Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di Zaman seperti sekarang ini, banyak sekali permasalahan-permasalahan
yang terjadi dalam praktek ibadah seorang muslim. Salah satu permasalahan yang
kian menjamur adalah menyangkut praktek dasar ajaran Islam. Dasar ajaran Islam
yang terdiri dari akidah, syari’ah, dan akhlak sering sekali dilupakan
keterkaitannya. Sudah banyak orang yang melakukan ibadah namun hanya untuk
di pamerkan kepada orang lain, padahal itu sangat bertentangan dengan ajaran
islam yang dimana apabila seseorang ingin beribadah, maka niatkan ibadah itu
untuk mendapatkan ridha dari Allah SWT. Itulah yang menjadikan suatu perbuatan
yang seharusnya mendapat ganjaran pahala, tapi malah menjadi suatu kesia-siaan
karena tidak dilakukan semata-mata karena Allah. Melihat hal tersebut, kami
bermaksud untuk mengingatkan dan menegaskan kembali komposisi dasar dari
ajaran agama islam, yaitu Akidah, Akhlak dan Syariah.
Adapun filosofinya, Aqidah, Syariah, dan Akhlak bagaikan suatu pohon,
di mana Aqidah merupakan akar, Syariah merupakan batang, dan Akhlak
merupakan dedaunan. Syariah dan Akhlak akan tumbang tanpa adanya Aqidah
yang mengakarinya. Aqidah mendasari hukum, hukum tanpa Akhlak menjadi
kezaliman. Ajaran Agama Islam yang seharusnya bersumber pada Al-Qur’an dan
hadits telah banyak yang melenceng. Hal itu dapat dilihat dengan banyaknya
bermunculan aliran-aliran sesat atau yang sifatnya bid’ah. Selain itu, kasus-kasus
kriminalitas yang semakin merajalela pada saat sekarang ini merupakan suatu
cerminan keruntuhan akhlak pada umat Islam saat ini. Untuk itulah, kita selaku
umat Rasulullah SAW perlu mengetahui serta mempelajari tentang Ilmu yang
membahas ketiga unsur yang menjadi kerangka dasar ajaran agama Islam tersebut
agar kita tidak tersesat dan tetap berada di jalan yang benar. Oleh sebab itu, dalam
makalah kali ini kami membahas tentang ketiga unsur tersebut yaitu Aqidah,
Syari’ah, dan Akhlak.

1
B. Rumusan Masalah
Ada beberapa rumusan masalah yang diangkat dalam penulisan makalah
yang berjudul “Pokok-pokok Ajaran Islam”, antara lain :
1. Ada berapakah pokok-pokok ajaran islam?
2. Apa yang dimaksud dengan Aqidah?
3. Apa sajakah ruang lingkup Aqidah?
4. Apa yang dimaksud dengan Syari’ah?
5. Apa sajakah ruang lingkup Syari’ah?
6. Apa yang dimaksud dengan Akhlak?
7. Apa sajakah ruang lingkup Akhlak?

C. Tujuan Penulisan
Dari rumusan masalah diatas penulis memiliki tujuan dalam penulisan
makalah ini, diantaranya:
1. Mengetahui macam-macam pokok ajaran islam
2. Mengetahui arti dari Aqidah
3. Mengetahui apa sajakah ruang lingkup Aqidah
4. Mengatahui arti dari Syari’ah
5. Mengetahui apa sajakah ruang lingkup Syari’ah
6. Mengetahui arti dari Akhlak
7. Mengetahui apa sajakah ruang lingkup Akhlak

2
BAB II
PEMBAHASAN
POKOK-POKOK AJARAN ISLAM

Pokok-pokok ajaran islam terdiri dari tiga macam, yaitu Aqidah, Syariah, dan
Akhlak yang akan dijabarkan sebagai berikut:

