MODUL PEMERIKSAAN
INDUSTRI
PETERNAKAN UNGGAS
PENGHARGAAN
Ucapan terima kasih diberikan kepada tim penyusun atas segala jerih payah dalam
penyampaian informasi/bahan yang berharga ini, sehingga tersusun modul ini.
Semoga hasil karya ini menjadi bagian amal baik bagi tim penyusun dan membawa
manfaat bagi penggunanya.
TIM PENYUSUN
Penanggungjawab :
Freddy Dwi Artanto - Kepala Sub Direktorat Teknik dan Pengendalian Pemeriksaan
Ketua Tim :
Sirmu - Kepala Seksi Teknik Pemeriksaan
Penyusun :
Tim OPN – BPKP:
Asi Situmorang Subiyantoro
Toteng Priyangga Sri Harimurti Arjo
Herman Prasetyo Widya Pranata
Emanuel Pursasangka Dasril Azhar
Ibrahim Sondrakusuma Teti Fitriawati
Djudjur Siahaan Wijaya
Kontributor :
Tim OPN – BPKP:
Maliki Heru Santosa
M. Arifin Siregar
Moorman Simamora
Editor :
Ibrahim – Pemeriksa Pajak
Yulasmono – Pelaksana Seksi Evaluasi dan Kinerja Pemeriksaan
i
KATA PENGANTAR
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii
BAB I ................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN.................................................................................................. 1
BAB II .................................................................................................................. 7
iii
2.7 Mengatur Ventilasi Kandang ............................................................ 14
2. Penjualan Lokal....................................................................................... 18
BAB IV ............................................................................................................... 20
PERSIAPAN PEMERIKSAAN............................................................................ 20
BAB V ................................................................................................................ 29
PROGRAM PEMERIKSAAN.............................................................................. 29
iv
2. Harga Pokok Penjualan........................................................................... 31
BAB VI ............................................................................................................... 40
P E N U T U P ................................................................................................... 40
v
Modul Pemeriksaan – Industri Peternakan Unggas 2013
BAB I
PENDAHULUAN
Unggas (poultry) adalah jenis ternak bersayap dari kelas Aves yang telah
didomestikasikan dan cara hidupnya diatur agar dapat memberikan produk
bernilai ekonomis terutama dalam bentuk daging dan telur. Termasuk dalam
kelompok unggas adalah ayam ras (pedaging dan petelur), ayam kampung, itik,
kalkun, burung puyuh, burung merpati, dan angsa. Modul ini membatasi bahasan
hanya pada industri peternakan/budi daya ayam ras (broiler).
2. SUBSISTEM AGRIBISNIS
Saat ini, agribisnis perunggasan nasional untuk ayam ras, telah berskala
industri agribisnis modern karena sudah didukung empat subsistem yang sangat
kuat sebagai berikut:
Subsistem ini merupakan kegiatan usaha yang mengolah ayam potong dan
atau telur konsumsi yang merupakan produk agribisnis budi daya, beserta
kegiatan distribusi dan perdagangannya. Termasuk dalam subsistem ini
diantaranya Rumah Pemotongan Ayam (RPA), industri pengalengan daging
ayam potong, serta aneka industri yang menggunakan daging dan telur
ayam ras sebagai bahan baku industrinya.
Produk yang dihasilkan dari agribisnis budi daya ayam ras adalah sebagai
berikut:
Produk yang dihasilkan dari agribisnis budi daya ayam ras pedaging adalah
ayam potong dalam berbagai ukuran berat. Biasanya berat ayam diklasifikasikan
menjadi beberapa ukuran, yaitu ayam ukuran kecil (0,8-1,2 kg), ukuran sedang
(1,3-1,6 kg), dan ayam ukuran berat (lebih dari 1,6 kg). Jumlah dan ukuran ayam
yang akan ditangkap, disesuaikan dengan surat permintaan (delivery order) atas
pesanan pembeli.
