengan memperhatikan cakupan geografis,
karakteristik organisasi, ekonomi, kearifan lokal, potensi penerimaan dan rentang
kendali (span of control) yang memadai, mendukung perluasan jangkauan pelayanan
dan pengawasan Wajib Pajak dan penyelesaian tugas tepat waktu dan berkualitas;

2. sumber daya manusia yang tangguh, akuntabel dan berintegritas dalam rangka
menjalankan administrasi perpajakan demi mencapai target penerimaan pajak dan
strategis lainnya;

3. peraturan perundang-undangan yang harmonis, sederhana (simple), mendukung


perluasan jangkauan pelayanan, peningkatan kualitas pelayanan dan pembinaan Wajib
Pajak, peningkatan kemudahan berusaha (ease of doing business), meningkatkan
perekonomian dan penerimaan perpajakan, serta sesuai dengan kebutuhan
stakeholders, perkembangan perekonomian, dan teknologi informasi;

4. proses bisnis inti administrasi perpajakan yang efektif, efisien, dan akuntabel;

5. sistem informasi administrasi perpajakan yang terpercaya, handal, terintegrasi dengan


proses bisnis inti administrasi perpajakan dan didukung dengan basis data yang akurat
(reliable) dan dapat dipergunakan sebagai Single Source of Truth (SSO).

iv Organisasi
Untuk mendukung tercapainya tujuan reformasi perpajakan, diperlukan SDM yang
berkualitas. Oleh karena itu, Direktorat Kepatuhan Internal dan Transformasi Sumber Daya
Aparatur (KITSDA) bersama Subject Matter Expert (SME) menyusun 13 modul materi
perpajakan dan non perpajakan sebagai berikut:

1. Seri modul materi perpajakan yang terdiri atas: KUP, PPh, PPN, PBB, dan Bea Meterai;

2. Seri modul materi non perpajakan yang terdiri atas: Organisasi, Keuangan, Kepegawaian,
Internalisasi Kepatuhan, Tata Naskah Dinas, serta Teknologi Informasi dan Komunikasi

3. Seri modul materi khusus untuk Account Representative dan Penelaah Keberatan.

Modul tersebut digunakan sebagai salah satu sarana pembelajaran dan pengembangan
kompetensi pegawai. Modul ini diharapkan dapat membantu seluruh pegawai DJP untuk
memahami tugas dan pekerjaannya dengan lebih mudah sehingga dapat berkontribusi
secara optimal pada organisasi untuk mendorong meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak
(WP) dan mengurangi Tax Gap. Pada akhirnya, dapat berkontribusi untuk mendukung
penerimaan pajak sesuai yang diamanatkan dalam APBN dan meningkatkan Tax Ratio.

Direktur Kepatuhan Internal dan


Transformasi Sumber Daya Aparatur

Ditandatangani secara elektronik


Lucia Widiharsanti

v Organisasi
DAFTAR TABEL

Tabel 2-1 : Tugas Kantor Pusat ........................................................................................ 12


Tabel 4-1 : Rincian Jumlah Instansi Vertikal di DJP .......................................................... 38
Tabel 5-1 : Nama, Lokasi, dan Wilayah Kerja KPDDP ...................................................... 57
Tabel 5-2 : Struktur Organisasi KPDDP ............................................................................ 58
Tabel 5-3 : Struktur Organisasi KLIP DJP ......................................................................... 60

vi Organisasi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1-1 : Struktur Organisasi Kementerian Keuangan ................................................ 5


Gambar 2-1 : Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Pajak ............................................. 11
Gambar 2-2 : Sebaran Kantor Operasional di Lingkungan DJP ........................................ 13
Gambar 3-1 : Struktur Organisasi Sekretariat Direktorat Jenderal .................................... 18
Gambar 3-2 : Struktur Organisasi Direktorat PP I .............................................................. 20
Gambar 3-3 : Struktur Organisasi Direktorat PP II ............................................................. 21
Gambar 3-4 : Struktur Organisasi Direktorat P2 ................................................................ 22
Gambar 3-5 : Struktur Organisasi Direktorat Gakkum ....................................................... 23
Gambar 3-6 : Struktur Organisasi Direktorat EP................................................................ 24
Gambar 3-7 : Struktur Organisasi Direktorat KB................................................................ 25
Gambar 3-8 : Struktur Organisasi Direktorat PKP ............................................................. 26
Gambar 3-9 : Struktur Organisasi Direktorat P2Humas ..................................................... 27
Gambar 3-10 : Struktur Organisasi Direktorat DIP ............................................................ 28
Gambar 3-11 : Struktur Organisasi Direktorat KITSDA...................................................... 29
Gambar 3-12 : Struktur Organisasi Direktorat TIK ............................................................. 30
Gambar 3-13 : Struktur Organisasi Direktorat TPB ........................................................... 31
Gambar 3-14 : Struktur Organisasi Direktorat PI ............................................................... 32
Gambar 3-15 : Struktur Organisasi Direktorat Intelijen Perpajakan ................................... 34
Gambar 4-1 : Bagan Organisasi Kanwil DJP Wajib Pajak Besar dan
Kanwil DJP Jakarta Khusus......................................................................... 41
Gambar 4-2 : Bagan Organisasi Kanwil DJP Selain Kanwil DJP Wajib Pajak Besar
dan Kanwil DJP Jakarta Khusus .................................................................. 42
Gambar 4-3 : Bagan Organisasi KPP Wajib Pajak Besar dan KPP Khusus ...................... 48
Gambar 4-4 : Bagan Organisasi KPP Madya .................................................................... 48
Gambar 4-5 : Bagan Organisasi KPP Pratama Kelompok I ............................................... 49
Gambar 4-6 : Bagan Organisasi KPP Pratama Kelompok II .............................................. 49
Gambar 4-7 : Struktur Organisasi KP2KP ......................................................................... 50
Gambar 5-1 : Struktur Organisasi PPDDP ........................................................................ 56

vii Organisasi
BAB I
GAMBARAN UMUM
KEMENTERIAN KEUANGAN

1 Organisasi
1 BAB I
GAMBARAN UMUM
KEMENTERIAN KEUANGAN

A. Visi, Misi, dan Tujuan Kementerian Keuangan

Visi, Misi, dan Tujuan Kementerian Keuangan tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan
Nomor PMK-77/PMK.01/2020 tentang Rencana Strategis Kementerian Keuangan Tahun
2020-2024 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor PMK-
87/PMK.01/2020 tentang Rencana Strategis Kementerian Keuangan Tahun 2020-2024.
Visi dan Misi Kementerian Keuangan mendukung Visi dan Misi Presiden dan Wakil
Presiden yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
(RPJMN) 2020-2024.

Visi, Misi, dan Tujuan Kementerian Keuangan dapat digambarkan sebagai berikut:


VISI


Menjadi Pengelola Keuangan Negara untuk Mewujudkan Perekonomian Indonesia
yang Produktif, Kompetitif, Inklusif, dan Berkeadilan untuk Mendukung Visi dan Misi
Presiden dan Wakil Presiden: "Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri dan
Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong"

MISI 1 MISI 2 MISI 3 MISI 4 MISI 5


Mencapai tingkat Mengembangkan
pendapatan Memastikan Mengelola neraca proses bisnis inti
Menerapkan negara yang tinggi belanja negara keuangan pusat berbasis digital dan
kebijakan fiskal melalui pelayanan yang berkeadilan, yang inovatif pengelolaan
yang responsif dan prima serta efektif, efisien, dan dengan risiko Sumber Daya
berkelanjutan pengawasan dan produktif minimum Manusia yang
penegakan hukum adaptif sesuai
yang efektif kemajuan teknologi

TUJUAN 1 TUJUAN 2 TUJUAN 3 TUJUAN 4 TUJUAN 5

Pengelolaan
perbendaharaan, Birokrasi dan
Pengelolaan fiskal Penerimaan Pengelolaan kekayaan negara, layanan publik
yang sehat dan negara yang belanja yang dan pembiayaan yang agile, efektif,
berkelanjutan optimal berkualitas yang akuntabel dan dan efisien
produktif dengan
risiko yang terkendali

2 Organisasi
B. Nilai-Nilai Kementerian Keuangan

Dalam rangka mewujudkan Kementerian Keuangan sebagai institusi pemerintahan yang


terbaik, berkualitas, bermartabat, terpercaya, dihormati, telah dirumuskan nilai-nilai
Kementerian Keuangan. Nilai-nilai ini menjadi dasar dan pondasi bagi pimpinan dan
seluruh pegawai Kementerian Keuangan dalam mengabdi, bekerja, dan bersikap untuk
mendukung peningkatan kinerja institusi. Nilai-nilai Kementerian Keuangan dimaksud
ditetapkan dalam Keputusan Kementerian Keuangan Nomor 312/KMK.01/2011 tentang
Nilai-Nilai Kementerian Keuangan, yang secara singkat dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Integritas

Dalam integritas terkandung makna bahwa dalam berpikir, berkata, berperilaku, dan
bertindak, Pimpinan dan seluruh PNS di lingkungan Kementerian Keuangan
melakukannya dengan baik dan benar serta selalu memegang teguh kode etik dan
prinsip-prinsip moral.

2. Profesionalisme

Dalam profesionalisme terkandung makna bahwa dalam bekerja, Pimpinan dan


seluruh PNS di lingkungan Kementerian Keuangan melakukannya dengan tuntas dan
akurat berdasarkan kompetensi terbaik dan penuh tanggung jawab dan komitmen yang
tinggi.

3. Sinergi

Dalam sinergi terkandung makna bahwa Pimpinan dan seluruh PNS di lingkungan
Kementerian Keuangan memiliki komitmen untuk membangun dan memastikan
hubungan kerja sama internal yang produktif serta kemitraan yang harmonis dengan
para pemangku kepentingan, untuk menghasilkan karya yang bermanfaat dan
berkualitas.

4. Pelayanan

Dalam pelayanan terkandung makna bahwa dalam memberikan pelayanan, Pimpinan


dan seluruh PNS di lingkungan Kementerian Keuangan melakukannya untuk
memenuhi kepuasan pemangku kepentingan dan dilaksanakan dengan sepenuh hati,
transparan, cepat, akurat, dan aman.

5. Kesempurnaan

Dalam kesempurnaan terkandung makna bahwa Pimpinan dan seluruh PNS di


lingkungan Kementerian Keuangan senantiasa melakukan upaya perbaikan di segala
bidang untuk menjadi dan memberikan yang terbaik.

