Anda di halaman 1dari 18

DIKSI DAN GAYA BAHASA

Makalah

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia

Yang diampu oleh Beby Dwi Febrianti, M.Pd

Di susun oleh:

Kelompok 3

Rizqy Iqromul Kholqi (1803402002)


Elok Roudhotul Izzah (1803402006)
Rahmat Hidayat (1803402008)
Isma Rahayu (1803402030)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS ISLAM JEMBER

Oktober 2018

1 | TPKI/Bahasa Indonesia
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya, sehingga


penulis dapat menyelesaikan makalah yang disusun untuk memenuhi tugas mata
kuliah umum Bahasa Indonesia dengan lancar dan sukses.

Mata kuliah Bahasa Indonesiamenekankanketerampilan mahasiswa untuk


menggunakan bahasa Indonesia seara baik dan benar, mampu menggunakan
bahasa Indonesia baik tulisan maupun lisan, dalam berbagai situasi, terutama
situasi resmi.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
Maka kritik dan saran yang bersifat membangun adalah harapan dari penulis
untuk makalah agar dapat disempurnakan.

Semoga amal baik yang telah diberikan dengan ikhlas mendapat balasan
yang setimpal dari Allah SWT. Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi semuanya. Amin.

Jember, 07 oktober 2018

Penulis

2 | TPKI/Bahasa Indonesia
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................ 2


Daftar Isi .......................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 4
C. Tujuan ................................................................................................... 4
D. Manfaat ................................................................................................. 5
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Diksi ....................................................................................... 6
B. Jenis Kata ............................................................................................. 9
C. Relasi Makna ........................................................................................ 12
D. Ungkapan Idiomatik ............................................................................. 15
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................................... 17
B. Saran ..................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 18

3 | TPKI/Bahasa Indonesia
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada dasarnya tujuan seseorang berbicara adalah untuk menyampaikan
pesan, informasi, maupun gagasan kepada orang lain sebagai pendengar atau
lawan bicara. Salah satu sarana yang diperlukan tentu saja bahasa. Sebagai
seorang pembiara, kita harus pandai-pandai menggunakan bahasa sebagai alat
berkomunikasi. Hal itu disebabkan, dalam proses komunikasi bahasa yang
baik belum tentu benar. Dan bahasa yang benar belum tentu baik.
Diksi merupakan salah satu unsur penting dalam Bahasa Indonesia. Akan
tetapi dalam era global seperti ini banyak orang terutama mahasiswa yang
tidak mengerti diksi. Padahal dalam kebahasaan diksi digunakan untuk
membenahi benar atau tidaknya suatu kalimat. Diksi dapat diartikan sebagai
pilihan kata pengarang untuk menggambarkan cerita mereka.
Berdasarkan pernyataan tersebut maka penulis ingin membahas tentang
diksi dan yang terdapat di dalamnya.

1.2 Rumusan Masalah

1) Apa yang dimaksud dengan diksi?


2) Apa saja jenis kata itu?
3) Apa yang dimaksud dengan relasi makna?
4) Uraikan tentang Ungkapan idiomatik!

1.3 Tujuan

1) Untuk mengetahui pengertian diksi.


2) Dapat meyebutkan macam-macam jenis kata.
3) Untuk menjelaskan dan mengerti relasi makna.
4) Mengerti dan menjelaskan pengertian Ungkapan idiomatik.

4 | TPKI/Bahasa Indonesia
1.3 Manfaat

1) Mahasiswa dapat mengetahui pengertian diksi.


2) Mahasiswa dapat menyebutkan jenis-jenis kata dalam Bahasa Indonesia.
3) Mahasiswa dapat menjelaskan apa itu relasi makna.
4) Mahasiswa dapat memahami dan dan menjelaskan ungkapan idiomatik.

