Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Aqidah adalah pokok-pokok keimanan yang telah ditetapkan oleh Allah swt,
dan sebagai manusia wajib meyakininya sehingga layak disebut sebagai orang yang
beriman (mumin). Namun bukan berarti bahwa keimanan itu ditanamkan dalam diri
seseorang secara dogmatis, sebab proses keimanan harus disertai dalil-dalil aqli.
Akan tetapi, karena akal manusia terbatas maka tidak semua hal yang harus diimani
dapat diindra dan dijangkau oleh akal manusia.
Kalau ajaran Islam dibagi dalam sistimatika aqidah ibadah akhlak dan
muamalat, atau aqidah syariah dan akhlak, atau iman islam dan ihsan, maka
ketiga/keempat aspek tersebut tidak bisa dipisahkan sama sekali. Satu sama lain
saling terkait. Seseorang yang memiliki aqidah yang kuat, pasti akan melaksanakan
ibadah dengan tertib, memiliki akhlak yang mulia dan bermuamalat dengan baik.
Ibadah seseorang tidak akan diterima oleh Allah swt kalau tidak dilandasi dengan
aqidah.
Itulah sebabnya Rasulullah saw selama 13 tahun periode Mekah
memusatkan dakwahnya untuk membangun aqidah yang benar dan kokoh. Sehingga
bangunan Islam dengan mudah berdiri di periode Madinah. Dalam dunia nyatapun
ternyata modal untuk membangun sebuah bangunan itu lebih besar tertanam di
fondasi.
Maka dari itu, perlu diketahui pengertian dari aqidah Islam, aspekaspek
yang membahas tentang aqidah Islam dan juga mengetahui sumbersumber dari
aqidah Islam, agar mampu menambah wawasan, tidak berada di jalan yang salah dan
mampuh menambah keimanan kepada Sang Pencipta.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari makalah ini, yakni sebagai berikut :
1. Apa pengertian aqidah ?
2. Bagaimanakah ruang lingkup pembahasan dari aqidah Islam ?

3. Apa sumbersumber aqidah Islam ?


C. Tujuan
Tujuan penyusunan makalah, yakni sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian dari aqidah.
2. Untuk mengetahui ruang lingkup pembahasan aqidah Islam.
3. Untuk mengetahui sumbersumber aqidah Islam.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Aqidah Islam
Aqidah secara bahasa berasal dari kata ( )yang berarti ikatan. Secara istilah
adalah keyakinan hati atas sesuatu. Kata aqidah tersebut dapat digunakan untuk

ajaran yang terdapat dalam Islam, dan dapat pula digunakan untuk ajaran lain di
luar Islam. Sehingga ada istilah aqidah Islam, aqidah Nasrani; ada aqidah yang
benar atau lurus dan ada aqidah yang sesat atau menyimpang.1
Pada ajaran Islam, aqidah Islam (al-aqidah al-Islamiyah) merupakan
keyakinan atas sesuatu yang terdapat dalam apa yang disebut dengan rukun iman,
yaitu keyakinan kepada Allah swt, malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya,
hari akhir, serta takdir baik dan buruk. Hal ini didasarkan kepada hadis shahih yang
diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Shahabat Umar bin Khathab radiyallahu anha
yang dikenal dengan Hadis Jibril.2
Berikut ini, terdapat beberapa definisi tentang aqidah antara lain:
1. Menurut Hasan al-Banna:



Aqidah adalah beberapa perkara yang wajib diyakini keberadaannya oleh hatimu,
mendatangkan ketentraman jiwa, menjadi keyakinan yang tidak bercampur
sedikitpun dengan keragu-raguan 3
2. Menurut Abu Bakar Jabir al-Jazairy:

,
, ,
,

Aqidah adalah sejumlah kebenaran yang dapat diterima secara umum (axioma) oleh
manusia berdasarkan akal, wahyu dan fithrah. (Kebenaran) itu dipatrikan oleh
1 http://suartinaazis.blogspot.com/2013/09/akidahahlahislam-serta/2014/03/12.html
2 http://suartinaazis.blogspot.com/2013/09/akidahahlahislam-serta/2014/03/12.html
3 http://suartinaazis.blogspot.com/2013/09/akidahahlahislam-serta/2014/03/12.html