3 Organisasi
C. Tugas dan Fungsi Kementerian Keuangan

Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 57 Tahun 2020 tentang Kementerian Keuangan,


Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memiliki tugas untuk menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang keuangan negara guna membantu Presiden dalam
menyelenggarakan pemerintahan negara. Dengan tugas tersebut, Kemenkeu menjalankan
fungsi pelaksanaan:

1. perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang penganggaran,


penerimaan negara bukan pajak, pajak, kepabeanan dan cukai, perbendaharaan
negara, kekayaan negara, perimbangan keuangan, dan pengelolaan pembiayaan dan
risiko keuangan negara.

2. perumusan dan pemberian rekomendasi kebijakan fiskal dan sektor keuangan.

3. koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi


kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan Kementerian Keuangan.

4. pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab


Kementerian Keuangan.

5. pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian Keuangan.

6. pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi atas pelaksanaan urusan Kementerian


Keuangan di daerah.

7. pelaksanaan kegiatan teknis dari pusat sampai ke daerah.

8. pelaksanaan pendidikan, pelatihan, sertifikasi kompetensi di bidang keuangan negara,


dan manajemen pengetahuan.

9. pelaksanaan dukungan yang bersifat substantif kepada seluruh unsur organisasi di


lingkungan Kementerian Keuangan.

D. Struktur Organisasi Kementerian Keuangan

Dengan tugas dan fungsi yang sedemikian kompleks, maka struktur organisasi Kemenkeu
di desain dengan tipe holding (holding-type organization), di mana Kemenkeu membawahi
11 (sebelas) unit Eselon I dengan tugas dan fungsi yang berbeda-beda. Selain itu,
Kemenkeu juga memiliki organisasi non Eselon yang menjalankan tugas dan fungsi yang
spesifik, termasuk di dalamnya Badan Layanan Umum yang menjalankan fungsi
pengelolaan dana dan layanan publik. Kemudian, Kemenkeu juga melakukan pembinaan
berbagai Special Mission Vehicle (SMV) yang mengemban tugas-tugas khusus yang
diamanatkan kepadanya dalam mendukung pembangunan Nasional. Adapun struktur
organisasi Kementerian Keuangan adalah sebagaimana disajikan pada Gambar 1.1.

4 Organisasi
Gambar 1-1 : Struktur Organisasi Kementerian Keuangan

E. Latihan Soal

1. Visi dan Misi Kementerian Keuangan mendukung...

a. Visi dan Misi Presiden dan Wakil Presiden

b. Visi dan Misi Kabinet Indonesia Maju

c. Visi dan Misi Kementerian lain

d. Visi dan Misi Unit Eselon I dibawah Kementerian Keuangan

2. Berikut ini adalah misi Kementerian Keuangan, kecuali...

a. Menerapkan kebijakan fiskal yang responsif dan berkelanjutan

b. Mencapai tingkat pendapatan negara yang tinggi melalui pelayanan prima serta
pengawasan dan penegakan hukum yang efektif

c. Memastikan belanja negara yang berkeadilan, efektif, efisien, dan produktif

d. Mengelola neraca keuangan daerah yang inovatif dengan risiko minimum

5 Organisasi
3. Nilai Kementerian Keuangan yang mengandung makna bahwa Pimpinan dan seluruh
PNS di lingkungan Kementerian Keuangan memiliki komitmen untuk membangun dan
memastikan hubungan kerja sama internal yang produktif serta kemitraan yang
harmonis dengan para pemangku kepentingan, untuk menghasilkan karya yang
bermanfaat dan berkualitas adalah Nilai...

a. Integritas

b. Profesionalisme

c. Sinergi

d. Pelayanan

4. Di bawah ini yang bukan termasuk fungsi Kementerian Keuangan adalah …

a. perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang penganggaran,


penerimaan negara bukan pajak, pajak, kepabeanan dan cukai, perbendaharaan
negara, kekayaan negara, perimbangan keuangan, dan pengelolaan pembiayaan
dan risiko keuangan negara.

b. perumusan dan pemberian rekomendasi kebijakan fiskal dan sektor keuangan.

c. mengelola neraca keuangan pusat yang inovatif dengan risiko minimum.

d. pelaksanaan pendidikan, pelatihan, sertifikasi kompetensi di bidang keuangan


negara, dan manajemen pengetahuan.

5. Unit non eselon dengan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (PPK –
BLU), antara lain …

a. LMAN, LNSW, dan PKN STAN

b. LMAN, LNSW, dan LPDP

c. LMAN, PKN STAN, dan LPDP

d. LPDP, PKN STAN, dan PUSINTEK

6 Organisasi
BAB II
GAMBARAN UMUM
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

7 Organisasi
2 BAB II
GAMBARAN UMUM
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

A. Rencana Strategis Direktorat Jenderal Pajak

Rencana Strategis Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Tahun 2020 - 2024 merupakan
dokumen perencanaan strategis jangka menengah DJP untuk periode 5 (lima) tahun
terhitung mulai tahun 2020 sampai dengan tahun 2024.

1. Dasar Hukum
Rencana Strategis DJP dituangkan dalam:

• Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-389/PJ/2020 tanggal 31 Agustus


2020 tentang Rencana Strategis DJP Tahun 2020-2024, dan

• Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-390/PJ/2020 tanggal 31 Agustus


2020 tentang Pedoman Tata Kelola dan Implementasi Rencana Strategis
Direktorat Jenderal Pajak Tahun 2020 – 2024

2. Tujuan Penyusunan Renstra


Rencana Strategis DJP Tahun 2020 - 2024 disusun sebagai acuan untuk periode 5
(lima) tahun, terhitung mulai tahun 2020 sampai dengan 2024, untuk:

a. penyusunan Peta Strategi DJP;

b. penyusunan Rencana Kerja DJP; dan

c. penyusunan Rencana Strategis unit organisasi di lingkungan DJP.

8 Organisasi
B. Visi, Misi, dan Tujuan Direktorat Jenderal Pajak

Visi DJP Tahun 2020 – 2024 adalah :

VISI
Menjadi mitra tepercaya pembangunan bangsa untuk menghimpun penerimaan
negara melalui penyelenggaraan administrasi perpajakan yang efisien, efektif,
berintegritas, dan berkeadilan dalam rangka mendukung visi Kementerian Keuangan:
“Menjadi pengelola keuangan negara untuk mewujudkan perekonomian Indonesia
yang produktif, kompetitif, inklusif, dan berkeadilan”.

DJP dalam memenuhi tujuan menghimpun penerimaan negara memiliki kewajiban untuk
memenuhi target penerimaan pajak. DJP menjadi mitra dalam menjalin hubungan kerja
sama yang setara dengan seluruh stakeholder. DJP mendapatkan kepercayaan tinggi
menyelenggarakan administrasi perpajakan untuk memenuhi komitmen kepada
stakeholder. Sejalan dengan itu, harapan pemangku kepentingan internal dan eksternal
adalah dengan terwujudnya layanan berbasis teknologi yang mendukung administrasi
perpajakan yang efektif dan efisien. Penyelenggaraan administrasi perpajakan yang
berintegritas dijalankan dengan pemberian perlakuan perpajakan sesuai dengan ketentuan
undang-undang yang berlaku. Penyelenggaraan administrasi perpajakan yang berkeadilan
bagi wajib pajak berupa perlakuan adil sesuai dengan tingkat kepatuhan (Compliance Risk
Management), perlakuan adil dalam mendapatkan kepastian hukum dan pelayanan, serta
adanya transparansi hak dan kewajiban wajib pajak. Sementara itu, penyelenggaraan
administrasi perpajakan yang berkeadilan bagi pegawai DJP berupa pelaksanaan
transparansi pengelolaan sumber daya manusia (pola mutasi, karir, kompensasi dan
kinerja) maupun penegakan aturan kepegawaian yang konsisten.

DJP mendukung Misi Kementerian Keuangan: menerapkan kebijakan fiskal yang responsif
dan berkelanjutan; mencapai tingkat pendapatan negara yang tinggi melalui pelayanan
prima serta pengawasan dan penegakan hukum yang efektif; dan mengembangkan proses
bisnis inti berbasis digital dan pengelolaan SDM yang adaptif sesuai kemajuan teknologi.
Misi DJP adalah sebagai berikut:

MISI
1. Merumuskan regulasi perpajakan yang mendukung pertumbuhan ekonomi
Indonesia.
2. Meningkatkan kepatuhan pajak melalui pelayanan berkualitas dan
terstandardisasi, edukasi dan pengawasan yang efektif, serta penegakan
hukum yang adil.
3. Mengembangkan proses bisnis inti berbasis digital didukung budaya
organisasi yang adaptif dan kolaboratif serta aparatur pajak yang berintegritas,
profesional, dan bermotivasi

9 Organisasi
Sejalan dengan Tujuan Kementerian Keuangan, untuk mewujudkan visi dan misinya, DJP
menetapkan tujuan periode 2020 – 2024 yaitu:

TUJUAN
1. Pengelolaan fiskal yang sehat dan berkelanjutan;
2. Penerimaan negara yang optimal; dan
3. Birokrasi dan layanan publik yang agile, efektif, dan efisien.

C. Sasaran Strategis DIrektorat Jenderal Pajak

Dalam rangka mencapai tujuannya, DJP menetapkan 5 (lima) sasaran strategis yang
menggambarkan kondisi yang ingin dicapai oleh DJP sepanjang Tahun 2020 – 2024
sebagai berikut:

Sasaran strategis yang ingin dicapai dalam tujuan pengelolaan fiskal


1 yang sehat dan berkelanjutan adalah kebijakan fiskal yang
ekspansif dan konsolidatif.

Sasaran strategis yang ingin dicapai dalam tujuan penerimaan


2 negara yang optimal adalah penerimaan negara dari sektor pajak
yang optimal

Sasaran strategis yang ingin dicapai dalam tujuan birokrasi dan


3 layanan publik yang agile, efektif, dan efisien adalah:

a. Organisasi dan SDM yang optimal.

b. Sistem informasi yang andal dan terintegrasi.

c. Pengendalian dan pengawasan internal yang bernilai


tambah

10 Organisasi
D. Tugas dan Fungsi Direktorat Jenderal Pajak

DJP merupakan unit eselon I di bawah Kementerian Keuangan yang mempunyai tugas
menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pajak sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

Tugas tersebut dapat dijabarkan lebih lanjut dalam penyelenggaraan fungsi yang meliputi:

1. perumusan kebijakan di bidang perpajakan;

2. pelaksanaan kebijakan di bidang perpajakan;

3. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang perpajakan;

4. pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang perpajakan;

5. pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang perpajakan;

6. pelaksanaan administrasi DJP; serta

7. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri Keuangan.

E. Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Pajak

Secara ringkas, organisasi DJP dapat dibedakan atas kantor pusat dan kantor operasional.
Kantor pusat menjalankan fungsi perumusan kebijakan dan standardisasi teknis, analisis
dan pengembangan (transformasi), serta pembinaan dan dukungan administrasi
(ketatalaksanaan, kepegawaian, keuangan, dan perlengkapan). Adapun kantor
operasional menjalankan fungsi teknis operasional dan/atau teknis penunjang.

Gambar 2-1 : Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Pajak

11 Organisasi
Kantor pusat terdiri atas Sekretariat Direktorat Jenderal, 14 (empat belas) unit direktorat,
dan 4 (empat) jabatan Tenaga Pengkaji, yang secara umum melaksanakan tugas sebagai
berikut:

Tabel 2-1 : Tugas Kantor Pusat

Unit / Jabatan Tugas

Melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas serta


Sekretariat Direktorat
pembinaan dan pemberian dukungan administrasi
Jenderal
kepada semua unsur di DJP.

Merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan


Direktorat
standardisasi teknis di lingkup bidangnya.

Mengkaji dan menelaah masalah di lingkup bidangnya,


Tenaga Pengkaji serta memberikan penalaran pemecahan konsepsional
secara keahlian.

Rincian Unit Kantor Pusat DJP adalah sebagai berikut:

o Sekretariat Direktorat o Direktorat Ekstensifikasi o Direktorat Kepatuhan Internal


Jenderal dan Penilaian dan Transformasi Sumber
Daya Aparatur
o Direktorat Peraturan o Direktorat Keberatan dan
Perpajakan I Banding o Direktorat Teknologi lnformasi
dan Komunikasi
o Direktorat Peraturan o Direktorat Potensi,
Perpajakan II Kepatuhan, dan o Direktorat Transformasi
Penerimaan Proses Bisnis
o Direktorat Pemeriksaan dan
Penagihan o Direktorat Penyuluhan, o Direktorat Perpajakan
Pelayanan, dan Internasional
o Direktorat Penegakan Hubungan Masyarakat
Hukum o Direktorat Intelijen Perpajakan.
o Direktorat Data dan
lnformasi Perpajakan

12 Organisasi
Adapun Jabatan Tenaga Pengkaji, terdiri atas:

1. Tenaga Pengkaji Bidang Ekstensifikasi dan Intensifikasi Pajak;

2. Tenaga Pengkaji Bidang Pengawasan dan Penegakan Hukum Perpajakan;

3. Tenaga Pengkaji Bidang Pembinaan dan Penertiban Sumber Daya Manusia; dan

4. Tenaga Pengkaji Bidang Pelayanan Perpajakan.

Sementara itu, Kantor operasional di lingkungan DJP terdiri atas Kantor Wilayah (Kanwil),
Kantor Pelayanan Pajak (KPP), Kantor Pelayanan, Penyuluhan, dan Konsultasi Perpajakan
(KP2KP), serta Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.

Gambar 2-2 : Sebaran Kantor Operasional di Lingkungan DJP

F. Staf Ahli Menteri Keuangan di Lingkungan DJP

Dalam mengoordinasikan dan memimpin pelaksanaan tugas dan fungsi di DJP, Dirjen
Pajak dibantu oleh 3 (tiga) Staf Ahli Menteri Keuangan, yaitu sebagai berikut:

1. Staf Ahli Bidang Peraturan dan Penegakan Hukum Pajak mempunyai tugas
memberikan rekomendasi terhadap isu- isu strategis kepada Menteri Keuangan di
bidang peraturan dan penegakan hukum penerimaan pajak.

2. Staf Ahli Bidang Kepatuhan Pajak mempunyai tugas memberikan rekomendasi


terhadap isu-isu strategis kepada Menteri Keuangan di bidang kepatuhan penerimaan
pajak.

13 Organisasi
3. Staf Ahli Bidang Pengawasan Pajak mempunyai tugas memberikan rekomendasi
terhadap isu-isu strategis kepada Menteri Keuangan di bidang pengawasan
penerimaan pajak.

G. Eselonisasi di Lingkungan DJP


1. Eselonisasi KPDJP
a. Direktur Jenderal adalah Jabatan Pimpinan Tinggi Madya eselon I.a.

b. Staf Ahli adalah Jabatan Pimpinan Tinggi Madya eselon I.b.

c. Direktur, Kepala Pusat, Sekretaris Direktorat Jenderal, adalah Jabatan Pimpinan


Tinggi Pratama eselon II.a.

d. Tenaga Pengkaji Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama setinggi-tingginya eselon II.a.


dan serendah-rendahnya adalah eselon II.b.

e. Kepala Bagian dan Kepala Subdirektorat adalah Jabatan Administrator eselon


III.a.

f. Kepala Subbagian dan Kepala Seksi adalah Jabatan Pengawas eselon IV.a.

2. Eselonisasi Instansi Vertikal


a. Kepala Kanwil merupakan Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama eselon II.a.

b. Kepala Bagian dan Kepala Bidang pada Kanwil merupakan Jabatan Administrator
eselon III.a.

c. Kepala KPP Wajib Pajak Besar, Kepala KPP Khusus, Kepala KPP Madya, dan
Kepala KPP Pratama merupakan Jabatan Administrator eselon III.a.

d. Kepala Subbagian dan Kepala Seksi pada Kanwil merupakan Jabatan Pengawas
eselon IV.a.

e. Kepala Subbagian dan Kepala Seksi pada KPP Wajib Pajak Besar, KPP Khusus,
KPP Madya, dan KPP Pratama merupakan Jabatan Pengawas eselon IV.a.

f. Kepala KP2KP merupakan Jabatan Pengawas eselon IV.a.

3. Eselonisasi UPT
a. Kepala PPDDP merupakan Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama eselon II.b.

b. Kepala Bagian pada PPDDP, Kepala Bidang pada PPDDP dan Kepala KPDDP
adalah Jabatan Administrator eselon III.b.

14 Organisasi
c. Kepala Subbagian dan Kepala Seksi pada PPDDP dan KPDDP adalah Jabatan
Pengawas eselon IV.b.

d. Kepala KLIP DJP adalah Jabatan Administrator eselon III.a.

e. Kepala Subbagian dan Kepala Seksi pada KLIP DJP adalah Jabatan Pengawas
eselon IV.a.

H. Latihan Soal

1. Pernyataan yang benar mengenai Rencana Strategis DJP adalah...

a. Merupakan dokumen perencanaan strategis jangka panjang

b. Rencana Strategis DJP yang berlaku saat ini adalah untuk periode tahun 2020-
2024

c. Visi DJP tidak mendukung Rencana Strategis Kementerian Keuangan

d. Visi dan Misi DJP tidak dimuat dalam dokumen Rencana Strategis DJP

2. Rencana Strategis DJP dituangkan dalam...

a. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 77/PMK.01/2020

b. Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-389/PJ/2020

c. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 118/PMK.01/2021

d. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 167/PMK.01/2016

3. Dalam rangka mencapai tujuannya, DJP menetapkan 5 (lima) sasaran strategis yang
menggambarkan kondisi yang ingin dicapai oleh DJP sepanjang Tahun 2020 – 2024.
Yang bukan termasuk sasaran strategis DJP adalah:

a. Organisasi dan SDM yang optimal

b. Sistem informasi yang andal dan terintegrasi

c. Pengendalian dan pengawasan internal yang bernilai tambah

d. Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang optimal

15 Organisasi
4. Dalam mengoordinasikan dan memimpin pelaksanaan tugas dan fungsi di DJP, Dirjen
Pajak dibantu oleh 3 (tiga) Staf Ahli Menteri Keuangan, yaitu:

(i) Staf Ahli Bidang Peraturan dan Penegakan Hukum Pajak

(ii) Staf Ahli Bidang Kepatuhan Pajak

(iii) Staf Ahli Bidang Ekstensifikasi dan Intensifikasi Pajak

(iv) Staf Ahli Bidang Pengawasan Pajak

a. i, ii, dan iii

b. i, ii, dan iv

c. i, iii, dan iv

d. ii, iii, dan iv

5. Manakah pernyataan yang tidak benar terkait eselonisasi di lingkungan DJP?

a. Kepala Kantor Wilayah merupakan Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama eselon II.a.

b. Kepala Kepala PPDDP merupakan Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama eselon II.b

c. Kepala KPDDP adalah Jabatan Administrator eselon III.a

d. Kepala KLIP DJP adalah Jabatan Administrator eselon III.a

16 Organisasi
BAB III
STRUKTUR ORGANISASI UNIT
KANTOR PUSAT DJP

17 Organisasi
3 BAB III
STRUKTUR ORGANISASI UNIT
KANTOR PUSAT DJP

A. Sekretariat Direktorat Jenderal

Sekretariat Direktorat Jenderal mempunyai tugas melaksanakan koordinasi pelaksanaan


tugas serta pembinaan dan pemberian dukungan administrasi kepada semua unsur di
lingkungan DJP. Dalam melaksanakan tugasnya, Sekretariat Direktorat Jenderal
menyelenggarakan fungsi:

1. koordinasi kegiatan DJP;

2. koordinasi penyusunan rencana kerja, rencana strategis, dan laporan akuntabilitas


kinerja DJP;

3. penyelenggaraan pengelolaan organisasi dan ketatalaksanaan, kepegawaian,


keuangan, dan perlengkapan serta jabatan fungsional pada DJP; dan

4. pelaksanaan tata usaha, kearsipan, dan rumah tangga.

Gambar 3-1 : Struktur Organisasi Sekretariat Direktorat Jenderal

18 Organisasi
B. Direktorat Peraturan Perpajakan I

Direktorat Peraturan Perpajakan I mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan


kebijakan dan standardisasi teknis di bidang peraturan terkait ketentuan umum dan tata
cara perpajakan, penagihan pajak dengan surat paksa, Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak
Penjualan atas Barang Mewah, serta Pajak Tidak Langsung Lainnya, dan Pajak Bumi dan
Bangunan.

