Anda di halaman 1dari 20

HAJI SESUAI TUNTUNAN AL QURAN DAN

HADITS

Disusun Oleh:
Kelompok 14 AIK II Mubtadiin A
Novi Aulia A (201710330311047)
Linggar Dwi C (201710330311101)
A. Ilham Hibatullah (201710330311079)
Zaim Tsaqif Qisthi H. (201710330311090)

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2018
BAB I
PENDAHULUAN

Haji adalah salah satu dari lima rukun Islam. Ia wajib dilakukan sekali seumur
hidup, berdasarkan firman Allah :
"Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang
yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barang siapa mengingkari
(kewajiban haji) maka sesungguhnya Allah Mahakaya (tidak memerlukan sesuatu)
dari semesta alam" (Ali Imran: 97).

Dan berdasarkan sabda Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam:


"Islam itu dibangun di atas lima perkara; bersaksi bahwa tidak ada sesembahan
yang haq melainkan Allah dan (bersaksi) bahwa Muhammad adalah Rasulullah,
mendirikan shalat, mengeluarkan zakat, berpuasa (di bulan) Ramadhan dan
menunaikan haji ke Baitullah" (Muttafaq Alaih).

Haji diwajibkan dengan lima syarat:


1. Islam
2. Berakal
3. Baligh
4. Merdeka
5. Mampu

Dan bagi perempuan ditambah dengan satu syarat yaitu adanya mahram yang
pergi bersamanya.Sebab haram hukumnya jika ia pergi haji atau safar (bepergian)
lainnya tanpa mahram,berdasarkan sabda Nabi Shallallahu'alaihi wa sallam :
"Tidak (dibenarkan seorang) wanita bepergian kecuali dengan mahramnya"(Muttafaq
Alaih). Jika seorang wanita pergi haji tanpa mahram maka ia berdosa tetapi hajinya
tetap sah.

Jika seorang muslim melakukan ihram haji atau umrah maka haram atasnya
sebelas perkara sampai ia keluar dari ihramnya (tahallul) :

1. Mencabut rambut
2. Menggunting kuku
3. Memakai wangi-wangian
4. Membunuh binatang buruan (darat, adapun bina-tang laut maka dibolehkan)
5. Mengenakan pakaian berjahit (bagi laki-laki dan tidak mengapa bagi wanita)
6. Menutupi kepala atau wajah dengan sesuatu yang menempel (bagi laki-
laki),seperti peci, penutup kepala, surban, topi dan yang sejenisnya
7. Memakai tutup muka dan kaos tangan (bagi wanita)
8. Melangsungkan pernikahan
9. BersetubuhBercumbu (bermesraan) dengan syahwat
10. Mengeluarkan mani dengan onani atau bercumbu.

Orang Yang Melakukan Hal-hal Yang Dilarang Memiliki Tiga Keadaan:

1. Ia melakukannya tanpa udzur (alasan), maka ia berdosa dan wajib membayar


fidyah (tebusan)
2. Ia melakukannya untuk suatu keperluan, seperti memotong rambut karena sakit.
Perbuatannya ter-sebut dibolehkan, tetapi ia wajib membayar fidyah
3. Ia melakukannya dalam keadaan tidur, lupa, tidak tahu atau dipaksa. Dalam
keadaan seperti itu ia tidak berdosa dan tidak wajib membayar fidyah.

Orang yang melakukan pelanggaran itu boleh memilih salah satu daripadanya:
1. Menyembelih kambing (untuk dibagikan kepada orang-orang fakir miskin dan ia
tidak boleh memakan sesuatu pun daripadanya)
2. Memberi makan enam orang miskin, masing-masing setengah sha' makanan.
(setengah sha' lebih kurang sama dengan 1,25 kg)
3. Berpuasa selama tiga hari.

Haji ada tiga jenis :


 tamattu'
 qiran, dan
 ifrad.

