PENILAIAN
GAMBARAN UMUM PROSES BISNIS
Penilaian adalah serangkaian kegiatan dalam rangka menentukan nilai tertentu atas objek penilaian pada
saat tertentu, yang dilaksanakan secara objektif dan profesional berdasarkan suatu standar penilaian dalam
rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan. Hasil penilaian
digunakan dalam rangka penetapan Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) dan mendukung proses bisnis yang
relevan untuk mencapai target penerimaan pajak.
Proses Bisnis Penilaian meliputi Penilaian NJOP (Nilai Jual Objek Pajak) dan Penilaian non-NJOP. (tabel di
halaman berikutnya)
GAMBARAN UMUM PROSES BISNIS
PENILAIAN RUANG LINGKUP PEMICU
Penilaian NJOP serangkaian kegiatan untuk menetapkan NJOP per 1 ● Surat Pemberitahuan Objek Pajak (SPOP)
(Nilai Jual Objek Pajak) Januari sebagai dasar perhitungan kewajiban ● Permintaan Bantuan Penilaian dari Proses Bisnis
perpajakan dalam rangka pelaksanaan peraturan Relevan (Relevant Process Business / RBP), antara
perpajakan di bidang PBB lain: Pemeriksaan, Penyidikan, Keberatan dan Non-
Keberatan
● Hasil Keluaran Compliance Risk Management (CRM)
Penilaian non-NJOP serangkaian kegiatan dalam rangka menentukan nilai ● Permintaan Bantuan Penilaian dari Proses Bisnis
tertentu atas objek penilaian pada saat tertentu yang Relevan (Relevant Process Business / RBP), antara
dilaksanakan secara objektif dan profesional lain:
berdasarkan suatu standar penilaian dalam rangka Ekstensifikasi, Pengawasan, Pemeriksaan, Penagihan,
melaksanakan ketentuan peraturan perundang- Penyidikan, Keberatan dan Non-Keberatan
undangan di bidang perpajakan. ● Hasil Keluaran Compliance Risk Management (CRM)
Pembaruan proses bisnis Penilaian dilakukan agar memiliki basis data terintegrasi dan mudah diakses, untuk membuat
proses bisnis Penilaian lebih tertata, efisien, sederhana, terintegrasi, tersistem dan urut berdasarkan risiko, serta dilakukan
berdasarkan dukungan regulasi yang kuat.
GAMBARAN UMUM PROSES BISNIS
Mengapa Proses Bisnis Penilaian perlu dirancang ulang?
Pada kondisi saat ini (as is), kegiatan penilaian mendapat tantangan dalam pelaksanaannya, antara lain:
1. Adanya keterbatasan integrasi dan aksesibilitas data.
Basis data yang dimiliki DJP saat ini belum sepenuhnya terintegrasi, dan Penilai memiliki keterbatasan
dalam mengakses data. Dengan kondisi tersebut, kegiatan analisis tidak dapat dilakukan dengan
optimal.
2. Tidak adanya sistem pendukung penilaian yang memadai.
Pelaksanaan penilaian masih didominasi aktivitas manual, sehingga alur kerja dan kegiatan penilaian
tidak teradministrasikan dengan baik. Hal ini menjadikan proses penilaian kurang efisien;
3. Perlunya penguatan regulasi Penilaian.
Pelaksanaan penilaian (khususnya penilaian Non-NJOP), saat ini masih didasarkan pada peraturan
setingkat Surat Edaran Dirjen yang dapat berpotensi menjadikan dispute dengan stakeholder, utamanya
Wajib Pajak.
PROSES BISNIS PENILAIAN KE DEPAN
Setiap subsubproses
Inisiasi • Perencanaan Penilaian Berkala
Penilaian • Penugasan Kasus Penilaian bisnis nantinya akan
terdapat aktivitas-
aktivitas yang akan
• Persiapan Pelaksanaan Penilaian dijelaskan lebih detil
Pelaksanaan
PENILAIAN • Penilaian Individu (Kantor dan Lapangan)
Penilaian
• Penilaian Massal
di modul ini
Proses Bisnis Penilaian terdiri dari 3 Subproses Bisnis dan total sebanyak 7 Subsubproses Bisnis
PROSES BISNIS PENILAIAN KE DEPAN
Inisiasi penilaian merupakan tahapan awal dalam proses bisnis penilaian yang terdiri dari dua aktivitas utama, yaitu
penyusunan Perencanaan Penilaian Berkala dan Penugasan Kasus Penilaian.
