Anda di halaman 1dari 26

Lampiran 1

HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN Surat Edaran Dirjen Pajak


DALAM PEMERIKSAAN PAJAK TERHADAP WAJIB PAJAK LAWYER Nomor : SE-07/PJ.7/2000
Tanggal : 17 Juli 2000

1. SASARAN PEMERIKSAAN
Menguji kepatuhan (compliance) pemenuhan kewajiban perpajakan WP, meliputi :
# unreported/hidden income.
# income yang seharusnya diperoleh tetapi belum dilaporkan (cut-off date).
# obyek pajak lainnya (VAT & Withholding Tax).

2. INITIAL INTERVIEW
# Alamat dan no. telpon (kantor, cabang, tempat tinggal)?
# Kapan terakhir kali dilakukan pemeriksaan pajak?
# Bagaimana kantor/bisnis WP membayar diri WP sendiri?

# Kapan usaha dimulai?


# Area of legal specialty?
# Ijin praktek?
# Pembatasan wilayah operasi praktek?

# Bank/Tabungan (di dalam negeri dan di luar negeri)


Bisnis nama bank, no. rekening
Pribadi nama bank, no. rekening
# Apakah menerima pembayaran langsung ke bank (direct deposit) dari klien?

# Bagaimana cara billing? Specific retainer (per kasus)/Annual retainer?


Time spent?
Contingent fees (bila menang dapat sekian persen)?
# Bagaimana mencatat time spent untuk setiap klien? (Daftar time spent).
# Waktu rata-rata antara billing dan payment.
# Apakah WP melakukan pembayaran di muka atas biaya/beban, atau out of pocket cost yang
kemudian di-reimbursed oleh klien?
cara reimbursement (apakah dibuat billing tersendiri)?
# Apakah WP menerima fee dari lawyer lain (refferal fee?)
# Apakah WP pernah menerima fee dalam bentuk selain uang?
# Apakah WP melakukan service gratis untuk kepentingan masyarakat?

# Seberapa jauh Keterlibatan Wajib Pajak dalam proses pembukuan?


(hal-hal apa yang didelegasikan kepada orang lain?)
# Apakah Wajib Pajak menggunakan Norma Penghitungan Penghasilan Neto?
apakah permohonan disampaikan kepada Kepala KPP?)
# Pembukuan diselenggarakan dengan cash basis atau accrual basis?
# Buku-buku catatan-catatan apa saja yang diselenggarakan?
# Apakah ada Chart of accounts?
# Apakah ada Client Ledger Card?
# Apakah dibuat financial statement bulanan, triwulanan, tahunan?
# Apakah pembukuan dan laporan keuangan disusun oleh pihak lain?
Apabila Ya. disusun oleh siapa, alamat, telepon?

# Apakah WP menerima :
Penghasilan yang bukan merupakan obyek pajak?
Penghasilan yang dikenakan pajak bersifat final?
Bonus, hadiah atau penghargaan?
# Apakah WP menjual Assets (bisnis atau pribadi)?
# Apakah WP membeli Assets (bisnis atau pribadi)?
# Apakah WP mempunyai hutang pribadi (dan jaminan hutang yang diberikan)?
# Apakah WP mempunyai piutang pribadi (dan jaminan piutang yang diterima)?
# Apakah WP (pribadi) memiliki investasi pada perusahaan lain?

Selanjutnya prosedur tax audit yang lazim biasanya, Surat Pernyataan Tabungan dan R/K Bank, Daftar
Harta & Investment, Daft. Utang/Piutang Pribadi, (Tax WP OP)

Page : 1
Page : 2
Page : 3
Lampiran 2
Surat Edaran Dirjen Pajak
Nomor : SE-07/PJ.7/2000
Tanggal : 17 Juli 2000

PEMERIKSAAN TERHADAP NOTARIS


____________________________________________________________________________________________

1. Mintakan Daftar Penghasilan Notaris/PPAT selama tahun pajak atau bagian tahun pajak, yaitu Akta
Notaris, Akta PPAT, Legalisasi, dan Lain-lain, misalnya :

Akta Notaris
No. Tanggal Nama Jumlah Fee (Rp) Keterangan

Akta PPAT
No. Tanggal Nama Jumlah Fee (Rp) Keterangan

Legalisasi/Waarmeking
No. Tanggal Nama Jumlah Fee (Rp) Keterangan

Pengurusan Sertifikat Tanah dan Lain-lain


No. Tanggal Nama Jumlah Fee (Rp) Keterangan

2. Mintakan Daftar Jenis Penghasilan Notaris (Total Akta & Total Harga setiap kelompok jenis
penghasilan)
AKTA NOTARIS (REPERTORIUM) Tahun 199....