Dalam melaksanakan tugasnya, Direktorat Peraturan Perpajakan I menyelenggarakan


fungsi:

1. penyiapan perumusan kebijakan di bidang peraturan terkait ketentuan umum dan tata
cara perpajakan, penagihan pajak dengan surat paksa, Pajak Pertambahan Nilai dan
Pajak Penjualan atas Barang Mewah, serta Pajak Tidak Langsung Lainnya, dan Pajak
Bumi dan Bangunan;

2. penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang peraturan terkait ketentuan umum dan tata
cara perpajakan, penagihan pajak dengan surat paksa, Pajak Pertambahan Nilai dan
Pajak Penjualan atas Barang Mewah, serta Pajak Tidak Langsung Lainnya, dan Pajak
Bumi dan Bangunan;

3. penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang peraturan


terkait ketentuan umum dan tata cara perpajakan, penagihan pajak dengan surat
paksa, Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah, serta Pajak
Tidak Langsung Lainnya, dan Pajak Bumi dan Bangunan;

4. penyiapan pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang peraturan terkait


ketentuan umum dan tata cara perpajakan, penagihan pajak dengan surat paksa,
Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah, serta Pajak Tidak
Langsung Lainnya, dan Pajak Bumi dan Bangunan; dan

5. pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Peraturan Perpajakan I.

19 Organisasi
Gambar 3-2 : Struktur Organisasi Direktorat PP I

C. Direktorat Peraturan Perpajakan II

Direktorat Peraturan Perpajakan II mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan


kebijakan dan standardisasi teknis di bidang peraturan terkait Pajak Penghasilan, advokasi,
pemberian bimbingan dan pelaksanaan advokasi, dan harmonisasi peraturan perpajakan.

Dalam melaksanakan tugasnya, Direktorat Peraturan Perpajakan II menyelenggarakan


fungsi:

1. penyiapan perumusan kebijakan di bidang peraturan terkait Pajak Penghasilan,


advokasi, pemberian bimbingan dan pelaksanaan advokasi, dan harmonisasi peraturan
perpajakan;

2. penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang peraturan terkait Pajak Penghasilan,


advokasi, pemberian bimbingan dan pelaksanaan advokasi, dan harmonisasi peraturan
perpajakan;

20 Organisasi
3. penyiapan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang peraturan terkait Pajak
Penghasilan, advokasi, pemberian bimbingan dan pelaksanaan advokasi, dan
harmonisasi peraturan perpajakan;

4. penyiapan pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang peraturan terkait Pajak
Penghasilan, advokasi, pemberian bimbingan dan pelaksanaan advokasi, dan
harmonisasi peraturan perpajakan; dan

5. pelaksanaan tata usaha Direktorat Peraturan Perpajakan II.

Gambar 3-3 : Struktur Organisasi Direktorat PP II

21 Organisasi
D. Direktorat Pemeriksaan dan Penagihan

Direktorat Pemeriksaan dan Penagihan mempunyai tugas merumuskan serta


melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang pemeriksaan dan penagihan
perpajakan.

Dalam melaksanakan tugasnya, Direktorat Pemeriksaan dan Penagihan


menyelenggarakan fungsi:

1. penyiapan perumusan kebijakan di bidang pemeriksaan dan penagihan perpajakan;

2. penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang pemeriksaan dan penagihan perpajakan;

3. penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang pemeriksaan


dan penagihan perpajakan;

4. penyiapan pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pemeriksaan dan


penagihan perpajakan; dan

5. pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Pemeriksaan dan Penagihan.

Gambar 3-4 : Struktur Organisasi Direktorat P2

22 Organisasi
E. Direktorat Penegakan Hukum

Direktorat Penegakan Hukum mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan


kebijakan dan standardisasi teknis di bidang penegakan hukum perpajakan.

Dalam melaksanakan tugasnya, Direktorat Penegakan Hukum menyelenggarakan fungsi:

1. penyiapan perumusan kebijakan di bidang penegakan hukum;

2. penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang penegakan hukum;

3. penyiapan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang penegakan hukum;

4. penyiapan pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang penegakan hukum; dan

5. pelaksanaan tata usaha Direktorat Penegakan Hukum.

Gambar 3-5 : Struktur Organisasi Direktorat Gakkum

23 Organisasi
F. Direktorat Ekstensifikasi dan Penilaian

Direktorat Ekstensifikasi dan Penilaian mempunyai tugas merumuskan serta


melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang ekstensifikasi dan penilaian
perpajakan.

Dalam melaksanakan tugasnya, Direktorat Ekstensifikasi dan Penilaian


menyelenggarakan fungsi:

1. penyiapan perumusan kebijakan di bidang ekstensifikasi dan penilaian perpajakan;

2. penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang ekstensifikasi dan penilaian perpajakan;

3. penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang ekstensifikasi


dan penilaian perpajakan;

4. penyiapan pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang ekstensifikasi dan


penilaian perpajakan; dan

5. pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Ekstensifikasi dan Penilaian.

Gambar 3-6 : Struktur Organisasi Direktorat EP

24 Organisasi
G. Direktorat Keberatan dan Banding

Direktorat Keberatan dan Banding mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan


kebijakan dan standardisasi teknis di bidang keberatan dan banding.

Dalam melaksanakan tugasnya, Direktorat Keberatan dan Banding menyelenggarakan


fungsi:

1. penyiapan perumusan kebijakan di bidang keberatan dan banding;

2. penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang keberatan dan banding;

3. penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang keberatan dan
banding;

4. penyiapan pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang keberatan dan banding;
dan

5. pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Keberatan dan Banding.

Gambar 3-7 : Struktur Organisasi Direktorat KB

25 Organisasi
H. Direktorat Potensi, Kepatuhan, dan Penerimaan

Direktorat Potensi, Kepatuhan, dan Penerimaan mempunyai tugas merumuskan serta


melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang potensi, kepatuhan, dan
penenmaan.

Dalam melaksanakan tugasnya, Direktorat Potensi, Kepatuhan, dan Penerimaan


menyelenggarakan fungsi:

1. penyiapan perumusan kebijakan di bidang potensi, kepatuhan, dan penerimaan;

2. penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang potensi, kepatuhan, dan penerimaan;

3. penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang potensi,


kepatuhan, dan penerimaan;

4. penyiapan pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang potensi, kepatuhan, dan
penerimaan; dan

5. pelaksanaan tata usaha Direktorat Potensi, Kepatuhan, dan Penerimaan.

Gambar 3-8 : Struktur Organisasi Direktorat PKP

26 Organisasi
I. Direktorat Penyuluhan, Pelayanan, dan Hubungan Masyarakat

Direktorat Penyuluhan, Pelayanan, dan Hubungan Masyarakat mempunyai tugas


merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang
penyuluhan, pelayanan, dan hubungan masyarakat.

Dalam melaksanakan tugasnya, Direktorat Penyuluhan, Pelayanan, dan Hubungan


Masyarakat menyelenggarakan fungsi:

1. penyiapan perumusan kebijakan di bidang penyuluhan, pelayanan, dan hubungan


masyarakat;

2. penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang penyuluhan, pelayanan, dan hubungan


masyarakat;

3. penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang penyuluhan,


pelayanan, dan hubungan masyarakat;

4. penyiapan pemberian bimbingan teknis clan evaluasi di bidang penyuluhan,


pelayanan, clan hubungan masyarakat; dan

5. pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Penyuluhan, Pelayanan, clan Hubungan


Masyarakat.

Gambar 3-9 : Struktur Organisasi Direktorat P2Humas

27 Organisasi
J. Direktorat Data dan Informasi Perpajakan

Direktorat Data dan Informasi Perpajakan mempunyai tugas merumuskan serta


melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang data dan informasi perpajakan.

Dalam melaksanakan tugasnya, Direktorat Data dan Informasi Perpajakan


menyelenggarakan fungsi:

1. penyiapan perumusan kebijakan di bidang data dan informasi perpajakan;

2. penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang data dan informasi perpajakan;

3. penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang data dan
informasi perpajakan;

4. penyiapan pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang data dan informasi
perpajakan; dan

5. pelaksanaan tata usaha Direktorat Data dan Informasi Perpajakan.

Gambar 3-10 : Struktur Organisasi Direktorat DIP

28 Organisasi
K. Direktorat Kepatuhan Internal dan Transformasi Sumber Daya
Aparatur
Direktorat Kepatuhan Internal dan Transformasi Sumber Daya Aparatur mempunyai tugas
merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang kepatuhan
internal dan transformasi sumber daya aparatur.

Dalam melaksanakan tugasnya, Direktorat Kepatuhan Internal dan Transformasi Sumber


Daya Aparatur menyelenggarakan fungsi:

1. penyiapan perumusan kebijakan di bidang kepatuhan internal dan transformasi sumber


daya aparatur;

2. penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang kepatuhan internal dan transformasi


sumber daya aparatur;

3. penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang kepatuhan


internal dan transformasi sumber daya aparatur;

4. penyiapan pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang kepatuhan internal dan
transformasi sumber daya aparatur; dan

5. pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Kepatuhan Internal dan Transformasi


Sumber Daya Aparatur.

Gambar 3-11 : Struktur Organisasi Direktorat KITSDA

29 Organisasi
L. Direktorat Teknologi Informasi dan Komunikasi

Direktorat Teknologi Informasi dan Komunikasi mempunyai tugas merumuskan serta


melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang teknologi informasi dan
komunikasi.

Dalam melaksanakan tugasnya, Direktorat Teknologi Informasi dan Komunikasi


menyelenggarakan fungsi:

1. penyiapan perumusan kebijakan di bidang teknologi informasi dan komunikasi;

2. penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang teknologi informasi dan komunikasi;

3. penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang teknologi


informasi dan komunikasi;

4. penyiapan pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang teknologi informasi dan
komunikasi; dan

5. pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Teknologi Informasi dan Komunikasi.

Gambar 3-12 : Struktur Organisasi Direktorat TIK

30 Organisasi
M. Direktorat Transformasi Proses Bisnis

Direktorat Transformasi Proses Bisnis mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan


kebijakan dan standardisasi teknis di bidang transformasi proses bisnis.