A. AQIDAH
1. Pengertian Akidah
Aqidah berasal dari kata “ ‘Aqada ya’ qidu ‘aqdan “ yang artinya ikatan, dan
perjanjian yang kokoh dan kuat. Setelah itu terbentuk kata ‘aqidatan (Aqidah).
Sedangkan secara Istilah Aqidah adalah keyakinan atau keimanan yang mengikat
hati seseorang terhadap sesuatu yang diyakini dan diimani selama hidupnya.
Dalam berakidah tidak boleh setengah hati tetapi harus meyakini dengan sepenuh
hati tanpa ada keraguan sedikitpun didalam hatinya.1 Aqidah islam berisikan
ajaran tentang apa saja yang harus dipercayai, diyakini, dan diimani oleh setiap
orang islam. Karena agama islam bersumber pada kepercayaan dan keimanan
kepada Tuhan, maka aqidah merupakan sistem kepercayaan yang mengikat
manusia kepada islam.
Hal ini didukung oleh pendapat Hassan Al-Banna: “Bahwa Aqidah adalah
beberapa perkara yang wajib diyakini kebenarannya oleh hati,menjadi keyakinan
yang tidak bercampur sedikitpun dengan keraguan”
Dalil Al-Qur’an yang membahas tentang Aqidah, surat An-Nisa’ ayat 80 :

َ‫للا‬
ْ ‫اع‬َْ َ‫َمنْ يُّ ِطحِْ الرْ ُسو َْل فَ َقدْ أَْ ط‬

Artinya: “Barang siapa yang menaati Rasul itu sesungguhnya ia telah mentaati
Allah”

1
Mahmud Syaltut. 1972. Al-Islam ‘Aqidah wa Syariah. (Beirut: Dar al-Syuruq), Cet. Ke 6, hal. 22.

3
Aqidah islam tersebut dibangun di atas enam dasar keimanan yang lazim
yang disebut dengan rukun iman. Yang mana rukun iman meliputi keimanan
kepada Allah dan para rasul, para malaikat, kitab-kitab yang diturunkan pada rasul-
rasul, hari akhir, dan qadha’ dan qodar. Seperti yang akan dijabarkan dibawah ini:
a. Iman Kepada Allah
Iman kepada Allah yaitu percaya dengan sepenuh hati akan kebesaran
yang dimiliki Allah, mengikuti petunjuk Allah yang terdapat dalam al-qur’an,
mengerjakan apa yang telah diperintahkan sesuai dengan tuntunan al-qur’an
dan hadits.2 Dampak positif sekalipun manfaat iman kepada Allah yaitu
mendorong seseorang untuk bertakwa kepada Allah dengan menyadari adanya
Allah bawasannya Allah selalu mengawasi segala perbuatan kita, menimbulkan
kekuatan batin, ketabahan, keberanian,serta saling menghargai sesame
manusia, mendatangkan rasa tentram,aman,dan damai.
b. Iman Kepada Malaikat
Malaikat mempunyai kekuatan yang luar biasa dengan ijin Allah,
malaikat senantiasa bertasbih, bertunduk, serta patuh terhadap Allah. Tugas
tugas malaikat Malaikat Jibril brtugas menyampaikan wahyu, Malaikat Mikail
bertugas memberi rejeki kepada makhluk Allah, Malaikat Israfil bertugas
meniup sangkakala, Malaikat Izra’il bertugas mencabut nyawa, Malaikat
Ridlwan bertugas menjaga surge, Malaikat Malik bertugas menjaga neraka,
Malaikat Raqib dan Atid bertugas mencatat amal perbuatan manusia, Malaikat
Munkar dan Nakir bertugas menanyai manusia didalam alam kubur. Manfaat
iman kepada malaikat yaitu dapat mendorong seseorang untuk selalu bersikap
baik, berhati-hati dalam berperilaku, menjadi seseorang merasa nyaman dan
tentram dalam menjalankan hidupnya.

