Anda di halaman 1dari 23

Akidah &

Aplikasinya

KELOMPOK 4
Kresna Agum Nugroho (051001700060)
Luhur Budi Nanda (051001700062)
Mardianti Alvionita (051001700064)
Melani Chandra Puspita (051001700068)
Akidah dan Aplikasinya

‫ون ۚ ُك ٌّل‬َ ُ‫نز َل إِلَ ْي ِه ِمن َّربِّ ِهۦ َو ْٱل ُم ْؤ ِمن‬ ُ‫َءا َم َن ٱل َّرسُو ُل بِ َمٓا أ‬
ِ
َ َ ُ ‫اَل‬ ُ ُ َ ٓ ٰ ‫هَّلل‬
ُ َ
‫َءا َم َن بِٱ ِ َو َملئِكتِ ِهۦ َوكتبِ ِهۦ َو ُر ُسلِِۦه نف ِّرق بَي َْن أ َح ٍد ِّمن‬
‫صير‬ ِ ‫ك ْٱل َم‬ َ ‫ك َربَّنَا َوإِلَ ْي‬ َ َ‫وا َس ِم ْعنَا َوأَطَ ْعنَا ۖ ُغ ْف َران‬ ۟ ُ‫رُّ ُسلِ ِهۦ ۚ َوقَال‬
Artinya: “Rasul telah beriman kepada Al-Quran yang diturunkan kepadanya dari
Tuhannya, demikian, pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah,
malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul- Nya. (Mereka mengatakan):
“Kami tidak membeda-bedakan antara seseorang pun (dengan yang lain) dari rasul-
rasul-Nya”, dan mereka mengatakan: “Kami dengar dan kami taat. (Mereka berdoa):
“Ampunilah kami ya tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali”.
(QS. Al-Baqarah (2) : 285)
A. Arti & Ruang Lingkup Akidah
serta Tujuan Akidah
Manusia merupakan makhluk yang sangat rentang digoda oleh setan. Oleh karena
itu, manusia harus memiliki sesuatu yang dapat menjadi pegangan dalam hidupnya,
yaitu akidah. Akidah baik sangatlah diperlukan dalam kehidupan agar kehidupan
tidak berjalan seperti layaknya kehidupan di zaman Jahiliyah.

Akidah memiliki arti sebagai ikatan atau sangkutan. Bentuk jamaknya ialah
aqa’id. Arti akidah menurut istilah ialah keyakinan hidup atau lebih khas lagi iman.
Sesuai maknanya yang disebut ini yang disebut akidah ialah bidang keimanan dalam
islam dengan meliputi semua hal yang harus diyakini oleh seorang muslim/mukmin.
Terutama yang termasuk dalam bidang akidah ialah Rukun Iman yang enam.
Pengertian Lain dari Akidah

 Akidah berarti pemikiran menyeluruh tentang alam, manusia, dan kehidupan, dan tentang
apa-apa yang ada sebelum dan sesudah kehidupan dunia, serta hubungan kehidupan
dengan apa yang ada sebelum dan sesudah kehidupan dunia.
 Akidah menurut Hasan al-Banna adalah beberapa perkara yang wajib diyakini
kebenarannya oleh hati, mendatangkan ketentraman jiwa yang tidak bercampur sedikit
dengan keragu-raguan.
 Akidah menurut Abu Bakar Jabir Al-Jazairy adalah sejumlah kebenaran yang dapat
diterima secara umum oleh manusia berdasarkan akal, wahyu, dan fitrah. Kebenaran itu
dipatrikan oleh manusia didalam hati serta diyakini keshahihan dan keberadaannya
secara pasti dan ditolak segala sesuatu yang bertentangan dengan kebenaran itu.
Arti Akidah

Dalam pengertian lengkapnya, akidah ialah


suatu kepercayaan dan keyakinan yangmenyatakan
bahwa Allah SWT itu ialah Tuhan Yang Maha Esa,
Ia tidak beranak dan tidak diperanakkan dan tidak
ada sesuatu pun yang menyerupai-Nya. Keyakinan
terhadap keesaan Allah SWT disebut juga
“Tauhid”, dari kata “Wahhada-Yuwahidu”, yang
artinya mengesakan. Jadi, apa yang telah menjadi
ketetapan hati seorang secara pasti adalah akidah,
baik itu benar ataupun salah.
Sistematika Ruang Lingkup Akidah

