Anda di halaman 1dari 7

Nama : Asmita Aprillya

NIM : 044855362
Mata Kuliah : Sistem Informasi Akuntansi (EKSI4312)
Program Studi : S1 Akuntansi
UPBJJ : Medan

1. Jelaskan perbedaan antara primary activities dan support activities pada sistem value
chain, dan berikan contohnya.
Jawab :

Kegiatan Utama (Primary Activities)

Kegiatan utama dalam value chain adalah seluruh kegiatan bisnis yang mampu
menciptakan nilai ataupun manfaat untuk para pelanggan dalam menyajikan sesuatu yang
mampu menunjukkan keistimewaan perusahaan di dalam pasar. Kegiatan utama ini dinilai
sebagai kegiatan yang penting dalam menjalankan bisnis.

Beberapa kegiatan perusahaan yang termasuk dalam kategori utama adalah sebagai
berikut:

a. Inbound logistics, adalah suatu kegiatan perusahaan yang berkaitan dengan


penyimpanan, penerimaan dan juga menyebarkan produk.

b. Operation, yakni suatu kegiatan yang merubah produk bahan baku menjadi produk akhir.

c. Outbound logistic, adalah suatu kegiatan perusahaan yang berkaitan dengan


menyebarkan produk ataupun jasa kepada pelanggan.

d. Marketing and sales, adalah suatu kegiatan yang berkaitan dengan pemasaran dan juga
penjualan seperti promosi, dll.

e. Service, adalah suatu kegiatan yang berkaitan dengan menyediakan layanan agar bisa
lebih meningkatkan pemeliharaan suatu produk, seperti perawatan, perbaikan, dan juga
pelatihan.

Kegiatan Pendukung (Support Activities)

Kegiatan pendukung dalam value chain adalah suatu kegiatan perusahaan yang
bertujuan dalam memberikan aktivitas guna mencapai kegiatan utama perusahaan.

Dalam hal ini, kegiatan pendukung adalah penunjang dari kegiatan utama, yang mana
tanpa adanya kegiatan ini maka akan membuat kegiatan utama menjadi kurang maksimal atau
tidak bisa berjalan sama sekali.

Beberapa contoh kegiatan yang termasuk dalam kegiatan pendukung adalah sebagai
berikut:
a. Infrastruktur perusahaan (firm infrastructure), adalah suatu kegiatan yang berkaitan
dengan biaya dan juga aset yang berkaitan dengan manajemen umum, keuangan,
akuntansi, keamanan, dan juga keselamatan sistem informasi.
b. Manajemen sumber daya manusia (SDM) (human resources management), adalah suatu
kegiatan pelatihan, pengembangan, dan juga kompensasi untuk seluruh jenis personel
yang di dalamnya termasuk mengembangkan tingkat keahlian pekerja.

c. Pengembangan teknologi (technology development), adalah kegiatan yang berhubungan


dengan perbaikan proses, produk, pengembangan software, perancangan alat, sistem
telekomunikasi, kapabilitas basis data baru, sampai membangun dukungan sistem yang
terkomputerisasi.

d. Pengadaan (procurement), adalah suatu aktivitas yang berkaitan dengan cara


mendapatkan sumber daya, seperti fungsi pembelian yang digunakan di dalam value
chain.

2. Pentingkah integrasi sistem dalam suatu organisasi? Jika penting, mengapa? Jelaskan
menggunakan argumen yang logis.
Jawab :

Ya, integrasi sistem penting dalam suatu organisasi. Banyak organisasi ingin jadi yang
terdepan dalam persaingan. Oleh karena itu, mereka pun berinvestasi untuk membangun sebuah
sistem IT terintegrasi yang mampu bekerja secara sinkron.

Sebab, dengan memiliki sistem terintegrasi, selain akan bisa meningkatkan kemampuan
dalam berkompetisi, juga ada banyak manfaat yang diperoleh organisasi. Sebaliknya, sistem
yang tidak terintegrasi menyebabkan peningkatan biaya dan konsumsi sumber daya.

Secara sederhana, integrasi sistem ini dapat diartikan sebagai proses penyatuan semua
komponen, baik fisik maupun virtual, dari sebuah organisasi. Komponen fisik dapat terdiri dari
berbagai sistem mesin, hardware komputer, jaringan, dan sebagainya. Sedangkan komponen
virtual terdiri dari data yang tersimpan di database, software, dan aplikasi.

Nah, proses mengintegrasikan semua komponen ini, agar bisa berfungsi sebagai sistem
tunggal, adalah tujuan utama dari integrasi sistem.