manusia di dalam hati serta diyakini kesahihan dan kebenarannya secara pasti dan
ditolak segala sesuatu yang bertentangan dengan kebenaran itu4
B. Ruang Lingkup Aqidah Islam
Meminjam sistimatika Hasaln al-Banna maka ruang lingkup pembahasan
aqidah adalah:5
1. Ilahiyat. Yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan
Ilah (Tuhan, Allah) seperti wujud Allah swt, nama-nama dan sifat-sifat Allah
swt, afal Allah dan lainnya.
2. Nubuwat. Yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan
Nabi dan Rasul, termasuk tentang Kitab-Kitab Allah swt, mujizat, karamat
dan lain sebagainya.
3. Ruhaniyat. Yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan
dengan alam metafisik seperti Malaikat, Jin, Iblis, Syetan, Roh dan lain
sebagainya.
4. Samiyyat. Yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang hanya bisa
diketahui lewat Sami (dalil naqli berupa al-Quran dan sunnah) seperti alam
barzakh, akhirat, azab kubur, tanda-tanda kiamat, surga neraka dan lain
sebagainya.6
Di samping sistimatika di atas, pembahasan aqidah bisa juga mengikuti
sistimatika arkanul iman (rukun iman) yaitu:
1. Iman Kepada Allah SWT.
2. Iman Kepada Malaikat (termasuk juga makhluk ruhani lain seperti Jin,
Iblis dan Syetan).
3. Iman Kepada Kitab-Kitab Allah.
4. Iman Kepada Nabi dan Rasul.
5. Iman Kepada Hari Akhir.
6. Iman Kepada Takdir Allah.
C. Sumber Sumber Aqidah Islam
4 http://suartinaazis.blogspot.com/2013/09/akidahahlahislam-serta/2014/03/12.html
5 http://suartinaazis.blogspot.com/2013/09/akidahahlahislam-serta/2014/03/12.html
6 http://suartinaazis.blogspot.com/2013/09/akidahahlahislam-serta/2014/03/12.html

Jika kita menelaah tulisan para ulama dalam menjelaskan akidah, maka akan
didapati 2 sumber pengambilan dalil penting. Dua sumber tersebut meliputi:
1. Dalil asas dan inti yang mencakup al-Quran, As Sunnah dan Ijma para
ulama.
2. Dalil penyempurnaan yang mencakup akal sehat manusia dan fitrah
kehidupan yang telah diberikan oleh Allah azza wa jalla.7
Berikut penjelasan sumber sumber pembahasan aqidah :
1. Al-Quran
Al-Quran adalah perkataan Allah swt yang hakiki, diturunkan kepada
Rasulullah saw dengan proses wahyu, membacanya termasuk ibadah, dan terjaga
dari penyimpangan, perubahan, penambahan dan pengurangan. Hal ini Allah swt
berfirma: . "Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan
Al Quran, dan Sesungguhnya kami benar-benar memeliharanya". (Q.S. Al-Hijr: 9).8
Al-Quran adalah firman Allah swt yang diwahyukan kepada Rasulullah
sholallahu alaihi wassalam melalui perantara Jibril. Di dalamnya, Allah swt telah
menjelaskan segala sesuatu yang dibutuhkan oleh hamba-Nya sebagai bekal
kehidupan di dunia maupun di akhirat. Ia merupakan petunjuk bagi orang-orang yang
diberi petunjuk, pedoman hidup bagi orang yang beriman, dan obat bagi jiwa- jiwa
yang terluka. Keagungan lainnya adalah tidak akan pernah ditemuikekurangandan
celaan di dalam al Quran, sebagaimana dalam firman-Nya.


Artinya:
7 http://ilmudanislam.wordpress.com/sumber-aqidahdanruanglingkupserta/2014/03/10.html

8 http://ilmudanislam.wordpress.com/sumber-aqidahdanruanglingkupserta/2014/03/10.html

Telah sempurnalah kalimat Rabbmu (al-Quran) sebagai kalimat yang benar dan
adil. Tidak ada yang dapat merubah-rubah kalimat-Nya dan Dialah yang Maha
Mendengar lagi Maha Mengetahui (Q.S. Al Anam:115).9
Al Imam Asy Syatibi mengatakan bahwa sesungguhnya Allah swt telah
menurunkan syariat ini kepada Rasul-Nya yang di dalamnya terdapat penjelasan
atas segala sesuatu yang dibutuhkan manusia tentang kewajiban dan peribadatan
yang dipikulkan di atas pundaknya, termasuk di dalamnya perkara akidah. Allah
menurunkan al-Quran sebagai sumber hukum akidah karena Dia tahu kebutuhan
manusia sebagai seorang hamba yang diciptakan untuk beribadah kepada-Nya.
Bahkan jika dicermati, akan ditemui banyak ayat dalam al-Quran yang
menjelaskan tentang akidah, baik secara tersurat maupun secara tersirat. Oleh
karena itu, menjadi hal yang wajib jika kita mengetahui dan memahami akidah
yang bersumber dari al-Quran karena kitab mulia ini merupakan penjelasan
langsung dari Rabb manusia, yang haq dan tidak pernah sirna ditelan masa.10
2. As-Sunnah
Seperti halnya al-Quran, as-Sunnah adalah satu jenis wahyu yang datang
dari Allah swt walaupun lafadznya bukan dari Allah swt tetapi maknanya datang
dari-Nya. Hal ini dapat diketahui dari firman Allah swt.11
Dan dia (Muhammad) tidak berkata berdasarkan hawa nafsu, ia tidak lain
kecuali wahyu yang diwahyukan (Q.S An Najm : 3-4). Rasulullah shalallahu
alaihi wassalam juga bersabda: Tulislah, Demi Dzat yang jiwaku berada di
tangan-Nya, tidak keluar darinya kecuali kebenaran sambil menunjuk ke lidahnya.
(Riwayat Abu Dawud).12

