Anda di halaman 1dari 10

Pengertian Aqidah Islam dan Penjelasannya Sesuai Al Qur'an dan As Sunnah

Pengertian Akidah yang benar. Akidah merupakan sesuatu yang sangat berharga bagi setiap
Muslim. Oleh karena itu, kami disini akan membahas mengenai pengertian akidah Ahlus Sunnah
wal Jama'ah beserta penjelasannya.

A. Definisi ‘Aqidah

‘Aqidah (‫ )اَ ْلعَ ِق ْيدَة‬menurut bahasa Arab (etimologi) berasal dari kata al-‘aqdu (‫)العَ ْقد‬
ْ yang berarti
ikatan, at-tautsiiqu(‫ )الت َّ ْوثِيْق‬yang berarti kepercayaan atau keyakinan yang kuat, al-ihkaamu
(‫ )اْ ِإلحْ كَام‬yang artinya mengokohkan (menetapkan), dan ar-rabthu biquw-wah (‫)الربْط ِبق َّوة‬ َّ yang
berarti mengikat dengan kuat.[1]

Sedangkan menurut istilah (terminologi): ‘aqidah adalah iman yang teguh dan pasti, yang tidak
ada keraguan sedikit pun bagi orang yang meyakininya.

Jadi, ‘Aqidah Islamiyyah adalah keimanan yang teguh dan bersifat pasti kepada Allah
Subhanahu wa Ta’ala dengan segala pelaksanaan kewajiban, bertauhid[2] dan taat kepada-Nya,
beriman kepada Malaikat-malaikat-Nya, Rasul-rasul-Nya, Kitab-kitab-Nya, hari Akhir, takdir
baik dan buruk dan mengimani seluruh apa-apa yang telah shahih tentang Prinsip-prinsip Agama
(Ushuluddin), perkara-perkara yang ghaib, beriman kepada apa yang menjadi ijma’ (konsensus)
dari Salafush Shalih, serta seluruh berita-berita qath’i (pasti), baik secara ilmiah maupun secara
amaliyah yang telah ditetapkan menurut Al-Qur-an dan As-Sunnah yang shahih serta ijma’
Salafush Shalih.[3]

Dasar dari aqidah islamiyah ada 6 yang disebut rukun iman. rukun iman tersebut yaitu:

1. Iman kepada Allah SWT.


2. Iman kepada malaikat.
3. Iman kepada kitab-kitab suci.
4. Iman kepada para nabi dan rasul.
5. Iman kepada hari akhir.
6. Iman kepada qadla dan qadar, baik dan buruknya berasal dari Allah.

B. Keistimewaan Aqidah Islam


Keistimewaan aqidah Islam tidak dipunyai oleh aqidah agama lain. Diantara keistimewaannya
ialah :
a) Aqidah Islam adalah fitrah yang dituntut oleh fitrah dan selaras dengan fitrah semula jadi
manusia.
b) Aqidah Islam adalah aqidah yang jelas dan lurus.
c) Aqidah Islam adalah tetap dengan penentuan yang pasti dan tetap sepanjang zaman dan
masa, sepanjang tempat dan suasana.
d) Aqidah Islam berasaskan kepada pembuktian akal yang waras dan sentiasa menerima
untuk pembuktian.
e) Corak acuan aqidah Islam bukan daripada hasil ciptaan manusia tetapi acuan yang dicipta
oleh Allah s.w.t.

C. Macam - macam Aqidah


1. Aqidah Tauhid

Walaupun masalah qadha’ dan qadar menjadi ajang perselisihan di kalangan umat Islam, tetapi
Allah telah membukakan hati para hambaNya yang beriman, yaitu para Salaf Shalih yang
mereka itu senantiasa menempuh jalan kebenaran dalam pemahaman dan pendapat. Menurut
mereka qadha’ dan qadar adalah termasuk rububiyah Allah atas makhlukNya. Maka masalah ini
termasuk ke dalam salah satu di antara tiga macam tauhid menurut pembagian ulama:

a) Tauhid Al-Uluhiyyah, (al-Fatihah ayat 4 dan an-Nas ayat 3)


mengesakan Allah dalam ibadah, yakni beribadah hanya kepada Allah dan karenaNya
semata.

b) Tauhid Ar-Rububiyyah, (al-Fatihah ayat 2, dan an-Nas ayat 1)


mengesakan Allah dalam perbuatanNya, yakni mengimani dan meyakini bahwa hanya
Allah yang mencipta, menguasai dan mengatur alam semesta ini.

c) Tauhid Al-Asma’ was-Sifat, mengesakan Allah dalam asma dan sifatNya, artinya
mengimani bahwa tidak ada makhluk yang serupa dengan Allah, dalam dzat, asma
maupun sifat.

