Disusun Oleh :
ULVA REVERIZA REJA
NIM :180504004
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunianya
penyususn dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini, yang mana pembuatan makalah ini
bertujuan memberikan sedikit dari luasnya pembahasan “INKARUSSUNNAH”.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis mendapat banyak bantuan dari berbagai pihak,
oleh Karena itu penulis mengucapkan rasa berterimakasih yang sebesar-besarnyan kepada
mereka, kedua orang tua dan segenap keluarga besar penulis yang telah memberikan dukungan,
moral, dan kepercayaan yang sangat bearti bagi penulis.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yng membangun agar makalah
ini dapat menjadi lebih baik lagi. akhir kata, penulis mengharapkan agar makalah ini bermamfaat
bagi semua pembaca.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................1
A. Latar Belakang.........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................2
A. Kesimpulan...............................................................................................................4
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................5
BAB I
ii
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengetahuan kita terhadap hadits yang begitu minim untuk mengidentifikasinya apakah
hadits tersebut adalah hadits Shahih, Hasan, Dhaif, ataupun maudhu’ (palsu) merupakan
kelemahan yang tak perlu kita tutupi. Tapi melihat fenomena ini setidaknya ada upaya kita untuk
mempelajari seluk-beluk hadits dan bagaimana kualitasnya.
Namun, kekhawatiran ini ternyata direspon lebih ekstrim dari segelintir oknum yang menamai
diri mereka dengan golongan Inkar al-Sunnah. Akibat dari efek hadits palsu yang begitu
merajalela menimbulkan suatu sifat yang tidak percaya lagi terhadap suatu hadits dan dengan
serta-merta menjustifikasi bahwa Hadits bukanlah suatu hal yang tepat untuk dijadikan sebagai
hujjah dan argumentasi-argumentasi sandaran hukum.
Ironis memang, tapi inilah yang terjadi. Mengingat fenomena yang telah kita rasakan saat ini,
penulis merasa penting untuk menyusun suatu makalah presentatif yang menyinggung perihal
Inkar al-Sunnah.
B. Rumus Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, yang menjadi rumusan masalah adalah :
BAB II
1
PEMBAHASAN
A. Pengertian Inkarussunnah
Ingkar sunnah terdiri dari dua kata yaitu Ingkar dan Sunnah. Ingkar, Menurut bahasa,
artinya “menolak atau mengingkari”, berasal dari kata kerja, ankara-yunkiru. Sedangkan Sunnah,
menurut bahasa mempunyai beberapa arti diantaranya adalah, “jalan yang dijalani, terpuji atau
tidak,” suatu tradisi yang sudah dibiasakan dinamai sunnah, meskipun tidak baik. Secara definitif
Ingkar al-Sunnah dapat diartikan sebagai suatu nama atau aliran atau suatu paham keagamaan
dalam masyarakat Islam yang menolak atau mengingkari Sunnah untuk dijadikan sebagai
sumber sandaran syari’at Islam.
Kata “Ingkar Sunnah” dimaksudkan untuk menunjukkan gerakan atau paham yang timbul
dalam masyarakat Islam yang menolak hadits atau sunnah sebagai sumber kedua hukum Islam.
Menurut Imam Syafi’i, Sunnah Nabi saw ada tiga macam yaitu:
1. Sunnah Rasul yang menjelaskan seperti apa yang di nash-kan oleh al-Qur’an.
2. Sunnah Rasul yang menjelaskan makna yang dikehendaki oleh al-Qur’an. Tentang
kategori kedua ini tidak ada perbedaan pendapat dikalangan ulama.
3. Sunnah Rasul yang berdiri sendiri yang tidak ada kaitannya dengan al-Qur’an
B. Sejarah Inkarussunnah
Sejarah perkembangan Ingkar Sunnah hanya terjadi dua masa, yaitu masa klasik dan
masa modern, diantaranya sebagai berikut:
2
Secara garis besar, Muhammad Abu Zahrah berkesimpulan bahwa ada tiga kelompok
pengingkaunah yang berhadapan denga Asy-Syafi’i, yaitu sebagai berikut:
1. Menolak sunnah secara keseluruhan, golongan ini hanya mengakui Alquran saja yang
dapat dijadikan hujjah.
2. Tidak menerima sunnah kecuali yang semakna dengan Alquran.
3. Hanya menerima sunnah muttawatir saja dan menolak selain muttawatir yakni
sunnahahad.
Kesimpulannya, ingkar sunnah klasik diawali akibat konflik internal umat Islam yang
dikobarkan oleh sebagian kaum Zindik yang berkedok pada sekte-sekte dalam Islam, kemudian
diikuti oleh para pendukungnya, dengan cara saling mencari para sahabat dan melemparkan
hadis palsu. Penolakan sunnah secara keseluruhan bukan karakteristik umat Islam. Semua umat
Islam menerima kehujjahan sunnah. Namun, mereka berbeda dalam memberikan kriteria
peresyaratan kualitas sunnah. Ingkar sunnah klasik hanya terdapat di Bahrah Irak karena
ketidaktahuannya tentang kedudukan sunnah dalam syari’ah Islam, tetapi setelah diberikan
penjelasan akhirnya menerima kehujahannya.