Dalam melaksanakan tugasnya, Direktorat Transformasi Proses Bisnis menyelenggarakan


fungsi:

1. penyiapan perumusan kebijakan di bidang transformasi proses bisnis;

2. penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang transformasi proses bisnis;

3. penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang transformasi


proses bisnis;

4. penyiapan pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang transformasi proses


bisnis; dan

5. pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Transformasi Proses Bisnis.

Gambar 3-13 : Struktur Organisasi Direktorat TPB

31 Organisasi
N. Direktorat Perpajakan Internasional

Direktorat Perpajakan Internasional mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan


kebijakan dan standardisasi teknis di bidang perpajakan internasional.

Dalam melaksanakan tugasnya, Direktorat Perpajakan Internasional menyelenggarakan


fungsi:

1. penyiapan perumusan kebijakan di bidang perpajakan internasional;

2. pelaksanaan kebijakan di bidang perpajakan internasional;

3. penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang perpajakan


internasional;

4. penyediaan pemberian bimbingan, pemantauan, pengendalian dan evaluasi


pelaksanaan kebijakan di bidang perpajakan internasional; dan

5. pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Perpajakan Internasional.

Gambar 3-14 : Struktur Organisasi Direktorat PI

32 Organisasi
O. Direktorat Intelijen Perpajakan

Direktorat Intelijen Perpajakan mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan


kebijakan dan standardisasi teknis di bidang intelijen perpajakan.

Dalam melaksanakan tugasnya, Direktorat Intelijen Perpajakan menyelenggarakan fungsi:

1. perumusan kebijakan teknis di bidang intelijen perpajakan;

2. penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang intelijen perpajakan;

3. penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang intelijen


perpajakan;

4. pengumpulan data dan informasi dan penelaahan di bidang intelijen perpajakan;

5. penyediaan pemberian bimbingan, pemantauan, pengendalian dan evaluasi


pelaksanaan kebijakan teknis operasional di bidang intelijen perpajakan;

6. distribusi dan pemantauan pemanfaatan data dan informasi di bidang intelijen


perpajakan;

7. pengelolaan, pengoordinasian, dan pengawalan kegiatan extra effort penggalian


potensi penerimaan pajak;

8. pelaksanaan analisis data ekonomi secara makro maupun mikro di bidang penggalian
potensi penerimaan pajak;

9. pelaksanaan analisis proses bisnis dan modus ketidakpatuhan Wajib Pajak; dan

10. pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Intelijen Perpajakan.

33 Organisasi
Gambar 3-15 : Struktur Organisasi Direktorat Intelijen Perpajakan

34 Organisasi
P. Latihan Soal

1. Unit eselon III di lingkungan Sekretariat Direktorat Jenderal Pajak yaitu …

a. Bagian Organisasi dan Tata Laksana; Bagian Perencanaan, Pengembangan, dan


Pemberhentian Pegawai; Bagian Kepegawaian; Bagian Keuangan; Bagian
Perlengkapan; dan Bagian Umum.

b. Bagian Organisasi dan Tata Laksana; Bagian Kepegawaian; Bagian Mutasi dan
Kepangkatan; Bagian Keuangan; Bagian Perlengkapan; dan Bagian Umum.

c. Bagian Organisasi dan Tata Laksana; Bagian Perencanaan, Pengembangan, dan


Pemberhentian Pegawai; Bagian Mutasi dan Kepangkatan; Bagian Keuangan;
Bagian Perlengkapan; dan Bagian Umum.

d. Bagian Organisasi dan Tata Laksana; Bagian Sumber Daya Manusia; Bagian
Mutasi dan Kepangkatan; Bagian Keuangan; Bagian Perlengkapan; dan Bagian
Umum.

2. Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor PMK-118/PMK.01/2021 tentang


Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan, unit Kantor Pusat DJP yang
mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi
teknis di bidang peraturan terkait ketentuan umum dan tata cara perpajakan,
penagihan pajak dengan surat paksa, Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan
atas Barang Mewah, serta Pajak Tidak Langsung Lainnya, dan Pajak Bumi dan
Bangunan, yaitu …

a. Direktorat Peraturan Perpajakan I

b. Direktorat Peraturan Perpajakan II

c. a dan b benar

d. tidak ada jawaban yang benar

3. Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor PMK-118/PMK.01/2021 tentang


Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan, unit Kantor Pusat DJP yang
mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi
teknis di bidang perpajakan internasional, yaitu …

a. Direktorat Peraturan Perpajakan I

b. Direktorat Peraturan Perpajakan II

c. a dan b benar

d. tidak ada jawaban yang benar

35 Organisasi
4. Subdirektorat Transformasi Organisasi merupakan unit eselon III berada pada …

a. Sekretrariat Direktorat Jenderal

b. Direktorat Transformasi Proses Bisnis

c. Direktorat Kepatuhan Internal dan Tranformasi Sumber Daya Aparatur

d. Direktorat Penyuluhan, Pelayanan, dan Hubungan Masyarakat

5. Pengelolaan, pengoordinasian, dan pengawalan kegiatan extra effort penggalian


potensi penerimaan pajak, merupakan salah satu fungsi yang diselenggarakan oleh …

a. Direktorat Intelijen Perpajakan

b. Direktorat Potensi, Kepatuhan, dan Penerimaan

c. Direktorat Data dan Informasi Perpajakan

d. Direktorat Pemeriksaan dan Penagihan

36 Organisasi
BAB IV
INSTANSI VERTIKAL
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

37 Organisasi
4 BAB IV
INSTANSI VERTIKAL DIREKTORAT
JENDERAL PAJAK

Instansi Vertikal DJP didefinisikan sebagai unsur pelaksana tugas pokok DJP di daerah.
Instansi Vertikal DJP terdiri dari 3 instansi vertikal yaitu Kantor Wilayah (Kanwil) DJP, Kantor
Pelayanan Pajak (KPP) dan Kantor Pelayanan, Penyuluhan, dan Konsultasi Perpajakan
(KP2KP).

Saat ini rincian jumlah instansi vertikal di Direktorat Jenderal Pajak adalah sebagai berikut :

Tabel 4-1 : Rincian Jumlah Instansi Vertikal di DJP

No Jenis Instansi Vertikal Jumlah Instansi Vertikal

1 Kanwil DJP 34 Kanwil DJP

2 KPP 4 KPP Wajib Pajak Besar

9 KPP Khusus

38 KPP Madya

301 KPP Pratama

3 KP2KP 204 KP2KP

A. Kanwil DJP
1. Kedudukan
Kanwil DJP adalah instansi vertikal DJP yang berada di bawah dan bertanggung jawab
langsung kepada Direktur Jenderal Pajak. Kanwil DJP dipimpin oleh seorang Kepala.

38 Organisasi
2. Jenis Kanwil DJP
Kanwil DJP terdiri atas dua jenis yaitu:

a. Kanwil DJP Wajib Pajak Besar dan Kanwil Jakarta Khusus

b. Kanwil DJP Selain Kanwil DJP Wajib Pajak Besar dan Kantor Wilayah Jakarta
Khusus.

3. Tugas dan Fungsi Kanwil DJP Wajib Pajak Besar dan Kanwil DJP Jakarta
Khusus
a. Tugas

Kanwil DJP Wajib Pajak Besar dan Kanwil DJP Jakarta Khusus memiliki tugas untuk
melaksanakan analisis, penjabaran, koordinasi, bimbingan, evaluasi, dan
pengendalian kebijakan serta pelaksanaan tugas di bidang pajak dalam wilayah
kerjanya berdasarkan peraturan perundang-undangan.

b. Fungsi

Kanwil DJP Wajib Pajak Besar dan Kanwil DJP Jakarta Khusus menyelenggarakan
fungsi:

1) analisis dan pelaksanaan penjabaran kebijakan dan penyusunan rencana


strategis di bidang perpajakan;

2) koordinasi dan pemberian bimbingan di bidang perpajakan

3) koordinasi, pemberian bimbingan, analisis, dan penjabaran kebijakan


pencapaian target penerimaan pajak;

4) pelaksanaan penyuluhan dan pelayanan perpajakan yang menjadi tanggung


jawab Kanwil;

5) pengendalian dan evaluasi pelaksanaan kebijakan di bidang penyuluhan,


pelayanan, pengawasan, penilaian, pemeriksaan, dan penagihan di bidang
perpajakan;

6) pengelolaan administrasi dan pelaksanaan penilaian, pemeriksaan,


pemeriksaan bukti permulaan, penyidikan, forensik, dan intelijen di bidang
perpajakan;

7) penyelesaian pembetulan, keberatan, pengurangan atau penghapusan sanksi


administrasi, pengurangan atau pembatalan ketetapan pajak dan/ atau Surat
Tagihan Pajak, dan pembatalan hasil pemeriksaan pajak;

8) pelaksanaan urusan gugatan dan banding;

9) pengelolaan data, arsip perpajakan dan nonperpajakan;

10) pelaksanaan hubungan masyarakat dan kerja sama;

39 Organisasi
11) pemberian bimbingan dan pelaksanaan urusan di bidang kepegawaian,
keuangan, tata usaha, sarana dan prasarana, dukungan teknis, advokasi,
pengelolaan kinerja, dan kepatuhan internal.

Khusus untuk Kanwil DJP Jakarta Khusus, selain menjalankan menyelenggarakan


fungsi di atas, Kanwil DJP Jakarta Khusus juga menyelenggarakan fungsi
pemberian bimbingan pendataan, pemetaan Wajib Pajak dan Objek Pajak,
penilaian, pengenaan, dan pengurangan Pajak Bumi dan Bangunan minyak dan gas
bumi areal perairan lepas pantai (offshore) dan tubuh bumi serta Pajak Bumi dan
Bangunan Sektor Lainnya.