Yang paling utama adalah haji tamattu', karena perintah Nabi terhadapnya.
Haji tamattu' yaitu ia melakukan ihram dengan niat umrah saja pada bulan haji,
setelah selesai melakukannya ia lalu melakukan ihram dengan niat haji pada hari
Tarwiyah (tanggal 8 Dzul Hijjah, pen.). Haji ifrad yaitu ia melakukan ihram dengan
niat haji saja, ketika sampai di Makkah ia melakukan thawaf qudum,kemudian
langsung melakukan sa'i haji setelah thawaf qudum .Haji qiran yaitu ia melakukan
ihram dengan niat umrah dan haji sekaligus. Pekerjaan orang yang menunaikan haji
qiran sama dengan pekerjaan haji ifrad , kecuali dalam dua hal :

1. Niat. Orang yang melakukan haji ifrad hanya meniatkan haji saja, sedangkan
orang yang menunaikan haji qiran meniatkan untuk umrah dan haji (secara
bersamaan).
2. Hadyu (menyembelih kurban). Orang yang menunaikan haji qiran wajib
menyembelih kurban, sedangkan orang yang menunaikan haji ifrad tidak wajib
hadyu (menyembelih kurban).
BAB II
PEMBAHASAN

Syarat, Rukun, dan Wajib Haji

A. Syarat Haji

1. Islam
2. Akil Balig
3. Dewasa
4. Berakal
5. Waras
6. Orang merdeka (bukan budak)
7. Mampu, baik dalam hal biaya, kesehatan, keamanan, dan nafkah bagi keluarga
yang ditinggal berhaji

B. Rukun Haji

Rukun haji adalah perbuatan-perbuatan yang wajib dilakukan dalam berhaji.


Rukun haji tersebut adalah:

1. Ihram
2. Wukuf di Arafah
3. Tawaf ifâdah
4. Sa'i
5. Mencukur rambut di kepala atau memotongnya sebagian
6. Tertib
Rukun haji tersebut harus dilakukan secara berurutan dan menyeluruh. Jika salah
satu ditinggalkan, maka hajinya tidak sah.

C. Wajib Haji

1. Memulai ihram dari mîqât (batas waktu dan tempat yang ditentukan untuk
melakukan ibadah haji dan umrah)
2. Melontar jumrah
3. Mabît (menginap) di Mudzdalifah, Mekah
4. Mabît di Mina
5. Tawaf wada' (tawaf perpisahan)

Jika salah satu dari wajib haji ini ditinggalkan, maka hajinya tetap sah, namun
harus membayar dam (denda).

Pelaksanaan Ibadah Haji (Manasik Haji)

Tata cara manasik haji adalah sebagai berikut :

1. Melakukan ihram dari mîqât yang telah ditentukan

Ihram dapat dimulai sejak awal bulan Syawal dengan melakukan mandi
sunah, berwudhu, memakai pakaian ihram, dan berniat haji dengan mengucapkan
Labbaik Allâhumma hajjan, yang artinya "aku datang memenuhi panggilanmu ya
Allah, untuk berhaji".

Kemudian berangkat menuju arafah dengan membaca talbiah untuk


menyatakan niat:

Labbaik Allâhumma labbaik, labbaik lâ syarîka laka labbaik, inna al-hamda, wa


ni'mata laka wa al-mulk, lâ syarîka laka

Artinya:
“Aku datang ya Allah, aku datang memenuhi panggilan-Mu; Aku datang, tiada sekutu
bagi-Mu, aku datang; Sesungguhnya segala pujian, segala kenikmatan, dan seluruh
kerajaan, adalah milik Engkau; tiada sekutu bagi-Mu.”

2. Wukuf di Arafah

Dilaksanakan pada tanggal 9 Zulhijah, waktunya dimulai setelah matahari


tergelincir sampai terbit fajar pada hari nahar (hari menyembelih kurban) tanggal 10
Zulhijah.

Saat wukuf, ada beberapa hal yang harus dilakukan, yaitu: shalat jamak
taqdim dan qashar zuhur-ashar, berdoa, berzikir bersama, membaca Al-Qur'an, shalat
jamak taqdim dan qashar maghrib-isya.

3. Mabît di Muzdalifah, Mekah

Waktunya sesaat setelah tengah malam sampai sebelum terbit fajar. Disini
mengambil batu kerikil sejumlah 49 butir atau 70 butir untuk melempar jumrah di
Mina, dan melakukan shalat subuh di awal waktu, dilanjutkan dengan berangkat
menuju Mina.

Kemudian berhenti sebentar di masy'ar al-harâm (monumen suci) atau


Muzdalifah untuk berzikir kepada Allah SWT (QS 2: 198), dan mengerjakan shalat
subuh ketika fajar telah menyingsing.