Iman kepada qadar adalah termasuk tauhidar-rububiyah. Oleh karena itu Imam Ahmadberkata:
“Qadar adalah kekuasaan Allah”. Karena, tak syak lagi, qadar (takdir) termasuk qudrat dan
kekuasaanNya yang menyeluruh. Di samping itu, qadar adalah rahasia Allah yang- tersembunyi,
tak ada seorangpun yang dapat mengetahui kecuali Dia, tertulis pada Lauh Mahfuzh dan tak ada
seorangpun yang dapat melihatnya. Kita tidak tahu takdir baik atau buruk yang telah ditentukan
untuk kita maupun untuk makhluk lainnya, kecuali setelah terjadi atau berdasarkan nash yang
benar.

Tauhid itu ada tiga macam, seperti yang tersebut di atas dan tidak ada istilah Tauhid Mulkiyah
ataupun Tauhid Hakimiyah karena istilah ini adalah istilah yang baru. Apabila yang dimaksud
dengan Hakimiyah itu adalah kekuasaan Allah, maka hal ini sudah masuk ke dalam kandungan
Tauhid Rububiyah. Apabila yang dikehendaki dengan hal ini adalah pelaksanaan hukum Allah di
muka bumi, maka hal ini sudah masuk ke dalam Tauhid Uluhiyah, karena hukum itu milik Allah
dan tidak boleh kita beribadah melainkan hanya kepada Allah semata. Lihatlah firman Allah
pada surat Yusuf ayat 40.

2. Aqidah Ahlak

Berdasarkan pengertian-pengertian di atas dapat dirumuskan bahwa aqidah adalah dasar-dasar


pokok kepercayaan atau keyakinan hati seorang muslim yang bersumber dari ajaran Islam yang
wajib dipegangi oleh setiap muslim sebagai sumber keyakinan yang mengikat.

Sementara kata “akhlak” juga berasal dari bahasa Arab, yaitu [‫ ]خلق‬jamaknya [‫ ]أخالق‬yang
artinya tingkah laku, perangai tabi’at, watak, moral atau budi pekerti. Dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia, akhlak dapat diartikan budi pekerti, kelakuan. Jadi, akhlak merupakan sikap
yang telah melekat pada diri seseorang dan secara spontan diwujudkan dalam tingkah laku atau
perbuatan. Jika tindakan spontan itu baik menurut pandangan akal dan agama, maka disebut
akhlak yang baik atau akhlaqul karimah, atau akhlak mahmudah. Akan tetapi apabila tindakan
spontan itu berupa perbuatan-perbuatan yang jelek, maka disebut akhlak tercela atau akhlakul
madzmumah.

Dasar aqidah akhlak adalah ajaran Islam itu sendiri yang merupakan sumber-sumber hukum
dalam Islam yaitu Al Qur’an dan Al Hadits. Al Qur’an dan Al Hadits adalah pedoman hidup
dalam Islam yang menjelaskan kriteria atau ukuran baik buruknya suatu perbuatan manusia.
Dasar aqidah akhlak yang pertama dan utama adalah Al Qur’an dan. Ketika ditanya tentang
aqidah akhlak Nabi Muhammad SAW, Siti Aisyah berkata.” Dasar aqidah akhlak Nabi
Muhammad SAW adalah Al Qur’an.”

Islam mengajarkan agar umatnya melakukan perbuatan baik dan menjauhi perbuatan buruk.
Ukuran baik dan buruk tersebut dikatakan dalam Al Qur’an. Karena Al Qur’an merupakan
firman Allah, maka kebenarannya harus diyakini oleh setiap muslim.

