Anda di halaman 1dari 82

EKUALISASI SURAT PEMBERITAHUAN PAJAK

PERTAMBAHAN NILAI DENGAN


LAPORAN LABA RUGI
(STUDI KASUS PADA PT VNP TAHUN 2016)

LAPORAN TUGAS AKHIR

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh

Ujian Sidang Diploma III Jurusan Perpajakan

Disusun oleh:

Leo Calvin

03.18.027

POLITEKNIK PRAKTISI BANDUNG

2018
ABSTRAK

Leo Calvin, NPM 03.18.027, “EKUALISASI SURAT PEMBERITAHUAN


PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DENGAN LAPORAN LABA RUGI”.
Laporan Tugas Akhir Program Diploma III Jurusan Perpajakan Politeknik Praktisi
Bandung, Dibawah Bimbingan Bapak Dusa Sumartaya, SE.,MSi.,BKP.,Ak.,CA

Semua barang dan jasa yang diperdagangkan merupakan barang kena pajak
dan jasa kena pajak, sehingga dikenakan Pajak Pertambahan Nilai (PPN), kecuali
jenis barang dan jasa yang sebagaimana ditetapkan dalam pasal 4A Undang-
Undang No.8 tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan
Pajak Penjualan Atas Barang mewah sebagaimana telah beberapa kali diubah
terakhir dengan Undang-Undang No.42 tahun 2009.

Tugas akhir ini dilakukan di PT VNP yang bertujuan untuk mengetahui


bagaimana penyajian operating income dan non operating income dalam laporan
laba rugi, bagaimana pelaporan SPT Masa PPN dan bagaimana pelaksanaan
ekualisasi antara laporan laba rugi dengan laporan SPT Masa PPN pada tahun 2016.

Laporan Tugas Akhir ini membahas mengenai penyajian operating income


dan non operating income beserta pelaporan SPT Masa PPN yang sudah benar.
Selanjutnya pelaksanaan ekualisasi yang terdapat selisih antara omzet di laporan
laba rugi dengan SPT Masa PPN.

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa PT VNP telah


melakukan salah catat dimana pendapatan tahun 2016 belum diakui dan diakui di
tahun 2017, sehingga bila perusahaan tidak melakukan ekualisasi akan ada
perbedaan dalam jumlah DPP PPN yang terutang, juga akan berdampak pada
kesalahan dalam pelaporan SPT PPh Badan. Maka dari itu PT VNP seharusnya
konsisten dalam pengakuan pendapatannya yaitu dengan menggunakan PSAK yang
berlaku di Indonesia.

Kata Kunci : Laba Rugi, Operating income dan Non Operating income, SPT Masa
PPN, Ekualisasi.

i
LEMBAR PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Leo Calvin

NPM : 03.18.027

Jurusan : Perpajakan

Judul L.T.A : Ekualisasi Surat Pemberitahuan Pajak Pertambahan Nilai

Dengan Laporan Laba Rugi ( Studi Kasus pada PT VNP Tahun

2016 )

Dengan ini menyatakan bahwa hasil tugas akhir yang telah saya buat ini

merupakan hasil karya sendiri dan benar keasliannya. Apabila ternyata di kemudian

hari penulisan tugas akhir ini merupakan hasil plagiat atau penjiplakan terhadap

karya orang lain, maka saya bersedia mempertanggungjawabkan sekaligus bersedia

menerima sanksi berdasarkan aturan tata tertib di Politeknik Praktisi Bandung.

Demikian pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tanpa paksaan

dari siapapun.

Bandung, 7 Agustus 2018

Penulis

Leo Calvin

ii
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas

tersusunnya tugas akhir ini. Tugas akhir ini merupakan kewajiban dan persembahan

penulis sebagai mahasiswa POLITEKNIK PRAKTISI BANDUNG.

Tugas akhir ini berjudul “EKUALISASI SURAT PEMBERITAHUAN PAJAK

PERTAMBAHAN NILAI DENGAN LAPORAN LABA RUGI”.

Dalam penyusunan tugas ini penulis banyak menerima bantuan dari

berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada:

1. Allah SWT, karena Ridha-Nya lah penulis dapat melaksanakan dan

menyelesaikan Program Magang dan Penulisan Tugas Akhir ini dengan lancar.

2. Untuk Kedua Orang Tua Bapak Hendrik & Ibu Jaojah Herlina yang sudah

membesarkan, mendidik, memotivasi, sehingga membuat diri ini menjadi

pribadi yang lebih baik lagi dan sukses dalam kehidupan.

3. Bapak Munir M. Ali, SE., MBA., Ak., sebagai Direktur Utama Kampus

Politeknik Praktisi Bandung yang telah menjembatani kampus dengan dunia

kerja sehingga penulis mendapatkan tempat magang yang berkualitas.

4. Bapak Ponsen Sindu Prawito, S.Si, MM selaku Head Of Unit Academic and

Alumni Affairs Politeknik Praktisi Bandung.

5. Ibu Rina Soetrono, SE. Selaku Head Of Marketing Politeknik Praktisi

Bandung.

iii
6. Ketua Program Studi Perpajakan Politeknik Praktisi Bandung.

7. Bapak Dusa Sumartaya, SE.,MSi.,BKP.,Ak.,CA selaku dosen pembimbing

yang selama proses penyusunan laporan tugas akhir ini telah banyak

memberikan pengarahan, koreksi hingga penyusunan laporan tugas akhir ini

dapat diselesaikan dengan baik.

8. Seluruh staff Politeknik Praktisi Bandung yang telah memberikan dukungan

dan kelancaran hingga penyusunan laporan tugas akhir ini selesai.

9. Seluruh anak Pajak B 2018 (Danan, Lintang, Asri, Visa, Nisa, Hana, Edwin,

Andini, Mae, Simar dan semua yang tidak bisa disebut satu persatu).

Terimakasih untuk semua keramahan, konflik, ketegangan, perdamaian dan

kekompakan kalian, penulis akan selalu ingat itu.

10. Teruntuk teman hidup yang sangat istimewa (Vina Nabila Paramitha), yang

selalu memberi suport dalam berbagai kondisi apapun, selalu memberi

semangat dalam menjalani magang dan mengerjakan tugas akhir ini.

11. Tri giat moko, Miko, Indah, Fajri, Agus, Layla, Wulan selaku senior

Accounting dan Pajak. Dan terutama kapada Ikhwan Ashadi SE, Ak., MM.,

Mak., CA selaku Direktur Utama di KJA ASHADI & REKAN yang telah

banyak membantu dan mendukung penulis untuk menyelesaikan Laporan

Tugas Akhir ini.

12. Seluruh staff di KJA ASHADI & REKAN yang telah menjadikan KJA

ASHADI & REKAN sebagai rumah kedua karena keramahan dan kebaikan

kalian.

iv
13. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah banyak

membantu selama masa kuliah, dalam proses penyusunan laporan tugas akhir

ini.

Bagaimanapun juga penulis telah berusaha untuk menyelesaikan laporan

tugas akhir ini dengan sebaik-baiknya, namun penulis menyadari banyak penulisan

laporan tugas akhir ini masih jauh dari kata sempurna, karena itu segala kritik dan

saran yang membangun serta segala masukan sangat diharapkan, agar laporan tugas

akhir ini dapat diperbaiki untuk waktu-waktu yang mendatang.

Akhir kata, penulis berharap agar laporan tugas akhir ini dapat berguna bagi

semua pihak yang membutuhkan dan membacanya.

Bandung, 7 Agustus 2018

Penulis

Leo Calvin

v
DAFTAR ISI
ABSTRAK .............................................................................................................. i
LEMBAR PERNYATAAN .................................................................................. ii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... vi
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ ix
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. x
BAB 1 PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1
1.2 Identifikasi Masalah ...................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................................... 3
1.4 Kerangka Pemikiran ...................................................................................... 3
1.5 Teknik Pengumpulan Data ............................................................................ 5
1.6 Lokasi dan Waktu Penelitian ......................................................................... 6
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................... 7
2.1. Laporan Keuangan ....................................................................................... 7
2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan ................................................................ 7
2.1.2 Komponen Laporan Keuangan ............................................................... 7
2.1.3 Laporan laba rugi komprehensif ............................................................. 8
2.1.4 Pendapatan Operasional .......................................................................... 9
2.1.5 Pendapatan Non Operasional ................................................................ 11
2.2 Konsep Dasar Perpajakan ............................................................................ 11
2.2.1 Definisi Pajak ........................................................................................ 11
2.2.2 Fungsi Pajak .......................................................................................... 12
2.2.3 Sistem Pemungutan Pajak ..................................................................... 13
2.2.4 Asas Pemungutan Pajak ........................................................................ 14
2.2.5 Tata Cara Pemungutan pajak ................................................................ 15
2.3 Konsep Pajak Pertambahan Nilai (PPN) ..................................................... 16
2.3.1 Definisi Pajak Pertambahan Nilai (PPN) .............................................. 16
2.3.2 Subjek Pajak Pertambahan Nilai........................................................... 16
2.3.3 Objek Pajak Pertambahan Nilai ............................................................ 19

vi
2.3.4 Barang tidak Kena Pajak (Non BKP) & Jasa tidak Kena Pajak (Non
JKP) ............................................................................................................... 20
2.3.5 Tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) ................................................... 25
2.3.6 Dasar Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) ............................... 26
2.3.7 Pelaporan SPT Masa PPN..................................................................... 28
2.4 Pengertian Ekualisasi Pajak......................................................................... 28
BAB III DATA .................................................................................................... 31
3.1 Gambaran Umum Perusahaan ..................................................................... 31
3.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan .................................................................. 31
3.1.2 Tujuan Perusahaan ................................................................................ 31
3.1.3 Struktur Organisasi Perusahaan ............................................................ 32
3.2 Deskripsi Data ............................................................................................. 33
3.2.1 Kebijakan Akuntasi Perusahaan ........................................................... 33
3.3 Inti Bahasan .................................................................................................. 34
3.3.1 Penyajian Operating Income dan Penyajian Non Operating Pada
Laporan Keuangan Perusahaan .................................................................. 34
3.3.2 Pelaporan SPT Masa PPN Tahun 2016 ................................................ 38
3.3.3 Pelaksanaan Ekualisasi Laporan Keuangan dengan SPT Masa PPN ... 41
BAB IV PEMBAHASAN.................................................................................... 44
4.1 Analisis Masalah ......................................................................................... 44
4.1.1 Penyajian Operating Income dan Penyajian Non Operating Pada
Laporan Keuangan Perusahaan .................................................................. 44
4.1.2 Rekapitulasi Laporan SPT Masa PPN .................................................. 48
4.1.3 Pelaksanaan Ekualisasi Laporan Keuangan dengan SPT Masa PPN ... 49
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 54
5.1 Kesimpulan .................................................................................................. 54
5.2 Saran ............................................................................................................ 55
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 56
LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................................. 57

vii
DAFTAR LAMPIRAN

1. Laba Rugi tahun 2016 PT VNP ........................................................................ 62

2. Rekapitulasi Laporan SPT Masa PPN PT VNP tahun 2016 ............................ 63

3. Bukti Penerimaan Surat KB atau LB PPN Bulan Januari 2016 ....................... 64

4. Bukti Penerimaan Surat KB atau LB PPN Bulan Februari 2016 ..................... 65

5. Bukti Penerimaan Surat KB atau LB PPN Bulan Maret 2016 ......................... 66

6. Bukti Penerimaan Surat KB atau LB PPN Bulan April 2016 ......................... 67

7. Bukti Penerimaan Surat KB atau LB PPN Bulan Mei 2016 ............................ 68

8. Bukti Penerimaan Surat KB atau LB PPN Bulan Juni 2016 ............................ 69

9. Bukti Penerimaan Surat KB atau LB PPN Bulan Juli 2016 ............................. 70

10. Bukti Penerimaan Surat KB atau LB PPN Bulan Agustus 2016 ..................... 71

11. Bukti Penerimaan Surat KB atau LB PPN Bulan September 2016 ................. 72

12. Bukti Penerimaan Surat KB atau LB PPN Bulan Oktober 2016 ..................... 73

13. Bukti Penerimaan Surat KB atau LB PPN Bulan November 2016 .................. 74

14. Bukti Penerimaan Surat KB atau LB PPN Bulan Desember 2016 .................. 75

viii
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Laba Rugi PT VNP ..................................................................... 61

Tabel 3.2 Rekapan Pendapatan dan Omzet PT VNP .................................. 62

Tabel 3.3 Buku Besar Pendapatan Bunga ................................................... 63

Tabel 3.4 Buku Besar Pendapatan Penjualan Aktiva Tetap ........................ 64

Tabel 3.5 Langganan dan Produk Penjualan ............................................... 65

Tabel 3.6 Rekapitulasi Laporan SPT Masa PPN ........................................ 66

Tabel 3.7 Rekap Invoice Pajak Keluaran Tahun 2016 ................................ 67

Tabel 3.8 Laba Rugi Ekualisasi PT VNP .................................................... 68

Tabel 3.9 Rekapitulasi SPT Masa PPN ....................................................... 69

Tabel 4.1 Laba Rugi PT VNP ..................................................................... 58

Tabel 4.2 Buku Besar Pendapatan Bunga ................................................... 59

Tabel 4.3 Buku Besar Pendapatan dari Penjualan Aktiva Tetap ................ 60

Tabel 4.4 Penerbitan Faktur Pajak atas Penjualan Aktiva Tetap ................ 61

Tabel 4.5 Rekapitulasi Laporan SPT Masa PPN ........................................ 62

Tabel 4.6 Laba Rugi PT VNP ..................................................................... 63

Tabel 4.7 Rekap Invoice Pajak Keluaran .................................................... 64

Tabel 4.8 Rekapitulasi Laporan SPT Masa PPN ........................................ 65

Tabel 4.9 Selisih Pendapatan ...................................................................... 66

Tabel 4.10 Selisih antara Laporan Laba Rugi dengan SPT PPN ................. 66

Tabel 4.11 Rincian Penjualan Aktiva Tetap ................................................ 67

ix
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Gambar Kerangka Ekualisasi ...................................................... 5

Gambar 3.1 Gambar Struktur Organiasi PT VNP........................................... 59

x
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Persaingan merupakan satu hal yang tidak akan terpisahkan di dunia

usaha, untuk mencapai tujuannya yaitu mendapatkan laba sebesar-besarnya

setiap pengusaha memiliki prosesnya masing-masing. Adapun, pajak

merupakan salah satu hal yang tidak bisa terpisahkan bagi perusahaan di dunia

usaha, pada dasarnya semua barang dan jasa yang diperdagangkan merupakan

barang kena pajak dan jasa kena pajak, sehingga dikenakan Pajak Pertambahan

Nilai (PPN), kecuali jenis barang dan jasa yang sebagaimana ditetapkan dalam

pasal 4A Undang-Undang No.8 tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai

Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan Atas Barang mewah sebagaimana telah

beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang No.42 tahun 2009.

