Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH SEMINAR AKUNTANSI

“Akuntan dan Pendidikan Akuntansi”

Disusun Oleh :

 Eka Rachmayanti Adam NPM : 14033002


 Zeny Edawanti Nasir NPM : 14033091

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LUWUK

2017/2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat, karunia hidayah dan Ridho-Nya kepada penulis selama
menyusun dan menyelesaikan makalah seminar ini dengan judul : ”Akuntan dan
Pendidikan Akuntansi ”.

Penulisan makalah seminar akuntansi ini disusun dengan maksud untuk


melengkapi salah satu syarat guna mengikuti mata kuliah Seminar Akuntansi pada
Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Luwuk.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari


kesempurnaan, dikarenakan keterbatasan dan kemampuan penulis. Semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan yang memerlukannya.

Luwuk, Maret 2017

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………………………..… i

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………. ii

BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang …………………………………………………………………… 1

BAB II PERMASALAHAN

Rumusan Masalah ………………………………………………………………… 3

BAB III PEMBAHASAN MASALAH

1. Pendidikan Profesi Akuntan …………………………………………………… 4

2. Perkembangan Organisasi Profesi Akuntan …………………………………… 5

3. Standar Akuntasi Di Indonesia ………………………………………………… 7

BAB IV PENUTUP

Kesimpulan ………………………………………………………………………... 12

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Semakin berkembangnya teknologi yang terkomputerisasi. Akuntansi juga


dituntut untuk menyesuaikan dengan perkembangan teknologi tersebut. Belakangan
ini kita telah menyaksikan bagaimana sistem akuntansi yang ada pada dunia-dunia
bisnis saat ini dominan menggunakan teknologi yang terkomputerisasi. Komputer
pun seolah-olah menjadi ruh yang menjadi tidak terpisahkan dalam sistem
pembukuan perusahaan.

Dengan sistem akuntansi terkomputerisasi, diperkirakan nantinya dalam


sistem pembukuan perusahaan yang ada bukan lagi buku besar melainkan data base,
dan data keuangan hanyalah satu bagian dari data base itu. Perusahaan-perusahaan
tidak perlu memilih satu metode pengakuan pendapatan, misalnya, tetapi akan dapat
memberikan beragam metode kepada para pemegang saham untuk analisis mereka.
Akan tersedia grafik-grafik dinamika dari berbagai jenis, sehingga memungkinkan
pemakai mengetahui pertumbuhan perusahaan secara visual melalui layar. Hypertext
akan dipasang sehingga pemakai dapat mempelajari tingkat informasi latar belakang
yang sesuai untuk analisis yang ingin mereka lakukan.

Dalam perkembangannya profesi akuntan memang sangat diminati para


lulusan sekolah menengah, hasil Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi negeri
(SNMPTN) menunjukkan bahwa selama lima tahun terakhir rating Jurusan Akuntansi
sangat diminati para siswa. Umumnya para mahasiswa mempercayai bahwa profesi
akuntan sangat diminati karena beberapa alasan di antaranya profesi akuntan telah
menghantarkan kepada kehidupan yang lebih baik, profesi akuntan sangat

1
memberikan peluang buat mereka untuk bias memperoleh penghasilan yang cukup
memadai, prestise dalam lingkungan keseharian, dan kesempatan atau peluang kerja
yang masih sangat terbuka lebar di bidang studi ini. Hal ini juga menjadikan
lembaga-lembaga pendidikan non pemerintah atau universitas swasta banyak yang
membuka jurusan ini dan tercatat banyak mahasiswa yang tidak terjaring melalui
program seleksi penerimaan mahasiswa baru (SPMB) untuk perguruan tinggi negeri
memilih untuk meneruskan pendidikanya ke perguruan tinggi swasta yang membuka
jurusan akuntansi.

2
BAB II

PERMASALAHAN

Rumusan Masalah

Ada beberapa perumusan masalah dalam makalah ini, sebagai berikut:

1. Bagaimana mencapai pendidikan akuntansi di Indonesia?

2. Bagaimana perkembangan organisasi profesi akuntansi?

3. Bagaimana standar akuntansi di Indonesia?

3
BAB III

PEMBAHASAN MASALAH

1. Pendidikan Profesi Akuntan

Pendidikan Profesi Akuntan (PPAK) adalah pendidikan tambahan pada


pendidikan tinggi setelah program sarjana Ilmu Ekonomi dalam program studi
akuntansi berdasarkan Surat Keputusan Mentri Pendidikan Nasional Republik
Indonesia Nomer 179/U/2001 tanggal 21 November 2001 tentang Penyelenggaraan
Pendidikan Profesi Akuntan.