Integrasi sistem menjadi penting bagi organisasi, karena ia mampu menjawab berbagai
permasalahan umum yang sering terjadi di organisasi. Antara lain: kesalahan akibat human error,
duplikasi data yang mengakibatkan integritas dan validitas data sulit terjaga, dan sebagainya.
Kondisi itu, yang berujung pada adanya peningkatan biaya dan konsumsi sumber daya.

Sebaliknya, dengan integrasi sistem ada banyak manfaat yang diperoleh organisasi.
Antara lain, informasi terpusat dan bisa diakses. Para pemangku jabatan di organisasi dapat
melihat dan mengakses informasi sepanjang waktu. Tentunya, ini akan mempercepat proses
membuat keputusan. Hal ini akan membuat organisasi menjadi lebih kompetitif. Lebih jauh,
organisasi pun bisa segera mengambil langkah-langkah untuk disesuaikan dengan
perkembangan dunia bisnis terkini.
Jika organisasi sudah mengadopsi sistem integrasi, maka akan semakin mudah membuat
database organisasi. Sebab, sistem integrasi dapat menyimpan laporan dan berbagai data
lainnya yang dibutuhkan pada satu sistem. Dengan begitu, ketika data itu dibutuhkan, maka
dengan mudah dapat dicari dan ditemukan.

Integrasi sistem juga dapat mengurangi risiko data hilang atau dicuri. Jika organisasi
menyimpan data pada satu tempat dengan menggunakan sistem integrasi maka akan
memperkecil kemungkinan terjadi data hilang atau tidak sengaja terhapus. Begitu juga
kemungkinan untuk terjadi pencurian atau penyalahgunaan data. Ini dimungkinkan karena
organisasi semakin mudah untuk melakukan pengamatan dan pemeriksaan.

Selain itu, pastinya, integrasi sistem memberi banyak manfaat bagi bisnis, terutama bisa
menghemat biaya operasional. Misalnya, dengan integrasi sistem dapat menghemat
penyimpanan. Memiliki semua data di satu lokasi terpusat akan menurunkan biaya terkait
instalasi dan maintenance berbagai sistem. Kita juga akan menurunkan biaya dan waktu yang
dihabiskan untuk troubleshooting.

Oleh karena integrasi sistem ini bersifat otomatisasi, maka akan banyak mengurangi
pekerjaan manual dan mempercepat kegiatan produksi. Termasuk kemampuan merampingkan,
meringkas, melindungi dan mempercepat proses supply chain dan juga operasional bisnis.
Dengan begitu, biaya bisa dikurangiatu dipangkas pada semua proses bisnis itu.

Jadi, sistem integrasi IT ini sangat penting dan memberikan banyak manfaat bagi
organisasi. Kendati begitu, organisasi juga tidak boleh asal dalam memilih organisasi penyedia
layanan sistem ini. Sebab, setelah seluruh sistem terintegrasi, maka satu perangkat dengan
perangkat yang lain akan saling terhubung.

Oleh karena itu, sangat penting bagi organisasi untuk memilih provider sistem integrator
terbaik yang telah berpengalaman dalam mengimplementasikan dan me-maintenance sistem
milik kliennya.

3. Apakah yang dimaksud dengan pengembangan sistem menggunakan teknik prototyping?


Jelaskan!
Jawab :

Prototyping merupakan teknik pengembangan system yang menggunakan ptototype


untuk menggambarkan system sehingga pengguna atau pemilik system mempunyai gambaran
pengembangan system yang akan dilakukannya. Teknik ini sering digunakan apabila pemilik
system tidak terlalu menguasai system yang akan dikembangkan sehingga dia memerlukan
gambaran dari system yang akan dikembangkan tersebut. Dengan teknik prototyping,
pengembang dapat membuat ptototype terlebih dahulu sebelum mengembangkan system yang
sebenarnya.
McLeod dan Schell (2007) mendefinisikan dua tipe dari prototype, yaitu evolutionary
ptototype dan requirement prototype.
Evolutionary prototype, yaitu prototype yang secara terus menerus dikembangkan
sehingga prototype tersebut memenuhi fungsi dan prosedur yang dibutuhkan oleh system.
Tahapan dari evolutionary prototype, yaitu:

a. Analisis kebutuhan user


Pengembang dan pengguna atau pemilik system melakukan diskusi, yaitu pengguna atau
pemilik system menjelaskan kebutuhan system yang mereka inginkan kepada
pengembang.

b. Membuat prototype
Pengembang membuat prototype dari system yang telah dijelaskan oleh pengguna atau
prmilik system.

c. Menyesuaikan prototype dengan keinginan user


Pengembang menanyakan kepada pengguna atau pemilik system ptototype yang sudah
dibuat, apakah sudah sesuai atau tidak dengan kebutuhan system?

d. Menggunakan prototype
Sistem mulai dikembangkan dengan prototype yang sudah dibuat.

