2015
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
anugerah dan kuasa-Nya saya dapat menyelesaikan makalah Pendidikan Pancasila dengan
tema judul “Pancasila sebagai Falsafah Kehidupan Bangsa Indonesia”. Saya juga
mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah Pendidikan Pancasila, yang telah
memberikan tugas makalah ini sehingga saya dapat lebih memahami apa yang telah
diajarkan dalam mata kuliah Pendidikan Pancasila khususnya Pancasila sebagai Falsafah
Kehidupan Bangsa Indonesia.
Makalah ini disusun sebagai tugas dan secara garis besar memuat tentang peranan
pancasila sebagai sistem filsafat.
Demikian makalah ini saya susun, terima kasih kepada pihak-pihak yang membantu
dalam proses pengumpulan bahan-bahan atau referensi yang terkait sehingga membantu
penyelesaian makalah ini. Disamping itu, saya juga menyadari bahwa makalah ini masih
terdapat banyak kekurangan, bahkan kesalahan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun sangat saya harapkan. Terima kasih.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Sebagai dasar Negara Indonesia, Pancasila menjadi landasan
fundamental dalam kehidupan berbangsa. Pancasila telah ada dalam segala
bentuk kehidupan rakyat Indonesia terkecuali bagi mereka yang tidak
pancasilais. Pancasila sebagai falsafah hidup menginginkan agar moral
pancasila menjadi cita-cita dan merupakan inti semangat bersama dari
berbagai moral yang secara nyata terdapat di Indonesia. Ini berarti bahwa
wawasan nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila secara kultural
diinginkan agar tertanam di kehidupan masyarakat. Sehingga pancasila juga
sebagai alat pemersatu dalam hidup kerukunan berbangsa, serta sebagai
pandangan hidup untuk kehidupan manusia Indonesia sehari-hari. Dengan
demikian bahwa pancasila sebagai falsafah hidup bangsa harus diketahui
oleh seluruh warga Negara Indonesia agar menghormati, menghargai,
menjaga dan menjalankan apa-apa yang telah dilakukan oleh pendiri bangsa
tanpa adanya keraguan guna memperkuat kesatuan dan persatuan bangsa
dan Negara Indonesia.
2
1.3.4. Mengetahui kesatuan sila-sila pancasila sebagai suatu sistem filsafat.
1.3.5. Mengetahui peranan pancasila sebagai nilai dasar fundamental bagi
bangsa dan Negara Republik Indonesia.
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
penyelidikan tentang sebab telah dibagi sekarang oleh filsafat
dengan ilmu.
Cicero (106 – 43 SM )
Filsafat adalah sebagai “ibu dari semua seni “( the mother of all the
arts“ ia juga mendefinisikan filsafat sebagai ars vitae (seni
kehidupan)
Johann Gotlich Fickte (1762-1814 )
Filsafat sebagai Wissenschaftslehre (ilmu dari ilmu-ilmu , yakni ilmu
umum, yang jadi dasar segala ilmu. Ilmu membicarakan sesuatu
bidang atau jenis kenyataan. Filsafat memperkatakan seluruh bidang
dan seluruh jenis ilmu mencari kebenaran dari seluruh kenyataan.
Paul Nartorp (1854 – 1924 )
Filsafat sebagai Grunwissenschat (ilmu dasar hendak menentukan
kesatuan pengetahuan manusia dengan menunjukan dasar akhir
yang sama, yang memikul sekaliannya .
Imanuel Kant ( 1724 – 1804 )
Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang menjadi pokok dan pangkal
dari segala pengetahuan yang didalamnya tercakup empat
persoalan.
1. Apakah yang dapat kita kerjakan ?(jawabannya metafisika )
2. Apakah yang seharusnya kita kerjakan (jawabannya Etika )
3. Sampai dimanakah harapan kita ?(jawabannya Agama )
4. Apakah yang dinamakan manusia ? (jawabannya Antropologi )
Notonegoro
Filsafat menelaah hal-hal yang dijadikan objeknya dari sudut intinya
yang mutlak, yang tetap tidak berubah , yang disebut hakekat.