Pendidikan akuntansi dilakukan dalam berbagai tingkat pendidikan formal


maupun non formal. Salah satu jenjang pendididkan akuntansi yang paling terkait
dengan profesi akuntan publik adalah pendidikan jenjang S1 yang dilaksanakan oleh
lembaga pendidikan tinggi. Secara historis, pendidikan akuntansi dalam program S1
dimaksudkan untuk menghasilkan akuntan, yang selama ini dipandang cukup untuk
bekal memasuki profesi akuntan publik. Pertumbuhan ekonomi, perkembangan pasar
modal dan teknologi informasi, serta berbagai perubahan lain mengakibatkan
perubahan peran dan tanggung jawab akuntan publik, sehingga timbul pertanyaan
tentang program pendidikan S1 yang menjadi dasar untuk menghasilkan akuntan.

Sarjana dari jurusan Akuntansi memiliki kekhususan tersendiri dibandingkan


sarjana dari jurusan lain, karena lulusan sarjana Akuntansi dapat lebih leluasa
berkiprah kemudian dijadikan sebagai profesi. Hal inilah yang menjadi alasan
mengapa profesi akuntan banyak diminati oleh para lulusan sekolah menengah,
sehingga jurusan Akuntansi menjadi pilihan favorit bagi mereka untuk meneruskan
ke jenjang perguruan tinggi. Dilain hal sebagian besar mahsiswa yang sudah
mengikuti perkulian dalam proses yang cukup panjang mulai memahami dan

4
mengetahui persoalan yang nyata ada pada dunia profesi akuntan dari berbagai aspek
diantarnya: serapan tenaga kerja, besar penghasilan, pendidikan profesi akuntansi,
pembagian profesi (Akuntasi Publik, Akuntansi Pendidikan, Akuntansi Manajemen,
Akuntansi Pasar Modal), dll, aktivitas lainnya.

2. Perkembangan Organisasi Profesi Akuntan

Sampai dengan tahun 1950an, di Indonesi belum ada profesi akuntansi lulusan
universitas local. Hampir semua akuntan memiliki kualifikasi professional yang
berasal dari Belanda. Munculnya Undang-Undang No. 34/1954 tentang Pemakaian
Gelar Akuntan merupakan fondasi lahirnya akuntan yang berasal dari universitas
local. Pada tahun 1957, kelopok pertama mahsiswa akuntansi lulus dari Universitas
Indonesia. Namun demikian, kantor akuntan publik milik Belanda tidak mengakui
kualifikasi mereka. Atas dasar kenyataan tersebut, akuntan lulus Universitas
Indonesia bersama-sama dengana akuntan senior lulusan Belanda mendirikan Ikatan
Akuntansi Indonesia (IAI) pada tanggal 23 Desember 1957. Professor Soemardjo
Tjitrosidojo-akademisi berpendidikan Belanda adalah Ketua Umum IAI yang pertama
(Yunus 1990). Tujuan didirikannya IAI antara lain untuk mempromosikan status
profesi akuntansi, mendukung pembangunan nasional dan meningkatkan keahlian
serta kopentensi akuntan.

Selama tahun 1960an, menurunya peran kegiatan keuangan mengakibatkan


penurunan pemerintaan jasa akuntansi dan kondisi ini berpengaruh pada
perkembangan profesi akuntansi di Indonesia. Namun demikian, perubahan kondisi
ekonomi dan politik yang terjadi pada akhir era tersebut, telah mendorong
pertumbuhan profesi akuntansi. Profesi akuntansi mulai berkembang cepat sejak
tahun 1967 yaitu setelah dikeluarkannya Undang-Undang Penanaman Modal Asing
dan Undang-Undang Penanaman Modal Dalam Negeri 1968 (Soemarso 1995).

5
Yayasan Perkembangan Ilmu Akuntansi Indonesia (YPIAI) didirikan pada tahun
1974 untuk mendukung pengembangan profesi melalui program pelatihan dan
kegiatan penelitan. Selanjutnya pada 1985 dibentuk Tim Kordinasi Pengembangan
Akuntansi (TKPA). Kegitan TKPA ini didukung sepenuhnya oleh IAI dan didanai
oleh Bank Dunia sampai berakhir tahun 1993. Miasalnya adalah untuk
mengembangkan pendidikan akuntansi, profesi akuntansi, standar profesi dank ode
etika profesi.