Pajak Pertambahan Nilai (PPN) adalah pajak yang dipungut dan

dikenakan atas penyerahan Barang Kena Pajak (BKP) dan Jasa Kena Pajak

(JKP), Pajak ini dipungut melalui Faktur Pajak dengan tarif tunggal sebesar

10% dari Dasar Pengenaan Pajak (DPP), Selisih antara pajak masukan.

Mengacu pada Undang-Undang No.42 tahun 2009, Perusahaan wajib

menyetorkan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sesuai dengan nilai penjualan

barang dan jasa yang diakui, Namun ada juga Perusahaan yang salah atau

menyalahi Undang-Undang dalam mengakui nilai penjualan barang atau jasa

baik secara tidak sengaja (human error) maupun secara sengaja. Bila terjadi

kesalahan atau ketidak sesuaian dalam melapor dan menyetorkan nilai Pajak

1
2

Pertambahan Nilai yang seharusnya, maka Perusahaan mungkin akan

mendapatkan denda dan/atau sanksi. Maka dari itu untuk menghindari

terjadinya kesalahan dalam melapor dan menyetorkan Nilai PPN yang akan

dibayar maka kita bisa melakukan ekualisasi PPN.

Ekualisasi PPN merupakan perbedaan yang terjadi antara omzet pada

Laba Rugi dengan SPT Masa PPN. Perbedaan dalam omzet laba rugi dan SPT

Masa PPN ini harus diketahui penyebabnya, oleh karena itu proses ekualisasi

bukan proses untuk menemukan angka yang sama antara Laporan Keuangan

dengan SPT Masa PPN, melainkan untuk mengetahui apa penyebab perbedaan

omzet perusahaan tersebut berbeda, penyebab tersebut harus dapat dijelaskan

oleh Wajib Pajak.

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk menyajikan laporan

tugas akhir dengan judul “EKUALISASI SURAT PEMBERITAHUAN

PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DENGAN LAPORAN LABA RUGI”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian diatas, dapat diidentifikasi masalahnya sebagai

berikut :

1. Bagaimana penyajian operating income dan non operating income dalam

Laporan Laba Rugi PT VNP tahun 2016 ?

2. Bagaimana Pelaporan SPT Masa PPN bulan Januari sampai dengan

Desember PT VNP tahun 2016 ?

3. Bagaimana pelaksanaan ekualisasi antara Laporan Laba Rugi dengan

Laporan SPT Masa PPN PT VNP tahun 2016 ?


3

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan identifikasi masalah yang telah diuraikan diatas, adapun

tujuan dilakukan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui penyajian operating income dan non operating income

dalam Laporan Laba Rugi PT VNP tahun 2016.

2. Untuk mengetahui Pelaporan SPT Masa PPN bulan Januari sampai dengan

Desember PT VNP tahun 2016.

3. Untuk mengetahui pelaksanaan ekualisasi Laporan Laba Rugi dengan

Laporan SPT Masa PPN PT VNP tahun 2016

1.4 Kerangka Pemikiran

Menurut Keputusan Direktur Jenderal Pajak No. 29/PJ/1995 :

“Replikasi Sistem Informasi Perpajakan, Direktorat Jenderal


Pajak memerintahkan kepada setiap Kantor Pelayanan Pajak
melakukan ekualisasi data PPN”.

Terkait dengan istilah penyerahan dalam PPN terdapat perbedaan

pengertian yakni semua transaksi penjualan bruto merupakan penyerahan

dalam PPN namun tidak semua penyerahan dalam PPN merupakan penjualan

bruto. Misal saja terdapat penjualan aktiva yang termasuk dalam penjualan

lain-lain sehingga tidak masuk dalam penjualan bruto, namun merupakan

penyerahan PPN. PPN memakai istilah penyerahan yang artinya segala bentuk

penyerahan merupakan objek PPN baik penyerahan kepada pihak ketiga

maupun kepada pihak perusahaan sendiri contohnya dalam kegiatan

pemakaian sendiri oleh perusahaan dikenakan PPN. Hal ini tentunya bertolak
4

belakang dengan pengertian penjualan bruto dalam laporan keuangan

perusahaan. Koreksi ekualisasi merupakan perbedaan yang terjadi pada omzet

yang laporan keuangan perusahaan dengan SPT Masa PPN. Perbedaan dalam

omzet laporan keuangan dan SPT Masa PPN ini harus diketahui penyebabnya,

oleh karena itu proses ekualisasi bukan proses untuk menemukan angka yang

sama antara laporan keuangan dengan SPT Masa PPN tersebut, melainkan

untuk mengetahui apa penyebab perbedaan omzet perusahaan tersebut

dilaporkan berbeda, penyebab tersebut harus dapat dijelaskan oleh Wajib Pajak

yang melaporkan SPT tersebut. Omzet atau peredaran usaha merupakan hal

yang menjadi pokok pembahasan dalam proses ekualisasi. Omzet merupakan

total penjualan yang didapat dari hasil produksi maupun hasil usaha yang

dijalankan oleh perusahaan tersebut. Penghasilan dari penjualan diakui saat

dimana terjadi perpindahan hak milik atau penyerahan kepada pihak pembeli

lalu dibuat faktur penjualan. Jadi meskipun omzet yang tercantum di laporan

keuangan perusahaan dan SPT Masa PPN berbeda, jika Wajib Pajak mampu

memberikan penjelasan, maka tidak ada masalah.

Maka dari hal-hal di atas kita dapat melihat semua hal yang dijelaskan

saling berkaitan, dimana di Indonesia setiap melakukan Transaksi jual – beli

dikenakan pajak yang disebut Pajak Pertambahan Nilai (PPN). Untuk

melakukan pembayaran PPN perusahaan wajib melakukan pencatatan atas

penjualan ataupun pembelian untuk mengetahui jumlah PPN yg harus

dibayarkan. Untuk memastikan jumlah PPN yg dilaporkan sesuai kita dapat

melihat dari SPT PPN dan jumlah penjualan – pembelian yg tercantum di


5

laporan keuangan Perusahaan. Apabila tidak sesuai, kita dapat melakukan

ekualisasi PPN agar jumlah yg akan dilaporkan sesuai sehingga tidak

menimbulkan denda.

Gambar 1.1 Kerangka Ekualisasi

SPT Masa PPN Buku Besar

Akumulasi tahun 2016 Laporan Laba Rugi

Ekualisasi

Rekonsiliasi

Sumber : DJP No. 29/PJ/1995

1.5 Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan penulis yaitu dengan

metode observasi, wawancara, dan studi kepustakaan.

1.5.1 Metode Observasi

Metode observasi yaitu metode yang digunakan untuk mendapatkan

hasil yang nyata dengan cara meneliti secara langsung ke dalam Perusahaan,

dan melakukan pengamatan terhadap permasalahan yang ada dalam

Perusahaan (objek yang diteliti) tersebut.


6

1.5.2 Metode Wawancara

Metode pengumpulan data dengan cara wawancara ini merupakan

suatu teknik yang dilakukan dengan cara tanya jawab dengan narasumber

(akuntan klien) untuk memperoleh data.

1.5.3 Studi Kepustakaan

Penulis melakukan pengumpulan informasi melalui buku-buku, yakni

dengan cara membaca dan mencatat dari berbagai referensi.

1.6 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di PT VNP yang berdomisili di Jl. Bendungan Hilir

No.122, RT.13/RW.6, Bend. Hilir, Tanah abang, Kota Jakarta Pusat, Daerah

Khusus Ibukota Jakarta 10210 Indonesia. Waktu penelitian dilaksanakan pada

saat program magang di KJA Ashadi & Rekan dimulai tanggal 05 April 2018

dan berakhir tanggal 30 Mei 2016.


BAB II

LANDASAN TEORI
2.1. Laporan Keuangan

2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan

Menurut Kasmir “Laporan Keuangan adalah laporan yang

menunjukan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu

periode tertentu.” (2010: 7)

Menurut Munawir :

“Laporan Keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses


akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat komunikasi
antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan
dengan pihak yang berkepentingan dengan data atau
aktivitas dari perusahaan tersebut.” (2004: 2)

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa Laporan

Keuangan adalah informasi yang berasal dari sebuah proses akuntansi

yang isinya menggambarkan kondisi keuangan suatu perusahaan dalam

suatu periode tertentu.

2.1.2 Komponen Laporan Keuangan

Komponen laporan keuangan yaitu, neraca, laporan laba rugi, laporan

perubahan ekuitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan.

Dalam laporan keuangan harus dicantumkan nama perusahan, cakupan

laporan keuangan, tanggal atau periode yang dicakup oleh laporan keuangan,

mata uang pelaporan, satuan angka yang digunakan dalam penyajian laporan

keuangan.

Laporan Laba Rugi (Income Statement atau Profit and Loss Statement)

7
8

1. Laporan Laba Rugi laporan mengenai pendapatan, beban, dan laba atau

rugi suatu perusahaan dalam suatu periode tertentu.

2. Laporan Perubahan Modal (Capital Statement)

3. Laporan Perubahan Modal adalah laporan yang menyajikan perubahan

modal karena penambahan dan pengurangan dari laba/rugi dan transaksi

pemilik.

4. Neraca (balance sheet atau statement of financial position)

5. Neraca adalah laporan yang menggambarkan posisi keuangan dari suatu

perusahaan yang meliputi aktiva, kewajiban dan ekuitas pada suatu saat

tertentu.

6. Laporan Arus Kas (Cash Flow Statement)

7. Laporan Arus Kas adalah laporan yang menggambarkan penerimaan dan

pengeluaran kas selama satu periode tertentu.

Penyajian laporan keuangan mensyaratkan pertimbangan dan estimasi

pada setiap transaksi. Penjelasan mengenai penggunaan kebijakan akuntansi

dan dasar estimasi yang digunakan dalam laporan keuangan disyaratkan

dalam pembuatan laporan keuangan.

2.1.3 Laporan Laba Rugi Komprehensif

Berdasarkan PSAK No. 1 paragraf 80 tentang penyajian laporan

laba rugi komprehensif, menyatakan bahwa:

1. pendapatan;

2. biaya keuangan;
9

3. bagian laba rugi dari entitas asosiasi dan joint ven-tures yang dicatat

dengan menggunakan metode ekuitas;

4. beban pajak;

5. suatu jumlah tunggal yang mencakup total dari;

6. laba rugi setelah pajak dari operasi yang dihentikan; dan

7. keuntungan atau kerugian setelah pajak yang diakui dengan pengukuran

nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual atau dari pelepasan aset atau

kelompok yang dilepaskan dalam rangka operasi yang dihentikan;

8. laba rugi;

9. setiap komponen dari pendapatan komprehensif lain yang

diklasifikasikan sesuai dengan sifat (selain jumlah dalam huruf (h));

10. bagian pendapatan komprehensif lain dari entitas asosiasi dan joint

ventures yang dicatat dengan menggunakan metode ekuitas; dan

11. total laba rugi komprehensif.

2.1.4 Pendapatan Operating

Pendapatan Operating meliputi :

1. Pendapatan bunga debitur

Pendapatan bunga dari aktiva produktif non-perfoming, tidak diakui

sebagai pendapatan periode berjalan sejak aktiva tersebut dinyatakan non-

performing. Dengan demikian, bank tidak perlu melakukan penyesesuaian

terhadap pendapatan bunga yang telah diakui sebelum aktiva produktif

tersebut dinyatakan non-performing. Bunga dari aktiva non-performing


10

yang tidak diakui sebagai pendapatan akan dicatat dalam rekening

administrative karena merupakan peristiwa kontijensi.

2. Pendapatan komisi dan provisi

Komisi merupakan pendapatan bank yang sedang digiatkan

belakangan. Komisi ini merupakan beban yang diperhitungkan kepada

para nasabah bank yang mempergunakan jasa bank. Komisi juga lazimnya

dibukukan langsung sebagai pendapatan pada saat bank menjual jasa

kepada para nasabahnya.

Provisi kredit merupakan sumber pendapatan bank yang akan

diterima dan diakui sebagai pendapatan pada saat kredit disetujui oleh

bank. Biasanya provisi kredit langsung dibayarkan oleh nasabah yang

bersangkutan.

