i
Disclaimer:
Isi dalam modul ini semata-mata hanya digunakan untuk pembelajaran dalam rangka
pengembangan kompetensi pegawai DJP.
Rujukan utama tetap mengacu pada peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Penerbit:
Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan RI
Januari 2024
i Organisasi
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI II
KATA PENGANTAR IV
DAFTAR TABEL VI
DAFTAR GAMBAR VII
ii Organisasi
BAB IV INSTANSI VERTIKAL DIREKTORAT JENDERAL PAJAK 38
A. Kanwil DJP 38
B. KPP 43
C. KP2KP 49
D. Latihan Soal 51
KUNCI JAWABAN 62
DAFTAR PUSTAKA 63
DAFTAR PENULIS 64
iii Organisasi
KATA
PENGANTAR
Dunia terus berubah, kegiatan ekonomi Wajib Pajak juga berubah
mengikuti perkembangan dunia digital. Direktorat Jenderal
Pajak (DJP) juga berubah dengan melakukan reformasi
melalui Pembaharuan Sistem Administrasi Perpajakan
yang meliputi pelaksanaan berbagai Inisiatif Strategis
terkait 5 Pilar Reformasi Perpajakan, yaitu Organisasi,
Sumber Daya Manusia (SDM), Peraturan Perundang-
undangan, Proses Bisnis, serta Teknologi Informasi dan
Basis Data.
1. struktur organisasi yang efektif dan efisien dengan memperhatikan cakupan geografis,
karakteristik organisasi, ekonomi, kearifan lokal, potensi penerimaan dan rentang
kendali (span of control) yang memadai, mendukung perluasan jangkauan pelayanan
dan pengawasan Wajib Pajak dan penyelesaian tugas tepat waktu dan berkualitas;
2. sumber daya manusia yang tangguh, akuntabel dan berintegritas dalam rangka
menjalankan administrasi perpajakan demi mencapai target penerimaan pajak dan
strategis lainnya;
4. proses bisnis inti administrasi perpajakan yang efektif, efisien, dan akuntabel;
iv Organisasi
Untuk mendukung tercapainya tujuan reformasi perpajakan, diperlukan SDM yang
berkualitas. Oleh karena itu, Direktorat Kepatuhan Internal dan Transformasi Sumber Daya
Aparatur (KITSDA) bersama Subject Matter Expert (SME) menyusun 13 modul materi
perpajakan dan non perpajakan sebagai berikut:
1. Seri modul materi perpajakan yang terdiri atas: KUP, PPh, PPN, PBB, dan Bea Meterai;
2. Seri modul materi non perpajakan yang terdiri atas: Organisasi, Keuangan, Kepegawaian,
Internalisasi Kepatuhan, Tata Naskah Dinas, serta Teknologi Informasi dan Komunikasi
3. Seri modul materi khusus untuk Account Representative dan Penelaah Keberatan.
Modul tersebut digunakan sebagai salah satu sarana pembelajaran dan pengembangan
kompetensi pegawai. Modul ini diharapkan dapat membantu seluruh pegawai DJP untuk
memahami tugas dan pekerjaannya dengan lebih mudah sehingga dapat berkontribusi
secara optimal pada organisasi untuk mendorong meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak
(WP) dan mengurangi Tax Gap. Pada akhirnya, dapat berkontribusi untuk mendukung
penerimaan pajak sesuai yang diamanatkan dalam APBN dan meningkatkan Tax Ratio.
v Organisasi
DAFTAR TABEL
vi Organisasi
DAFTAR GAMBAR
vii Organisasi
BAB I
GAMBARAN UMUM
KEMENTERIAN KEUANGAN
1 Organisasi
1 BAB I
GAMBARAN UMUM
KEMENTERIAN KEUANGAN
Visi, Misi, dan Tujuan Kementerian Keuangan tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan
Nomor PMK-77/PMK.01/2020 tentang Rencana Strategis Kementerian Keuangan Tahun
2020-2024 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor PMK-
87/PMK.01/2020 tentang Rencana Strategis Kementerian Keuangan Tahun 2020-2024.
Visi dan Misi Kementerian Keuangan mendukung Visi dan Misi Presiden dan Wakil
Presiden yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
(RPJMN) 2020-2024.