Kemajun selanjutnya dapat dilihat pada tahub 1990an ketika Bank Dunia
mensponsori Proyek Pengembangan Akuntansi (PPA). Melalui proyek ini, berbagai
standar akuntansi dan auditing dikembangkan, standar profesi diperkuat dan Ujian
Sertifikasi Akuntan Publik (USAP) mualai dikenal. Ujian Sertifikasi Akuntan Publik
berstandar Internasional diberlakukan sebagai syarat wajib bagi akuntan publik yang
berpraktik sejak tahun 1997 (akuntan yang sudah berpraktik sebagai akuntan publik
sebelum 1997 tidak wajib mengikuti USAP). Hal ini dapat dilihat dari SK Menteri
Keuangan No.43/KMK.017/1997 yang berisi ketentuan tentang prosedur perizinan,
pengawasan dan sanksi bagi akuntan publik yang bermasalh (SK ini kemudian
diganti dengan SK No. 470/KMK.017/1999.

Profesi akuntansi menjadi sorotan publik ketika terjadi kritis keungan di Asia
pada tahun 1997 yang ditandai dengan bangkrutnya berbagai perusahaan dan bank
Indonesia. Hal ini disebabkan perusahaan yang mengalami kebangkrutan tersebut,
banyak yang mendapat opini wajar tanpa pengecualian dari akuntan publik. Pada
bulan Juni 1998 Financial Governance Reform Sector Delvelopment Program
(FGRSDP) disetujui pemerintah adalah usaha untuk menysun peraturan peraturan
yang membuat:

1. Auditor bertanggung jawab atas kelalaian dalam melaksanakan audit.

2. Direktur bertanggung jawab atas informasi yang salah dalam laporan keungan
dan informasi publik lainya.

6
Tahun 2001, Departemen Keuangan mengeluarkan Draft Akademik tentang
Rencana Undang-Undang Akuntan Publik (RUUAP) yang membahas isu berkaitan
dengan Undang-Undang Akuntan Publik yang baru. Hal penting dalan RUU AP ini
adalah ketentuan yang menyebutkan bahwa akuntan publik dan kantor akuntan publik
dapat di tuntut dengan saksi pidana.

3. Standar Akuntasi Di Indonesia

Sebelum tahun 1973, persyaratan pelaporan keungan didasarkan pada


pedoman-pedoman yang dikeluarkan Kitab Undang-Undang Hukum Dagang yang
hanya menghendaki adanya system pembukan yang cukup. Orientasi penyusunan
standar didasarkan pada prinsip akuntansi yang berterima umum (generally accepted
accounting principles-GAAP) yang berlaku di Amerika. IAI membentuk Komite ad
hoc, untuk mengembangkan prinsip akuntansi Indonesia. Komite tersebut
mengadaopsi prinsip akuntansi Amerika-Inventory of Generally Accepted
Accounting Principles for Business Enterprises yang dikembangkan oleh Paul Grady
pada tahun 1965. Pada bulan Desember 1973, IAI mengadopsi rekomendasi yang
diberikan oleh Komite tersebut dan mengeluarkan Prinsip Akuntansi Indonesia (PAI).
PAI ini berisi prinsip dasar, praktik, metode dan teknik akuntansi. Dalam
menjalankan kegiatanya, IAI juga berkerja sama dengan Direktorat Jendral Pajak dan
Bapepan untuk memastikan bahwa IAI memperoleh dukungan resmi dari lembaga
tersebut. IAI kemudian membent (KAPAI) pada tahun 1974 yang bertugas untuk
menyusun standar akuntansi.

Untuk merespon reformasi ekonomi dan deregulasi pasar, pada tahun 1984
KPAI mengeluarkan prinsip akuntansi yang telah direvisi yang kemudian diberi nama
Prinsip Akuntansi Indonesia (PAI) 1984. Meskipun sudah ada beberapa perbaikan,
PAI 1984 tidak mampu mengatasi praktik akuntansi untuk industry khusus (seperti
perbankan, asuransi dan pertambangan) dan cenderung berorientasi

7
sempit (mengabaikan konsolidasi). Ruang lingkup standar akuntansi yang sempit dan
kurangnya dukungan yuridis (legal), membuat perusahaan memiliki kesempatan
untuk memilih model pelaporan keuang seperti yang mereka inginkan.