4. Tugas dan Fungsi Kanwil DJP Selain Kanwil DJP Wajib Pajak Besar dan
Kanwil DJP Jakarta Khusus
a. Tugas

Kanwil DJP Selain Kanwil DJP Wajib Pajak Besar dan Kanwil DJP Jakarta Khusus
memiliki tugas untuk melaksanakan analisis, penjabaran, koordinasi, bimbingan,
evaluasi, dan pengendalian kebijakan serta pelaksanaan tugas di bidang pajak
dalam wilayah kerjanya berdasarkan peraturan perundang-undangan

b. Fungsi

Kanwil DJP selain Kanwil DJP Wajib Pajak Besar dan Kanwil DJP Jakarta Khusus
menyelenggarakan fungsi:

- analisis dan pelaksanaan penjabaran kebijakan, dan penyusunan rencana


strategis di bidang perpajakan;

- pelaksanaan koordinasi dan pemberian bimbingan di bidang perpajakan;

- pelaksanaan koordinasi, pemberian bimbingan, analisis, dan penjabaran


kebijakan pencapaian target penerimaan pajak;

- pelaksanaan penyuluhan dan pelayanan perpajakan yang menjadi tanggung


jawab Kanwil;

- pengendalian dan evaluasi pelaksanaan kebijakan di bidang penyuluhan,


pelayanan, pengawasan, pendataan, pemetaan Wajib Pajak dan Objek Pajak,
penilaian, pengenaan, pemeriksaan, dan penagihan di bidang perpajakan;

- pengelolaan administrasi dan pelaksanaan penilaian, pengenaan, pemeriksaan,


pemeriksaan bukti permulaan, penyidikan, forensik, dan intelijen di bidang
perpajakan;

- penyelesaian pembetulan, keberatan, pengurangan atau penghapusan sanksi


administrasi, pengurangan atau pembatalan ketetapan pajak, Surat Tagihan
Pajak, dan/ atau Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang, dan pembatalan hasil
pemeriksaan pajak;

40 Organisasi
- pelaksanaan urusan gugatan dan banding;

- pengelolaan data, arsip perpajakan dan nonperpajakan

- pelaksanaan hubungan masyarakat dan kerja sama;

- pemberian bimbingan dan pelaksanaan urusan di bidang kepegawaian,


keuangan, tata usaha, sarana dan prasarana, dukungan teknis, advokasi,
pengelolaan kinerja, dan kepatuhan internal.

5. Bagan Organisasi Kanwil DJP


Struktur Organisasi Kanwil DJP Wajib Pajak Besar dan Kanwil DJP Jakarta Khusus
dapat dilihat pada gambar 4.1. sedangkan Struktur organisasi Kanwil DJP selain Kanwil
DJP Wajib Pajak Besar dan Kanwil DJP Jakarta Khusus dapat dilihat pada gambar 4.2.

Gambar 4-1 : Bagan Organisasi Kanwil DJP Wajib Pajak Besar dan Kanwil
DJP Jakarta Khusus

41 Organisasi
Gambar 4-2 : Bagan Organisasi Kanwil DJP Selain Kanwil DJP Wajib Pajak Besar
dan Kanwil DJP Jakarta Khusus

Tahukah kamu?
Kanwil DJP Wajib Pajak Besar merupakan Kanwil DJP
dengan jumlah KPP paling sedikit (4KPP)

42 Organisasi
B. KPP

1. Kedudukan
KPP merupakan instansi vertikal DJP yang berada di bawah dan bertanggung jawab
langsung kepada Kepala Kanwil DJP. KPP dipimpin oleh seorang Kepala.

2. Jenis KPP
Jenis KPP terdiri atas:
a. KPP Wajib Pajak Besar
KPP Wajib Pajak Besar terdiri atas:
1) KPP Wajib Pajak Besar Satu;
2) KPP Wajib Pajak Besar Dua;
3) KPP Wajib Pajak Besar Tiga; dan
4) KPP Wajib Pajak Besar Empat.

b. KPP Khusus
KPP Khusus terdiri atas:
1) KPP Penanaman Modal Asing Satu;
2) KPP Penanaman Modal Asing Dua;
3) KPP Penanaman Modal Asing Tiga;
4) KPP Penanaman Modal Asing Empat;
5) KPP Penanaman Modal Asing Lima;
6) KPP Penanaman Modal Asing Enam;
7) KPP Badan dan Orang Asing;
8) KPP Minyak dan Gas Bumi; dan
9) KPP Perusahaan Masuk Bursa.

c. KPP Madya

d. KPP Pratama.
KPP Pratama dibagi menjadi:
1) KPP Pratama Kelompok I
2) KPP Pratama Kelompok II

43 Organisasi
3. Tugas dan Fungsi KPP Wajib Pajak Besar dan KPP Khusus
a. Tugas

KPP Wajib Pajak Besar dan KPP Khusus mempunyai tugas melaksanakan
pelayanan, edukasi, pengawasan, dan penegakan hukum Wajib Pajak di bidang
Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai, Pajak Penjualan atas Barang Mewah,
dan Pajak Tidak Langsung Lainnya dalam wilayah wewenangnya berdasarkan
peraturan perundang-undangan.

Khusus untuk KPP Minyak dan Gas Bumi, juga melaksanakan tugas edukasi,
pelayanan, pengawasan, dan penegakan hukum Wajib Pajak di bidang Pajak Bumi
dan Bangunan Minyak dan Gas Bumi areal perairan lepas pantai (offshore) dan
tubuh bumi serta Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Lainnya.

b. Fungsi

KPP Wajib Pajak Besar dan KPP Khusus menyelenggarakan fungsi:

1) analisis, penjabaran, dan pencapaian target penerimaan pajak;

2) edukasi, pelayanan, dan pengelolaan pelaporan Wajib Pajak;

3) pendaftaran Wajib Pajak dan penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak;

4) pengukuhan dan pencabutan pengukuhan Pengusaha Kena Pajak;

5) penyelesaian tindak pengajuan/ pencabutan permohonan Pajak maupun


masyarakat; lanjut Wajib;

6) pengawasan, pemeriksaan, penilaian, dan penagihan pajak;

7) penetapan, penerbitan, dan/ atau pembetulan produk hukum dan produk


layanan perpajakan;

8) pengawasan dan pemantauan tindak lanjut pengampunan pajak;

9) penjaminan kualitas data hasil perekaman dan hasil identifikasi data internal
dan eksternal;

10) pemutakhiran basis data perpajakan;

11) pengelolaan kinerja dan pengelolaan risiko;

12) pelaksanaan dan pemantauan kepatuhan internal;

13) penatausahaan dan pengelolaan piutang pajak;

14) pelaksanaan tindak lanjut kerja sama perpajakan;

15) pengelolaan dokumen perpajakan dan nonperpajakan;

16) pelaksanaan administrasi kantor.

44 Organisasi
Khusus untuk KPP Minyak dan Gas Bumi, selain menyelenggarakan 16 fungsi di
atas, juga menyelenggarakan fungsi pendataan objek dan subjek pajak, penilaian
objek pajak, pengelolaan basis data dan sistem informasi, serta penatausahaan dan
pengawasan Pajak Bumi dan Bangunan minyak dan gas bumi areal perairan lepas
pantai (offshore) dan tubuh bumi serta Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Lainnya.

Selain itu, khusus untuk KPP Badan dan Orang Asing, selain menyelenggarakan 16
fungsi di atas, juga menyelenggarakan fungsi pemberian dan/ atau penghapusan
Nomor Pokok Wajib Pajak, serta pengukuhan dan/ atau pencabutan Pengusaha
Kena Pajak secara jabatan.

Tahukah kamu?
Hampir seluruh KPP WP Besar dan KPP Khusus memiliki
wilayah kerja seluruh wilayah Indonesia kecuali KPP
Badan dan Orang Asing di mana wilayah kerjanya hanya
provinsi DKI Jakarta

4. Tugas dan Fungsi KPP Madya


a. Tugas

KPP Madya mempunyai tugas melaksanakan pelayanan, edukasi, pengawasan,


dan penegakan hukum Wajib Pajak di bidang Pajak Penghasilan, Pajak
Pertambahan Nilai, Pajak Penjualan atas Barang Mewah, dan Pajak Tidak
Langsung Lainnya dalam wilayah wewenangnya berdasarkan peraturan
perundang-undangan.

b. Fungsi

KPP Madya menyelenggarakan fungsi:

1) analisis, penjabaran, dan pencapaian target penerimaan pajak;

2) edukasi, pelayanan, dan pengelolaan pelaporan Wajib Pajak;

3) pendaftaran Wajib Pajak dan penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak;

4) pengukuhan dan pencabutan pengukuhan Pengusaha Kena Pajak;

5) penyelesaian tindak lanjut pengajuan/pencabutan permohonan Wajib Pajak


maupun masyarakat;

6) pengawasan, pemeriksaan, penilaian, dan penagihan pajak;

7) penetapan, penerbitan, dan/ atau pembetulan produk hukum dan produk


layanan perpajakan;

8) pengawasan dan pemantauan tindak lanjut pengampunan pajak;

45 Organisasi
9) penjaminan kualitas data hasil perekaman dan hasil identifikasi data internal
dan eksternal;

10) pemutakhiran basis data perpajakan;

11) pengelolaan kinerja dan pengelolaan risiko;

12) pelaksanaan dan pemantauan kepatuhan internal;

13) penatausahaan dan pengelolaan piutang pajak;

14) pelaksanaan tindak lanjut kerja sama perpajakan;

15) pengelolaan dokumen perpajakan dan nonperpajakan; dan

16) pelaksanaan administrasi kantor.

Tahukah kamu?

