4. Putri (180103040233)
PSIKOLOGI ISLAM
BANJARMASIN
2018
PENDAHULUAN
Manusia merupakan makhluk yang paling sempurna dan memegang posisi sebagai
pemimpin (khalifah) di muka bumi, oleh karena itu manusia dikaruniai kemapuan akal dan
sifat-sifat tertentu yang memungkinkan ia dapat mengendalikan dan membangun kehidupan
dimuka bumi. Manusia dikaruniai akal sehingga ia bisa mengetahui segala sesuatu dan
memperoleh ilmu pengetahuan,sifat-sifat ini dapat digunakan untuk menolong maupun
menindas orang lain, oleh karena itu harus ada dorongan lain yang dapat mengendalikan dan
juga mengarahkan agar sifat dan kelebihan manusia ini dapat berguna bagi kepentingan umat.
Akidah atau Keimanan menjadi faktor utama yang membimbing manusia ke jalan
yang benar dan menjauhkan kita dari perbuatan yang buruk dan tindakan yang tidak adil.
Keyakinan yang kuat terhadap Tuhan Yang Maha Esa menjadi benteng keimana bagi seorang
muslim, dalam makalah kali ini kami akan menjelaska tentang aspek akidah dalam islam
yang mencakup enam rukun iman yakni Iman kepada Allah, Iman kepada Malaikat, Iman
kepada Kitab-kitab, Iman kepada Nabi dan rasul, Iman kepada Hari Akhir, dan Iman kepada
Takdir Allah ( Qadha dan Qadhar).
A. Sumber dan Dasar Akidah Islam
Kata akidah berasal dari bahasa Arab ‘aqidah dengan akar kata ‘aqada yang
berarti ikatan. Kata aqidah ini kemudian telat dipungut menjadi kata dalam bahasa
Indonesia dengan sebutan akidah. Dalam Islam, akidah dinamakan sebagai
keyakinan-keyainan yang harus diyakini oleh setiap muslim yang mengikat hatinya
dan jiwanya sehingga ia terikat dengan semua yang diyakininya, yang secara garis
besarnya terhimpun dalam rukun iman. Dengan meyakinkan predikat sebagai mukmin
(orang beriman). Istilah Akidah Islam adalah nama lain dari Ilmu Tauhid atau Ilmu
Ushuluddin.
Akidah menurut istilah adalah urusan-urusah yang harus dibenarkan oleh hati
yang diterima dengan rasa puas serta terhunjam kuat dalam lubuk jiwa yang tidak
dapat digoncangkan oleh badau subhat (keragu-raguan) dalam definisi yang lain
disebutkan bahwa akidah adalah sesuatu yang mngharapkan hati membenarkannya,
yang membuat jiwa tenang tentang kepadanya, dan yang menjadi kepercayaan yang
bersih dari kebimbangan dan keraguan. Jadi, akidah islamiah adalah keimanan yang
teguh dan bersifat pasti kepada Allah dengan segala pelaksana kewajiban, bertauhud
dan taat kepada-Nya, beriman kepada para Malaikat-Nya, Rasul-Rasul_Nya, Kitab-
kitab-NYa, Hari Akhir, Takdir baik dan buruk, dan mengimani seluruh apa-apa yang
telah shahih tentang prinsip-prinsip agama ( Usshuluddin), perkara-perkara yang
ghaib, beriman kepada apa yang menjadi Ijma’ (konsensus) dari salafush shalih, serta
seluruh berita-berita qath’I ( pasti), baik secara ilmiah maupun secara amaliah yang
telah ditetapkan menurut Al-Qur’an dan Assunah yang shahih serta ijma’ shalaf as-
shalih.
Dengan kata lain, keimanan yang pasti tidak terkandung suatu keraguan
apapun pada orang yang meyakininya. Dan harus sesuai dengan kenyataannya; yang
tidak menerima keraguan atau prasangka. Jika hal tersebut tidak sampai pada singkat
keyakinan yang kokoh, maka tidak dinamakan aqidah. Dinamakan aqidah, karena
orang itu mengikat hatinya diatas hal tersebut.