JENIS AKTA TOTAL AKTA TOTAL HARGA


Jaminan ........................... Rp. .........................
Jual-beli Saham ........................... Rp. .........................
Kuasa ........................... Rp. .........................
Kuasa Memasang Hipotik ........................... Rp. .........................
Kuasa Untuk Menjual ........................... Rp. .........................
Pembatalan ........................... Rp. .........................
Penyimpanan (Depot) ........................... Rp. .........................
Pendirian PT ........................... Rp. .........................
Pemasikan dan Pengunduran Para Pesero ........................... Rp. .........................
(Pendiri serta Perubahan Anggaran PT ........................... Rp. .........................
Perubahan Anggaran Dasar PT ........................... Rp. .........................
Pernyataan Keputusan Rapat PT ........................... Rp. .........................
Risalah Rapat PT ........................... Rp. .........................
Pemberian Jaminan (Borgocht) ........................... Rp. .........................
Pengakuan Hutang ........................... Rp. .........................
Perubahan Pengakuan Hutang ........................... Rp. .........................
Pengikatan Jaminan Secar Cessie ........................... Rp. .........................
Pengikatan Jaminan ........................... Rp. .........................
Pengikatan Jual-beli ........................... Rp. .........................
Pengikatan (Saham-saham) ........................... Rp. .........................
Perjanjian Pengosongan ........................... Rp. .........................
Perubahan Perjanjian ........................... Rp. .........................
Sewa-menyewa ........................... Rp. .........................
Dan lain-lain ........................... Rp. .........................
Jumlah ........................... Rp. .........................

AKTA PPAT Tahun 199....


JENIS AKTA TOTAL AKTA TOTAL HARGA
Jual-beli ...................................... ........................... Rp. .........................
Hibah ...................................... ........................... Rp. .........................
Hipotik ...................................... ........................... Rp. .........................
Jumlah ........................... Rp. .........................

LEGALISASI/WAARMEKING Tahun 199....


Legalisasi/Waarmeking ........................... Rp. .........................

PENGURUSAN SERTIFIKAT TANAH DLL. Tahun 199....


Pengurusan Sertifikat Tanah dan lain-lain ........................... Rp. .........................
GRAND TOTAL Rp. .........................

3. Mintakan Laporan-laporan Notaris kepada Departemen Kehakiman (Repertorium).

Page : 4
4. Mintakan Bank Statement atas semua Rekening Koran Wajib Pajak dengan bank-bank (baik yang
digunakan untuk profesinya maupun yang digunakan untuk pribadi lainnya).
@ Buatlah rekonsiliasi untuk mengeliminir transaksi antar bani atau transaksi dari Bank ke Kas
(dan sebaliknya).
@ Tentukan jumlah penerimaan Bank/Kas (selain transaksi intern di atas) untuk menentukan
jumlah penerimaan yang merupakan penghasilan (apabila terdapat pencairan Cek/Giro "Titipan
pihal lain", pastikan
= Siapa (nama & alamat) yang menitip pencairan Giro/Cek tersebut?
= Untuk kegunaan apa?
= Apakah penitip yang bersangkutan telah terdaftar sebagai Wajib Pajak?
(pada KPP mana, NPWP, NPPKP)?
@ Tentukan jumlah Pengeluaran Bank/Kas (selain transaksi intern di atas) untuk menentukan
jumlah pengeluaran yang merupakan :
= Biaya yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto.
(Periksa Bukti Asli (original eveidence) pengeluaran sebagai Biaya)
= Pembelian Aktiva Tetap atau lainnya.
= Pembayaran Pajak-pajak, dsb.
= Obyek pemotongan pajak (PPh Pasal 21, 23, 26).

5. Mintakan Rincian Pengeluaran (tagihan) melalui Credit Cards Wajib Pajak.

6. Mintakan SPT Tahunan PPh, dan Laporan Keuangan (lengkap) Wajib Pajak.

7. Mintakan Buku Penjualan Jasa, Buku Piutang, Buku Kas, dan Buku Bank, Buku Biaya, dll.

8. Dapatkan data mengenai biaya hidup dan tambahan harta dalam tahun pajak.

9. Cocokkan/trace butir 1 s/d butir 8, untuk memastikan apakah :


@ Penghasilan (dari profesi dan lainnya) telah dicatat dengan benar?
@ Biaya-biaya yang dibebankan telah sesuai dengan peraturan perpajakan?
@ Biaya-biaya yang dibebakan ada bukti pendukung (objective evidence)?
@ Terdapat Obyek Pajak (pemotongan) atas pengeluaran-pengeluaran?

10. PPN
@ Pajak Keluaran
@ PPN Jasa Luar Negeri (apabila ada)
@ Pajak Masukan (konfirmasi Ep. 2 juta ke atas) -- mungkin menggunakan jasa pihak lain.

11. .................................

Page : 5
PERATURAN JABATAN NOTARIS DI INDONESIA
(Ord. Stbl. 1860 no. 3, mulai berlaku tanggal 01 Juli 1860)

Pasal 40
Dengan pengecualian dalam hal-hal yang diatur dalam peraturan-peraturan umum, para notaris tidak
diperbolehkan untuk memberikan grosse, salinan atau kutipan, juga tidak diperbolehkan untuk memperlihatkan
atau memberitahukan isi akta-akta, selain dari kepada orang-orang yang langsung berkepentingan, para ahli
waris atau penerima hak mereka, dengan ancaman dikenakan denda Rp. 100,- sampai Rp. 200,- dan dalam hal
pelanggaran terulang, dengan ancaman dipecat dari jabatan mereka selama tiga sampai enam bulan, semuanya
dengan tidak mengurangi pembayaran biaya, kerugian dan bunga.