5 | TPKI/Bahasa Indonesia
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Diksi

Diksi atau pilihan kata adalah hasil dari upaya memilih kata
tertentu untuk dipakai dalam suatu tuturan bahasa. Pilihan kata merupakan
satu unsur penting. Dengan pilihan kata yang tepat akan membantu
seseorang mengungkapkan dengan tepat apa yang ingin disampaikannya
baik secara lisam maupun tulisan. Pemilihan kata dilakukan apabila tersedia
sejumlah kata yang artinya hampir sama atau bermiripan. Selain itu,
pemilihan kata harus sesuai dengan situasi dan tempat.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia diksi adalah pemilihan


kata yang tepat dan selaras dalam penggunaanya sehingga dapat
memberikan kesan atau makna yang sesuai harapan. Adapun fungsi dari
diksi adalah mudah dipahami dan rseponsif dari pembaca atau pendengar
lebih besar. Adapun hal-hal yang harus diperhatikan agar pemilihan kata
menjadi tepat dan sesuaidengan yang kita harapkan adalah sebagai berikut :

1.) Makna kata

Ketetapan pemilihan kata adalah kemampuan sebuah kata untuk


menimbulkan gagasan yang sama pada imajinasi pembaca atau pendengar.
Oleh karena itu, sebelum memutuskan untuk menggunakan diksi yang akan
digunakan maka harus memahami makna dan relasi kata. Menurut Chaer
makna kata dapat diedakan menjadi enam bagian yaitu sebagai berikut :

a.) Makna denotasi dan makna konotasi

Makna denotasi merupakan arti suatu kata yang harus ada dan tidak
dipisahkan dari definisi logisnya.

Contoh : bunga-bunga di taman beraneka warna. (kata bunga mempunyai


makna denotasi, yaitu jenis tanaman tertentu).

Makna konotasi merupakan makna asosiatif yaitu makna yang


timbul sebaga akibat dari sikap sosial, pribadi, dan kriteria tambahan yang
dikenakan pada sebuah makna konseptual atau makna yang menganung
unsur subjektif( nyata).

6 | TPKI/Bahasa Indonesia
Makna konotasi dibagi menjadi dua yaitu :

*Konotasi positif, makna yang mengandung nilai rasa tinggi, baik, halus,
menyenangkan atu sakral dibandingkan dengan dengan nama dasarnya.

Contoh : Jenazah Pak Rasyid telah dikebumikan kemarin sore. ( kata


jenazah mempunyai makna konotasi positif, yang artinya jasad yang sudah
ditinggalkan oleh rohnya).

*Konotasi negatif, makna konotasi yang mengandung nilai rasa jelek,


kasar, rendah, kotor atau tidak sopan.

Contoh : Bangkai tikus itu sudah lama tidak dibuang. ( kata bangkai
mempunyai makna konotasi negatif )

b.) Makna leksikal dan makna gramatikal

Makna leksikal merupakan makna yang sesuai dengan hasil


observasi atau yang memang nyata dalam kehidupan.
Contoh: bakteri Salmonella sp. Menyebabkan penyakit tipus.

Makna gramatikal merupakan makna kata yang menyatakan makna


jamak, menunjukkan suatu jumlah.
Contoh: ada buku-buku baru di perpustakaan. Artinya ialah banyak
buku baru yang datang di perpustakaan.

c.) Makna referensial dan nonreferensial

Makna referensial merupakan kata yang mengacu kepada sesuatu.


Contoh: buku biologi ada di Rak no. 7. Kata “rak no.&” merupakan frase
yang menunjukkan makna referensial.

Makna nonreferensial merupakan kebaikan dari kata referensial.


Contoh : baru saja aku membaca buku itu, tetapi aku lupa meletakkannya.
Kata “tetapi” merupakan kata yang menunjukkan makna nonreferensial.

d.) Makna konseptual dan makna asosiatif

Makna konseptual merupakan makna kata yang menunjukkan


deskripsi kata tersebut.
Contoh: pangeran pergi menunggang unta. Kata “unta” memilki makna
konseptual yaitu binatang gurun berkaki empat yang dapat dijadikan
sebagai alat transportasi.

7 | TPKI/Bahasa Indonesia
Makna asosiasi merupakan makna kata yang menunjukkan
hubungan yang terkait dengan kata tersebut.
Contoh: kata merah memiliki hubungan berani sedangkan kata merpati
dihubungkan (asosiasi) dengan kesetiaan.

e.) Makna kata dan makna istilah

Makna kata akan terlihat jelas ketika kata tersebut digunakan


dalam sebuah kalimat.
Contoh : kata “dingin” dapat berarti mengenai suhu atau cuaca, atau
menunjukkan sikap seseorang.

Makna istilah merupakan makna yang bersifat pasti atau mutlak.