Dalam situasi pasar di dalam dan luar negeri yang semakin tinggi tingkat
persaingannya, inovasi untuk menghasilkan produk yang berbeda sangat
dibutuhkan. Dibandingkan dengan usaha peternakan ayam ras pedaging, usaha
peternakan ayam ras petelur di Indonesia memiliki kelebihan, terutama dalam
inovasi dalam menghasilkan telur-telur yang karakteristik kandungan gizinya
yang berbeda.
Ayam ras petelur yang sudah tidak produktif lagi, biasanya juga dijual
sebagai sebagai ayam potong dan merupakan tambahan penghasilan pada
usaha peternakan ayam ras petelur.
Setiap usaha ayam broiler komersial harus memiliki izin usaha. Jenjang
perizinan di tingkat pemerintahan, disesuaikan dengan skala usaha ayam
tersebut. Tahapan proses perizinan dimulai dari surat persetujuan lingkungan
masyarakat di sekitar usaha, rekomendasi dari desa, izin prinsip dari pemerintah
kabupaten/kota, izin mendirikan bangunan, amdal, surat izin usaha, dan surat
izin gangguan.
BAB II
PROSES PRODUKSI
a. Perencanaan panen
Contohnya, pangsa pasar memerlukan ayam ukuran 1,8 kg. Berarti, ayam akan
dipanen setelah berat rata-ratanya 1,8 kg. Setelah itu, menentukan perkiraan
umur dan tingkat kematian ketika ayam memiliki berat 1,8 kg. Contohnya, berat
tersebut bisa dicapai setelah ayam berumur 38 hari dengan tingkat kematian
3,5%. Jika rencana pemanenan ayam berdasarkan harga jual ayam ketika
dipanen, prediksi akan sulit dilakukan.
- Jika ayam dipanen kecil (0,9-1,2 kg) dan kepadatan 12 ekor/m2, DOC yang
dibutuhkan 12.000 ekor;
- Jika ayam dipanen sedang (1,3-1,6 kg) dan kepadatan 9 ekor/m2, DOC yang
dibutuhkan 9.000 ekor;
Jumlah pakan yang dibutuhkan berkaitan erat dengan rencana berat ayam
yang akan dipanen serta perkiraan performa ayam yang akan dicapai.
Contohnya, populasi ayam 50.000 ekor, rencana ayam dipanen ketika memiliki
berat 1,8 kg, perkiraan ayam dipanen ketika memiliki berat 1,8 kg, perkiraan FCR
sekitar 1,75 dan tingkat kematian 3,5%. Perkiraan kebutuhan pakan per periode
sebagai berikut:
Kebutuhan bahan bakar untuk pemanas selama pemeliharaan awal (21 hari)
per 1.000 ekor DOC, acuannya sebagai berikut:
- Membersihkan semua kotoran dan barang tidak terpakai yang ada di dalam
dan di sekitar kandang.
- Mencuci kandang dengan sprayer tekanan tinggi dari kandang bagian atas,
dinding dan layar, hingga lantai.
Lingkaran pelindung bisa terbuat dari seng, layar, karung, triplek, atau boks
bekas DOC. Untuk 500 ekor DOC, bisa menggunakan lingkaran pelindung
berdiameter 2,75 meter dan menggunakan pemanas gasolek kecil.
- Memasang tempat makan (chick feeder tray) dan tempat minum DOC
Alat pemanas berupa gasolek dipasang pada ketinggian 110-125 cm. Panas
yang dihasilkan dari gasolek bisa diatur menggunakan regulator yang ada
pada tabung gas.
Sumber energi bisa berupa gas, batu bara atau minyak tanah.
- Memasang tirai
- Menyalakan pemanas
DOC berada di satu sisi dan bergerombol, berarti ada hembusan angin
dari satu arah
Tempat minum diisi dengan air gula aren dengan takaran 50-80 g/l untuk 6-8
jam pertama. Tujuannya, agar DOC bisa memperoleh energi. Selain gula
aren, air minum untuk DOC yang baru datang bisa ditambahkan sorbitol (2
cc/l) atau biogreen (1 cc/l).