Dalam Surat Al-Maidah ayat 15-16 disebutkan yang artinya “Sesungguhnya telah datang
kepadamu rasul kami, menjelaskan kepadamu banyak dari isi Al-Kitab yang kamu sembunyikan
dan banyak pula yang dibiarkannya. Sesungguhnya telah datang kepadamu cahayadari Allah dan
kitab yang menerangkan. Dengan kitab itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti
keridhaan-Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-
orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan izinNya, dan menunjuki
meraka ke jalan yang lurus.”

Dasar aqidah akhlak yang kedua bagi seorang muslim adalah AlHadits atau Sunnah Rasul. Untuk
memahami Al Qur’an lebih terinci, umat Islam diperintahkan untuk mengikuti ajaran Rasulullah
SAW, karena perilaku Rasulullah adalah contoh nyata yang dapat dilihat dan dimengerti oleh
setiap umat Islam (orang muslim).
D. Objek Kajian Ilmu ‘Aqidah

‘Aqidah jika dilihat dari sudut pandang sebagai ilmu -sesuai konsep Ahlus Sunnah wal Jama’ah-
meliputi topik-topik: Tauhid, Iman, Islam, masalah ghaibiyyaat (hal-hal ghaib), kenabian, takdir,
berita-berita (tentang hal-hal yang telah lalu dan yang akan datang), dasar-dasar hukum yang
qath’i (pasti), seluruh dasar-dasar agama dan keyakinan, termasuk pula sanggahan terhadap ahlul
ahwa’ wal bida’ (pengikut hawa nafsu dan ahli bid’ah), semua aliran dan sekte yang menyempal
lagi menyesatkan serta sikap terhadap mereka.

Disiplin ilmu ‘aqidah ini mempunyai nama lain yang sepadan dengannya, dan nama-nama
tersebut berbeda antara Ahlus Sunnah dengan firqah-firqah (golongan-golongan) lainnya.

E. Penamaan ‘Aqidah Menurut Ahlus Sunnah:


Di antara nama-nama ‘aqidah menurut ulama Ahlus Sunnah adalah:

1. Al-Iman
‘Aqidah disebut juga dengan al-Iman sebagaimana yang disebutkan dalam Al-Qur-an dan hadits-
hadits Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, karena ‘aqidah membahas rukun iman yang enam dan
hal-hal yang berkaitan dengannya. Sebagaimana penyebutan al-Iman dalam sebuah hadits yang
masyhur disebut dengan hadits Jibril Alaihissallam. Dan para ulama Ahlus Sunnah sering
menyebut istilah ‘aqidah dengan al-Iman dalam kitab-kitab mereka.[5]

2. ‘Aqidah (I’tiqaad dan ‘Aqaa-id)


Para ulama Ahlus Sunnah sering menyebut ilmu ‘aqidah dengan istilah ‘Aqidah Salaf: ‘Aqidah
Ahlul Atsar dan al-I’tiqaad di dalam kitab-kitab mereka.[6]

3. Tauhid
‘Aqidah dinamakan dengan Tauhid karena pembahasannya berkisar seputar Tauhid atau
pengesaan kepada Allah di dalam Rububiyyah, Uluhiyyah dan Asma’ wa Shifat. Jadi, Tauhid
merupakan kajian ilmu ‘aqidah yang paling mulia dan merupakan tujuan utamanya. Oleh karena
itulah ilmu ini disebut dengan ilmu Tauhid secara umum menurut ulama Salaf.[7]

4. As-Sunnah
As-Sunnah artinya jalan. ‘Aqidah Salaf disebut As-Sunnah karena para penganutnya mengikuti
jalan yang ditempuh oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para Sahabat
Radhiyallahu anhum di dalam masalah ‘aqidah. Dan istilah ini merupakan istilah masyhur
(populer) pada tiga generasi pertama.[8]

5. Ushuluddin dan Ushuluddiyanah


Ushul artinya rukun-rukun Iman, rukun-rukun Islam dan masalah-masalah yang qath’i serta hal-
hal yang telah menjadi kesepakatan para ulama.[9]