Contoh: kata dingin di atas jika digunakan dalam bidang ilmu pengetahan
alam maka memiiki makna pasti menunjukkan suatu suhu.

f.) Makna kias dan makna lugas

Makna kias merupakan kata atau frase yang biasa digunakan untuk
mengatakan makna secara tidak langsung. Biasa digunakan dalam majas
atau peribahasa.
Contoh : jangan sampai terjerat lintah darat. Frase lintah darat
menunjukkan makna kias yang berarti adalah rentenir.

Makna lugas merupakan kebalikan dari makna kias. Dalam artian


makna lugas lebih terang-terangan menyebutkan makna yag
sesungguhnya.
Contoh : sepertinya hampir semua pejabat negara adalah
koruptor.

2.) Kata umum dan kata khusus

Kata umum merupakan kata-kata yang pemakaian dan maknanya


bersifat umum dan mencakup bidang yang luas. Sedangkan kata khusus
merupakan kata-kata yang pemakaiannya dan maknanya bersifat terbatas
pada suatu bidang tertentu.

3.) Kata konkret dan kata abstrak

Kata benda konkret merupakan sesuatu yang dapat dilihat, diraba,


dan dirasa. Sedangkan kata benda abstrak merupakan sesuatu yang
dibendakan atau dianggap benda.

8 | TPKI/Bahasa Indonesia
Contoh : Petinju itu sedang beristirahat ( konkret )

Dunia petinju memang sangat berat ( abstrak )

A. Jenis Kata

Dalam Bahasa Indonesia ‘kata’ memiliki beragam jenis. Diantaranya


adalah sebagai berikut :

1.) Nomina ( kata benda )

Kata benda atau nomina merupakan kata yang mengacu kepada


suatu benda (c konkret maupun abstrak ). Contoh kata benda konkret
seperti meja, gawai, mobil. Sedangkan contoh kata abstrak seperti
kekuatan, cinta, kasih sayang, dan kemunduran. Kata benda biasanya
berasal dari kata sifat atau kata dasar yang mendapat imbuhan – an, ke-
dan – an, pe- dan – an.

Contoh : kata sifat kotor mendapat imbuhan –an menjadi kotoran ( kata benda )
kata sifat rajin mendapat imbuhan ke- dan – an menjadi kerajinan ( kata
benda )
kata dasar topang mendapat imbuhan pe- dan – an menjadi penopang
( kata benda )

Kata benda dapat berfungsi sebagai subjek, objek, pelengkap, dan keterangan.
Contoh :

- saya memiliki rumah ( kata rumah sebagai objek kalimat)


- saya memiliki rumah di kota Malang ( kata Malang sebagai keterangan
tempat kalimat)
- rumah dimiliki saya ( kata rumah sebagai subjek )
- saya belajar memanen padi ( kata benda padi menjadi pelengkap kalimat
dan melekat pada kata memanen )

2.) Verba ( kata kerja )

Kata kerja atau verba merupakan kata yang menyatakan melakukan


perbuatan atau tindakan. Kata kerja pada umumnya berfungsi sebagai
predikat dalam kalimat. Ciri dari kata kerja adalah sebagai berikut :

9 | TPKI/Bahasa Indonesia
a. Dapat diberi tanya waktu, seperti akan, sedang, dan telah. Contoh : akan
bermain, sedang mandi, telah pergi
b. Dapat diingkari dengan kata tidak.
Contoh : tidak mandi
c. Dapat diikuti oleh gabungan kata dengan + kata benda atau sifat.
Contoh : pergi dengan ayah, membaca dengan cepat

Jenis-jenis kata kerja ( verba ) yaitu, verba dasar bebas ( contohnya duduk,
minum, makan ), dan verba turunan yang terdiri atas sebaagi berikut :

a. Verba berafiks ( berimbuhan ).


Contoh : memakan, menyapu
b. Verba bereduplikasi
Contoh : jalan-jalan, minum-minum
c. Verba berproses gabung
Contoh : tertawa-tawa, mengingat-ingat
d. Verba majemuk
Contoh : cuci mata, campur tangan, unjuk gigi
e. Verba transitif ( kata kerja yang membutuhkan objek )
Contoh : saya ( subjek ) makan ( predikat ) buku ( objek )
f. Verba intransitif ( kata kerja yang tak memerlukan objek )
Contoh : mereka ( subjek ) makan ( predikat ) di restoran
( keterangan )
Ibu ( subjek ) sedang memasak ( predikat )