Driyakarya
Filsafat sebagai perenungan yang sedalam-dalamnya tentang
sebab-sebabnya ada dan berbuat, perenungan tentang kenyataan
yang sedalam-dalamnya sampai “mengapa yang penghabisan “.
Sidi Gazalba
5
Berfilsafat ialah mencari kebenaran dari kebenaran untuk
kebenaran, tentang segala sesuatu yang di masalahkan, dengan
berfikir radikal, sistematik dan universal.
Harold H. Titus (1979)
(1) Filsafat adalah sekumpulan sikap dan kepecayaan terhadap
kehidupan dan alam yang biasanya diterima secara tidak kritis.
Filsafat adalah suatu proses kritik atau pemikiran terhadap
kepercayaan dan sikap yang dijunjung tinggi;
(2) Filsafat adalah suatu usaha untuk memperoleh suatu
pandangan keseluruhan;
(3) Filsafat adalah analisis logis dari bahasa dan penjelasan tentang
arti kata dan pengertian (konsep);
(4) Filsafat adalah kumpulan masalah yang mendapat perhatian
manusia dan yang dicirikan jawabannya oleh para ahli filsafat.
Hasbullah Bakry
Ilmu Filsafat adalah ilmu yang menyelidiki segala sesuatu dengan
mendalam mengenai Ke-Tuhanan, alam semesta dan manusia
sehingga dapat menghasilkan pengetahuan tentang bagaimana
sikap manusia itu sebenarnya setelah mencapai pengetahuan itu.
Prof. Mr.Mumahamd Yamin
Filsafat ialah pemusatan pikiran , sehingga manusia menemui
kepribadiannya seraya didalam kepribadiannya itu dialamiya
kesungguhan.
Prof.Dr.Ismaun, M.Pd.
Filsafat ialah usaha pemikiran dan renungan manusia dengan akal
dan qalbunya secara sungguh-sungguh , yakni secara kritis
sistematis, fundamentalis, universal, integral dan radikal untuk
mencapai dan menemukan kebenaran yang hakiki (pengetahuan,
dan kearifan atau kebenaran yang sejati.
Bertrand Russel
Filsafat adalah sesuatu yang berada di tengah-tengah antara teologi
dan sains. Sebagaimana teologi , filsafat berisikan pemikiran-
pemikiran mengenai masalah-masalah yang pengetahuan definitif
6
tentangnya, sampai sebegitu jauh, tidak bisa dipastikan;namun,
seperti sains, filsafat lebih menarik perhatian akal manusia daripada
otoritas tradisi maupun otoritas wahyu.
7
6. Falsafah dalam arti praktis : pancasila mempunyai fungsi dan
peranan sebagai pedoman dan pegangan dalam sikap, tingkah
laku, perbuatan dalam kehidupan sehari-hari dalam kehidupan
bermasyarakat. Berbangsa dan bernegara dimanapun mereka
berada.
7. Falsafah sebagai suatu Proses : dalam hal ini Pancasila diartikan
dalam bentuk suatu aktivitas berfilsafat dalam proses pemecahan
suatu permasalahan dengan menggunakan suatu cara dan metode
tertentu yang sesuai dengan objeknya.
Pancasila sebagai falsafah hidup Bangsa Indonesia tumbuh dan
berkembang bersamaan dengan tumbuh dan berkembangnya bangsa
Indonesia.
Pancasila adalah dasar Filsafat Negara Republik Indonesia yang
secara resmi disahkan oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945 dan
tercantum dalam UUD 1945, dundangkan dalam Berita Negara
Republik Indonesia tahun II No. 7 bersama dengan UUD 1945.
Nilai-nilai yang tertuang dalam rumusan sila-sila Pancasila
adalah landasan filosofis yang dianggap, dipercaya dan diyakini
sebagai sesuatu (kenyataan, norma-norma, nilai-nilai) yang paling
benar, paling adil, paling bijaksana, paling baik dan paling sesuai
sebagai dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia. Bentuk Filsafat
Pancasila sendiri digolongkan sebagai berikut :
Bersifat religius yang berarti dalam hal kebijaksanaan dan
kebenaran mengenal adanya kebenaran mutlak yang berasal dari
Tuhan Yang Maha Esa (kebenaran religius) dan sekaligus mengakui
keterbatasan kemampuan manusia.