4. Melontar jumrah 'aqabah

Dilakukan di bukit 'Aqabah, pada tanggal 10 Zulhijah, dengan 7 butir kerikil,


kemudian menyembelih hewan kurban.

5. Tahalul
Tahalul adalah berlepas diri dari ihram haji setelah selesai mengerjakan
amalan-amalan haji.

Tahalul awal, dilaksanakan setelah selesai melontar jumrah 'aqobah, dengan


cara mencukur/memotong rambut sekurang-kurangnya 3 helai.
Setelah tahalul, boleh memakai pakaian biasa dan melakukan semua perbuatan yang
dilarang selama ihram, kecuali berhubungan seks.

Bagi yang ingin melaksanakan tawaf ifâdah pada hari itu dapat langsung pergi
ke Mekah untuk tawaf. Dengan membaca talbiah masuk ke Masjidil Haram melalui
Bâbussalâm (pintu salam) dan melakukan tawaf. Selesai tawaf disunahkan mencium
Hajar Aswad (batu hitam), lalu shalat sunah 2 rakaat di dekat makam Ibrahim, berdoa
di Multazam, dan shalat sunah 2 rakaat di Hijr Ismail (semuanya ada di kompleks
Masjidil Haram).

Kemudian melakukan sa'i antara bukit Shafa dan Marwa, dimulai dari Bukit
Shafa dan berakhir di Bukit Marwa. Lalu dilanjutkan dengan tahalul kedua, yaitu
mencukur/memotong rambut sekurang-kurangnya 3 helai.
Dengan demikian, seluruh perbuatan yang dilarang selama ihram telah dihapuskan,
sehingga semuanya kembali halal untuk dilakukan.
Selanjutnya kembali ke Mina sebelum matahari terbenam untuk mabît di sana.

6. Mabît di Mina

Dilaksanakan pada hari tasyrik (hari yang diharamkan untuk berpuasa), yaitu
pada tanggal 11, 12, dan 13 Zulhijah. Setiap siang pada hari-hari tasyrik itu melontar
jumrah ûlâ, wustâ, dan 'aqabah, masing-masing 7 kali.

Bagi yang menghendaki nafar awwal (meninggalkan Mina tanggal 12


Zulhijah setelah jumrah sore hari), melontar jumrah dilakukan pada tanggal 11 dan 12
Zulhijah saja. Tetapi bagi yang menghendaki nafar sânî atau nafar akhir
(meninggalkan Mina pada tanggal 13 Zulhijah setelah jumrah sore hari), melontar
jumrah dilakukan selama tiga hari (11, 12, dan 13 Zulhijah).
Dengan selesainya melontar jumrah maka selesailah seluruh rangkaian kegiatan
ibadah haji dan kembali ke Mekah.

7. Tawaf ifâdah

Bagi yang belum melaksanakan tawaf ifâdah ketika berada di Mekah, maka
harus melakukan tawaf ifâdah dan sa'i. Lalu melakukan tawaf wada' sebelum
meninggalkan Mekah untuk kembali pulang ke daerah asal.

Macam-macam Haji

1. Haji ifrâd

Haji ifrâd yaitu membedakan ibadah haji dengan umrah. Ibadah haji dan
umrah masing-masing dikerjakan tersendiri. Pelaksanaannya, ibadah haji dilakukan
terlebih dulu, setelah selesai baru melakukan umrah. Semuanya dilakukan masih
dalam bulan haji.

Cara pelaksanaannya adalah:

 ihram dari mîqât dengan niat untuk haji


 ihram dari mîqât dengan niat untuk umrah

2. Haji tamattu'

Haji tamattu' adalah melakukan umrah terlebih dulu pada bulan haji, setelah
selesai baru melakukan haji.
Orang yang melakukan haji tamattu' wajib membayar hadyu (denda), yaitu dengan
menyembelih seekor kambing. Jika tidak mampu dapat diganti dengan berpuasa
selama 10 hari, yaitu 3 hari selagi masih berada di tanah suci, dan 7 hari setelah
kembali di tanah air.Cara pelaksanaannya adalah:
 ihram dari mîqât dengan niat untuk umrah
 melaksanakan haji setelah selesai melaksanakan semua amalan umrah