Visi, Misi, dan Tujuan Kementerian Keuangan dapat digambarkan sebagai berikut:
“
VISI
”
Menjadi Pengelola Keuangan Negara untuk Mewujudkan Perekonomian Indonesia
yang Produktif, Kompetitif, Inklusif, dan Berkeadilan untuk Mendukung Visi dan Misi
Presiden dan Wakil Presiden: "Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri dan
Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong"
Pengelolaan
perbendaharaan, Birokrasi dan
Pengelolaan fiskal Penerimaan Pengelolaan kekayaan negara, layanan publik
yang sehat dan negara yang belanja yang dan pembiayaan yang agile, efektif,
berkelanjutan optimal berkualitas yang akuntabel dan dan efisien
produktif dengan
risiko yang terkendali
2 Organisasi
B. Nilai-Nilai Kementerian Keuangan
1. Integritas
Dalam integritas terkandung makna bahwa dalam berpikir, berkata, berperilaku, dan
bertindak, Pimpinan dan seluruh PNS di lingkungan Kementerian Keuangan
melakukannya dengan baik dan benar serta selalu memegang teguh kode etik dan
prinsip-prinsip moral.
2. Profesionalisme
3. Sinergi
Dalam sinergi terkandung makna bahwa Pimpinan dan seluruh PNS di lingkungan
Kementerian Keuangan memiliki komitmen untuk membangun dan memastikan
hubungan kerja sama internal yang produktif serta kemitraan yang harmonis dengan
para pemangku kepentingan, untuk menghasilkan karya yang bermanfaat dan
berkualitas.
4. Pelayanan
5. Kesempurnaan
3 Organisasi
C. Tugas dan Fungsi Kementerian Keuangan
Dengan tugas dan fungsi yang sedemikian kompleks, maka struktur organisasi Kemenkeu
di desain dengan tipe holding (holding-type organization), di mana Kemenkeu membawahi
11 (sebelas) unit Eselon I dengan tugas dan fungsi yang berbeda-beda. Selain itu,
Kemenkeu juga memiliki organisasi non Eselon yang menjalankan tugas dan fungsi yang
spesifik, termasuk di dalamnya Badan Layanan Umum yang menjalankan fungsi
pengelolaan dana dan layanan publik. Kemudian, Kemenkeu juga melakukan pembinaan
berbagai Special Mission Vehicle (SMV) yang mengemban tugas-tugas khusus yang
diamanatkan kepadanya dalam mendukung pembangunan Nasional. Adapun struktur
organisasi Kementerian Keuangan adalah sebagaimana disajikan pada Gambar 1.1.
4 Organisasi
Gambar 1-1 : Struktur Organisasi Kementerian Keuangan
E. Latihan Soal
b. Mencapai tingkat pendapatan negara yang tinggi melalui pelayanan prima serta
pengawasan dan penegakan hukum yang efektif
5 Organisasi
3. Nilai Kementerian Keuangan yang mengandung makna bahwa Pimpinan dan seluruh
PNS di lingkungan Kementerian Keuangan memiliki komitmen untuk membangun dan
memastikan hubungan kerja sama internal yang produktif serta kemitraan yang
harmonis dengan para pemangku kepentingan, untuk menghasilkan karya yang
bermanfaat dan berkualitas adalah Nilai...
a. Integritas
b. Profesionalisme
c. Sinergi
d. Pelayanan
5. Unit non eselon dengan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (PPK –
BLU), antara lain …
6 Organisasi
BAB II
GAMBARAN UMUM
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
7 Organisasi
2 BAB II
GAMBARAN UMUM
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
Rencana Strategis Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Tahun 2020 - 2024 merupakan
dokumen perencanaan strategis jangka menengah DJP untuk periode 5 (lima) tahun
terhitung mulai tahun 2020 sampai dengan tahun 2024.
1. Dasar Hukum
Rencana Strategis DJP dituangkan dalam:
8 Organisasi
B. Visi, Misi, dan Tujuan Direktorat Jenderal Pajak
VISI
Menjadi mitra tepercaya pembangunan bangsa untuk menghimpun penerimaan
negara melalui penyelenggaraan administrasi perpajakan yang efisien, efektif,
berintegritas, dan berkeadilan dalam rangka mendukung visi Kementerian Keuangan:
“Menjadi pengelola keuangan negara untuk mewujudkan perekonomian Indonesia
yang produktif, kompetitif, inklusif, dan berkeadilan”.