Memiliki arti praktis yang berarti dalam proses pemahamannya tidak
sekedar mencari kebenaran dan kebijaksanaan, serta hasrat ingin
tahu, tapi hasil pemikiran yang berwujud filsafat pancasila tersebut
dipergunakan sebagai pedoman hidup sehari-hari (way of life /
weltanschaung) agar mencapai kebahagiaan lahir dan bathin
(Pancasilais).
8
Filsafat merupakan kegiatan pemikiran yang tinggi dan murni
(tidak terikat langsung dengan suatu obyek), yang mendalam dan daya
pikir subyek manusia dalam memahami segala sesuatu untuk mencari
kebenaran. Berpikir aktif dalam mencari kebenaran adalah potensi dan
fungsi kepribadian manusia. Ajaran filsafat merupakan hasil pemikiran
yang sedalam-dalamnya tentangkesemestaan, secara mendasar
(fundamental dan hakiki). Filsafat sebagai hasil pemikiran pemikir
(filsuf) merupakan suatu ajaran atau sistem nilai, baik berwujud
pandangan hidup (filsafat hidup) maupun sebagai ideologi yang
dianut suatu masyarakat atau bangsa dan negara. Filsafat demikian,
telah tumbuh danberkembang menjadi suatu tata nilai yang
melembaga sebagai suatu paham(isme) seperti kapitalisme,
komunisme, fasisme dan sebagainya yang cukupmempengaruhi
kehidupan bangsa dan negara modern. Filsafat sebagai kegiatan olah
pikir manusia menyelidik obyek yang tidak terbatas yang ditinjau dari
dari sudut isi atau substansinya dapat dibedakan menjadi :
a. Obyek Material Filsafat : yaitu obyek pembahasan filsafat yang
mencakupsegala sesuatu baik yang bersifat material kongkrit seperti
manusia, alam, benda, binatang dan lain-lain, maupun sesuatu yang
bersifat abstrak spiritual seperti nilai-nilai, ide-ide, ideologi, moral,
pandangan hidup dan lain sebagainya.
b. Obyek Formal Filsafat : cara memandang seorang peneliti terhadap
objekmaterial tersebut.
Suatu obyek material tertentu dapat ditinjau dari berbagai sudut
pandang yang berbeda. Oleh karena itu, terdapat berbagai macam
sudut pandang filsafat yang merupakan cabang-cabang filsafat.
Adapun cabang-cabang filsafat yang pokok adalah :
a. Metafisika, yang membahas tentang hal-hal yang bereksistensi di
balik fisis yang meliputi bidang : ontologi (membicarakan teori sifat
dasar dan ragam (kenyataan), kosmologi (membicarakan tentang
teori umum mengenai proses kenyataan, dan antropologi.
b. Epistemologi, adalah pikiran-pikiran dengan hakikat pengetahuan
ataukebenaran.
9
c. Metodologi, adalah ilmu yang membicarakan cara/jalan untuk
memperoleh pengetahuan.
d. Logika, ádalah membicarakan tentang aturan-aturan berpikir agar
dapat mengambil kesimpulan yang benar.
e. Etika, membicarakan hal-hal yang berkaitan dengan tingkah laku
manusia tentang baik-burukf. Estetika, membicarakan hal-hal yang
berkaitan dengan hakikatkeindahan kejelekan.
Aliran-aliran utama filsafat yang ada sejak dahulu hingga
sekarang adalah sebagai berikut :
a. Aliran Materialisme, aliran ini mengajarkan bahwa hakikat
realitas kesemestaan, termasuk mahluk hidup dan manusia ialah
materi. Semua realitas itu ditentukan oleh materi (misalnya benda
ekonomi, makanan) danterikat pada hukum alam, yaitu hukum
sebab-akibat (hukum kausalitas) yang bersifat objektif.
b. Aliran Idealisme/Spiritualisme, aliran ini mengajarkan bahwa ide dan
spirit manusia yang menentukan hidup dan pengertian manusia.
Subjek manusia sadar atas realitas dirinya dan kesemestaan karena
ada akal budi dan kesadaran rohani manusia yang tidak sadar atau
mati sama sekali tidak menyadari dirinya apalagi realitas
kesemestaan. Jadi hakikat diri dan kenyataan kesemestaan ialah
akal budi (ide dan spirit)
c. Aliran Realisme, aliran ini menggambarkan bahwa kedua aliran
diatas adalah bertentangan, tidak sesuai dengan kenyataan (tidak
realistis). Sesungguhnya, realitas kesemestaan, terutama kehidupan
bukanlah benda (materi) semata-mata. Kehidupan seperti tampak
pada tumbuh-tumbuhan,hewan, dan manusia mereka hidup
berkembang biak, kemudian tua dan akhirnya mati. Pastilah
realitasdemikian lebih daripada sekadar materi. Oleh karenanya,
realitas adalah panduan benda (materi dan jasmaniah) dengan yang
non materi (spiritual, jiwa, dan rohaniah). Khusus pada manusia
tampakdalam gejala daya pikir, cipta, dan budi. Jadi menurut aliran
ini, realitas merupakan sintesis antara jasmaniah-rohaniah, materi
dan nonmateri.
10
2.2. Pancasila sebagai Falsafah Kehidupan Bangsa Indonesia
Filsafat pancasila adalah hasil berpikir atau pemikiran yang sedalam-
dalamnya dari bangsa Indonesia yang oleh bangsa Indonesia yang di anggap,
dipercaya dan diyakini sebagai sesuatu (kenyataan, norma-norma,nilai-nilai)
yang paling benar, paling adil, paling bijaksana, paling baik dan paling sesuai
bagi bangsa Indonesia. Bentuk filsafat Pancasila digolongkan menjadi :
11
Semua dari perbedaan itu terdapat persamaan yaitu budi dan
kepribadian.
2. Falsafat pancasila sebagai dasar Negara Republik Indonesia
Pancasila yang dikukuhkan dalam sidang I dari BPPK (Badan
Penyelidikan Persiapan Kemerdekaan) pada tanggal 1 Juni 1945
menjadikan dasar bagi Negara Indonesia merdeka. Landasan atau dasar
itu haruslah kuat dan kokoh agar Indonesia tetap berdiri tegak sentosa
selama-lamanya. Landasan itu harus pula tahan uji terhadap serangan-
serangan baik secara internal maupun eksternal. Adapun dasar itu
haruslah berupa suatu filsafat yang menyimpulkan kehidupan dan cita-cita
bangsa dan Negara Indonesia yang merdeka. Di atas dasar itulah
didirikan Negara Republik Indonesia sebagai perwujudan kemerdekaan
politik ini yang menuju kepada kemerdekaan ekonomi, sosial dan
kebudayaan.Oleh Karena Pancasila tercantum dalam UUD 1945 dan
bahkan menjiwai seluruh isi peraturan dasar tersebut yang berfungsi
sebagai dasar Negara, maka semua peraturan perundang-undangan
Republik Indonesia yang dikeluarkan oleh Negara dan pemerintah
Republik Indonesia haruslah sejiwa dan sejalan dengan Pancasila. Dalam
ketetapan MPRS No. XX/MPRS/1966 ditegaskan, bahwa Pancasila itu
adalah sumber dari segala sumber hukum (sumber hukum formal,
undang-undang, kebiasaan, traktat, yurisprudensi, hakim, ilmu
pengetahuan hukum)
3. Falsafat pancasila sebagai jiwa dan kepribadian bangsa Indonesia
Menurut Dewan Perancang Nasional, yang dimaksud dengan
kepribadian Indonesia ialah: keseluruhan cirri-ciri khas bangsa Indonesia,
yang membedakan bangsa Indonesia dengan bangsa-bangsa lainnya.
Keseluruhan ciri-ciri khas bangsa Indonesia adalah pencerminan dari
garis pertumbuhan dan perkembangan bangsa Indonesia sepanjang
masa.Garis petumbuhan dan perkembangan bangsa Indonesia yang
ditentukan oleh kehidupan budi bangsa Indonesia dan dipengaruhi oleh
tempat, lingkungan dan suasana waktu sepanjang masa. Walaupun
bangsa Indonesia sejak dahulu kala bergaul dengan berbagai peradaban
kebudayaan bangsa lain (Hindu, Tiongkok, Portugis, Spanyol, Belanda,
dan lain-lain) namun kepribadian bangsa Indonesia tetap hidup dan
12
berkembang. Mungkin di sana-sini, misalnya di daerah-daerah
tertentu masyarakat kota kepribadian itu dapat dipengaruhi oleh unsur-
unsur asing, namun pada dasarnya bangsa Indonesia tetap hidup dalam
kepribadiannya sendiri. Bangsa Indonesia secara jelas dapat dibedakan
dari bangsa-bangsa lain. Apabila kita memperhatikan tiap sila dari
Pancasila, maka akan tampak dengan jelas bahwa tiap sila Pancasila itu
adalah pencerminan dari bangsa kita.
13
hakikat Tuhan dalam arti kesesuaian Negara dengan nilai-nilai yang datang
dari Tuhan sebagai kausa prima. Negara memiliki hubungan yang
langsung dengan manusia sebagai pendukung pokoknya; adapun manusia
mempunyai hubungan yang langsung dengan Tuhan (sebagai kausa
prima). Jadi dapat disimpulkan bahwa Negara mempunyai hubungan
sebab akibat yang tidak langsung dengan Tuhan lewat manusia.
2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
Perkataan “kemanusiaan” dalam sila kedua ini, berarti: sifat-sifat
manusia yang menunjukkan cirri-ciri khas atau identitasnya manusia itu
sendiri. Maka “kemanusiaan Indonesia”, seperti yang dimaksud sila kedua
secara keseluruhan mempunyai arti: bahwa sifat manusia adalah
memperlakukan manusia lain secara adil, tidak sewenang-wenang,
perlakuan hanya bisa dilaksanakan karena telah mencapai peradaban
yang telah tinggi nilainya. Itulah sebabnya mengapa sila kemanusiaan yang
adil dan beradab mewajibkan kepada manusia untuk senantiasa
menjunjung tinggi norma-norma hukum dan moral hingga memperlakukan
sesama manusia, bahkan makhluk-makhluk hewani secara adil dan
beradab.
3. Persatuan Indonesia
Pengertian persatuan Indonesia terutama dalam proses mencapai
Indonesia merdeka, sebagai faktor kunci, sumber semangat dan sumber
motivasi, sampai tercapainya Indonesia merdeka. Dengan demikian dapat
diartikan bahwa sila ini tidak menghendaki perpecahan baik sebagai
bangsa, maupun sebagai Negara. Karena itu, walaupun bangsa Indonesia
terdiri atas bermacam-macam suku dan keturunan berdiam diatas suatu
wilayah luas yang terdiri dari beribu-ribu pulau, tetapi karena sifat kesatuan
ini maka tidak dapat dibagi-bagi, jadi utuh, satu dan tidak terpecah-pecah
untuk menyeluruh
4. Kerakyatan Yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan Perwakilan
Sila kerakyatan ini merupakan ciri penting daripada asa
kekeluargaan, karena pancasila sendiri tidaklah lahir dari sumber asing,
tetapi digali dari kepribadian Indonesia, yaitu kekeluargaan yang harmonis,
dimana terdapat adanya keseimbangan antara kepentingan individu
14
dengan kepentingan keseluruhan atau masyarakat. Sila keempat ini
menjadi asas atau prinsip daripada demokrasi pancasila, yang
digambarkan sebagai suatu paham demokrasi yang bersumber atau
berasal pandangan bangsa Indonesia yang digali dari kepribadian bangsa
Indonesia sendiri.
5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Keadilan sosial beratri bahwa keadilan tersebut berlaku disegala
bidang kehidupan masyarakat, baik mareriil maupun spiritual. Maksudnya,
bahwa setiap orang Indonesia mendapat perlakuan adil, baik dibidang
hukum, politik, sosial, ekonomi, kebudayaan dan bidang-bidang lain.
Adapun perwujudan dan pelaksanaan keadilan sosial tidak bias dilepaskan
dari tujuan dan cara-cara mencapai tujuan tersebut. Salah satu jalan yang
dipandang paling ampuh dalam pelaksanaan sila kelima ini ialah, jalan
melalui asas kekeluargaan yang selaras (harmonis) sebab kekeluargaan
merupakan suatu asas yang digali dari sifat-sifat kepribadian bangsa
Indonesia sendiri. Maka untuk mencapai keadilan sosial ini, kita harus
menempuh cara-cara kekeluargaan dibidang materiil (kebendaan) maupun
di bidang sepirituil (kerohanian).
15
mengamatigejala-gejala sosial budaya masyarakat, merefleksikannya dan
menarik arti dan makna yang hakiki dari gejala-gejala itu).
Dengan demikian, filsafat Pancasila akan mengungkapkan konsep-
konsep kebenaran yang bukan saja ditujukanpada bangsa Indonesia,
melainkan bagi manusia pada umumnya.
2.4.1. Aspek Ontologis
Ontologi menurut Runes, adalah teori tentang adanya keberadaan
ataueksistensi. Sementara Aristoteles, menyebutnya sebagai ilmu yang
menyelidiki hakikat sesuatu dan disamakan artinya dengan metafisika.
Jadi ontologi adalahbidang filsafat yang menyelidiki makna yang ada
(eksistensi dan keberadaan), sumber ada, jenis ada, dan hakikat ada,
termasuk ada alam, manusia, metafisika dan kesemestaan atau
kosmologi. Dasar ontologi Pancasila adalah manusia yang memiliki
hakikat mutlakmonopluralis, oleh karenanya disebut juga sebagai dasar
antropologis. Subyek pendukungnya adalah manusia, yakni : yang
berketuhanan, yang berkemanusiaan, yang berpersatuan, yang
berkerakyatan dan yang berkeadilan pada hakikatnya adalah manusia.
Hal yang sama juga berlaku dalam konteks negara Indonesia,
Pancasila adalah filsafat negara dan pendukung pokok Negara adalah
rakyat (manusia).
2.4.2. Aspek Epistemologi
Epistemologi adalah bidang/cabang filsafat yang menyelidiki asal,
syarat, susunan, metode, dan validitas ilmu pengetahuan.
Pengetahuan manusia sebagai hasil pengalaman dan pemikiran,
membentuk budaya. Bagaimanamanusia mengetahui bahwa ia tahu
atau mengetahui bahwa sesuatu itupengetahuan menjadi penyelidikan
epistemologi. Dengan kata lain, adalah bidang/cabang yang
menyelidiki makna dan nilai ilmu pengetahuan, sumbernya, syarat-
syarat dan proses terjadinya ilmu, termasuk semantik, logika,
matematika dan teori ilmu. Pancasila sebagai suatu sistem filsafat pada
hakikatnya adalah suatusistem pengetahuan. Dalam kehidupan sehari-
hari Pancasila menjadi pedoman atau dasar bagi bangsa Indonesia
dalam memandang realitas alam semesta, manusia, masyarakat,
bangsa, dan negara tentang makna hidup serta sebagai dasar bagi
16
manusia Indonesia untuk menyelesaikan masalah yang dihadapidalam
hidup dan kehidupan. Pancasila dalam pengertian seperti itu
telahmenjadi suatu sistem cita-cita atau keyakinan-keyakinan (believe
system) sehingga telah menjelma menjadi ideologi (mengandung tiga
unsur yaitu :
1. logos (rasionalitas atau penalaran)
2. pathos (penghayatan), dan
3. ethos (kesusilaan).
2.3.3. Aspek Aksiologi
Aksiologi mempunyai arti nilai, manfaat, pikiran dan atau ilmu/teori.
Menurut Brameld, aksiologi adalah cabang filsafat yang menyelidiki :
a. tingkah laku moral, yang berwujud etika,
b. ekspresi etika, yang berwujud estetika atau seni dan keindahan,
c. sosio politik yang berwujud ideologi.