3.) Kata sifat ( adjektiva )

Kata sifat merupakan kata yang menjelaskan sifat, keadaan, karakter,


prilaku seseorang. Jenis-jenis kata sifat terdiri dari sebagai berikut :

a. Adjektiva dasar
Contoh : rajin, pelit, arogan, buruk
b. Adjektiva turunan yang adjetiva ini terbagi menjadi adjektiva berafiks (
berimbuhan )
Contoh : terburuk, termuda, dan adjektiva berafiks –I, -wi, -iah. Contoh :
insani, surgawi, rohaniah, ilmiah
c. Adjektiva bereduplikasi
Contoh : tua-tua

4.) Pronomina ( kata ganti )

10 | TPKI/Bahasa Indonesia
Pronomina terdiri dari 3 jenis kata yaitu sebagi berikut :

a. Pronomina penunjuk seperti ( ini, itu, begitu )


b. Pronomina penanya seperi ( apa, dimana, mengapa )
c. Pronomina persona kata ganti orang seperti ( saya, dia, mereka)

5.) Adverba ( kata keterangan)

Kata keterangan terdiri dari beberapa jenis, yaitu sebagai berikut :c

a. Kata keterangan dasar seperti ( paling, amat, sangat )


b. Kata keerangan turunan seperti ( secepat-cepatnya, lebih-lebih,
belum pernah)

6.) Numeralia ( kata bilangan)

Kata bilangan atau numeralia merupakan kata yang dipakai untuk


menghitung banyaknya orang, binatang, benda, dan sebuah urutan proses
atau peristiwa. Contoh : sejuta, pertama, kedua.

7.) Konjungsi ( kata sambung )

Kata hubung atau konjungsi merupakan kata yang berfungsi


menghubungkan dua kata atau dua kalimat. Macam –macam konjungsi
adalah sebagai berikut :

a. Konjungsi perluasan, misalnya (yang)


b. Konjungsi pengantar objek, misalnya (bahwa)
c. Konjungsi penegasan, misalnya (malahan dan bahkan)
d. Konjungsi penambahan, misalnya (dan, lagipula)
e. Konjungsi urutan, misalnya (lalu, setelah itu)
f. Konjungsi pilihan, misalnya (atau)
g. Konjungsi menyatakan waktu, misalnya (saat, ketika, sejak)
h. Konjungsi sebab-akibat, misalnya (sebab, karena, akibatnya)
i. Konjungsi persyaratan, misalnya (asalkan, jikalau)
j. Konjungsi pengandalan, misalnya (andaikata, seumpama)
k. Konjungsi harapan atau tujuan, misalnya (agar, sehingga)
l. Konjungsi pengantar wacana, misalnya (adapun, maka)
m. Konjungsi perlawanan, misalnya (tetapi, sedangkan)

8.) Partikel ( kata sandang )

11 | TPKI/Bahasa Indonesia
Kata sandang merupakan kategori yang bertugas memulai,
mempertahankan, atau mengukuhkan sebuah kalimat dalam komunikasi.
Unsur ini digunakan dalam kaliamat pertanyaan, perintah dan pernyataan (
berita ). Jenis-jenis kata partikel adalah sebagai berikut :

a. Kah, misal : “Apakah Ibu Murini sudah pulang?”


b. Kan, misal : ”Tadi kan sudah diberi tahu!”
c. Deh, misal : ”Pulang deh, jangan terlalu lama disini.”

Dan contoh- contoh lainnya yang dapat diterapkan dalam kehidupan


sehari-hari. Selain itu kata sandang juga dapat membatasi makna jumlah
orang atau benda, misalnya sang anak ( bermakna tunggal), para ahli (
bermakna jamak), si kecil (bermakan netral), Sri Baginda ( bermakna
khusus), dan lain sebagainya.

9.) Kata depan ( preposisi)


Jenis kata ini selalu berada di depan kata benda, kata sifat,
ataukata kerjaa untuk membentuk gabungan kata depan ( frasa
preposisional). Contoh : di, ke, dari, atas.

10.) Kata interaksi ( kata seru)

Kata seru digunakan untuk membantu emngekspresikan emosi


(kesalahan, marah, kagum) seseorang seperti kata sebagai berikut :

a. Wow, bagus sekali lukisannya!


b. Sialan, bukuku ketinggalan!
c. Syukurlah, kau tidak apa-apa!