DJP dalam memenuhi tujuan menghimpun penerimaan negara memiliki kewajiban untuk
memenuhi target penerimaan pajak. DJP menjadi mitra dalam menjalin hubungan kerja
sama yang setara dengan seluruh stakeholder. DJP mendapatkan kepercayaan tinggi
menyelenggarakan administrasi perpajakan untuk memenuhi komitmen kepada
stakeholder. Sejalan dengan itu, harapan pemangku kepentingan internal dan eksternal
adalah dengan terwujudnya layanan berbasis teknologi yang mendukung administrasi
perpajakan yang efektif dan efisien. Penyelenggaraan administrasi perpajakan yang
berintegritas dijalankan dengan pemberian perlakuan perpajakan sesuai dengan ketentuan
undang-undang yang berlaku. Penyelenggaraan administrasi perpajakan yang berkeadilan
bagi wajib pajak berupa perlakuan adil sesuai dengan tingkat kepatuhan (Compliance Risk
Management), perlakuan adil dalam mendapatkan kepastian hukum dan pelayanan, serta
adanya transparansi hak dan kewajiban wajib pajak. Sementara itu, penyelenggaraan
administrasi perpajakan yang berkeadilan bagi pegawai DJP berupa pelaksanaan
transparansi pengelolaan sumber daya manusia (pola mutasi, karir, kompensasi dan
kinerja) maupun penegakan aturan kepegawaian yang konsisten.
DJP mendukung Misi Kementerian Keuangan: menerapkan kebijakan fiskal yang responsif
dan berkelanjutan; mencapai tingkat pendapatan negara yang tinggi melalui pelayanan
prima serta pengawasan dan penegakan hukum yang efektif; dan mengembangkan proses
bisnis inti berbasis digital dan pengelolaan SDM yang adaptif sesuai kemajuan teknologi.
Misi DJP adalah sebagai berikut:
MISI
1. Merumuskan regulasi perpajakan yang mendukung pertumbuhan ekonomi
Indonesia.
2. Meningkatkan kepatuhan pajak melalui pelayanan berkualitas dan
terstandardisasi, edukasi dan pengawasan yang efektif, serta penegakan
hukum yang adil.
3. Mengembangkan proses bisnis inti berbasis digital didukung budaya
organisasi yang adaptif dan kolaboratif serta aparatur pajak yang berintegritas,
profesional, dan bermotivasi
9 Organisasi
Sejalan dengan Tujuan Kementerian Keuangan, untuk mewujudkan visi dan misinya, DJP
menetapkan tujuan periode 2020 – 2024 yaitu:
TUJUAN
1. Pengelolaan fiskal yang sehat dan berkelanjutan;
2. Penerimaan negara yang optimal; dan
3. Birokrasi dan layanan publik yang agile, efektif, dan efisien.
Dalam rangka mencapai tujuannya, DJP menetapkan 5 (lima) sasaran strategis yang
menggambarkan kondisi yang ingin dicapai oleh DJP sepanjang Tahun 2020 – 2024
sebagai berikut:
10 Organisasi
D. Tugas dan Fungsi Direktorat Jenderal Pajak
DJP merupakan unit eselon I di bawah Kementerian Keuangan yang mempunyai tugas
menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pajak sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Tugas tersebut dapat dijabarkan lebih lanjut dalam penyelenggaraan fungsi yang meliputi:
Secara ringkas, organisasi DJP dapat dibedakan atas kantor pusat dan kantor operasional.
Kantor pusat menjalankan fungsi perumusan kebijakan dan standardisasi teknis, analisis
dan pengembangan (transformasi), serta pembinaan dan dukungan administrasi
(ketatalaksanaan, kepegawaian, keuangan, dan perlengkapan). Adapun kantor
operasional menjalankan fungsi teknis operasional dan/atau teknis penunjang.
11 Organisasi
Kantor pusat terdiri atas Sekretariat Direktorat Jenderal, 14 (empat belas) unit direktorat,
dan 4 (empat) jabatan Tenaga Pengkaji, yang secara umum melaksanakan tugas sebagai
berikut:
12 Organisasi
Adapun Jabatan Tenaga Pengkaji, terdiri atas:
3. Tenaga Pengkaji Bidang Pembinaan dan Penertiban Sumber Daya Manusia; dan
Sementara itu, Kantor operasional di lingkungan DJP terdiri atas Kantor Wilayah (Kanwil),
Kantor Pelayanan Pajak (KPP), Kantor Pelayanan, Penyuluhan, dan Konsultasi Perpajakan
(KP2KP), serta Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
Dalam mengoordinasikan dan memimpin pelaksanaan tugas dan fungsi di DJP, Dirjen
Pajak dibantu oleh 3 (tiga) Staf Ahli Menteri Keuangan, yaitu sebagai berikut:
1. Staf Ahli Bidang Peraturan dan Penegakan Hukum Pajak mempunyai tugas
memberikan rekomendasi terhadap isu- isu strategis kepada Menteri Keuangan di
bidang peraturan dan penegakan hukum penerimaan pajak.