Menurut Hasan Al-Banna:


 Ilahiyat, yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan ilahi
seperti wujud Allah dan sifat-sifat Allah.
 Nubuwat, yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan Nabi dan
Rasul, termasuk pembahasan tentang kitab-kitab Allah, mukjizat, dan lain sebagainya.
 Ruhaniyat, yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan alam
metafisik seperti malaikat, jin, iblis, setan, roh, dan lain sebagainya.
 Sam’iyyat, yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang hanya bisa diketahui lewat
sam’I (dalil naqli berupa Al-Quran dan sunnah) seperti alam barzakh, akhirat, azab
kubur tanda-tanda, kiamat, surga, neraka, dan lainnya.
Tujuan Akidah Islam

 Memupuk dan mengembangkan dasar ketuhan yang ada sejak lahir. Hal ini
karena manusia adalah makhluk yang berketuhan sejak ia dilahirkan.
 Untuk mencegah manusia dari kemusyrikkan perlu adanya tuntutan yang jelas
tentang kepercayaan terhadap Tuhan Yang Esa.
 Menghindarkan diri dari pengaruh akal yang menyesatkan manusia.
B. Landasan Akidah dalam Ajaran
Islam
Dalam ajaran Islam akidah merupakan landasan yang mendasari seluruh aktivitas
kehidupan islami, sedangkan pelakunya disebut mukmin. Suatu perilaku yang tidak berangkat
dari landasan itu, maka perilaku itu diluar sistem islam atau kufur dan pelakunya disebut kafir.
Sistem keyakinan dalam ajaran Islam dibangun dalam enam landasan atau asus yang lazim
disebut Rukun Iman.
QS. An-Nissa’ (4): 136
“Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul- Nya dan
kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya, serta kitab yang Allah turunkan
sebelumnya. Barang siapa yang kafir kepada Allah, malaikat- malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya,
rasul-rasul-Nya dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-
jauhnya.”
Berdasarkan QS. An-Nissa’ (4) : 136, subyek yang paling mendasar dalam
akidah islam adalah iman kepada Allah SWT. Manusia yang mengapresisasi atau
merespons eksistensi Allah disebut mukmin. Apresiasi dan respons itu tidak hanya
pasif, melainkan aktif, bahkan proaktif.
Sistem keyakinan dalam ajaran Islam dibangun menjadi 6 (enam) landasan
yang lazim disebut Rukun Iman, yaitu:
Rukun Iman