B. Relasi makna

Dalam setiap bahasa, termasuk bahasa indonesia, makna kata saling


berhubungan, hubungan kata itu disebut relasi makna. Relasi makna bermacam-
macam antara lain : sinonimi, antonimi dan oposisi, homonimi, homofoni,
homografi, hiponimi dan hipernimi, polisemi, ambiguitas, dan redundansi.

a. Sinonim

Sinonim merupakan persamaan kata, maksudnya kata yang


mempunyai makna sama atau hampir sama dengan kata lain.
Contoh : buruk = jelek

12 | TPKI/Bahasa Indonesia
Laris = laku
Datang = tiba
Usang = lama
Hancur = musnah

Dari contoh diatas dapat dilihat kata – kata bersinonim, dan tidak semua
sinonim bisa dipertukarkan begitu saja.

Contoh kalimat : kucing meninggal ditabrak mobil. (kata meninggal pada kalimat
di atas tidak tepat, karena kata meninggal lebih tepat ditujukan kepada manusia,
alangkah baiknya kata meninggal diganti dengan kata mati, yang lebih tepatnya
kucing mati ditabrak mobil )

Jadi, kata sinonim bisa digunakan sesuai dengan kepada siapa yang
ditujukan pembicaraan tersebut. Dan tidak semua kata dalam bahasa indonesia
mempunyai sinonim. Misalnya kata salju, batu, kuning, beras, tidak mempunyai
sinonim.

b. Antonim
Antonim merupakan lawan kata, maksudnya maknanya kebalikan dari
makna ungkapan lain.

Contoh : Jujur = bohong


Tipis = tebal
Rajin = malas
Pintar = bodoh
Mahal = murah

c. Oposisi

Oposisi dapat dibedakan menjadi sebagai berikut :

Oposisi Mutlak

Disini terdapat pertentangan makna secara mutlak. Misalnya kata masuk


dan keluar. Diantara masuk dan keluar terdapat makna yang mutlak, sebab sesuatu
yang masuk tentu tidak keluar, sedangkan sesuatu yang keluar tentu sudah
masuk. Kedua proses ini tidak dapat berlangsung bersamaan, tetapi secara
bergantian.

Oposisi Kutub

Merupakan makna kata pertentangan yang bersifat gradisi. Maksudnya


terdapat tingkatan makna pada kata tersebut. Misalnya kata kaya dan miskin

13 | TPKI/Bahasa Indonesia
adalah dua buah kata yang beroposisi kutub. Pertentangan antara kaya dan miskin
tidak mutlak. Orang yang tidak kaya belum tentu merasa miskin, dan begitu juga
orang yang tidak miskin belum tentu merasa kaya.

Oposisi Hubungan

Merupakan makna kata yang sifatnya saling melengkapi. Misalnya, belajar


dan mengajar. Walaupun maknanya berlawanan tapi kejadiannya serempak.
Proses belajar dan mengajar terjadi pada waktu yang bersamaan sehingga bisa
dikatakan tidak akan ada proses mengajar jika tak ada proses belajar.

Oposisi majemuk

Oposisi majemuk beroposisi lebih dari sebuah kata. Misalnya kata utara
dengan kata selatan dan kata timur dengan kata barat. Kata-kata diatas lazim
disebut oposis imajemuk.

d. Homonim, Homofon, Homografi

Homonimi adalah kata yang memiliki makna beda, tetapi memiliki ejaan
atau lafal yang sama.
Contoh : kata salak yang berarti buah, dengan kata salak yang berarti gonggongan
anjing. Kata genting yang berarti gawat, dengan kata genting yang berarti atap
rumah.

Homofon merupakan sekelompok kata yang memiliki kesamaan bunyi


namun ejaan dan arti beda.
Contoh : bulan ini saya mendapat bunga bank sebesar 3%. Dengan bang pesen
somay satu piring.

Homograf merupakan kata yang memiliki tulisan sama namun bunyi dan
arti beda.
Contoh : saya sudah sampai di Serang, Bu. Dengan Andi diserang perampok.

e. Hiponimi dan Hipernimi

Hiponimi merupakan bagian dari makna suatu ungkapan lain. Misalnya


kata mawar berhiponim terhadap kata bunga, sebab makna kata mawar termasuk
makna kata bunga. Mawar memang bunga tapi bunga bukan hanya mawar saja.
Melainkan juga termasuk melati, tulip, anggrek dan sebagainya.