13 Organisasi
3. Staf Ahli Bidang Pengawasan Pajak mempunyai tugas memberikan rekomendasi
terhadap isu-isu strategis kepada Menteri Keuangan di bidang pengawasan
penerimaan pajak.
f. Kepala Subbagian dan Kepala Seksi adalah Jabatan Pengawas eselon IV.a.
b. Kepala Bagian dan Kepala Bidang pada Kanwil merupakan Jabatan Administrator
eselon III.a.
c. Kepala KPP Wajib Pajak Besar, Kepala KPP Khusus, Kepala KPP Madya, dan
Kepala KPP Pratama merupakan Jabatan Administrator eselon III.a.
d. Kepala Subbagian dan Kepala Seksi pada Kanwil merupakan Jabatan Pengawas
eselon IV.a.
e. Kepala Subbagian dan Kepala Seksi pada KPP Wajib Pajak Besar, KPP Khusus,
KPP Madya, dan KPP Pratama merupakan Jabatan Pengawas eselon IV.a.
3. Eselonisasi UPT
a. Kepala PPDDP merupakan Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama eselon II.b.
b. Kepala Bagian pada PPDDP, Kepala Bidang pada PPDDP dan Kepala KPDDP
adalah Jabatan Administrator eselon III.b.
14 Organisasi
c. Kepala Subbagian dan Kepala Seksi pada PPDDP dan KPDDP adalah Jabatan
Pengawas eselon IV.b.
e. Kepala Subbagian dan Kepala Seksi pada KLIP DJP adalah Jabatan Pengawas
eselon IV.a.
H. Latihan Soal
b. Rencana Strategis DJP yang berlaku saat ini adalah untuk periode tahun 2020-
2024
d. Visi dan Misi DJP tidak dimuat dalam dokumen Rencana Strategis DJP
3. Dalam rangka mencapai tujuannya, DJP menetapkan 5 (lima) sasaran strategis yang
menggambarkan kondisi yang ingin dicapai oleh DJP sepanjang Tahun 2020 – 2024.
Yang bukan termasuk sasaran strategis DJP adalah:
15 Organisasi
4. Dalam mengoordinasikan dan memimpin pelaksanaan tugas dan fungsi di DJP, Dirjen
Pajak dibantu oleh 3 (tiga) Staf Ahli Menteri Keuangan, yaitu:
b. i, ii, dan iv
c. i, iii, dan iv
a. Kepala Kantor Wilayah merupakan Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama eselon II.a.
b. Kepala Kepala PPDDP merupakan Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama eselon II.b
16 Organisasi
BAB III
STRUKTUR ORGANISASI UNIT
KANTOR PUSAT DJP
17 Organisasi
3 BAB III
STRUKTUR ORGANISASI UNIT
KANTOR PUSAT DJP
18 Organisasi
B. Direktorat Peraturan Perpajakan I
1. penyiapan perumusan kebijakan di bidang peraturan terkait ketentuan umum dan tata
cara perpajakan, penagihan pajak dengan surat paksa, Pajak Pertambahan Nilai dan
Pajak Penjualan atas Barang Mewah, serta Pajak Tidak Langsung Lainnya, dan Pajak
Bumi dan Bangunan;
2. penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang peraturan terkait ketentuan umum dan tata
cara perpajakan, penagihan pajak dengan surat paksa, Pajak Pertambahan Nilai dan
Pajak Penjualan atas Barang Mewah, serta Pajak Tidak Langsung Lainnya, dan Pajak
Bumi dan Bangunan;
19 Organisasi
Gambar 3-2 : Struktur Organisasi Direktorat PP I
20 Organisasi
3. penyiapan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang peraturan terkait Pajak
Penghasilan, advokasi, pemberian bimbingan dan pelaksanaan advokasi, dan
harmonisasi peraturan perpajakan;
4. penyiapan pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang peraturan terkait Pajak
Penghasilan, advokasi, pemberian bimbingan dan pelaksanaan advokasi, dan
harmonisasi peraturan perpajakan; dan
21 Organisasi
D. Direktorat Pemeriksaan dan Penagihan
22 Organisasi
E. Direktorat Penegakan Hukum
4. penyiapan pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang penegakan hukum; dan
23 Organisasi
F. Direktorat Ekstensifikasi dan Penilaian
24 Organisasi
G. Direktorat Keberatan dan Banding
3. penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang keberatan dan
banding;
4. penyiapan pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang keberatan dan banding;
dan
25 Organisasi
H. Direktorat Potensi, Kepatuhan, dan Penerimaan
4. penyiapan pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang potensi, kepatuhan, dan
penerimaan; dan
26 Organisasi
I. Direktorat Penyuluhan, Pelayanan, dan Hubungan Masyarakat
27 Organisasi
J. Direktorat Data dan Informasi Perpajakan
3. penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang data dan
informasi perpajakan;
4. penyiapan pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang data dan informasi
perpajakan; dan
28 Organisasi
K. Direktorat Kepatuhan Internal dan Transformasi Sumber Daya
Aparatur
Direktorat Kepatuhan Internal dan Transformasi Sumber Daya Aparatur mempunyai tugas
merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang kepatuhan
internal dan transformasi sumber daya aparatur.