6. Al-Fiqhul Akbar
Ini adalah nama lain Ushuluddin dan kebalikan dari al-Fiqhul Ashghar, yaitu kumpulan hukum-
hukum ijtihadi.[10]
7. Asy-Syari’ah
Maksudnya adalah segala sesuatu yang telah ditetapkan oleh Allah Azza wa Jalla dan Rasul-Nya
berupa jalan-jalan petunjuk, terutama dan yang paling pokok adalah Ushuluddin (masalah-
masalah ‘aqidah).[11]

F. Prinsip 'Aqidah

Prinsip pertama: Berserah diri pada Allah dengan bertauhid

Maksud prinsip ini adalah beribadah murni kepada Allah semata, anda dapat meliha penjelasan
di halaman : Ilmu Tauhid Lengkap yang Shahih Sesuai Al Qur'an dan As Sunnah

Siapa yang tidak berserah diri kepada Allah, maka ia termasuk orang-orang yang sombong.
Begitu pula orang yang berserah diri pada Allah juga pada selain-Nya (artinya: Allah itu
diduakan dalam ibadah), maka ia disebut musyrik. Yang berserah diri pada Allah semata, itulah
yang disebut muwahhid (ahli tauhid).

Tauhid adalah mengesakan Allah dalam ibadah. Sesembahan itu beraneka ragam, orang yang
bertauhid hanya menjadikan Allah sebagai satu-satunya sesembahan. Allah Ta’ala berfirman,

ِ ‫وَماَأ ُ ِم ُرواَ ِإ اَّلَ ِلي ْعبُد ُواَ ِإل ًهاَو‬


ُ َ‫احدًاََّلَ ِإلهَ ِإ اَّلَهُو‬
َ‫سبْحانهَُع اماَيُ ْش ِر ُكون‬

“Padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan yang Esa, tidak ada Tuhan (yang berhak
disembah) selain Dia. Maha suci Allah dari apa yang mereka persekutukan.” (QS. At Taubah:
31).

Begitu pula Allah Ta’ala berfirman,

ْ ُ‫واَالزكاةَوَذ ِلكَ ِدين‬


َ‫َالقيِِّم ِة‬ ‫ا‬ ُ ‫صَلةَويُؤْ ت‬ ‫وماَأ ُ ِم ُرواَإِ اَّلَ ِلي ْعبُد ا‬
ِ ‫ُواََّللاَ ُم ْخ ِل‬
‫صينَلهَُال ِدِّينَ ُحنفاءَويُ ِقي ُمواَال ا‬

“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ibadah
kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan
menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus.” (QS. Al Bayyinah: 5).

Dalam ayat lain, Allah menyebutkan mengenai Islam sebagai agama yang lurus,

ْ ُ‫ََلِلَِأمرَأ اَّلَت ْعبُد ُواَ ِإ اَّلَ ِإيااهَُذ ِلكَال ِدِّين‬


َ ِ ‫َالق ِِّي ُمَول ِك انَأ ْكثرَالنا‬
َ‫اسََّلَي ْعل ُمون‬ ْ ‫ِإ ِن‬
‫َال ُح ْك ُمَ ِإ اَّل ِ ا‬

“Hukum itu hanyalah kepunyaan Allah. Dia telah memerintahkan agar kamu tidak menyembah
selain Dia. Itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” (QS. Yusuf:
40). Inilah yang disebut Islam. Sedangkan yang berbuat syirik dan inginnya melestarikan syirik
atas nama tradisi, tentu saja tidak berprinsip seperti ajaran Islam yang dituntunkan.

Prinsip kedua: Taat kepada Allah dengan melakukan ketaatan

Orang yang bertauhid berarti berprinsip pula menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-
Nya. Ketaatan berarti menjalankan perintah dan menjauhi larangan. Jadi tidak cukup menjadi
seorang muwahhid (meyakini Allah itu diesakan dalam ibadah) tanpa ada amal.