9 http://ilmudanislam.wordpress.com/sumber-aqidahdanruanglingkupserta/2014/03/10.html

10 http://ilmudanislam.wordpress.com/sumber-aqidahdanruanglingkupserta/2014/03/10.html

11 http://ilmudanislam.wordpress.com/sumber-aqidahdanruanglingkupserta/2014/03/10.html

Yang menjadi persoalan kemudian adalah kebingungan yang terjadi di tengah


umat karena begitu banyaknya hadis lemah yang dianggap kuat dan sebaliknya, hadis
yang sahih terkadang diabaikan, bahkan tidak jarang beberapa kata mutiara yang
bukan berasal dari Rasulullah shalallahu alaihi wassalam dinisbatkan kepada
beliau. 13
Hal ini tidak lepas dari usaha penyimpangan yang dilakukan oleh musuhmusuh Allah swt untuk mendapatkan keuntungan yang sedikit. Akan tetapi, Maha
Suci Allah swt yang telah menjaga kemurnian as-Sunnah hingga akhir zaman melalui
para ulama ahli ilmu. Allah swt menjaga kemurnian as-Sunnah melalui ilmu para
ulama yang gigih dalam menjaga dan membela sunnah-sunnah Rasulullah shalallahu
alaihi wassalam dari usaha-usaha penyimpangan.14
Ini tampak dari ulama-ulama generasi sahabat hingga ulama dewasa ini yang
menjaga sunnah dengan menghafalnya dan mengumpulkannya serta berhati-hati di
dalam meriwayatkannya. Para ulama inilah yang disebut sebagai para ulama
Ahlusunah. Oleh karena itu, perlu kiranya jika kita menuntut dan belajar ilmu dari
mereka agar tidak terseret dalam jurang penyimpangan.15
Selain melakukan penjagaan terhadap Sunnah, Allah swt menjadikan Sunnah
sebagai sumber hukum dalam agama. Kekuatan as-Sunnah dalam menetapkan syariat
termasuk perkara akidah ditegaskan dalam banyak ayat al-Quran, diantaranya
firman Allah swt yang artinya : Dan apa yang diberikan Rasul kepada kalian maka
terimalah dan apa yang ia larang maka tinggalkanlah (Q.S Al Hasyr:7). Dan firman-

12 http://ilmudanislam.wordpress.com/sumber-aqidahdanruanglingkupserta/2014/03/10.html

13 http://ilmudanislam.wordpress.com/sumber-aqidahdanruanglingkupserta/2014/03/10.html

14 http://wikipedia.com/ilmuaqidah-serta/2014/03/10.html
15 http://wikipedia.com/ilmuaqidah-serta/2014/03/10.html

