Disusun Oleh :
ULVA REVERIZA REJA
NIM :180504004
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunianya
penyususn dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini, yang mana pembuatan makalah ini
bertujuan memberikan sedikit dari luasnya pembahasan “TAFSIR, TA’WIL dan
TARJAMAH”.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis mendapat banyak bantuan dari berbagai
pihak, oleh Karena itu penulis mengucapkan rasa berterimakasih yang sebesar-besarnyan
kepada mereka, kedua orang tua dan segenap keluarga besar penulis yang telah memberikan
dukungan, moral, dan kepercayaan yang sangat bearti bagi penulis.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yng membangun agar
makalah ini dapat menjadi lebih baik lagi. akhir kata, penulis mengharapkan agar makalah ini
bermamfaat bagi semua pembaca.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………..…i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………ii
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................1
A. Latar Belakang……………………………………………….……………1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………1
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………….….2
A. Pengertian Tafsir Ta’wil dan arjamah………………………………….…..2
B. Perbedaan Tafsir, Ta’wil dan Tarjamah……………….................................3
C. Klasifikasi Tafsir bi Al-Ma’tsur dan bi Al-ra’y………………………....….4
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………….………7
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al-qur’an adalah wahyu islam dan islam adalah agama Allah yang di fardlukan
Pengetahuan tentang pokok-pokok dan dasar-dasar islam tidak akan tercapai jika al-qur’an itu
di pahami dengan bahasanya. Maka harus penaklukan islam pun mengembang kepada bahsa-
bahasa lain non arab, sehinga bahasa-bahasa itu diarahkan dengan islam. Adalah suatu
kewajiban bagi setiap orang yang masuk kedalam naungan agam baru ini, untuk
menyambutkan dalam bahasa kitabnya secara lahir dan batin sehingga ia dapat menjalankan
kewajiban-kewajibannya, dan terjemahan al-qur’an tidak di perlukan lagi baginya selama al-
qur’an itu telah diterjemahkan bahasa dan kearabnya menjadi keimanan dan keislaman.
Qur’anul Karim adalah sumber tasyti’ pertama bagi umat Muhammad. Dan
kebahagian mereka tergantung pada pemahaman ma’nanya, pengetahuan rahasia-rahasianya
dan pengalaman apa yang terkandung didalamnya. Kemampuan setiap orang dalam
memahami lafadz dan ungkapan qur’an tidaklah sama, padahal penjelasannya sedemikian
gamblang dan ayat-ayatnya pun dan sedemikian rinci. Maka tidaklah mengherankan jika
Qur’an mendapatkan perhatian besar dari umatnya melalui pengkajian intensif terutama
dalam rangka menafsirkan kata-kata qharib ( aneh, ganjil ) atau mentakwilkan tarkib
( susunan kalimat ).
Dalam makalah ini akan memamparkan beberapa hal yang erat untuk memahami Al-Qur’an.
Yaitu kami akan memamparkan mengenai Tafsir, Ta’wil, dan Tarjamah.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, yang menjadi rumusan masalah adalah :
1. Apakah pengertian Tafsir, ta’wil dan Tarjamah ?
2. Apakah perbedaan Tafsir, ta’wil dan Tarjamah ?
3. Apa saja Klasifikasi Tafsir bi Al-ma’tsur dan bi Al-ra’y ?
1
BAB II
PEMBAHASAN
1
Usman, Ulumul Qur’an, (Yogyakarta: Penerbit Tepas, 2009), hlm. 311.
2
Ibid., hlm. 317.
3
Ibid., hlm. 320.
4
Acep Hermawan, ‘Ulumul Qur’an, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), hlm. 113.
5
Hasbi Ash-Shiddieqy, Sejarah dan Pengantar Ilmu Al-Qur’an/Tafsir, (Jakarta: Bulan Bintang, 1980),
hlm. 192.
6
Acep Hermawan, ‘Ulumul Qur’an, hlm. 113.
