http://nasional.vivanews.com/news/read/217279-vincent-
beberkan-kasus-pajak-asian-agri
ANALISIS KASUS
dari
pembukuan
diselenggarakan
secara
yang
program
dikelola
aplikasi
secara
elektronik
on-line
di
atau
Indonesia
diperuntukkan
sebagai
bukti
pelaporan
penghitungan
dan/atau
pembayaran pajak. Surat yang dipalsu oleh PT Asian Agri adalah Surat
Pemberitahuan. Selain memalsukan suratdalam hal ini SPTPT Asian Agri
juga seklaigus sebagai pihak pengguna surat yang telah dipalsukan tesebut,
sehingga PT Asian Agri juga telah melakukan pelanggaran terhadap pasal 263
ayat 2 KUHP yang berbunyi ;
diancam dengan pidana yang sama, barangsiapa dengan sengaja
memakai surat yang isinya tidak benar atau yang dipalsu, seolah-olah
benar dan tidak palsu, jika pemakaian surat itu dapat menimbulkan
kerugian.
3. Selain melanggar pasal-pasal berkenaan dengan pemalsuan surat tersebut, PT
Asian Agri juga melanggar ketentuan yang mengatur mengenai tindak pidana
penggelapan, yakni KUHP pasal 372 yang berbunyi ;
barang siapa dengan sengaja dan melawan hukum mengaku sebagai
milik sendiri (zich toeeigenen) barang sesuatu yang seluruhnya atau
sebagian adalah kepunyaan orang lain, tetapu yang ada dalam kekuasaanya
bukan karena kejahatan, diancam karena penggelapan dengan pidana
penjara paling lama empat tahun atau denda paling banyak enam puluh
juta rupiah.
Pengakuan barang milik sendiri disiniyang terjadi dalam PT Asian
Agriadalah sejumlah uang yang sebenarnya merupakan pajak. pajak
tersebut seharusnya dibayarkan kepada kas negara dan menjadi milik negara
untuk kepentingan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Terkait dengan penggelapan pajak ini, PT Asian Agri dapat dituntut
dengan pidana penjara paling lama empat tahun atau denda paling banyak
enam puluh juta rupiah.
4. Pasal lain yang mengatur mengenai tindak pidana penggelapan adalah pasal
374 KUHP yang berbunyi;
Penggelapan yang dilakukan oleh orang yang penguasaannya
terhadap barang disebabkan karena ada hubungan kerja atau karena
pencariannya atau karena mendapatkan upah untuk itu, diancam denga
pidana pejara paling lama lima tahun.
penyidikan
dilakukan
oleh
Direktorat
Intelijen
dan
untuk mendapat persetujuan pada 14 Agustus 2007 atau 90 hari setelah penyitaan,
padahal semestinya dua hari setelah penyitaan.
Atas penyitaan tersebut, Wajib Pajak kemudian mengajukan gugatan pra
peradilan pada Juni 2008 ke PN Jaksel. Pengadilan menyatakan penyitaan oleh
penyidik tidak sah. Atas putusan itu, Ditjen Pajak kemudian mengajukan kasasi ke
MA, namun kasasi tidak diproses PN Jaksel karena tidak memenuhi syarat formal.
Temuan BPK lainnya menyebutkan penyidik Ditjen Pajak melengkapi berkas
perkara P-19 melewati batas waktu yang ditentukan. Mereka juga belum
menyerahkan barang bukti dan tersangka atas berkas perkara yang sudah lengkap
(P-21) dalam kasus Pajak Asian Agri kepada Kejaksaan Agung.
"Akibatnya, proses penyidikan tidak optimal," kata BPK. Karena itu, BPK
meminta Dirjen Pajak segera memenuhi dan melengkapi berkas perkara seperti
diminta Kejaksaan Agung.
10
Pajak
melakukan
hitung-hitungan
yang
adil
dan
transparan.
ANALISIS KASUS
11
12
WP
Berdasarkan Pasal 29 ayat 1 UU KUP, Pemeriksaan dapat dilakukan di kantor
(Pemeriksaan Kantor) atau di tempat Wajib Pajak (Pemeriksaan Lapangan)
yang ruang lingkup pemeriksaannya dapat meliputi satu jenis pajak, beberapa
jenis pajak, atau seluruh jenis pajak, baik untuk tahun-tahun yang lalu maupun
untuk tahun berjalan. Maka, pemeriksaan yang diterapkan pada Asian Agri
ANALISIS HUKUM
Jika pemeriksa pajak, dalam hal ini adalah Ditjen pajak terbukti melakukan
penundaan dalam proses pemeriksaan bukti permulaan, yaitu melebihi
ketentuan (lebih dari 2 bulan), dan tidak didukung dengan usulan, serta surat
persetujuan perpanjangan pemeriksaan, yang dapat mendatangkan kerugian
bagi negara, maka pemeriksa pajak telah melanggar Pasal 36A(1) UU KUP
Pegawai pajak yang karena kelalaiannya atau dengan sengaja menghitung
atau menetapkan pajak tidak sesuai dengan ketentuan undang-undang
perpajakan dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Sesuai dengan Pedoman Laporan Pemeriksaan Pajak (LPP), LPP yang
berkaitan dengan pengungkapan penyimpangan Surat Pemberitahuan harus
memperhatikan Kertas Kerja Pemeriksaan (KPP), antara lain mengenai
berbagai faktor perbandingan, nilai absolute dari penyimpangan, sifat dari
13
14
DAFTAR PUSTAKA
Anggadha, Arry dan Desy Afrianti. April 2011. Vincent Beberkan Kasus Pajak
Asian Agri "Tujuannya adalah melakukan pembukuan fiktif."
http://nasional.vivanews.com/news/read/217279-vincent-beberkan-kasuspajak-asian-agri [10 November 2016]
Susanto, Heri. Januri 2011. Hasil Audit BPK Atas Kasus Pajak Asian Agri Asian
Agri Diduga Menggelapkan Pajak Rp1,4 Triliun. Namun, Penyidikan
Tidak Optimal. http://us.nasional.vivanews.com/news/read/201621-hasilaudit-bpk-atas-kasus-pajak-asian-agri [10 November 2016]
Undang-undang Nomor 6 tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata
caraPerpajakan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-undang
Nomor 16 tahun 2009.
15