Anda di halaman 1dari 16

Pertemuan -5

RUKUN IMAN DAN


POKOK AJARAN ISLAM

OLEH :
D R . S U PA R N O , S H . , M H . , M M
PEMBAHASAN
1 Rukun Iman
2 Akidah
3 Syariah
4 Akhlak
Rukun Iman
1  Pengertian Iman kepada Allah SWT
Urutan yang pertama adalah iman kepada Allah SWT menjadi dasar dari iman karena sebagai
umat Islam harus mengakui keesaan Nya. Dia merupakan pencipta di alam semessta, penguasa
langit maupun bumi serta Tuhan yang wajib disembah dengan sifat tidak beranak dan tidak
diperanakkan.
Meyakini akan hadirnya Allah tidak hanya dengan kata-kata semata melainkan harus diwujudkan
melalui tindakan. Caranya yaitu dengan amar ma’ruf dan nahi mungkar, maksudnya melakukan
segala perintah serta menjauhi larangan yang menghantar ke jurang kesesatan.

2  Pengertian Iman Kepada Malaikat


Malaikat merupakan makhluk Allah yang diciptakan dari nur/ cahaya dan tidak diberikan nafsu.
Oleh karenanya mereka selalu taat pada segala perintah serta ketetapan. Meskipun tidak terlihat
sebagai manusia harus meyakini keberadaannya dengan tugas tersendiri.
Setidaknya terdapat 10 malaikat yang harus diyakini oleh umat Islam, namun sejatinya terdapat
lebih dari bilangan tersebut, makhluk ini juga bertugas sebagai perantara Allah.
3. Pengertian Iman kepada Kitab Allah SWT
Allah menjelaskan ajaran-Nya melalui kitab diturunkan kepada para Rasul melalui perantara
malaikat. Ajaran di dalamnya harus disampaikan kepada umat manusia yang mengimaninya secara
utuh tanpa adanya kelalaian, ada banyak umat terdahulu terkena azab karena kelalaiannya.
Kitab-kitab ini sebagai pedoman dan pegangan hidup umat dihala para Rasulullah sudah wafat. Hal
ini bertujuan agar tidak terjadi kelalaian yang mengakibatkan terpecah belahnya akidah dan
keyakinan mereka. Meskipun demikian terdapat penerusnya yaitu para sahabat dan ulama.
 
4. Pengertian Iman kepada Nabi dan Rasul Allah SWT
Jumlah nabi dan rasul wajib diketahui yaitu sekitar 25 yang diturunkan pada umat dengan
karakteristik masing-masing. Setidaknya terdapat 4 kitab suci diturunkan kepada mereka untuk bekal
mengajarkan tauhid dengan meyakini bahwa Allah merupakan Tuhan wajib disembah.
Kitab tersebut disampaikan melalui perantara malaikat Jibril baik dengan menunjukkan wujud
aslinya maupun menyamar. Isi di dalamnya sebagai pedoman mengambil keputusan dan
menghukumi terkait suatu perkara yang bertujuan agar terarah serta tidak semabrangan dalam
mengambil keputusan.
5. Pengertian Iman kepada Hari Akhir (Kiamat)
 Hari akhir adalah hal nyata yang sering diingkari oleh manusia. Sebagai seorang Muslim
maka mereka wajib mengimani untuk menunjang semangat dalam beribadah serta
sebagai bukti bahwa hari pembalasan benar adanya dan seluruh manusia harus
mempertanggung jawabkan perbuatannya.
 Pada hari akhir nanti semua manusia dikumpulkan dengan berbagai keadaan, bahkan
digambarkan ada yang berkepala hewan maupun tenggelam dalam keringatnya sendiri.
Hal ini dikarenakan posisi matahari di atas kepala berjarak sekitar satu jengkal sehingga
panasnya dapat melelehkan tubuh.
 
6.  Pengertian Iman kepada Qadha dan Qadar
Takdir sendiri terbagi menjadi dua yaitu tetap, sebagai contoh yaitu kematian, jodoh, dan rezeki. Bagian kedua adalah dapat diubah
dengan berusaha serta berdoa kemudian diiringi ketaqwaan. Manusia perlu meyakininya sebagai rujukan bahawa semua atas
kehendak dan kuasa Allah.

1. Qadha
Menurut bahasa qadha berarti ketetapan yang sudah dituliskan sebelum manusia diciptakan. Catatan tersebut termuat dalam kitab
Lauh Mahfudz mulai dari kehidupan, kebaikan, serta kematian. Meskipun hal ini tidak diketahui kapan waktunya namun sebagai
makhluk harus mempersiapkannya.
Caranya yaitu dengan beribadah serta menghindari larangan dan menaati semua anjuran dari Allah SWT. Terkait kematian tidak
ada manusia yang mengetahuinya namun oleh karenanya dianjurkan untuk selalu beribadah dengan niat tulus, ikhlas, dan hanya
mengharapkan ridha Allah.