4. penyiapan pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang kepatuhan internal dan
transformasi sumber daya aparatur; dan
29 Organisasi
L. Direktorat Teknologi Informasi dan Komunikasi
4. penyiapan pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang teknologi informasi dan
komunikasi; dan
30 Organisasi
M. Direktorat Transformasi Proses Bisnis
31 Organisasi
N. Direktorat Perpajakan Internasional
32 Organisasi
O. Direktorat Intelijen Perpajakan
8. pelaksanaan analisis data ekonomi secara makro maupun mikro di bidang penggalian
potensi penerimaan pajak;
9. pelaksanaan analisis proses bisnis dan modus ketidakpatuhan Wajib Pajak; dan
33 Organisasi
Gambar 3-15 : Struktur Organisasi Direktorat Intelijen Perpajakan
34 Organisasi
P. Latihan Soal
b. Bagian Organisasi dan Tata Laksana; Bagian Kepegawaian; Bagian Mutasi dan
Kepangkatan; Bagian Keuangan; Bagian Perlengkapan; dan Bagian Umum.
d. Bagian Organisasi dan Tata Laksana; Bagian Sumber Daya Manusia; Bagian
Mutasi dan Kepangkatan; Bagian Keuangan; Bagian Perlengkapan; dan Bagian
Umum.
c. a dan b benar
c. a dan b benar
35 Organisasi
4. Subdirektorat Transformasi Organisasi merupakan unit eselon III berada pada …
36 Organisasi
BAB IV
INSTANSI VERTIKAL
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
37 Organisasi
4 BAB IV
INSTANSI VERTIKAL DIREKTORAT
JENDERAL PAJAK
Instansi Vertikal DJP didefinisikan sebagai unsur pelaksana tugas pokok DJP di daerah.
Instansi Vertikal DJP terdiri dari 3 instansi vertikal yaitu Kantor Wilayah (Kanwil) DJP, Kantor
Pelayanan Pajak (KPP) dan Kantor Pelayanan, Penyuluhan, dan Konsultasi Perpajakan
(KP2KP).
Saat ini rincian jumlah instansi vertikal di Direktorat Jenderal Pajak adalah sebagai berikut :
9 KPP Khusus
38 KPP Madya
A. Kanwil DJP
1. Kedudukan
Kanwil DJP adalah instansi vertikal DJP yang berada di bawah dan bertanggung jawab
langsung kepada Direktur Jenderal Pajak. Kanwil DJP dipimpin oleh seorang Kepala.
38 Organisasi
2. Jenis Kanwil DJP
Kanwil DJP terdiri atas dua jenis yaitu:
b. Kanwil DJP Selain Kanwil DJP Wajib Pajak Besar dan Kantor Wilayah Jakarta
Khusus.
3. Tugas dan Fungsi Kanwil DJP Wajib Pajak Besar dan Kanwil DJP Jakarta
Khusus
a. Tugas
Kanwil DJP Wajib Pajak Besar dan Kanwil DJP Jakarta Khusus memiliki tugas untuk
melaksanakan analisis, penjabaran, koordinasi, bimbingan, evaluasi, dan
pengendalian kebijakan serta pelaksanaan tugas di bidang pajak dalam wilayah
kerjanya berdasarkan peraturan perundang-undangan.
b. Fungsi
Kanwil DJP Wajib Pajak Besar dan Kanwil DJP Jakarta Khusus menyelenggarakan
fungsi:
39 Organisasi
11) pemberian bimbingan dan pelaksanaan urusan di bidang kepegawaian,
keuangan, tata usaha, sarana dan prasarana, dukungan teknis, advokasi,
pengelolaan kinerja, dan kepatuhan internal.