Pemeriksaan terhadap Notaris Pemeriksaan terhadap WP tertentu

Pasal 39 ayat (4) UU No. 9Tahun 1994 Pasal 35 UU No. 9Tahun 1994
(4) Apabila dalam mengungkapkan pembukuan, (1) Apabila dalam menjalankan ketentuan
pencatatan, atau dokumen serta keterangan yang peraturan perundang-undangan perpajakan
diminta, WP terikat oleh suatu kewajiban diperlukan keterangan, atau bukti dari bank,
merahasiakan, maka kewajiban untuk akuntan publik, notaris, konsultan pajak,
merahasiakan itu ditiadakan oleh permintaan kantor administrasi, dan pihak ketiga lainnya,
untuk keperluan pemeriksaan sebagaimana yang mempunyai hubungan dengan WP yang
dimaksud pada ayat (1). diperiksa atau disidik, atas permintaan
tertulis dari Dirjen Pajak, pihak-pihak
tersebut wajib memberikan bukti yang
dminta.
(2) Dalam hal pihak-pihak sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) terikat oleh
kewajiban merahasiakan, untuk keperluan
pemeriksaan atau penyidikan pajak,
kewajiban merahasiakan tersebut ditiadakan,
kecuali untuk bank kewajiban merahasiakan
diadakan atas perintah tertulis dari Menteri
Keuangan.

Page : 6
Lampiran 3
Surat Edaran Dirjen Pajak
Nomor : SE-07/PJ.7/2000
Tanggal : 17 Juli 2000

KASUS Expatriate yang merupakan WP dalam negeri RI

1. Ketentuan Perpajakan
1.1. Dalam Pasal 2 ayat (3) huruf a UU Nomor 10 Tahun 1994 disebutkan :
"orang pribadi yang bertempat tinggal di Indonesia atau orang pribadi yang berada di Indonesia lebih
dari 183 (seratus delapan puluh tiga) hari dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan, atua orang
pribadi yang dalam suatu tahun pajak berada di Indonesia dan mempunyai niat untuk bertempat
tinggal di Indonesia."
1.2. Yang termasuk penghasilan berdasarkan Pasal 4 ayat (1) UU No. 10 Tahun 1994 adalah penghasilan
yang diterima atau diperoleh dari Indonesia maupun dari luar Indonesia (worldwide income), dan
penghasilan tersebut dengan nama dan dalam bentuk apapun (broadbased taxation).
1.3. Pajak yang dibayar atau terutang di luar negeri atas penghasilan dari luar negeri yang diteirma atau
diperoleh WP dalam negeri dapat dikreditkan terhadap pajak yang terutang berdasarkan UU Nomor 10
Tahun 1994 dalam tahun pajak yang sama (dengan penghitungan tertentu berdasarkan Keputusan
Menteri Keuangan).

2. Penghasilan yang diterima oleh Expatriate (expat) sebagai WP dalam negeri RI sehubungan dengan
pekerjaan, biasanya dipotong PPh Pasal 21 oleh pemberi kerjanya.
Permasalahan yang timbul, antara lain :
# Apakah jumlah penghasilan yang diperoleh Expat ybs. telah benar sebagaimana dilaporkan oleh
pemberi kerjanya, dan
# Apakah benar bahwa expat tersebut tidak memperoleh penghasilan lain selain yang diperoleh dari
suatu pemberi kerja tersebut?

3. Expatriate yang merupakan WP dalam negeri RI, biasanya masih berkewajiban untuk melaporkan
penghasilannya dan membayar pajaknya di negeri asalnya (misalnya di A.S. menyampaikan Tax Return
dengan Form 1040).
Dari isian dalam Tax Return tersebut dapat diperoleh data sehubungan dengan seluruh penghasilan Expat
ybs. (worldwide), berdasarkan ketentuan yang berlaku di negeri asalnya.

4. Mengingat bahwa :
# Expat ybs. mengaku "hanya" menerima penghasiland ari 1 (satu) pemberi kerja dan sudah dipotong
PPh, maka Expat ybs. tidak wajib mendaftarkan diri untuk memperoleh NPWP dan tidak wajib
menyampaikan SPT PPh.
# Tidak ada kewajiban bagi pemberi kerja untuk melampirkan Tax Returun masing-masing pegawai
Expat yang bekerja padanya.
# Tidak/belum lazim dilakukan pemeriksaan terhadap Expat ybs.
maka, perlu dilakukan upaya untuk mengetahui kebenaran penghasilan Expat.

Page : 7
KASUS Actual Salary Expatriate (WP luar negeri) vs. "BUT"

1. Pengenaan PPh terhadap WP Badan (misalnya Drilling Migas) dilakukan sbb :


# terhadap WP dalam negeri berdasarkan Laba/Rugi pembukuan
# terhadap BUT di Indonesia berdasarkan Norma Penghitungan Khusus sebesar 15%
dari penghasilan bruto (berdasarkan 628/KMK.04/1991).
Sehingga beban pajak - 30% X 15% - 4,5%.

2. Daripada dikenakan pajak dengan Norma Penghitungan Khusus sebesar 15% dari penghasilan bruto, maka
direkayasa seolah-olah ada PT dalam negeri (bukan PMA, sehingga tidak terlihat adanya hubungan
istimewa), yang akan dikenakan PPh berdasarkan pembukuan, yang beban pajaknya diharapkan dapat lebih
kecil.
Indikasi yang menunjukkan bahwa WP dalam negeri tersebut (walaupun secara formal "bukan" subisdiary)
merupakan BUT di Indonesia. a.1. dapat dilihat bahwa :
# Setiap transaksi dilaporkan ke "induk".
# Chart of account, sama dengan "induk" (hanya beda pada country code).
# Pembukuan WP dalam negeri diproses oleh "induk".