Sebagaimana pembahasan di atas, bahwa Ingkar Sunnah Klasik lahir di Irak (kurang
lebih abad 2 H/7 M), kemudian menetas kembali pada abad modern di India (kurang lebih abad
19 M/ 13 H), setelah hilang dari peredarannya kurang lebih 11 abad. Baru muncul ingkar sunnah
di Mesir (pada abad 20 M). Sebab utama pada awal timbulnya Ingkar Sunnah modern ini ialah
akibat pengaruh kolonialisme yang semakin dahsyat sejak awal abad 19 M di dunia Islam,
terutama di India setelah terjadinya pemberontakan melawan kolonial Inggris 1857 M. Berbagai
usaha-usaha yang dilakukan kolonial untuk perdangkalan ilmu agama dan umum, penyimpangan
aqidah melalui pimpinan-pimpinan umat Islam dan tergiurnya mereka terhadap teori-teori Barat
untuk memberikan interpretasi hakekat Islam. Seperti yang dilakukan oleh Ciragih Ali, Mirza
Ghulam Ahmad Al-Qadliyani dan tokoh-tokoh lain yang menghindari hadis-hadis jihad dengan
pedang, dengan cara mencela-cela hadis tersebut. Di samping ada usaha dari pihak umat Islam
menyatukan berbagai Mazhab hukum Islam, Syafi’i, Hanbali, Hanafi, dan Maliki ke dalam satu
bendera yaitu Islam, akan tetapi pengetahuan keislaman mereka kurang mendalam.
3
C. Pokok-Pokok Ajaran Ingkarussunnah
Tidak percaya kepada semua hadis Rasulullah. Menurut mereka hadis itu karangan
Yahudi untuk menghancurkan Islam dari dalam.
Dasar hukum Islam hanya Alquran saja.
Syahadat mereka; Isyhadu bi anna muslimin.
Shalat mereka bermacam-macam, ada yang shalatnya dua rakaat – dua rakaat dan ada
hanya elling saja (ingat).
Puasa wajib hanya bagi orang yang melihat bulan saja, kalu seorang saja yang melihat
bulan, maka dialah yang wajib berpuasa.
Haji boleh dilakukan selama 4 bulan haram yaitu Muharram Rajab, Zulqai’dah, dan
Zulhijjah.
Pakaian ihram adalah pakaian Arab dan membuat repot. Oleh karena itu, waktu
mengerjakan haji boleh memakai celana panjang dan baju biasa serta memakai jas/dasi.
Rasul tetap diutus sampai hari kiamat.
Nabi Muhammad tidal berhak menjelaskan tentang ajaran Alquran (kandungan isi
Alquran).
Orang yang meninggal dunia tidak dishalati karena tidak ada perintah Alquran
Demikian di antara ajaran pokok ingkar sunnah yang intinya menolak ajaran sunnah yang
dibawa Rasulullah dan hanya menerima Alquran saja secara terpotong-potong.
BAB III
4
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pemaparan di atas, makalah ini dapat disimpulkan ke dalam beberapa poin, yaitu:
1) Hadits merupakan sumber hokum kedua setelah al-quran, dimana kita diwajibkan
mempercayai hadits sebagaimana kita mempercayai al-quran.
2) Lahirnya kelompok Ingkar Sunnah dilatar belakangi oleh beberapa sebab, diantaranya:
Pemahaman mereka yang tidak terlalu baik dan mendalam tentang Hadits/Sunnah Nabi saw,
kedangkalan mereka dalam memahami Islam, juga ajarannya secara keseluruhan, kepemilikan
pengetahuan yang kurang tentang bahasa Arab, sejarah Islam (kodifikasi Hadits), sejarah
periwayatan, pembinaan Hadits, metodologi penelitian Hadits, dan adanya statement al-Qur'an
yang menyatakan bahwa al-Qur'an telah menjelaskan segala sesuatu yang berkaitan dengan
ajaran Islam (QS. Al-Nahl: 89).
3) Dampak dari penolakan ini bisa mengakibatkan Umat Islam akan kehilangan satu panduan
hidup yang sangat berarti selain al-Qur'an; dan yang ekstrim bisa mengakibatkan seseorang kafir
(keluar/dianggap keluar) dari agama Islam.
DAFTAR PUSTAKA
5
[3] Ibid,.Op.Cit.,hlm75
[5] Ibid.,hlm.48
[7] Ibid.,hlm.47
[9] Ibid.hlm.208
[10] Ibid.,hlm.210-211
[11] Ibid.,hlm.211-212
[12] Ibid.,hlm.213
[16] Mustafa Siba’I, Sunnah dan Peranannya dalam Penetapan Hukum Islam, diterjemahkan oleh
Nurcholis Majid, Jakarta: Pustaka Pirdaus, 1993, hlm. 122-125.