Nya Wahai orang-orang yang beriman taatilah Allah dan taatilah Rasul (Q.S An
Nisaa:59).16
Firman Allah swt tersebut menunjukkan bahwa tidak ada pilihan lain bagi
seorang muslim untuk juga mengambil sumber-sumber hukum akidah dari as-Sunnah
dengan pemahaman ulama. Ibnul Qoyyim juga pernah berkata Allah swt
memerintahkan untuk mentaati-Nya dan mentaati Rasul-Nya shalallahu alaihi
wassalam dengan mengulangi kata kerja (taatilah) yang menandakan bahwa menaati
Rasul wajib secara independent tanpa harus mencocokkan terlebih dahulu dengan alQuran, jika beliau memerintahkan sesuatu. Hal ini dikarenakan tidak akan pernah
ada pertentangan antara al-Quran dan as-Sunnah.17
3. Ijma Para Ulama
Ijma adalah sumber akidah yang berasal dari kesepakatan para mujtahid umat
Muhammad sholallahu alaihi wassalam setelah beliau wafat, tentang urusan pada
suatu masa. Mereka bukanlah orang yang sekedar tahu tentang masalah ilmu tetapi
juga memahami dan mengamalkan ilmu. Berkaitan dengan Ijma, Allah swt
berfirman yang artinya
Dan barangsiapa yang menentang Rasul setelah jelas kebenaran baginya dan
mengikuti kebenaran baginya dan mengikuti jalan bukan jalannya orang-orang yang
beriman, maka Kami akan biarkan ia leluasa berbuat kesesatan yang ia lakukan dan
Kami masukkan ia ke dalam Jahannam dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat
kembali (Q.S An Nisaa:115).18
Imam Syafii menyebutkan bahwa ayat ini merupakan dalil pembolehan
disyariatkannya ijma, yaitu diambil dari kalimat jalannya orang-orang yang
beriman yang berarti ijma. Imam Syafii juga menambahkan bahwa dalil ini adalah
dalil syari yang wajib untuk diikuti karena Allah swt menyebutkannya secara
bersamaan dengan larangan menyelisihi Rasulullah sholallahu alaihi wassalam. Di
16 http://wikipedia.com/ilmuaqidah-serta/2014/03/10.html
17 http://wikipedia.com/ilmuaqidah-serta/2014/03/10.html
18 http://suartinaazis.blogspot.com/2013/09/akidahahlahislam-serta/2014/03/12.html

dalam pengambilan ijma terdapat juga beberapa kaidah-kaidah penting yang tidak
boleh ditinggalkan. Ijma dalam masalah akidah harus bersandarkan kepada dalil dari
al-Quran dan as-Sunnah yang sahih karena perkara akidah adalah perkara tauqifiyah
yang tidak diketahui kecuali dengan jalan wahyu. Sedangkan fungsi ijma adalah
menguatkan al-Quran dan as-Sunnah serta menolak kemungkinan terjadinya
kesalahan dalam dalil yang dzani sehingga menjadi qathai.19
4. Akal Sehat Manusia
Selain ketiga sumber akidah di atas, akal juga menjadi sumber hukum akidah
dalam Islam. Hal ini merupakan bukti bahwa Islam sangat memuliakan akal serta
memberikan haknya sesuai dengan kedudukannya. Termasuk pemuliaan terhadap
akal juga bahwa Islam memberikan batasan dan petunjuk kepada akal agar tidak
terjebak ke dalam pemahaman-pemahaman yang tidak benar. Hal ini sesuai dengan
sifat akal yang memiliki keterbatasan dalam memahami suatu ilmu atau peristiwa.20
Agama Islam tidak membenarkan pengagungan terhadap akal dan tidak pula
membenarkan pelecehan terhadap kemampuan akal manusia, seperti yang biasa
dilakukan oleh beberapa golongan (firkah) yang menyimpang. Syaikhul Islam Ibnu
Taimiyah mengatakan, Akal merupakan syarat untuk memahami ilmu dan
kesempurnaan dalam amal, dengan keduanyalah ilmu dan amal menjadi sempurna.
Hanya saja ia tidak dapat berdiri sendiri. Di dalam jiwa, ia berfungsi sebagai sumber
kekuatan, sama seperti kekuatan penglihatan pada mata yang jika mendapatkan
cahaya iman dan al-Quran ia seperti mendapatkan cahaya matahari dan api. Akan
tetapi, jika ia berdiri sendiri, ia tidak akan mampu melihat (hakikat) sesuatu dan jika
sama sekali dihilangkan ia akan menjadi sesuatu yang berunsur kebinatangan.21
Eksistensi akal memiliki keterbatasan pada apa yang bisa dicerna tentang
perkara-perkara nyata yang memungkinkan pancaindera untuk menangkapnya.
19 http://suartinaazis.blogspot.com/2013/09/akidahahlahislam-serta/2014/03/12.html
20 http://ilmudanislam.wordpress.com/sumber-aqidahdanruanglingkupserta/2014/03/10.html

21 http://ilmudanislam.wordpress.com/sumber-aqidahdanruanglingkupserta/2014/03/10.html