Selain Kanwil DJP WP Besar dan Kanwil DJP Jakarta


Khusus, tidak semua Kanwil DJP memiliki KPP Madya.
Terdapat 8 Kanwil DJP yang tidak memiliki KPP Madya
antara lain:

- Kanwil DJP Aceh


- Kanwil DJP Sumatera Utara II
- Kanwil DJP Sumatera Barat dan Jambi
- Kanwil DJP Daerah Istimewa Yogyakarta
- Kanwil DJP Kalimantan Barat
- Kanwil DJP Sulawesi Utara, Tengah, Gorontalo dan
Maluku Utara
- Kanwil DJP Nusa Tenggara
- Kanwil DJP Papua, Papua Barat dan Maluku

5. Tugas dan Fungsi KPP Pratama


a. Tugas

KPP Pratama mempunyai tugas melaksanakan pelayanan, edukasi, pengawasan,


dan penegakan hukum Wajib Pajak di bidang Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan
Nilai, Pajak Penjualan atas Barang Mewah, Pajak Tidak Langsung Lainnya, dan
Pajak Bumi dan Bangunan, dan melaksanakan penguasaan informasi subjek dan
objek pajak dalam wilayah wewenangnya berdasarkan peraturan perundang-
undangan.

b. Fungsi

KPP Pratama menyelenggarakan fungsi:

46 Organisasi
1) analisis, penjabaran, dan pencapaian target penerimaan pajak;

2) penguasaan data dan informasi subjek dan objek pajak dalam wilayah wewenang
KPP;

3) pelayanan, edukasi, pendaftaran, dan pengelolaan pelaporan Wajib Pajak;

4) pendaftaran Wajib Pajak, objek pajak, dan penghapusan Nomor Pokok Wajib
Pajak;

5) pengukuhan dan pencabutan pengukuhan Pengusaha Kena Pajak;

6) pemberian dan/ atau penghapusan Nomor Objek Pajak secara jabatan;

7) penyelesaian tindak lanjut pengajuan/ pencabutan permohonan Wajib Pajak


maupun masyarakat;

8) pengawasan, pemeriksaan, penilaian, dan penagihan pajak;

9) pendataan, pemetaan Wajib Pajak dan objek pajak, dan pengenaan;

10) penetapan, penerbitan, dan/ atau pembetulan produk hukum dan produk layanan
perpajakan;

11) pengawasan dan pemantauan tindak lanjut pengampunan pajak;

12) penjaminan kualitas data hasil perekaman dan hasil identifikasi data internal dan
eksternal;

13) pemutakhiran basis data perpajakan;

14) pengurangan Pajak Bumi dan Bangunan;

15) pengelolaan kinerja dan pengelolaan risiko;

16) pelaksanaan dan pemantauan kepatuhan internal;

17) penatausahaan dan pengelolaan piutang pajak;

18) pelaksanaan tindak lanjut kerja sama perpajakan;

19) pengelolaan dokumen perpajakan dan nonperpajakan; dan

20) pelaksanaan administrasi kantor.

Tahukah kamu?
Walau sama-sama menggunakan nama Bekasi, KPP
Pratama Bekasi Barat, KPP Pratama Bekasi Utara dan KPP
Madya Bekasi berada di lingkungan Kanwil DJP yang
berbeda.
KPP Pratama Bekasi Barat dan KPP Pratama Bekasi Utara
berada di lingkungan Kanwil DJP Jawa Barat III. KPP Madya
Bekasi berada di lingkungan Kanwil DJP Jawa Barat II.

47 Organisasi
6. Bagan Organisasi KPP
Struktur Organisasi KPP Wajib Pajak Besar dan KPP Khusus, KPP Madya, Pratama
Kelompok I dan KPP Pratama Kelompok II dapat dilihat pada gambar di bawah.

Gambar 4-3 : Bagan Organisasi KPP Wajib Pajak Besar dan KPP Khusus

Gambar 4-4 : Bagan Organisasi KPP Madya

48 Organisasi
Gambar 4-5 : Bagan Organisasi KPP Pratama Kelompok I

Gambar 4-6 : Bagan Organisasi KPP Pratama Kelompok II

C. KP2KP
1. Kedudukan
KP2KP merupakan instansi vertikal Direktorat Jenderal Pajak yang berada di bawah
dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala KPP Pratama. KP2KP dipimpin oleh
seorang Kepala.

Tahukah kamu?

KPP Pratama Pademangan merupakan satu-satunya


KPP Pratama di Jakarta yang memiliki KP2KP (KP2KP
Kepulauan Seribu).

49 Organisasi
2. Tugas dan Fungsi
KP2KP mempunyai tugas melakukan pelayanan, penyuluhan, dan konsultasi
perpajakan, melakukan pengamatan dan pembuatan profil potensi perpajakan,
melakukan pemberian dan/ atau penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak, melakukan
pengukuhan dan/ atau pencabutan Pengusaha Kena Pajak, melakukan pemberian
dan/ atau penghapusan Nomor Objek Pajak secara jabatan, serta mendukung
pelaksanaan tugas dan fungsi KPP Pratama.

KP2KP menyelenggarakan fungsi:

a. pelayanan pajak;

b. penyuluhan pajak;

c. pendaftaran Wajib Pajak dan/ atau pengukuhan Pengusaha Kena Pajak;

d. pemberian bimbingan dan konsultasi teknis perpajakan;

e. pengamatan, pembuatan, dan pemutakhiran profil potensi perpajakan;

f. pengawasan kepatuhan kewajiban perpajakan Wajib Pajak tertentu;

g. pemberian dukungan pelaksanaan tugas dan fungsi KPP Pratama; dan

h. pelaksanaan administrasi kantor.

3. Bagan Organisasi
Bagan Organisasi KP2KP dapat dilihat pada gambar 4.7.

Gambar 4-7 : Struktur Organisasi KP2KP

50 Organisasi
Tahukah kamu?

KPP Pratama Ambon merupakan KPP Pratama dengan


jumlah KP2KP terbanyak (7 KP2KP).

D. Latihan Soal

1. Di bawah ini yang bukan merupakan instansi vertikal DJP adalah:

a. KPP Pratama Jakarta Pesanggrahan

b. Kanwil DJP Jawa Barat I

c. Kantor Layanan Informasi dan Pengaduan DJP

d. KP2KP Purwodadi

2. Bagian Umum pada Kanwil DJP WP Besar terdiri atas 4 (empat) Subbagian, yaitu:

a. Subbagian Kepegawaian; Subbagian Keuangan; Subbagian Advokasi, Pelaporan


dan Kepatuhan Internal; Subbagian Tata Usaha dan Rumah Tangga.

b. Subbagian Kepegawaian; Subbagian Keuangan; Subbagian Umum dan


Kepatuhan Internal; Subbagian Tata Usaha dan Rumah Tangga.

c. Subbagian Kepegawaian; Subbagian Keuangan; Subbagian Advokasi, Pelaporan


dan Kepatuhan Internal; Subbagian Perlengkapan

d. Subbagian Kepegawaian; Subbagian Keuangan; Subbagian Umum dan


Kepatuhan Internal; Subbagian Perlengkapan.

3. KPP yang menyelenggarakan fungsi pemberian dan/ atau penghapusan Nomor Pokok
Wajib Pajak, serta pengukuhan dan/ atau pencabutan Pengusaha Kena Pajak secara
jabatan di lingkungan Kanwil DJP Jakarta Khusus adalah ...

a. KPP Perusahaan Masuk Bursa

b. KPP Badan dan Orang Asing

c. KPP Minyak dan Gas Bumi

d. KPP Wajib Pajak Besar Satu

51 Organisasi
4. KPP Pratama dengan jumlah KP2KP terbanyak adalah ...

a. KPP Pratama Bangka

b. KPP Pratama Ambon

c. KPP Pratama Muara Teweh

d. KPP Pratama Bukittinggi

5. KPP Pratama di Jakarta yang memiliki KP2KP adalah …

a. KPP Pratama Jakarta Pluit

b. KPP Pratama Jakarta Tanjung Priok

c. KPP Pratama Jakarta Penjaringan

d. KPP Pratama Jakarta Pademangan

52 Organisasi
BAB V
UNIT PELAKSANA TEKNIS
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

53 Organisasi
5 BAB V
UNIT PELAKSANA TEKNIS
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

Unit Pelaksana Teknis (UPT) didefinisikan sebagai organisasi yang bersifat mandiri yang
melaksanakan tugas teknis operasional dan/atau tugas teknis penunjang tertentu dari
organisasi induk. Tugas teknis operasional adalah tugas untuk melaksanakan kegiatan teknis
tertentu yang secara langsung berhubungan dengan pelayanan masyarakat. Tugas teknis
penunjang adalah tugas untuk melaksanakan kegiatan teknis pemberian dukungan substantif
tertentu dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas organisasi induk. UPT DJP terdiri dari
Pusat Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan (PPDDP), Kantor Pengolahan Data dan
Dokumen (KPDDP) Makassar, KPDDP Jambi, dan Kantor Layanan Informasi dan Pengaduan
DJP (KLIP).

A. Pusat Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan (PPDDP)


1. Kedudukan
a. Pusat Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan (PPDDP) yang selanjutnya
disingkat PPDDP merupakan unit pelaksana teknis di bidang pengolahan data dan
dokumen perpajakan, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Direktur Jenderal Pajak.

b. Pembinaan teknis fungsional dan administratif PPDDP dilaksanakan oleh


Direktorat yang membidangi data dan informasi perpajakan pada DJP.

c. PPDDP dipimpin oleh Kepala PPDDP.

2. Tugas
PPDDP mempunyai tugas melaksanakan penerimaan, pemindaian, perekaman,
penjaminan kualitas hasil pengolahan, backup data, transfer data, dan penyimpanan
dokumen perpajakan dengan memanfaatkan teknologi informasi berdasarkan
peraturan perundangan-undangan.

54 Organisasi
3. Fungsi
PPDDP menyelenggarakan fungsi:

a. pelaksanaan pengumpulan, penerimaan, dan pemilahan dokumen perpajakan;

b. pelaksanaan pengembalian dokumen perpajakan;

c. pelaksanaan pemindaian dokumen dan perekaman data perpajakan;

d. pelaksanaan penjaminan kualitas hasil pengolahan;

e. pelaksanaan back up data, transfer data, dan operasional pengolahan;

f. pelaksanaan penyimpanan dokumen perpajakan;

g. pelaksanaan pemeliharaan basis data dan perangkat lunak pengolahan data;

h. pelayanan peminjaman dokumen perpajakan;

i. pemantauan pengendalian intern, pengelolaan risiko, pengelolaan kinerja, dan


kepatuhan terhadap kode etik dan disiplin;

j. pemantauan tindak lanjut hasil pengawasan dan pemberian rekomendasi


perbaikan proses bisnis; dan

k. pelaksanaan urusan kepegawaian, keuangan, tata usaha, dan rumah tangga

4. Lokasi dan Wilayah Kerja


a. Pusat Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan berlokasi di Jakarta.

b. Wilayah Kerja Pusat Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan meliputi unit
kerja di wilayah Jawa, Madura, dan Kalimantan

55 Organisasi
5. Bagan Organisasi

Gambar 5-1 : Struktur Organisasi PPDDP

B. Kantor Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan (KPDDP)


1. Kedudukan
a. Kantor Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan (KPDDP) merupakan unit
pelaksana teknis di bidang pengolahan data dan dokumen perpajakan, yang
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Pajak.

b. Pembinaan teknis fungsional dan administratif KPDDP dilaksanakan oleh


Direktorat yang membidangi data dan informasi perpajakan pada DJP.

c. KPDDP dipimpin oleh Kepala KPDDP.