3. Salah satu hal yang perlu mendapatkan perhatian adalah terhadap kebenaran pembebanan/biaya gaji/salary
expatriate (expat).
Dengan alasan bahwa recruiting para expat (termasuk pengurusan tiket, hotel/akomodasi, pembayaran
Pajak di luar negeri) dilakukan melalui "Agen" di luar negeri, maka pemberi kerja membayarkan gaji 9salary)
expat melalui "Agen" ybs. (tidak dibayarkan langsung kepada karyawan expat yang bersangkutan).
Catatan : Biaya recruting expat dibebankan kepada pemberi kerja di Indonesia sedangkan biaya administrasi
kepada "Agen" tidak diketahui.

4. Permasalahannya adalah bahwa apakah jumlah yang dibayarkan/ditransfer kepada "Agen" tersebut adalah
sama besar dengan jumlah yang diterima oleh expat ybs.?
Contoh :
# Gaji expat (norma sbg. dasar pemotongan PPh Pasal 26) USD 4,000
Expat sbg. WP LN PPh Pasal 26 (20%) USD 800
# Gaji expat yang dilaporkan sebagai biaya USD 6,000
(mengingat WP menyelenggarakan pembukuan)
# Jumlah yang ditransfer kepada "Agen" di luar negeri :
Expat sbg. WP LN PPh (USD 6,000 (-) USD 800) = USD 5,200
Apakah yang diterima oleh expat ybs. benar-benar sebesar USD 5,200?
Apabila actual gross salaruy expat ybs. kurang dari USD 6,000 (misal USD 3,500), maka telah terjadi
penyelundupan PPh WP Badan sebesawr :
30% X (USD 6,000 - USD 3,500) = USD 750
Selain itu, apakah WP Badan dalam negeri tersebut sebenarnya merupakan BUT?

Page : 8
Lampiran 4
Surat Edaran Dirjen Pajak
Nomor : SE-07/PJ.7/2000
Tanggal : 17 Juli 2000

HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM PENYUSUNAN PROGRAM


PEMERIKSAAN TERHADAP WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

1. Penghasilan yang dilaporkan dalam SPT Tahunan PPh WP Orang Pribadi


1.1. Penghasilan dari usaha atau pekerjaan bebas.
# Dapatkan SPT Tahunan dan Laporan Keuangan.
# Lakukan prosedur audit (standar).
# Lakukan cek jumlah penghasilan dengan cek Check-list (misal check-list untuk notaris).
1.2. Penghasilan dari pekerjaan.
# Mintakan Daftar Penghasilan yang diperoleh dalam tahun yang diperiksa (termasuk a.n. isteri).
# Dapatkan 1721-A1 (pegawai tetap)/Bukti Pemotongan PPh Pasal 21 (bukan pegawai tetao)
termasuk isteri, dari masing-masing pemberi kerja.
# Dapatkan informasi tentang penghasilan (yang diterima) ditransfer oleh pemberi kerja ke
account no. ......
1.3. Penghasilan Lain-lain (Bunga, Devidend, Sewa, Royalti, Capital Gain, dsb).
# Mintakan Daftar Penghasilan yang diperoleh (termasuk a.n. isteri, anak yang ditanggung).
# Dapatkan bukti adanya Deposito (bukan asal usul), Saham, Assets lainnya (termasuk yang ada
di luar negeri) yang memberikan berbagai jenis penghasilan di atas.
(misalnya : principal/sertifikat deposito,
kepemilikan saham, kapan mulai dimiliki,
kepemilikan asset, kapan mulai dimiliki,
perjanjian sewa-menyewa,
akta notaris jual-beli assets,
bukti transaksi dari pialang atas penjualan surat berharga).
# Dapatkan informasi tentang transfer penempatan deposito, saham, piutang via account no.
......
# Dapatkan informasi tentang penghasilan (yang diterima) tersebut ditransfer ke account no.
......
# Dapatkan informasi tentang transfer pencairan deposito, saham, piutang via account no. ......
# Dapatkan Bukti Pemotongan PPh Pasal 23 atau PPh Final atas penghasilan di atas.

2. Daftar biaya hidup


(bagi yang penghasilannya cukup besar, daftar ini tidak relevan lagi).

3. Daftar keluarga
# Mintakan Daftar Keluarga yang menjadi tanggungan WP.
# Dapatkan informasi masing-masing tinggal/belajar di mana.
# Dapatkan informasi berapa biayanya, dan bagaimana mentransfer biaya tersebut.
# Mintakan Surat Pernyataan mengenai hal-hal tersebut di atas.

4. Daftar harta
# Mintakan Daftar Harta yang dimiliki (misal tanah &/ bangunan, surat berharga, mobil)
termasuk yang ada di luar negeri, dan a.n. isteri, anak-anak yang masih ditanggung WP.
# Kapan harta-harta tersebut mulai dimiliki.
# Bagaimana cara perolehan harta-harta tersebut (beli, hibah, dsb), akta notaris, dsb.
# Dapatkan informasi bagaimana membayar/mentransfer harta perolehan tersebut.
# Mintakan Surat Pernyataan mengenai daftar harta yang dimiliki di atas.