Memberi makan dilakukan beberapa jam setelah DOC minum semua (3-4
jam setelah DOC minum). Pemberian pakan harus sesering mungkin,
minimal 5 kali sehari. Sisa pakan harus dibuang setiap hari.
Direktorat Pemeriksaan dan Penagihan 11
Modul Pemeriksaan – Industri Peternakan Unggas 2013
Sekam harus selalu kering dan jika ada yang menggumpal harus diganti.
Mengganti tempat makan dan minum DOC menjadi tempat makan dan
minum untuk ayam dewasa harus dilakukan bertahap, yaitu mulai diganti
sejak ayam berumur 5-10 hari. Selanjutnya tempat makan diganti dengan
tempat makan tabung berkapasitas 5kg secara bertahap, yaitu sekitar 25%.
Porsi pakan menjadi 50% mulai hari ke 15, lalu 100% mulai hari ke 18- 21.
Pencatatan laporan kegiatan setiap hari harus dilakukan sejak DOC datang.
laporan memuat jumlah ayam yang mati, jumlah dan cara pemberian pakan,
obat, dan vaksin, serta berat badan mingguan.
Produk yang dihasilkan dari agribisnis budi daya ayam ras pedaging adalah
ayam potong dalam berbagai ukuran berat. Biasanya berat ayam diklasifikasikan
menjadi beberapa ukuran, yaitu ayam ukuran kecil (0,8-1,2 kg), ukuran sedang
(1,3-1,6 kg), dan ayam ukuran berat (lebih dari 1,6 kg). Jumlah dan ukuran ayam
yang akan ditangkap, disesuaikan dengan surat permintaan (delivery order) atas
pesanan pembeli.
a. Tempat makan
Luas permukaan tempat makan sistem talang untuk setiap ayam umur 5-7
minggu adalah 5-7,6 cm. Namun, jika menggunakan tempat makan bentuk
tabung (diameter 38 cm atau kapasitas 5 kg), satu tabung digunakan oleh 30-35
ayam.
Jika menggunakan tempat pakan otomatis (chain feeder atau sistem pipa
spiral), harus selalu memeriksa tegangan rantai, kecepatan perputaran rantai,
dan tinggi permukaan pakan.
b. Tempat minum
Tempat minum, baik tipe gallon manual, gallon otomatis, nipple, atau bentuk
talang memanjang, harus selalu terisi air, terutama untuk ayam yang dipelihara
dalam sangkar.
c. Peralatan lainnya
Peralatan lainnya adalah drum air, ember, garpu pembalik sekam, dan
gerobak pengangkut pakan.
a. Jenis pakan
Program pemberian pakan sangat bergantung pada rencana ayam itu akan
dipanen. Jika ayam yang akan dipanen berukuran kecil sampai sedang,
pemberian pakan menggunakan 2 jenis pakan. Jika ayam yang akan dipanen
berukuran besar atau lebih dari 2 kg, pemberian pakan menggunakan 3 jenis
pakan.
Litter digunakan pada jenis kandang postal. Jenis litter yang sering digunakan
adalah sekam dan serutan gergaji. Ketebalan litter biasanya 10cm. Litter harus
selalu dijaga agar tetap kering dan bersih.
a. Membuat jadwal kandang yang akan dipanen sesuai dengan ukuran berat
ayam dan letak kandang serta mempersiapkan tim tangkap sesuai dengan
kebutuhan.
c. Ayam yang akan dipanen harus dikurangi pakannya agar sisa pakan tidak
terlalu banyak.
f.
Aktivitas panen biasanya dilakukan pada malam atau pagi hari. Jumlah dan
ukuran ayam yang akan ditangkap harus disesuaikan dengan surat permintaan.