Komisi dan provisi yang tidak berkaitan langsung dengan kegiatan

perkreditan namun terkait dengan jangka waktu diperlukan sebagai

pendapatan atau beban yang ditangguhkan dan diamortisasi secara

sistimatis selang jangka waktunya. Pendapatan atau beban komisi dan

provisi tersebut disajikan sebagai bagian dari pendapatan dan beban

operasional lainnya dalam tubuh laporan laba-rugi.

3. Pendapatan atas transaksi valuta asing

Pendapatan yang timbul dari transaksi valuta asing lazimnya berasal

dari kurs. Selisih kurs ini akan dimasukkan kedalam pos pendapatan dalam

laporan laba rugi. Laba atau rugi yang timbul dari transaksi valuta asing
11

harus diakui sebagai pendapatan atau beban dalam perhitungan laba-rugi

periode berjalan.

Terhadap aktiva dan kewajiban yang dimiliki suatu bank dalam

valuta asing harus dijabarkan dalam Valuta Rupiah. Penjabaran aktiva dan

kewajiban dalam mata uang asing ke dalam valuta rupiah harus diakui

sebagai pendapatan atau beban dalam perhitungan laba-rugi periode

berjalan. Penjabaran seluruh aktiva dan kewajiban dalam Valuta Rupiah

harus mempergunakan kurs tengah Bank Indonesia.Pendapatan

Operasional lain, misalnya: deviden, penjualan surat berharga.

2.1.5 Pendapatan Non Operating

Pendapatan non operating meliputi:

1. Pendapatan dari penjualan aktiva tetap

2. Pendapatan dari penyewaan fasilitas gedung yang dimiliki oleh bank.

2.2 Konsep Dasar Perpajakan

2.2.1 Definisi Pajak

Definisi Pajak menurut Undang-undang Nomor 6 tahun 1983

sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 28 tahun

2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (selanjutnya ditulis

dengan singkatan Undang-Undang KUP) adalah kontribusi wajib kepada

Negara yang terutang oleh pribadi atau badan yang sifatnya memaksa

berdasarkan Undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara

langsung dan digunakan untuk keperluan Negara bagi sebesar-besarnya

kemakmuran rakyat.
12

Sedangkan Pengertian tentang pajak yang dikemukakan oleh para ahli

diantaranya adalah dalam buku Pengantar Ilmu Hukum Pajak menurut P.J.A.

Adriani yang disampaikan oleh R. Santoso Brotodiharjo :

“Pajak adalah iuran kepada negara (yang dipaksakan) yang


terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-
peraturan, dengan tidak mendapat prestasi kembali, yang
langsung dapat ditunjuk, dan yang gunanya adalah untuk
membiayai pengeluaran pengeluaran umum berhubungan
dengan tugas negara yang menyelenggarakan pemerintahan.”
(2003:2)

Menurut Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 Tentang Ketentuan

Umum dan Tata Cara Perpajakan, sebagaimana telah diubah terakhir dengan

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007, yaitu:

“Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang


Oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa
berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan
imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara
bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.”

2.2.2 Fungsi Pajak

Sebagaimana telah diketahui bahwa ciri-ciri yang melekat pada

pengertian pajak dari berbagai definisi, Menurut Siti Resmi dalam buku

“Perpajakan Teori dan Kasus” (2009:2), terdapat dua fungsi pajak yaitu

fungsi keuangan negara (budgetair) dan fungsi mengatur (regulared):

1. Pajak berfungsi sebagai sumber keuangan negara (budgetair)

Pajak mempunyai fungsi budgetair, artinya pajak merupakan salah satu

sumber penerimaan pemerintah untuk membiayai pengeluaran-

pengeluaran baik rutin maupun pembangunan.

2. Pajak mempunyai fungsi mengatur (regulared)


13

Pajak mempunyai fungsi mengatur, artinya pajak sebagai alat untuk

mengatur atau melaksanakan kebijakan pemerintah dalam bidang sosial

dan ekonomi, serta mencapai tujuan-tujuan di luar bidang keuangan.

2.2.3 Sistem Pemungutan Pajak

Sistem pemungutan pajak menurut Wirawan B. Ilyas dalam buku

“Hukum Pajak” (2004:8) dibagi menjadi beberapa bagian, diantaranya:

1. Official Assessment System

Sistem ini merupakan sistem pemungutan pajak yang memberi

kewenangan kepada pemerintah (fiskus) untuk menentukan sendiri

jumlah pajak yang terutang oleh Wajib Pajak setiap tahunnya sesuai

dengan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku.

Ciri-ciri Official Assessment System:

a. Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada pada

fiskus.

b. Wajib Pajak bersifat pasif.

c. Utang pajak timbul setelah dikeluarkan surat ketetapan pajak oleh

fiskus.

2. Self Assessment System

Sistem ini merupakan sistem pemungutan pajak yang memberi

wewenang, kepercayaan, tanggung jawab kepada Wajib Pajak untuk

menghitung, membayar, dan melaporkan sendiri besarnya pajak yang

harus dibayar.

Ciri-ciri Self Assessment System:


14

a. Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada pada Wajib

Pajak itu sendiri.

b. Wajib Pajak aktif mulai dari menghitung, menyetor dan melaporkan

sendiri pajak yang terutang.

c. Fiskus tidak iku campur dan hanya mengawasi.

3. With Holding System

Sistem ini merupakan pemungutan pajak yang memberi wewenang

kepada pihak ketiga (bukan fiskus dan bukan wajib pajak yang

bersangkutan untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh wajib

pajak.

Ciri-ciri With Holding System yaitu wewenang menentukan besarnya

pajak yang terutang ada pada pihak ketiga, pihak selain fiskus dan wajib

pajak.

2.2.4 Asas Pemungutan Pajak

Beberapa ahli yang mengemukakan tentang asas pemungutan pajak,

Menurut Wirawan B. Ilyas (2003:14) antara lain:

1. Asas Equality (asas keseimbangan dengan kemampuan atau asas keadilan):

pemungutan pajak yang dilakukan harus sesuai dengan kemampuan dan

penghasilan wajib pajak. Negara tidak boleh bertindak diskriminatif

terhadap wajib pajak.

2. Asas Certainty (asas kepastian hukum): semua pungutan pajak harus

berdasarkan UU, sehingga bagi yang melanggar akan dapat dikenai sanksi

hukum.
15

3. Asas Convenience of Payment (asas pemungutan pajak yang tepat waktu

atau asas kesenangan): pajak harus dipungut pada saat yang tepat bagi wajib

pajak (saat yang paling baik), misalnya disaat wajib pajak baru menerima

penghasilannya atau disaat wajib pajak menerima hadiah.

4. Asas Effeciency (asas efesien atau asas ekonomis): biaya pemungutan pajak

diusahakan sehemat mungkin, jangan sampai terjadi biaya pemungutan

pajak lebih dari hasil pemungutan pajak.

2.2.5 Tata Cara Pemungutan pajak

Menurut para ahli perpajakan pemungutan pajak dapat dilakukan

dengan tiga cara berikut ini :

1. Stelsel Nyata (riil)

Pengenaan Pajak didasarkan pada objek atau penghasilan yang

sesungguhnya diperoleh wajib pajak. Dengan demikian pajak baru dapat

dipungut setelah akhir tahun pajak yaitu setelah diketahui penghasilan

yang sesungguhnya.

2. Stelsel Anggapan (fictieve stelsel)

Pengenaan pajak didasarkan pada suatu anggapan yang diatur Undang-

Undang. Misalnya anggapan bahwa penghasilan tahun sekarang sama

dengan penghasilan tahun lalu, sehingga pada awal tahun sudah dapat

diketahui besarnya pajak terutang.


16

3. Stelsel Campuran

Kombinasi antara stelsel nyata dan stelsel anggapan. Pengenaan pajak

dilakukan pada awal tahun berdasarkan anggapan dan pada akhir tahun

dilakukan koreksi.

2.3 Konsep Pajak Pertambahan Nilai (PPN)

2.3.1 Definisi Pajak Pertambahan Nilai (PPN)

Pajak Pertambahan Nilai merupakan salah satu penerimaan terbesar

bagi negara karena merupakan salah satu pajak langsung yang dipungut oleh

pemerintah pusat atau merupakan pajak negara.

Pengertian Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menurut Supramono.

menjelaskan bahwa “Pajak Pertambahan Nilai merupakan pajak yang

dikenakan atas konsumsi didalam negeri (daerah pabean), baik

konsumsi Barang Kena Pajak (BKP) atau Jasa Kena Pajak (JKP).”

(2005:88)

Berdasarkan definisi-definisi tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa

Pajak Pertambahan Nilai (PPN) adalah pajak yang dikenakan atas konsumsi

di dalam negeri (daerah pabean) baik konsumsi terhadap Barang Kena Pajak

(BKP) maupun Jasa Kena Pajak (JKP).

2.3.2 Subjek Pajak Pertambahan Nilai

Menurut Siti resmi (2004:443), subjek pajak pertambahan nilai antara lain:

1. Pengusaha adalah orang pribadi atau badan dimana dalam kegiatan usaha

atau kegiatannya menghasilkan barang, mengimpor barang, mengekspor

barang, melakukan usaha perdagangan, memanfaatkan barang tidak


17

berwujud dari luar daerah pabean, melakukan usaha jasa atau

memanfaatkan jasa dari luar daerah pabean.

2. Pengusaha Kena Pajak, sering disebut PKP adalah Pengusaha yang

melakukan penyerahan Barang Kena Pajak dan atau penyerahan Jasa Kena

Pajak yang dikenakan berdasarkan Undang-Undang Pajak Pertambahan

Nilai (UU PPN) 1984 dan perubahannya, termasuk Pengusaha Kecil yang

batasannya ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan, kecuali

Pengusaha Kecil yang memilih untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha

Kena Pajak. Termasuk pengertian pengusaha kena pajak adalah pengusaha

yang sejak semula bermaksud melakukan penyerahan barang kena pajak

dan atau jasa kena pajak dan pengusaha yang melakukan ekspor barang

kena pajak. Pengusaha kena pajak terdiri dari :

a. Pabrikan atau produsen.

b. Importir dan indentor.

c. Pengusaha yang mempunyai hubungan istimewa dengan pabrikan

atau importir.

d. Agen pertama dan penyalur utama pabrikan atau importir.

e. Pemegang hak paten atau merek dagang barang kena pajak.

f. Pedagang besar.

g. Pengusaha yang melakukan penyerahan jasa kena pajak.

h. Pedagang eceran.

Subjek PPN dengan demikian dapat dikelompokan menjadi

pengusaha kena pajak, pengusaha kecil yang minta dikukuhkan sebagai


18

pengusaha kena pajak, orang pribadi atau badan yang memanfaatkan

barang kena pajak tidak berwujud dari daerah luar pabean, maupun

memanfaatkan jasa kena pajak dari daerah luar pabean, eksportir.

Pengusaha yang melakukan penyerahan barang kena pajak dan atau jasa

kena pajak di dalam daerah pabean dan atau melakukan ekspor barang

kena pajak diwajibkan untuk :

a. Melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai pengusaha kena

pajak;

b. Memungut pajak yang terutang;

c. Membuat faktur pajak atas setiap penyerahan kena pajak;

d. Menyetor pajak pertambahan nilai yang masih harus dibayar dalam

hal pajak keluaran lebih besar dari pajak masukan yang dapat

dikreditkan;

e. Menyetorkan pejak penjualan atas barang mewah yang terutang;

f. Melaporkan penghitungan pajak atau menyampaikan surat

pemberitahuan masa pajak pertambahan nilai.

3. Pengusaha kecil dalam PPN adalah pengusaha yang selama satu tahun

buku melakukan penyerahan Barang Kena Pajak dengan jumlah peredaran

bruto dan/atau penerimaan bruto tidak lebih dari Rp 4.800.000.000 (empat

milyar delapan ratus juta rupiah).


19

2.3.3 Objek Pajak Pertambahan Nilai

Menurut Siti Resmi (2004:447), Pasal 4 Undang-Undang Pajak

Pertambahan Nilai menyebutkan bahwa pajak pertambahan nilai dikenakan

atas:

1. Penyerahan barang kena pajak di dalam daerah pabean yang dilakukan oleh

pengusaha kena pajak. Penyerahan barang kena pajak harus memenuhi

syarat-syarat sebagai berikut :

a. Barang berwujud yang diserahkan merupakan barang kena pajak;

b. Barang tidak berwujud yang diserahkan merupakan barang kena pajak

yang tidak berwujud;

c. Penyerahan yang dilakukan didalam daerah pabean;

d. Penyerahan dilakukan dalam rangka kegiatan usaha atau

pekerjaannya.Termasuk dalam pengertian penyerahan barang kena

pajak adalah:

e. Penyerahan hak atas barang kena pajak karena suatu perjanjian

f. Pengalihan barang kena pajak oleh karena suatu perjanjian sewa beli dan

perjanjian leasing;

g. Penyerahan kena pajak kepada pedagang perantara melalui juru lelang

h. Pemakaian sendiri dan atau pemberian Cuma-Cuma atas barang kena

pajak;

2. Penyerahan jasa Kena Pajak yang dilakukan di dalam Daerah Pabean yang

dilakukan oleh pengusaha dengan syarat:

a. Jasa yang diserahkan merupakan Jasa Kena Pajak.


20

b. Penyerahan Dilakukan di Daerah Pabean.

c. Penyerahan dilakukan dalam kegiatan Usaha atau pekerjaan pengusaha

yang bersangkutan.