4. Tugas dan Fungsi Kanwil DJP Selain Kanwil DJP Wajib Pajak Besar dan
Kanwil DJP Jakarta Khusus
a. Tugas
Kanwil DJP Selain Kanwil DJP Wajib Pajak Besar dan Kanwil DJP Jakarta Khusus
memiliki tugas untuk melaksanakan analisis, penjabaran, koordinasi, bimbingan,
evaluasi, dan pengendalian kebijakan serta pelaksanaan tugas di bidang pajak
dalam wilayah kerjanya berdasarkan peraturan perundang-undangan
b. Fungsi
Kanwil DJP selain Kanwil DJP Wajib Pajak Besar dan Kanwil DJP Jakarta Khusus
menyelenggarakan fungsi:
40 Organisasi
- pelaksanaan urusan gugatan dan banding;
Gambar 4-1 : Bagan Organisasi Kanwil DJP Wajib Pajak Besar dan Kanwil
DJP Jakarta Khusus
41 Organisasi
Gambar 4-2 : Bagan Organisasi Kanwil DJP Selain Kanwil DJP Wajib Pajak Besar
dan Kanwil DJP Jakarta Khusus
Tahukah kamu?
Kanwil DJP Wajib Pajak Besar merupakan Kanwil DJP
dengan jumlah KPP paling sedikit (4KPP)
42 Organisasi
B. KPP
1. Kedudukan
KPP merupakan instansi vertikal DJP yang berada di bawah dan bertanggung jawab
langsung kepada Kepala Kanwil DJP. KPP dipimpin oleh seorang Kepala.
2. Jenis KPP
Jenis KPP terdiri atas:
a. KPP Wajib Pajak Besar
KPP Wajib Pajak Besar terdiri atas:
1) KPP Wajib Pajak Besar Satu;
2) KPP Wajib Pajak Besar Dua;
3) KPP Wajib Pajak Besar Tiga; dan
4) KPP Wajib Pajak Besar Empat.
b. KPP Khusus
KPP Khusus terdiri atas:
1) KPP Penanaman Modal Asing Satu;
2) KPP Penanaman Modal Asing Dua;
3) KPP Penanaman Modal Asing Tiga;
4) KPP Penanaman Modal Asing Empat;
5) KPP Penanaman Modal Asing Lima;
6) KPP Penanaman Modal Asing Enam;
7) KPP Badan dan Orang Asing;
8) KPP Minyak dan Gas Bumi; dan
9) KPP Perusahaan Masuk Bursa.
c. KPP Madya
d. KPP Pratama.
KPP Pratama dibagi menjadi:
1) KPP Pratama Kelompok I
2) KPP Pratama Kelompok II
43 Organisasi
3. Tugas dan Fungsi KPP Wajib Pajak Besar dan KPP Khusus
a. Tugas
KPP Wajib Pajak Besar dan KPP Khusus mempunyai tugas melaksanakan
pelayanan, edukasi, pengawasan, dan penegakan hukum Wajib Pajak di bidang
Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai, Pajak Penjualan atas Barang Mewah,
dan Pajak Tidak Langsung Lainnya dalam wilayah wewenangnya berdasarkan
peraturan perundang-undangan.
Khusus untuk KPP Minyak dan Gas Bumi, juga melaksanakan tugas edukasi,
pelayanan, pengawasan, dan penegakan hukum Wajib Pajak di bidang Pajak Bumi
dan Bangunan Minyak dan Gas Bumi areal perairan lepas pantai (offshore) dan
tubuh bumi serta Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Lainnya.
b. Fungsi
9) penjaminan kualitas data hasil perekaman dan hasil identifikasi data internal
dan eksternal;
44 Organisasi
Khusus untuk KPP Minyak dan Gas Bumi, selain menyelenggarakan 16 fungsi di
atas, juga menyelenggarakan fungsi pendataan objek dan subjek pajak, penilaian
objek pajak, pengelolaan basis data dan sistem informasi, serta penatausahaan dan
pengawasan Pajak Bumi dan Bangunan minyak dan gas bumi areal perairan lepas
pantai (offshore) dan tubuh bumi serta Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Lainnya.
Selain itu, khusus untuk KPP Badan dan Orang Asing, selain menyelenggarakan 16
fungsi di atas, juga menyelenggarakan fungsi pemberian dan/ atau penghapusan
Nomor Pokok Wajib Pajak, serta pengukuhan dan/ atau pencabutan Pengusaha
Kena Pajak secara jabatan.