Prinsip ketiga: Berlepas diri dari syirik dan pelaku syirik

Tidak cukup seseorang berprinsip dengan dua prinsip di atas. Tidak cukup ia hanya beribadah
kepada Allah saja, ia juga harus berlepas diri dari syirik dan pelaku syirik. Jadi prinsip seorang
muslim adalah ia meyakini batilnya kesyirikan dan ia pun mengkafirkan orang-orang musyrik.
Seorang muslim harus membenci dan memusuhi mereka karena Allah. Karena prinsip seorang
muslim adalah mencintai apa dan siapa yang Allah cintai dan membenci apa dan siapa yang
Allah benci.

Demikianlah dicontohkan oleh Ibrahim ‘alaihis salam di mana beliau dan orang-orang yang
bersama beliau berlepas diri dari orang-orang musyrik. Saksikan pada ayat,

ِ ‫ِيم َوالَّذِينَ َمعَه إِذْ قَالوا ِلقَ ْو ِم ِه ْم إِنَّا ب َرآَء ِم ْنك ْم َو ِم َّما ت َ ْعبدونَ ِم ْن د‬
َّ ‫ون‬
ِ‫َللا‬ َ ‫َت لَك ْم أس َْوة َح‬
َ ‫سنَة فِي إِب َْراه‬ ْ ‫قَدْ كَان‬

“Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang
bersama dengan dia; ketika mereka berkata kepada kaum mereka: “Sesungguhnya kami berlepas
diri daripada kamu dari daripada apa yang kamu sembah selain Allah.” (QS. Al Mumtahanah: 4).
Ibrahim berlepas diri dari orang musyrik dan sesembahan mereka.

َ ‫َكفَ ْرنَا ِبك ْم َوبَدَا بَ ْينَنَا َوبَ ْينَكم ْالعَدَ َاوة َو ْالبَ ْغ‬
َّ ِ‫ضاء أَبَدًا َحتَّى تؤْ ِمنوا ب‬
‫اَللِ َوحْ دَه‬

“Kami ingkari (kekafiran)mu dan telah nyata antara kami dan kamu permusuhan dan kebencian
buat selama-lamanya sampai kamu beriman kepada Allah saja.” (QS. Al Mumtahanah: 4).

Dalam ayat lain disebutkan pula,

َّ َّ‫اَللِ َو ْاليَ ْو ِم ْاْلَ ِخ ِر ي َوادُّونَ َم ْن َحاد‬


‫َللاَ َو َرسولَه َولَ ْو كَانوا آَبَا َءه ْم أَ ْو أَ ْبنَا َءه ْم أَ ْو‬ َّ ِ‫ِإ ْخ َوانَه ْم أ َ ْو َل ت َِجد قَ ْو ًما يؤْ ِمنونَ ب‬
‫ِيرتَه ْم‬َ ‫َعش‬

“Kamu tak akan mendapati kaum yang beriman pada Allah dan hari akhirat, saling berkasih-
sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu
bapak-bapak, atau anak-anak atau saudara-saudara ataupun keluarga mereka.” (QS. Al
Mujadilah: 22).
‫ان َو َم ْن يَت ََولَّه ْم ِم ْنك ْم فَأولَئِكَ هم‬ ِ ْ ‫يَا أَيُّ َها الَّذِينَ آ َ َمنوا َل تَت َّ ِخذوا آَبَا َءك ْم َو ِإ ْخ َوانَك ْم أ َ ْو ِليَا َء ِإ ِن ا ْست َ َحبُّوا ْالك ْف َر َعلَى‬
ِ ‫اإلي َم‬
َّ ‫ال‬
َ‫ظا ِلمون‬

“Hai orang-orang beriman, janganlah kamu jadikan bapak-bapak dan saudara-saudaramu


menjadi wali(mu), jika mereka lebih mengutamakan kekafiran atas keimanan dan siapa di antara
kamu yang menjadikan mereka wali, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.” (QS. At
Taubah: 23).

‫يَا أَيُّ َها الَّذِينَ آ َ َمنوا َل تَت َّ ِخذوا َعد ِّ ِوي َو َعد َّوك ْم أَ ْو ِليَا َء‬

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil musuh-Ku dan musuhmu menjadi
teman-teman setia.” (QS. Al Mumtahanah: 1).

Demikianlah tiga prinsip agar disebut muslim sejati, yaitu bertauhid, melakukan ketaatan dan
berlepas diri dari syirik dan pelaku syirik.