Requirement prototype merupakan prototype yang dibuat oleh pengembang dengan


mendefinisikan fungsi dan prosedur siatem, yaitu pengguna atau pemilik system tidak dapat
mendefinisikan system tersebut. Berikut ini langkah-langkah dari requirement prototype :
a. Analisis kebutuhan user
Pengembang dan pengguna atau pemilik system melakukan diskusi, yaitu pengguna
atau pemilik system menjelaskan kebutuhan system yang mereka inginkan kepada
pengembang.

b. Membuat prototype
Pengembang membuat prototype dari system yang telah dijelaskan oleh pengguna atau
prmilik system.

c. Menyesuaikan prototype dengan keinginan user


Pengembang menanyakan kepada pengguna atau pemilik system ptototype yang sudah
dibuat, apakah sudah sesuai atau tidak dengan kebutuhan system?

d. Membuat system baru


Pengembang menggunakan prototype yang sudah dibuat untuk membuat system baru.

e. Melakukan testing system


Pengguna atau pemilik system melakukan uji coba terhadap system yang dikembangkan.

f. Menyesuaikan dengan keinginan user


Sistem disesuaikan dengan keinginan user dan kebutuhan system. Jika sudah sesuai,
system siap digunakan.

g. Menggunakan system
Kelebihan dari teknik pengembangan prototyping adalah sebagai berikut :
a. Menghemat waktu pengembangan.
b. Menghemat biaya pengembangan.
c. Pengguna atau pemilik system ikut terlibat dalam pengembangan sehingga kemungkinan-
kemungkinan terjadinya kesalahpahaman dalam system dapat diminimalisasi.
d. Implementasi akan menjadi mudah karena pengguna atau pemilik system sudah
mempunyai gambaran tentang system.
e. Kualitas system yang dihasilkan baik.
f. Kemungkinan tim pengembang system memprediksi dan memperkirakan
pengembangan-pengembangan system selanjutnya.

Sementara itu, kelemahannya adalah pengguna atau pemilik system dapat terus menerus
menambah kompleksitas system sehingga system menjadi sangat kompleks. Hal ini dapat
menyebabkan pengembang meninggalkan pekerjaannya sehingga system yang dikerjakan tidak
akan pernah terselesaikan.

4. Buatlah skema atau bagan yang menggambarkan pengendalian internal menurut COSO
dan jelaskan komponen-komponennya!
Jawab :

COSO 2013 tidak mengubah lima komponen pengendalian intern yang telah dipakai sejak
COSO 1992. Tentu saja penjelasannya tetap mengalami penyempurnaan. Penjelasan singkat
dari komponen-komponen tersebut adalah sebagai berikut.

1. Lingkungan Pengendalian (Control Environment)

Merupakan susunan dari standar, proses dan struktur yang menyediakan dasar untuk
terlaksananya pengendalian internal dalam organisasi. Lingkungan pengendalian mencakup
standar, proses, dan struktur yang menjadi landasan terselenggaranya pengendalian internal di
dalam organisasi secara menyeluruh. Lingkungan pengendalian tercermin dari suasana dan
kesan yang diciptakan dewan komisaris dan manajemen puncak mengenai pentingnya
pengendalian internal dan standar perilaku yang diharapkan. Manajemen mempertegas harapan
atau ekspektasi itu pada berbagai tingkatan organisasi. Sub-komponen lingkungan pengendalian
mencakup integritas dan nilai etika yang dianut organisasi; parameter-parameter yang
menjadikan dewan komisaris mampu melaksanakan tanggung jawab tata kelola; struktur
organisasi serta pembagian wewenang dan tanggung jawab; proses untuk menarik,
mengembangkan, dan mempertahankan individu yang kompeten; serta kejelasan ukuran kinerja,
insentif, dan imbalan untuk mendorong akuntabilitas kinerja. Lingkungan pengendalian
berdampak luas terhadap sistem pengendalian internal secara keseluruhan.

2. Penilaian Risiko (Risk Assessment)

Penilaian risiko melibatkan proses yang dinamis dan berulang (iterative) untuk
mengidentifikasi dan menganalisis risiko terkait pencapaian tujuan. COSO 2013 merumuskan
definisi risiko sebagai kemungkinan suatu peristiwa akan terjadi dan berdampak merugikan bagi
pencapaian tujuan. Risiko yang dihadapi organisasi bisa bersifat internal (berasal dari dalam)
ataupun eksternal (bersumber dari luar). Risiko yang teridentifikasi akan dibandingkan dengan
tingkat toleransi risiko yang telah ditetapkan. Penilaian risiko menjadi dasar bagaimana risiko
organisasi akan dikelola. Salah satu prakondisi bagi penilaian risiko adalah penetapan tujuan
yang saling terkait pada berbagai tingkat organisasi. Manajemen harus menetapkan tujuan dalam
katagori operasi, pelaporan, dan kepatuhan dengan jelas sehingga risiko-risiko terkait bisa
diidentifikasi dan dianalisa. Manajemen juga harus mempertimbangkan kesesuaian tujuan
dengan organisasi. Penilaian risiko mengharuskan menajemen untuk memperhatikan dampak
perubahan lingkungan eksternal serta perubahan model bisnis organisasi itu sendiri yang
berpotensi mengakibatkan ketidakefektifan pengendalian intern yang ada.