Tahukah kamu?
Hampir seluruh KPP WP Besar dan KPP Khusus memiliki
wilayah kerja seluruh wilayah Indonesia kecuali KPP
Badan dan Orang Asing di mana wilayah kerjanya hanya
provinsi DKI Jakarta
b. Fungsi
45 Organisasi
9) penjaminan kualitas data hasil perekaman dan hasil identifikasi data internal
dan eksternal;
Tahukah kamu?
b. Fungsi
46 Organisasi
1) analisis, penjabaran, dan pencapaian target penerimaan pajak;
2) penguasaan data dan informasi subjek dan objek pajak dalam wilayah wewenang
KPP;
4) pendaftaran Wajib Pajak, objek pajak, dan penghapusan Nomor Pokok Wajib
Pajak;
10) penetapan, penerbitan, dan/ atau pembetulan produk hukum dan produk layanan
perpajakan;
12) penjaminan kualitas data hasil perekaman dan hasil identifikasi data internal dan
eksternal;
Tahukah kamu?
Walau sama-sama menggunakan nama Bekasi, KPP
Pratama Bekasi Barat, KPP Pratama Bekasi Utara dan KPP
Madya Bekasi berada di lingkungan Kanwil DJP yang
berbeda.
KPP Pratama Bekasi Barat dan KPP Pratama Bekasi Utara
berada di lingkungan Kanwil DJP Jawa Barat III. KPP Madya
Bekasi berada di lingkungan Kanwil DJP Jawa Barat II.
47 Organisasi
6. Bagan Organisasi KPP
Struktur Organisasi KPP Wajib Pajak Besar dan KPP Khusus, KPP Madya, Pratama
Kelompok I dan KPP Pratama Kelompok II dapat dilihat pada gambar di bawah.
Gambar 4-3 : Bagan Organisasi KPP Wajib Pajak Besar dan KPP Khusus
48 Organisasi
Gambar 4-5 : Bagan Organisasi KPP Pratama Kelompok I
C. KP2KP
1. Kedudukan
KP2KP merupakan instansi vertikal Direktorat Jenderal Pajak yang berada di bawah
dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala KPP Pratama. KP2KP dipimpin oleh
seorang Kepala.
Tahukah kamu?
49 Organisasi
2. Tugas dan Fungsi
KP2KP mempunyai tugas melakukan pelayanan, penyuluhan, dan konsultasi
perpajakan, melakukan pengamatan dan pembuatan profil potensi perpajakan,
melakukan pemberian dan/ atau penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak, melakukan
pengukuhan dan/ atau pencabutan Pengusaha Kena Pajak, melakukan pemberian
dan/ atau penghapusan Nomor Objek Pajak secara jabatan, serta mendukung
pelaksanaan tugas dan fungsi KPP Pratama.
a. pelayanan pajak;
b. penyuluhan pajak;
3. Bagan Organisasi
Bagan Organisasi KP2KP dapat dilihat pada gambar 4.7.
50 Organisasi
Tahukah kamu?
D. Latihan Soal
d. KP2KP Purwodadi
2. Bagian Umum pada Kanwil DJP WP Besar terdiri atas 4 (empat) Subbagian, yaitu:
3. KPP yang menyelenggarakan fungsi pemberian dan/ atau penghapusan Nomor Pokok
Wajib Pajak, serta pengukuhan dan/ atau pencabutan Pengusaha Kena Pajak secara
jabatan di lingkungan Kanwil DJP Jakarta Khusus adalah ...
51 Organisasi
4. KPP Pratama dengan jumlah KP2KP terbanyak adalah ...
52 Organisasi
BAB V
UNIT PELAKSANA TEKNIS
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
53 Organisasi
5 BAB V
UNIT PELAKSANA TEKNIS
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
Unit Pelaksana Teknis (UPT) didefinisikan sebagai organisasi yang bersifat mandiri yang
melaksanakan tugas teknis operasional dan/atau tugas teknis penunjang tertentu dari
organisasi induk. Tugas teknis operasional adalah tugas untuk melaksanakan kegiatan teknis
tertentu yang secara langsung berhubungan dengan pelayanan masyarakat. Tugas teknis
penunjang adalah tugas untuk melaksanakan kegiatan teknis pemberian dukungan substantif
tertentu dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas organisasi induk. UPT DJP terdiri dari
Pusat Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan (PPDDP), Kantor Pengolahan Data dan
Dokumen (KPDDP) Makassar, KPDDP Jambi, dan Kantor Layanan Informasi dan Pengaduan
DJP (KLIP).