3. Haji qirân

Haji qirân adalah melaksanakan ibadah haji dan umrah secara bersama-sama.
Dengan demikian segala amalan umrah sudah tercakup dalam amalan haji. Cara
pelaksanaannya adalah :
a. ihram dari mîqât dengan niat untuk haji dan umrah sekaligus
b. melakukan seluruh amalan haji

Haji Akbar dan Haji Mabrur

Haji akbar (haji besar)

Istilah haji akbar disebut dalam firman Allah SWT pada surah At-Taubah: 3
yang artinya:

“Dan (inilah) suatu pemakluman dari Allah dan Rasul-Nya kepada manusia
pada hari haji akbar, bahwa sesungguhnya Allah dan Rasul-Nya berlepas diri dari
orang-orang musyrikin...”

Ada beberapa pendapat ulama tentang haji akbar, yaitu haji akbar adalah:

 haji pada hari wukuf di Arafah


 haji pada hari nahar
 haji yang wukufnya bertepatan dengan hari jum'at
 ibadah haji itu sendiri beserta wukufnya di Arafah

Namun pendapat yang paling masyhur adalah pendapat yang menyatakan bahwa
haji akbar adalah haji yang wukufnya jatuh pada hari jum'at.
Ada haji besar, ada pula haji asgar (haji kecil) yang merupakan istilah lain untuk
umrah.

Haji mabrur

Haji mabrur adalah ibadah haji seseorang yang seluruh rangkaian ibadah
hajinya dapat dilaksanakan dengan benar, ikhlas, tidak dicampuri dosa, menggunakan
biaya yang halal, dan yang terpenting, setelah ibadah haji menjadi orang yang lebih
baik.

Balasan bagi orang yang mendapat haji mabrur adalah surga. Hal ini
didasarkan pada sabda Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah yang
artinya :

“Umrah ke satu ke umrah berikutnya adalah penebus dosa di antara keduanya, dan
haji mabrur ganjarannya tiada lain kecuali surga.”(HR Bukhari dan Muslim)

Hukum Ibadah Haji

Ibadah haji wajib dilaksanakan demikian pula umrah, sekali seumur hidup
atas setiap muslim, baligh, berakal sehat, merdeka lagi mampu. Allah SWT berfirman
yang artinya:

"Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadah) manusia,


ialah Baitullah yang di Bakkah (Mekkah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi
semua manusia. Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (diantaranya) maqam
Ibrahim; barangsiapa memasukinya (Baitullah itu) menjadi amanlah dia;
mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang
yang sanggung mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa mengingkari
(kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu)
dari semesta alam. " (QS. Ali'Imran; 96-97).
Umrah

Umrah artinya berkunjung atau berziarah. Setiap orang yang melakukan


ibadah haji wajib melakukan umrah, yaitu perbuatan ibadah yang merupakan
kesatuan dari ibadah haji. Pelaksanaan umrah ini didasarkan pada firman Allah SWT
dalam surat Al-Baqarah: 196 yang artinya "Dan sempurnakanlah ibadah haji dan
umrah karena Allah..."

Mengenai hukum umrah, ada beberapa perbedaan pendapat. Menurut Imam


Syafi'i hukumnya wajib. Menurut Mazhab Maliki dan Mazhab Hanafi hukumnya
sunah mu'akkad (sunah yang dipentingkan). Umrah diwajibkan bagi setiap muslim
hanya 1 kali saja, tetapi banyak melakukan umrah juga disukai, terlebih jika
dilakukan di bulan Ramadhan. Hal ini didasarkan pada hadist Nabi SAW yang
diriwayatkan oleh Imam Muslim yang artinya "Umrah di dalam bulan Ramadhan itu
sama dengan melakukan haji sekali".

Pelaksanaan umrah

Tata cara pelaksanaan ibadah umrah adalah :

1. Mandi
2. Berwudhu
3. memakai pakaian ihram di mîqât
4. shalat sunah ihram 2 rakaat
5. niat umrah dan
6. membaca Labbaik Allâhumma 'umrat(an), artinya : “Aku datang memenuhi
panggilan-Mu ya Allah, untuk umrah), membaca talbiah serta doa, memasuki
Masjidil Haram, tawaf, sa'i, dan tahalul.”