Berat ayam biasanya diklasifikasikan menjadi beberapa ukuran, yaitu ukuran
kecil (0,8-1,2 kg), ukuran sedang (1,3-1,6 kg) dan ukuran besar (lebih dari 1,7
kg).
d. Menangkap ayam dengan cara dihabiskan dalam satu ruangan, tidak dengan
dipilih-pilih.
g. Mencatat hasil penimbangan dan jumlah ayam yang ditangkap secara benar
dan jelas.
BAB III
PROSES PEMASARAN/PENJUALAN
1. PENJUALAN EKSPOR
Pada umumnya, produk hasil industri peternakan unggas dijual lokal. Namun
demikian, beberapa perusahaan juga melakukan penjualan ekspor walaupun
jumlahnya tidak sebanyak penjualan lokal. Produk untuk penjualan ekspor
terutama adalah:
b) Unggas Bibit
c) Daging Ayam
d) Telur Tetas
e) Telur Konsumsi
2. PENJUALAN LOKAL
Harga ayam ketika dijual ditentukan oleh harga pasar yang berlaku saat itu.
Informasi harga yang sedang berlaku biasanya diperoleh dari Pusat Informasi
Pasar Broiler (PINSAR) atau dari harga posko yang dibentuk oleh para broker
ayam. Harga ayam broiler komersial bervariasi dari waktu ke waktu bergantung
pada pasokan produksi, daya beli masyarakat, variasi berat ayam, dan kondisi
kesehatan ayam. Di Pulau Jawa, pada bulan-bulan tertentu harga ayam bisa
tinggi, misalnya menjelang hari raya, ketika liburan sekolah dan ketika banyak
hajatan. Sedangkan harga ayam akan jatuh pada bulan muharam (suro), ketika
anak sekolah masuk atau pertengahan bulan Ramadhan. Pendapatan penjualan
ayam adalah total pendapatan kotor suatu usaha ayam broiler komersial selama
satu periode dari hasil penjualan ayam yang dipelihara, sedangkan hasil
penjualan sampingan (by product) seperti karung dan kotoran ayam disebut
dengan pendapatan lain-lain.
BAB IV
PERSIAPAN PEMERIKSAAN
1. SISTEM AKUNTANSI
c) Aktiva tetap dicatat sebesar nilai historis kecuali terhadap aktiva yang
direvaluasi berdasarkan peraturan pemerintah.
3. ANALISIS PENGHASILAN
Harga ayam ketika dijual ditentukan oleh harga pasar yang berlaku saat itu.
Informasi harga yang sedang berlaku biasanya diperoleh dari Pusat Informasi
Pasar Broiler (PINSAR) atau dari harga posko yang dibentuk oleh para broker
ayam.Harga ayam broiler komersial bervariasi dari waktu ke waktu bergantung
pada pasokan produksi, daya beli masyarakat, variasi berat ayam, dan kondisi
kesehatan ayam. Di Pulau Jawa, pada bulan bulan tertentu harga ayam bisa
tinggi, misalnya menjelang hari raya, ketika liburan sekolah dan ketika banyak
hajatan. Sedangkan harga ayam akan jatuh pada bulan muharam (suro), ketika
anak sekolah masuk atau pertengahan bulan Ramadhan.
Pendapatan penjualan ayam adalah total pendapatan kotor suatu usaha ayam
broiler komersial selama satu periode dari hasil penjualan ayam yang dipelihara,
sedangkan hasil penjualan sampingan (by product) seperti karung dan kotoran
ayam dimasukkan pada pendapatan lain-lain.
- General Ledger
terhadap biaya produksi adalah pakan sehingga besar kecilnya biaya produksi
yang dikeluarkan bergantung pada biaya pakan yang dikeluarkan.
a) Jumlah awal ayam yang dipelihara 10.000ekor, terjual sebanyak 9.700 ekor,
berat 16.750 kg, dan umur rata-rata ayam 34,5 hari.
b) Total pakan yang diberikan 30.000kg, pakan sisa sebanyak 3.000 kg.