Iman Kepada Allah SWT

Iman Kepada Malaikat

Iman Kepada Kitab-kitab Suci

Iman Kepada Rasul

Iman Kepada Hari Akhir

Iman Kepada Qadha & Qadar


Iman Kepada Allah SWT

Iman kepada Allah SWT berarti meyakini akan eksistensi Allah SWT,
kemahaesaan-Nya, kemahaadilan-Nya, kemahaperkasaan-Nya, dan seterusnya yang
disebutkan melalu sifat-sifat Allah SWT dalam Asmaul Husna.
Dalam meneliti ayat-ayat yang menjelaskan asma Allah yang 99 itu maka jelas
bagi kita “Bahwa Allah itu Esa dalam dzat, Esa dalam sifat, dan Esa dalam
perbuatan-Nya”. Sesuai dengan keyakinan umat Islam yang didasarkan pada
Syahdataini yang merupakan ikrar pertama sebagai muslim, maka konsep tauhid
atau keesaan Tuhan ialah yang tertulis dalam Alquran, QS. Al-Ikhlas (112) : 1-4.
Sikap dan Perilaku Tauhid
Sebagai muslim harus mampu menolak dan tidak menyembah yang selain Allah.
• QS. Al-Fatihah (1) : 5
Mampu memohon pertolongan atau berdoa hanya kepada Allah
• QS. Al-Fatihah (1) : 5
Mejadikan hukum Allah sebgai pedoman hidup
• QS. Al-An’am (6) : 57
Tidak ada yang di takuti kecuali Allah.
• QS. At-Taubah (9) : 18
Tidak mencintai sesuatu/seseorang melenihi cinta kepada Allah
• QS. At-Taubah (9) : 24
Meyakini bahwa setiap rezeki yang didapat hanya Allah yang menentukan
• QS. Huud (11) : 6
Mengakui kekuasaan Allah yang mutlak dan kekuasaan pada manusia itu nisbi
• QS. Ali-’Imran (3) : 26
Meyakini bahwa yang menentukan hidup dan mati itu Allah dan untuk Allah
• QS. Ali-’Imran (3) : 145
Meyakini bahwa shalat, pengabdian hidup dan mati hanya untuk Allah.
• QS. An-An’am (6) : 126
Iman Kepada Malaikat
Iman kepada para Malaikat berarti meyakini keberadaannya sebagai makhluk
Allah yang taat dan patuh kepada-Nya, serta mengimani tugas para malaikat seperti
mengawasi manusia dan sebagainya.
Malaikat adalah makhluk sejenis Roh yang eksistensinya di luar jangkauan
indra manusia sehingga tidak ada yang mampu mengetahui hakikat malaikat
kecuali Allah SWT sendiri. Malaikat diciptakan dari nur tertentu dan mempunyai
kecepatan gerak luar biasa.
Iman Kepada Kitab-Kitab Suci

Iman kepada kitab-kitab suci berarti mempercayai keberadaan dan kebenaran


isinya. Kitab-kitab yang diturunkan Allah kepada para utusannya ialah Taurat
kepada Nabi Musa as., Injil kepada Nabi Isa as., Zabur kepada Nabi Daud as., dan
Alquran kepada Nabi Muhammad SAW.
Iman Kepada Rasul

Iman kepada para Rasul juga berarti meneladani jejak langkahnya terutama
dalam akhlak dan keteguhan imannya dalam menegakkan kebenaran Allah.
Para Nabi dan Rasul jumlahnya banyak tetapi tidak semua nama dan kisah
mereka jelaskan dalam Alquran. Semua Nabi dan Rasul utusan Allah merupakan
mata rantai yang tidak terputus sejak Nabi Adam sampai Nabi Muhammad SAW.
dan mempunya tugas yang sama yaitu untuk menyampaikan risalah Ilahi dan
memberikan bimbingan serta contoh teladan bagi umatnya dalam menjalani hidup
di dunia ini.
Iman Kepada Hari Akhir

Hari akhirat adalah ruang dan waktu yang akan dialami oleh segenap makhluk,
khususnya manusia setelah berakhirnya kehidupan di dunia.
Iman kepada hari akhir ialah meyakini bahwa pada hari akhirat itu benar-benar
terjadi. Sekurang-kurangnya ada 2 hal yang mengharuskan akal menerima adanya
hari akhirat, pertama hari akhirat adalak konsekuensi logis dari tugas manusia
sebagai khalifah dan yang kedua adalah hari akhirat merupakan perwujudan dari
sifat Allah yang Maha Adil.
Iman Kepada Qadha & Qadar
Pengertian Qadha dan Qadar
merupakan bahwa segala sesuatu terjadi Allah memberikan sesuatu
atau tidak adalah dengan
menurut ketentuan sebab musabab itu. dasar sunnatullah.

Dengan kata lain, kepercayaan terhadap


Hidup dengan ikhtiar, usaha, dan
takdir adalah pengakuan terhadap tawakal.
adanya hukum sebab akibat, pengakuan
adanya hubungan yang lampau dengan
sekarang dan yang akan datang.
Komponen yang harus diyakini dan
Menyadari bahwa manusia
dilaksanakan dalam memahami Qadha diberikan kebebasan oleh Allah
dan Qadar: untuk menentukan pilihannya.
C. Karakteristik & Peranan Akidah
Islam dalam Kehidupan
Akidah Islam mempunyai karakteristik (kekhususan-kekhususan) di
antaranya adalah:

Akidah Islam dibangun berdasarkan akal.

Akidah Islam sesuai dengan fitrah manusia.