2.3.4 Barang tidak Kena Pajak (Non BKP) & Jasa tidak Kena Pajak (Non JKP)

2.3.4.1Barang tidak Kena Pajak (Non BKP)

1. Barang hasil pertambangan atau hasil pengeboran yang diambil

langsung dari sumbernya, meliputi:

a. Minyak mentah (crude oil).

b. Gas bumi tidak termasuk gas bumi seperti elpiji yang siap

dikonsumsi langsung oleh masyarakat.

c. Panas bumi.

d. Asbes, batu tulis, batu setengah permata, batu kapur, batu apung,

batu permata, bentonit, dolomit, felspar (feldspar), garam batu

(halite), grafit, granit/andesit, gips, kalsit, kaolin, leusit, magnesit,

mika, marmer, nitrat, opsidien, oker, pasir dan kerikil, pasir kuarsa,

perlit, fosfat(phospat), talk, tanah serap (fullers earth),tanah

diatome, tanah liat, tawas (alum),tras, yarosif, zeolit, basal, dan

trakkit.

e. Batu bara sebelum diproses menjadi briket batu bara dan.

f. Bijih besi, bijih timah, bijih emas, bijih tembaga, bijih nikel, bijih

perak, serta bijih bauksit.

2. Barang-barang kebutuhan pokok yang sangat dibutuhkan oleh

masyarakat, meliputi:
21

a. Beras

b. Gabah

c. Jagung

d. Sagu

e. Kedelai

f. Garam, baik yang beryodium maupun yang tidak beryodium

g. Daging, yaitu daging segar yang tanpa diolah, tetapi telah melalui

proses disembelih, dikuliti, dipotong, didinginkan,dibekukan,

dikemas atau tidak dikemas,digarami, dikapur, diasamkan,

diawetkan dengan cara lain, dan/atau direbus

h. Telur, yaitu telur yang tidak diolah,termasuk telur yang

dibersihkan,diasinkan, atau dikemas

i. Susu, yaitu susu perah baik yang telah melalui proses didinginkan

maupun dipanaskan, tidak mengandung tambahan gula atau bahan

lainnya, dan/atau dikemas atau tidak dikemas

j. Buah-buahan, yaitu buah-buahan segar yang dipetik, baik yang

telah melalui proses dicuci, disortasi, dikupas,dipotong, diiris, di-

grading, dan/atau dikemas atau tidak dikemas

k. Sayur-sayuran, yaitu sayuran segar yang dipetik, dicuci, ditiriskan,

dan/atau disimpan pada suhu rendah, termasuk sayuran segar yang

dicacah

3. Makanan dan minuman yang disajikan di hotel,restoran, rumah

makan, warung, dan sejenisnya,meliputi makanan dan minuman baik


22

yang dikonsumsi di tempat maupun tidak,

termasuk makanan dan minuman yang diserahkan oleh usaha jasa

boga atau katering.

4. Uang, emas batangan, dan surat berharga

2.3.4.2 Jasa tidak Kena Pajak (Non JKP)

1. Jasa pelayanan kesehatan medis, meliputi:

a. Jasa dokter umum, dokter spesialis, dan dokter gigi.

b. Jasa dokter hewan.

c. Jasa ahli kesehatan, seperti ahli akupunktur, ahli gigi, ahli gizi,

dan ahli fisioterapi.

d. Jasa kebidanan dan dukun bayi.

e. Jasa paramedis dan perawat.

f. Jasa rumah sakit, rumah bersalin, klinik kesehatan, laboratorium

kesehatan, dan sanatorium.

g. Jasa psikolog dan psikiater.

h. Jasa pengobatan alternatif, termasuk yang dilakukan oleh

paranormal.

2. Jasa pelayanan sosial, meliputi:

a. Jasa pelayanan panti asuhan dan panti jompo.

b. Jasa pemadam kebakaran.

c. Jasa pemberian pertolongan pada kecelakaan.

d. Jasa lembaga rehabilitasi.


23

e. Jasa penyediaan rumah duka atau jasa pemakaman,

termasuk krematorium.

f. Jasa di bidang olah raga kecuali yang bersifat komersial.

3. Jasa pengiriman surat dengan perangko meliputi jasa pengiriman surat

dengan menggunakan perangko tempel danmenggunakan cara lain

pengganti perangko tempel.

4. Jasa keuangan, meliputi:

a. Jasa menghimpun dana dari masyarakat berupa giro, deposito

berjangka, sertifikat deposito, tabungan, dan/atau bentuk lain yang

dipersamakan dengan itu.

b. Jasa menempatkan dana, meminjam dana, atau meminjamkan dana

kepada pihak lain dengan menggunakan surat,sarana telekomunikasi

maupun dengan wesel unjuk, cek, atau sarana lainnya.

c. Jasa pembiayaan, termasuk pembiayaan berdasarkan prinsip syariah,

berupa:

a) Sewa guna usaha dengan hak opsi;

b) Anjak piutang;

c) Usaha kartu kredit; dan/atau

d) Pembiayaan konsumen;.

d. Jasa penyaluran pinjaman atas dasar hukum gadai, termasuk gadai

syariah dan fidusia

e. Jasa penjaminan

5. Jasa asuransi
24

6. Jasa keagamaan, meliputi:

a. Jasa pelayanan rumah ibadah.

b. Jasa pemberian khotbah atau dakwah.

c. Jasa penyelenggaraan kegiatan keagamaan

d. Jasa lainnya di bidang keagamaan.

7. Jasa pendidikan, meliputi:

a. Jasa penyelenggaraan pendidikan sekolah, seperti jasa

penyelenggaraan pendidikan umum, pendidikan kejuruan,

pendidikan luar biasa, pendidikan kedinasan, pendidikan

keagamaan, pendidikan akademik, dan pendidikan profesional.

b. Jasa penyelenggaraan pendidikan luar sekolah.

8. Jasa kesenian dan hiburan yang telah dikenakan pajak tontonan

termasuk jasa di bidang kesenian yang tidak bersifat komersial, seperti

pementasan kesenian tradisional yang diselenggarakan secara cuma-

cuma.

9. Jasa penyiaran yang tidak bersifat iklan

10. Jasa angkutan umum di darat dan di air serta jasa angkutan udara dalam

negeri yang menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari jasa angkutan

udara luar negeri.

11. Jasa tenaga kerja, meliputi:

a. Jasa tenaga kerja.


25

b. Jasa penyediaan tenaga kerja sepanjang pengusaha penyedia

tenaga kerja tidak bertanggung jawab atas hasil kerja dari tenaga

kerja tersebut.

c. Jasa penyelenggaraan pelatihan bagi tenaga kerja.

12. Jasa perhotelan, meliputi:

a. Jasa persewaan kamar termasuk tambahannya di hotel, rumah

penginapan, motel, losmen, hostel, serta fasilitas yang terkait dengan

kegiatan perhotelan untuk tamu yang menginap.

b. Jasa persewaan ruangan untuk kegiatan acara atau pertemuan di

hotel, rumah penginapan, motel, losmen, dan hostel.

13. Jasa yang disediakan oleh pemerintah dalam rangka menjalankan

pemerintahan secara umum

14. Jasa penyediaan tempat parkir

15. Jasa telepon umum dengan menggunakan uang logam

16. Jasa pengiriman uang dengan wesel pos

17. Jasa boga atau katering

2.3.5 Tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN)

Tarif PPN menurut ketentuan Undang-Undang Dasar No.42 tahun

2009 pasal 7 :

1. Tarif Pajak Pertambahan Nilai adalah 10% (sepuluh persen).

2. Tarif Pajak Pertambahan Nilai sebesar 0% (nol persen) diterapkan atas:

a. Ekspor Barang Kena Pajak Berwujud

b. Ekspor Barang Kena Pajak Tidak Berwujud


26

c. Ekspor Jasa Kena Pajak

3. Tarif Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berubah menjadi

paling rendah 5% (lima persen) dan paling tinggi sebesar 15% (lima belas

persen) sebagaimana diatur oleh Peraturan Pemerintah.

2.3.6 Dasar Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN)

Berdasarkan UU PPN pasal 8A Dasar Pengenaan Pajak (DPP) adalah

dasar yang dipakai untuk menghitung pajak yang terutang, berupa: Jumlah

Harga Jual, Penggantian, Nilai Impor, Nilai Ekspor, atau nilai lain yang

ditetapkan dengan Peraturan Menteri Keuangan.

1. Harga Jual adalah nilai berupa uang, termasuk semua biaya yang diminta

atau seharusnya diminta oleh penjual karena penyerahan Barang Kena

Pajak (BKP), tidak termasuk PPN yang dipungut menurut Undang-

Undang PPN dan potongan harga yang dicantumkan dalam Faktur Pajak.

2. Penggantian adalah nilai berupa uang, termasuk semua biaya yang

diminta atau seharusnya diminta oleh pengusaha karena penyerahan Jasa

Kena Pajak (JKP),ekspor Jasa Kena Pajak, atau ekspor Barang Kena

Pajak Tidak Berwujud, tetapi tidak termasuk PPN yang dipungut

menurut Undang-Undang PPN dan potongan harga yang dicantumkan

dalam Faktur Pajak atau nilai berupa uang yang dibayar atau seharusnya

dibayar oleh penerima jasa karena pemanfaatan Jasa Kena Pajak dan/atau

oleh penerima manfaat Barang Kena Pajak Tidak Berwujud.

3. Nilai Impor adalah nilai berupa uang yang menjadi dasar penghitungan

bea masuk ditambah pungutan lainnya yang dikenakan pajak berdasarkan


27

ketentuan dalam peraturan perundang-undangan Pabean untuk Impor

BKP, tidak termasuk PPN yang dipungut menurut Undang-Undang PPN.

4. Nilai Ekspor adalah nilai berupa uang, termasuk semua biaya yang

diminta atau seharusnya diminta oleh eksportir.

5. Nilai lain adalah nilai berupa uang yang ditetapkan sebagai Dasar

Pengenaan Pajak dengan Keputusan Menteri Keuangan.

Nilai lain yang ditetapkan sebagai Dasar Pengenaan Pajak adalah

sebagai berikut :

1. untuk pemakaian sendiri BKP dan/atau JKP adalah Harga Jual atau

Penggantian setelah dikurangi laba kotor;

2. untuk pemberian cuma-cuma BKP dan/atau JKP adalah Harga Jual atau

Penggantian setelah dikurangi laba kotor;

3. untuk penyerahan media rekaman suara atau gambar adalah perkiraan

harga jual rata-rata;

4. untuk penyerahan film cerita adalah perkiraan hasil rata-rata per judul film;

5. untuk penyerahan produk hasil tembakau adalah sebesar harga jual eceran;

6. untuk Barang Kena Pajak berupa persediaan dan/atau aktiva yang menurut

tujuan semula tidak untuk diperjualbelikan, yang masih tersisa pada saat

pembubaran perusahaan, adalah harga pasar wajar;

7. untuk penyerahan Barang Kena Pajak dari pusat ke cabang atau sebaliknya

dan/atau penyerahan Barang Kena Pajak antar cabang adalah harga pokok

penjualan atau harga perolehan;


28

8. untuk penyerahan Barang Kena Pajak melalui juru lelang adalah harga

lelang;

9. untuk penyerahan jasa pengiriman paket adalah 10 % (sepuluh persen) dari

jumlah yang ditagih atau jumlah yang seharusnya ditagih; atau

10. untuk penyerahan jasa biro perjalanan atau jasa biro pariwisata adalah 10%

(sepuluh persen) dari jumlah tagihan atau jumlah yang seharusnya ditagih.

2.3.7 Pelaporan SPT Masa PPN

Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor

9/PMK.03/2018 Pasal 10 ayat 8 tentang “ Surat Pemberitahuan (SPT) “,

bahwa :

“Pemungut PPN wajib melaporkan PPN atau PPN dan PPnBM


yang telah dipungut, ke Kantor Pelayanan Pajak tempat
pemungut PPN terdaftar paling lama akhir bulan berikutnya
setelah Masa Pajak berakhir.”

2.4 Pengertian Ekualisasi Pajak

Menurut Chairil Anwar Pohan (2013:154) dalam buku manajemen

pajak sebagai berikut:

“Ekualisasi Pajak adalah mencocokan data di surat


pemberitahuan tahunan (SPT) (pencocokannya disajikan
terperinci per transaksi) dengan pos-pos yang terdapat di buku-
buku pengeluaran/pembelian/penjualan yang memiliki
hubungan dalam pembukuan dan atau laporan jenis pajak lain
(baik sebagian maupun keseluruhan).”

Ekualisasi dapat diartikan sebagai suatu proses untuk mengecek

kesesuaian antara satu jenis pajak dengan jenis pajak yang lain yang memiliki

hubungan. Hubungan simaksud adalah bagian laporan dari satu jenis pajak

yang merupakan bagian dari laporan jenis pajak pajak yang lainnya. Proses
29

menyamakan antara pendapatan (invoice) yang dicatat dalam laporan

keuangan laba rugi dengan pendapatan (invoice) yang dilaporkan dalam SPT

tahunan.

Secara terminologi, ekualisasi berasal dari kata ekual atau proses untuk

menyamakan.

Ekualisasi pajak dapat diartikan sebagai suatu proses untuk mengecek

kesesuaian antara satu jenis pajak dengan jenis pajak yang lain yang memiliki

hubungan. Hubungan yang dimaksud ini adalah bagian laporan dari suatu jenis

pajak yang merupakan bagian dari laporan jenis pajak yang lainnya. Proses

tersebut dilakukan dengan menyamakan antara biaya atau pendapatan (objek

pajak) yang dicatat dalam laporan keuangan dengan biaya atau pendapatan

(objek pajak) yang dilaporkan dalam surat pemberitahuan tahunan (SPT) yang

disampaikan ke kantor pajak.