G. Kepentingan Aqidah Dalam Islam


a) Aqidah Sebagai pembentuk peribadi

Sebagaimana acuan dapat membentuk dan mencorakkan air kandungannya maka demikianlah
aqidah dapat membentuk orang yang mengambilnya menepati dengan hakikat dan tabiat
keinsanan atau kemanusiaan yang tulin dan asli. Ringkasnya dapat membentuk nilai akhlak dan
peribadinya yang akan mencorak gerak laku amalan dan perbuatannya, sama ada lingkungan
individu maupun kemasyarakatan, seterusnya dalam lingkungan yang lebih luas lagi demi untuk
melaksanakan tugas sebagai Khalifatullah di muka bumi. (Mohd. Sulaiman Yasin, 1987)

b) Membentuk Diri Manusia Di Dunia Dan Di Akhirat

Seseorang manusia yang hidup di dunia sebagai negeri yang binasa


dan hidup di akhirat sebagai negeri yang kekal abadi hendaklah membentuk diri mereka dengan
iman dan Islam yang berasaskan aqidah yang sahih. Ini bermakna aqidah merupakan asas utama
untuk membentuk diri manusia menjadi seorang mukmin dan muslim. Dengan sebab itulah Allah
s.w.t. menyuruh umat manusia dalam hidup dan kehidupan mereka sehari-
hari beriman dan menganut agama Islam.
Maksud Firman Allah:
“Berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya serta kepada penerang
cahaya (al-Quran) yang Kami turunkan. Dan (ingatlah) Allah amat mendalam pengetahuan-Nya
akan segala yang kamu kerjakan.”
(At-Taghabun: 8)

c) Hubungan Dengan Allah Dan Hubungan Sesama Manusia

Dalam hidup dan kehidupan manusia sehari-hari di dunia ini mempunyai hubungan dan pertalian
dengan Allah yang Maha Esa dan hubungan sesama manusia. Hubungan manusia dengan Allah
adalah diikat oleh aqidah melalui kalimah tauhid yang mengaku tiada tuhan yang disembah
dengan sebenarnya melainkan Allah yang Maha Esa.
Sebagaimana maksud Firman Allah:

“Dan ingatlah Aku tidak menjadikan jin dan manusia melainkan untuk mereka menyembah dan
beribadah kepada-Ku.”
(Az-Zaariyaat: 56)

d) Mengukuhkan Keyakinan Manusia Kepada Beragama

Fitrah manusia yang hidupnya perlu beragama, aqidah menjadi asas utama untuk mengukuhkan
keyakinan manusia kepada beragama. Islam selaku agama yang sesuai dengan fitrah manusia
perlu dipandu oleh aqidah, agar mereka benar-benar menjadi seorang insan yang kamil
berasaskan aqidah kerana dengan aqidahlah seseorang manusia tadi menjadi orang yang beriman
dan Islam. Seseorang yang beriman dan Islam yang tidak berasaskan keimanan dan keislaman
mereka dengan aqidah, keyakinan mereka kepada
agamanya tidak kukuh kerana tidak ada panduan dan asas yang boleh mengukuhkan mereka itu
kepada beragama, di mana keimanan dan keislaman mereka itu dengan mudahnya boleh
diselewengkan oleh mereka yang memang sentiasa mencari jalan untuk merosakkan aqidah
orang-
orang yang beriman dan Islam.

Oleh yang demikian, adalah wajib bagi setiap orang mukallaf lelaki dan perempuan mempelajari
ilmu aqidah atau ilmu tauhid untuk menjaga dan mengelakkan diri mereka dari iktikad-iktikad
yang batil dan yang boleh merosakkan aqidah.

