Anda di halaman 1dari 28

Pengalihan dan Revaluasi Aktiva

SONNY SOEBAGYO
PENGALIHAN AKTIVA TETAP

AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN

HARGA JUAL / PASAR HARGA JUAL / PASAR

DIKURANGI DIKURANGI

NILAI BUKU AKTIVA = NILAI BUKU FISKAL =


HARGA PEROLEHAN - HARGA PEROLEHAN -
AKUMULASI PENYUSUTAN AKUMULASI PENYUSUTAN
KOMERSIAL FISKAL

= =
KEUNTUNGAN / KERUGIAN KEUNTUNGAN / KERUGIAN

LAP.LABA KOREKSI FISKAL SPT TAHUNAN


RUGI POSITIF / NEGATIF PPh BADAN
KOMERSIAL
2
PENGALIHAN HARTA BERWUJUD
Pasal 11 ayat (8) dan (9)
PENJUALAN ATAU PENGALIHAN HARTA
SESUAI PSL 4 Ayat (1) Huruf d
ATAU PENARIKAN HARTA
KARENA SEBAB LAINNYA

JUMLAH JUMLAH HARGA JUAL


NILAI SISA BUKU ATAU
DIBEBANKAN PENGGANTIAN ASURANSI
SEBAGAI DIBUKUKAN SEBAGAI
KERUGIAN PENGHASILAN

PADA TAHUN TERJADINYA PENGALIHAN


ATAU PENARIKAN HARTA

KERUGIAN SEBESAR NILAI SISA BUKU HARTA KARENA PENGGANTIAN


ASURANSI YG JUMLAHNYA BARU DAPAT DIKETAHUI DI MASA
KEMUDIAN

DIBUKUKAN SBG BEBAN MASA KEMUDIAN DENGAN


PERSETUJUAN DIRJEN PAJAK
3
ILUSTRASI: PENJUALAN AKTIVA TETAP
 PT.KLM perusahaan taksi (kelompok I) pada tanggal 1 April 2001
membeli 100 mobil untuk taksi, dengan harga Rp 90 juta per unit.
Pada tanggal 1 Januari 2005 dijual tunai 10 unit taksi dengan
harga seluruhnya Rp 150 juta. Penyusutan fiskal dengan metode
saldo menurun.
 Berapa laba penjualan taksi tersebut menurut fiskal?
 Jawab:
 Penyusutan Fiskal :

Thn 2001 = 9/12 x 50% X Rp 9.000 juta = Rp 3.375.000.000


Nilai Sisa Buku Fiskal (NSBF) Akhir Tahun 2004 N = 2004 – 2002
=3
NSBF Per 31/12/2004 = (1-50%)3 x Rp 5.625.000.000
= Rp 703.125.000
 NSBF – 10 unit taksi = 10/100 x (703.125.000)
= Rp. 70.312.500
 Harga Jual – 1 Januari 2005 = Rp 150.000.000
 Keuntungan Penjualan Taksi – 10 unit = Rp 79.687.500,-
ILUSTRASI: PENGGANTIAN ASURANSI
 Bangunan yang selesai dibangun pada awal tahun 1995
seharga Rp 10 Milyar, diasuransikan dan pada akhir tahun
2005 terbakar. Penggantian asuransi baru diketahui pada
tahun 2006 sebesar Rp 12 Milyar. WP mengajukan
permohonan dan telah disetujui bahwa kerugian kebakaran
bangunan tahun 2005 dibebankan pada tahun 2006.
 Perhitungan:
 Harga Perolehan Rp 10.000.000.000
 Penyusutan Fiskal 1995 sd 2005 Rp 5.500.000.000
 Nilai Sisa Buku FIskal  Kerugian Rp 4.500.000.000
 Penggantian Asuransi – Tahun 2006 Rp 12.000.000.000
 Keuntungan – Tahun 2006 Rp 7.500.000.000

OBYEK
PPh
PENENTUAN HARGA PEROLEHAN/ PENJUALAN
ATAU NILAI PEROLEHAN/ PENJUALAN
Pasal 10 ayat (1), (2), (3) dan (6)