4
c. Iman Kepada Kitab-kitab Allah
Beriman kepada kitab-kitab Allah berarti meyakini dengan sepenuh hati
bahwa Allah telah menurunkan beberapa kitabnya kepada rasulnya yang berisi
tentang aturan-aturan Allah.3 Manfaat beriman kepada kitab-kitab Allah yaitu
mendidik umat islam untuk bersikap toleran terhadap pemeluk agama lain,
memberikan keyakinan kepada umat islam bahwa al-qur’an merupakan kitab
penerus dan pelengkap terhadap semua kitab sebelumnya.
d. Iman Kepada Para Nabi dan Rasul
Iman kepada para Nabi dan Rasul berarti percaya bahwa Allah telah
memilih untu bertugas menyampaikan segala wahyu yang diterima dari Allah
kepada umat manusia. Sifat-sifat para Nabi yaitu Shiddiq artinya benar dan
jujur dalam berkata, Amanah artinya terpercaya, Tabligh artinya
menyampaikan segala wahyu/amanat Allah, Fathanah artinya cerdas , pandai,
dan bijaksana. Manfaat iman kepada para Nabi dan para Rasul yaitu menjadikan
seseorang muslim untuk bersikap toleran terhadap pemeluk agama lain,
memberi keyakinan kepada orang muslim bahwa semua Nabi dan Rasul
mempunyai misi suci yang sama.
e. Iman Kepada Hari Kiamat
Iman kepada hari kiamat atau hari akhir berarti percaya semua akan mati
yang kemudian akan dibangkitkan kembali. Kiamat dibagi menjadi dua yaitu
kiamat sugra yang artinya kiamat kecil seperti bencana, dan kiamat kubra
artinya kiamat besar yaitu lenyapnya seluru alam semesta. Tanda-tanda kecil
hari kiamat yaitu banyaknya jumlah wanita disbanding laki-laki, penghianatan
dianggap berjasa atau pahlawan, manusia berlomba membangun gedung-
gedung tinggi dengan maksud riya’, perhiasan masjid berlebihan, penyalah
gunaan jabatan , perzinaan dan minuman keras merajalela. Tanda-tanda besar
hari kiamat diantaranya yaitu keluarnya dajjal, nabi isa turun ke bumi untuk
mengoreksi kesalahan doktrin agama Kristen, bintang yang misterius sekali

3
Mahmud Syaltut. 1972. Al-Islam ‘Aqidah wa Syariah. (Beirut: Dar al-Syuruq), Cet. Ke 6, hal. 55.

5
keluar dari bumi, matahari terbit dari arah baratkitab suci al-qur’an lenyap dari
muka bumi. Hikmah iman pada hari akhir yaitu berperilaku baik,menjaga diri
dan senantiasa taat kepada Allah.
f. Iman Kepada Qadar atau Takdir
Beriman pada qadar atau takdir berarti percaya bahwa Allah itulah yang
menjadikan mkhluknya dengan kodrat (kekuasaan),iradat (kehendak), dan
hikmahnya (kebijaksanaan), dan juga percaya bahwa Allah mempunyai
beberapa sunnah/hukum dalam menciptakan makhluknya. Iman kepada qadla’
dan qadar tidak berarti membuat manusia untuk pasif atau menyerah terhadap
keadaan yang dihadapinya tanpa adanya usaha ,tanpa adanya untuk mengubah
nasibnya menjadi yang lebih baik lagi sesuai dengan apa yang kita inginkan.
Karena dalam salah satu firman Allah telah ditegaskan bahwa Allah tidak akan
merubah nasib suatu bangsa hingga bangsa itu sendiri mau mengubah nasibnya.
Manfaat iman kepada qadla’ dan qadar yaitu dapat mendorong seseorang untuk
bersikap berani dalam menegakkan keadilan dan kebenaran, dan dapat
menimbulkan ketenangan jiwa dan pikiran pada diri seseorang.
2. Ruang Lingkup Pembahasan Aqidah
a. Ilahiyah yaitu pembahasan tentang sesuatu yang berhubungan dengan Ilah
(Tuhan) seperti nama-nama Allah SWT, sifat-sifat Allah SWT dan lainnya
b. Nubuwah yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan
dengan nabi dan rasul Allah termasuk pembicaraan mengenai kitab-kitab
Allah, Mukjizat dan sebagainya
c. Ruhaniyah yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan
dengan alam metafisik seperti malaikat, jin, setan, iblis, dan roh
d. Sam’iyah yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang hanya bisa
diketahui melalui sam’i yakni dalil naqli berupa Al-Quran dan As-Sunah,
seperti alam barzakh, akhirat, azab kubur, dan sebagainya.4