Dilihat dari ketentuan mengenai PPN, Penjualan bruto merupakan

penyerahan PPN namun tidak semua penyerahan dalam PPN merupakan

penjualan bruto. Penjualan aktiva yang termasuk dalam penjualan lain-lain

tidak masuk dalam penjualan bruto, namun merupakan penyerahan PPN.

PPN memakai istilah penyerahan yang artinya segala bentuk

penyerahan merupakan objek PPN, baik penyerahan kepada pihak ketiga

maupun kepada pihak perusahaan sendiri contohnya dalam kegiatan

pemakaian sendiri oleh perusahaan dikenakan PPN. Hal ini tentunya bertolak

belakang dengan pengertian penjualan bruto dalam laporan keuangan

perusahaan.
30

Omzet atau peredaran usaha merupakan hal yang menjadi pokok

pembahasan dalam proses ekualisasi. Omzet merupakan total penjualan yang

didapat dari hasil produksi. Penghasilan dari penjualan diakui saat dimana

terjadi perpindahan hak milik atau penyerahan kepada pihak pembeli lalu

dibuat faktur penjualan. jadi meskipun omzet yang tercantum di laporan

keuangan perusahaan dan SPT Masa PPN berbeda, jika Wajib Pajak mampu

memberikan penjelasan, maka tidak ada masalah.

Koreksi ekualisasi merupakan perbedaan yang terjadi antara omzet

pada Laporan Keuangan dengan SPT Masa PPN. Perbedaan dalam omzet

laporan keuangan dan SPT Masa PPN ini harus diketahui penyebabnya, oleh

karena itu proses ekualisasi bukan proses untuk menemukan angka yang sama

antara Laporan Keuangan dengan SPT Masa PPN, melainkan untuk

mengetahui apa penyebab perbedaan omzet perusahaan tersebut berbeda,

penyebab tersebut harus dapat dijelaskan oleh Wajib Pajak.


BAB III

DATA
3.1 Gambaran Umum Perusahaan

3.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan

PT VNP merupakan salah satu bentuk usaha yang bergerak di bidang

perdagangan, yaitu sebagai distributor oli ternama di indonesia. PT VNP berdiri

sejak tahun 2005 yang didirikan oleh beberapa rekanan dengan lokasi di Jl.

Bendungan hilir Raya No. 122 Tanah Abang, Jakarta pusat Indonesia. Ide

berdirinya PT VNP berasal dari keinginan pemilik untuk memiliki peluang

bisnis yang menjanjikan di masa mendatang. Pada tahun 2008, pemilik

berinisiatif untuk mengajukan diri sebagai Pengusaha Kena Pajak karena

meningkatnya jumlah pelanggan perusahaan. Hingga saat ini PT VNP telah

memiliki klien cukup banyak dan termasuk beberapa perusahaan terkemuka di

Indonesia. PT VNP dalam menjalankan usahanya sangat mengutamakan

pelayanan, juga yang terpenting adalah kreatifitas seiring perkembangan

teknologi informasi agar mendapatkan kepercayaan dan kepuasan bahwa apa

yang dihasilkan oleh PT VNP sangat berkualitas berdasarkan era yang sedang

terjadi. Hal ini juga dapat dibuktikan dengan bertambah jumlah klien.

3.1.2 Tujuan Perusahaan

Secara umum setiap perusahaan dalam menunjang setiap aktifitas yang

dilakukan tidaklah terlepas dari tujuan yang telah ditetapkan. Tujuan akan

menjadi tolak ukur keberhasilan suatu perusahaan. Untuk mencapai hal ini

maka PT VNP juga memiliki Visi dan Misi antara lain:

31
32

1. VISI

Untuk menjadi mitra vendor utama yang memberikan nilai terbaik

dengan layanan yang berbeda bagi Pemangku Kepentingan -

Pelanggan,karyawan, dan Pemasok.

2. MISI

a. Untuk bermitra dengan para pemangku kepentingan kami untuk

menyediakan solusi layanan inovatif dan berkelanjutan untuk menjadi

nomor satu di pasar yang kami layani

b. Untuk menjadikan xxx sebagai merek premium pilihan untuk semua

solusi dari berbagai masalah kendaraan anda.

c. Untuk membangun salah satu tempat terbaik bagi semua karyawan

untuk tumbuh dengan menciptakan tempat kerja yang aman dan

ramah tanpa memandang ras, jenis kelamin, atau kebangsaan mereka.

3.1.3 Struktur Organisasi Perusahaan

Dalam sebuah perusahaan, struktur organisasi merupakan struktur yang

menggambarkan hirarki tanggung jawab dan pembagian tugas bagi setiap unit

organisasi. Struktur organisasi memegang peranan penting karena menunjukan

adanya pemisah fungsi koordinasi yang merupakan syarat terciptanya

pengendalian intern yang baik dan untuk mendukung kelancaran pelaksanaan

kegiatan organisasi yang berbentuk garis/lini dimana arus wewenang dan

tanggng jawab mengalir secara garis lurus mulai dari pimpinan sampai

karyawan.
33

Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT VNP

Sumber : PT VNP tahun 2016


3.2 Deskripsi Data

PT VNP memberikan langsung layanan di bidang perdagangan baik kepada

yang sudah dikukuhkan sebagai PKP (Pengusaha Kena Pajak) maupun Non PKP

(Pengusaha Kena Pajak). Aktivitas yang dilakukan oleh PT VNP yaitu

pendistribusian oli ke seluruh outlet di Jakarta.

3.2.1 Kebijakan Akuntasi Perusahaan

1. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan

Laporan keuangan telah disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi

Keuangan yang mencakup Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan

(PSAK) yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan

Ikatan Akuntan Indonesia sebagai panduan penyajian dan pengungkapan

laporan keuangan.
34

Laporan keuangan disusun berdasarkan konsep akrual dengan

menggunakan konsep biaya historis, kecuali untuk beberapa akun tertentu

yang diukur berdasarkan pengukuran sebagaimana diuraikan dalam

kebijakan akuntansi masing-masih akun tersebut.

Laporan arus kas disusun dengan menggunakan metode langsung,

menyajikan penerimaan dan pengeluaran kas yang diklasifikasikan dalam

aktivitas operasi, investasi, dan pendaan.

Mata uang pelaporan yang digunakan dalam penyusunan laporan

keuangan adalah Rupiah, yang merupakan mata uang fungsional

Perusahaan.

2. Piutang

Piutang dinyatakan sebesar nilai bersih setelah dikurangi penyisihan

piutang tak tertagih, jika ada.

3. Pajak Pertambahan Nilai (PPN)

Perusahaan telah menetapkan bahwa untuk Pajak Pertambahan Nilai

diakui sesuai tanggal faktur (invoice).

3.3 Inti Bahasan

3.3.1 Penyajian Operating Income dan Penyajian Non Operating Pada Laporan

Keuangan Perusahaan

1. Laba Rugi PT VNP

Laporan laba rugi (income statement) adalah laporan keuangan yang

melaporkan kinerja keuangan perusahaan dalam periode waktu tertentu.

Laporan laba rugi meringkas jumlah biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan


35

selama beroperasi serta keuntungan yang diperoleh perusahaan selama

menjalankan usaha.

Berikut laba rugi PT VNP per 31 Desember 2016 dalam rupiah :

Tabel 3.1 Laba Rugi PT VNP

Penjualan 80.299.894.987

Beban pokok penjualan (61.850.129.348.)


Laba bruto : 18.449.765.639
Beban penjualan (8.721.969.560)
Beban umum dan administrasi (5.337.598.011)
Penghasilan (beban) lain-lain (545.093.400)

Laba usaha : 3.845.104.668

Penghasilan non operating 576.447.063


Beban keuangan (1.013.067.433)
Laba sebelum pajak : 3.408.484.298
Manfaat (beban) pajak
penghasilan :
Pajak kini (816.779.000)
Pajak tangguhan 67.631.319
Jumlah beban pajak penghasilan : (749.147.681)
Laba netto tahun berjalan : 2.659.336.617

Sumber : PT VNP tahun 2016


Dari data diatas, penjualan netto yang dicatat PT VNP adalah sebesar Rp.

80.299.894.987. Omzet tersebut berasal dari pendapatan per bulan.


36

2. Buku Besar Penjualan Per Bulan

Buku Besar merupakan pengklasifikasian dari kegiatan usaha

perusahaan, baik untuk penerimaan atau pengeluaran selama satu tahun.

Rekapitulasi Penjualan Produk Utama (Operating Income) yang diambil dari

Buku Besar (Ledger) pada PT VNP per 31 Desember 2016 dalam rupiah yaitu:

Tabel 3.2 Rekapan Pendapatan & Omzet di Buku Besar PT VNP

REKAPAN PENJUALAN PER BULAN


OPERATING INCOME
Januari 6.928.816.786
Februari 6.166.755.125
Maret 7.316.425.222
April 8.210.670.983
Mei 8.224.250.840
Juni 7.336.869.262
Juli 4.522.016.178
Agustus 7.152.135.571
September 6.855.631.760
Oktober 6.221.184.639
November 6.202.647.196
Desember 5.162.491.426
Total 80.299.894.987

Sumber : PT VNP tahun 2016

Dari tabel diatas, rekapan Buku Besar PT VNP mencatat pendapatan

nya per bulan dan mengakui Omzet akhir tahun sebesar Rp. 80.299.894.987.

3. Buku Besar Pendapatan Diluar Usaha

Pendapatan Diluar Usaha adalah Pendapatan yang diterima oleh

perusahaan yang tidak ada hubungannya dengan usaha pokok yang dilakukan

perusahaan dalam kegiatannya.


37

a. Pendapatan bunga dan pendapatan dari penjualan akiva. Buku Besar

Pendapatan Bunga yang diperoleh dari jasa giro sehubungan yang

tersisa pada Bank per 31 Desember 2016 dalam Rupiah yaitu:

Tabel 3.3 Buku Besar Pendapatan Bunga

PT. VNP
Daftar Histori GL Non Operating Income
Dari 01 Jan 2016 ke 31 Dec 2016
30 Jan 2016 Penerimaan Bank Interest Income Bunga bank - 47.344
27 Jan 2016 Penerimaan Bank Interest Income BUNGA BANK - 2.656.259
31 Jan 2016 Penerimaan Bank Interest Income BUNGA - 560.798
30 Apr 2016 Penerimaan Bank Interest Income BUNGA - 232.483
27 Apr 2016 Penerimaan Bank Interest Income BUNGA BANK - 1.809.360
29 Feb 2016 Penerimaan Bank Interest Income bunga bank - 2.112.754
31 Mar 2016 Penerimaan Bank Interest Income bunga bank - 32.617
29 Feb 2016 Penerimaan Bank Interest Income BUNGA - 214.410
29 Feb 2016 Penerimaan Bank Interest Income BUNGA BANK - 17.601
31 Mar 2016 Penerimaan Bank Interest Income BUNGA - 226.365
28 Mar 2016 Penerimaan Bank Interest Income bunga bank - 1.466.302
30 Apr 2016 Penerimaan Bank Interest Income Bunga bank - 13.560
31 Mei 2016 Penerimaan Bank Interest Income BUNGA BANK - 33.509
31 Mei 2016 Penerimaan Bank Interest Income CR KOREKSI BUNGA - 21
31 Mei 2016 Penerimaan Bank Interest Income BUNGA - 941.486
30 Jun 2016 Penerimaan Bank Interest Income BUNGA - 440.313
30 Jun 2016 Penerimaan Bank Interest Income bunga bank - 55.971
27 Mei 2016 Penerimaan Bank Interest Income bunga bank - 5.592.079
20 Jun 2016 Penerimaan Bank Interest Income bunga bank - 299.280
31 Agu 2016 Penerimaan Bank Interest Income bunga bank - 27.610
31 Jul 2016 Penerimaan Bank Interest Income BUNGA - 184.718
31 Jul 2016 Penerimaan Bank Interest Income bunga bank - 2.639.665
31 Jul 2016 Penerimaan Bank Interest Income bunga bank - 16.052
31 Agu 2016 Penerimaan Bank Interest Income KOREKSI BUNGA - 9
31 Agu 2016 Penerimaan Bank Interest Income BUNGA BANK - 1.046.907
31 Agu 2016 Penerimaan Bank Interest Income BUNGA - 207.515
30 Sep 2016 Penerimaan Bank Interest Income Bunga bank - 537.619
30 Sep 2016 Penerimaan Bank Interest Income BUNGA BANK - 30.176
30 Sep 2016 Penerimaan Bank Interest Income BUNGA - 159.602
06 Sep 2016 Bukti Jurnal Bank Interest Income BUNGA - 23.519.480
06 Sep 2016 Bukti Jurnal Bank Interest Income BUNGA - 174.065.234
06 Sep 2016 Penerimaan Bank Interest Income BUNGA BANK - 9.566
30 Nop 2016 Penerimaan Bank Interest Income BUNGA - 40.311
31 Okt 2016 Penerimaan Bank Interest Income bunga bank - 209.923
24 Okt 2016 Penerimaan Bank Interest Income BUNGA - 4.000.000
31 Okt 2016 Penerimaan Bank Interest Income BUNGA - 278.961
31 Okt 2016 Penerimaan Bank Interest Income bunga bank - 39.135
30 Nop 2016 Penerimaan Bank Interest Income BUNGA BANK - 13.745
30 Nop 2016 Penerimaan Bank Interest Income BUNGA BANK - 935.693
31 Des 2016 Penerimaan Bank Interest Income BUNGA BANK - 24.555
31 Des 2016 Penerimaan Bank Interest Income BUNGA BANK - 152.473
31 Des 2016 Penerimaan Bank Interest Income BUNGA - 120.809
30 Nop 2016 Bukti Jurnal Bank Interest Income BUNGA PINJAMAN NOV16 - 3.960.000
30 Des 2016 Penerimaan Bank Interest Income bunga pinjaman 11% - 6.875.000
05 Feb 2016 Penerimaan Bank Interest Income BUNGA - 6.260.953
16 Feb 2016 Penerimaan Bank Interest Income BUNGA - 4.338.840

TOTAL NON OPERATING INCOME 246.447.063

Sumber : PT VNP tahun 2016


38

Dari diatas, pendapatan bunga bank dari PT VNP selama satu tahun

yaitu sebesar Rp. 246.447.063. Namun masih ada penghasilan lainnya

yaitu dari penjualan aktiva tetap berikut adalah rincian pendapatan

penjualan aktiva tetap.

b. Pendapatan Penjualan Aktiva Tetap

Buku Besar Pendapatan penjualan aktiva tetap per 31 Desember

2016 merupakan pendapatan aktiva yang berasal dari penjualan mobil

bekas sebesar Rp. 330.000.000..