5. Daftar bank account, tabungan, dsb


# Mintakan Daftar bank account, tabungan (termasuk a.n. isteri, anak yang masih ditanggung)
termasuk yang ada di lar negeri, dan termasuk bank account yang telah ditutup dalam
beberapa tahun terakhir.
# Mintakan bank statement dan buku tabungan masing-masing.
# Mintakan surat pernyataan bahwa hanya bank-bank account dan tabungan tersebut di atas
yang dimiliki (termasuk bank account atau tabungan yang telah ditutup).

6. Kartu Kredit (Credit Card)


# Mintakan Daftar Credit Card yang digunakan (termasukan isteri, anak yang masih ditanggung)
# Mintakan Statement penagihan dari pengelola Credit Card (biasanya bulanan).
# Mintakan surat pernyataan bahwa hanya Credit Card tertentu tersebut yang digunakan.

Page : 9
SURAT PERNYATAAN
(rekening koran bank, tabungan, dan sejenisnya)

Yang bertandatangan di bawah ini :

Nama : ....................................................................................................................
Alamat : ....................................................................................................................
Pekerjaan : ....................................................................................................................

dengan ini menyatakan bahwa saya (termasuk a.n. isteri dan anak-anak yang masih di bawah tanggungan saya
sepenuhnya) hanya mempunyai/menggunakan rekening koran pada bank (bank account), tabungan dan
sejenisnya (termasuk yang telah ditutup dalam 5 (lima) tahun terakhir), baik yang ada di Indonesia maupun yang
ada di luar negeri, dalam tahun pajak 19...... yaitu :

Nama Bank Nomor Account Keterangan


1. ............................................................ ...................................
2. ............................................................ ...................................
3. ............................................................ ...................................
4. ............................................................ ...................................
5. .........................dst.............................. ................................... (ditutup sejak ..............)

Surat pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya, dan apabila ternyata terbukti lain, maka saya bersedia dikenakan
sanksi sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Demikian agar pihak terkait maklum

Jakarta, ............................................. 20.......


Yang membuat pernyataan,

(Meterai Rp. 6.000)

(........................................................)

Page : 10
SURAT PERNYATAAN
(kepemilikan harta)

Yang bertandatangan di bawah ini :


Nama : ....................................................................................................................
Alamat : ....................................................................................................................
Pekerjaan : ....................................................................................................................

dengan ini menyatakan bahwa saya (termasuk a.n. isteri dan anak-anak yang masih di bawah tanggungan saya
sepenuhnya) hanya mempunyai piutang kepada perusahaan, surat berharga, tanah dan atau bangunan (baik yang
ada di Indonesia maupun yang ada di luar negeri), serta mobil dalam tahun pajak 19...... yaitu :

Piutang kepada Perusahaan


Tahun mulai Nama Perusahaan Pokok Pinjaman Tingkat bunga
diberikan piutang Yang Meminjam (Rp/USD) per tahun
1. 19..... ............................................ ........................... .......%
2. 19..... ............................................ ........................... .......%
3. ..........dst..........

Surat berharga (saham, obligasi)


Tahun Jenis Surat Nama Perusahaan Nilai Nominal (Rp) Harta Perolehan
Perolh. Berharga Yang Menerbitkan (Rp) (Rp)
1. 19..... ................ ............................................ ........................... .......%
2. 19..... ............... ............................................ ........................... .......%
3. ...............dst...............

Tanah dan atau bangunan


Lokasi Luas Tahun Perolehan Harga Perolehan (Rp)
1. ........................................................... .............M2 19....... ..................................
2. ........................................................... .............M2 19....... ..................................
3. ...........................dst............................

Mobil
Tahun Tahun Jenis Mobil Merek Harta Perolehan
Perolh. Pembuatan Mobil (Rp)
1. 19..... 19..... ............................................ ........................... .......%
2. 19..... 19..... ............................................ ........................... .......%
3. ...............dst...............

Surat pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya, dan apabila ternyata terbukti lain, maka saya bersedia dikenakan
sanksi sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Demikian agar pihak terkait maklum

Jakarta, ............................................. 20.......


Yang membuat pernyataan,

(Meterai Rp. 6.000)

(........................................................)

Page : 11
SURAT PERNYATAAN
(kartu kredit)

Yang bertandatangan di bawah ini :

Nama : ....................................................................................................................
Alamat : ....................................................................................................................
Pekerjaan : ....................................................................................................................

dengan ini menyatakan bahwa saya (termasuk a.n. isteri dan anak-anak yang masih di bawah tanggungan saya
sepenuhnya) hanya mempunyai/menggunakan kartu kredit pada pengelola kartu kredit baik yang ada di Indonesia
maupun yang ada diluar negeri, dalam tahun pajak 19...... yaitu :

Nama Pengelola Kartu Kredit No. Kartu Kredit Keterangan


1. ............................................................ ...................................
2. ............................................................ ...................................
3. ............................................................ ...................................
4. .........................dst.............................. ...................................

Surat pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya, dan apabila ternyata terbukti lain, maka saya bersedia dikenakan
sanksi sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Demikian agar pihak terkait maklum

Jakarta, ............................................. 20.......


Yang membuat pernyataan,

(Meterai Rp. 6.000)

(........................................................)