4
Nasruddin Razak. 1989. Dienul Islam. (Bandung: PT. Al-Ma’arif), hal. 119

6
3. Fungsi Aqidah
a. Mempertebal keimanan kita terhadap Allah SWT
b. Sebagai pondasi untuk mendirikan bangunan Islam
c. Merupakan awal dari akhlak yang mulia
d. Membebaskan dirinya dari ubudiyah/penghambaan kepada selain Alah, baik
bentuknya kekuasaan, harta, pimpinan maupun lainnya
e. Membentuk pribadi yang seimbang yang selalu taaa kepada Allah baik
dalam keadaan suka maupun duka
f. qidah memberikan kekuatan kepada jiwa
g. Untuk menyelamatkan seseorang dari keyakinan-keyakinan yang
menyeleweng dan penyaring budaya-budaya non islami

B. SYARI’AH
1. Pengertian Syari’ah
Syari’ah menurut bahasa artinya adalah jalan lurus, yakni jalan yang
ditempuh manusia untuk menuju Allah SWT. Namun dalam penggunaan kata
syari’ah bermakna peraturan, adat kebiasaan, undang-undang, dan hukum.5
Sedangkan menurut istilah syari’ah berarti aturan atau hukum yang diturunkan
oleh Allah untuk mengatur seluruh sendi kehidupan umat islam baik didunia
maupun diakhirat. Syari’ah islam mengatur pula tata hubungan seseorang dengan
dirinya sendiri untuk mewujudkan sosok individu yang shaleh. Islam mengakui
manusia sebagai makhluk sosial, sehingga syariah mengatur tata hubungan antara
manusia dengan manusia lainnya dalam bentuk muamalah sehingga terwujud
kesholehan sosial. Yang mana kesholehan sosial merupakan bentuk hubungan
yang harmonis antara individu dengan lingkungan sosial sehingga dapat dilahirkan
bentuk masyarakat yang saling memberikan perhatian dan kepedulian yang
dilandasi oleh rasa kasih sayang. Dalam hubungan dengan alam, syari’ah islam
meliputi aturan dalam mewujudkan hubungan yang harmonis antara manusia

5
Munawwir. 2002. Islam dan Iman; Aturan-aturan Pokok. (Yogyakarta: Jendela), hal. 26

7
dengan alam untuk mendorong saling memberi manfaat sehingga terwujud
lingkungan alam yang subur dan makmur.
Adapun Ayat Al-Qur’an yang membahas tentang Syari’ah adalah Surat An-
Nahl : 89

ْ‫ان لِ ُك ِْل َشيء‬


ًْ َ‫ٰب تِب ي‬
َْ ‫َونَزلنَا َعلَيكْ ال ِكت‬

Artinya: “Dan Kami turunkan kepadamu al-kitab (Alquran) untuk menjelaskan


segala sesuatu”
2. Ruang Lingkup Syariah6
a. Ibadah yaitu beberapa peraturan yang mengatur hubungan vertikal (Hablum
minAllah), terdiri dari: syahadat, sholat, puasa, zakat, haji bagi yang mampu.
Thaharah (mandi, wudhu, tayammum), qurban, shodaqoh dan lain-lain.
b. Muamalah yaitu suatu peraturan yang mengatur hubungan seseorang dengan
lainnya (Hablum minannas). Seperti dalam hal tukar menukar harta (jual
beli) diantaranya perdagangan, simpan pinjam, sewa menyewa, penemuan,
warisan, nafkah, dan lain-lain
c. Munakahat yaitu peraturan masalah hubungan berkeluarga, seperti:
meminang, pernikahan, mas kawin, pemeliharaan anak, perceraian, berbela
sungkawa, dan lain-lain
d. Jinayat yaitu peraturan yang menyangkut masalah pidana, seperti: qishas,
diyat, kifarat, pembunuhan, perzinaan, narkoba, murtad, khianat dalam
berjuang, kesaksian, dan lain-lain.
e. Siyasah yaitu masalah politik yang intinya adalah amar ma’ruf nahi munkar.
Misalnya: persaudaraan (ukhuwah), keadilan (‘adalah), tolong menolong
(ta’awun), toleransi (tasamuh), persamaan (musyawarah), kepemimpinan
(dzi’amah), dan lain-lain.