2. Tugas
PPDDP mempunyai tugas melaksanakan penerimaan, pemindaian, perekaman,
penjaminan kualitas hasil pengolahan, backup data, transfer data, dan penyimpanan
dokumen perpajakan dengan memanfaatkan teknologi informasi berdasarkan
peraturan perundangan-undangan.
54 Organisasi
3. Fungsi
PPDDP menyelenggarakan fungsi:
b. Wilayah Kerja Pusat Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan meliputi unit
kerja di wilayah Jawa, Madura, dan Kalimantan
55 Organisasi
5. Bagan Organisasi
56 Organisasi
2. Tugas
KPDDP mempunyai tugas melaksanakan penerimaan, pemindaian, perekaman, back
up data, transfer data, dan penyimpanan dokumen perpajakan dengan memanfaatkan
teknologi informasi berdasarkan peraturan perundang-undangan.
3. Fungsi
KPDDP menyelenggarakan fungsi:
a. pelaksanaan pengumpulan, penerimaan, dan pemilahan dokumen perpajakan;
b. pelaksanaan pengembalian dokumen perpajakan;
c. pelaksanaan pemindaian dokumen dan perekaman data perpajakan;
d. pelaksanaan back up data, transfer data, dan dukungan operasional;
e. pelaksanaan penyimpanan dokumen perpajakan;
f. pelaksanaan pemeliharaan basis data dan perangkat lunak pengolahan data;
g. pelayanan peminjaman dokumen perpajakan;
h. pemantauan pengendalian intern, pengelolaan risiko, pengelolaan kinerja, dan
kepatuhan terhadap kode etik dan disiplin;
i. pemantauan tindak lanjut hasil pengawasan dan pemberian rekomendasi
perbaikan proses bisnis;
j. pelaksanaan urusan kepegawaian, keuangan, tata usaha, dan rumah tangga
57 Organisasi
No Nama Lokasi Wilayah Kerja
5. Bagan Organisasi
1. Kedudukan
a. KLIP merupakan unit pelaksana teknis di bidang layanan pemberian informasi
perpajakan, penanganan pengaduan, dan pemberian himbauan kepada Wajib
Pajak dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi, yang berada di
bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Direktur Jenderal Pajak.
58 Organisasi
b. KLIP secara teknis fungsional dibina oleh Direktur Penyuluhan, Pelayanan, dan
Hubungan Masyarakat.
c. KLIP dipimpin oleh Kepala Kantor Layanan Informasi dan Pengaduan DJP.
2. Tugas
KLIP mempunyai tugas melaksanakan kegiatan layanan pemberian informasi umum
perpajakan, penyampaian informasi perpajakan dalam rangka peningkatan kualitas
pelayanan, dan pengelolaan pengaduan dengan memanfaatkan teknologi informasi
dan komunikasi berdasarkan peraturan perundang-undangan.
3. Fungsi
KLIP menyelenggarakan fungsi:
59 Organisasi
4. Lokasi dan Wilayah Kerja
a. Kantor Layanan Informasi dan Pengaduan DJP berlokasi di Jakarta.
b. Wilayah kerja Kantor Layanan Informasi dan Pengaduan DJP meliputi seluruh
Indonesia.
5. Bagan Organisasi
D. Latihan Soal
60 Organisasi
2. PPDDP singkatan dari ….
61 Organisasi
KUNCI JAWABAN
1. A 1. C
2. D 2. A
3. C 3. D
4. C 4. C
5. C 5. A
BAB II BAB IV
1. B 1. C
2. B 2. A
3. D 3. B
4. B 4. B
5. C 5. D
BAB V
1. B
2. B
3. C
4. B
5. C
62 Organisasi
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Jenderal Pajak. (2007). Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-5/PJ/2007
tentang Tugas Khusus Tenaga Pengkaji di Lingkungan Direktorat Jenderal Pajak.
Direktorat Jenderal Pajak. (2020). Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-389/PJ/2020
tentang Rencana Strategis DJP Tahun 2020-2024.
Direktorat Jenderal Pajak. (2020). Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-390/PJ/2020
tentang Pedoman dan Tata Kelola Implementasi Rencana Strategis Tahun 2020-2024.
63 Organisasi
DAFTAR PENULIS
Agung Sedayu
Staf Subdit Transformasi Organisasi
Faisal
Staf Subdit Transformasi Organisasi
64 Organisasi