7
Hasbi Ash-Shiddieqy, Sejarah dan Pengantar Ilmu Al-Qur’an/Tafsir, hlm. 195.
2
Jadi penulis dapat menyimpulkan bahwa ta’wil adalah mengalihkan makna
sebuah ayat dari makna dhahirnya yang dapat diterima oleh akal.
3. Kata tarjamah berasal dari bahasa Arab, “tarjama” yang berarti menafsirkan dengan
bahasa lain, kemudian kemasukan ta’ marbutah menjadi al-tarjamatun yang artinya
pemindahan atau penyalinan dari suatu bahasa ke bahasa lain.8 Jadi tarjamah adalah
memindahkan lafal dari suatu bahasa ke bahasa lain, tanpa dikaitkan dengan susunan
kata-kata yag asli.9 Dalam hal ini, memindahkan lafadz ayat-ayat Al-Qur’an yang
berbahasa Arab ke dalam bahasa Indonesia.
Adapun tarjamah terbagi dua macam, yaitu:
a) Tarjamah harfiyyah adalah menerjemahkan Al-Qur’an dengan lafal, mufradat
(kosa kata), jumlah maupun tarkibnya, sebagai dasar penerjemahannya ke dalam
bahasa Inggris, Spanyol, Perancis dan lain-lain.
b) Tarjamah tafsiriyyah adalah menerjemahkan makna ayat-ayat Al-Karimah,
dimana seseorang tidak terikat oleh lafalnya. Penerjemahan berpegang pada
bahasa asli, lalu dituangkan ke dalam bahasa lain dengan tetap mempunyai makna
yang sama, tanpa membebani diri bertele-tele dalam pembahasan setiap suku kata
atau setiap lafalnya.10
8
Rosihin Anwar, Ulumul Al-Qur’an, (Bandung: Pustaka Setia, 2008), hlm. 130.
9
Mana’ul Quthan, Pembahasan Ilmu Al-Qur’an, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1995), hlm. 153.
10
M. Ali Ash-Shabuni, Ikhtisar Ulumul Qur’an Praktis, (Jakarta: Pustaka Amani, 2001), hlm. 333-334.
11
Adian Husaini, Hermeneutika dan Tafsir Al-Qur’an, (Jakarta: Gema Insani, 2007), hlm. 47.
12
M. Ali Ash-Shabuni, Ikhtisar Ulumul Qur’an Praktis, hlm. 333.
3
C. Klasifikasi Tafsir Bil Ma’tsur dan Bil Al-Ra’y
Berdasarkan sumber penafsirannya, tafsir terbagi dalam dua bagian: Tafsir bi Al-
Ma’tsur dan Tafsir Bil Al-Ra’y
1. Tafsir bi Al-Ma’tsur adalah penafsiran yang menggunakan ayat dengan ayat Al-
Qur’an yang lain, ayat dengan keterangan Rasul Saw, dan ayat dengan keterangan
sahabat-sahabat Nabi Saw.13 Contoh kitabnya yaitu: Jami’ al-Bayan karya Ibnu Jarir
al-Thabariy (w.3 10H.).14 Adapun Tafsir bi al-Ma’tsur terdiri dari:
a) Penafsiran ayat dengan ayat Al-Qur’an yang lain, seperti penafsiran kata ath-
ِ )الطّا ِرpada ayat pertama dari surah ath-Thariq dengan an-Najm
Thariq (ق والسماء و
ats-Tsaqib ( )النّ ْج ُم الثّاقبatau bintang yang cahayanya menembus (kegelapan).
b) Penafsiran ayat dengan keterangan Rasul Saw. Misalnya, Qs. al-An’am [6]: 82.
َسو ْا إِ ْيمنَ ُه ْم بِظُ ْل ٍم أُولَئِ َك لَ ُه ُم ْاألَ ْمنُ َوهُم ُّم ْهتَدُون
ُ ِالّذينَ َءا َمنُوا َولَ ْم يَ ْلب
Artinya: “Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman
mereka dengan kezaliman, mereka itulah orang-orang yang mendapat keamanan
dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.”