6
Habanakah. 1998. Pokok-Pokok Ajaran Islam. (Jakarta: Gema Insani), hal. 550

8
3. Fungsi Syari’ah
a. Membimbing manusia dalam rangka mendapatkan ridha Allah dalam bentuk
kebahagiaan di dunia dan akhirat
b. Melindungi jiwa
c. Perlindungan terhadap keturunan
d. Melindungi akal
e. Melindungi kehormatan seseorang
f. Melindungi rasa aman seseorang
g. Melindugi kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

D. AKHLAK
1. Pengertian Akhlak
Secara etimologi kata akhlak berasal dari bahasa arab akhlaq, yang
merupakan bentuk jamak dari kata khuluk, yang artinya budi pekerti, peringai,
tingkah laku atau tabiat.7 Secara istilah akhlak dapat disebut sebagai kondisi
mental, hati, dan batin seseorang yang mempengaruhi perbuatan dan perilaku
lahiriyah. Apabila kondisi batin seseorang baik dan teraktualisasikan dalam
ucapan, perbuatan, dan perilaku yang baik maka disebut dengan akhlak terpuji
(mahmudah). Dan jika kondisi batin itu jelek yang teraktualisasikan dalam
perkataan, perbuatan, dan tingkah laku yang jelek pula, maka dinamakan dengan
akhlak tercela (madzmumah).8 Jadi orang yang tidak berakhlakul karimah adalah
laksana jasmani tanpa rohani atau sama dengan orang yang sudah mati atau disebut
dengan mayat yang berasal dari kata maitatun yang artinya bangkai. Yangmana
bangkai lambat laun akan menimbulkan penyakit. Demikian dengan orang yang
tidak berakhlakul karimah, lambat laun akan merusak dirinya dan merusak
lingkungan.
Dalam pandangan islam, akhlak merupakan cermin dari pada jiwa
seseorang, karena itu akhlak yang baik merupakan dorongan dari keimanan

7
Muhammad Musthafa Abu al-‘Ula. 1958. Hadist al-Islam. (Mesir: tp.), hal. 28.
8
Sudirman. 2012. Pilar-Pilar Islam, Menuju Kesempurnaan Sumber Daya Muslim.(Malang:UIN Maliki
Press), hal. 245

9
seseorang. Sebab keimanan harus ditampilkan dalam perilaku nyata sehari-hari.
Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa akhlak yang baik pada dasarnya
adalah akumulasi dari aqidah dan syariah yang bersatu ututh dalam diri seseorang.
Apabila aqidah telah memotivasi implementasi syariah islamiyah maka akan lahir
akhlakul karimah, maksudnya adalah akhlak merupakan perilaku yang tampak
apabila syariah islamiyah telah diaplikasikan bertendensi aqidah.
Adapun ayat yang menjelaskan tentang Akhlak yang terdapat dalam Surat
Al-Isra’: 37

ِْ ‫ش ىف الَر‬
‫ض َمَْر ًحا‬ ِْ ‫َوَْل ََت‬
Artinya: “Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan sombong”
Dan terdapat pula dalam Al-Quran Surat Al-Qalam: 4

َْ ‫َواِن‬
ْ‫ك لَ َع ْٰل ُخلُقْ َع ِظيم‬

Artinya: “Dan sesungguhnya engkau (Muhammad) benar-benar berbudi pekerti


yang luhur”
2. Ruang Lingkup Akhlak9
Pembahasan seputar akhlak ini diantaranya yaitu berakhlak kepada Allah
SWT, kepada diri sendiri, kepada keluarga, kepada masyarakat, dan berakhlak
pada alam (lingkungan) yang akan dijabarkan dibawah ini:
a. Berakhlak kepada Allah SWT: dengan mentauhidkan Allah, bertaqwa
kepada-Nya, beribadah kepada-Nya, berdoa dan berdzikir kepada-Nya,
bertawakal serta tawadhu kepada Allah SWT
b. Berakhlak pada diri sendiri: dengan bersyukur dan bersabar kepada Allah,
bersikap amanah, bersikap benar, serta bersikap qana’ah (menerima apa
adanya).