Page : 12
Lampiran 4.1
Surat Edaran Dirjen Pajak
Nomor : SE-07/PJ.7/2000
QUESTIONAIRE DOKTER sebagai WP OP Tanggal : 17 Juli 2000

____________________________________________________________________________________________

1. Penghasilan Dokter sebagai WP OP dapat diperoleh dari berbagai sumber, antara lain diperoleh dari :
1.1. Penghasilan yang diterima/diperoleh sehubungan dengan profesinya sebagai dokter.
# Gaji sebagai dokter pada Instansi Pemerintah/perusahaan Dipotong PPh Pasal 21
(1721-A2/A1)
# Honorarium dari Rumah Sakit (operasi, visit, dsb) Dipotong PPh Paal 21 (bukti
Pemotongan)
# Fee dari Praktek Pribadi (Solo Practitionair) Membayar PPh Pasal 25
# Keuntungan dari klinik milik pribadi Membayar PPh Pasal 25
# Bagian Laba dari Praktek Dokter Bersama Bukan Obyek Ph (Psl. 4 (3) h UU
PPh)
Praktek Dokter Bersama (Practice Group)
merupakan subyek pajak PPh WP Badan (Persekutuan)
1.2. Penghasilan yang diterima/diperoleh selain dari profesinya sebagai dokter (Final/Tidak Final) a.I.
# Bunga Deposito, Bunga/Diskonto Obligasi BEJ/BES, Dipotong PPh Final
Transaksi Penjualan Saham BEJ/BES
# Menyewakan tanah &/bangunan Dipotong/membayar PPh Final.
# Honorarium lain-lain
# Penghasilan lainnya

2. Kewajiban perpajakan sebagai WP OP.


2.1. Penghasilan yang "tidak bersifat final" digungungkan, antara lain :
# Gaji sebagai dokter pada Instansi Pemerintah/perusahaan
# Honorarium dari Rumah Sakit (operasim visit, dsb)
# Fee dari Praktek Pribadi (Solo Practitionair)
Atas pekerjaan bebas, memilih dikenakan norma penghitungan penghasilan neti atau
menyelenggarakan pembukuan?
# Keuntungan dari klinik milik pribadi
Biasanya menyelenggarakan pembukuan (biaya-biayadan obat-obatan agak rumit)
# Honorarium lain-lain.
# Penghasilan lainnya
2.2. Penghasilan yang "bersifat final" harus dilaporkan dalam Form 1770-III mulai tahun takwim 1999 :
# Bagian Laba dari Praktek Dokter Bersama
# Bunga Deposito, Bunga/Diskonto Obligasi BEJ/BES, Transaksi Penjualan Saham BEJ/BES
# Menyewakan tanah &/bangunan
2.3. Kewajiban memotong PPh Pasal 21 (Pribadi, Praktek Pribadi, Klinik milik Pribadi)
2.4. Seharusnya ditunjuk sebagai Pemotong Pajak PPh Pasal 23 untuk sewa.

Page : 13
QDOKTER1
QUESTIONAIRE DOKTER sebagai WP OP tahun takwim ........... -2-

Identitas Dokter sebagai Wajib Pajak Orang Pribadi

1. Nama WP : ................................................................................
2. NPWP : ................................................................................
3. Alamat domisili : ...............................................................................
4. Ditunjuk KPP Domisili sebagai Pemotong PPh Pasal 23 atas sewa Ya Tidak

Jenis penghasilan yang diterima oleh WP :

1. Gaji sebagai dokter pada Instansi Pemerintah/perusahaan Ya Tidak


Apabila "YA"
Nama Instansi/Perusahaan ......................................................................... (lebih dari I?)
Alamat Instansi/Perusahaan .........................................................................
Cara pembayaran
Diterima Tunai
dilakukan
Cek diclearing ke Bank ................... No.A/C ......................................
Cara Lain, sebutkan ...........................................................................
Mintakan 1721-A2/A1 untuk masing-masing pemberi kerja.

2. Menerima honorarium dari Rumah Sakit (operasi, visit, dsb.) Ya Tidak


Apabila "YA"
Nama Rumah Sakit ......................................................................... (lebih dari I?)
Alamat Rumah Sakit .........................................................................
Cara pembayaran Diterima Tunai
Cek diclearing ke Bank ................... No.A/C ......................................
Cara Lain, sebutkan ...........................................................................
Mintakan bukti Pemotongan PPh Pasal 21 yang dibuat oleh masing-masing Rumah Sakit.

3. Memperoleh penghasilan berupa Fee dari


Ya Tidak
Praktek Pribadi
Apabila "YA"
Apakah menyelenggarakan pembukuan? Ya Tidak
Alasan tidak menyelenggarakan pembukuan ............................................................
Alamat tempat praktek .......................................................... Telepon : .......................
Milik sendiri Ya Tidak
Sewa dari pihak lain Ya Tidak
Bukti Pemotongan PPh Pasal 23/Final ? ........................................................
Alamat tempat praktek ............................................................ Telepon : ......................
Milik sendiri Ya Tidak
Sewa dari pihak lain Ya Tidak
Bukti Pemotongan PPh Pasal 23/Final ? .......................................................
Melakukan pemotongan PPh Pasal 21? Ya Tidak
Alasan tidak melakukan pemotongan PPh Pasal 21..................................................