Berarti, pakan yang dikonsumsi termasuk pakan yang tercecer atau terbuang
sebanyak 27.000 kg.
d) Biaya per kilogram adalah biaya dibagi total berat ayam hidup yang dijual.
34,50 x 1,61
PN = 301
Dari tabel di atas, jelas pakan merupakan porsi terbesar dalam menentukan
besar biaya produksi (68,4%). Urutan kedua adalah bibit DOC (19,5%). Prestasi
produksi ayam (PN) mempengaruhi penurunan biaya produksi. Jika performa
tidak bagus, biaya per ekor atau per kilogram berat hidup ayam akan tinggi.
Contoh perhitungan biaya produksi ayam broiler berdasarkan Nilai PN yang jelek,
sebagai berikut:
1) Jumlah awal ayam yang dipelihara 10.000 ekor, terjual sebanyak 9.350
ekor (persentase kematian 6,5 %).
2) Total berat ayam yang dijual 13.250kg (rata-rata berat 1,42kg) dan umur
rata-rata ayam 36,28 hari.
5) Biaya per kilogram adalah biaya dibagi total berat ayam hidup yang dijual.
36,28 x 2,19
= 167
Selain itu, tinggi rendahnya harga beli sarana produksi peternakan secara
langsung berpengaruh terhadap besar kecilnya biaya produksi, terutama harga
beli pakan. Alasannya, pakan merupakan komponen paling besar dalam usaha
ayam. Meskipun faktor penentu laba rugi lainnya stabil seperti nilai PN bagus
atau harga jual stabil, belum tentu usaha beternak ayam memperoleh untung
besar, jika harga sapronak tinggi. Tinggi rendahnya harga sapronak secara
langsung akan mempengaruhi tinggi rendahnya biaya produksi dan secara
otomatis akan mempengaruhi laba rugi yang akan diperoleh.
- Laporan laba-rugi
- Laporan produksi
Analisis biaya dilakukan dengan dengan cara menilai kewajaran nilai biaya
dan relevansinya dengan penghasilan yang diciptakannya.
- Bunga pinjaman
- Biaya lain-Lain
- Laporan keuangan
a) Persediaan pakan
b) Persediaan obat
c) Persediaan box
d) Biaya promosi/iklan
e) Biaya bonus
BAB V
PROGRAM PEMERIKSAAN
1. PEREDARAN USAHA
a. Tujuan Pemeriksaan :
b. Metode Pemeriksaan :
2. Metode tidak langsung ( Arus barang atau arus uang atau arus
piutang atau Equalisasi) untuk menguji silang pengujian langsung.
c. Teknik Pemeriksaan
d. Prosedur Pemeriksaan
12. Lakukan uji arus uang atau arus piutang sesuai formula
a. Tujuan Pemeriksaan
b. Metode Pemeriksaan :
2. Metode tidak langsung ( arus barang atau arus uang atau arus
piutang atau ekualisasi) untuk menguji silang pengujian langsung.
c. Teknik Pemeriksaan
d. Prosedur Pemeriksaan
12. Lakukan uji arus uang atau arus utang sesuai formula.
a) Tujuan Pemeriksaan
b) Metode Pemeriksaan :
2. -
c) Teknik Pemeriksaan
d. Prosedur Pemeriksaan
12. Lakukan uji arus uang atau arus utang sesuai formula.
a) Tujuan Pemeriksaan
b) Metode Pemeriksaan :
2. -
c) Teknik Pemeriksaan
d) Prosedur Pemeriksaan
BAB VI
PENUTUP
3. Tahap pembibitan
a. Dilakukan sendiri a. Upah harian PPh 21
b. Upah borongan PPh 21
c. Jasa rekruitmen buruh PPh 21
borongan
DAFTAR ISTILAH