TIDAK DIPENGARUHI HUB. ISTIMEWA JUMLAH YANG SESUNGGUHNYA


DIKELUARKAN/DITERIMA
DIPENGARUHI HUB. ISTIMEWA JUMLAH YANG SEHARUSNYA
DIKELUARKAN/DITERIMA

JUMLAH YANG SEHARUSNYA


DALAM HAL TUKAR-MENUKAR
DIKELUARKAN/DITERIMA
BERDSRKAN HARGA PASAR

DALAM RANGKA :
JUMLAH YANG SEHARUSNYA
- Likuidasi
DIKELUARKAN/DITERIMA
- Penggabungan
SESUAI HARGA PASAR KECUALI
- Peleburan
DITENTUKAN LAIN OLEH MENKEU
- Pemekaran
- Pemecahan
- Pengambilalihan
BERDASARKAN HARGA PEROLEHAN
YANG DILAKUKAN
PERSEDIAAN DAN
SECARA RATA-RATA (AVERAGE)
PEMAKAIAN PERSEDIAAN
ATAU DGN CARA MENDAHULUKAN
UNTUK PENGHITUNGAN
PERSEDIAAN YG DIPEROLEH
HARGA POKOK
PERTAMA (FIFO)
6
PENENTUAN HARGA PEROLEHAN/ PENJUALAN
ATAU NILAI PEROLEHAN/ PENJUALAN
Pasal 10 ayat (4) dan (5)

DASAR PENILAIAN
PENGALIHAN HARTA HIBAHAN, BAGI YANG MENERIMA SAMA
BANTUAN ATAU SUMBANGAN, DENGAN NILAI SISA BUKU
DAN WARISAN YG MEMENUHI YANG MELAKUKAN PENGALIHAN
PERSYARATAN ATAU
PASAL 4 AYAT (3) NILAI YANG
HURUF a DAN b DITETAPKAN DIRJEN PAJAK

PENGALIHAN HARTA YANG TIDAK DASAR PENILAIAN BAGI YANG MENERIMA


MEMENUHI SYARAT PASAL 4 AYAT (3) SAMA DENGAN
HURUF a NILAI PASAR

PENGALIHAN HARTA SBG DASAR PENILAIAN BAGI YANG MENERIMA


PENGGANTI SAHAM ATAU SAMA DENGAN
PENGGANTI PENYERTAAN MODAL NILAI PASAR

7
CONTOH KEUNTUNGAN PENGALIHAN AKTIVA TETAP DALAM
KASUS PERTUKARAN AKTIVA

- PT. A DAN PT. B MELAKUKAN PERTUKARAN AKTIVA


- NILAI SISA BUKU DAN HARGA PASAR HARTA KEDUA BADAN TERSEBUT ADALAH SBB :

KETERANGAN PT. A (Aktiva X) PT. B (Aktiva Y)

NILAI SISA BUKU Rp 10.000.000,00 Rp 12.000.000,00


HARGA PASAR Rp 20.000.000,00 Rp 20.000.000,00

PADA DASARNYA PENILAIAN HARTA YG DISERAHKAN OLEH PT. A DAN PT. B


DLM RANGKA PERTUKARAN (MENURUT PAJAK) ADALAH HARGA PASAR.
MAKA :

KEUNTUNGAN PT. A
Rp 20.000.000,00 - Rp 10.000.000,00 = Rp 10.000.000,-

KEUNTUNGAN PT. B
Rp 20.000.000,00 - Rp 12.000.000,00 = Rp 8.000.000,-

Secara fiskal tidak dibedakan pertukaran antara pertukaran sejenis dan tidak
sejenis. Laba/rugi (capital loss/gain) dihitung berdasarkan harga pasar aktiva yang
diterima dikurangi dengan nilai buku fiskal aktiva tetap yang diserahkan pada saat
terjadinya pertukaran aktiva.
Pertukaran tidak sejenis