2. Qadar
Menurut bahasa qadar merupakan ketentuan atau kepastian. Sementara secara istilah yaitu penentuan yang pasti dan sudah
ditetapkan oleh Allah SWT. Hal ini termasuk yang sedang terjadi maupun akan terlaksana nantinya. Oleh karenanya manusia
dianjurkan untuk berdoa.
Doa sendiri dipercaya sebagai senjatanya umat Islam bahkan dipercaya bisa merubah ketentuan yang bersifat tidak tetap. Antara
qadha dan qadar saling berkaitan satu sama lain bahkan dikenal sebagai takdir dari Allah SWT yang wajib untuk diyakini
keberadaannya.
Akidah

Makna Akidah Secara Bahasa


Salah satu daya tarik bahasa Arab adalah bahwa suatu kata tidak
muncul begitu saja. Setiap istilah memiliki asal kata yang jika
dipahami dengan baik akan memberikan makna filosofis yang dalam
terhadap kata tersebut. Begitu juga dengan istilah akidah atau i’tiqod.
Kata akidah sendiri berasal dari kata al-‘aqdu yang artinya kokoh,
kuat, dan erat. Dari sini, maka bisa diketahui bahwa kata akidah
secara bahasa berarti keyakinan yang kokoh atas sesuatu sehingga
tidak ada keraguan yang mengiringinya. Keyakinan ini tentu saja
harus sesuai dengan realita agar akidah yang dimiliki menjadi benar.
Akidah yang Benar dan Akidah yang Bathil
 Dalam setiap agama, pasti ada akidah yang dimiliki dan dipegang oleh para
penganut agama tersebut. Namun, jika bicara tentang akidah yang benar, tentu
saja hanya ada di dalam Islam. Akidah yang dimiliki umat Islam berasal dari
Allah SWT, Dzat yang Maha Mengetahui. Dan inilah akidah yang benar.
 Salah satu buktinya adalah dengan merunut kisah para nabi dan apa yang
diajarkannya. Allah mengutus nabi dan Rasul dengan jarak yang bervariasi
antara satu dengan lainnya. Bahkan bisa berjarak ratusan tahun. Selain itu,
lokasi para nabi tersebut berdakwah juga berbeda – beda. Namun, jika melihat
dari ajaran yang disampaikan, maka akidah yang diajarkan oleh para nabi
tersebut merupakan akidah yang sama.
 Berkebalikan dengan akidah yang benar, akidah yang salah adalah segala
bentuk akidah yang bertentangan dengan wahyu dan firman Allah. Termasuk
akidah yang bersumbel dari akal manusia, wahyu yang diselewengkan, dan lain
sebagainya.
Akidah Dalam Definisi Syar’i
 Dalam Islam, akidah adalah masalah – masalah ilmiyah yang asalnya dari Allah
dan Rasul. Karena itu, wajib bagi setiap muslim untuk memiliki keyakinan yang
utuh terhadap hal tersebut sebagai bentuk pembenaran terhadap Allah dan
Rasulnya.
 Menarik untuk diketahui bahwa istilah akidah adalah istilah baru yang tidak
dikenal dalam Al-Qur’an dan Sunnah. Meski begitu, penggunaan istilah yang
jamak di kalangan para ulama menjadikan istilah ini boleh digunakan. Selain
istilah akidah, istilah lain yang semakna dengan akidah juga kerap digunakan,
di antaranya adalah fiqhul akbar, iman, sunnah, tauhid, syariah, dan
ushuluddin.
 Masing – masing istilah ini sering kali dipakai secara khusus sesuai dengan
makna yang lebih luas ataupun lebih sempit dari makna akidah. Seperti istilah
iman yang membahas mengenai ketundukan terhadap wahyu. Atau istilah
ushuluddin yang sering digunakan sebagai istilah dalam menyebut fakultas
akidah sebagai fakultas ushuluddin di beberapa universitas Timur Tengah.
 Dasar akidah akhlaq adalah sumber-sumber hukum agama Islam yakni
Alquran dan hadist. Bahkan ketika ditanya tentang akidah akhlaq Rasulullah
SAW, Siti Aisyah berkata, "Dasar aqidah akhlak Nabi Muhammad SAW adalah
Al Qur’an.”

Sementara itu di dalam Alquran Surat Al Maidah ayat 15-16, Allah SWT
berfirman:

“Sesungguhnya telah datang kepadamu rasul kami, menjelaskan kepadamu banyak dari
isi Al-Kitab yang kamu sembunyikan dan banyak pula yang dibiarkannya. Sesungguhnya
telah datang kepadamu cahayadari Allah dan kitab yang menerangkan. Dengan kitab
itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keridhaan-Nya ke jalan keselamatan,
dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada
cahaya yang terang benderang dengan izinNya, dan menunjuki meraka ke jalan yang
lurus.” (QS. Al Maidah: 15-16)
SYARIAH
Syariah secara istilah dapat diartikan sebagai suatu sistem atau aturan yang bisa jadi
mengatur hubungan antara manusia dengan Allah, atau hubungan manusia dengan
manusia. Imam Abu Muhammad Ali bin Hazm dalam kitab Al-Hikam fi Ushulil
Ahkam membeberkan perbedaan definisi syariah berdasarkan klasifikasi tadi.
Menurutnya, syariah adalah jika terdapat teks yang tidak multitafsir dari Alquran,
hadis, taqrir Nabi Muhammad SAW, serta para sahabat, tabiin, tabi’ tabiin, ataupun
konsesus ulama. Artinya, syariah dapat bersumber dari hal-hal tersebut yang dapat
diaplikasikan secara langsung. Semisal perintah shalat atau hal-hal yang
menyangkut akidah, muamalah, ibadah, dan akhlak.
Namun syariah sendiri juga dalam perkembangannya diklasifikasikan berdasarkan
perkembangan zaman yang ada. Syariah bagi umat Muslim sangat familiar sebab
Allah SWT telah mengabadikan keberadaan syariah bagi umat Muslim dalam
Alquran.
Allah SWT berfirman dalam Alquran surat al-Maidah ayat 48 berbunyi:
“Likulli ja’alna minkum syir’atan wa minhajaa,”. Yang artinya: “Untuk
tiap-tiap umat di antara kamu, kami berikan aturan dan jalan yang
terang,”.
Dalam kehidupan sehari-hari, syariah sangat berkaitan erat dengan ilmu
fikih. Karena syariah sendiri merupakan landasan fikih, sedangkan fikih
merupakan metode ilmu yang memerinci syariah dalam realitas yang
terjadi.
Sedangkan konteks fikih, menurut Imam Abu Hasan Al-Hamidi dalam
kitab Al-Ihkam fi Ushulil Ahkam menjelaskan, fikih merupakan
pengetahuan tentang hukum-hukum syariah yang didapat dalam dalil-
dalil terperinci.
Fikih sejatinya merupakan suatu metode ilmu yang menghasilkan kesepakatan
hukum berdasarkan metode konsesus ulama yang merujuk pada dalil Alquran
maupun hadis. Karena didapatkan melalui proses konsesus itu, maka tak heran
setiap hukum yang dilahirkan dari sebuah ijtihad ulama tak selamanya seragam.
Untuk itu, makna dan pengertian syariah dalam penerapannya dibatasi dengan
meliputi ilmu fikih dan ilmu ushul fikih. Keduanya tak lepas dari empat bidang
pembahasan jika diklasifikasikan dalam Madzhab Imam Syafi’i antara lain
ibadah, muamalah, uqubah, dan munakahah.
Sedangkan elemen yang cukup dikenal saat ini adalah elemen muamalah. Yang
termasuk di dalamnya berisi tentang hukum-hukum sosial, perdata, warisan,
perdagangan, keuangan, dan lain sebagainya. Aspek syariah muamalah ini ramai
dikenal karena mengandung aspek kepentingan duniawi yang familiar sehari-
hari.
AKHLAK
 Akhlak berasal dari bahasa Arab jama’ dari bentuk mufradatnya “khuluqun” yang berarti
budi pekerti, perangai, tingkah laku dan tabiat. Sedangkan menurut istilah, apa itu akhlak
adalah pengetahuan yang menjelaskan tentang baik dan buruk (benar dan salah),
mengatur pergaulan manusia, dan menentukan tujuan akhir dari usaha dan
pekerjaannya, mengutip publikasi dari Jurnal Pesona Dasar Universitas Syiah Kuala.

 Akhlak pada dasarnya melekat dalam diri seseorang, bersatu dengan perilaku atau
perbuatan. Jika perilaku yang melekat itu buruk, maka disebut akhlak yang buruk atau
akhlak mazmumah. Sebaliknya, apabila perilaku tersebut baik disebut akhlak mahmudah.

 Para ahli bahasa mengartikan akhlak dengan istilah watak, tabi’at, kebiasaan, perangai,
dan aturan. Sedangkan menurut para ahli ilmu akhlak, akhlak adalah sesuatu keadaan
jiwa seseorang yang menimbulkan terjadinya perbuatan-perbuatan seseorang. Dengan
demikian, bilamana perbuatan, sikap, dan pemikiran seseorang itu baik, niscaya jiwanya
baik.
Akhlak islam dapat dikatakan sebagai aklak yang islami karena
bersumber pada ajaran Allah dan Rasulullah. Akhlak islami ini
merupakan amal perbuatan yang sifatnya terbuka, sehingga dapat
menjadi indikator seseorang apakah seorang muslim yang baik
atau buruk. Akhlak ini merupakan buah dari akidah dan syariah
yang benar.
Secara mendasar, akhlak erat kaitannya dengan kejadian manusia
yaitu khaliq (pencipta) dan makhluq (yang diciptakan). Rasulullah
diutus untuk menyempurnakan akhlak manusia yaitu untuk
memperbaiki hubungan makhluq (manusia) dengan khaliq (Allah
Ta’ala) dan hubungan baik antar makhlukNya.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai