Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sebagai dasar Negara Indonesia, Pancasila menjadi landasan fundamental dalam


kehidupan berbangsa. Pancasila telah ada dalam segala bentuk kehidupan rakyat Indonesia
terkecuali bagi mereka yang tidak pancasilais. Pancasila sebagai falsafah hidup
menginginkan agar moral pancasila menjadi cita-cita dan merupakan inti semangat bersama
dari berbagai moral yang secara nyata terdapat di Indonesia. Ini berarti bahwa wawasan nilai-
nilai yang terkandung dalam pancasila secara kultural diinginkan agar tertanam di kehidupan
masyarakat. Sehingga pancasila juga sebagai alat pemersatu dalam hidup kerukunan
berbangsa, serta sebagai pandangan hidup untuk kehidupan manusia Indonesia sehari-hari.
Dengan demikian bahwa pancasila sebagai falsafah hidup bangsa harus diketahui oleh
seluruh warga Negara Indonesia agar menghormati, menghargai, menjaga dan menjalankan
apa-apa yang telah dilakukan oleh pendiri bangsa tanpa adanya keraguan guna memperkuat
kesatuan dan persatuan bangsa dan Negara Indonesia.

B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian Falsafah Pancasila?
2. Bagaimana relevansi Pancasila bagi kehidupan bermasyarakat dan berbangsa?

C. Tujuan masalah
1. Untuk mengetahui pengertian Falsafah Pancasila
2. Untuk memahami relevansi pancasila bagi kehidupan bermasyarakat dan berbangsa.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Makalah ini membahas mengenai landasan filosofis Pancasila dan fungsi utama filsafat
Pancasila bagi bangsa dan negara Indonesia. Serta membahas mengenai bukti bahwa falsafah
Pancasila dijadikan sebagai dasar falsafah negara Indonesia. Berdasarkan beberapa masalah
yang teridentifikasi tersebut, makalah ini difokuskan pada falsafah Pancasila sebagai dasar
falsafah negara Indonesia.

Dalam pembuatan makalah ini, metode pengumpulan data yang digunakan adalah kaji
pustaka terhadap bahan-bahan kepustakaan yang sesuai dengan permasalahan yang diangkat
dalam makalah ini yaitu dengan tema wawasan kebangsaan. Sebagai referensi juga diperoleh
dari situs web internet yang membahas mengenai falsafah Pancasila sebagai dasar falsafah
negara Indonesia.

Penyusunan makalah ini berdasarkan metode deskriptif analistis, yaitu mengidentifikasi


permasalahan berdasarkan fakta dan data yanag ada, menganalisis permasalahan berdasarkan
pustaka dan data pendukung lainnya, serta mencari alternatif pemecahan masalah
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Filsafat

Sebelum dibahas pengertian filsafat secara material maka dipandang perlu untuk
membahas terlebih dahulu makna dan arti istilah “filsafat”. Secara etimologi “filsafat” berasal
dari bahasa Yunani “philein” yang artinya “cinta” dan “sophos” yang artinya “Hikmah” atau
“kebijaksanaan” atau “wisdom”(Nasution, 1973)1[1]. Sehingga menurut asal katanya: filsafat
(philo-shopia) berarti “mencintai kebijaksanaan” atau “mencintai hikmah/pengetahuan.
Cinta dalam hal ini mempunyai arti yang seluas-luasnya yaitu ingin dan berusaha
untuk mencapai yang diinginkan. Sedangkan kebijaksanaan lebih lanjut berarti “pandai”, tahu
dengan mendalam dan seluas-luasnya, baik secara teoretis sampai dengan keputusan untuk
bertindak (hamersma,1981).2[2]
Beberapa ahli mengartikan filsafat sebagai berikut3[3]
1. Menurut R.Beerling, filsafat adalah pemikiran-pemikiran bebas, diilhami oleh rasio,
mengenai segala sesuatu yang timbul dari pengalaman-pengalaman.
2. Menurut Corn. Verhoeven, filsafat meradikalkan keheranan kesegala jurusan.
3. Menurut, Arne Naess filsafat terdiri dari pandangan-pandangan yang menyeluruh, yang
diungkapkan dalam pengertian-pengertian.
4. Menurut I. Kant, berfilsafat yang sebenarnya adalah menguji secara kritis akan kepastian
sesuatu yang dianggap sudah semestinya.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa filsafat adalah pandangan hidup
seseorang atau sekelompok orang yang bersifat menyeluruh.
Lingkup Pengertian Filsafat
Filsafat memiliki bidang bahasan yang sangat luas yaitu segala sesuau baik yang
bersifat konkret maupun yang bersifat abstrak. Maka untuk mengetahui lingkup pengertian
filsafat terlebih dahulu perlu dipahami objek material dan formal ilmu filsafat sebagai
berikut.4[4]
1. Objek Material Filsafat
objek pembahasan filsafat yang meliputi segala sesuatu baik yang bersifat material
konkret seperti manusia, alam, benda, binatang, dan sebagainya, maupun sesuatu yang
bersifat abstrak misalnya nilai, ide-ide, ideology, moral, pandangan hidup, dan lain
sebagainya.
2. Objek formal filsafat
Cara memandang seorang peneliti terhadap objek material tersebut, suatu objek material
tertentu dapat ditinjau dari berbagai macam sudut pandang yang berbeda.
Berdasarkan objek material dan formal ilmu filsafat tersebut, maka lingkup pengertian filsafat
menjadi sangat luas. Berikut ini dijelaskan berbagai bidang lingkup pengertian filsafat5[5].
a. Filsafat sebagai suatu kebijaksanaan yang rasional dari segala sesuatu
manusia perlu menentukan suatu kebijaksanaan yang hakiki dan rasional. Agar manusia dapat
menyelesaikan secara arif bijaksana harus memiliki dasar-dasar kebijaksanaan yang lazimnya
bersumber pada agama dan pandangan hidupnya.
b. Filsafat sebagai satu sifat dan pandangan hidup
Manusia dalam menghadapi dalam segala macam problema dalam hidupnya harus
diselesaikan berdasarkan sikap dan pandangan hidupnya. Artinya manusia harus memiliki
prinsip-prinsip sebagai suatu sikap dan pandangan hidup agar di dalam hidupnya tidak
terombang-ambing.
c. Filsafat sebagai suatu kelompok persoalan
Manusia dalam kehidupan sehari-hari senantiasa menghadapi persoalan-persoalan yang
memerlukan suatu jawaban. Namun tiidak semua persoalan manusia tidak dikatakan filsafat.
Persoalan manusia yang termasuk dalam lingkup filsafat adalah bersifat fundamental,
mendalam, hakiki, serta memerlukan jawaban yang mendalam hakiki sampai pada tingkat
hakikatnya.
d. Filsafat sebagai suatu kelompok teori dan sistem pemikiran
Dalam perkembangan filsafat muncul system-sistem pemikiran dan teori-teori. Filsafat
sendiri mengacu kepada suatu hasil atau teori yang di hasilkan oleh para filsuf.sehingga
terdapat berbagai macam wujud hasil pemikiran dan dalam berbagai bidang.
e. Filsafat sebagai suatu proses kritis dan sistematis dari segala pengetahuan manusia.
Filsafat berupaya untuk meninjau secara kritis segala pengetahuan manusia terutama ilmu
pengetahuan yang berkembang ini. Secara praktis dalam proses penelitian ilmiah dalam
metode, objek penelitian serta segala instrument penelitian haruslah memiliki kesesuaian.
Maka semua system pengaetahuan dan ilmu pengetahuan manusia tersebut senantiasa ditinjau
secara kritis oleh filsaafat.
f. Filsafat sebagai usaha untuk memperoleh pandangan yang komprehensif.
Menurut para ahli filsafat spekulatif tujuan filsafat adalah berupaya menyatu paduan hasil-
hasil pengalaman manusia dalam bidang keagamaan, etika, serta ilmu pengetahuan yang
dilakukan secara menyeluruh. Upaya ini diharapkan untuk mendapatkan kesimpulan
pemahaman secara umum tentang manusia, masyarakat, alam, dan hubungannya dengan
manusia dan makhluk hidup lainnya seta pandangan-pandangan yang menjangkau ke arah
masa depan. Para filsuf yang berupaya untuk mendapatkan pandangan yang bersifat
komprehensif antara lain, John Dewey, Hegel, A.N. Whitehead. Aristoteles, Plato, Berson
dan lain sebagainya.

B. Filsafat Pancasila
Filsafat pancasila adalah hasil berpikir atau pemikiran yang sedalam-dalamnya dari
bangsa Indonesia yang oleh bangsa Indonesia yang di anggap, dipercaya dan diyakini sebagai
sesuatu (kenyataan, norma-norma,nilai-nilai) yang paling benar, paling adil, paling bijaksana,
paling baik dan paling sesuai bagi bangsa Indonesia.6[6]
Bentuk filsafat Pancasila digolongkan menjadi7[7]:
1. Falsafah Pancasila bersifat religius, ini berarti bahwa filsafat pancasila dalam hal
kebijaksanaan dan kebenaran mengenal adanya kebenaran mutlak yang berasal dari tuhan
yang maha esa dan sekaligus mengakui keterbatasan kemampuan manusia, termasuk
kemampuan berpikir.
2. Falsafah pancasila dalam arti praktis, ini berarti bahwa filsafat pancasila di dalam
mengadakan pemikiran yang sedalam-dalamnya, tidak hanya bertujuan mencari kebenaran
dan kebijaksanaan, tidak sekadar untuk memenuhi hasrat ingin tahu dari manusia yang tidak
habis-habisnya, tetapi juga dan terutama hasil pemikiran yang berwujud filsafat pancasila
tersebut digunakan sebagai pedoman hidup sehari-hari, agar hidupnya dapat mencapai
kebahagiaan lahir dan batin, baik dunia maupun akhirat.
Fungsi pokok filsafat Pancasila:
1. Falsafah pancasila sebagai pandangan hidup8[8]
Falsafat pancasila sebagai pandangan hidup adalah filsafat yang digunakan sebagai
pegangan, pedoman atau petunjuk oleh bangsa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari. Dalam
pengertian ini falsafah pancasila adalah falsafah untuk di amalkan dalam kehidupan sehari-
hari, dalam segala bidang kehidupan dan penghidupannya. Falsafah pancasila yang berasal
dari kepribadian bangsa Indonesia sama halnya dengan falsafah pancasila sebagai pandangan
hidup, karena merupakan cirri-ciri khas dari bangsa Indonesia. Falsafah pancasila merupakan
hakikat pencerminan budaya bangsa Indonesia, yaitu hakikat pencerminan dari peradaban,
keadaban kebudayaan, cermin keluhuran budi dan kepribadian yang berasal dari sejarah
sejarah pertumbuhan dan perkembangan sendiri. Pencerminan kehidupan yang dialami
bangsa Indonesia yang bersuku-suku dan mempunyai tradisi yang berbeda-beda. Semua dari
perbedaan itu terdapat persamaan yaitu budi dan kepribadian.
2. Falsafat pancasila sebagai dasar Negara Republik Indonesia9[9]
Pancasila yang dikukuhkan dalam sidang I dari BPPK (Badan Penyelidikan Persiapan
Kemerdekaan) pada tanggal 1 Juni 1945 menjadikan dasar bagi Negara Indonesia merdeka.
Landasan atau dasar itu haruslah kuat dan kokoh agar Indonesia tetap berdiri tegak sentosa
selama-lamanya. Landasan itu harus pula tahan uji terhadap serangan-serangan baik secara
internal maupun eksternal. Adapun dasar itu haruslah berupa suatu filsafat yang
menyimpulkan kehidupan dan cita-cita bangsa dan Negara Indonesia yang merdeka. Di atas
dasar itulah didirikan Negara Republik Indonesia sebagai perwujudan kemerdekaan politik
ini yang menuju kepada kemerdekaan ekonomi, sosial dan kebudayaan.
Oleh Karena Pancasila tercantum dalam UUD 1945 dan bahkan menjiwai seluruh isi
peraturan dasar tersebut yang berfungsi sebagai dasar Negara, maka semua peraturan
perundang-undangan Republik Indonesia yang dikeluarkan oleh Negara dan pemerintah
Republik Indonesia haruslah sejiwa dan sejalan dengan Pancasila. Dalam ketetapan MPRS
No. XX/MPRS/1966 ditegaskan, bahwa Pancasila itu adalah sumber dari segala sumber
hukum (sumber hukum formal, undang-undang, kebiasaan, traktat, yurisprudensi, hakim,
ilmu pengetahuan hukum)
3. Falsafat pancasila sebagai jiwa dan kepribadian bangsa Indonesia10[10]
Menurut Dewan Perancang Nasional, yang dimaksud dengan kepribadian Indonesia
ialah: keseluruhan cirri-ciri khas bangsa Indonesia, yang membedakan bangsa Indonesia
dengan bangsa-bangsa lainnya. Keseluruhan ciri-ciri khas bangsa Indonesia adalah
pencerminan dari garis pertumbuhan dan perkembangan bangsa Indonesia sepanjang masa.
Garis petumbuhan dan perkembangan bangsa Indonesia yang ditentukan oleh
kehidupan budi bangsa Indonesia dan dipengaruhi oleh tempat, lingkungan dan suasana
waktu sepanjang masa. Walaupun bangsa Indonesia sejak dahulu kala bergaul dengan
berbagai peradaban kebudayaan bangsa lain (Hindu, Tiongkok, Portugis, Spanyol, Belanda,
dan lain-lain) namun kepribadian bangsa Indonesia tetap hidup dan berkembang. Mungkin di
sana-sini, misalnya di daerah-daerah tertentu masyarakat kota kepribadian itu dapat
dipengaruhi oleh unsur-unsur asing, namun pada dasarnya bangsa Indonesia tetap hidup
dalam kepribadiannya sendiri. Bangsa Indonesia secara jelas dapat dibedakan dari bangsa-
bangsa lain. Apabila kita memperhatikan tiap sila dari Pancasila, maka akan tampak dengan
jelas bahwa tiap sila Pancasila itu adalah pencerminan dari bangsa kita.

C. Relevansi Pancasila dalam Kehidupan Bermasyarakat dan Berbangsa


Pancasila sebagai suatu sistem filsafat bangsa yang merupakan sumber dari segala
penjabaran norma baik norma hukum, norma moral, maupun norma kenegaraan. Pancasila
memberikan dasar-dasar yang bersifat fundamental dan universal bagi manusia baik dalam
hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Pancasila sebagai dasar kehidupan bangsa Indonesia mempunyai lima sila yang
menjadi pedoman hidup. Sila-sila yang dicetuskan oleh pendiri bangsa atas dasar tujuan yang
sama. Terdapat butir-butir pancasila yang masih digunakan sampai saat ini :
1. Ketuhanan Yang Maha Esa11
Pancasila sebagai dasar filsafah Negara Indonesia, merupakan sumber nilai bagi
segala penyelenggaraan Negara baik yang bersifat kejasmanian maupun kerohanian. Hal ini
berarti bahwa dalam segala aspek penyelenggaraan Negara baik yang materi maupun yang
spiritual harus sesuai dengan nilai-nilai yang terdapat dalam sila-sila pancasila secara bulat
dan utuh.
Dalam kaitannya dengan sila ketuhanan yang maha esa mempunyai makna bahwa
segala aspek penyelenggaraan Negara harus sesuai dengan nilai-nilai yang berasal dari tuhan.
Bilamana dirinci masalah-masalah yang menyangkut penyelenggaraan Negara antara lain
meliputi penyelenggaraan Negara yang bersifat material maupun yang bersifat spiritual. Yang
bersifat material diantaranya berbentuk Negara, tujuan Negara, tertib hukum, system Negara;
adapun yang bersifat spiritual misalnya moral Negara, moral para penyelenggara Negara, dan
lain sebagainya.
Sila Ketuhanan Yang Maha Esa mengandung makna, bahwa Negara dengan segala
aspek pelaksanaannya harus sesuai dengan hakikat Tuhan dalam arti kesesuaian Negara
dengan nilai-nilai yang datang dari Tuhan sebagai kausa prima. Negara memiliki hubungan
yang langsung dengan manusia sebagai pendukung pokoknya; adapun manusia mempunyai
hubungan yang langsung dengan Tuhan (sebagai kausa prima). Jadi dapat disimpulkan bahwa
Negara mempunyai hubungan sebab akibat yang tidak langsung dengan Tuhan lewat
manusia.

2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab12[12].


Perkataan “kemanusiaan” dalam sila kedua ini, berarti: sifat-sifat manusia yang
menunjukkan cirri-ciri khas atau identitasnya manusia itu sendiri. Maka “kemanusiaan
Indonesia”, seperti yang dimaksud sila kedua secara keseluruhan mempunyai arti: bahwa sifat
manusia adalah memperlakukan manusia lain secara adil, tidak sewenang-wenang, perlakuan
hanya bisa dilaksanakan karena telah mencapai peradaban yang telah tinggi nilainya. Itulah
sebabnya mengapa sila kemanusiaan yang adil dan beradab mewajibkan kepada manusia
untuk senantiasa menjunjung tinggi norma-norma hukum dan moral hingga memperlakukan
sesama manusia, bahkan makhluk-makhluk hewani secara adil dan beradab.

3. Persatuan Indonesia.
Pengertian persatuan Indonesia terutama dalam proses mencapai Indonesia merdeka,
sebagai faktor kunci, sumber semangat dan sumber motivasi, sampai tercapainya Indonesia
merdeka13[13].
Dengan demikian dapat diartikan bahwa sila ini tidak menghendaki perpecahan baik
sebagai bangsa, maupun sebagai Negara. Karena itu, walaupun bangsa Indonesia terdiri atas
bermacam-macam suku dan keturunan berdiam diatas suatu wilayah luas yang terdiri dari
beribu-ribu pulau, tetapi karena sifat kesatuan ini maka tidak dapat dibagi-bagi, jadi utuh,
satu dan tidak terpecah-pecah untuk menyeluruh14[14].

4. Kerakyatan Yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan


Perwakilan15[15]
Sila kerakyatan ini merupakan ciri penting daripada asa kekeluargaan, karena
pancasila sendiri tidaklah lahir dari sumber asing, tetapi digali dari kepribadian Indonesia,
yaitu kekeluargaan yang harmonis, dimana terdapat adanya keseimbangan antara kepentingan
individu dengan kepentingan keseluruhan atau masyarakat. Sila keempai ini menjadi asas
atau prinsip daripada demokrasi pancasila, yang digambarkan sebagai suatu paham
demokrasi yang bersumber atau berasal pandangan bangsa Indonesia yang digali dari
kepribadian bangsa Indonesia sendiri.

5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia16[16]


Keadilan sosial beratri bahwa keadilan tersebut berlaku disegala bidang kehidupan
masyarakat, baik mareriil maupun spiritual. Maksudnya, bahwa setiap orang Indonesia
mendapat perlakuan adil, baik dibidang hukum, politik, sosial, ekonomi, kebudayaan dan
bidang-bidang lain. Adapun perwujudan dan pelaksanaan keadilan sosial tidak bias
dilepaskan dari tujuan dan cara-cara mencapai tujuan tersebut. Salah satu jalan yang
dipandang paling ampuh dalam pelaksanaan sila kelima ini ialah, jalan melalui asas
kekeluargaan yang selaras (harmonis) sebab kekeluargaan merupakan suatu asas yang digali
dari sifat-sifat kepribadian bangsa Indonesia sendiri. Maka untuk mencapai keadilan sosial
ini, kita harus menempuh cara-cara kekeluargaan dibidang materiil (kebendaan) maupun di
bidang sepirituil (kerohanian).
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Setelah memperhatikan isi dalam pembahasan di atas, maka dapat penulis tarik

kesimpulan sebagai berikut:

1. Filsafat Pancasila adalah hasil berpikir/pemikiran yang sedalam-dalamnya dari bangsa

Indonesia yang dianggap, dipercaya dan diyakini sebagai sesuatu (kenyataan, norma-

norma, nilai-nilai) yang paling benar, paling adil, paling bijaksana, paling baik dan paling

sesuai bagi bangsa Indonesia.

2. Fungsi utama filsafat Pancasila bagi bangsa dan negara Indonesia yaitu:

a) Filasafat Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia

b) Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia

c) Pancasila sebagai jiwa dan kepribadian bangsa Indonesia

3. Falsafah Pancasila sebagai dasar falsafah negara Indonesia, hal tersebut dapat dibuktikan

dengan ditemukannya dalam beberapa dokumen historis dan di dalam perundang-

undangan negara Indonesia seperti di bawah ini :

a. Dalam Pidato Ir. Soekarno tanggal 1 Juni 1945.


b. Dalam Naskah Politik yang bersejarah, tanggal 22 Juni 1945 alinea IV yang kemudian
dijadikan naskah rancangan Pembukaan UUD 1945 (terkenal dengan sebutan Piagam
Jakarta).
c. Dalam naskah Pembukaan UUD Proklamasi 1945, alinea IV.
d. Dalam Mukadimah Konstitusi Republik Indonesia Serikat (RIS) tanggal 27
Desember 1945, alinea IV.
e. Dalam Mukadimah UUD Sementara Republik Indonesia (UUDS RI) tanggal 17
Agustus 1950.
f. Dalam Pembukaan UUD 1945, alinea IV setelah Dekrit Presiden RI tanggal 5 Juli
1959.

B. SARAN

Warganegara Indonesia merupakan sekumpulan orang yang hidup dan tinggal di

negara Indonesia Oleh karena itu sebaiknya warga negara Indonesia harus lebih meyakini

atau mempercayai, menghormati, menghargai menjaga, memahami dan melaksanakan segala

hal yang telah dilakukan oleh para pahlawan khususnya dalam pemahaman bahwa falsafah

Pancasila adalah sebagai dasar falsafah negara Indonesia. Sehingga kekacauan yang sekarang

terjadi ini dapat diatasi dan lebih memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa dan negara

Indonesia ini.
DAFTAR PUSTAKA

Budiyono, Kabul.2009. Pendidikan Pancasila. Bandung: Alfabeta


Kaelan.2002. Filsafat pancasila. Yogyakarta: paradikma
Kaelan.2010.Pendidikan Kwarganegaraan. Yogyakarta: Paradikma
Salam, Burhanuddin.1996. Filsafat Pancasilaisme. Jakarta: PT Rineka Cipta
Wahana, Paulus. 1993. Filsafat Pancasilai. Yogyakarta: Kanisius
https://lasonearth.wordpress.com/makalah/falsafah-pancasila-sebagai-dasar-falsafah-negara-
indonesia/ di akses Tanggal 21 Agustus 2016

http://dinaseptember.blogspot.co.id/2014/03/makalah-pancasila-sebagai-falsafah.html di
akses Tanggal 21 Agustus 2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang
alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “Pancasila Sebagai Falsafah Hidup Yang
Mempersatukan Bangsa”.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa
meridhai segala usaha kita. Amin.

Bone-Bone, 21 Agustus 2016

Penulis
Daftar Isi

Kata Pengantar ............................................................................................................................ i

Daftar isi .................................................................................................................................... ii

Bab I Pendahuluan ..................................................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .......................................................................................................... 1

C. Tujuan ............................................................................................................................ 1

Bab II Tinjauan Pustaka ............................................................................................................. 2

Bab III Pembahasan .................................................................................................................. 3

A. Pengertian Filsafat ........................................................................................................ 3

B. Filsafat Pancasila .......................................................................................................... 5

C. Relevansi Pancasila dalam Kehidupan Bermasyarakat dan Berbangsa ........................ 7

Bab IV Penutup ....................................................................................................................... 11

A. Kesimpulan ................................................................................................................. 11

B. Saran ........................................................................................................................... 12

Daftar Pustaka .......................................................................................................................... 13


MAKALAH
PANCASILA SEBAGAI FALSAFAH HIDUP YANG
PEMPERSATUKAN BANGSA
D
I
S
U
S
U
N
OLEH :

KELOMPOK : 3
ANDI ZAHLAN MALINDON
AKBAR NURKOLIS FAJAR
ANDI SITTI NUR AISYAH
AULIA KAHAR
KIKI ANDREANI

SMA NEGERI 1 BONE-BONE


TAHUN PELAJARAN 2016/2017

Anda mungkin juga menyukai