Perusahaan memperoleh sebidang tanah seluas 20.000


m dengan cara menukar kendaraan yang dulu costnya
200.000.000. Saat ini akumulasi depresiasi kendaraan
60.000.000. Harga pasar kendaraan saat ini
150.000.000.
Jurnalnya:
Tanah 150.000.000
Akumulasi depresiasi 60.000.000
Kendaraan 200.000.000
Laba pertukaran 10.000.000
Pertukaran tidak sejenis
Perusahaan memperoleh sebidang tanah yang luasnya 1000 m
dengan cara menukar 100 lembar saham biasa yang
nominalnya Rp100.000. Kurs saat itu 120%.
Jurnal :
Tanah 12.000.000
Modal saham 10.000.000
Agio saham 2.000.000
Seandainya harga saham tidak diketahui, maka digunakan
harga pasar tanah (misalnya harga pasar tanah/m= 9.500).
Maka jurnalnya :
Tanah 9.500.000
Disagio saham 500.000
Modal saham 10.000.000
Pertukaran dengan menambah kas
Perusahaan memperoleh mesin baru dengan cara menukar mesin
lama . Cost mesin lama 20.000.000. Akumulasi depresiasi mesi
lama 6.000.000. Harga pasar mesin baru 15.000.000. Dalam
pertukaran tersebut perusahaan menyerahkan uang tunai
2.000.000.

Mesin baru 15.000.000


Akumulasi depresiasi 6.000.000
Rugi pertukaran 1.000.000
Mesin lama 20.000.000
Kas 2.000.000
CONTOH KEUNTUNGAN PENGALIHAN AKTIVA TETAP DALAM
KASUS PENGGABUNGAN USAHA

- PT. A DAN PT. B MELAKUKAN PELEBURAN DAN MEMBENTUK BADAN BARU YAITU PT. C.
- NILAI SISA BUKU DAN HARGA PASAR HARTA KEDUA BADAN TERSEBUT ADALAH SBB :

KETERANGAN PT. A PT. B

NILAI SISA BUKU Rp 200.000.000,00 Rp 300.000.000,00


HARGA PASAR Rp 300.000.000,00 Rp 450.000.000,00

PADA DASARNYA PENILAIAN HARTA YG DISERAHKAN OLEH PT. A DAN PT. B


DLM RANGKA PELEBURAN MENJADI PT. C ADALAH HARGA PASAR.

KEUNTUNGAN PT. A
Rp 300.000.000,00 - Rp 200.000.000,00 = Rp 100.000.000,-
KEUNTUNGAN PT. B
Rp 450.000.000,00 - Rp 300.000.000,00 = Rp 150.000.000,-

PT. C MEMBUKUKAN SEMUA HARTA TERSEBUT SEBESAR Rp 750.000.000,- (Rp 300.000.000,- + Rp


450.000.000,-).

NAMUN DALAM RANGKA MENYELARASKAN DENGAN KEBIJAKAN DI BIDANG SOSIAL, EKONOMI,


INVESTASI, DAN MONETER, MENKEU DIBERI WEWENANG UNTUK MENETAPKAN NILAI LAIN
SELAIN HARGA PASAR, MISALNYA ATAS DASAR NILAI SISA BUKU (POOLING OF INTEREST).

DALAM HAL DEMIKIAN, PT. C MEMBUKUKAN PENERIMAAN HARTA DARI PT.A DAN PT. B
SEBESAR: (Rp 200.000.000,00 + Rp 300.000.000,00) = Rp 500.000.000,-
KASUS
PT Harlan Putera adalah perusahaan nasional yang bergerak di bidang industri
garmen. Pada tahun 2008, perusahaan menyerahkan salah satu asetnya
berupa sebidang tanah kepada PT Dewiku & Co (perusahaan distribusi
perdagangan), sebagai dasar penyertaan modal atas kepemilikan PT Dewiku &
Co sebesar 40% yang bernilai Rp 2.000.000.000,- (dua miliar rupiah).
Kepemilikan saham/modal di PT Dewiku & Co oleh perusahaan (Wajib Pajak)
bertujuan untuk memperkuat strategi dalam mengatasi persaingan melalui
distribusi barang secara cepat agar sampai ke konsumen.
Nilai jual tanah tersebut pada saat pengalihan (nilai pasar) adalah Rp
2.000.000.000,- (dua miliar rupiah) sedangkan NJOP tanah tersebut pada awal
tahun 2008 adalah Rp 2.300.000.000 (dua miliar tiga ratus juta rupiah).