Sampai awal tahun 1990an, lebih dari 200 perusahaan terdaftar di pasar
modal. Permintaan investor, kreditor dan pemberi pinjaman terhadap standar
akuntansi yang berkualitas dan komprehensif mewarnai pertumbuhan perusahaan
yang cepat tersebut. Akibatnya, pada tahun 1994, IAI mengadopsi Framework for the
Preparation and Presentation of Financial Statement yang dikeluarkan
oleh International Accounting Standard Committee (IASC). Pada waktu yang
bersamaan, IAI juga mengadopsi standar akuntansi internasional (International
Accounting Standards atau IAS)-yang diberi nama Peryataan Standar Akuntansi
Kuangan (PSAK). Dalam Kongres IAI ke-7, diputuskan bahwa IAI menggunakan
IAS sebagai dasar pelaporan keungan domestik dan menyetujui bebrapa PSAK yang
baru.

Selama tiga dekade, pelaporan keungan di Indonesia telah berkembang


secara substansial. Indonesi telah melakukan berbagai perubahan dalam mengadopsi
standar akuntansi keuangan dan sekarang ini mengadopsi standar akuntansi
internasional (international financial reporting standard-IFRS) yang dikeluarkan
International Accounting Standard Board (IASB).

Standar Akuntansi Keungan di Indonesia (PSAK) cenderung dikembangkan


dengen pendekatan principle-based standards bukannya US rule-based
standards (ADB 2003). Dalam principle-based standards, standar akuntansi
memberikan pedoman yang sifatnya umum. Sebaliknya, dalam rule-based standards,
berusaha untuk mengatur setiap situsai bisnia. Aturan (rules) menggantikan
professional judgment sehingga mementingkan bentuk hokum (legal form) dan
mengabaikan substansi ekonominya (economic substance). Yang menarik beberapa
PSAK lebih maju dibandingkan IAS mampu US GAAP (ADB 2003). Misalnya

8
PSAK 53 tentang Akuntansi untuk Kompensasi Saham diberlakukan wajib
(mandatory), sementara SFAS 123 di Amerika bersifat optimal atau pilihan (karena
adanya tekanan lobi).

Pengertian Akuntan

Akuntan adalah sebutan dan gelar profesional yang diberikan kepada seorang
sarjana yang telah menempuh pendidikan di fakultas ekonomi jurusan akuntansi pada
suatu universitas atau perguruan tinggi dan telah lulus Pendidikan Profesi Akuntansi
(PPAk).

Etika Profesi akuntan merupakan sebuah profesi yang menyediakan jasa


atestasi maupun non atestasi kepada masyarakat dengan dibatasi kode etik yang ada.
Akuntan mempunyai kewajiban untuk menjaga standar perilaku etis tertinggi mereka
kepada organisasi dimana mereka bernaung, profesi mereka, masyarakat dan diri
mereka sendiri dimana akuntan mempunyai tanggung jawab menjadi kompeten dan
untuk menjaga integritas dan obyektivitas mereka.

Profesi Akuntan

Yang dimaksud dengan profesi akuntan adalah semua bidang pekerjaan yang
mempergunakan keahlian di bidang akuntansi, termasuk bidang pekerjaan akuntan
publik, akuntan intern yang bekerja pada perusahaan industri, keuangan atau dagang,
akuntan yang bekerja di pemerintah, dan akuntan sebagai pendidik.
Dalam arti sempit, profesi akuntan adalah lingkup pekerjaan yang dilakukan oleh
akuntan sebagai akuntan publik yang lazimnya terdiri dari pekerjaan audit, akuntansi,
pajak dan konsultan manajemen.

9
Supaya dikatakan profesi ia harus memiliki beberapa syarat sehingga
masyarakat sebagai objek dan sebagai pihak yang memerlukan profesi, mempercayai
hasil kerjanya. Adapun ciri profesi menurut Harahap (1991) adalah sebagai berikut:
1. Memiliki bidang ilmu yang ditekuninya yaitu yang merupakan pedoman dalam
melaksanakan keprofesiannya.

2. Memiliki kode etik sebagai pedoman yang mengatur tingkah laku anggotanya
dalam profesi itu.

3. Berhimpun dalam suatu organisasi resmi yang diakui oleh masyarakat/pemerintah.

4. Keahliannya dibutuhkan oleh masyarakat.

5. Bekerja bukan dengan motif komersil tetapi didasarkan kepada fungsinya sebagai
kepercayaan masyarakat.

Persyaratan ini semua harus dimiliki oleh profesi Akuntan sehingga berhak disebut
sebagai salah satu profesi.