Hadits nabi adalah sumber kedua, namun tidak semua hadits tentang akidah
atau yang berisi masalah kepercayaan bisa dijadikan dalil atau sumber akidah Islam.
Hadits yang bisa dijadikan sumber akidah adalah hadist shahih yang mutawatir., yakni
hadits nabi yang diriwayatkan oleh banyak perawi yang tidak mungkin mereka
bersepakat untuk berdusta dalam meriwayatkan hadits itu. Ini mewujudkan bahwa
akidah itu mempunyai sifat keyakinan dan kepastian sehingga tidak ada peluang bagi
seseorang untuk meragukannya.1
1
Musthafa Al’Alim, Aqidah Islam (Bandung: PT Alma’arif,1982)6-7.
senantiasa berpegang pada akidah yang selamat (‘aqidah salimah) selama mereka itu
melalui jalan kebenaran yang jelas dari kitabullah dan sunah Rasul.
1. Iman kepada Allah
Kita mengimani Rububiyyah Allah subhanahu wa ta’ala, artinya bahwa Allah
adalah Rabb: Pencipta, Penguasa dan Pengatur segala yang ada di alam semesta ini.
Rukun iman yang pertama ialah kepercayaan atau keimanan kepada Allah ( Al-
Imaanu Billah) yaitu urat tunggangnya keimanan. Apabila kepercayaan kepada Allah
ini lemah maka akan lemah pula keagamaan seseorang. 2
Rukun iman yang pertama adalah iman kepada Allah swt. Inilah ajaran paling
pokok yang mendasari seluruh ajaran Islam. Inilah yang tersimpul dalam kalimat
tauhid, kalimat thayyibah: laa ilaaha illallah. Tiada Tuhan selain Allah. Ini tertuang
dalam dua kalimat syahadat, kunci menuju Islam sebagai jalan hidupnya.
Mengenal Allah swt.dapat ditempuh melalui dua jalur. Pertama, dengan
menggunakan akal pikiran untuk memeriksa dan memikirkan secara teliti apa yang
diciptakan Allah. Kedua, dengan mengerti nama-nama dan sifat-sifat-Nya dalam Al-
Qur’an.
Al-Qur’an telah mendorong akal pikiran manusia untuk mengenal Allah
dengan mengemukakan ayat-ayat tentang alam yang menjelaskan segala isi dunia.
Dengan pemikiran itu akan tercapailah pengenalan kepada Allah. Dengan mengenal
ciptaan-Nya, manusia akan mengenal kesempurnaan sifat-sifat-Nya, kebesaran dan
keluhuran-Nya, bukti-bukti kepedulian-Nya, kelengkapan ilmu-Nya, dan
kelangsungan kekuasaan-Nya dalam mencipta. 3
2
Bey Ariffin, Mengenal Tuhan (Surabaya: PT Bina Ilmu, 1961)13
3
Muhammad Chirzin, Konsep dan Hikmah Akidah Islam,(Yogyakarta: Mitra Pustaka,1997)23-24
kepada kita, sehingga kita tidak dapat melihat mereka. Tetapi kadangkala Allah
memperlihatkan mereka kepada sebagian hamba-hamba-Nya. Seperti halnya Nabi
Muhammad Saw, pernah melihat jibril menurut wujudnya yang sebenarnya memiliki
enam ratus sayap dan menutupi ufuk. Dan pernah jibril datang kepada nabi
Muhammad Saw ketika para sahabat berada disisi beliau, dengan menyerupai seorang
laki-laki yang berpakaian serba putih dan sangat hitam rambutnya, tak tampak pada
dirinya tanda-tanda bekas bepergian jauh, namun tak seorangpun sahabat yang
mengenalinya. Lalu duduklah Ia dihadapan Nabi dengan menyandarkan kedua
lututnya kepada kedua lutut beliau dan meletakkan kedua telapak tangannya ke atas
kedua paha beliau, kemudian menanyakan beberapa hal kepada Nabi dan beliau
menjawabnya. Setelah ia pergi dan menghilang, Nabi Muhammad Saw memberitahu
para sahabat bahwa laki-laki itu adalah Jibril.