CATATAN:
Nilai perolehan tanah PT Harlan Putera adalah Rp 1.800.000.000

PERTANYAAN
Berdasarkan data-data tersebut, bagaimana dampak PPh atas transaksi yang
dilakukan oleh PT Harlan Putera di tahun 2008!

13
Jawab:
PT Harlan Putera (investor-Pihak yang menyerahkan tanah)
 Capital gain pengalihan tanah
Keuntungan/capital gain = Nilai aktiva-Nilai Perolehan (NSBF)
= Rp 2.000.000.000 - Rp 1.800.000.000
= Rp 200.000.000
Capital gain tersebut akan dilaporkan dalam SPT Tahun PPh.

 Pembukuan
Perusahaan melakukan pencatatan dalam pembukuan komersialnya sebagai
berikut:
Investasi (PT Dewiku & Co) 2.000.000.000
Tanah 1.800.000.000
Laba – Pengalihan Tanah 200.000.000

 Pajak atasPengalihan Tanah :


Pajak terutang = 5% x Dasar Pengenaan (Harga Pasar / NJOP)
Pajak = 5% x (Rp 2.300.000.000) = Rp 115.000.000

14
CONTOH Pasal 10 ayat (5)
CONTOH :

WP “X” MENYERAHKAN 20 UNIT MESIN BUBUT YANG NILAI BUKUNYA Rp 25.000.000,00 KEPADA PT. “Y”
SBG PENGGANTI PENYERTAAN SAHAMNYA DENGAN NILAI NOMINAL Rp 20.000.000,00. HARGA PASAR
MESIN BUBUT TSB Rp 40.000.000,00.

PT.“Y” MENCATAT MESIN BUBUT SBG AKTIVA SEBESAR Rp 40.000.000,00 BUKAN SEBAGAI PENGHASILAN.

SELISIH ANTARA NILAI NOMINAL SAHAM DENGAN NILAI PASAR HARTA DIBUKUKAN SBG “AGIO”.

* Bagi PT “Y”
BESARNYA AGIO = (Rp 40.000.000,00 - Rp 20.000.000,00) = Rp 20.000.000,00
Aktiva 40.000.000
Modal X 20.000.000
Agio 20.000.000
( Sesuai PP 94 thn 2010 agio tsb bukan merupakan objek pajak begitupula apabila yang timbul adalah
disagio maka disagio tsb juga bukan mrpkn pengurang penghasilan bruto)

BAGI WP “X”,
KEUNTUNGAN YG DIPEROLEH DARIPENYERTAAN ADALAH OBJEK PAJAK,
YAITU : (Rp 40.000.000,00 - Rp 25.000.000,00) = Rp 15.000.000,00
Investasi PT Y 40.000.000
Aktiva (mesin bubut) 25.000.000
Capital gain 15.000.000

15
PENGALIHAN HARTA BERWUJUD
Pasal 11 ayat (10)

SEBAGAI
BANTUAN ATAU SUMBANGAN;
HARTA HIBAHAN ATAU WARISAN
YG MEMENUHI SYARAT
PASAL 4 Ayat (3) Huruf a dan b

JUMLAH NILAI SISA BUKU


TIDAK BOLEH DIBEBANKAN
SEBAGAI KERUGIAN
BAGI PIHAK YG MENGALIHKAN
16
Ilustrasi: Tidak ada hubungan usaha, kepemilikan
sesuai Ps.4 ayat 3 UU PPh