Kehidupan manusia sebagai mahluk subyek budaya, pencipta
dan penegak nilai, berarti manusia secara sadar mencari memilih dan
melaksanakan(menikmati) nilai. Jadi nilai merupakan fungsi rohani
jasmani manusia. Dengan demikian, aksiologi adalah cabang filsafat
yang menyelidiki makna nilai, sumber nilai, jenis nilai, tingkatan nilai
dan hakikat nilai, termasuk estetika, etika, ketuhanan dan
agama. Berdasarkan uraian tersebut maka dapat dikemukakan pula
bahwa yang mengandung nilai itu bukan hanya yang bersifat material
saja tetapi juga sesuatu yang bersifat nonmaterial/rokhaniah. Nilai-nilai
material relatif mudah diukur yaitu dengan menggunakan indra maupun
alat pengukur lainnya, sedangkan nilai rokhaniah alat ukurnya adalah
hati nurani manusia yang dibantu indra manusia yaitu cipta, rasa, karsa
serta keyakinan manusia.
2.5. Pancasila sebagai Nilai Dasar Fundamental bagi Bangsa dan Negara
Republik Indonesia
Pandangan mengenai hubungan antara manusia dan masyarakat
merupakan falsafah kehidupan masyarakat yang memberi corak dan warna
bagi kehidupan masyarakat. Pancasila memandang bahwa kebahagiaan
manusia akan tercapai jika ditumbuh-kembangkan hubungan yang serasi
17
antara manusia dengan masyarakat serta hubungan manusia dengan Tuhan
Yang Maha Kuasa.
1. Hubungan Vertikal
Adalah hubungan manusia dengan Tuhan Yang Maha Kuasa
sebagai penjelmaan dari nilai-nilai Ketuhanan Yang Maha Esa. Dalam
hubungannya dengan itu, manusia memiliki kewajiban-kewajiban untuk
melaksanakan perintah-Nya dan menjauhkan/menghentikan larangan-Nya,
sedangkan hak-hak yang diterima manusia adalah rahmat yang tidak
terhingga yang diberikan dan pembalasan amal perbuatan di akhirat nanti.
2. Hubungan Horisontal
Adalah hubungan manusia dengan sesamanya baik dalam fungsinya
sebagai warga masyarakat, warga bangsa maupun warga negara.
Hubungan itu melahirkan hak dan kewajiban yang seimbang.
3. Hubungan Alamiah
Adalah hubungan manusia dengan alam sekitar yang meliputi
hewan,tumbuh-tumbuhan dan alam dengan segala kekayaannya. Seluruh
alam dengansegala isinya adalah untuk kebutuhan manusia. Manusia
berkewajiban untukmelestarikan karena alam mengalami penyusutan
sedangkan manusia terus bertambah. Oleh karena itu, memelihara
kelestrian alam merupakan kewajibanmanusia, sedangkan hak yang
diterima manusia dari alam sudah tidak terhingga banyaknya.
18
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa Falsafah
Pancasila merupakan hasil pemikiran dari bangsa Indonesia yang dianggap
sebagai norma dan nilai yang dijadikan sebagai pandangan hidup yang
bijaksana, dan baik bagi bangsa Indonesia.
2.3. Saran
Dalam makalah ini penulis berkeinginan memberikan saran kepada
pembaca agar ikut peduli dalam mengetahui sejauh mana kita mempelajari
tentang pancasila sebagai falsafah kehidupan bangsa Indonesia. Semoga
dengan makalah ini para pembaca dapat menambah cakrawala ilmu
pengetahuan.
19
DAFTAR PUSTAKA
K.Wantjik, Saleh. 1978. Kitab Kumpulan Peraturan Perundang RI, Jakarta: PT.
Gramedia.
Darmodiharjo, Darji. 1978. Pokok-pokok Filsafat Hukum, Jakarta: PT. Gramedia.
Driyarkara, SJN., 1978, Percikan Filsafat, Jakarta: PT. Pembangunan.
Kaelan. 2002. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta: Paradigma.
Kaelan. 2002. Filsafat Pancasila Pandangan Hidup Bangsa. Yogyakarta: Paradigma.
Kodhi, S.A., dan Soejadi, R. 1994. Filsafat, Ideologi,dan Wawasan Bangsa
Indonesia.
Yogyakarta: Penerbit Universitas Atma Jaya..
Notonagoro. 1974. Pancasila Dasar Filsafat Negara. Jakarta: Cetakan Ke-4,
Pantjuran
Tudjuh.
Poespowardoyo, Soenaryo. 1989. Filsafat Pancasila. Jakarta: Gramedia
20