Kita mengimani bahwa para malaikat mempunyai tugas-tugas yang
dilimpahkan kepada mereka. Antara lain:
a. Jibril, bertugas menyampaikan wahyu yang datang dari Allah kepada para
nabi dan rasul yang dikehendaki-Nya .
b. Mika’il, dilimpahi tugas tentang hujan dan tanaman.
c. Israfil, dilimpahi tugas meniup sangkakala pada saat seluruh makhluk hendak
dimatikan dan pada hari mereka dibangkitkan.
d. Izrail, bertugas mencabut nyawa orang yang telah tiba ajalnya.
e. Malik, bertugas sebagai penjaga neraka.
f. Ridwan, bertugas sebagai penjaga surga
g. Munkar, bertugas menanyakan di kubur
h. Nakir, bertugas menanyakan di kubur
i. Raqib, bertugas menuliskan segala kebaikan yang dilakukan manusia
j. Atid, bertugas menuliskan segala kejahatan yang dilakukan manusia4
4
Abd. Muthalib Mohjiddin, Sendi Iman, (Surabaya:Al-Ichsan, 1962), 32
kepada umatnya kebenaran dan membersihkan jiwa mereka dari kemusyrikan. Kitab-
kitab itu ialah:
a. Taurat, yang diturunkan Allah SWT kepada Nabi Musa.
b. Injil, duturunkan Allah SWT kepada Nabi Isa, sebagai pembenar dan
pelengkap Taurat.
c. Zabur, kitab yang di wahyukan Allah kepada Nabi Daud.
d. Al-qur’an, kitab yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad Saw penutup
para nabi.
5
Musthafa Al’Alim, Aqidah Islam, 7-11
Orang yang catatan hidupnya baik akan diberi ganjaran dan akan disambut
dengan hangatnya disurga Allah, ditempat yang abadi dan sempurna. Sebaliknya, bagi
orang-orang yang catatan hidupnya jelek akan dihukum dan dimasukan kedalam
neraka. Itulah yang dinamakan hari pembalasan dan penyelesaian akhir dari semua
pertanggung jawaban Jadi segala sesuatu yang kita lakukan di dunia ini, setiap tujuan
yang kita miliki, setiap gerakan yang kita lakukan, setiap pikiran yang kita gunakam,
dan setiap kata yang kita ucapkan, semua akan diperhitungkan dan akan disimpan
dalam catatan yang akurat. Pada hari pengadilan nanti, kita akan di adili.6
6
Ghalib Masri, Pilar-Pilar Islam,( Yogyakarta: Mitra Pustaka,1998)58-60
7
Muhammad Chirzin, Konsep dan Hikmah Akidah Islam,(Yogyakarta: Mitra Pustaka,1997)105-106
pengetahuan kita terbatas dan pikiran kita didasarkan kepada pertimbangan-
pertimbangan individu.8
Kesimpulan
akidah merupakan ikatan atau suatu keyakinan yang harus dimiliki oleh setiap muslim untuk
mengikat hati dan jiwanya terhadap suatu kepercayaan yang diyakininya, Akidah juga
merupakan dasar pokok ajaran islam yang bersumber dari Al-Qur’an, Hadist, Ijma’ dan
Qiyas. Oleh karena itu setiap muslim wajib meyakini dan mengimani aspek-aspek akidah
yang terhimpun dalam Rukun Iman.
8
Ghalib Masri, Pilar-Pilar Islam,( Yogyakarta: Mitra Pustaka,1998)62-63
DAFTAR PUSTAKA
Chirzin, Muhammad, Konsep dan Hikmah Akidah Islam, Yogyakarta, Mitra Pustaka, 1997