Tabel 3.4 Buku Besar Pendapatan Penjualan Aktiva Tetap PT VNP

PT. VNP
Daftar Histori GL Non Operating Income
Dari 01 Jan 2016 ke 31 Dec 2016
25 Mei 2016 Bukti Jurnal Sales non Sales Mobil bekas 330.000.000
operating
TOTAL NON-OPERATING INCOME 330.000.000

Sumber : PT VNP tahun 2016

3.3.2 Pelaporan SPT Masa PPN Tahun 2016

1. Daftar Nama Langganan & Produk Penjualan

PT VNP mempunyai banyak langganan dan produk penjualan, berikut

daftar nama langganan dan produk penjualan per 31 Desember 2016 :


39

Tabel 3.5 Langganan & Produk penjualan PT VNP

Nama Pelanggan Nama Produk Oli


TOYOTA MOTOR MANUFACTURING INDONESIA, PT. TFF DGO LT 85 JWS 2272 DRUM 200LT
INTI GANDA PERDANA, PT. MOBIL 1 0W-40, (12X1LT)
ASTRA OTOPARTS TBK, PT. TFF ATF WS JWS 3324, 200LT DRUM
ASTRA DAIHATSU MOTOR. PT MOBILUBE HD 80W-90, (12X1LT)
MERCEDES-BENZ DISTRIBUTION INDONESIA. PT MOBIL SUPER 2000 X2 10W-40, (4X4LT)
MERCINDO AUTORAMA. PT MOBIL 1 5W-50, (12X1LT)
AUTORAMA EUROASIA, PT. TFF MT GEAR OIL LV 75W JWS 2271 DRUM, 200LT
ISTANA KEBON JERUK, PT. MOBIL MULTIPURPOSE ATF, (12X1LT)
HNZ TIRE CENTER MOBIL DELVAC MX 15W-40, (4X5LT)
TEJA PRIMA MOBIL 1 0W-40, (4X4LT)
SRIKANDI DIAMOND MOTORS. PT MOBIL DELVAC MX 15W-40, (12X1LT)
KALIMUSADA MOTOR, PT. MOBILE ATF T-IV 3309,DRUM 200LT
HUSNI MOBIL SUPER 2000 5W-30, (12X1LT)
BUANA SAKTI ANEKA MOTOR MOBIL 1 5W-30, (12X1LT)
TRANS OTO INTERNASIONAL, PT. MOBIL 1 5W-50, (4X4LT)
SYNERGY AUTO SHOP MOBIL DELVAC 1 5W-40,(12X1LT)
CAKRA - FATMAWATI MOBIL DELVAC MX 15W-40,(1X208LT) DRUM
OLIEKU MOBIL SUPER 2000 5W-30, (4X4LT)
HIKMAH MOTOR - BOGOR MOBIL SUPER 1000 10W-30, (12X1LT)
KLASENINDO GLOBAL INFINITI, PT. MOBIL DELVAC 1 5W-40, (4X5LT)
WAHANA AUTO EKAMARGA, PT MOBIL ATF 3309, (12X1QT)
WSP DJAYA MOTOR MOBIL DELVAC SUPER 1300 15W-40, (4X5LT)
SARI SARANA KIMIATAMA, PT. MOBIL 1 5W-30, (4X4LT)
PRABU MANDIRI MOTOR MOBIL SUPER 1000 X2 15W-40, (12X1LT)
SANTOSO, BP. MOBIL 1 SYN GEAR LUBE LS 75W-90, (12X1QT)
TODA MOTOR MOBIL 1 SYNTHETIC ATF, (6X1QT)
HARTONO RAYA MOTOR, PT. MOBIL SPECIAL 20W-50, (4X4LT)
CITRA JAYA BAN MOBIL COOLANT READY MIXED -36, (12X1LT)
MITRAGUNA SEJAHTERA LESTARI, PT. MOBIL CVTF 3320 12X1L
CAKRAWALA AUTOMOTIF RABHASA, PT MOBIL SPECIAL 20W-50, (12X1LT)
GARANSINDO INTERNATIONAL MOTOR, PT. MOBIL BRAKE FLUID DOT 4, (12X0.5LT)
HANS - CENGKARENG TFF DGO LT 85 JWS 2272 DRUM 200LT
MUTIARA BAN MOBIL 1 0W-40, (12X1LT)
RAMA MOTOR - PD. GEDE TFF ATF WS JWS 3324, 200LT DRUM
PRATAMA MOTOR MOBILUBE HD 80W-90, (12X1LT)
AEGON MOBIL SUPER 2000 X2 10W-40, (4X4LT)
MARGA MOTOR MOBIL SUPER 2000 X2 10W-40, (12X1LT)
SYNERGY KENCANA UTAMA, PT. MOBIL 1 5W-50, (12X1LT)
INDOONE LUBEDAY TFF MT GEAR OIL LV 75W JWS 2271 DRUM, 200LT
BUTIK OLI MOBIL MULTIPURPOSE ATF, (12X1LT)
SURYA MAS MOBIL DELVAC MX 15W-40, (4X5LT)
TRIBUANA MOBIL 1 0W-40, (4X4LT)
SINAR MAKMUR - JATINEGARA MOBIL DELVAC MX 15W-40, (12X1LT)
MATAHARI TOKO MOBILE ATF T-IV 3309,DRUM 200LT
HENGKI, BP. MOBIL SUPER 2000 5W-30, (12X1LT)
WIJAYA BERLIAN JAYA MOBIL 1 5W-30, (12X1LT)
CENTRAL - KALIMALANG MOBIL 1 5W-50, (4X4LT)
SAS MOTOR MOBIL DELVAC 1 5W-40,(12X1LT)
TUNAS NIRWANA, PT. MOBIL DELVAC MX 15W-40,(1X208LT) DRUM
ASIH MOTOR MOBIL SUPER 2000 5W-30, (4X4LT)
POWER STATION MOBIL SUPER 1000 10W-30, (12X1LT)
MENTARI BAN MOBIL DELVAC 1 5W-40, (4X5LT)
DELTA MOTOR MOBIL ATF 3309, (12X1QT)

Sumber : PT VNP tahun 2016


40

2. Rekapitulasi Laporan SPT Masa PPN

SPT Masa PPN harus dilapor setiap bulannya, walaupun tidak ada

perubahan neraca, atau nilai Rupiah pada masa pajak terkait nihil (0). Jatuh

tempo pelaporan adalah pada hari terakhir (tanggal 30 atau 31) bulan berikutnya

setelah akhir masa pajak yang bersangkutan.

Berikut Rekapitulasi Laporan SPT masa PPN PT VNP per 31 Desember 2016

(dalam Rupiah) :

Tabel 3.6 Rekapitulasi Laporan SPT masa PPN PT VNP

REKAPITULASI LAPORAN SPT MASA PPN PT VNP TAHUN 2016


BULAN PENJUALAN (DPP) PEMBELIAN Pajak Keluaran PPN Disetor Dimuka Pajak Masukan KB/LB Status Bayar
Januari 6.923.717.280 6.266.338.010 692.371.728 314.113.643 626.633.801 (248.375.716) LB
Februari 5.559.237.600 5.940.631.860 555.923.760 248.375.716 594.063.186 (286.515.142) LB
Maret 5.750.709.950 3.740.715.260 575.070.995 938.497.323 374.071.526 (737.497.854) LB
April 9.739.383.500 5.594.044.550 973.938.350 737.497.854 559.404.455 (322.963.959) LB
Mei 8.539.313.020 2.027.081.860 853.931.302 322.963.959 202.708.186 328.259.157 KB
Juni 7.336.178.390 4.315.592.510 733.617.839 - 431.559.251 302.058.588 KB
Juli 4.521.998.040 4.853.875.770 452.199.804 - 485.387.577 (33.187.773) LB
Agustus 7.544.293.660 3.202.480.980 754.429.366 33.187.773 320.248.098 400.993.495 KB
September 6.852.126.060 5.732.154.520 685.212.606 - 573.215.452 111.997.154 KB
Oktober 6.209.499.930 7.532.251.700 620.949.993 - 753.225.170 (132.275.177) LB
November 6.603.557.290 7.305.012.950 660.355.729 - 730.501.295 (70.145.566) LB
Desember 5.342.473.460 1.173.606.810 534.247.346 - 117.360.681 416.886.665 KB
80.922.488.180 57.683.786.780 8.092.248.818 5.768.378.678

Sumber : PT VNP tahun 2016

Dari data diatas, SPT masa PPN PT VNP, yang sudah dibayarkan dan

dilaporkan. Dan penjualan (Omzet) sebesar Rp 80.922.488.180 berdasarkan

faktur pajak , beserta Kurang bayar atau Lebih bayar yang sudah di bayarkan

maupun di kompensasikan.
41

3. Rekapitulasi Penyerahan (Penjualan) menurut SPT Masa PPN

Tabel 3.7 Rekap Invoice Pajak Keluaran 2016

Bulan DPP Penjualan Pajak Keluaran


Januari 6.923.717.280 692.371.728
Februari 5.559.237.600 555.923.760
Maret 5.750.709.950 575.070.995
April 9.739.383.500 973.938.350
Mei 8.539.313.020 853.931.302
Juni 7.336.178.390 733.617.839
Juli 4.521.998.040 452.199.804
Agustus 7.544.293.660 754.429.366
September 6.852.126.060 685.212.606
Oktober 6.209.499.930 620.949.993
November 6.603.557.290 660.355.729
Desember 5.342.473.460 534.247.346
80.922.488.180 8.092.248.818

Sumber : PT VNP tahun 2016

Dari data atas, pendapatan per bulan dan omzet PT VNP berdasarkan

faktur pajak yang dikeluarkannya, data ini akan menjadi dasar untuk pelaporan

SPT Masa PPN PT VNP.

3.3.3 Pelaksanaan Ekualisasi Laporan Keuangan dengan SPT Masa PPN

1. Laporan Laba Rugi Memisahkan Operating Income dengan Non

Operating Income

Ekualisasi dapat diartikan sebagai suatu proses untuk mengecek

kesesuaian antara satu jenis pajak dengan jenis pajak yang lain yang memiliki

hubungan. Hubungan dimaksud adalah bagian laporan dari suatu jenis pajak

yang merupakan bagian dari laporan jenis pajak pajak yang lainnya. Proses

tersebut dilakukan dengan menyamakan antara pendapatan yang dicatat dalam


42

laporan keuangan dengan pendapatan yang dilaporkan dalam surat

pemberitahuan tahunan (SPT) yang disampaikan ke kantor pajak.

Berikut Laporan Laba Rugi yang memisahkan Operating Income dengan Non

Operating Income per 31 Desember 2016 (dalam rupiah) :

Tabel 3.8 Laba Rugi Ekualisasi PT VNP

Penjualan 80.299.894.987

Beban pokok penjualan (61.850.129.348.)


Laba bruto 18.449.765.639
Beban penjualan (8.721.969.560)
Beban umum dan administrasi (5.337.598.011)
Penghasilan (beban) lain-lain (545.093.400)

Laba usaha 3.845.104.668

Penghasilan non operating 576.447.063


Beban keuangan (1.013.067.433)
Laba sebelum pajak 3.408.484.298

Sumber : PT VNP tahun 2016

Dari data diatas, penjualan netto yang mana PT VNP mencatat

Operating Income adalah sebesar Rp. 80.299.894.987.

2. Pendapatan Non Operating

Pendapatan yang diterima oleh perusahaan yang tidak ada hubungannya

dengan usaha pokok yang dilakukan perusahaan dalam kegiatannya.


43

Pendapatan Non Operating


Penghasilan Bunga 246.447.063 non BKP
Penjualan Aktiva Tetap 330.000.000 BKP
576.447.063
Sumber : PT VNP tahun 2016

3. Rekapitulasi SPT Masa PPN tahun 2016

Tabel 3.9 Rekapitulasi SPT Masa PPN tahun 2016 PT VNP

Sumber : PT VNP tahun 2016

Dari data diatas, SPT masa PPN PT VNP yang sudah dibayarkan dan

dilaporkan.
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Analisis Masalah

4.1.1 Penyajian Operating Income dan Penyajian Non Operating Pada Laporan

Keuangan Perusahaan

Berikut sajikan laporan laba rugi PT VNP per 31 Desember 2016 dalam

rupiah :

Tabel 4.1 Laba Rugi PT VNP

Penjualan 80.299.894.987

Beban pokok penjualan (61.850.129.348.)