Syarat, Rukun, dan Wajib Umrah


Syarat untuk melakukan umrah adalah sama dengan syarat dalam melakukan
ibadah haji. Adapun rukun umrah adalah:

1. Ihram
2. Tawaf
3. Sa'i
4. Mencukur rambut kepala atau memotongnya
5. Tertib, dilaksanakan secara berurutan

Sementara itu wajib umrah hanya satu, yaitu ihram dari mîqât.

HARI TARWIYAH
Hari tarwiyah adalah hari kedelapan dari bulan Dzul Hijjah. Disebut demikian karena
pada hari itu orang-orang mengenyangkan diri dengan minum air untuk (persiapan
ibadah) selanjutnya.

HARI ARAFAH
Jika matahari terbit pada hari Arafah (hari kesembilan dari bulan Dzul Hijjah), maka
setiap Haji berangkat dari Mina ke Arafah, seraya mengumandang-kan talbiyah atau
takbir.

BERMALAM DI MUZDALIFAH
Jika matahari telah tenggelam pada hari Arafah maka para Haji berduyun-duyun
(meninggalkan) Arafah menuju Muzdalifah dengan tenang, diam dan tidak berdesak-
desakan. Jika telah sampai Muzdalifah ia shalat Maghrib dan Isya' secara jama'
qashar dengan satu adzan dan dua iqamat.

HARI RAYA KURBAN


Beberapa amalan pada hari Raya Kurban adalah:
1. Melempar jumrah aqabah
2. Menyembelih hadyu (bagi orang yang melakukan haji tamattu' dan qiran)
3. Mencukur (gundul) rambut kepala atau memendekkannya, tetapi mencukur
(gundul) adalah lebih utama
4. Thawaf ifadhah dan sa'i untuk haji
5. Wajib melempar jumrah pada hari-hari tasyriq

HARI-HARI TASYRIQ
1. Wajib bermalam di Mina pada malam-malam hari tasyriq, yakni malam ke-11 dan
ke-12 (bagi yang terburu-buru) serta malam ke-13 (bagi yang meng-
akhirkan/tetap tinggal).
2. Jika Anda telah selesai melempar jumrah pada tanggal 12 Dzulhijjah, lalu Anda
ingin bersegera maka Anda dibolehkan keluar dari Mina sebelum matahari
tenggelam, tetapi jika Anda ingin tetap tinggal maka hal itu lebih utama.
Bermalamlah (sehari lagi) di Mina pada tanggal 13 Dzul Hijjah, dan lemparlah
ketiga jumrah (ula, wustha, aqabah ) setelah tergelincir-nya matahari dan sebelum
matahari tenggelam, sebab hari-hari tasyriq berakhir dengan tenggelamnya
matahari.

Amalan-Amalan Haji dan Umrah

1. Mîqât

Mîqât adalah batas waktu dan tempat melakukan ibadah haji dan umrah.
Mîqât terdiri atas mîqât zamânî dan mîqât makânî.

Mîqât zamânî adalah kapan ibadah haji sudah boleh dilaksanakan.


Berdasarkan kesepakatan para ulama yang bersumber dari sunah Rasulullah SAW,
mîqât zamânî jatuh pada bulan Syawal, Zulkaidah, sampai dengan tanggal 10
Zulhijah.

Mîqât makânî adalah dari tempat mana ibadah haji sudah boleh dilaksanakan.
Tempat-tempat untuk mîqât makânî adalah:
 Zulhulaifah atau Bir-Ali (450 km dari Mekah) bagi orang yang datang dari arah
Madinah
 Al-Juhfah atau Rabiq (204 km dari Mekah) bagi orang yang datang dari arah
Suriah, Mesir, dan wilayah-wilayah Maghrib
 Yalamlan (sebuah gunung yang letaknya 94 km di selatan Mekah) bagi orang
yang datang dari arah Yaman
 Qarnul Manazir (94 km di timur Mekah) bagi orang yang datang dari arah Nejd
 Zatu Irqin (94 km sebelah timur Mekah) bagi orang yang datang dari arah Irak

2. Ihram

Ihram ialah niat melaksanakan ibadah haji atau umrah dan memakai pakaian
ihram. Bagi laki-laki, pakaian ihram adalah dua helai pakaian tak berjahit untuk
menutup badan bagian atas dan sehelai lagi untuk menutup badan bagian bawah.
Kepala tidak ditutup dan memakai alas kaki yang tidak menutup mata kaki. Bagi
wanita, pakaian ihram adalah kain berjahit yang menutup seluruh tubuh kecuali
wajah.