Page : 14
QDOKTER1
QUESTIONAIRE DOKTER sebagai WP OP tahun takwim ........... -3-

4. Keuntungan dari klinik milik pribadi Ya Tidak


Apabila "YA"
Alamat klinik milik pribadi
NPWP lokasi (apabila ada) ...........................
Apakah menyelenggarakan pembukuan Ya Tidak
Apabila "Tidak, alasan ........................................................................................................
Apakah memotong PPh Pasal 21 Ya Tidak
Apabila "Tidak, alasan ........................................................................................................

5. Honorarium lain-lain. Ya Tidak


Apabila "YA"
Nama Pemberi Honorarium ................................................................................................
Alamat Pemberi Honorarium ................................................................................................
Mintakan Bukti Pemotongan PPh Pasal 21/23 dari Pemberi Honorarium
Nama Pemberi Honorarium ................................................................................................
Alamat Pemberi Honorarium ................................................................................................
Mintakan Bukti Pemotongan PPh Pasal 21/23 dari Pemberi Honorarium

6. Penghasilan lainnya. Ya Tidak


Apabila "YA", sebutkan ..........................................................................................................

7. Bagian Laba dari Praktek Dokter Bersama Ya Tidak


Apabila "YA"
Nama Praktek Dokter Bersama .............................................................................................
Alamat Praktek Dokter Bersama .............................................................................................
NPWP ................................................

8. Bunga Deposito, Bunga/Diskonto Obligasi Ya Tidak


BEJ/BES, Transaksi Penjualan Saham BEJ/BES
Apabila "YA", sebutkan ........................................................................................................
........................................................................................................
9. Menyewakan tanah &/ bangunan Ya Tidak
Alamat yang tanah &/ bangunan disewakan .............................................................................
Tahun kepemilikan tanah &/ bangunan ...............................
Alamat yang tanah &/ bangunan disewakan .............................................................................
Tahun kepemilikan tanah &/ bangunan ...............................

10. Keterangan Lain-lain


.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................

Catatan: Dilanjutkan dengan prosedur audit yang lazim dilakukan.

Page : 15
Lampiran 5
Surat Edaran Dirjen Pajak
Nomor : SE-07/PJ.7/2000
Tanggal : 17 Juli 2000

Page : 16
Lampiran 5.1
Surat Edaran Dirjen Pajak
Nomor : SE-07/PJ.7/2000
Tanggal : 17 Juli 2000

Surat Pernyataan

Kami yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama :
Jabatan :
Alamat :

dalam hal ini bertindak selaku wakil/kuasa dari Wajib Pajak :


Nama :
NPWP :
Alamat :

yang sedang diperiksa oleh Tim Pemeriksa Pajak dari ........................................................ berdasarkan Surat
Perintah Pemeriksaan Pajak nomor: ........................................ tanggal ......................................... dengan ini
menyatakan menolak untuk memberikan Laporan Keuangan hasil Audit Akuntan Publik dengan alasan
.............................................................................

Surat pernyataan ini dibuat dan ditanda tangani dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan dari siapapun
serta kami bersedia untuk bertanggung jawab atas segala akibat hukum yang timbul dari pernyataan ini.

................................................. 2000
Yang membuat Surat Pernyataan,

Meterai Rp. 6.000

.............................................

Page : 17
Lampiran 5.2
Surat Edaran Dirjen Pajak
Nomor : SE-07/PJ.7/2000
Tanggal : 17 Juli 2000

Surat Pernyataan

Kami yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama :
Jabatan :
Alamat :

dalam hal ini bertindak selaku wakil/kuasa dari Wajib Pajak :


Nama :
NPWP :
Alamat :

yang sedang diperiksa oleh Tim Pemeriksa Pajak dari .........................................., berdasarkan Surat Perintah
Pemeriksaan Pajak nomor: ................................ tanggal ................................... dengan ini menyatakan
bahwa Laporan Keuangan Perusahaan tidak pernah diaudit oleh Akuntan Publik.

Surat pernyataan ini dibuat dan ditanda tangani dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan dari siapapun
serta kami bersedia untuk bertanggung jawab atas segala akibat hukum yang timbul dari pernyataan ini.

................................................. 2000
Yang membuat Surat Pernyataan,

Meterai Rp. 6.000

.............................................

Page : 18
Lampiran 5.3
Surat Edaran Dirjen Pajak
Nomor : SE-07/PJ.7/2000
Tanggal : 17 Juli 2000

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
.............................................................

Nomor : .............................. 2000


Sifat : Segera
Hal : Permintaan foto copy Laporan Keuangan
Hasil Audit Akuntan Publik atas nama
PT .................................. Tahun...........

Yth. Pimpinan Kantor Akuntan Publik


.........................................................
.........................................................

Sehubungan dengan pelaksanaan pemeriksaan pajak berdasarkan Surat Perintah Pemeriksaan Pajak nomor:
PRIN-.............................. tanggal ......................................, terhadap Wajib Pajak :

Nama :
NPWP :
Alamat :
Tahun Pajak :

dan berdasarkan kuasa Pasal 35 Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan sebagaimana telah dibah dengan Undang-undang Nomor 9 Tahun 1994, dengan ini diminta bantuan
Saudara untuk dapat memberikan foto copy Laporan Keuangan hasil audit lengkap (yang telah dilegalisir untuk
tahun ................... atas nama Wajib Pajak tersebut di atas.

Mengingat pentingnya dokumen dimaksud, diharapkan Suadara dapat menyerahkannya kepada kami paling
lambat 3 (tiga) hari sejak tanggal surat ini.