Laba bruto 18.449.765.639
Beban penjualan (8.721.969.560)
Beban umum dan administrasi (5.337.598.011)
Penghasilan (beban) lain-lain (545.093.400)

Laba usaha 3.845.104.668

Penghasilan non operating 576.447.063


Beban keuangan (1.013.067.433)
Laba sebelum pajak 3.408.484.298
Sumber : PT VNP tahun 2016

Dari data diatas, Laporan Laba Rugi PT VNP telah sesuai dengan PSAK

No 1 Paragraph 80 yaitu mencakup Pendapatan dan Beban selama periode

tertentu. Pencatatan Pendapatan diatas sebesar Rp 80.299.894.987 per bulan,

selanjutnya PT VNP mencatat ada pendapatan diluar usaha ( non operating

44
45

income ) yaitu dari pendapatan bunga dan penjualan aktiva tetap sebesar Rp

576.447.064. Berikut Buku Besar Pendapatan Bunga PT VNP per 31 Desember

2016 dalam rupiah:

Tabel 4.2 Buku Besar Pendapatan Bunga PT VNP

PT. VNP
Daftar Histori GL Non Operating Income
Dari 01 Jan 2016 ke 31 Dec 2016
30 Jan 2016 Penerimaan Bank Interest Income Bunga bank - 47.344
27 Jan 2016 Penerimaan Bank Interest Income BUNGA BANK - 2.656.259
31 Jan 2016 Penerimaan Bank Interest Income BUNGA - 560.798
30 Apr 2016 Penerimaan Bank Interest Income BUNGA - 232.483
27 Apr 2016 Penerimaan Bank Interest Income BUNGA BANK - 1.809.360
29 Feb 2016 Penerimaan Bank Interest Income bunga bank - 2.112.754
31 Mar 2016 Penerimaan Bank Interest Income bunga bank - 32.617
29 Feb 2016 Penerimaan Bank Interest Income BUNGA - 214.410
29 Feb 2016 Penerimaan Bank Interest Income BUNGA BANK - 17.601
31 Mar 2016 Penerimaan Bank Interest Income BUNGA - 226.365
28 Mar 2016 Penerimaan Bank Interest Income bunga bank - 1.466.302
30 Apr 2016 Penerimaan Bank Interest Income Bunga bank - 13.560
31 Mei 2016 Penerimaan Bank Interest Income BUNGA BANK - 33.509
31 Mei 2016 Penerimaan Bank Interest Income CR KOREKSI BUNGA - 21
31 Mei 2016 Penerimaan Bank Interest Income BUNGA - 941.486
30 Jun 2016 Penerimaan Bank Interest Income BUNGA - 440.313
30 Jun 2016 Penerimaan Bank Interest Income bunga bank - 55.971
27 Mei 2016 Penerimaan Bank Interest Income bunga bank - 5.592.079
20 Jun 2016 Penerimaan Bank Interest Income bunga bank - 299.280
31 Agu 2016 Penerimaan Bank Interest Income bunga bank - 27.610
31 Jul 2016 Penerimaan Bank Interest Income BUNGA - 184.718
31 Jul 2016 Penerimaan Bank Interest Income bunga bank - 2.639.665
31 Jul 2016 Penerimaan Bank Interest Income bunga bank - 16.052
31 Agu 2016 Penerimaan Bank Interest Income KOREKSI BUNGA - 9
31 Agu 2016 Penerimaan Bank Interest Income BUNGA BANK - 1.046.907
31 Agu 2016 Penerimaan Bank Interest Income BUNGA - 207.515
30 Sep 2016 Penerimaan Bank Interest Income Bunga bank - 537.619
30 Sep 2016 Penerimaan Bank Interest Income BUNGA BANK - 30.176
30 Sep 2016 Penerimaan Bank Interest Income BUNGA - 159.602
06 Sep 2016 Bukti Jurnal Bank Interest Income BUNGA - 23.519.480
06 Sep 2016 Bukti Jurnal Bank Interest Income BUNGA - 174.065.234
06 Sep 2016 Penerimaan Bank Interest Income BUNGA BANK - 9.566
30 Nop 2016 Penerimaan Bank Interest Income BUNGA - 40.311
31 Okt 2016 Penerimaan Bank Interest Income bunga bank - 209.923
24 Okt 2016 Penerimaan Bank Interest Income BUNGA - 4.000.000
31 Okt 2016 Penerimaan Bank Interest Income BUNGA - 278.961
31 Okt 2016 Penerimaan Bank Interest Income bunga bank - 39.135
30 Nop 2016 Penerimaan Bank Interest Income BUNGA BANK - 13.745
30 Nop 2016 Penerimaan Bank Interest Income BUNGA BANK - 935.693
31 Des 2016 Penerimaan Bank Interest Income BUNGA BANK - 24.555
31 Des 2016 Penerimaan Bank Interest Income BUNGA BANK - 152.473
31 Des 2016 Penerimaan Bank Interest Income BUNGA - 120.809
30 Nop 2016 Bukti Jurnal Bank Interest Income BUNGA PINJAMAN NOV16 - 3.960.000
30 Des 2016 Penerimaan Bank Interest Income bunga pinjaman 11% - 6.875.000
05 Feb 2016 Penerimaan Bank Interest Income BUNGA - 6.260.953
16 Feb 2016 Penerimaan Bank Interest Income BUNGA - 4.338.840

TOTAL NON OPERATING INCOME 246.447.063

Sumber : PT VNP tahun 2016


46

Dari tabel diatas, pendapatan bunga dari PT VNP selama satu tahun yaitu

sebesar Rp. 246.447.063. Namun masih ada penghasilan lainnya yaitu dari

penjualan aktiva tetap. Berikut adalah rincian pendapatan dari penjualan aktiva

tetap PT VNP per 31 Desember 2016 dalam rupiah :

Tabel 4.3 Buku Besar Pendapatan Penjualan Aktiva Tetap PT VNP

PT. VNP
Daftar Histori GL Non Operating Income
Dari 01 Jan 2016 ke 31 Dec 2016
25 Mei 2016 Bukti Jurnal Sales non Sales Mobil bekas 330.000.000
operating
TOTAL NON-OPERATING INCOME 330.000.000

Sumber : PT VNP tahun 2016

Dari tabel diatas, pendapatan dari penjualan aktiva tetap PT VNP, sebesar

Rp. 330.000.000 yang mana penghasilan tersebut dari penjualan mobil bekas.

Berdasarkan hal tersebut, seharusnya Penjualan aktiva tetap ini PT VNP

menerbitkan faktur pajak keluaran , karena penjualan mobil bekas ini

seharusnya dikenakan PPN sebesar 10% dari DPP. Seperti contoh faktur

dibawah :
47

Tabel 4.4 Penerbitan Faktur atas penjualan aktiva tetap


Lembar ke-1 : Untuk Pembeli BKP/Penerima JKP
sebagai bukti Pajak Masukan

FAKTUR PAJAK

Kode dan Nomor Seri Faktur Pajak : 020,000,12,00000001

Pengusaha Kena Pajak


Nama : PT VNP
Alamat : Jl. Bendungan hilir Raya No. 122 Tanah Abang, Jakarta pusat Indonesia
NPWP : 00,000,000,0-000,000

Pembeli Barang Kena Pajak/ Penerima Jasa Kena Pajak


Nama : CV AKADEMIE
Alamat : Jl. Prof. DR. Satrio, RT.11/RW.4, Kuningan, Karet Kuningan, Kecamatan Setiabudi, Jakarta
NPWP : 00,000,000,0-000,000

Harga Jual/Penggantian/Uang
No.
Nama Barang Kena Pajak/ Jasa Kena Pajak Muka/Termin
Urut

1 Mitsubishi Colt Diesel 125 Ps Hd Canter 330,000,000

Harga Jual/Penggantian/Uang Muka/Termin **) 330,000,000


Dikurangi Potongan Harga -
Dikurangi Uang Muka yang telah diterima -
Dasar Pengenaan Pajak 330,000,000
PPN = 10% x Dasar Pengenaan Pajak 33000000

Pajak Penjualan Atas Barang Mewah

Tarif DPP PPn BM Jakarta , 30 Juni 2016


…….. % Rp. ……………… Rp. ………………
…….. % Rp. ……………… Rp. ………………
…….. % Rp. ……………… Rp. ………………
…….. % Rp. ……………… Rp. ………………
Jumlah Rp. ………………
Nama Vivin
Direktur

*) Diisi apabila penyerahan menggunakan mata uang asing


**) Coret yang tidak perlu

Sumber : PT VNP tahun 2016


48

4.1.2 Rekapitulasi Laporan SPT Masa PPN

Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor

9/PMK.03/2018 Pasal 10 ayat 8 tentang “ Surat Pemberitahuan (SPT) “ PT VNP

telah melaporkan SPT Masa PPn nya.

Berikut Rekapitulasi Laporan SPT masa PPN PT VNP per 31 Desember 2016

dalam Rupiah :

Tabel 4.5 Rekapitulasi Laporan SPT masa PPN PT VNP

REKAPITULASI LAPORAN SPT MASA PPN PT VNP TAHUN 2016


BULAN PENJUALAN (DPP) PEMBELIAN Pajak Keluaran PPN Disetor Dimuka Pajak Masukan KB/LB Status Bayar
Januari 6.923.717.280 6.266.338.010 692.371.728 314.113.643 626.633.801 (248.375.716) LB
Februari 5.559.237.600 5.940.631.860 555.923.760 248.375.716 594.063.186 (286.515.142) LB
Maret 5.750.709.950 3.740.715.260 575.070.995 938.497.323 374.071.526 (737.497.854) LB
April 9.739.383.500 5.594.044.550 973.938.350 737.497.854 559.404.455 (322.963.959) LB
Mei 8.539.313.020 2.027.081.860 853.931.302 322.963.959 202.708.186 328.259.157 KB
Juni 7.336.178.390 4.315.592.510 733.617.839 - 431.559.251 302.058.588 KB
Juli 4.521.998.040 4.853.875.770 452.199.804 - 485.387.577 (33.187.773) LB
Agustus 7.544.293.660 3.202.480.980 754.429.366 33.187.773 320.248.098 400.993.495 KB
September 6.852.126.060 5.732.154.520 685.212.606 - 573.215.452 111.997.154 KB
Oktober 6.209.499.930 7.532.251.700 620.949.993 - 753.225.170 (132.275.177) LB
November 6.603.557.290 7.305.012.950 660.355.729 - 730.501.295 (70.145.566) LB
Desember 5.342.473.460 1.173.606.810 534.247.346 - 117.360.681 416.886.665 KB
80.922.488.180 57.683.786.780 8.092.248.818 5.768.378.678

Sumber : PT VNP tahun 2016

Dari data diatas, SPT masa PPN PT VNP yang sudah dibayarkan dan

dilaporkan. Dalam lampiran ini tercantum penjualan (Omzet) sebesar Rp

80.922.488.180 berdasarkan faktur pajak , beserta Kurang bayar atau Lebih

bayar yang sudah di bayarkan maupun di kompensasikan.


49

4.1.3 Pelaksanaan Ekualisasi Laporan Keuangan dengan SPT Masa PPN

Berikut sajikan Laba Rugi PT VNP per 31 Desember 2016 dalam rupiah :

Tabel 4.6 Laba Rugi PT VNP

Penjualan 80.299.894.987

Beban pokok penjualan (61.850.129.348.)


Laba bruto 18.449.765.639
Beban penjualan (8.721.969.560)
Beban umum dan administrasi (5.337.598.011)
Penghasilan (beban) lain-lain (545.093.400)

Laba usaha 3.845.104.668

Penghasilan non operating 576.447.063


Beban keuangan (1.013.067.433)
Laba sebelum pajak 3.408.484.298

Sumber : PT VNP tahun 2016

Dari data diatas, penjualan netto yang mana PT VNP mencatat Operating

Income adalah sebesar Rp. 80.299.894.987.

1. Pendapatan Non Operating


Pendapatan yang diterima oleh perusahaan yang tidak ada

hubungannya dengan usaha pokok yang dilakukan perusahaan dalam

kegiatannya.
50

Pendapatan Non Operating


Penghasilan Bunga 246.447.063 non BKP
Penjualan Aktiva Tetap 330.000.000 BKP
576.447.063
Sumber : PT VNP tahun 2016

Dari data diatas, dalam pendapatan Non Operating PT VNP, terdapat

BKP yaitu penjualan aktiva tetap Mobil bekas sebesar Rp 330.000.000.