a. Perencanaan Penilaian Berkala dimulai dengan menyusun Kebijakan Penilaian sebagai panduan dan atau arahan
dalam rangka pelaksanaan fungsi Penilaian di DJP. Selanjutnya disusun Daftar Sasaran Prioritas Penilaian (DSPPn) yang
berisi daftar Wajib Pajak yang akan dinilai selama tahun berjalan. Perencanaan Penilaian Berkala terdiri dari aktivitas:
Penyusunan Kebijakan Penilaian dan Penyusunan Daftar Sasaran Prioritas Penilaian (DSPPn)
b. Penugasan Kasus Penilaian dilaksanakan untuk setiap kasus penilaian dengan memperhatikan kesesuaian antara
kompetensi Penilai dengan jenis penilaiannya. Penugasan kasus penilaian terdiri dari aktivitas: Pembuatan Daftar
Penilai yang direkomendasikan, Penunjukan Penilai yang dipilih, Persetujuan Penilai yang dipilih, Pembuatan Surat
Perintah Penilaian, dan Pemberitahuan kepada Penilai yang ditunjuk.
PROSES BISNIS PENILAIAN KE DEPAN
Penyusunan DSPPn…
PROSES BISNIS PENILAIAN KE DEPAN
• Pemicu Penilaian yang berasal dari Hasil analisis Compliance Risk Management (CRM).
Daftar Wajib Pajak yang akan dinilai dari CRM di KPDJP/Kanwil DJP/KPP akan ter-update
dan terinput ke DSPPn sesuai dengan periodisasi CRM
PROSES BISNIS PENILAIAN KE DEPAN
1 2
Penyusunan Daftar Penunjukan
Penilai yang Penilai yang
direkomendasikan dipilih
3 4
Penyusunan Surat
Persetujuan Penilai
Perintah Penilaian
yang dipilih
(SPPn)
5
Pemberitahuan
kepada Penilai yang
ditunjuk
PROSES BISNIS PENILAIAN KE DEPAN
Pelaksanaan Penilaian merupakan tahapan kedua dalam proses bisnis penilaian yang terdiri dari tiga aktivitas utama, yaitu :
Persiapan Pelaksanaan Penilaian, Penilaian Individu (Kantor dan Lapangan), dan Penilaian Massal
PROSES BISNIS PENILAIAN KE DEPAN
5 6 7 8
2. Penentuan Permintaan untuk dilakukan Kegiatan Intelijen dan/atau Permintaan untuk dilakukan Pengamatan
dan/atau Permintaan Data Pihak Ketiga (DPK) dan/atau Permintaan Exchange of Information (EoI),
(hanya dilakukan jika diperlukan)
5 6 7 8
6. Penerbitan SPPT (khusus Penilaian NJOP dalam rangka Penerbitan SPPT di KPP)
untuk penilaian individu NJOP dengan tujuan penerbitan SPPT, jika laporan penilaian telah terbit maka SPPT akan diterbitkan
melalui sistem dan disampaikan ke Wajib Pajak melalui Portal Wajib Pajak. Aktivitas ini hanya terdapat di KPP.
3 4 Setelah Penyusunan konsep Kertas Kerja Penilaian (KKPn) Induk, anggota tim menyusun
Persetujuan Konsep
Penyusunan Konsep konsep Laporan Penilaian Massal.
Kertas Kerja
Surat Pemberitahuan
Penilaian (KKPn)
Induk dan Laporan
Pajak Terutang
(SPPT) 3. Persetujuan Konsep Kertas Kerja Penilaian (KKPn) Induk dan Laporan
Penilaian Massal
Penilaian Massal
5 Persetujuan konsep Kertas Kerja Induk dan Laporan Penilaian Massal dilakukan secara
Persetujuan Konsep
Surat Pemberitahuan
Pajak Terutang (SPPT)
PROSES BISNIS PENILAIAN KE DEPAN
5
Persetujuan Konsep
Surat Pemberitahuan
Pajak Terutang (SPPT)
PROSES BISNIS PENILAIAN KE DEPAN
Dengan implementasi CTAS, Penilaian didesain agar dapat dipantau dan dievaluasi atas proses penilaian yang sedang
berjalan maupun yang telah selesai. Kegiatan ini bertujuan untuk menjaga kualitas penilaian.
Aktivitas utama dalam subproses bisnis Pemantauan dan Evaluasi terdiri dari: Penjaminan Kualitas Penilaian dan
Pemantauan Penilaian.
PROSES BISNIS PENILAIAN KE DEPAN
Baik Reviu maupun Kaji Ulang, dilaksanakan oleh tim yang terdiri dari Ketua dan Anggota di
KPDJP dan/atau Kanwil DJP.
PROSES BISNIS PENILAIAN KE DEPAN