Demikian untuk dapat dimaklumi dan atas kerjasama Saudara yang baik diucapkan terima kasih.

A.n. Direktur Jenderal Pajak


Kepala Kantor,

...............................................
NIP. ........................................

Tembusan :
1. Direktur Pemeriksaan Pajak
2. Kepala Kantor Wilayah ............ DJP

Page : 19
Lampiran 5.4
Surat Edaran Dirjen Pajak
Nomor : SE-07/PJ.7/2000
Tanggal : 17 Juli 2000

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
.............................................................

Nomor : .............................. 2000


Sifat : Segera
Hal : Peminjaman/Permintaan foto copy
Laporan Keuangan Hasil Audit
Akuntan Publik Tahun ..................

Yth. Pimpinan PT ..............................


.........................................................
.........................................................

Sehubungan dengan pemeriksaan pajak yang dilaksanakan berdasarkan Surat Perintah Pemeriksaan Pajak nomor:
.......................................... tanggal: ......................................, terhadap Wajib Pajak :
Nama :
NPWP :
Alamat :
Tahun Pajak :

dengan ini diminta bantuan Saudara untuk dapat meminjamkan atau memberikan foto copy Laporan Keuangan
hasilaudit Akuntan Publilk tahun .....................

Mengingat pentingnya dokumen dimaksud, diharapkan Saudara dapat menyerahkannya kepada kami paling
lambat 3 (tiga) hari sejak tanggal surat ini.

Demikian untuk mendapatkan perhatian Saudara.

Kepala Kantor,

...............................................
NIP. ........................................

Page : 20
Lampiran 5.5
Surat Edaran Dirjen Pajak
Nomor : SE-07/PJ.7/2000
Tanggal : 17 Juli 2000

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
.............................................................

Laporan Penyelesaian Pemeriksaan Klien KAP

s.d. s.d
No. Uraian Bulan ini
bulan lalu bulan ini
1. Jumlah WP sesuai Instruksi Pemeriksaan
2. Jumlah SP3 diterbitkan
3. Jumlah SP3 selesai (jumlah LPP)*
4. Jumlah SP3 belum selesai (2-3)

*) perincian terlampir

Kepala Kantor,

...............................................
NIP. ........................................

Page : 21
Lampiran 5.5.1
Surat Edaran Dirjen Pajak
Nomor : SE-07/PJ.7/2000
Tanggal : 17 Juli 2000

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
.............................................................

Daftar Hasil Pemeriksaan Klien KAP

Laporan Keuangan sesuai Laporan Keuangan


Lampiran SPT Tahunan Hasil Audit Akuntan Hasil Pemeriksaan
Nama Data yang
No. NPWP PPh Publik Keterangan
WP diproduksi
Peredaran Penghasilan Peredaran Penghasilan
Jenis skp Jumlah
Usaha Kena Pajak Usaha Kena Pajak
1.
2.
3.
dst.
Jumlah

Kepala Kantor,

...............................................
NIP. ........................................

Page : 22
Lampiran 6
Surat Edaran Dirjen Pajak
Nomor : SE-07/PJ.7/2000
Tanggal : 17 Juli 2000

KONSEP PEMERIKSAAN TERKOORDINASI ANTAR KANWIL


TERHADAP WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI / BADAN
KPP Domisilinya berbeda dengan KPP Lokasi Tempat Usahanya
________________________________________________________________________________

PEROLEHAN/PENGIRIMAN DATA DOMISILI/LOKASI

Page : 23
Lampiran 6.1
Surat Edaran Dirjen Pajak
Nomor : SE-07/PJ.7/2000
Tanggal : 17 Juli 2000

KONSEP PEMERIKSAAN TERKOORDINASI ANTAR KANWIL


TERHADAP WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI / BADAN
KPP Domisilinya berbeda dengan KPP Lokasi Tempat Usahanya
________________________________________________________________________________

SP3 KP DJP KEPADA TIM PEMERIKSA KPP DOMISILI

Page : 24
Lampiran 6.2
Surat Edaran Dirjen Pajak
Nomor : SE-07/PJ.7/2000
Tanggal : 17 Juli 2000

KONSEP PEMERIKSAAN TERKOORDINASI ANTAR KANWIL


TERHADAP WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI / BADAN
KPP Domisilinya berbeda dengan KPP Lokasi Tempat Usahanya
________________________________________________________________________________

SP3 KP DJP KEPADA TIM PEMERIKSA KPP LOKASI

Page : 25
Dalam hal ditemukan bukti bahwa pemeriksa pajak sudah tidak fit and proper untuk melaksakanakan tugasnya,
Saudara diminta untuk melaporkan hal tersebut ke Kantor Pusat DJP, u.p. Sekretaris Direktorat Jenderal Pajak
untuk ditindaklanjuti sesuai dengan ketentuan kepegawaian yang berlaku. hasil fit and proper test tersebut akan
dipergunakan sebagai bahan pertimbangan kepegawaian di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak dan sebagai
bahan masukan dalam menerapkan sistem reward and punishment.

Demikian untuk diperhatikan dan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.

Direktur Jenderal

ttd

Machmud Sidik
NIP. 060043114

Tembusan :
1. Sekretaris Direktorat Jenderal Pajak
2. Para Direktur dan Kepala Pusat di Lingkungan DJP

Page : 26

Anda mungkin juga menyukai