Adapun masalah-masalah gaib yang tidak dapat tersentuh oleh pancaindera maka
tertutup jalan bagi akal untuk sampai pada hakikatnya. Sesuatu yang abstrak atau
gaib, seperti akidah, tidak dapat diketahui oleh akal kecuali mendapatkan cahaya dan
petunjuk wahyu baik dari al-Quran dan as-Sunnah yang shahih. al-Quran dan asSunnah menjelaskan kepada akal bagaimana cara memahaminya dan melakukan
masalah tersebut. Salah satu contohnya adalah akal mungkin tidak bisa menerima
surga dan neraka karena tidak bisa diketahui melalui indera. Akan tetapi melalui
penjelasan yang berasal dari al-Quran dan as-Sunnah maka akan dapat diketahui
bahwasanya setiap manusia harus meyakininya. Mengenai hal ini Ibnu Taimiyah
mengatakan bahwa apa yang tidak terdapat dalam al-Quran, as-Sunnah, dan Ijma
yang menyelisihi akal sehat karena sesuatu yang bertentangan dengan akal sehat
adalah batil, sedangkan tidak ada kebatilan dalam al-Quran, as-Sunnah dan Ijma,
tetapi

padanya

terdapat

kata-kata

yang

mungkin

sebagian

orang

belum

memahaminya atau mereka memahaminya dengan makna yang batil.22


5. Fitrah Kehidupan Dalam
Sebuah hadis sholallahu alaihi wassalam bersabda Setiap anak yang lahir
dalam keadaan fitrah, maka kedua orang tuanyalah yang membuat ia menjadi Yahudi,
Nasrani atau Majusi (H.R Muslim).23
Dari hadis ini dapat diketahui bahwa manusia memiliki kecenderungan untuk
menghamba kepada Allah swt. Akan tetapi, bukan berarti bahwa setiap bayi yang
lahir telah mengetahui rincian agama Islam. Setiap bayi yang lahir tidak mengetahui
apa-apa, tetapi setiap manusia memiliki fitrah untuk sejalan dengan Islam sebelum
dinodai oleh penyimpangan-penyimpangan. Bukti mengenai hal ini adalah fitrah
manusia untuk mengakui bahwa mustahil ada dua pencipta alam yang memiliki sifat
dan kemampuan yang sama. Bahkan, ketika ditimpa musibah pun banyak manusia
yang menyeru kepada Allah swt seperti dijelaskan dalam firman-Nya. 24
22 http://wikipedia.com/ilmuaqidah-serta/2014/03/10.html
23 http://wikipedia.com/ilmuaqidah-serta/2014/03/10.html
24 http://suartinaazis.blogspot.com/2013/09/akidahahlahislam-serta/2014/03/12.html

10

Dan apabila kalian ditimpa bahaya di lautan niscaya hilanglah siapa yang
kalian seru kecuali Dia. Maka tatkala Dia menyelamatkan kalian ke daratan, kalian
berpaling, dan manusia adalah sangat kufur (QS Al Israa:67)25

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Akidah Islam (al-aqidah al-Islamiyah) merupakan keyakinan atas sesuatu
yang terdapat dalam apa yang disebut dengan rukun iman, yaitu
keyakinan kepada Allah swt, malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasulNya, hari akhir, serta takdir baik dan buruk.
2. lingkup pembahasan akidah adalah:
a. Ilahiyat. Yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan
Ilah (Tuhan, Allah swt) seperti wujud Allah swt, nama-nama dan sifat-sifat
Allah swt, afal Allah swt dan lainnya.
b. Nubuwat. Yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan
dengan Nabi dan Rasul, termasuk tentang Kitab-Kitab Allah, mujizat,
karamat dan lain sebagainya.
c. Ruhaniyat. Yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan
dengan alam metafisik seperti Malaikat, Jin, Iblis, Syetan, Roh dan lain
sebagainya.
d. Samiyyat. Yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang hanya bisa
diketahui lewat Sami (dalil naqli berupa al-Quran dan as-Sunnah) seperti
alam barzakh, akhirat, azab kubur, tanda-tanda kiamat, surga neraka dan lain
sebagainya.
3. Jika kita menelaah tulisan para ulama dalam menjelaskan akidah, maka
akan didapati 2 sumber pengambilan dalil penting. Dua sumber tersebut
meliputi :
a. Dalil asas dan inti yang mencakup al-Quran, as-Sunnah dan Ijma para ulama.

25 http://wikipedia.com/ilmuaqidah-serta/2014/03/10.html

11

b. Dalil penyempurnaan yang mencakup akal sehat manusia dan fitrah kehidupan
yang telah diberikan oleh Allah azza wa jalla.
DAFTAR PUSTAKA
http://suartinaazis.blogspot.com/2013/09/akidahahlahislamserta/2014/03/12.html
http://ilmudanislam.wordpress.com/sumberaqidahdanruanglingkup-serta/2014/03/10.html
http://wikipedia.com/ilmuaqidah-serta/2014/03/10.html

12

Anda mungkin juga menyukai