PT. ABC YAYASAN XYZ

HIBAH TANAH & GEDUNG KEPADA


YAYASAN KEAGAMAAN

NILAI BUKU TANAH &


NILAI BUKU TANAH &
GEDUNG TIDAK DAPAT
GEDUNG BUKAN OBYEK
DIBEBANKAN SECARA
PPh
FISKAL
Perlakuan PPh atas Hibah, Bantuan & Sumbangan Tahun 2008 dan Sebelumnya

 KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR


604/KMK.04/1994 TENTANG BADAN-BADAN DAN PENGUSAHA
KECIL YANG MENERIMA HARTA HIBAHAN YANG TIDAK
TERMASUK SEBAGAI OBJEK PAJAK PENGHASILAN  wajib
membukukan harta hibahan yang diterimanya berdasarkan nilai
buku pihak pemberi hibah atau nilai lain yang ditetapkan oleh
Direktur Jenderal Pajak.
 BADAN-BADAN MENCAKUP:
 Badan keagamaan;

 Badan pendidikan;

 Badan sosial

Sepanjang kegiatan dari badan atau yayasan tersebut dalam


kenyataannya tidak mencari keuntungan.
 Pengusaha kecil termasuk koperasi adalah pengusaha yang
pada saat akan menerima hibah jumlah nilai aktivanya tidak
termasuk tanah dan/atau bangunan tidak melebihi
Rp.600.000.000,- (enam ratus juta rupiah).
Perlakuan PPh atas Hibah, Bantuan & Sumbangan Tahun 2009 dst

 PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR


245/PMK.03/2008 TENTANG BADAN-BADAN DAN ORANG PRIBADI
YANG MENJALANKAN USAHA MIKRO DAN KECIL YANG MENERIMA
HARTA HIBAH, BANTUAN DAN SUMBANGAN YANG TIDAK TERMASUK
SEBAGAI OBYEK PAJAK PENGHASILAN.
 Harta hibah, bantuan, atau sumbangan yang diterima oleh:
 Keluarga sedarah dalam garis keturunan lurus satu derajat

 Badan keagamaan;

 Badan pendidikan;

 Badan sosial termasuk yayasan dan koperasi

 Orang pribadi yang menjalankan usaha mikro dan usaha kecil

dikecualikan dari obyek pajak penghasilan


 Khusus untuk badan, sepanjang kegiatan dari badan atau yayasan
tersebut dalam kenyataannya tidak mencari keuntungan.
 Orang pribadi yang menjalankan usaha mikro dan usaha kecil:
 Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 500.000.000 tidak termasuk
tanah dan bangunan tempat usaha;
 Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 2.500.000.000.
Perlakuan PPh atas Hibah
 Persyaratan pokok lain menyangkut hibah yang
memenuhi syarat sebagai bukan objek pajak, yaitu bahwa
antara pemberi hibah dengan penerima hibah tidak ada
hubungan usaha, pekerjaan, kepemilikan, atau
penguasaan.
 Ilustrasi:
 PT ABC memiliki kepemilikan saham 20% pada PT
XYZ. Pada tahun 2005, PT ABC menghibahkan mesin
kepada PT XYZ.
 Secara akuntansi, bagi PT XYZ hibah mesin tersebut
diakui sebagai penambahan modal (donated capital)
tetapi secara fiskal atas hibah tersebut merupakan
penghasilan obyek PPh karena terdapat hubungan
kepemilikan antara PT ABC dan PT XYZ penilaian
atas hibah yang diterima mengacu pada nilai pasar.
PENGALIHAN HARTA
TAK BERWUJUD/HAK
Pasal 11A ayat (7) dan (8)

NILAI SISA BUKU JUMLAH


HARTA ATAU HAK PENGGANTIAN
DIBEBANKAN SEBAGAI DIBUKUKAN
KERUGIAN SEBAGAI PENGHASILAN

PADA TAHUN TERJADINYA PENGALIHAN

SEBAGAI BANTUAN ATAU SUMBANGAN;


