PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian Falsafah Pancasila?
2. Bagaimana relevansi Pancasila bagi kehidupan bermasyarakat dan berbangsa?
C. Tujuan masalah
1. Untuk mengetahui pengertian Falsafah Pancasila
2. Untuk memahami relevansi pancasila bagi kehidupan bermasyarakat dan berbangsa.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Makalah ini membahas mengenai landasan filosofis Pancasila dan fungsi utama filsafat
Pancasila bagi bangsa dan negara Indonesia. Serta membahas mengenai bukti bahwa falsafah
Pancasila dijadikan sebagai dasar falsafah negara Indonesia. Berdasarkan beberapa masalah
yang teridentifikasi tersebut, makalah ini difokuskan pada falsafah Pancasila sebagai dasar
falsafah negara Indonesia.
Dalam pembuatan makalah ini, metode pengumpulan data yang digunakan adalah kaji
pustaka terhadap bahan-bahan kepustakaan yang sesuai dengan permasalahan yang diangkat
dalam makalah ini yaitu dengan tema wawasan kebangsaan. Sebagai referensi juga diperoleh
dari situs web internet yang membahas mengenai falsafah Pancasila sebagai dasar falsafah
negara Indonesia.
PEMBAHASAN
A. Pengertian Filsafat
Sebelum dibahas pengertian filsafat secara material maka dipandang perlu untuk
membahas terlebih dahulu makna dan arti istilah “filsafat”. Secara etimologi “filsafat” berasal
dari bahasa Yunani “philein” yang artinya “cinta” dan “sophos” yang artinya “Hikmah” atau
“kebijaksanaan” atau “wisdom”(Nasution, 1973)1[1]. Sehingga menurut asal katanya: filsafat
(philo-shopia) berarti “mencintai kebijaksanaan” atau “mencintai hikmah/pengetahuan.
Cinta dalam hal ini mempunyai arti yang seluas-luasnya yaitu ingin dan berusaha
untuk mencapai yang diinginkan. Sedangkan kebijaksanaan lebih lanjut berarti “pandai”, tahu
dengan mendalam dan seluas-luasnya, baik secara teoretis sampai dengan keputusan untuk
bertindak (hamersma,1981).2[2]
Beberapa ahli mengartikan filsafat sebagai berikut3[3]
1. Menurut R.Beerling, filsafat adalah pemikiran-pemikiran bebas, diilhami oleh rasio,
mengenai segala sesuatu yang timbul dari pengalaman-pengalaman.
2. Menurut Corn. Verhoeven, filsafat meradikalkan keheranan kesegala jurusan.
3. Menurut, Arne Naess filsafat terdiri dari pandangan-pandangan yang menyeluruh, yang
diungkapkan dalam pengertian-pengertian.
4. Menurut I. Kant, berfilsafat yang sebenarnya adalah menguji secara kritis akan kepastian
sesuatu yang dianggap sudah semestinya.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa filsafat adalah pandangan hidup
seseorang atau sekelompok orang yang bersifat menyeluruh.
Lingkup Pengertian Filsafat
Filsafat memiliki bidang bahasan yang sangat luas yaitu segala sesuau baik yang
bersifat konkret maupun yang bersifat abstrak. Maka untuk mengetahui lingkup pengertian
filsafat terlebih dahulu perlu dipahami objek material dan formal ilmu filsafat sebagai
berikut.4[4]
1. Objek Material Filsafat
objek pembahasan filsafat yang meliputi segala sesuatu baik yang bersifat material
konkret seperti manusia, alam, benda, binatang, dan sebagainya, maupun sesuatu yang
bersifat abstrak misalnya nilai, ide-ide, ideology, moral, pandangan hidup, dan lain
sebagainya.
2. Objek formal filsafat
Cara memandang seorang peneliti terhadap objek material tersebut, suatu objek material
tertentu dapat ditinjau dari berbagai macam sudut pandang yang berbeda.
Berdasarkan objek material dan formal ilmu filsafat tersebut, maka lingkup pengertian filsafat
menjadi sangat luas. Berikut ini dijelaskan berbagai bidang lingkup pengertian filsafat5[5].
a. Filsafat sebagai suatu kebijaksanaan yang rasional dari segala sesuatu
manusia perlu menentukan suatu kebijaksanaan yang hakiki dan rasional. Agar manusia dapat
menyelesaikan secara arif bijaksana harus memiliki dasar-dasar kebijaksanaan yang lazimnya
bersumber pada agama dan pandangan hidupnya.
b. Filsafat sebagai satu sifat dan pandangan hidup
Manusia dalam menghadapi dalam segala macam problema dalam hidupnya harus
diselesaikan berdasarkan sikap dan pandangan hidupnya. Artinya manusia harus memiliki
prinsip-prinsip sebagai suatu sikap dan pandangan hidup agar di dalam hidupnya tidak
terombang-ambing.
c. Filsafat sebagai suatu kelompok persoalan
Manusia dalam kehidupan sehari-hari senantiasa menghadapi persoalan-persoalan yang
memerlukan suatu jawaban. Namun tiidak semua persoalan manusia tidak dikatakan filsafat.