Sunah ihram adalah memotong kuku, kumis, rambut ketiak, rambut kemaluan,
dan mandi. Kemudian melakukan shalat sunah ihram 2 rakaat (sebelum ihram),
membaca talbiah, shalawat, dan istighfar (sesudah ihram dimulai).

3. Tawaf

Tawaf adalah mengelilingi Ka'bah sebanyak 7 kali, dimulai dari arah yang sejajar
dengan Hajar Aswad dan Ka'bah selalu ada di sebelah kiri (berputar berlawanan arah
jarum jam). Syarat tawaf adalah:

1. Suci dari hadas besar, hadas kecil, dan najis


2. Menutup aurat
3. Melakukan 7 kali putaran berturut-turut
4. Mulai dan mengakhiri tawaf di tempat yang sejajar dengan Hajar Aswad
5. Ka'bah selalu berada di sisi kiri
6. Bertawaf di luar Ka'bah

Sedangkan sunah tawaf adalah:


1. Menghadap Hajar Aswad ketika memulai tawaf
2. Berjalan kaki
3. al-idtibâ, yaitu meletakkan pertengahan kain ihram di bawah ketiak tangan
kanan dan kedua ujungnya di atas bahu kiri
4. Menyentuh Hajar Aswad atau memberi isyarat ketika mulai tawaf
5. Niat.
Niat untuk tawaf yang terkandung dalam ibadah haji hukumnya tidak wajib
karena niatnya sudah terkandung dalam niat ihram haji, tetapi kalau tawaf itu
bukan dalam ibadah haji, maka hukum niat tawaf menjadi wajib, seperti
dalam tawaf wada' dan tawaf nazar.
6. Mencapai rukun yamanî (pada putaran ke-7) dan mencium atau menyentuh
Hajar Aswad
7. Memperbanyak doa dan zikir selama dalam tawaf
8. Tertib, dilaksanakan secara berurutan
BAB III
KESIMPULAN

Dengan menunaikan Ibadah Haji kita dapat memperoleh banyak manfaat,


beberapa manfaat ibadah haji adalah :

[1]. Mengikhlaskan Seluruh Ibadah


Beribadah semata-mata untuk Allah Subhanahu wa Ta'ala dan menghadapkan
hati kepada-Nya dengan keyakinan bahwa tidak ada yang diibadahi dengan haq,
kecuali Dia dan bahwa Dia adalah satu-satunya pemilik nama-nama yang indah dan
sifat-sifat yang mulia. Tidak ada sekutu bagi-Nya, tidak ada yang menyerupai-Nya
dan tidak ada tandingan-Nya. Dan hal ini telah diisyaratkan dalam firman-Nya.
Artinya : ”Dan ingatlah ketika Kami menempatkan tempat Baitullah untuk
Ibrahim dengan menyatakan ; "Janganlah engkau menyekutukan Aku dengan apapun
dan sucikan rumah-Ku ini bagi orang-orang yang thawaf, beribadah, ruku dan sujud"
[Al-Hajj : 26]

[2]. Mendapat Ampunan Dosa-Dosa Dan Balasan Jannah


Dari Abu Hurairah bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : "Satu
umrah sampai umrah yang lain adalah sebagai penghapus dosa antara keduanya dan
tidak ada balasan bagi haji mabrur kecuali jannah" [HR Bukhari dan Muslim,
Bahjatun Nanzhirin no. 1275]

[3]. Menyambut Seruan Nabi Ibrahima Alaihissalam


Nabi Ibrahim Alaihissalam telah menyerukan (agar berhaji) kepada manusia.
Dan Allah Subhanahu wa Ta'ala menjadikan siapa saja yang Dia kehendaki (untuk
bisa) mendengar seruan Nabi Ibrahim Alaihissalam tersebut dan menyambutnya. Hal
itu berlangsung semenjak zaman Nabi Ibrahim hingga sekarang.