3. Kegiatan Pengendalian (Control Activities)

Kegiatan pengendalian mencakup tindakan-tindakan yang ditetapkan melalui kebijakan


dan prosedur untuk membantu memastikan dilaksanakan arahan manajemen dalam rangka
meminimalkan risiko atas pencapaian tujuan. Kegiatan pengendalian dilaksanakan pada semua
tingkat organisasi, pada berbagai tahap proses bisnis, dan pada konteks lingkungan teknologi.
Kegiatan pengendalian ada yang bersifat preventif atau detektif dan ada yang bersifat manual
atau otomatis. Contoh kegiatan pengendalian adalah otorisasi dan persetujuan, verivikasi,
rekonsiliasi, dan revie kenerja. Dalam memilih dan mengembangkan kegiatan pengendalian,
biasanya melekat konsep pemisahan fungsi (segregation of duties). Jika pemisah fungsi tersebut
dianggap tidak praktis, manajemen harus memilih dan mengembangka altenatif kegiatan
pengendalian sebagai kompensasinya.

4. Informasi dan komunikasi (information and communication)

Organisasi memerlukan informasi demi terselenggaranya fungsi pengendalian intern


dalam mendukung pencapaian tujuan. Manajemen harus memperoleh, menghasilkan, dan
menggunakan informasi yang relevan dan berkualitas, baik yang berasal dari sumber internal
maupun eksternal, untuk mendukung komponen-komponen pengendalian internal lainnya
berfungsi sebagaimana mestinya. Komunikasi sebagaimana yang dimaksud dalam kerangka
pengendalian internal COSO adalah proses iteratif dan berkelanjutan untuk memperoleh,
membagikan, dan menyediakan informasi. Komunikasi internal harus menjadi sarana diseminasi
informasi di dalam organisasi, baik dari atas ke bawah, dari bawah ke atas, maupun lintas fungsi.

5. Kegiatan Pemantauan (Monitoring Activites)

Komponen ini merupakan satu-satunya komponen yang berubah nama. Sebelumnya komponen
ini hanya disebut pemantau (monitoring). Perubahan ini dimaksudkan untuk memeprluas
persepsi pemantauan sebagai rangkaian aktivitas yang dilakukan sendiri dan juga sebagai bagian
dari masing-masing empat komponen pengendalian intern lainnya. Kegiatan pemantauan
mencakup evaluasi berkelanjutan, evaluasi terpisah, atau kombinasi dari keduanya yang
digunakan untuk memastikan masing-masing komponen pengendlaian intern ada dan berfungsi
sebagaimana mestinya. Evaluasi berkelanjutan dibagun di dalam proses bisnis pada tingkat yang
berbeda-beda guna menyajikan informasi tepat waktu. Evaluasi terpisah dilakukan secara
periodic, bervariasi lingkup dan frekuensinya tergantung pada hasil penilian risiko, efektivitas
evaluasi berkelanjutan, dan pertimbangan manajemen lainnya.

Kelebihan dan Kekurangan Internal Control menurut COSO

Kelebihan

1. Pengendalian internal dapat membantu suatu entitas mencapai kinerja dan profitabilitas target
dan mencegah hilangnya sumber daya.

2. Dapat membantu memastikan pelaporan keuangan yang dapat diandalkan.

3. Dapat membantu memastikan bahwa perusahaan sesuai dengan peraturan perundang-


undangan

4. Menghindari kerusakan reputasi dan lainnya.

Kekurangan

Pengendalian intern dapat memastikan keberhasilan entitas yaitu, ia akan memastikan


tercapainya dasar tujuan bisnis atau setidaknya menjamin kelangsungan hidup. Pengendalian
yang efektif hanya dapat membantu entitas mencapai tujuan tersebut. Hal ini memberikan
manajemen informasi tentang kemajuan entitas, atau kurang dari itu terhadap prestasi mereka.
Tapi pengendalian intern tidak dapat mengubah manajer inheren buruk menjadi baik. Dan
pergeseran kebijakan atau program pemerintah, tindakan pesaing atau kondisi ekonomi dapat
melampaui control manajemen. Control internal tidak menjamin keberhasilan atau bahkan
bertahan hidup.

Anda mungkin juga menyukai