Rasul Saw menafsirkan bahwa kata zulum ialah penganiayaan di sini adalah
kemusyrikan, sejalan dengan firman Allah:
إنّ الشّرك لَظُ ْل ٌم عظي ُم
Artinya: “Sesungguhnya syirik terhadap Allah adalah kezaliman yang besar.”
Qs. Luqman [31]: 13
c) Penafsiran ayat dengan keterangan sahabat-sahabat Nabi Saw. Misalnya,
pemahaman sahabat Nabi, Sayyidina Umar atau Ibn Abbas ra. tentang makna
surah an-Nashr, bahwa surat itu adalah isyarat tentang telah mendekatnya ajal
Nabi Saw.
d) Penafsiran ayat dengan keterangan para Tabi’in. Menurut Ali al-Shabuniy
sebagaimana yang dikutip oleh Usman, sebagian dari para ulama menganggap
bahwa aqwal al-tabi’in dalam menafsirkan al-Qur’an termasuk kepada tafsir bi
al-ma’tsur karena mereka bertemu dengan para ahabat Nabi Saw. Namun
sebagian dari mereka menyatakan, bahwa penafsiran para tabi’in termasuk
kategori tafsir bi Bil Al-Ra’y, sama halnya dengan hasil penafsiran mufassir
M. Quraish Shihab, Kaidah Tafsir, (Tangerang: Lentera Hati, 2013), hlm. 349-351.
13
14
Usman, Ulumul Qur’an, hlm. 350.
4
lainnya, di mana mereka lebih banyak menafsirkan Al-Qur’an dengan menitik
beratkan sesuai dengan kaidah bahasa Arab.15
2. Tafsir Bil Al-Ra’y adalah penafsiran yang menggunakan rasio atau akal sebagai
sumber penafsirannya. Contoh kitabnya yaitu: Mafatih Al-Ghaib, karangan Fakhr Al-
Din Al-Razi (w. 606 H) dan Al-Bahr Al-Muhith, karangan Abu Hayan Al-Andalusi
Al-Gharnathi (w. 754 H).16
Adapun tafsir Bil Al-Ra’y terbagi dalam dua bagian,17 yaitu:
a) Tafsir Mahmud (Terpuji) adalah tafsir yang sesuai dengan tujuan syara’, sejalan
dengan kaidah-kaidah bahasa Arab serta berpegang pada uslub-uslub-nya dalam
memahami teks Al-Qur’an.
b) Tafsir Mazmum (Tercela) adalah tafsir yang dilakukan menurut sekehendak
hatinya tanpa mengetahui dasar-dasar bahasa dan syariat.
15
Ibid., hlm. 349.
16
Acep Hermawan, ‘Ulumul Qur’an, hlm. 115.
17
Muhammad Ali Ash-Shaabuuniy, Studi Ilmu Al-Qur’an, (Bandung: CV Pustaka Setia, 1991), hlm.
260-261.
5
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tafsir berarti ilmu untuk mengetahui kitab Allah yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad Saw. Ta’wil berarti mengembalikan makna kata atau kalimat ke arah yang
bukan arah makna harfiahnya yang dikenal secara umum sedangkan Tarjamah berarti
memindahkan lafal dari suatu bahasa ke bahasa lain, tanpa dikaitkan dengan susunan
kata-kata yang asli. Bahwa ketiga pengertian tersebut menerangkan isi kandungan dalam
ayat-ayat Al-Qur’an.
Berdasarkan sumber penafsiran tafsir terbagi dalam dua bagian yaitu tafsir bil
ma’tsur dan tafsir Bil Al-Ra’y. Dan dalam metode penafsiran terdapat empat metode
yaitu: (1) Tahlili; (2) Ijmali; (3) Muqaran; dan (4) Mauhu’i.
6
DAFTAR PUSTAKA