Akidah Islam komprehesif (menyeluruh)


Akidah mempunyai peranan yang sangat penting bagi kehidupan manusia,
diantaranya;

1. Akidah islam telah memuaskan akal dan memberikan ketenangan pada jiwa
manusia. Sebab, akidah islam telah menjawab pertanyaan-pertanyaan dengan
jawaban yang memuaskan dan shahih.
2. Akidah islam akan membentuk ketakwaan pada diri seorang muslim. Setelah
seorang muslim. Sesuai dengan sabda Rasulullah SAW. yang artinya “Tidaklah
mati seseorang sampai ditetapkan ajalnya, rezekinya dan apa-apa yang menjadi
takdirnya”. (al-hadits)
3. Akidah islam akan membentuk ketakwaan pada diri seorang muslim.
Akidah juga mempunyai peranan penting bagi kelangsungan hidup bermasyarakat, yaitu:

1. Masyarakat akan beriman kepada Rabb Yang Esa, agama yang satu serta tunduk pada aturan
yang satu.
2. Akan mewujudkan masyarakat yang saling melengkapi, saling menjamin seperti halnya satu
tubuh, satu-kesatuan pemikiran ddan perasaan. Rasulullah SAW bersabda: “Perumpamaan
orang-orang yang beriman dalam hal persahabatan dan kasih saying adalah ibarat satu tubuh.
Bila salah satu anggota tubuh terserang demam dan susah tidur”. (al-hadits)
3. Akan tercipta ikatan ideologis yang kuat serta di antara individu-individu anggota
masyarakat, yakni ikatan ukhwah Islamiyah.
D. Penyebab Penyimpangan Akidah
Islam dan Solusinya
1. Tidak menguasainya pemahaman akidah yang benar karena kurangnya pengertian dan perhatian.
2. Fanatik kepada peninggalan adat dan keturunan.
3. Taklid buta kepada perkataan tokoh-tokoh yang dihormati tanpa melalui seleksi yang tepat sesuai dengan
argument Alquran dan Sunnah. Sehingga apabila tokoh panutannya sesat, maka ia ikut tersesat.
4. Berlebihan (ekstrim) dalam mencintai dan mengangkat para wali dan orang shaleh yang sudah meninggal
dunia, sehingga menempatkan mereka setara dengan Tuhan, atau dapat berbuat seperti perbuatan Tuhan.
5. Lengah dan acuh tak acuh dalam mengkaji ajaran Islam disebbakan silau terhadap peradaban Barat yang
materialistic itu.
6. Pendidikan di dalam rumah tangga, banyak yang tidak berdasar ajaran islam, sehingga anak tumbuh tidak
mengenal akidah islam.
7. Peranan Pendidikan resmi tidak memberikan porsi yang cukup dalam pembinaan keagamaan seseorang.
Solusi
Solusi untuk mengatasi penyimpangan akidah islam yang salah menurut Shalih bin Fauzan:

 Kembali kepada kitabullah dan sunnah Rasulullah SAW. dalam mengambil sandaran akidah
yang benar (shahihah) seperti halnya generasi pendahulu yang shalih mengambil dari
keduanya.
 Memberi perhatian pada pengajaran akidah yang benar (shahihah) di berbagai jenjang
Pendidikan dengan pelajaran yang cukup dan evaluasi yang ketat (mulai tingkat kanak-kanak,
hingga perguruan tinggi)
 Menjadikan kitab-kitab referensi terpilih dan bersih dalam materi pelajaran akidah dan
menjauhi rujukan-rujukan yang membahayakan.
 Menyebarkan para penyeru dakwah yang mampu meluruskan akidah yang bathil, menjawab
dan menolak seluruh akidah yang bathil itu dan mengebalikannya kepada akidah yang lurus.
E. Nilai-nilai Akidah dalam
Kehidupan Pribadi dan Sosial

Menambah atau
memperdalam
ilmu Selalu mencari
keridaan Allah

Membiasakan
amal shahih
Memakmurkan
Masjid
Membiasakan
berjihad
Membiasakan
berdzikir &
membaca serta
Berserah diri mendengarkan
kepada Allah Alquran

Anda mungkin juga menyukai