Berdasarkan fakta-fakta inilah ilmu aqidah atau ilmu tauhid menjadi suatu ilmu yang
mengukuhkan keyakinan manusia beragama dan juga suatu ilmu yang wajib dipelajari oleh setiap
orang yang mukallaf, supaya syahadah mereka itu betul, Islamnya betul, imannya sah, dan
amalannya diterima Allah
kerana dengan mengetahui dan memahami ilmu tersebut mereka dapat mengajak manusia kepada
agama Allah dengan hikmah, di mana dalam ilmu aqidah dan tauhid itu didapati dalil dan hujjah
untuk menetapkan dan menyakinkan aqidah seseorang itu dan mengajak mereka beriman.
H. Faedah Mempelajari Aqidah Islamiyah
Karena Aqidah Islamiyah bersumber dari Allah yang mutlak, maka kesempurnaannya tidak
diragukan lagi. Berbeda dengan filsafat yang merupakan karya manusia, tentu banyak
kelemahannya. Makanya seorang mu'min harus yakin kebenaran Aqidah Islamiyah sebagai poros
dari segala pola laku dan tindakannya yang akan menjamin kebahagiannya dunia akherat.

Dan merupakan keserasian antara ruh dan jasad, antara siang dan malam, antara bumi dan langit
dan antara ibadah dan adat serta antara dunia dan akherat. Aqidah sesuai dengan fungsinya
sebagai dasar agama, maka keberadaan aqidah Islam sangat menentukan bagi seorang muslim,
sebab dalam sistem teologi agama ini diyakini bahwa sikap, perbuatan dan perubahan yang
terjadi dalam perilaku dan aktivitas seseorang sangat dipengaruhi oleh sistem teologi atau aqidah
yang dianutnya. Faedah yang akan diperoleh orang yang menguasai Aqidah Islamiyah adalah :

1. Membebaskan dirinya dari ubudiyah / penghambaan kepada selain Allah, baik bentuknya
kekuasaan, harta, pimpinan maupun lainnya.

2. Membentuk pribadi yang seimbang yaitu selalu kepada Allah baik dalam keadaan suka
maupun duka.

3. Dia merasa aman dari berbagai macam rasa takut dan cemas. Takut kepada kurang rizki,
terhadap jiwa, harta, keluarga, jin dan seluruh manusia termasuk takut mati. Sehingga dia
penuh tawakkal kepad Allah (outer focus of control).

4. Aqidah memberikan kekuatan kepada jiwa , sekokoh gunung. Dia hanya berharap kepada
Allah dan ridho terhadap segala ketentuan Allah.

5. Aqidah Islamiyah adalah asas persaudaraan / ukhuwah dan persamaan. Tidak beda antara
miskin dan kaya, antara pinter dan bodoh, antar pejabat dan rakyat jelata, antara kulit
putih dan hitam dan antara Arab dan bukan, kecuali takwanya disisi Allah SWT.

6. Aqidah Islam merupakan landasan seluruh ajaran Islam.

7. Aqidah Islam berfungsi membentuk kesalehan seseorang di dunia, sebagai modal awal
mencapai kebahagiaan di akhirat.

8. Aqidah Islam berfungsi menyelamatkan seseorang dari keyakinan – keyakinan yang


menyimpang, seperti bid’ah, Khufarat dan penyelewengan – penyelewengan lainnya.

9. Menuntun dan mengembangkan dasar ke Tuhanan yang dimiliki manusia sejak lahir.

10. Meluruskan tujuan dan perbuatan dari penyelewengan dalam beribadah kepada Allah
dan bermu’amallah dengan orang lain.
11. Membebaskan akal dan pikiran dari kekeliruan yang timbul karena jiwa yang kosong
dari aqidah .
12.

https://subhalaqah.wordpress.com/2017/07/05/pengertian-aqidah-islamiyah/

https://islamislami.com/2016/03/28/aqidah-islam-pengertian-dan-pembagiannya/

https://yufidia.com/aqidah-islam/

https://www.ayat-kursi.com/2017/01/pengertian-aqidah-islam-dan.html

https://rumaysho.com/2778-3-prinsip-akidah-seorang-muslim.html

http://pengertiankomplit.blogspot.com/2016/07/pengertian-aqidah-islamiyah.html

https://medium.com/@pengajianislam/bab-1-konsep-akidah-islamiah-80d13ce4c1aa

https://www.facebook.com/notes/komunitas-muslim-indahnya-berbagi-ilmu/tentang-aqidah-
islamiyah/127703333989507/

Anda mungkin juga menyukai