9
Sudirman. 2012. Pilar-Pilar Islam, Menuju Kesempurnaan Sumber Daya Muslim. (Malang: UIN
Maliki Press), hal. 250

10
c. Berakhlak kepada keluarga: dengan berbakti kepada kedua orangtua, adil
terhadap saudara, mendidik dan membina keluarga, pendidikan akhlak
dilingkungan keluarga.
d. Berakhlak kepada masyarakat: mempertahankan persaudaraan, saling tolong
menolong, bersikap adil, pemurah, penyantun, pemaaf, menepati janji,
bermusyawarah.
e. Berakhlak kepada alam (lingkungan): dengan memelihara ciptaan Allah,
memanfaatkan alam dengan benar, memakmurkan alam.
3. Fungsi Akhlak
a. Membentuk manusia yang bertaqwa kepada Allah SWT
b. Membentuk manusia yang suka tolong-menolong, hormat menghormati
c. Membentuk manusia yang jujur, adil, dan berani
d. Membentuk manusia yang sopan dan santun
e. Membentuk manusia yang tabah dan percaya pada diri sendiri

11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pokok-pokok ajaran islam ada tiga seperti pada penjabaran diatas yaitu yang
pertama aqidah yakni sebuah keyakinan atau kepercayaan, yang kedua syari’ah
adalah suatu tatacara pengaturan atau undang-undang tentang perilaku hidup
manusia untuk mencapai keridhoan Allah SWT, yang ketiga akhlak yakni kondisi
mental, hati, batin seseorang yang mempengaruhi perbuatan dan perilaku lahiriyah,
jika kondisi batin baik maka akan teraktualisasikan menjadi akhlak mahmudah,
namun jika kondisi mental yang buruk maka akan teraktualisasikan menjadi akhlak
yang madzmumah.
Dapat ditarik kesimpulan bahwa islam tidak bisa lepas dari tiga pokok dasar
(Aqidah, Syari’ah, Akhlak). Ketiga pokok tersebut terkandung kesinambungan yang
tidak dapat dipisahkan/saling berkaitan, harus selalu bersama. Aqidah, Syari’ah dan
Akhlak bagaikan suatu pohon, dimana :
1. Aqidah merupakan akar, Aqidah mengajak kita untuk meluruskan keyakinan kita
2. Syari’ah merupakan batang, Syari’ah mengajak kita lebih membuka wawasan
tentang ajaran islam
3. Akhlak adalah dedaunan, Akhlak mengajak kita untuk lebih mengetahui makna
dari kehidupan. Sehingga kita mengetahui dan memahami akan hal yang tidak
patut untuk di terapkan di kehidupan kita sehari-hari.
Kita sebagai umat islam yang bukan islam KTP harus benar-benar paham
dan mengerti dengan 3 hal dasar tersebut. Umat islam yang dikatakan paham dan
mengerti dengan 3 pokok ajaran islam tersebut apabila bisa langsung mengamalkan
apa yang ada dalam 3 hal pokok tersebut. Apabila 3 pokok ajaran islam itu sudah
benar-benar tertanam dalam diri kita sebagai umat manusia, maka ketika kita
bertemu dengan paham-paham yang begitu banyak dengan membawa-bawa nama
islam, kita tidak gampang goyah, karena kita sudah memiliki pendirian yang kuat.
Kita dapat mengetahui dengan jelas bahwa mana pahamyang benar (sesuai dengan
ajaran islam) dan mana paham yang salah (tidak sesuai dengan ajaran islam)

12
DAFTAR PUSTAKA

Mahmud Syaltut. 1972. Al-Islam ‘Aqidah wa Syariah. (Beirut: Dar al-Syuruq)


Nasruddin Razak. 1989. Dienul Islam. (Bandung: PT. Al-Ma’arif)
Munawwir. 2002. Islam dan Iman; Aturan-aturan Pokok (Yogyakarta: Jendela)
Habanakah. 1998. Pokok-Pokok Ajaran Islam. (Jakarta: Gema Insani)
Muhammad Musthafa Abu al-‘Ula. 1958. Hadist al-Islam. (Mesir: tp.)
Sudirman. 2012. Pilar-Pilar Islam. (Malang: UIN Maliki Press)

13

Anda mungkin juga menyukai