Persoalan manusia yang termasuk dalam lingkup filsafat adalah bersifat fundamental,
mendalam, hakiki, serta memerlukan jawaban yang mendalam hakiki sampai pada tingkat
hakikatnya.
d. Filsafat sebagai suatu kelompok teori dan sistem pemikiran
Dalam perkembangan filsafat muncul system-sistem pemikiran dan teori-teori. Filsafat
sendiri mengacu kepada suatu hasil atau teori yang di hasilkan oleh para filsuf.sehingga
terdapat berbagai macam wujud hasil pemikiran dan dalam berbagai bidang.
e. Filsafat sebagai suatu proses kritis dan sistematis dari segala pengetahuan manusia.
Filsafat berupaya untuk meninjau secara kritis segala pengetahuan manusia terutama ilmu
pengetahuan yang berkembang ini. Secara praktis dalam proses penelitian ilmiah dalam
metode, objek penelitian serta segala instrument penelitian haruslah memiliki kesesuaian.
Maka semua system pengaetahuan dan ilmu pengetahuan manusia tersebut senantiasa ditinjau
secara kritis oleh filsaafat.
f. Filsafat sebagai usaha untuk memperoleh pandangan yang komprehensif.
Menurut para ahli filsafat spekulatif tujuan filsafat adalah berupaya menyatu paduan hasil-
hasil pengalaman manusia dalam bidang keagamaan, etika, serta ilmu pengetahuan yang
dilakukan secara menyeluruh. Upaya ini diharapkan untuk mendapatkan kesimpulan
pemahaman secara umum tentang manusia, masyarakat, alam, dan hubungannya dengan
manusia dan makhluk hidup lainnya seta pandangan-pandangan yang menjangkau ke arah
masa depan. Para filsuf yang berupaya untuk mendapatkan pandangan yang bersifat
komprehensif antara lain, John Dewey, Hegel, A.N. Whitehead. Aristoteles, Plato, Berson
dan lain sebagainya.
B. Filsafat Pancasila
Filsafat pancasila adalah hasil berpikir atau pemikiran yang sedalam-dalamnya dari
bangsa Indonesia yang oleh bangsa Indonesia yang di anggap, dipercaya dan diyakini sebagai
sesuatu (kenyataan, norma-norma,nilai-nilai) yang paling benar, paling adil, paling bijaksana,
paling baik dan paling sesuai bagi bangsa Indonesia.6[6]
Bentuk filsafat Pancasila digolongkan menjadi7[7]:
1. Falsafah Pancasila bersifat religius, ini berarti bahwa filsafat pancasila dalam hal
kebijaksanaan dan kebenaran mengenal adanya kebenaran mutlak yang berasal dari tuhan
yang maha esa dan sekaligus mengakui keterbatasan kemampuan manusia, termasuk
kemampuan berpikir.
2. Falsafah pancasila dalam arti praktis, ini berarti bahwa filsafat pancasila di dalam
mengadakan pemikiran yang sedalam-dalamnya, tidak hanya bertujuan mencari kebenaran
dan kebijaksanaan, tidak sekadar untuk memenuhi hasrat ingin tahu dari manusia yang tidak
habis-habisnya, tetapi juga dan terutama hasil pemikiran yang berwujud filsafat pancasila
tersebut digunakan sebagai pedoman hidup sehari-hari, agar hidupnya dapat mencapai
kebahagiaan lahir dan batin, baik dunia maupun akhirat.
Fungsi pokok filsafat Pancasila:
1. Falsafah pancasila sebagai pandangan hidup8[8]
Falsafat pancasila sebagai pandangan hidup adalah filsafat yang digunakan sebagai
pegangan, pedoman atau petunjuk oleh bangsa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari. Dalam
pengertian ini falsafah pancasila adalah falsafah untuk di amalkan dalam kehidupan sehari-
hari, dalam segala bidang kehidupan dan penghidupannya. Falsafah pancasila yang berasal
dari kepribadian bangsa Indonesia sama halnya dengan falsafah pancasila sebagai pandangan
hidup, karena merupakan cirri-ciri khas dari bangsa Indonesia. Falsafah pancasila merupakan
hakikat pencerminan budaya bangsa Indonesia, yaitu hakikat pencerminan dari peradaban,
keadaban kebudayaan, cermin keluhuran budi dan kepribadian yang berasal dari sejarah
sejarah pertumbuhan dan perkembangan sendiri. Pencerminan kehidupan yang dialami
bangsa Indonesia yang bersuku-suku dan mempunyai tradisi yang berbeda-beda. Semua dari
perbedaan itu terdapat persamaan yaitu budi dan kepribadian.
2. Falsafat pancasila sebagai dasar Negara Republik Indonesia9[9]
Pancasila yang dikukuhkan dalam sidang I dari BPPK (Badan Penyelidikan Persiapan
Kemerdekaan) pada tanggal 1 Juni 1945 menjadikan dasar bagi Negara Indonesia merdeka.
Landasan atau dasar itu haruslah kuat dan kokoh agar Indonesia tetap berdiri tegak sentosa
selama-lamanya. Landasan itu harus pula tahan uji terhadap serangan-serangan baik secara
internal maupun eksternal. Adapun dasar itu haruslah berupa suatu filsafat yang
menyimpulkan kehidupan dan cita-cita bangsa dan Negara Indonesia yang merdeka. Di atas
dasar itulah didirikan Negara Republik Indonesia sebagai perwujudan kemerdekaan politik
ini yang menuju kepada kemerdekaan ekonomi, sosial dan kebudayaan.
Oleh Karena Pancasila tercantum dalam UUD 1945 dan bahkan menjiwai seluruh isi
peraturan dasar tersebut yang berfungsi sebagai dasar Negara, maka semua peraturan
perundang-undangan Republik Indonesia yang dikeluarkan oleh Negara dan pemerintah
Republik Indonesia haruslah sejiwa dan sejalan dengan Pancasila. Dalam ketetapan MPRS
No. XX/MPRS/1966 ditegaskan, bahwa Pancasila itu adalah sumber dari segala sumber
hukum (sumber hukum formal, undang-undang, kebiasaan, traktat, yurisprudensi, hakim,
ilmu pengetahuan hukum)
3. Falsafat pancasila sebagai jiwa dan kepribadian bangsa Indonesia10[10]
Menurut Dewan Perancang Nasional, yang dimaksud dengan kepribadian Indonesia
ialah: keseluruhan cirri-ciri khas bangsa Indonesia, yang membedakan bangsa Indonesia
dengan bangsa-bangsa lainnya. Keseluruhan ciri-ciri khas bangsa Indonesia adalah
pencerminan dari garis pertumbuhan dan perkembangan bangsa Indonesia sepanjang masa.
Garis petumbuhan dan perkembangan bangsa Indonesia yang ditentukan oleh
kehidupan budi bangsa Indonesia dan dipengaruhi oleh tempat, lingkungan dan suasana
waktu sepanjang masa. Walaupun bangsa Indonesia sejak dahulu kala bergaul dengan
berbagai peradaban kebudayaan bangsa lain (Hindu, Tiongkok, Portugis, Spanyol, Belanda,
dan lain-lain) namun kepribadian bangsa Indonesia tetap hidup dan berkembang. Mungkin di
sana-sini, misalnya di daerah-daerah tertentu masyarakat kota kepribadian itu dapat
dipengaruhi oleh unsur-unsur asing, namun pada dasarnya bangsa Indonesia tetap hidup
dalam kepribadiannya sendiri. Bangsa Indonesia secara jelas dapat dibedakan dari bangsa-
bangsa lain. Apabila kita memperhatikan tiap sila dari Pancasila, maka akan tampak dengan
jelas bahwa tiap sila Pancasila itu adalah pencerminan dari bangsa kita.
3. Persatuan Indonesia.
Pengertian persatuan Indonesia terutama dalam proses mencapai Indonesia merdeka,
sebagai faktor kunci, sumber semangat dan sumber motivasi, sampai tercapainya Indonesia
merdeka13[13].
Dengan demikian dapat diartikan bahwa sila ini tidak menghendaki perpecahan baik
sebagai bangsa, maupun sebagai Negara. Karena itu, walaupun bangsa Indonesia terdiri atas
bermacam-macam suku dan keturunan berdiam diatas suatu wilayah luas yang terdiri dari
beribu-ribu pulau, tetapi karena sifat kesatuan ini maka tidak dapat dibagi-bagi, jadi utuh,
satu dan tidak terpecah-pecah untuk menyeluruh14[14].
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Setelah memperhatikan isi dalam pembahasan di atas, maka dapat penulis tarik
Indonesia yang dianggap, dipercaya dan diyakini sebagai sesuatu (kenyataan, norma-
norma, nilai-nilai) yang paling benar, paling adil, paling bijaksana, paling baik dan paling
2. Fungsi utama filsafat Pancasila bagi bangsa dan negara Indonesia yaitu:
3. Falsafah Pancasila sebagai dasar falsafah negara Indonesia, hal tersebut dapat dibuktikan
B. SARAN
negara Indonesia Oleh karena itu sebaiknya warga negara Indonesia harus lebih meyakini
hal yang telah dilakukan oleh para pahlawan khususnya dalam pemahaman bahwa falsafah
Pancasila adalah sebagai dasar falsafah negara Indonesia. Sehingga kekacauan yang sekarang
terjadi ini dapat diatasi dan lebih memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa dan negara
Indonesia ini.
DAFTAR PUSTAKA
http://dinaseptember.blogspot.co.id/2014/03/makalah-pancasila-sebagai-falsafah.html di
akses Tanggal 21 Agustus 2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang
alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “Pancasila Sebagai Falsafah Hidup Yang
Mempersatukan Bangsa”.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa
meridhai segala usaha kita. Amin.
Penulis
Daftar Isi
C. Tujuan ............................................................................................................................ 1
A. Kesimpulan ................................................................................................................. 11
B. Saran ........................................................................................................................... 12
KELOMPOK : 3
ANDI ZAHLAN MALINDON
AKBAR NURKOLIS FAJAR
ANDI SITTI NUR AISYAH
AULIA KAHAR
KIKI ANDREANI