56 Organisasi
2. Tugas
KPDDP mempunyai tugas melaksanakan penerimaan, pemindaian, perekaman, back
up data, transfer data, dan penyimpanan dokumen perpajakan dengan memanfaatkan
teknologi informasi berdasarkan peraturan perundang-undangan.

3. Fungsi
KPDDP menyelenggarakan fungsi:
a. pelaksanaan pengumpulan, penerimaan, dan pemilahan dokumen perpajakan;
b. pelaksanaan pengembalian dokumen perpajakan;
c. pelaksanaan pemindaian dokumen dan perekaman data perpajakan;
d. pelaksanaan back up data, transfer data, dan dukungan operasional;
e. pelaksanaan penyimpanan dokumen perpajakan;
f. pelaksanaan pemeliharaan basis data dan perangkat lunak pengolahan data;
g. pelayanan peminjaman dokumen perpajakan;
h. pemantauan pengendalian intern, pengelolaan risiko, pengelolaan kinerja, dan
kepatuhan terhadap kode etik dan disiplin;
i. pemantauan tindak lanjut hasil pengawasan dan pemberian rekomendasi
perbaikan proses bisnis;
j. pelaksanaan urusan kepegawaian, keuangan, tata usaha, dan rumah tangga

4. Nama, Lokasi, dan Wilayah Kerja

Tabel 5-1 : Nama, Lokasi, dan Wilayah Kerja KPDDP

No Nama Lokasi Wilayah Kerja

1. KPDDP Makassar a. Kanwil DJP Sulawesi Selatan, Barat, dan


Makassar Tenggara
b. Kanwil DJP Sulawesi Utara, Tengah,
Gorontalo, dan Maluku Utara
c. Kanwil DJP Bali
d. Kanwil DJP Nusa Tenggara
e. Kanwil DJP Papua, Papua Barat, dan
Maluku*
(Sesuai dengan PMK-184/PMK.01/2020 tentang Perubahan Atas
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 210/PMK.01/2017 tentang
Organisasi Dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Pajak)

57 Organisasi
No Nama Lokasi Wilayah Kerja

2. KPDDP Jambi Jambi a. Kanwil DJP Aceh


b. Kanwil DJP Sumatera Utara I
c. Kanwil DJP Sumatera Utara II
d. Kanwil DJP Riau dan Kepulauan Riau
e. Kanwil DJP Sumatera Barat dan Jambi
f. Kanwil DJP Sumatera Selatan dan
Kepulauan Bangka Belitung
g. Kanwil DJP Bengkulu dan Lampung

5. Bagan Organisasi

Tabel 5-2 : Struktur Organisasi KPDDP

C. Kantor Layanan Informasi dan Pengaduan Direktorat Jenderal


Pajak (KLIP)

1. Kedudukan
a. KLIP merupakan unit pelaksana teknis di bidang layanan pemberian informasi
perpajakan, penanganan pengaduan, dan pemberian himbauan kepada Wajib
Pajak dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi, yang berada di
bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Direktur Jenderal Pajak.

58 Organisasi
b. KLIP secara teknis fungsional dibina oleh Direktur Penyuluhan, Pelayanan, dan
Hubungan Masyarakat.

c. KLIP dipimpin oleh Kepala Kantor Layanan Informasi dan Pengaduan DJP.

2. Tugas
KLIP mempunyai tugas melaksanakan kegiatan layanan pemberian informasi umum
perpajakan, penyampaian informasi perpajakan dalam rangka peningkatan kualitas
pelayanan, dan pengelolaan pengaduan dengan memanfaatkan teknologi informasi
dan komunikasi berdasarkan peraturan perundang-undangan.

3. Fungsi
KLIP menyelenggarakan fungsi:

a. pemberian layanan informasi umum perpajakan atas permintaan masyarakat dan/


atau Wajib Pajak;

b. penerimaan, penelitian kelengkapan, pemilahan, penerusan pengaduan kepada


pihak terkait, dan konfirmasi akhir pengaduan di bidang pelayanan kepada
masyarakat dan/atau Wajib Pajak;

c. pelaksanaan penerimaan, penelitian kelengkapan, pemilahan, dan penerusan


pengaduan selain bidang pelayanan kepada pihak terkait;

d. penyampaian informasi perpajakan dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan


kepada masyarakat dan/atau Wajib Pajak;

e. pelaksanaan proses pemberian informasi atas pertanyaan yang belum terjawab


(eskalasi informasi);

f. penjaminan kualitas layanan informasi dan pengaduan;

g. pemantauan pengendalian intern, pengelolaan risiko, pengelolaan kinerja, dan


kepatuhan terhadap kode etik dan disiplin di lingkungan Kantor Layanan Informasi
dan Pengaduan DJP;

h. pemantauan tindak lanjut hasil pengawasan dan pemberian rekomendasi


perbaikan proses bisnis di lingkungan Kantor Layanan Informasi dan Pengaduan
DJP;

i. pelaksanaan administrasi Kantor Layanan Informasi dan Pengaduan DJP.

59 Organisasi
4. Lokasi dan Wilayah Kerja
a. Kantor Layanan Informasi dan Pengaduan DJP berlokasi di Jakarta.

b. Wilayah kerja Kantor Layanan Informasi dan Pengaduan DJP meliputi seluruh
Indonesia.

5. Bagan Organisasi

Tabel 5-3 : Struktur Organisasi KLIP DJP

D. Latihan Soal

1. Organisasi yang bersifat mandiri yang melaksanakan tugas teknis operasional


dan/atau tugas teknis penunjang tertentu dari organisasi induk merupakan definisi
dari ….

a. Unit Pendukung Teknis

b. Unit Pelaksana Teknis

c. Unit Penunjang Teknis

d. Unit Pelayanan Terpadu

60 Organisasi
2. PPDDP singkatan dari ….

a. Pusat Pengolahan Data dan Dukungan Perpajakan

b. Pusat Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan

c. Pusat Pengawasan Data dan Dokumen Perpajakan

d. Pusat Pengolahan Data dan Digitalisasi Perpajakan

3. KPDDP terdiri dari ….

a. KPDDP Jakarta dan KPDDP Jambi

b. KPDDP Makassar dan KPDDP Sumatera

c. KPDDP Makassar dan KPDDP Jambi

d. KPDDP Sulawesi dan KPDDP Sumatera

4. KLIP singkatan dari ….

a. Kantor Layanan Informasi Perpajakan

b. Kantor Layanan Informasi dan Pengaduan

c. Kantor Layanan Informasi dan Penyuluhan

d. Kantor Layanan Informasi dan Pengawasan

5. KLIP secara teknis fungsional dibina oleh ….

a. Sekretariat Direktorat Jenderal Pajak

b. Direktur Kepatuhan Internal dan Transformasi Sumber Daya Aparatur

c. Direktur Penyuluhan, Pelayanan, dan Hubungan Masyarakat

d. Direktur Transformasi Proses Bisnis

61 Organisasi
KUNCI JAWABAN

BAB I BAB III

1. A 1. C

2. D 2. A

3. C 3. D

4. C 4. C

5. C 5. A

BAB II BAB IV

1. B 1. C

2. B 2. A

3. D 3. B

4. B 4. B

5. C 5. D

BAB V

1. B

2. B

3. C

4. B

5. C

62 Organisasi
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Jenderal Pajak. (2007). Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-5/PJ/2007
tentang Tugas Khusus Tenaga Pengkaji di Lingkungan Direktorat Jenderal Pajak.

Direktorat Jenderal Pajak. (2020). Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-389/PJ/2020
tentang Rencana Strategis DJP Tahun 2020-2024.

Direktorat Jenderal Pajak. (2020). Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-390/PJ/2020
tentang Pedoman dan Tata Kelola Implementasi Rencana Strategis Tahun 2020-2024.

Kementerian Keuangan Republik Indonesia. (2003). Keputusan Menteri Keuangan Nomor


218/KMK.01/2003 tentang Tenaga Pengkaji di Lingkungan Direktorat Jenderal Pajak.

Kementerian Keuangan Republik Indonesia. (2012). Peraturan Menteri Keuangan Nomor


174/PMK.01/2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja KLIP sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 165/PMK.01/2016 tentang Perubahan Atas
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 174/PMK.01/2012 tentang Organisasi dan Tata
Kerja KLIP.

Kementerian Keuangan Republik Indonesia. (2016). Peraturan Menteri Keuangan Nomor


166/PMK.01/2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja KPDDP sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.01/2019 tentang Perubahan Atas
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 166/PMK.01/2016 tentang Organisasi dan Tata
Kerja KPDDP.

Kementerian Keuangan Republik Indonesia. (2016). Peraturan Menteri Keuangan Nomor


167/PMK.01/2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja PPDDP sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 176/PMK.01/2019 tentang Perubahan Atas
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 167/PMK.01/2016 tentang Organisasi dan Tata
Kerja PPDDP.

Kementerian Keuangan Republik Indonesia. (2017). Peraturan Menteri Keuangan Nomor


210/PMK.01/2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal DJP
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
184/PMK.01/2020 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor
210/PMK.01/2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal DJP.

Kementerian Keuangan Republik Indonesia. (2020). Peraturan Menteri Keuangan Nomor


77/PMK.01/2020 tentang Rencana Strategis Kementerian Keuangan Tahun 2020-2024
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
87/PMK.01/2021 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 77
/PMK.01/2020 tentang Rencana Strategis Kementerian Keuangan Tahun 2020-2024.

Kementerian Keuangan Republik Indonesia. (2021). Peraturan Menteri Keuangan Nomor


118/PMK.01/2021 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan.

63 Organisasi
DAFTAR PENULIS

Agung Sedayu
Staf Subdit Transformasi Organisasi

Ancora Imparo: I Am Still Learning

Faisal
Staf Subdit Transformasi Organisasi

Setiap gelombang adalah pelajaran,


setiap bintang adalah petunjuk. Pelaut menemukan kebijaksanaan
di setiap jangkar ilmu yang dilemparkan

Rizal Ash Shiddieqi


Penelaah Teknis Kebijakan pada Subbagian
Organisasi

Urip mung mampir ngombe

Mila Maulinda Pungkastuti


Seksi Perencanaan Strategis Subdit Transformasi
Organisasi

A goal without a plan is just a wish

64 Organisasi

Anda mungkin juga menyukai