[4]. Menyaksikan Berbagai Manfaat Bagi Kaum Muslimin


Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman : "Agar supaya mereka menyaksikan
berbagai manfaat bagi mereka" [Al-Hajj : 28]
Alah Subhanahu wa Ta'ala menyebutkan manfaat-manfaat dengan muthlaq (secara
umum tanpa ikatan) dan mubham (tanpa penjelasan) karena banyaknya dan besarnya
menafaat-manfaat yang segera terjadi dan nanti akan terjadi baik
duniawi maupun ukhrawi.

Dan diantara yang terbesar adalah menyaksikan tauhid-Nya, yakni mereka


beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala semata-mata. Mereka datang dengan
niat mencari wajah-Nya yang mulia bukan karena riya' (dilihat orang lain) dan juga
bukan karena sum'ah (dibicarakan orang lain). Bahkan mereka betauhid dan ikhlas
kepada-Nya, serta mengikrarkan (tauhid) di antara
hamba-hamba- Nya, dan saling menasehati di antara orang-orang yang datang
(berhaji dan sebagainya,- pent) tentangnya (tauhid).

[5]. Saling Mengenal Dan Saling Menasehati


Dan diantara hikmah haji adalah bahwa kaum muslimin bisa saling mengenal
dan saling berwasiat dan menasehati dengan al-haq. Mereka datang dari segala
penjuru, dari barat, timur, selatan dan utara Makkah, berkumpul di rumah Allah
Subhanahu wa Ta'ala yang tua, di Arafah, di Muzdalifah, di Mina dan di Makkah.
Mereka saling mengenal, saling menasehati, sebagian mengajari yang lain,
membimbing, menolong, membantu untuk maslahat-maslahat dunia akhirat, maslahat
taklim tata cara haji, shalat, zakat, maslahat bimbingan,
pengarahan dan dakwah ke jalan Allah.

[6]. Mempelajari Agama Allah Subhanahu wa Ta'ala


Dan diantara manfaat haji yang besar adalah bahwa mereka bisa mempelajari
agama Allah dilingkungan rumah Allah yang tua, dan di lingkungann masjid Nabawi
dari para ulama dan pembimbing serta memberi peringatan tentang apa yang mereka
tidak ketahui mengenai hukum-hukum agama, haji, umrah dan lainnya. Sehingga
mereka bisa menunaikan kewajiban mereka dengan ilmu.

[7]. Menyebarkan Ilmu


Di antara manfaat haji adalah menyebarkan ilmu kepada saudara-saudaranya
yang melaksanakan ibadah haji dan teman-temannya seperjalanan, yang di mobil, di
pesawat terbang, di tenda, di Mekkah dan di segala tempat. Ini adalah kesempatan
yang Allah Subhanahu wa Ta'ala anugerahkan. Engkau bisa menyebarkan ilmu-mu
dan menjelaskan apa yang engkau miliki, akan tetapi haruslah dengan apa yang
engkau ketahui berdasarkan Al-Kitab dan As-Sunnah dan istimbath ahli ilmu dari
keduanya. Bukan dari kebodohan dan pemikiran-pemikiran yang menyimpang dari
Al-Kitab dan As-Sunnah.

[8]. Memperbanyak Ketaatan


Di antara manfaat haji adalah memperbanyak shalat dan thawaf, sebagaimana
firman Allah Subhanahu wa Ta'ala :
Artinya : “Kemudian hendaklah mereka menghilangkan kotoran yang ada pada badan
mereka ; hendaklah mereka menyempurnakan nadzar-nadzar mereka dan hendaklah
mereka berthawaf sekeliling rumah yang tua itu (Ka'bah)” [Al-Hajj : 29]

[9]. Berdo'a Kepada-Nya


Di antara manfaat haji, hendaknya bersungguh-sungguh merendahkan diri dan
terus menerus berdo'a kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala, agar Dia menerima amal,
membereskan hati dan perbuatan ; agar Dia menolong untuk
mengingat-Nya, bersyukur kepada-Nya dan memperbagus ibadah kepada-Nya ; agar
Dia menolong untuk menunaikan kewajiban dengan sifat yang Dia ridhai serta agar
Dia menolong untuk berbuat baik kepada hamba-hamba- Nya.

Anda mungkin juga menyukai