Hipernimi merupakan kata yang mencakup kata lain. Biasa disebut sebagai
kebalikannya hiponimi.

14 | TPKI/Bahasa Indonesia
Contoh : bunga merupakan hipernimi dari melati, mawar, kenanga, dan lain-lain.

f. Polisemi

Polisemi merupakan kata yang mempunyai makna lebih dari satu.


Misalnya kata darah dalam bahasa indonesia memiliki makna (1) hubungan darah
persaudaraan, (2) yang ada pada tubuh manusia.
Jadi, darah pada kalimat di atas memiliki makna lebih dari satu.

g. Ambiguitas

Ambiguitas merupakan kata yang bermakna ganda atau mendua arti.


Misalnya kucing makan tikus mati. (1) kucing memakan tikus yang mati, (2)
kucing memakan tikus yang masih hidup lalu tikus itu mati.

h. Redundansi

Redudansi merupakan kata yang berlebih- lebihan pemakaian unsur


segmental dalam suatu bentuk ujaran.
Contoh : petani mencangkul kebunnya
Maknanya tidak akan berubah bila dikatakan petani sedang mencangkul
kebunnya. Pemakaian kata sedang pada kalimat yang kedua dianggap sebagai
sesuatu yang redundansi (tidak perlu).

C. Ungkapan idiomatik

Ungkapan idiomatik merupakan konstruksi yang khas pada sebuah bahasa


yang salah satu unsurnya tidak bisa dihilangkan. Ungkapan idiomatik merupakan
kata-kata yang memiliki sifat idiom yang tidak terkena kaidah ekonomi bahasa.
Ungkapan yang bersifat idiomatik terdiri atas kata yang bisa memperkuat diksi di
dalam tulisan.

Contoh pemakaian ungkapan idiomatik adalah sebagai berikut :

a. Menteri dalam negeri berjumpa Gubernur Ahok. (salah)


b. Menteri dalam negeri berjumpa dengan Gubernur Ahok. (benar)

Jadi, yang benar adalah berjumpa dengan.


Contoh :

a. Sehubungan dengan
b. Berhubungan dengan

15 | TPKI/Bahasa Indonesia
c. Sesuai dengan
d. Bercocokan dengan
e. Sejalan dengan

Ungkapan idiomatik lain yang butuh diperhatikan adalah keterangan : B(Benar)


dan S(Salah)

a. Dikarenakan sebab (B)


b. Dikarenakan oleh (S)

c. Baik…ataupun (B)
d. Baik…maupun (S)

e. Antara…dengan (B)
f. Antara…dan (S)

16 | TPKI/Bahasa Indonesia
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Dari makalah yang penulis tulis maka dapat diambil kesimpulan


bahwa pengertian dari Diksi atau pilihan kata adalah hasil dari upaya
memilih kata tertentu untuk dipakai dalam suatu tuturan bahasa dan pada
hubungan itu ada keterkaitaatara jenis kata, relasi makna, dan ungkapan
idiomatik.

3.2. Saran

1. Kepada pembaca Apabila pembaca sudah mengetahui tentang makna-


makna dari yang disebutkan diatas, maka agar diterapkan dipraktek
kehidupan sehari-hari.

Kepada penulis Apabila penulis sudah selesai membuat makalah ini, penulis bisa
mengetahui lebih jauh tentang makna-makna yang terkandung dari diksi, jenis
kata, relasi makna, dan ungkapan idiomatik dan memahaminya.

17 | TPKI/Bahasa Indonesia
Daftar Pustaka

Randi, Friantary Heny. 2017. Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi. Yogyakarta.


Pustaka Pelajar.

9:26 PM
Pengertian Diksi dan Contohnya Lengkap - Kelasindonesia.Com

9:22 PM
BAB II.pdfdigilib.unila.ac.id

9:20 PM
relasi makna pdf - Penelusuran Googlewww.google.co.id

9:18 PM
10 Jenis-Jenis Kata yang Perlu Kamu Tahu - Typoonlinetypoonline.com

9:18 PM
jenis kata - Penelusuran Googlewww.google.co.id

9:15 PM

definisi diksi - Penelusuran Googlewww.google.co.id

18 | TPKI/Bahasa Indonesia

Anda mungkin juga menyukai