2. Rekapitulasi Penyerahan (Penjualan) menurut SPT Masa PPN

Tabel 4.7 Rekap Invoice Pajak Keluaran 2016

Bulan DPP Penjualan Pajak Keluaran


Januari 6.923.717.280 692.371.728
Februari 5.559.237.600 555.923.760
Maret 5.750.709.950 575.070.995
April 9.739.383.500 973.938.350
Mei 8.539.313.020 853.931.302
Juni 7.336.178.390 733.617.839
Juli 4.521.998.040 452.199.804
Agustus 7.544.293.660 754.429.366
September 6.852.126.060 685.212.606
Oktober 6.209.499.930 620.949.993
November 6.603.557.290 660.355.729
Desember 5.342.473.460 534.247.346
80.922.488.180 8.092.248.818

Sumber : PT VNP tahun 2016

Dari data atas, terdapat pendapatan per bulan dan omzet PT VNP

berdasarkan faktur pajak yang dikeluarkannya adalah sebesar Rp

80.922.488.180 .
51

3. Rekapitulasi SPT Masa PPN tahun 2016

Tabel 4.8 Rekapitulasi Laporan SPT Masa PPN

REKAPITULASI LAPORAN SPT MASA PPN PT VNP TAHUN 2016


BULAN PENJUALAN (DPP) PEMBELIAN Pajak Keluaran PPN Disetor Dimuka Pajak Masukan KB/LB Status Bayar
Januari 6.923.717.280 6.266.338.010 692.371.728 314.113.643 626.633.801 (248.375.716) LB
Februari 5.559.237.600 5.940.631.860 555.923.760 248.375.716 594.063.186 (286.515.142) LB
Maret 5.750.709.950 3.740.715.260 575.070.995 938.497.323 374.071.526 (737.497.854) LB
April 9.739.383.500 5.594.044.550 973.938.350 737.497.854 559.404.455 (322.963.959) LB
Mei 8.539.313.020 2.027.081.860 853.931.302 322.963.959 202.708.186 328.259.157 KB
Juni 7.336.178.390 4.315.592.510 733.617.839 - 431.559.251 302.058.588 KB
Juli 4.521.998.040 4.853.875.770 452.199.804 - 485.387.577 (33.187.773) LB
Agustus 7.544.293.660 3.202.480.980 754.429.366 33.187.773 320.248.098 400.993.495 KB
September 6.852.126.060 5.732.154.520 685.212.606 - 573.215.452 111.997.154 KB
Oktober 6.209.499.930 7.532.251.700 620.949.993 - 753.225.170 (132.275.177) LB
November 6.603.557.290 7.305.012.950 660.355.729 - 730.501.295 (70.145.566) LB
Desember 5.342.473.460 1.173.606.810 534.247.346 - 117.360.681 416.886.665 KB
80.922.488.180 57.683.786.780 8.092.248.818 5.768.378.678

Sumber : PT VNP tahun 2016

Berdasakan tabel di atas, PT VNP melakukan pencatatan rincian

pendapatan yang akan menjadi dasar untuk pelaporan SPT PPN. Pada

laporan laba rugi PT VNP melaporkan pendapatan sebesar Rp.

80.299.894.987, namun saat melakukan penghitungan ekualisasi dari SPT

Masa PPN yang dibayar perbulannya terdapat perbedaan jumlah

pendapatan, dimana di SPT PPN masa perbulannya sebesar Rp.

80.922.488.180 .

Maka dapat dilihat bahwa terdapat selisih pencatatan sebesar Rp

622.593.193 antara laporan laba rugi perusahaan dengan SPT Masa PPN &

Pendapatan non operating income yaitu penjualan aktiva tetap mobil bekas

yang seharusnya masuk ke dalam omzet perusahaan.


52

4. Hasil Ekualisasi

Berdasarkan pelaksanaan ekualisasi Laporan Laba Rugi terhadap

SPT Masa PPN, ternyata adanya selisih. Selisih tersebut diakibatkan

salah pencatatan pengakuan pendapatan dimana pendapatan yang

seharusnya sesuai dengan SPT masa PPN Rp. 80.922.488.180, namun di

laba rugi hanya mencatat Rp. 80.299.894.488

Tabel 4.9 Selisih pendapatan

Laporan laba rugi perusahaan Rp 80.299.894.987


SPT masa PPN Rp 80.922.488.180
Selisih Rp 622.593.193
Sumber : PT VNP tahun 2016

Dari tabel diatas, terdapat selisih sebesar Rp. 622.593.193 antara

laporan laba rugi dan SPT Masa PPN 2016.

Tabel 4.10 Selisih antara Laporan Laba Rugi dengan SPT PPN

Faktur penjualan yang sudah diterbitkan bulan desember


Tanggal No Faktur Nama Pelanggan Jenis Oli Harga
TFF ATF WS JWS 3324, 200LT DRUM
10/12/2016 IND/16/0495 SATRIO MOBIL 175.500.000
TFF DGO LT 85 JWS 2272 DRUM 200LT
15/12/2016 IND/16/0496 SUYANTA AUTO SERVICE 210.850.500
MOBILE ATF T-IV 3309,DRUM 200LT
20/12/2016 IND/16/0497 JAYA BINTANG ABADI SERVICE 236.242.693
Total 622.593.193

Sumber : PT VNP tahun 2016

Dari tabel diatas, terdapat transaksi penjualan yang sudah diterbitkan

faktur namun belum masuk ke dalam omzet perusahaan karena masalah

pengakuannya.
53

Tabel 4.11 Rincian Penjualan Aktiva Tetap

Penjualan Aktiva Tetap


Jenis Type Harga Jual
Mobil Bekas Mitsubishi Colt Diesel 125 Ps Hd Canter Rp 330.000.000

Sumber : PT VNP tahun 2016

Dari tabel diatas bisi dilihat terdapat pendapatan dari penjualan

aktiva tetap yang seharusnya masuk ke dalam omzet sebesar Rp

330.000.000.

Dari data diatas kita bisa melihat penjualan menurut Laporan Laba

Rugi Rp 80.299.894.987 sedangkan menurut SPT Masa PPN Rp

80.922.488.180, terdapat selisih sebesar Rp 622.593.293.

Selisih 622.593.293 adalah penjualan yang sudah diterbitkan faktur

namun diakui oleh perusahaan sebagai pendapatan di tahun 2017, dari

sisi perpajakan bila sudah dikeluarkan faktur maka itu dianggap sebagai

pendapatan, sehingga terdapat lah selisih antara Laporan Laba Rugi

dengan Laporan SPT PPN pada PT VNP.

Ditambah terdapat pendapatan dari Penjualan BKP sebesar

330.000.000 yang seharusnya diterbitkan faktur pajak dan dimasukan ke

dalam omzet di dalam Laporan Laba Rugi & SPT PPN , yang seharusnya

omzet PT VNP akan sebesar Rp 81.252.488.180.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan

Berdasarkan data-data dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab-

bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa ;

1. Berdasarkan Laporan Laba Rugi perusahaan yang tercatat sudah sesuai

dengan PSAK Nomor 1 Paragraph 80 tentang Laporan Laba Rugi

Komprehensif.

2. Berdasarkan Rekapitulasi Pelaporan SPT Masa PPN, PT VNP telah

melaporkan SPT Masa nya dari bulan Januari sampai dengan Desember

2016 dan telah sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Republik

Indonesia Nomor 9/PMK.03/2018 tentang Surat Pemberitahuan (SPT).

3. Berdasarkan hasil ekualisasi terdapat selisih dari Laporan Laba Rugi

dengan SPT PPN sebesar Rp 622.593.193 yang berasal dari kesalahan

pengakuan pendapatan & terdapat pendapatan non operating yaitu dari

pendapatan bunga sebesar Rp 246.447.063 non Barang Kena Pajak (BKP)

dan pendapatan dari penjualan aktiva tetap yang seharusnya masuk ke

dalam omzet perusahaan sebesar Rp 330.000.000 Barang Kena Pajak

(BKP), sehingga jika penjualan aktiva tersebut sudah di masukan ke dalam

omzet di Laba Rugi & SPT PPN omzet PT VNP akan menjadi sebesar Rp

81.252.488.180.

54
55

5.2 Saran

Setelah melakukan analisis terkait ekualisasi PPN dan rekonsiliasi

fiskal, sebaiknya PT VNP :

1. Berdasarkan pencatatan pendapatan, perusahaan seharusnya konsisten

dalam pengakuan pendapatan perusahaan yaitu dengan mengacu pada

PSAK yang berlaku di indonesia, karena pendapatan yang didapatkan

perusahaan dapat berpengaruh pada SPT PPN yang akan dilaporkan

nantinya dan supaya kinerja perusahaan dapat lebih efektif dan efisien

dalam melakukan kegiatan perusahaan agar perkembangan perusahaan

juga dapat meningkat.

2. Berdasarkan pencatatan pendapatan dari penjualan aktiva tetap berupa

mobil bekas, seharusnya perusahaan lebih teliti yaitu dengan membuat

faktur penjualan supaya nilai perolehan nya masuk ke dalam omzet

perusahaan.

3. Sebaiknya perusahaan harus melakukan pembetulan terhadap SPT Masa

PPN nya, terhadap pendapatan atas penjualan aktiva tetap berupa mobil

bekas yang seharusnya masuk ke dalam omzet perusahaan sebesar Rp

330.000.000.

4. Sebaiknya perusahaan juga melakukan ekualisasi pendapatan terhadap

SPT Masa PPN pada akhir tahun supaya apabila terdapat selisih dapat

langsung di ekualisasi sehingga tidak memunculkan denda apabila ada

kesalahan pencatatan pada saat pelaporan PPh Badan, maupun denda

akibat keterlambatan pelaporan.


DAFTAR PUSTAKA

Waluyo, dan Wirawan B Ilyas, 2003, Perpajakan Indonesia, Jakarta: Salemba


Empat

Agoes, dan Trisnawati, 2007. Akuntansi Perpajakan. Jakarta: Salemba Empat


Media

B.Ilyas, Wirawan. Burton, Richard.2009. Hukum Pajak. Jakarta: Salemba Empat

Resmi, Siti. 2009. Perpajakan: Teori dan Kasus. Jakarta: Salemba Empat

Kasmir, P.J.A. 2010. Laporan Keuangan. Jakarta: Salemba Empat Media

Andriani, P.J.A. 2015. Akuntansi pajak. Jakarta: Zaka Media

Anwar Pohan, 2015. Manajemen Perpajakan. Jakarta: Gramedia Utama.

Keputusan Dirjen Pajak No. 29/PJ/1995 tentang Replikasi Sistem Informasi


Perpajakan. Jakarta: Kemenkeu.

Undang-Undang Republik Indonesia No. 42 tentang Pajak Pertambahan Nilai


Barang dan jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah. Jakarta:
Kemenkeu.

56
LAMPIRAN-LAMPIRAN
57

Lampiran 1. Laba Rugi PT VNP tahun 2016

Penjualan 80.299.894.987

Beban pokok penjualan (61.850.129.348.)


Laba bruto : 18.449.765.639
Beban penjualan (8.721.969.560)
Beban umum dan administrasi (5.337.598.011)
Penghasilan (beban) lain-lain (545.093.400)

Laba usaha : 3.845.104.668

Penghasilan non operating 576.447.063


Beban keuangan (1.013.067.433)
Laba sebelum pajak : 3.408.484.298
Manfaat (beban) pajak
penghasilan :
Pajak kini (816.779.000)
Pajak tangguhan 67.631.319
Jumlah beban pajak penghasilan : (749.147.681)
Laba netto tahun berjalan : 2.659.336.617
58

Lampiran 2. Rekapitulasi Laporan SPT Masa PPN PT VNP tahun 2016

REKAPITULASI LAPORAN SPT MASA PPN PT VNP TAHUN 2016


BULAN PENJUALAN (DPP) PEMBELIAN Pajak Keluaran PPN Disetor Dimuka Pajak Masukan KB/LB Status Bayar
Januari 6.923.717.280 6.266.338.010 692.371.728 314.113.643 626.633.801 (248.375.716) LB
Februari 5.559.237.600 5.940.631.860 555.923.760 248.375.716 594.063.186 (286.515.142) LB
Maret 5.750.709.950 3.740.715.260 575.070.995 938.497.323 374.071.526 (737.497.854) LB
April 9.739.383.500 5.594.044.550 973.938.350 737.497.854 559.404.455 (322.963.959) LB
Mei 8.539.313.020 2.027.081.860 853.931.302 322.963.959 202.708.186 328.259.157 KB
Juni 7.336.178.390 4.315.592.510 733.617.839 - 431.559.251 302.058.588 KB
Juli 4.521.998.040 4.853.875.770 452.199.804 - 485.387.577 (33.187.773) LB
Agustus 7.544.293.660 3.202.480.980 754.429.366 33.187.773 320.248.098 400.993.495 KB
September 6.852.126.060 5.732.154.520 685.212.606 - 573.215.452 111.997.154 KB
Oktober 6.209.499.930 7.532.251.700 620.949.993 - 753.225.170 (132.275.177) LB
November 6.603.557.290 7.305.012.950 660.355.729 - 730.501.295 (70.145.566) LB
Desember 5.342.473.460 1.173.606.810 534.247.346 - 117.360.681 416.886.665 KB
80.922.488.180 57.683.786.780 8.092.248.818 5.768.378.678
59

Lampiran 3. Bukti Penerimaan Surat Bulan Januari


60

Lampiran 4. Bukti Penerimaan Surat Bulan Februari


61

Lampiran 5. Bukti Penerimaan Surat Bulan Maret


62

Lampiran 6. Bukti Penerimaan Surat Bulan April


63

Lampiran 7. Bukti Penerimaan Surat Bulan Mei


64

Lampiran 8. Bukti Penerimaan Surat Bulan Juni


65

Lampiran 9. Bukti Penerimaan Surat Bulan Juli


66

Lampiran 10. Bukti Penerimaan Surat Bulan Agustus


67

Lampiran 11. Bukti Penerimaan Surat Bulan September


68

Lampiran 12. Bukti Penerimaan Surat Bulan Oktober


69

Lampiran 13. Bukti Penerimaan Surat Bulan November


70

Lampiran 14. Bukti Penerimaan Surat Bulan Desember

Anda mungkin juga menyukai