Perkembangan profesi akuntansi sejalan dengan jenis jasa akuntansi yang


diperlukan oleh masyarakat yang makin lama semakin bertambah kompleksnya.
Gelar akuntan adalah gelar profesi seseorang dengan bobot yang dapat disamakan
dengan bidang pekerjaan yang lain. Misalnya bidang hukum atau bidang teknik.
Secara garis besar Akuntan dapat digolongkan sebagai berikut:

1. Akuntan Publik (Public Accountants)


Akuntan publik atau juga dikenal dengan akuntan eksternal adalah akuntan
independen yang memberikan jasa-jasanya atas dasar pembayaran tertentu.
Mereka bekerja bebas dan umumnya mendirikan suatu kantor akuntan. Yang
termasuk dalam kategori akuntan publik adalah akuntan yang bekerja pada kantor
akuntan publik (KAP) dan dalam prakteknya sebagai seorang akuntan publik dan
mendirikan kantor akuntan, seseorang harus memperoleh izin dari Departemen
Keuangan. Seorang akuntan publik dapat melakukan pemeriksaan (audit),
misalnya terhadap jasa perpajakan, jasa konsultasi manajemen, dan jasa
penyusunan sistem manajemen.

10
2. Akuntan Intern (Internal Accountant)
Akuntan intern adalah akuntan yang bekerja dalam suatu perusahaan atau
organisasi. Akuntan intern ini disebut juga akuntan perusahaan atau akuntan
manajemen. Jabatan tersebut yang dapat diduduki mulai dari Staf biasa sampai
dengan Kepala Bagian Akuntansi atau Direktur Keuangan. Tugas mereka adalah
menyusun sistem akuntansi, menyusun laporan keuangan kepada pihak-pihak
eksternal, menyusun laporan keuangan kepada pemimpin perusahaan, menyusun
anggaran, penanganan masalah perpajakan dan pemeriksaan intern.

3. Akuntan Pemerintah (Government Accountants)


Akuntan pemerintah adalah akuntan yang bekerja pada lembaga-lembaga
pemerintah, misalnya di kantor Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan
(BPKP), Badan Pengawas Keuangan (BPK).

4. Akuntan Pendidik
Akuntan pendidik adalah akuntan yang bertugas dalam pendidikan akuntansi,
melakukan penelitian dan pengembangan akuntansi, mengajar, dan menyusun
kurikulum pendidikan akuntansi di perguruan tinggi.
Seseorang berhak menyandang gelar Akuntan bila telah memenuhi syarat antara
lain: Pendidikan Sarjana jurusan Akuntansi dari Fakultas Ekonomi Perguruan
Tinggi yang telah diakui menghasilkan gelar Akuntan atau perguruan tinggi swasta
yang berafiliasi ke salah satu perguruan tinggi yang telah berhak memberikan
gelar Akuntan. Selain itu juga bisa mengikuti Ujian Nasional Akuntansi (UNA)
yang diselenggarakan oleh konsorsium Pendidikan Tinggi Ilmu Ekonomi yang
didirikan dengan SK Mendikbud RI tahun 1976.

11
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Pendidikan Profesi Akuntan (PPAK) adalah pendididkan tambahan pada


pendidikan tinggi setelah program sarjana Ilmu Ekonomi dalam program studi
akuntansi berdasarkan Surat Keputusan Mentri Pendidikan Nasional Republik
Indonesia Nomer 179/U/2001 tanggal 21 November 2001 tentang Penyelenggaraan
Pendidikan Profesi Akuntan. Pendidikan akuntansi dilakukan dalam berbagai tingkat
pendidikan formal maupun non formal. Salah satu jenjang pendididkan akuntansi
yang paling terkait dengan profesi akuntan publik adalah pendidikan jenjang S1 yang
dilaksanakan oleh lembaga pendidikan tinggi. Sampai dengan tahun 1950an, di
Indonesi belum ada profesi akuntansi lulusan universitas local. Hampir semua
akuntan memiliki kualifikasi professional yang berasal dari Belanda. Munculnya
Undang-Undang No. 34/1954 tentang Pemakaian Gelar Akuntan merupakan fondasi
lahirnya akuntan yang berasal dari universitas local.

12
DAFTAR PUSTAKA

Ghozali, Imam and Anis Chariri. 2007. Teori Akuntansi. Edisi: 3. Badan Penerbit
Universitas Diponegoro.

Saung Akuntansi sektor pendidikan (online). http://saung-elmu. blogspot.com.


diakses pada tanggal 10 maret 2017.

Anda mungkin juga menyukai