HARTA HIBAHAN ATAU WARISAN
YG MEMENUHI SYARAT PASAL 4 Ayat (3) Huruf a dan b

JUMLAH NILAI SISA BUKU


TIDAK BOLEH DIBEBANKAN
SEBAGAI KERUGIAN
Puspenpa 2000 21
BAGI PIHAK YANG MENGALIHKAN
Revaluasi Aktiva Tetap
( PMK NOMOR 79/PMK.03/2008)
Tujuan revaluasi

 Meningkatkan nilai perusahaan


 Meningkatkan nilai penyusutan sehingga
meningkatkan deductable expenses
sehingga memperkecil beban pajak.
 Meningkatkan keakuratan perhitungan
penghasilan dan biaya
 Agar neraca perusahaan menunjukkan posisi
kekayaan yang lebih mencerminkan keadaan
sebenarnya.
Penilaian Kembali Aktiva
 Adanya perbedaan nilai buku dengan harga pasar wajar nilai aktiva
maka merupakan suatu kewajaran aktiva dilakukan penilaian
kembali.

 Aktiva tetap yang dapat dilakukan penilaian kembali adalah semua


bentuk aktiva baik tanah (SHM), bangunan (HGB) atau bukan
bangunan yang semata-mata bukan ditujukan untuk dialihkan atau
dijual (bukan barang dagangan).

 Penilaian kembali aktiva tetap perusahaan harus dilakukan


berdasarkan nilai pasar atau nilai wajar aktiva tetap tersebut yang
berlaku pada saat penilaian kembali aktiva tetap yang ditetapkan
oleh perusahaan jasa penilai atau ahli penilai.

 Atas selisih lebih penilaian kembali aktiva tetap di atas nilai sisa
buku fiskal dikenakan PPh final sebesar 10 %. (PPh Pasal 19)
Contoh sederhana :
PT. Murah Senyum pada tahun 2010 melakukan penilaian aktiva
gedung yang dimilikinya sejak tahun 2000. Nilai buku gedung pada
tahun 2010 adalah Rp. 250.000.000,- Berdasarkan penilaian yang
dilakukan oleh independen apraisal diketahui harga pasar gedung
tersebut saat ini adalah Rp. 1.500.000.000,- Pada tahun 2010 terdapat
sisa kompensasi kerugian tahun-tahun sebelumnya sebesar Rp.
350.000.000

Nilai pasar wajar (2010) = 1.500.000.000


Nilai buku fiskal aktiva (2010)= 250.000.000
Selisih lebih penilaian aktiva = 1.250.000.000
Kompensasi kerugian = 0
Selisi revaluasi stlh kompensasi = 1.250.000.000

PPh Final = 10 % x Rp. 1.250.000.000 = Rp. 125.000.000

Catatan : Untuk tahun 2008 keatas kompensasi kerugian tidak diper-.


hitungkan lagi.
 Selisih lebih penilaian kembali aktiva setelah
kompensasi kerugian dibukukan dalam perkiraan
tersendiri yaitu perkiraan " Selisih Lebih Penilaian
Kembali Aktiva Tetap Perusahaan
Tanggal ........................". dan termasuk dalam kelompok
perkiraan modal.

 Penilaian kembali aktiva tetap perusahaan tidak dapat


dilakukan kembali sebelum lewat jangka waktu 5 (lima)
tahun terhitung sejak penilaian kembali aktiva tetap.
 Dasar penyusutan fiskal aktiva tetap yang telah
memperoleh persetujuan penilaian kembali adalah nilai
pada saat penilaian kembali.

 Masa manfaat fiskal aktiva tetap yang telah dilakukan


penilaian kembali aktiva tetap perusahaan disesuaikan
kembali menjadi masa manfaat penuh untuk kelompok
aktiva tetap tersebut.

 Perhitungan penyusutan dimulai sejak bulan


dilakukannya penilaian kembali aktiva tetap perusahaan.
TERIMA KASIH

SONNY SOEBAGYO
REGISTERED TAX CONSULTANT
License No. KEP-4421/IP.C/PJ/2019
ATTORNEY IN TAX COURT
License No. KEP-344/PP/IKH/2018
email : sonny.soebagyo@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai